Disusun Oleh:
Ifnu Setiawan 41616310004
Hermawan Panca A. P 41616310130
Mohammad Nur Seto 41616310038
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat-
Nya, Laporan Praktikum Supply Chain Management ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Bethriza
Hanum ST., MT. yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat dan edukasi bagi para pembaca. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik
lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis,
Produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan, dalam kegiatan produksi perusahaan
dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan
konsumen. Untuk memulai produksinya perusahaan memerlukan bahan baku untuk diolah
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah dengan kualitas yang terbaik. Agar sistem
produksi berjalan dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan, maka
perusahaan harus merencanakan bahan baku untuk kelancaran proses produksi.
PT LogistindoUtama bergerak dibidang funiture, dengan tingkat produksi yang terbilang
cukup tinggi dan waktu rentang pemesanan yang cukup pendek. Maka, perencanaan bahan
baku mutlak diperlukan guna menjamin lancarnya proses produksi. Ketidakpastian akan
permintaan berpengaruh terhadap pengadaan bahan baku, pada PT LogistindoUtama sering
sekali mengabaikan masalah pengadaan bahan baku tersebut. Dapat dilihat pada kondisi
gudang yang terbatas dan sering kali kelebihan bahan baku, sehingga terjadi penumpukan
bahan baku, keterlambatan pengadaan bahan baku karena tidak ada jadwal pembelian bahan
baku. Hal ini tanpa disadari perusahaan akan menimbulkan kerugian-kerugian, baik berupa
kerusakan bahan bila terlalu lama disimpan dan menimbulkan masalah biaya-biaya yang
seharusnya dapat diminimalisasi.
ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya
terjadi, yaitu (Ginting, 2007):
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Demand
Inv. on Order
Inv. On Hand
Net Req
Plan Order Receipt
Plan Order Release
Biaya
Biaya Simpan
Biaya Order
Total Biaya
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok sebelumnya, terdapat tiga aspek yang
perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer.
Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat
yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan
juga mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan.
b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan perusahaan kepada pelanggan. Manajemen Rantai Pasok melibatkan banyak pihak
di dalamnya, baik secara langsung maupun tak langsung dalam usaha untuk memenuhi
permintaan konsumen. Di sini rantai pasok tidak hanya melibatkan manufaktur dan suplier,
tetapi juga melibatkan banyak pihak, seperti konsumen, retailer, wholesaler, produsen
maupun transporter produk.
Aliran dari supplier ke palanggan disebut aliran dari hulu ke hilir (downstream) dan aliran
dari pelanggan ke supplier disebut aliran dari hilir ke hulu (upstream). Ketiga aliran tersebut
dijelaskan secara sederhana pada gambar 1.
Aliraan fisik
Aliran informasi
Aliran finansial
Upstream Downstrea
m
Oleh Henkoff (1994) disebutkan bahwa manajemen rantai pasok merupakan proses dimana
perusahaan memindahkan material, komponen dan produk ke pelanggan. Dalam industri
mobil, pakaian, komputer dan bahanbahan kimia, para eksekutif meletakkannya sebagai
agenda utama. Karena tekanan tinggi untuk bersaing dengan para kompetitor baik harga
maupun kualitas, perusahaan berusaha memperolehnya dengan kemampuan mereka dalam
hal mengirim barang dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat dan tepat waktu. Dengan
membuat manajemen rantai pasok sebagai salah satu bagian dari perencanaan strategik
perusahaan maka seharusnya mulai saat ini kita sudah mulai bisa berpikir bahwa kesuksesan
implementasi manajemen rantai pasok tidak akan bisa diukur dalam periode jangka pendek.
Menurut Verespej (2003) dalam menjalankan strategi ini perusahaan harus mampu
melakukan hubungan secara elektronik (electronically connected) dan perekonomian yang
dijalankan pun sudah harus digerakkan dengan teknologi (technology driven economy).
Selain itu apabila dua buah perusahaan yang telah bekerja sama dalam menerapkan rantai
pasok dan gagal untuk melakukan kolaborasi, sharing of information, dan menyediakan data
yang bertujuan untuk mewujudkan suksesnya rantai pasok ini maka bukan tidak mungkin
bahwa kedua perusahaan tersebut akan gagal untuk memperoleh nilai tambah maksimal yang
diharapkan dapat diperoleh dengan menjalankan manajemen rantai pasok ini. Hal yang
paling penting dalam pelaksanaannya, perusahaan harus mampu berpikir jauh ke depan
memprioritaskan integrasi dengan konsumen pemasok dan bahkan dengan area-area lain yang
saling berhubungan.
Pada langkah ini, revenue yang telah dihitung menjadi bagian dari perhitungan average
profit. Sehingga, maximum profit pada masingmasing production level dapat dihitung.
4. Aplikasi buy back contract
1) Menentukan distributor sells for, manufacturer sells for, salvage, manufacturer buy back,
fixed production cost, dan variable production cost.
2) Menghitung nilai distributor’s revenue, manufacturer’s revenue, average profit, maximum
profit, dan profit vs order quantity.
5. Aplikasi revenue sharing contract
1) Menentukan nilai distributor sells for, manufacturer sells for, salvage, revenue sharing,
fixed production cost, dan variable production cost.
2) Menghitung distributor’s revenue, manufacturer’s revenue, average profit, maximum
profit, dan profit vs order quantity.
3) Mencari titik global optimization
Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Demand 600 600 600 600 600 600 600 600
Inv on Order
Inv On Hand 0 -600 -1200 -1800 -2400 -3000 -3600 -4200 -4800
Net Req 600 600 600 600 600 600 600 600
Plan Order Receipt 600 600 600 600 600 600 600 600
Plan Order Release 600 600 600 600 600 600 600 600
MODUL II
Hi = Hi’ -∑Hi’ ; i€ P
Dimana :
Hi ; satuan ongkos simpan pada eselon i
Hi’: satuan ongkos simpan biasa pada fasilitas i
P : kumpulan predesesor dari fasilitas i
Dimana :
Qo : ukuran lot produksi pada unit produksi
Qd : Ukuran rlot pemesanan pada depot
Qj : Ukuran pemesanan pada retailer J
Do : Permintaan barang rata rata pada depot per tahun
Dd: permintaan barang rata rata pada depot per tahun
Dj : permintaan barang rata rata pada retailer j per tahun
Nod : Frekuensi pemesanan dari depot per tahun
Ndj : Frekuensi pemesanan dari retailer j ke depot selama (Qd/Dd)
Asumsi :
1. Permintaan barang pada retailer j berdistribusi normal dan permintaan barang hanya
dilayani melalui retailer
2. Pasar bersifat kompetitif oleh sebab itu permintaan barang yang tidak dapat dilayani
pada suatu retailer akan hilang (lost process)
3. Barang yang ada retailer tidak dapat dipindahkan dari sutu retailer keepada retailer
yang lain (non transferable)
4. Lead time tidak bervariasi , walaupun lead time dapat berbeda beda antara depot
5. Tingkat pelayanan pada setiap retailer j telah ditetapkan oleh pihak management
6. Ongkos pemesanan barang konstan untuk setiap kali pemesanan ,ongkos kekuarangan
sebanding dengan jumlah barang yang tak terlayani dan ongkos kekurangan sebading dengan
jumlah barang yang disimpan dan waktu penyimpanan
Komponen model
a. Kriteria Performasi
- Ongkos persediaan /tahun
- Tingkat pelayanan (Availibility)
b. Varibale keputusan
-Keputusan unit produksi : ukuran lot produksi (Qo) dan saat mulai beproduksi (Ro)
- pada depot : ukuran kwalitas pemesanan (Qd) kapan pemesanan dilakukan (Rd)
- pada retailer : ukuran kwalitas pemesanan (Qj) dan safety stock (SSJ ) dan kapan
pemesanan dilakukan (Rj)
Rj = Ldj Dj + SSj
Dimana :
-SSj : safety stock pada retailer j
-Dj : permintaan rata rata tahunan pada retailer j
-Ldj : lead time retailer j ke depot
Dimana :
K : Kapasitas Produksi per tahun unit produksi
Aj: Ongkos pemesanan dari retailer j ke depot (Rp/pesan )
Hj : Ongkos simpan per unit persatuan waktu pada retailer j (Rp/unit /tahun )
Formulasi Model
Min. Ongkos :
Dimana :
CT : Ekspektasi ongkos inventori total /tahun
Cret : Ekspektasi ongkos tahunan retailer
Cdep : Ekspetasi ongkos tahunan pada unit produksi
Cpro : Ekspektasi ongkos tahunan transportasi
Cret
Cret = ∑ Cj
= ∑ {Ongkos pesan + Ongkos simpan + Ongkos Kekurangan } pada retailer j
Cret = ∑{(Aj.Dj/Qj + Hj (Qj/2 + SSj) + Bj.Mj + Dj/Qj
Dimana :
Aj ; Ongkos pemsanan dari retailer J ke depot (Rp/pesan )
Hj : Ongkos simpan per unit pesatuan waktu pada retailer j (Rp/Unit/tahun )
Bj : Ongkos kekurangan perunit pada retailer (Rp/unit)
Mj : Banyaknya kekurangan barang pada setiap siklus (Qj/Dj) pada retailer j
Suatu sistem logistic terdiri atas satu unit produksi, satu depot dan 10 agen .unit produksi
berkapasitas 100.000 unit per tahun, ongkos set up sebesar Rp 25.000.000 /set up dan ongkos
simpan pada eselon produksi sebesar Rp20.000/unit/tahun, waktu pengiriman barang dari unit
produksi ke depot 1 bulan sedangkan dari depot ke retailer/agen ditunjukan pada table
1.ongkos pemesanan dari depot ke unit produksi sebesar Rp 1.000.000/pesan dan ongkos
transport dari unit produksi ke depot ebesar Rp 50.000/unit, sedangkan ongkos simpan pada
eselon depot sebesar Rp 40.000/unit/tahun.adapun data pada agen ditunjukan pada table 1.
Table 1. Data data pada agen
Age Aj HJ BJ Dj (unit Sj LDj CDj
n (j) (Rp/Psn (Rp/unit/th (Rp/Unit /thn) (unit/thn) (thn (Rp/unit
) n) ) ) )
1 50.000 4.000 50.000 5.000 500 0.05 9.500
2 40.000 6.000 50.000 4.000 400 0.03 8.000
3 30.000 8.000 35.000 4.500 500 0.10 9.000
4 60.000 10.000 40.000 5.000 500 0.10 8.000
5 75.000 12.000 40.000 6.000 600 0.05 6.000
6 65.000 8.000 30.000 5.500 550 0.05 6.000
7 70.000 10.000 40.000 6.000 600 0.10 9.000
8 60.000 8.000 45,000 5.000 500 0.05 6.000
9 55.000 12.000 50.000 4.000 400 0.05 6.000
10 70.000 8.000 40.000 5.000 500 0.03 5.000
Keterangan :
1. Agen (j) : agen ke-j (j=1s/d10)
2. Aj (Rp/psn) : ongkos pemsanan dari agen-j ke depot
3. Hj ((Rp/Unit/thn ) : ongkos simpan pada eslon agen-j
4. Bj(Rp/unit) : ongkos Transport dari depat ke agen-j
5. Dj(Unit/thn) : pemintaan barang rata rata pada agen-j/tahun
6. Sj(Unit/tahun) : Standard Deviasi pada agen-j/tahun
7. Ldj(thn) : waktu pengiriman barang dari depot kea gen-j
8. Cdj(Rp/unit) : ongkos tahunan pada agen-j
Soal : Berapa luas gudang diunit produksi ,depot dan setiap agen
1. Setiap pellet produk memiliki dimensi yang sama dan memerlukan 1.2 m x 1.2 m area.
2. Barang akan diletakan diatas rak dimana setiap raknya terdiri atas 3 tingkat.
3. Lebar gang utama adalah 4 m dan gang lainnya 3.5 m
4. Cara penempatan barang dengan mengunakan random policy.
SOAL
Suatu sistem logistik terdiri atas satu unit produksi, satu depot dan 10 agen. Unit produksi
berkapasitas 100.000 unit per tahun, ongkos set up sebesar Rp.25.000.000/set up dan ongkos
simpan pada eselon produksi sebesar Rp.20.000/unit/tahun, waktu pengiriman barang dari
unit produksi ke depot 1 bulan sedangkan dari depot ke retailer ditunjukkan pada tabel
berikut. Ongkos pemesanan dari depot ke unit produksi sebesar Rp.1.000.000/pesan, dan
ongkos tranport dari unit produksi ke depot sebesar Rp.50.000/unit, sedangkan ongkos
simpan pada eselon depot sebesar Rp.40.000/unit/tahun. Adapaun data pada agen ditunjukkan
pada tabel berikut :
DIKETAHUI :
Kapasitas unit produksi (K) = 100000 unit/tahun
Ongkos setup (A0) = 25000000 / setup
Ongkos simpan eselon pada produksi (H0) = 20000 / unit/tahun
Ongkos pemesanan dari depot ke unit produksi (Ad) = 1000000/pesan
Ongkos transport dari unit produksi ke depot (Cod) = 50000/unit
Ongkos simpan pada eselon depot (Hd) = 40.000/unit/tahun
Asumsi α = 5% = 0,05
JAWABAN
R2= ( 0,03. 4000 )+ 114R2=234 unit R5= ( 0,05. 6000 ) +221R5=521 unit
R6 =L6 D 6 + SS6
R3=L3 D 3 +SS 3
R6 =( 0,05 .5500 ) +203R6 =478 unit
R3= ( 0,10. 4500 )+ 261R3=711 unit
R7 =L7 D 7 + SS7
R8 =L8 D 8 + SS8
R9 =L9 D 9 + SS9
Diketahui bahwa alfa 5% maka dapat dilihat dari tabel distribusi normal A dan
B diperoleh :
Z α =1,65f ( Z α )=0,1023
Ψ ( Z α ) =0,0206
Maka kekurangannya dari masing-masing retailer adalah
N 1=S1 √ L1 [ f ( Z α )−Z α Ψ ( Z α ) ] N 1=500 √ 0,05 [ 0,1023−( 1,65 . 0,0206 ) ]
[ A d H 2 D2 ]
N d 2 ( N d 2+1 ) ≥
[ Do ( H +2KH D ) ( A + N +B )]
d o o
2 2 2
[ A d H 4 D4 ]
N d 4 ( N d 4 + 1)≥
[ Do ( H +2KH D ) ( A + N + B )]
d o o
4 4 4
[ Ad H 5 D 5 ]
N d 5 ( N d 5+ 1 ) ≥
[ Do ( H +2KH D ) ( A + N + B )]
d o o
5 5 5
[ 50000 ( 40000+2100000
. 20000 .50000
) ( 75000+3+ 40000 ) ]
[ 72000000000000 ]
N d 5 ( N d 5+ 1 ) ≥
[ 50000 ( 20000,4 )( 115003 ) ]
N d 5 ( N d 5+ 1 ) ≥ 0,626
[ A d H 6 D6 ]
N d 6 ( N d 6 +1 ) ≥
H d + 2 H o Do
[ ( Do
K )
( A 6 + N 6 + B6 ) ]
[ 1000000 .8000 . 5500 ]
N d 6 ( N d 6 +1 ) ≥
40000+ 2. 20000 .50000
[ ( 50000
100000 )
( 65000+ 8+30000 )
]
[ 44000000000000 ]
N d 6 ( N d 6 +1 ) ≥
[ 50000 ( 20000,4 ) ( 95008 ) ]
N d 6 ( N d 6 +1 ) ≥0,463
[ A d H 7 D7 ]
N d 7 ( N d 7 +1 ) ≥
[ Do ( H + 2KH D ) ( A + N + B )]
d o o
7 7 7
[ A d H 8 D8 ]
N d 8 ( N d 8 +1 ) ≥
[ Do ( H + 2KH D ) ( A + N + B )]
d o o
8 8 8
[ Ad H 10 D10 ]
N d 10 ( N d 10+1 ) ≥
[ Do ( H +2KH D )( A + N
d o o
10 10 + B10 ) ]
[ 1000000 . 8000 .5000 ]
N d 10 ( N d 10+1 ) ≥
[ 50000 ( 40000+2100000
.20000 . 50000
) ( 70000+ 6+ 40000 ) ]
[ 40000000000000 ]
N d 10 ( N d 10+1 ) ≥
[ 50000 ( 20000,4 ) ( 110006 ) ]
N d 10 ( N d 10+1 ) ≥ 0,364maka, Ndj berjumlah 1 karena paling minimum dari
bilangan integer.
N o d ( N od +1 ) ≥
[ A0 ( K )]
1−D0
[ ( )]
Ad H0
K
N od ( N od +1 ) ≥
[ 25000000 ( 40000+( 2100000
. 20000. 50000 )
)]
50000
[ 1000000 . 20000 1− ( 100000 )]
500010000000
N od ( N od +1 ) ≥ N ( N +1 ) ≥ 50,001
10000000000 od od
Retailer (j) Ndj Ndj (Aj + Bj + Nj) (Hj x Dj) / (Ndj x Nod x Do)
1 1 100008 57,14286
2 1 90005 68,57143
3 1 65011 102,8571
4 1 100011 142,8571
5 1 115003 205,7143
6 1 95008 125,7143
7 1 110013 171,4286
8 1 105008 114,2857
9 1 105006 137,1429
10 1 110006 114,2857
Jumlah 10 995079 1240
Modul 3
Warehouse
Perusahaan saat ini memiliki 5 kendaraan untuk melayani pre-sell accounts dan
dengan jumlah supir yang cukup (seringkali pekerja gudang dua kali lipat dari jumlah
supir). Setiap truk memiliki kapasitas 500 unit, seharga $20.000 dan memiliki ongkos
operasional $0,90 per mil yang mana sudah termasuk biaya depresiasi truk. Truk sudah
berumur 3 tahun dan memiliki umur pakai 7 tahun. Truk dapat dijual di akhir umur
pakai dengan harga sebesar 10% dari harga beli awal. Supir diberi upah sebesar $13
per jam yang termasuk di dalamnya sebesar 30% jaminan sosial.
Semua truk harus meninggalkan gudang antara pukul 6:30 AM s/d 8:00 AM
untuk pengiriman barang. Supir yang dibayar dua kali lipat dari upah standar (tanpa
tunjangan) untuk waktu antar di atas 8 jam per hari, tidak termasuk waktu makan
siang. Mr. Roy tidak menyukai pembayaran lembur. Satu setengah jam dialokasikan
bagi tiap rute untuk makan siang, yang harus dilakukan antara pukul 11:30 AM s/d
1:30 PM. Beberapa perhitungan yang dibutuhkan pada saat pengiriman terjadi di antara
waktu-waktu khusus yang diketahui sebagai time windows. Truk tidak diperbolehkan
melakukan pengiriman pada waktu sebelum dan sesudah time windows dan hal ini
jarang terjadi.
Gambar 1. Map of accounts and warehouse location
Soal:
1. Tentukan jumlah truk dan rute terbaik serta stop sequence dari rute tersebut.
Bandingkan dengan rute saat ini.
2. Berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh Mr. Roy Fowler untuk melayani
batasan time windows 8:00 AM - 5:00 PM? Apa yang perlu dilakukan untuk
mengurangi biaya?
3. Jika ada truk yang lebih besar, di mana harga truk sebesar $35.000 dengan
kapasitas 600 peti akankah dibeli? Kendaraan ini biaya operasionalnya bertambah
sebesar $0,05 per mil.
4. Jika Mr. Roy dapat menggunakan outside transport service untuk mengirimkan
barang ke semua pelanggan dengan permintaan sejumlah 50 peti atau kurang dengan
ongkos $35. Apakah Mr Roy harus memilih alternatif ini?
5. Serikat pekerja menegosiasikan jam kerja sehari adalah 7,5 jam di luar jam
makan siang sebelum jam lembur dimulai. Apakah implikasi ini terhadap desain rute
pengiriman dan biayanya?
6. Mr. Roy mempertimbangkan untuk memindahkan lokasi warehousenya pada
kordinat yang lebih berada di tengah-tengah customernya (X=20, Y=25). Biaya untuk
membangun warehouse ini paling sedikit sama dengan lokasi saat ini, tetapi porsi pre-
sell demand untuk setiap kali perpindahan mengakibatkan biaya sebesar $15.000.
Apakah perpindahan ini menarik secara ekonomi untuk pre-sell demand?
Soal no. 1:
Tentukan jumlah truk dan rute yang terbaik serta stop sequence dari rute tersebut.
Bandingkan dengan rute saat ini!
Desain rute pengiriman yang diberikan oleh perusahaan saat ini adalah:
Soal no. 2:
Berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh Mr. Roy Fowler untuk melayani batasan
time windows 8:00 AM – 5:00 PM? Apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi
biaya?
Soal 3:
Jika ada truk yang lebih besar, di mana harga truk sebesar $35.000 dengan kapasitas
600 peti akankah dibeli? Kendaraan ini biaya operasional bertambah sebesar $0,05/mil.
Analisa rute truk dengan kapasitas 600
Soal no. 4:
Jika Mr. Roy dapat menggunakan outside transport service untuk mengirimkan barang
ke semua pelanggan dengan permintaan sejumlah 50 peti atau kurang dengan ongkos
$35, apakah Mr. Roy harus memilih alterantif ini?
Tabel 7. Analisa penggunaan outside transport service
- Dari tabel di atas biaya untuk pengiriman akun no. 14 adalah $39,5 (>$35),
untuk itu disarankan menggunakan jasa outside transport service
- Jika menggunakan jasa outside transport service untuk akun no. 14 biayanya
adalah $35
- Akun no. 18 membutuhkan biaya pengiriman $19.28 (<$35), jadi tidak
disarankan untuk menggunakan jasa outside transport service
- Akun yang lain tidak bisa mengunakan jasa outside transport service karena
kapasitas maksimum dari jasa outside transport service adalah 50 peti
- Dengan rute yang telah disesuaikan untuk masalah ini, dibutuhkan 5 truk
dengan total biaya $690,17 + $35 (outside transport service) = $725,17
- Jika dibandingkan dengan solusi optimal sebelumnya ada penurunan biaya
sebesar ($739,93 - $725,17) x 250 = $3.690
- Dari segi ekonomi, Mr. Roy harus memilih alternatif jasa outside transport
service
- Namun, kehilangan kontrol langsung dalam pengiriman dan reaksi dari supir
atas alternatif ini harus dipikirkan dua kali
Soal no. 5:
Serikat pekerja menegosiasikan jam kerja sehari adalah 7,5 jam di luar jam makan
siang sebelum jam lembur dimulai. Apa implikasi hal ini terhadap desain rute
pengiriman dan biayanya?
Membuat 2 kondisi routing untuk membandingkan:
1. Jika tidak diperbolehkan lembur (7,5 jam + 30 menit makan siang = 8 jam)
2. Jika diperbolehkan lembur (8 jam + 2 jam lembur = 10 jam)
Routing 1 (tidak diperbolehkan lembur)
Tabel 8. Kondisi1 (tanpa lembur)
Soal no. 6:
Mr. Roy mempertimbangkan untuk memindahkan lokasi warehousenya pada kordinat
yang lebih berada di tengah-tengah customernya (X=20, Y=25). BIaya untuk
membangun warehouse ini paling sedikit sama dengan lokasi saat ini, tetapi porsi pre-
sell demand untuk setiap kali perpindahan mengakibatkan biaya sebesar $15.000.
Apakah perpindahan ini menarik secara ekonomi untuk pre-sell demand?
Routing setelah pindah lokasi
1. Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
2. Mahendrawati ER, I Nyoman Pujawan. 2010. Supply Chain Management
(Edisi Kedua); Guna Widya, Surabaya.
3. Hendayani, Ratih. 2011. Mari Berkenalan dengan Manajemen Logistik;
Alfabeta, Bandung.
4. Arman Hakim Nst dan Yudha Prasetyawan, (2008), Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
5. Drs Pangestu Subagyo, M.B.A, (2000), BPFE, Yogyakarta.
6. Dr Manahan P Tampubolon, (2004), Manajemen Operasional (Operations
management), Jakarta: Ghaliah Indonesia.
7. Hendra Kusuma (2001), Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Yogyakarta: Andi
8. Rosnani Ginting, (2007), Sistem Produksi, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
9. Teguh Baroto (2002), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jakarta: Penerbit
Galia Indonesia
10. http://en.wikipedia.org/wiki/Material_Requirements_PlanningMaterial
11. www.me.utexas.edu/~jensen/ORMM/omie/computation/unit/mrp_add/mrp_info.html
12. www.scribd.com/doc/16150441/an-Kebutuhan-Bahan-Baku-Mrp