Ilmu Penyusunan Gigi Rahang Atas Dan Rahang Bawah
Ilmu Penyusunan Gigi Rahang Atas Dan Rahang Bawah
DISUSUN OLEH :
NIM : 1912401007
TP. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang
telah ditentukan.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, penulis
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Berhubungan dengan tujuan pembuatan gigi tiruan adalah untuk memperbaiki fungsi
pengunyahan, fungsi bicara dan estetik maka perlu di perhatikan beberapa factor dalam
penyusunan gigi:
Alat:
- Articulator
- Pisau malam
- Lecron
- Scapel
Bahan:
- Baseplate wax
- Anasir gigi
2.2 Cara Penyusunan Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah
A. Persiapan sebelum tahap penyusunan gigi:
1. Pertama sebelum kita menyusun gigi kita siapkan kaca datar yang digunakan
sebagai
alat bantu untuk mengetahui bahwa incisal gigi terletak atau menempel di
galangan gigit bawah.
2. Memeriksa Relasi model rahang atas dan bawah. Kemudian perhatikan galangan
gigitnya. Ada 3 garis yang tampak pada galangan gigit: garis median (garis batas
antara gigi Incisiv 1 kanan kiri), garis senyum (2/3 panjang gigi anterior rahang
atas), garis caninus (batas distal keenam gigi anterior rahang atas)
B. Penyusunan gigi anterior rahang atas
Dimulai dari gigi I1 kiri dan kanan, dilanjutkan I2 dan C di satu sisi, setelah itu baru
dilanjutkan gigi I2 dan C sisi yang lainnya.
1. Insisive 1 :
a) sudut inklinasi mesio distal 50
b) Inklinasi labio palatinal
c) Insisal gigi menyentuh kaca
2. Insisive 2 :
a) sudut inklinasi mesio distal 150
b) Inklinasi labio palatinal
c) Insisal gigi menyentuh kaca
3. Caninus :
a) sudut inklinasi mesio distal 100
b) Inklinasi labio palatinal
c) Insisal gigi menyentuh kaca
a. Penyusunan untuk gigi posterior dimulai dengan menyusun gigi P1 rahang atas,
kemudian P1 rahang bawah selanjutnya P2 atas, M1 atas lalu M2 atas. Dan dilanjutkan
menyusun gigi rahang bawah dimulai dari M1 dengan cara cusp gigi M1 bawah
dipaskan / dioklusikan dengan M1 atas dengan menempelkannya dengan malam yang
telah dilelehkan, setelah itu galangan gigit rahang bawah dikerok lalu dipaskan dengan
gigi M1 yang telah ditempelkan dengan M1 atas tadi, barulah menyusun gigi M2
dilanjutkan P2.
b. Penyusunan gigi posterior rahang atas terlebih dahulu menyusun gigi P1 baru setelah
itu menyusun gigi P2, baru disusun gigi M1 dan M2, kemudian menyusun gigi M1
rahang bawah dimana spasi untuk P1 bawah di perkecil atau dicukupkan. kemudian baru
kita menyusun gigi P2 lalu gigi M2, kemudian terkhir menyusun gigi P1.
Premolar 1 : Cusp buccal menempel pada kaca / rahang bawah dan berdiri tegak
Premolar 2 : Cusp buccal dan cusp palatinal menempel pada kaca / rahang bawah
dan berdiri tegak
Molar 1 : Cusp mesio palatinal menempel pada kaca / rahang bawah
Molar 2 : Menyesuaikan gigi sebelahnya, sudut inklinasi 60⁰
a. Kekurangan
Cara Penyusunan 1
Cara Penyusunan 2
b. Kelebihan :
Cara Penyusunan 1
Cara Penyusunan 2
Penyusunan untuk gigi anterior rahang atas agak protusiv (maju kedepan) kira-kira
2mm
Penyusunan gigi rahang bawah berada dipuncak ridge
Tinggi gigi pada bagian incisal harus sejajar dengan kaca pada seluruh gigi anterior
rahang bawah. Lengkung geligi Rahang Atas cenderung lebih besar dibanding
Rahang Bawah, sehingga gigi-gigi Rahang Atas posisi lebih keluar (overhanging )
terhadap gigi-gigi Rahang Bawah saat oklusi sentris
Curve Wilson adalah kurva yang dilihat dari lateral ( kanan – kiri) yang
menghubungkan non fungsional cusp yang lebih pendek dari fungsional cusp
Klas 1 Angle disebut juga neutro oklusi ditandai dengan tonjol mesio bukal dari
molar pertama permanen maksila terletak pada bukal groove dari molar pertama
permanen mandibula. Kaninus maksila terletak pada ruangan antara tepi distal dari
kaninus mandibula dan tepi mesial dari premolar pertama mandibula.
Gigitan fissure luar rahang atas dimana gigitan yang terjadi antara gigi posterior
rahang atas dan rahang bawah dimana cusp lingual rahang atas berada pada central
ridge rahang bawah, begitu pula sebaiknya. Cusp bukal rahang bawah berada pada
central ridge rahang atas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gigi tiruan adalah gigi yang dibuat untuk menggantikan gigi asli baik rahang atas
maupun rahang bawah yang didukung oleh jaringan keras ataupun lunak yang ada di dalam
rongga mulut.
Dalam pembuatan gigi tiruan ada indikasi dan kontraindikasi yang perlu diperhatikan
agar hasil tujuan dari pembuatan gigi tiruan tercapai. Selain itu factor-faktor penting seperti
usia, jenis kelamin, bahan yang digunakan, penyakit sistemik, dan keadaan edentulous juga
harus diperhatikan. Hal yang penting pada prosedur pembuatan gigi tiruan adalah
menentukan dimensi vertikal, karena dimensi vertikal akan membentuk profil wajah dan
menentukan nyaman atau tidaknya gigi tiruan tersebut digunakan.
Agar gigi tiruan nyaman digunakan, tidak mudah lepas saat makan, minum dan berbicara
maka harus diperhatikan retensi dan stabilisasinya. Beberapa factor yang mempengaruhi
retensi stabilisasi antara lain adesi, kohesi, tegangan permukaan interfasisal, tekanan atmosfir,
otot-otot fasial dan rongga mulut dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jatuadomi, Gunawan PN, Siagian KV (2016). Alasan pemakaian gigi tiruan pada pasien poliklinik
gigi. eG.4(1):40-5.
Gunadi (2015). Termonilogi. Dalam : Gunadi HA, Margo A, Burhan LK, Suriatenggara F, Setiabudi
I. Buku ajaran ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. Jakarta: Hipokrates, hal: 30-9.
Ramadhan, AG. 2010. Serba serbi kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Bukene.
Damayanti, 2017:54.