Anda di halaman 1dari 12

NON PROTEIN NITROGEN

Disusun Oleh :
1. Aeni Halawiya
2. Ahmad Busyairi Asgar
3. Anisa Noviana
4. Aprilia Prastika
5. Ari Kurniawati
6. Baiq Arum Palawangan
7. Baiq Evianita Putri
8. Buana Putri Ayu
9. Diah Ayu Rizki Setyaningtyas
Semester : IV (Empat)
Kelas : B

D-IV ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
MATARAM
2015/2016

Kata Pengantar
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin-
Nya memberikan Kami kesempatan untuk membuat makalah mengenai
Non Protein Nitrogen.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pemilik website yang


Kami gunakan sebagai referensi dalam membuat makalah ini.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah


wawasan mengenaiNon Protein Nitrogen, baik pengertian dari Non Protein
Nitroogen tersebut, jenis, fungsi, nilai normal, tujuan pemeriksaan,
interpretasi hasil, dan prosess terbentuknya Non Protein Nitrogen.

Kami menyadari bahwa makalah yang Kami buat belum sempurna.


Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
Kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

Demikian, semoga makalah Kami nantinya dapat bermanfaat bagi


kita semua.

Mataram, 13 Mei 2016

Penulis
Daftar Isi
NON PROTEIN NITROGEN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam jaringan hidup, nitrogen terdapat sebagai protein dalam


jumlah relatif besar dan sebagai non protein nitrogen (NPN) dalam
jumlah relatif kecil. Protein adalah suatu senyawa polimer yang
tersusun dari asam amino melalui ikatan peptida. NPN terdiri dari
senyawa-senyawa nitrogen seperti asam amino bebas, alkaloid, nitrat,
urea, dan sebagainya. Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari
bahan makanan, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan
yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Adanya NPN dalm bahan makanan yang kaya protein perlu


diketahui untuk memberi gambaran nilai gizi yang sebenarnya dari
bahan makanan tersebut. Pada umumnya NPN yang terdapat dalam
bahan makanan mentah hanya sedikit dibandingkan dengan
kandungan proteinnya. Jadi nilai gizi dari bahan mentah sebenarnya
tidak begitu dipengaruhi oleh adanya NPN tersebut.

Pada bahan makanan yang telah mengalami perubahan-


perubahan baik karena pengaruh kondisi dari luar ataupun karena
proses pengolahannya kemungkinan sekali NPN nya semakin
bertambah, tergantung pada cara pengolahan yang telah diterapkan.
Hasil penguraian protein pada proses pengolahan dapat terjadi sampai
asam amino bebas yang tidak mempunyai nilai gizi lagi. Sehingga
penentuan kadar NPN dalam bahan makanan yang telah diproses
penting sekali untuk mengetahui nilai gizi yang sebenarnya tersedia
dalam bahan makanan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Non Protein Nitrogen?
2. Apa saja yang termasuk jenis dari Non Protein Nitrogen?
3. Apa peranan / fungsi Non Protein Nitrogen?
4. Berapa nilai normal dari tiap jenis Non Protein Nitrogen?
5. Bagaimana interpretasi hasil dari Non Protein Nitrogen?
6. Bagaimana proses terbentuknya dan metabolisme umum dari Non
Protein Nitrogen?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Non Protein Nitrogen.
2. Untuk mengetahui jenis dari Non Protein Nitrogen.
3. Untuk mengetahui peranan / fungsi Non Protein Nitrogen.
4. Untuk mengetahui nilai normal dari tiap jenis Non Protein Nitrogen.
5. Untuk mengetahui interpretasi hasil dari Non Protein Nitrogen.
6. Untuk mengetahui proses terbentuknya dan metabolisme umum
dari Non Protein Nitrogen.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Non Protein Nitrogen


Non Protein Nitrogen (NPN) adalah senyawa – senyawa nitrogen
bukan protein yang berasal dari katabolisme protein dan asam
nukleat. NPN yang terdiri dari senyawa-senyawa nitrogen seperti asam
amino bebas, alkaloid, vitamin, nitrat, dsb. Selama proses pengolahan
bahan makanan, protein dapat terurai menjadi NPN berupa senyawa
peptida, asam amino bahkan menjadi amonia, tergantung pada cara
pengolahan yang diterapkan (Silalahi, 1994).
NPN merupakan senyawa bukan protein yang mengandung
nitrogen seperti asam amino bebas, asam nukleat, amonia, urea,
trimetilamina (TMA) , dimetilamina (DMA), nitrat dll. Asam amino
bebas yang terdapat dalam jaringan hidup merupakan hasil residu dari
sintesis protein yang kemungkinan hasil degradasi dari protein.
Sedangkan dari asam amino bebas ini dapat terbentuk senyawa-
senyawa NPN lainnya merupakan hasil deaminasi atau dekarboksilasi
dari asam amino bebas, yang dikatalis oleh enzim-enzim tertentu
(Silalahi, 1994).
Adanya NPN dalam bahan makanan yang kaya protein perlu
diketahui untuk memberi gambaran nilai gizi yang sebenarnya dari
bahan makanan tersebut. Pada umumnya NPN yang terdapat dalam
bahan makanan segar hanya sedikit dibandingkan dengan kandungan
proteinnya. NPN yang terdapat dalam bahan tersebut biasanya berasal
dari asam amino bebas yang kemungkinan merupakan hasil degradasi
proteinnya ataupun residu dari sintesis protein yang tidak jadi. Pada
bahan makanan yang telah mengalami perubahan karena proses
pengolahannya kemungkinan sekali NPN-nya semakin bertambah.
Banyak senyawa – senyawa amina yang dapat terbentuk dari asam-
asam amino bebas, seperti amonia sebagai hasil deaminasi asam
amino bebas (Tarigan, 1983). Jadi penentuan kadar NPN dalam bahan
makanan yang telah diproses penting sekali untuk mengetahui nilai
gizi yang sebenarnya tersedia dalam bahan makanan tersebut (Ngili,
2009).

2. Jenis Non Protein Nitrogen

Dalam plasma terdapat lebih dari 15 macam zat NPN, antara lain :

A. Ureum
Ureum merupakan ‘end product’ yang paling bebas dari
protein dan asam amino. Proses katabolisme protein ini
berlangsung di dalam hati/hepar. Urea yang terbentuk dibuang
lewat ginjal, keringat dan feses (Ureum mengalami degradasi oleh
kerja bakteri usus). Pembuangan lewat urin ± 80% - 90% dari total
Nitrogen dalam urin, setelah mengalami filtrasi, reabsorbsi dan
sekresi oleh glomerulus dan tubulus ginjal. Dengan demikian dapat
dinilai fungsi ginjal. Pada keadaan normal kadar ureum darah
mencerminkan keseimbangan antara produksi dan sekresinya.

B. Kreatinin dan Kreatin


Kreatin disintesa dari asam-asam amino, diproduksi terutama
di hati dan ginjal. 98% dari total kreatin tubuh terdapat didalam
otot. Kreatinin dibentuk dari hasil dehidrasi non enzimatik kreatinin
otot, terbentuk secara spontan dan sifatnya irreversible. Produksi
kreatinin setiap hari stabil ± 2% dari kreatin dalam 24 jam.
Perubahan kadar serum kreatinin, berbeda dengan urea yaitu tidak
dipengaruhi oleh kadar protein dalam makanan. Dengan demikian
kreatinin merefleksikan beratnya kegagalan ginjal meskipun
selama suatu diet protein yang rendah dan ketat.

C. Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir utama dari metabolisme
asam nukleat dan purin pada manusia melalui jalur umum akhir
untuk konversi xantin, dengan menggunakan xantin oksidase,
menjadi asam urat. Sintesa asam urat terjadi di hati. Kadar urat
plasma sedikit dipengaruhi oleh varian kandungan purin diet dan
menggambarkan keadaan stabil antara produksi endogen dan
sekresi tubulus ke urin, karena normalnya urat yang difiltrasi
hampir seluruhnya direbsorbsi.

D. Ammoniak
Sejumlah kecil ammonia terbentuk didalam dan diabsorbsi
dari usus, serta dimetabolisme di dalam hepar. Sumber amonia
adalah diaminasi asam amino pada perombakan protein dan
pemecahan protein dalam usus oleh bakteri usus. Oksidasi
deaminasi dari asam amino terjadi dihepar, terutama dilakukan
oleh glutamat-dehydrogenase, mengkatalisis deaminasi alfa-
glutamate menjadi alfa-ketoglutarate, dan merupakan salah satu
sumber amonia yang masuk ke dalam siklus urea. Ekskresinya
lewat ginjal.

3. Fungsi Non Protein Nitrogen.


 Fungsi amonia adalah sebagai regulasi elektrolit dan pH.
 Fungsi kreatin dalam tubuh adalah berfungsi sebagai substrat
sumber energi tinggi yang menghasilkan ATP dan siap dipakai
dalam waktu cepat. Kreatin juga mampu meningkatkan
kemampuan otak dan daya ingat. Kreatin juga berfungsi sebagai
zat ergogenik yaitu zat yang mampu memberikan peningkatan
pada kapasitas performa olahraga.
 Fungsi kreatinin sangat berguna dalam mengefaluasi fungsi ginjal.
 Asam urat berfungsi sebagai antioksidan dan bermanfaat dalm
regenerasi sel. Setiap peremajaan sel kita membutuhkan asam
urat, jika tubuh kekurangan antioksidan akan banyak oksidan yang
membunuh sel-sel kita.
 Fungsi urea adalah untuk mengetahui adanya disfungsi pada ginjal.

4. Nilai Normal Non Protein Nitrogen


a. Tujuan
Pemeriksaan Non Protein Nitrogen (NPN) untuk mengetahui
fungsi ginjal. Pada gangguan ginjal sering ditemukan kadar NPN di
dalam darah meninggi sehingga dikenal istilah Azotemia.

b. Jenis-Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
kadar NPN adalah pemeriksaan ureum, keratin, kreatinin,
ammonia, asam amino, asam urat dan urea clearance.

c. Nilai Normal
 Ureum : 1,7 – 8,3 mmol/L (10-50 mg/dL)
 Kreatin : 0,2 – 0,5 mg/dL
 Kreatinin : Laki-laki = 0,9 – 1,5/100 µl
Wanita = 0,8 – 1,2/100 µl

 Amonia : 3,5 – 7 mg/dL


 Asam amino : 0,15 – 35 mg/dL
 Asam urat : Laki-laki = 3,4 – 7,0 mg/dL
Wanita = < 5,7 mg/dL

Anak = 2,5 – 5,5 mg/dL

Lansia = 3,5 – 8,5 mg/dL

 Urea clearance : 64 – 99 ml/mn

5. Interpretasi Hasil Non Protein Nitrogen


a. Ureum
 Peningkatan kadar urea (uremia) disebabkan gagalnya
mekanisme yang bekerja sebelum filtrasi oleh glomerelus,
gagal ginjal yang kemudian menyebabkan gangguan
ekskresi urea, obstruksi saluran kemih dibagian bawah
ureter, kandung kemih,atau uretra yang menghabat
ekskresi urin.
 Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati
yang berat, karsinoma payudara yang sedang dalam
pengobatan dengan androgen yang intensif, pada akhir
kehamilan, dan malnutrisi protein jangka panjang.
b. Kreatinin
 Peningkatan kadar kreatinin berhubungan dengan gagal
ginjal akut, gagal ginjal kronis, nekrosis tubular akut,
glomerulonefritis, neferopatik diabetik, hipertensi esensial,
dehidrasi, leukimia, dan lain-lain.
 Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada distropi otot
tahap akhir dan miasthenia gravis.
c. Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mememonitor fungsi
ginjal, tanda gout atau gejala leukimia.
 Kadar asam urat turun pada pasien yang diterapi dengan
obat yang bersifat uricosuric (zat yang meningkatkan
ekskresi asam urat dalam urine sehingga mengurangi
konsentrasi asam urat dalam plasma).
 Kadar asam urat meningkat pada orang dengan senyawa
purin berlebih, konsumsi alkohol berlebih, berat badan
berlebih, gangguan fungsi ginjal,penyakit degeneratif
(hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus),
konsumsi obat seperti diuretic (peluruh air kencing) dan
aspirin (pencegah serangan jantung). Asam urat juga dapat
meningkat dikarenakan faktor genetik, pada pria usia diatas
30 tahun dan wanita yang telah menopause.
d. Ammoniak
 Kadar ammoniak meningkat pada serosis hati dengan
ensefalopati (ensefalopati hepaticum) adalah suatu kelainan
dimana fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-zat
racun di dalam darah yang dalam kadaan normal dibuang ke
hati.

6. Proses Terbentuknya dan Metabolisme Umum dari Non


Protein Nitrogen.
 Siklus Amoniak dibentuk dari glutamat. Glutamat mengalami
deaminasi oksidatif oleh aktivitas L-glutamat dehidronase, yang
memerlukan NAD+ sebagai molekul penerima. Enzim ini terdapat
hanya dalam mitrokondria yaitu pada matrixnya. Glutamat
dehidronase menyebabkan terbentuknya hampir semua amonia
didalam jaringan karena glutamat merupakan satu-satunya
asam amino dengan gugus -amino yang dapat secara langsung
dilepaskan.
 Siklus urea dimulai dari amonia bebas yang terbentuk segera
dipergunakan bersama-sama dengan karbondioksida yang
dihasilkan didalam mitrokondria oleh respirasi, untuk
membentuk karbamoil fosfat didalam matriks, pada suatu reaksi
yang bergantung pada ATP yang dikatalisis oleh enzim karboil
fosfat sintetase I. Korbamoil fosfat sintetase I merupakan enzim
pengatur. Enzim ini memerlukan N-asetilglutamat sebagai
modulator positif atau perangsangnya. Pada tahap selanjutnya
korbamoit fosfat memberikan gugus karbomoilnya kepada ornitil
untuk membentuk sitrolil dan membebaskan fosfatnya.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk
asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan
argininosuksinal sintese. Pada tahap selanjutnya
argininnosuksinat segera terurai oleh argininosuksinat liase
untuk membentuk arginin dan fumarat bebas. Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase.Suatu
enzim hati dan jaringan ginjal. Fumarat yang dibentuk dapat
dikonversi jadi oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat
dehdrogenase dan selanjutnya ditransaminasi untu membentuk
kembali aspartat sedangkan arginin dibelah menjadi ornitin dan
urea.
 Siklus asam urat dimulai dari mengonsumsi zat yang
mengandung purin yang secara berlebihan kemudian zat purin
yang banyak ini masuk ke dalam tubuh melalui metabolisme
berubah menjadi asam urat. Kelebihan kadar asam urat dalam
tubuh dapat menyebabkan ginjal tidak mampu membuang
kelebihan asam urat tersebut. Kemudian kristal asam urat yang
berlebih menumpuk dipersendian akibatnya sendi menjadi
membengkak,nyeri,meradang panas dan kaku.
 Siklus kreatinin reaksi pertama adalah proses transamidanasi
dari arginin menjadi glisin untuk membentuk glikosiamina proses
ini terjadi didalam ginjal. Reaksi kedua adalah metilasi
glikosiamin oleh metionin dalam hati menjadi fosfokreatin.
Reaksi terakhir dalah reaksi nonenzimatik didalam otot untuk
merubah fosfokreatin menjadi kreatin. Kreatin dan fosfokreatin
otot dirubah secara nonenzimatik menjadi kreatinin yang
nantinya akan berdifusi keluar sel dan di ekresikan oleh ginjal.

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

labkesehatan.blogspot.com/2010/03/kreatinin-darah-serum.html?m=1

perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-tahapan-dan-proses-siklus-
urea-pada-manusia-dan-hewan.html?m=1

yazhid28bashar.blogspot.co.id/2013/10/makalah-senyawa-non-protein.html?m=1

www.academia.edu/13649304/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_KLINIK_PENGUJIAN_K
ADAR_UREUM_DENGAN_METODE_BERTHOLET_OLEH_KELOMPOK_1_GOLONGAN_II

khikymarssy.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biokimia-asam-amino.html?m=1

indahdjumati95.blogspot.co.id/2013/01/makalah-biokimia-asam-amino.html?
m=1

labkesehatan.blogspot.co.id/2010/03/ureum-darah-serum.html?m=1

www.ebiologi.com/2015/10/sistem-ekskresi-hati-fungsi-hati-alat.html?m=1

www.cekkesehatan.com/category/fungsi-asam-urat-dalam-tubuh-kita/

Anda mungkin juga menyukai