Anda di halaman 1dari 2

ASCARIS SUUM

Aspek Biologi
Morfologi
Ascaris suum Goeze atau yang biasa dikenal sebagai cacing gelang babi adalah nematoda
yang menyebabkan askariasis pada babi. Hospes utama Ascaris suum Goeze adalah babi, meskipun
dapat pula menjadi parasit pada tubuh manusia, sapi, kambing, domba, anjing, dan lain-lain (Loreille
dan Bouchet, 2003).
Secara morfologi, tidak banyak perbedaan antara Ascaris suum Goeze dan Ascaris
lumbricoides Linn. Perbedaan di antara keduanya tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya
biasa. Sedangkan penelitian dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan adanya
perbedaan pada geligi dan bentuk bibir di antara keduanya. Adanya beberapa perbedaan pola ikatan
molekul protein yang sama antara Ascaris lumbricoides dan Ascaris suum Goeze mencerminkan
hubungan genetik yang cukup dekat, serta menunjukkan adanay kemungkinan terjadinya hibridisasi
antara Ascaris lumbricoides dan Ascaris suum (Alba et al., 2009).

Siklus Hidup
Siklus hidup Ascaris suum Goeze tergolong sederhana. Babi menyebarkan infeksi melalui
tinja yang mengandung telur Ascaris. Telur infertil akan berkembang menjadi telur yang fertil dalam
waktu 4-6 minggu. Perkembangan ini membutuhkan kondisi tanah pada suhu antara 18-20°C (Mejer
dan Roepstorff, 2006).
Pada Ascaris suum siklus hidup dapat terjadi secara langsung (direct) maupun tidak langsung
(indirect). Pada siklus direct, babi akan menelan telur infentif yang mengandung larva III. Larva
tersebut akan bermigrasi ke bronkus. Selanjutnya, larva tersebut akan melakukan penetrasi pada
dinding usus besar dan bermigrasi melalui hati ke paruparu,. Ketika host batuk, larva akan tertelan
dan masuk ke saluran gastrointestinal. Di dalam traktus gastrointestinal, larva akan berkembang
menjadi bentuk dewasa. cacing dewasa akan hidup dan berkembang baik dalam usus halus babi
(Loreille dan Bouchet, 2003).
Pada siklus indirect, perkembangan akan melalui host perantara atau host paratenik seperti
cacing tanah. Host paratenik akan menelan telur infertil yang berisi larva II dan larva tersebut akan
berada di jaringan sampai babi memangsa host paratenik tersebut. Selanjutnya, larva akan
berkembang dalam tubuh babi menjadi larva III seperti proses yang berlangsung dalam siklus direct
(Mejer dan Roepstorff, 2006).

Gambar 1. Siklus Hidup Ascaris suum Goeze (Loreille dan Bouchet, 2003)
Loreille O, and Bouchet F. 2003 Evolution of Ascaris in Humans and Pigs: A Multi-Disciplinary
Approach. Mem Inst Oswaldo Cruz Vol 98(I): 39-46.

Alba, J. C. 2009. Ascariasis lumbricoides and Ascaris suum: A Comparison of Electrophoretic Banding
Patterns of Protein Extracts from the Reproductive Organs and Body Wall. Vaterinarski Arhiv 79(3).
p. 281-291.

Mejer dan Roepstorff, 2006

Aspek pemberantasan
- Pencegahan (Soeharsono, 2002)
 Penanganan limbah dari peternakan babi harus dilakukan sebaik mungkin (agar tidak
mencemari air sumur, sayur-sayuran, atau buah-buahan)
 Pembuatan kompos dari tinja babi dapat mematikan telur cacing apabila kompos tersebut
mencapai suhu ≥50°C
 Buah-buah yang jatuh ditanah harus dicuci hingga bersih terlebih dahulu untuk
menghindari pencemaran telur cacing
 Anak-anak dianjurkan tidak bermain di tempat yang banyak mengandung tinja babi
- Pengobatan (Soeharsono, 2002)
 Garam piperazine
 Penderita tidak perlu diisolasi

Soeharsono. 2002. Zoonosis: Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai