ANTIHISTAMIN
TUGAS I
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
KELAS 3J
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
dapat kami selesaikan tepat waktu. Dalam makalah ini kami menguraikan
dan efek samping antihistamin. Tak lupa kami berterimah kasih kepada dosen
kami dalam mata pelajaran farmakologi II yang sudah memberikan tugas ini.
Kami selaku penulis berharap semoga makalah bini dapat berguna dan
antihistamin. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang kontruktif demi kesempurnaan makalah ini sangat
kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat membantu pembaca, terutami bagi yang ingin
terus membina, memelihara, dan memakai antihistamin ini dengan benar. Kami
minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta bila ada
kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.1........................................................................................................... La
tar Belakang......................................................................................1
1.2........................................................................................................... Pe
rumusan Masalah..............................................................................2
1.3........................................................................................................... Tu
juan Penulisan...................................................................................2
2.1........................................................................................................... Hi
2.2........................................................................................................... Je
nis-Jenis Reseptor.............................................................................5
2.3........................................................................................................... Pe
nggolongan Antihistamin.................................................................6
2.4........................................................................................................... Ef
ek Samping ......................................................................................9
ii
2.4.2. Efek Samping Antihistamin.................................................10
2.5........................................................................................................... M
2.6........................................................................................................... Ob
at-Obat Antihistamin........................................................................14
2.7........................................................................................................... In
dikasi ...............................................................................................15
2.8........................................................................................................... Ko
ntraindikasi.......................................................................................15
2.9........................................................................................................... Ko
2.10......................................................................................................... Ep
3.1. Kesimpulan.....................................................................................18
JURNAL
PPT
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dari asam amina histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase. Hampir
semua organ dan jaringan tubuh mengandung histamin. Histamin disimpan dalam
keadaan terikat dan inaktif terutama dalam sel tertentu yang disebut mastcell.
Histamin juga terdapat dalam jumlah besar di sel epidermis, mukosa usus, dan
alergi.
untuk kelainan kronik dan rekuren. Ada empat tipe reseptor histamin, yaitu H1,
H2, H3, dan H4 yang keempatnya memiliki fungsi dan distribusi yang berbeda.
Pada kulit manusia hanya reseptor H1 dan H2 yang berperan utama. Reseptor H1
yang ditemukan pada neuron, otot polos, epitel dan endothelium. Reseptor H2
ditemukan pada sel parietal mukosa lambung, otot polos, epitelium, endothelium,
1
2
Dari latar belakang diatas maka ditarik rumusan masalah yang akan
TINJAUAN PUSTAKA
Histamin adalah suatu senyawa amina yang didalam tubuh dibentuk dari
asam amina histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase. Hampir semua
keadaan terikat dan inaktif terutama dalam sel tertentu yang disebut mastcell.
Histamin juga terdapat dalam jumlah besar di sel epidermis, mukosa usus, dan
yang tinggi pada jaringan yang berkontak dengan dunia luar. Histamin merupakan
derivat amin dengan berat molekul rendah yang diproduksi dari L-histidine. (Sari
F,2018)
jaringan mati.
histamin.
4
Dalam keadaan normal jumlah histamine dalam darah rendah, hanya kira-
kira 50 mcg/L, sehingga tidak menimbulkan efek seperti diatas. Baru bila mastcell
rusak dan membran pecah atau oleh sebab-sebab tertentu seperti tersebut diatas,
Kelebihan histamine dalam darah diuraikan oleh enzim histaminase yang juga
dermatologi, terutama untuk kelainan kronik dan rekuren. Ada empat tipe
reseptor histamin, yaitu H1, H2, H3, dan H4 yang keempatnya memiliki
fungsi dan distribusi yang berbeda. Pada kulit manusia hanya reseptor H1
2018)
tempat nya:
Zat ini memblokir atau menghambat reseptor H1 yang terdapat pada bronki,
terhadap produksi asam lambung berlebih, dan juga pembuluh darah dengan
saraf pusat.
pada sel-sel inflammatory. Dan dapat mengobati alergi dan asma. (Rianti
S,2014)
6
digunakan dalam terapi, namun khasiatnya tidak banyak berbeda. AH1 ini
dalam dosis terapi efektif untuk menghilangkan bersin, rinore, gatal pada
mata, hidung dan tenggorokan pada seasonal hay fever, tetapi tidak dapat
lain-lain. Efek yang tidak diinginkan obat ini adalah menimbulkan rasa
dapat menembus sawar darah otak sehingga dapat menempel pada reseptor
Selain itu, efek sedatif diperberat pada pemakaian alkohol dan obat
seperti generasi pertama, memiliki sifat lipolifik yang lebih rendah sulit
mengantuk. Obat ini ditoleransi sangat baik, dapat diberikan dengan dosis
untuk penderita alergi yang tergantung pada musim. Obat ini juga dapat
2007)
a. Turunan Etanolamin
kuat.
b. Turunan Etilendiamin
c. Turunan Propilamin
d. Turunan Piperazin
dari 10 jam)
10
e. Turunan Fenotiazin
digunakan pada keadaan psikosis, sering kali digunakan dalam obat batuk,
g. Golongan Sisa
pengembangan mukosa.
d. Memperkuat sekresi kelenjar ingus, ludah, air mata, dan asam lambung.
2014)
11
sama terhadap gejala-gejala alergi. Yang berbeda adalah antihistamin klasik yang
mempunyai efek samping sedatif. Efek sedatif ini diakibatkan oleh karena
antihistamin klasik dapat menembus sawar darah otak (blood brain barrier)
menembus sawar darah otak sehingga reseptor H1 sel otak tetap diisi histamin,
sehingga efek sedatif tidak terjadi. Oleh karena itulah antihistamin generasi kedua
disebut juga antihistamin non- sedatif. Badan yang mengawasi peredaran obat di
Pemilihan obat antihistamin yang ideal harus memenuhi kriteria sebagai berikut
yaitu keamanan, kualitas hidup, pemberian mudah dengan absorpsi cepat, kerja
cepat tanpa efek samping dan mempunyai aktifitas antialergi. (Gunawijaya FA,
2007)
fokus pada gejala fase awal yang tergantung histamin dari respons alergi,
sekarang menjadi jelas bahwa obat ini memiliki efek anti-inflamasi. Ini mengikuti
pengamatan oleh bakker dan rekannya bahwa histamin dapat mengaktifkan Nf-kb,
sebuah faktor transkripsi yang terlibat dalam sintesis banyak sitokin pro-inflamasi
dan molekul adhesi yang terlibat dalam inisiasi dan pemeliharaan peradangan
12
dimediasi melalui reseptor H1, dirangkum dalam referensi. Implikasi klinis dari
oleh peradangan alergi. Namun, karena hidung tersumbat lebih lambat lega dari
pada gejala hidung lainnya, terapi kontinu bukan sesuai permintaan dengan
dengan pesat, demi peningkatan nilai pengobatan penyakit alergi, sampai saat ini
beberapa khasiat lainnya, tetapi tidak mempunyai efek samping yang tak
Sampai saat ini belum teridentifikasi antagonis netral tersebut, sehingga sering
yang diartikan dengan antagonis netral adalah antagonis H1 yang efektif pada
sel termasuk reseptor H1 berada dalam keadaan aktif sampai tingkat tertentu yang
yaitu agonis, inverse agonist, dan antagonis netral. Klasifikasi sebelumnya terdiri
atas agonis dan competitive antagonist. Interaksi resepror pada permukaan sel
13
timbulnya peradangan dan gejala alergi. Mekanisme kerja obat antihistamin dalam
Histamine yang kadarnya tinggi akan memunculkan lebih banyak reseptor H1.
Reseptor yang baru tersebut akan diisi oleh antihistamin. Peristiwa molecular ini
akan mencegah untuk sementara timbulnya reaksi alergi. (Gunawijaya FA, 2007)
endotel, pembuluh darah otot, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna,
cerna dan dalam jantung. Sedangkan reseptor H3 terdapat di korteks serebri dan
agonis terbalik ketika tidak ada histamin atau antihistamin, keadaan reseptor H
aktif dan tidak aktif berada dalam keadaan setimbang atau seimbang. Histamin
yang diinduksi histamin dari sel atau jaringan tergantung pada keseimbangan
takikardia, bronkokonstriksi, dan stimulasi saraf aferen vagal saluran napas dan
sebagian besar efek histamin pada penyakit alergi dimediasi oleh H1 stimulasi
reseptor, tertentu seperti hipotensi, takikardia, pembilasan, sakit kepala, gatal dan
siklus tidur dan bangun, asupan makanan, pengaturan termal, emosi dan perilaku
menembus CNS dengan buruk, karena mereka secara aktif dipompa keluar oleh
permukaan luminal sel endotel vaskular dalam pembuluh darah yang membentuk
termasuk pematangan sel-sel saraf dan modulasi keseimbangan sel T helper tipe 1
(Th1) dan Th2 ke arah Th1. Histamin juga menginduksi pelepasan sitokin
sel-sel inflamasi, seperti eosinofil dan neutrofil. Efek klinis utama antihistamin H1
jalan napas hidung bagian bawah, dan kulit. (Motala Cas, 2009)
digunakan dalam obat batuk, disamping itu juga digunakan sebagai obat mabuk
perjalanan, anti gatal-gatal karena alergi dan obat tambahan pada penyakit
dan mempunyai efek sedatif ringan. Digunakan untuk alergi seperti rhinitis
prostaglandin.
16
efek tambahan nafsu makan. Kerja ikutnya antara lain timbul rasa mengantuk,
alergi, rasa gatal pada hidung dan mata, rasa terbakar pada mata.
menyebabkan sedasi . Obat ini secara cepat dan sempurna diabsorpsi setelah
astemizol pada keadaan yang serupa dengan terfenadin, maka pada astemizole
2.7. Indikasi
tunggal atau dalam bentuk kombinasi dengan obat dekongestan misalnya untuk
2.8. Kontraindikasi
terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktual, bayi baru lahir atau
17
premature, ibu menyusui, pasien tua, pasien yang menggunakan MAIO dan
secara topical golongan ethylene diamine pada penderita yang telah mendapat
Efek anti kolinergik dan antihistamin akan menjadi lebih berat dan lebih lams di
2.10. Epidemiologi
Di Amerika, prevalensi untuk rhinitis alergi adalah 10-30% pada usia dewasa dan
hampir 40% pada usia anak anak. Peningkatan prevalensi rhinitis alergi ini dapat
menjadi suatu beban ekonomi yang berat karena pada umumnya pasien dengan
alergi pada pekerja, sekitar 55% (8267 pekerja) dengan gejala rhinitis alergi
menjadi tidak produktif selama 3.6 hari dalam satu tahun. Di Asia Pasifik,
prevalensi rhinitis alergi tinggi terutama pada negara dengan pendapatan rendah
alergi di RS. Hasan Sadikin sebanyak 38.2% dan sekitar 64.6% pasien rhinitis
alergi tersebut berada pada rentang usia 10-29 tahun dan sekitar 45.1% berprofesi
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dalam sel tertentu yang disebut mastcell. Histamin juga terdapat dalam
tempat nya:
roksatidin.
saraf pusat.
akan memunculkan lebih banyak reseptor H1. Reseptor yang baru tersebut akan
diisi oleh antihistamin. Peristiwa molecular ini akan mencegah untuk sementara
3.2. Saran
dalam penyusunan makalah ini kami masih memerlukan kritikan dan saran bagi
21
Scribd. Cara Kerja Obat Antihistamin.Dikutip 21 September 2019 dari
scribd.com.
Setia,Anisa.Histamin Antihistamin.Dikutip 21 September 2019 dari academia.edu.
Stojkovic N, Cekic S.,dkk.2015.Histamine And Antihistamines.Scientific Journal
Of The Faculty Of Medicine.Vol.32.Hal.7-22.Tanggal akses 21
September 2019.
Syaifudin,Muhammad. Antihistamin.Dikutip 21 September 2019 dari
academia.edu.
Tablet Wise. Antazolin Efek Samping. Dikutip 21 September 2019 dari
tabletwise.com.
Wardiyati,S.A.,Siti.dkk.2018.Farmakologi Kopetensi Keahlian Farmasi.Jakarta
Zulkarnain,Octo. Histamin.Dikutip 21 september 2019 dari slideshare.net
22