23
Dirga Lestari
Universitas Mulawarman Samarinda
Abstrak
Penelitian ini melaporkan hasil dari survei menggunakan kuesioner yang mengkaji pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja. Poplasi dari oenelitian ini adalah 119 karyawa, dari jumlah tersebut 54
responden terpilih sebagai sampel. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana. Berdasarkan
persamaan regresi, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap kinerja.
Kata kunci: Orientasi Tugas, Orientasi hubungan, Gaya Kepemimpinan, Prestasi Kerja.
Abstract.
This paper reports the results of a questionnaire survey investigating the effect leadership style on employee
job performance The population of this study consist of all employees working in cooperative civil
servants (119 persons) and from the amount only 54 respondent taken as a sample. The sampling
technique used is random sampling. The responses 54 respondents are analyzed by examining the regression
equations. The results indicate that the effect of task and relationship orientation leadership style on
employee job performance is significant.
Keywords: Task, Relationship, Leadership Style, Performance
memberikan semangat kerja yang pada akhirnya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Gitosudarmo
mampu meningkatkan prestasi kerja karyawan. (2000:127) juga mendefinisikan “kepemimpinan
Menurut Mangkunegara (2001:51) prestasi kerja sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari
seseorang karyawan pada dasarnya adalah hasil individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dalam situasi tertentu”.
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target atau sasaran atau kriteria Teori Gaya Kepemimpinan
yang telah ditentukan terlebih dahulu yang telah Kepemimpinan merupakan faktor yang
disepakati bersama. Sedangkan As’ad (2000:72) sangat penting dalam mempengaruhi prestasi
menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil yang organisasi karena kepemimpinan merupakan
dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku aktivitas yang utama agar tujuan organisasi dapat
untuk pekerjaan yang bersangkutan. tercapai. Berikut adalah teori gaya kepemimpinan
Koperasi sebagai salah satu organisasi yang dikemukakan para ahli:
usaha bisnis dalam mencapai tujuannya yaitu untuk
pemberian layanan yang optimal bagi kepentingan 1. Teori Kepemimpinan Situasional
ekonomi bagi anggotanya harus dikelola dengan Hersey-Blanchard
menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang Hersey dan Blanchard dalam Gibson
efektif, dengan melaksanakan fungsi-fungsi (1996:37) mengembangkan suatu teori
manajemen secara efektif diharapkan setiap sumber kepemimpinan situasional yang menekankan pada
daya yang ada dapat memberikan manfaat yang pengikut-pengikut dan tingkat kematangan mereka.
optimal. Permasalahan yang perlu segera Para pemimpin harus menilai secara benar atau
dipecahkan yaitu rendahnya kualitas sumber daya secara intuitif mengetahui tingkat kematangan
manusia koperasi. Sumber daya manusia koperasi pengikut pengikutnya dan kemudian menggunakan
disini menyangkut dua hal yaitu sumber daya suatu gaya, kepemimpinan yang sesuai dengan
manusia koperasi sebagai pengurus/pengelola dan tingkatan tersebut. Studi Universitas Ohio State
sebagai anggota koperasi. untuk mengembangkan lebih lanjut keempat gaya
Guna meningkatkan kualitas sumber daya kepemimpinan yang dimiliki manajer (Hersey dan
yang dimiliki Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Blanchard. 1997:9). Keempat gaya kepemimpinan
khususnya yang berkaitan dengan prestasi kerja tersebut adalah: a) Telling, b) Selling, c)
karyawan, maka pimpinan harus memiliki sifat dan Participating, dan d) Delegating.
keterampilan tertentu serta mengadaptasikan sifat
dan keterampilan tersebut sesuai dengan situasi 2. Teori Jalur-Tujuan (Path-Goal Theory)
lingkungan maupun kondisi bawahan. House dalam Gitosudarmo (2000:148)
Sebagaimana pemaparan di atas, maka mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan
dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai nama teori jalan-tujuan. House memulai dengan
berikut: (1) Apakah gaya kepemimpinan orientasi formulasi awal dari teorinya, fungsi motivasi
tugas dan gaya kepemimpinan orientasi hubungan pemimpin terdiri dari peningkatan imbalan pribadi
secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja kepada bawahan atas pencapaian tugasnya,
karyawan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)? dan (2) membuat jalan yang lebih mudah untuk
Apakah gaya kepemimpinan orientasi tugas dan mendapatkan imbalan tersebut, dengan memberi
gaya kepemimpinan orientasi hubungan secara penjelasan, mengurangi hambatan, dan
parsial berpengaruh terhadap prestasi kerja meningkatkan peluang untuk mendapatkan
karyawan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)? kepuasan pribadi.
dilakukan bawahan. Sebaliknya manajer yang memberikan umpan balik kepada para karyawan
lebih efektif lebih berkonsentrasi kepada fungsi- tentang pelaksanaan kerja mereka untuk
fungsi berorientasi tugas seperti perencanaan memperbaiki prestasi kerjanya. Penilaian kinerja
dan penjadwalan kerja, mengkoordinasi pegawai tidak hanya terbatas pada segi kuantitas
aktivitas bawahan dan memberikan persediaan, dan kualitas saja, juga meliputi faktor-faktor yang
perlengkapan, dan bantuan teknis yang berhubungan dengan pekerjaan seperti: 1) disiplin,
dibutuhkan (Handoko, 2003). 2) tanggung jawab, 3) Kerjasama, dan 4) inisiatif
b. Perilaku berorientasi hubungan. Untuk dalam menyelesaikan tugas (Flippo, 1996).
manajer efektif, perilaku berorientasi tugas tidak Selanjutnya Swasto (1996:32) juga menambahkan
terjadi dengan mengorbankan perhatian bahwa prestasi kerja secara umum dapat diukur
terhadap hubungan manusia. Manajer yang melalui: 1) Kualitas kerja, 2) Kuantitas Kerja, 3)
lebih efektif perhatian, suportif, dan membantu Pengetahuan tentang pekerjaan, 4) Pendapat atau
bawahan (Handoko, 2003).. Tipe perilaku pernyataan yang disampaikan, 5) Kepuasan yang
berorientasi hubungan ditemukan mempunyai diambil, 6) Perencanaan kerja, dan 7) Daerah
korelasi dengan kepemimpinan efektif termasuk organisasi kerja.
menunjukkan kepercayaan dan keyakinan, Pada umumnya, sebagai kriteria ukuran
bertindak dengan ramah dan perhatian, mencoba prestasi kerja adalah: Kualitas, kuantitas, waktu
memahami masalah bawahan, membantu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan
bawahan mengembangkan karir lebih lanjut, keselamatan dalam menjalankan pekerjaan.
memberikan informasi pada bawahan, Selanjutnya kriteria yang terpenting dalam
menunjukkan pemahaman terhadap ide pengukuran tentang prestasi kerja tergantung pada
bawahan dan memberikan pengakuan terhadap jenis pekerjaan dan tujuan dari organisasi yang
kontribusi dan prestasi bawahan. bersangkutan. Sementara itu, menurut Rao
(1998:79) prestasi kerja dapat diukur dengan:
Prestasi Kerja Kuantitas hasil pekerjaan berhubungan dengan
1. Pengertian Prestasi Kerja jumlah yang harus diselesaikan, dimana kriteria
Prestasi kerja menurut Dharma (1985:64) kualitas menyangkut pengukuran keberhasilan
adalah Sesuatu yang dikerjakan atau produk dan suatu proses atau keluaran. Kualitas pekerjaan
jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau terdiri dari kehalusan, kebersihan, dan ketelitian
sekelompok orang. Sementara Siswanto (1999:243) pekerjaan, sedangkan waktu berhubungan dengan
menyatakan bahwa “Prestasi kerja adalah hasil waktu penyelesaian pekerjaan.
yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis
dibebankan kepadanya”. Menurut Hasibuan Berdasarkan perumusan masalah, tujuan
(2000:92) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah penelitian, dan landasan teoritis, maka kerangka
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 1..
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
Gambar 1. Kerangka Konseptual
pengalaman dan kesungguhan waktu.
2. Pengukuran Prestasi Kerja
Menurut Dharma (1985:58) pengukuran
prestasi kerja adalah: 1) Kuantitas, berapa banyak
pekerjaan yang dielesaikan, 2) Kualitas, mutu
sasaran yang dicapai, dan 3) waktu, jangka waktu
yang digunakan untuk mencapai sasaran. Selain itu,
prestasi seorang ditunjukkan oleh kemandirian,
kreativitasnya serta adanya rasa percaya diri.
Sementara menurut Swasto (1996) mengemukakan
bahwa prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan Berdasarkan kerangka konseptual pada
atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh Gambar 1. di atas, maka dirumuskan hipotesis
seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat penelitian sebagai berikut :
diukur karena berhubungan dengan kualitas dan H1: Gaya kepemimpinan berorientasi tugas dan
kuantitas pekerjaan. berorientasi hubungan secara simultan
Penilaian prestasi kerja (Performance berpengaruh terhadap perstasi kerja karyawan
Appraisal) adalah proses melalui mana organisasi- H2: Gaya kepemimpinan berorientasi tugas dan
organisasi mengevaluasi dan menilai prestasi kerja berorientasi hubungan secara parsial
karyawan (Martoyo,2000:84). Kegiatan ini dapat berpengaruh terhadap perstasi kerja karyawan
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan
26 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 23 - 28
item variabel prestasi kerja karyawan tampak pada kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi
Tabel 4 di bawah ini bahwa untuk variabel prestasi hubungan berpengaruh terhadap prestasi kerja
kerja karyawan secara keseluruhan diperoleh nilai karyawan Koperasi Pegawai Negeri.
4,26 hal ini menunjukkan bahwa rata-rata karyawan Sedangkan untuk pengujian secara parsial juga
setuju tentang perlunya meningkatkan prestasi dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan nilai t hitung
kerjanya. untuk variabel gaya kepemimpinan orientasi tugas
sebesar 2.464 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017
nilai sig.t tersebut lebih kecil dari nilai alpha (α) dalam
Analisis Regresi Linier Berganda dan Pengujian penelitian ini sebesar 5% (0,05). Hal ini dapat
Hipotesis disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan orientasi tugas
Tabel 2 berikut adalah hasil perhitungan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan Koperasi
dari uji regresi linier berganda dengan bantuan Pegawai Negeri.
Statistical Package for Social Science (SPSS) 17.0 Selanjutnya pengujian secara parsial pada
for windows variabel orientasi hubungan berpengaruh terhadap
prestasi kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung
Tabel 2
untuk variabel orientasi hubungan sebesar 2.512
Hasil analisis Regresi Linier Berganda
Variabel b t Sig t Keterangan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 nilai sig.t
Konstanta 5.863 tersebut lebih kecil dari nilai alpha (α) dalam
Kepemimpinan 0.248 2.464 0.017 Signifikan penelitian ini adalah sebesar 5% (0,05). Hal ini
Orientasi Tugas 0.329 2.512 0.015 Signifikan dapat disimpulkan bahwa orientasi hubungan
Kepemimpinan
Orientasi
berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan
hubungan Koperasi Pegawai Negeri.
α : 5 %; R : 0.529; R Square: 0.280; F hitung: 9.907; Sig. F
: 0.000 Pembahasan
Sumber : Data Primer Diolah (2014) Berdasarkan hasil analisis regresi linier dengan
uji secara simultan diperoleh hasil bahwa gaya
Sedangkan model regresi selengkapnya kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi hubungan
dari pengujian tersebut sebagai berikut: Y = berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan Koperasi
0,5863+ 0,248X1 + 0,329X2 Pegawai Negeri. Hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja pimpinan perlu menerapkan
Dari Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa dengan baik gaya kepemimpinanya. Penerapan gaya
besarnya koefisien untuk kepemimpinan orientasi kepemimpinan baik yang berorientasi tugas maupun yang
tugas sebesar 24.8 % dan pengaruh ini arahnya berorientasi hubungan perlu disesuaikan dengan kondisi
positif. Hal ini mempunyai makna bahwa apabila dan situasi yang ada di dalam organisasi. temuan tersebut
pimpinan meningkatkan gaya kepemimpian didukung oleh penelitian Hadi (2006), Ogbonna dan
Harris (2000), dan Trisnaningsih (2007). yang
orientasi tugas maka prestasi kerja karyawan akan menemukan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai
meningkat sebesar 24.8%. Sedangkan besarnya pengaruh terhadap kinerja. Artinya apabila penerapan
koefisien untuk gaya kepemimpinan orientasi gaya kepemimpinan tersebut dapat berjalan dengan baik
hubungan sebesar 32,9% dan pengaruh ini arahnya maka akan meningkatkan prestasi kerja karyawan
positif. Hal ini mempunyai makna bahwa apabila Koperasi Pegawai Negeri.
pimpinan meningkatkan gaya kepemimpinan Sementara itu, apabila dianalisis secara
orientasi hubungan, maka prestasi kerja karyawan parsial variabel gaya kepemimpinan orientasi pada
Koperasi Pegawai Negeri (KPN) meningkat sebesar tugas mempunyai pengaruh signifikan terhadap
32,9%. prestasi kerja. Hal ini mempunyai makna bahwa
Selanjutnya, dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan
besarnya nilai (R) adalah 52.9% hal ini menunjukkan Koperasi Pegawai Negeri, maka pimpinan perlu
bahwa besarnya hubungan antara gaya kepemimpinan menerapkan gaya kepemimpinan pada orientasi
orientasi tugas dan orientasi hubungan terhadap prestasi tugas dimana pimpinan perlu memberikan
kerja karyawan sebesar 52.9%. Sedangkan besarnya nilai
pengarahan kepada karyawan sebelum
koefisien determinasi (R2) adalah 28,0%, hal ini
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh gaya melaksanakan pekerjaan, menetapkan peraturan
kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi hubungan yang harus ditaati sehingga tujuan yang sudah
terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 28,0% dan ditetapkan dapat tercapai.
sisanya sebesar 72.0 % dipengaruhi oleh variabel lain Sedangkan variabel gaya kepemimpinan
yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. orientasi pada hubungan juga mempunyai pengaruh
Sementara itu, pengujian secara simultan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan pada
dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan Koperasi Pegawai Negeri. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 9,907 dengan tingkat makna bahwa apabila pimpinan selalu melakukan
signifikansi sebesar 0.000 dan nilai Sig. F tersebut musyawarah dengan bawahan sebelum mengambil
lebih kecil dari nilai α sebesar 5 %. Hal ini dapat keputusan dan terbuka untuk menerima saran maka
dikatakan bahwa secara simultan gaya prestasi kerja karyawan Koperasi Pegawai Negeri
28 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 23 - 28