Anda di halaman 1dari 6

Dirga Lestari: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan ….

23

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA


KARYAWAN (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri)

Dirga Lestari
Universitas Mulawarman Samarinda

Abstrak
Penelitian ini melaporkan hasil dari survei menggunakan kuesioner yang mengkaji pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja. Poplasi dari oenelitian ini adalah 119 karyawa, dari jumlah tersebut 54
responden terpilih sebagai sampel. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana. Berdasarkan
persamaan regresi, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap kinerja.
Kata kunci: Orientasi Tugas, Orientasi hubungan, Gaya Kepemimpinan, Prestasi Kerja.

Abstract.
This paper reports the results of a questionnaire survey investigating the effect leadership style on employee
job performance The population of this study consist of all employees working in cooperative civil
servants (119 persons) and from the amount only 54 respondent taken as a sample. The sampling
technique used is random sampling. The responses 54 respondents are analyzed by examining the regression
equations. The results indicate that the effect of task and relationship orientation leadership style on
employee job performance is significant.
Keywords: Task, Relationship, Leadership Style, Performance

Pendahuluan bawahan-bawahannya, tapi juga bisa menjamin


bahwa para karyawannya tersebut dapat bekerja
Organisasi merupakan tempat berinteraksi
dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki”.
dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat
Hal ini dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan
hubungan antara pimpinan dan bawahan. Suatu
merupakan kemampuan orang yang mempunyai
organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian
jabatan yang berhak memberikan pengaruh,
besar ditentukan oleh kepemimpinan Hal itu
pendapat, pengarahan, dan meminta orang lain
disebabkan karena kepemimpinan ialah pangkal
terutama bawahannya agar mereka bekerja dengan
utama dan pertama penyebab daripada kegiatan,
semangat dan keyakinan yang tinggi untuk
proses atau kesediaan untuk merubah pandangan
mencapai tujuan organisasi.
atau sikap (mental, phisik) daripada kelompok
Dengan demikian, untuk mencapai tujuan
orang, baik dalam hubungan organisasi formal
organisasi yang sudah ditetapkan perlu adanya gaya
maupun informal.
kepemimpinan. Menurut Kartono (2003:55) “Gaya
Peranan seorang pimpinan dalam suatu
kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang
organisasi sangat dominan, akan tetapi walaupun
dirancang untuk mengintegrasikan tujuan
demikian seorang pemimpin tidak boleh
organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai
mengabaikan pentingnya peranan para tenaga kerja
suatu tujuan tertentu”. Menurut Gitosudarmo
yaitu karyawan. Karyawan atau bawahan adalah
(2000:65) teori perilaku menekankan pada dua gaya
salah satu pelaksana berbagai macam pekerjaan dan
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang
tugas yang tentunya memerlukan dorongan atau
berorientasi tugas dan orientasi pada karyawan.
motivasi yang terus menerus untuk meningkatkan
Gaya kepemimpinan orientasi tugas adalah perilaku
gairah dan semangat kerja, yang pada akhirnya
kepemimpinan yang menekankan bahwa tugas-
mampu meningkatkan kinerja karyawan.
tugas harus dilaksanakan dengan baik, dengan cara
Kepemimpinan yang efektif sangat penting
mengarahkan dan mengendalikan dengan ketat
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan sebuah
pada bawahan. Sedangkan gaya kepemimpinan
organisasi. Untuk melihat efektif tidaknya suatu
orientasi pada karyawan adalah perilaku
kepemimpinan, dapat dilihat dari hasil kepemim-
kepemimpinan yang menekankan pemberian
pinannya. As'ad (2000:46) menyatakan kriteria
motivasi pada bawahan, melibatkan bawahan pada
kepemimpinan yang efektif yaitu “hasil dari
proses pengambilan keputusan, hubungan yang
kerjasama atau prestasi kelompok yang dipimpin
bersahabat, saling percaya dan saling menghormati.
atau unit bagiannya. Seorang pimpinan yang efektif
Pada saat pimpinan mampu menerapkan
tidak hanya bisa mempengaruhi
gaya kepemimpinannya dengan baik, maka akan
24 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 23 - 28

memberikan semangat kerja yang pada akhirnya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Gitosudarmo
mampu meningkatkan prestasi kerja karyawan. (2000:127) juga mendefinisikan “kepemimpinan
Menurut Mangkunegara (2001:51) prestasi kerja sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari
seseorang karyawan pada dasarnya adalah hasil individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dalam situasi tertentu”.
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target atau sasaran atau kriteria Teori Gaya Kepemimpinan
yang telah ditentukan terlebih dahulu yang telah Kepemimpinan merupakan faktor yang
disepakati bersama. Sedangkan As’ad (2000:72) sangat penting dalam mempengaruhi prestasi
menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil yang organisasi karena kepemimpinan merupakan
dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku aktivitas yang utama agar tujuan organisasi dapat
untuk pekerjaan yang bersangkutan. tercapai. Berikut adalah teori gaya kepemimpinan
Koperasi sebagai salah satu organisasi yang dikemukakan para ahli:
usaha bisnis dalam mencapai tujuannya yaitu untuk
pemberian layanan yang optimal bagi kepentingan 1. Teori Kepemimpinan Situasional
ekonomi bagi anggotanya harus dikelola dengan Hersey-Blanchard
menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang Hersey dan Blanchard dalam Gibson
efektif, dengan melaksanakan fungsi-fungsi (1996:37) mengembangkan suatu teori
manajemen secara efektif diharapkan setiap sumber kepemimpinan situasional yang menekankan pada
daya yang ada dapat memberikan manfaat yang pengikut-pengikut dan tingkat kematangan mereka.
optimal. Permasalahan yang perlu segera Para pemimpin harus menilai secara benar atau
dipecahkan yaitu rendahnya kualitas sumber daya secara intuitif mengetahui tingkat kematangan
manusia koperasi. Sumber daya manusia koperasi pengikut pengikutnya dan kemudian menggunakan
disini menyangkut dua hal yaitu sumber daya suatu gaya, kepemimpinan yang sesuai dengan
manusia koperasi sebagai pengurus/pengelola dan tingkatan tersebut. Studi Universitas Ohio State
sebagai anggota koperasi. untuk mengembangkan lebih lanjut keempat gaya
Guna meningkatkan kualitas sumber daya kepemimpinan yang dimiliki manajer (Hersey dan
yang dimiliki Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Blanchard. 1997:9). Keempat gaya kepemimpinan
khususnya yang berkaitan dengan prestasi kerja tersebut adalah: a) Telling, b) Selling, c)
karyawan, maka pimpinan harus memiliki sifat dan Participating, dan d) Delegating.
keterampilan tertentu serta mengadaptasikan sifat
dan keterampilan tersebut sesuai dengan situasi 2. Teori Jalur-Tujuan (Path-Goal Theory)
lingkungan maupun kondisi bawahan. House dalam Gitosudarmo (2000:148)
Sebagaimana pemaparan di atas, maka mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan
dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai nama teori jalan-tujuan. House memulai dengan
berikut: (1) Apakah gaya kepemimpinan orientasi formulasi awal dari teorinya, fungsi motivasi
tugas dan gaya kepemimpinan orientasi hubungan pemimpin terdiri dari peningkatan imbalan pribadi
secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja kepada bawahan atas pencapaian tugasnya,
karyawan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)? dan (2) membuat jalan yang lebih mudah untuk
Apakah gaya kepemimpinan orientasi tugas dan mendapatkan imbalan tersebut, dengan memberi
gaya kepemimpinan orientasi hubungan secara penjelasan, mengurangi hambatan, dan
parsial berpengaruh terhadap prestasi kerja meningkatkan peluang untuk mendapatkan
karyawan Koperasi Pegawai Negeri (KPN)? kepuasan pribadi.

Landasan Teori 3. Studi Kepemimpinan Michigan


Gaya Kepemimpinan Fokus dari penelitian pada identifikasi
Pada dasarnya suatu organisasi di dalam hubungan antara perilaku pimpinan, proses
memotivasi karyawan tidak dapat lepas dari gaya kelompok, dan ukuran kinerja kelompok. Penelitian
kepemimpinan yang diterapkannya. Untuk awal adalah seri studi laporan dengan bermacam-
memahami lebih lanjut tentang gaya macam pimpinan. Informasi tentang perilaku
kepemimpinan, berikut ini pendapat para ahli. manajerial dikumpulkan dengan wawancara dan
Thoha (2005:53) Kepemimpinan diartikan sebagai kuesioner. Sasaran pengukuran produktivitas
suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan kelompok digunakan untuk mengklasifikasikan
suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari manajer sebagai perbandingan manajer efektif atau
jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. tidak efektif. Hasilnya adalah sebagai berikut:
George R Terry dalam Thoha (1999:53) a. Perilaku Berorientasi Tugas. Manajer efektif
merumuskan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas tidak menggunakan waktu dan usaha mereka
untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya melakukan bentuk pekerjaan sama seperti yang
Dirga Lestari: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan …. 25

dilakukan bawahan. Sebaliknya manajer yang memberikan umpan balik kepada para karyawan
lebih efektif lebih berkonsentrasi kepada fungsi- tentang pelaksanaan kerja mereka untuk
fungsi berorientasi tugas seperti perencanaan memperbaiki prestasi kerjanya. Penilaian kinerja
dan penjadwalan kerja, mengkoordinasi pegawai tidak hanya terbatas pada segi kuantitas
aktivitas bawahan dan memberikan persediaan, dan kualitas saja, juga meliputi faktor-faktor yang
perlengkapan, dan bantuan teknis yang berhubungan dengan pekerjaan seperti: 1) disiplin,
dibutuhkan (Handoko, 2003). 2) tanggung jawab, 3) Kerjasama, dan 4) inisiatif
b. Perilaku berorientasi hubungan. Untuk dalam menyelesaikan tugas (Flippo, 1996).
manajer efektif, perilaku berorientasi tugas tidak Selanjutnya Swasto (1996:32) juga menambahkan
terjadi dengan mengorbankan perhatian bahwa prestasi kerja secara umum dapat diukur
terhadap hubungan manusia. Manajer yang melalui: 1) Kualitas kerja, 2) Kuantitas Kerja, 3)
lebih efektif perhatian, suportif, dan membantu Pengetahuan tentang pekerjaan, 4) Pendapat atau
bawahan (Handoko, 2003).. Tipe perilaku pernyataan yang disampaikan, 5) Kepuasan yang
berorientasi hubungan ditemukan mempunyai diambil, 6) Perencanaan kerja, dan 7) Daerah
korelasi dengan kepemimpinan efektif termasuk organisasi kerja.
menunjukkan kepercayaan dan keyakinan, Pada umumnya, sebagai kriteria ukuran
bertindak dengan ramah dan perhatian, mencoba prestasi kerja adalah: Kualitas, kuantitas, waktu
memahami masalah bawahan, membantu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan
bawahan mengembangkan karir lebih lanjut, keselamatan dalam menjalankan pekerjaan.
memberikan informasi pada bawahan, Selanjutnya kriteria yang terpenting dalam
menunjukkan pemahaman terhadap ide pengukuran tentang prestasi kerja tergantung pada
bawahan dan memberikan pengakuan terhadap jenis pekerjaan dan tujuan dari organisasi yang
kontribusi dan prestasi bawahan. bersangkutan. Sementara itu, menurut Rao
(1998:79) prestasi kerja dapat diukur dengan:
Prestasi Kerja Kuantitas hasil pekerjaan berhubungan dengan
1. Pengertian Prestasi Kerja jumlah yang harus diselesaikan, dimana kriteria
Prestasi kerja menurut Dharma (1985:64) kualitas menyangkut pengukuran keberhasilan
adalah Sesuatu yang dikerjakan atau produk dan suatu proses atau keluaran. Kualitas pekerjaan
jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau terdiri dari kehalusan, kebersihan, dan ketelitian
sekelompok orang. Sementara Siswanto (1999:243) pekerjaan, sedangkan waktu berhubungan dengan
menyatakan bahwa “Prestasi kerja adalah hasil waktu penyelesaian pekerjaan.
yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis
dibebankan kepadanya”. Menurut Hasibuan Berdasarkan perumusan masalah, tujuan
(2000:92) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah penelitian, dan landasan teoritis, maka kerangka
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 1..
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
Gambar 1. Kerangka Konseptual
pengalaman dan kesungguhan waktu.
2. Pengukuran Prestasi Kerja
Menurut Dharma (1985:58) pengukuran
prestasi kerja adalah: 1) Kuantitas, berapa banyak
pekerjaan yang dielesaikan, 2) Kualitas, mutu
sasaran yang dicapai, dan 3) waktu, jangka waktu
yang digunakan untuk mencapai sasaran. Selain itu,
prestasi seorang ditunjukkan oleh kemandirian,
kreativitasnya serta adanya rasa percaya diri.
Sementara menurut Swasto (1996) mengemukakan
bahwa prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan Berdasarkan kerangka konseptual pada
atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh Gambar 1. di atas, maka dirumuskan hipotesis
seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat penelitian sebagai berikut :
diukur karena berhubungan dengan kualitas dan H1: Gaya kepemimpinan berorientasi tugas dan
kuantitas pekerjaan. berorientasi hubungan secara simultan
Penilaian prestasi kerja (Performance berpengaruh terhadap perstasi kerja karyawan
Appraisal) adalah proses melalui mana organisasi- H2: Gaya kepemimpinan berorientasi tugas dan
organisasi mengevaluasi dan menilai prestasi kerja berorientasi hubungan secara parsial
karyawan (Martoyo,2000:84). Kegiatan ini dapat berpengaruh terhadap perstasi kerja karyawan
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan
26 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 23 - 28

Metodologi Penelitian e : tingkat kesalahan


Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasinya dalam penelitian ini adalah
Untuk menguji pengaruh secara simultan
keseluruhan karyawan di Koperasi Pegawai Negeri
variabel gaya kepemimpinan orientasi tugas dan
(KPN) Universitas Mulawarman yang berjumlah
orientasi hubungan terhadap prestasi kerja
119 orang. Singarimbun dan Effendi (2008) me-
karyawan KPN dengan menggunakan uji F. Uji F
ngungkapkan bahwa besarnya sampel tidak boleh
tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan (α)
kurang dari 5% dari populasi yang ada. Untuk
sebesar 5% dan df = (n-1), sehingga Jika F hitung > F
memenuhi kriteria tersebut maka pengukuran
tabel, maka Ho ditolak dan H a diterima ( berpengaruh
sampel dihitung dengan menggunakan rumus
signifikan) sedangkan jika F hitung < F tabel, maka Ho
Slovin dalam Umar (1998). Dengan ukuran
diterima dan Ha ditolak (tidak berpengaruh
populasi 119 orang dan tingkat kelonggaran
signifikan).
ketidaktelitian sebesar 10% maka ukuran sampel
Sementara itu, untuk menguji pengaruh
dalam penelitian ini adalah:
secara parsial variabel gaya kepemimpinan
N orientasi tugas dan orientasi hubungan terhadap
n = 54 pegawai
1  Ne 2 prestasi kerja karyawan KPN digunakan uji t. Uji t
tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan
Setelah ditentukan jumlah sampel yang
(α) sebesar 5% dan df = (n-1), sehingga jika t hitung >
dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam
Umar (1998), maka pengambilan sampel pada tiap- t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
tiap karyawan berdasarkan teknik random (berpengaruh signifikan) sebaliknya jika t hitung < t
tabel, maka Ho terima dan Ha tolak (tidak
sampling.
berpengaruh signifikan).

Identifikasi Variabel Penelitian


Hasil dan Pembahasan
Identifikasi variabel dalam penelitian ini
dapat dijelaskan pada Tabel 1 berikut. Analisis Deskriptif
1. Deskripsi Jawaban Responden Variabel
Tabel 1. Identifikasi Variabel Penelitian Kepemimpinan Orientasi Tugas (X1)
Konsep Variabel Item Berdasarkan data yang terkumpul dari
Gaya Orientasi 1. Menetapkan tujuan /target kuesioner tentang distribusi frekwensi dari item-
Kepemimpinan Tugas pekerjaan pada karyawan
(X) (X1) 2. Menetapkan peraturan
item variabel komunikasi tampak bahwa untuk
yang harus ditaati variabel gaya kepemimpinan orientasi tugas secara
3. Memberikan pengarahan keseluruhan diperoleh nilai 3,86 hal ini
pada karyawan menunjukkan bahwa karyawan setuju bahwa
Orientasi 1. Melakukan musyawarah pimpinan menggunakan gaya kepemimpinan
hubungan terlebih dahulu sebelum
(X2) mengambil keputusan orientasi tugas dalam melaksanakan
2. Dalam mengambil kepemimpinannya.
keputusan melibatkan
bawahan
3. Bersedia menerima saran 2. Deskripsi Jawaban Responden Variabel
Prestasi Prestasi kerja 1. Mutu hasil kerja Kepemimpinan Orientasi Hubungan (X2)
Kerja karyawan (Y) 2. Hasil yang dikerjakan Berdasarkan data yang terkumpul dari
(Y) dengan standar waktu kuesioner tentang distribusi frekwensi dari item-
3. Ketelitian kerja
item variabel Kepemimpinan orientasi hubungan
Sumber : Data diolah (2014)
tampak bahwa untuk variabel kedisiplinan secara
keseluruhan diperoleh nilai 4,09. Hal ini
Analisa Data menunjukkan bahwa karyawan setuju apabila
Teknik analisis yang digunakan untuk pimpinan mengunakan gaya kepemimpinan yang
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas
berorientasi hubungan setuju apabila Pegawai
terhadap variabel terikat dengan rumus:
mematuhi setiap perintah kedinasan, pegawai
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
mentaati segala peraturan dan tata tertib berlaku,
Dimana:
pegawai bersedia mejalankan tugas.
Y : Prestasi Kerja Karyawan;
a : konstanta 3. Deskripsi Jawaban Responden Variabel
b : bilangan koefisien Prestasi Kerja Karyawan (Y)
X1 : Orientasi tugas Berdasarkan data yang terkumpul dari
X2 : Orientasi hubungan kuesioner tentang distribusi frekwensi dari item-
Dirga Lestari: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan …. 27

item variabel prestasi kerja karyawan tampak pada kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi
Tabel 4 di bawah ini bahwa untuk variabel prestasi hubungan berpengaruh terhadap prestasi kerja
kerja karyawan secara keseluruhan diperoleh nilai karyawan Koperasi Pegawai Negeri.
4,26 hal ini menunjukkan bahwa rata-rata karyawan Sedangkan untuk pengujian secara parsial juga
setuju tentang perlunya meningkatkan prestasi dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan nilai t hitung
kerjanya. untuk variabel gaya kepemimpinan orientasi tugas
sebesar 2.464 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017
nilai sig.t tersebut lebih kecil dari nilai alpha (α) dalam
Analisis Regresi Linier Berganda dan Pengujian penelitian ini sebesar 5% (0,05). Hal ini dapat
Hipotesis disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan orientasi tugas
Tabel 2 berikut adalah hasil perhitungan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan Koperasi
dari uji regresi linier berganda dengan bantuan Pegawai Negeri.
Statistical Package for Social Science (SPSS) 17.0 Selanjutnya pengujian secara parsial pada
for windows variabel orientasi hubungan berpengaruh terhadap
prestasi kerja karyawan menunjukkan nilai t hitung
Tabel 2
untuk variabel orientasi hubungan sebesar 2.512
Hasil analisis Regresi Linier Berganda
Variabel b t Sig t Keterangan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 nilai sig.t
Konstanta 5.863 tersebut lebih kecil dari nilai alpha (α) dalam
Kepemimpinan 0.248 2.464 0.017 Signifikan penelitian ini adalah sebesar 5% (0,05). Hal ini
Orientasi Tugas 0.329 2.512 0.015 Signifikan dapat disimpulkan bahwa orientasi hubungan
Kepemimpinan
Orientasi
berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan
hubungan Koperasi Pegawai Negeri.
α : 5 %; R : 0.529; R Square: 0.280; F hitung: 9.907; Sig. F
: 0.000 Pembahasan
Sumber : Data Primer Diolah (2014) Berdasarkan hasil analisis regresi linier dengan
uji secara simultan diperoleh hasil bahwa gaya
Sedangkan model regresi selengkapnya kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi hubungan
dari pengujian tersebut sebagai berikut: Y = berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan Koperasi
0,5863+ 0,248X1 + 0,329X2 Pegawai Negeri. Hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja pimpinan perlu menerapkan
Dari Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa dengan baik gaya kepemimpinanya. Penerapan gaya
besarnya koefisien untuk kepemimpinan orientasi kepemimpinan baik yang berorientasi tugas maupun yang
tugas sebesar 24.8 % dan pengaruh ini arahnya berorientasi hubungan perlu disesuaikan dengan kondisi
positif. Hal ini mempunyai makna bahwa apabila dan situasi yang ada di dalam organisasi. temuan tersebut
pimpinan meningkatkan gaya kepemimpian didukung oleh penelitian Hadi (2006), Ogbonna dan
Harris (2000), dan Trisnaningsih (2007). yang
orientasi tugas maka prestasi kerja karyawan akan menemukan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai
meningkat sebesar 24.8%. Sedangkan besarnya pengaruh terhadap kinerja. Artinya apabila penerapan
koefisien untuk gaya kepemimpinan orientasi gaya kepemimpinan tersebut dapat berjalan dengan baik
hubungan sebesar 32,9% dan pengaruh ini arahnya maka akan meningkatkan prestasi kerja karyawan
positif. Hal ini mempunyai makna bahwa apabila Koperasi Pegawai Negeri.
pimpinan meningkatkan gaya kepemimpinan Sementara itu, apabila dianalisis secara
orientasi hubungan, maka prestasi kerja karyawan parsial variabel gaya kepemimpinan orientasi pada
Koperasi Pegawai Negeri (KPN) meningkat sebesar tugas mempunyai pengaruh signifikan terhadap
32,9%. prestasi kerja. Hal ini mempunyai makna bahwa
Selanjutnya, dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan
besarnya nilai (R) adalah 52.9% hal ini menunjukkan Koperasi Pegawai Negeri, maka pimpinan perlu
bahwa besarnya hubungan antara gaya kepemimpinan menerapkan gaya kepemimpinan pada orientasi
orientasi tugas dan orientasi hubungan terhadap prestasi tugas dimana pimpinan perlu memberikan
kerja karyawan sebesar 52.9%. Sedangkan besarnya nilai
pengarahan kepada karyawan sebelum
koefisien determinasi (R2) adalah 28,0%, hal ini
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh gaya melaksanakan pekerjaan, menetapkan peraturan
kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi hubungan yang harus ditaati sehingga tujuan yang sudah
terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 28,0% dan ditetapkan dapat tercapai.
sisanya sebesar 72.0 % dipengaruhi oleh variabel lain Sedangkan variabel gaya kepemimpinan
yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. orientasi pada hubungan juga mempunyai pengaruh
Sementara itu, pengujian secara simultan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan pada
dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan Koperasi Pegawai Negeri. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 9,907 dengan tingkat makna bahwa apabila pimpinan selalu melakukan
signifikansi sebesar 0.000 dan nilai Sig. F tersebut musyawarah dengan bawahan sebelum mengambil
lebih kecil dari nilai α sebesar 5 %. Hal ini dapat keputusan dan terbuka untuk menerima saran maka
dikatakan bahwa secara simultan gaya prestasi kerja karyawan Koperasi Pegawai Negeri
28 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 23 - 28

akan meningkat. Temuan tersebut di atas didukung Yogyakarta.


pendapat Luthans (2002:281) yang menyatakan 6. Hadi, Sjamsoel. 2006. Pengaruh Karakteristik
bahwa kekuasaan dan pengaruh pemimpin dapat Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan
dilihat melalui interaksi (hubungan, tugas, Kepuasan kerja serta kinerja organisasi.
kekuasaan posisi) antara, atasan dan bawahannya. Disertasi. Universitas Airlangga Surabaya.
7. Handoko, H dan F. Tjiptono. 2003.
Kesimpulan dan Saran Kepemimpinan Transformasional dan
Kesimpulan Pemberdayaan. Jurnal Ekonomi Bisnis
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Indonesia, (1): 23-34.
penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai 8. Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen
berikut : Sumber Daya Manusia. Penerbit Gunung
1. Secara simultan, kepemimpinan orientasi tugas dan Agung, Jakarta
kepemimpinan orientasi hubungan berpengaruh
9. Hersey, Paul dan Kenneth H, Blanchard. 1997.
simultan terhadap prestasi kerja karyawan Koperasi Manajemen Perilaku Organisasi Pendayagunaan
Pegawai Negeri. Hal ini dapat dikatakan bahwa
Sumberdaya Manusia. Edisi Keempat. Terjemahan
kepemimpinan orientasi tugas dan kepemimpinan
Agus Dharma. Erlangga, Jakarta
orientasi hubungan apabila diterapkan oleh pimpinan
10. Kartono, Kartini. 2003. Pemimpin dan
dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan
Kepemimpinan. Cetakan Kesebelas. Penerbit PT.
Koperasi Pegawai Negeri. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
2. Secara parsial, variabel kepemimpinan orientasi tugas 11. Luthan, fred. 2002. Perilaku organisasi. ANDI.
dan kepemimpinan orientasi hubungan masing-
Yogyakarta.
masing berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan
12. Mangkunegara, A.P. 2001. Manajemen
Koperasi Pegawai Negeri, sehingga menunjukkan
gaya kepemimpinan orientasi tugas dan orientasi Sumber Daya Manusia Perusahaan_ Edisi
hubungan yang dilakukan oleh pimpinan di Koperasi Baru. Remaja Resdakarya. Bandung.
Pegawai Negeri dapat meningkatkan prestasi kerja 13. Martoyo, 2000, Manajemen Sumber Di~ya
karyawan. Manusia Edisi. BPFE, Yogyakarta
Saran 14. Ogbonna, Emmanuel dan Lloyd C Harris.
Berdasarkan hasil pembahasan dan 2000. Leadership style, organizational culture
kesimpulan di atas, maka saran yang dapat and performance : empirical evidence from
diberikan antara lain : UK companies. The International Journal Of
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan Human Resource Management. 11 (4) : 766-
pertimbangan bagi pihak Koperasi Pegawai 788
Negeri untuk melakukan penilaian terhadap 15. Rao,TV. 1998. Performance Appraisal Theory
peningkatan prestasi kerja karyawan dengan and Practise, PenilaianPrestasiKerja.
menggunakan gaya kepemimpinan orientasi Penerbit PT. Gramedia, Jakarta
tugas dan orientasi hubungan. 16. Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen
2. Hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai Sumber Daya Manusia. Penerbit PT.
acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dengan BumiAksara, Jakarta
menambahkan variabel lain yang dapat 17. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi.2008.
digunakan sebagai bahan untuk mengukur Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta
prestasi kerja karyawan, misalnya model gaya 18. Siswanto, Bedjo. 1999. Manajemen Tenaga
kepemimpinan yang lain sehingga akan Kerja. Sinar Baru, Bandung.
menambah luas dan dalam suatu penelitian. 19. Swasto, Bambang. 1996. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Fakultas Ilmu Malang:
Daftar Pustaka Administrasi. Universitas Brawijaya.
1. As’ad, Moch. 2000. Psikologi Industri. 20. Thoha, Miftah. 2005. Manajemen
Penerbit Lembaga Manajemen Akademi kepegawaian sipil di Indonesia. Prenada
Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta. Media. Jakarta.
2. Dharma. Agus. 1985. Manajemen Prestasi 21. Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor
Kerja. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta. dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi
3. Flippo, Edwin B. 1996. Manajemen Pengaruh Pemahaman Good Corporate
Personalia. Penerbit Erlangga, Jakarta. Governance, Gaya kepemimpinan, dan
4. Gibson, James, J.M Ivancevic dan J.H Budaya terhadap Kinerja. Prosiding
Donnely. 1996. Organisasi, Perilaku, Simposium Nasional Akuntansi IX Makassar.
Struktur, Proses. Edisi kedelapan Jilid I. 22. Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya
Terjemahan Nunuk Adiami. Binarupa Aksara . Manusia dalam Organisasi. PT. Gramedia
Jakarta Pustaka Utama. Jakarta.
5. Gitosudarmo, Sudita, 2000, Perilaku
Keorganisasian Edisi Pertama. BPFE,

Anda mungkin juga menyukai