Organ Reproduksi Pada Mamalia
Organ Reproduksi Pada Mamalia
DISUSUN OLEH :
1. Ayatun Nisa (E1A013005)
2. Dewi Andriani (E1A013014)
3. Rositawati (E1A013044)
4. Siti Zar’ah (E1A013047)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur Hewan. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Struktur Hewan
yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.
Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis, dimana
penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan bekal pengetahuan yang penulis miliki
untuk mencapai hasil yang terbaik. Maka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini,
kami terbuka untuk menerima kritik-kritik yang konstruktif dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca dan
menjadikan rahmat yang tak putus bagi penulis. Amin.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
1.3; Tujuan
1; Untuk mengetahui organ reproduksi pada mamalia
2; Untuk mengetahui organ reproduksi internal
3; Untuk mengetahui organ reproduksi eksternal
4; Untuk mengetahui proses reproduksi pada mamalia
1.4; Manfaat
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui bagaimana sistem
reproduksi pada mamalia, organ-organ reproduksi mamalia beserta proses yang berlangsung
di dalamnya, dan fungsinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar Berbagai jenis uterus pada hewan dan manusia (Nalbandov, 1990) (1)
dupleks, (2) bikornua, (3) bipartite, dan (4) simpleks.
d; Serviks
Serviks adalah suatu struktur berupa sphincter yang menonjol ke kaudal ke dalam
vagina. Serviks dikenal dari dindingnya yang tebal dan lumen yang merapat. Dindingnya
ditandai dengan berbagai penonjolan.
Pada ruminansia penonjolan-penojolan ini terdapat dalam bentuk lereng-lereng
transversal dan saling menyilang disebut cincin-cincin annuler. Cincin-cincin ini sangat
nyata pada sapi (biasanya 4 buah) yang dapat menutup rapat serviks. Pada babi, cincin-
cincin tersebut tersusun dalam bentuk sekrup pembuka botol yang disesuaikan dengan
perputaran spiralis ujung penis babi jantan. Pada kuda, rongganya lurus dengan lipatan
memanjang berbentuk seperti corong sehingga mudah didilatasi secara manual.
Serviks berfungsi untuk mencegah masuknya mikroorganisme atau benda-benda
asing ke lumen uterus. Pada saat estrus, serviks akan terbuka sehingga memungkinkan
sperma memasuki uterus sehingga terjadi pembuahan serta menghasilkan cairan mucus
yang keluar melalui vagina. Pada saat hewan bunting, serviks menghasilkan sejumlah besar
mucus tebal yang dapat menutup atau menyumbat mati canalis servicalissehingga mencegah
masuknya materi infeksius ke dalam uterus serta mencegah fetus keluar. Sesaat sebelum
partus, penyumbat serviks mencair dan serviks mengalami dilatasi sehingga terbuka dan
memungkinkan fetus beserta selaputnya dapat keluar.
e; Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak
di dalam rongga pelvis, dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris
(tempat deposisi semen dan menerima penis), serta sebagai tempat berlalu bagi fetus
sewaktu partus. Legokan yang dibentuk oleh penonjolan serviks ke dalam vagina
disebut fornix. Himen adalah suatu konstriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Himen
dapat menetap dalam berbagai derajat pada semua spesies dari suatu pita sentral tipis dan
vertikal sampai suatu struktur yang sama sekali tidak tembus (himen imperforata).
2.1.1.2 Organ reproduksi jantan
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas 3 komponen yaitu, organ kelamin
primer pada hewan jantan yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau testikulus (jamak =
testes) disebut juga orchis atau didymos. Kelenjar kelamin yang biasa terdapat pada hewan
jantan terdiri dari: kelenjar Vesikularis, kelenjar Prostata, dan kelenjar Cowper, sedangkan
saluran salurannya terdiri dari epididimis, vas deferens, dan uretra. Dan alat kelamin bagian
luar atau organ kopulatoris (bagian yang digunakan saat intromisi) yaitu penis.
a; Testis
Organ kelamin primer atau testis berjumlah dua buah dan pada ternak mamalia
secara normal terdapat di dalam suatu kantong luar, disebut skrotum. Testis terletak pada
daerah prepubis, terbungkus kantong skrotum digantung oleh funiculus spermaticus yang
mengandung unsur-unsur yang terbawa oleh testis dalam perpindahannya dari cavum
abdominalis melaluicanalis inguinalis ke dalam skrotum.
Pada sapi jantan testis berbentuk oval memanjang dan terletak dengan sumbu
panjangnya vertikal di dalam skrotum, panjangnya mencapai 12--16 cm dengan diameter 6--
8 cm. Setiap testis mempunyai berat 300--500 g, namun tergantung pada umur, berat badan,
dan bangsa sapi. Secara histologi, testis dibungkus oleh tunica albugenia. Pada tepi
proksimal testis, suatu penebalan dari tunica albugenia berjalan memasuki masa testis
disebut mediastinum. Dari mediastinum dilepaskan sekat-sekat (septula testis) yang masuk
ke dalam substansi testis dan membagi substansi tersebut menjadi beberapa lobuli (lobuli
testis).
Substansi atau parenkim testis yang terdapat di dalam lobuli testis terdiri dari
saluran-saluran kecil bergulung-gulung (tubuli seminiferi) yang menghasilkan spermatozoa.
Di antara tubuli, di dalam jaringan interstitial terdapat sel-sel datar dan poligonal yang
disebut sel-sel interstitial dari Leydig, yang menghasilkan androgen, hormon-hormon
kelamin jantan terutama testosteron.
Setiap tubulus mempunyai selaput dasar (membrana basalis) terdiri dari jaringan
ikat. Dengan permukaan membrana basalis sebagai dasarnya, terletak 2 macam sel, yaitu:
1; sel-sel bundar dan besar disebut spermatogonia (spermatophore, spermospore) atau
bakal sel-sel kelamin jantan,
2; sel-sel Sertoli atau sel-sel Sustentaculer yang menjurus ke arah centrum tubulus
dan disebut sel-sel penunjang. Selain untuk nutrisi, sel-sel sertoli dianggap
memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekor spermatozoa.
Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi, yaitu: 1) menghasilkan
spermatozoa; 2) mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan
di dalam tubuli seminiferi atas pengaruh Follicle Stimulating Hormone (FSH), sedangkan
testosteron diproduksi oleh sel-sel interstitial dari Leydig atas pengaruh Interstitial Cell
Stimulating Hormone (ICSH).
Spermatozoa dihasilkan dari spermatogonia epitel germinalis di dalam tubuli
seminiferi. Sel spermatogonia akan melepaskan diri dari sel sekitarnya dan berubah bentuk
dan ciri-cirinya, kemudian melekat pada sel induk yang disebut sel Sertoli. Spermatozoa
akan melepaskan diri dari sel induk dan bebas berada dalam saluran tubuli menuju ke
saluran-saluran pengumpul.
Spermatozoa akan dialirkan dari tubuli seminiferi ke rete testis dan vasa eferentia
oleh tekanan di dalam tubuli ke epididimis, kemudian akan mendewasakan diri di dalam
epididimis. Adanya kontraksi di dalam epididimis mengakibatkan sperma akan dialirkan ke
kauda epididimis dan sperma mulai dapat bergerak dan mempunyai daya untuk membuahi
ovum. Spermatozoa diejakulasikan karena kontraksi otot, diawali dari vasa eferentia dan
diikuti seluruh saluran yang menuju keluar dan kelenjar pelengkap.
Hormon kelamin jantan bertanggung jawab untuk keinginan kelamin (libido) dan
perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder. Pada sapi jantan terlihat pada tanduk yang berat,
bentuk badan depan, suara, dan sifat-sifat luar yang lain. Testosteron diperlukan untuk
mempertahankan intergritas otot tunika dartos dan epididimis, serta aktivitas kelenjar-
kelnjar kelamin pelengkap.
Kastrasi pada hewan jantan adalah penyingkiran sumber spermatozoa dan androgen.
Pengaruh fisik dan fisiologis dari kastrasi tergantung pada tingkatan perkembangan seksual
pada saat kastrasi. Pada hewan jantan dewasa yang dikastrasi masih tetap subur untuk waktu
yang singkat setelah kastrasi, yaitu sebelum androgen dimetabolizer sepenuhnya dan
sebelum spermatozoa si dalam vasa deferentia diresorbsi. Libido akan menghilang, organ-
organ kelamin pelengkap akan beregresi, dan sifat-sifat kelamin sekunder bertahan pada
tingkatan perkembangan pada saat kastrasi dilakukan. Sapi-sapi jantan yang dikastrasi
sebelum pubertas tidak pernah mengembangkan sifat-sifat kelamin sekunder, libido, dan
sifat agresifnya tidak terlihat.
b; Epididimis
Epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis.
Epididimis mengandung duktus (saluran) yang sangat berliku-liku (panjang 60 meter pada
babi dan 80 meter pada kuda). Epididimis dapat dibagi atas kepala (kaput epididimis), badan
(korpus epididimis), dan ekor (kauda epididmis). Kauda epididimis dapat teraba dari luar
sebagai suatu penonjolan yang jelas batasnya dan terletak paling rendah di dalam skrotum.
Epididimis mempunyai 4 fungsi utama,--pengangkutan, konsentrasi, maturasi, dan
penyimpanan spermatozoa dewasa-- dengan rincian sebagai berikut:
1; pengangkutan. Spermatozoa diangkut dari rete testis ke duktus deferens (vas
deferens). Perjalanannya dibantu oleh cilia (rambut getar) yang bergerak aktif
memukul ke arah luar dan gerakan peristaltik oleh dindingnya. Pengangkutan
sperma dari epitel kecambah sampai kauda epididimis memakan waktu 7--9 hari
pada sapi jantan (tergantung pada frekuensi ejakulasi),
2; konsentrasi. Suspensi sperma encer dengan konsentrasi 25--350 ribu sel/mm3, air
diresorbsi selama perjalanan terutama pada kaput, dan ketika mencapai kauda
konsentrasi menjadi 4 juta sel/mm3,
3; maturasi. Sperma menjadi matang di dalam epididimis dan sitoplasma (cytoplasmic
droplet) berpindah dari pangkal kepala (proximal droplet) ke ujung bawah bagian
tengah sperma (distal droplet). Pematangan ini dapat dicapai atas pengaruh sekresi
dari sel-sel epitel;
4; penyimpanan. Kauda epididimis dengan lumen duktus relatif lebih luas merupakan
tempat penyimpanan sperma dewasa. Konsentrasi sperma sangat tinggi. Kondisi di
dalam kauda epididimis adalah optimal untuk pertahankan kehidupan sperma yang
berada dalam keadaan metabolisme sangat minim. Apabila epididimis sapi diikat,
sperma akan tetap hidup dan fertil di dalam epididimis sampai 60 hari.
c; Vas deferens dan Ampula
Vas deferens atau duktus deferens mengangkut sperma dari kauda epididimis ke
uretra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam pengangkutan semen
sewaktu ejakulasi. Diameter mencapai 2 mm dan konsistensi seperti tali. Dekat kauda
epididimis, vas deferens berliku-liku dan berjalan sejajar dengan korpus epididimis. Dekat
kaput epididimis, vas deferens menjadi lemas dan bersama pembuluh darah dan limfe serta
serabut syaraf membentuk Funiculus Spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis
ke dalam cavum abdominalis.
Kedua vas deferens yang terletak sebelah menyebelah di atas Vesica urinaria, lambat
laun menebal dan membesar membentuk ampulla duktus deferentis. Pada sapi ampula
berkembang dengan baik; tidak terdapat pada anjing dan kucing, serta pada babi kecil.
Kelenjar ampula mensekresikan fruktosa dan asam sitrat ke duktus deferentia. Ampula dapat
diurut secara manual dengan manipulasi rektum untuk memperoleh semen.
d; Glandula Vesicularis
Kelenjar ini dulu disebut Vesicula Seminalis. Pada sapi terdapat sepasang jelas
lobulasinya dan berada di dalam lipatan urogenital lateral dari ampula. Kelenjar vesikularis
berbeda-beda dalam ukuran dan lobulasi antar individu hewan. Pada sapi kelenjar ini
berukuran panjang 10--15 cm dan diameter 2--4 cm. Sekresi kelenjar vesicularis
membentuk 50 % dari volume ejakulat normal. Sekresi kelenjar ini bersifat keruh dan
lengket, berisi protein, kalium, asam sitrat, fruktosa, dan beberapa enzim. Biasanya sekresi
kelenjar ini bermuara dengan duktus deferens melalui bermacam-macam duktus ejakulatori
ke dalam uretra bagian pelvis kemudian ke kaudal leher vesica urinaria.
e; Glandula Prostata dan Cowper
Kelenjar prostata sapi mengelilingi uretra dan terdiri dari dua bagian: badan Prostata
(Korpus prostatae) dan prostata desseminata atauprostata Cryptik (pars desseminata
prostata).
Kelenjar Cowper (glandula bulbouretralis) terdapat sepasang, bundar, kompak,
berselubung tebal dan pada sapi lebih kecil dari kuda. Kelenjar ini terletak di atas uretra
dekat jalan keluarnya dari cavum pelvis. Sekresi kelenjar ini bersifat apokrin (bagian tengah
sitoplasma sel ditransformasi menjadi sekresi). Cairan yang menetes dari preputium sapi
sebelum penunggangan adalah sekresi kelenjar Cowper dan Prostata. Fungsinya
kemungkinan besar adalah untuk membersihkan dan menetralisir uretra dari bekas urin dan
kotoran lain sebelum ejakulasi. Cairan sekresi ini bebas dari sperma.
f; Uretra
Uretra masculinus atau canalis urogenetalis adalah saluran ekskretori bersama antara
urine dan semen. Uretra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung
glans sebagai orificium urethra externa. Uretra dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu
bagian pelvis, bulbus uretra, dan bagian penis.
Sebelum terjadi ejakulasi, konsentrasi sperma dari ampula bercampur dengan cairan-
cairan kelenjar pelengkap pada uretra bagian pelvis. Colliculus seminalis, merupakan
penonjolan pada bagian kaudal leher vesica urinaria yang berfungsi menutup leher vesica
urinaria pada saat terjadi ejakulasi dan mencegah masuknya semen ke dalam vesica urinaria
atau mencegah bercampurnya semen dengan urine.
g; Preputium
Merupakan suatu invaginasi berganda dari kulit dan menyelubungi bagian bebas dari
penis pada waktu tidak ereksi serta badan penis kaudal pada saat ereksi. Orificium
preputii merupakan pintu luar preputium. Permukaan luar merupakan kulit yang agak khas,
sedangkan bagian dalam adalah selaput lendir yang berlipat-lipat dan mengandung kelenjar
tubuler yang menghasilkan sekresi berlemak. Sekresi berlemak ditambah sel epitel yang
lepas dan kuman-kuman yang ada akan membentuk substansi yang disebut smegma
preputii. Preputium tersusun oleh 2 otot yaitu protactor (praeputialis cranialis) dan otot
retractor (praeputialis kaudalis) yang berfungsi menarik orificium preputialis ke depan atau
ke belakang.
Terdapat tiga jenis mamalia, yaitu monotremata, marsupial, dan plasental, dan
semuanya terjadi melalui fertilisasi internal. Monotremata adalah mamalia yang bertelur.
Mamalia marsupial melahirkan bayi yang belum berkembang baik; perkembangan
utamanya terjadi di luar rahim. Pada mamalia plasental, bayi yang lahir merupakan individu
dengan organ tubuh yang lengkap dan berfungsi kecuali organ seksual.
2.1.2;Organ Reproduksi Eksternal
2.1.2.1; Organ Reproduksi Betina
Alat kelamin luar terbagi atas vestibulum dan vulva. Vulva terdiri dari labia majora,
labia minora, commisura dorsalis dan ventralis, serta klitoris. Pertemuan antara vagina dan
vestibulum ditandai oleh muara uretra eksterna (orificium urethrae externa). Pada sapi dan
babi terdapat kantong buntu disebut diverticulum suburethrae yang terletak pada bagian
bawah dari permuaraan uretra. Selama proses partus berlangsung, vestibulum berfungsi
untuk tumpuan pertautan bagi seluruh saluran kelamin yang berkontraksi sewaktu
mengeluarkan fetus.
Labia atau bibir vulva secara normal selalu dekat berdampingan, tidak menganga,
dan lubang vulva terletak tegak lurus terhadap lantai pelvis. Labia minora adalah bibir yang
lebih kecil dengan jaringan ikat di dalamnya dan mengandung kelenjar Sebaceous. Antara
celah vulva dan anus terdapat perineum yaitu kulit yang terdiri dari jaringan ikatdan urat
daging yang dapat sobek bila melahirkan anak yang terlalu besar.
Commisura ventralis menutupi klitoris, suatu struktur yang homolog dan mempunyai
asal embriologik yang sama dengan penis. Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang
diselubungi oleh epithel squamous bersusun dan mengandung cukup banyak ujung-ujung
syaraf sensoris.
2.2; Reproduksi
Terdapat tiga jenis mamalia, yaitu monotremata, marsupial dan plasental, dan
semuanya terjadi melalui fertilisasi internal. Monotremata adalah mamalia yang bertelur.
Mamalia marsupial melahirkan bayi yang belum berkembang baik, perkembangan
utamanya terjadi di luar rahim. Pada mamalia plasental, bayi yang lahir merupakan individu
dengan organ tubuh yang lengkap dan berfungsi kecuali organ seksual.
Platipus digolongkan dalam mamalia monotremata. Platipus menelurkan telur tang
mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada telur burung. Platipus betina
biasanya menelurkan dua telur pada saat bersamaan. Walaupun terkadang memungkinkan
platipus betina menelurkan satu atau tiga telur. Periode inkubasinga dibagi menjadi tiga
bagian yaitu:
Tahap pertama, embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada
kantung merah telur untukbernafas.
Tahap kedua jari-jari kaki mulai muncul.
Tahap ketiga gigi muncul.
Telur menetas sesuai periode inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur
menetas, keluarlah bayi platipus tidak berambut yang langsung melekat pada induknya.
Sang induk kemudian menyusui anaknya yang peka dan buta. Bayi platipus akan
meninggalkan sarangnya setelah berusia 17 minggu. Organ reproduksi platipus mirip
dengan aves karena ovarium kanan tidak tumbuh sempurna.
Mamalia marsupial dan plasental tidak bertelur seperti mamalia monotremata.
Mamalia jantan dan memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahan bersifat internal.
Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Sperma
yang telah masuk kedalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari
ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan
menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama
pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat
makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta dan tali
pusar.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Mammalia merupakan hewan vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Hewan
Mammalia betina memiliki kelenjar mamae (susu) yang berkembang atau tumbuh dengan
baik, anggota gerak depan dapat bermodifikasi untuk berlari dan pada kulit terdapat banyak
kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Hewan mamalia juga mengalami fertilisasi internal,
lubang genital dan anus terpisah, ada organ intromitten (penis), telur tidak bercangakang,
dikandung dalam uterus (oviduk). Hewan mamalia betina memiliki organ reproduksi primer
dan sekunder. Organ reproduksi primer yaitu ovarium. Ovarium menghasilkan ova (sel
telur) dan hormon-hormon kelamin betina. Organ reproduksi sekunder atau saluran
reproduksi terdiri dari oviduk, uterus, serviks, vagina, dan vulva. Fungsi organ-organ
reproduksi sekunder menerima, menyalurkan, dan menyatukan sel-sel kelamin jantan dan
betina, memberi lingkungan, memberi makan, melahirkan individu baru. Alat-alat kelamin
dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamentum ini terdiri dari mesovarium
(penggantung ovarium), mesosalpink (penggantung oviduk), dan mesometrium
(penggantung uterus). Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas 3 komponen yaitu,
organ kelamin primer pada hewan jantan yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau
testikulus (jamak = testes) disebut juga orchis atau didymos. Kelenjar kelamin yang biasa
terdapat pada hewan jantan terdiri dari: kelenjar Vesikularis, kelenjar Prostata, dan kelenjar
Cowper, sedangkan saluran salurannya terdiri dari epididimis, vas deferens, dan uretra. Dan
alat kelamin bagian luar atau organ kopulatoris (bagian yang digunakan saat intromisi) yaitu
penis. Terdapat tiga jenis mamalia, yaitu monotremata, marsupial dan plasental, dan
semuanya terjadi melalui fertilisasi internal. Monotremata adalah mamalia yang bertelur.
Mamalia marsupial melahirkan bayi yang belum berkembang baik, perkembangan
utamanya terjadi di luar rahim. Pada mamalia plasental, bayi yang lahir merupakan individu
dengan organ tubuh yang lengkap dan berfungsi kecuali organ seksual.
3.2;Saran
Sebaiknya makalah dibaca secara seksama dan telititi agar mudah di mengerti,
sehingga pemahaman yang didapatkan lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://tabangang.blogspot.com/2013/12/organ-reproduksi-jantan-dan-betina.html (Diakses
pada hari sabtu, 29 November 2014 pada pukul 20.00 wita)
http://biologikitakelompok8.blogspot.com/2013/12/reproduksi-mamalia.html (Diakses pada
hari sabtu, 29 November 2014 pada pukul 20.05 wita)
http://niayulianty.blogspot.com/2013/04/anatomi-dan-fungsi-organ-reproduksi.html
(Diakses pada hari sabtu, 29 November 2014 pada pukul 20.30 wita)
http://www.scribd.com/doc/9680551/MONOTREMATA (Diakses pada hari sabtu, 01
Desember 2014 pada pukul 20.00 wita)
http://penapun-tertoreh.blogspot.com/2010/04/reproduksi-mamaliatikus-dan-aves.html
(Diakses pada hari sabtu, 04 Desember 2014 pada pukul 13.00 wita)