Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andhika Mulya P

NIM : 20180810012

Kelas : A

TUGAS NAVAL PSYCHOLOGY

1. Apa hakekat komunikasi?


 Hakikat komunikasi adalah sebuah proses pernyataan antar manusia, di mana
yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam istilah
komunikasi terdapat pesan atau (message), orang yang memberi pesan
(komunikator), dan orang yang menerima pernyataan (komunikan).
Komunikasi juga berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan. Selain itu pesan dalam komunikasi memiliki dua aspek, yakni
yang pertama adalah isi pesan (the content of message) dan kedua adalah
lambang (symbol). Secara kongkrit, pesan adalah pikiran atau perasaan,
sementara lambang adalah bahasa (Effendy, 2007).

2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi psikologi penerbangan?


 Psikologi penerbangan adalah suatu studi tentang perilaku manusia, khususnya
usaha-usaha awak pesawat (aviator) untuk beradaptasi terhadap lingkungan
asing yang dihadapinya. Pengertian perilaku adaptasi ini tidak
diinterpretasikan terbatas dalam situasi-situasi in flightsaja, melainkan
termasuk juga dalam hubungan jarak jauh. Tujuan suatu penyesuaian adalah
mencapai optimalisasi antara tuntutan manusia beserta peralatannya terhadap
tantangan dari lingkungan yang dihadapinya. Dengan tercapainya optimalisasi
ini, diharapkan terjamin pula keamanan dan efektivitas pencapaian tujuan
secara maksimal.
Jadi, komunikasi psikologi penerbangan adalah bagaimana cara aviator
berkomunikasi dengan lingkungannya guna pencapaian adaptasi yang baik
dengan lingkungan yang dihadapi, yang bertujuan untuk mencapai
optimalisasi serta keefektivan dalam menjalankan tugas penerbangan. Dalam
dunia penerbangan mutlak bagi seorang pilot untuk menguasai prosedur
komunikasi dengan ATC (Djaja, 2008). Mulai dari istilah, sistem sampai
dengan praseologi harus dikuasai oleh penerbang. Komunikasi antara pilot dan
pengendali lalulintas udara (ATC) adalah salah satu dasar untuk kontrol lalu
lintas udara (Hopkin, 1995; Rantanen dan Kokayeff, 2002).

3. Apa bedanya komunikasi yang baik dengan komunikasi yang efektif?


 Komunikasi yang baik, cara komunikan menyampaikan isi verba nya dengan
efektif, bicara yang penuh motivasi agar lawan bicaranya yakin dengan apa
yang komunikan sampaikan agar tujuan komunikasi tersebut tercapai.
 Komunikasi yang efektif, Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak
berputar-putar untuk menyampaikan suatu poin pembicaraan. Cepat, tepat,
lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara efektif membuat
lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan dapat
mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.

DeVito (dalam Liliweri, 2015) menyebutkan lima hal yang menandai terjadinya
komunikasi interpersonal yang efektif, antara lain:
1. Keterbukaan (Openess)
Mengacu pada keterbukaan dan kesediaan pelaku komunikasi untuk bereaksi
secara jujur terhadap pesan dalam suatu interaksi. Contohnya berupa penilaian
terhadap pesan secara obyektif dengan menggunakan data yang valid dan
logika yang tepat.
2. Empati
Dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menempatkan diri secara emosional
dan intelektual pada posisi lawan bicara.
3. Sikap Mendukung (Supportiveness)
Sikap mendukung dalam suatu komunikasi interpersonal dapat mengurangi
sikap defensif dalam interaksi, di mana hal tersebut bisa menimbulkan
gangguan dan mengurangi efektifitas komunikasi.
4. Sikap Positif (Positiveness)
Seseorang yang memiliki sikap positif tentu akan menyampaikan pesan yang
positif pula, dan dengan cara yang positif. Sikap ini turut dipicu oleh dorongan
(stroking) perilaku untuk menghargai eksistensi orang lain yang menjadi lawan
bicara.
5. Kesetaraan (Equality)
Hal ini merupakan pengakuan bahwa masing-masing pihak dalam komunikasi
memiliki sesuatu yang bernilai untuk diberikan kepada orang lain. Selain itu
kesetaraan juga dapat membuat komunikasi berjalan seimbang tanpa adanya
perasaan terintimidasi dari lawan bicara

4. Jelaskan komunikasi yang terjadi di dalam kokpit!


 Komunikasi yang terjadi di dalam kokpit adalah komunikasi dengan ATC,
ATC memberi instruksi kepada semua pilot yg sedang terbang maupun sedang
berada di bandara, untuk menghindari terjadinya hal buruk seperti kecelakaan
pesawat, tabrakan antar pesawan, tergelincir, dan lain-lain dan pilot harus
mentaati semua apa yg di instruksi kan ATC.

5. Sebutkan hal-hal yang menghambat komunikasi!


 Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi adalah sebagai berikut
(Suranto, 2010):
a. Komunikator komunikator gagap (hambatan biologis), komunikator
tidak
kredibel/tidak berwibawa dan kurang memahami karakteristik komunikan
(tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan lain-lain) atau komunikator yang
gugup (hambatan psikologis), perempuan tidak bersedia terbuka terhadap
lawan bicaranya yang laki-laki (hambatan gender).
b. Komunikan yang mengalami gangguan pendengaran (hambatan
biologis),
komunikan yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan (hambatan
psikologis), seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan
masalah seksual dengan seorang lelaki (hambatan gender).
c. Komunikator dan komunikan kurang memahami latar belakang sosial
budaya
yang berlaku sehingga dapat melahirkan perbedaan persepsi.
d. Komunikator dan momunikan saling berprasangka buruk sehingga
membosankan.
e. Tidak digunakannya media yang tepatatau terdapat masalah pada
teknologi
komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
f. Perbedaan bahasa sehingga menyebabkan perbedaan penafsiran pada
symbol-simbol tertentu.
g. Adanya NOISE, kejadian Apersepsi atau gangguan saat komunikasi.
6.
Daftar Pustaka

Direktori Training Indonesia. 2015. Teknik Berkomunikasi baik.


http://direktoritraining.com/teknik-berkomunikasi-yang-baik/. Diakses pada 30 Maret
2020 Pukul 3.10 WIB.

Hopkin, V.D., 1995. Human factor in air traffic control. Taylor & Francis, Bristol, PA.

Liliweri. (2015).Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Kencana Prenadamedia.

Prasetyo, Drs., ( 2005). Orientasi Psikologi Penerbangan. Jakarta: Dinas Psikologi TNI AU.

Rantanen, E.M., Kokayeff, N.K., 2002 Pilot error in copying air traffic control clearances.
Santa Monica, Human Factors and Ergonomics Society. In: Proceedings of the 46th
Annual Meeting of the Human Factors and Ergonomics Society.

Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widiastuti, Nur. 2016. Speech Recognition Conceptual Design in Aircraft Communications


to Reduce Flight Communication Mistake. Yogyakarta: Jurnal Perhubungan Negara. Vol. 42,
No. 3.

Anda mungkin juga menyukai