Anda di halaman 1dari 14

Makalah :

OLEH

KELOMPOK 11

1. FAUZIAH MEUTIA SALSABILA J1A1 16 293


2. RIZKI INDAH SARY J1A1 16 332
3. RISA ATRIYANI R J1A1 16 334

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga Tugas
kelompok berupa makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dalam
pembuatan makalah ini,penulis bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Dasar
Ilmu Gizi dengan judul “SELENIUM (Se)”

Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi materi yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu
segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kendari, 6 Juni 2017

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
C. TUJUAN...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI SELENIUM (Se).............................................................................3


B. FUNGSI SELENIUM.......................................................................................4
C. SUMBER SELENIUM.....................................................................................4
D. DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN SELENIUM.....................4
E. ASUPAN SELENIUM YANG DI ANJURKAN.............................................5
F. METABOLISME SELENIUM........................................................................5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.................................................................................................8
B. SARAN.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selenium adalah mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita. Mineral ini merupakan bagian penting dari enzim antioksidan yang akan
melindungi sel tubuh kita terhadap efek negatif yang ditimbulkan oleh radikal
bebas. Selenium bekerja sebagai kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam
oksidasi asam lemak dan penghancuran asam amino.
Tumbuhan merupakan sumber utama dari selenium. Sayangnya, kadar
selenium yang terdapat pada tumbuhan seringkali berbeda-beda. Kadar dalam
tumbuhan tergantung dari kadar Selenium dalam tanah dimana mereka tumbuh.
Akibatnya, defisiensi selenium bisa terjadi pada mereka yang hidup di tanah
yang sedikit mengandung selenium.
Selain dari tumbuhan, selenium bisa juga kita peroleh dari daging hewan
termasuk makanan laut. Selenium dalam makanan terdapat dalam bentuk seleno
methionin dan selenosistein.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di peroleh berbagai macam
pembahasan atau masalah yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini.
Adapun berbagai macam pembahasan dalam makalah ini dapat di temukan
berbagai titik permasalahan yang membentuk suatu pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan Mineral Selenium (Se)?
2. Apa saja fungsi Selenium (Se)?
3. Apa saja sumber dari Selenium (Se)?
4. Apa saja dampak yang di timbulkan akibat kekurangan dan kelebihan
Selenium (Se)?
5. Berapa asupan Selenium (Se) yang di anjurkan?
6. Bagaimana proses metabolisme Selenium (Se)?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, dapat di peroleh beberapa tujuan sebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui definisi Mineral Selenium (Se)
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari Selenium (Se)
3. Untuk mengetahui sumber Selenium
4. Untuk mengetahui yang di timbulkan akibat kekurangan dan kelebihan
Selenium (Se)
5. Untuk mengetahui berapa asupan Selenium (Se) yang di anjurkan
6. Untuk mengetahui proses metabolisme Selenium (Se)
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI SELENIUM (Se)


Selenium berasal dari Yunani yaitu “selene” yang memiliki arti “bulan”.
Selenium diakui sebagai senyawa mikromineral yang esensial untuk kesehatan
manusia sejak tahun1990. Selenium adalah mineral penting yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita. Mineral ini merupakan bagian penting dari enzim
antioksidan yang akan melindungi sel tubuh kita terhadap efek negatif yang
ditimbulkan oleh radikal bebas.
Selain untuk melawan radikal bebas, selenium juga berperan pada sistem
imunitas (kekebalan tubuh) dan fungsi kelenjar tiroid yang baik. Selain itu,
keterlibatan selenium untuk mencegah kanker (termasuk kanker kulit akibat
paparan matahari) menambah pamornya sebagai mineral yang berharga.
Selenium bekerja sebagai kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam
oksidasi asam lemak dan penghancuran asam amino.Selenium merupakan
bagian dari zat aktif yang dapat menghindarkan nekrosis hati, jantung, otot, dan
ginjal pada binatang percobaan, serta diathesa eksudatip pada ayam percobaan.
Namun demikian, titik kegiatan zat aktif yang mengandung Se ini di dalam
proses metabolisme belum diketahui, ada sangkaan berhubungan dengan sistem
respirasi seluler. Se merupakan juga bagian dari enzim peroksidase glutathion
yang memecah H2O2 hasil metabolisme jaringan dan dengan demikian
melindungi membran sel dan sub seluler dari kerusakan oleh peroksida tersebut.
Metabolisme Se masih terus diselidiki dan di harapkan lebih banyak lagi
akan dapat di ungkapkan mengenai metabolisme dan perana Se di dalam
jaringan.
Tampaknya peranan mineral di dalam enzimologi semakin menonjol dan
semakin menarik perhatian untuk lebih banyak dan semakin menarik perhatian
untuk lebih banyak dan lebih mendalam di teliti. Kesulitan terutama terletak
pada metoda analisa yang kurang teliti, terutama karena kadar mineral di dalam
jaringan ini hanya dalam tingkat miligram atau lebih rendah lagi. Dengan
semakin tersedianya metoda analisa untuk menentukan kadar elemen yang
sangat teliti, rahasia yang menyelubungi fungsi dan metabolisme unsur-unsur
mineral ini akan semakin banyak terungkap.
B. FUNGSI SELENIUM
1. Selenium merupakan kofaktor enzim glutation peroksidase yaitu
katalisator dalam pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh
menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah
menjadi radikal bebas dan mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang
ada dalam membran sel sehingga merusak membran sel.
2. Selenium bekerja sama dengan vitamin E dalam perannya sebagai
antioksidan
3. Selenium berperan dalam enzim yang mencegah radikal bebas dengan
menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan Vitamin E
menghalangi radikal bebas setelah terbentuk

C. SUMBER SELENIUM
Tumbuhan merupakan sumber utama dari selenium. Pada tumbuhan,
selenium banyak terkandung dalam biji-bijian. Sayangnya, kadar selenium yang
terdapat pada tumbuhan seringkali berbeda-beda. Kadar dalam tumbuhan
tergantung dari kadar Selenium dalam tanah dimana mereka tumbuh.
Akibatnya, defisiensi selenium bisa terjadi pada mereka yang hidup di tanah
yang sedikit mengandung selenium. Selain dari tumbuhan, selenium bisa juga
kita peroleh dari daging hewan termasuk makanan laut,sereal, organ hati dan
ginjal hewan. Selenium dalam makanan terdapat dalam bentuk seleno
methionin dan selenosistein.

D. DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN SELENIUM


Kekurangan selenium di hubungkan dengan penyakit jantung. Kelebihan
selenium menyebabkan diare, rambut rontok, luka pada kulit, dan sistem syaraf.
Kelebihan selenium berbahaya bagi manusia dan hewan jika dimakan
dalam jumlah yang melebihi kebutuhan nutrisi. Asam selenida pada konsentrasi
1.5 ppm tidak boleh ada dalam tubuh manusia. Selenium merupakan unsure
toksik bagi manusia dan hewan. Kelebihan selenium mengakibatkan edema
paru-paru, sakit perut, penyakit kuning, penyakit gastrointestinal kronis,
kerontokan rambut dan kelelahan pada manusia.
E. ASUPAN SELENIUM YANG DI ANJURKAN

BB TB Selenium
Umur (kg) (cm) (mcg)
Bayi 0 – 6 bulan 6 61 5
Bayi 7 – 11 bulan 9 71 10
Anak 1-3 tahun 13 91 17
Anak 4-6 tahun 19 112 20
Anak 7-9 tahun 27 130 20
Laki-laki 10-12 tahun 34 142 20
Laki-laki 13-15 tahun 46 158 30
Laki-laki 16-18 tahun 56 165 30
Laki-laki 19-29 tahun 60 168 30
Laki-laki 30-49 tahun 62 168 30
Laki-laki 50-64 tahun 62 168 30
Laki-laki 65-80 tahun 60 168 30
Laki-laki >80 tahun 58 168 30

Perempuan 10-12 tahun 36 145 20


Perempuan 13-15 tahun 46 155 30
Perempuan 16-18 tahun 50 158 30
Perempuan 19-29 tahun 54 159 30
Perempuan 30-49 tahun 55 159 30
Perempuan 50-64 tahun 55 159 30
Perempuan 65-80 tahun 54 159 30
Perempuan >80 tahun 53 159 30
Tambahan Bumil Timester 1 +5
Tambahan Bumil Trimester 2 +5
Tambahan Bumil Trimester 3 +5
Tambahan Busui 6 bln pertama +10
Tambahan Busui 6 bln kedua +10

F. METABOLISME SELENIUM

Selenium baik dalam bentuk organik maupun anorganik diabsorpsi secara


efektif. Tempat absorpsi utama adalah duodenum, meskipun sebagian kecil
absorpsi terjadi di jejunum dan ileum. Absorpsi selenomethionine dan
selenocysteine terjadi melalui sistem transport asam amino, dan diperkirakan
mencapai lebih dari 80%. Selenomethionine diabsorpsi lebih baik daripada
selenocysteine. Absorpsi selenite diperkirakan mencapai 85% seperti
ditunjukkan dari beberapa studi, sedangkan absorpsi selenate lebih baik lagi
dibanding selenite. Absorpsi selenium meningkat dengan adanya faktor-faktor
seperti Vitamin C, A, dan E, juga karena adanya glutathione tereduksi pada
lumen intestinal. Sedangkan logam berat (seperti merkuri) dan fitat
menghambat absorpsi selenium dengan cara terjadi kelat dan presipitasi.

Selenomethionine, yang berasal dari diet, dapat disimpan sebagai


selenomethionine dalam pool asam amino, atau digunakan untuk sintesis
protein seperti halnya asam amino methionine, atau mengalami katabolisme
menjadi selenocysteine. Metabolisme selenomethionine serupa dengan
metabolisme methionine. Selenocysteine, yang dapat berasal dari metabolisme
selenomethionine maupun dari diet, dapat dipecah oleh selenocysteine β-lyase
untuk menghasilkan selenium bebas. Selenium bebas kemudian diubah menjadi
selenide dengan adanya hidrogen yang berasal dari glutathion atau senyawa
thiol lain. Selanjutnya selenide dapat mengalami metilasi dan diekskresi ke
dalam urine atau diubah menjadi selenofosfat oleh selenophosphate synthase.

Di dalam tubuh, fungsi selenium diperankan melalui inkorporasinya ke


dalam molekul selenoprotein yang mengikat selenocystein pada bagian
aktifnya. Saat ini sudah ditemukan 25 jenis selenoprotein pada manusia,
meskipun sebagian selenoprotein tersebut belum diketahui fungsinya. Beberapa
selenoprotein yang fungsinya sudah teridentifikasi adalah sebagai berikut :

a. Glulutathion peroxidase, merupakan keluarga enzim antioksidan.


Ia berperan melindungi sel terhadap kerusakan oksidatif akibat
efek toksik dari ROS (Reactive Oxygen Species), termasuk di
dalamnya hidrogen peroksida (H2O2) dan fosfolipid
hidroperoksida.
b. Thioredoxin reductase, berfungsi mempertahankan keadaan redox
intraseluler dengan cara regenerasi thioredoxin tereduksi. 
c. Iodothyronin deiodinase, berperan sentral dalam produksi hormon
thyroid.
d. Selenoprotein P, berperan penting dalam pengangkutan selenium dalam
plasma dari hepar ke berbagai jaringan tubuh. Testis dan otak sangat
bergantung pada Selenoprotein P untuk kebutuhan selenium yang
adekuat. Selenoprotein P juga dapat berperan sebagai antioksidan, juga
sebagai kelator logam berat (khususnya merkuri).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Walaupun mikromineral hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
sangat sedikit, namun keberadaannya dalam tubuh kita memiliki peranan yang
penting. Defisiensi mikromineral dapat mengganggu kesehatan tubuh. Begitu
juga sebaliknya, apabila pemenuhan kebutuhan mikromineral berlebihan maka
akan mengakibatkan gangguan kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu, kita
harus memenuhi kebutuhan harian akan mikromineral secara seimbang untuk
mendapatkan kesehatan yang optimal.

B. SARAN
Keluasan wawasan dan pengetahuan tentang mikromineral sebaiknya
ditambah. Semoga dengan meningkatkan aktifitas penelitian dalam sekor ini,
kita bisa memberikan solusi atas kurang berkualitasnya sumber daya manusia
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ariana Ayu Putri. 2017. Ilmu Gizi. Yogyakarta. Nuha Medika

Cakrawati Dewi. 2011. Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung. Alfabeta

Mardalena Ida. 2017. Dasar-dasar Ilmu gizi dalam Keperawatan. Yogyakarta.


Pustaka Baru

Toruntju Sultan Akbar. 2010. Diktat Kuliah Ilmu Gizi. Kendari

Anda mungkin juga menyukai