Disusun oleh:
Dorce Sanda G2B221026
Tut Wuri Handayani G2B221027
Iva Ma’rifah G2B221028
Yudas Petrus Wayoi G2B221030
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB IV PENUTUP................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unsur mineral mikro merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak, sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida hydrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N).
Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa
anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan
oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial dalam tubuh terdiri atau dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ
didalam tubuh. Sementara mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi
dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu jenis mikromineral yaitu
Cobalt. Dimulai dari fungsi, sumber, absorpsi, serta akibat bila mengkonsumsi secara
berlebihan maupun kekurangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Kobalt? Berapa banyak yang dibutuhkan oleh tubuh?
Apa peran Cobalt dalam tubuh? Bagaimana metabolisme Cobalt dalam tubuh? Apa
akibat devisiensi Cobalt dalam tubuh? Berapa angka kecukupan gizi Cobalt?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan makalah ini agar kita mengetahui lebih dalam apa itu yang dimaksud
dengan cobalt. Selain itu, makalah ini juga akan menjelaskan tentang fungsi,
mekanisme pencernaan dan penyerapan serta kelebihan dan kekurangan cobalt.
Harapannya agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
mengenai apa yang telah penulis bahas dalam makalah ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Syaraf manusia memerlukan kobalt melalui vitamin B12. Kobalt adalah penting
untuk eritropoiesis dalam tubuh manusia karena merupakan konstituen dari
cobalamin. Kobalt juga berfungsi sebagai pengganti mangan dalam aktivasi beberapa
enzim (seperti dipeptidase glycylglycine).
Dapat menggantikan seng di beberapa enzim, mengaktifkan phosphotransferases
dan enzim lain (meskipun enzim ini diaktifkan dalam keberadaan logam lain atau
tidak adanya logam apapun) dan berpartisipasi dalam transcarboxylase oxalacetate
biotin-dependen.
Kobalt adalah salah satu elemen penting kehidupan, setidaknya bagi manusia dan
hewan. Kita tidak bisa bertahan hidup tanpa itu. Seperti dua puluh enam elemen
5
lainnya, kobalt adalah bagian penting dari tubuh kita. Kobalt adalah atom sentral
dalam setiap molekul vitamin B12, yang merupakan zat penting yang kita dapatkan
dalam makanan kita. Vitamin B12 membantu tubuh membuat darah. Kobalt memiliki
banyak kegunaan lain.
Fungsi Kobalt yang merupakan vitamin B12 (kobaltmin) ini diperlukan untuk
mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobalt mungkin
juga berperan dalam fungsi berbagai enzim. Angka kebutuhan gizi sebagian besar
kobalt dalam tubuh terikat dalam vitamin B12. Plasma darah mengandung kurang
lebih 1 µg kobalt/ 100 pencernaan dan penyerapan absorbsi terjadi pada bagian atas
usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi meningkat bila konsumsi
besi rendah.
Kobalt diserap sebagai komponen B12. Jumlah yang diserap disimpan dalam hati
dan ginjal, dengan cadangan 0.2ppm berat kering. Mayoritas kobalt tertelan
diekskresikan dalam tinja, dengan rata-rata yang diekskresikan 0.26mg setiap hari.
Absorpsi kobal terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme
absorpsi besi. Absorpsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi
kobal dilakukan melalui urin, selebihnya melalui feses dan keringat.
Sumber Kobalt
Mikroorganisme dapat membentuk vitamin B12. Hewan memamah biak memperoleh
kobalamin melalui hubungan sumbiosis dengan mikroorganisme dalam saluran cerna.
Manusia tidak dapat melakukan simbiosis ini, sehingga harus memperoleh kobalamin
dari makanan hewani seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung
sedikit kobal, bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya. Pengikut
vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu berhati-hati terhadap kemungkinan
kekurangan vitamin B12. Bahan pangan yang mengandung kobalt terutama pada
bahan pangan hewani (daging dan susu). Pada bahan pangan nabati tidak
mengandung kobalt kecuali pada tanaman komprey dan produk fermentasi seperti
oncom dan tempe.
6
BAB III
PENUTUP
5. Kekurangan Cobalt :
Gejala anemia Kelebihan Cobalt:
6. AKG Cobalt :
Ukuran kecukupan harian sekitar 5-8 mikrogram/hari.
7
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar Junaidi, Jakarta: 2010, Ensiklopedia Vitamin, Mineral, dan Zat
berkhasiat lainnya, PT. Bhuana Ilmu Populer
Sunita Almatsier, Jakarta: 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka
Utama
Tiurma PT Simanjuntak, Yogyakarta: 2014, Komponen Gizi dan Terapi Pangan Ala
Papua, Deepublish
https://uad.ac.id/id/pelajari-fungsi-cobalt-dalam-tubuh/ diakses tanggal 5 Desember
2021