Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGANGKUTAN AIR MELALUI XILEM

NAMA : ZULHIDAYATI PRATIWI PUTRI


NIM : A1C418018
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air yang ada di dalam pembuluh xilem tumbuhan yang tengah melakukan transpirasi
ada pada keadaan tekanan hidrostatik tegangan negatif. Tegangan air yang pada pembuluh
xilem karena laju absorbsi air. Air yang mengisi trakeid mati, air yang secara berkelanjutan
dan bergerak bebas, ditarik ke atas secara utuh. Air diserap tanaman melewati akar
bersamaan dengan unsur hara yang terlarut di dalamnya, lalu diangkut ke bagian atas
tanaman, terutama daun, melului pembuluh xilem. Pembuluh xilem yang ada pada akar,
batang dan daun merupakan suatu sistem yang berkelanjutan dan saling berhubungan satu
sama lain (Lakitan, 2004).           
Air masuk dan melewati korteks akar, menghasilkan tekanan positif, kemudian
memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan yang berasal getah xilem ke arah atas ini
biasanya disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar menyebabkan tumbuhan
mengalami gutasi, yaitu peristiwa dimana keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun (Toto, 2017 : 67).
Percobaan ini sangat perlu dilakukan. Agar mahasiswa memahami bagaimana proses
pengangkutan air melalui jaringan pengangkut xilem. Apa saja yang menjadi faktor-faktor
pada pengangkutan air melalui jaringan pengangkut xilem beserta faktor penghambatnya.

1.2 Tujuan
Untuk melihat bahwa pengangkutan air dari akar ke daun terjadi melalui xylem batang.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Proses Penyerapan Air
Air yang ada di dalam pembuluh xilem tumbuhan yang tengah melakukan transpirasi
ada pada keadaan tekanan hidrostatik tegangan negatif. Tegangan air yang pada pembuluh
xilem karena laju absorbsi air. Air yang mengisi trakeid mati, air yang secara berkelanjutan
dan bergerak bebas, ditarik ke atas secara utuh. Air diserap tanaman melewati akar
bersamaan dengan unsur hara yang terlarut di dalamnya, lalu diangkut ke bagian atas
tanaman, terutama daun, melului pembuluh xilem. Pembuluh xilem yang ada pada akar,
batang dan daun merupakan suatu sistem yang berkelanjutan dan saling berhubungan satu
sama lain (Lakitan, 2004).           
2.2 Kapilaritas
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan area. Fluida dalam suatu wadah
memberikan tekanan ke semua arah. Gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu
bekerja tegak lurus terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya.
Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi.
Kohesi adalah gaya diantara molekul-molekul yang sejenis. Sedangkan adhesi adalah gaya
antara molekul-molekul yang jenisnya berbeda. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi
seperti pada air dengan permukaan gelas, maka air akan berinteraksi kuat dengan
permukaan gelas sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan
melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan zat cair dapat naik ke atas oleh
tegangan permukaan yang arahnya ke atas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan
gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik ke atas dalam suatu pipa kecil (yang disebut
pipa kapiler), ini dikenal sebagai kapilaritas (Toto, 2017 : 65).
2.3 Kapilaritas Pada Tanaman
Pada proses pengangkutan materi/bahan (air dan mineral) pada tumbuhan yang disebut
translokasi bekerja berdasarkan sistem kapilaritas. Translokasi terjadi dalam sistem khusus
pembuluh-pembuluh pengangkut. Kimball (1991) menyatakan bahwa semua ini terdapat
berkelompok dan disebut berkas vaskular yang meluas ke seluruh organ tubuh: akar,
batang, daun (dalam tulang/uratnya), dan bunga sehingga transfor antara organ-organ
terlaksana dengan cepat dan efisien. Di dalam berkas vaskular terdapat dua macam
jaringan yang berlainan yaitu xilem dan floem.
Tumbuhan tidak mempunyai mekanisme pemompaan cairan seperti pada jantung
manusia. Air dapat diangkut naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang lebih tinggi dan
diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya kapilaritas batang. Sifat ini seperti
yang terdapat pada pipa kapiler. Pipa kapiler memiliki bentuk yang hampir menyerupai
sedotan akan tetapi diameternya sangat kecil. Apabila salah satu ujung pipa kapiler,
dimasukkan ke dalam air, maka air yang berada pada pipa tersebut akan lebih tinggi
daripada air yang berada di sekitar pipa kapiler. Begitu pula pada batang tanaman, air yang
berada pada batang tanaman akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan air yang berada
pada tanah. Kapilaritas batang dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi (Toto, 2017
: 66-67).
2.4 Proses Pengangkutan Air Di Xilem
Pembuluh xilem tersusun dari beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting
dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea. Bagian ujung sel
trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini
terjadi karena sel–sel penyusun jaringan tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air
bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xilem.
Air masuk dan melewati korteks akar, menghasilkan tekanan positif, kemudian
memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan yang berasal getah xilem ke arah atas ini
biasanya disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar menyebabkan tumbuhan
mengalami gutasi, yaitu peristiwa dimana keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun (Toto, 2017 : 67).
2.5 Kebutuhan Air
Air merupakan bagian terbesar didunia, dan diperlukan untuk semua kehidupan.
Penambahan air dalam waktu lama kebagian dasar sama dengan presipitasi tahunan rata-
rata 66 cm pada permukaan tanah. Pada tanaman sebagian besar air dikandung dalam isi sel
(85-90%), yang merupakan media yang baik untuk banyak reaksi biokimia (Fitter dan
kebutuhan air yang tinggi dan pentingnya peranan air bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sering menjadi pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman budidaya. Kelebihan
dan kekurangan air dapat menyebabkan terganggunya proses-proses fisiologis tanaman.
Jumlah pengurangan hasil sangat dipengaruhi oleh genotip, kekurangan air dan tingkat
perkembangannya. Menurut Pandey dan Sinha (1996), peranan air bagi kehidupan tanaman
antara lain :
1. Air adalah pokok protoplasma yang terdiri dari kira-kira 90-95% berat totalnya.
Ketiadaan air, protoplasma menjadi tidak aktif bahkan mati.
2. Air berperan secara langsung dalam beberapa proses metabolik
3. Air meningkatkan laju respirasi
4. Air adalah sumber hidrogen pada reduksi CO2 dalam reaksi fotosintesis
5. Air sebagai pelarut dan pembawa berbagai senyawa
6. Adanya air pada vakuola menolong mempertahankan turgisitas sel.
Turgisitas sel menolong perpanjangan sel yang menghasilkan pertumbuhan. Mengingat
pentingnya air (lengas) tanah bagi pertumbuhan perkembangan tanaman, maka
keberadaannya harus selalu dijaga agar tidak kekurangan atau kelebihan. Water logging dan
water devisit dapat menyebabkan terganggunya proses-proses fisiologis yang bermuara
pada pertumbuhan, perkembangan dan hasil (Jasmi, 2016 :47-48).
BAB III
METODE KERJA
.1 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakna pada pratikum ini adalah :
1) Botol m150 (4 botol)
2) Silet
3) Penggaris
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1) Batang dan daun Hibiscus rosa-sinensis
2) Kapas
3) Akuades
.2 Prosedur Kerja

Botol m150

Dikerat kulit Hibiscus rosa-sinensis untuk dihilangkan floemnya


setinggi 5 cm dari ujung bawah dengan lebar keratin sekitar 2 cm.
Dioleskan bekas keratin dengan vaselin, kemudian potong batas bawah
keratin.
Dimasukan tumbuhan tersebut kedalam botol yang sudah diisi air.
Usahakan agar ujung bawah batang tidak menyentuh dasar botol.
Diatur posisi tumbuhan, tutup botol menggunakan kapas untuk
menyangga.
Dibuat keratin yang lain setealh ujung bawah dipotong, olesi ujing
potongan dan tempat keratin dengan vaselin, usahakan agar ujung atas
keratin tidak tertutup vaselin.
Dimasukan tumbuhan kedalam botol seperti pada keratin petama.
Dintandai tinggi permukaan atas air dalam botol, amati setiap 2 hari
tambah air bila tinggi permukaannya turun.
Dicatat keadaan morfologi pada ujung batang tumbuhan sampai 10
hari.

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum ini antara lain :
No Hari, Tanggal Tinggi Air (cm) Keadaan Daun
.
1 Selasa, 17 Maret 2020 A1 = 10 cm A1. Warna = hijau
A2 = 10 cm
Jumlah = 5 helai
B1 = 10 cm
B2 = 10 cm Motif = tidak ada
Kondisi = segar
A2. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
Kondisi = segar
B1. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
Kondisi = Segar
B2. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
Kondisi = segar
2 Kamis, 19 Maret 2020 A1 = 10 cm A1. Warna = hijau
A2 = 10 cm
Jumlah = 5 helai
B1 = 10 cm
B2 = 10 cm Motif = tidak ada
Kondisi = segar
A2. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
Kondisi = agak layu
B1. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
Kondisi = sangat layu
B2. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
Kondisi = layu
3 Sabtu, 21 Maret 2020 A1 = 10 cm A1. Warna = hijau
A2 = 10 cm Jumlah = 5 helai
B1 = 10 cm Motif = tidak ada
B2 = 10 cm Kondisi = agak layu
A2. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = bergaris
Kondisi = agak layu
B1. Warna = agak kecoklatan
Jumlah = 5 helai
Motif = menguncup
Kondisi = sangat layu
B2. Warna = hijau
Jumlah = 5 helai
Motif = bergaris
Kondisi = layu
4 Senin, 23 Maret 2020 A1 = 10 cm A1. Warna = hijau

A2 = 10 cm Jumlah = 5 helai
Motif = tidak ada
B1 = 10 cm
Kondisi = agak layu
B2 = 10 cm

A2. Warna = hijau


Jumlah = 5 helai
Motif = bergaris
Kondisi = agak layu
B1. Warna = kecoklatan
Jumlah = 5 helai
Motif = sangat menguncup
Kondisi = sangat layu
B2. Warna = agak kecoklatan
Jumlah = 5 helai
Motif = menguncup
Kondisi = layu
5 Rabu, 25 Maret 2020 A1 = 10 cm A1. Warna = hijau

A2 = 10 cm Jumlah = 5 helai
Motif = bergaris
B1 = 10 cm
Kondisi = layu
B2 = 10 cm

A2. Warna = hijau


Jumlah = 5 helai
Motif = bergaris
Kondisi = layu
B1. Warna = kecoklatan
Jumlah = 5 helai
Motif = sangat menguncup
Kondisi = mati
B2. Warna = agak kecoklatan
Jumlah = 5 helai
Motif = menguncup
Kondisi = sangat layu

4.2 Pembahasan
Air yang terkandung di dalam sel tanaman berkisar antara 85-90%, merupakan media
yang baik untuk banyak reaksi biokimia. Tingkat kebutuhan air yang tinggi dan peranan air
yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menjadi pembatas
pertumbuhan dan hasil tanaman budidaya. Peristiwa kelebihan dan kekurangan air dapat
menyebabkan terganggunya proses fisiologi tanaman. Jumlah pengurangan hasil
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genotip, kekurangan air dan tingkat
perkembangannya. Menurut Pandey dan Sinha (1996), peranan air untik kelangsungan
kehidupan tanaman antara lain :
1. Air merupakan bahan pokok protoplasma sel yang terdiri dari kira-kira 90-95% dari
berat totalnya. berkurangnya air pada protoplasma menyebabkan tidak aktif bahkan
mati.
2. Air berperan langsung dalam beberapa proses metabolik.
3. Air dapat meningkatkan laju respirasi.
4. Air merupakan sumber H pada reduksi CO2 dalam reaksi fotosintesis.
5. Air berperan sebagai pelarut dan pembawa berbagai senyawa ke dalam tubuh
tumbuhan.
6. Adanya air pada vakuola membantu proses mempertahankan turgisitas sel.
Fungsi Vaseline pada percobaan ini adalah untuk melindungi koteks dari air yang akan
menjadi variable dari percobaan ini. Diberlakukan perlakuan yang berbeda agar dapat
melihat perbedaan dari respon tanaman dalam percobaan ini.
Selama percobaan ini berlangsung jumlah daun tetap 5 helai hanya saja setiap harinya
terjadi perubahan pada kondisi tanaman, motif, dan perubahan warna daun. Perubahan pada
tanaman setiap perlakuan sudah terlihat pada hari ke-3 untuk perlakuan A1 belum terlihat
perubahan sedangkan A2 perubahan hanya pada kondisi yaitu sudah agak layu, untuk
perlakuan B1 perubahan hanya pada kondisi yaitu sangat layu dan B 2 juga hanya terdapat
perubahan pada kondisi saya yaitu layu. Pada hari ke-5 A 1 terjadi perubahan kondisi yaitu
daun agak layu dan pada A 2 kondisinya agak layu tapi lebih layu dibandingkan kondisi A 1
dan muncul motif bergaris, untuk perlakuan B1 warna daun beberapa ada yang sudah mulai
berubah warna yauitu mulai kecok latan dan kondisi sudah sangat layu dan motif bergaris
serta bentuk mulai menguncup pada perlakuan B2 kondisi daun layu dan mulai muncul
motif bergaris namun warna masih hijau. Pada hari ke-7 untuk perlakuan A 1 kondisi agak
layu dan perlakuan A2 kondisi agak layu disertai motif bergaris, untuk perlakuan B1 warna
sudah kecoklatan dengan bentuk daun yang menguncup dan kondisi sudah sangat layu
hampir mengering dan untuk perlakuan B2 warna berubah agak kecoklatan bentuk daun
mulai menguncup dan kondisi daun layu. Pada hari ke-10 pada perlakuan A1 daun bermotif
bergaris dan kondisi daun agak layu dan pada perlakuan A 2 motif daun bergaris dan kondisi
daun layu, sedangkn pada perlakuan B1 warna kecoklatan hampir menghitam bahkan warna
batang telah berubah bentuk daun sangat menguncup dan kondisi daun sudah mati dan
untuk perlakuan B2 warna agak kecoklatan bentuk daun menguncup dan kondisi daun
sudah sangat layu.

BAB V
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada batang Hibiscus rosa-
sinensis terdapat jaringan xilem. Fungsi jaringan pengangkut  ini adalah mengangkut air
serta zat-zat yang terlarut didalamnya.  Dimulai dari penyerapan air oleh akar melalui
jaringan xylem dan kemudian ditransportkan ke seluruh bagian tanaman terutama daun.
.1 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah untuk lebih memperhatikan saat pengolesan Vaseline
untuk lebih berhati-hati dan juga saat menyayat batang agar sangat berhati-hati agar
jaringan pengangkut tidak ikut tersayat.

Daftar Pustaka
Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
 Persada. Jakarta.
Toto. 2017. Analisis Aplikasi Konsep Gaya dalam Fisika yang Berkaitan dengan Bidang
Biologi. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 3 (1) : 63-72.
Pandey, S.N and B.K. Sinha, 1996. Plant Physiology. Vikas Publishing House PVI Ltd.
579p.
Kimball, J. W. (Alih Bahasa: Tjitrosono, S.S. dan Sugiri, N.). 1991. Biologi Jilid 2.Jakarta:
Erlangga.
Jasmi. 2016. Pengaruh Pemupukan Kalium Terhadap Kelakuan Stomata Dan Ketahanan
Kekeringan. Jurnal Agrotek Lestari, 2 (2),

Lampiran
(Foto Pengamatan)

(Foto Laporan Sementara)

Lampiran Hasil Cek


Plagiat
1. Latar Belakang

PLAGIARISM
SCAN REPORT

Date 2020-04-03

0% 100% Words 179


Plagiarised Unique

Characters 1262

Content Checked
For Plagiarism
Air yang ada di dalam pembuluh xilem tumbuhan yang tengah melakukan transpirasi ada pada keadaan tekanan
hidrostatik tegangan negatif. Tegangan air yang pada pembuluh xilem karena laju absorbsi air. Air yang mengisi
trakeid mati, air yang secara berkelanjutan dan bergerak bebas, ditarik ke atas secara utuh. Air diserap tanaman
melewati akar bersamaan dengan unsur hara yang terlarut di dalamnya, lalu diangkut ke bagian atas tanaman,
terutama daun, melului pembuluh xilem. Pembuluh xilem yang ada pada akar, batang dan daun merupakan suatu
sistem yang berkelanjutan dan saling berhubungan satu sama lain (Lakitan, 2004). Air masuk dan melewati korteks
akar, menghasilkan tekanan positif, kemudian memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan yang berasal getah xilem
ke arah atas ini biasanya disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar menyebabkan tumbuhan mengalami
gutasi, yaitu peristiwa dimana keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda)
pada daun (Toto, 2017 : 67). Percobaan ini sangat perlu dilakukan. Agar mahasiswa memahami bagaimana proses
pengangkutan air melalui jaringan pengangkut xilem. Apa saja yang menjadi faktor-faktor pada pengangkutan air
melalui jaringan pengangkut xilem beserta faktor penghambatnya.

Matched Source

No plagiarism found

2. Pembahasan
PLAGIARISM
SCAN REPORT

Date 2020-04-04

0% Words 439
100%
Plagiarised Unique

Characters 2979

Content Checked For


Plagiarism
Air yang terkandung di dalam sel tanaman berkisar antara 85-90%, merupakan media yang baik untuk banyak
reaksi biokimia. Tingkat kebutuhan air yang tinggi dan peranan air yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, menjadi pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman budidaya. Peristiwa kelebihan dan
kekurangan air dapat menyebabkan terganggunya proses fisiologi tanaman. Jumlah pengurangan hasil
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genotip, kekurangan air dan tingkat perkembangannya. Menurut Pandey
dan Sinha (1996), peranan air untik kelangsungan kehidupan tanaman antara lain : 1. Air merupakan bahan pokok
protoplasma sel yang terdiri dari kira-kira 90-95% dari berat totalnya. berkurangnya air pada protoplasma
menyebabkan tidak aktif bahkan mati. 2. Air berperan langsung dalam beberapa proses metabolik. 3. Air dapat
meningkatkan laju respirasi. 4. Air merupakan sumber H pada reduksi CO2 dalam reaksi fotosintesis. 5. Air
berperan sebagai pelarut dan pembawa berbagai senyawa ke dalam tubuh tumbuhan. 6.
Adanya air pada vakuola membantu proses mempertahankan turgisitas sel. Fungsi Vaseline pada percobaan ini
adalah untuk melindungi koteks dari air yang akan menjadi variable dari percobaan ini. Diberlakukan perlakuan
yang berbeda agar dapat melihat perbedaan dari respon tanaman dalam percobaan ini. Selama percobaan ini
berlangsung jumlah daun tetap 5 helai hanya saja setiap harinya terjadi perubahan pada kondisi tanaman, motif,
dan perubahan warna daun. Perubahan pada tanaman setiap perlakuan sudah terlihat pada hari ke- 3 untuk
perlakuan A1 belum terlihat perubahan sedangkan A2 perubahan hanya pada kondisi yaitu sudah agak layu, untuk
perlakuan B1 perubahan hanya pada kondisi yaitu sangat layu dan B2 juga hanya terdapat perubahan pada kondisi
saya yaitu layu. Pada hari ke-5 A1 terjadi perubahan kondisi yaitu daun agak layu dan pada A2 kondisinya agak
layu tapi lebih layu dibandingkan kondisi A1 dan muncul motif bergaris, untuk perlakuan B1 warna daun beberapa
ada yang sudah mulai berubah warna yauitu mulai kecok latan dan kondisi sudah sangat layu dan motif bergaris
serta bentuk mulai menguncup pada perlakuan B2 kondisi daun layu dan mulai muncul motif bergaris namun warna
masih hijau. Pada hari ke-7 untuk perlakuan A1 kondisi agak layu dan perlakuan A2 kondisi agak layu disertai motif
bergaris, untuk perlakuan B1 warna sudah kecoklatan dengan bentuk daun yang menguncup dan kondisi sudah
sangat layu hampir mengering dan untuk perlakuan B2 warna berubah agak kecoklatan bentuk daun mulai
menguncup dan kondisi daun layu. Pada hari ke-10 pada perlakuan A1 daun bermotif bergaris dan kondisi daun
agak layu dan pada perlakuan A2 motif daun bergaris dan kondisi daun layu, sedangkn pada perlakuan B1 warna
kecoklatan hampir menghitam bahkan warna batang telah berubah bentuk daun sangat menguncup dan kondisi
daun sudah mati dan untuk perlakuan B2 warna agak kecoklatan bentuk daun menguncup dan kondisi daun sudah
sangat layu.

Matched Source
No plagiarism found

Anda mungkin juga menyukai