TEORI EKONOMI Mikro
TEORI EKONOMI Mikro
DISUSUN OLEH
BASRAN
H 102 10 008
b. Pilihan-pilihan (Choices)
Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas
banyaknya. Manusia tidak pernah merasa puas atas apa yang telah mereka peroleh
dan mereka capai.
Bagi seorang akuntan biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Misalnya nona Lia berbisnis juga beli mobil
bekas di awal tahun, ia membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp. 70 juta mobil
itu akutantansi adalah Rp 80 Juta jika tidak digunakan untuk membeli mobil bekas
alternative yang paling umum adalah menyimpannya dalam depisito berjangka jika
bunga deposito 20% pertahun diakhir tahuan uang uang non lia menjadi 96 juta.
Definisi yang lebih rinci misalnya ilmu ekonomi mempelajari individu dan
masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumberdaya yang langkah
(dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kulaitas hidupnya.
2. Masalah-Masalah Ekonomi
Dari defines diatas masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumberdaya
yang langkah. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat selamamasalah yang dihadapi
adalah alokasi sumberdaya yang langkah.
Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyalah alat untuk
memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi karena realitasnya begitu konpleks
maka perlu penyerdahanaan. Dalam ilmu ekonomi penyerdahanaan itu terlihat dari
penyderhanaan masalah-masalah yang dihadapi.
b. Bagaimana Memproduksinya?
Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi ? metode
dan tehnologi apa yang digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekkonomi
memandang sebagai factor penting dalam produksi. Namun manfaat tehnologi tidak
ditentukan oleh tingkat kecanggihan.
Jasa tidak dapat di golongkan sebagai suatu barang ,karena tidak berwujud,tetapi
dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.contoh jasa ialah jasa
perbankkan ,jasa bengkel,jasa dokter dan pengajaran yang di berikan oleh guru
Udara, sinar matahari , air di daerah pedesaan , dan air laut di daerah pantai
adalah beberapa contoh barang bebas . batu meteor,sebaliknya termasuk barang yang
sangat langka, tetapi (bagi kebanyakan orang ) tidak mempunyai kegunaan.itu sebanya
batu meteor juga tidak termasuk barang ekonomi. Dengan demikian, barang bebas adalah
barang yang tersediah dalam jumlah yang melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan
pengorbanan untuk memperolehnya.
Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena
perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan ,air bersih merupakan barang yang bebas,
tetapi di kota menjadi barang ekonomi .begitu pula sinar matahari menjadi barang
ekonomi dalam usim dingin , sehingga banyak wisatawan yang bersediah membayar
untuk dating ke daerah-daerah tropis.
Barang akhir (final goof) adalah barantg yang di hasilkan oelh berbagai kegiatan
ekonomi dan dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir
dapat di bedakan ke dalam dua golongan, yaitu:
a. barang tahan lama (durable good),misalnya mobil, televise,almari es perabot rumah
tangga.
b. Barang tidak tahan lama (non- durable good),misalnya makanan segar,buah-buahan,
sayur sayuran
Barang modal (capital good) sebagian barang yang di hasilkan bukan untuk
memenuhi lansung kebutuhan konsumen, melainkan di gunakan untuk memhasilkan
barang –barang lain. Contoh nya mesin traktor ,bangunan pabrik
Dari definisinya dan aplikasi ilmu ekonomi sangat luas dimana ada masalah
kelakaan disitu ilmu ekonomi dapat diterapkan tidak berarti para ekonom harus terlibat
disegala bidang sebab masalah yeng paling menjadi perhatian ekonom adalah apakah
memang sudah terjadi alokasi sumberdaya yang efisien ditingkat individu maupun
agregat.
Ada berapa aspek yang dianalisis teori ekonomi mikro tiga aspek penting
dintaranya adalah sebagai berikut :
1. Interaksi di Pasar Barang
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro suatu perekonomian merupakan
penggabungan dari berbagai jenis pasaar barang. Oleh sebab itu untuk mengenal
corak kegiatan suatu perekonomian kita antara lain perlu memperhatikan corak
operasi suatu pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara
fisik; pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply), atau mempertemukan antara penjual dan pembeli suatu barang.
Melalui intraksi diantara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat
harga suatu barang dan jumlah barang yagn diperjual belikan. Contohny adalah
pasar beras, pasar pakaian, pasar computer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro
tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut. Untuk
menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi
mikro hanya menjelaskan tentang interaksi diantara penjual dan pembeli di
suatu pasar barang.
2. Pengeluaran Agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang
ideal, idealnya pengluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk
mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa menimbulkan
inflasi, meskipun dalam prakteknya tujuan ini sulit dicapai.
Daya guna dan validitas sebuah teori diukur dari kemampuan dan
keakuratannya menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati.
b. model Ekonomi
Berdasarkan tori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan
pernyataan formal sbuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal
(menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus
sulit, yang hanya dimengerti oleh para doctor/guru besar ekonomi. Model yang baik
dilihat dari variable yang digunakan. Variable adalah ukuran yang nilainya dapat
brubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke oservasi. Dalam memilih variable-
variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam Razor, yaitu detail-
detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model.
Contoh model ekonomi yang baik adalah model siklus lingkaran kegiatan
ekonomi atau circular flow of economic activity dibawah ini. Model ini menjelaskan
bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang pekrja dan aktivitas ekonomi
didunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses pertukaran sumber daya yang
dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang dimiliki sector perusahaan (dunia
usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan menggunakan unsure-unsur
sederhana kita mampu memahami dunia nyata.
Diagram 1.1
Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi
(Model Sederhana)
Perusahaan
Rumah tangga
Output prusahaan :
Dunia nyata merupakan titik awal analisis ekonomi. Ada dua metode analisis
untuk mengambil kesimpulan tentang dunia nyata yaitu metode deduktif dan metode
induktif.
Apendiks
Pemanfaatan Matematika Dalam Ilmu Ekonomi
A. Matematika Sebagai Alat Analisis
Pemanfaatan matematika dalam analisis ekonomi mikro dimulai sekitar akhir abad
19 terutama oleh ekonom eropa dalam analisi marjinal (marjinal analysis). Dalam
perkembangan selanjutnya, penggunaan matematika terbukti sangat menunjang
kemajuan teori ekonomi. Teori ekonomi semakin spesifik, akurat dan efesien.asumsi-
asumsi ekonomi yamg abstrak, yang bila diverbalkan membutuhkan berlembar-lembar
kertas, dengan model matematika dapat dijelaskan secara eksplisit dengan menjabarkan
beberapa persamaan saja. Tidak mengherankan bila dewasa ini penggunaan matematika
dalam analisis ekonomi semakin intensif.
Yang harus dingat adalah bahwa matematika bukanlah ilmu ekonomi. Seseorang
ahli matematika tidak otomatis ahliekonomi. Sebaliknya seseorang dapat menjadi ahli
ekonomi tanpa harus terlebih dahulu menjadi ahli matematika. Mengapa demikian ?
sebab matematika dalam ilmu ekonomi hanyalah alat analysis atau bahasa ekspresi
masalah ekonomi. Selai matematika, ada alat lain yang dapat digunakan, yaitu analysisi
verbal dan grafis. Kendati demikian, demi efesiensi dan akurasi analisi ekonomi, para
mahasiswa sangat disarankan untuk membekali diri dengan pengetahuan matematika.
B. Matematika Ekonomi.B
Qd adalah variable terikat (devendent variable karena dasar nilai Qdl) sangat
tergantung (terikat) pada dasar nilai variable lain. P juga dapat dikatakan endojenus
(endogenous variabel), karena besarnya Qd ditentukan berdasarakan suatu persamaan,
dalam hal ini persamaan (A 1. 1).
P adalah variable bebas (indefenden variabel), karena besar nilainya tidak
tergantung atau terikat pada besar nilai variable lain. P juga dapat dikatakan sebagai
variable eksojonus (eksogenous variabel) karena besarnya nilai P tidak ditentukan
suatu persamaan.
Adalah konstanta (constan) yaitu suatu ukuran yang besarnya tidak dapat
berubah. Jika suatu konstanta disandingkan dengan sebuah variable, disebut koefisien
variabel, disebut koefisien farometer, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa
banyak atau besar variabel terikat berubah jika variabel bebas berubah 1 unit.
π = TR-TC……………………………………………….(A1.3)
Dimana : π = laba
TR = Total Revenue atau Penerima Total, dan
TC = Total Cos atau Biaya Total
b. Persamaan Perilaku (Behavioral Equation)
Persamaan ini menjelaskan secara sfesifik bagaimana nilai suatu variabel
berubah sebagai reaksi terhadap perubahan nilai variabel lainnya. Persamaan
(A1.1) dan (A1.2) adalah contoh persamaan perilaku
Qd = a-b………………………………………………………..….(A1.1)
∂Qd
= - b ………………………………….………………..(A1.2)
∂P
jika harga barang (P) naik per unit, maka jumlah barang yang diminta turun
sebesar b unit. Begitu juga sebaliknya.
Qd = Qs …………………………(A1.4)
C. Analisi Grafis
Dasar analisis grafis adalah geometri dua dimensi yang menggunakan bidang
kordinat empat kuadran. Analisis grafis memiliki kelebihan jika hubungan jika diamati
tidak lebih dari dua variabel. Dengan grafis dua dimensi analisis dapat di ikuti secara
verbal, matematis dan visual. Tetapi secara visual hal ini sangat menyulitkan karena itu
jika jumlah variabel yang di analisis tiga atau lebih, lebih baik menggunakan analisis
ekonomitrika.
Dalam analisis frafis dua dimensi ada dua hal yang perlu diperhatikan :
1. Kuadran yang relevan untuk analisis ekonomi adalah kuadran pertama, dimana nilai-
nilai variabel yang dianalisis (pola hubungannya)> 0. Sebab nilainya < 0, variabel
tersebut tidak relevan untuk dianalisis. Misalnya jika nilai variabel harga (P) < 0,
maka barang yang di bahas adalah barang bebas ( free good ) yang tidak memerlukan
analisis ekonomi (tidak ada masalah kelangkaan).
2. Bentuk kurva dalam analisis grafis sangat tergantung pada penentuan nilai sumbu
horizontal dan vertical. Karena itu dalam membaca kurva, perhatikan persamaan
matematis dan pemakaian sumbu variabel.
Contoh :
Qd = 20 – 2P Persamaan perilaku
Qs = 10 + 4P Persamaan perilaku
Keseimbanagan tercapai bila Qs = Qd persamaan keseimbangan
Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
20 – 2P = -10 + 4P
6P = 30
Qd = 5
Qd = 20 – 2P = 10 unit
Qs = -10 + 2P = 10 unit
Diagram 1.2
Harga
10 Kuadran 1
8 Qs = -10 + 4P
5 keseimbangan
2 Qd = 20 – 2P
0 8 10 16 24 Kuantitas
Kuadran 4 tidak relevan:
Tidak ada interaksi permintaan
Dan penawaran
Kuadran 4
Rangkuman
Dalam bab pendahuluan ini adalah delapan pokok pembahasan yaitu pengertian
ekonomi, masalah-masalah ekonomi, barang dan jasa, barang ekonomi dan barang bebas,
barang akhir, barang modal dan barang antara, mengapa belajar ekonomi, ruang lingkup
ekonomi dan metode ilmu ekonomui.
Pengertian Ilmu Ekonomi ada 3 hal yang paling mendasar yaitu Kelangkaan
(Scarcity), pilhan-pilihan(Choices), Biaya Kesempatan(Oportunity Cost).
Dalam masalah-masalah ekonomi adalah masalah pilhan alokasi sumber daya yang
langkah.
Teori ekonomi mikro sesuai dengan namanya (mikro)dapat diartikan sebagai ilmu
ekonomi kecil berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya teori ekonomi mikro
diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian
kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.
Metodologi Ilmu ekonomi terbagi dalam teori ekonomi, model ekonomi, metode
deduktif dan induktif, ceterius Paribus dan Fallacy of Composition dan ekonomi positif
dan ekonomi normatif.
MEKANISME PASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Masalah ekonomi sama tuanya dengan usiah peradaban manusia. Tetapi ilmu
ekonomi baru muncul di abab 18,melalui buku adam smith yang berjudul An inquiri into the
Nature and causes of the wealth of nations yang kemudian dikenal sebagai the wealth of
nations (1776) itulah sebab adam Smith di hormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern.
Bukan berarti sebelum masa itu tidak ada pemikir yang tertarik pada masalah ekonomi. Plato
filsuf, yunani abad 4 SM dan Thomas Aquinas, rohaniawan Kristen abad 13 M adalah dua
dari beberapa pemikir yang didahului Adam smith. Tetapi mengapa Ilmu ekonomi belum
muncul sampai masa Adam Smith? Jawabannya adalah baik Plato maupun Aquinas mencoba
memecahkan masalah ekonomi dengan pendekatan moral dan Teologis. Sedangkan Smith
melihatnya dari sudut Rasionalitas masalahnya zaman dahulu, kemiskinan dianggap sebagai
takdir. Tetapi smenjak zaman modern (Abad 18) kemiskinan dipandang ada kaitannya
dengan tidak kemampuan bekerja produktif atau karena tidak memiliki tanah.
Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam semesta.
Saebagai sistem, perkonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk mejaga
keseimbangannya masalah-masalah ekonomi merupakan gangguan kesimbangan system.
Masalah akan pulih jika ksimbangan dipulihkan. Kekuatan yang mampu mengendalikan
sistem ekonomi, disebut sebagai tangan ajaib (Invisible hand). Analisis sejak masa Adam
Smith telah mewujudkan suatu analisis ekonomi yang memberikan gambaran tentang
berbagai aspek kegiatan ekonomi suatu Negara.
Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh J. B. Say, Thomas Malthus
dan David Richardo, terbntuklah pemikiran tentang pasar. Pasar dalam pengertian ilmu
ekonomi pertemuan permintaan penawaran. Dalam pengertian ekonomi pasar bersifat
intraktif, bukan fisik. Mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan
kekuatan permintaan dan penawaran.
1. Permintaan
5) Jumlah penduduk
Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok Indonesia maka
permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin
banyak jumlah penduduk, permintaan akan beras makin banyak.
7) Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bias memberikan kesimpulan yang salah
bila distribusi pendapan buruk.artinya sebagian kecil kelompok masyarakat
menguasai begitu besar “kue”perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk,
berate daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu
barang menurung .(pembahasan mengenai distribusi pendapatan dapat and abaca
di Bab XV)
b. Fungsi Permintaaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan factor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan,
maka kita daoat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent
variable) dan variabel-variabel bebas (independent variable).
Penjelasan dimuka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang
menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan factor-faktor yang
mempengaruhi permintaan
Dx = f (Px, Py, Y/cap,sel,pen,Pp,Ydist,prom)……………………(2.1)
Pers. (2.1) dapat disusun dngan lebih sederhana menjadi pers. (2.2)
- +/ - +
Tanda – tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis
∂Dx/ ∂Px < 0 (jika harga X naik, permintaan akan X turun, atau sebaliknya), ∂Dx/
∂Py > 0 (jika harga barang subtitusi X naik, permintaan akan X naik, begitu
sebaliknya). ∂Dx/ ∂I > 0 (jika pendapatan naik, permintaan akan X naik, dan
sebaliknya).
Dalam kasus barang inferior (inferior goods), jika pendapatan naik maka
permintaan trhadap barang tersebut menurun. Saelain barang inferior, kita juga
mengenal barang Giffen (giffen Goods). Barang giffen adalah juga barnag inferior,
namun barang inferior belum tentu barang giffen. Seseorang misalnya, yang bekerja
dikjakarta sedangkan keluarganya tinggal dibandung, ia akan pulang seminggu sekali
(setiap hari jumat sore). Dengan pendapatan Rp 8000 ribu per bulan, ia selalu
menggunakan bus antar kota bila pulang ke Bandung. Jika penghasilannya naik
menjadi Rp 1,5 juta per bulan, ia tidak lantas akan sering pulang ke Bandung (dengan
naik bus), melainkan tetap pulang seminggu sekali, tetapi ia kadang-kadang naik
kereta api parahyangan. Kita katakan bahwa bagi orang tadi jasa bus adalah barang
inferior dan jasa kereta api Parahyangan (pada saat itu) merupakan barang normal
(normal goods). Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa kereta api
Parahyangan menjadi barang inferior, karena kadang-kadang ia akan naik mobil
pribadi ke Bandung. Jadi barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan)
orang, melainkan hanya berlaku bagi suatu kelompok masyarakat berpenghasilan
tertentu saja. Apabila bagi semua orang (atau sebagian besar masyarakat) suatu
barang dianggap sebagai barang inferior, maka barang tersebut dinamakan barang
Giffen. Contoh barang Giffen adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia,
ada kecendrungan bahwa kalau penghasilannya meningkat, konsumsinya terhadap
beras akan berkurang, karena mereka akan menambah lauknya (baik secara kuantitas
maupun kualitas). Kenyang bagi mereka sudah tidak lagi kenyang secara fisik,
melainkan kenyang secara Gizi. Anda dapat membuktikan hal ini dengan cara
mengamati orang yang makan diwarung Tegal atau Warteg (didekat proyek
pembangunan perumahan, bukan warteg yang berada dikampus), dan direstoran,
misalnya, Kentucky Fried Chicken, serta direstoran yang berada di hotel berbintang
lima. Jika anda perhatikan, porsi nasi bagi konsumen ditiap-tiap rumah makan di atas
berbeda secara nyata.
Gejala ini prtama kali ditemukan Sir Robert Giffen di Irlandia, yaitu
meningkatnya harga kentang menyebabkan jumlah yang dibeli meningkat, begitu
sebaliknya. Penjelasan tentang gejala ini akan dibahas dalam bab tentang perilaku
konsumen (IV).
Dari persamaan (2.3) kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis),
permintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Prmintaan
beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp 10.000 atau lebih perkilogram. Kita juga
dapat menetukan berapa jumlah prmintaan beras pada berbagai tingkat harga antara
nol rupiah sampai Rp 10.000 perkilogram.
Tabel 2.1
Skedul Permintaan Beras
Diagram 2.2
Pergerakan sepanjang kurva permintaan beras
Diagram 2.3
Pergeseran Kurva Prmintaan Beras
Jadi, jumlah barang yang diminta akan mngalami perubahan apabila terjadi
prubahan harga (barang itu sndiri). Kenaikan harga akan menyeebabkan jumlah
barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menambah jumlah yang
diminta. Sedangkan apabila factor-faktor nonharga yang berubah, akan menybabkan
perubahan dalam prmintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan oleh
bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna bahwa
perubahan factor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris paribus)
akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikan permintaan), yaitu pada tingkat
harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah.
e.Kasus Pengecualian
Di atas telah dijelaskan tentang hokum permintaan. Adakalanya hokum
permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan
terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang dimana
hokum permintaan tidak berlaku.
3. Barang Giffen
Untuk barang Giffen (Giffen Good), apabila harganya turun menyebabkan
jumlah barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan
yang negative dari barang Giffen lebih besar dari pada naiknya jumlah barang
yang diminta karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif. Dalam hal ini,
apabila harga suatu barang turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata (real
income) konsumen bertambah. Untuk kasus barnag Giffen, kenaikan pendapatan
nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut
menjadi berkurang. (pendapatan nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya
beli, artinya sudah memperhitungkan factor kenaikan atau penurunan harga).
Pendapatan yang belum memperhatikan factor perubahan harga dinamakan
pendapatan nominal atau money income.
2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai
tingkat harga selama satu periode tertentu. Factor-faktor yang menentukan tingkat
penawaran addalah harga jual barang yang bersangkutan, serta factor-faktor lainnya yang
dapat disederhanakan sebagai factor nonharga.
a. Factor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi penawaran akan suatu barang, Yaitu :
Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang terkait
Harga factor produksi
Biaya produksi
Tekhnologi produksi
Jumlah pedagang/penjual
Tujuan perusahaan
Kebijakan pemerintah
4. Biaya Produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.
Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan
harga factor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi
hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.
5. Tekhnologi Produksi
Kemajuan tekhnologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan
menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran akan
suatu barang, kemajuan tekhnologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran
barang.
6. Jumlah Pedagang/Penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka
penawaran barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan
hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan
kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada
tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
Namun dengan demikian, sering kita temui produsen yang mempunyai tujuan
lain dalam berproduksi. Misalnya, ada perusahaan yang tidak mau menanggung
resiko, mereka cenderung melakukan kegiatan produksi yang lebih aman
meskipun hal itu menyebabkan tingkat keuntungannya menjadi lebih sedikit.
Sedangkan BUMN, misalnya, lebih mementingkan mencapai tingkat produksi
yang maksimum (agar tingkat kemakmuran masyarakat meningkat), dan bukan
keuntungan yang maksimum. Dengan demikian penawaran akan suatu barang
dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai produsen.
8. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran akan suatu
barang. Di Indonesia, bras merupakan makanan utama. Kebijakan pmerintah
untuk mengurangi impor beras dan meningkatkann produksi dalam negri guna
tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu
yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah
supply beras dan keprluan impor beras dapat di kurangi.
Sama halnya dengan prmintaan, analisiss penawaran dapat disederhanakan,
dianalogikan dengan permintaan. Diagram 2.4 menggambarkan jika yang berubah
adalah harga, maka trjadi pergerakan sepanjang kurva penawaran (movement
along supply curve). Berarti, perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah yang ditawarkan. Jika yang berubah adalah factor nonharga (cateris
paribus), maka kurva penawaran bergeser ke kiri atau ke kanan. Bergeser ke
kanan berarti jumlah yang lebih banyak akan di tawarkan pada smbarang harga
yang tetap, dan bergeser berarti jumlah yang sedikit akan ditawarkan pada harga
yang tetap manapun.
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungn
matematis dengan factor-faktor yang mempngaruhinya. Penjlasan dimuka dapat
ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubunganm antara
tingkat penawaran dengan factor-faktor yang mempngaruhi penawaran.
+ +/- - - + + +/-
Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)…………………(2.4)
Tanda positif (+) dan negative (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap penawaran akan barang X.
Missal, fungsi penawaran mobil adalah :
Qs = -40 + 5P……………………………………………………(2.5)
Dimana : Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun
P = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit)
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil per unit
hanya 80 juta rupiah atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit
kenaikan harga menyebabkan penawaran akan mobil meningkat lima unit. Jika yang
berubah adalah factor nonharg seperti tekhnologi, kurva penawaran bergeser
(shifting) dari S0 ke S1.
c. Kasus Pengecualian
Kadang-kadang kita temui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai
slope negative. Contoh yang sering kita jumpai adalah kurva penawaran akan tenaga
kerja yang berbentuk melengkung membalik (backward bending labour supply curve).
Misalnya saja, seorang pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerjanya. Table
berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan untuk bekerja (penawaran
akan tenaga kerja) pada berbagai tingkat upah per jam yang brbeda-beda.
Tabel 2.2
Penawaran Tenaga Kerja
Dari data diatas dapat kita buat titik-titik antara kedua variabel serta kemudian
menghubungkan titik-titiknya yang membentuk suatu garis sebagaimana tampak
dalam diagram 2.5. pada tingkat upah yang rendah (Rp 2.000,00 sampai Rp
14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang positif. Bagi
pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja bila
tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari Rp 14.000,00
perjamnya, ia akan cenderung mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan untuk
bekerja. Ia ingin bias lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya yang diperoleh
selama masa sebelumnya, sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan
masih bias meningkat sedikit. Hal ini wajar, karena pendapatannya sudah cukup
tinggi, shingga ia sudah memiliki rimah dan vila yang bagus, mobil, dan barang-
barang konsumsi lain, yang kesemuanya membutuhkan waktu lebih banyak untuk
bias menikmatinya. Dengan demikian bentuk kurva penawaran akan melengkung dan
membalik k arah yang berlawanan, atau kurvanya mempunyai kemiringan negative.
Contoh yang sering di kemukakan seperti ilustrasi siatas adalah dokter. Bagi seorang
dokter spesialis yang tarifnya sudah tinggi (misalnya Rp 80.000,00) untuk sekali
periksa pasien, ia akan cenderung mengurangi jam praktiknya, dan menambah leisure
timenya.
3. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen
sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang di konsumsi dan
dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan,
terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran
menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga kesimbangan, terjadi
kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp 160 juta pr unit. Saat itu
jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil
pertahaun.
Jika harga mobil di tetapkan Rp 150 Juta pr unit (di bawaH Harga
Keseimbangan), maka akan trjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit mobil
pertahaun. Jika harga mobil di tetapkan Rp 170 juta per unit (di atas harga
keseimbangan), terjadi kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil pertahun.
Diagram 2.6
Keseimbangan Pasar Mobil
4. Perubahan Keseimbangan Pasar
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau
penawaran. Jika factor yang menyebabkaN perubahan adalah harga, keseimbangan
akan kembali ketitik awal (Diagram 2.7.a). tetapi jika yang berubah adalah factor-
faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk
sisi permintaan, keseimbangan tidak terjadi di sisi awal (Diagram 2.7.b dan 2.7.c).
Diagram 2.7
Prubahan Keseimbangan dasar
5. Surplus Ekonomi
Dasar pendekatan yang di gunakan untuk analisis pasar adalah marjinalis
(marginalism approach), yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi
atau mengonsumsi di tentukan oleh beberapa besar tambahan pendapatan atau
manfaat dari unit terakhir barang yang di produksi atau di konsumsi. Konsekuensi
dari pemikiran ini, bagai produsen adalah dia tidak menetapkan harga yang sama
untuk setiap jumlah penjualan. Jika kasus pasar di gunkan kembali sebagai contoh,
satu unit mobil pertama di jual dengan harga Rp 82 Juta, sedangkan unit kedua baru
akan di jual jika harganya Rp 84 Juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen
untuk satu unit persaja unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di
bawah Rp 199 Juta, Yaitu Rp 198 Juta. Alsanya tambahan manfaat dari tambahan
pemakaian mobil telahn menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih
sedikit di banding kesedaiaan membayar. Sebaliknya produsen menerima uang lebih
banyak daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
Apa yang di alami oleh konsumen di sebut surplus konsumen (Consumer
surplus), yaitu selisih antara antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan
yang harus di bayar. Untuk produsen di sebut surplus produsen (produser surplus),
yaitu selisih antara jumlah yang di terima dengan yang mreka harapkan untuk dibayar.
Dalam kasus pasar mobil, surplus konsumen jumlahnya seluas sege tiga ABE,
yang merepukan selesih luas trapezium 0BEC (jumlah yang konsumen bersedia
membayar) dengan sedi empat 0AEC (jumlah yang harus konsumn bayar). Jumlah
surplus produsen seluas segitiga FAE yang merupakan FAE yang merupakan slisih
antara luas segi empat 0AEC (jumlah yang konsumen bayarkan ) dengan trapezium
0FEC (jumlah yang produsen bersedia di bayar).
Teori surplus konomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur
tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah di anggap makin buruk bila total
khilangan surplus ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen) makin
besar. Dalam buku teks berbahasa inggris, ini di sbut dead weight loss.
Diagram 2.8
Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
6. Kegagalan Pasar
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya
terpnuhi, antara lain prilaku bersifat rasional, memiliki informasi yang sempurna,
pasar berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat. Proses pertukaran
(exchange) tidak terbatasi dimensi waktu dan tempat. Kenyataannya tidak seperti
dunia ideal. Banyak asumsi tidak cocok dengan lapangan. Akibatnya pasar gagal
menjadi alat alokasi sumberdaya yang efisien .
a. InformaSI Tidak Sempurna
Dalam kemyataan kita tak pernah tahu persisi tentang kualitas barang yang
digunakan. Misalnya ketika membeli mobil bekas. Untuk memperoleh informasi
tentang mobil itu, seringkali harus membayar. Misalnya dengan menyewa montir
mobil yang ahli mesin dan dapat dipercaya. Demikian juga perusahaan –
perusahaan yang ingin merekrut pegawai. Untuk mengethui kualiatas calon
pegawai, mereka terpaksa menggunakan konsultan, yang untuk menikmati
jasanya. Perusahaan harus membayar
b. Daya monopoli
Asumsi pasar persaingan sempurnah adalah produksi begitu banyak dan kecil
– kecil sehingga secara individu tidak mampu mempengaruhi pasar.keputusan
produsen dalam memasok, bereferensi pada harga yang berlaku dipasar (price
taker). Dalam kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya ada satu (monopoli)
atau beberapa produsen oligopoly yang begitu kuat. Mereka mampu
mempengaruhi pasar dengan menentukan tingkat harga (price setter).
Kemampuan itu menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang
lebih tinggi, disbanding dalam pasar persaingan sempurna.
c. Eksternaliats
Merupakan keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku
ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat
dimasukkan dalam perhitungan biaya secara formal. Misalnya dipropinsi lampung
banyak pabrik tapioka yang mencemarkan lingkungan denagn membuang
limbahnya kesungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk
dalam perhitungan biaya produksi tapioka. Akibatnya, walaupun secara financial
biaya produksi tapioca menjadi murah (tidak perlu infestasi fasilitas pengolahan
limbah), secara ekonomis biayanya mahal; sebagian biaya itu ditanggung
masyarakat dalam bentuk biaya social (social cost).
a. Kontrol Harga
Tujuan control harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk
control haraga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor
price) dan harga maksimum (ceiling price).
1. Harga dasar (floor price)
Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila
pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp. 700,00 perkoligram, pembeli
gabah harus membeli gabah dari petani dengan harga serendah – rendahnya Rp.
700,00 /kg.
Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp. 600.000.00/ ton. Pemerintah harus
membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar
permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibatnya kurva
permintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran
yang disediakan adalah 500,000 ton dikali dengan Rp. 600,000,00 sama dengan
Rp 300,000,000,000,00.
Qd = 20,000 – 6P ; Qs = - 5,000 + 4P
P = upah perhari
Keseimbangan pasar terjadi pada harga Rp 2,500,00/ hari. Kesempatan kerja yang
tersedia untuk 5,000 pekerja/ bulan. Jika pemerintah cianjur menilai uoah
keseimbangan itu terlalu rendah dan menetapkan upah minimum sebesar Rp.
3,000,00/hari, yang terjadi penganguran sebanyak 5000 orang/ bulan. Sebab
dengan upah tingkat tersebut jumlah yang ingin bekerja meningkat menjadi 7,000
orang / bulan. Sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja menurun menjadi
2,000 orang/ bulan.
3. Kuota
Selain dengan pembelian, pemerintah mempengaruhi tingkat harga dengan
melakukan kebijaksanaan Kuota (pembatasan produksi). Misalnya pemerintah
ingin menolong petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota)
untuk meningkatkan harga. Diagram 2.12 menunjukkan tanpa campur dengan
pemerintah keseimbangan pasar jagung terjadi di titik E 1 dengan jumlah jagung Q0
dan harga P0.
Jika pemerintah ingin menjaga agar jagung minimal P 1, untuk itu jumlah
produksi dibatasi hanya sampai Q1. Kurva penawaran jagung yang relevan adalah
S1 keputusan ini mengurangi surpluskonsumen sebesar A+B. produsen mengalami
kehilangan surplus seluas C, tetapi memperoleh tambahan surplus seluas A di
tambah insentif tidak memproduksi, seluas D. agar produsen mau mengurangi
produksinya sampai tingkat Q1 maka insentif finasial yang harus diberikan
setidak-tidaknya seluas B+C+D.
b. Pajak dan Subsidi
1. Pajak
Dilihat dari satu sisi, pajak memberatkan karena membuat harga barang
menjadi lebih mahal. Namun disisi lain, pajak dibutuhkan sebagai sumber
penerimaan Negara untuk membiyai fungsi-fungsinya, khususnya retribusi
pendapatan dan sebagai alat stabilitas ekonomi hanya saja keputusan penentuan
pajak harus mempertimbangkan elastisitas permintaan dan penawaran. Jika tidak
tujuan-tujuan yang ditargetkan tidak tercapai.
Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap
keseimbangan pasar.
Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan
membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). Pajak itu dibebankan
kepada produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari
S0 ke S1, sehingga harga keseimbangan menjadi Q1. Kebijakan ini sebenarnya
menyebabkan konsumen sebanyak A+B. sedangkan produsen kehilangan
surplus produsen sebanyak D+C sama dengan 0Q1 x (P1 – p2). Sepintas
pemerintah tampaknya senang dengan pemerintah itu tetapi konsumen dirugikan
karena beban pajak yang seharusnya di tanggung produsen, sebagai A oleh
konsumen. Ini disebut pergeseran beban pajak besar beban pajak sangat
tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran.
2. Subsidi
Subsisdi dapat dipandang sebagai pajak negative (negative tax), karena subsidi
menambah pendapatan nyata. Sebagaimana halnya pajak, manfaat pemberian
subsidi terbagi-bagi antara produsen dan konsumen, tergantung elstisitas
permintaan dan penawaran.
Apendiks
Masalah ekonomi sama tuanya dengan usia peradabAN manusia. Tetapi ilmu
ekonomi baru muncul diabad 18, melalui buku Adam smith yang berjudul An inquiri into the
nature and causes of the weath nations yang kemudian dikenal sebagai the wealth of nations
(1776). Itulah sebabnya Adam Smith dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern. Bukan
berarti sebelum masa itu tidak ada pemikir yang tertarik pada masalah ekonomi Plato, filsuf
yunani abad 4 SM dan Thomas Aquienas rohaniwan Kristen abad 13 M, adalah dua dari
beberapa pemikir yang mendahului adam Smith. Baik Plato maupun Aquinas mencoba
memecahkan masalah ekonomi dengan pendekatan moral dan teologis. Sedangkan adam
Smith melihatnya dari sudut rasionalitas.
Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh J. B. Say, Thomas Malthus
dan David Ricardo, terbentuklah pemikiran tentang pasar. Pasar dalam pengertian ilmu
ekonomi adalah pertemuan permintaan dan penawaran dan bersifat interaktif bukan fisik.
Mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan
dan penawaran.
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama priode waktu tertentu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi permintaan
adalah :
Struktur pasar persaingan monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Didalam
industri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak
homogen, melainkan terdiferensiasi ( differentiated product ). Namun perbedaan barang antara satu
produk (merek) dengan produk ( merek) yang lain ti9dak terlalu besar. Diferensiasi ini mendorong
perusahaan untuk melakukan persaingan non harga. Walaupun demikian output yang di hasilkan
sangat mungkin saling menjadi substitusi. Perusahaan memiliki kemampuan monopoli yang relatif
terbatas.
yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibedakan oleh
konsumen dengan melihat siapa produsenya. Jika dalam persaingan sempurna konsumen
membeli barang tanpa perlu membedakan siapa produsen, dalam persaingan monopolistik
yang menjadi pertimbangan adalah siapa produsenya. Barang-barang tersebudapat
diperbedakan oleh kualitas barangnya,model,bentuk,warna, bahkan oleh kemasan, merek dan
pelayanannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap untuk produk-
produk sabun mandi,pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain. Seorang gadis yang biasa
menggunakan sabun mandi bermerek “sutera”, sulit untuk pindah kemerek lain.dia dapat
membedakan produk sabun kesukaanya dari produk perusahaan yang lain. Hal ini
menyebabkan perusahaan memeliki daya monopoli, walau terbatas.
Diagram 10.1
Kurva permintaan perusahaan
Dalam pasar persaingan monopolistik
Rp
D persaingan sempurna
D monopoli = D industri
KuantitaS
Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan
sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efesien, sebab titik A bukan titik
terendah pada kurva biaya rata-rata (AC). Jika perusahaan ingin memperoduksi pada AC yang
paling rendah, output harus ditambah sampai sejumlah Qb.tetapi jika output melebihi Qa
(output keseimbangan), penambahan output hanya menurungkan laba (bahkan merugi)
karena penerimaan marjinal Lebih kecil dari biaya marjinal (MR<MC). Dapat disimpulkan,
dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik akan
mengalami kelebihan kapalitas produksi (excess capacity).
a. Daya monopoliyang realatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss)
realtif kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi realatif kecil.
c. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan
monopolistik diimbang dengan kenikmatan konsumen karena beragamnya produk,
peningkatan kualitas dan meningkatnya kebebasan konsumen dalam memilih output
Rangkuman
Tiga Asumsi Dasar Persaingan Monopolistik
Produk yang terdiferensiasi (differentiated produk)
Jumlah perusahaan banyak dalam (industry large number off firms)
Bebas masuk dan keluar pasar (free antry and exit)
Perusahaan mencapai dalam jangka pendek dimana perusahaan dapat menikmati laba
super normal. Dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal. Laba super
normal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang memasuki industry
yang memberika dua kemungkinan terhadap perusahaan lama, yang pertama pelanggan makin
setia yang kedua pelanggan makin bersifat memilih.
Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih efesien
disbanding pasar persaingan sempurna :
a. Harga jual masih levbih besar dari biaya merjinal (P > NC)
b. Kapasitas berlebihan (exess capacity)
Ketidak efesienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistic menimbulkan pertanyaan, apakah perlu pengaturan ? tidak. Hal ini
berlandaskan tiga argument :
Daya monopoli yang relative kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang
(deat weight loss) relative kecil.
Permintaan yang sangat elastic menyebabkan kelebihan kapasitas produksi
relative kecil.
Ketidak efesienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam
persaingan monopolistic diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena
beragamnya produk, peningkatan kualitas dan meningkatnya kebebasan
konsumen dalam memilih output.
PASAR OLIGOPOLI
Struktur pasar atau olipogoli (oligopoli) adalah pasar (industri) yang terdiri dari hanya
sedikit perusahaan (produsen). Setiap perusahan memioliki kekuatan (cukup) besar untuk
mempengaruhi harga pasar. Produk dapat homogeny atau terdiferensi. Perilaku setiap
perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainya dalam industry. Dari definisi
diatas, kondisi pasar oligopoly mendekati kondisi pasar monopoli.
Para ekonom umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama:
persaingan sempurna, momopoli, persaingan monopolistic dan oligopoly. Dalam semuah
bentuk pasar itu para penjual memperhatikan respon pembeli,tetapi dalam oligopoly para
penjual juga memperhatikan respin lawan – lawanya. Didalam ketiga pasar yang disebut
terdahulu, kurva – kurva permintaanya diturunkan dari data tentang konsumen. Tapi dalam
oligopoly hal itu belum cukup. Seorang oligopolies memperkirakan permintaan juga
tergantung pada reaksi apa yang akan dialkukan lawan – lawanya terhadap perubahan harga
yang diambil. Ini memang sulit diramalkan, tetapi penting bagi kita untuk bias membuat
kurva permintaanya.
Tabel 11.1
CR4 Sektor Industri Indonesia, Tahun 1985, 1990 & 1993
b. Kompleksitas Manajemen.
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainya (persaingan sempurna, monopoli,
dan persaingan monopolistic), struktur pasar oligopoly ditandai dengan kompetisi
harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap
keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing.
Karena itu dalam industry oligopoly, kemampuan keuagan yang besar saja tidak
cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industry. Perusahaan juga harus
mempunyai kemampuan manejemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam
struktur industry yang pesaingnya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang
memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoly akhirnya terdapat
sedikit produsen.
3. Keseimbangan Oligopolis
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoly disebut oligopolies
(oligopolist). Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai.
Analisis keseimbangan oligopoly tidak menekankan dimensi waktu, melainkan kompetisi.
Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemam[puan mengatur output dan
harga, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing. Karena itu ologopolis akan
mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan
tidak mempunyai alas an lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga
dengan para pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoly, sehingga para ekonom
mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolies. Sayangnya ,
tidak ada satupun model yang diterima secara umum sebagai model terbaik. Dalam bab
ini hanya akan dibahas model permintaan patah (kinked demand model) dan model
kepemimpinan harga (price leadership model).
a. Model Permintaan yang Patah (kinked Demand Model)
Model ini dikembangkan oleh P.M. sweezy (1939). Dua pemikiran penting
yang dilontarkan sweezy adalah harga dalam pasar oligopoly bersifat kaku
(infleksible) dan oligopolies mengambil keputusan berdasarkan sikap (scenario)
pesimis (pessimistic way). Permintaan sangat elastis bila harga dianaikkan dan
inelastic bila harga diturunkan.
Konsekuensi dari pemikiran tersebut adalah perusahaan menhadapi dua
scenario permintaan. Scenario pertama, sebut saj D1 adalah permintaan dengan
asumsi pesaing tidak beraksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini sangat
elastis. Permintaan kedua (D2) adalah jika pesaing bereaksi terhadap strategi
perusahaan. Permintaan ini tidak elastic, seperti gambar diagram dibawah ini
Kurva yang relavan bagi perusahaan adalah ABD2 (garis tidak putus – putus).
Sampai batas harga P1, kurva permintaan yang relevan adalah AB, karena jika
perusahaan menetapkan harga diatas P1, pesaing tidak bereaksi. Akibatnya bila
oligopolies menetapkan kenaikan harga, misalnya, 10% (P3), ia akan kehilangan
permintaan lebih besar dari 10% (Q1 – Q3). Hal ini karena para oligopolies
menetapkan harga dibawah P1, misalnya P2, pesaing bereaksi. Kurva permintaan
yang relevan adalah BD2. Bila oligopolies menurunkan harga sebesar 10%, tambahan
permintaan yang diperoleh lebih sedikit dari 10%, karena perusahaan – perusahaan
lainya ikut menurunkan harga (beraksi). Mereka tidak mau konsumenya berpindah
keperusahaan yang tadi menurunkan harga. Kurva penerimaan marjinal (MR) yang
relevan bagi perusahaan adalah ACDE. Harga keseimbangan pasar adalah P1.
Karena posisi nya hanya sebagai penerima harga , perusahaan- perusahaan lain
menetapkan jumlah produksi berdasar yang di tetapkan perusahaan dominan (Pd)
dengan harga jual Pd per unit, jumlah output yang memhasilkan laba maksimum
adalah Qs, pada saat =Sm. Jumlah output yang di produksi industry adalah
Qm=Qs+Qd.
4. Duopoli
Duopoli (duopoly) adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoli hanya ada
dua perusahaan. Model inidikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi anatar
perusahaan dalam pasar oligopoli.
a. Model cournot (cournot model)
Model ini dikembangkan augustin cournot (ekonom prancis) tahun 1938.
Dasar pengembangan model ini adalah keseimbangan duopolies tercapai bila biaya
marjinal adalah nol (MC=0). Dengan pembuktian otomtis , duoopolis ( apabila msing-
masing )perusahaan tidak saling bririnteraksi)akan mencapai interaksi keseinmbngn
bila output masing-masing perusahaan adalah separuhjumlah permintaan pada saat
harga P=0, Seperti diagram berikut
Maka penerimaan total duopolies yang pertama (TR1) dan kedua (TR2) adalah jumlah
output yang di jual di kalikan harga jual.
TR1 = P x Q1
= (30 - Q) x Q1 = {30 - (Q1+Q2) x Q1}
2
= 30Q1 – Q -Q1-Q2…………………………………....(11.2)
1
Kedua kurva reaksi dapat di gambarkan dalam diagram 11.4 berikut ini
2
= 30Q1 - Q - Q2 Q1
1
2 1 2
= 30Q1 - Q - 15Q1 + Q
1 2 1
1 2
= 15Q1 - Q
2 1……………………………………………………… (11.6)
∂TR 1
MR1 = = 15 – Q1 …………………………………….(11. 70)
∂Q1
Bila laba maksimum tercapai pada saat MR=0, maka perusahaan pertama
memproduksi sebanyak 15 unit. Sementara perusahaan kedua berdasarkan kurva
reaksinya (Q2=15 -1/2Q1) hanya memproduksi sebanyak 7,5 unit. Jadi menurut model
Stackelberg, perusahaan yang mengambil inisiatif penentuan harga akan memperoleh
laba di banding perusahaan yang hanya mengikuti (follower)
Narapidana A
Narapidana B
mengaku Tidak Mengaku
Mengaku -5,-5 -1,10
Tidak Mengaku -10,-1 -2,-2
Perusahaan Otomotif B
Perusahaan Otomotif B Harga Mobil Harga Mobil
Rp 125 Juta/unit Rp 150 Juta/Unit
Harga Mobil Rp 125 Juta/Unit 15.000, 15.000 30.000, 12.000
Harga Mobil Rp 150 Juta/Unit 5.000,30.000 25.000, 25.000
Bila perusahaan A dan B masing- masing menetapkan harga Rp125 juta per
unit, setiap perusahaan akan menjual sebanyak 15.000 unit mobil. Bila sama-sama
menjual dengan harga Rp 150 juta per unit, masing- masing menjual sebanyak 25.000
unit mobil. Karena berbeda dalam keadaan dilemma seperti yang di hadapi narapidana
dalam contoh di atas, maka keputusan apapun yang di tempuh oleh perusahaan A,
perusahaan B memilih untuk menetapkan harga mobil Rp 125 juta per unit .
mengapa? Sebab dengan menetapkan harga sebesar Rp 125 juta per unit, perusahaan
B akan dapat menjual mobil minimal sama dengan jumlah penjualan perusahaan A
(15.000 unit) jika perusahaan A memutuskan harga sama. Tetapi jika perusahaan A
menetapkan harga lebih mahal, perusahaan B mampu menjual 30.000 unit.
Duopoly merupakan keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoly hanya ada
dua perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi antar
perusahaan dalam pasar oligopoly.
Model cournot
Model ini dikembangkan Augustin cournot (ekonom prancis) 1938.
Dasar pengembangan ini adalah keseimbangan duopolies tercapai bila
biaya marjinal adalah nol (MC = 0).
Model kepemimpinan stackelberg (stackelberg leadership model)
Jika dikembangkan dengan mengasumsikan bahwa perusahaan
pertama mengambil inisiatif kemudian perusahaan kedua mengikuti
maka untuk mencapai laba maksimum, fungsi penerimaan perusahaan
pertama memperhitungkan reaksi kedua.
Model dilema narapidana
Model ini menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil
keputusan dalam keadaan tidak dapat berkomunikasi dengan teman
atau lawannya.