Anda di halaman 1dari 56

Tugas

Mata Kuliah : Ekonomi Mikro

SALINAN BUKU PRATHAMA RAHARDJA


MANDALA MANURUNG EDISI REVISI

DISUSUN OLEH

BASRAN
H 102 10 008

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH


PEDESAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2010/2011
PENDAHULUAN
1. Pengertaian Ekonomi
a. Kelangkaan (Scarcity)
Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka(scarce). Kelangkaan
mencakup kuantitas, kulaitas tempat dan waktu sesuatu tidak langkah kalu jumlah
(kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik tersedia dimana
saja (di setiap tempat ) dan kapan saja (waktu) di butuhkan

b. Pilihan-pilihan (Choices)
Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas
banyaknya. Manusia tidak pernah merasa puas atas apa yang telah mereka peroleh
dan mereka capai.

Terbatasnya sumberdaya tersedia dibandingkan kebutuhan/keinginan,


menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan bersifat yang bersifat
individu maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu misalnya baju apa yang akan
dipakai hari ini.

c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)


Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai mahluk rasional pilihan yang dibuatkan
berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya harus
dikeluarkan dan hasil yang diperoleh.

Bagi seorang akuntan biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Misalnya nona Lia berbisnis juga beli mobil
bekas di awal tahun, ia membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp. 70 juta mobil
itu akutantansi adalah Rp 80 Juta jika tidak digunakan untuk membeli mobil bekas
alternative yang paling umum adalah menyimpannya dalam depisito berjangka jika
bunga deposito 20% pertahun diakhir tahuan uang uang non lia menjadi 96 juta.

Definisi yang lebih rinci misalnya ilmu ekonomi mempelajari individu dan
masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumberdaya yang langkah
(dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kulaitas hidupnya.

2. Masalah-Masalah Ekonomi
Dari defines diatas masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumberdaya
yang langkah. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat selamamasalah yang dihadapi
adalah alokasi sumberdaya yang langkah.
Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyalah alat untuk
memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi karena realitasnya begitu konpleks
maka perlu penyerdahanaan. Dalam ilmu ekonomi penyerdahanaan itu terlihat dari
penyderhanaan masalah-masalah yang dihadapi.

a. Apa yang harus Diproduksi Dan Berapa Banyak?


Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai factor
produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaaan /manfaat bagi pemakai / konsumen
pertanyaan apa yang harus diproduksi bermakna barang apa harus disediakan ? berapa
banyak agar kesejahteraan masyarakat meningkat?

b. Bagaimana Memproduksinya?
Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi ? metode
dan tehnologi apa yang digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekkonomi
memandang sebagai factor penting dalam produksi. Namun manfaat tehnologi tidak
ditentukan oleh tingkat kecanggihan.

c. Untuk Siapa Barang Yang diproduksi?


Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan.sebab apa gunanya
produksimelimpah karena mengunukan teknologi tinggi,berskalah besar dan efisien,
bila hanya di nikmati segelintir anggota masyarakat saja ?keputusan utnuk siapa
barang dan jasa di produksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat
bersangkutan .bagi masyarakat egaliter keadilan berarti setiap individu memperoleh
jumlah yang sama sedangkan masyarakat ,ultilitarian tidak terlalu mementinkan
keadilan dalam jumlah.jumlahnya silakan berbeda ,yang penting apakah sesuai
dengan kebutuhan atau tidak.

3. Barang Dan Jasa


Barang adalah benda – benda yang berwujud atau ,yang di gunakan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan atau untuk menhasilkan benda lain yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat adalah beras,buku. Sedangkan contoh barang yang di gunakan untuk
menhasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah mesin-
mesin,peralatan, bangunan pabrik. Barabg tersebut merupakan contoh barang berwujud di
samping itu ada pula barang yang terwujud , seperti udara dan matahari.

Jasa tidak dapat di golongkan sebagai suatu barang ,karena tidak berwujud,tetapi
dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.contoh jasa ialah jasa
perbankkan ,jasa bengkel,jasa dokter dan pengajaran yang di berikan oleh guru

3. Barang Ekonomi dan Barang Bebas


Barang ekonomi (economic good) adalah barang yang mempunyai kegunaan
dan langka,yaitu jumlah yang tersediah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang di
butuhkan masyarakat.dan oleh kerena itu barang ekonomi mempunyai harga .Dalam
terminology ekonomi,kita mengukan istilah langkah bukan sedikt,sebabperkataan sedikit
itu relative.jumlah 100 dapat kita katakana banyak, kerena yang di butuh kan hanya 40
sementaraitu jumlah 100.000 termasuk sedikit bila kita bandingkan kebutuhan masyarakat
sebanyak 250.000. produk barang ekonomi membutuhkan sumber daya ekonomi yang
terbatas jumlahnya ,oleh kerena itu tidak dapat di peroleh atau di produksi dalam jumlaj
yang terbatas. dengan demikian,barang ekonomi adalah jumlahnya (langka) dan
memerlikan pengorbanan untuk memperolehnya udara sangat di butuhkan manusia
dengan demikian sangat berguna.tetapi karena udara tersediah dalam jumlah yang
melimpah,maka udara bukanlah barang ekonomi ,melainkan barang bebas (free good)
yang untuk memperolehnya tidak di perlukan pengorbanan . oleh karena itu barang bebes
tidak mempunyai”harga”.

Udara, sinar matahari , air di daerah pedesaan , dan air laut di daerah pantai
adalah beberapa contoh barang bebas . batu meteor,sebaliknya termasuk barang yang
sangat langka, tetapi (bagi kebanyakan orang ) tidak mempunyai kegunaan.itu sebanya
batu meteor juga tidak termasuk barang ekonomi. Dengan demikian, barang bebas adalah
barang yang tersediah dalam jumlah yang melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan
pengorbanan untuk memperolehnya.
Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena
perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan ,air bersih merupakan barang yang bebas,
tetapi di kota menjadi barang ekonomi .begitu pula sinar matahari menjadi barang
ekonomi dalam usim dingin , sehingga banyak wisatawan yang bersediah membayar
untuk dating ke daerah-daerah tropis.

5. barang akhir,barang modal,dan barang antara

Barang akhir (final goof) adalah barantg yang di hasilkan oelh berbagai kegiatan
ekonomi dan dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir
dapat di bedakan ke dalam dua golongan, yaitu:
a. barang tahan lama (durable good),misalnya mobil, televise,almari es perabot rumah
tangga.
b. Barang tidak tahan lama (non- durable good),misalnya makanan segar,buah-buahan,
sayur sayuran

Barang modal (capital good) sebagian barang yang di hasilkan bukan untuk
memenuhi lansung kebutuhan konsumen, melainkan di gunakan untuk memhasilkan
barang –barang lain. Contoh nya mesin traktor ,bangunan pabrik

Barang antara(inrermediate good). Barang – barang yang belum menjadi barang


akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat di gunakan oleh komsumen di namakan
barang antara .Contohnya adalah besibaja,tekstil

6 Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi


Mengapa belajar ilmu ekonomi? Pertanyaan ini layak dan memang layak di
lontarkan. Case dan Fair (1996) memberikan pandangan tentang beberapa mamfaat dari
studi ekonomi sebagai berikut.

a Memperbaiki Cara Berfikir Yang Membantu Dalam Mengambil Keputusan


Harta yang sangat berharga dalam diri manusia adalah pikiran. Dengan
pipikiran kita mampu menganalisis, meniliay benar salah, baik- buruk dan
menentukan pilihan.kemampuan ini memmunkinkan manusia mempertahankan
keberadaanya di bumi. Kemampuan itu pula yang memungkinkan manusia terus-
menerus meningkatkan kualitas hidupnya. Metode –metode, teknik berpikir dalam
ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan

b Membantu Memahami Masyarakat


sebagai makhluk social,manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain,kita tidak
pernah berhenti berinteraksi. Menurut ilmu ekonomi interaksi manusia terjadi lewat
pertukaran (pasar). Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran itu
manusia berupaya mengatasi kelangkaan,selanjutnya mengembangkan kan teknologi
dan system kemasyrakatan, berdasarkan ini dapat memahami terjadinya Revolusi
Industri di Inggris,Revolusi Politik di Perancis dan peristiwa- peristiwa besejarah
lainnya.

c Membantu memahami maslah-maslah internasional (global)


Kelangkaan yang di hadapi terjadi pada setiap tingkatan hidup, mulai dari
individu ,keluarga masyarakat desa, kota, Negara dan internasional. Di tingkat
inernasional, interkasi antar- individu secara langsung demi kepentigan pribadi,
jarang terjadi,individu- individu yang berinteraksi lebih mewakili kepentingan-
kepentingan kelompok (Negara/ perusahaan) yang mereka lakukan meskipun tampak
baik bagi kelompok/Negara lain, sebenarnya lebih mempertimbangkan kepentingan
kelompok /Negara mereka . Dengan balajar ilmu ekonomi,kita dapat mengerti lebih
pasti dan dalam , mengapa pada saat Negara –negara Asia Timur (indonesia)
mengalami krisis ekonomi tahun 1998, Negara – Negara maju,(Eropa Barat, America
Sarikat dan Jepang) ,mau member bantuan malalui dana Moneter Internasional
(IMF) dan atau Bank Dunia (World Bank)

d Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi


Cita-cita terbentuknya masyarakat demokrasi bukan kaum politisi saja.
Ekonomo pun mempunyai cita-cita yang sama, seperti yang di sampaikan oleh
Kenneth Arrow. Ekonomi memandang demokratis sangat penting dalam rangka
memperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi
masyarakat kebanyakan. Tidak mengherankan bila di masyarakat maju, para calon
pemimpin yang akan di pilih harus mampu menjabarkan program- program ekonomi
meraka

7. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

Dari definisinya dan aplikasi ilmu ekonomi sangat luas dimana ada masalah
kelakaan disitu ilmu ekonomi dapat diterapkan tidak berarti para ekonom harus terlibat
disegala bidang sebab masalah yeng paling menjadi perhatian ekonom adalah apakah
memang sudah terjadi alokasi sumberdaya yang efisien ditingkat individu maupun
agregat.

a. Teori Ekonomi Mikro


Teori ekonomi mikro sesuai dengan namanya (mikro) dapat di artikan sebagai
ilmu ekonom kecil berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya teori
ekonom mikro diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis
mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian

Ada berapa aspek yang dianalisis teori ekonomi mikro tiga aspek penting
dintaranya adalah sebagai berikut :
1. Interaksi di Pasar Barang
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro suatu perekonomian merupakan
penggabungan dari berbagai jenis pasaar barang. Oleh sebab itu untuk mengenal
corak kegiatan suatu perekonomian kita antara lain perlu memperhatikan corak
operasi suatu pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara
fisik; pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply), atau mempertemukan antara penjual dan pembeli suatu barang.
Melalui intraksi diantara penjual dan pembeli, pasar akan menentukan tingkat
harga suatu barang dan jumlah barang yagn diperjual belikan. Contohny adalah
pasar beras, pasar pakaian, pasar computer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro
tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut. Untuk
menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi
mikro hanya menjelaskan tentang interaksi diantara penjual dan pembeli di
suatu pasar barang.

2. Tingkah laku Pembeli dan Penjual


Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi.
Asumsi pertama: para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi
mereka secara rasional; kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan
kepuasan yang mungkin dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha
memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala-kendala
yagn dimilikinya. Berdasarka asumsi-asumsi tersebut, teori ekonomi mikro
menunjukkan (a) bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah
pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkan, dan (b)
bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang
akan dilakukannya.

3. Interaksi di Pasar Faktor Produksi


Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik factor-faktor
produksi mereka menawarkan factor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh
pendapatan. Pendapatan tersebut untuk selanjutnya akan iguanakan guna
membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual
membutuhkan factor-faktor produksi untuk memproduksikan barang dan jasa.
Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli factor-faktor produksi. Interaksi
diantara pembeli dan penjual factor-faktor produksi diberbagai pasar factor
produksi akan menentukan harga suatu factor produksi dan banykanya jumlah
factor produksi tersebut yang akan digunakan. Macam-macam factor produksi
dan harganya (balas jasa) adalah tenaga kerja (labor) yang diberikan upah atau
gaji (wages/salary) modal (capital) yagn diberikan bunga (interest ship) yang
diberikan laba (profit).

b. Teori Ekonomi Makro


Sesuai dengan namanya pula, “makro” berarti besar. Dengan demikian, teori
ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global
dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan unit-unit kecil dalam
perekonomian. Dalam menganalisis mengenai kegiatan pembli, misalnya, yang
dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan
pembeli yang ada dipasar. Kita juga tidak lagi memperhatikan permintaan dan
penawaran terhadap suatu barang (misalnya permintaan terhadap mobil, atau
penawaran kopi) melainkan permintaan dan penawaran barang-barang secara
keselurahan (agregat).
Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi makro, antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh
mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan
perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang
meliputi (1) pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga, (2)
pengeluaran pmrintah, (3) pengeluaran perusahaan atau invstasi, serta (4) ekspor
dan impor. Analisis dalam teori makro juga memperhatikan perubahan harga-
harga dan pengaruh perubahan jumlah uang berdasar terhadap pengeluaran
agregat.

2. Pengeluaran Agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang
ideal, idealnya pengluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk
mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa menimbulkan
inflasi, meskipun dalam prakteknya tujuan ini sulit dicapai.

3. Mengatasi Pengangguran dan Inflasi


Perekonomian tidak dapat secara otomatis mngatasi masalah pengangguran
dan infalsi. Tindakan pemrintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu,
yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan
fikal, kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemrintah dalam mempengaruhi
jumlah uang beredar (money supply) dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi.
Sedangkan kebijakan fiscal adalah langkah-langkah pmrintah mengubah struktur
dan jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi
tingkat kegiatan prkonomian.

8. Metodologi Ilmu Ekonomi


a. Teori Ekonomi

Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan member


penjelasan dan prediksi atas gjala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga
suatu barang naik, permintaan trhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian?
Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu. Tori adalah pernyataan
atau sekumpulan pernyataan tentang sebab-akibat, aksi-reaksi.

Daya guna dan validitas sebuah teori diukur dari kemampuan dan
keakuratannya menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati.

b. model Ekonomi
Berdasarkan tori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan
pernyataan formal sbuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal
(menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus
sulit, yang hanya dimengerti oleh para doctor/guru besar ekonomi. Model yang baik
dilihat dari variable yang digunakan. Variable adalah ukuran yang nilainya dapat
brubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke oservasi. Dalam memilih variable-
variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam Razor, yaitu detail-
detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model.

Contoh model ekonomi yang baik adalah model siklus lingkaran kegiatan
ekonomi atau circular flow of economic activity dibawah ini. Model ini menjelaskan
bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang pekrja dan aktivitas ekonomi
didunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses pertukaran sumber daya yang
dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang dimiliki sector perusahaan (dunia
usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan menggunakan unsure-unsur
sederhana kita mampu memahami dunia nyata.

Diagram 1.1
Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi
(Model Sederhana)

Pendapatan rumah tangga:

Upah/ gaji, bunga, sewa, dividen

Factor produksi rumah tangga:

Tenaga kerja, modal, tanah, kewirausahaan

Perusahaan
Rumah tangga
Output prusahaan :

Barang dan jasa


Pendapatan perusahaan :

konsumsi rumah tangga

c. Metode Deduktif dan Induktif

Dunia nyata merupakan titik awal analisis ekonomi. Ada dua metode analisis
untuk mengambil kesimpulan tentang dunia nyata yaitu metode deduktif dan metode
induktif.

Metode deduktif adalah metode pengambilan kesimpulan untuk hal-hal khusus


berdasarkan kesimpulan yang bersifat khusus. Pada awalnya metodologi ilmu ekonomi
adalah deduktif. Tapi pada perkembangan selanjutnya metode ini tidak mampu lagi
menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi. Misalnya teorinya adam Smith (klasik)
perekonomian tidak akan pernah mengalami masalah besar dan berlarut-larut karena
ampuhnya mekanisme pasar. Tapi defresi besar yang melanda perekonmian dunia
selama 1929-1933 mengubah kepercayaan itu. Metode deduktif patut dipertanyakan
kembali. Sejak saat itu metode induktif adalah Jhon Maynard Keynes, ekonomi inggris
menjadi bapak ilmu ekonomi makro. Dampak positif dari metode induktif adalah
meningkatnya kegitan penelitaian ekonomi yang telah menghasilkan pengalaman baru
dalam ilmu ekonomi baik mikro ekonomi maupun makro ekonomi.

d. Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition

Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi karenanya memilki


keterbatasan. Keterbatasan itu tercermin dalam istilah ceteris paribus yang bermakna
factor-faktor lain dianggap tetap. Maksudnya dalam analisis ekonomi (hubungan dua
variabel), harus disadari bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan asumsi variabel-
variabel lain dianggap tidak berubah. Misalnya ketika menyimpulkan bahwa
permintaan terhadap jasa transportasi bus antar kota akan turun jika harga tiketnya
naik, didasarkan pada asumsi bahwa harga tiket jasa transportasi alternative (kereta
api) tidak berubah . bila harga tiket kereta api juga naik kesimpulannya belum tentu
sama. Istilah fallacy of composition memilki pengertian apa yang baik dalam skala
besar (keseluruhan). Misalnya hidup hemat sangat baik bagi individu tetapi jika
seluruh individu hidup hemat maka permintaan agregat rendah dan pertumbuhan
ekonomi pun rendah.

e. Ekonomi Positif Dan Ekonomi Normatif

Dalam menjalankan tugas keilmuannya,ekonomi sering di bandingkan dengan


dunia nyata daengan dunia idea,ketika mengamti kondisi nyata,pendekatan yang di
lakukan adalah ekonomi positif (positif economic ) pernyataan positif menerangkan
kan rentang hal- hal yang akan terjadi dalam ekonomi.oleh karena itu kebenaran dan
kenyataan yang sebenarnya terjadi.pernyataan : “Apabila produksi semen turun maka
harganya akan naik “adalah contoh positif.
Ekonomi yang apa yang terjadi dengan setiap kebijakan ekonomi yang di
jalankan.misanyal, ketika pemerintah memutuskan untuk melindungi industry mobil
dalam negeri dengan penepan tarifyang sangat tinggi,pemberian hak monopolidan
pembebasan pajak, para ekonomi dapat melihat dampak positif dan negative nya
terhadap konsumen dalam negeri ,penerimaan pemerintah dan efisien industry
mobil.dalam menbuat analisis tersebut ekonomi tidak boleh mengambil sikap
memihak.maka yang di gunakan adalah ekonomi (normative economic).dengen
demikian pernyataan normatifadalah suatu pandangan subjektif atau suatu value
judgment pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan
terjadi akan tetapi mengenai apa yang sebaiknya harus terjadi.pernyataan “usaha
menaikkan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan berusaha agar tambahan
pendapatan di nikmati secara merata oleh seluruh golonganpenduduk” adalah contoh
pernyataan normatif

Apendiks
Pemanfaatan Matematika Dalam Ilmu Ekonomi
A. Matematika Sebagai Alat Analisis

Pemanfaatan matematika dalam analisis ekonomi mikro dimulai sekitar akhir abad
19 terutama oleh ekonom eropa dalam analisi marjinal (marjinal analysis). Dalam
perkembangan selanjutnya, penggunaan matematika terbukti sangat menunjang
kemajuan teori ekonomi. Teori ekonomi semakin spesifik, akurat dan efesien.asumsi-
asumsi ekonomi yamg abstrak, yang bila diverbalkan membutuhkan berlembar-lembar
kertas, dengan model matematika dapat dijelaskan secara eksplisit dengan menjabarkan
beberapa persamaan saja. Tidak mengherankan bila dewasa ini penggunaan matematika
dalam analisis ekonomi semakin intensif.

Yang harus dingat adalah bahwa matematika bukanlah ilmu ekonomi. Seseorang
ahli matematika tidak otomatis ahliekonomi. Sebaliknya seseorang dapat menjadi ahli
ekonomi tanpa harus terlebih dahulu menjadi ahli matematika. Mengapa demikian ?
sebab matematika dalam ilmu ekonomi hanyalah alat analysis atau bahasa ekspresi
masalah ekonomi. Selai matematika, ada alat lain yang dapat digunakan, yaitu analysisi
verbal dan grafis. Kendati demikian, demi efesiensi dan akurasi analisi ekonomi, para
mahasiswa sangat disarankan untuk membekali diri dengan pengetahuan matematika.

B. Matematika Ekonomi.B

Matematika ekonomi adalah sebuah pendekatan dalam analisis ekonomi, dimana


para eko0nom menggunakan perangkat dan symbol-simbol matematika dalam melontarka
masalah, analisi, manarik kesimpulan dan memberikan saran kebijakan ekonomi.

Beberapa peralatan matematika yang serinng digunakan dalam analisis ekonomi


antara lain aljabar linear, matriks, teori himpuanan, geometri, diferensial dan kalkulus.
Untuk mempermudah analisis, variable-variabel ekonomi yang dianalisis dilambangkan
dengan huruf atau notasi tertentu, misalnya ?? adalah notasi untuk laba, C notasi untuk
biaya, Q notasi untuk kuantitas, dan P notasi untuk harga.

1. Hubungan Antaravariabel Ekonomi


Hubungan antar variable ekonomi dapat dinyatakan dalam bahasa matematika.
Misalnya pernyataan bahwa : jumlah barang yang diminta mempunyai hubungan yang
berlawanan arah (terbalik) dengan tingkat harga. Jika harga barang makin mahal,
jumlah barang yang diminta makin sedikit, begitu sebaliknya dapat dituli sebaga :
Qd : a – bP ……………………………………………. (A 1.1)

Di mana : Qd : jumlah barang yang diminta


P : harga barang/unit

Qd adalah variable terikat (devendent variable karena dasar nilai Qdl) sangat
tergantung (terikat) pada dasar nilai variable lain. P juga dapat dikatakan endojenus
(endogenous variabel), karena besarnya Qd ditentukan berdasarakan suatu persamaan,
dalam hal ini persamaan (A 1. 1).
P adalah variable bebas (indefenden variabel), karena besar nilainya tidak
tergantung atau terikat pada besar nilai variable lain. P juga dapat dikatakan sebagai
variable eksojonus (eksogenous variabel) karena besarnya nilai P tidak ditentukan
suatu persamaan.
Adalah konstanta (constan) yaitu suatu ukuran yang besarnya tidak dapat
berubah. Jika suatu konstanta disandingkan dengan sebuah variable, disebut koefisien
variabel, disebut koefisien farometer, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa
banyak atau besar variabel terikat berubah jika variabel bebas berubah 1 unit.

aQd/ aP = - b ……………………………………….(A 1.2)


Persamaan (A1.2) menyatakan bila harga turun 1 unit, jumlah barang yang
diminta bertambah b unit. Begitu sebaliknya hal ini terjadi karena harga dan jumlah
harga barang yang diminta mempunyai hubungan yang berlawanan arah (terbalik).

2. Beberapa Tipe Persamaan


Persamaan (A1.1) dan (A1.2) hanyalah salah satu contoh dari beberapa
kemungkinan persamaan lainnya. Dilihat dari sifat hubungan antarvariabel persamaan
dapat dikategorikan menjadi 3 tipe:

a. Persamaan Definisi (Definitional Equation) persamaan ini hanya memberikan


definisi suatu variabel

π = TR-TC……………………………………………….(A1.3)

Dimana : π = laba
TR = Total Revenue atau Penerima Total, dan
TC = Total Cos atau Biaya Total
b. Persamaan Perilaku (Behavioral Equation)
Persamaan ini menjelaskan secara sfesifik bagaimana nilai suatu variabel
berubah sebagai reaksi terhadap perubahan nilai variabel lainnya. Persamaan
(A1.1) dan (A1.2) adalah contoh persamaan perilaku

Qd = a-b………………………………………………………..….(A1.1)

Jika harga = 0, jumlah barang yang diminta (Qd) adalah a. jumlah


barang yang diminta (Qd) sama dengan nol, jika harga barang (P) adalah a/b per
unit.

∂Qd
= - b ………………………………….………………..(A1.2)
∂P

jika harga barang (P) naik per unit, maka jumlah barang yang diminta turun
sebesar b unit. Begitu juga sebaliknya.

c. Persamaan keseimbangan (Equilibrium Condition)


Persamaan ini mendekskrifsi syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
mencapai keseimbangan

Qd = Qs …………………………(A1.4)

Dimana Qd = Jumlah barang yang diminta


Qs = Jumlah barang yang ditawarkan

Persamaan (A1.4) mendeksfsikan keseimbangan pasar akan tercapai bila


jumlah barang yang diminta (Qd) sama persis dengan jumlah barang yang
ditawarkan (Qs).

C. Analisi Grafis
Dasar analisis grafis adalah geometri dua dimensi yang menggunakan bidang
kordinat empat kuadran. Analisis grafis memiliki kelebihan jika hubungan jika diamati
tidak lebih dari dua variabel. Dengan grafis dua dimensi analisis dapat di ikuti secara
verbal, matematis dan visual. Tetapi secara visual hal ini sangat menyulitkan karena itu
jika jumlah variabel yang di analisis tiga atau lebih, lebih baik menggunakan analisis
ekonomitrika.

Dalam analisis frafis dua dimensi ada dua hal yang perlu diperhatikan :
1. Kuadran yang relevan untuk analisis ekonomi adalah kuadran pertama, dimana nilai-
nilai variabel yang dianalisis (pola hubungannya)> 0. Sebab nilainya < 0, variabel
tersebut tidak relevan untuk dianalisis. Misalnya jika nilai variabel harga (P) < 0,
maka barang yang di bahas adalah barang bebas ( free good ) yang tidak memerlukan
analisis ekonomi (tidak ada masalah kelangkaan).
2. Bentuk kurva dalam analisis grafis sangat tergantung pada penentuan nilai sumbu
horizontal dan vertical. Karena itu dalam membaca kurva, perhatikan persamaan
matematis dan pemakaian sumbu variabel.

Contoh :
Qd = 20 – 2P Persamaan perilaku
Qs = 10 + 4P Persamaan perilaku
Keseimbanagan tercapai bila Qs = Qd persamaan keseimbangan
Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
20 – 2P = -10 + 4P
6P = 30
Qd = 5
Qd = 20 – 2P = 10 unit
Qs = -10 + 2P = 10 unit

Diagram 1.2

Harga

10 Kuadran 1

8 Qs = -10 + 4P

5 keseimbangan

2 Qd = 20 – 2P

0 8 10 16 24 Kuantitas
Kuadran 4 tidak relevan:
Tidak ada interaksi permintaan
Dan penawaran

Kuadran 4
Rangkuman

Dalam bab pendahuluan ini adalah delapan pokok pembahasan yaitu pengertian
ekonomi, masalah-masalah ekonomi, barang dan jasa, barang ekonomi dan barang bebas,
barang akhir, barang modal dan barang antara, mengapa belajar ekonomi, ruang lingkup
ekonomi dan metode ilmu ekonomui.

Pengertian Ilmu Ekonomi ada 3 hal yang paling mendasar yaitu Kelangkaan
(Scarcity), pilhan-pilihan(Choices), Biaya Kesempatan(Oportunity Cost).

Dalam masalah-masalah ekonomi adalah masalah pilhan alokasi sumber daya yang
langkah.

Teori ekonomi mikro sesuai dengan namanya (mikro)dapat diartikan sebagai ilmu
ekonomi kecil berdasarkan pada corak dan ruang lingkup analisisnya teori ekonomi mikro
diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian
kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.

Metodologi Ilmu ekonomi terbagi dalam teori ekonomi, model ekonomi, metode
deduktif dan induktif, ceterius Paribus dan Fallacy of Composition dan ekonomi positif
dan ekonomi normatif.
MEKANISME PASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Masalah ekonomi sama tuanya dengan usiah peradaban manusia. Tetapi ilmu
ekonomi baru muncul di abab 18,melalui buku adam smith yang berjudul An inquiri into the
Nature and causes of the wealth of nations yang kemudian dikenal sebagai the wealth of
nations (1776) itulah sebab adam Smith di hormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern.
Bukan berarti sebelum masa itu tidak ada pemikir yang tertarik pada masalah ekonomi. Plato
filsuf, yunani abad 4 SM dan Thomas Aquinas, rohaniawan Kristen abad 13 M adalah dua
dari beberapa pemikir yang didahului Adam smith. Tetapi mengapa Ilmu ekonomi belum
muncul sampai masa Adam Smith? Jawabannya adalah baik Plato maupun Aquinas mencoba
memecahkan masalah ekonomi dengan pendekatan moral dan Teologis. Sedangkan Smith
melihatnya dari sudut Rasionalitas masalahnya zaman dahulu, kemiskinan dianggap sebagai
takdir. Tetapi smenjak zaman modern (Abad 18) kemiskinan dipandang ada kaitannya
dengan tidak kemampuan bekerja produktif atau karena tidak memiliki tanah.

Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti halnya alam semesta.
Saebagai sistem, perkonomian memiliki kemampuan penstabil otomatis untuk mejaga
keseimbangannya masalah-masalah ekonomi merupakan gangguan kesimbangan system.
Masalah akan pulih jika ksimbangan dipulihkan. Kekuatan yang mampu mengendalikan
sistem ekonomi, disebut sebagai tangan ajaib (Invisible hand). Analisis sejak masa Adam
Smith telah mewujudkan suatu analisis ekonomi yang memberikan gambaran tentang
berbagai aspek kegiatan ekonomi suatu Negara.

Cara pandang Smith tentang perekonomian merupakan hasil pergaulan Intensifnya


dengan Quesnay, seorang dokter kekaisaran france. Quesnay merupakan tokoh utama
kelompok psyokrat, yaitu kelompok yang merintis analisis ekonomi dengan pendekatan ilmu
pengetahuan alam (Sciences).

Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh J. B. Say, Thomas Malthus
dan David Richardo, terbntuklah pemikiran tentang pasar. Pasar dalam pengertian ilmu
ekonomi pertemuan permintaan penawaran. Dalam pengertian ekonomi pasar bersifat
intraktif, bukan fisik. Mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan
kekuatan permintaan dan penawaran.

1. Permintaan

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai


tingkat harga selama periode waktu tertentu. Supaya lebih akurat kita masukan dimensi
geografis. misalnya ketika berbicara tentang permintaan akan pakaian di Jakarta kita
berbicara tentang beberapa jumlah pakaian yang akan di beli pada berbagai tingakat
harga dalam satu periode waktu tertentu ,per bulan atau per tahun,di Jakarta.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhinpermintaan


Terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang yaitu:

 Harga barang itu sendiri


 Harga barang lain yang terkait
 Tingkat pendapatan per kapita
 Selera atau kebiasaan
 Jumlah penduduk
 Pemikiran harga di masa mendatang
 Distribusi pendapatan
 Usaha- usaha produsen meninkatkan penjualan

1) harga barang itu sendiri


jika harga suatu barang semakin murah, maka pemerintah terhadap barang
itu bertambah begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita kehukum permintaan
yang menyatakan “Bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah
barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.

2) harga barang lain yang terkait


Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang,
Tetapi kedua macam barang tersbut mempunyai keterkaitan, keterkaitan dua
macam barang dapat bersifat suptitusi ( pengganti)dan brsifat komplemen
(pengendap) misalnya baraang sibsitusi dari dagang adalah daging sapi, ikan, atau
tempe.suatu barang yang meenjadi sbsitusi barang lain apabila terpenuhi barang
tidak salah satu syarat dari kedua syarat: memiliki pingisi yang sam atau
kandungan yang sama. Dalam hal ini, bila harga subtansi daging sapi (misalnya
daging ayam) meningkat, harga rlatif daging sapi menjadi murah, gingga
prmintaan sapi meningkat. Sedangkan kalau harga kolomen daging sapi
( misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras meningkat, sehingga
[ermintaan daging meningkat , sehingga permintaan sapi meningkat pula, conto
barang yang lainya ada dua macam barang yang mempunyai hubungan kolemnter
adalah BBMdan m0obil. Bila dua macam barang tidak mempunyai hubungan
dekat ( keterkaitan ), makaperubahan harga suatu barang tidak ,mempngaruhi
permintaan barangsatunya lagi,. Bila harga pensil naik , misalnya tidak ada
pengaruhnya terhadap perminyaan sapi, karna antara pensil dengan daging sapi
tidak berkolerasi, baik sbagi barang subtansi maupun barng komlemen

3) tingakat pendapatan perkapita


Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli. Malin tinggi
tingkat pndapatan, daya bli makin kuat, hingga prmintaan suatu barang
meningkat.

4) Selera dan kebiasaan


Selera atau kebiasaan alnya dapat juga pempengaruhi permintaan suatu
barang. Beras misanya. Walau[pun harganya sama,permintaan bras pertahun di
provinsi Maluku lebih rendah di bandingkan Sumatra utara . mengapa?karana
orang-orang Maluku lebih menyukai sagu ( seajak kecil merka makan sagu) .
Sabaliknya di Sumatra utara, slain menyukai beras , ada kebiasaan (adat ) yang
membutuhkan beras, t erutama dikalangan masyarakat Batak, pada saat
pernikahan.

5) Jumlah penduduk
Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok Indonesia maka
permintaan akan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin
banyak jumlah penduduk, permintaan akan beras makin banyak.

6) Perkiraan harga di masa mendatang


Bila kita memperkirakan abahwa suatu barang akan naik , adalah lebih baik
membeli barang itu skarng untuk membeli lebih banyak saat ini menghemat
belanja yang akan datang

7) Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bias memberikan kesimpulan yang salah
bila distribusi pendapan buruk.artinya sebagian kecil kelompok masyarakat
menguasai begitu besar “kue”perekonomian. Jika distribusi pendapatan buruk,
berate daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu
barang menurung .(pembahasan mengenai distribusi pendapatan dapat and abaca
di Bab XV)

8) Usaha –usaha produsen meningkatkan penjualan


Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli
barng besar sekali perananya dalam mempengaruhi masyarakat.pengiklanan
memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang tersebut .di smapin itu,
untuk barang-barang yang sudah lama,pengiklanan akan meningkatkan orang
tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli.usaha-usaha
promosi penjualan lainnya, seperti pembrian hadiah kepada pembeli apabila
membeli suatu abrang atau iklan pemberian potongan harga, sering mendsorong
orang untuk membeli lebih banyak dari pada biasanya.

b. Fungsi Permintaaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan factor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan,
maka kita daoat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas (dependent
variable) dan variabel-variabel bebas (independent variable).
Penjelasan dimuka dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang
menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan dengan factor-faktor yang
mempengaruhi permintaan
Dx = f (Px, Py, Y/cap,sel,pen,Pp,Ydist,prom)……………………(2.1)

Dimana : Dx = Prmintaan akan barang


Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplemen)
Y/cap = pendapatan per kapita
Sel = selera atau kebiasaan
Pen = jumlah penduduk
Pp = perkiraan harga X periode mendatang
Prom = upaya produsen meningkatkan penjualan (promosi)
Dx adalah variabel tidak bebas (dependent variabel), karena besar nilainya
ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada disisi kanan persamaan (2.1).
variabel-variabel ini disebut variabel bebas (independent variable), karena besar
nilainya tidak tergantung besarnya nilai variabel lain.

Tanda positif (+) dan negative (-) menunjukkan penga4ruh masing-masing


variabel bebas terhadap permintaan akan barang X. tanda positif menunjukkan
hubungan searah, saedangkan tanda negative menunjukkan hubungan terbalik.
Misalnya, pertambahan jumlah penduduk (pen) akan meningkatkan permintaan akan
barang X. sementara jika harga X (Px) Naik, permintaan akan barang X turun.

Dalam analisis ekonomi tidak smua variabel diperhitungkan. Biasanya yang


diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan langsung. Dalam hal ini variabel
yang dianggap mempengaruhi permintaan akan suatu barang itu sndiri, harga barang
lain dan pendapatan.

Pers. (2.1) dapat disusun dngan lebih sederhana menjadi pers. (2.2)

- +/ - +

Dx = f(Px, Py, Y/ cap)……………………………………..………. (2, 2)

Tanda – tanda positif atau negatif dapat ditulis dalam persamaan matematis
∂Dx/ ∂Px < 0 (jika harga X naik, permintaan akan X turun, atau sebaliknya), ∂Dx/
∂Py > 0 (jika harga barang subtitusi X naik, permintaan akan X naik, begitu
sebaliknya). ∂Dx/ ∂I > 0 (jika pendapatan naik, permintaan akan X naik, dan
sebaliknya).

Persamaan-persamaan diatas menjelaskan hubungan-hubungan antar variabel


dengan asumsi barang normal. Di luar asumsi itu akan terjadi pnyimpangan pola
hubungan.

Dalam kasus barang inferior (inferior goods), jika pendapatan naik maka
permintaan trhadap barang tersebut menurun. Saelain barang inferior, kita juga
mengenal barang Giffen (giffen Goods). Barang giffen adalah juga barnag inferior,
namun barang inferior belum tentu barang giffen. Seseorang misalnya, yang bekerja
dikjakarta sedangkan keluarganya tinggal dibandung, ia akan pulang seminggu sekali
(setiap hari jumat sore). Dengan pendapatan Rp 8000 ribu per bulan, ia selalu
menggunakan bus antar kota bila pulang ke Bandung. Jika penghasilannya naik
menjadi Rp 1,5 juta per bulan, ia tidak lantas akan sering pulang ke Bandung (dengan
naik bus), melainkan tetap pulang seminggu sekali, tetapi ia kadang-kadang naik
kereta api parahyangan. Kita katakan bahwa bagi orang tadi jasa bus adalah barang
inferior dan jasa kereta api Parahyangan (pada saat itu) merupakan barang normal
(normal goods). Bila kelak penghasilannya naik lagi, mungkin baginya jasa kereta api
Parahyangan menjadi barang inferior, karena kadang-kadang ia akan naik mobil
pribadi ke Bandung. Jadi barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan)
orang, melainkan hanya berlaku bagi suatu kelompok masyarakat berpenghasilan
tertentu saja. Apabila bagi semua orang (atau sebagian besar masyarakat) suatu
barang dianggap sebagai barang inferior, maka barang tersebut dinamakan barang
Giffen. Contoh barang Giffen adalah beras (nasi). Bagi kebanyakan orang Indonesia,
ada kecendrungan bahwa kalau penghasilannya meningkat, konsumsinya terhadap
beras akan berkurang, karena mereka akan menambah lauknya (baik secara kuantitas
maupun kualitas). Kenyang bagi mereka sudah tidak lagi kenyang secara fisik,
melainkan kenyang secara Gizi. Anda dapat membuktikan hal ini dengan cara
mengamati orang yang makan diwarung Tegal atau Warteg (didekat proyek
pembangunan perumahan, bukan warteg yang berada dikampus), dan direstoran,
misalnya, Kentucky Fried Chicken, serta direstoran yang berada di hotel berbintang
lima. Jika anda perhatikan, porsi nasi bagi konsumen ditiap-tiap rumah makan di atas
berbeda secara nyata.
Gejala ini prtama kali ditemukan Sir Robert Giffen di Irlandia, yaitu
meningkatnya harga kentang menyebabkan jumlah yang dibeli meningkat, begitu
sebaliknya. Penjelasan tentang gejala ini akan dibahas dalam bab tentang perilaku
konsumen (IV).

c.Skedul dan Kurva Permintaan


Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan
tingkat permintaan barang tersebut.
Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes per bulan merupakan fungsi linear
berikut ini,
Qd = 100 – 10P………………………………………(2.3)
Dimana : Qd = permintaan akan beras (dalam ribu ton)
P = harga beras per kilogram (dalam rupiah)

Dari persamaan (2.3) kita menyimpulkan bahwa jika harga beras nol (gratis),
permintaan beras tidaklah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton. Prmintaan
beras akan menjadi nol kalau harga beras Rp 10.000 atau lebih perkilogram. Kita juga
dapat menetukan berapa jumlah prmintaan beras pada berbagai tingkat harga antara
nol rupiah sampai Rp 10.000 perkilogram.
Tabel 2.1
Skedul Permintaan Beras

Harga Beras Permintaan Beras


Per Kilogram (Rp) Per bulan (ribu ton)
0 100
2,000 80
4,000 60
6,000 40
8,000 20
10,000 0

Selanjutnya skedul permintaan diatas dapat digambarkan dalam bentuk kurva


permintaan dua dimensi berikut ini

Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar ∂Qd/ ∂P = - 10


(minus sepuluh). Yang mempunyai arti jika harga berubah 1 unit maka permintaan
akan beras berubah 10 unit dengan arah yang berlawanan.

d. Perubahan Jumlah Yang diminta dan Perubahan Permintaan


Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga
dan perubahan factor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya
(factor nonharga).
Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi
perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama, ini yang disbut pergerakan
permintaan sepanjang kurvas permintaan (movement along demand curve). Bila
kurva permintaan diatas kita ambil sebagai contoh, berikut ini adalah pergerakan
permintaan sepanjang kurva permintaan.
Pada harga beras Rp 4.000,00 per kilogram, permintaan beras 60.000 ton
perbulan. Jika harga naik menjadi Rp 6.000 per kilogram, permintaan turun menjadi
40.000 ton per bulan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp 2.000
perkilogram, permintaan beras meningkat kmbali menjadi 80.000 ton per bulan. Jika
yang berubah adalah factor ceteris paribus, yaitu pendapatan, maka akan terjadi
pergeseran kurva permintaan (shifting). Jika pendapatan meningkat, kurva
permintaan bergser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan
bergeser sejajar ke kiri.

Diagram 2.2
Pergerakan sepanjang kurva permintaan beras

0 20 40 60 80 100 kuantitas beras

Diagram 2.3
Pergeseran Kurva Prmintaan Beras

Jadi, jumlah barang yang diminta akan mngalami perubahan apabila terjadi
prubahan harga (barang itu sndiri). Kenaikan harga akan menyeebabkan jumlah
barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menambah jumlah yang
diminta. Sedangkan apabila factor-faktor nonharga yang berubah, akan menybabkan
perubahan dalam prmintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan oleh
bergesernya kurva permintaan ke kanan atau ke kiri, yang memberikan makna bahwa
perubahan factor nonharga (misalnya pendapatan konsumen naik, ceteris paribus)
akan menyebabkan perubahan permintaan (menaikan permintaan), yaitu pada tingkat
harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah.

e.Kasus Pengecualian
Di atas telah dijelaskan tentang hokum permintaan. Adakalanya hokum
permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan
terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang dimana
hokum permintaan tidak berlaku.

1. Barang yang Memiliki Unsur Spekulasi


Misalnya saja emas, saham, dan tanah (dikota). Barang-barang itu dapat
menyebabkan orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya naik,
karena ada unsure spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada
saat barang itu naik, dengan demikian mereka mengharapkan akan memperoleh
keuntungan.
2. Barang Prestise
Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memilikinya
umumnya berharga mahal sekali. Kalau barang tersebut naik harganya, boleh jadi
mnyebabkan prmintaan terhadap barang itu meningkat, karena bagi orang yang
membeli berarti gengsinya naik. Contohnya adalah mobil mewah, lukisan dari
pelukis terkenal (apalagi pelukisnya sudah meninggal dunia), atau barang-barang
antic.

3. Barang Giffen
Untuk barang Giffen (Giffen Good), apabila harganya turun menyebabkan
jumlah barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan efek pendapatan
yang negative dari barang Giffen lebih besar dari pada naiknya jumlah barang
yang diminta karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif. Dalam hal ini,
apabila harga suatu barang turun, ceteris paribus, maka pendapatan nyata (real
income) konsumen bertambah. Untuk kasus barnag Giffen, kenaikan pendapatan
nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut
menjadi berkurang. (pendapatan nyata adalah pendapatan yang berdasarkan daya
beli, artinya sudah memperhitungkan factor kenaikan atau penurunan harga).
Pendapatan yang belum memperhatikan factor perubahan harga dinamakan
pendapatan nominal atau money income.

2. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai
tingkat harga selama satu periode tertentu. Factor-faktor yang menentukan tingkat
penawaran addalah harga jual barang yang bersangkutan, serta factor-faktor lainnya yang
dapat disederhanakan sebagai factor nonharga.
a. Factor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi penawaran akan suatu barang, Yaitu :
 Harga barang itu sendiri
 Harga barang lain yang terkait
 Harga factor produksi
 Biaya produksi
 Tekhnologi produksi
 Jumlah pedagang/penjual
 Tujuan perusahaan
 Kebijakan pemerintah

1. Harga Barang Itu Sendiri


Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah
jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hokum penawaran, yang
menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang
tersebut yang ditawarkan penjual. Hokum penawaran menyatakan “semakin tinggi
harga suatu barang, cetris paribus, semakin banyka jumlah barang tersebut yang
ingin ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya”.

2. Harga Barang Lain yang Terkait


Barang-barang saubstitusi dapat mempengaruhi penawaran suatu barang.
Misalkan, dikarenakan kenaikan biaya produksi diluar negeri, atau kenaikan tariff
impor, baju yang di impor menjadi bertambah mahal harganya. Konsumn baju
impor skarang lebih suka membeli baju buatan dalam negeri sehingga permintaan
terhadap baju produksi dalam negeri meningkat. Kenaikan permintaan ini pada
gilirannya akan mendorong para produsen dalam negeri untuk meningkatkan hasil
produksinya, sehingga penawaran baju meningkat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik,
maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya, sedangkan untuk
barang komplemen, dapat kita nyatakan bahwa apabila harga barang komplemen
naik, maka penawaran suatu barang berkurang, dan sebaliknya.

3. Harga Faktor Produksi


Kenaikan harga factor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga
bahan baku yang meningkat, atau keenaikan tingkat bunga modal, akan
menyebabkan perusahaan memproduksi output-nya lebihn sdikit dengan jumlah
anggaran yang tetap. Kenaikan harga factor produksi ini juga akan mengurangi
laba perusahaan. Apabila tingkat laba suatun industry tidak menarik lagi, mereka
akan pindah keindustri lain, dan hal ini akan mngakibatkan berkurangnya
pnawaran akan barang.

4. Biaya Produksi
Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi.
Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan
harga factor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi
hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.

5. Tekhnologi Produksi
Kemajuan tekhnologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan
menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran akan
suatu barang, kemajuan tekhnologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran
barang.

6. Jumlah Pedagang/Penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka
penawaran barang tersebut akan bertambah.

7. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba, bukan memaksimumkan
hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan
kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi akan menggunakannya pada
tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.
Namun dengan demikian, sering kita temui produsen yang mempunyai tujuan
lain dalam berproduksi. Misalnya, ada perusahaan yang tidak mau menanggung
resiko, mereka cenderung melakukan kegiatan produksi yang lebih aman
meskipun hal itu menyebabkan tingkat keuntungannya menjadi lebih sedikit.
Sedangkan BUMN, misalnya, lebih mementingkan mencapai tingkat produksi
yang maksimum (agar tingkat kemakmuran masyarakat meningkat), dan bukan
keuntungan yang maksimum. Dengan demikian penawaran akan suatu barang
dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai produsen.

8. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran akan suatu
barang. Di Indonesia, bras merupakan makanan utama. Kebijakan pmerintah
untuk mengurangi impor beras dan meningkatkann produksi dalam negri guna
tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanam padi tertentu
yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah
supply beras dan keprluan impor beras dapat di kurangi.
Sama halnya dengan prmintaan, analisiss penawaran dapat disederhanakan,
dianalogikan dengan permintaan. Diagram 2.4 menggambarkan jika yang berubah
adalah harga, maka trjadi pergerakan sepanjang kurva penawaran (movement
along supply curve). Berarti, perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah yang ditawarkan. Jika yang berubah adalah factor nonharga (cateris
paribus), maka kurva penawaran bergeser ke kiri atau ke kanan. Bergeser ke
kanan berarti jumlah yang lebih banyak akan di tawarkan pada smbarang harga
yang tetap, dan bergeser berarti jumlah yang sedikit akan ditawarkan pada harga
yang tetap manapun.

b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungn
matematis dengan factor-faktor yang mempngaruhinya. Penjlasan dimuka dapat
ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubunganm antara
tingkat penawaran dengan factor-faktor yang mempngaruhi penawaran.

+ +/- - - + + +/-
Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)…………………(2.4)

Dimana : Sx = penawaran akan barang X


Px = harga X
Py = harga Y (barang substitusi atau komplementer)
C = biaya produksi
Tek = tekhnologi produksi
ped = jumlah pedagang/penjual
Tuj = tujuan perusahaan
Kebij = kebijakan pemerintah

Tanda positif (+) dan negative (-) menunjukkan pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap penawaran akan barang X.
Missal, fungsi penawaran mobil adalah :

Qs = -40 + 5P……………………………………………………(2.5)
Dimana : Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) per tahun
P = harga mobil per unit (puluh juta rupiah per unit)
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil per unit
hanya 80 juta rupiah atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit
kenaikan harga menyebabkan penawaran akan mobil meningkat lima unit. Jika yang
berubah adalah factor nonharg seperti tekhnologi, kurva penawaran bergeser
(shifting) dari S0 ke S1.
c. Kasus Pengecualian
Kadang-kadang kita temui pula adanya kurva penawaran yang mempunyai
slope negative. Contoh yang sering kita jumpai adalah kurva penawaran akan tenaga
kerja yang berbentuk melengkung membalik (backward bending labour supply curve).
Misalnya saja, seorang pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerjanya. Table
berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin ia gunakan untuk bekerja (penawaran
akan tenaga kerja) pada berbagai tingkat upah per jam yang brbeda-beda.
Tabel 2.2
Penawaran Tenaga Kerja

Ubah per jam Jumlah jam kerja


(dalam rupiah) Per minggu
2,000 4
4,000 12
8,000 20
12,000 24
14,000 25
16,000 23
18,000 20

Dari data diatas dapat kita buat titik-titik antara kedua variabel serta kemudian
menghubungkan titik-titiknya yang membentuk suatu garis sebagaimana tampak
dalam diagram 2.5. pada tingkat upah yang rendah (Rp 2.000,00 sampai Rp
14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang positif. Bagi
pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja bila
tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari Rp 14.000,00
perjamnya, ia akan cenderung mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan untuk
bekerja. Ia ingin bias lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya yang diperoleh
selama masa sebelumnya, sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan
masih bias meningkat sedikit. Hal ini wajar, karena pendapatannya sudah cukup
tinggi, shingga ia sudah memiliki rimah dan vila yang bagus, mobil, dan barang-
barang konsumsi lain, yang kesemuanya membutuhkan waktu lebih banyak untuk
bias menikmatinya. Dengan demikian bentuk kurva penawaran akan melengkung dan
membalik k arah yang berlawanan, atau kurvanya mempunyai kemiringan negative.
Contoh yang sering di kemukakan seperti ilustrasi siatas adalah dokter. Bagi seorang
dokter spesialis yang tarifnya sudah tinggi (misalnya Rp 80.000,00) untuk sekali
periksa pasien, ia akan cenderung mengurangi jam praktiknya, dan menambah leisure
timenya.
3. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen
sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang di konsumsi dan
dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan,
terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran
menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga kesimbangan, terjadi
kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

Kasus Pasar Mobil Sedan


Permintaan : Qd = 200 - 10P
Penawaran : Qs = -40 + 5P

Dimana : Qd, Qs = ribu unit per tahun


P = puluh juta rupiah per unit
Kesimbangan pasar :
Qd = Qs
200 – 10P = -40 + 5P
240 = 15P
P = 16
Qd = 200 – 10 (16) = 40
Qs = -50 + 5 (16) = 40

Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp 160 juta pr unit. Saat itu
jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil
pertahaun.
Jika harga mobil di tetapkan Rp 150 Juta pr unit (di bawaH Harga
Keseimbangan), maka akan trjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit mobil
pertahaun. Jika harga mobil di tetapkan Rp 170 juta per unit (di atas harga
keseimbangan), terjadi kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil pertahun.
Diagram 2.6
Keseimbangan Pasar Mobil
4. Perubahan Keseimbangan Pasar
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau
penawaran. Jika factor yang menyebabkaN perubahan adalah harga, keseimbangan
akan kembali ketitik awal (Diagram 2.7.a). tetapi jika yang berubah adalah factor-
faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk
sisi permintaan, keseimbangan tidak terjadi di sisi awal (Diagram 2.7.b dan 2.7.c).
Diagram 2.7
Prubahan Keseimbangan dasar

5. Surplus Ekonomi
Dasar pendekatan yang di gunakan untuk analisis pasar adalah marjinalis
(marginalism approach), yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi
atau mengonsumsi di tentukan oleh beberapa besar tambahan pendapatan atau
manfaat dari unit terakhir barang yang di produksi atau di konsumsi. Konsekuensi
dari pemikiran ini, bagai produsen adalah dia tidak menetapkan harga yang sama
untuk setiap jumlah penjualan. Jika kasus pasar di gunkan kembali sebagai contoh,
satu unit mobil pertama di jual dengan harga Rp 82 Juta, sedangkan unit kedua baru
akan di jual jika harganya Rp 84 Juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen
untuk satu unit persaja unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di
bawah Rp 199 Juta, Yaitu Rp 198 Juta. Alsanya tambahan manfaat dari tambahan
pemakaian mobil telahn menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih
sedikit di banding kesedaiaan membayar. Sebaliknya produsen menerima uang lebih
banyak daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
Apa yang di alami oleh konsumen di sebut surplus konsumen (Consumer
surplus), yaitu selisih antara antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan
yang harus di bayar. Untuk produsen di sebut surplus produsen (produser surplus),
yaitu selisih antara jumlah yang di terima dengan yang mreka harapkan untuk dibayar.
Dalam kasus pasar mobil, surplus konsumen jumlahnya seluas sege tiga ABE,
yang merepukan selesih luas trapezium 0BEC (jumlah yang konsumen bersedia
membayar) dengan sedi empat 0AEC (jumlah yang harus konsumn bayar). Jumlah
surplus produsen seluas segitiga FAE yang merupakan FAE yang merupakan slisih
antara luas segi empat 0AEC (jumlah yang konsumen bayarkan ) dengan trapezium
0FEC (jumlah yang produsen bersedia di bayar).
Teori surplus konomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur
tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah di anggap makin buruk bila total
khilangan surplus ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen) makin
besar. Dalam buku teks berbahasa inggris, ini di sbut dead weight loss.
Diagram 2.8
Surplus Produsen dan Surplus Konsumen

6. Kegagalan Pasar
Pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya
terpnuhi, antara lain prilaku bersifat rasional, memiliki informasi yang sempurna,
pasar berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat. Proses pertukaran
(exchange) tidak terbatasi dimensi waktu dan tempat. Kenyataannya tidak seperti
dunia ideal. Banyak asumsi tidak cocok dengan lapangan. Akibatnya pasar gagal
menjadi alat alokasi sumberdaya yang efisien .
a. InformaSI Tidak Sempurna
Dalam kemyataan kita tak pernah tahu persisi tentang kualitas barang yang
digunakan. Misalnya ketika membeli mobil bekas. Untuk memperoleh informasi
tentang mobil itu, seringkali harus membayar. Misalnya dengan menyewa montir
mobil yang ahli mesin dan dapat dipercaya. Demikian juga perusahaan –
perusahaan yang ingin merekrut pegawai. Untuk mengethui kualiatas calon
pegawai, mereka terpaksa menggunakan konsultan, yang untuk menikmati
jasanya. Perusahaan harus membayar

b. Daya monopoli
Asumsi pasar persaingan sempurnah adalah produksi begitu banyak dan kecil
– kecil sehingga secara individu tidak mampu mempengaruhi pasar.keputusan
produsen dalam memasok, bereferensi pada harga yang berlaku dipasar (price
taker). Dalam kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya ada satu (monopoli)
atau beberapa produsen oligopoly yang begitu kuat. Mereka mampu
mempengaruhi pasar dengan menentukan tingkat harga (price setter).
Kemampuan itu menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang
lebih tinggi, disbanding dalam pasar persaingan sempurna.

c. Eksternaliats
Merupakan keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku
ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat
dimasukkan dalam perhitungan biaya secara formal. Misalnya dipropinsi lampung
banyak pabrik tapioka yang mencemarkan lingkungan denagn membuang
limbahnya kesungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk
dalam perhitungan biaya produksi tapioka. Akibatnya, walaupun secara financial
biaya produksi tapioca menjadi murah (tidak perlu infestasi fasilitas pengolahan
limbah), secara ekonomis biayanya mahal; sebagian biaya itu ditanggung
masyarakat dalam bentuk biaya social (social cost).

d. Barang public (public goods)


Asumsi dasar lain yang seringkali tidak relevan adalah barang yang
dipertukarkan bersifat private (rival dan eksekutif). Rival artinya, barng tidak
dapat dikonsumsi secara simultan (bersamaan) tanpa saling merugikan. Eksklusif
artinya siap yang tidak mau membayar tidak dapat menikmati/ memamfaatkannya.
Softdrink atau nasi, misalnya merupakan barang privat (private good). Bila satu
kaleng softdrink sudah kita minum (konsumsi), maka orang lain sudah tidak dapat
mengkonsumsi softdrink tersebut (barang yang sama). Selain bersifat rivalry, kita
juga harus membeli (membayar) untuk dapat mengkonsumsinya.
Dalam kenyataan ada barang yang bersifat non rivalry, noneksklusif, dan non
divisible (tidak dapat dipecah – pecah). Sebut saja jalan raya, taman, jembatan
fasilitas keamanan dll. Sifat non-rivalry, non-eksklusif, dan non-divisible ini
sering menimbulkan fenomenapendoplegan atau pembonceng gratis (free rider),
yaitu mereka dapat menikmati mamfaat dari barang publik tetapi tidak membayar
pajak, misalnya pajak penghasilan (barang public tersebut dibuat oleh pemerintah,
yang sumber pembiayaanya antara lain berasal dari penerimaan pajak).
e. Barang Altruisme
Selain barang public, kita juga mengenal barang altruism. Barang altruism
adalah barang yang ketersediaanya berdasarkan sukarela karena rasa
kemanusiaan, contoh barang altruisme adalah darah.
7. Intervensi Pemerintah
Kegagalan pasar, seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah, namun
yang harus diperhatikan adalah tidak semuah campur tangan Pemerintah memberikan
hasil yang baik. Walupun tujuannya baik. Banyak factor yang menyebabkannya.
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah dalam menentukan
kebijaksanaan adalah adanya trade off (kinflik), antara tujuan – tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya ada konflik antara tujuan efesiensi dengan pemerataan. Agar rumah
dapat terjangkau rakyat kecil dan penghasilan rendah, pemerintah memberikan subsidi
itu cenderung mengorbankan efisiensi, karena uang subsidi bisa dialokasikan kesektor
– sector yang lebih produktif.

Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut :


 Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan
ekploitasi dapat dihindarkan
 Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembagan yang
teratur dan stabil
 Mengawasi kegiatan – kegiatan perusahaan, terutama perusahaan – perusahaan
besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-
praktik monopoli yang merugikan
 Menyediakan barang public (public goods) untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
 Mengawasi agar ekternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat
dihindari atau dikurangi.

a. Kontrol Harga
Tujuan control harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk
control haraga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar (floor
price) dan harga maksimum (ceiling price).
1. Harga dasar (floor price)
Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila
pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp. 700,00 perkoligram, pembeli
gabah harus membeli gabah dari petani dengan harga serendah – rendahnya Rp.
700,00 /kg.

Kasus pasar gabah dikrawang


Qd = 2.000 – 3P ; Qs = - 500 + 2P
Dimana : Qd,Qs = ribu ton permusim
P = ratus ribu rupiah per ton
Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp 500.000,00 /ton.
Sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500,00 ton/ musim. Andaikan pemerintah
merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya pada musim
tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah menjadi Rp.
600,000,00 /ton, akan terjadi kelebihan penawaran 500,000/ ton. Sebab
penawaran naik menjadi 700,000/ ton, sedangkan pemerintah turun menjadi
200,000 ton. Keputusan ini merugikan konsumen dan produsen karena total
surplus ekonomi yang hilang (consumer surplus dan producer surplus) besarnya
seluas segi tiga B+C.

Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp. 600.000.00/ ton. Pemerintah harus
membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar
permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibatnya kurva
permintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran
yang disediakan adalah 500,000 ton dikali dengan Rp. 600,000,00 sama dengan
Rp 300,000,000,000,00.

Kasus tenaga kerja di Cianjur

Qd = 20,000 – 6P ; Qs = - 5,000 + 4P

Dimana : Qd, Qs = jiwa per bulan

P = upah perhari
Keseimbangan pasar terjadi pada harga Rp 2,500,00/ hari. Kesempatan kerja yang
tersedia untuk 5,000 pekerja/ bulan. Jika pemerintah cianjur menilai uoah
keseimbangan itu terlalu rendah dan menetapkan upah minimum sebesar Rp.
3,000,00/hari, yang terjadi penganguran sebanyak 5000 orang/ bulan. Sebab
dengan upah tingkat tersebut jumlah yang ingin bekerja meningkat menjadi 7,000
orang / bulan. Sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja menurun menjadi
2,000 orang/ bulan.

2. Harga Tertinggi (Ceiling price)


Harga tertinggi adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen. Di
Indonesia yang paling terkenal misalnya penetapan harga patokan setempat (HPS)
untuk semen. Tujuan penetapan harga tertinggi umumnya adalah agar
hargaproduk dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang. Namun
kebijakan ini tidak berdaya guna bila produsen memilikikekuatan oligopoly,
Apalagi monopoli. Seperti yang terjadi pada HPS semen yang terus – menerus
dilanggar produsen semen yang raksasa.
Kasus pasar Mie Instan di Indonesia
Qd = 20,000 – 5P; Qs = -5,000 + 20P
Dimana : Qd,Qs = ribu bungkus perbulan
P = harga perbungkus
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp 1.000,00
per bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh
di atas, sekarang pemerintah merasa harga mie instan terlalu tinggi dan
menetapkan harga Rp 750,00 per bungkus. Kepeutusan ini menyebabkan
kelebihan permintaan sebesar 6.250.000 bungkus perbulan (16.250.000 –
10.000.000). secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan
surplus ekonomi (deadweight loss) sebesar luas segitiga A + B

3. Kuota
Selain dengan pembelian, pemerintah mempengaruhi tingkat harga dengan
melakukan kebijaksanaan Kuota (pembatasan produksi). Misalnya pemerintah
ingin menolong petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota)
untuk meningkatkan harga. Diagram 2.12 menunjukkan tanpa campur dengan
pemerintah keseimbangan pasar jagung terjadi di titik E 1 dengan jumlah jagung Q0
dan harga P0.
Jika pemerintah ingin menjaga agar jagung minimal P 1, untuk itu jumlah
produksi dibatasi hanya sampai Q1. Kurva penawaran jagung yang relevan adalah
S1 keputusan ini mengurangi surpluskonsumen sebesar A+B. produsen mengalami
kehilangan surplus seluas C, tetapi memperoleh tambahan surplus seluas A di
tambah insentif tidak memproduksi, seluas D. agar produsen mau mengurangi
produksinya sampai tingkat Q1 maka insentif finasial yang harus diberikan
setidak-tidaknya seluas B+C+D.
b. Pajak dan Subsidi
1. Pajak
Dilihat dari satu sisi, pajak memberatkan karena membuat harga barang
menjadi lebih mahal. Namun disisi lain, pajak dibutuhkan sebagai sumber
penerimaan Negara untuk membiyai fungsi-fungsinya, khususnya retribusi
pendapatan dan sebagai alat stabilitas ekonomi hanya saja keputusan penentuan
pajak harus mempertimbangkan elastisitas permintaan dan penawaran. Jika tidak
tujuan-tujuan yang ditargetkan tidak tercapai.
Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap
keseimbangan pasar.
Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan
membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). Pajak itu dibebankan
kepada produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari
S0 ke S1, sehingga harga keseimbangan menjadi Q1. Kebijakan ini sebenarnya
menyebabkan konsumen sebanyak A+B. sedangkan produsen kehilangan
surplus produsen sebanyak D+C sama dengan 0Q1 x (P1 – p2). Sepintas
pemerintah tampaknya senang dengan pemerintah itu tetapi konsumen dirugikan
karena beban pajak yang seharusnya di tanggung produsen, sebagai A oleh
konsumen. Ini disebut pergeseran beban pajak besar beban pajak sangat
tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran.

2. Subsidi
Subsisdi dapat dipandang sebagai pajak negative (negative tax), karena subsidi
menambah pendapatan nyata. Sebagaimana halnya pajak, manfaat pemberian
subsidi terbagi-bagi antara produsen dan konsumen, tergantung elstisitas
permintaan dan penawaran.

Kasus Pasar Susu Bayi Di Jakarta


Diagram 2.14 menggambarkan keseimbangan pasar susu bayi di Jakarta. Agar
makin banyak keluarga yang mampu membeli susu ke P 1. Dengan harga setingkat
P1 permintaan meningkat menjadi Q1, sementara penawaran berkurang menjadi Q2.
Sadar bila menempuh kebijakan harga tertinggi akan menimbulkan deadweight
Loss, pemerintah menempuh kebijakan subsidi (negative tax). Besarnya subsidi
yang diberikan adalah 0Q1(P1-P2). Bila subsidi diberikan kepada konsumen, akan
menggeser kurva permintaan ke D1, sehingga keseimbangan baru terjadi dititik E2
bila subsidi diberikan kepada produsen, akan menggeser kurva penawaran ke S 1.
Keseimbangan baru terjadi di titik E1.

c. Tarif dan Kuota


Dalam system perekonomian yang terbuka (melakukan transaksi dengan
perekonomian luar), maka harga barang yang berlaku adalah harga internasional.
Yang menjadi persoalan adalah bila harga domestic lebih tinggi daripada harga dunia.
Sebab dengan mekanisme pasar bebas, terpaksa dilakukan impor untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Walaupun dari sudut konsumen hal ini menguntungkan,
tetapi demi melindungi industry dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan
protektif dengan memberlakukan tariff (pajak impor) dan kuota impor (pembatasan
jumlah impor).
Dengan harga internasional setingkat Pw, tingkat impor mencapai sejumlah Qd0-Qs0
unit. Untuk melindungi industry dalam negeri, pemerintah menetapkan tariff sebesar
T per unit impor. Harga dalam negeri meningkat menjadi P*, impor pun berkurang
menjadi Qd1-Qs1 unit. Bagi produsen domestic, kebijakan ini menambahkan
keuntungan mereka sebesar luas trapezium A. tetapi konsumen domestic mengalami
kerugian besar A+B+C+D. sedangkan D merupakan penerimaan pajak pemerintah.
Jika pemerintah memberlakukan kuota impor, D merupakan keuntungan yang
diperoleh produsen asing. Sehingga kerugian domestic neto adalah B+C+D.

Apendiks

Pengaruh pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar (Parsial)


Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar (parsial) sangat tergantung jenis
pajaknya, apakah pajak per unit dan atau persentase. Untuk mengetahui perbedaan dampak
tersebut kita susun model sederhana sebagai berikut :
 Pasar berstruktur persaingan sempurna (uraian mengenai pasar persaingan sempurna di
jelaskan di bab VIII).
 Permintaan : Q = 30 – 6P atau P = 5 – 1 / 5 Q
 Penawaran : Q = -10 + 4P atau P = 1 / 4 Q + 2 ½
Keseimbangan awal (E0 pada diagram 2.16.a,b,c):
Permintaan = penawaran
30-6P = -10 + 4P
10P = 40
P=4
Q = 30 – 6P
= 30 – 6(4)
= 6 unit
Keseimbangan awal tercapai pada saat jumlah out put adalah 6 unit, dengan harga jual 4
per unit.
1. Jika pemerintah menetapkan pajak penjualan kepada produsen sebesar 1 ¼ per unit.
Harga jual setelah pengenaan pajak (Pt) adalah harga jual mula-mula (P) ditambah
pajak per unit (1 ¼ per unit).
Pt = P + T
= (1/4 Q + 2 1/2) + ¼
=¼Q=3¾
Atau ¼ Q = - 3 ¾ + P
Q = -15 + 4P
Keseimbangan baru (E1 pada diagram 2.16.a):
Permintaan = penawaran
30 – 6P = -15 + 4P
10P = 45
P = 4,5
Q = 30 – 6P
= 30 – 6(4,5)
= 3 unit
Besar pajak yang diterima pemerintah adalah jumlah output x pajak per unit, atau
Penerimaan pajak = 3 (1 ¼ = 3 3/4)

2. Jika pemerintah menetapkan pajak penjualan sebesar 20%.


Pengaruh terhadap sisi penawaran :
Pt = P(1+r), dimana r adalah persentase pajak
Pt = (1/4 Q + 21/2) x (1,2)
= (0,3 Q + 3), atau
0,3 Q = -3+P
Q = -10 + 3 1/3 P
Keseimbangan baru (E1 pada diagram 2.16.b):
Permintaan = penawaran
30 -6P = -10 + 3 1/3 P
9 1/3 P = 40
P = 120 = 4 2/7
28
Q = 30 – 6P
= 30 _ 6(4 2/7)
= 4 2/7 unit
Penerimaan pajak = 20% x (P x Q)
= 20% x (4 2/7 x 4 2/7)
= 3,7
3. Jika pemerintah menerapkan susidi besar 1 ¼ per unit yang diberikan kepada sisi
penawaran, maka penawaran setelah subsidi.
Ps = P + s = P + (-T)
= (1/4 Q + 2 1/2) + (-1 1/4)
= ¼ Q + 1 1/4
¼ Q = -1 ¼ + Ps
Q = -5 + 4P
Keseimbangan setelah subsidi (E1 pada diagram 2.16.c):
Permintaan = penawaran
30 – 6P = -5 + 4P
10P = 35
P = 3,5
Q = 30 – 6P
= 30 – 6(3,5)
= 9 unit
Keseimbangan pasar karena ada subsidi adalah :
Jumlah output = 9 unit, dengan harga jual 3,5 per unit.
Besar subsidi yang harus disediakan pemerintah adalah jumlah output (Q) dikalikan
subsidi per unit = 9x1 ¼ = 11 1/4 .
Rangkuman

Masalah ekonomi sama tuanya dengan usia peradabAN manusia. Tetapi ilmu
ekonomi baru muncul diabad 18, melalui buku Adam smith yang berjudul An inquiri into the
nature and causes of the weath nations yang kemudian dikenal sebagai the wealth of nations
(1776). Itulah sebabnya Adam Smith dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi modern. Bukan
berarti sebelum masa itu tidak ada pemikir yang tertarik pada masalah ekonomi Plato, filsuf
yunani abad 4 SM dan Thomas Aquienas rohaniwan Kristen abad 13 M, adalah dua dari
beberapa pemikir yang mendahului adam Smith. Baik Plato maupun Aquinas mencoba
memecahkan masalah ekonomi dengan pendekatan moral dan teologis. Sedangkan adam
Smith melihatnya dari sudut rasionalitas.

Pemikiran Adam Smith dikembangkan antara lain oleh J. B. Say, Thomas Malthus
dan David Ricardo, terbentuklah pemikiran tentang pasar. Pasar dalam pengertian ilmu
ekonomi adalah pertemuan permintaan dan penawaran dan bersifat interaktif bukan fisik.
Mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan
dan penawaran.

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama priode waktu tertentu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi permintaan
adalah :

 Harga barang itu sendiri


 Harga barang lain yang terkait
 Tingkat pendapatan perkapita
 Selera atau kebiasaan
 Jumlah penduduk
 Perkiraan harga di masa mendatang
 Distribusi pendapatan
 Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis
dengan factor-faktor yang mempengaruhinya. Skedul permintaan adalah daftar hubungan
antara hrga suatu barang dengan tingkat permintaan barang tersebut. Perubahan permintaan
terjadi karena dua sebab, yaitu : pertama, perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah
barang yang diminta tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama, ini yang
disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan. Kedua, perubahan ceteris
paribus yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting).

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Teori persaingan monopolistik (monopolistic competition) dikembangkan karena tidak


kepuasan terhadap daya analiss model persaingan sempurna (perfect competition) maupun monopoli
(monopoly). Ekonom yang pertama kali mengejukan ketidakpuasan terhadap dua model di atas adalah
Peirro Srafa (universitas Cambridge), kemudian diikuti oleh Hotelling dan Zeuthen. Pada akhir
dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa 1930-an model persaingan monopolistik dikembangkan
secara intensif terutama oleh Joan Robinson (ekonom inggris) dan Eward Chamber lain (ekonom
Ame-rika serikat.

Struktur pasar persaingan monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Didalam
industri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak
homogen, melainkan terdiferensiasi ( differentiated product ). Namun perbedaan barang antara satu
produk (merek) dengan produk ( merek) yang lain ti9dak terlalu besar. Diferensiasi ini mendorong
perusahaan untuk melakukan persaingan non harga. Walaupun demikian output yang di hasilkan
sangat mungkin saling menjadi substitusi. Perusahaan memiliki kemampuan monopoli yang relatif
terbatas.

1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik

Tiga asumsi dasar persaingan monopolistik adalah :

- Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)


- Jumlah perusahaan banyak dalam industri (large number of firms)
- Bebas masuk keluar pasar (free entry and exit)

a. Produk yang terdiferensiasi (Differentiated product)

yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibedakan oleh
konsumen dengan melihat siapa produsenya. Jika dalam persaingan sempurna konsumen
membeli barang tanpa perlu membedakan siapa produsen, dalam persaingan monopolistik
yang menjadi pertimbangan adalah siapa produsenya. Barang-barang tersebudapat
diperbedakan oleh kualitas barangnya,model,bentuk,warna, bahkan oleh kemasan, merek dan
pelayanannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap untuk produk-
produk sabun mandi,pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain. Seorang gadis yang biasa
menggunakan sabun mandi bermerek “sutera”, sulit untuk pindah kemerek lain.dia dapat
membedakan produk sabun kesukaanya dari produk perusahaan yang lain. Hal ini
menyebabkan perusahaan memeliki daya monopoli, walau terbatas.

Namun demikian di antara produk-produk tersebut sebenarnya dapat saling menjadi


subtitusi. Misalnya (sedang berada di desa), sabun mandi merek kesayangan tidak ada, maka
merek lain dapat menggantikan tanpa menimbulkan dampak negatif secara teknis (kesehatan
terganggu). Karena itu, permintaan tersebut sangat elastis (highly elastic demmand). Elastitas
permintaan pasar persaingan monopolistik berada di antara pasar persaingan sempurna dan
monopoli, seperti di gambarkan dalam diagram 10.1 di bawah ini.

Diagram 10.1
Kurva permintaan perusahaan
Dalam pasar persaingan monopolistik
Rp
D persaingan sempurna

D perusahaan persaingan monopolistic

D monopoli = D industri

KuantitaS

b. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (large number of firms)


jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistik banyak.
Diinfdonesia dapat di lihat dari begitu banyaknya merek pakaian, dan sepatu.
Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan tentang harga dan output
tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri (independence
decision of price and output), karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaan
masing-masing.

c. Bebas Masuk Dan Keluar (Free Entry and Exit)


laba supernoval yang dinikmati perusahaan (Existing firm) mengundang perusahaan
pendatang perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka mampu bertahan,
dalam jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan yang lain, tetapi jika kalah mereka
harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih besar. Sama halnya dalam pasar persaingan
sempurna, dalam pasr persaingan monopolistik proses masuk keluar akan terhenti bila semua
perusahaan hanya memperoleh laba normal.

2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang . dalam jangka
pendek pereusahaan dapat menikmati laba supernoval. Dalam jang panjang perusahaan hanya
menikmati laba normal.

Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Karena daya


monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar
persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli (Diagram
10.2).
Diagram 10.2 menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC dan
titik E. sama halnya dengan perusahaan monopolis. Harga jual beli besar dari biaya marjinal (P >
MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang di hadapi
sangat landai. Laba supernoval yang di nikmati perusahaan sebesar laus segi empat APBC, di
mana harga P0’ dan jumlah output yang di produksi Q*.

3. Pasar Persaingan Monolpolistik Dan Efisiensi Ekonomi


Laba supernoval yang dinikmati perusahaan (Diagram 10.2) mengundang perusahaan
pendatang memasuki industri. Masuknya pendatang memberikan dua kemungkinan terhadap
p[ermintaan perusahaan lama. Yang pertama, pelanggan makin setia, secara grafis terlihat dari
kurva permintaan jangka panjang lebih curam dari jangka pendek, (Diagram 10.3.a). Atau
pelanggan makin bersifat memilih, di mana permintaan jangka panjang menjadi lebih landai di
banding jangka pendek ( Diagram 10.3.b). bagaimanapun pengaruhnya, perusahaan hanya akan
dapat bertahan dalam jangka panjang jika mampu menikmaTI Laba normal, pada saat harga jual
sama dengan biaya rata-rata (P = AC). Dalam diagram 10.3 keseimbangan tersebut terjadi di titik
A (Diagram 10.3.a) atau B (Diagram 10.3.b).

4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


Di bandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih lebih baik dilihat
dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss). Namun tetap kurang
efisien di banding passar persaingan sempurna. Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan
monopolistik tidak dapat lebih efisien di banding pasar persaingan sempurna.

a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P>MC)


Karena memiliki daya monopoli, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
mampu membebankan harga jual yanbg lebih tinggi dari biaya marjinal (P > MC). Namun
demikian Karena mkurva permintaan yang di hadapi sangatg elastis, maka selisih harga dan
biaya marjinal tidak sebesar biaya monopolis.
b. Kapasitas Berlebih (Ecess capacity)
Telah di nyatakan, karena bebasnya perusahaan untuk keluar dan masuk, dalam
jangka panjang perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik hanya
menikmati laba normal. Keadaan tersebut kita gambarkan kembali dalam bentuk diagram
10.4 di bawah ini.

Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan
sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efesien, sebab titik A bukan titik
terendah pada kurva biaya rata-rata (AC). Jika perusahaan ingin memperoduksi pada AC yang
paling rendah, output harus ditambah sampai sejumlah Qb.tetapi jika output melebihi Qa
(output keseimbangan), penambahan output hanya menurungkan laba (bahkan merugi)
karena penerimaan marjinal Lebih kecil dari biaya marjinal (MR<MC). Dapat disimpulkan,
dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik akan
mengalami kelebihan kapalitas produksi (excess capacity).

5. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik


Ketdakefesienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan
monopolistik menimbulkan pertanyaan, apakah perlu pengaturan? Jawabannya adalah tidak! Hal
ini berlandaskan tiga argumen:

a. Daya monopoliyang realatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss)
realtif kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi realatif kecil.
c. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan
monopolistik diimbang dengan kenikmatan konsumen karena beragamnya produk,
peningkatan kualitas dan meningkatnya kebebasan konsumen dalam memilih output

Rangkuman
Tiga Asumsi Dasar Persaingan Monopolistik
 Produk yang terdiferensiasi (differentiated produk)
 Jumlah perusahaan banyak dalam (industry large number off firms)
 Bebas masuk dan keluar pasar (free antry and exit)
Perusahaan mencapai dalam jangka pendek dimana perusahaan dapat menikmati laba
super normal. Dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal. Laba super
normal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang memasuki industry
yang memberika dua kemungkinan terhadap perusahaan lama, yang pertama pelanggan makin
setia yang kedua pelanggan makin bersifat memilih.
Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih efesien
disbanding pasar persaingan sempurna :
a. Harga jual masih levbih besar dari biaya merjinal (P > NC)
b. Kapasitas berlebihan (exess capacity)
Ketidak efesienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistic menimbulkan pertanyaan, apakah perlu pengaturan ? tidak. Hal ini
berlandaskan tiga argument :
 Daya monopoli yang relative kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang
(deat weight loss) relative kecil.
 Permintaan yang sangat elastic menyebabkan kelebihan kapasitas produksi
relative kecil.
 Ketidak efesienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam
persaingan monopolistic diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena
beragamnya produk, peningkatan kualitas dan meningkatnya kebebasan
konsumen dalam memilih output.

PASAR OLIGOPOLI
Struktur pasar atau olipogoli (oligopoli) adalah pasar (industri) yang terdiri dari hanya
sedikit perusahaan (produsen). Setiap perusahan memioliki kekuatan (cukup) besar untuk
mempengaruhi harga pasar. Produk dapat homogeny atau terdiferensi. Perilaku setiap
perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainya dalam industry. Dari definisi
diatas, kondisi pasar oligopoly mendekati kondisi pasar monopoli.

Para ekonom umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama:
persaingan sempurna, momopoli, persaingan monopolistic dan oligopoly. Dalam semuah
bentuk pasar itu para penjual memperhatikan respon pembeli,tetapi dalam oligopoly para
penjual juga memperhatikan respin lawan – lawanya. Didalam ketiga pasar yang disebut
terdahulu, kurva – kurva permintaanya diturunkan dari data tentang konsumen. Tapi dalam
oligopoly hal itu belum cukup. Seorang oligopolies memperkirakan permintaan juga
tergantung pada reaksi apa yang akan dialkukan lawan – lawanya terhadap perubahan harga
yang diambil. Ini memang sulit diramalkan, tetapi penting bagi kita untuk bias membuat
kurva permintaanya.

1. Karekteristik pasar oligopoly


Dari definisi diatas kita dapat melihat beberapa unsure penting (karakter) pasar oligopoly
 Hanya sedikit perusahaan dal;am industry (few number of firms)
 Produknya homogeny atau terdiferensi (homogeny or differentiated produc)
 Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (interdependence decisions)
 Kompetisi nonharga (non pricing competition)

a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms


Secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan
didalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoly. Namun un tuk dasar analisis, biasanya
jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh/ Dalam kasusu tertentu hanya
terdapat dua perusahaan (duopoly). Kekuatan perusahan – perusahaan dalam industry
dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio
konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoly dikuasai oleh
perusahaan – perusahaan yang dominan (empat sampai delapan perusahaan). Jika
rasio konsetrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60
%, berarti 60% output dalam indutri dikuasai dalam empat perusahaan terbesar. CR4
yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna.
Pasar suatu industry dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%.
Kita bias juga mewngukur derajat konsenyrasi delapan perusahaan (CR8) atau
jumlah lainya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industry diuasai
oleh delapan perusahaan terbesar.

Berdasarkan criteria CR4, struktur pasar sector industry di Indonesia pada


umumnya oligopoly, sebagaimana ditunjukkan oleh table, sebagai berikut

Tabel 11.1
CR4 Sektor Industri Indonesia, Tahun 1985, 1990 & 1993

No. Kelompok Industri 1985 1990 1993


1 Industri makanan, minuman dan tembakau
2 Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit 58 61 67
3 Indutri kayu dan barabg – barang dari kayu 26 22 26
4 Industri kertas, barang – barang dari kertas percetakan dan 17 17 17
penerbitan 47 63 56
5 Industri kima, dan barang – barang dari bahan
kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik 47 44 47
6 Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi,
dan batu bara 62 54 55
7 Industri logam dasar
8 Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya 66 57 55
9 Industri pengolahan lainya 53 54 60
69 55 69

Rata – rata sektor industry 49 47 50

b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (homogen or differentiated produck)


Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoly merupakan peralihan
antara persaingan sempurnah dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang
dihasilkan akan mempengerahui perilaku perusahaan dalam upaya mencapai kondisi
optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan
mengatur jumlah output (output strategy) untuk mengatur tingkat laba, dalam pasar
monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka
dalam pasar pasar oligopoly bentuk persaingan atau perusahaan adalah persaingan
harga (pricing strategy) dan non harga ( (non pricing strategy), contoh pasar oligopoly
yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film kamera.
Sedangkan yang menghasilkan produk homogeny adalah industry baja, pipa peralon,
seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang
oligopolistic. Semakin besar tingkat diferensiasinya, perusahan makin tidak
tergantung pada kegiatan perusahaan – perusahaan lainya. Berarti oligopoly dengan
produk diferensiasi dapat lebih muda memprediksi reaksi – reaksi dari perusahaan –
perusahaan lawan.
Diluar unsure modal, rintangan untuk masuk kedalam industry oligopoly yang
menghasilkan produk homogeny lebig sedikit, karena pada industri dengan produk
diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek)
tertentu.

c. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decisions)


Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainya, baik yang sudah ada (exiting firms) maupun yang
masih diluar industry (potential firms). Karenanya guna menahan perusahaan
potensial untuk masuk industry, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi
menetapkan harga jual terbatas (lkimitinh prices), yang membuat perusahaan
menikmati laba super normal dibawah tingkat maksimum.

d. Komprtiso Non Harga (Non Pricing Cempotition)

Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing


dalam harga,namun juga non harga (non pricing competition). Bentuk – bentuk
kompetisi non harga antara lain adalah pelayanan purna jual serat iklan untuk
memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek ,
serta mempengaruhi perilaku konsumen. Keputusan investasi yang akurat diperlukan
agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efesiensi yang sangat tinggi. Tidak
tertutup kemungkinan perusahaan melakuikan kegiatan intelijen indistri untuk
memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata
maupun potensial. Informasi – informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat
memperediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.

2. Faktor – Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Iligopoli


Ada dua factor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoly:
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam industry
mobi, semen, kertas, pupuk, dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoly.
Teknologi padat modal ( capital intensive ) yang dibutuhkan dalam proses produksi
menyebabkan efisiensi (biaya rata – rata minimum) baru tercapai bila output
diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industry mobil, untuk satu jenis mobil,
skala efesiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50,000 sampai 100,000 unit
pertahun. Jika perusahaan memproduksi 3 jenis mobil saja, output minimal
seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit pertahun. Selanjutnya bila biaya produksi
per mobil puluhan juta rupiah, dana yang dibutuhkan untuk memproduksi ratusan
miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan
yang ingin memasuki industry mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan diatas merupakan hambatan unutk masuk (barriers to entry) bagi
perusahaan – perusahaan penting. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly
hanya terdapat sedikit produsen.

b. Kompleksitas Manajemen.
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainya (persaingan sempurna, monopoli,
dan persaingan monopolistic), struktur pasar oligopoly ditandai dengan kompetisi
harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap
keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing.
Karena itu dalam industry oligopoly, kemampuan keuagan yang besar saja tidak
cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industry. Perusahaan juga harus
mempunyai kemampuan manejemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam
struktur industry yang pesaingnya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang
memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoly akhirnya terdapat
sedikit produsen.

3. Keseimbangan Oligopolis
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoly disebut oligopolies
(oligopolist). Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai.
Analisis keseimbangan oligopoly tidak menekankan dimensi waktu, melainkan kompetisi.
Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemam[puan mengatur output dan
harga, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing. Karena itu ologopolis akan
mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan
tidak mempunyai alas an lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga
dengan para pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoly, sehingga para ekonom
mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolies. Sayangnya ,
tidak ada satupun model yang diterima secara umum sebagai model terbaik. Dalam bab
ini hanya akan dibahas model permintaan patah (kinked demand model) dan model
kepemimpinan harga (price leadership model).
a. Model Permintaan yang Patah (kinked Demand Model)
Model ini dikembangkan oleh P.M. sweezy (1939). Dua pemikiran penting
yang dilontarkan sweezy adalah harga dalam pasar oligopoly bersifat kaku
(infleksible) dan oligopolies mengambil keputusan berdasarkan sikap (scenario)
pesimis (pessimistic way). Permintaan sangat elastis bila harga dianaikkan dan
inelastic bila harga diturunkan.
Konsekuensi dari pemikiran tersebut adalah perusahaan menhadapi dua
scenario permintaan. Scenario pertama, sebut saj D1 adalah permintaan dengan
asumsi pesaing tidak beraksi terhadap strategi perusahaan. Permintaan ini sangat
elastis. Permintaan kedua (D2) adalah jika pesaing bereaksi terhadap strategi
perusahaan. Permintaan ini tidak elastic, seperti gambar diagram dibawah ini

Kurva yang relavan bagi perusahaan adalah ABD2 (garis tidak putus – putus).
Sampai batas harga P1, kurva permintaan yang relevan adalah AB, karena jika
perusahaan menetapkan harga diatas P1, pesaing tidak bereaksi. Akibatnya bila
oligopolies menetapkan kenaikan harga, misalnya, 10% (P3), ia akan kehilangan
permintaan lebih besar dari 10% (Q1 – Q3). Hal ini karena para oligopolies
menetapkan harga dibawah P1, misalnya P2, pesaing bereaksi. Kurva permintaan
yang relevan adalah BD2. Bila oligopolies menurunkan harga sebesar 10%, tambahan
permintaan yang diperoleh lebih sedikit dari 10%, karena perusahaan – perusahaan
lainya ikut menurunkan harga (beraksi). Mereka tidak mau konsumenya berpindah
keperusahaan yang tadi menurunkan harga. Kurva penerimaan marjinal (MR) yang
relevan bagi perusahaan adalah ACDE. Harga keseimbangan pasar adalah P1.

Pada diagram 11.2, oligopolies berada dalam keseimbangan pada saat MR =


MC (titik D) dengan jumlah output Q1. Tetapi perubahan struktur biaya (perubahan
MC) tidak otomatis mempengaruhi harga jual, sebab dapat menimbulkan reaksi
pesaing. Jika MC bergeser diantara MC1 sampai MC2 harga tidak berubah.
Oligopolies juga tidak akan mengubah jumlah output, sebab sangat merugikan.
Misalnya output dinaikkan ke Q2, pesaing akan bereaksi karena kurva MR yang
relevan adalah ACDE. Akibatnya laba menurun karena MR < MC. Jika oligopolies
mengurangi output ke Q3 (harga lebih tinggi dari P1), pesaing tidak bereaksi, sehigga
hal ini merugikan, sebab pada produksi Q3, MR > MC, dan laba yang diperoleh
berkurang .

b. Model Kepemimpinan Harga (price leadership model)

dalam model ini perusahaan yang dominan mengambil inisiaif dalam


penentuan harga .Tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan membentuk
kolusi secara impliasit (implicit collusion). Dikatakan kolusi karena perusahaan
dominan berharap perusahaan lain mengikuti langkahtersebut. Dikatakan implicit
karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal.produsen dominan memberikan
sinyal harga (price signaling), misalnya dengan memgunakan media massa (konfrensi
pers)produsen dominan memiliki posisi penentu harga (price setter),perusahaan yang
lain sebagai penerima harga (price taker) diagram 11.3 menggamgarkan sebagai
secara grafis. Di Indonesia , semen Tiga Roda (indocoment),dan film fuji adalah
contoh price leader dalam pasar yang oligopolistic.
Permintaan pasar adalah Dm yang merupakan permintaaan total yang di
hadapi setiap perusahaan dalam pasar, pada saat harga P1,perusahaan dominan tidak
berproduksi . Bila harga di bawah P 2,permintaan perusahaan dominan identik dengan
permintaan industry , karena permintaan terhadap perusahaan lain nya sudah tidak ada
(nol).struktur penawaran industry di gambar kan kurva Sm yang merupakan
penjumlahan biaya marjinal seluruh perusahaan dalam industry .sedangkan
permintaan perusahaan dominan adalah Dddengan sruktur penawaran Sd. Untuk
mencapai laba maksimum perusahaan dominan menyamakan MR dan MC, sehingga
mejual seharga Pd dengan output sejumlah Qd.

Karena posisi nya hanya sebagai penerima harga , perusahaan- perusahaan lain
menetapkan jumlah produksi berdasar yang di tetapkan perusahaan dominan (Pd)
dengan harga jual Pd per unit, jumlah output yang memhasilkan laba maksimum
adalah Qs, pada saat =Sm. Jumlah output yang di produksi industry adalah
Qm=Qs+Qd.

Seandainay kolusi ekspisit (explicit collusion) diijinkan,produsen menentukan


kerja sama foremal yang disebut kartel (cartel). Seperti yang di lakukan oleh Negara-
negara penghasil minyak bumi dalam kartel OPEC pembentukan kartel menyebabkan
produsen yang bergabung memiliki posisi olipologi dominan (dominant oliopolist)
dan dapat m,engambil inisiatif penentu harga.alat analisis perilaku perusahaan
dominan (price leadership modal ).untuk mencapai hasil maksimal, dua sayrat di
penuhi kartel ,yaitu memiliki pontensi monopolis(permintaan inelastic )

C. Price leadership dan kinked demand curve

Dalam pembicaraan mengenai oligopoli dijelaskan tentang teori kurva


permintaan yang patah(kinked demand curve) dasri reaksi lawan. Seperti telah
disinggung, hal itu didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan perusahaan lawan akan
mempunyai kecenderungan untuk mengikuti penurunan harga dari perusahaan yang
oligolopolistik, tapi tidak akan mengikuti bila harga dinaikkan. Sedangkan price
leadership merupakan keadaan dimana perusahaan perusahaan akan mengikuti
pemimpinya, baik untuk harga naik maupun harga turun. Dengan demikian teori
kinked demand curve tidaklah relevan dengan price leadership. Kinked demand curve
hanay berlaku bagi penurunan harga. Apabila harga naik maka perusahaan perusahaan
lain akan mengikuti sebagaimana terjadi apabila harga turun, maka hal itu akan
menghapuskan “patah”nya kurva permintaan dan dengan demikian teori kinked
demand curve tidak ada.

4. Duopoli
Duopoli (duopoly) adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoli hanya ada
dua perusahaan. Model inidikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi anatar
perusahaan dalam pasar oligopoli.
a. Model cournot (cournot model)
Model ini dikembangkan augustin cournot (ekonom prancis) tahun 1938.
Dasar pengembangan model ini adalah keseimbangan duopolies tercapai bila biaya
marjinal adalah nol (MC=0). Dengan pembuktian otomtis , duoopolis ( apabila msing-
masing )perusahaan tidak saling bririnteraksi)akan mencapai interaksi keseinmbngn
bila output masing-masing perusahaan adalah separuhjumlah permintaan pada saat
harga P=0, Seperti diagram berikut

Masing-masing duopolies (perusahaan yang beroperasi dalam pasar


duopoly)mempunyai daya monopoli yang sama. Keputusan jumlah output yang di
produksi duopolies berdasarkan asumsi bahwa output duopolies yang satu
(saingannya) sudah di putuskan dan tidak akan berubah.
Misalkan permintaan pasar adalah:
Q = 30 – P ………………………………….….(11.1)
Atau P = 30 – Q
Dimana: Q = Q1 + Q2

Maka penerimaan total duopolies yang pertama (TR1) dan kedua (TR2) adalah jumlah
output yang di jual di kalikan harga jual.
TR1 = P x Q1
= (30 - Q) x Q1 = {30 - (Q1+Q2) x Q1}
2
= 30Q1 – Q -Q1-Q2…………………………………....(11.2)
1

Laba maksimum tercapai bila MR =0


MR = 30 - 2Q1 Q2 = 0…………………………………………(11.3)
Q1 = 15 - 1/2 Q2.......................................................................(11.4)

Persamaan (11.4) merupakan kurva reaksi Q1, karena menunjukkan besarnya


output yang di tetapkan duopolies pertama berdasarkan perkiraan output duopolies
kedua. Dengan cara yang sama kita dapat menurunkan kurva reaksi duopolies
kedua(Q2).
Q2 = 15 – 1/2 Q2...........................................................(11.5)

Kedua kurva reaksi dapat di gambarkan dalam diagram 11.4 berikut ini

Duopolis akan mencapai keseimbangan bila reaksinya sama (Q 1=Q2). Dengan


penyelesaian matematika sederhana , keseimbangan akan tercapai pada saat
Q1=Q2=10 unit.jika P=30-Q, maka harga keseimbangan adalah 20. Keseimbagan ini
di sebut keseimbangan Cournot (Cournot equilibrium) atau titik Cournot (cournot
point). Dalam Diagram 11.4 keseimbangan courot terjadi di titik C
pada titik Cournot terjadi keseimbangan yang stabil, setiap gerakan menjauhi
titik itu akan di dorong untuk kembali ketitik keseimbangan , di mana masing-masing
menhasilkan 1/3 dari output total industry . modal ini dapat di kembangkan untuk
lebih dari dua perusahaan yang bersaing. Apabila terdapat n perusahaan dalam
industry , maka masing- masing perusahaan akan menghasilkan 1/(n+1) dari output
total industry , atau secara bersama-sama mereka menghasilkan sebanyak n/ (n+1)
dari output total industry

b. Model kepemimpinan Stackelberg (Stackelberg leadership model)


Model cornot di atas mengasumsikan bahwa keputusan dua perusahaan di
lakukan secara bersama.bagaimana jika perusahaan yang mengambil inisiatif terlebih
dahulu ? siapa yang lebih beruntung ? model stackelberg mencobe menjawab
pertaanyaan ini . jika kasus di atas di kembangkan dengan mengasumsikan bahwa
perusahaan pertama mengambil inisiatif , kemudian perusahaan kedua
mengikuti,maka:
P =30 Q, di mana kurva reaksi perusahaan kedua :Q 2=15 -1/2 Q1 maka untuk
mencapai laba maksimum , fungsi penerimaan perusahaan pertama mempertitungkan
reaksi perusahaan kedua

TR1 = {30 - Q1 + Q2} . Q1

2
= 30Q1 - Q - Q2 Q1
1
2 1 2
= 30Q1 - Q - 15Q1 + Q
1 2 1
1 2
= 15Q1 - Q
2 1……………………………………………………… (11.6)

∂TR 1
MR1 = = 15 – Q1 …………………………………….(11. 70)
∂Q1

Bila laba maksimum tercapai pada saat MR=0, maka perusahaan pertama
memproduksi sebanyak 15 unit. Sementara perusahaan kedua berdasarkan kurva
reaksinya (Q2=15 -1/2Q1) hanya memproduksi sebanyak 7,5 unit. Jadi menurut model
Stackelberg, perusahaan yang mengambil inisiatif penentuan harga akan memperoleh
laba di banding perusahaan yang hanya mengikuti (follower)

c. Modal Dilema Narapidana (Prisoners’ Dilemma model )


Model ini ingin menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil
keputusan dalam keadaan tidak dapat di berkomunuikasi dengan teman atau
lawannya. Model di bangun berdasarkan cerita bahwa dua narapidana tertangkap
setelah bekerja sama dalam melakukan kejahatan.hal yang harus di lakukan adalah
apakah mereka harus mengakui kejahatannya di depan polisi pemeriksa, hasil pay off
yang di peroleh dari setiap keputusan di gambarkan dalam matriks berikut ini

Narapidana A
Narapidana B
mengaku Tidak Mengaku
Mengaku -5,-5 -1,10
Tidak Mengaku -10,-1 -2,-2

Jika kedua narapidana mengambil keputusan mengaku , setiap orang akan di


penjara 5 tahun. Sebalinya jika sama- sama tidak mengaku masing-masing hanya akan
di penjarakan 2 tahun. Bila hanya satu yang mengaku,yang tidak mengaku akan di
penjara 10 tahun, yang mengaku hanya 1 tahun. Keputusan yang paling
menguntungkan adalah bila keduanya tidak mengaku, karena masing –masing hanya
di penjara selama2 tahun. Tetapi meraka tidak mempunyai kemampuaqn
berkomunikasi karena di tahan dalam dua ruangan yang terrpisa jauh. Khawatir
karena yang lain mengakui kesalahan, maka keduanya narapidana mengambil
keputusan untuk mengaku dan masing-masing menjalani hukuman penjara 5 tahun.
Modal dilemma narapidana dapat diadaptasi untuk menganalisis keputusan
masing- masing duopolies dalam menentukan harga jual. Misalnya perusahaan
otomatif A adalah pasangan duopolis perusahaan otomotif B. Mereka harus
mengambil keputusan tentang harga jual mobil mereka. Keputusan dan hasilnya
seperti dalam matriks di bawah ini.

Perusahaan Otomotif B
Perusahaan Otomotif B Harga Mobil Harga Mobil
Rp 125 Juta/unit Rp 150 Juta/Unit
Harga Mobil Rp 125 Juta/Unit 15.000, 15.000 30.000, 12.000
Harga Mobil Rp 150 Juta/Unit 5.000,30.000 25.000, 25.000

Bila perusahaan A dan B masing- masing menetapkan harga Rp125 juta per
unit, setiap perusahaan akan menjual sebanyak 15.000 unit mobil. Bila sama-sama
menjual dengan harga Rp 150 juta per unit, masing- masing menjual sebanyak 25.000
unit mobil. Karena berbeda dalam keadaan dilemma seperti yang di hadapi narapidana
dalam contoh di atas, maka keputusan apapun yang di tempuh oleh perusahaan A,
perusahaan B memilih untuk menetapkan harga mobil Rp 125 juta per unit .
mengapa? Sebab dengan menetapkan harga sebesar Rp 125 juta per unit, perusahaan
B akan dapat menjual mobil minimal sama dengan jumlah penjualan perusahaan A
(15.000 unit) jika perusahaan A memutuskan harga sama. Tetapi jika perusahaan A
menetapkan harga lebih mahal, perusahaan B mampu menjual 30.000 unit.

Jika perusahaan B menetapkan harga Rp 150 juta per unit, kondisinya


berbahaya sebab perusahaan A dapat menjual mobil sebanyak 30.000 unit, sedangkan
perusahaan B hanya 5.000 unit seandainya perusahaan A menetapkan harga Rp 125
juta. Jika Anda adalah direktur perusahaann A atau B, apa yang Anda putuskan?
Rangkuman
Karakteristik pasar oligopoly mempunyai beberapa unsur penting yaitu :
 Hanya sedikit perusahaan dalam industry (few number of firms)
 Produknya homogeny atau terdiferensiasi (homogeny or diferentiatet produk)
 Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (interdependence
decisions)
 Kompetisi nonharga (non pricing kompetetion)

Ada dua factor penting penyebab terbwentuknya pasar oligopoly :

 Efesiensi skala besar


 Kompleksitas manajemen

Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoly disebut oligopolies apabila.


Sebagai produsen kesimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Begitu
kompleknya situasi pasar dalam oligopoly, sehingga para ekonom mengembangkan
berbagai model untuk menganilisis prilaku oligopoly.

Duopoly merupakan keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoly hanya ada
dua perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi antar
perusahaan dalam pasar oligopoly.

 Model cournot
Model ini dikembangkan Augustin cournot (ekonom prancis) 1938.
Dasar pengembangan ini adalah keseimbangan duopolies tercapai bila
biaya marjinal adalah nol (MC = 0).
 Model kepemimpinan stackelberg (stackelberg leadership model)
Jika dikembangkan dengan mengasumsikan bahwa perusahaan
pertama mengambil inisiatif kemudian perusahaan kedua mengikuti
maka untuk mencapai laba maksimum, fungsi penerimaan perusahaan
pertama memperhitungkan reaksi kedua.
 Model dilema narapidana
Model ini menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil
keputusan dalam keadaan tidak dapat berkomunikasi dengan teman
atau lawannya.

Anda mungkin juga menyukai