Jawab : - humulin R merupakan insulin kerja pendek (short acting) insulin ini mempunyai onset lebih panjang yaitu 0.5-1 jam, mencapai puncak 2-4 jam dengan durasi 5-8 jam (suyono 2011). - Humulin N merupakan insulin kerja menengah mempunyai awalan yang lambat dan masa kerja yang panjang tetapi masih tetap kurang dari 24 jam. Insulin jenis ini dapat digunakan dua kali sehari, digunakan untuk anak yang telah mempunyai pola hidup lebih teratur untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Sebagian besar kasus diabetes mellitus tipe 1 pada anak menggunakan insulin kerja menengah (soegondo, 2006) 2. Rizkyani : adakah interaksi pada semua obat yang diresepkan ? Jawab : Ada, contohnya seperti terapi kombinasi ranitidine dengan antasida. Dimana interaksi obat ini ada yang menguntungkan seperti di perolehnya efek sinergis da nada juga efek yang merugikan, seperti berkurangnya absorpsi salah satu obat, meningkatkan meningkatnya efek samping, terapi duplikasi dll. Interaksi obat antasida dapat mengurangi absorpsi ranitidine. Oleh karena itu perlu pengaturan waktu pemberian obat dimana obat diminum dalam waktu selang 1 jam (ranitidine diminum 1 jam setelah mengonsumsi antasida ) (jurnal farmasi hige, 2016) 3. Nur adi : bagai mana pengaruh diabetes melitus pada TB ? Jawab : Santos BR (2013) menyatakan respon imunologik yang menurun pada seseorang memudahkan berkembangnya penyakit infeksi termasuk Mycobacterium tuberculosis. Hiperglikemia menyebabkan gangguan fungsi netrofil dan monosit sehingga kemotaktik, fagositosis dan daya bunuh bakteri menurun. Kemungkinan penyebab meningkatnya insiden tuberculosis pare pada pengidap diabetes akibat defek fungsi sel imun dan mekanisme pertahanan pejamu. Mekanisme yang mendasari terjadinya hal tersebut masih belum dapat dipahami hingga saat ini, meskipun telah terdapat hipotesis mengenai peran sitokin sebagai suatu molekul yang penting dalam mekanisme pertahanan manusia terhadap TB. Selain itu, ditentukan juga oleh aktivitas bakterisid leukosit yang berkurang pada pasien DM, terutama bagi mereka yang mempunyai konrol gula darah yang buruk (Jeon C.Y, 2008). Diabetes dihubungkan dengan menurunnya imunitas selular, T lymposit dan neutrofil. Menurunnya respon T-helperl (Thl) cytokine, TNF alpha production, and IL-1 beta and IL-6 production terdapat pada TB-DM disbanding non DM. Thl cytokines bersifat vital dalam mengontrol dan menghambat mycobacterium tuberculosis. Menurunnya jumlah dan fungsi T lymphosit mengakibatkan kerentanan diabetes berkembang menjadi TB. Fungsi macropag juga dihambat pada individu dengan diabetes akibat terjadinya gangguan produksi reactive oxigen spesies dan fungsi pagosit serta kemostatik. 4. Diva : apakah penggunaan antibiotik pada efusi pleura sudah sesuai ? Jawab : sudah , karena semua kategori efusi pneumonia harus diobati dengan antibiotik empiric yang dimulai sedini mungkin dan berdasarkan hasil kultur , obat – obatan yang memiliki penetrasi terbaik kedalam rongga pleura adalah aztreonam, kklindamisin, siprofloksasin, cephalosporin, dan penisilin. Penisilin dan cephalosporin menunjukan penetrasi yang baik ke dalam rongga pleura. Antibiotik yang diberikan pada empyema yang terjadi setelah operasi dan trauma adalah antibiotika spectrum luas untuk bakteri gram positif, negative dan anaerob seperti penisilin antipseudomonal (peperacilin – tazobactam dan titacilin-asam kalvulanat), karbapenem atau sefalosporin generasi ke-3. menurut Baumer, antibiotika oral sebaiknya diberikan selama 1-4 minggu dan dapat lebih lama jika penyakit masih ada. Pemberian antibiotika disesuaikan sampai pasien tidak demam, leukosit normal, cairan yang dihasilkan < 50 ml/hari dan perbaikan gambaran radiologis (junal respirasi, 2018) 5. Liana : LDL + HDL masuk monitoring mana ? bagaimana patofisiologi ! Jawab : LDL + HDL masuk pada menitoring obesitas Patofisiologi : kondisi obesitas akan berakibat pada peningkatan resiko hipertensi, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, dislipidema, gagal ginjal dan respon inflamasi. Obesitas yang menetap dan asupan makanan yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya gangguan system metabolik berupa hiperkolesterolemia. Pada obesitas juga dapat terjadi gangguan pada regulasi asam lemak yang akan meningkatkan kadar trigliserida dan ester kolesterol. (shah et al, 2008) Kondisi hiperkolesterol bias menyebabkan permasalahan diantaranya aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah ), penyakit jantung coroner, dan tekanan darah tinggi.