Anda di halaman 1dari 45

Seminar Hasil PKK KMB-I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


Ny.I DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN :THYPUS
ABDOMINALIS DI RSU SYLVANI
BINJAI TAHUN 2023
Nama Kelompok:
• Marsha Lutfhi Yana Manurung (P07520221081)
• Melva Yuniarti Manullang (P07520221082)
BAB 01
Pendahuluan
TEORI

4.PATWAY 6.PEMERIKSAAN 8.ASUHAN


1. PENGERTIAN DIAGNOSTIK KEPERAWATAN

5. MANIFESTASI
KLINIS
2.ETIOLOGI
7.PENATALAKSANAAN

3. PATOFISIOLOGI
PENGERTIAN
Demam typhus abdominalis merupakan jenis infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella Enterica khususnya turunan
Salmonella Typhi. Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam
yang lebih dari 7 hari,gangguan pada pencernaan
Salmonella Typhi akan berinovasi dan melakukan multiplikasi
dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus,
dan peyer patch Gejala yang ditunjukkan biasanya tidak spesifik
bahkan cenderung mirip dengan gejala demam lain sehingga sulit
untuk dibedakan. (WHO,2018)
ETIOLOGI
Demam typhus abdominalis disebabkan oleh bakteri
salmonella typhi salmonella paratyphi dari Genus
Salmonella. Bakeri ini berbentuk batang, gram negatif
tidak membentuk spora spora, motil, berkapsul dan
mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar).
Bakeri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam
bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu.
PATOFISIOLOGI
Kuman salmonella typhi masuk melalui mulut, setelah Sehingga timbulperadangan yang
melewatialiran selanjutnya akan di dinding usus halus melalui menyebabkan membesarnya organ tersebut
aliran limfekelenjar mesenterium mengadakan multiplikasi dan nyeritekan, terutama pada folikel
(bakteri) seperti mual,muntah, tidak enak badan, nafsu makan limfosit dan apabila kuman
menurun, pusing karena diserbusel sistem retikuloendotelial. tersebutdihancurkan oleh sel-sel tersebut
Tetapi kuman masih hidup, selanjutnyamelalui duktus torasikus maka penyakit berangsur-angsurmengalami
masuk kedalam peredaran darah mengalamibakteri sehingga perbaikan dan apabila tidak dihancurkan
tubuh merangsang untuk mengeluarkan sel pirogenakibatnya akan menyebar keseluruh organ sehingga
terjadi leukositopenia. Sel pirogen inilah yang timbul komplikasi dapat memperburuk
mempengaruhipusat termoregulasi di hipotalamus sehingga kondisi pasien. (Anita Anggraini, 2021)
timbul gejala demam danapabila demam tinggi tidak segera
diatasi maka dapat terjadi gangguankesadaran dalam berbagai
tingkat. Setelah dari peredaran darah, kumanmenuju ke organ-
organ tersebut (hati, limpa, empedu).

Sehingga timbulperadangan yang menyebabkan membesarnya


organ tersebut dan nyeritekan, terutama pada folikel limfosit dan
PATHWAY
Tabel disini
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang klasik dari demam typhus abdominalis diantaranya adalah :
 Demam
Gejala klinis demam typhus abdominalis yang pasti dijumpai adalah demam.
Gejala demam meningkat perlahan ketika menjelang sore hingga malam hari
dan akan turun ketika siang hari. Demam akan semakin tinggi (39 - 40 derajat
Celcius) dan menetap pada minggu kedua. Masa inkubasi demam tvphus
abdominalis sekitar 7 sampai 14 hari (dengan rentang 3 sampai 60 hari).
 Malaise
 Nyeri perut , nyeri kepala
 Kembung, mual muntah,konstipasi
 Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari
Gejala klinis yang disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi umumnya
lebih ringan daripada gejala yang disebabkan oleh bakteriSalmonella typhi.
(Yelvi Levani, Aldo Dwi Prastya, 2020).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

(1) Pemeriksaan Darah Tepi (2) Pemeriksaan Sumsum Tulang


Terdapat gambaran sumsum tulang berupa
Terdapat gambar leukopenia, limfositosis
hiperaktif RES dengan adanya sel makrofag,
relatif dan eosinofilia. Mungkin terdapat sedangkan sistem eritropoesis, granulopoesis dan
anemia dan trombositopenia ringan. trombopoesis berkurang.

(3) Biakan Empedu


Basil salmonella typhi dapat ditemukan dalam
darah penderita biasanya dalam minggu pertama
sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan dalam
urine dan feses dan mungkin akan tetap positif
untuk waktu yang lama.
PENATALAKSANAAN
(A)Tatalaksana Umum (B)Tatalaksana Antibiotik
Tatalaksana umum (suportif) merupakan hal Pemilihan obat antibiotik lini pertama
yang sangat penting dalam menangani demam pengobatan demam Typhus abdominalis faktor
Typhus abdominalis selain tatalaksana utama efikasi, ketersediaan dan biaya. Berdasarkan
berupa pemberian antibiotik. Pemberian ketiga faktor tersebut, kloramfenikol masih
rehidrasi oral maupun parenteral, penggunaan menjadi obat pilihan pertama pengobatan
antipiretik, pemberian nutrisi yang adekuat demam Typhus abdominalis pada anak, terutama
serta transfusi darah bila ada indikasi, di negara berkembang. Hal ini berbeda dengan
merupakan tatalaksana yang ikut dewasa, dimana obat antibiotik lini pertamanya
memperbaiki kualitas hidup seorang penderita adalah pilihan terapi antibiotik untuk demam
demam Typhus abdominalis. Typhus abdominalis golongan fluorokuinolon,
seperti ofloksasin, siprofloksasin, levofloksasin
atau gatifloksasin.
PENATALAKSANAAN
(C)Farmakologis (D)Tatalaksana Antibiotik
 Ciprofloxacin 1. Tirah Baring
 Cefixime Tirah baring (bed rest) direkomendasikan bagi pasien demam
 Amoksisilin Typhus abdominalis untuk mencegah komplikasi perforasi usu
 Kloramfenikol atau perdarahan usus. Mobilisasi harus dilakukan secara
 Tiamfenikol bertahap sesuai dengan pulinya kekuatan pasien.
 Azitromisin 2. Diet Lunak Rendah
 Interaksi dengan makanan Cukup kalori, protein dan vitamin sebaiknya rendah serat untuk
Sering digunakan untuk merawat demam typhoid mencegah perdarahan dan perforasi usus. Selanjutnya
dinegara-negara berat. disarankan untuk makan nasi tim/bubur.
3. Menjaga Kebersihan
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan cukup berpengaruh
pada kejadian demam Typhus abdominalis, untuk mencegah
penularan bakteri Salmonella typhi ke dalam makanan yang
tersentuh tangan yang kotor.
BAB 02
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu dalam menemukan status kesehatan dan pola kebiasaan klien.
a. Identitas Klien
Di dalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. Registrasi, status perkawinan,
agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal masuk rumah sakit.
b. Keluhan Utama
Keluhan Utama pada pasien Typhus abdominalis biasanya mengeluh perut terasa mual dan kembung, nafsu
makan menurun, panas dan demam.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Dahulu Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Typhus, apakah pasien menderita penyakit lainnya.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya penyakit pada pasien Typhus adalah demam, anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak
di perut, pucat (anemi), nyeri kepala/pusing, dll.
1. PENGKAJIAN

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Typhus atau
menderita penyakit yang lainnya.
f. Riwayat Psikososial
Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul
gejala-gejala yang dialami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.
g. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
h. Pemeriksaan Fisik : - Keadaan Umum
-Tanda-tanda Vital
- Pemeriksaan Head to Toe
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Defisit Nutrisi berhubungan


dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien

Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan fisik dibuktikan
dengan merasa Lelah.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan pada kasus thypus abdominalis yang mengacu pada SIKI (2018)dengan kriteria hasil mengacu
pada SLKI(2019).

 Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient


Kriteria Hasil :
1. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi.
2. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat.
3. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat.
4. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman.

Intervensi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Ajarkan pasien dan keluarga pasien diet yang diprogramkan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dibuktikan dengan merasa
Lelah.
Kriteria Hasil :
1. Keluhan lalah
2. Perasaan lemah
3. Sianosis
4. Frekuensi napas
5. Saturasi oksigen
Intervensi :
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
2. Anjurkan tirah baring
3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
4. IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan


berbagai strategi keperawatan (tindakan keperwatan) yang telah direncanakan. Dalam tahap
in perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya bahaya fisik dan perlindungan
kepada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman
tentang hak-hak pasien tingkat perkembangan pasien (Nursalam, 2017:25)
4. EVALUASI

Evaluasi keperawatan adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah
disusun tercapai atau tidak. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-
intervensi yang dilakukan ole keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa
metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah
bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang
dievaluasi. (Friedman.2016)
BAB 03
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
A.PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien

Nama : Ny. Intan

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 43 Tahun

Status Kawin : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Hamparan Perak

Tanggal masuk RS : 05 Juni 2023

Golongan darah :O

Diagnosa Medis : Typhus Abdominalis


A.PENGKAJIAN
2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Marda

Hubungan dengan pasien : Suami

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Hamparan Perak

3. Keluhan Utama
Pasien masuk melalui UGD Rumah Sakit Umum Sylvani Binjai pada tanggal 05
Juni 2023 pukul 23.20 WIB. Pasien dating dengan keluhan panas dingin, kepala
pusing, perut kembung dan mual.

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Provocative/Palliative
1. Apa Penyebabnya?
Pola nutrisi pasien kurang dan menu makanan pasien setiap harinya berbeda
A.PENGKAJIAN
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien harus memenuhi nutrisinya dengan seutuhnya.
b. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan panas tinggi,kepala pusing,perut kembung dan merasa mual muntah 3x/hari,keadaan
pasien lemas,sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
2. Bagaimana dirasakan
Pasien tampak lemas,pucat dan wajah meringis.
c. Region
1. Dimana lokasinya : Bagian kepala
2. Apakah menyebar : Tidak,hanya dinagian kepala
d. Severty (mengganggu aktivitas)
1. Ya, aktivitas pasien terganggu
e. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Pasien mengatakan nyeri kepala mulai timbul bersamaan dengan panas tinggi yaitu 3 hari yang lalu
 
A.PENGKAJIAN
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
- Penyakit yang pernah dialami: Pasien belum pernah dirawat dengan penyakit
typhus abdominalis sebelumnya
- Pengobatan/tindakan yang dilakukan: pasien tidak memiliki pengobatan rutin
- Pernah dirawat/dioperasi: Tidak pernah
- Alergi: pasien mengatan tidak memiliki Riwayat alergi

6. Riwayat Keadaan Psikososial

a. Bahasa yang digunakan: Bahasa Indonesia


b. Persepsi pasien tentang penyakitnya: pasien percaya penyakitnya akan sembuh
c. Konsep diri
 Keadaan emosi: pBody image: pasien menerima keadaannya sekarang
 Ideal diri: pasien berharap sakitnya cepat sembuh
 Harga diri: pasien tidak malu akan penyakitnya
 Peran diri: pasien mengetahui perannya sebagai seorang ibu
 Personal identity: pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
A.PENGKAJIAN

d. Keadaan emosi: pasien dapat mengontrol emosinya


e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara: pasien memiliki fokus ketika
diajak berbicara
f. Hubungan dengan keluarga: baik,komunikasi lancer dan harmonis
g. Hubungan dengan orang lain: baik dan mudah bergaul
h. Kegemaran: pasien gemar menanam bunga
i. Daya adaptasi: pasien mudah beradaptasi dan kooperatif
j. Mekanisme pertahanan diri: pasien tampak seorang yang mandiri.
A.PENGKAJIAN
6. Genogram
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : pasien tampak lemah,kesadaran compos mentis E4M5V6
b. Tanda-tanda vital
TD :120/78 mmHg
HR :98x/menit
RR :22x/menit
S :38,7°C
TB :160cm
BB :65kg
c. Pemeriksaan Head to Toe
- Kepala: bentuk bulatt simetris,posisi simetris,kulit kepala bersih,tidak teraba
benjolan, terdapat nyeri di kepala
- Rambut: hitam dan sedikit beruban,bersih
- Wajah: tampak pucat
- Mata: simetris,tidak terdapat edema pada kelopak mata,tidak ada nyeri
tekan,konjungtiva anemis,kornea bening,pupil isokor,penglihatan baik
- Hidung: simetris, secret dalam batas normal
- Telinga: bentuk normal dan posisinya simetris kanan kiri,fungsi pendengaran baik
- Mulut: terdapat bercak putih dibagian lidah,mukosa bibir kering,tidak radang,fungsi pengecapan
kurang baik,pasien merasa pahit saat makann
- Kulit: Turgor kulit kurang elastis
- Leher: teraba thyroid dan vena jugularis,nadi karotis teraba
- Thorax dan pernafasan
Inspeksi: Bentuk dada simetris, tidak ada massa dan sputum, pergerakan paru kanan dan kiri
normal dengan frekuensi 22 x/menit
Palpasi: Tidak ada teraba benjolan, dan tidak dijumpai nyeri tekan pada dada pasien.
Perkusi: Suara resonan terdengar pada paru-paru kanan dan kiri.
Auskultasi: Normal
- Jantung:
Inspeksi dan Palpasi: Bentuk dada simetris, tidak ada pembesaran dada kanan atau kiri
Perkusi: Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: Suara jantung terdengar normal yaitu “lub” dan “dup” (S1/S2), irama regular
dan jarak kedua bunyi adalah ± 1 detik.
- Abdomen :
Inspeksi: Bentuk abdomen simetris, tidak ada pembesaran abdomen, dan tidak ada dijumpai
kelainan.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan didaerah sekitar perut, tidak dijumpai adanya massa
Perkusi : Timfani di kuadran kiri atas/bawah dan kuadran kanan atas/bawah tidak ada asites
Auskultasi : Peristaltic usus 10 x/i (normal 5-35 x/i)
- Reproduksi/alat kelamin
Genitalia : Normal dan tidak ada kelainan pada genetalia
- Ekstremitas
Bentuk ekstremitas atas simetris, tidak dijumpai oedem, ekstremitas atas normal, klien dapat
menggerakkan kedua tangannya namun pada tangan kiri klien terpasang infuse RL 20 gtt/i
Bentuk ekstermitas bawah simetris, tidak dijumpai oedem, ekremitas bawah normal dan klien
dapat menggerakkan kedua kakinya.

8. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola tidur
Sebelum Sakit Klien
mempunyai kebiasaan tidur malam 7- 8 jam/hari.
Sesudah sakit klien tidur malam 4-5 jam/hari. Klien sering terbangun karena thypusnya
sering naik turn dan merasa nyeri dikepala.
A.PENGKAJIAN
b. Pola eliminasi
Ny.I mengatakan sebelum sakit BAB 1 × sehari dan BAK lebih dari 4 × sehari pada sat sakit BAB 1 × sehari
dengan konsistensi feses normal dan berwarna kuning khas feses.
c. Pola nutrisi
Ny.I mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit biasa makan dirumah 3 kali sehari dengan menu sayur dan
lauk pauk yang disediakan nya, Ny.I mengatakan dia sangat suka dengan masakan rasa pedas. Ny.I
mengatakan sejak satu minggu yang lalu di rumah tidak nafsu makan, nafsu makan menurun dan pasien di
rumah sakit hanya makan 5 sendok dengan jenis makanan makan nasi lunak dan pasien mengatakan hanya
makan buah pisang, BB pasien sebelum sakit 65 kg dan 60 kg saat sakit.
d. Pola aktivitas
Ny.I mengatakan sebelum sakit dia dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan bekerja. Selama
sakit segala aktivitas rutin pasien terbatasi karena kondisi pasien yang masih lemah.
e. Personal hygiene
Ny.I mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2 x sehari, cuci
rambut dan selama di rumah sakit pasien hanya di lap oleh anaknya, belum pernah cuci rambut, gosok gigi
2x sehari, pagi dan sore hari.
A.PENGKAJIAN
9. Hasil pemeriksaan diagnostic/penunjang
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HEMATOLOGI AUTOMATIC      

DARAH LENGKAP      
Hemoglobin 14.2 g/dL 12.0-16.0
Leukosit 7.300 uL 4.000-11.000

LED (laju endap darah) 20 mm/jam 0-20


Trombosit 182.000 uL 150.000-450.000

Hematokrit 42.6 % 36-47


Eritrosit 4.73 10’6/uL 4.10-5.10
MCV 82.4 fl 81-99
MCH 29.0 pg 27.0-31.0
MCHC 33.4 g/dL 31.0-37.0
RDW 41.6 fl 33.4-49.2
PDW 13.2 fl 10.0-18.0
MPV 9.0 fl 8.1-12.4
P-LCR 18.7 % 10.7-45.0
Hitung jenis leukosit      
-Eosinofil 2 % 1-3
-Basofil 0 % 0-1
-Neutrofil batang 4 % 2-6
-Neutrofil segmen 57 % 50-70
-Limfosit 32 % 20-40
-Monosit 5 % 2-8
A.PENGKAJIAN
9. Hasil pemeriksaan diagnostic/penunjang

PEMERIKSAAN HASIL NILAI Keterangan:


NORMAL Salmonella typhi H
hasilnya positif
WIDAL TEST    
1/320
S.Typhi O 1/80 <1/160 Salmonella typhi O
S.Paratyphi AO 1/160 <1/160 hasilnya positif
1/320
S.Paratyphi BO 1/80 <1/160  
S.Paratyphi CO 1/80 <1/160
S.Typhi H 1/320* <1/160

S.Paratyphi AH 1/80 <1/160


S.Paratyphi BH 1/80 <1/160
S.Paratyphi CH 1/80 <1/160
A.PENGKAJIAN
10. Penatalaksanaan Terapi Medis

N NAMA OBAT RUTE DOSIS


O

1 Cairan RL IV 20tpm

2 Omeprazole IV 1 Vial

3 Paracetamol IV 3x500Mg

4 Sucralfate syr Oral 3x1 cth

5 Cefotaxime IV 1gr
ANALISA DATA
ANALISA DATA
INTERVENSI
Nama : Ny.I
Umur : 43 Tahun
INTERVENSI
Nama : Ny.I Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
Umur : 43 Tahun
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari ke-1
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari ke-2
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari ke-3
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari ke-3
TERIMA
KASIH !

Anda mungkin juga menyukai