A DENGAN DEMAM
THYPOID PADA ANAK
DI RSU BUNDA PALEMBANG
OLEH:
AYU LESTARI
A. KONSEP DASAR
2. ETIOLOGI
Penyeybab dari demam thypoid adalah bakteri Salmonella thypi. Bakteri ini
berbentuk batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalam air, sampah dan
debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan selama 15- 20 menit. Organisme
ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan
urine dari orang yang terinfeksi bateri Salmonella thypi (Bruner & Sudart, 2014).
Akibat infeksi oleh Salmonella thypi, pasien membuat antibodi atau aglutinin yaitu:
1. Aglutinin O (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen O
(berasal dari tubuh kuman)
2. Aglutinin H (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal
dari flagel kuman)
3. Aglutinin Vi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena rangsangan
antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutininO dan jugaH yang ditentukan
titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makinbesar pasien menderita tifoid
(Sudoyo, 2009).
3. Manifestasi Klinis
1. Gejala pada anak: Masa inkubasi bakteri antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14
hari
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Dapat muncul ruam pada kulit pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
4. Nyeri kepala, nyeri perut
5. Masalah pencernaan: tidak nafsu makan, mual, muntah dapat juga terjadi diare atai
konstipasi
6. Merasa lemah dan pusing
7. Nyeri otot
8. Pada bagian lidah terdapat bercak putih atau lidah seperti berselaput
9. Jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan hepatomegaly,
splenomegaly, dan penurunan kesadaran (Nurarif & Kusuma, 2015).
4. Patofisologi
Bakteri Salmonella typhi bersama makanan atau minuman masuk kedalam
tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH<2) banyak
bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus,
bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan juga kemudian menginvasi mukosa dan
menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Bakteri mencapai folikel limfe
usus halus, mengikuti aliran kelenjar limfe bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemik
sampai ke jaringan di organ hati dan limpa. Salmonella typhi mengalami multiplikasi di
dalam sel fagosit monokuler di dalam folikel limfe dan organ hati (Soedarmo, Sumarmo,
Poorwo, dkk, 2012).
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanya
ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun manusia, maka
Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Kemudian, dengan cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, biasanya hati,
limpa, ileum terminal. Ekskresi organisme pada usus dapat menginvasi ulang dan
dikeluarkan melalui tinja. Endotoksin dari Salmonella typhi menstimulasi makrofag di
dalam hati, limpa, folikel limfoma usus halus. Produk dari makrofag inilah yang dapat
menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yang tidak stabil, demam, kelainan pada
darah (terdapat antibody Salmonella thypi) dan juga menstimulasi sistem imunologik
(Soedarmo, Sumarmo, Poorwo, dkk, 2012).
5. Web of Cause (WOC)
Bakteri
Salmonella thypi
Peningkatan Metiator
Menginfeksi saluran Perdarahan dan infalamasi IL-1 dan 6 serta
pencernaan perforasi prostaglandin
Intoleransi
Aktivitas
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis
atau kadar leukosit normal.
2. Pemeriksaan Uji Widal yaitu pemeriksaan darah untuk mendeteksi adanya antibody
terhadap bakteri Salmonella thypii. Uji widal dimaksudkan untuk menentukan
adanya agglutinin/antibodi pada penderita demam tipoid akibat dari infeksi bakteri
Salmonella thypi.
3. Pemeriksaan Anti Salmonellathypi IgM untuk mendeteksi dini infeksi akut
Salmonella thypi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya
demam.
7. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian Anti Biotik (untuk membunuh kuman): Klorampenicol,
Amoxicillin, Kotrimoxasol, Ceftriaxon, Cefixim.
b. Pemberian Antipiretik (Menurunkan panas): seperti Paracatamol
2. Keperawatan
a. Observasi dan pengobatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau kurang lebih
dari selam 14hari. Hal ini karena tirah baring dapat mencegah terjadinya
komplikasi perforasi usus.
c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.
d. Pasien dengan kesadarannya yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah pada
waktu-waktu tertentu untuk menghindari dekubitus.
e. Pola defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang terjadi
konstipasi dan diare.
f. Diet: Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein. Pada penderita yang akut
dapat diberi bubur saring. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari
lalu nasi tim. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari (Smeltzer & Bare, 2002).
8. Komplikasi
1. Pendarahan usus: Bila pendarahan sedikit hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka terjadi melena
yang dapat disertai nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.
2. Perforasi usus: Timbul biasanya pada minggu ketiga/setelahnya dan terjadi pada
bagian distal ileum.
3. Peritonitis: Biasanya menyertai perforasi, tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus.
Ditemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut hebat, dinding abdomen tegang,
dan nyeri tekan.
4. Komplikasi diluar usus: Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis, yaitu
meningitis, kolesistisis, ensefalopati, dan lain sebagainya (Susilaningrum,
Nursalam, & Utami, 2013).
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata Klien dan penanggungjawab (nama, usia, jenis kelamin, agama, alamat)
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan keluhan sakit kepala, demam,
nyeri dan juga pusing
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam,nyeri dan juga pusing,
berat badan berkurang, klien mengalami mual, muntah dan anoreksia, klien
merasa sakit diperut dan juga diare, klien mengeluh nyeri otot.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya Riwayat penyakit lain/pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya keluarga yan menderita penyakit yang sama (penularan).
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian umum
a) Tingkat kesadaran: composmentis, apatis, somnolen,supor, dan koma
b) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat
c) Tanda-tanda
vital,normalnya: Tekanan
darah : 95 mmHg Nadi : 60-
120 x/menit
Suhu : 34,7-37,3 0C
Pernapasan : 15-26 x/menit
2. Pengkajian sistem tubuh
a) Pemeriksaan kulit dan rambut Kaji nilai warna, turgor tekstur dari kulit
dan rambut pasien
b) Pemeriksaan kepala dan leher Pemeriksaan mulai dari kepala, mata,
hidung, telinga, mulut dan leher. Kaji kesimetrisan, edema, lesi,
maupun gangguan pada indera
c) Pemeriksaan dada
1) Paru-paru
Inspeksi : kesimetrisan, gerak napas
Palpasi : kesimetrisan taktil fremitus
Perkusi : suara paru (pekak, redup, sono, hipersonor, timpani)
Auskultasi : suara paru
2) Jantung
Inspeksi : amati iktus cordis
Palpalsi : raba letak iktus cordis
Perkusi : batas-batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung
d) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : keadaan kulit, besar dan bentuk abdomen, gerakan
Palpasi : hati, limpha teraba/tidak, adanya nyeri tekan
Perkusi : suara peristaltic usus
Auskultasi : frekuensi bising usus
e) Pemeriksaan ekstremitas
Kaji warna kulit, edema, kemampuan gerakan dan adanya alat bantu.
d. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
1. Riwayat prenatal : ibu terinfeksi TORCH selama hamil, preeklamsi, BB ibu
tidak naik, pemantauan kehamilan secara berkala. Kehamilan dengan resiko
yang tidak dipantau secara berkala dapat mengganggu tumbang anak
2. Riwayat kelahiran : cara melahirkan anak, keadaan anak saat lahir, partus
lamadan anak yang lahirdengan bantuan alat/ forcep dapat mengganggu
tumbanganak
3. Pertumbuhan fisik : BB (1,8-2,7kg), TB (BB/TB, BB/U, TB/U), lingkar kepala
(49-50cm), LILA, lingkar dada, lingkar dada > dari lingkar kepala,
4. Pemeriksaan fisik : bentuk tubuh, keadaan jaringan otot (cubitan tebal untuk
pada lengan atas, pantat dan juga paha mengetahui lemak subkutan), keadaan
lemak (cubitan tipis pada kulit dibawah tricep dan subskapular), tebal/ tipis dan
juga mudah / tidak akarnya dicabut, gigi (14- 16 biji), ada tidaknya edema,
anemia dan gangguan lainnya.
5. Perkembangan : melakukan aktivitas secara mandiri (berpakaian) , kemampuan
anak berlari dengan seimbang, menangkap benda tanpa jatuh, memanjat,
melompat, menaiki tangga,menendang bola dengan seimbang, egosentris dan
menggunakan kata ” Saya”, menggambar lingkaran, mengerti dengan kata
kata,bertanya, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan, menyusun jembatan
dengan kotak –kotak.
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat sosial: bagaimana klien berhubungan dengan orang lain.
g. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12tahun Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan
dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2
– 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan ciri sex
sekundernya. Perkembangan menitik beratkan padaaspek diferensiasi bentuk dan
fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.
a. Motorik kasar
1) Loncat tali
2) Badminton
3) Memukul
4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap
meningkatkan irama dan kehalusan.
b. Motorik halus
1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain
alat musik.
c. Kognitif
1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak
awal
4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
d. Bahasa
1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan,
kata penghubung dan kata depan
3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
h. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan: Yang perlu dikaji adalah
bagaimana pola sehat – sejahtera yang dirasakan, pengetahuan tentang gaya
hidup dan berhubungan dengan sehat, pengetahuan tentang praktik
kesehatan preventif, ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan.
Biasanya anak-anak belum mengerti tentang manajemen kesehatan,
sehingga perlu perhatian dari orang tuanya.
2. Pola nutrisi metabolic: Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa dan
masukan cairan klien, tipe makanan dan cairan, peningkatan / penurunan
berat badan, nafsu makan, pilihan makan.
3. Pola eliminas: Yang perlu dikaji adalah poladefekasi klien, berkemih,
penggunaan alat bantu, penggunaan obat-obatan.
4. Pola aktivas Latihan: Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan
dan rekreasi, kemampuan untuk mengusahakanaktivitas sehari-hari
(merawat diri, bekerja), dan respon kardiovaskuler serta pernapasan saat
melakukan aktivitas.
5. Pola istirahat tidur: Yang perlu dikaji adalah bagaimana pola tidur klien
selama 24 jam, bagaimana kualitas dan kuantitas tidur klien, apa ada
gangguan tidur dan penggunaan obat obatan untuk mengatasi gangguan
tidur.
6. Pola kognitif perseps: Yang perlu dikaji adalah fungsi indraklien dan
kemampuan persepsi klien.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri: Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikap
klien mengenai dirinya, persepsi klien tentang kemampuannya, pola
emosional, citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri.
Biasanya anak akan mengalami gangguan emosional sepertitakut, cemas
karena dirawat di RS.
8. Pola peran hubungan: Kaji kemampuan klien dalam berhubungan dengan
orang lain. Bagaimana kemampuan dalam menjalankan perannya.
9. Pola reproduksi dan seksualitas Kaji adakah efek
penyakitterhadapseksualitas anak.
10. Pola koping dan toleransi stress: Yang perlu dikaji adalah bagaimana
kemampuan klien dalam manghadapai stress dan juga adanya sumber
pendukung. Anak belum mampu untuk mengatasi stress, sehingga sangat
dibutuhkan peran dari keluarga terutama orangtua untuk selalu mendukung
anak.
11. Pola nilai dan kepercayaan Kaji bagaimana kepercayaan klien. Biasanya anak-
anak belum terlalu mengerti tentang kepercayaan yang dianut. Anak-anak
hanya mengikuti dari orang tua.
5.Evaluasi
Evalusi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya
tujuan dan criteria hasl, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien
akan masuk kembalike dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment).
Secara umum, evaluasi ditujukan untuk :
1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Direktorat Bina Gizi
Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC.
Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. (2012). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.
Jakarta: IDAI.
Sudoyo, A. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.Jakarta: Interna
Publishing
OLEH:
AYU LESTARI
I. DATA PASIEN
A. DATA UMUM
1. NamaInisial Pasien....... : An “A”
2. TTL ............................. : 01 Januari 2018
3. Usia ............................. : 5thn
4. Alamat ......................... : Jln Sukabangun 2
5. Agama ......................... : Islam
6. TanggalMasukRS/PKM : 2/1/2024
7. NomorRekamMedis ..... :
8. Bangsal ........................ : Ruang Anak
1. Prenatal : -
2. Intra natal : -
3. Post natal : -
III. GENOGRAM
KETERAGAN :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
e Hipervolemia
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Ortopnea - Distensi vena jugularis -
Dispnea - Terdengar suara nafas tambahan -
Paroxsimal Noctural Dyspnea (PND) - Hepatomegali -
Edema anasarka dan atau edema perifer - Kadar Hb atau Ht menurun -
Berat badan meningkat dalam waktu singkat - Oliguria -
Jugular Venous Pressure (JPV) dan atau - Intake lebih banyak dari output (balans -
Central Venous Pressure (CPV) meningkat cairan positif)
Reflek hepatojugular positif - Kongesti paru -
f Hipovolemia
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Frekuensi nadi meningkat - Merasa lemah -
Nadi teraba lemah - Mengeluh haus -
Tekanan darah menurun - Pengisian vena menurun -
Takanan nadi menyempit - Status mental berubah -
Turgor kulit menurun - Suhu tubuh meningkat -
Membran mukosa kering - Konsentrasi urine meningkat -
Volume urine menurun - Berat badan turun tiba tiba -
Hematokrit meningkat -
g Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Mengekspresikan keinginan untuk - Urine berwarna kuning dan berat jenis -
meningkatkan keseimbangan cairan dalam rentang normal
Membran mukosa lembab - Haluaran urine sesuai dengan hasupan -
Asupan makanan dan cairan adekuat untuk - Berat badan stabil -
kebutuhan harian
Turgor jaringan baik - -
Tidak ada tanda edema atau dehidrasi - -
h Kesiapan peningkatan nutrisi
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Mengekspresikan keinginan untuk - Mengekspresikan pengetahuan tentang -
meningkatkan nutrisi pilihan makanan dan cairan yang sehat
Makan teratur dan adekuat - Mengikuti standar asupan nutrisi yang -
tepat (mis. piramida makanan, pedoman
American Diabetic Asociation atau
pedoman lainnya
- Penyiapan dan penyimpanan makanan dan -
minuman yang aman
- Sikap terhadap makanan dan minuman -
sesuai tujuan kesehatan
i Ketidakseimbangan kadar glukosa darah
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Mengantuk - Palpitasi -
Pusing - Mengeluh lapar -
Lelah atau lesu - Gemetar -
Gangguan koordinasi - Kesadaran menurun -
Kadar glukos darah dalam/urine tinggi - Perilaku aneh -
Sulit bicara -
Berkeringat -
j Obesitas
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
IMT > 27 kg/m2 (pada dewasa) atau lebih dari - Tebal kulit trisep > 25 mm -
persentil ke 95 untuk usia dan jenis kelamin
(pada anak )
k Risiko berat badan lebih
Faktor Risiko
Kurang aktifitas harian fisik -
Kelebihan konsumsi gula -
Gangguan kebiasaan makan √
Gangguan persepsi makan -
Kelebihan konsumsi alkohol -
Penggunaan energi kurang dari asupan -
Sering mengemil -
Sering makan makanan berminyak / berlemak -
Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase -
lipoprotein , sintesis lipid, lipolisis)
Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi -
Asupan kalsium rendah pada anak berat badan bertambah cepat -
2. Eliminasi
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Mengungkapankeinginanuntuk - Asupancairancukup
meningkatkaneliminasiurin
Jumlahurinnormal -
Karakteristikurinnormal -
j. Konstipasi
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Defekasi kurang dari 2 kali √ Mengejan saat defekasi -
seminggu
Pengeluaran feses lama dan sulit √ Distensi abdomen √
Feses keras √ Kelemahan umum -
Peristaltik usus menurun √ Teraba massa padarektal -
k. RetensiUrin
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Sensasi penuh pada kandung kemih - Dribbling -
Disuria/anuria - Inkontinensia berlebih -
Distensi kandung kemih - Residuurin 150ml atau lebih -
l. Risiko Inkontinensia Urin Urgensi
Faktor Risiko
Efek samping obat,kopi,danalkohol. -
Hiper refleks destrussor -
Gangguan sistem saraf pusat -
Kerusakan kontraksi kandung kemih: relaksasi spingter tidak terkendali -
Ketidakefektifan kebiasaan berkemih -
Kapasitas kandung kemih kecil -
m Risiko Konstipasi √
FaktorRisiko
Fisiologis
Penurunan motilitas gastrointestinal -
Pertumbuhan gigi tidaka dekuat -
Ketidak cukupan diet -
Ketidak cukupan asupan serat √
Ketidak cukupan asupan cairan -
Agang lionik(mis.Penyakithircsprung) -
Kelemahan otota bdomen -
Psikologis
Konfusi -
Depresi -
Gangguan emosional -
Situasional
Perubahan kebiasaan makan (mis.Jenismakanan,jadwalmakan) √
Ketidak adekuatan toileting -
Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan -
Penyalah gunaan laksatif -
Efek agen farmakologis -
Ketidakteraturan kebiasaan defekasi -
Kebiasaan menahan dorongan defekasi -
Perubahan lingkungan -
PSIKOLOGIS
LINGKUNGAN
1. Keamanan dan Proteksi
f Risiko Alergi
FaktorRisiko
Makanan (mis.alpukat,pisang,kiwi,kacang,makanan olahan laut,buah
tropis,jamur)
Terpapar zat alergen (mis.zatkimia,agenfarmakologis)
Terpapar alergen lingkungan(mis.debu,serbuksari)
Sengatans erangga
Peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio bera tbadan -
Kebutuhan oksigen meningkat -
Perubahan laju metabolisme -
Proses penyakit (mis.Infeksi) √
Suhu lingkungan yang ekstrem -
Suplai lemak subkutan tidak memadai -
Proses penuaan -
Berat badan ekstrem -
Efek agen farmakologis (mis.sedasi) -
S TermogulasiTidakEfektif
GejaladanTandaMayor GejaladanTandaMinor
Kulitdingin/hangat √ Piloereksi -
Pengisiankapiler >3detik -
Tekanandarahmeningkat -
Menggigil √ Pucat -
Frekuensinafasmeningkat √
Takikardia √
Suhutubuhfluktuatif √ Kejang -
Kulitkemerahan -
Dasarkukusianotik -
Pengobatan sekarang :
N Nama-Obat Dosis Kandungan Manfaat
o
1 Sanmol tab 3x ½ tab Paracetamol Menurunkan panas
2 Ondasetron syr 2x 1 cth Anti mual
3 Cefixime syr 2x 1 cth Antibiotik
4 Lactulac 1 x1 cth Pelancar BAB
5
BCG √
Hepatitis B √
DPT √ √ √
Polio √ √ √
Campak √
Imunisasi lain yang pernahdijalani
b. Motorik Halus
Pasien dapat melakukan cuci tangan sendiri
d. Motorik Kasar
1. Ibu pasien Pas Ibu pasien Pasien Faktor Gangguan Defisit nutrisi
mengatakan pasien ien mengatakan tampak psikologis kebiasaan makan
hanya habis makan ¼ tampak anaknya tidak tidak (enggan
porsi yang menghabi nafsu makan mual nafsu untuk
disediakan dan BB skan makan makan)
badan menurun makan ¼ Membran
porsi mukosa
BB kering
sebelum Terdapat
sakit 17 sariawan
kg, Hasil lab
setelah Hb 11
sakit 15 Diiet yg
kg diberikan
NL
2 Ibu pasien Pasien Ibu pasien Pasien Proses Proses penyakit hipertermi
mengatakan anaknya tampak mengatakan kulit akral penyakit (infeksi)
demam tinggi demam pasien terasa teraba
dan panas hangat
mengigil Pernapas
Akral an cepat /
teraba takipnea
hangat Nadi
Suhu cepat/
38,9 C takikardi
120x/mnt
3 Ibu pasien Pemeriks Ibu pasien Pasien Penurunan Ketidak Konstipasi
mengatakan anaknya aan mengatakan perut tampak mortilitas cukupan asupan
baru satu kali BAB peristaltik pasien kembung lesu gastrointestin serat
sudah seminggu ini usus dan kencang. Perut al Penurunan
dan feses keras menurun Setiap BAB selalu tampak mortilitas
mengejan kuat kembung gastrointestinal
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Defenisi nutrisi berhubungan Tujuan : Manajemen nutrisi (I. 03119) Herlan saputra
dengan faktor psikologis Setelah dilakukan pengkajian 1 x 24 jam masalah depisit Tindakan :
(keengganan untuk makan) nutrisi dapat teratasi. ( Observasi
(D.0023) Kriteria Hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
Berat badan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Nafsu makan 3. Identifikasi makanan yang disukai
Membran mukosa
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor hasil pemeriksan laboratorium
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi Teraupetik :
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat 1. Fasilitasi menentukan pedoman diet
2. Berikan suplemen makanan,jika perlu
Edukasi :
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam Manajemen Hipertermi (I.15506): Herlan saputra
Hipertermi berhubungan dengan diharapkan masalah termorogulasi membaik dengan Tindakan
penyakit kriteria hasil: ( L.14134) Observasi :
( D.0130) Suhu tubuh membaik 1. Identifikasi penyebab hipertermi
Takipnea menurun 2. Monitor suhu tubuh
Takikardi menurun 3. Monitor komplikasi akibat hiperrtermi
Menggigil menurun Teraupetik
4. Sediakan lingkungan yang dingin
5. Longgarkan pakaian
6. Berikan cairan oral
7. Berikan kompres dingin
Edukasi
8. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan
obat intervena
3 Konstipasi berhungan dengan Setelah dilakukan tindakaan keperawatan selama 3x 24 Manajemen konstipasi fekal (I. 04151) Herlan saputra
penurunan mortilitas jam diharapkan konstipasi fekal membaik ditandai Observasi
gastrointestinal ( D.0049) dengan : 1. Monitor buang air besar
Kontrol penegeluaran feses meningkat 2. Periksa pergerakan usus dan kareteristik feses
Ferekuensi BAB membaik 3. Identifikasi faktor resiko konstipasi
Peristaltik usus membaik Edukasi
4. Anjurkan asupan peningkatan cairan
5. Ajarkan cara mengatasi komplikasi
6. Anjurkan diet tiggi serat
7. Kolaborasi penggunaan obat pencahar, bila
perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
I 03/01/2024 Mengidentifikasi status nutrisi Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu Herlan saputra
jam 09.00 makan
Mukosa mulut pasien kering, terdapat sariawan
pada mulut pasien. BB pasien 15 kg sebelum sakit
17 kg
Menidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Pasien tidak ada alergi makanan
Mengidentifikasi makanan yang disukai
Pasien suka makan makanan hangat
Memonitor asupan makanan
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya makan
¼ pors makan
Memonitor hasil pemeriksan laboratorium
Hb :11, widal O = 1/320, H= 1/320
Memfasilitasi menentukan pedoman diet
Memberikan edukasi makanan sehat
Memberikan suplemen makanan,jika perlu
Pasien diberikan vitamin makan
Mengajarkan diet yang diprogramkan
Memberikan diet makan NL tinggi serat
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Mengkonsulkan pasien pada ahli gizi
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
03/01/2024 Mengientifikasi penyebab hipertermi Hasil lab Hb = 11, widal O = 1/320, H= 1/320 Herlan saputra
II Jam 09.00
Memonitor suhu tubuh Suhu tubuh pasien 38,9 C
Memonitor komplikasi akibat hipertermi Pasien menggigil, takikardi
Menyediakan lingkungan yang dingin Pasien diistirahatkan diruang dingin
Melonggarkan pakaian Pasien membuka jaketnya
Memberikan cairan oral Pasien minum air putih sebanyak 200 cc sekali
minum
Memberikan kompres dingin Pasien sudah dikompres dingin, hasil suhu 37,5 C
Pasien baring di igd puskesmas
Mengnjurkan tirah baring Pasien diberikan obat sanmol ½ tab
Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan obat
intervena
III 03/01/2024 Memonitor buang air besar Pasien buang air besar, seminggu sebanyak 1 kali Herlan saputra
Jam 09.00 Memeriksa pergerakan usus dan kareteristik Peristaltik usus lemah 5x/ mnt
feses
Pasien sering mengejan saat BAB, dan ibu pasien
Mengidentifikasi faktor resiko konstipasi mengatakan pada saat BAB kemarin bagian anus
lecet
Menganjurkan asupan peningkatan cairan
Pasien minum air putih sekali minum 200 cc
Mengajarkan cara mengatasi komplikasi Menganjurkan pasien agar tidak mengejan saat
BAB
Keluarga mengerti makanan yang tinggi serat
Menganjurkan diet tiggi serat
Pasien diberian obat lactulac syr
Kolaborasi penggunaan obat pencahar
CATATAN PERKEMBANGAN
I 04/01/2024 Mengidentifikasi status nutrisi Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai Herlan saputra
jam 09.00 Menidentifikasi alergi dan intoleransi nafsu makan
makanan Mukosa mulut pasien kering, terdapat sariawan
Mengidentifikasi makanan yang disukai pada mulut pasien. BB pasien 15 kg sebelum sakit
Memonitor asupan makanan 17 kg
Memonitor hasil pemeriksan laboratorium Pasien tidak ada alergi makanan
Memfasilitasi menentukan pedoman diet Pasien suka makan makanan hangat
Memberikan suplemen makanan,jika perlu Ibu pasien mengatakan anaknya hanya makan
Mengajarkan diet yang diprogramkan ¼ pors makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untu Hb :12, widal O = 1/320, H= 1/320
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
Memberikan edukasi makanan sehat
Pasien diberikan vitamin makan
Memberikan diet makan NL tinggi serat
Mengkonsulkan pasien pada ahli gizi
03/01/2024 Mengientifikasi penyebab hipertermi Hasil lab Hb = 12, widal O = 1/320, H= 1/320 Herlan saputra
II Jam 09.00
Memonitor suhu tubuh Suhu tubuh pasien 38,9 C
Memonitor komplikasi akibat hipertermi Pasien menggigil, takikardi
Menyediakan lingkungan yang dingin Pasien diistirahatkan diruang dingin
Melonggarkan pakaian Pasien membuka jaketnya
Memberikan cairan oral Pasien minum air putih sebanyak 200 cc sekali
minum
Memberikan kompres dingin Pasien sudah dikompres dingin, hasil suhu 37,5 C
Pasien baring di igd puskesmas
Mengnjurkan tirah baring Pasien diberikan obat sanmol ½ tab
Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan obat
intervena
III 03/01/2024 Memonitor buang air besar Pasien buang air besar, seminggu sebanyak 1 Herlan saputra
Jam 09.00 kali
Memeriksa pergerakan usus dan kareteristik Peristaltik usus lemah 7x/ mnt
feses
Mengidentifikasi faktor resiko konstipasi Pasien sering mengejan saat BAB, dan ibu pasien
mengatakan pada saat BAB kemarin bagian anus
lecet
Menganjurkan asupan peningkatan cairan
Pasien minum air putih sekali minum 200 cc
Mengajarkan cara mengatasi komplikasi Menganjurkan pasien agar tidak mengejan saat
BAB
Menganjurkan diet tiggi serat Keluarga mengerti makanan yang tinggi serat
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : An “ A” No.Med Reg :
Ruang : bangsal anak Hari/ Waktu : jumat/ 15.00
Jenis Kelamin : Laki- laki Shift : siang
I 05/01/2024 Mengidentifikasi status nutrisi Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu Herlan saputra
Jam 15.00 makan
Mukosa mulut pasien kering, terdapat sariawan
pada mulut pasien. BB pasien 15 kg sebelum sakit
17 kg
Menidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Pasien tidak ada alergi makanan
Mengidentifikasi makanan yang disukai
Pasien suka makan makanan hangat
Memonitor asupan makanan
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya makan
¼ pors makan
Memonitor hasil pemeriksan laboratorium
Hb :11, widal O = 1/320, H= 1/320
Memfasilitasi menentukan pedoman diet
Memberikan edukasi makanan sehat
Memberikan suplemen makanan,jika perlu
Pasien diberikan vitamin makan
Mengajarkan diet yang diprogramkan
Memberikan diet makan NL tinggi serat
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Mengkonsulkan pasien pada ahli gizi
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
05/01/2024 Mengientifikasi penyebab hipertermi Hasil lab Hb = 11, widal O = 1/320, H= 1/320 Herlan saputra
II Jam 15.00
Memonitor suhu tubuh Suhu tubuh pasien 38,9 C
Memonitor komplikasi akibat hipertermi Pasien menggigil, takikardi
Menyediakan lingkungan yang dingin Pasien diistirahatkan diruang dingin
Melonggarkan pakaian Pasien membuka jaketnya
Memberikan cairan oral Pasien minum air putih sebanyak 200 cc sekali
minum
Memberikan kompres dingin Pasien sudah dikompres dingin, hasil suhu 37,5 C
Pasien baring di igd puskesmas
Mengnjurkan tirah baring Pasien diberikan obat sanmol ½ tab
Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan obat
intervena
III 05/01/2024 Memonitor buang air besar Pasien buang air besar, seminggu sebanyak 1 kali Herlan saputra
Jam 15.00 Peristaltik usus lemah 5x/ mnt
Memeriksa pergerakan usus dan kareteristik
feses
Pasien sering mengejan saat BAB, dan ibu pasien
Mengidentifikasi faktor resiko konstipasi mengatakan pada saat BAB kemarin bagian anus
lecet
Menganjurkan asupan peningkatan cairan
Pasien minum air putih sekali minum 200 cc
Menganjurkan pasien agar tidak mengejan saat
Mengajarkan cara mengatasi komplikasi BAB
Keluarga mengerti makanan yang tinggi serat
Menganjurkan diet tiggi serat
Pasien diberian obat lactulac syr
Kolaborasi penggunaan obat pencahar
EVALUASI
I 03/01/2024 S: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, pasien tidak Herlan saputra
Jam 09.00
ada alergi makanan dan Ibu pasien mengatakan anaknya hanya
makan ¼ pors makan
O:
Pasien tampak lemah
Mukosa mulut pasien kering
Terdapat sariawan pada mulut pasien.
BB pasien 15 kg sebelum sakit 17 kg
Hasil lab Hb =11, widal O = 1/320, H= 1/320
Diiet yang diberikan NL tinggi serat
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
\ 03/01/2024 S : Pasien buang air besar, seminggu sebanyak 1 kali, Pasien sering Herlan saputra
III Jam 09.00
mengejan saat BAB, dan ibu pasien mengatakan pada saat BAB
kemarin bagian anus lecet.
O:
Pasien tampak lemah
Perut pasien kembung
Peristaltik lemah usus 5x/mnt
Terapy obat yang diberikan lactulac sy 1 cth
A : Masalah konstipasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.Anjurkan asupan peningkatan cairan
2.Ajarkan cara mengatasi komplikasi
3.Anjurkan diet tiggi serat
EVALUASI
I 04/01/2024 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah nafsu makan, pasien tidak Herlan saputra
Jam 09.00
ada alergi makanan dan Ibu pasien mengatakan anaknya hanya
makan setangah porsi makan
O:
Pasien sudah tidak lemah lagi
Mukosa mulut pasien lembab
BB pasien 15 kg sebelum sakit 17 kg
Hasil lab Hb =12, widal O = 1/320, H= 1/320
Diiet yang diberikan NL tinggi serat
A: masalah defisit nutrisi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
4. Identifikasi status nutrisi
5. Monitor asupan makanan
II 04/01/2024 Herlan saputra
Jam 09.00
S : ibu pasien mengatakan panasnya anaknya sudah turun dan tidak
mengigil lagi
O:
Pasien tidak lesu lagi
Hasil lab Hb = 12, widal O = 1/320, H= 1/320
Suhu tubuh pasien 37,9 C
Pasien sudah dikompres dingin, hasil suhu 37,9 C
A : Masalah hipertermi teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
8. Monitor suhu tubuh
9. Sediakan lingkungan yang dingin
10. Berikan cairan oral
11. Berikan kompres dingin
12. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit dan obat
\ 04/01/2024 S : Pasien mengatakan babnya sudah lancar seminggu 4 kali Herlan saputra
III Jam 09.00
O:
Pasien tidak tampak lemah
Perut pasien tidak kembung lagi
A : Masalah konstipasi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
4.Anjurkan asupan peningkatan cairan
5.Anjurkan diet tiggi serat
EVALUASI
I 05/01/2024 S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah nafsu makan Herlan saputra
Jam 15.00
O:
Pasien sudah sehat
Mukosa mulut pasien lembab
A: masalah defisit nutrisi teratasi
P : intervensi dihentikan
II 03/01/2024
Jam 09.00
S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah sehat dan tdak demam lagi Herlan saputra
O:
Pasien tampak sehat
Suhu tubuh pasien 36,5 C
A : Masalah hipertermi teratasi
P : intervensi dihentikan
\ 03/01/2024 S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa bab Herlan saputra
III Jam 09.00