Atlas Berwarna Histologi Edisi Kelima PDF
Atlas Berwarna Histologi Edisi Kelima PDF
O EDISI KELIMA
Alih Bahasa:
Dr. Fajar Arifin Gunawijaya, M.S.
Editor:
Dr. R.W. Susilowati, lvl.Kes.
Proofreader:
Dr. lyndon Saputra
Judul:
Atlas Berwarna Histologi
Kata Pengantar . 5
Seperti pada edisi sebelumnya, sebagian besar disajikan lengkap tetapi sistematis. Kami ingin
fotomikrograf atlas ini berupa jaringan yang diwar- membantu para mahasiswa belajar dan menikmati
nai dengan hematoksilin dan eosin. Setiap gambar histologi, dan tidak akan kewalahan dengan materi
diberikan perbesaran akhir, dengan mempertim- itu. Selanjutnya, Atlas ini dirancang tidak hanya
bangkan pembesaran fotografi, dan yang mungkin untuk digunakan di laboratorium, tetapi juga seba-
dicapai dengan mikroskop. Banyak dari bagian- gai persiapan untuk ujian, baik didaktik maupun
bagian tersebut dibuat dari plastik dengan spesimen praktik. Namun, meskipun kami telah berusaha
tertentu, seperti yang dicatat dalam keterangan. untuk benar-benar akurat dan lengkap, kami sadar
Sebagian besar mikrograf elektron yang dimasuk- bahwa mungkin masih ada kesalahan dan kelalaian
kan dalam Atlas ini diberikan oleh rekan-rekan yang mungkin luput dari perhatian kami. Oleh karena
kami yang baik hati dari seluruh dunia seperti yang itu, kami menyambut kritik, saran, dan komentar
dijelaskan dalam keterangan gambarnya. yang dapat membantu meningkatkal buku ini, dan
Sebagaimana semua buku teks karni yang lain- silakan mengirimkannya melalui darulyndon @ cbn.
nya, Atlas ini ditulis dengan memperhitungkan net.id
kebutuhan para mahasiswa, sehingga materi yang
o Daftar lsi
KataPengantar................ 5
[JcapanTerimakasih 1
17
GAMBAR 1-1 Sel 15
1-2 Macam-macamOrganel 16
1-3 Membran danPertukaranMelalui Membran................. 23
14 Sintesis Protein dan Eksositosis ............. 24
Plate 1-1 SelKhusus 28
t-2 Organel sel dan Badan Inklusi ............... 30
1-3 ModifikasiPermukaanSel 32
I4 Mitosis, Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron 34
1-5 Sel khusus, Mikroskop Elektron 36
t-6 Nukleus dan Sitoplasma, Mikroskop Elektron 38
r-7 Nukleus dan Sitoplasma, Mikroskop Elektron 40
1-8 Apparatus Golgi, Mikroskop Elektron 42
1-9 Mitokondria, Mikroskop Elektron 44
.I(EL.E,NJAn 47
GAMBAR 2-1. Kompleks tautan ............. 50
aa KelenjarLiur 51
Plate 2-l Epitel selapis dan epitel bertingkat 56
a) Epitel Berlapis dan Epitel Transisional .,.... 58
2-3 Epitel Bertingkat Kolumnar Bersilia, Mikroskop Elektron 60
24 Tautan Epitel, Mikroskop Elektron 62
t< Kelenjar....... 64
2-6 Kelenjar....... 66
IKAT 71
Daftar Isi . 9
3*5 Sel mast, Mikroskop Elektron .................. 81
3-6 Degranulasi Sel Mast, Mikroskop Elektron .. ....... .......... 88
3*1 Pembentukan Sel Lemak, Mikroskop Elektron .............. 89
Plate
4-r
+-z
4-r
Il,iTil;;i;i;;;;;;;ffi;;i -
TulangRawanEmbrionaldanHialin
3i
............ 102
4-2 TulangRawanElastisdanFibrokartilago .......... 104
4-3 TulangKompakta.............. ........... 106
44 TulangKompaktadanOsifikasiIntramembranosa.......... ....... 108
4-5 Endokondral
Osifikasi .................. I 10
4-6 OsifikasiEndokondral .................. ll2
4-1 Elektron
Tulang Rawan Hialin, Mikroskop ........ Il4
4-8 ...............
Osteoblas, Mikroskop Elektron .......... 115
4-9 Osteoklas,MikroskopElektron............... .......... 116
Daftarlsi r tl
12 . SISTEM RESPIRASI 279
GAMBAR 12_I Bagian Konduksi Sistem Respirasi 282
1l
I _-L
a Bagian Respirasi Sistem Respirasi 283
Plate l2-l Mukosa Olfaktoris, Larings 286
r2-2 Trakea......... 288
t2-3 Epitel Respiratoris dan Silia, Mikroskop Elektron ....... :.......... 290 ,
Plate
Daftar Isi . 13
14 . Atlas Berwarna Histologi
I
1
Sel
Sel tidak hanya merupakan satuan dasar tubuh yang tidak biasa yang tidak memerlukan sinyal
manusia tetapi juga berfungsi dalam melakukan ekstrasel untuk melepaskan hasil sekresinya (misal-
seluruh aktivitas yang diperlukan oleh tubuh demi nya prokolagen) meninggalkan sel secara terus
kelangsungan hidup. Meskipun terdapat lebih dari menerus. Sekresi yang teratur memerlukan ada-
200 jenis sel yang berbeda, kebanyakan sel mem- nya vesikel penyimpan berlapis clathrin yang isinya
punyai gambaran umum, yarig memungkinkan mela- (misalnya enzim pankreas) dilepaskan hanya sete-
kukan bermacam-macam tugasnya. Komponen hidup lah permulaan proses sinyal ekstrasel.
sel adalah protoplasma, yang selanjutnya dibeda- Sel memiliki sejumlah organel yang jelas yang
kan atas sitoplasma dan nukleoplasma (lihat dibentuk dari membran yang serupa tetapi tidak
Gambar 1-1). Protoplasma juga mengandung zat identikkomponenbiokimiaplasmalema.
tidak hidup seperti kristal dan pigmen.
Mitokondria
O' SITOPLASMA Mitokondria terdiri atas membran luar dan
membran dalam dengan kompaftemen di antaranya
yang dikenal sebagai celah antar-membran (lihat
Plasmalema
Gambar 1-2). Membran dalam melipat membentuk
Sel mempunyai suatu membran yaitu plasma- struktur gepeng seperti rak (atau tubular pada se1
lema, merupakan pemisah yang tersusun secara pembentuk steroid) dikenal sebagai krista dan mem-
khusus antara sel dan bagian luar sel. Plasmalema bungkus ruang berisi cairan viskus yang dikenal
merupakan dua lapis fosfolipid terdiri atas protein sebagai ruang matriks. Mitokondria berfungsi
integral dan protein perifer serta.kolesterol yang dalam pembentukan ATP, menggunakan suatu
terbenam di dalamnya, berfungsi dalam pengenalan mekanisme penghubung kemiosmotik yang meng-
sel-sel, eksositosis dan endositosis, sebagai tempat gunakan suatu sekuen spesifik kompleks enzim dan
reseptor untuk molekul-molekul pemberi isyarat sistem proton translokator (rantai tranpor elek-
dan sebagai inisiator dan pengontrol sistem
tron dan ATP-sintase berisi partikel elementer)
messenger sekunder. ZaI-zat mungkin masuk ke sel terbenam dalam kristanya. Pada lemak coklat, orga-
melalui beberapa cara, seperti halnya pinositosis nel ini selain menghasilkan ATP juga menirnbulkan
(pengambilan molekul yang tidakkhas dalam suatu panas. Mitokondria juga membantu dalam sintesis
larutan akueus), endositosis yang diperantarai resep- lemak dan protein tertentu; mitokondria mem-
tor (pengambllan zaI"-zatyang khas, seperti halnya punyai enzim-enzim siklus TCA, molekul DNA
lipoprotein densitas rendah), atau fagositosis (peng- sirkular dan granula matriks dalam celah matriks-
ambilan bahan partikel). Hasil sekresi mungkin nya. Organel-organel ini meningkat jumlahnya
meninggalkan sel melalui dua cara: konstitutif atau melalui pembelahan secara dua (binary fission).
sekresi yang teratur. Sekresi konstitutif, meng-
gunakan vesikel tidak berlapis clathrin, adalahjalur
SeI . t5
GAMBAR 1-1 Sel
Lisosom
e#
endoplasma kasar
Selubung inti
lnti
Retikulum
endoplasma halus
Mitokondria
Sentriol
Aparatus Golgi
dan jala
trans-Golgi
Granula sekretoris
Selubung inti
terdiri atas
membran inti
dalam dan membran
inti luar
Anak inti
(sintesis rRNA)
Mitokondria berfungsi
dalam sintesis ATP dan lipid tertentu
..9
Partikel-partikel kecil mengalami
oksidasi kemudian fosforilasi
Aparatus Golgi dan jala
trans-Golgi (TGN) berfungsi dalam
perubahan pasca-translasi
dan pemadatan protein.
Sel . t7
Ribosom sebagai muka medial (lihatGambar 1-2). Kompleks
Golgi tidak hanya mengemas tetapi juga meng-
Ribosom terdiri atas dua bagian protein yang
ubah makromolekul yang disintesis pada pennu-
mempunyai konsentrasi tinggi RNA ribosom. kaan RER. Protein yang baru disintesis lewat dari
Organel ini terdapatbebas dalam sitosol, jugamele-
RER ke kelompokan vesikular-tubular (VTC,
kat pada permukaan retikulum endoplasma kasar
dulunya diartikan sebagai ERGIC) melalui vesikel
dan membran luar selubung inti. Ribosom dan
transfer berlapis COPII, yu.tg memdran luarnya
mRNA membentuk suatu kompleks yang disebut
mempunyai protein coatamer II (vesikel bersalut
polisom yang berperan untuk sintesis protein. Pem-
COPID dan dari sana ke jala cls-Golgi, mungkin
bentukan signal peptide menunjukkan bahwa poli-
melalui vesikel bersalut COPI (coatamer I). Protein
som harus melekat ke retikulum endoplasma kasar,
terus berjalan ke muka cls, medial dan trans dari
menghasilkan protein yang selanjutnya dipadatkan
aparatus Golgi melalui vesikel bersalut bukan
dalam aparatus Golgi. Namun, protein lainnya yang
clathrin (atau menurut beberapa peneliti, melalui
tetap tidakdipadatkan, terdapatbebas di dalam sitosol.
pematangan sisterna). Oligosakarida lisosom menga-
lami fosforilasi dalam VTC dan/atau cis; kelompok
Retikulum Endoplasma manosa disingkirkan dan residu gula lainnya ditam-
Retikulum endoplasma terdiri atas membran- batrkan dalaqi permukaan medial; penambahan galak-
membran berbentuk tubulus, sakulus dan gepeng tosa dan asam sialat dan sulfasi residu tertentu ter-
mengisi ruang intraselular (lihat Gambar 1-2). Ada jadi dalam permukaan trans. Sorting dan pemam-
dua jenis yaitu besar dan halus. Retikulum endo patan terakhir molekul-molekul terjadi dalam jala-
plasma kasar (RER = rough endoplasmic reti- jala tr ans - G olS (Jf Cl (tr ans - G olg network/TGN).
culum) permukaan sitoplasmanya mempunyai mole- Perlu diperhatikan bahwa zat-zat dapat berjalan
kul reseptor untuk ribosom dan partikel-partikel isya- melalui kompleks Golgi secara anterograd, sepefii
rat (Dikenal sebagai riboforin dan protein docking) baru saja dijelaskan, demikian juga secara. retro-
dan berlanjut sebagai membran nukleus luar, ber- grad, yang terdapat pada keadaan seperti ketika pro-
fungsi dalam sintesis protein dan modifikasi tein yang lepas yang menempati RER atau Golgi
protein kemudian dipadatkan, sama seperti dalam tertentu harus dikembalikan ke kompartemen asalnya.
sintesis membran lipid dan protein. Retikulum
endoplasma halus (SER = smooth endoplasmic Endosom
reticulum) berfungsi dalam sintesis kolesterol dan
Endosom adalah kompartemen antara dalam sel,
lipid, juga detoksifikasi obat-obatan dan toksin berguna dalam penghancuran zat-zat yang menga-
teftentu (seperti halnya barbiturat dan alkohol). lami endositosis, fagositosis atau auto-fagositosis
Selain itu, pada sel otot skelet organel ini dikhu-
sama seperti pada pembentukan lisosom. Endosom
suskan untuk memisahkan dan melepaskan ion kal-
mempunyai pompa proton dalam membrannya,
sium, jadi mengaturkontraksi danrelaksasi otot.
yang memompa H* ke dalam endosom, sehingga isi
kompartemn menj adi asam. Juga, organel-organel
Aparatus Golgi dan jala-iala ini adalah stadium antara pada pembentukan liso-
Tra ns -Golg i dan crs-Golg i
som. Endosom awal terletak pada tepi sel; endo-
Aparatus Golgi (kompleks Golgi) terdiri atas som ini mengandung kompleks reseptor-ligand dan
sekelompokan spesifik dari vesikel, tubulus dan isinya yang bersifat asam (pH 6) berperan untuk
sisterna gepeng berbatas membran. Setiap kompleks melepaskan ikatan reseptor dari ligand. Reseptor
Golgi mempunyai muka masuk berbentuk cem- biasanya dibawa ke dalam suatu sistem vesikel tubu-
bung, dikenal sebagai muka cis dan muka keluar lar yaitu endosom siklus berulang, dari sini resep-
berbentuk cekung, dikenal sebagai maka trans. tor dikembalikan ke plasmalema, sedangkan ligand
Muka cls lebih dekat ke inti dan mlkatrans meng' ditranslokasi ke endosom akhir. Dalam endosom
hadap ke membran sel. Antara muka cis dan muka akhir pH bahkan lebih asam (pH 5,5). Banyak
trans ada beberapa sisterna intermedia, dikenal peneliti menduga bahwa endosom awal berkem-
Sel . 19
lnklusi pembentukan protein ribosom dan rRNA ke dalam
subunit kecil dan subunit besar dari ribosom. Sub-
Inklusi dalam sitoplasma, seperti halnya lipid,
unit ribosom ini masing-masing masuk ke sitosol.
glikogen dan pigmen adalah juga selalu ada dalam
sitoplasma. Beberapa inklusi ini bersifat sementara,
meskipun demikian beberapa pigmen seperti O Siklus Sel.
lipofusin selalu adapada sel-sel tertentu.
Siklus sel dipengaruhi oleh sistem kendali siklus
sel, yang tidak hanya memastikan adanya sekuen
O Nukleus yang benar dari kejadian pada aturan waktu tetapi
juga mengawasi dan mengendalikannya. Siklus sel
Nukleus dibungkus oleh selubung inti, terdiri atas
dibagi menjadi empat fase: G,, S, G, dan M. Selama
membran inti dalam dan membran inti luar
fase presintesis G,, ukuran sel dan organel mening-
dengan antaranya sisterna perinuklearis (lihat
kat. Selama fase S, terjadi sintesis DNA (ditambah
Gambar 1-2), Membran inti luar dipenuhi dengan
histon dan chromosome-associated protein lainnya)
ribosom dan adalah kontinyu di tempat-tempat
dan replikasi sentriol. Selama G, ditimbun ATP,
dengan RER. Pada daerah dimana membran dalam
dan membran luar melebur satu sama lain, menyu- replikasi sentriol selesai dal tubulin ditimbun untuk
pembentukan kumparan. G,, S dan G, dikenal seba-
sun gambaran sirkular (dikenal sebagai pori inti)
yang memungkinkan komunikasi antara nukleo- gai interfase. M menandakan mitosis, yang selan-
plasma dan sitoplasma. Lubang-lubang selubung jutnya dibagi menjadi profase, prometafase, meta-
inti ini diatur oleh pembentukan protein yang fase, anafase dan telofase. Hasilnya adalah pem-
bersama-sama dengan lubang dikenal sebagai kom- belahan sel dan materi genetiknya menjadi dua sel
pleks pori inti, memudahkan aliran untuk transpor anak yang identik. Sekuen kejadian dalam siklus sel
zat-zat ke dalam dan keluar inti. Nukleus ditempati diatur oleh sejumlah protein pencetus yang dikenal
kromosom dan merupakan tempat sintesis RNA. sebagai siklin
Baik mRNA maupun tRNA dijalin dalam nukleus,
sedangkan rRNA dijalin dalam daerah inti yang
dikenal sebagai nukleolus. Nukleolus juga tempat
Sel . 21
II. SINTESIS PROTEIN DAN sekali lagi berjajar satu sama lain dan tempat A
EKSOSTTOSTS terletak di atas kodon berikutnya pada untaian
mRNA. Ketika tRNA yang baru dengan asam amino
Sintesis protein memerlukan mRNA yang ada tanda-
yang berkaitan menduduki tempat A ( seumpama
nya, asam amino pembawa tRNA dan ribosom. Pro-
bahwa antikodonnya cocok dengan kodon baru
tein yang tidak dipadatkan akan disintesis di ribo-
yang timbul dari mRNA), RNA pemula lepas dari
som dalam sitosol, sedangkan protein yang tidak
tempat E, meninggalkan ribosom. Dipeptida dile-
dalam sitosol (sekretorik, lisosom dan membran paskan dari tRNA di tempat P dan ikatan peptida
protein) disintesa di ribosom pada retikulum endo- terbentuk antara dipeptida dan asam amnio baru,
plasma kasar (RER). Ikatan mRNA dan ribosom membentuk tripeptida. IRNA yang kosong bergerak
dikenal sebagai polisom. ke tempat E dan lepas dari ribosom, dan tRNA ber-
Hipotesis sinyal menyatakan bahwa mRNA ikatan tripeptida pindah dari tempat A ke tempat P.
yang mengode untuk protein yang tidak dalam Dengan cara ini rantai peptida memanjang untuk
sitosol mempunyai segmen awal yang tetap yaitu membentuk protein sinyal.
kodon sinyal, yang memberi kode untuk protein Sitosol berisi protein yang dikenal sebagai sig-
sinyal. Saat mRNA masuk ke sitoplasma, akan ber- nal recognition particles (SRP). SRP berikatan
ikatan dengan dengan subunit kecil dari suatu ribo- dengan ptotein sinyal dan menghambat sintesis
som. Subunit kecil mempunyai tempat untuk ber- protein selanjutnya dan seluruh polisom menjadi
ikatan dengan mRNA dikenal sebagai tiga tempat RER. Reseptor SRP disebut protein docking, ter-
ikatan (A, P dan E) untuk tRNA. letak di membran rER, dikenal merupakan kedu-
kodon pemula (AUG
Saat proses inisiasi selesai, dukan polisom yang sebenarnya. Penempatan poli-
untuk asam amino metionin) dikenali dan tRNA som menyebabkan perpindahan kompleks SRP-
inisiasi (mempunyai metionin) melekat pada tem- ribosom ke translokasi protein, yaitu suatu pori pada
pat P (peptidyl-tRNA-binding site), subunit besar membran RER. Subunit ribosom yang besar ber-
ribosom yang berhubungan dengan A, P, dan E ikatan dan membentuk sumbat kuat dengan trans-
menjadi tempat melekat dan sintesis protein mulai lokasi protein, meratakan pori pada ribosom dengan
terjadi. Kodon selanjutnya dikenal sebagai IRNA pori pada translokator protein. Partikel sinyal yang
asilasi yang sebenamya, kemudian berikatan dengan dikenali dan reseptor RSP meninggalkan polisom,
tempat A (aminoacyl-tRNA-binding site). Metio- sehingga terjadi sintesis protein dan rantai protein
nin dilepaskan dari tRNA inisiasi (pada tempat P) yang terbentuk dapat masuk sisterna RER melalui
dan suatu ikatan peptida terbentuk antara dua asam kanal cairan yang menembus translokasi protein.
amino (membentuk suatu dipeptida) sehingga tRNA Selama proses ini, enzim signal peptidase, terletak
pada tempat P hilang asam aminonya dan IRNA dalam sisterna RER, melepaskan protein sinyal dari
pada tempat A sekarang mempunyai dua asam rantai polipeptida. Setelah sintesis selesai, dua sub-
amino yang melekat padanya. Pembentukan ikatan unit ribosom lepas dari RER dan kembali ke sitosol.
peptida ini dikatalisis oleh enzim peptidil trans- Protein yang baru terbentuk diubah dalam RER
ferase, suatu bagian dari subunit ribosom besar. melalui glikosilasi seperti pembentukan ikatan
Ketika ikatan peptida terbentuk, subunit besar ber- disulfida, yang mengubah protein linier menjadi
ubah dalam kaitan dengan subunit kecil dan IRNA protein berbentuk globular. Protein yang baru ter-
yang melekat bergetar sebentar untuk menyebabkan bentuk dipindahkan dalam COPll-bersalut memin-
pindah sedikit, demikian juga awal IRNA (yang dahkan vesikel ke kelompok vesikel-tubular dan
kehilangan asam aminonyapada tempat P) beryin- dari sana dalam vesikel COPl-bersalut ke jala cis-
dah ke tempat E (tempat keluar) dan tRNA yang Golgi dan dari sana ke permukaan cis untuk proses
mempunyai dua asam amino melekat padanya ber- selanjutnya.
pindah dari tempat A ke tempat P, membebaskan Pada permukaan cis, kelompok mannose enzim
tempat A. Ketika pergeseran ini terjadi, subunit lisozim mengalami fosforilasi. Kelompok mannose
ribosom kecil memindahkan celah kodon tunggal yang tidak mengalami fosforilasi disingkirkan dan
sepanjang mRNA, sehingga dua subunit ribosom sisa-sisa galaktose serta asam sialat ditambahkan
'ff.fu#
dan mengawali suatu respons sekuens khusus. Adanya
reseptor-reseptor memungkinkan endositosis dengan kepe-
katan ligand yang lebih besar. Proses ini, endositosis dengan
L
perantara reseptor, terlibat dalam pembentukan vesikel-
Pembeniukan\
kembali l vesikel endositik bersalut clathrin. Saat masuk dalam
regeptoi:rbseptor
;untuk mefibrafi' ,r sel, vesikel-vesikel melepaskan salut clathrin dan menyatu
p.fasm€ dengan endosom awal (pH 6) dimana reseptor dan ligand
=
tidak berikatan. Reseptor dibawa dari endosom awal
masuk ke dalam sistem vesikel tubular dan dikenal sebagai
endosom daur ulang (Recycling endosome), yang mana
reseptor akan kembali ke membran sel.
Ligand dipindahkan dengan menggunakan badan
multivesikular dari endosom awal ke sistem vesikular lain-
nya, endosom akhir, letaknya lebih dalam di sitoplasma.
Endosom akhir adalah lebih asam (pH = 5,5) dan di sini
iigand mulai dihancurkan. Endosom akhir menerimahidro-
lase lisosom serta membran lisosom dan dengan cara demi-
kian endosom akhir mungkin diubah menjadi lisosom (pH
= 5,0). Enzimhidrolitik dari lisosommenghancurkan ligand,
melepaskan zat-zat yang berguna untuk digunakan oleh
sel, sedangkan sisa-sisa yang tidak dapat dicema oleh ligand
mungkin tetap dalam vesikel, yaitu badan residu dalam
sitoplasma.
SeI . 25
I
(
GAMBAR 1-4 Sintesis Protein dan Eksositosis :r
r\
besar ribosom menjadi melekat dan
.T-
-44iT:rTl.1=.. sintesis protein mulai terjadr.
SeI . 25
CONTOH KASUS KLINIS
,i:fti,:r
Individu tertentu menderita penyakit penyimpanan ginjal, hepatomegali, ikterus, hipotonia sistem
lisosom, yang mencakup defisiensi herediter otot dan demielinisasi serebral, mengakibatkan
dalam kemampuan lisosomnya menghancurkan retardasi psikomotor.
isi dari endolisosomnya. Salah satu contoh yang Penelitian akhir-akhir ini menduga bahwa
khas penyakit ini adalah penyakit Tay-Sachs, kebanyakan kanker timbul tidak dari mutasi
yang kebanyakan terdapat pada anak-anak yang pada gen individu tetapi dari pembentukan
orangtuanya turunan Yahudi Eropa Timur Laut. aneuploidi. Padakenyataannya, dalam tumor yang
Karena lisosom anak ini tidak mampu meng- sama susunan kromosom sel masing-masing
katabolisir gangliosida GM2, karena defisiensi sangat bervariasi dan isi DNA dari sel-sel mung-
heksoaminidase, neuron-neuronnya menimbun krn 50Vo-200Vo dai sel somatik yang normal.
banyak sekali gangliosida ini dalam endolisosom Sangat menarik untuk dicatat bahwa pada kenya-
yang diametemya makin besar. Ketika endoliso- taannya kekacauan penggantian dan kombinasi
som ukurannya semakin besar, ini akan meng- ulang kromosom-kromosom dalam sel-sel kan-
halangi fungsi neuron dan anak ini akan mening- ker, di sini tampak teratur, seperti pada limfoma
gal pada usia tiga tahun. Burkitt, yirng mana kromosom 3, 13 dan I7
Penyakit Zellweger adalah kelainan resesif biasanya memperlihatkan translokasi dan kro-
autosom yang diturunkan yang mempengaruhi mosom 1 dan 20 biasanya merupakan segmen
biogenesis peroksisom yang khas adanya kista yang hilang.
Sel . 2?
&Wt.Sel. Monyet. Plasticsection. x 1323. &&Wffi&W * . Sel. Monyet. Plastic section. x 540.
Sel khusus merupakan struktur berdinding mem- Sel tampak tinggi, bentuknya kurus, seperti tampak
bran yang terdiri atas inti (nucleus :N) dan sito- pada duktus koligens ginjal. Intinya (N) agak ke
plasma (cytoplasm : C). Meskipun membran sel basal dan dinding lateral sel (kepala panah) diper-
sangat tipis untuk dilihat dengan mikroskop cahaya, lihatkan. Karena sel-sel ini berasal dari epitel, sel-sel
batas sel kira-kira adalah membran sel (mata panah). ini dipisahkan dari unsur-unsur jaringan ikat
Mengamati batas sel-sel khusus, lebih kurang kira- (connective tissue elements : CT) oleh mem-
kira seperti bentuk kotak. Gambaran tiga dimensi branabasalis (basalmembrane : BM)
dari sel-sel ini dikatakan berbentuk kuboid, dengan
inti di tengah. Anak inti (nucleolus = n) jelas
terlihat, dengan granula kromatin (panah) tersebar &&MW&ffi4. Sel. Monyet. Plastic section. x 540.
di bagian tepi plasma anak inti.
Beberapa sel mempunyai gambaran yang tidak seperti
biasanya, seperti yang tampak pada sel Purkinje
(PC) di serebelum. Perhatikan inti sel (N) terletak
SSSffiffiffi S . Sel. Monyet. Plastic section. x 540.
pada bagian yang paling lebaq yang disebut soma
Berbagai sel mempunyai bentuk dan ukuran ber- (perikarion). Sel mempunyai beberapa juluran sito-
beda. Perhatikan epitel (E) yang membatasi lumen plasma yaitu dendrit (De) dan akson. Sel saraf ini
(L) kandung kemih terdiri atas sejumlah lapisan sel. mampu menggabungkan sejumlah informasi yang
Lapis sel yang ada di permukaan terdiri atas sel besar diterimanya dari sel saraf lainnya yang bersinaps
berbentuk kubah, terkadang mempunyai dua inti dengannya.
(N) . Granula yang tampak dalam sitoplasm a (kepala
panah) adalah endapan glikogen. Sel-sel di lapisan
lebih dalam tampak memanjang dan ramping, dan
intinya (p anah) terletak di bagian yang lebar.
Nukleolus
Sel
KUNGI
BM membranabasalis De dendrit N inti(nukleus)
C sitoplasma E epitel n anakinti (nukleolus)
CT jaringanikat L lumen PC sel Purkinie
-.r;!!rlr tJ l
*-is r'rt
s+tr
E
twxl t-wwffi& I
iwffi*ffis'l
Sel . 29
frA&*8&R tr . Nukleus dan badan Nissl. &AfU&Ae 2. Hasil-hasil sekresi. Sel mast.
Medula spinalis. Parafin section. x 540. Monyet. Plastic section. x 540.
Neuron motorik medula spinalis merupakan neuron Jaringan ikat (CT) yang berbatas dengan epitel
multipolar, karena neuron ini mempunyai sejumlah pembatas usus halus banyak terisi dengan sel mast
juluran yang dipercabangkan oleh soma (S) yang (MC). Granula (panah) sel mast tersebar dalam
besar, yang di dalamnya ada nukleus (N) dan sitoplasma dan lepas di tepi sel. Granula-granula
berbagai organel. Perhatikan dalam inti tampakjelas kecil ini mengandung histamin dan heparin. Perhati-
nukleolus (n = anak inti). Dalam sitoplasma juga kan sel-sel epitel (EC) berbentuk torak tinggi dan
tampak butiran-butiran padat disebut badan Nissl leukosit (Le) sedang pindah melalui ruang antarsel
(NB), ternyata dengan pengamatan melalui mikros- ke dalam lumen (L) usus halus. Kepalc panah me-
kop elektron adalah retikulum endoplasma kasar. nunjuk terminal bars, suatu tautan antarsel. Brush
Tampak secarajelas karena adanya asam ribonukleat border (BB) dengan mikroskop elektron ternyata
dari ribosom yang menempel pada permukaan reti- adalah mikrovili.
kulum endoplasma kasar.
KUNCI
Ac asinus L lumen NB butiran Nissl
BB brushborder Le leukosit S soma
CT jaringanikat MC selmast T teka
EC sel epitel N nukleus ZG granulazimogen
GC selgoblet n nukleolus
Sel . 3t
ffiffiffieffi ft . Brush border, Usus halus. Monyet. &&Wffiffr Silia. Tuba Falopii, Monyet.
Plastic section. x 540. Plastic section, x 540.
Epitel pembatas lumen (L) usus halus adalah sel-sel Epitel yang melapisi tuba Falopii terdiri atas dua jenis
torak, yang di antaranya ada banyak sel pembentuk sel yaitu sel peg (pc) yang mungkin memberikan
mukus yaitu sel goblet (GC). Fungsi sel-sel torak nutrisi untuk gamet, dan sel bersilia (CC). Cilia
adalah untuk absorpsi zat-zal makanan yang sudah (panah) yang tampak pucat, panjang, motil, ada
dicerna sepanjang permukaan apikal epitel. Untuk juluran seperti jari-jari pada permukaan apikal dan
memperluas permukaan absorpsi, sel-sel mempu- sitoplasma yang berfungsi sebagai transpor zat-zat
nyai brush border (BB) yang tampak dengan sepanjang permukaan sel. Bagian tengah silia, seperti
mikroskop elektron sebagai mikrovili, pendek, ram- yang tampak dengan mikroskop elekron, ada akso-
ping, seperti juluran jari-jari tangan dari plasmalema nem, terdiri atas mikrotubulus yang tersusun dari sem-
yang menutupi sitoplasma. Setiap mikovilus mem- bilandoublet mengelilingi sepasang mikrotubulus.
punyai selaput glikokaliks, yang juga mengandung
enzim pencernaan. Bagian tengah mikrovilus
mengandung filamen aktin yang tersusun meman- ffiffiffi4. Jembatan antar-sel. Kulit. Monyet.
jang sebagai tambahan, terdiri dari protein. Plastic section. x 540.
[c{rlfBAn r I tssr?rffiA-n
q l
Sel r 33
*&8SS&& $ . Mitosis. Blastula ikan putih. *&ffim&ffi f. Mitosis, Blastula ikan putih.
Parafin section.x270. Parafin section. x 540.
Gambar fotomikroskopik blasrula ikan putih tampak Selama stadium awal telofase dari pembelahan mito-
mitosis dalam beberapa stadium. Mitosis yang per- sis, kromosom (Ch) telah mencapai kutub-kutub
tama, profase (P), tampak kromosom pendek sel yang berlawanan. Membran sel berkerut memi-
seperti benang @anah) di tengah sel. Membran inti sahkan sel menjadi dua anak sel, membentuk alur
akan menghilang. Selama metafase (M) kromo- (kepala panah). Bangunan berbentuk kumparan
som tersusun berderet di ekuator sel. Kromosom tampak sejajar, garis mendatar (panah) yang akhir-
mulai berpindah ke kutub sel yang berlawanan pada nya membentuk bagian tengah sel. Saat telofase
awal anafase (A) dan nantinya terpisah ketika berlanjut, kedua sel anak yang baru kromosomnya
anafase berlanjut (kepala panah) . Perhatikan daerah tidak bergelung dan membran inti serta anak inti
padat sentriol (c) yaitu tempat migrasi kromosom terbentuk kembali.
f*&ivgseeg l
.'. 4r rc,r
+.:.+#;* '
5""
+ *i::a}
4*€o
+
'f'
t*er$TffiA$i *I
Sel r 35
ffiA&i{BA$l t . Sel khusus. Kelenlar pituitari. Tikus. sintesis aktif protein. Juga dalam sitoplasma tampak
granula sekretoris (bintang) yang merupakan badan
Mikroskop elektron. x 8936.
inklusi sementara.
Hormon gonadotropin kelenjar pituitari adalah con- Nukleus khas dibungkus selubung inti (NE),
toh yang baik untuk sel khusus, karena sitoplasma- terdiri atas membran inti luar dimana ribosom
nya ditempati banyak organel-organel yang terda- menempel dan membran inti dalam. Iftomatin di tepi
pat pada sebagian besar sel. Sitoplasma dibatasi oleh dan pulau-pulau kromatin tampak jelas, sebagai
membran seI (kepala ponah) yang jelas terlihat, kromatin anak inti (NC). Daerah yang jernih
terutama ketika mendekati plasmalema sel-sel padat dalam inti adalah komponen cair dari inti. Nukleo-
elektron yang berdekatan. Mitokondria (m) tidak lus (n) tampak seperti spons terdiri atas materi yang
banyak, namun mudah tampak, terutama pada jernih elektron dan materi padat elektron, tersebar
irisan longitudinal, karena kristanya (panah) ter- dalam nukleoplasma. Daerah yang padat elektron
susun khas. Karena sel ini aktif membentuk sekret terdiri atas pars granulosa dan pars fibrosa, semen-
yang kemudian dipadatkan dan dilepaskan keluar, tara itu daerah yang jernih elektron mungkin adalah
sel mempunyai aparatus Golgi (GA) yang ber- cairan anak inti. (Dari Stokreef JC, Reifel CW Shin
kembang baik, terletak dekat nukleus (N). Perhati- SH: Cell Tissue Res243:255-261, 1986)
kan Golgi dibentuk dari tumpukan beberapa mem-
bran gepeng. Selain itu, sel ini ditempati retikulum
endoplasma kasar (RER), menunjukkan adanya
Nukleolus
Mitokondria
Aparatus Golgi
KUNCI
GA Golgi
aparatus n nukleolus NE selubung inti
m mitokondria NC kromatinanakinti rER retikulumendoplasma
N nukleus kasar
'*
:*' *-.
rjlG
.* *
a:
;
#
#. *
s:** ,E'
S,r ;' *
: .,=* *'i.
-E e*
.* *.x*"r ff +.ry
l-:-:, ";..,'*
rt: :
.l
-r
Sel o 3?
&&&q#eR $ . Nukleus dan sitoplasma. Hati. bentuk pori inti (NP). Retikulum endoplasma
Mencit. Mikroskop elektron. x 48.176, kasar (RER) mempunyaibanyakribosom (R). Per-
hatikan ada sejumlah mitokondria (m), mempu-
Nukleus (N) tampak nukleoplasma dan kromatin nyai membran ganda dan krista-krista (Cr). Amati
(c) dengan gambaran mikroskop elektron ini. Per- mikrotubulus (Mi) pada sedikit padat elektron
hatikan membran inti dalam (kepala panah) dan (Mi) yang terdapat dalam sitoplasma.
membran inti luar (dua panqh) bergabung mem-
:
"-'==+:=#=+::':
"'ou'*;
;, "L
* +4
"-ff ?"*:F . .
3 ?*ffi#:
e':-4-.
*.rii *,:+
I **.a*
d
xB
I
'l.t-
'
ti.: ,:,3
#,
.5a
ffi*-"*".;
' l,;,."
Sel . 59
ffiAn*g$rR t. Nukleus dan sitoplasma. Hati. tron (panoh) tersebar dalam matriks antara krista.
Mencit. Mikroskop elektron. x 20.318 Sekitar inti ada aparatus Golgi (GA) yang aktif
memadatkan materi dalam vesikel padat (CV).
Gambar mikroskop elektron sel hati ini
tampak Retikulum endoplasma kasar (RER) jelas karena
'i ,.jllf.''
r.,
tu1] . :: :l
t*" , t"" , 1fu.
EE W*.
. .,+*s
' r,'
. i{
'-W. ,t- : .
{'1lj:,t:.,,.;"lr.tt,l:
:tl.rrjiiiii,r,. ' '
"f t
.t
cs& sft
,. . -i.. ',-:r' .'"
q1**€Si
'#f!*,'ryi-.
:r&
F*
q# ; .a iF
i,,.
*=1
ig
?rqfa# "&p
iiF-i
e :+=:l-ji
ffiq;
€9
Sry-.
&
=m
' \*,
t !:-1qfr"ji: -
Sel s 41
&A$#g&R fr Aparatus Golgi. Mencit. menerima transfer vesicles (TV) berasal dari reti-
Mikroskop elektron. x 28,588 kulum endoplasma kasar. Yang cekung, frcns-Golgi
network (mflmaturing face) melepaskan conden-
Aparatus Golgi yang banyak dalam sel sekretoris ini sing vesicles (CV), yang berisi hasil sekresi. (Dari
tampak ada beberapa sisterna (CD dibatasi Gartner Ll Seibel W Hiatt JL, Provenza DV A ctoAnat
membran gepeng, saling bertumpukan satu sama 103: 16-33,1979).
lain. Bagian cembung, (forming face/fD (cis face
Aparatus Golgi
-,_'
,6,1t;+
t-L&:.
ff'*$
*-'
'r . "i:r
e***
a €,.
' tutt'
;
* tii =";
r.st';
+
h
tI
Geffiffieft!
Sel . 43
SAMgAe tr . Mitokondria. Ginjal. Mencit. dalamnya berlipat-lipat membentuk krista (Cr).
Mikroskop elektron. x 18,529 Perhatikan matriks ditempati granula-granula (kepala
ponah). Perhatikan juga lamina basalis jelas tampak
Sisi basal sel tubulus proksimal ada sejumlah juluran lamina densa (kepala panoh terbukc) dan lamina
interdigitasi. Banyak juluran-juluran ini ditempati lusida (panah).
mitokondria (m) yang tersusun memanjang, yang
mana membran luarnya halus, sedangkan membran
lr -i'r" -
Yi.
*
i,, "*n ..r,
'F :..#..
'ss?. . ,#r-1g."
;%' I'E=, r1'':,
Mitokondria
Sel . 45
46 . Atlas Berwarna Histologi
)
Membran epitelial sering mempunyai sifatkhu- masuknya bahan kimia dan masuknya bakteri;
sus. Permukaan luamya mungkin membentuk mikro- mengurangi gesekan; penyerapan nutrien sebagai
vili (brush border), silia, atau stereosilia. Membran akibat sel-sel berpolarisasi yang mampu melakukan
lateral sel mempeftahankan tautan antar sel antara fungsi vektorial; sekresi; ekskresi bahan-bahan
sel-sel yang berdekatan. Tautan antar sel ini adalah sisa; sintesis berbagai protein, enzim, musin, hor-
zonula occludens (taut kedap), zonula adheren mon dan sang atbany ak zatlainnya; menerima rang-
(taut lekat), makula densa, dan gap junction (taut sang sensoris dari lingkungan luar (atau lingkungan
rekah). Sel di membrana basaLis membentuk hemi- dalam); membentuk kelenjar yang fungsinya
desmosom, mempertahankan perlekatan sel-sel ke mensekresi enzim, hormon, pelumas atau hasil
membrana basalis (Gambar 2- 1 ). lainnya; dan perpindahan zat sepanjang lembaran
Membran epitelial mempunyai banyak fungsi epitelial (seperti halnya mukus sepanjang saluran
yang mencakup perlindungan dari abrasi mekanis, napas) melalui bantuan silia.
w
s
{i. t ar'a
Filamen
*4.ffi lnlermediat ''=%G
f *
g" k\
# * J,
J/t Macula dullElcl
lvlaLuld adherens djcirikan oleh
&" ' "o
"g
glikoprotein Lransmembran
desmogleins dan caclhenns-E. yang
ujung sitopiasmanya dikaitkan
dengan suatu plak yang terdiri dari
desmoplakins, Filamen intemedia,
membentuk Iengku ngan menyerupai
jepitan rambut masuk dan keluar plak
lvlembran plasma
yang berdekatan
lntegrins (protein
reseptor
transmembran) Ruang ekstraselular
':"
i,
mioepitel
---Sel
(duktus sekretorius)
Sel
kelenjar .
'1.t-"n.
mukosa 'd;' lffi
:': +F;fiFr':
Sel duktus striata
.' , j; ',r l-
lla
-,?#*=,f-ee
^
BERLAPIS
TRANSISIONAL
Kuboid
Torak
BERTINGKAT
Kuboid
Pembatas lumen (L) arteri kecil ini terdiri atas epitel Medula renalis dapat merupakan contoh yang baik untuk
selapis gepeng (SE) (disebut endotel). Sitoplasma epitel selapis gepeng dan epitel selapis kubis. Epitel
sel-sel ini sangat terputus-putus dan hanya dapat selapis gepeng, sama seperti gambar sebelumnya, mudah
diperkirakan dalam fotomikroskopik ini sebagai garis dikenali karena nukleus (N) yang gepeng, tetapi
tipis (antara kepala panah). Batas antara dua sel yang kadang-kadang sedikit menonjol. Perhatikan sitoplasma
berdekatan tidak dapat ditentukan dengan mikroskop sel-sel ini tampak tipis, sebagai garis gelap (antara kepala
cahaya. Nukleus (N) sel-se1 epitel gepeng menonjol ke panoh); namun perlu ditekankan bahwa garis gelap ter-
lumen, khas untuk jenis epitel ini. Perhatikan beberapa diri tidak hanya sel-sel yang terputus-putus tetapi juga
nukleus lebih gepeng daripada yang lain. Hal ini dise- membran basalis yang mengitarinya. Epitel selapis
babkan oleh karena kontraksi sel-sel otot polos dinding kubis (CE) sangat jelas terlihat. Membran sel sisi lateral
pembuluh darah. (panah) jeLas terlihat pada beberapa tempat; bahkanjika
tidak tampak, hubungan antara sel-sel bulat dapat diper-
kirakan batas masing-masing sel. Perhatikan epitel sela-
GA$jlBAh 3 . Epitel selapis torak. Monyet,
pis kubis dalam lukisan ini, tampak lebih kurang bersisi
Plastic section. x 540. sama yang kecil dengan intl letaknya di tengah-tengah.
BERTINGKAT
SELAPIS
ffi;s#
Gepeng Kuboid
Torak Torak
tr.#
,,4'{!
lF Fr
.aqx,
**"t1.&, 'q
&s
[memeA* 3l
KUNGI
A arteriol CT jaringan ikat L lumen R rigi epitel
BL lapisbasal D duktus LV pembuluhlimf rC selberbentukbulat
BM membranabasalis EL iumen esofagus N nukleus s pars sekretoris
K keratin V venula
atas beberapajenis sel, beberapa di antaranya tam- karbohidrat ditambahkan pada protein di aparatus
pak di sini. Karena sajian epitel ini terpotong serong, Golgi (G). Sel-sel mukosa tidak bersilia, tampak
di sini tidak tampak jelas seluruh sel menyentuh rendah, penuh mikrovili (Nn] di permukaannya.
lamina basalis (BL). Perhatikan sel pucat ber- Jika sel-sel ini melepaskan hasil sekresinya, sel ini
silia (CC) ada retikulum endoplasma kasar berubah bentuknya. Sel tidak lagi mengandung gra-
(rER), mitokondria (M), aparatus Golgi (G), nula sekretoris dan mikrovili memanjang dan disebut
juga sejumlah silia (C) tersebar di antara mikro- sel sikat. Tampak sel-sel ini dikenal dari struktur
vili (lv{V). Setiap silia, beberapa di antaranya terpo- filamen di dalam sitoplasma supranuklear. Pada sudut
tong melintang, tampak membran plasma dan kanan bawah gambar mikroskopik elektron ini
axoneme (A). Silia terbenam dalam terminal web tampak ada kapiler (Ca) berisi sel darah merah
(RBC). Perhatikan sel-sel endotel (EC) di sebelah
melalui badan basal (BB). Mitokondria tampak
memadat di daerah ini. Jenis sel kedua adalah sel luarnya bergelombang tetapi melekat erat pada
mukosa (MC), juga disebut sel-sel goblet. Sel-sel ini lamina basalis (BL) epitel trakea. (Seizin Dr. E.
McDowell)
KUNCI
A axoneme CC sel bersilia MV mikrovilus
BB badanbasal EC selendotel RBC seldarahmerah
BL laminabasalis G aparatuscolgi rER retikulumendoplasmakasar
C silia M mitokondria SG granula sekretoris
Ca kapiler MC selmukosa
^'t-:1"-:
"
"='.R
-"ts ?-
;.,@
i*- r-:4
r.l'. rr
Eqfli ,-'s
t*etrr$A*Tl
Gambar mikroskopik elektron ini memperlihatkan Ini adalah replika potong beku dari suatu tight
suatu irisan tipis intercellular canaliculus antara junction yang terdapat di sepanjang intercellular
clear cell kelenjar keringat ekrin pada manusia yang canaliculus antara dua clear cell. Perhatikan per-
diwarnai dengan ferrocyanide-reduced osmium alihan yang hampir tidak tampak dari suatu daerah
tetroxide. Taut kedap (tight junction) (panah) memi- yang bergelombang, tanpa saling memotong, unsur
sahkan lumen intercellular canaliculus (lC) tautan yang tersusun padat ke suatu daerah yang
dari celah antar sel di basal dan lateral. Perhatikan beranastomosis. Pada potongan ini (panah), tampak
nukleus (N). (Seizin Briggman J, Bank H, Bigelow gambaran rigi-rigi pada permukaan E berhubungan
J, Graves J, Spicer S:AmJ Anat762:357-368, 1981) dengan alur pada permukaan P dari membran
plasma clear cell yang berdekatan. Pada daerah ter-
tentu (kepala panah) beberapa di bagian lateral
ditempati oleh unsur-unsur tautan yang tersusun
padat dipisahkan dari pita luminal. Jurusan bayang
platinum diberi tanda panah melingkar (Seizin
Briggman J, Bank H, Bigelow J, Graves J, Spicer S:
AmJ Anat762: 357-368, 1981)
Zonula occludens
'*1 . r * *
?"3
, _a't
.i
tsqetse*; l
Sel-sel goblet merupakan kelenjar ekokrin uniselular Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran daerah
terdapat tersebar di antara epitel selapis torak dan dalam kotak gambar sebelumnya, memperlihatkan gam-
epitel bertingkat torak. Gambar fotomikroskopik ini baran mikroskop cahaya dari sel goblet. Lendir (m) ter-
darivilus ileum menunjukkan sejumlah sel-sel goblet letak dalam theca (T) yang melebar dari sel goblet
terletak di antara sel-sel epitel selapis torak (EC). sebagian telah larut selama proses dehidrasi. Inti (N)
Brush border (kepalapanah) sel torak hanya sedikit di sel goblet relatif padat karena kondensasi kromatin.
sel goblet. Bagian apikal sel goblet yang melebar disebut Antara inti dan theca adalah zona Golgi (GZ), dimana
theca (T) dan terisi dengan lendir (m) yang nantinya protein yang dihasilkan sel diubah dan dipadatkan dalam
dilepaskan ke dalam lumen usus, melapisi dan melin- granula sekretoris yang selanjutnya untuk dilepaskan.
dungi permukaan usus. Pada sudut kanan bawah dari Dasar (b) sel goblet ramping, hampir seperti digencet
epitel selapis torak ini, teriris agak serong meialui inti antara sel-sel torak sekitarnya, tetapi menyentuh mem-
sel epitel, menghasilkan gambaran epitel berlapis (bin- brana basalis (BM). Terminal web dan brush border
tdng). Namun, lihat pada epitel sebelah atas duopanah, dari sel goblet sedikit sekali, tetapi tidak seluruhnya
ini adalah jelas epitel selapis torak. Terkadang inti hilang (kepala panah). Inti bulat (rN) dari leukosit
bulat (rN) adalah limfosit yang bermigrasi melalui yang berpindah melalui epitel ke lumen (L) ileum.
epitel ke dalam lumen (L). Gambar 2 adalah pembe-
saran dari daer ah dalam kotak GAMBAB 4 . Kelenjar keringat ekrin. Kulit.
Paraffin section. x 270.
&All{EAn 3 . Kelenjar sebasea. Kulit kepala.
Paraffin section. x 132. Kelenjar keringat ekrin merupakan kelenjar yang paling
banyak dalam tubuh dan distribusinya luas. Kelenjar ini
Kelenjar sebasea biasanya berhubungan dengan folikel adalah kelenjar sederhana, tidak bercabang, berbentuk
rambut, melepaskan sekretnya berupa sebum ke dalam tubular melingka4 menghasilkan sekretnya berbentuk
folikel, meskipun pada tempat-tempat tertentu di tubuh cair. Bagian sekresi (s) kelenjar terdiri atas epitel
kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut. selapis kubis dengan dua jenis sel yairu sel yang jernih
Kelenjar ini dikelilingi jaringan ikat yang tipis disebut yang merupakan sebagian besar bagian sekresi dan sel
kapsula (Ca), berbentuk sakulus seperti buah per mem- yang lebih gelap yang biasanya tidak dapat dibedakan
punyai duktus yang pendek. Setiap sakulus terisi sel-sel dengan mikroskop cahaya. Mengitari bagian sekresi ada
besa4 amorf, dengan lntinya dalam berbagai tahapan sel mioepitel (MC) yang mempunyal sejumlah juluran,
degenerasi (panah). Bagian tepi sakulus ini terdiri atas meiingkari bagian sekresi dan membantu pengeluaran
sel-sel basal (BC) kecil berbentuk kubis yang mempu- cairan ke dalam duktus. Duktus (D) kelenjar keringat
nyai kemampuan regenerasi. Ketika sel-sel berpindah terdiri atas epitel berlapis kubis, dengan sel-selnya lebih
dari tepi sakulus, sel membesar dan isi lemak (0 dalam kecil daripada bagian sekresinya. Karena itu, dalam
sitoplasmanya bertambah. Dekat saluran keluar (duktus), sajian histologis duktus selalu lebih gelap daripada
seluruh berdegenerasi dan menjadi sekret (se). Karena
sel bagian sekresi. Ruang besa4 kosong adalah sel lemak
itu, kelenjarsebasea diklasifikasikan sebagai kelenjar (AC) . Perhatikan sejumlah pembuluh darah ke ciI @anah)
sederhana, bercabang, asinus kelenjar dengan cara sekesi di tepi kelenjar keringat.
holokrin. Otot polos (M) dari arektor pili berkaitan
dengan kelenjar sebasea. Perhatikan bagian sekresi (s)
dan bagian duktus (D) kelenjar keringat di atas kelen-
jar sebasea.
Sel goblet
/Tfu
*#"ffi
ry# Ac
.rC
KUNCI
AC sel lemak f lemak N nukleus
b dasar GC se1 goblet rN inti bulat
BC selbasal CZ daerah Golgi s bagian sekresi
BM membranabasalis L lumen se sekret
Ca kapsula M ototpolos T theca
D duktus m musin
EC selepitelselapistorak MC selmioepitel
Ini adalah gambar fotomikroskopik bagian eksokrin Kelenjar tubulo-asinosa kompleks pada palatum
pankreas, suatu kelenjar serosa kompleks tubuloasi- adalah benar-benar mukosa. Karena itu, sekretnya
nosa (alveolar). Sistem duktus kelenjar ini akan dipe- kental licin. Asinus kelenjar ini tampak melingkar
lajari dalam Bab 15 pada Sistem Saluran Cerna. dalam sajian dan dikelilingi oleh unsurjaringan ikat
Hanya sel-sel sekretoris akan dijelaskan di sini. Setiap (CT) yang halus. Lumen (L) asinus yang mukosa ini
asinus yang secara kebetulan terpotong, ada lumen jelas terlihat, sel-sel parenkim (PC) berbentuk
(L) yang bulat dan kecil dengan sel-sel sekretoris ter- belah ketupat, yang menghasilkan cairan licin.
susun seperti kue yang terpotong kecil-kecil. Jaringan Nukleus (N) sel-sel yang berbentuk belah ketupat
ikat (CT) yang tipis memasuki setiap asinus. Sel-sel adalah gelap, strukturnya padat dan tampak terdesak
sekretoris lebih kurang berbentuk belah ketupat, ke membrana basalis. Gambaran sitoplasma kosong,
dengan nukleus (N) bulat terletak di basal. Sitoplasma berbusa, berwarna biru-kelabu jernih dengan hema-
berisi sejumlah granula zimogen (ZG), merupa- toksilin dan eosin.
kan enzim pencernaan bersalut membran, dipadat-
kan oleh aparatus Golgi. &All$SA* 4 r Kelenjar campur kompleks tubulo-
asinosa (alveolar). Kelenjar submandibularis.
&&MBi&m $ r Kelenjar campur kompleks tubulo- Monyet. Plastic section, x 540.
asinosa (alveolar). Kelenjar sublingualis.
Kelenjar submandibularis adalah suatu kelenjar tubu-
Monyet. Plastic section. x 540. loasinosa kompleks yang menghasilkan sekret cam-
Kelenjar sublingualis umumnya kelenjar mukosa, puran, sama seperti kelenjar sublingualis pada gam-
kompleks tubulo-asinosa berisi banyak saluran dan bar sebelumnya. Namun, kelenjar ini mempunyai
asinus yang mukosa. Gambaran asinus yang mukosa banyak asini serosa (SA) dan bagian mukosa yang
ini tampak jelas dalam gambar fotomikroskopik ini. sangat sedikit, karena asini yang mukosa dipeluk
Perhatikan lumen (L) yang terbuka dibatasi oleh sel- oleh demiluna serosa (SD). Juga kelenjar ini mem-
sel berbentuk belah ketupat dengan membran plasma punyai sistem duktus (D) yang banyak. Perhatikan
bagian lateralnya tampak jelas (panah gonda) . lnti sitoplasma yang serosa tampak biru jika dipulas
(N) sel-sel mukosa ini tampak gepeng di bagian basal dengan hematoksilin dan eosin. Juga perhatikan lumen
membranplasma dan mudah dibedakan dari intibulat asini demikian kecil sehingga tidak jelas, sementara
dari asinus yang serosa. Sitoplasnta tampak mem- itu lumen bagian mukosa (L) banyak. Pelajari perbe-
punyai sejumlah struktur seperti vakuola, sehingga daan sitoplasma sel-sel serosa dan sel-sel mukosa,
memberi gambaran sel seperti berbusa. Bagian serosa seperti kepadatan inti masing-masing sel. Akhirnya,
kelenjar ini berasal dari sedikit sel-sel serosa yang perhatikan membran sel bagian lateral (ponah) dari
tampak memeluk bagian mukosa disebut sebagai sel-sel yang menghasilkan mukus jelas tampak batas-
demiluna serosa (SD). Sekret dari demiluna serosa nya, sementara sel-sel bagian serosa bagian lateral-
masuk ke lumen bagian sekresi melalui celah antar nya sangat susah untuk diamati.
sel yang kecil antara sel-sel mukosa di dekatnya.
Kelenjar Liur
{-i:etoxsee q l
Iaringan lkat . 71
pakan polimer karbohidrat adalah asam hialuronat, o Sel mast biasanya tampak di dekat pembuluh
kondroitin 4-sulfat, kondroitin 6-sulfat, derma- darah kecil, meskipun hubungan antara kedua-
tan sulfat dan heparan sulfat. Proteoglikan memi- nya tidak diketahui. Sel-sel ini mempunyai
liki inti protein yang mana GAG terikatsecara kova- banyak granula metakromatis berisi histamin,
len. Glikoprotein juga terdapat dalam jaringan ikat bahan-bahan kontraksi ototpolos dan suatu anti-
sejati. Zat-zatini, terutama fibronektin, tampak pen- koagulan heparin. Sel mast juga melepaskan
ting dalam mempermudah perlekatan dan perpin- agen kemotaktik eosinofil dan leukotrin.
dahan sel-sel bersama unsur-unsurjaringan ikat seperti Karena adanya imunoglobulin pada permukaan
serat-seratkolagen. luar plasmalema sel mast, sel-sel ini pada indi-
Membrana basalis, terletak antara epitel dan vidu yang sensitif bisa mengalami degranulasi
jaringan ikat, dijelaskan dalam Bab 2, Epitel dan (yaitu pelepasan granulanya), mengakibatkan
kelenjar. reaksi anafilaksis atau bahkan syok anafilak-
Daerah di luar sel lainnya yaitu lamina basalis, tik yang mengancam jiwa.
secara khas terletak antara epitel dan jaringan ikat. . Perisit adalah juga berkaitan dengan pembuluh
Dengan mikroskop elektron temyata stmktur ini, darah yang halus, tetapi lebih dekat dibanding
terdiri atas lamina rara dan lamina densa. Lamina sel mast, karena sel ini ikut membentuk lamina
rara adalah lapis tipis jemih elektron langsung antara basalis sel-sel endotel. Perisit juga sebagai sel
lamina densa dan membran sel. Unsur utama lamina kontraktil yang mengatur aliran darah melalui
basalis yaitu laminin dan kolagen tipe IV, berasal kapilar. Diduga perisit bersifat pluripoten, yang
dari epitel, meskipun komponen ketiga yaitu fibro- mungkin berkaitan dengan sel-sel mesenkim
nektin adalah mungkin berasal dari jaringan ikat. dalam jaringan ikat dewasa. Sekarang diketahui
Lamina basalis sering dikaitkan dengan lamina.reti- bahwa sel-sel mesenkim mungkin tidak ada pada
kularis yaitu jala-jala serat retikulin dari jaringan orang dewasa.
ikat di bawahnya. Lamina basalis dan lamina reti- . Sel lemak (adiposit) mungkin membentuk
kularis bersama-sama menyusun membrana basalis kelompokan kecil atau menggumpal dalam
yang tampak dengan mikroskop cahaya. jaringan ikatjarang. Sel lemak berfungsi dalam
menyimpan lipid yaitu membentuk jaringan
lemak, yang melindungi, menjaga dan sebagai
O SEL bantalan organ-organ tubuh.
Sel-sel dari jaringan ikat sejati-atau lebih tepat, o Leukosit (sel darah putih) meninggalkan aliran
jaringan ikat longgar (areolar) adalah (lihat Gambar darah dan masuk dalam celah di jaringan ikat.
3-2): Di sini sel-sel ini berfungsi banyak, yang akan
dibahas dalamBab 5.
o Fibroblas, jenis sel yang paling banyak, ber-
peran untuk sintesis serat-serat kolagen, elastin
dan retikulin dan sebagian besar substansia dasar. O JARINGAN
Bentuk sel-sel ini tampak berfungsi dalam akti-
vitas sintesisnya, dan karena itu sel-sel yang Jaringan ikat mesenkim dan jaringan ikat
istirahat sering disebut fibrosit, suatu istilah mukosa adalah terbatas pada embrio. Jaringan ikat
yang cepat sekali hilang dari kepustakaan. mesenkim terdiri atas sel-sel mesenkim dan serat
. Makrofag (histiosit) berasal dari monosit dan retikulin yang halus tersebar dalam maffiks setengah
berfungsi dalam menelan (fagositosis) partikel cair dari substansia dasar. Jaringan ikat mukosa
asing. Sel-sel ini juga ikut dalam meningkatkan adalah konsistensinya lebih kental, mengandung
aktivitas imunologik limfosit. berkas kolagen dan sejumlah fibroblas dan terdapat
o Sel plasma adalah jenis sel yang terutama ber- di sebelah dalam dari kulit janin dan di tali pusat
(dimana ini dikenal sebagai jeli Wharton) menge-
ada selama inflamasi kronis. Sel-sel ini ber-
tanggung jawab dalam sintesis dan pelepasan lilingi pembuluh-pembuluh tali pusat.
antibodi humoral, yang berasal dari limfosit.
Iaringan lkat . 73
GAMBAR 3-1 Serat Kolagen
Sel punca
hematopoietik
Qm
ffi*""''"
Iaringan lkat . 75
L
@ Histofisiologi
I. MATRIKS EKSTRASELULAR dari protein tropokolagen, terdiri atas tiga rantai cr.
A. Substansia dasar Yang menarik, setiap tiga asam amino adalah glisin
dan jumlah yang cukup banyak prolin, hidrok-
Substansia dasar terdiri atas glikosaminoglikan,
siprolin, lisin dan hidroksilisin menyusun subunit
proteoglikan dan glikoprotein. Glikosaminoglikan
tropokolagen. Karena glisin adalah asam amino
(GAG) adalah polimer linear dari disakarida yang
yang sangat kecil, tiga rantai o dapat membentuk
berulang-ulang, salah satunya selalu heksosamin
heliks yang rapat sepertinya rantai ini saling mem-
sementara lainnya adalah asam heksuronat.
bungkus satu sama lain. Ikatan hidrogen dari sisa
Seluruh GAG, kecuali asam hialuronat, ber-
hidroksiprolin dari setiap rantai cr memegang ke-
sulfasi dan karena itu mempunyai muatan negatif.
tiga rantai bersama-sama untuk mempertahankan
Kebanyakan GAG berkaitan dengan pusat
stabilitas molekul tropokolagen; sisa hidroksilisin
protein, membentuk molekul proteoglikan yang
memegang molekul tropokolagen ke satu lainnya
besar. Banyak molekul-molekul proteoglikan ini
untuk membentuk fibril kolagen.
juga berkaitan dengan asam hialuronat, membentuk
molekul-molekul masif dari domain elektrokimia Akhir-akhir ini diketahui ada paling sedikit 25
jenis kolagen yang berbeda, tergantung pada kom-
yalg besar yang menarik kation secara osmotik
aktif (misalnya Na-), membentuk molekul-molekul posisi asam amino dari rantai a -nya. Kolagen yang
hidrasi yang sangat tahan terhadap tekanan dan paling sering adalah tipe I (dermis, tulang, kapsula
memperlambat aliran ekstraselular sehingga lebih pembungkus organ-organ, fibrokartilago, dentin,
banyak waktu untuk pertukaran materi sel dan sementum), tipe II (tulang rawan hialin dan tulang
menghambat penyebaran mikroorganisme. GAG rawan elastis), tipe III (serat retikulin), tipe IV
bersulfat mencakup kondroitin sulfat, dermatan (lamina densa di lamina basalis), tipe V (plasenta)
sulfat, heparan sulfat, heparin dan keratan sulfat. dan tipe VII (fibril-fibril yang melekat pada lamina
basalis). Perkecualian tipe IV, seluruh kolagen mem-
Glikoprotein adalah molekul polipeptida yang
besar dengan bantuan rantai karbohidrat di sam- perlihatkan periodisitas 67 nm sebagai akibat
pingnya. Ciri yang terbaik adanya laminin, fibro- susunan khusus dari molekul-molekul tropokola-
gen.
nektin, kondronektin, osteonektin,' entaktin dan
tenascin. Laminin dan entaktin berasal dari sel-sel a. Sistesis Kolagen
epitel dan tenascin terbuat dari sel-sel glia dari Sintesis kolagen terjadi dalam retikulum
embrio, sedangkan yang lainnya dibentuk oleh sel- endoplasma kasar, dimana polisom mem-
sel jaringan ikat. Banyak sel-sel mempunyai inte- punyai macam-macam mRNA memberi kode
grin, protein transmembran, dengan tempat resep- untuk tiga rantai cr (preprokolagen). Dalam
tor untuk satu atau lebih glikoprotein ini. Selanjut- sisterna RER, residu prolin dan lisin menga-
nya, glikoprotein juga mengikat kolagen, jadi lami hidroksilasi dan residu hidroksilisin
memudahkan sel melekat ke matriks ekstraselular. mengalami glikosilasi. Setiap rantai cx, mem-
punyai propeptida (telopeptida) terletak
B. Serat-serat baik pada amino dan karboksi. Propeptida ini
1. Kolagen bertanggung jawab untuk tepatnya susunan
Kolagen, serat yang paling banyak, tidak elastis dan rantai cr, sehingga terbentuk molekul pro-
terdiri atas rangkaian protein yang tersusun kuat kolagen tripel helix.
Iaringan lkat . 77
CONTOH KASUS KLINIS
Iaringan lhat . 79
SAMSAR tr . Jaringan ikat jarang (areolar). frAMBAH 2 . Jaringan ikat mesenkim. Janin babi.
Paraffin section. x 132. Paraffin section. x 540.
Gambar fotomikroskopik ini melukiskan seluruh Jaringan ikat mesenkim pada janin adalah sangat
mesenterium, melalui seluruh ketebalannya. Dua imatur dan banyak sel. Sel-sel mesenkim (MeC)
sel mast yang besar (MC) mudah dikenali, karena berbentuk bintang sampai berbentuk fusiformis,
sel itu terbesar dalam lapangan pandang dan mem- dengan sitoplasmanya (C) dapat dibedakan dari
punyai granula dalam sitoplasmanya. Meskipun sito- matriks sekelilingnya. Nukleus (N) pucat dan ter-
plasmanya tidak jelas, masih mungkin mengenali letak di tengah. Substansia dasar konsistensinya
dua jenis sel lainnya karena bentuk intinya. Fibro- setengah cair dan mengandung serat-serat retikulin
blas (F) mempunyai inti lonjong yang lebih pucat yang halus. Pendarahan jaringan ini tampak jelas
dan lebih besar daripada inti makrofag (M). Subs- dengan adanya pembuluh darah (BV).
tansia dasar (GS) yang setengah caiq tidak tampak
cairan jaringan melewatinya, karena diekstraksi
selama pembuatan sajian. Namun, ada dua jenis GAtUlB,An 4 o Jaringan ikat retikular. Pulasan
serat tampakjelas yaitu serat-serat kolagen (CF) perak. Paraffin section. x 270,
yang tebal, bergeiombang, seperti pita, saling mem-
Pulasan perak, dipakai dalam sajian ini, mengendap
bentukjalinan dan serat-serat elastin (EF) yang
pada salut karbohidrat dari serat retikulin (RF).
tipis, lurus, bercabang.
Perhatikan serat-serat ini tipis, bercabang, meng-
anyam ke seluruh bidang. Perhatikan dalam foto-
&AMSAA 3 . Jaringan ikat mukosa. Tali pusat. mikroskopik ini suatu nodus limfatikus, serat-serat
Manusia. Paraffin section. x i32. retikulin berada di sudut kanan bawah, tersusun
melingkar. Susunan rangka ini dari nodulus lim-
Contoh jaringan ikat mukosa ini fieli Wharton) fatikus (LN) bagian korteks. Sel bulat kecil mungkin
berasal dari tali pusat janin. Perhatikan perbedaan adalah sel limfosit (LC), sementara sel-sel yang
yang jelas antara dua jaringan embrional. Matriks lebih besar, berkaitan erat dengan serat-serat retiku-
jaringan ikat mesenkim (Gambar 2) tidak ada serat- lin, mungkin adalah sel retikulum (RC), meskipun
serat kolagen, sementara dalam jaringan ikat mukosa yang pasti tidak mungkin dengan pulasan ini. Perlu
ini adajala-jala serat-serat kolagen (CF) yang ber- dicatat bahwa jaringan ikat retikular khas dikaitkan
jalan kesana-kemari. Sel-selnya bukan lagi sel-sel dengan jaringan limfatik.
mesenkim, tetapi adalah fibroblas (F), meskipun
bentuknya satu sama lain serupa. Celah yang tampak
kosong (panah) adalah daerah dimana substansia
dasar larut sewaktu pembuatan sajian. Dolomkotak.
Fibroblas. Tali pusat. Manusia. Paraffin sec-
tion. x 27O. nukleus (N) di tengah
Perhatikan letak
dan bentuk fusiformis sitoplasma (c) fibroblas.
Fibroblas
KUNCI
BV pembuluh darah GS substansia dasar MeC sel mesenkim
C sitoplasma LC sellimfosit N nukleus
CF seratkolagen LN nodulus limfatikus RC selretikulum
EF seratelastin M makrofag RF serat retikulin
F fibroblas MC sel mast
r#: i+
s
f
&
e
t
&.
R
tu -\*
e:l \.F-q
V ,'l{'h
"€ q !'
*=
s,&, ft:
ry -Fr *:
*=
F
*86 g
!tr"
.:1
*
i+
s,c
sg
€:i
*
F.+ !..
t'"
;:l s
.*
.s$ @
t{rAMsAffin
/-
"\,
. ' \-r
\/
V
.<,1f
q l
ts,&*fiwAg
taringan lhat . 8l
S,&S{ffi&m {. Jaringan lemak. Hipodermis. &,&&Sffi&& 3 . Jaringan ikat padat kolagen tidak
Monyet. Plastic section. x 132. beraturan. Kulit telapak tangan, Monyet.
Plastic section. x 132.
Fotomikroskopik jaringan lemak ini diambil dari
hipodermis monyet. Adiposit (A) atau sel lemak, Lapisan dermis di kulit merupakan suaftr contoh yang
tampak kosong karena selama proses pembuatan baik untuk jaringan ikat padat kolagen yang tidak
sajian lemaknya larut. Sitoplasma (c) sel-sel ini beraturan. Berkas serat-serat kolagen (CF) yang
tampak sebagai bingkai di pinggir dan nukleus (N) tebal, kasar, berpintal, tersusun dalam bentuk tidak
juga terdesak ke sisi oleh karena adanya tetesan beraturan. Meskipun jaringan ini mempunyai banyak
lemak (FD) yang tunggal dan besar dalam sito- pembuluh darah (BD dan serat-serat saraf (NF)
plasma. Lemak dibagi menjadi lobulus oleh septa yang terseba! jaringan ini tidak sangat banyak pem-
(S) jaringan ikat yang berisi unsur vaskular (BV) buluh darahnya. Jaringan ikat padat tidak beraturan
ke jaringan lemak. Inti fibroblas (panalt) tampak hanya sedikit sel-selnya, kebanyakan adalah fibroblas
jelas dalam septa jaringan ikat. Perhatikan adanya dan makrofag, yang intinya (N) tampak seperti ber-
bagian sekretoris keleqiar keringat (SG) di sebe- cak gelap tersebar di seluruh lapangan. Dengan pem-
lah atas fotomikroskopik ini. besaran ini tidaklah mungkin mengenali jenis-jenis
sel dengan tepat. Struktur epitel yang besar di atas
dan tengah lapangan pandang ini adalah duktus (d)
S&i1SBAR 3 . Jaringan ikat padat kolagen ber- kelenjar keringat. Pada pengamatan yang lebih besar
aturan, 1.s. Tendo. Monyet. Plastic section . x 210. (dalcLm ko tak, x 540) berkas serat-serat kolagen yang
Tendo dan ligamen merupakan contoh yang jelas kasar tampak terdiri atas kumpulan fibril-fibril
untukjaringan ikat padat kolagen beraturan. Jenis kolagen (Cfl berpintal satu sama lain. Tiga macam
jaringan ikat ini terdiri atas berkas-berkas serat sel, yang intinya (N) tampak jelas, tidak dapat
kolagen (CF) yang tersusun sejajar beraturan, di- dikenali dengan pasti, meskipun sitoplasma (c)
mana masing-masing berkas dibatasi oleh fibroblas dari dua jenis sel di sisi kiri bisa tampak. Mungkin sel
(F) yang tersusun sejajar berderet-deret seperti garis ini adalah makrofag, tetapi tanpa menggunakan
tipis gelap, dimana sitoplasmanya (c) hanya sedi- pulasan khusus, kemungkinan sel itu adalah fibro-
kit tampak. Dengan pulasan hematoksilin eosin berkas- blas tidak dapat dipastikan.
berkas kolagen terwarna merah muda dengan deretan
sejajar inti fibroblas berwarna biru gelap tersebar di
ffi&&{lffi&& S . Jaringan ikat padat kolagen
antaranya.
beraturan. x.s. Tendo. Paraffin section. x 270.
I \tr_____-=-__
,
-"*##
.* d#
,fi
sf
*/
t@
faringan lhat o 8t
€&Mff&m { . Jaringan ikat padat elastis beraturan. S&fWffi&& ff .Jaringan ikat padat elastis beraturan.
1,s. Paraffin section, x 132. 1.s. Paraffin section. x 132.
Potongan memanjang jaringan ikat padat elastis ber- Potongan melintang jaringan ikat padat elastis ber-
aturan ini tampak bahwa serat-sefat elastin (EF) aturan memberikan gambaran yang khas. pada bebe-
tersusun berderet sejajar. Namun, serat-serat ini rapa tempat serat-serat tampak tepat terpotong
pendek dan bergelung pada ujungnya (panah). Celah melintang, sebagai bercak gelap dengan berbagai
putih di antara serat-serat menunjukkan unsur ukuran garis tengah (panah). Daerah lainnya tampak
jaringan ikatjarang yang tetap tidak terpulas. Unsur serat-serat terpotong serong, tampak sebagai garis
sel terdiri atas fibroblas gepeng yang tersusun seja- pendek (kepalapanah). Seperti dalam gambar sebe-
jar. Sel-sel ini juga tidak terpulas dan tidak dapat lumnya, celah putih menunjukkan unsur jaringan
dibedakan dalam sajian ini. ikat jarang yang tidak rerpulas. Daerah lebar jernih
(tengah kiri) adalah juga terdiri atas jaringan ikat
jarangyang mengelilingi pembuluh darah (BV)
GA&SS,&R 3 . Lamina elastika (membran elastis).
Aorta. Paraffin section, x 132.
ffi&Wffiem S . Sel mast, sel plasma, makrofag.
Dinding aorta terdiri atas membran-membran
elastis (EM), tebal, tersusun melingkar. Karena Sel mast (MC), adalah unsur yang banyak terdapat
dijaringan ikat sejati, Gambar 4a (Tendo. Monyet.
membran-membran ini seperti lembaran membung-
kus mengitari dinding aorta, pada potongan melin- Plastic section. x 540), meskipun sel-sel ini jarang
tang tampak terputus-putus, melingkar, yang dalam tampak, perhatikan inti bulat sampai lonjong dan
fotomikroskopik ini tampak lebih kurang sejaja4 sejumlah granula kecil dalam sitoplasma. perhatikan
sebagai garis-garis gelap bergelombang Qtanah). juga, di antara berkas serat-serat kolagen (CF),
Materi jaringan ikat antara membran-membran ter- ada beberapa inti fibroblas. Sel mast (MC) meru-
diri atas substansia dasa4 serat-serat kolagen pakan unsur yang paling sering dijaringan ikat sub-
(CF) dan serat-serat retikulin. Juga ada fibroblas dan epitelial (lamina propria) di saluran cerna, Gambar
serat otot polos, yang intinya mungkin jelas. 4b (Jejunum. Monyet. Plastic section. x 540). per-
hatikan membrana basalis (BM) memisahkan
jaringan ikat dari epitel selapis torak (E), intinya
berbentuk lonjong. Inti yang lebih padat, lebih amorf
(panah) adalah sel limfosit, pindah dari jaringan ikat
ke dalam lumen usus. Dalam lamina propria juga ada
Iaringan lkat . 85
":., rr
s- 1\.t
.: fl\-'
ffi
,ffi l$'r**S f,6*
,1;i, tr\
$\-,
it'
*" ,",\
\r
t i,'
'r'
ff'#: r\t
i:,ii:\Wii
.1'
[..ti\ $"
\
ti.
:"t"#,rj G. ',^.
' ,1.':l "t"\"'$
rj*r\
: ,- e
Il.'l:.,'i',.N {i+
;#fr;
I.\i ,
\.' ;
$f
fi.tJ l''
*;ff'*"';:-
H.-'*Se
.,*f
:;'Iffi r.," jS:
h\
\l
\.i
',\;'
.:r
r\l
tftt;
\t;
rtri t
r,':,;ri-.'S:3;i:*:i.:'ii*'"'.' :q {*' l.',#
fq;et*s&*t
*&F*tffi&ffi *. Fibroblas. Monyet baboon, seperti di tendo, dimana sel-sel ini tidak lagi secara
Mikroskop elektron. x 1 1.070.
aktif mensintesis unsur antar sel dari jaringan ikat,
jumlah organel dalam fibroblas menurun dan inti
Gambar mikroskop elektron dari fibroblas (F) ini (N) tadinya eukromatik menjadi gepeng dan hetero-
menunjukkan bahwa sel berbentuk panjang, fusi- kromatlk. Perhatikan berkas-berkas fibril kolagen
formis, julurannya (p) terbentang ke sekitarnya, (Cfl terpotong baik melintang (bintang) maupun
antara berkas-berkas fibril kolagen. Fibroblas mem- longitudinal (dua bintang) . Masing-masing fibril tam-
bentuk serat kolagen, serat retikulin dan serat elastin pak berselang-seling ada pita gelap dan pita terang.
serta substansia dasarjaringan ikat. Karena itu sel ini Pita-pita khusus ini karena molekul-molekul tropo-
mempunyai banyak organel, seperti aparatus kolagen yang tersusun secara teratur membentuk
Golgi (G), retikulum endoplasma kasar (rER), fibril-fibril kolagen. (Seizin Simpson D, Avery B: J
dan mitokondria (m); namun, pada stadium tenang, Perio dontol 45: 500-5 1 0, 1 974).
ls-qffiseer I
*&S4S&*'i r Sel mast. Tikus. Mikroskop elektron. ini adalah sel ini penuh dengan granula-granula
dibungkus membran dengan kepadatan yang sera-
x 14.400.
gam. Granula-granula ini berisi heparin, histamin
Gambar fotomikroskop elektron ini dari peritoneum dan serotonin (meskipun pada manusia sel mast tidak
tikus, sel mast tampak khas dalam sajian ini. Per- mengandung serotonin). Selain itu, sel mast mele-
hatikan inti (N) tidak berbentuk lobulasi dan sel paskan sejumlah zat-zat yang tidak disimpan yang
mengandung organel seperti mitokondria (m) bekerja pada reaksi alergi. (Seizin Lagunoff D: J
dan aparatus Golgi (G). Banyak juluran (p) Inv est D ermatol 58 :29 6-371,,197 2)
keluar dari sel. Perhatikan unsur paling khas dari sel
Iaringan lhat o 87
iTi.ffiffi ' .r#
sY'"-P"g
"i
[;H-#-ffi
r;'
- **,
!4:S ffi
i rs-qh
t#"i
'
'f,:
.E
a,-'
i.
*'t*
#.e
1f,fl$
''tF
1,h
1i
ffi, -._ 4
ju.a;
ffi,*-,.::'. *g-
fiAlVlBAffi {. Degranulasi sel mast. Tikus. zat yang tidak disimpan yang bekerja pada reaksi
Mikroskop elektron. x 20.250, alergi. Degranulasi terjadi sangat cepat, tetapi mem-
butuhkan AIP dan kalsium. Granula-granula di
Sel mast mempunyai molekul-molekul reseptor pada bagian tepi sel dilepaskan dengan cara fusi dengan
membran plasmanya, yang spesifik untuk daerah membran sel, sementara itu granula yang terletak
tertentu dari molekul antibodi IgE. Molekul-molekul lebih dalam di sitoplasma mengalami fusi satu sama
ini melekat pada permukaan sel mast dan saat sel lain, membentuk kanalikuli intrasel yang berkelok-
berkontak dengan antigen spesifik yang mana sel ini kelok, berhubungan dengan celah di luar sel. Kana-
sensitif, antigen berikatan dengan daerah yang aktif likuli tampak di sudut kiri bawah gambar mikroskop
dari antibodi IgE. Ikatan antibodi-antigen pada elektron ini. (Seizin Lagunoff D: J Invest Dermatol
permukaan sel mast menyebabkan degranulasi, 58:296-377, 1972)
yaitu lepasnya granula-granula, juga lepasnya zat-
d
#
'0.
fffi
;-"rt
*i$ t.:
S&&$Seffi *. Pembentukan sel lemak. Tikus. satu membentuk satu endapan lemak di tengah. Inti
tampak beberapa perubahan selama peralihan dari
Mikroskop elektron. x 3060.
sel lemak kecil menjadi besar, dimana anak inti
Gambar mikroskop elektron ini berasal dari hipo- menjadi lebih kecil dan kurang menonjol. Sel lemak
dermis tikus menunjukkan suatu daerah folikel yang belum matang dapat dibedakan, karena sel ini
rambut (h0 yang sedang berkembang. Di tepi foli- mempunyai aparatus Golgi (g) yang berkembang
kel rambut ada sel lemak kecil (sa) dimana inti baik secara aktif berfungsi dalam biosintesis lemak.
(n) dan anak inti tampak jelas. Meskipun sel lemak Selanjutnya, retikulum endoplasma kasar (r)
putih adalah unilokular, dalam sitoplasma sel berisi tampak sisterna melebar, merupakan tanda aktivitas
satu tetesan lemak besar, selama perkembangan sintesis protein. Perhatikan kapiler yang lumennya
lemak mulai tertimbun sebagai butiran kecil (1) berisi sel darah merah di sudut kiri bawah dalam
dalam sitoplasma sel lemak kecil. Saat sel lemak sem- fotomikroskopikini. (Seizin Hausman G, Campion D,
purna menjadi sel lemak besar (la), inti (n) ber- Richardson R, Martin R: Am J Anat 161:85-
geser ke tepi dan butiran lemak menyatu untuk mem- 100,1981).
bentuk beberapa butiran besa4 yang akhirnya menjadi
Iaringan Ikat . 89
L
W Ringkasan Histologik
I.JARINGAN IKAT EMBRIONAL nya dan inti besar, bulat letaknya di tengah. Kadang
ada sel lemak bentuk bulat, dengan ruang kosong,
A. Jaringan ikat mesenkim
dengan sitoplasma tipis di tepinya. Jika potongan
1. Sel-sel melalui bagian tepinya, inti gepeng dari sel lemak
Sel mesenkim berbentuk bintang sampai berbentuk tampak seperti cincin.
seperti kumparan yang mempunyai juluran bersen- Selain itu, pada daerah tertentu, sepertijaringan
tuhan satu sama lain. Sitoplasma pucat dengan inti ikat di bawah epitel (lamina propria) usus, sel plasma
jernih, besar. Membran sel tidak jelas. dan leukosit sering dijumpai. Sel plasma tampak
2. Zut ekstraselular kecil, bulat dengan inti bulat di tepi (eksentris), jala-
jala kromatinnya memberi gambaran seperti jam
Matriks yang halus, tampak kosong, berisi serat
(roda pedati). Sel-sel ini juga menampakkan zora
retikulin halus. Tampakjuga pembuluh darah kecil.
Golgi, jernih sekitar inti. Limfosit, neutrofil dan ter-
kadang eosinofil juga ada dalam j aringan ikatj arang.
B, Jaringan ikat mukosa 2. Zat ekstraselular
1. Sel-sel Berkas ramping panjang, seperti pita dari serat-
Fibroblas dengan juluran-julurannya yang banyak serat kolagen saling berpintal dengan sejumlah
dan inti yang lonjong, merupakan unsur sel yang serat-serat elastin yang tipis lurus, panjang, ber-
banyak. Dalam sajian, sel-sel ini sering tampak ber- cabang, terbenam dalam matriks cair dari sutls-
bentuk kumparan, menyerupai atau identik dengan tansia dasar, yang umumnya substansia dasar ini
sel-sel mesenkim, jika diamati dengan mikroskop hilang karena proses dehidrasi sewaktu pembuatan
cahaya. sajian. Serat retikulin juga ada, biasanya tidak
2. Zat ekstraselular tampak dalam sajian yang dipulas dengan hema-
toksilin eosin.
Jika dibandingkan dengan jaringan ikat mesenkim,
celah antar sel terisi dengan berkas kolagen yang
kasar, susunannya tidak beraturan, terdapat dalam B, Jaringan ikat retikular
suatu matriks dari endapan zat menyerupai jeli. 1. Sel-sel
Sel retikulum ditemukan hanya dalamjaringan ikat
II. JARINGAN IKAT SEJATI retikular. Sel retikulum berbentuk bintang dan men-
cakup serat-serat retikulin, dimana sel ini juga
A. Jaringan ikat jarang (areolar) membentuk serat itu. Inti sel retikulum besar lon-
jong, pucat dan sitoplasmanya tidak mudah tampak
L Sel-sel
dengan mikroskop cahaya. Sel-sel lainnya dalam
Jenis sel yang paling sering adalah fibroblas yang
celah interstisial adalah limfosit, makrofag dan
berbentuk kumparan, sangat menyerupai sel-sel lain-
sel-sel limfoid lainnya.
nya yang baryak yaitu makrofag. Inti makrofag
berbentuk lonjong tampak lebih kecil, lebih gelap 2. Zatektraselular
dan padat dibanding inti fibroblas. Sel mast, letak- Serat-serat retikulin merupakan bagian terbesar
nya di tepi pembuluh darah, mudah dikenali karena matriks antar sel. Dengan pulasan perak, serat ini
ukurannya, banyak granula kecil dalam sitoplasma- tampak gelap, tipis, dan bercabang.
taringan lhat . 9t
92 . Atlas Berwarna Histologi
)
Tulang Rawan
dan Tulang
Jaringan penyokong tubuh terdiri atas tulang rawan kondrosit, yang terletak dalam celah kecil disebut
dan tulang. Jaringan ikat khusus ini, seperti pada lakuna, tersebar dalam matriks, demikian juga
jaringan ikat lainnya, unsur antar selnya sangat kondroblas dan sel kondrogenik yang terletak di
nyata dalam gambaran mikroskopik. perikondrium.
Kebanyakantulang rawan dikelilingi oleh mem-
bran jaringan ikat yaitu perikondrium, yang mem-
O TULANG RAWAN punyai lapis fibrosa di sebelah luar dan lapis kondro-
Tulang rawan menyusun rangka penyokong genik di sebelah dalam. Lapis fibrosa, meskipun
organ-organ tertentu, permukaan persendian tulang sedikit selnya, kebanyakan terdiri atas fibroblas dan
dan sebagian besar rangka janin, meskipun umum- serat kolagen. Sel di sebelah dalam atau lapis
nya akan digantikan oleh tulang. kondrogenik terdiri atas kondroblas dan sel-sel kon-
Terdapat tiga jenis tulang rawan dalam tubuh, drogenik. Sel kondrogenik akan menjadi kondroblas,
yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis dan yaitu sel yang berperan untuk sekresi matriks tulang
tulang rawan fibrosa (fibrokartilago). Tulang rawan rawan. Dari lapisan tulang rawan ini akan tumbuh
secara aposisi.
hialin terdapat pada permukaan persendian keba-
nyakan tulang, cincin C trakea, larings, iga dan Karena kondroblas mensekresi matriks dan
tulang rawan hidung. Tulang rawan elastis, sesuai serat-serat mengelilingi struktur ini sendiri, kon-
dengan namanya mempunyai elastisitas yang tinggi droblas jadi terisolasi dalam sekretnya sendiri dan
karena adanya serat elastin terbenam dalam matriks- disebut kondrosit. Ruang dimana sel-sel menempati
nya. Tulang rawan ini terdapat pada tempat-tempat matriks disebut lakuna. Kondrosit ini paling tidak
seperti epiglotis, telinga luar dan liang telinga, dan tulang rawan muda, mempunyai kemampuan untuk
beberapa tulang rawan laring yang lebih kecil. mengalami pembelahan sel, jadi ikut dalam per-
Tulang rawan fibrosa terdapat hanya sedikit, yaitu tumbuhan tulang rawan dari dalam (pertumbuhan
di simfisis, tuba eustachii, diskus intervertebralis interstisial). Jika ini terjadi, maka setiap lakuna
(dan beberapa persendian), serta daerah tertentu bisa ditempati oleh beberapa kondrosit dan disebut
dimana tendo melekat ke tulang. sel nest (kelompok isogen).
Tulang rawan adalah nonvaskular, kuat dan struk- Tulang rawan hialin dikelilingi oleh perikon-
tur agak liat terdiri atas matriks yang kuat dari pro- drium yang berkembang baik. Serat kolagen dari
teoglikan yang merupakan penyusun utama gliko- tulang rawan ini umumnya sangat tipis dan karena
saminoglikan adalah asam hialuronik, kondroitin- itu samar-samar dikelilingi oleh glikosaminogli-
4-sulfat dan kondroitin-6-sulfat yang di dalamnya kan, sehingga maffiks tampak licin seperli kaca.
terbenam unsur fibrosa dan unsur sel. Serat itu ada- Tulang rawan elastis mempunyai perikon-
lahkolagen saja atau kombinasi elastis dankolagen, drium. Matriksnya selain ada kolagen, ada serat-
tergantung jenis tulang rawan. Unsur sel adalah serat elastin kasar dan memberi gambaran yang khas.
Fibrokartilago berbeda dari tulang rawan tulang. Tulang kompakta lebih padat daripada
elastis dan tulang rawan hialin dimana fibrokar- tulang spongiosa. Ukuran ruangannya banyak ber-
tilago tidak mempunyai perikondrium. Selain itu, kurang dan susunan lamel lebih padat dan lebih
kondrosit lebih kecil dan biasanya tersusun dalam tebal. Matriks yang mengalami kalsifikasi terdiri
barisan sejajar memanjang. Matriks tulang rawan atas 507o mineral (umumnya hidroksiapatit kal-
ini berisi sejumlah besar berkas serat kolagen yang sium) dan 50Tobahanorganik (kolagen dan gliko-
tebal tipel di antara deretan kondrosit (Tabel 4-1). saminoglikans turunan protein) dan berikatan
dengan air.
Tulang selalu dibungkus dan dibatasi oleh
O TULANG jaringan ikat yang lembut. Rongga sumsum tulang
Tulang mempunyai banyak fungsi, termasuk dibatasi oleh endosteum yang terdiri atas sel-sel
sebagai penyokong, pelindung, penyimpan mineral osteogenik, osteoblas, dan kadang osteoklas.
dan hemopoeisis dan pada ujung-ujung persendian Periosteum yang membungkus permukaan tulang
dimana tulang rawan sebagai pelapis yang khusus, terdiri atas sebelah luarnya lapisan fibrosa terutama
maka akan mempermudah pergerakan. Tulang terdiri atas serat kolagen dan sejumlah fibroblas.
adalah suatu jaringan ikat vaskular terdiri atas sel- Lapis osteogenik di sebelah dalamnya terdiri atas
sel dan zat antar sel yang mengalami kalsifikasi, beberapa serat kolagen dan kebanyakan adalah se1
mungkin padat (tulang kompakta) atau seperti osteogenik dan turunannya yaitu osteoblas. Peri-
spons (tulang spongiosa). Tulang spongiosa, seperti osteum melekat pada tulang melalui serat Sharpey
yang ditemukan di epifisis atau kepala dari tulang yaitu suatu berkas kolagen yang terbenam dalam
panjang, adalah selalu dikelilingi tulang kompakta. matriks tulang yang mengalami kalsifikasi selama
Tulang spongiosa mempunyai ruang besar, ter- proses osifikasi.
buka dikelilingi oleh lempeng tulang tipis saling Matriks tulang dihasilkan oleh osteoblas yaitu
beranastomosis. Ruang yang besar itu adalah ruang sel-sel yang berasal dari se1 pendahulunya yang
sumsum tulang dan lempeng tulang disebut trabe- belum berdiferensiasi yaitu sel osteogenik. Karena
kula tulang terdiri atas banyak lapisan yaitu lamel osteoblas membentuk matriks tulang, sel-sel ini
Lamel konsentris
Periosteum
Serat-serat
Sharpey
Pembuluh
darah
Kanal Volkmann
ffi.*
Kanal Havers i-l
!,L/
Tulang spongiosa
;h
Rongga sumsum tulang
,:..,i
'ir
Tulang kompakta
Tulang Kompakta
Tulang kompakta dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang tidak beraturan yaitu periosteum, yang
melekat ke lamel sirkumferensial luar melalui serat Sharpey. Pembuluh darah periosteum masuk ke
tulang melalui saluran pemberi nutri yang besar atau melalui kanal Volkmann yang kecil, yang tidak hanya
mengantarkan pembuluh darah ke kanal Havers dari osteon tetapi juga berhubungan dengan kanal Havers
yang letaknya berdekatan. Setiap osteon terdiri atas lamel-lamel konsentris tulang dimana serat-serat
kolagennya tersusun sedemikian rupa tegak lurus terhadap lamel di dekatnya. Lamel sirkumferensial
dalam dibatasi oleh endosteum tulang spongiosa yang menonjol ke dalamrongga sumsum tulang.
(3)
:l 'l
. , ,..:
j,ri;
d ' -:l
irt
ei
q ..:"s
3't,:'' . '.*)-Jir
.-'
=fu .
'-kas *;-4!
Pembentukan tulang endokondral
E
A. Pembentukan tulang endokondral memerlukan adanya suatu
model tulang rawan hialin.
Degenerasi Tulang Rawan lah pemeriksaan radiolo gik dituj ukan untuk alas an
Tulang rawan hialin mulai berdegenerasi ketika lain atau sebagai akibat kimia darah memper-
hipertrofi kondrosit dan mati, suatu proses alamiah lihatkan peningkatan kadar alkali fosfatase. Pem-
dan kejadian ini meningkat dengan proses pe- berian kalsitonin mungkin digunakan untuk mem-
nuaan. Hal ini mengakibatkan mobilitas menu- perlambat perkembangan penyakit.
run dan nyeri sendi.
Osteoporosis
Defisiensi Vitamin Osteoporosis adalah suatu penurunan massa
Defisiensi vitamin A menghambat pembentukan tulang berasal dari kekurangan pembentukan
dan pertumbuhan tulang yang benar, sedangkan tulang atau dari peningkatan resorpsi tulang.
kelebihan vitamin A mempercepat osifikasi lem- Kelainan ini terjadi umumnya pada usia lanjut
peng epifisis, mengakibatkan bentuk tubuh yang karena turunnya hormon pertumbuhan dan pada
kecil. Defisiensi vitamin D, yang penting untuk wanita pasca-menopause karena menurunnya
absorpsi kalsium dalam usus, menyebabkan sekresi estrogen. Selanjutnya, estrogen berikatan
tulang kurang kalsifikasi (lunak)-rickets pada ke reseptor pada osteoblas merangsang sekresi
anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. matriks tulang. Tanpa estrogen yang mencukupi,
Ketika berlebihan, tulang diresorpsi. Defisiensi aktivitas osteoklas mengurangi massa tulang
vitamin C, yang penting untuk pembentukan tanpa diikuti pembentukan tulang, sehingga mem-
kolagen, menimbulkan seriawan, mengakibatkan buat tulang lebih mudah fraktur.
pertumbuhan dan perbaikan tulang yang buruk.
Osteopetrosis
Pengaruh Hormon pada Tulang Osteopetrosis adalah bercak-bercak kelainan yang
Kalsitonin menghambat resorpsi matriks tulang diwariskan mengakibatkan tulang lebih padat
dengan cara mempengaruhi fungsi osteoklas, dengan kemungkinan kelainan bentuk kerangka.
jadi mencegah pelepasan kalsium. Hormon para- Penyakit ini mungkin jenis awal serangan atau
tiroid mengaktifkan osteoblas untuk mensekresi jenis akhir. Jenis awal mulainya mungkin terjadi
faktor perangsang osteoklas, j adi mengaktifkan pada bayi dan dapat mengakibatkan kematian
osteoklas untuk meningkatkan resorpsi tulang, muda karena anemia, perdarahan yang tidak ter-
mengakibatkan kadar kalsium dalam darah mening- kendali dan mudah terkena infeksi. Jenis serangan
kat. Jika berlebihan, tulang menjadi rapuh dan akhir osteopetrosis demikian ringan, gejala klinis
cenderung terkena fraktur. tidak nampak, tetapi penebalan tulang dan kelainan
wajah yang ringan mungkin tampak. Ketika
Penyakit Paget tulang tulang menjadi lebih tebal, diameter lubangnya
Penyakit Paget tulang merupakan kelainan tulang menjadi lebih kecil dan saraf yang melewati
secara umum yang biasanya mengenai individu tulang yang lubangnya menyempit mungkin men-
yang lebih tua. Sering, penyakit ini mempunyai jadi tertekan dan menyebabkan nyeri tulang.
komponen keluarga dan mengakibatkan tulang Penanganan secara bedah dengan melebarkan
menebal tetapi tulang lebih lunak pada tengkorak lubang tulang mungkin membantu meringankan
dan ekstremitas. Penyakit ini biasanya tidak nyeri.
memberikan keluhan dan sering ditemukan sete-
Tulang rawan hialin yang sedang berkembang dike- Trakea dilapisi oleh epitel bertingkat torak bersilia
lilingi oleh jaringan ikat embrional (ECT). Sel- (Ep). Sebelah dalam epitel tampak
vena (V) besar,
sel mesenkim ikut dalam pembentukan tulang rawan berisi darah. Setengah bagian bawah fotomi-
ini. Perhatikan perikondrium (P) yang sedang kroskopik ini ada tulang rawan hialin, yang mana
berkembang, meliputi tulang rawan, menjadi satu kondrosit (C) membentuk kelompokan isogen
dengan jaringan ikat embrional dan dengan tulang (IG) menandakan pertumbuhan interstisial. Kon-
rawan. Kondrosit dalam lakuna tampakbulat, sel-sel drosit menempati ruangan yang disebut lakuna.
berdesakan satu sama lain (panah) dan sedikit matriks Perhatikan matriks teritorial (ponah) di tepi lakuna
yang terpulas homogen di antaranya (kepalopanah) . terpulas lebih gelap daripada matriks interteritorial
(bintang). Seluruh tulang rawan dikelilingi oleh
perikondrium (P).
S&fulE*H 3 . Tulang rawan hialin, Kelinci.
Paraffin section. x 270.
&AMEA& 4 r Tulang rawan hialin. Trakea. Monyet.
Perikondrium terdiri atas iapis fibrosa (F) dan lapis Plasticsection.x210.
kondrogenik (CC).Lapis fibrosa terdiri atas serat-
serat kolagen dan sedikit fibroblas, sedangkan lapis Epitel bertingkat torak bersilia tampak mempunyai
kondrogenik lebih terisi sel-sel, terdiri atas kondro- banyak sel goblet Qtonah). Silia terlihatjelas pada sisi
blas dan sel kondrogenik (panah). Saat kon- bebas epitel, Perhatikan jaringan ikat (CT) di
droblas mensekresi matriks, sel ini menjadi dike- bawah epitel menjadi satu dengan perikondrium
lilingi oleh zat antar sel dan karena itu disebut kon- fibrosa (F). Lapis kondrogenik dari perikon-
drosit (C). Perhatikan kondrosit di bagian perifer drium (Cg) ditempati sel-sel kondrogenik dan kon-
tulang rawan kecil dan memanjang, sementara itu droblas. Saat kondroblas dikelilingi matriks, sel ini
yang di tengah kondrosit besar dan lonjong sampai terjebak dalam lakuna dan karena disebut kondro-
bulat (kepala panah). Sering kondrosit ditemukan sit (C). Di bagian tepi tulang rawan, kondrosit men-
dalam kelompok isogen (IG). jadi gepeng, sedangkan ke arah tengah kondrosit
bulat atau lonjong. Karena melalui proses pembuatan
sajian, beberapa kondrosit keluar dari lakuna,
sehingga tampak sebagai ruang kosong. Meskipun
matriks (M) berisi fibril-fibril kolagen, matriks ini
diliputi glikosaminoglikan; sehingga matriks tampak
homogen dan rata. Lakuna dibatasi oleh adanya
proteoglikan sehingga terpulas lebih gelap di matriks
teritorial, terutama jelas di Gambar 2 dan 3.
={:Wlfflnr"-t
."1 Kelompok
isogen
.i: il
Kondroblas Kondrosit
t**
5
* _. :wd
* bl *
.
**$g
.!*
+
bi l
*.. i
I' Fq .r ir '
'r -i
'r*U'r
;."c15
**rF,.
't '' '.
\.
dt
Ie*e{sAenl tqeturffi&* s I
Tulang rawan elastis, seperti tulang rawan hialin Pembesaran yang lebih kuat dari daerah perikon-
dibungkus oleh perikondrium (P). Kondrosit (C) drium pada Gambar 1 tampak daerah fibrosa (F)
yang terletak dalam lakuna (panah), telah mengerut sebelah luar dan daerah kondrogenik (CG) sebe-
dari dinding, sehingga tampak sebagai ruang kosong. lah dalam dari perikondrium. Perhatikan kondrosit
Kadang-kadang dalam lakuna tampak dua kondro- (panah) yang terletak di sebelah dalam dari lapis
sit (bintang), menandakan pertumbuhan interstisial. kondrogenik agak gepeng dan lebih kecil daripada
Matriks mempunyai banyak serat elastin (E), tulang rawan yang sebelah dalam. Selain itu, jumlah
sehingga tulang rawan elastis tampak khas, serta serat elastin serta kasarnya serat elastin (panahleng-
ikut berperan karena elastisitasnya. Pada daerah kung) meningkat sampai ke sel-sel besar.
kotok tampak dalam pembesaran di Gambar 3.
Kondroblas Kondrosit
+'Ba' #F l"'l
### #t
. {i i'"
*',, , ,
#-;
&#
'# & #*
e#
€ *:# sffi&
"&
s*
# {F E# sr
'i $
*n ,F
:*F
-4F
* *S4
rpr
g ,rl r
r:":,.
lrl ,
11 t,,
#,
A
U€a
a*-ffi]
l-*efl#see s l I u]d]Yr${4n E l
Potongan melintang tulang dekalsifikasi, tampak Ini adalah potongan melintang tulang kompakta
serat otot skelet (SM) yang akan masuk dalam dekalsifikasi, tampak osteon atau sistim saluran
jarak pendek pada tempat ini. Periosteum fibrosa Havers (Os), juga lamel interstisial (IL). Setiap
sebelah luar (FP) dan periosteum osteogenik osteon mempunyai saluran Havers (HC) di
sebelah dalam (OP) dapat dibedakan karena adanya tengah, dikelilingi oleh beberapa lamel (L) tulang.
komponen fibrosa pada periosteum fibrosa dan Batas setiap osteon tampak dan disebut garis semen-
komponen sel pada periosteum osteogenik. Per- ttm (kepala panah). Saluran Havers di dekatnya
hatikan adanya lamel sirkumferensial dalam dihubungkan satu sama lain melalui salufan
(IC), osteon (Os) dan lamel interstisial (bintang). Volkmann (VC) yang mana pembuluh darah osteon
Juga amati sumsum tulang (M) yang mengisi saling berhubungan satu sama lain.
rongga sumsum tulang, demikian juga endosteum
(p anah) yang membatasinya.
SAf$!g&R 4 . Tulang kompakta tanpa dekalsifikasi
x.s. Manusia. Paraffin section. x 132.
&AnlltsA& 3 . Tulang kompakta dekalsifikasi.
Manusia. Paraffin section. x 540. Sajian ini diberi tinta India untuk meningkatkan
gambaran tulangkompakta. Saluran Havers (HC)
Osteon yang kecil dibatasi dari sekitarnya oleh garis juga lakuna (panah) tampak hitam dalam gambar
sementum (kepala panah). Bentuk lentikular osteo- ini.Perhatikan hubungan antara dua osteon di
sit (Oc) menduduki ruang gepeng, yang disebut tengah atas, disebut saluran Volkmann CVC).
lakuna. Lakuna dibatasi oleh matriks osteoid tidak Kanalikuli tampak sebagai garis halus, sempit menuju
mengalami kalsifikasi. Dalam kotak. Tlrlang kom- saluran Havers, saling beranastomosis satu sama lain
pakta dekalsifikasi. Manusia. Paraffin sec- dengan lakuna dari osteosit lainnya pada osteon
tion. x 54O. Saluran Havers dari suatu osteon tam- yang sama.
pak berisi pembuluh darah (BV) kecil dengan
sedikit jaringan ikat. Saluran dibatasi oleh osteo-
blas gepeng (Ob) dan mungkin sel-sel osteoge-
nik(op)
Nukleus
;-
t
*'3n5!
--..*. :'
fun*",...**nt
*
fF: ,,**
r: f s-
'"t,r,, l i:rr ,,"$j151
t*; ., I
.tl.t ':.S
rF4{,"
'wt *" x*i
r*
ir#
,,*
teAMBAn?.] fcAm*s,e q I
Potongan melintang suatu osteon ini tampak jelas Ttabekula (T) yang beranastomosis pada pemben-
lamel-lamel (L) tulang mengelilingi saluran tukan tulang tampak terpulas gelap dengan dasar-
Havers (HC). Garis semenrum membatasi bagian nya jaringan ikat embrional (ECT). Perhatikan
tepi osteon. Perhatikan kanalikuli (C) keluar dari jaringan ikat ini mempunyai banyak sekali pem-
tepi lakuna biasanya tidak meluas ke arah osteon buluh darah dan trabekula tulang membentuk
lainnya. Tetapi, kanalikuli berhubungan dengan kanal osteon primitif (Os) mengelilingi saluran Havers
Havers. Kanalikuli yang tampak saling beranasto- (HC) primitif yang besaq di tengahnya ada pem-
mosis juga dengan lakuna yang ditempati juluran buluh darah (B[. Perhatikan osteosit (Oc) ter-
panjang osteosit pada tulang yang sebenarnya. susun tidak beraturan. Setiap trabekula dibungkus
olehosteoblas (Ob).
S&M&gn *. 0sifikasi intramembranosa.
Kepala babi, Paraffin section; x 270. #effi#&$* 4 . 0sifikasi intramembranosa.
Kepala babi. Paraffin section. x 540.
Gambar fotomikroskopik osifikasi intramembra-
nosa ini diambil dari bagian tepi daerah pemben- Fotomikroskopik ini diambil dari daerah yang serupa
tukan tulang. Perhatikan periosteum (P) yang pada Gambar 2 dan 3. Trabekula ini menunjukkan
sedang terbentuk di sudut kanan atas. Tepat di yang penting, yaitu osteoblas (Ob) membungkus
bawah periosteum primitif, tampak osteoblas (Ob) seluruh permukaan dan osteoid (Ot) letaknya di
sedang berdiferensiasi dan menghasilkan osteoid antara tulang kalsifikasi dan sel-sel tulang dan tam-
(Ot), matriks tulang yang belum kalsifikasi. Karena pak warnanya lebih pucat. Juga perlu diperhatikan,
osteoblas sendiri dikelilingi oleh matriks tulang, sel osteoblas ditandai dengan bintang tampak terjebak
ini menjadi terjebak di dalam lakuna dan disebut dalam matriks yang dibentuknya. Akhirnya, perhati-
osteosit (Oc). Osteosit ini lebih banyak, lebih besar kan sel besar yang mempunyai banyak inti yaitu osteo-
dan lebih lonjong daripada tulang dewasa, dan klas (Od), sedang dalam proses resorpsi tulang. Akibat
susunan serat-serat kolagen dalam matriks tulang aktivitas osteoklas maka terbentuklah lakuna Howship
kurang tepat dibanding tulang dewasa. Karena itu, (kepala panah), yaitu cekungan dangkal pada permu-
tulang ini diberi nama tulang imatur (tulang primer) kaan tulang. Keterkaitan antara osteoklas dan osteo-
dan nantinya akan digantikan oleh tulang dewasa blas diatur sangat teliti pada pembentukan tulang
pada kehidupan selanjutnya. yang normal dan remodeling tulang.
Lamel
Lamel konsentris
sirkumferensial luar
Osteon
i ., I 7 Lamel sirkumferensial
Periosteum ;'74.t=,./
;,.+l:' !j
dalam
,' 4,s'
trJ ii
rirl
Tulang Kompakta
f:
f&
:i
t:l
t
{R
d
.**
I "" i *
Ff
ffi€ -,*
;rgi,1.
s, - kE
"'
l-*e€ffi&ffi,s I
KUNCI
BV pembuluh darah L lamela Os osteon
C kanalikulus ob osteoblas Ot osteoid
ECT jaringan ikat embrional Oc osteosit P periosteum
HC Kanal Havers Ocl osteoklas T trabekula
Kebanyakan tulang-tulang panjang dibentuk melalui Gambar ini adalah pembesaran daerah kotak pada
osifikasi endokondral, yang mencakup penggantian Gambar 2. Jelas terlihat daerah dimana periosteum
model tulang rawan dengan tulang. Pada pembe- dan perikondrium bertemu (kepala panah). Sebelah
saran rendah fotomikroskopik ini, diafisis (D) dalam periosteum ada lengkung tulang subpe-
falangs jari telah digantikan oleh tulang dan rongga riosteal (BC), yang dibentukmelalui osifikasi intra-
sumsumtulang terisi dengan sumsum tulang (M). membranosa. Osifikasi endokondral tampak dalam
Epifisis (E) pada falangs yang sama sedang menga- cetakan tulang rawan. Mulai pada bagian atas gam-
lami osifikasi dan ini merupakan pusat osifikasi ba4 perhatikan bagaimana kondrosit berderet-deret
sekunder (2"), karena itu terbentuk lempeng epifi- dalam kolom panjang (panah), ini menandakan
sis (ED). Tlabekula (T) jelas terlihat pada sisi aktivitas mitosis yang tinggi yang nantinya adalah
diafisis dari lempeng epifisis daerah lempeng epifisis. Pada lempeng epifisis ini
akan menjadi zona proliferasi (ZP). Kondrosit
ukurannya bertambah di dalam zona Maturasi
&SiMSAn ! . 0sifikasi endokondral, 1.s. Monyet.
dan hipertrofi (ZH) dan resorpsi dinding lakuna-
Paraffin section. x 14. nya, dan melebar sampai beberapa lakuna menjadi
satu. Kondrosit mati di dalam zona kalsifikasi
Kebanyakan tulang rawan telah digantikan pada
tulang rawan (ZC). Yang nantinya rongga sumsum
diafisis tulang yang sedang terbentuk ini. Perhati-
tulang diisi oleh sumsum tulang, osteoklas dan sei
kan sejumlah trabekula (T) dan sumsum tulang
osteogenik, serta pembuluh darah. Sel-sel osteogenik
(M) yang sedang terbentuk di rongga sumsum
secara aktif berdiferensiasi menjadi osteoblas, yang
tulang. Osifikasi selanjutnya ke arah epifisis (E), di
membentuk tulang pada dinding lakuna yang men-
dalam mana pusat osifikasi sekunder belum tam- jadi satu. Pada bagian dasar gambar perhatikan
pak. Perhatikan periosteum, tampak sebagai garis
tulang yang dibungkus trabekula dari tulang rawan
antara lengkung tulang subperiosteal dan jaringan
yang mengalami kalsifikasi (bintang) .
ikat sekitarnya. Daerah dalam kotak digambarkan
pada Gambar 3.
'::j
Diafisis
'i*-
.. !.+, =.:
-'"t€i**"=.
-\-
".+, rw' Tulang rawan
Zona sel proliferasi \*r mengalami kalsifikasi
it
I L"rp"ng
Zona hipertrofi I epifisis
i;.
, i|i Epifisis
tr.t
.\ ',
Lengkung tulang "'
subperiostal \ Periosteum
i:: .
,l
F$ t;
Fii:
L 4H'
*€ e" 'P
'.+ ills.
l-eAzu$AnTl { hffi
:!'ib
i *.
f, c.
f-€sjrses 3 l
KUNCI
BC lengkung tulang subperiosteal P periosteum ZH zona maturasi
D diafisis 2' pusatosifikasisekunder seldanhipertrofi
E epifisis T trabekula ZP zonaproliferasi
ED lempengepifisis ZC zonatulangrawan
M sumsumtulang mengalami kalsifikasi
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran di Potongan melintang daerah osifikasi endokondral
suatu daerah pada Gambar 3, Plate 4.5. Perhatikan tampak banyak ruang bulat pada tulang rawan yang
osteoklas yang mempunyai banyak inti meresorpsi mengalami kalsifikasi yang berbatasan dengan
trabekula tulang dari tulang rawan yang mengalami tulang (binrang). Ruang ini merupakan lakuna yang
kalsifikasi. Lengkung tulang subperiosteal (BC) menjadi satu dalam template tulang rawan, dimana
dan periosteum (P) tampakjelas, pada pertemuan kondrosit hipertrofi dan mati. Selanjutnya, tulang
antara lengkung tulang dan tulang rawan (panoh). rawan yang mengalami kalsifikasi dan sel-sel osteo-
Rongga sumsum tulang sedang terbentuk dan dipe- genik masuk telah berdeferensiasi menjadi osteo-
nuhi pembuluh darah (B\), sel-sel osteogenik, blas (kepala panah) dan membatasi tulang rawan
osteoblas dan sel hematopoetik. dengan tulang. Karena ruang-ruang dipisahkan satu
sama lain oleh dinding tulang rawan, tulang ter-
bentuk pada sisi-sisi dinding. Karena itu, trabekula-
{$,&WS&m € .Osifikasi endokondral. Monyet.
trabekula ini, yang pada potongan memanjang tam-
Paraffin section. x 270.
pak seperti stalaktit tulang dengan bagian tengah-
nya adalah tulang rawan yang telah mengalami kal-
Fotomikroskopik ini adalah pembesaran daerah
sifikasi, pada kenyataannya ruang-ruang dalam tem-
kotak pada Gambar 1. Perhatikan trabekula dari
plate tulang rawan dibatasi dengan tulang. Dinding
tulang rawan yang mengalami kalsifikasi ditutupi
antara ruang-ruang adalah sisa-sisa tulang rawan
oleh lapis tulang yang tipis. TLlang yang terpulas
antara lakuna yang mengalami kalsifikasi dan mem-
lebih gelap (panah) berisi osteosit, sedangkan yang
bentuk substruktur dimana tulang terbentuk.
terpulas lebih terang tulang rawan yang mengalami
kalsifikasi (CC) tampak aselulaL karena kondrosit Perhatikan pembentukan rongga sumsum
daerah ini mati, meninggalkan lakuna yang kosong
tulang (MC), ditempati pembuluh darah (BV),
jaringan hematopoetik (HT), sel-sel osteogenik
yang saling menjadi satu sama lain. Perhatikan
osteoblas (Ob) membatasi kompleks trabekula dan osteoblas (kepala panah). Lengkung tulang
dan sel-sel terpisah dari tulang yang mengalami subperiosteal (BC) tampak dan dibungkus oleh
kalsifikasi oleh osteoid yang tipis (Ot). Karena kete-
periosteum, dengan kedua lapisannya fibrosa
balan lingkar tulang subperiosteal bertambah, tra-
(FP) dan osteogenik (Og) terlihatjelas.
,. ::: ;r'i
Pembentukan tulang endokondral
BC tulang
lengkung FP periosteum fibrosa Og periosteum osteogenik
subperiosteal HT jaringanhematopoetik Ot osteoid
BV pembuluhdarah MC ronggasumsumtulang P periosteum
CC tulangrawankalsifikasi Ob osteoblas
'{ }:
'"*t*
?.,
t.
;' !,
."I
1*:'::
":'!.
;'+-:'i
_+.::;! I!+t:.
_-:'E1':;--':;
. .':... ';:
,.. ,
-
'.:ii
S*$#ffi&* 3 . Tulang rawan hialin. Mencit. (rER) dan sejumlah mitokondria (M). Matriks
Mikroskop elektron. x 6120. tampak ada fibril kolagen (panah). (Seizin
Seegmiller R, Ferguson C, Sheldon H: J tJltrastruct
Tulang rawan hialin pada trakea neonatus tikus ada Res 38:288- 301,7972).
kondrosit, dimana inti
(N) di tengah dikelilingi
dengan banyak retikulum endoplasma kasar
f . "sit;
t*'.ffi
.-*d:
;
e
S&W*&K t . 0steoblas pada tulang panjang. {i&{1$$3&* f . 0steoblas. Tikus. Mikroskop elektron.
Tikus. Mikroskop elektron. x 1350. x 9450.
Gambar pembesaran rendah mikroskop elektron Osteoblas dengan pembesaran kuat, tampak apa-
tampak sejumlah fibroblas dan osteoblas di tepian ratus Golgi (g) yang berkembang baik, banyak
trabekula tulang (BT). Osteoblas (bintang) retikulum endoplasma kasar (rer) dan
diamati pada pembesaran kuat dalam Gambar 2. beberapa vakuola (cv) bersalut pada membrana
(Seizin Ryder M, Jenkins S, Horton J; J Dent Res basalis sel. Perhatikan potongan melintang serat
60:1349-135s,1981) kolagen (col) dalam matriks tulang. (Seizin Ryder
M, Jenkins S, Horton J: J Dent Res 60:1349-1355,
Osteoklas dengan dua inti tampak dalam sajian ini. Ini adalah pembesaran kuat suatu daerah pada Gam-
Perhatikan sel itu dikelilingi oleh suatu permukaan bar1,A,. Perhatikan adanya nukleus (N) dan nukleo-
tulang (bintang). Daerah inti diberi tanda kepala lusnya (n), demikian juga ruffled border (RB)
panah tampak pada pembesaran lebih kuat di Gam- dan zona jernih (CZ) pada osteoklas. Sejumlah
bar 1B vakuola (v) dengan berbagai ukuran dapat tampak
dalam sitoplasma. (Seizin Ryder M, Jenkins S,
Horton J:.IDent Res 60:\349-1355, 198 1)
&&*S#&& *. 0steoklas. Manusia. lrisan
Paraffin section. x 600.
f-se*&*e*rT-l
W
f**.wfrs* *-l
3. Sel-sel
Kondrosit banyak, kecil, bulat di dalam celah kecil D. Fibrocartilago
di matriks. Celah kecil ini disebut lakuna.
1. Perikondrium
Biasanya perikondrium tidak ada.
B. Tulang rawan hialin
2. Matriks
1. Perikondrium
Substansia dasar dari matriks sangat sedikit.
Perikondrium terdiri atas dua lapis yaitu lapis Banyak berkas serat kolagen yang tebal terletak di
fibrosa, yang berisi serat-serat kolagen dan fibro- antara deretan sejajar dari kondrosit.
blas dan lapis kondrogenik di sebelah dalam, berisi
3. Sel-sel
sel-sel kondrogenik dan kondroblas.
Kondrosit dalam fibrokartilago lebih kecil diban-
2.Matriks ding dengan yang terdapat di tulang rawan hialin
Matriks tampak rata dan basofil. Matriks terdiri atas atau tulang rawan elastis, dan sel-sel ini tersusun
dua daerah yaitu matriks teritorial (kapsular), yang dalam deretan paralel longitudinal antara berkas
lebih gelap dan mengelilingi lakuna dan matriks serat-serat kolagen yang tebal.
interteritorial (interkapsular) wamanya lebih terang.
Fibril kolagen tersamar oleh substansia dasar.
II. TULANG
3. Sel-sel
A. Tulang kompakta mengalami
Baik kondrosit yang ditemukan secara terpisah
atau mungkin berkelompok dua atau tiga kondrosit dekalsifikasi
(kelompok isogen) berada dalam suatu lakuna. 1. Periosteam
Kondrosit penting dalam pertumbuhan inters- Periosteum terdiri atas dua lapis yaitu lapis fibrosa
tisial. Pertumbuhan aposisional letaknya tepat di sebelah luar, berisi serat-serat kolagen dan fibro-
sebelah dalam perikondrium, dan sebutannya yaitu blas, dan lapis osteogenik lebih dalam, berisi sel-
kondroblas. sel osteoprogenitor dan osteoblas. Serat ini mele-
kat ke tulang melalui serat-serat Sharpey .
G. Tulang rawan elastis 2.Sistemlamelar
1. Perikondriam Susunan lamelar terdiri atas lamel sirkumferen-
Perikondrium adalah sama, baik yangadadi tulang sial luar dan dalam, osteon (sistim kanal Havers)
rawan elastis maupun dalam tulang rawan hialin. dan lamel interstisial.
Darah dan
Hematopoiesis
Darah, yang volume keselumhanny a pada rata- warnanya dapat digunakan untuk klasifikasi sel-sel
rata orang adalah sekitar 5 liter, merupakan jaringan ini. Granula dari neutrofil mempunyai afinitas
ikat jenis khusus, terdiri atas sel-sel, fragmen se1 yang terbatas terhadap zaI warna, sedangkan eosi-
dan plasma yaitu unsur cairan antar sel. Sirkulasi nofil mengambil wama kemerahan-orange dan
darah melalui seluruh tubuh dan mempunyai fungsi basofil mengambil warna biru gelap dengan zar
bermacam-macam dalam menyalurkan nutrien, oksi- warna yang digunakan dalam pulasan sajian darah.
gen sisa metabolisme, karbondioksida, hormon- Neurotrofil melakukan fagositosis terhadap bakteri
hormon, sel-sel dan zat-zat lainnya. Selanjutnya, dan sering dikenal sebagai mikrofag. Seluruh granu-
darah juga berfungsi mempertahankan suhu tubuh. losit berfungsi dalam fagositosis, tetapi neutrofil
paling kuat di antara ketiganya. Eosinofil diketahui
berfungsi dalam aktivitas melawan parasit dan fago-
O SEL DAN FRAGMEN SEL sitosis kompleks antigen-antibodi, sedangkan fungsi
basofil belum diketahui. Namun, basofil berisi hepa-
Sel-sel darah dapat diklasifikasikan sebagai
eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah
rin dan histamin, yang dilepaskan melalui degra-
nulasi. Basofil mengandung granula yang mirip
putih). Sel darah merah (RBC), paling banyak,
dengan sel mast dan melepaskan agen farmakologik
tidak berinti dan seluruh fungsi dalam sistim sir-
dari asam arakidonat dalam membrannya.
kulasi melalui transpor oksigen dan karbondiok-
Darah dalam sirk-ulasi juga mengandung fragmen-
sida ke dan dari jaringan tubuh. Sel darah putih
fragmen sel yaitu platelet (trombosit). Struktur
(WBC) melakukan fungsinya di luar sistem sirku-
kecil ini, lonjong sampai bulat, berasal dari mega-
lasi dan menggunakan aliran darah sebagai alat
penghantar untuk mehcapai tujuan. Ada dua kelom-
kariosit sumsum tulang berfungsi dalam hemo-
stasis yaitu mekanisme pembekuan darah.
pok utama dari sel darah putih yaitu agranulosit
dan granulosit. Limfosit dan monosit termasuk
kelompok pertama, sedangkan neutrofil, eosinofil O PLASMA
dan basofil termasuk kelompok kedua. Limfosit Plasma adalah komponen cair dari darah, terdiri
adalah sel-sel dasar dari sistem imun dan meskipun sekitar 557o volume seluruh darah. Plasma berisi
ada tiga kategori yaitu-Limfosit T, Limfosit B elektrolit dan ion-ion seperti kalsium, natrium,
dan sel nol (Null cell)-perlu teknik imunosito- kalium dan bikarbonat; molekul yang lebih besar
kimiawi untuk mengenalinya. Monosit meninggal- yaitu albumin, globulin dan fibrinogen; dan bahan-
kan aliran darah dan masuk ke jaringan ikat dan bahan organikbervariasi dalam asam amino, lemak,
menjadi makrofag dan melakukan fagositosis ter- vitamin, hormon-hormon, serta kofaktor. Setelah
hadap zat-zat tertentu seperti membantu limfosit pembekuan, kemudian tampak serum yang warna-
dalam aktivitas imunologiknya. Granolosit dapat nyakuning seperti jerami. Cairan ini identik dengan
dikenali karena adanya granula khusus, yang mana plasma tetapi tidak mengandung fibrinogen atau
b -*
l'
ffi,
,ril,i:t, ,.,rjrltir
CONTOH KASUS KLINIS
1cm=7,5Fm
WH
'\ - tr:'
'aJ
+q
edffi E
ffir
;
w' 9
f
,
i;j'r
!,ffu,'
l&*t*g€
l-e€is*&*t
KUNCI
1. Basofil 4. Eritrosit 7. Eosinofil
2. Trombosit 5. Monosit 8. Neutrofil
3. Monosit 6. Limfosit 9. Limfosit
m
ffi€
3
@F
4
W i':='i."at,i
A
KUNCI
A 4. Metamielosit neutrofil D
1. basofil
Mielosit 5. Sel batang neutrofil 1 . Proeritroblas
2. Metamielosit basofil 6. Neutrofil 2. Eritroblas basofil
3. Sel batang basofil 3. Eritroblas polikromatofil
C
4. Basofil 4. Eritroblas ortokromatofil
l. Mielosit eosinofil
B 2. Metamielosit eosinofil 5' Retikulosit
1. Mieloblas 3. Sel batang eosinofil 6' Eritrosit
2. Promielosit 4. Eosinofil
3. Mielosit neutrofil
Potongan melintang dari iga dekalsifikasi pada iga Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran
manusia menunjukkan adanya kanal Havers (H), gambar daerah kotak pada Gambar 1. Perhatikan
kanal Volkmann CV), osteosit (O) dalam lakuna adanya osteosit (O) dalam lakuna sama seperti sel-
dan endosteum (E). Dalam sumsum tulang tam- sel gepeng yang ada di endosteum (E). Endotel
pak sejumlah sel-sel retikulum adventisia (A), yang membatasi sinusoid (panah) jelas terlihat, juga
pembuluh darah dan sinusoid (S). Selain itu, unsur sel-sel yang ada dalam proses hemopoeisis. Dua sel
pembentuk darah juga tampak sebagai inti kecil besar megakariosit (M) juga tampak.
(panah). Perhatikan megakariosit (M) yang besar
yaitu sel yang nantinya menjadi trombosit. Daerah
kotak disajikan dalam Gambar 2.
Pada hapusan darah normal ini tampak eritrosit Pulasan sumsum tulang yang normal ini memben-tuk
(R), neutrofil (N) dan trombosit (P). Lubang di sel-sel seperti eritrosit (R) dan trombosit (P).
tengah eritrosit menunjukkan daerah yang paling Berbeda dengan hapusan darah tepi (Gambar 3),
tipis dari cakram bikonkaf. Perhatikan eritrosit sumsum tulang lebih banyak mempunyai sel-sel
jumlahnya jauh melebihi trombosit dan juga lebih berinti. Beberapa sel adalah dari seri eritrosit (panah),
banyak daripada sel darah putih. Karena neutrofil yang lain adalah dari seri granulosit (kepola ponah)
mempunyai persentasi tertinggi dari sel darah putih,
maka paling sering terlihat di antara sel darah putih.
#
l.- # "w, ffi
e'9
nL
*d #
)na 4
F-+
*
-lt g "\R
*./
\
\*
*
dF
4F
aF {qF
/ d$
s #
* *\
*
t*eglili$"Eal ts*eq*e* 4, I
Proeritroblas
IGF
Eritroblas basofil
...':
Eritroblas polikromatofil
Eritroblas ortokromatofil
Retikulosit
Eritrosit
1cm=7,5pm
eosinofil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
x 1325.
ffi&fi$'$ffi&ffi 4fu o Metamie-
g losit neutrofil. Hapusan
f
sumsum tulang manusia.
ffi
il
x 1325.
ffi&fu,lmeffi 4m r Metamie-
losit eosinofil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
x 1325.
S&$\JX$A& Stu o Sel
batang neutrofil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
x 1325.
1 cm = 7,5 irm
-
Darah dan Hematopoiesis . 133
L
ffi Ringkasan Histologik
I. DARAH YANG BERSIRKULASI kuning kemerahan. Granula azurofiljuga ada. Inti
berwarna hitam kecoklatan, dua lobus, menye-
A. Eritrosit (RBC) rupai sosis, dihubungkan oleh benang tipis.
Eritrosit berwarna merah muda, berbentuk cakram
3. Basojll
bikonkaf, diameternya 7-8 prm. Sel ini terisi hemo-
Basofil, yang paling sedikit dari seluruh leukosit,
globin dan tidak berinti.
diameternya 8-10 mm. Seringkali, sitoplasmanya
penuh dengan granula spesifik warna biru, gelap,
B. Agranulosit
besar, tampak tersusun padat dalam membran sel,
1. Limfosit sehingga tampak bersudut. Granula spesifik biasa-
Secara histologis, limfosit mungkin kecil, sedang nya menutupi granula azurofil juga menutupi inti
atau besar (ini tidak berkaitan dengan sel T, sel B berwarra biru muda, yang berbentuk huruf-S.
atau sel nol. Sebagian besar limfosit adalah kecil
(diameternya 8-10 pLm) dan mempunyai inti padat,
D. Trombosit
biru, asentris, menempati sebagian besar sel, hanya
bagian tepi sitoplasma yang tipis warna biru muda. Trombosit, terkadang disebut platelet, adalah
Granula azurofil (lisosom) mungkin tampak di fragmen sel, kecil, bulat (diameter 2-4 prm). Sel ini
dalam sitoplasma. tidak mempunyai inti, sering berkelompok dan tam-
pak di tengahnya ada granula biru tua disebut gra-
Monosit
2.
nulomer dan bagian tepi jemih, warnanya biru
Monosit adalah sel darah yang paling besar dalam
muda disebut hialomer.
sirkulasi darah (diametemya i2-15prm). Sel ini mem-
punyai sitoplasma biru-kelabu mengandung sejum-
lah granula azurofil. Inti asentris, berbentuk ginjal il. HEMOPOTESTS.
dan mempunyai j ala-jala kromatin kasal dengan ruang Selama proses maturasi, sel-sel hemopoietik menga-
di antaranya jernih. Lobus inti saling menumpuk, lami perubahan morfologik yang jelas. Ketika sel
batas luarnya tampakjelas . menjadi lebih matur, ukuran sel berkurang. Intinya
juga makin kecil, iala-jala kromatin lebih kasar dan
C. Granulosit anak intinya (yang menyerupai ruang-ruang pucat
1. Neutrofil kelabu) menghilang. Granulosit mula-mula men-
Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak, dapat granula azurofil dan kemudian granula spesi-
diameternya 9-12 mm, sitoplasma warna merah fik dan intinya menjadi bersegmen. Sel-sel seri eritro-
muda ditempati granula spesifik yang lebih kecil. sit tidak pernah tampak adanya granula dan akhir-
Granula spesifik tidak terpulas baik, karena itu sel nya intinya menghilang.
ini diberi nama. Inti warna biru tua, kasar dan
banyak lobulus, yang sering dua atau tiga lobus
dihubungkan dengan benang halus.
2. Eosinofil
Seluruh wama-warna yang tersebut dalam ringkasan ini ber-
Eosinofil diameternya 10-14 mm dan mempunyai dasarkan pulasan Wnght atau Giemsa modifikasi Romanovsky
sejumlah granula spesifik refraktil, bulat, besar, yang digunakan untuk pulasan darah.
Bentuk bulat dengan jala-jala kromatin halus; sifiknya, hanya seri neutrofil dijelaskan dalam rang-
berwama merah anggur dengan 3-5 anak inti kuman ini dengan memahami mielosit, metamielo-
kelabu pucat. sitdan sel batang yang terdapatdalamketigajenis ini.
a. Sitoplasma a. Sitoplasma
Sitoplasma warna kebiruan dengan dasar Kelompokan kecil wama biru dengan latar-
merah muda keabuan. belakangbirumuda Tidakadagranula- Gelembung
sitoplasma terdapat sepanjang bagian tepi sel.
b.Inti
b.Inti
Bentuk bulat agak kasar, dibanding stadium
sebelumnya; berwama merah anggur. Anak Inti bulat, berwarna biru kemerahan dengan
intimungkinada. jala kromatin halus. Ada dua atau tiga anak
inti kelabu pucat
3. Eritr oblas p olikro mat oftIik
2. Promielosit
a. Siroplasma
a. Sitoplasma
Warna merah muda kekuningan bercampur
kebiruan. Sitoplasma berwarna kebiruan, ada sejumlah
granula azurofil, kecil, gelap.
b.Inti
b.Inti
Bentuk inti kecil dan bulat dengan jala kro-
matin padat, kasar; gelap, hitam kemerahan. Inti bulat, berwarna biru kemerahan, dengan
Tidak ada anak inti. benang kromatin lebih kasar daripada stadium
sebelumnya. Anak inti biasanya ada.
4. E ritr oblas orto kro mat ffi
3. Mielositneutrffi
a. Sitoplasma
a. Sitoplasma
Merah muda dengan sedikit tercampur biru.
Sitoplasma berwama biru pucat berisi granula
b.Inti
azurofil gelap dan granula spesifik neutrofil
Bentuk bulat, gelap, padat, mungkin dalam yang lebih kecil. Tampak daerah paranuklir
proses menjulur keluar sel.
Golgiberwarnajemih.
5. Retikalosit b.Inti
a. Sitoplasma Inti bulat, biasanya agak gepeng, asentris,
Sel darah merah yang bersirkulasi tampak dengan benang kromatin yang kasar. Anak
seperti normal; jika dipulas dengan zatwarna inti tidakjelas.
supravital (misalnya biru metilen), tampak reti- 4. Metamielosit neutrofil
kulum kebiruan terdiri kebanyakan atas reti-
kulum endoplasma kasar. a. Sitoplasma
Serupa dengan stadium sebelumnya, kecuali
b.Inti
sitoplasma wamanya lebih pucat dan daerah
Tidakada.
Golgi menempati lekukan inti.
Otot
Kemampuan hewan untuk bergerak berkaitan sarkolema (meskipun dulunya digunakan istilah ini
dengan kehadiran sel-sel khusus yang telah secara mencakup lamina basalisnya dan serat-serat reti-
baikberdiferensiasi, sehingga sel itu berfungsi secara kulin), sitoplasmanya disebut sarkoplasma, mito-
khusus pada saat kontraksi. Proses kontraksi dipakai kondrianya disebut sarkosom, dan retikulum endo-
oleh organisme untuk melakukan berbagai macam plasma disebut retikulum sarkoplasmik.
gerakan dan aktivitas lainnya untuk mempertahan-
kan hidup. Beberapa aktivitas ini tergantung pada
kontraksi cepat untuk masa yang singkat; yang lain-
O OTOT SKELET
nya untuk kontraksi yang lama tanpa perlu untuk Otot skelet (/lhat Gambar 62) dikelilingi jaringan
kerja cepat, sementara itu lainnya tergantung pada ikat padat kolagen yang disebut epimisium, yang
kontraksi kuat dan secara ritmik yang perlu untuk menyusup ke jaringan otot ini, memisahkannya me-
pengulangan dalam jangka pendek. Kebutuhan yang jadi fasikulus. Setiap fasikulus dikelilingi oleh peri-
bermacam-macam dipenuhi oleh tiga jenis otot, misium, suatu jaringan ikat yang lebih longgar.
yaitu otot skelet, otot polos dan ototjantung. Ada Akhirnya, masing-masing serat otot dalam suatu
persamaan mendasar yang sama antara ketiga jenis fasikulus dibungkus oleh serat-serat retikulin yang
otot. Otot secara embriologik berasal dari mesoderm halus yaitu endomisium. Pembuluh darah dan saraf
dan memanjang sejajar surrbu kontraksi; mempunyai yang menuju ke otot berjalan dalam jaringan ikat di
sejumlah mitokondria untuk mengakomodasi kebu- antaranya. Setiap serat otot skelet secara kasar dikata-
tuhan energi yang tinggi dan seluruhnya mengandung kan berbentuk silindris, mempunyai sejumlah inti
unsur-unsur kontraktil yaitu miofi lamen, dalam memanjang yang letaknya di tepi sel, tepat di bawah
bentuk aktin dan miosin, sebagai tambahan protein sarkolema. Serat otot potongan memanjang tampak
yang berkaitan deng'an kontraksi. Miofilamen otot unsur kontraktil intraselular, yang merupakan mio-
skelet dan ototjantung tersusun secara khusus yang fibril tersusun sejajar memanjang. Susunan ini
mempunyai susunan pita secara seragam pada selu- memberikan gambar secara umum pita menyilang
ruh panjangnya, karena itu diberi nama otot ber- dari pita berselang-seling terang dan gelap menyi-
corak. lang pada setiap sel otot skelet. Pita gelap yaitu pita
Sel-sel otot tersusun lebih panjang dibanding A dan pita terang yaitu pita I. Setiap pita I dibagi dua
lebarnya, sering disebut sebagai serat-serat otot. oleh garis tipis gelap diskus Z dan daerah miofibril
Namun, perlu diingat bahwa serat-serat ini ada terbentang dari diskus Z ke diskus Z berikutnya
dalam keadaan hidup, tidak seperti serat-serat yang disebut sarkomer, yaitu unit kontraktil otot skelet.
tidak dalam keadaan hidup pada jaringan ikat. Pita A dibagi dua oleh garis pucat zonaH, yang di
Serat-serat ini tidak sama dengan serat-serat saraf, tengahnya ditandai garis gelap diskus M. Sewaktu
yang merupakan penjuluran sel-sel saraf. Sering- kontraksi otot berbagai macam pita melintang ber-
kali, sebutan khusus tertentu digunakan dalam sifat khas, dimana lebar pita A tetap, dua diskus Z
menyebut sel-sel otot;jadi membran sel otot adalah saling mendekat satu sama lain mendekati pita A
Otot. 137
GAMBAR 6-1 Struktur Molekul Otot Skelet
Garis-garis otot skelet diurai menjadi pita A dan pita I. Pita I dibagi
menjadi dua bagian yang sama oleh lempeng Z dan setiap pita A
mempunyai zona jernih yaitu pita H. Di tengah setiap pita H adalah
pita M yang gelap. Miofibril yang berdekatan dikukuhkan satu sama
lain oleh filamen intermedia, desmin danvimentin. Unit kontraktil dasar
dari sel otot skelet adalah sarkomer, suatu kumpulan miofrlamen
'i
' .1$,
yang tersusun rapi (filamen tebal dan filamen tipis). Invaginasi
q{::
tubula4 tubulus T (tubulus transversa) dari membran sel otot
menembus ke dalam melalui sarkoplasma dan mengelilingi miofibril
sedemiklan rupa bahwa pada pertemuan setiap pita A dan I tubulus ini
menjadiberkaitan dengan sistema tefminalis yangmelebar dari reti-
kulum sarkoplasma (retikulum endoplasma halus), membentuktiad.
Retikulum sarkoplasma
Mitokondria
Miofibril
Pita A
Lempeng Z
Satu miofibril
;5 gE3ig
';;;f:i I"
YeW
3 4
Otot q
keseluruhan t_,;ffm_t
:q
L g"r"1
Otot polos
Keadaan kontraksi
Endomisium
Miofibril
Sarkoplasma
lnti di tengah
sarkoplasma
Otot . 139
sedangkan pita I dan zona H menjadi lenyap. dari SR. Ion-ion kalsium berinteraksi dengan miofi-
Dengan mikroskop elektron tampak bahwa pita lamen tipis untuk memungkinkan terjadinya kon-
adalah hasil interdigitasi miofilamen tebal (miosin) traksi.
dan miofilamen tipis (aktin berkaitan dengan Sebagai mekanisme pelindung terhadap
tropomiosin dan troponin). Filamen-filamen tipis robekan serat-serat otot akibat regangan berlebihan
ini melekat pada diskus Z oleh aktinin-cr. Pita I ter- dan untuk memberikan informasi berkaitan dengan
diri atas filamen tipis saja, sedang pita A, dengan kedudukan tubuh dalam ruang tiga dimensi, tendo
perkecualian komponen H dan komponen M, terdiri dan otot diperlengkapi dengan reseptor-reseptor
atas filamen tebal dan filamen tipis. Selama kontraksi khusus yaitu organ tendo Golgi dan kumparan
filamen tebal dan filamen tipis bergeser satu sama otot (muscle spindle).
lain (teori pergeseran filamen dari kontraksi) dan
diskus Z dibawa dekat ujung-ujung filamen tebal.
Perlu dicatat juga bahwa filamen tipis tercatat mela-
O OTOT JANTUNG
lui dua molekul protein bukan elastis nebulin. Selan- Sel-sel otot jantung(lihar Gambar 6-2) juga ber-
jutnya, filamen tebal melekat satu sama lain pada
corak, tetapi setiap sel biasanya mengandung hanya
lempeng M melalui protein C dan miomesin dan satu inti di tengah. Sel-sel ini membentuk tautan khu-
dihubungkan ke lempeng Zmelalui protein elastin sus yang dikenal dengan diskus interkalaris karena
disebut titin. Karena molekul titin membentuk kisi- ada interdigitasi satu sama lain. Diskus interkalaris
kisi elastin di sekitar filamen tebal, molekul ini bekerja sebagai gartsZ seperti halnya daerah tautan
membantu mempertahankan hubungan spasial dari antarsel. Lempeng Z mempunyai tragian transver-
filamen tebal ini satu sama lain sama sepefti halnya
sal yang khusus dalam perlekatan arfiar sel dengan
pada filamen tipis. Selanjutnya, setiap lempeng Z
membentuk sejumlah desmosom dan perlekatan
dikelilingi oleh filamen intermedia yang dikenal
fasia dan bagian lateral yang kaya akan taut rekah;
sebagai desmin. Filamen desmin berikatan satu sama
hal ini memudahkan terjadinya komunikasi sel ke
lain dan ke lempeng Z melalui filamen plektin. sel. Kontraksi ototjantung adalah involunter dan sel
Filamen desmin teftanam ke dalam kostamer, yang mempunyai irama tersendiri. Jantung mempunyai
merupakan daerah sarkolema yang berguna untuk sekelompokan sel-sel otot jantung khusus yang
perlekatan filamen intermedia ini. Renjatan panas
dikenal sebagai nodus SA (nodus sinoatrialis), yang
protein crB-kristalin melindungi filamen intermedia menetapkan kecepatan kontraksi dan mengawali
desmin melalui ikatanpadanya di pefiemuan dengan kontraksi otot affium. Rangsangan diteruskan ke
lempeng Z. Kompleks desmin-plektin-oB-kristalm, kelompok sel-sel otot jantung khusus, nodus AV
bersama dengan kostamer, memastikan bahwa mio- (nodus atrioventrikularis), yang menangkap impuls
fibril suatu sel otot tersusun dalam gambaran yang selama sedikit milidetik; impuls kemudian berjalan
sesuai sehingga kontraksi seluruh miofibril dari sepanjang berkas His ke Serat Purkinje (keduanya
setiap sel otot terdapat dalam cara yang selaras. adalah sel otot jantung khusus) untuk menimbulkan
Impuls saraf, dihantarkan pada tautan sarafotot kontraksi ventrikel. Nodus SA menerima rangsangan
menyeberangi celah sinaptik oleh asetilkolin, me- dari komponen simpatis dan parasimpatis dari
nyebabkan gelombang depolarisasi sarkolema, susunan saraf otonom; saraf simpatis meningkatkan
dengan hasil akhir kontraksi otot. Gelombang depo- dan saraf parasimpatis menurunkan kecepatan kon-
larisasi diteruskan ke serat otot melalui tubulus traksijantung.
transversus (tubulusT), suatu invaginasi tubular
dari sarkolema. Tubulus T menjadi rapat dengan
sisterna terminal dari retikulum sarkoplasma (SR),
O OTOT POLOS
sehingga setiap tubulus T didampingi oleh dua Otot polos (lzlz at Ganhar 6-2) juga tidak di bawah
unsur-unsur SR ini, membentuk suatu triad. Selama kemauan (involunter). Setiap otot polos yang ber-
depolarisasi tubulus T membawa irnpuls dalam bentuk fusiformis mempunyai satu inti, terletak di
serat otot, sehingga terjadi pelepasan ion kalsium tengah, yang membentuk pusat berpilin selama
otot . 141
L
W Histofisiologi
I. MIOFILAMEN punyai aktivitas ATPase tetapi memerlukan keter-
ikatan dengan aktin agar aktivitas ini menjadi nyata.
Filamen tipis (diameternya 7 nm dan panjang 1 prm)
Filamen tebal melekat ke diskus Z secara litear,
terdiri atas F. Aktin, polimer heliks ganda dari
protein elastis titin dan berkaitan dengan filamen
molekul G aktin, menyerupai kalung permata ber-
tebal yang berdekatan yaitu pada garis M, oleh pro-
putar sendiri. Setiap lekukan heliks ditempati molekul
tein miomesin. Lebih jauh, protein C yaitu unsur lain
linear tropomiosin berkedudukan ujung dengan
dari filamen tebal juga berikatan dengan garis M.
ujung. Berkaitan dengan setiap molekul tropomiosin
adalah molekul troponin yang terdiri atas tiga
polipeptida yaitu troponin T (TnT), troponin I
(TnI) dan troponin C (TnC). TnI mengikat aktin,
II. MODEL PERGESERAN FILAMEN
membungkus gisi aktifnya (dimana tempat ini dapat PADA KONTRAKSI OTOT SKELET
berinteraksi dengan miosin), TnT mengikat tropo- Selama kontraksi filamen tipis bergeser melewati
miosin dan TnC (suatu molekul menyerupai calmo- filamen tebal, menembus lebih dalam ke pita A;
dulin) mempunyai afinitas tinggi untuk ion kalsium. sehingga sarkomer menjadi lebih pendek,
Ujung yang positif dari setiap filamen tipis dilekat- sedangkan miofilamen panjangnya retap sama.
kan ke lempeng Zmelahiaktinin-a. Selain itu, dua Sebagai akibat pergeseran filamen, pita I dan pita H
nebulin, protein yang tidak elastis yang menetapkan hilang, pita A lebarnya tetap sama (seperti sebelum
bahwa filamen tipis adalah panjang yang sesuai, ter- kontraksi), diskus Z saling mendekat satu sama lain
jalin sepanjang keseluruhan panjang setiap filamen dan sarkomer secara keseluruhan memendek.
tipis dan menanamkannya ke lempeng Z. Ujung Setelah perpindahan impuls melewati tautan
yang negatif dari setiap filamen tipis terbentang ke otot-saraf, tubulus T menghantarkan impuls ke
pertemuan pita A dan pita I dan ditutupi oleh seluruh sel otot. Protein integral voltase sensitif,
tropomodulin. dihydropyridine-sensitive receptors (DHSR) letak-
Filamen tebal (diameter 15 nm dan panjangnya nya dalam membran tubulus T bersentuhan dengan
1,5 pm) terdiri atas 20F. 300 molekul miosin susunan- kanal kalsium (reseptor rianodin) dalam sisterna
nya dalam pola antiparalel. Setiap molekul miosin terminal dari retikulum sarkoplasma (SR). Kom-
terdiri atas dua pasang light chains (rantai ringan) pleks ini tampak dalam mikroskop elektron dan
dan dua heavy chain (rantai berat) identik. Setiap dikenal sebagai kaki tautan. Selama depolarisasi
myosin heavy chain (rantai berat miosin) menye- sarkolema otot skelet, DHSR dari tubulus T menga-
rupai tongkat golf, dengan ekor berbentuk linear lami perubahan penyesuasian yang diinduksi vol-
dan kepala berbentuk globular, dimana ekor dibung- tase, menyebabkan kanal kalsium dari sisterna
kus dalam bentuk heliks. Myosin heavy chain (rantai terminal terbuka, memungkinkan masuknya ion-
berat miosin) dicernakan oleh enzim tripsin, meme- ion Ca ke dalam sitosol. Troponin C dari filamen
cahnya menjadi segmen linear (light meromiosin) tipis mengikat ion kalsium dan mengubah susunan-
(kebanyakan adalah ekor) dan segmen globular (frag- nya, menekan tropomiosin lebih dalam ke alur fila-
men S1 ) dengan daerah linear yang pendek (frag- men aktin F, jadi memaparkan sisi aktif (tempat
men 52) dari ekor (S1 + 52 - heavy meromiosin). ikatan miosin) pada molekul aktin.
Setiap pasang myosin light chains adalah berkaitan ATP, berikatan pada kepala globular (fragmen
dengan satu dari fragmen S1. Fragmen 51 mem- 51) dari molekul miosin, dihidrolisa, tetapi baik
Otot . l4t
CONTOH KASUS KLINIS
Otot . 145
&An&n,&ffi t. Otot skelet. 1.s. Monyet. Plastic GA$W$AA 3 . 0tot skelet. x.s. Monyet.
section. x 800. Paraffin section. x 132.
Fotomikroskopik ini memperlihatkan beberapa ciri Sebagian dari beberapa fasikulus diperlihatkan dalam
otot skelet pada potongan longitudinal. Serat-serat fotomikroskopik ini. Setiap serat otot (F) dike-
otot sangat panjang dan mempunyai diameter yang lilingi oleh unsur jaringan ikat, yaitu perimisium
seragam. Intinya (N) yang banyak terletak di tepi. (P), di dalamnya mengandung saraf dan pembuluh
Ruang antar sel ditempati oleh endomisium, kadang- darah yang memberi nutrisi fasikulus. Inti sel endo-
kadang ada sel-sel gepeng jaringan ikat (CT) tel, sel Schwann dan sel-sel jaringan ikat tampak
dan serat retikulin. Dua jenis guratan tampak, longi- sebagai titik-titikkecil di perimisium. Inti (N) di tepi
tudinal dan transversal. Guratan longitudinal menun- serat otot skelet tampak sebagai titik hitam; namun
jukkan miofibril (M) yang tersusun beraturan. seluruhnya terletak dalam sel otot. Inti sel-sel satelit
Susunan yang teratur ini memberi gambaran pita juga ada, tepat di sebelah luar serat otot, tetapi pada
gelap dan terang yang memberikan nama jenis otot pembesaran rendah tidak begitu j elas. Daerah kotak
ini. Perhatikan pita terang (l) terbagi dua oleh garis lebih dibesarkan dalam Gambar 3.
gelap sempit yaitu diskus Z (Z) .Pita gelap (A) juga
terbagi dua, oleh zona H (H) yangjernih. Di tengah
zona H ditempati oleh diskus M, yang tampak seba- &AlX$6An 3 . Otot skelet. x.s. Monyet.
gai garis tipis gelap dalam jumlah sedikit. Unit kon- Parafin section. x 540.
taktil dasar otot skelet adalah sarkomer (S), terben-
tang antara satu diskus Z ke diskus Z berikutnya. Ini adalah pembesaran gambar daerah kotak Gam-
Selama kontraksi otot, miofilamen setiap sarkomer bar 2. Potongan melintang beberapa serat otot
bergeser melewati satu sama lain, menarik diskus Z menunjukkan bahwa sel-sel ini tampak berbentuk
mendekat satu sama lain, jadi panjang setiap sarko- polihedral, sel ini mempunyai inti (N) di tepi dan
mer memendek. Selama pergeseran ini lebar pita A endomisium (E) dalamnya mengandung banyak
tetap, sementara itu pita I dan zona H menghilang. kapiler darah (C). Kebanyakan kapilernya sukar
terlihat karena pembuluh ini mengempis pada saat
otot istirahat. Sarkoplasma yang pucat terkadang
tampakgranular, karena adanya miofibril (M) yang
terpotong melintang. Kadang-kadang inti sel
satelit (SC) terlihat, tetapi belum diketahui dengan
pasti. Selanjutnya, batas luar setiap serat diketahui
adalah sarkolema, tetapi sekarang diketahui bahwa
hal ini karena perlekatan lamina basalis dan endomi-
sium.
Epimisium
Endomisium
lnti
Otot Skelet -
{-eAeeeARtl t-cxrvrsAn 3 I
KUNCI
A pita A H zonaH P peflrruslum
C kapiler I pital S sarkomer
CT jaringanikat M miofibril SC sel satelit
E endomisium N inti Z diskus Z
F seratotot
Otot.l47
fiAn*g&R 1 o Otot skelet. l.s. Tikus. Mikroskop &AM*Affi 3 r Otot skelet. l.s, Tikus. Mikroskop
elektron. x 17.100. elektron. x 28.800.
Gambar mikroskop elektron pembesaran sedang ini Gambar mikroskop elektron pembesaran tinggi tam-
dari otot skelet adalah potongan longitudinal. Tegak pak beberapa sarkomer. Perhatikan diskus Z (Z)
lurus terhadap sumbu longitudinalnya, perhatikan mempunyai juluran (panah) pada mana miofila-
pita menyilang gelap dan terang. Pita A (A) dalam men tipis (tM) melekat. Pita I ((I) terdiri hanya
gambar ini melebar dari sudut kiri atas ke sudut filamen tipis. Miofilamen tebal (TM) interdigitasi
kanan bawah dan dibatasi oleh pita I (l) pada kedua dengan filamen tipis dari kedua ujung sarkomer,
sisinya. Setiap pita I disilang oleh diskus Z (Z).Per- menghasilkan pita e (A). Namun, filamen tipis pada
hatikan diskus Z ada suatu garis, karena setiap keadaan otot relaksasi tidak melebar ke seluruhan-
miofibril dipisahkan satu sama lain oleh sarkoplasma. nya ke tengah pita A; karena itu zona H (H) terdiri
Perhatikanbatas sarkomer
(S) adalah dari diskus Z hanya filamen tebal. Tengah dari tiap-tiap filamen
ke diskus Z dan bahwa hampir dipastikan batas tebal tampak melekat ke fiiamen tebal di dekatnya,
setiap miofibril dari berbagai pita dalam sarkomer. menghasilkan penebalan setempat, secara kese-
ZonaH (H) dan diskus M (MD) jelas terlihat dalam Iuruhan menyusun diskus M (MD). Selama kon-
fotomikroskop elektron ini. Mitokondria lebih sering traksi otot filamen tebal dan filamen tipis bergeser
ada dalam otot skelet mamalia, menempati daerah satu sama lain, jadi menarik diskus Z ke arah tengah
setinggi pita I karena mitokondria mengitari bagian sarkomer. Karena terjadi saling tumpang tindih
perifer miofibril. Beberapa sarkomer diperlihatkan filamen tebal dan filamen tipis, maka pita I dan zona
dengan pembesaran kuat pada Gambar 2. (Seizin Dr. H menghilang, tetapi pita A lebarnya tetap. Sarko-
J. Strum) plasma ditempati mitokondria (m), granula gliko-
gen (kepala panah), juga adanya retikulum sarko-
plasma dan tubulus I yang membentuk triad (T).
-il Struktur molekul
Pada otot skelet manusia, letak triad pada pertemuan
pita I dan pita A. (Seizin Dr. J.Strum)
1 r.:: otot skelet
l\,4itokondria
Tropomodulin
Satu miofibril
tr*+s**+?t+rf \-A-A-l
F'---- -
1234
Setiap filamen tebal dikelilingi oleh suatu susunan heksagonal dari filamen tipis.
t*eftawee a I
KUNCI
A pita A MD diskusM TM miofilamen tebal
H zonaH S sarkomer tM miofilamentipis
I pital T triad Z diskus Z
m mitokondria
Otot . 149
SA,WSAR 3 r Tautan saraf otot. Dilihat dari sisi &A&rl$&ffi S o Tautan otot saraf. Tikus. Mikroskop
lateral. Paraffin section. x 540. elektron. x 15,353.
Gambar tautan saraf otot ini jelas memperlihatkan Gambar mikoskop elektron ini adalah tautan otot
serat saraf bermielin (MN) mendekati serat saraf yang diambil dari otot diafragma seekor tikus.
otot skelet (SM). Pita A (A) dan pita I (I) berbatas Perhatikan akson (ax) kehilangan selubung mielin-
tegas, tetapi diskus Z tidak tampak dalam sajian ini. nya, tetapi sel Schwann (sc) berlanjut, memberi-
Saat akson mendekati sel otot, maka selubung mielin- kan perlindungan permukaan yang tidak bersinaps
nya hilang dan meneruskan diri sebagai akson tidak kaki akhir atau ujung saraf (nt). Selubung mielin
bermielin (nMN), tetapi tetap mempertahankan berakhir pada lengkungan yang khas dekat nodus
selubung sel Schwann nya. Saat akson mencapai sel pada akhiran setengah nodus. Ujung saraf mempu-
otot, akson berakhir sebagai lempeng akhir mo- nyai mitokondria (m) dan sejumlahvesikel jernih.
toris (MEP), membungkus sarkolema serat otot. Tepian celah sinaptik primer 50 nm diberi tanda
Meskipun sarkolema tidak nampak dengan mikros- kepalapanah. Sinaps berikutnya, yaitu lipat tautan
kop cahaya, seperti yang ada di sini, letaknya jelas fi), beberapa mitokondria (m) dan sebagian inti
dapat diperkirakan dekat lamina basalis dan serat (n) dan sarkomer (s) tampak dalam serat otot
retikulin. skelet. (Seizin Dr. C.S.Hudson)
'fl.$'; *;Fr'
1 P ":."
a
Lipat tautan
Sarkoplasma 4."'"
Mitokondria '.. "- jt
Tautan saraf otot
la;effixes 3 ]
KUNGI
A pitaA MEP lempeng akhirmotoris nt ujungsaraf
ax akson MN serat saraf bermielin s sarkomer
I pital n inti sc sel Schwann
j lipattautan nMN akson tak bermielin SM seratototskelet
m mitokondria
Otot.Ist
lss-nq*&na
&&e$&effi t . Tautan otot-saraf. Lidah. Kucing. microscope ini. Perhatikan percabangan saraf (N)
yang melengkung ke atas dan membuat perlekatan
Scanning electron microscope (SEM). x 2610.
dengan otot pada tautan otot saraf (MJ). (Seizin
Guratan-guratan (panah) suatu otot skelet yang Dr.L. Litke)
terpisah jelas tampak dalam scanning electron
't. tr
,9
!:.*
h, "@
tqqqp4qta
Perhatikan kapsul luar (oC) dan kapsul dalam Sebagian kapsul luar (oC) dapat diamati pada
(iC) dari muscle spindle membatasi ruang perak- sudut gambar mikroskop elektron ini. Ruang perak-
sial (PS) dan ruang aksial (bintang) dalam. Kapsul sial (PS) mengelilingi kapsul dalam (iC) yang
dalam membungkus serat-serat intrafusal (IF). ramping dimana komponen selnya membentuk
(seizin Ovalle W Dow P Am J Anat 166:.343-357, cabang terputns-putrls, membagi ruang aksial (AS)
1983) menjadi beberapa ruang kecil untuk nuclear chain
(NC) dan nuclear bag (NB) serat-serat intrafusal
dan ujung sensoris (ST) yang berkaitan. Perhati-
kan juluran yang putr.ls-putus dari sel-sel kapsul dalam
membentuk pelekatan satu sama lain (panah). (Seizin
Ovalle \i! D ow P :Am J Anat 166 :343-3 5 7, 1 983)
Otot . 153
ffiAMWAm t r 0tot polos. l.s. Monyet, Plastic ringkas, semakin jelas bahwa inti letaknya intraselular
dan bahwa daerah pucat melingkar menunjukkan serat
section. x 270,
otot polos terpotong melintang. Perhatikan sejumlah
Potongan memanjang otot polos dalam gambar fotomi-
pembuluh darah (BV) berjalan dalam jaringan ikat
antara berkas otot polos.
kroskopikini tampak bentuk fusiformis panjang sel
otot polos (sM) dengan inti (N) memanjang, terletak
di tengah. Karena serat-serat otot tersusun dalam ffAMmAffi {x o 0tot polos. x.s. Monyet. Plastic
deretan, otot ini dapat sangat rapat, dengan hanya sedi-
section. x 540.
kitjaringan ikat (CT) di antaranya. Dengan pulasan
hematoksilin dan eosin, inti tampak kebiruan, sedang- Agar mengetahui gambaran tiga dimensi bentuk otot
kan sitoplasma berwarna merah muda. Setiap se1 otot polos seperti tampak dalam gambar dua dimensi, lihat
polos dikelilingi oleh lamina basalis dan serat-serat reti- Gambar 2 langsung di atas fotomikroskopik ini. Sekali
kulin, dalam gambar ini tidak tampak. Kapiler terdapat lagi perhatikan bahwa serat otot lebih panjang daripada
dalam jaringan ikat yang memisahkan berkas serat otot intinya dan bahwa keduanya berbentuk kumparan,
polos. Daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran menjadi tipis pada kedua ujungnya. Ingat juga bahwa
lebih kuat dalam Gambar 2. pada lingkar terbesar, inti hampir selebar seperti sel.
Pada potongan melintang ini akan tampak sebagai inti
ffi&SSffi&H3 o 0tot polos. l.s. Monyet. Plastic bulat dikelilingi oleh bingkai sitoplasma (blntang). Jika
section. x 540. inti terpotong pada ujungnya yang tipis, maka akan
tampak sebagai titik kecil di tengah serat otot (duo
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran yang bintang). Potongan dimana saja antara kedua titik, inti
lebih kuat dari daerah kotak dari Gambar 1. Perhatikan tampak diametemya berbeda-beda di tengah sel otot
inti (N) serat otot polos tampak panjang,menyerupai yang besar. Selain ltu, sel mungkin terpotongjauh dari
pita letaknya di tengah sel. Ketebalan yang paling lebar intinya, dimana hanya sarkoplasma sel otot yang tam-
dari inti adalah hampir seperti lebar serat otot. Namun, pak (trga bintang). Lebih lanjut, jika sel terpotong pada
panjang serat lebih besar daripada nukleus. Perhatikan ujung sitoplasmanya, maka hanya lingkaran kecil dari
juga setiap garis yang tegak lurus terhadap arah serat sitoplasma yang dapat dibedakan (kepalapanah). Karena
memotong sedikit pada inti. Perhatikan perbedaan itu, pada potongan melintang otot polos akan tampak
antara jaringan ikat (CT) dan otot polos (sM). hanya sedikit sel mengandung inti dengan diameter
Sitoplasma otot polos terpulas lebih gelap dan tampak berbeda-beda. Seluruh lapangan pandang akan tampak
relatif rata dan jaringan ikat tampak kasar. Perhatikan tersusun padat dari sarkoplasma yang tidak berisi inti.
kapiler (C) terletak dalam jaringan ikat antara berkas
serat otot. Dalam kotak. Otot polos. Kontraksi. r
&AIlilSAH 4b Otot polos. Duodenum. Monyet.
Potongan memanjang. Monyet. Sajianplastik. x
Plastic section. x l32.
540. Potongan memanjang otot polos ini selama kon-
traksi memperlihatkan inti (N) berbentuk uliran Gambar fotomikroskopik duodenum memperlihatkan
seperti tutup botol yang khas dari sel-sel ini. bagian glandular (G) dengan dasar jaringan ikat
(CT). Jauh ke dalamjaringan ikat perhatikan dua lapisan
fiA&SKAffi S . 0tot polos. Miometrium uteri. x.s. otot polos, salah satunya terpotong longitudinal (1) dan
Monyet. Plastic section . x 270. yang lain terpotong transversal (2)
* '*'
* #.t
J
fJrl, 6'"""*,i:t+
,ffi
ry,.ru1**$#;ffii!''?iii::
*iw};k
"t,l&1geq
KUNGI
BV pembuluh darah CT ikat
jaringan N inti
C kapiler G bagiankelenjar sM selototpolos
Otot . 155
&AMSAK I . 0tot polos. Ls. Mencit. Mikroskop ahli menduga bahwa mungkin juga bekerja dalam
elektron. x 15.120. rangkaian dengan retikulum sarkoplasma dalam
mengubah keberadaan ion kalsium. Aspek sitoplasma
Otot polos tidak memperlihatkan adanya pita menyi- dari sarkolema juga memperlihatkan adanya badan
lang, sistem tubulus transversal atau susunan teratur padat (DB), yang mengindikasikan adanya per-
deretan miofilamen yang khas pada otot skelet. lekatan mikrofilamen intermedia (IM) pada titik
Namun, otot polos mempunyai miofilamen, yang itu. Badan padat, terdiri atas p-aktinin (protein diskus
bersama-sama dengan sistem mikrofilamen inter- Z yang ditemukan dalam otot skelet), juga ada dalam
media, bertanggung jawab untuk kemampuan kon- sarkoplasma (panah). Inti letaknya di tengah dan
traktilitas. Selanjutnya, membran plasma tampak pada kutubnya ada mitokondria (m). Aktin dan
mempunyai fungsi, jika bukan struktur, aspek tubu- miosinjuga ada dalam otot polos, tetapi tidak dapat
lus T. Perhatikan bahwa setiap serar otot polos dike- dikenali dengan pasti pada irisan longitudinal.
lilingi oleh lamina eksterna (EL), yang serupa Bagian kedua dari serat otot polos dapat tampak di
dengan gambaran lamina basalis sel-sel epitel. Sarko- kiri penjelasan sel. Kapiler (C) kecil tampak di sudut
lema (SL) memperlihatkan adanya sejumlah inva- kanan bawah. Perhatikan adherens junctions (AJ)
ginasi seperti pinositosis, kaveola (Ca), yang diper- antara dua sel epitel, salah satunya ada sebagian
cayai bekerja seperti tubulus T otot skelet dalam meng- pada intinya (N)
hantarkan impuls ke bagian dalam serat. Beberapa
@Mw:'
(Keadaan relaksasi)
(Keadaan kontraksi)
Otot Polos
KUNGI
AJ tautan adherens DB badanpadat m mitokondria
C kapiler EL laminaeksrema N inti
Ca kaveola IM filamen SL sarkolema
intermedia
Pembesaran rendah ini dari potongan memanjang Gambar ini adalah pembesaran daerah kotak Gam-
otot jantung memperlihatkan banyak ciri-ciri jenis bar 1. Percabangan serat (panah) jelas terlihat dan
otot ini. Cabang (panah) serat otot jantung jelas guratan melintang pita I dan pita A (kepala panah)
terlihat, ada pita gelap dan terang (kepalapanah)ber- terlihatjelas. Adanya miofrbril (M) dalam setiap sei
jalan melintang pada sepanjang serat. Setiap sel otot terlihat jelas dalam fotomikroskopik ini, diskus
mempunyai inti (N) besar, lonjong di tengah, mes- interkalaris (ID) tampak menyerupai "anak tangga".
kipun kadang-kadang sel otot jantung mempunyai Inti (N) berbentuk lonjong, terletak di tengah, dike-
dua inti. Diskus interkalaris (ID) merupakan lilingi oleh daerah jernih yang biasanya ditempati
tautan antar sel antara dua sel otot jantung, jelas mitokondria. Daerah antar sel ditempati banyak
terlihat dalam fotomikrokopik ini, biasanya tidak kapiler (C) disertai unsurjaringan ikat yang tipis.
mudah terlihat pada sajian yang dipulas dengan
hematoksilin dan eosin. Celah antar sel dari otot
jantung banyak ditempati pembuluh darah, ter- SeMm&& 4 o Otot jantung. x,s. Manusia.
utama kapiler-kapiler. Diingatkan bahwa, berbeda Plastic section. x 540.
dengan ototjantung, serat otot skelet yang panjang
tidak bercabang, miofilamennya sejajar satu sama Pada pembesaran kuat ototjantung dalam potongan
melintang, beberapa aspek jaringan ini menjadi makin
lain, intinya yang banyak terletak di tepi dan serat
jelas. Banyak kapiler (C) dan pembuluh darah
otot skelet tidak mempunyai diskus interkalaris.
(BV) besar menempati celah-celah jaringan ikat.
Daerahkotak dibesarkan lagi dalam Gambar 2.
Perhatikan inti endotel (EN) pembuluh ini seperti
sel darah putih (WBC) di daiam venula di sudut
&&*figAR S r Otot jantung. x.s. Manusia. kiri atas. Inti (N) sel-sel otot terletak di tengah dan
Plasticsection. x270. ruang perinul<7ear (panah) jelas ada mitokondria.
Daerahjernih di tengah pada kutub inti diberi tanda
Pada potongan melintang otot jantung tampak daerah
b intqng. Potongan melintan g mio frbril (kep ala p an oh)
berbentuk poligonal serat otot jantung (CM)
tampak sebagai macam-macam bintik kecil bergaris
dengan celah antar sel ditempati oleh banyak pem-
tengah di dalam sarkoplasma.
buluh darah (B\D. Perhatikan inti setiap sel otot
terletak di tengah, tetapi tidak semua sel-sel tampak
berinti. Daerah jernih di tengah pada beberapa sel
(panoh) merupakan daerah perinuklear pada kutub-
kutub inti. Daerah ini kaya dengan retikulum sarko-
plasma, glikogen, butiran lemak dan terkadang apara-
tus Golgi. Di daerah antar sel banyak inti kecil-kecil
dari sel endotel dan jaringan ikat. Berbeda sekali
dengan ototjantung, pada potongan melintang serat
otot skelet tampak homogen dengan inti yang letak-
nya di tepi. Ruang antara serat otot skelet ditempati
kapiler-kapiler (sering kempis).
Otot Jantung
IBEMEAn3'l lexlvtmgn4l
91q1 r 159
Att
j;.:i1.:,t;l:t:.1:llr,L7i;,1,
:l:i.l:7:*::i:l:\..:.1:::,,
uii
tffelttrseftt
&&&*Wrqffi ? . Otot jantung. l.s. Mencit. Mikroskop Dalamkotak. Otot jantung. l.s. Mencit. Mikros-
elektron. x 11,700. kop elektron. x 20.700. Diskus interkalaris tam-
pak dalam gambaran mikroskopik elektron ini. Per-
Inti (N) sel ototjantung terletak di tengah sel seperti hatikan tautan antar sel ini mempunyai dua zona,
tampak dari letak sarkoplasma (SI) di bagian atas yaitu bagian transversal (bintang) sebagian besar
fotomikroskopik ini. Sarkoplasma ditempati mito- terdiri atas tautan seperti desmosom dan bagian
kondria (m) dan glikogen (GI). Karena sei otot ini longitudinal tampak taut rekah (gap junction) yang
kontraksi, pita I tidak tampak. Namun, diskus Z (Z) lebar (ponah).
jelas tampak, juga masing-masing miofibril (M).
Otot . 161
2. Karenasel-selototpolossusunannyarapat,ber- potongan yang paling lebar berisi inti; karena itu
lapis, berbentuk fusiformis, pada potongan me- pada potongan melintang hanya tampak ada sedikit
lintang tampak gambaran melingkar, homogen inti.
dengan diameter bermacam-macam. Hanya
Epineurium
Endoneurium
Pembuluh darah
Perineurium
Lamina basalis
Berkas saraf
Nodus Ranvier
Fasikulus
Epineurium Tii #x'*"
Perineurium lnternodus
Endoneurium
Sel Schwann
Trunkus saral
(potongan melintang)
lnti { 'r",,s
Badan sel
\
Badan Nissl \
Akson hillock -
ir.il' Ranvier
Selubung neurilema Akson
inti sel
Jelu0ung mielin
Selubung 1
IIreilil a
Sumbu silinder a \
//1pFll
fTi i, , 1Sq
iqL i: -
'
\&
\\
ai
!tq
.t;"; i".ll,.
iv
, ..
. 'i* :
': !
'
\ "\.a.r'&i;..,,
Akson
."-a7 Sel teloglia
Neuron motoris mempunyai sejum-
(tampak hanya sebagian)
lah dendrit, inti besar di tengah dan 1,,:::t.
..
akson paniang bermielin. RER
(badan Nissl) terbagi oleh neuro-
tubulus dan neurofilamen. Akson
Otol
bercabang-cabang dan berakhir seba-
Ujung saraf
gai lempeng akhir motoris.
Lempeng akhir motoris
Lipat tautan
Sarkoplasma
Mitokondria
.. '::
:,;:.1
I -.ii
t.
i !i
i i,
Sel multipolar
Sel multipolar
(korteks serebeli)
(ganglion otonom)
IV. SUBSTANSIA
NEUROTRANSMITER
Substansia neurotransmiter adalah molekul
pemberi sinyal (chemical messengers) yang dile-
paskan pada membran presinaptik dan efek suatu
misalnya glioblastoma, yang adalah sel-sel ganas Pengobatan lainnya dapat melekatkan antibodi
berasal dari astrosit, adalah sangat invasif dan berkembang terhadap reseptor transferin yang
biasanyafatal. letaknya pada sisi lumen membran plasma sel-sel
endotel ini yang akan memudahkan transpor ke-
Chorea Huntington dalam susunan saraf pusat.
terhadap gangguan motorik dan demensia. Diduga mahan yang secara progresif cepat, dengan
kelainan ini
disebabkan oleh hilangnya neuron kemungkinan paralisis ekstremitas dan terkadang
susunan saraf pusat yang menghasilkan neuro- bahkan mengenai otot-otot pemapasan dan waj ah.
transmiter GABA. Kejadian demensia diduga ber- Penyakit dengan hilangnya mielin ini sering ber-
kaitan dengan hilangnya sel-sel yang mensekresi kaitan dengan infeksi saluran napas atau saluran
asetilkolin. cerna yang baru terjadi; kelumpuhan otot men-
capai puncaknya dalam 3 minggu dari gejala
Penyakit Parkinson awal dan 5% individu yang terkena penyakit ini
meninggal. Pengenalan lebih awal penyakit ini
Penyakit Parkinson berkaitan dengan hilangnya
penting untuk penyembuhan yang sempurna
neurotransmiter dopamin dalam otak. Penyakit
(atau hampir sempurna). Pengobatan meliputi
yang melumpuhkan ini menyebabkan kekakuan
segera masuk rumah sakit dan pengamatan kebu-
otot, tremor, pergerakan lambat dan secara pro-
tuhan unfuk terapi dengan respirator. Pengamatan
gresif sukar mengendalikan pergerakan yang
untuk luka selama berbaring dan juga perlu terapi
volunter. L-dopa dapat diberikan, tetapi efek
fisik. Plasmaferesis dan imunoglobulin merupa-
yang menguntungkan hanyalah sementara. Trans-
kan pilihan terapi.
plantasi jaringan kelenjar adrenal fetus memberi
sedikit perbaikan, tetapi ini juga berlangsung
singkat.
Medula spinalis dibungkus oleh tiga lapis menings. Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan daerah
Lapis fibrosa yang paling luar yaitu duramater korak Gambar 1. Perhatikan bahwa yang berdekatan
(DM), dikelilingi oleh lemak epidural, tidak tampak antara substansia alba (W) dan substansia
dalam fotomikroskopik ini. Sebelah dalam dura grisea (G) jelas terlihat (bintang). Sejumlah inti
adalah araknoid (A) dengan ruang subaraknoid (kepala panah) ada dalam substansia alba dari ber-
(SS), letaknya berdekatan dengan lapis paling dalam bagai neuroglia, yang menyokong akson dan dendrit
dari menings, mempunyai pembuluh darah disebut berjalan ke atas dan bawah sepanjang medula spi
pia-mater (PM). Medula spinalis sendiri tersusun nalis. Badan sel saraf (CB) yang besar di kornu
dari substansia alba (W) dan substansia gri- ventralis substansia grisea mempunyai gambaran inti
sea (G). Substansia alba, terletak di tepi dan tidak vesikular dengan anak inti padat, gelap. Pembuluh
mengandung badan sel saraf, terdiri atas serat-serat darah (BV) menyusup dalam ke substansia grisea,
saraf, sebagian besar bermielin, berjalan naik dan dikelilingi oleh juluran sel neuroglia, membentuk
turun sepanjang medula spinalis. Susunannya selu- sawar darah otak (blood brain barrier), tidak tampak
lar, karena ditempati berbagai jenis sel glia. Yang dalam foto-mikroskopik ini. Inti kecil (panah) di
letaknya di tengah adalah substansia grisea berisi substansia grisea kepunyaan sel neuroglia, dimana
badan sel neuron,juga ujung-ujungjuluran awal dan sitoplasma dan juluran sel tidakjelas.
juluran akhi4 kebanyakan biasanya tidak bermielin.
Juluran sel saraf ini dan sel glia membentuk
anyaman jala-jala serat yang disebut neuropil. Sub- &&&&&.&R 3 . Medula spinalis. x,s. Kornu
stansia grisea dibagi menjadi daerah-daerah yaitu ventralis. Manusia, Paraffin section. x 270.
kornu dorsalis (DH), kornu ventralis (VH) dan
komisura grisea (Gc). Kanalis sentralis (CC) Neuron multipolar dan berbagai julurannya (p anah)
medula spinalis melewati komisura grisea, mem- tampak jelas dalam fotomikroskopik ini diambil dari
baginya menjadi komponen dorsal danventral. Juluran kornu ventralis. Perhatikan inti (N) besar dan anak
neuron meninggalkan dan masuk medula spinalis inti (n) yang padat, keduanya khas untuk neuron.
sebagai radiks ventralis CVR) dan radiks dor- Amati kelompokan bahan basofil yaitu badan Nissl
salis (DR). Bagian serupa dengan daerah kotak (NB), yang dengan mikroskop elektron adalah reti
diperlihatkan dalam Gambar 2. kulum endoplasma kasar. Inti kecil kepunyaan ber-
bagai sel neuroglia (Ng), bersama-sama juluran-
nya dan juluran dari neuron menyusun neuropil
(Np), merupakan gambar latar belakang substansia
grisea. Ruang putih (bintcng) mengelilingi soma dan
pembuluh darah adalah artefak karena mengerut.
Sel multipolar
(medula spinalis)
KUNCI
A araknoid G substansia grisea Np neuropil
BV pembuluhdarah Gc komisuragrisea PM piamater
CB badan sel saraf N inti SS ruang subaraknoid
CC kanalis sentralis n anak inti VH kornu ventralis
DH kornu dorsalis NB badan Nissl VR radiks ventralis
DM duramater Ng selneuroglia W substansiaalba
DR radiks dorsalis
Serebelum, berlainan dengan medula spinalis, ter- Gambar fotomikroskopik ini diambil dari suaru
diriatas bagian tengah substansia alba (W) dan daerah serupa detgan daerah kotak dalamGambar 1.
yang terletak superfisial terhadap substansia grisea Lapisan granular (GL) terdiri atas sel granula
(G). Meskipun sukar untuk menyatakan dari gambar (GC) tersusun padat, yang sepintas menyerupai
pembesaran rendah dari fotomikroskopik ini, sub- limfosit karena intinya bulat gelap. Tersebar di antara
stansia grisea dibagi menjadi tiga lapisan, lapis sel-sel ini ada celah jernih disebut glomeruli atau
molekular (ML), lapis tengah lapis sel Purkinje pulau serebelar (CI), tempat terjadinya sinaps
(PL) dan lapis granular (GL) sebelah dalam. antara akson yang masuk ke serebelum dari luar dan
Gambaran lapis molekular yang kurang padat karena dendrit sel-sel granula. Sel Purkinje (PC) mengi
susunan badan sel saraf jarang, sedangkan gam- rimkan aksonnya ke dalam lapisan granula4 sedang-
baran lapis granular yang lebih gelap karena banyak kan dendritnya bercabang-cabang di lapisan mole-
sekali inti yang terpulas gelap rapat satu sama lain. kular (ML). Lapisan ini juga mengandung serat
Suatu daerah serupa dengan daerah korok disajikan tidak bermielin dari lapisan granular, juga dua jenis
dalamGambar2. sel yaitu sel basket (BC) dan yang letaknya lebih
superfisial sel stelata (SC). Permukaan serebelum
S&*$S&S 5 . Sel Purkinje. Serebelum manusia. dilapisi oleh piamater (PM), jelas terlihat dalam
Paraffin section. x 540. fotomikroskopik ini. Daerah korak disajikan pada
pembesaran kuat dalam Gambar 3.
Gambar ini adalah pembesaran kuat daerah kotak
Gambar 2. Lapisan granular (GL) serebelum ter-
diri atas duajenis sel yaitu yang lebih kecil sel-sel &&&trSS,K r$ o Sinaps. Ujung Aferen. Mikroskop
granular (GC) dan yang lebih besar sel Golgi tipe elektron. x 1 6.200.
II (G2). Sel Purkir{e (PC) yang berbentuk seperti
buli-buli tampak ada inti (N) yang besar dan per- Nukleus desenden lateralis dari saraf kranialis ke
cabangan dendrit (D). Inti sel basket (BC) di lima memperlihatkan ujung aferen primer (AT)
lapisan molekular (ML), juga serat-serat yang membentuk banyak sinaps dengan dendrit
(D) dan akson (Ax). Amati adanya vesikula sinap-
tidak bermielin (UF) dari sel-sel granulaq tampak
jelas dalam fotomikroskopik ini. Serat-serat ini tik (SV) dalam ujung akson postsinaptik, juga pene-
balan membran ujung aferen primer (panah). Dalam
membuat sinaps (ponoh) dengan cabang dendrit sel
ujung terminal juga ada mitokondria (m) dan
Astrosit. Serebelum
Purkinje. Daerah kotak.
sisterna (Ci) untukvesikula sinaptik. (seizin Meszler
manusia. Pulasan Golgi. Paraffrn section. x
RM : J Comp Ne urol 220 :299-309)
132. Perhatikan sejumlah juluran dari astrosit .
: :i
i! Sel multipolar
i/,.i,$'q
.
l;rl
u '\s_f.
111 (korteksserebelar)
"! /i-
!1r
tii
i,.il
KUNCI
A astrosit librosa G substansia grisea PC sel Purkinje
AT akhir at'er:en primer G2 se1 Golgi tipe 2 PL lapisan sel Purkinje
Ax akson GC sel granular PM piamater
BC selbasket GL lapisan granular SC sel stelata
CI pulau serebelar 111 mitokondria SV vesikula sinaptik
Ci sister na ML lapisan rnolekult UF serat tidak bermielin
D dendrit N inti w substansia alba
IaringanSaraf . 173
mAllSR&R t das: ?. Serebrum. Manusia. sel-sel piramidal (Py) dan beberapa sel gaanular
Paraffin section, x (GC) juga sejumlah neuroglia (Ng) tersebar di
132.
antara soma dan serat. Lapis keempat yaitu lapis gra-
Gambar-gambar ini memperlihatkan seluruh kor- nular dalam (4), relatifmerupakan pita sempit di
teks serebri manusia dan beberapa lapisan di bawah- mana sel-selnya kebanyakan kecil dan beberapa sel
nya substansia alba (W) pada pembesaran ren- granular besar (GC) danjuga ada sel neuroglia
dah. Perhatikan sejumlah pembuluh darah (BV), (Ng). Lapis piramidal dalam (5) ditempati sel-
yang menembus seluruh korteks, dikelilingi oleh sel piramidal (Py) ukuran sedang dan besar juga
daerahjernih Qtanah) karena artefak akibat penge- sejumlah neuroglia (Ng), yang intinya tampak
rutan. Keenam lapisan korteks serebri tidak berbatas sebagai titik-titik kecil. Meskipun tidak jelas dalam
jelas, tetapi diperkirakan dengan tanda kolom. sajian ini, serat saraf dari pita dalam Baillarger ber-
Piamater (PM) yang membungkus permukaan jalan horisontal melalui lapisan ini, sementara itu
korteks, merupakan jaringan vaskular yang mem- pita luar Baillarger menembus lapisan granular dalam..
berikan banyak pembuluh darah lebih banyak seperti Lapisan yang paling dalam dari korteks serebri
kapiler (Ca) yang menembus jaringan otak. Lapis adalah lapisan multiformis (6), yang berisi sel
pertama korteks disebut lapis molekular (1), yang dengan berbagai bentuk, kebanyakan bentuknya
mengandung sejumlah serat dan hanya sedikit badan fusiformis. Sel-sel neuroglia dan sel Martinotti juga
sel neuron. Sulit untuk membedakan soma ini dari ada dalam lapisan ini, tetapi tidak dapat dibedakan
sel-sel neuroglia dengan pembesaran seperti ini. satu sama lain dengan pembesaran ini. Substansia
Kedua adalah lapisan granular luar (2), terdiri alba (W) tampak sangat selular, karena adanya inti
atas sel granular (GC) kecil dan banyak sel sejumlah neuroglia yang menyokong juluran sel ber-
neuroglia (Ng). Lapis ketiga disebut lapis pira- asal dari korteks dan berjalan menuju korteks.
midal luar (3), yang merupakan lapis paling tebal
pada potongan korteks serebri ini. Lapisan ini berisi
GAMBAR 4 o Mikroglia. Pulasan perak. Paraffin
section. x 540,
GA&{E&R 3 r Astrosit. Pulasan perak. Paraffin
section. x 132. Gambar fotomikroskopik ini adalah irisan korteks
serebri, memperlihatkan inti (N) sel saraf, juga ada
Fotomikoskopik substansia alba serebrum ini mem- mikroglia (Mi). Perhatikan bahwa mikroglia sangat
perlihatkan gambaran seperti tikar karena saling ber- kecil dan mempunyai inti (N) padat, juga sejumlah
tumpuknya berbagaijuluran sel saraf dan sel glia. juluransel. @anah).
Perhatikan juga adanya dua pembuluh darah (BV)
berjalan horisontal melintang lapangan pandang,
Juluran panjang astrosit fibrosa (FA) mendekati
pembuluh darah (panah) dan membantu pemben-
tukan sawar darah otak (blood-brain barrier).
""\ -.\"plj;
,,', ^'jd:..':'-d.c. "'i'T '-Jt ,..1 . i; , ,. '
,j ;.ry-g.: iii:.': l, ,. .L
-
l.:' : . a.
* o,.,-.11. * n1
o* **. *-,-
-"' r, - *,"';: ,,'',1
.' ;,
.ll ;
L.,n
ln:-".n_
*l' *
:'*',nt ; '' El
lt
i,.-
."1 '-'i--'.'-r*'"***.:
. l.rt'i*,'
,r
*'4,i,r,, - i" l'{ ,g' ,'.*n
Ill n",-,* :*'
,
_ *.'*l.-1 "r
" ;4, s "1g-t i1':',{Illg:'-;:
qI
l-seerlssm s I l-s*irulsAn e I teerk$*,&R
Ganglion simpatis adalah struktur yang menerima Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan pem-
akson sel presinaptik, yang somanya ada dalam besaran kuat suatu daerah serupa dengan daerah
susunan sarafpusat. Terletak di dalam ganglion ada- kotakGambar 1. Meskipun neuron ganglion simpatis
lah soma neuron postsinaptik yang mana akson sel multipola5 julurannya tidak nampak dalam sajian ini
presinaptik bersinaps. Ganglion ini dibungkus oleh yang dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Inti
kapsula (C) jaringan ikat kolagen, yang memperca- (N) dengan anak inti (n) jelas terlihat. Sitoplasma
bangkan septa (S) berisi pembuluh darah (BV) berisi lipofusin (Li), suatu pigmen kekuningan
di dalam ganglion. Susunan badan sel dari neuron yang sangat sering ada di dalam neuron pada
multipolar (MN) di dalam ganglion tampak tak individu yang lebih tua. Celah jernih antara soma dan
beraturan. Struktur yang banyak pembuluh darah ini sel penyokong (SS) adalah artefak karena penge-
berisi sejumlah inti yang mencakup kepunyaan sel rutan. Perhatikan sejumlah pembuluh darah (BV)
endotel (E), leukosit (L) intravaskular, fibro- berisi sel darah merah (panah) dan neutrofil (Ne).
blas (F), sel Schwann (ScC) dan sel penyokong
(SS) mengelilingi badan sel saraf. Suatu daerah serupa
dengan daerah kotak dipaparkan dalam Gambar 2.
&&fti!*An 4 . Ganglion sensoris. l.s. Manusia.
Paraffin section. x 270.
SA&{fi&ffi 3 . Ganglion sensoris. l.s. Manusia. Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
Paraffin section. x 132. suatu daerah serupa dengan daerah kotak Gambar 3.
Badan sel yang berbentuk bulat memperlihatkan inti
Ganglion radiks dorsalis merupakan contoh yang (N) yang terletak di tengah dan anak inti (n).
baik untuk ganglion sensoris. Ganglion ini mempu-
Perhatikan soma kecil (kepala panah) dan besar
nyai pembuluh darah (BV), kapsula (C) jaringan (panah) ada dalam lapangan pandang dan inti tidak
ikat yang juga membungkus radiks sensorisnya. selaiu ada dalam bidang irisan. Pulasan hematok-
Neuron ganglion radiks dorsalis berbentuk pseudo-
silin dan eosin mewarnai soma yang lebih kurang
unipolar; karena itu soma (So) tampak bentuknya
homogen, sehingga organel seperti substansia Nissl
bulat. Serat saraf (D kebanyakan bermielin, terletak
tidak tampak. Namun, inti dan sitoplasma sel kap-
di antara badan sel. Perhatikan beberapa soma besar
sul (Cc) jelas terlihat. Selanjutnya, fibroblas (F)
(panah), sementara ybng lain kecil (kepala panah).
yang intinya kecil, memanjang, berwarna gelap
Setiap soma dikelilingi oleh sel kapsul (Cc) yang
terlihat mengelilingi soma tepat di tepi sel kapsel.
berasal neuro-ektodermal. Suatu daerah serupa Akson (Ax) dari serar saraf bermielin adalah kepu-
den gan daer ah ko tak dip ap arkan dalam pembesaran nyaan neuron pseudounipolar.
kuatpada Gambar4.
.., 't, \
lrt .
: a'.,
." dd.#;.
'%tss
M'
&' trS
4,s
#-r'
#
# *
#* €ru*
[se*xBAfr tl f &e*fts&m 4 1
KUNCI
Ax akson f serat saraf Ne neutrofil
BV pembuluhdarah L leukosit S septum
C kapsula Li lipofusin ScC sel Schwann
Cc sel kapsel MN neuron multipolar So soma
E sel endotel N inti SS se1 penyokong
F fibroblas n anakinti
Potongan memanjang fasikulus saraf perifer diper- Potongan memanjang ini dari satu serat saraf ber-
lihatkan dalam fotomikroskopik ini terbungkus oleh mielin memperlihatkan akson (Ax) dan jala neuro-
perineurium (P), terdiri atas lapisan jaringan keratin, bekas mielin (M) yang larut. perhatikan
ikat (CT) sebelah luar dan sel epiteloid (E) nodus Ranvier (NR) , suatu bagian dimana dua sel
gepeng di lapis sebelah dalam. Perineurium mengan- Schwann bertemu. Di tempat ini, dimana akson tidak
dung pembuluh darah (BD kecil, yang diper- dibungkus mielin, terjadi lompatan hantaran impuls.
cabangkan dari pembuluh yang lebih besar menge- Perhatikan insisura Schmidt Lanterman (SL)
lilingi epineurium, merupakan struktur yang rerdiri jelas tampak. Ini adalah bagian dimana sitoplasma sel
dari jaringan ikat jarang dengan sejumlah sel lemak. Schwann terjebak dalam selubung mielin.
Saraf perifer terdiri atas sejumlah serat saraf tidak
bermielin dan serat saraf bermielin, seperti tampak
dalam Gambar 1b. Inti yang padat (panah) dalam SAUIBAR 3 . Saraf perifer. x.s. Paraffin section.
fasikulus saraf kepunyaan sel Schwann dan sel x 132.
endoneuron. Suatu bagian serupa dengan daerah
Potongan melintang ini memperlihatkan sebagian dari
ko tak dip ap arkan dalam Ga mb ar 2.
dua fasikulus, masing-masing dikelilingi oleh peri-
neurium (P). Jelas terlihatjaringan ikatjarangyang
menyusup yaitu epineurium (Ep) dengan pembu-
GAMSAfi 2 o Saraf perifer. l.s. Paraffin section.
luh darah (BV) nya. Perineurium membentuk suatu
x 270.
septum (S), yang membagi fasikulus ini menjadi
Gambar ini adalah pembesaran kuat di daerah dua kompartemen. Perhatikan akson (Ax) terletak
bagian serupa dalam daerahkotak dari Gambar 1a. di tengah selubung mielin (MS) dan terkadang
Potongan melintang yang khas sifatnya dari saraf tampak inti sel Sdrwann (ScC) berbennrkbulan sabit.
tepi yaitu tampak mengikuti jalannya berkelok-kelo( Inti yang lebih kecil (panah), padat adalah dari sel
terutama tampak dalam foto mikroskopik ini. Jalan- endoneurial. Dalam kotolc Saraf tepi. x.s. pulasan
nya saraf ini diselingi oleh adanya inti sel Schwann perak Paratrn section x 54O. Serat saraf bermielin
(ScC), fibroblas (F) dan sel endotel kapiler punya dengan pulasan perak memperlihatkan celah jernih
endoneurium. Banyak serat-serat saraf ini ber- besar Qtanah) menandakan mielin yang larut. Akson
mielin (M) ditandai oleh adanya nodus Ranvier (Ax) terpulas gelap, padat dan endoneurium (En)
(NR) dan neurokeratinsekitar akson (Ax). yang tipis juga terlihat.
ls,qirqies r I {-essb$men a I
t-&"jsiffieffi 4 I
lvlesakson eksterna
s$:
t";!
tEewm*ei-l
*.rre,l{{&{r.si;s}i
l-il"gesffie*r rl
ffi&ffim&e 3 . Neuron. Nukleus desenden lateralis. Golgi (GA) yang luas, sejumlah mitokondria (m)
Mikroskop elektron. x 3589. dan retikulum endoplasma kasar, yang meluas ke
dendrit (D). Serat saraf bermielin (M) dan tidak
Soma neuron ini memperlihatkan gambaran khas. bermielin (nM) juga ada, juga sinapsis (panah)
Perhatikan inti (N) yang besar dan anak inti (n) sepanjang permukaan sel. (Seizin Meszler R, Auker
dikelilingi oleh sejumlah sitoplasma yang banyak C, Carpenter D: J Comp Neurol 196:57I-584) .
mengandung organel-organel. Perhatikan aparatus
Endotel I
subendotel I
Lapisan TuniXa intima
Lamina elastika interna J
Tunika media
(sel-sel otot polos; serat elastin, serat retikulin,
serat kolagen; Iamina elastika eksterna)
Tunika adventisia
(jaringan kolagen dan jaringan
elastis dan vasa vasorum)
Tunika intima
Endotel
Lapisan subendotel
Tunika media
(otot polos dan
jaringan ikat
Arteri tipe muskular fibroelastis)
Katup
Vena, tidak seperti arteri,
mungkin mempunyai Tunika adventisia
katup-katup yang (jaringan ikat kolagen,
mencegah aliran darah fibroblas, serat elastin,
berbalik. sel-sel otot polos dan
vasa vasorum)
Vena besar
prakapiler
lR€
l:4fr7
rS*
Kapiler kontinyu
lumen dan jaringan ikat subendotel. Tunika media, lamina basalis dan perisit, akan tetapi kapiler tidak
biasanya paling tebal dari ketiga lapisan, terdiri atas mempunyai sel-sel otot polos. Karena itu, kapiler
sel otot polos yang tersusun konsentris danjaringan tidak memperlihatkan aktivitas vasomotoris. Pengen-
ikat fibroelastis, dimana unsur elastis akan sangat dalian aliran darah ke dalam jala-jala kapiler diten-
meningkat sesuai dengan ukuran pembuluh. tukan pada tempat dimana setiap kapiler timbul dari
Tunika adventisia merupakan lapisan paling luar ujung arteriol dan dilengkapi oleh sel-sel otot
dari dinding pembuluh, terdiri atas jaringan ikat polos yang disebut sfingter prakapiler. Dengan ada-
fibroelastis. Pada pembuluh yang lebih besar, tunika nya metarteriol dan saluran pintas maka dimung-
adventisia ada vasa yasomm, yaitu pembuluh darah kinkan untuk mempertahankan aliran darah yang
kecil yang memperdarahi tunika adventisia dan cukup selama menurunnya aliran darah melalui jala-
tunikamediapembuluh. jala kapiler. Berdasarkan sifat struktur halus, di-
kenal tigajenis kapiler yaitu fenesfrata, kontinyu dan
terputus-putus. Kapiler fenestrata mempunyai
Gambar fotomikroskopik pembesaran rendah ini Gambar ini adalah pembesaran kuat dari tunika
memperlihatkan hampir seluruh tebal dinding aorta, adventisia serupa dengan doerah kotak dari Gambar
yaitu arteri terbesar dalam tubuh. Ttrnika intima 1. Daerah yang paling luar dari tunika media (TM)
(TI) dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang intinya dibatasi oleh lamina elastika eksterna (xEL).
(kepala panah) menonjol ke dalam lumen pembu- Tlrnika adventisia (TA) terdiri atas berkas tebal
luh. Batas yang tampak pucat pada gambar ini ada- serat kolagen (CF) tersebar dengan serat-serat elas-
lah serat elastin dan lamina, sedangkan inti adalah tin. Perhatikan inti fibroblas (F) terletak di celah-
dari sel otot polos dan sel jaringan ikat. Lamina celah di antara berkas serat kolagen. Karena dinding
elastika interna tidak nampak, karena tunika intima pembuluh sangat tebal, zat-zat makanan yang ber-
mempunyai banyak sekali serat-serat elastin. difusi dari lumen tidak dapat memenuhi seluruh
Tlrnika media (TM) terdiri atas sel-sel otot polos, dinding pembuluh; karena itu, tunika adventisia men-
yang intinya (N) tampak jelas. Sel-sel otot polos ini dapat nutrisi melalui pembuluh kecil yang disebut
terletak dalam ruang antara. membran fenestrata vasa vasorum (W). Vasa vasorum tidak hanya
(FM) yang tersusun konsentris, yang terdiri dari memberi nutrisi untuk tunika adventisia tetapi juga
jaringan elastis. Lamina elastika eksterna (xEL) untuk bagian luar tunika media. Selain itu, pem-
merupakan bagian dari tunika media menjadi satu buluh limf (tidak tampak di sini) juga ada di tunika
dengan tunika adventisia. Bungkus paling luar aorta adventisia.
adalah tunika adventisia (TA) terdiri atas serat-
serat kolagen dan elastis diselingi dengan sel-sel
jaringan ikat dan pembuluh darah vasa vasorum *AMBen 4 r Arteria tipe elastis. x,s, Manusia.
(VV). Daerah sempa dengan daerah korck disajikan Pulasan elastis. Paraffin section, x 132.
dalam Gambar 2 dan 3.
Penggunaan pulasan khusus untuk melihat adanya
lembaran-lembaran elastis yang tersusun konsentris
*AM&&* 3 . Arteri tipe elastis, x.s, Monyet. yaitu membran fenestrata (FM), menunjukkan
Plastic section. x 540. benar-benar elastis dinding aorta. Jumlah membran
fenestrata, juga ketebalan setiap membran, meningkat
Ini adalah pembesaran lebih kuat suatu daerah sesuai usia, sehingga orang dewasa akan mempunyai
tunika intima, serupa dengan doerah kotak Gambar struktur ini dua kali tebalnya dibandingkan dengan
1. Endotel pembatas pembuluh darah tampak intinya seorang bayi. Membran ini dikatakan fenestrata,
(kepalapanah) yang menonjol ke dalam lumen (L). karena membran ini mempunyai celah-cel ah @anah)
Sejumlah serat elastin (EF) membentuk lamina yang dapat dilalui oleh nutrien dan sisa metabolisme.
elastika yang tidak sempurna. Perhatikan di antara Celah di antara membran fenestrata ditempati sel-sel
tunika intima ditempati banyak sel otot polos otot polos, dimana inti (N) tampak, juga zat antar sel
(SM), yang intinya berbentuk seperti uliran (panah), yang amorf, serat kolagen dan serat elastin yang
menunjukkan adanya kontraksi otot. Meskipun ke- halus.llrnika adventisia (TA) terdiri atas berkas-
banyakan unsur sel adalah sel-sel otot polos, diduga berkas serat kolagen (CF) dan beberapa serat
fibroblas dan makrofag juga ada. Namun, sudah elastin (EF). Sejumlah fibroblas (F) dan sel-sel
diketahui bahwa serat-serat elastin dan zat antar sel jaringan ikat lainnyajuga ada di tunika adventisia.
amorf disintesis oleh sel-sel otot polos
t--sxiryses s-l
Gambar fotomikroskopik dengan pembesaran ren- Pulasan elastin digunakan pada potongan melintang
dah ini memperlihatkan arteri tipe muskular arteri tipe muskular (MA) dan vena (V) yang
(MA) beserta vena (\| nya. Perhatikan dinding arteri berkaitan secara jelas menunjukkan perbedaan antara
ini lebih tebal daripada vena dan mengandung se- arteri dan vena. Itrnika intima (TI) arteri terpulas
jumlah serat otot lebih banyak. Tampak jelas ketiga gelap karena lamina elastika intema tebal, sedangkan
lapisan konsentris dari arteri ini. Trrnika intima vena terpulas pucat. Tlrnika media (TM) arteri terdiri
(TI) dengan lapisan endotel (En) nya dan lamina atas sejumlah lapisan sel otot polos (SM) yang
elastika interna (iEL) jelas terlihat. Tunika media tersusun melingkar atau spiral dengan banyak serat
(TM) yang tebal mudah dikenali karena sel otot elastin bercabang-cabang dalam lapisan ini. T\rnika
polos (SM) tersusun melingkar atau spiral ter- media (TM) vena hanya sedikit mempunyai sel'sel otot
polos dengan sedikit serat elastin yang men)'usup.
benam dalam zat antar sel jenis elastis. Serat-serat
Lamina elastika eksterna (xEL) arteri lebih ber-
elastin ini juga lamina elastika eksterna, lapis paling
kembang baik dibanding yang ada di vena. Akhir-
luar dari tunika media tidak jelas dengan pulasan
nya, tunika adventisia (TA) menyusun seluruh
hematoksilin dan eosin. Ttrnika adventisia (TA)
dinding vena dan terdiri atas serat kolagen (CF)
hampir setebal tunika media, tidak mengandung sel- dan serat elastin (EF). Thnika adventisia (TA)
sel otot polos. Tunika adventisia terutama mengan- arteri juga tebal, tetapi ketebalannya hanya sekitar
dung serat kolagen (CF) dan serat elastin (EF), setengah dari ketebalan dindingnya. Tunika adven-
juga fibroblas dan sel-seljaringan ikat lainnya. Din- tisiajuga terdiri atas serat kolagen dan serat elastin.
ding vena yang menyertainya juga tiga lapisan: Kedua macam pembuluh ini juga mempunyai vasa
tunika intima (TI), tunika media (TM) dan vasorum (W) di tunika adeventisia. Suatu daerah
tunika adventisia (TA); namun ketiga lapisan yang serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
(terutama tunika media) tebalnya berkurang. dengan pembesaran kuat dalam Gambar 3.
S&fM&&m S r Arteri. x.s. Pulasan elastin. Paraffin ffieASm&R 4 o Vena besar. x.s. Manusia.
section. x 132. Plastic section. x 210.
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Vena besaq seperti vena kava inferior di fotomikros-
daerah yang sama di daerah kotak Gambar 2. Endo- kopik ini sangat berbeda dari vena ukuran sedang.
tel (En), jaringan ikat subendotel Qtanah) dan Gambar 1 dan Gambar 2. ltrnika intima (TI) terdiri
lamina elastika interna (iEL) juga tampak. atas endotel (EN) dan sejumlah jaringan ikat sub-
Ketiga struktur ini menyrrsun tunika intima arteri endotel, sedang tunika media (TM) tidak begitu
tipe muskular. Tlrnika media (TM) sangat tebal tebal dan hanya mengandung sedikit sel-sel otot
dan terdiri atas banyak lapisan yang tersusun me- polos. Seluruh dinding vena kava terdiri atas seba-
lingkar atau spiral dari sel otot polos (SM), inti gian besar tebal tunika adventisia (TA), terdiri
(N) nya mudah dikenali dengan pulasan ini. Sejum- atas tiga lapisan konsentris. Lapisan paling dalam (1)
lah serat elastin (EF) bercabang-cabang menye- memperlihatkan berkas kolagen yang tebal (panah)
bar melalui ruang antar sel di antara sel-sel otot polos. tersusun spiral, sehingga pembuluh ini bisa me-
Lamina elastika eksterna (xEL) yang merupakan manjang atau memendek, pada saat diafragma ber-
lapisan paling luar dari tunika media, tampak baik gerak saat bernapas. Lapisan tengah (2) memper-
dalam sajian ini. Akhirnya, perhatikan serat kola- lihatkan sel-sel otot polos (atau sel ototjantung), ter-
susun memanjang. Lapisan luar (3) khas karena ber-
gen (CF) dan serat elastin (EF) pada tunika
kas serat kolagen (CF) yang tebal diselingi serat-
adventisia (TA), juga inti (kep ala p anah) dari ber -
serat elastin. Daerah ini mengandung vasa vasorum
bagai sel jaringan ikat.
(V$, yang memberi nutrisi pada dinding vena kava.
;t#'
'-:ir
*,
qffi
ffi,),,
t-e&Mffie* * I t-r$"{rqffies 4 l
Potongan memanjang arteriol (A) dan venula Arteriol (A) kecil ini dan venula (Ve) yang menyer-
(Ve) ini dari septumjaringan ikat kelenjar subman- tainya ada di submukosa fundus gaster monyet. per-
dibularis monyet, memperlihatkan duktus (D) kelen- hatikan perbedaan yang jelas antara diameter lumen
jar antara dua pembuluh darah. Perhatikan kete- (L) kedua pembuluh, juga tebal dinding-dinding-
balan dinding arteriol menyamai diameter lumen nya. Karena muskular daritunika media (TM)
(L). Inti (N) sel endotel jelas terlihat pada kedua arteriol lebih banyak, inti (N) sel-sel endotel menon-
pembuluh, juga sel otot polos (SM) pada runika jolke lumen. Ttrnika media (TM) venula lebih tipis,
media. Pada arteriol juga terlihat lamina elastika sedang-kan tunika adventisia (TA) berkembang
interna (iEL), antara tunika media dan sel-sel endo- baik dan terdiri atas jaringan ikat kolagen (CT)
tel. Tlrnika adventisia (TA) arteriol tampak inti bercam-pur dengan serat-serat elastin (tidak tampak
flbroblas, sedangkan tunika adventisia venula men- pada sajian hematoksilin dan eosin).
jadi satu denganjaringan ikat di sekitarnya. Asinus
kelenjar tampak dalam gambar ini sebagai unit
serosa (SU) dan demilune serosa (SD). &Afl{SAm {r Pembuluh limf. l.s. Monyet. Plastic
section. x 270.
$,&M&effi $ r Kapiler. l.s. Monyet. Plastic Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan vilus
duodenum monyet. Perhatikan epitel (E) selapis torak
section. x 540.
di antaranya ada sel-sel goblet (GC). Jaringan ikat
Dalam gambar fotomikroskopik dari serebelum di lamina propria memperlihatkan sejumlah sel
monyet, lapisan molekular memperlihatkan potongan plasma (PC), sel mast (MC), limfosit (Ly) dan
memanjang kapiler. Perhatikan inti (N) sel endotel serat otot polos (SM). Potongan memanjang
kadang terlihat. Sitoplasma (Cy) sel-sel endotel lumen (L) dibatasi endotel (En) adalah pembuluh
yang sangat tipis tampak sebagai garis tipis, gelap, lakteal yaitu suatu pembuluh limf yang buntu.
membatasi lumen (L) kapiler. Sel-sel darah merah Karena pembuluh limf tidak mengalirkan sel darah
(panah) tampak berubah bentuk saat melewati lumen merah, pembuluh lakteal tampak kosong, tetapi sebe-
pembuluh yang sempit. Dolom kotak. Kapilen x.s. narnya berisi limf (getah bening). Setelah makan
berlemak, pembuluh lakteal berisi kilomikron. per-
Monyet. Plastic section. x 540. Jaringan ikat
hatikan dinding pembuluh lakteal sangat tipis bila
yang tampak dalam fotomikroskopik ini memper-
dikaitkan dengan diameter pembuluh.
lihatkan berkas serat kolagen (CF), inti sel-sel
jaringan ikat (panah), juga potongan melintang
kapiler (C), dimana inti (N) sel endotel tampak
jelas. Basal lamina
Kapiler kontinyu
IGAMBAn q I
KUNCI
A arteriol En endotel PC sel plasma
C kapiler GC sel goblet SD demilune serosa
CF seratkolagen iEL lamina elastika interna SM sel otot polos
CT jaringanikatkolagen L lumen SU unit setosa
Cy sitoplasma Ly limfosit TA tunika adventisia
D duktus MC sel mast TM tunikamedia
E epitel N inti Ve venula
Endokardium adalah lapis paling dalam darijantung, Pulasan yang digunakan dalam sajian miokardium
dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang merupakan ventrikel ini, mewarnai sel darah merah (RBC)
lanjutan endotel berbagai pembuluh darah yang dan sel otot jantunC (CM) dengan sangat jelas.
masuk atau keluarjantung. Endokardium terdiri atas Karena itu, berkas serat Purkinje (PF) yang tebal
tiga lapisan, lapisan paling dalam terdiri atas endo- tampak jelas, karena kualitas pulasan yang kurang
tel (En) danjaringan ikat (CT) subendotel, berisi padat. Jaringan ikat (CT) yang mengitari serat-
serat kolagen dan inti (N) sel-seljaringan ikat. Lapisan serat ini banyak sekali pembuluh darahnya, seperti
tengah endokardium, meskipun terdiri atas serat kola- tampak adanya kapiler berisi sel darah merah. Serat
gen yang padat dan serat elastin dan beberapa sel-sel Purkinje terdiri atas sel yang terpisah, masing-masing
otot polos, dalam fotomikroskopik ini ditempati oleh dengan inti (N) terletak di tengah. Serat ini mem-
percabangan sistem konduksi jantung yaitu serat bentuk sejumlah taut rekah (gap juncrion) saflt sama
Purkinje (PF). Lapisan ketiga dari endokardium lain dan dengan sel-sel otot jantung. Daerah kotak
berbatasan dengan miokardium (My) yang tebal diperlihatkan pada pembesaran yang lebih besar.
dan terdiri atas unsurjaringan ikatjarang, di dalam- Daerah kotak. Serat Purkinje. Hematok-silin
nya ada pembuluh darah, terkadang lemak dan juga eosin. Paraffrn section. x 270. Masing-masing
seljaringan ikat. sel dari serat Purkinje lebih besar daripada sel otot
jantung. Namun, adanya miofibril (m) yang ter-
dorong ke tepi memperlihatkan pita A dan pita I
&&MmAm 3 o Katup jantung. l.s. Paraffin
(panah) dengan jelas menunjukkan bahwa serat
section. x 132.
Purkinje merupakan modifikasi sel otot jantung. Inti
Gambar ini memperlihatkan daun katup (Le) juga (N) dikelilingi oleh daerah jernih, yang ditempati
endokardium (EC) janrung. Daun katup itu terletak glikogen dan mitokondria.
dalam lumen (L) ventrikel, seperti tampak oleh ada-
nya sejumlah sel darah merah (RBC). Endo-tel
(En) membatasi endokard merupakan lanjutan
endotel yang membatasi daun katup. Ketiga lapisan
endokard tampak jelas, juga kadang ada sel-sel
otot polos (SM) dan pembuluh darah (BV).
Tengah daun katup terdiri atas jaringan ikat padat
kolagen dan elastis, ditempati sejumlah sel-sel yang
intinya jelas terlihat. Karena bagian tengah daun
katup tidak ada pembuluh darah, sel-sel jaringan
ikat menerima nutrisi langsung dari darah dalam
lumen janting secara difusi sederhana. Jaringan ikat
di tengah daun katup adalah kontinyu dengan rangka
jantung yang membentuk cincin fibrosa mengelilingi
lubangkatup.
Otot jantung
t'' l'
;i il:+
#tti'-'
R8C
l-*s-ffises 3 I
KUNCI
BV pembuluh darah En endotel My Miokardium
CM selototjantung L lumen N inti
CT jaringanikat Le daunkatup PF seratPurkinje
EC endokard m miofibril RBC seldarahmerah
Fenestra
lnti4'' Fenestra
s.s
F
'rffi Basal lamina
.ii.&
Kapiler fenestrata
f**x.xeeffi r I
,/--
hg_ry rw*::
fr :"q1ifu
t*ee$see ? l
S&&€S&m 9 . Kapiler fenestrata. Hamster. menunjukkan garis pertemuan antara dua sel endo-
Mikroskop elektron. Potong beku. x 205.200. tel, yang tampak pada permukaan. Perhatikan
bahwa banyak fenestra (F), yang berdiameter 57-
Gambar mikroskop elektron ini adalah contoh kapi- 166 nm, tersusun berderet, dengan daerah antara
ler fenestrata dari korteks adrenal hamster, diper- deretan tidak berfenestra. Terkadang kaveola (Ca)
lihatkan dengan teknik replika potong beku. Garis juga ada. (Seizin Ryan U, Ryan J, Smith D, Winkler
sejajar (panoh) berjalan diagonai menyilang bidang H: Tbsue cell T:181-190)
A, Tunika intima
G. Tunika adventisia
Tunika intima dibatasi oleh sel-sel endotel yang
Biasanya merupakan jaringan kolagen dan elastis
berbentuk poligonal. Jaringan ikat subendotel
adalah fibroelastis dan ditempati oleh beberapa sel sangat tebal, dengan beberapa serat otot polos
memanj ang. Vasa vasorum juga ada.
otot polos terpotong memanjang. Lamina elastika
interna tidak tampakjelas.
III. ARTERIOL
B. Tunika media Ini adalah pembuluh arterial yang mempunyai dia-
Khas ada sejumlah membran fenestrata (lembaran meter kurang dari 100 pm
G. Tunika adventisia
VIII. JANTUNG
Organ muskular yang sangat tebal terdiri atas tiga
Terdiri atas jaringan ikat kolagen dengan fibro-
lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epi-
blas dan beberapa serat elastin.
kardium. Adanya otot jantung adalah khas untuk
organ ini. Parameter tambahan lainnya mencakup
VI. VENA UKURAN SEDANG serat Purkinje, valvula (katup) yang tebal, nodus
atrioventrikular dan nodus sinoatrial, juga korda
A, Tunika intima
tendinae dan jaringan ikat yang tebal dari rangka
Endotel dan sedikitjaringan ikat subendotel selalu jantung.
ada. Terkadang, tampak lamina elastika interna
yang tipis. Valvula mungkin tampak.
IX. PEMBULUH LIMF
B. Tunika media Pembuluh limf mungkin tampak mengempis dan
Lebih tipis daripada arteri yang sejenis tetapi mem- karena itu tidak jelas atau terisi dengan cairan limf.
punyai sedikit lapisan sel otot polos. Terkadang, Dalam hal bila terisi cairan limf, tampak ruangan
beberapa serat otot, selain letaknya melingkar, juga jernih dibatasi oleh endotel menyerupai pembuluh
ada yang tersusun memanjang. Juga ada berkas darah. Namun, lumennya tidak berisi sel darah
serat kolagen menyusup, dengan sedikit serat merah, meskipun mungkin ada limfosit. Endotel
elastin. mungkin memperlihatkan adanya katup.
G. Tirnika adventisia
Terdiri atas serat kolagen dan beberapa serat
elastin yang menyusun tebal keseluruhan dinding-
nya. Terkadang, ada sel otot polos berjalan meman-
jang. Vasa vasorum menyusup bahkan sampai ke
tunikamedia.
Otot . 207
2o8 . Atlas Berwarna Histologi
Iaringan Limfoid
Jaringan limfoid membentuk dasar sistem imunitas T yang berperan serta dalam fenomena penolakan
tubuh dan diatur ke dalam jaringan limfoid difusa graft dan dalam menyingkirkan sel-sel yang ber-
dan jaringan limfoid nodular (lihat Gambar 9-I). ubah karena virus. Ada beberapa subgrup limfosit T
Limfosit, sel utama jaringan limfoid, adalah peran dan limfosit B, seperti halnya sel memori, sel T
utama yang mengendalikan agar sistem imun ber- helper (Tn0, Tn1 dan sel Tn2), sel T reg (sel T regu-
fungsi dengan baik. Meskipun secara morfologik lator) dan sel T sitotoksik (sel T killer); penjelasan
identik, limfosit kecil mungkin selanjutnya dikenali hal ini ditemukan dalam akhir bab ini). Sekali
menurut fungsinya menjadi tiga kategori: sel nol limfosit T menjadi aktif oleh adanya suatu antigen,
(nul cell), limfosit B dan limfosit T. Sel nol terdiri sel ini melepaskan sitokin , zat yang mengaktifkan
atas dua kategori sel, yaitu sel punca dan sel natural makrofag, menariknya ke tempat masuknya antigen
killer (NK) (meskipun beberapa ahli imunologi dan meningkatkan kemampuan fago sitnya. S ering-
lebih tidak suka menggunakan sistem klasifikasi ini kali, limfosit T juga membantu limfosit B untuk
dan meniadakan kategori sel nol). Sel punca adalah meningkatkan dan menyesuaikan respons imunnya'
sel yang belum berdiferensiasi yang berkembang
menjadi berbagai unsur sel dan deretan sel darah,
sedangkan sel NK adalah sel sitotoksik yang ber-
O JARINGAN LIMFOID DIFUSA
peran untuk penghancuran kategori sel-sel asing
Jaringan limfoid difusa terdapat di seluruh tubuh,
tertentu. Sel NK menyerupai sel T sitotoksik tetapi
terutama di bawah membran epitel yang lembab,
sel ini tidak memasuki timus untuk menjadi sel
dimana jaringan ikat jarang disebuk oleh sel-sel
pembunuh dewasa. Limfosit B, diduga menjadi
limfoid, seperti halnya limfosit, sel plasma, makro-
dewasa dalam sumsum tulang mamalia (bursa Fabri-
fag dan sel retikulum. Karena itu, jaringan ini di-
sius pada burung), mempunyai kemampuan ber-
kenal sebagai mucosa-associated lymphoid tissue
ubah menjadi sel plasma; Limfosit T ditingkatkan
(MALT). MALT terutama nyata dalam lamina
dalam timus. Sel plasma mempunyai kemampuan
propria saluran cerna dan dalamjaringan ikat sub-
membuat antibodi humoral spesifik melawan anti-
epitel saluran napas, dimana jaringan ini dikenal
gen tertentu. Antibodi, sekali dilepaskan, berikatan
sebagai gut-associated lymphoid tissue (GALT)
ke suatu antigen spesifik. Pada beberapa keadaan,
ikatan menjadikan antigen tidak aktif' sedangkan
dan bronchus-associated lymphoid tissue
(BALT), perlu dicatat bahwa limfoid-limfoid itu
pada keadaan lainnya perlekatan antibodi ke anti-
gen mungkin meningkatkan fagositosis (opsoni- tidak tersusun dalam gambaran tefientu, tetapi ter-
sebar tidak beraturan. Sering, nodulus limfatikus,
sasi) atau mengaktifkan kaskade komplemen, meng-
bangunan peralihan yang tampak sebagai kelom-
akibatkan kemotaksis neutrofil dan seringkali, meli-
pokan padat jaringan limfatik terdiri terutama
siskan yang masuk. Limfosit T tidak menghasilkan
limfosit-limfosit. Nodulus limfatikus mempunyai
antibodi; melainkan, limfosit T berfungsi dalam
limfosit gambarankhas yaitu sentrum germinativum yang
respons imun yang diperantarai sel. Adalah
Plaques Peyeri
(ileum)
Limfosit T berasal dari sumsum
tulang dan kemudian berpindah
Nodus
'*\
\+ - ,:-
ke timus untuk menjadi sel T
iliaka
-*t r:l - 1' kompeten secara
:'.
+"ri '. 'i;,
imunologik
Nodus
inguinal
k,t
#;n
',;
I-.'1"
!i
:fi / I ,tf:
./'
,il
:
';r$:
/t '/ l .nj ", i
J' '{f',
j i'lii
!' r
ii i:$
t;,
l
i iit'rl Limfosit B diduga
i tetap ada dalam
l
i"t;.... Sumsum
I sumsum tulang
tulang
ir .i,t untuk menjadi sel B
;i j.i
i kompeten secara
I 1i imunologik.
:i
it
\. Nodus limfatikus
Kapsula
Jaringan lemak
Kapsula timus
ffi
{i Vena kapsularis
,!"i4 Korteks
Medula
Korpuskulum Hassall
(timik)
.ffi
1*j
"--*
!\.
L".,"--- t
r.
Sinusoid limpa
Trabekula
ffi Histofisiologi
I. RESPONS IMUNOLOGIK tujuan melawan diri sendiri. Dalam medula sel ini
akan kehilangan baik petanda CD4 atau CDS dan
Sistem imunologik mengandalkan pada interaksi
komponen sel primernya, limfosit dan antigen-pre- berkembang menjadi sel CD8. atau sel CD4.. Sel-
senting cells, untuk memberi efek pada respons sel ini masuk ke dalam pembuluh darah medula
imun. Respons ini secara cermat mengendalikan untuk menjadi anggota populasi limfosit yang ber-
dan mengarahkan, tetapi penjelasan lengkap meka- edar.
nisme kerjanya bukan wewenang Atlas ini. Karena Sel T mencakup beberapa kategori sel yang
itu, hanya sedikit gambaran mekanisme proses keke- yang tidak hanya berperan untuk respons imun
balan yang akan dijelaskan. yang diperantarai sel tetapi juga untuk membantu
r€spons yang diperantarai humoral dari sel B
A. SelSistem lmun sampai antigen tergantung timus. Agar dapat
Sel-sel sistem imun mungkin dibagi lagi menjadi melakukan fungsinya, sel T mempunyai protein
empat kategori utama: klon limfosit T dan klon integral membran yang khas pada permukaan sel-
limfosit B, sel NK dan antigen-presenting cells. nya. Salah satunya adalah reseptor sel T (TCR),
Klon adalah suatu populasi kecil dari sel-sel yang yang mempunyai kemampuan mengenali epitope
identik, masing-masing sel dapat mengenali dan tertentu yang mana sel secara genetik direncana-
merespons pada satu epitope spesifik (atau sangat kan; namun, sel T hanya dapat mengenali epitope
erat berkaitan) (penentu antigen). Sel T istirahat dan
ini yang berikatan ke molekul MHC yang ada pada
sel B istirahat menjadi aktifjika sel-sel ini bersen-
permukaan antigen-presenting cells. Jadi sel T
tuhan dengan epitope spesifik dan sitokin tertentu. dikatakan jadi MHC terbatas. Ada tiga kat'egori
Sel-sel yang aktif ini berproliferasi dan berdiferen- umum sel T: sel T naive, sel T memori dan sel T
siasi menjadi sel efektor. Antigen-presenting cells, efektor.
seperti halnya makrofag, ikut dalam proses imuno- a. Sel T Naive adalah secara imunologik kompeten
logik melalui fagositosis zat asing, memecahkannya dan mempunyai molekul CD45RA pada membran
menjadi epitope. Sel ini membawa epitope ini pada plasmanya, tetapi sel ini telah teraktivasi sebelum
permukaan sel dalam kaitan dengan kompleks mole- sel ini berfungsi sebagai sel T. Aktivasi meliputi
kul histokompatibilitas utama (molekul MHC) interaksi sel T naive kompleks sel T reseptor-CD3
dan petanda membran yang berkaitan lainnya. Perlu dengan kompleks MHC-epitope dari antigen-
dicatat bahwa pada manusia molekul MHC juga presenting cells, seperli halnya interaksi sel T mole-
dikenal sebagai molekul antigen leukosit manusia kul CD28 dengan antigen-presenting cell molekul
(molekulHLA). 87. Sel T naive yang aktif memasuki siklus sel dan
membentuk sel T memori dan sel T efektor.
1.LimfositT
Limfosit T (sel T) adalah imunoinkompeten sampai b. Sel T Memori adalah sel imunokompeten yang
sel ini masuk ke korteks timus. Di sini, di bawah adalah turunan sel T teraktivasi yang mengalami
pengaruh lingkungan korteks, sel memperlihatkan aktivitas mitosis selama tantangan antigenik. Sel-
reseptor sel T dan kelompok diferensiasi petanda sel ini berusia panjang, yang ditambahkan ke sel-sel
(CD2, CD3, CD4, CD8 dan CD28) dan menjadi yang beredar dan meningkatkan iumlah sel dari
imunokompeten. Sekali imunokompeten, sel T klon aslinya. Peningkatan dalam ukuran klon yang
masuk medula timus atau dibunuh.iika sel ini ber- berperan untuk respons anamnestik (suatu respons
Jaringan ikat (CT) sebelah dalam dari epitel yang Gut-associated lyrnphatic nodule dalam foto mikros-
basah biasanya disebuk oleh limfosit (Ly) dan sel kopik ini merupakan sebagian dari kelompokan
plasma (PC) berkelompok secara longga4 seperti nodulus dan dikenal sebagai bercak peyeri (plaques
contoh dalam fotomikroskopik ini yang diambil dari Peyeri,zPP) dan diambil dari ileum monyet. Lumen
duodenum monyet. Perhatikan adanya epitel sela- (L) usus halus dibatasi oleh epitel (E) selapis torak
pis torak (E) terdapat tidak hanya inti (N) sel-sel dengan sejumlah sel-sel goblet (GC). Namun, per-
epitel, tetapi juga inti limfosit yang gelap padat hatikan bahwa epitel yang menutupi jaringan limfoid
(panah), beberapa dari padanya berada dalam mengalami modifikasi menjadi epitel yang berkaitan
proses berpindah dari lamina propria fiaringan ikat) dengan folikel (follicle-associated epithelium
ke dalam lumen duodenum. Perhatikan juga adanya = FAE) dimana sel-selnya lebih pendek, disebuk
lakteal (La), suatu saluran limf yang berujung buntu oleh limfosit dan tidak memperlihatkan adanya sel-
berisi cairan limf. Pembuluh ini dikenali karena tidak sel goblet. Perhatikan nodulus limfatikus yang khu-
adanya sel darah merah di dalam pembuluh. sus ini tidak memperlihatkan adanya pusat germinal
tetapi terdiri atas beberapa jenis sel, seperri tampak
adanya inti dari berbagai ukuran dan kepadatannya.
SefSfiAR 3 . Nodulus limfatikus. Monyet. Hal ini akan dijelaskan dalam Gambar 3 dan Gambar
Plastic section. x 210. 4. Meskipun nodulus limfatikus ini tidakmempunyai
kapsula, jaringan ikat (CT) antara otot polos
Ini adalah pembesaran yang lebih tinggi dari suatu (SM) dan nodulus limfatikus bebas dari sebukan
nodulus limfatikus bercak Peyeri di dalam ileum limfosit.
monyet. Perhatikan pusat germinal (Gc) yang
terpulas lebih pucat dikelilingi oleh korona (Co)
dari sel-sel yang terpulas lebih gelap, mempunyai SAtr B&X 4 . Nodulus limfatikus. Monyet.
hanya sedikit sitoplasma mengelilingi inti yang Plastic section. x 540.
padat. Sel-sel ini adalah limfosit (Ly) kecil. Pusat
germinal bereaksi terhadap suatu rangsangan anti- Ini adalah pembesaran yang lebih kuat dari daerah
genik dan terdiri atas limfoblas dan plasmablas, kotak gambar sebelumnya. Perhatikan limfosit kecil
(Ly) di bagian tepi pusat germinal (Gc). Aktivitas
dimana intinya terpulas lebih pucat daripada sel-sel
limfosit keciI. Daerah korak diberikan dengan pem-
pusat ini nyata oleh adanya gambaran mitosis
(panah), juga adanya limfoblas (LB) dan plasma-
besaran kuat dalam gambar berikutnya.
blas (PB). Pusat germinal adalah tempat pembuatan
limfosit kecil yang kemudian berpindah ke tepi
nodulus limfatikus untuk membentuk korona.
KUNCI
Co korona GC sel goblet N inti
CT jaringanikat L lumen PB plasmablas
E epitel La lakteal PC selplasma
FAE follicle-associatedepithelium LB limfoblas PP bercak Peyeri
Gc pusatgerminal Ly limfositkecil SM otot polos
tsesff#e* s l
Nodus limfatikus berupa bangunan berbentuk seperti Korteks nodus limfatikus terdiri atas sejumlah nodu-
ginjal mempunyai permukaan yang cembung dan lus limfatikus, salah satunya tampak dalam fotomi
permukaan yang cekung (hilus). Bangunan ini dibung- kroskopik ini. Perhatikan nodus limfatikus biasanya
kus oleh jaringan ikat kapsula (Ca) yang memper- dikelilingi oleh jaringan lemak (AT). Kapsula
cabangkan trabekula (T) ke dalam nodus, mem- (Ca) jaringan ikat yang tipis mempercabangkan
baginya menjadi ruang yang tidak sempurna. Pem- trabekula (T) ke dalam substansia nodus limfati-
bagian ini terutama jelas di korteks (C), sisi tepi kus. Perhatikan nodulus limfatikus mempumrai korona
nodus limfatikus. Daerah tengah yang terpulas pucat (Co) yang terpulas gelap, terutama terdiri atas lim-
adalah medula (M), sedangkan daerah antara medula fosit kecil (Ly) yang mana inti heterokromatin ber-
dan korteks disebut parakorteks (PC). Perhatikan peran untuk sifat khas pulasan. Pusat germinal
di korteks ada sejumlah nodulus limfatikus (LN), (Gc) memperlihatkan sejumlah sel dengan inti ter-
banyak dengan pusat germinal (Gc). Ini adalah pulas jernih, kepunyaan sel-sel retikulum dendritik,
daerah limfosit B, sedangkan parakorteks terutama plasmablas dan lim foblas.
kaya akan limfosit T. Perhatikan bahwa medula ter-
diri atas sinusoid (S), trabekula (T) jaringan ikat
menghantarkan pembuluh darah dan tali-tali &AMF&A 4 r Nodus limfatikus. Manusia. Pulasan
medula (MC). Tali-tali medula terdiri atas limfosit, perak. Paraffin section. x 1 32.
makrofag, sel retikular dan sel plasma. Cairan limf
Hilus dari nodus limfatikus manusia memperlihatkan
masuk nodus limfatikus dan ketika merembes mela-
kapsula (Ca) jaringan ikat kolagen yang memperca-
lui sinus-sinus dan sinusoid , zat-zat asing disingkir-
bangkan sejumlah trabekula (T) ke dalam sub-
kan oleh aktivitas fagositosis dari makrofag.
stansia nodus limfatikus. Perhatikan daerah hilus
tidak ada nodulus limfatikus, tetapi terutama mem-
GAMSAA ? . Nodus limfatikus. Monyet. Plastic punyai tali-tali medula (MC). Perhatikan dasar
section. x 270. rangka tali medularis, juga nodus limfatikus, terdiri
atas serat retikulin yang tipis (ponah), yang dihu-
Pembuluh aferen limf (AV) masuk nodus lim-
bungkan ke berkas serat kolagen dari trabekula dan
fatikus pada permukaan cembungnya. Pembuluh-
kapsula.
pembuluh ini mempunyai katup (V) yang mengatur
arah aliran. Cairan limf masuk sinus subkapsu-
laris (SS), yang berisi sejumlah makrofag (Ma),
limfosit (Ly) dan sel-sel yang membawa antigen.
Sinus-sinus ini dibatasi oleh sel-sel endotel (EC),
yang juga melapisi serat-serat kolagen yang halus
;i*]tl*" )-"**"
yang sering merentangkan sinus agar terjadi aliran tali medula \
limf yang memutar. Cairan limf dari sinus sub- sinus lmeouta
medula )
kapsularis memasuki sinus kortikalis, kemudian
trabekula
pindah ke sinusoid medula. Di sini limfosit juga
pindah ke dalam sinusoid, meninggalkan nodus lim- pembuluh
aferen limf
fatikus melalui pembuluh eferen limf yang akhirnya
kapsula
masuk sirkulasi umum.
jaringan lemak
Nodus Limf
teAn*sAsT-l
KUNGI
AT jaringan lemak Gc pusat germinal PC parakorteks
AV pembuluhaferenlimf LN nodulus limfatikus S sinusoid
C korteks Ly Limfositkecil SS sinus subkapsularis
Ca kapsula M medula T trabekula
Co korona Ma makrofag V katub
EC selendotel MC talimedula
Medula nodus limfatikus terdiri atas sejumlah sinu- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
soid (S) yang dibatasi oleh endotel, yang menerima sinusoid (S) dan tali-tali medula (MC) yang
dari
cairan limf dari sinus kortikalis. Sekitar sinusoid ada mengitarinya dari medula nodus limfatikus. Per-
banyak tali-tali medula (MC), terdiri atas makro- hatikan tali-tali medula terdiri atas makrofag, sel
fag, limfosit kecil dan sel plasma, yang intinya ter- plasma (PC) dan limfosit (Ly) kecil. Sinusoid
pulas jelas (panoh). Baik limfosit T maupun limfosit dibatasi oleh sel-sel endotel (EC) yang memben-
B terdapat dalam tali-tali medula, karena sel-sel itu tuk batas yang kontinyu. Lumennya mengandung
berada dalam proses perpindahan dari parakorteks cairan limf, limfosit (Ly) kecil dan makrofag (Ma).
dan korteks. Beberapa limfosit ini akan meninggal- Gambaran bervakuola dari makrofag ini menan-
kan nodus limfatikus melalui sinusoid dan pem- dakan aktifnya fagositosis bahan tertentu.
buluh eferen limfatik pada hilus. Di medula juga ada
jaringan ikat trabekula (T) yang mengandung
pembuluh darah (BV), yang masuk nodus limfa- &&fdffi&R 4 . Tonsila faringea. Manusia. Paraffin
tikus pada hilus.
section. x 132,
i.",,
, r,,/;"':' tali medula
"i
f .;,
ii-l ;f
",ii
trabekula
pembuluh
," 's.:-r!l' aferen limf
I
i. ia.
kapsula
Nodus Limf
[**xv]s*fii I f&$lq#etr 4l
KUNCI
BV pembuluh darah Gc pusat germinal PC sel plasma
Ca kapsula LN nodulus limfatikus PCr lciptus primer
CT jaringanikat Ly limfosit S sinusoid
E epitel Ma makrofag SCr kriptus sekunder
EC sel endotel MC tali-tali medula T trabekula
: -. .; f
..,rft\.aa!,t
:-. . eL .", f=. ,ire,+,
F:J+!4,
:'
1."
-J.* Sinus subskapularis
kapsula
r&*+iit
::
i \''
Nodus Limf
[Ce$d}seeTl
Timus seorang janin adalah organ yang berkem- Lobulus timus yang tampak dalam gambar fotomi-
bang baik yang memperlihatkan banyak ciri-ciri kroskopik ini tampak dikelilingi septa (Se) jaringan
khas. Gambar fotomikoskopik ini memperlihatkan ikat secara sempurna. Namun, dalam rekonstruksi
sebagian dari satu lobus. Timus dibungkus oleh kap- tiga-dimensi, tampak bahwa lobulus ini kontinyu
sula (Ca) jaringan ikat yang tipis, yang tidak sem- dengan lobulus (Lo) di sekitarnya. Perhatikan se-
purna membagi-bagi timus menjadi lobulus (Lo) jumlah pembuluh darah (BV) dalam septa, juga
oleh septa (Se) jaringan ikat. Setiap lobulus mem- korteks (C) yang terpulas lebih gelap dan medula
punyai korteks (C) bagian tepi yang terpulas lebih (M) yang terpulas lebih jernih. Bercak jernih di kor-
gelap dan medula (M) terpulas lebih jemih. Namun, teks mungkin adalah sel-sel retikulum dan makrofag
medula dari satu lobulus kontinyu dengan medula (panoh), sedangkan struktur yang terpulas lebih
lobulus lainnya. Kapsula jaringan ikat dan septa gelap adalah inti sejumlah limfosit T. Medula berisi
menghantarkan pembuluh darah ke dalam medula korpuskulum timus (TC) yang khas, juga pem-
timus. Segera setelah pubertas, timus mulai menge- buluh darah, makrofag dan sel-sel retikulum epite-
rut dan septa jaringan ikat mengalami sebukan sel lial.
lemak.
korpuskulum timus
vena kapsularis
korteks
korpuskulum timus
(Korpuskulum Hassal)
3
. .tli"
,iFi
',+
i- .,?,i
I .id,:
Timus
[s,Ei,tBAe a I
.Y
"e*
**, . "$i; T
S,H:
ffi€ i-*%;#1
mffi- #*
{
'<4
t-s"-\,rEAR l
KUNCI
BV pembuluh darah Lo lobulus Ma makrofag
C korteks Ly limfosit Se septum
Ca kapsula M medula TC korpuskulumtimus
ERC selretikulumepitelial
&AMS&& 3 o Limpa. Monyet. Plastic section. Rangka jaringan ikat limpa tampak dengan meng-
x 540. gunakan pulasan perak, yang mengendap di sekitar
serat-serat retikulin. Kapsula (Ca) limpa ditembus
Pulpa rubra limpa yang tampak dalam fotomikros-
oleh pembuluh darah (BV) yang masuk substansi
kopik ini, terdiri atas sinusoid limpa (S) dan tali-
organ melalui trabekula (T). Pulpa alba (WP)
tali pulpa (PC). Sinusoid limpa dibatasi oleh epitel dan pulpa rubra (RP) terlihatjelas. Ternyata, nodu-
yang jenisnya tidak kontinyu, dikelilingi oleh susunan
lus limfatikus memperlihatkan pusat germinal
yang tidak biasa yaitu membrana basalis (BM) (Gc) yang jelas, juga korona (CO). Arteria sen-
yang melingkari sinusoid dengan cara tidak kontinyu.
tralis (CA) juga tampak dalam sajian ini. Serat-
Sinusoid berisi sejumlah sel-sel darah (BC). Inti
serat retikulin (RF) yang membentuk suatu jala-
(N) sel-sel dinding sinusoid menonjol ke dalam lumen.
jala yang luas di substansia limpa, melekat ke kapsula
Daerah antara sinusoid ditempati oleh tali-tali pulpa,
danke trabekula.
dalamnya ada berbagai makrofag, sel-sel retikulum
dan sel plasma. Pembuluh yang memperdarahi pulpa
Vena lienalis
rubra berasal dari arteria penisili, yang memperca-
bangkan arteriol (AR) dimana sel-sel endotel
(EC) dan sel-sel otot polos (SM) tampak di tengah [--p,
bidang ini.
l.'
Arteria lienalis
"%.
Kapsula
Lien
KUNCI
AR arteriol EC sel endotel PC tali pulpa
BC seldarah Gc pusat germinal RF seratretikulin
BM membranabasalis Ly limfosit RP pulpanrbra
BV pembuluhdarah LN nodulus limfatikus S sinusoid
Ca kapsula MZ zonamarginalis SE septum
CA arteriasentralis N inti SM ototpolos
CO korona PALS periarterial limphatic T trabekula
E epitel sheath WP pulpaalba
C. Parakorteks
Parakorteks adalah daerah antara korteks dan
B. Tonsila faringea
medula, terdiri atas limfosit T. Terdapat venula 1. Epitel
pasca kapiler dengan endotel kuboidal yang khas. Sebagian besar permukaan bebasnya dibungkus
oleh epitel bertingkat torak bersilia (diinfiltrasi
D. Medula oleh limfosit) juga lipatan-lipatan yang menyerupai
Medula memperlihatkan jaringan ikat trabe- kriptus.
Sistem Endohrin
Sistem endokrin, bersama-sama dengan sistem duksi dan/atau pelepasan hormon tertentu diham-
saraf, menyusun homeostasis melalui pengaruh, bat.
koordinasi dan penggabungan fungsi fisiologik tubuh.
Sistem endokrin terdiri atas beberapa kelenjar.
berupa kelompokan sel-sel yang terpisah dalam
O KELENJAR PITUITARI
organ tertentu dan sel-sel yang tersebar di antara sel-
Kelenjar pituitari (hipofisis) terdiri atas bebe-
sel parenkim tubuh. Bab inihanya menjelaskan rapa daerah, yaitu pars anterior (pars distalis), pars
bagian sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar. tuberalis, tangkai infundibulum, pars intermedia
Pulau Langerhans, sel-sel interstisial Leydig, sel-sel
dan pars nervosa (dua yang terakhir disebut pars
yang berperan untuk produksi hormon ovarium dan posterior) (lihat Gambar 10-1). Karena kelenjar
sel-sel APUD/DNES (diffuse neuroendocrine) akan pituitari berkembang dari dua asal embrional yang
dijelaskan dalam bab yang berkaitan. terpisah, epitel atap farings dan dasar diensefalon,
Kelenjar endokrin dijelaskan di sini adalah hal ini sering dibicarakan sebagai dua bagian yang
kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar parati-
terpisah yaitu adenohipofisis (pars anterior, pars
roid, kelenjar suprarenalis dan badan pineaLis. Seluruh
tuberalis dan pars intermedia) dan neurohipofi-
keleniar ini menghasilkan hormon, molekul-
sis (tangkai infundibulum dan pars nervosa). Pars
molekul dengan berat molekul rendah yang dibawa
nervosa adalah kontinyu dengan hipotalamus mela-
melalui aliran darah ke sel-sel tujuannya. Karena
Iui tangkai neural yang tipis (tangkai infundibulum).
itu, kelenjar endokrin mempunyai suplai darah yang
luas, terutama kaya akan kapiler fenestrata. Karena Kelenjar hipofisis menerima pasokan darah
beberapa hormon adalah protein, hormon ini tidak dari arteri hipofisialis superior kanan dan kiri,
menembus plasmalema sel tujuan tetapi melekat ke memperdarahi eminensia mediana, pars tuberalis
reseptor khusus pada membran plasma sel tujuan, dan infundibulum dan dari arteri hipofisialis infe-
jadi mengaktifkan sistem messenger kedua intra- rior kanan dan kiri, memperdarahi pars nervosa.
selular. Hormon lainnya adalah larut dalam lemak, Sistem Portal Hipofisialis: kedua arleri hipo-
dan selanjutnya masuk ke sitoplasma sel tujuan, fisis superior mempercabangkan ke pleksus kapi-
memberikan pengaruhya secara intraselular. Masih ler primer yang terletak di daerah eminensia mediana.
ada hormon lainnya yang bekerja mengubah per- Vena porta hipofisialis menyalurkan darah plek-
bedaan potensial listrik melalui plasmalema sel ter- sus kapilaris primer dan mengalirkannya ke dalam
tentu, seperti sel otot atau neuron. Karena itu, akti- pleksus kapiler sekunder, yang terletak di pars dista-
vitas hormon secara luas, tergantung padaresep- lis. Keduapleksus kapilerterdiri atas kapilerfenestrata.
torsel tujuan yang mana menjadi melekat. Kebe-
radaat kebanyakan hormon juga memancing res- Pars anterior
pons umpan balik melalui pembuluh darah, yang Pars anterior terdiri atas sejumlah sel parenkim
mana selan'iutnya respons yang diinginkan, pro- yang tersusun dalam tali-tali tebal, dengan kapiler-
Absorpsi air
b *d*4tr Eminensia
'j&#$ mediana
'ffi
,i:.tuff
Ginjal Sistem portal
#;a
".i 'a+i Pars distalis
-l-11'-- -" " - s
neryosa
ADH .' ,, N4
'E .''rl"ffi
sitosin * ''rt ;.:
Kontraksi
,f
ri : .t i.::,ili
l.ii :.r'i
"$l=ffi Korteks
mioepitel r,i,.,,:,,i:Fi; adrenal
i:1+ r rri
S'r'egt TSH :
J. ,,'rr
fu:r ,
%-* i... .., { '..4 Sekresi
I
It
,' I :,1 EC
Kelenjar payudara Hormon pertumbuhan * 'i;i'
melalui somatomedin
\ ;: . j.I" i. .i/
'*l#
Tiroid
1\
\WA
*: i ..,
, rl
ri r' , ) Spermatogenesis
i
)f "rtr' -4 j
Pertumbuhan # ild
Tulang , seKresr
,dffi' ',""".4 androqen
&4
ffi Otot
Testis
Hiperglikemia
folikel: sekresi
"+d$j!
alq -- \ estrogen i
g ,r
Jaringan
Peningkatan
lemak ',"do
,: :
..
asam lemak
bebas ; Kelenjar H ovulasi:
oavudara
'IV sekresi
Sekresi susu progesteron
Kelenjar suprarenalis
Kelenjar Tiroid
Z. retikularis
Sel parafolikular
.--q fI r"6=E
a-i-
.lr*"
J 4' L' *
j#.
J cri
Gangtitn ."H
radiks
ventralis
B. Pelepasannya
Ikatan thyroid stimulating hormone ke reseptor IV. KELENJAR SUPRARENALIS
di sisi basal plasmalema merangsang sel-sel folikel Parenkim suprarenalis dibagi menjadi korteks sebe-
menjadi sel-sel kuboidal tinggi. Sel-sel ini mem- lah luar dan medula sebelah dalam.
bentuk pseudopodi pada membran apikal sel-nya
yang menangkap dan endositosis cairan koloid. A. Korteks Suprarenalis
Vesikel yang terisi koloid menjadi satu dengan liso- Sel-sel parenkim korteks, berasal dari mesoderm,
som, dan T. serta T, residu dipisahkan dari tiroglo- dibagi menjadi tiga zona yang mensekresi hotmon-
bulin, bebas berada dalam sitosol dan dilepaskan hormon khusus. Pengendalian sekresi hormonal ini
pada sisi basal sel ke dalam jala-jala kapiler peri- sebagian besar diatur oleh ACTH dari kelenjar
folikular. hipofisis.
Sel-sel zona glomerulosa mensekresi aldoste-
III. HORMON PARATIROID DAN ron, suatu mineralokortikoid yang bekerja pada sel-
KALSITONIN sel tubulus kontortus distalis ginjal untuk mengatur
keseimbangan air dan elektrolit.
Hormon paratiroid (PTH), dihasilkan oleh sel
Sel-sel zona fasikulata mensekresi kortisol
utama dari kelenjar paratiroid, yang berperan untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat ion kal- dan kortikosteron. Glukokortikoid ini mengatur
sium. Kadar ion kalsium sangat penting untuk fungsi
metabolisme karbohidrat, membantu katabolisme
normal sel otot dan sel saraf dan sebagai mekanisme lemak dan protein, memperlihatkan aktivitas anti-
pelepasan untuk zat neurotransmiter. Penurunan inflamasi danmenekan resposn imun.
kadar kalsium darah mengaktifkan mekanisme Sel-sel zona retikularis mensekresi sedikit
umpan balik yang merangsang sekresi sel utama. androgen yang membantu sifat maskulinitas.
PTH berikatan ke reseptor pada osteoblas yang
melepaskan faktor perangsang osteoklas diikuti B, Medula Suprarenalis
dengan resorpsi tulang dan mengakibatkan pening- Sel-sel parenkim medula berasal dari bahan krista
katan kadar ion kalsium darah. Dalam ginjal, PTH neuralis. Medula terdiri atas dua kelompokan sel-
mencegah kehilangan kalsium dalam urine; jadi, sel kromafin yang terutama mensekresi epinefrin
ion kalsium dikembalikan ke aliran darah. PTH juga (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Sekresi
mengendalikan pengambilan kalsium dalam usus kedua katekolamin ini secara langsung diatur oleh
secara tidak langsung melalui penyesuaian ginjal serat-serat preganglionar dari susunan saraf simpa-
niootururr"
)
Pars tuberalis
Tangkai infundibulum
Pars intermedia
i3:;""^A Pars anterior
Asidofil
\-- Basofil
Kromofob
Kelenjar Pituitari
t-s.AirBAR r-l
Adalah agak sukar membedakan antara asidofiI (A) Pars intermedia kelenjar pituitari terletak antara pars
dan basofil (B) kelenjar pituitari yang dipulas dengan anterior (PA) dan pars nervosa (PN). Ciri bagian
hematoksilin dan eosin. Bahkan pada pembesaran ini khas oleh adanya basofil (B) yang lebih kecil
kuat, seperti dalam fotomikroskopik ini, hanya tam- daripada yang terdapat di pars anterior. Selain itu,
pak sedikit perbedaan. Asiofil terpulas agak merah pars intermedia berisi koloid (Cl) yang mengisi foli-
muda dan ukurannya sedikit lebih kecil daripada kel, dibatasi oleh sel-sel berbentuk kuboid, pucat dan
basofil, yang terpulas biru pucat. Pada fotomikros- kecil (panah). Perhatikan beberapa basofil meluas ke
kopik hitam dan putih, basofil tampak lebih gelap dalam pars nervosa. Sejumlah pembuluh darah
daripada asidofil. Kromofob (Co) mudah dikenali, (BD dan pituisit tampak di daerah ini dari pars
sedangkan sitoplasmanya sedikit dan tidak meng- nervosa.
ambil zat warna. Selanjutnya tali-tali kromofob
tampak sebagai kelompokan inti (N) berkumpul
satu sama lain.
*A&{&AS 4 . Keleniar pituitari. Pars neryosa.
Paraffin section, x 540.
*AMWAR *. Keleniar pituitari. Pars nervosa. Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
Paraffin section. x 132. daerah kotak pada Gambar 3. Perhatikan inti (N)
pituisit berbentuk kira-kira lonjong, beberapa tam-
Pars nervosa kelenjar pituitari terdiri atas sel-sel pak mempunyai juluran (panah) pada gambar ini.
memanjang dengan juluran panjang disebut pituisit Serat saraf tidak bermielin dan juluran pituisit mem-
(P), yang sebenarnya merupakan neuroglia. Sel-sel bentuk jala-jala selular pada pars nervosa. Daerah
ini, yang mempunyai inti kurang lebih lonjong, ujung serat sarafyang meleba4 yang ditempati neuro-
tampak menyokong sejumlah serat tidak bermielin sekret disebut badan Herring (HB). Juga per-
berjalan dari hipotalamus melalui traktus hipota- hatikan adanya pembuluh darah (B\| dalam pars
lamo-hipofisis. Serat-serat saraf ini tidak dapat dibe- nervosa.
dakan dari sitoplasma pituisit pada sajian yang di-
pulas dengan hematoksilin dan eosin. Zat-zat neuro-
sekretoris berjalan sepanjang serat saraf ini dan
disimpan dalam bagian yang melebar pada ujung
serat, yang diberi nama badan Herring (HB). Per-
hatikan bahwa pars nervosa menyerupai jaringan
saraf. Daera-h kotak diperlihatkan pada pembesaran
kuatdalam Gambar 4.
Pars intermedia
Asidofil Basofil
Kromofob
--
Kelenjar Pituitari
'+'
= ,{
j.
teervr**sffiFl {-eAtvteA${n
Kapsula kelenjar tiroid mempercabangkan septa Folikel (F) kelenjar tiroid tampak dalam fotomikro-
jaringan ikat ke dalam substansi kelenjar, membagi- skopik ini dikelilingi oleh beberapa folikel lainnya
nya menjadi lobulus yang tidak sempurna. Gambar dan ada jaringan ikat (CT). Inti (N) dalam jarin gan
fotomikroskopik ini memperlihatkan sebagian lobu- ikat mungkin kepunyaan sel endotel atau seljaringan
lus ada banyak folikel (F) dengan ukuran ber- ikat. Karena kebanyakan kapiler mengempis pada
variasi. Setiap folikel dikelilingi olehjaringan ikat jaringan tiroid yang dipotong, sulit untuk mengenali
(CT) yang tipis, yang menyokong folikel dan mem- sel endotel dengan pasti. Sel-sel folikel (FC) tam-
bawa pembuluh darah (BV) makin dekat. Folikel pak gepeng, menandakan bahwa sel-sel ini tidak aktif
terdiri atas sel-sel folikel (FC), dengan epitel kuboid mensekresi tiroglobulin. Perhatikan folikel terisi
rendah menandakan bahwa sel-sel tidak mengha- dengan bahan koloid (Cl). Perhatikan adanya sel
silkan sekresi. Selama siklus sekretoris aktif, sel-sel parafolikular (PF) mungkin berbeda dari sel-sel dl
ini menjadi lebih tinggi. Selain sel-sel folikel, ditemu- sekitarnya karena sitoplasmanya pucat (panah) dan
kanjenis sel lainnya dalam kelenjar tiroid. Sel-sel ini inti lebih besar.
tidak berbatasan dengan koloid, tetapi terletak di
bagian tepi folikel dan disebut sel-sel parafoli-
kular (PF) atau sel C. Sel ini besar dan mempunyai GAM8AA 4 . Kelenjar paratiroid. Monyet.
inti bulat di tengah dan sitoplasmanya tampak pucat. Plastic section. x 540,
Kelenjar paratiroid
Sel oksifil
Kapsula
KUNCI
BV pembuluh darah F folikel PF sel parafolikular
Ca kapsula FC sel-selfolikular PG kelenjarparatiroid
CC selutama N inti T trabekula
Cl koloid OC sel oksifil TG kelenjartiroid
CT jaringanikat
Kelenjar suprarenalis biasanya terbenam dalam Kapsula (Ca) kelenjar suprarenalis adalah jaringan
jaringan lemak (AT) dibungkus oleh kapsula ikat kolagen, sebelah luarnya dikelilingi oleh jaringan
(Ca) jaringan ikat kolagen, mengandung pembuluh lemak, yang mengandung pembuluh darah (BV)
darah dan saraf selanjutnya masuk ke substansia dan saraf (Ne). Sel-sel di korteks, tepat di sebelah
kelenjar. Korteks (Co) suprarenalis secara menye- dalam kapsula, tersusun berderet-deret tidak ber-
luruh mengelilingi medula (M) yang bentuknya aturan, membentuk kelompokan berbentuk lonjong
gepeng, hal ini tampak pada seluruh potongan kelen- sampai bulat atau bentuknya seperti tali-tali me-
jar yang dibuat secara melintang. Korteks suprarenalis lengkung dari zona glomerulosa (ZG). Sel-sel di
dibagi menjadi tiga daerah konsentris paling luar zona fasikulata (ZF) membentuk deretan panjang
zona glomerulosa (ZG), tengah zona fasiku- lurus dari tali-tali tersusun radie4 ketebalannya
lata (ZF) dan yang paling dalam zona retikularis terdiri dari satu atau dua sel. Sel-sel ini lebih besar
(ZR). Medula selalu berbatasan dengan zona reti- daripada di zona glomerulosa. Sel-sel ini tampak
kularis, mempunyai beberapa vena M besar, yang bervakuol karena banyak tetesan lemak yang larut
selalu diikuti oleh sejumlah jaringan ikat. selama proses dan sering disebut sebagai spongi-
osit (Sp). Jaringan interstisial banyak mengandung
GAM&A& S . Kelenjar suprarenalis. Monyet. pembuluh darah (BV).
Plastic section. x 132.
Susunan torak dari tali-tali zona fasikulata (ZF)
S&iWm&K 4. . Kelenjar suprarenalis. Monyet.
Plastic section. x 540.
langsung tampak dengan melihat susunan pembu-
luh darah yang ditunjukkan dengan pcnah. Sel-sel
Kapsula (Ca) kelenjar suprarenalis memperlihatkan
ada dalam daerah zona fasikulata yang lebih dalam
adanya serat-serat kolagen (C0 dan inti (N)
itu lebih kecil dan tampak lebih padat daripada yang
fibroblas. Zona glomerulosa (ZG) yatg menem-
lebih ke permukaan ada terdapat spongiosit (Sp).
pati bagian atas fotomikroskopik ini, tampak sel-sel
Sel-sel di zona retikularis (ZR) susunannya tidak
yang relatif kecil dengan sedikit vakuola (panah).
beraturan, membentuk tali-tali anastomosis dengan
Bagian bawah fotomikroskopik tampak zona fasi-
celah di antaranya terdapat kapiler yang lebar. Sel-
kulata (ZF), dimana sel-selnya lebih besar dan mem-
sel di zona retikularis dan yang terdapat di zona
perlihatkan gambaran banyakvakuola (kepalo panah).
fasikulata menjadi satu, hampir tidak dapat dibeda-
Perhatikan adanya unsur jaringan ikat (CT) dan
kan. Ini merupakan daerah yang relatif sempit dari
pembuluh darah (BV) dalam jaringan interstisial
korteks. Medula (M) jelas terlihat karena sel-sel-
di antara tali-tali sel parenkim.
nya lebih besar daripada sel-sel di zona retikularis.
Korteks
Selanjutnya, ciri khas medula ada terdapat sejum-
-
N/edura*>sil
lahvena (V) yangbesar.
Z. retikularis
Z. fasikulata
Z. glomerulosa
Kapsula
Kelenjar suprarenalis
Bagian atas fotomikroskopik ini memperlihatkan Sel medula adrenalis, sering disebut sebagai sel
batas antara zona fasikulata (ZF) dan zona reti- kromafin (ChC), tersusun berkelompok bentuk
kularis (ZR). Perhatikan spongiosit (Sp) fasikulata bulat sampai lonjong atau tersusun tidak beraturan
lebih besar dan lebih bervakuol daripada sel-sel di berbentuk tali-tali yang pendek. Selnya besar dan
zona retikularis. Sel parenkim dari zona retikularis lebih kurang berbentuk bulat sampai polihidral
tersusun dalam tali-tali yang beranastomosis tidak dengan sitoplasma (Cy) pucat dan inti (N) vesi-
beraturan. Celah antara kedua bagian ditempati kula4 dan anak inti (n) besar, tunggal. Celah di
kapiler besar berisi sel darah merah (RBC). Dalam antaranya ada vena-vena (V) besar dan anyaman
kotak. Zona fasikulata. Monyet. Plastic sec- kapiler yang luas. Sel-sel ganglion yang besar ter-
tion. x 540. Spongiosit (Sp) zona fasikulata ada dua kadang ada.
ukuran yang berbeda. Yang letaknya lebih superfisial
di korteks, seperti tampak dalam kotak, lebih besar
&Affi*eR 4 . Badan pinealis. Manusia. Paraffin
dan lebih bervakuol Qtanoh) daripada spongiosit
yang letaknya dekat ke zona retikularis.
section, x 540.
Spongiosil
, n",n,,","
)
z. gtomerulosa
Sel neuroglia )
Kapsula
Korpus pinealis
Kelenjar suprarenalis
KUNCI
BS brain sand N inti Sp spongiosit
BV pembuluhdarah n anakinti T trabekula
ChC sel kromafin Ng sel neuroglia V vena
Cp kapiler Pi pinealosit ZF zonafasikulata
Cy sitoplasma RBC sel darah merah ZR zonaretikularis
Lo lobulus
sel pars nervosa adalah pituisit, menyerupai sel-sel Sel-sel utama ada banyak, sel-selnya kecil dengan
neuroglia. Sel-sel ini mungkin menyokong serat saraf inti besar dan membentuk tali-tali.
Oksifil lebih besar, asidofil dan jumlahnya lebih sis tidak beraturan. Kapiler yang masuk melebar.
sedikit daripada sel utama.
B. Medula
G. Jaringan lkat Pada manusia medula adalah kecil dan terdiri atas
Septa jaringan ikat dari kolagen, demikian juga sel-sel kromafin yang besar, berisi granula, tersu-
serat-serat retikulin yang tipis menyokong jaringan sun dalam tali-tali yang pendek. Selain itu, juga ada
vaskular yang banyak. Infiltrasi lemak sering pada sel-sel ganglion otonom yang besar. Khas untuk
individu usia lebih tua. medula adalah adanya vena-venabesar.
Integumen . 261
GAMBAR 11-1 Kulit dan Turunannya
*rt
v
.S korpuskulum
Epidermis I Meissner
o/
stratum korneum /
#t
*JI
..1
Batang rambut
f t
in
t'*.r,S
\ -'{i-r"'lrqf
" , Kelenjar sebasea (minyak)
\.sj, ,,-'
Muskulus arektor pili
Stratum- *'lt
.1t..
spinosum -/ l
slratumbasate / ) ,'.'
Kelenjar keringat ekrin
""'''i::TT,:
,;ii:"/W Kelenjar keringat apokrin
Akar rambut
Kelenjar keringat apokrin
Arteria
Vena
Kulit dan hrrunannya yaitu rambut kelenjar keringat (baik ekrin maupun apokrin) , kelenj ar sebasea dan kuku dikenal
sebagai integumen. Kulit mungkin tebal atau tipis, tergantung pada tebalnya epiderrnis. Kulit tebal epidermisnya
terdiri atas lima lapisan keratinosit yang berbeda (stratum basale, sfatum spinosum, sffatum gmnulosum, strahrm lusidum
dan stratum komeum) terselip di antaranya ada tiga jenis sel lainnya, melanosit, sel Merkel dan sel langerhans. Kulit
tipis epidermisnyatidakmengandungstratumgranulosum dan stratumlusidum, meskipunmasing-masing selnya ada.
Stratum korneum-I^t,
Stratum lucidum
Stratum granulosum -j.4
Stratum spinosum
Sel Langerhans Epidermis
Sel Merkel
Melanosit
lvlembran basalis
Pembuluh darah
Stratum basale
Sarung kutikula
Lapisan Huxley
Pori-pori
Duktus ekskretorius
Bagian sekretoris
Sel sebasea
Komponen sekretoris kelenjar ke-
ringat ekrin terdiri atas epitel selapis
kubis yang terdiri dari sel gelap, sel
jernih dan sel mioepitel. Sa-luran
keluar kelenjar ini terdiri atas epitel
berlapis kubis (dua lapisan sel kuboi-
dal).
Integumen . 265
selalu jelas. Hanya terdapat pada kulit telapak jaringan ikat padat kolagen tidak beraturan
tangan dan kulit telapak kaki, biasanya tampak kebanyakan mengandung kolagen tipe I dan sejum-
sebagai daerah tipis, translusen, letaknya antara lah serat elastin yang membantu melekatkan kulit
stratum granulosum dan stratum korneum. Sel ke jaringan di bawahnya hipodermis. Dermis selan-
stratum lusidum tidak mempunyar inti atau organel jutnya dibagi menjadi jalinan longgar lapisan papi-
tetapi mengandung tonofibril (filamen keratin ter- laris (terdiri
atas rigi dermis primer dan sekunder),
susun padat) dan mengandung eleidin, produk per- daerah superfisialis yang interdigitasi dengan rigi
ubahan dari keratohialin. Lapis sel yang paling per- epidermis (dan pagar interpapilaris) dari epidermis
mukaan adalah stratum korneum, terdiri atas sel- dan lapisan retikularis, lebih dalam, lebih kasar
sel mati dikenal sebagai skuama. Lapis superfisial dan lebih padat. Batas antara lapisan papilaris dan
stratum korneum mengelupas dengan kecepatan lapisan retikularis tidak jelas. Rigi dermis (seperti
yang sama, saat sel-sel itu digantikan oleh adanya halnya rigi dermis sekunder) memperlihatkan akhiran
aktivitas mitosis pada stratum basalis dan stratum saraf berkapsul, seperti halnya korpuskulum
spinosum. Meissner, sama halnya lengkung kapiler yang mem-
Epidermis terdiri atas empat jenis sel : kerati- bawa nutrien ke epidermis yang avaskular.
nosit (yang dijelaskan di atas), melanosit, sel Langer-
hans dan sel Merkel. Keratinosit berperan dalam
produksi keratin adalah sel epidermis yang paling O TURUNAN KULIT
banyak dan berasal dari ektoderm. Melanosit, ber- Turunan kulit mencakup rambut, kelenjar seba-
asal dari sel krista neuralis, berperan dalam pem- sea, kelenjar keringat dan kuku (lihat Gambt l7-2).
bentukan melanin, yang disintesis organel khusus Struktur ini berasal dari pertumbuhan epidermis ke
disebut melanosom. Melanosit ini merupakan sel dermis dan hipodermis, sementara itu tetap mem-
terbanyak nomor dua, tersebar di antara keratinosit pertahankan hubungannya dengan bagian luar.
dari stratum basale dan adajuga di folikel rambut Setiap rambut terdiri atas batang rambut dari sel
dan di dermis. Sel ini mempunyai juluran sitoplasma bertanduk dan akar rambut berada dalam folikel
tipis yang panjang terbentang ke dalam celah antar- rambut, dihubungkan dengan keleqiar sebasea yang
sel, di antara sel stratum spinosum. Sel Langerhans (sel mensekresi zat seperti minyak yaitu setlum, ke
dendritik), berasal dari sumsum tulang dan letaknya dalam leher folikel rambut. Berkas kecil sel-sel otot
kebanyakan dalam stratum spinosum, berfungsi polos yaitu muskulus arektor pili, melekat ke
sebagai antigen-presenting cells pada respons imun. folikel rambut dan meliput kelenjar sebasea, mele-
Sel Merkel, asalnya tidak diketahui, tersebar di antara kat ke dalam sisi superfisial kulit.
stratum basale dan paling banyak pada ujung-ujung
Kelenjar keringat tidak berkaitan dengan foli-
jari. Akhiran saraf aferen mendekati sel-sel ini, mem-
kel rambut. Ini adalah kelenjar tubular sederhana
bentuk kompleks diduga berfungsi sebagai meka- berkelok-kelok, dimana bagian sekretoriknya meng-
noreseptor (reseptor raba). Ada bukti bahwa sel hasilkan keringat, dilepaskan ke permukaan kulit
Merkel mungkin juga mempunyai fungsi neurose- melalui saluran yang panjang. Sel mioepitel menge-
kretoris. lilingi bagian sekretorik kelenjarini.
Kulit tipis berbeda dari kulit tebal, di mana ada
Kuku adalah struktur bertanduk pada distal
tiga atau empat lapisan. Stratum lusidum selalu tidak
falangs setiap jari tangan atau jari kaki. Lempeng
tampak pada kulit tipis, sedangkan stratum korneum,
bertanduk ini terletak di atas suatu dasar kuku dan
granulosum dan spinosum ketebalannya sangat sedi-
bagian lateralnya dibatasi oleh dinding kuku. Kuti-
kit. Ternyata, sering hanya lapisan stratum granu-
kula (eponychium) terletak melapisi lunula, suatu
losum yang tidak sempurna yang ada.
daerah opak berbentuk bulan sabit dari lempeng
kuku, sedangkan hyponychium terletak di bawah
Dermis tepi bebas lempeng kuku.
Dermis kulit, letaknya langsung sebelah dalam epi-
dermis, berasal dari mesoderm. Dermis terdiri atas
Integumen . 265
CONTOH KASUS KLINIS
Integumen . 267
*&Sl**&X $ o Kulit tebal. Paraffin section. x 132. &&WffiA* € . Kulit tebal. Monyet. Plastic
section. x 132.
Kulit terdiri atas epidermis (E) sisi permukaan dan
dermis (D) lapis lebih dalam. Pada batas antara ke Gambar fotomikroskopik ini dari kulit tebal, menun-
dua jaringan ada rigi epidermis (ER) dan rigi jukkan gambaran serupa dengan yang ada pada
dermis (DR) (papila dermis). Antara rigi epidermis Gambar 1. Namun, lapisan-lapisan epidermis (E)
yang berturutan ada pasak interpapilaris, yang mem- lebih mudah dipelajari dalam sajian ini. Perhatikan
bagi setiap rigi dermis menjadi rigi dermis sekunder. skuama dari stratum korneum (SC) tampak lang-
Perhatikan pada kulit tebal lapis keratinisasi yaitu sung terletak pada stratum granu.losum (SG), di-
stratum korneum (SC) berkembang sangat baik. mana sel-selnya mengandung granula keratohialin.
Perhatikanjuga, saluran keluar (duktus) (d) kelen- Lapisan sel-sel paling tebal pada epidermis adalah
jar keringat menembus dasar rigi epidermis. Dermis stratum spinosum (SS), sedangkan straturn
kulit selanjutnya dibedakan atas dua daerah yaitu basale (SB) tebalnya hanya selapis sel. Stratum lusi-
lapisan papilaris (PL) terdiri atas jaringan ikat dum tidak tampak, meskipun sedikit sel-sel peralihan
kolagen longgar dari rigi dermis dan lapisan reti- (panah) dapat dikenali. Perhatikan rigi dermis
kularis (RL) yaitu lapisjaringan ikat kolagen yang sekunder (SDR) pada kedua sisi pasak inter-
lebih dalam dan lebih padat. Pembuluh darah (BV) papilaris (IP), ada lengkungan kapiler darah
dari stratum retikulare memasuki rigi dermis. (CL). Daerah serupa dengan daerah korak diberikan
dalam Gambar 3 dan Gambar 4 dengan pembesaran
kuat.
*&ffiS&ffi 3 . Kulit tebal. Monyet. Plastic section.
x 540.
fi&fdm&ffi 4 . Kulit tebal. Monyet. Plastic section.
Ini adalah pembesaran kuat daerah yang serupa x 540.
dengan doerqh kotak dalam gambar sebelumnya.
Lapisan papilaris (PL) dari dermis memperlihat- Iniadalah pembesaran kuat suatu daerah serupa
kan inti (N) berbagai sel-sel dalam jaringan ikat, dengan daerah kotok Gambar 2. Perhatil<an sel
juga daerah antara dermis dan stratum basale straflrm spinosum (SS) saat didorong naik ke atas,
(SB). Perhatikan sel-sel ini kuboidal sampai torak sel-sel menjadi agak gepeng. Saat sel mencapai
dan tersebar di antaranya terkadang ada sel jernih, stratum granulosum (SG) sel mengumpulkan
mungkin melanosit (M) yang tidak aktif, meskipun granula keratohialin (panah), yang jumlahnya me-
demikian perlu ditekankan bahwa sel-sel Merkel ningkat ketika sel menuju lapis ini. Terkadang sel-sel
juga tampak seperti sel jernih. Sel stratum spi- peralihan (kepalo panah) dari stratum lusidum yang
nosum (SS) berbentuk polihedral, mempunyai tidak jelas dapat diamati, juga skuama (S) dari
sejumlah jembatan antar sel yang saling mengunci stratum korneum (SC). Daerah kotak. Kulit
seperti jari-jari dengan sel-sei lainnya, sehingga tebal. Paraffin section. x 132. Gambar fotomi-
gambarannya seperti berduri.
kroskopik ini memperlihatkan stratum lusidum
(SL). Perhatikan bahwa lapis ini terletak di antara
stratum granulosum (SG) dan stratum korneum
(SC). Perhatikan saluran keluar (duktus) (d) kelen-
jar keringat.
KUNGI
BV pembuluh darah ER rigi epidermis SC stratum korneum
CL lengkung kapiler IP pasak interpapilaris SDR rigi dermis sekunder
D dermis M melanosit SG stratumgranulosum
d duktus N inti SB sffatumbasale
DR rigi dermis PL lapisan papilaris SL stratum lusidum
E epidermis RL lapisan retikularis SS stratum spinosum
S skuama
Integumen . 269
S&Mffi&ffi "! . Kulit tipis. Manusia. Paraffin &Ant!&&& P . Kulit tipis. Manusia. Paraffin
section. x 1 9. section, x 132.
Kulit tipis terdiri atas lapisan yang sangat ramping Ini adalah pembesaran kuat daerah serupa dengan
dari epidermis (E) dan dermis (D) lapisan di daerah kotak gambar sebelumnya. Perhatikan epi-
bawahnya. Sementara kulit tebal tidak mempunyai dermis (E) lebih tipis daripada kulit tebal dan
folikel rambut dan kelenjar sebasea yang berhu- bahwa sffatum korneum (SC) sangat berkurang
bungan dengan folikel, kebanyakan kulit tipis mem- tebalnya. Rigi epidermal dan pasak interpapi-
punyai kedua bangunan itu. Perhatikan rambut (H) laris (IP) tampak jelas dalam fotomikroskopik ini.
dan folikel rambut (HF), bulbus pili (B) mele- Perhatikan lapisan papilaris (PL) dermis berisi
bar ada papila (P) jaringan ikat. Kebanyakan folikel berkas serat kolagen (CF) yang lebih halus dari-
terbenam dalam fasia superfisialis di bawah kulit, pada jaringan ikat kolagen padat tak beraturan di
yaitu lapisan jaringan lemak yang disebut hipo- lapisan retikularis (RL). Dermis jelas vaskular,
dermis (hD), yang bukan merupakan bagian inte- tampakbanyak sekali pembuluh darah (B\D yang
gumen. Kelenjar sebasea (sG) sekretnya dike- pada potongan melintangnya terlihat jelas.Sejumlah
luarkan ke dalam saluran keluar yang pendek duk- inti (N) dari berbagai seljaringan ikat menunjukkan
tus (d) ke dalam lumen folikel rambut. Berkas otot dermis yang selular. Perhatikan juga adanya mus-
polos yaitu muskulus arektor pili (AP) memben- kulus arektor pili (AP), yang kontraksinya mene-
tuk seperti jerat pada kelenjar ini, berjalan dari gakkan rambut dan menyebabkan gambaran seperti
folikel ke lapis papilaris dari dermis. Keler{ar "kulit angsa". Daeroh kotak disajikan dengan pem-
keringat (swG) juga ada di lapisan retikularis dari besaran kuat dalam gambar berikutnya.
dermis. Suatu daerah serupa dengan daerah kotok
diperlihatkan dengan pembesaran kuat pada Gam-
bar2. {iAffiK,&n 3 . Kulit tipis, Manusia. Paraffin
section. x 270.
JITF
*
I
q
I
"'Y r ,
*
5iq"
{-ffe,tu!EAm 5-l
KUNCI
AP muskulus arektor pili H rambut RL lapisan retikularis
B bulbuspili hD hipodermis SC stratumkorneum
BV pembuluhdarah HF folikelrambut sDR rigi dermis sekunder
CF seratkolagen IP pasakinterpapilaris sG kelenjar sebasea
CL lengkungkapiler N inti SB stratumbasale
D dermis P papila SS stratum spinosum
d duktus PL lapisanpapilaris swG keleni ar keringat
idermis
lntegumen . 271
$&&$WA& t . Folikel rambut. l.s. Manusia. &AXWS&ffi 3 . Kelenjar sebasea. Manusia. Paraffin
Paraffin section. x 132. section. x 132.
Ujung folikel rambut yang melebar disebut bulbus Kelenjar sebasea (sG) adalah kelenjaryang asinus-
pili, terdiri atas papila (P) jaringan ikat yang dili- nya holokrin, bercabang, menghasilkan sebum seperti
puti oleh sel-sel yang berasal dari epitel yang akar minyak. Sekret kelenjar ini dilepaskan ke dalam
rambut (HR). Aktivitas mitosis untuk pertumbuhan Iumen folikel rambut (HF), yang mana kelenjar
rambut terjadi di matriks, dari sini ada beberapa sebasea terkait. Sel basal (BC), terletak di tepi
selubung konsentris dari sel-sel epitel tumbuh dike- kelenja4 mengalami mitosis aktif, untuk mengganti
lilingi oleh sarung jaringan ikat (CTS). Warna kan sel yang mati, yang pada kelenjar holokrin men-
rambut tergantung pigmen inrraselular yang ber- jadi hasil sekresi. Perhatikan ketika sel-sel mengum-
peran untuk tampil gelap dari beberapa s el (panah) . pulkan sebum dalam sitoplasmanya, sel berdegene-
rasi, tampak piknosis inti (N) terjadi secara berta-
hap. Perhatikan muskulus arektor pili (Ap), yang
GAnfi&An 3 . Folikelrambut. x.s. Manusia.
menjerat kelenjar sebasea.
Paraffin section. x 132.
Banyak lapisan yang menyusun folikel rambut yang S&!WK'&ffi 4 . Kelenjar keringat. Monyet. Plastic
sedang tumbuh dapat diamati pada potongan melin-
section. x 132.
tang ini. Seluruh struktur dikelilingi oleh sarung
jaringan ikat (CTS), dipisahkan dari komponen Kelenjar ekrin tubulosa berkelok-kelok selapis di-
yang berasal dari epitel oleh membrana basalis khu- bagi menjadi dua kompartemen, bagian sekresi (s)
sus yaitu membran kaca dalam (inner glassy mem- dan saluran keluar (duktus,zd). Bagian sekresi kelen-
brane / BM). Sel-sel polihidral yang jernih menl'u- jar terdiri atas epitel selapis kubis, terdiri atas sel-sel
akar rambut luar (ERS), mengelilingi
sun sarung sekretoris gelap dan terang (satu sama lain tidak
sarung akar rambut dalam (IRS), yang sel- dapat dibedakan kecuali digunakan cara khusus).
selnya mengalami keratinisasi. Pada leher folikel Kanalikuli interselular tampak di antara sel-sel
rambut, dimana saluran keluar kelenjar sebasea jernih, yang lebih kecil daripada lumen (L) kelenjar.
masuk, sarung akar rambut dalam hancu4 terbentuk Duktus (d) mudah dikenali karena duktus lebih
suatu lumen yang di dalamnya sebum dan kelenjar gelap dan terdiri atas epitel berlapis kubis. Daerah
keringat apokrin dikeluarkan. Kutikula (Cu) dan kotak a dan b. Duktus dan unit sekretorik.
korteks (Co) menyrrsun komponen rambut yang Monyet. Plastic section. x 540. Duktus mudah
keratinisasi sangat baik, sedangkan medula tidak
terlihat, karena lumen (L) nya dikelitingi oleh dua
tampak pada pembesaran ini. Perhatikan adanya
lapis sel kubis. Sel sekretorik (s) dari kelenjar
muskulus arektor pili (AP)
keringat ekrin dikelilingi oleh sel mioepitel (My)
yang tampak lebih gelap.
i
"i*'-<-)
Sel mioepitel Duktus-
\-L
serserap{,e; tA
Papila Setiernih/ *Hlu *:fth
**iffi
rambut ffir"
Akar rambut Kelenjar t<eringat etrin Kelenjar sebasea
Integumen . 2?3
&AMgAffi t. Kuku jari. Ls, Paraffin section. x 14. GAlxSB,srR ?. Kuku jari, x.s. Paraffin section. x 14.
Kuku merupakan struktur yang sangat keratinisasi, Lempeng kuku (NP) pada potongan melintang
letaknya pada permukaan dorsal dari falang distal menampakkan adanya gambaran cembung. pada
(Ph) dari setiapjari tangan danjari kaki. Lapisan tan- kedua sisinya dibatasi oleh dinding kuku (NW)
duk lempeng kuku (NP) menjulur masuk ke dalam dan alur lateral yang disebut sebagai alur kuku
dermis, membentuk akar kuku (NR). Epidermis (NG). Dasar kuku (NB) analog dengan empat
pada falangs distal membentuk lipatan kontinyu yang lapisan epidermis, sementara itu lempeng kuku meru-
disebut eponychium (Ep) atau kutikula, dasar pakan stratum korneum. Dermis (D), sebelah dalam
kuku (NB) di bawah lempeng kuku dan hypo- dasar kuku, melekat erat pada periosteum fibrosa
nychium (Hy). Epitel (panah) mengelilingi akar (FP) tulang (Bo) dari ujung falangs. perhatikan
kuku, berperan untuk secara terus menerus peman- bahwa ujungjari dilapisi kulit tebal dimana stratum
jangan kuku. Dermis (D) antara dasar kuku dan korneum (SC) berkembang sangat baik. Struktur
tulang (Bo) dari falangs distal melekat erat pada kecil gelap di dermis adalah kelenjar keringat
periosteum fibrosa (EP). Perhatikan bahwa ini (swG).
adalahjari yang sedang berkembang, seperti tampak
adanya tulang rawan hialin (HC) dan osteoge-
nesis endokondral (kepalapanoh) .
&A$S&A& 3 . Korpuskulum Pacini, Paraffin
section. x 132.
SAIW&AR 3 . Korpuskulum Meissner. Paraffin Korpuskulum Pacini, terletak dalam dermis dan
hipodermis merupakan reseptor mekanis. Bangunan
section. x 540.
ini terdiri atas sumbu tengah dengan daerah
Korpuskulum Meissner adalah reseptor mekanis dalam (IC) dan daerah luar (OC) dan suatu kap-
bentuknya lonjong, berkapsul terletak di rigi der- sula (Ca) yang mengelilingi sumbu tengah. Sumbu
mal, tepat sebelah dalam stratum basale (SB). tengah dalam dipengaruhi serat sarafaferen (NF),
Bangunan ini khususnya jelas di daerah genital, yang mielin-nya hilang segera setelah masuk kor-
bibir, ujung jari dan telapak kaki. Kapsula (Ca) puskulum. Sel-sel di tengah adalah modifikasi sel
jaringan ikat membungkus korpuskulum ini. Inti Schwann, sedangkan komponen kapsula merupa-
(N) dalam korpuskulum kepunyaan sel Schwann kan lanjutan endoneurium serat saraf aferen. Kor,
yang gepeng, yang tersusun mendatar dalam struk- puskulum Pacini mudah dikenali dalam sajian karena
tur ini. Serat saraf aferen (NF) menembus dasar menyerupai potongan bawang. Perhatikan adanya
korpuskulum Meissner, bercabang-cabalg, dan ber- muskulus arektor pili (AP) dan gambaran duktus
jalan berkelok-kelok dalam korpuskulum. (d) kelenjar keringat di dekat bangunan tetapi tidak
berkaitan dengan korpuskulum Pacini.
S -f LemPeng kuku
l{,.:1i1L-
Alur kuku
Dasar kuku
Akar kuku --...-.*#;;m.,
- -\
^^u,,,",*,,,ur/ Hyponychium
'"'c
Kuku
Bl q--l
fsAi,riAx ftrAnrg&n
KUNCI
AP arektor pili Hy hyponychium NR akar kuku
Ca kapsula IC sumbutengah NW dindingkuku
Bo tulang N inti OC sumbu tengah daerah luar
D dermis NB dasarkuku Ph falangs distal
d duktus NF serat saraf SC stratumkomeum
Ep eponychum NG alurkuku SB stratumbasale
FP periosteumfibrosa NP lempengkuku swG kelenjarkeringat
HC tulangrawanhialin
lntegumen . 2?5
G,&$t{g*&ffi i* . Kelenjar keringat. x.s. Manusia. antara lumen utama dan ruang antar-sel lateral; dan
Mikroskop elektron. x 5.040.
(3) antara suatu sel jernih dan suatu sel gelap,
memisahkan lumen utama (L) dan ruang antar-sel.
Taut kedap (p anoh) terdapat pada tiga tempat dalam Perhatikan adanya granula sekretoris (SG) dan
bagian sekretoris kelenjar liur manusia : (1) antara sel mioepitel (ME). (Seizin Briggman J! Bank HL,
sel-sel jernih (C) memisahkan lumen kanalikulus Bigelow JB, dkk. Structure of the tightjunctions of
antar-sel (kepoloponah) dan ruang basolateral antar- the human eccrine sweat gland. AM J Anat 1981;
sel; (2) antara dua sel gelap (D) memisahkan 762:357-368).
Integumen . 277
ke dalam folikel rambut. membenfuk suatu lumen D. Kelenjar keringat
yang ke dalamnya sebum dicurahkan.
1. Kelenjarkeringat
5. Kutikula sarung akar rambat Merupakan kelenjar tubulosa, sederhana,
Terdiri atas sel yang banyak mengalami kerati- berkelok-kelok dimana bagian sekretoriknya
nisasi yang saling tumpang tindih satu samalain. terdiri atas epitel selapis kubis. Sel gelap dan sel
6. Korteks pili terang ada dengan kanalikuli interselularis di
Rambut secara keseluruhan, terdiri atas sel-sel antara sel-sel. Sel mioepitel mengelilingi bagian
yang banyak mengalami keratinisasi. sekretorik.
Sistem Respirasi
Sistem respirasi berfungsi untuk pertukaran karbon- tentu rongga hidung mukosanya berubah menjadi
dioksida dan oksigen, yang kemudian didistribusi- daerah olfaktoris, dan merujuk ke mukosa olfak-
kan ke seluruh jaringan tubuh. Untuk memenuhi torius. Kelenjar dalam lamina propria dari mukosa ini
fungsi ini, udara harus dibawa ke bagian sistem res- menghasilkan sekret mukus yang tipis yang mela-
pirasi dimana pertukaran gas dapat terjadi. Sistem rutkan zat-zat berupa bau. Sel olfaktoris yang
respirasi, karenanya, mempunyai bagian konduksi berupa epitel torak bertingkat terletak dalam epitel
dan bagian respirasi. Beberapa saluran yang lebih olfaktoris yang menerima rangsangan sensoris. Selain
besar dari bagian konduksi adalah ekstrapulmonal, sel olfaktoris, ada dua jenis sel lainnya yang menyu-
sementara komponen yang lebih kecil adalah intra- sun epitel olfaktoris, yaitu sel penyokong dan sel
pulmonal. Bagian respirasi seluruhnya intrapul- basal. Sel penyokong sama sekali tidak mempunyai
monal. Diameter berbagai lumen berubah oleh karena fungsi sensoris. Sel ini membentuk pigmen coklat
adanya sel-sel otot polos yang terdapat sepanjang kekuningan yang memberi warna mukosa olfak-
saluran (Tabel 2-1). toris. Sel-sel ini memisahkan dan menyokong sel
olfaktoris. Sel basal kecil, gelap, terletak pada mem-
brana basalis dan mungkin bedungsi untuk rege-
O BAGIAN KONDUKSI nerasi. Akson sel olfaktoris berkumpul menjadi
Daerah ekstrapulmonal dari bagian konduksi berkas saraf yang kecil yang berjalan melalui lem-
terdiri atas rongga hidung, farings, larings, trakea peng kribriformis tulang etmoid sebagai saraf
dan bronkus. Daerah intrapulmonal yaitu bronkus kranial pertama yaitu nervus olfaktorius. Jadi, perlu
intrapulmonal, bronkiolus dan bronkiolus terminalis diingat bahwa badan sel dari nervus olfaktorius
(lihat Gambar I2-I). (saraf kranial I) terletak pada tempat yang agak rawan,
pada epitel permukaan yang membatasi rongga
Daerah Ekstrapulmonal hidung.
Daerah ekstrapulmonal dari bagian konduksi Bagian konduksi sistem respirasi disokong oleh
mengubah udara yang dihirup dengan melembab- suatu rangka yang terdiri atas tulang dan/atau tulang
kan, membersihkan dan menyesuaikan suhu udara. rawan agar dapat mempertahankan lumen tetap ter-
Kerja membersihkan dan melembabkan dilakukan buka. Diameter lumen ini dikendalikan oleh sel otot
oleh mukosa saluran pemapasan. Mukosa saluran polos yang letaknya pada dinding bangunan ini.
pernapasan terdiri atas epitel bertingkat torak Larings yaitu suatu daerah dari bagian konduksi,
bersilia (epitel respiratori) dengan sejumlah sel-sel diperuntukkan mencegah makanan, cairan dan benda
goblet dan sarung jaringan ikat di bawahnya yang asing masuk ke dalamnya dan untuk pembentukan
ditempati kelenjar seromukosa. Perubahan tem- suara. Larings terdiri atas sembilan tulang rawan,
peratur udara pemapasan dicapai melalui adanya pem- tiga di antaranya berpasangan, sejumlah otot
buluh darah yang banyak dalam jaringan ikat tepat ekstrinsik dan intrinsik dan beberapa ligamen. Kerja
di sebelah dalam epitel respirasi. Pada daerah ter- otot ini pada tulang rawan dan ligamen mengubah
€o
au
d
d 07 rii
6 E €
6cil
g, t?
>i,
i!!
F
>.
JA
€ €' E
€
TA F ii F iir '' F
E
-6 'dd
Jal
t6
d d
>.
6
d
E
€,
F.
E
'd
t'{
tr? F
.d.:::
'c! r.il
:E :b0
d.= c
.d h0
b0 )l 6 6 M .\4 b0- ! ,s bo
iz6 !F
6 E:i
d€ OE -9
30 o
o o
06
bo Eb !O bo, : YoPg h
- r'EP
5m o
ou@
o6 o5
3-u '.9:;.'fi
dd 'ax os bo bo
o
o
-o'
tl, (E
s-* o ]a
!3 E !d
6,;h0 S.FEg d
b
o {t 9b.F
jr
tr qb(h c9
E33
JI la
'd
J
E
?
-d
t) 'd JZ di
(! h
O
U) M. F ia
-
i)
F
CL
o
o
t o
,3, ., E?
o dl
o d 6
o 60.E b0d d d
c: iio
ll, c,
o=
€ ?
50. ,II
(g
QI' F F o o' F.
filr'
oH
5
5 6
.!
-s xd
pa.
5:o o
a6 &-t o
,.,6i., o o!)
o
':-i".1':.' ?
rr-.'
ri']'.lI,r:,
;.6{l:,
,':,'-t:.
6
,:1,'ltJ','
r.i'iJ:ll fo
tsr o
,:1rl$:'' {B .ED
rEE (s
Etri g! liit;i
E' s\
E'rE
q: G
:-J:+
]i,,' il:
e.
s.
q.
Bronkus intraPulmonal
--
Lempeng tulang rawan
Bronkiolus
Arteri pulmonalis
(membawa darah tidak
mengandung oksigen)
Bronkiolus terminalis
Bronkiolus
respiratorius
Jala-jala elastin
alveolus :
Jala-jala kapiler
alveolus *".*gg#- \ Pleura viseralis
Pneumosit tipe ll
Mukosa olfaktoris rongga hidung terdiri atas epitel Ini adalah pembesaran kuat daerah kotak dari gam-
olfaktoris yang tebal (OE) dan lamina propria bar sebelumnya. Epitel (OE) adalah bertingkat torak
(LP) yang kaya dengan pembuluh darah (BV), bersilia, silianya tampak jelas. Meskipun pulasan
pembuluh limf (L\D, dan serat saraf (NF) sering hematoksilin dan eosin mewarnai jaringan tidak
berkumpul menjadi berkas. Lamina propria juga dapat membedakan berbagai jenis sel, kedudukan
mengandung kelenjar Bowman (BG) yang men- inti dapat diperkirakan untuk dikenali. Sel basal
hasilkan lendir cair dan dilepaskan ke permukaan (BC) tampak pendek, dan intinya dekat membrana
epitel bersilia melalui saluran keluar yang pendek. basalis. Inti sel olfaktoris (OC) letaknya di tengah,
Daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran sedangkan inti sel sustentakular (SC) letaknya
kuat dalam Gambar 2. dekat apeks sel.
Epitel rongga hidung tampak kecil adanya kelenjar Larings setengah kanan, setinggi ventrikel (V)
intraepitelial (IG). Perhatikan struktur ini ber- diperlihatkan dalam fotomikroskopik ini. Ventrikel
batas jelas dari epitel di sekelilingnya. Hasil sekresi dibatasi sebelah superior oleh lipat ventrikular
dilepaskan ke dalam ruangan (bintang) yang kon- (pita suara palsu) (VF) dan sebelah inferior dibatasi
tinyu dengan rongga hidung (NC). Jaringan oleh lipat vokalis (VoF). Ruang di atas lipat ven-
ikat (CT) subepitelial mendapat banyak darah trikular adalah awal vestibulum (Ve) dan yang di
dengan pembuluh darah (BV) dan pembuluh bawah lipat vokalis adalah awal ruang infra-
limf (L\). Perhatikan sel plasma (PC), khas untuk glotis (IC). Muskulus vokalis (\M) mengatur
jaringan ikat subepitelial sistem repirasi, yang juga ligamentum vokalis yang ada di lipat vokalis. Asinus
memperlihatkan adanya kelenjar (GI). kelenjar mukosa dan kelenjar seromukosa (GI)
tersebar di dalam jaringan ikat subepitelial. Thlang
rawan larings (LC) juga tampak di sini.
KUNCI
BC sel basal LC tulang rawan larings PC sel plasma
BG kelenjarBowman LP laminapropria SC sel sustentakular
BV pembuluhdarah LV pembuluhlimf V ventrikel
C silia NC ronggahidung Ve vestibulum
CT jaringan ikat NF serat saraf VF lipat ventrikular
GI kelenjar OC sel olfaktoris VM muskulus vokalis
IC ruang infraglotis OE epitel olfaktoris VoF lipat vokalis.
IG kelenjarintraepitel
;ffi
€#
11'
ll
&
-ffi*
.#.
l-ffiApJrme${ 3 l rcewffienq-'l
Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan po- Trakea dilapisi oleh epitel (E) bertingkat torak
tongan memanjang trakea (Tr) dan esogafus bersilia, yang ditempati sejumlah sel goblet (GC)
(Es). Perhatikan lumen (LT) trakea tetap terbuka, yang secara aktif mensekresi substansia mukus.
karena adanya tulang rawan yang tidak kontinyu Lamina propria (LP) relatif tipis, sedangkan sub'
berbentuk cincin-C (CR) pada dindingnya. Cincin- mukosa (SM) tebal dan berisi kelenjar mukosa
C pada trakea lebih tebal di bagian anterior daripada dan kelenjar seromukosa (GI) yang sekretnya
sisi posterior, dan dipisahkan satu sama lain oleh dialirkan ke permukaan epitel melalui saluran keluar
jaringan ikat fibrosa (panah) yang tebal dan kon- yang menembus lamina propria. Perikondrium (Pc)
tinyr dengan perikondrium cincin-C. Tunika adven- tulang rawan hialin berbentuk cincin-C (CR) me-
tisia trakea melekat pada esofagus melalui nyatu dengan jaringan ikat submukosa. Perhatikan
jaringan ikat (CT) longgar, yang sering mengan- potongan melintang pembuluh darah (BV), me-
dung jaringan lemak. Perhatikan lumen (LE) esofagus nandakan banyaknya aliran pembuluh darah.
biasanya kolaps. Daerah serupa dengan daerah kotak
diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam-
bar 3.
Perikondrium
lr
KUNCI
AC sel-sel lemak GC sel goblet N saraf
BV pembuluhdarah GI kelenjarmukosa./ Pc perikondrium
CR cincin-C seromukosa SM submukosa
CT jaringanikat LE lumen-esofagus Tr trakea
E epitel LP laminapropria
Es esofagus LT lumen-trakea
KUNCI
C silia GA aparatus Golgi rER retikulum endoplasma
CC sel torakbersilia GC sel goblet kasar
Bronkiolus
respiratorius
$hit
t"g *r1
r.F-*&:*
KUNCI
B bronkiolus IB bronkus inffapulmonal LT jaringan paru
BV pembuluhdarah L lumen RB bronkiolusrespiratorius
CC sel Clara LN nodulus limfatikus Sm ototpolos
E epitel LP laminapropria TB bronkiolus terminalis
HC tulangrawanhialin
Pada bagian setengah bawah gambar fotomikrosko- Duktus alveolaris (AD), tidak seperti bronkiolus
pik ini tampak bronkiolus respiratorius lumen-nya respiratorius, tidak mempunyai dinding sendiri. Struk-
berdinding tebal dengan kantong kecil alveoli (A) tur ini dilapisi oleh epitel (E) selapis gepeng, terdiri
menonjol keluar. Di sini terjadi pertukaran gas yang atas sel-sel yang sangat tipis. Duktus alveolaris
pertama kali. Dinding bronkiolus respiratorius ter- menunjukkan sejumlah kantong kecil alveoli (A)
diri atas epitel selapis kubis, mempunyai beberapa menonjol keluar dan seluruhnya berakhir pada sakus
sel bersilia dan sel Clara (CC). Bagian dinding alveolaris (AS), terdiri atas kelompokan alveoli,
lainnya ada lapisan sel otot polos yang tidak sem- sekeliling ruang berisi udara. Setiap alveoli mempu-
purna dikelilingi oleh jaringan ikat fibroelastis. nyai sel otot polos kecil yang bekerja seperti tali penu-
Dengan pengamatan yang teliti pada gambar ini tup kantong, mengatur pembukaan ke dalam alveo-
menunjukkan bahwa dinding bronkiolus respirato- lus. Gambaran ini seperti tombol kecil (pcnoh). Suatu
rius melipat, sehingga memberi gambaran yang salah daerah serupa daerah korok diperlihatkan dengan
seolah-olah berdinding tebal. pembesaran kuat dalam Gambar 3.
&&*fi&AR 3 . Septum interalveolaris. Monyet. &&efrmAm 4 r Paru. Sel debu. Paraffin section.
Plastic section. x 540. x 210.
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Banyaknya pembuluh darah di paru jelas terlihat
kuat daerah serupa dengan daerahkotakGambar 2. dalam fotomikroskopik ini, karena pembuluh
Tampak dua alveoli (A) sebagai ruang kosong dipi- darah (BV) dan kapiler (Ca) septum interalveolaris
sahkan satu sama lain oleh septum interalveo- terisi dengan sel-sel darah merah. Bercak gelap yang
laris (lS). Septum terdiri atas kapiler (Ca), inti tampak tersebar dimana-mana dalam jaringan paru
(bintang) endotel menonjol ke lumen yang berisi sel adalah sel debu (DC), makrofag yang sudah mem-
darah merah (RBC). Septum interalveolaris juga fagosit partikel. Dalam kotok Paru. Sel debu.
seluruh alveolus dibatasi oleh pneumosit tipe I Monyet. Plastic section. x 540. Inti (N) sel debu
(P1), epitel selapis gepeng yang sangat tipis, tersebar (DC) dikelilingi oleh fagosom yang berisi partikel-
di antara pneumosit tipe II (P2). Septum inter- partikel yang mungkin difagosit dari suatu alveolus
alveolaris yang lebih tebal ada pembuluh darah paru.
(BV) dan unsur jaringan ikat termasuk makrofag
Bronkiolus respiratorius
yang disebut sel debu (DC). Perhatikan adanya sel
otot polos (Sm) dan unsur jaringan ikat yang Duktus alveolaris
I$
Sel debu
Pneumosit tipe I
Badan
lamelar Pertukaran gas
terjadi pada sawar
alveolar-kapiler
Pneumosit tipe ll
, ,l'
t-
Ca,
*
*#il-*l$
KUNCI
A alveolus CC Clara
sel N inti
AD duktus alveolaris DC debu
sel P1 pneumosit tipe I
AS sakus alveolaris E epitel P2 pneumosit tipe II
BV pembuluhdarah IS septuminteralveolaris RBC seldarahmerah
Ca kapiler L lumen Sm ototpolos
tt:Atvu$ema
{3&$Viffi&ffi 3 . Sawar udara-darah. Anjing. plasmalema pada kedua sisi sitoplasma. Ruang
Mikroskop elektron. x 85.500, alveolus (A) kosong, sedangkan lumen (L) kapi-
ler ada sedikit sel darah merah (RBC). (Seizin
Sawar udara-darah terdiri atas sel endotel (EC) DeFouw D. Padatnya jumlah vesikel dan selingan
yang sangat tipis, pneumosit tipe I (P1) dan selular: perbandingan antara endotel dan epitel sep-
lamina basalis (BL). Perhatikan sitoplasma (panah) tum alveolaris pada paru anjing normal. Anat Rec
kedua jenis sel sangat sedikit, seperti tampak dekat 209:77-84.)
4. Kelenjar
G. Trakea
Kelenjar seromukosa menempati jaringan ikat
1. Mukosa antara lempeng tulang rawan dan otot polos. Nodu-
Mukosa trakea terdiri atas epitel respiratoris lus limfatikus dan percabangan arteri pulmonalis
dengan sejumlah sel-sel goblet, lamina propria juga ada.
dan lamina elastika yang berkembang baik.
F. Bronkiolus
2, Submukosu
Bronkiolus dibatasi oleh epitel selapis torak
Submukosa ditempati oleh kelenjar mukosa dan
bersilia sampai epitel selapis kubis tersebar dengan
kelenjar seromukosa.
sel Clara tidak bersilia. Sel goblet ditemukan hanya
3.Adventisia pada bronkiolus yang lebih besar. Lamina propria
Adventisia adalah bagian yang paling tebal dari tidak mempunyai kelenjar dan dikelilingi oleh otot
Sistemcernal .299
Kelenjar Liur Palatum dan Tonsil lingkungan yang lembab. Saliva juga berfungsi
membantu proses menelan dengan melumasi ma-
Tiga pasang kelenjar liur utama-parotis, sub-
kanan yang kering dan membentuk bolus yang
lingualis dan submandibularis-melepaskan sekret-
setengah padat. Selanjutnya, ada enzim dalam saliva
nya ke dalam rongga mulut. Palatum durum mem-
yang mengawali pencernaan karbohidrat, juga anti-
bantu lidah dalam menyiapkan bolus, sedang pala-
bodi sekretoris melindungi tubuh terhadap zat-zat
tum mole, bangunan yang dapat bergerak, menutup
antigen.
hubungan antara mulut dan nasofarings, jadi men-
cegah masuknya makanan dan air dari mulut ke Masuk ke farings dijaga terhadap masuknya
farings. bakteri oleh adanya cincin tonsilar, terdiri atas
Jaringan ikat di bawah epitel kavum oris banyak
tonsila lingualis, tonsila faringea, dan tonsila
palatina.
mengandung kelenjar liur kecil, yaag menghasil-
kan saliva secara terus menerus, mempertahankan
-r*#i
l .L
,
{ lgt:
._
t
Y,e,,
si'' !
l/":i ;'{
ng €
Foramen apikalis
€, i
F;ri
s 4&,
Gigi
Gigi terdiri atas mahkota dan akar, terdapat dalam cekungan tulang yaitu alveolus, diikat oleh
jaringan ikat padat kolagen yaitu ligamen periodontal. Mahkota gigi terdiri atas dua jaringan
kalsifikasi yaitu dentin dan email, sedangkan akar gigi terdiri atas dentin dan sementurn. Ruang pulpa
pada mahkota dan saluran akar gigi adalah berkesinambungan satu sama lain. Ruang itu ditempati
oleh jaringan ikat gelatinosa yaitu pulpa dentis, yang ditempati pembuluh darah dan pembuluh limf,
serat saraf, unsur jaringan ikat seperti odontoblas, merupakan sel-sel yang berperan untuk mem-
pertahankan dan memperbaiki dentin. Pembuluh darah dan saraf menuju pulpa dentis memasuki
saluran gigi melaluiforamenapikalis, yaitu lubangkecilpadaapeks akargigi.
-*
Lamina dentis Lamina dentis
Organ email
Kuncup Kriptus
tulang
(D) Aposisi (E) Memulai erupsi (F) Erupsi ke dalam kavum oris
Pulpa
Sementum
Ligamen
periodontal
SistemCernal .301
GAMBAR 13-2 Lidah dan Kuncup Kecap
Tonsila lingualis
Tonsila palatina
Kelenjar liur
Papila valata
Kuncup kecap
Muskulus intrinsik
Papila fungiformis
eaOifa tifitormS\
Sel pengecap
;_il: ,ii" -'
iii
w
.i[.:].,,
.p t'$
#t'
4tu
3$"
Taste buds (kuncup kecap) adalah kecil, merupakan bangunan
intraepitelial terdiri atas 40-70 sel, sel basal, sel neuroepitelial
(sel pengecap) dan sel sustentakular (sel penyokong). Kuncup
kecap berfungsi dalam menerima lima rangsangan pengecap
primer yaitu asin, manis, pahit, asam serta umami.
Permukaan dorsal lidah dibagi menjadi dua-pertiga bagian anterior, dipenuhi empatjenis papila lingua dan
sepertiga bagian posterior ditempati tonsila lingualis. Kedua bagian itu satu sama lain dipisahkan oleh
lekukan berbentuk "huruf V" yaitu sulkus terrninalis. Papila filiformis pendek, berbentuk konus dan mem-
punyai lapisan keratin tebal. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur dan sisi dorsal epitelnya ditem-
pati oleh tiga sampai lima kuncup kecap. Papila sirkumvalata adalah papila lingualis yang paling besar,
berjumlah enam sampai dua belas. Setiap papila sirkumvalata melekuk dari permukaan lidah dan dikelilingi
oleh suatu parit. Sisi lateral papila sertajuga pembatas parit ada sejumlah kuncup kecap. Papila foliata
terletakpada sisi lateral lidah.
odontogen. Sel-sel yang berasal dari krista neuralis intermedia (sel tipe III), yang akan mengalami
apoptosis dan mati. Siklus hidup yang sempurna
ini mulai memperlihatkan activin BA, BMP-4, gliko-
dari sel-sel ini berlangsung sekitar l0 hari sampai 2
protein perekat tenascin dan proteoglikan berikatan
minggu, dan sel-sel ini secara terus menerus diganti-
membran syndecan. Selanjutnya, sel-sel ini juga
kan dari sel basal. Sel-sel bertumpuk satu sama lain
memperlihatkan beberapa faktor transkripsi, nama-
dan membentuk lubang yang dikenal sebagai porus
nya Egr-L (early growth response-1), Msx-l
gustatorius pada permukaan epitel. Sebelah basal,
(homeobox-containing genes) dan Msx-2. Aktivasi
sel-sel tipe I, II dan III membentuk kontak sinapsis
ektomesenkim ini memperlihatkan perannya dalam
dengan serat saraf; sebelah apikal, sel ini mem-
induksi morfologi gigi, sehingga ini adalah ektome-
punyai mikrovili panjang dikenal sebagai rambut-
senkim yang akan menentukan, misalnya, apakah
gigi yang bertembang akan menjadi molar atau insi- rambut perasa, yang berjalan ke porus gustatorius
dan terpapar ke lingkungan yang lembab dari kalum
sivus. Molekul sinyal dari ektomesenkim meng-
induksi pembentukan simpul email, suatu struktur
oris. Rambut perasa mempunyai dua jenis dari
epitel yang tampak di tepian stratum intermedia reseptor rasa (TRl dan TR2) berikatan dengan
organ email. Simpul email mensintesis dan melepas-
bahan kimia yang larut dari makanan, dikenal
kan molekul sinyalnya sendiri, yaitu, FGF-4, BMP- sebagai citarasa, mengakibatkan protein-G aktif
2, BMrP -4, BMP-7 dan St*r. Molekul sinyal ini mem- dan/atau pembukaan langsung kanal ion. Hasil akhir-
bantu diferensiasi sel-sel epitel email dalam men- nya adalah sel neuroepitel menjadi aktif dan mele-
jadi ameloblas dan lapisan yang paling tepi dari paskan zat neurotransmiter pada taut sinapsis dengan
serat saraf. Susunan saraf pusat kemudian mencatat
papila dentis menjadi odontoblas. Simpul email
yang tetap bertahan berperan untuk mengikatkan sinyal dan mengartikan rasa yang dirasakan oleh
kuncup kecap.
epitel email dalam, menjadikan diferensiasi mor-
fologik organ email menjadi cetakan yang adalah
prototip gigi molar, sedangkan jika simpul email
mengalami apoptosis, diferensiasi morfologik ter-
tahan dan terbentuklah insisivus.
Sistemcernal.3o3
k
W CONTOH KASUS KLINIS
i
Slstemgernal .305
SASJIB&R 1 . Bibir. Manusia. Paraffin section. SAlt$SAH l. Bibir. Manusia, Sisi dalam. Paraffin
x 14. section. x 270.
Bibir manusia memperlihatkan tiga permukaan dan Sisi dalam bibir dibatasi oleh membran mukosa yang
bagian tengah (C). Permukaan luar dilapisi oleh terus menerus basah karena liur yang disekresi oleh
kulit, terdiri atas epidermis (E) dan dermis (D). tiga kelenjar ludah utama dan sejumlah kelenjar
Tampak jelas folikel rambut (panah) dan kelenjar ludah yang kecil. Epitel (Ep) yang tebal adalah
yang terkait. Zona vermilion (merah bibir) berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang mem-
(VZ) hanya ditemukan pada bibir manusia. Papila perlihatkan jala-jala rigi yang dalam (RR) yang
dermis yang tinggi (kepalapanah) mengalirkan darah saling interdigitasi dengan papilajaringan ikat (CP).
dekat permukaan bibi4 memberi warna merah muda Jaringan ikatnya adalah fibroelastis, memperlihat-
pada daerah ini. Sisi dalam dibatasi oleh epitel (E) kan pembuluh darah (BV) yang banyak.
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang basah
dan jaringan ikat di bawahnya yang diisi dengan
kelenjar ludah kecil. Bagian tengah bibir terdiri atas .
SA$rl*&fi 4 Bibir. Manusia. Zona vermilion.
otot skelet tersebar denganjaringan ikat fibroelastis.
Paraffin section. x 132.
Epidermis
.J
..F Dermis
ii
li
ri
j
:]
i.
q
i-
in"i
r;'.' .
3 "nul
:f,' E
;a
SistemCernal .307
S&*Sffi&& *. Gigi, Manusia, Sajian dasar. x 14. S&W$&X X. Gigi. Manusia, Sajian dasar. x 132.
Gigi terdiri atas mahkota gigi, leher dan akar gigi, Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
yang terdiri atas jaringan kalsifikasi mengelilingi daerah serupa dengan daerah kotak gambar sebe-
suatu ruangan yang ditempati pulpa gelatinosa yang lumnya. Email (e) terdiri atas batang emall Qtanah)
lunak. Pada sajian dasar hanya tertinggal jaringan masing-masing dikelilingi oleh sarung batang. Daerah
keras. Mahkota terdiri atas email (e) dan dentin (d), email yang mineralnya kurang memberikan gam-
yang terletak di antaranya disebut sebagai perte- baran seperti pucuk rumput disebut enamel tufits
muan dentin email
(DEJ). Pada leher gigi, email (ET), yang meluas dari pertemuan email (DEJ)
bertemu sementum (c), membentuk pertemuan sebagian masuk ke dalam email. Dentin (d), kalsi-
sementum-email (CEJ). Ukuran rongga pulpa fikasinya tidak sebanyak pada email, tampak sebagai
(PC) akan berkurang pada individu yang makin tua. saluran sempit panjang disebut dentinal tubules
Celah dalam email (ponah) karena adanya lesi karies (tubuli dentis/DT), yang pada gigi yang hidup di-
(cavity/berlubang). Suatu daerah serupa dengan tempati juluran odontoblas, yaitu sel yang berperan
daerah korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam pembentukan dentin.
dalamGambar2.
*&n&H*R 3 . Pulpa. Manusia. Paraffin section. ffieill:$W&* 4 . Pulpa. Manusia. Parafin section.
x 132. x 270.
Sulkus gingivalis
Epitel gingiva
Gingiva
Sementum
Tulangalveolaris 41
Ligamen periodontal
Kanalis
radiks
Foramen
apikalis
nrJ .
rl
DT**
t eer\qsexT-l {-serulsAm e l
.-.4{.-J ,GF
*-***J
: -'k*'j'Fd"
4{ 4. + . r
-q r. #*t
itd
KUNGI
BV pembuluhdarah CZ zonatanpasel F fibroblas
c bagiantengah d dentin NB berkas saraf
c sementum DEJ perlemuandentin-email OL lapis
CEJ pefiemuan sementum-email DM matriks dentin PC ronggapulpa
DT tubulidentis e email
,CR zonabanyaksel ET enameltufts
Sistemgernal .309
GAMBAR'l . Ligamentum periodontal. Manusia. SAMBAH 2. Ligamentum periodontal. Manusia.
Parafin section.x132. Parafinsection.x2T0.
Akar gigi, terdiri atas dentin (d) dan sementum Akar gigi terdiri atas dentin (d) dan sementum
(c), digantungkan dalam alveolusnya (A) oleh suatu (c), digantungkan dalam alveolus (A) tulang mela-
jaringan kolagen, ligamentum periodontal (PL). luiserat-serat ligamentum periodontal (PL).
Pita serat kolagen (CF) yang kuat terbenam dalam Perhatikan bahwa gambar fotomikroskopik ini di-
tulang melalui serat Sharpey (SF). Pembuluh ambil di daerah krista (cr) alveolaris, di atas yang
darah (BV) dari tulang masuk dan memasok liga- mana ligamentum periodontal berkesinambungan
mentum periodontal. Tautan dentino-sementum denganjaringan ikat gingiva (G). Perhatikan, baik
(panah) jelas terlihat. Dekat apeks akar, sementum gingiva maupun ligamentum periodontal sangat
menjadi lebih tebal dan ditempati sementosit. banyak vaskularisasinya, sebagaimana tampak banyak-
nya pembuluh darah (BV).
ffAnfiBAR 3 . Gingiva. Manusia. Parafin section. GAMBAB 4 . Gingiva. Manusia. Sajian parafin,
x 14. x 132.
Ini adalah sajian dekalsifikasi potongan memanjang Gambar fotomikroskopikini adalah pembesaran kuat
gigi insisivus; jadi, seluruh kristal hidroksiapatit daerah tepi gingiva gambar sebelumnya. Perhatikan
telah diekstraksi dari gigi dan dari tulang alveo- bahwa ruang email (ES) terletak antara dentin
lusnya (A). Karena email hampir seluruhnya terdiri (d) mahkota gigi insisivus dan epitel pertemuan
atas kristal kalsium hidroksiapatit, hanya ruang di- (JE). Sulkus epitel (SE) dari gingiva bebas (FG)
mana email berada, ruang email (ES), tampak membatasi ruangan yang dikenal sebagai sulkus
dalam gambar fotomikroskopik ini. Ituista (cr) alveo- gingiva (GS), yang akan tampak jelas jika email
lus tampak, seperti adanya ligamentum perio- masih ada dalam fotomikroskopik ini. Perhatikan
dontal (PL) dan gingiva (G). Tepi gingiva (GM), interdigitasi yang berkembang baik dari epitel dan
gingiva bebas (FG), perlekatan gingiva (AG), jaringan ikat, dikenal sebagai aparatus rete (panah)
sulkus epitel (SE), epitel pertemuan (JE) dan dari gingiva bebas (FG) dan perlekatan gingiva,
mukosa alveoli (AM) juga tampak. ditandai adanya tenaga abrasi yang bekerja pada
daerah kar,rrm oris ini.
Sulkus gingivalis
Epitel gingiva
Gingiva
Sementum
-
Turang arveorarrs 4 [ .r]
",
Ligamen periodontal
Kanalis
radiks
Foramen
apikalis
SE'
AC
leAr!{sin31 lextvlsAn 4 I
KUNCI
A alveolus d dentin GM tePi gingiva
AM mukosaalveolus DEJ pertemuan dentin-email GS sulkus gingiva
AT perlekatangingiva DT tubulus dentis JE pertemuanepitel
BV pembuluhdarah ES ruang email PC ruang pulpa
c sementum ET enameltufts PL ligamenperiodontal
cr kristaalveolus FG gingivabebas SE sulkusepitel
CEJ pefiemuan sementum- G gingiva
email
CF seratkolagen
Sistemgernal .511
&&fW$&R {a . Pertumbuhan gigi. Lamina dentis, &&*$S&n * r Pertumbuhan gigi. Stadium genta,
lrisan frontal. Babi. Paraffin section. x 132. lrisan frontal. Babi. Paraffin section. x 132.
Lamina dentis (DL) merupakan pita jaringan epitel Saat organ email makin membesa4 organ ini menye-
berbentuk tapal kuda yang tumbuh dari epitel mulut rupai genta, sehingga disebut stadium genta dari per-
(OE) dan dikelilingi oleh sel mesenkim (MC). tumbuhan gigi. Stadium ini dicirikan oleh adanya
Pada potongan frontal lamina dentis dicirikan oleh empat lapisan sel: epitel email luar (OEE), reti-
adanya gambaran berbentuk seperti pemukul golf kulum stelata (SR), epitel email dalam (lEE)
dalam fotomikroskopik ini. Sel mesenkim pada dan stratum intermedium (SI). Perhatikan organ
tempat tertentu pada sisi distal lamina dentis men- email masih berhubungan dengan lamina dentis
jadi bulat dan berkelompok membentuk bakal papila (DL). Papila dentis (DP) terdiri atas sel mesenkim
dentis yang berperan dalam pembentukan pulpa yang menjadi bulat, dimana lapisan tepinya (panah)
dentis dan dentin. akan berdiferensiasi membentuk odontoblas.
Perhatikan membrana basalis (kepala panah) yang
lebar antara bakal odontoblas dan epitel email dalam
S&ffi8&R 5b. Pertumbuhan gigi. Stadium kuncup.
(bakal ameloblas). Perhatikan juga sel-sel yang ber-
lrisan frontal. Babi. Paraffin section, x 132.
bentuk seperti kumparan dari sakus dentis (DS).
Pada tempat-tempat teftentu sepanjang lamina den-
tis (DL), epitel menebal, tampak kuncup (B). Setiap
kuncup merupakan bakal sel yang penting untuk S&$18$3eR € . Pertumbuhan gigi, Aposisi. lrisan
membentuk email pada setiap gigi. Papila dentis frontal. Babi, Paraffin section. x 132,
(DP) membentuk daerah seperti bulan sabit di sisi
distal dari kuncup. Dentin (d) dan email (e) letaknya berhadapan. Den-
tin dibentuk oleh odontoblas (O), lapis sel paling
&&AS$AR 3 . Pertumbuhan gigi. Stadium topi. tepi dari papila dentis (DP). Juluran odontoblas
(panah) tampak dalam fotomikroskopik ini saat
lrisan frontal. Babi. Paraffin section. x 132.
menembus matriks dentin (DM). Ameloblas (A)
Aktivitas rnitosis yang meningkat mengubah kuncup merupakan sel torak yang memanjang, yang mem-
menjadi bangunan berbentuk seperti topi. Perhati- bentuk email. Bangunan epitel memanjang terletak
kan bahwa dapat dikenali adanya tiga lapisan epitel di sebelah kiri adalah lamina succedaneous (SL)
dari organ email: epitel email luar (OEE), epitel yang berperan untuk pertumbuhan gigi permanen.
email dalam (IEE) dan di antara keduanya ada
retikum stelata (SR). Epitel email dalam mulai
menutupi papila dentis (DP). Perhatikan bahwa
sel mesenkim memanjang, membentuk sakus den-
tis(DS), yang akan menutupi organ email dan papila Sakus dentis
dentis. Selanjutnya, suatu kriptus tulang (BC)
akan membungkus sakus dentis. Epitel mulut
Lamina dentis
tegnr#Anxl
t--ex*vrsAfi r I
tsAtlseenTl [fr"J$sAR s I
SistemgernaI. SlS
ffi&&}}&&K '$ r Lidah. Manusia. l.s. Paraffin section. {}egt$ffi,&$it ff . Lidah. Manusia. l.s. Paraffin section^
x20. x 14.
Bagian dua pertiga anterior lidah diperlihatkan dalam Sisi posterior dua pertiga lidah anterior tampak ada
fotomikroskopik ini. Organ muskular ini
mempu- papila sirkumvalata (Cp). Papil-papil ini dike-
nyai sejumlah papila filiformis (FP) pada permu- lilingi oleh suatu alur yang d alam (panah), dasar alur
kaan dorsalnya, yang merupakan epitel berlapis menerima sekresi serosa melalui saluran keluar
gepeng dengan lapisan tanduk (panah). Permukaan (Du) kelenjar von Ebner (GE). Epitel (Ep) papila
ventral lidah dilapisi oleh epitel (E) berlapis gepeng mengandung kuncup kecap sepanjang sisi lateralnya,
tanpa lapisan tanduk. Muskuli intrinsik lidah ter- tetapi tidak ada pada permukaan superior. Bagian
susun dalam empat lapisan: longitudinalis supe- tengah lidah mengandung serat otot skelet (SM)
rior (SL), vertikalis (V), longitudinalis infe- dari otot lidah intrinsik dan eksterinsik, juga kelenjar
rior (IL), dan horizontal (tidak terlihat dl sini). dan jaringan lemak (AI). Suatu bagian daerah
Mukosa lidah melekat erat ke perimisium muskuli kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam
intrinsik lidah melalui jaringan ikat (CT) sub- Gambar3.
epitelial.
Papila filiformis
Papila sirkumvalata
Papila fungiformis
Kuncup kecap
}'sh
,#
AT
SM
I
J
t-e,qri*sextl
KUNCI
AT jaringan lemak FP papila filiformis SL Muskulus longitudinalis
BV pembuluhdarah G alur suPerior
Cp papila sirkumvalata GE kelenjarvonEbner SM otot skelet
CT jaringanikat IL muskulus longitudinalis TB kuncupkecap
Du saluran keluar (duktus) inferior V muskulus vertikalis
Ep epitel N saraf
Sistemgernal .315
{lAtrl&Aff { . Papila sirkumvalata. Monyet. *Affi$&& *. Kuncup kecap. Monyet. x.s. Plastic
Paraffin section, x 132. section. x 540.
Dasar papila sirkumvalata (Cp), alur (G) yang Gambar ini merupakan pembesaran kuat suatu daerah
mengitarinya, dan dinding alur tampak jelas dalam serupa dengan daerah kotak dari Gambar L. Perha-
gambar fotomikroskopik ini. Kelenjar von Ebner tikan epitel (Ep) berlapis gepeng dengan parakera-
(GE) melepaskan sekret serosanya melalui saluran tinisasi memperlihatkan skuama dalam proses dis-
keluar (Du) yang pendek ke dasar alur. Perhatikan kuamasi (kepalapanah). Kuncup kecap (TB) terdiri
banyaknya pembuluh darah (BV) dan saraf (N) atas paling sedikitnya empat jenis sel. Sel-sel basal
ada di daerah ini. Sejumlah kuncup kecap (TB) (lateral) (BC) mampu melakukan regenerasi alamiah,
ada di epitel sisi lateral papila sirkumvalata. Setiap sedangkan sel terang (LC), sel intermedia dan sel
kuncup kecap mempunyai porus pengecap (panah) gelap (DC) diduga untuk pengecapan. Perhatikan
melalui tempat ini menonjol rambut pengecap adanya pembuluh darah (BV) di dalamjaringan
(mikrovili) menonjol ke dalam alur. Suatu bagian ikat (CT) subepitelial.
senrpa dengan daerah korak diperlihatkan dengan
pembesaran kuat dalam Gambar 2.
Papila sirkumvalata
Kuncup kecap
tsA*npAn?.]
KUNCI
BC sel basal Du duktus MG kelenjar mukosa
BV pembuluhdarah Ep epitel N saraf
CF berkas seratkolagen G alur RR jala rigi-rigi
Cp papila sirkumvalata GE kelenjar von Ebner SM otot skelet
CT jaringanikat LC sel-sel terang TB kuncupkecap
DC sel-sel gelap LP laminapropria
SistemCernal r 317
*,&$1S&&K '! . Tengah akar insisivus manusia. ffi&XWK&m 3. Palatum durum. Manusia. Parafin
Parafin section. x l32. section. x 132.
Akar dua insisilrrs bagian tengah manusia dan Palatum durum mempunyai permukaan nasal dan
jaringan penyokongnya diperlihatkan pada gambar permukaan oral. Perhatikan epitel (Ep) bertingkat
fotomikoskopik. Perhatikan akar satu insisivus, torak bersilia memperlihatkan silia dan kelenjar
Akar 1, adalah pada puncak gambar dan makin ke dalam epitel (IeGL). Perhatikan adanya kelenjar
bawah gambar lapisan hialin Hopewell-Smith (Gl) dan pembuluh darah (BV) di dalamjaringan
(HL) memisahkan dentin (d) akar dari sementum ikat (CT) di bawah epitel. Epitel dan jaringan ikat
(c). Ligamentum periodontal (PL1), dengan di- dibawah epitel seluruhnya disebut sebagai muko-
sertai pembuluh darah (BV), gigi ini menggan- periosteum (MP), yang melekat erat ke lem-
tung gigi 1 dalam alveolusnya. Septum interden- baran tulang (B) dari palatum. Pembesaran kuat
tal (IS), berkedudukan di antara dua insisivus dan dari daeroh kotck disajikan pada Gambar 3.
terdiri atas tulang spongiosa, dibentuk oleh fusi
tulang alveolar sebenarnya (ABP 1 dan 2) dari r Palatum durum. Manusia. Parafin
S;&&$S&m 4
setiap akar. Perhatikan adanya osteon (Os) di dalam
section. x 132.
tulang spongiosa; bagian tengah osteon ini mende-
kati garis fusi antara dua tulang alveolar sebenarnya.
Ini adalah pembesaran kuat dari daerah yang sama
Ligamentum periodontal dari insisivus lainnya dengan daerah kotak Gambar 2. Perhatikan adanya
(PL 2) terletak di antara tulang alveolar sebenarnya
kelenjar (Gl), pembuluh darah (BV) dan pem-
(ABP 2) dan sementum dari gigi ini. Dentin (d)
buluh limf (LV) dalam jaringan ikat (CT) sub-
dan lapisan hialin Hopewell-Smith (HL) dari epitelial. Berkas serat kolagen (CF) yang tebal
akar ke 2 jelas terlihat.
melekat erat dengan mukosa palatum ke periosteum
tulang di bawahnya. Perhatikan silia (c) yangjelas
terlihat dari epitel (Ep) bertingkat torak bersilia
yang melapisi permukaan nasal palatum durum
KUNCI
ABPtulang alveolar d Dentin IeGl kelenjar intraepitelial
sebenarnya Ep epitel IS septum interdental
B lembarantulang GI kelenjar MP mukosapalatum
BV pembuluhdarah HL lapisanhialin Os osteon
C sementum Hopewell-Smith PL ligamentum
CT jaringan ikat periodontal
ie
, €*\'
l@,1
{,'l
w€ rh1
:::
"s'*
: Fr 'iF-,
.*
€
i+t' ' 'rr'
:1i'+
...h-*
AF
R
':t:
*.4: I
,t i:r
s
1
h; *"
$d
;
f*ee$sget
SistemCernaI. !19
rc"Jsi*atl
S*MBAX I . Emailmanusia. Mikroskop elektron ruang terisi oleh email yang dikenal sebagai segmen
batang. Sisi yang lengkung dari ruang batang di-
scanning. x 3.150.
arahkan secara oklusal. Ketika segmen batang ber-
Gambar tiga demensi ini memperlihatkan pemben- kedudukan pada puncak dari setiap masing-masing,
tukan email manusia yang mineralisasi diperlihat- segmen ini membentuk batang email yang ben-
kan ruang-ruang berbentuk batang fi uluran-juluran) tuknya menyerupai lubang kunci. (Dari Fejerskov O.
yang dikelilingi oleh email antar-batang. Ruang- Human dentition and experimental animals. J Dent
ruang berbentuk batang ditempati oleh juluran Res 1979;58 (special Issue B) :7 25-7 34).
Sr4finBA& {r Dentin manusia. Mikroskop elektron lus dentis. Selain itu, beberapa tubulus ditempati
serat-serat saraf dan seluruh tubulus seluruhnya
scanning. x 3.800.
dipenuhi dengan cairan ekstraselular yang berasal
Gambar tiga demensi ini memperlihatkan dentin dari pulpa gigi. (Dari Thomas H. The dentin-
manusia yang mineralisasi diperlihatkan sajian predentin complex and its permeability: anatomical
longitudinal dari tubulus dentin. Pada dentin hidup overview. J Dent Res 1985;64 (Special Issue B):
yang sehat, tubulus ditempati juluran odontoblas 607-672)
yang terbentang paling sedikit 1 mm ke dalam tubu-
SistemgernaI. S2l
t
ffi Ringkasan Histologik
I. BIBIR lami kalsifikasi yang menyusun bagian terbesar
Bibir mengatur hubungan dari lingkungan luar ke
mahkota dan akar gigi; dentin mengelilingi pulpa.
ronggamulut. Dentin dibentuk oleh odontoblas, juluran pan-
jangnya tetap dalam alur kecil tubulus dentis,
A. Permukaan l..uar menembus dentin. Badan sel odontoblas memben-
tukperluasan ke perifer dari pulpa.
Permukaan luar dilapisi oleh kulit tipis dan karena
itu mempunyai folikel rambut, kelenjar sebasea
G. Sementum
dan kelenjar keringat.
Sementum terletak pada akar gigi, mengelilingi
B.Zona Peralihan dentin. Sementum adalah bahan dasarnya kolagen
Zona peralihan (zona vermilion) adalah warna yang mengalami kalsifikasi dibentuk oleh semen-
merah muda pada bibir. Di sini papil jaringan ikat toblas, yang dapat terperangkap dan kemudian dise-
meluas ke dalam epidermis. Tidak ditemukan folikel but sebagai sementosit. Serabut dari ligamentum
rambut dan kelenjar keringat, sedangkan kelenjar periodontal terbenam dalam sementum dan tulang,
sebasea terkadang ada. jadi memegangi gigi pada sarung tulang yaitu
prosesus alveolaris.
C. Membran Mukosa
Sisi vestibulum bibir dilapisi oleh epitel yang D. Pulpa Dentis
basah fterlapis gepeng tanpa lapisan tanduk) dengan Pulpa dentis adalah jaringan ikat gelatinosa yang
sejumlah kelenjar liur kecil yang merupakan kelen- menempati ruang pulpa. Pulpa mendapat banyak
jar campur terdapat dijaringan ikat subepitelial. saraf dan pembuluh darah.
Papila sirkumvalata sangat besar dan membentuk diikuti dengan pembentukan akar dan erupsi gigi.
bangunan seperti huruf-V pada batas bagian oral dan
Stadium-stadium ini terdapat baik pada gigi primer
bagian faringeal lidah. Masing-masing papila sir- (gigi desidua) maupun gigi sekunder (gigi perma-
kumvalata dikelilingi oleh parit atau alur, dinding- nen).
nya berisi kuncup kecap dalam epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk. Kelenjar serosa
von Ebner terbuka ke dasar parit. Jaringan ikat di
tengah papila sirkumvalata mempunyai banyak
saraf dan pembuluh darah.
SistemCernal. azS
524 . Atlas Berwarna Histologi
14
)
Sistem Cerna II
Saluran c€rna memanjang sekitar 9 meter, mulai ikat yang lebih kasar yang secara fisik menyokong
dari rongga mulut sampai anus dan berubah sepan- mukosa dan memberi percabangan saraf, pembuluh
jang saluran itu untukmelakukanberbagai fungsi pen- darah dan pembuluh limf ke tunika mukosa. Selan-
cemaan. Rongga mulut menerima makanan dan mela- jutnya, pada beberapa daerah saluran cerna tunika
lui pengunyahan dan pembentukan bolus, mengantar- submukosa mengandung kelenj ar.
nya ke dalam esofagus dan lambung. Isi lambung
direduksi menjadi kimus yang sifatnya asam, selan-
juniya dibawa dalam bentuk kecil menuju usus halus,
Muskularis Eksterna
dimana terjadi semua proses pencernaan dan absorpsi. Tunika muskularis eksterna baisanya terdiri atas
Sisa makanan yang berbentuk cair menuju ke dalam lapisan otot polos sirkular sebelah dalam dan
usus besar, dimana pencernaan selesai dan air di- lapisan otot polos longitudinal sebelah luar, yang
absorpsi kembali. Feses yang padat kemudian me- mengalami modifikasi pada daerah tertentu dari
nuju ke anus untukdibuang. saluran cerna. Meskipun lapisan ini disebutkan ter-
susun secara sirkular atau longitudinal, otot polos
Secara umum susunan dinding saluran cerna dari
esofagus sampai anusjelas terlihat, yaitu terbagi atas
ini sebenamya membungkus sekitar saluran cerna
secara erat dan secara longgar. Pleksus pembuluh
empat lapisan konsentris, dapat dikenali menyusun
darah dan pleksus saraf terdapat di antara lapisan
dinding saluran yang panjang ini. Lapisan ini dijelas-
otot. Tunika muskularis eksterna berfungsi dalam
kanmulai dari lumenke arah dinding luar.
melembutkan dan mendorong isi lumen sepanjang
saluran cerna melalui gerakan peristaltik. Jadi, ketika
. LAPISAN DINDING muskulus sirkularis mengurangi diameter lumen,
SALURAN CERNA mencegah pergerakan isi lumen ke arah proksimal
(ke arah mulut), muskulus longitudinalis berkon-
Mukosa traksi sedemikian rupa seperti mendorong isi lumen
Lapisan paling dalam yang secara langsung mengi- ke arah distal (ke arah anus).
tari lumen dikenal sebagai tunika mukosa, terdiri
atas tiga lapisan konsentris: 1) epitel pembatas
yang basah dengan fungsi sekretoris dan absorpsi;
Serosa atau Adventisia
2) jaringan ikat lamina propria, berisi kelenjar dan Lapisan paling luar dari saluran cerna adalah tunika
unsur-unsur sistem sirkulasi; dan 3) tunika musku' serosa atau tunika adventisia. Daerah intraperi-
laris mukosa, biasanya terdiri atas dua lapisan otot toneal saluran cerna yaitu daerah yang dibungkus
polos tipis, bergunauntukpergerakan mukosa. peritoneum, mempunyai tunika serosa. B angunan
ini terdiri atas jaringan ikat yang diliputi oleh
Submukosa mesotel (epitel selapis gepeng), yang mengurangi
gesekan selama gerakan pencernaan. Daerah lain
Tunika submukosa mempunyai unsur jaringan
Usus Besar
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon asen'
dens, transversum, desendens dan sigmoid,
Gastrin Gaster dan duodenum Merangsang sekresi HCI dan enzim gaster
Peptida vasoaktif Gaster, usus kecil dan Meningkatkan peristaltik usus; merangsang
t slrs usus besar sekresi ion dan air melalui salglanl6smg
fqryT'
#r"{''
'S@!.;;
"'J:
**--,,".-" I'r -i lil 'i
j
!rr..J: ', :
"r##:
1Iffi
Sel pembatas permukaan
Foveola gastrika
Tunika submukosa
Vli intestinalis
-+-//
'"Y r JF.'-
E' 1
Sel goblet
lli:;'i:i-.S"
I li{?j
r'"'1.:#:
r- W::H"ln,(mikrovi,i)
ti . B.
.?.fr,i
Lakteal
Kelenjar (kriptus
Lieberkiihn)
Usus Halus
%
#
,#@
+:-"ii,
'',i:r3:ij
Kriptus
Lieberkuhn
:'{t ';li Sel regeneratif
Usus besar
Sel enteroendokrin (sel DNES)
ffi Histofisiologi
I. GASTER Sel'sel utama terletak di sebelah dalam kelenjar
fundus. Sel ini mensekresi bakal enzim pepsin, rennin
Gaster berfungsi menjadikan asam dan mengubah
dan lipase, yang mengawali pencernaan di gaster.
bolus makanan yang setengah padat menjadi cairan
viskus yaitu kimus, yang mengalami awal pencemaan Sel enteroendokrin (sel DNES) termasuk sel-
dan dihantarkan ke duodenum dalamjumlah kecil. sel sistem neuroendokrin difusa (DNES) dan
diketahui banyak sinonim. Meskipun sebagai ke-
Mukosa gaster dibatasi oleh epitel selapis torak
lompok sel-sel ini menghasilkan sejumlah hormon
yang sel pembatas permukaan (bukan sel goblet)
yang berbeda, diduga bahwa setiap sel mampu
menghasilkan substansi mukus melapisi dan melin-
menghasilkan hanya satu hormon. Hormon yang
dungi gaster dari lingkungan pH rendah dan dari
dihasilkan dari sel-sel ini hasilnya masuk ke saluran
autodigesti.
darah atau saluran limf, tetapi sel tujuan untuk
Lamina propria gaster ada kelenjar-kelenjar semua hormon-hormon ini berada di dekat pele-
gaster; tergantung daerahnya, ada kelenjar kardia, pasannya dan dikenal sebagai hormon parakrin.
kelenjar fundus atau kelenjar pilorus. Kelenjar fun- (lihat Tabel 14.1 untuk hormon-hormon yang diha-
dus terdiri atas limajenis sel: sel parietal (oxyntic), sel silkan saluran cerna).
mukosa leher, sel utama (sel zimogenik), sel entero-
endokrin (sel DNES), dan sel-sel regeneratif. Kelen-
jar kardia maupun kelenjar pilorus tidak mem- II. USUS HALUS
punyai sel utama. Sisi lumen usus halus mengalami perubahan untuk
Sel parietal mensekresi asam hidroklorida (HCl) meningkatkan daerah permukaannya. Perubahan
ke dalam kanalikuli intraselular. Sel-sel ini ber- ini bervariasi secara makroskopik yaitu plika sir-
ubah bentuknya selama sekresi HCl, dalam hal kularis (meningkat 3 x), secara mikroskopik yaitu
meningkatnya jumlah mikrovili yang menonjol ke vili (meningkat 10 x), secara submikroskopik
dalam kanalikuli interselular. Juga diketahui bahwa mikrovili (meningkat 20 x).
mikrovili ini disimpan sebagai sistem tubulovesi-
kular, mendampingi kanalikuli intraselular jika sel A. Vili lntestinalis
tidak mensekresi HCl. Selain itu, sel-sel parietal Vili intestinalis dibatasi oleh epitel selapis torak
juga mensekresi faktor intrinsik gaster, suatu terdiri atas sel absorptif permukaan, sel goblet dan
glikoprotein yang diperlukan untuk absorpsi vitamin sel enteroendokrin (DNES).
B,, di ileum. Ketika kompleks ikatan ini mencapai
Sel absorptif permukaan mempunyai mikro-
ileum, kompleks ini berikatan ke reseptor spesifik
vili yang tersusun padat, membentuk batas sikat
pada permukaan absorptif dan vitamin dapat diserap.
(striated border). Ujungnya mempunyai pelapis
Sel mukosa leher terletak pada leher kelenjar
tebal dari glikokaliks, kaya dengan disakaridase
gaster. Sepeti dijelaskan di atas, sel ini mensekresi
dan dipeptidase. Sel-sel berfungsi dalam absorpsi
lendir yang berbeda dengan yang disekresi oleh sel-
gula, asam amino, asam lemak, monogliserida,
sel yang membatasi permukaan.
elektrolit, air dan banyak substansi lainnya. Sel-sel
Sel mukosa leher terletak di leher kelenjar epitel ini juga ikut berperan dalam ketahanan imu-
gaster. Sel ini mensekresi mukus yang berbeda dari
nitas tubuh dengan menghasilkan protein sekretori
yang disekresi oleh sel-sel pembatas permukaan.
yang mengikat protein J (dari antibodi), dan
B. Prbtein
C. Kelenjar Duodenalis Protein mengalami denaturasi oleh HCI dalam
(kelenjar Brunner) lumen gaster dihidrolisa oleh enzim pepsin men-
Kelenjar Brunner terletak di tunika sutrmukosa jadi polipeptida. Ini selanjutnya dipecahkan men-
duodenum. Kelenjar ini menghasilkan cairan alkalis jadi tri- dan dipeptida oleh protease sekresi pan-
berisi musin yang mengimbangi kimus yang asam kreas. Tripeptidase dan dipeptidase dari glikoka-
memasuki duodenum dari lambung. Selain itu, kelen- liks menghidrolisis dipeptida menjadi masing-masing
jar Brunner membuat dan melepaskan urogastron. asam amino, yang memasuki permukaan sel absorp-
tif, melibatkan transpor aktif dan dipindahkan ke
III. JARINGAN LIMFOID YANG dalam lamina propria, dimana asam amino masuk
ke j ala-j a1a kapiler untuk diangkut ke hati .
BERKAITAN DENGAN USUS
(G UT_ASSOCIATED LYM PHOI D G. Lemak
TISSUE) Lipase pankreas memecahkan lemak menjadi asam
Karena lumen saluran cernabanyak sekali zat anti- lemak, monogliserida dan gliserol dalam lumen
gen, bakteri dan toksin dan karena hanya epitel sela- duodenum dan jejunum proksimal. Garam empedu,
pis torak memisahkan jaringan ikat yang banyak yang dilepaskan dari kandung empedu, mengemul-
pembuluh darah dari lingkungan yang membahaya- sikan asam lemak dan monogliserida membentuk
kan, lamina propria usus mengandung usur limfoid. micelles, yang bersama-sama gliserol, berdifusi ke
Ini mencakup sel-sel yang tersebar (sel B, sel T, sel dalampermukaan sel absorptif. Dalam sel-sel ini zat
plasma, sel mast, makrofag, dan sebagainya), nodu- itu masuk ke dalam retikulum endoplasma halus,
lus limfatikus yang terpisah dan dalam ileum yaitu esterifikasi ulang menjadi trigliserida dan dibung-
bercak Peyer, yang merupakal kelompokan nodu- kus oleh selubung protein di antara aparatus Golgi,
lus limfatikus. Daerah dimana nodulus limfatikus membenfuk butiran lipoprotein yang dikenal seba-
KASUS KLINIS
PenyakitCrohn Iebihan HCI oleh sel-sel parietal lambung dan terben-
tuknya sejumlah ulkus peptikum yang berulang. Kadar
Penyakit Crohn adalah kategori selanjutnya dari penya-
gastrin yang tinggi dalam darah, terutama setelah pem-
kit inflamasi usus, suatu keadaan yang etiologinya
berian sekretin secara intravena, biasanya mempakan
tidak diketahui. Penyakit ini biasanya mengenai usus
indikasi yang kuat dari sindroma ini. Reseksi pembe-
halus atau kolon tetapi mungkin mengenai setiap
dahan dari tumor dan pemberian penghambat pompa
daerah saluran cerna, dari esofagus sampai anus, dan
proton dapat meringankan gejala tetapi tidak meng-
.iuga struktur di luar saluran cema seperti kulit, ginjal
obati masaiah.
dan larings. Penyakit ini dicirikan oleh adanya bercak
ulkus dan fistula yang dalam pada dinding usus. Gam-
Kolitis terkait Antibiotika
baran klinis meliputi nyeri abdomen, diare dan demam
dan ha1 ini berulang setelah beberapa saat semhuh. Antibiotika seperti halnya ampisilin, sefalosporin dan
klindamisin sering menyebabkan ketidakseimbangan
Sindroma Mallory-Weiss flora bakteri usus, sehingga menimbulkan proliferasi
berlebihan Clo st ridium dfficlle, mengakibatkan infeksi
Sekitar 4-6Va perdarahan saluran bagian u1a.
""rna karena organismeini. Kedua toksin utama (Toksin A
berkaitan dengan sindroma Mallory Weiss. Kelainan
dfficile serrngmenye-
dan toksin B) dihasilkan oleh C.
ini adalah suatu laserasi esofagus bagian bawah qtau babkan inflamasi kolon sigmoid. Tergantung pada
daerah kardia,fundus lambung sebagai akibat muntah
beratnya infeksi, pasien akan menderita kram perut,
yang hebat atau kadang-kadang tersedak kuat. Sering-
feses cair, diare berdarah, demam dan pada kasus yang
kali perdarahan itu sembuh sendiri, tetapi terkadang berat, dehidrasi dan perforasi usus. Pada kasus yang
memerlukan tindakan pembedahan dengan mengikat jarang, kasus yang berat, antibiotika yang kuat seperti
pembuluh darah yang rusak.
halnya metronidazol dan vincomycin mungkin diberi-
kan dan bahkan lebih jarang, mungkin perlu reseksi
UlkusPeptikum
pembedahan daerah usus besar yang terkena.
Ulkus peptikum mengenai daerah lambung, tetapi
kebanyakan duodenum, karena lepasnya epitel pem- HerniaHiatus
batas akibat kerja kimus yang asam. Paling sering, dasar
Hernia hiatus adaiah suatu keadaan yang mana suatu
penyebabnya adalah infeksi Helicobacter pylori dan
daerah lambung mengalami herniasi melalui hiatus
penggunaan aspirin, kortikosteroid dan obat anti infla-
esofagus dari diafragma. Ada dua jenis, hernia melun-
masi nonsteroid (NSAID). Yang menarik, individu
cur (sliding) dan hernia hiatus paraesofageal. Pada
yang merokok dan/atau meminum alkohol terkena
keadaan hiatus meluncur, pertemuan kardia-esofagus
ulkus peptikum lebih sering daripada bukan perokok
dan daerah kardia lambung meluncur ke dalam dan ke-
dan bukan peminum alkohol. Gejala bisa ringan sam-
luar dari toraks, sedangkan pada keadaan hernia hiatus
pai nyeri tajam di garis tengah torakal bawah dan
paraesofageal, pertemuan kardia-esofagus tetap dalam
daerah abdomen atas. Nyeri bisa diringankan dengan
tempatnya yang normal, di bawah diafragma, tetapi
makan dan minum cairan (terutama susu), tetapi biasa-
sebagian (atau terkadang seluruhnya) dari lambung ter-
nya nyeri itu berulang dalam 2 sampai 3 jam. Peng-
dorong ke dalam toraks dan berkedudukan di sebeiah
gunaan antibiotika dan penggunaan antasida sering meru-
esofagus. Biasanya, hemia hiatus tidak memberi gejala,
pakan pilihan pengobatan, demikian juga penrbahan
meskipun pasien dengan kondisi ini sering menderita
diet dan penggunaan pengganti NSAID dan aspirin.
penyakit refluks asam. Pasien dianjurkan memakan
makanan dalam jumlah sedikit lebih sering dan penya-
Sindroma Zollinger-Ellison
kit refluks asam diobati. Kadang-kadang hemia hiatus
Sindroma Zollinger Ellison adalah lesi bersifat kan- paraesofageal mengakibatkan strangulasi bagran yang
ker dari sel-sel penghasil gastrin pada lambung, duo- menonjol dengan kemungkinanhilangnyapasokan darah.
denum atau pankreas, menyebabkan produksi ber- Pada kasus ini, tindakan bedah mungkin diperlukan.
Gambar fotomikroskopik ini dari potongan melin- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
tang sepertiga bawah esofagus jelas memperlihat- suatu daerah serupa dengan doerah kofck gambar
kan struktur umum saluran cerna. Lumen (L) diba- sebelumnya. Tunika mukosa esofagus (M) terdiri
tasi oleh epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan atas epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk menutupi lamina propria (LP) yang tipis, tanduk, lapisan jaringan ikat kolagen longgar dari
yang dikelilingi oleh tunika muskularis mukosa lamina propria (LP) dan lapisan otot polos yang
(MM). Tfrnika submukosa (Sm) berisi kelenjar- tersusun memanjang dari tunika muskularis
kelenjar dan dikelilingi oleh tunika muskularis mukosa (MM). Tunika submukosa (Sm) terdiri
eksterna (ME), yang terdiri atas lapis sirkularis atasjaringan ikat (CT) kolagen yang lebih kasa4 di
dalam (IC) daii lapis longitudinalis luar (OL). dalamnya ada pembuluh darah (BV) dan berbagai
Lapis esofagus yang paling luar adalah jaringan sel-seljaringan ikat yang inti (N) nyajelas terlihat.
fibroelastis dari tunika adventisia (Ad). Suatu
daerah yang sempa dengan daerah kotak akan dije-
laskan dengan pembesaran kuat dalam Gambar 2. GSru!8An 4 . Peralihan esofagus-gaster. Ls.
Anjing. Paraffin section. x 14.
S&&$g&S S . Esofagus. Manusia. x.s. Paraffin Peralihan esofagus (Es) dan kardia lambung (CS)
section. x 132. sangat tiba-tiba seperti tampak adanya perubahan
mendadak dari epitel berlapis gepeng (SE) men-
Lamina propria (LP) dan tunika submukosa jadi epitel selapis torak (CE) dari lambung. Per-
(Sm) dari esofagus dipisahkan satu sama lain oleh hatikan kelenjar esofagus (EG) melanjutkan diri
berkas otot polos yang tersusun longitudinal dari sedikit ke dalam tunika submukosa (Sm) lam-
tunika muskularis mukosa (MM). Perhatikan bung. Perhatikan juga adanya foveola gasffika
lamina propria merupakan jaringan ikat yang (panah) dan makin menebalnya tunika muskularis
mengandung pembuluh darah sangat banyak, eksterna (Mn) lambung dibanding dengan eso-
ditempati oleh sejumlah pembuluh darah (BV) fagus. Lapis paling luar esofagus yang letaknya di
dan pembuluh limf
(LV), katubnya (panah) bawah diafragma adalah tunika serosa (Se) bukan
menunjukkan arah aliran limf. Tunika submukosa di tunika adventisia. Daerah kotak diperlihatkan
pembuluh darah
memperlihatkan juga sejumlah dengan pembesaran kuat dalam Gambar 1 pada gam-
(B\D juga ada kelenjar esofagus (EG) yang barberikutnya.
menghasilkan mukus untuk melumasi permukaan
esofagus.
Lamina propria
Ad
loL
fsA$dgp,* ! I
$-"i:;,':".:.': .-' .i
r@
KUNGI
Ad tunika adventisia EP epitel ME tunika muskularis eksterna
BV pembuluhdarah Es esofagus MM tunikamuskularismukosa
CE epitelselapistorak IC muskulus sirkularis dalam N inti
CS kardialambung L lumen OL muskuluslongitudinalisluar
CT jaringanikat LP laminapropria SE epitelberlapisgepeng
EG kelenjaresofagus LV pembuluhlimf Se tunikaserosa
M mukosa Sm tunikasubmukosa
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Fundus gaster memperlihatkan seluruh ciri gaste4
kuat dari Gambar 4 sebelumnya dari Plate 14-1. seperti tampak dalam pembesaran kecil fotomikros-
Epitel berlapis gepeng (SE) dari esofagus diganti- kopik ini. Lumen (L) dilapisi oleh epitel selapis
kan oleh epitel selapis torak (CE) dari lambung torak, sebelah dalamnya adalah lamina propria
secara tiba-tiba Qtanah). Lamina propria (LP) (LP) yang di dalamnya ada kelenjar gaster (GG).
memperlihatkan gastric pits (foveola gastrika ,/ Setiap kelenjar terbuka ke dalam dasar foveola
GP), dilapisi oleh sel pembatas permukaan (SC) gastrika (GP). Tunika muskularis mukosa (MM)
yang khusus menghasilkan mukus, khas untuk memisahkan lamina propria dari tunika submu-
gaster. Struktur yang ditandai dengan binrong bukan- kosa (Sm), yang mempakan jaringan ikat kaya
lah nodulus limfatikus, tetapi kira-kira potongan dengan pembuluh darah (BV), membentuk lipatan-
serong melalui epitel esofagus. Perhatikan adanya lipatan (rugae) pada gaster yang kosong. Tirnika
tunika muskularis mukosa (MM). muskularis ekstema (ME) terdiri atas tiga lapisan
otot polos yang batasnya tidak tegas: oblikus
&&,Sfi$&R 3 . Fundus gaster. x.s. Anjing Paraffin paling dalam (IO), sirkular tengah (MC) dan
section. x 132. longitudinal luar (OL). Tunika serosa (panah)
membentuk lapisan paling luar dari lambung. Suatu
Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan pem- daerah serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
besaran kuat di daerah kotok Gambar 2. Tunika dengan pembesaran kuat dalam Gambar 3.
mukosa fundus gaster tampak sejumlah foveola
gastrika (GP) yang dibatasi oleh epitel selapis &&MEAR 4 r Kelenjar fundus. x.s, Paraffin
torah terutama terdiri atas sel pembatas permu-
section. x 540.
kaan (SC) yang menghasilkan mukus. Dasar setiap
foveola gastrika menerima ismus dua sampai empat Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan pem-
kelenjar fundus (FG). Meskipun kelenjar fundus besaran kuat (kedudukan pada sudut 90") suatu
terdiri atas macam-macam sel, hanya dua sel, yaitu daerah serupa dengan daerah kotakGambar 3. Dapat
sel parietal (PC) dan chiefcell (CC) yang dapat dilihat lumen (L) beberapa kelenjar. perhatikan
dibedakan dalam sajian ini. Lamina propria (LP) chief cells (CC) tampak granula4 dan lebih kecil
mempunyai banyak pembuluh darah (B\D. Perhati- dari sel sekitarnya yaitu sel parietal (pC) yang
kan tunika muskularis mukosa (MM) di bawah berbentuk lempengan. Sel parietal, seperti nama
lamina propria. Suatu daerah serupa dengan daerah yang digunakannya terletak di bagian tepi kelenjar.
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Unsur jaringan ikat (CT) yang tipis, di dalamnya
Gambar 4 (kedudukannya membenruk sudut 90"). ada pembuluh darah, menempati ruang sempit antara
kelenjar yang tersusun padat.
.ri{Jil,
lirl
Sel pembatas permukaan
,3s*
"
rE$
.{.''t
/
Tunika submukosa
ffi " Sel principat (chiefceil)
;
*
-*.a.
€tr\
,f
T.
'&
5 *":
€
l-egsseea 3 I lc€n]snn 4 I
KUNCI
BV pembuluh darah GP foveola gastrika MM tunika muskularis mukosa
CC sel principal (chiefcells) IO otot oblikus paling dalam OL otot longitudinal luar
CE epitel torak L lumen PC sel parietal
CT jaringanikat LP laminapropria SC selpembataspermukaan
FG kelenjar fundus MC otot sirkular tengah SE epitel gepeng
GG kelenjargaster ME tunikamuskularis Sm tunikasubmukosa
eksterna
Foveola gastrika (GP) fundus gaster dilapisi oleh Leher (n) dan dasar (b) kelenjar fundus keduanya
sel-sel pembatas permukaan (SC) yang mengha- berisi selparietal (PC) yang besar berbentuk lem-
silkan mukus. Setiap foveola gastrika menerima dua pengan. Leher juga mempunyai sedikit sel-sel imatur,
sampai empat kelenjar fundus, suatu bangunan nrbu- seperti sel mukosa leher (Mn), yang menghasil-
lar sederhana yang dibagi menjadi tiga daerah: kan substansi mukus. Dasar kelenjar fundus mengan-
ismus, leher dan dasar. Ismus terbuka langsung ke dung sejumlah sel parietal (PC) yang menghasilkan
dalam foveola gastrika dan terdiri atas sel imatur asam dan chief cell (CC) yang menghasilkan enzim
(Ic), yang berperan untuk memperbaiki sel-sel pencernaan. Perhatikan lamina propria padat terisi
mukosa gaster yaitu sel pembatas permukaan dengan kelenjar dan jaringan ikat (CT) terdapat di
(SC) dan sel parietal (PC). Leher dan dasar kelen- antaranya tipis. Dasar kelenjar meluas ke tunika
jar diperlihatkan dalam Gambar 2. muskularis mukosa (MM).
G&!U8AR 3 o Kelenjar pilorus, Gaster. x,s. 6ANlS8,qm 4 r Kelenjar pilorus. Gaster. x.s.
Monyet. Plastic section. x 132. Manusia. Paraffin section. x 270.
Mukosa daerah pilorus gaster memperlihatkan Ini adalah gambaran fotomikroskopik suatu daerah
foveola gastrika (GP) lebih dalam daripada yang serupa dengan daerah kotak Gambar 3. Epitel (Ep)
terdapat di daerah kardia atau fundus. Foveola gas- selapis torak foveola gastrika terdiri atas hampir
trika yang dalam ini jalannya berkelok-kelok (panah). seluruhnya sel pembatas permukaan. Foveola gas-
Seperti daerah lain di lambung, epitel (Ep) adalah trika ini tidak hanya lebih dalam daripada yang ter-
selapis torak, terutama terdiri atas sel pembatas dapat di daerah fundus atau kardia, tetapijuga lebih
permukaan (SC). Perhatikan lamina propria berkelok-kelok (p anah) sebagai kelenj ar pilorus
(LP) berisi keleqiar pilorus (PG) yang susunannya (PG) yang mencurahkan sekretnya ke dasar foveola.
longgar dan ada sejumlah jaringan ikat (CT). Kelenjar ini merupakan kelompokan sel penghasil
Kelenjar pilorus terutama terdiri atas sel mukosa mukus (mc) serupa dengan sel mukosa leher dimana
(mc). Perhatikan dua lapis otot dari tunika mus- inti (N)-nya gepeng di atas membrana basalis.
kularis mukosa (MM). Suatu daerah sempa Perhatikan kelenjar tidak tersusun rapat dan lamina
dengan daerah kotak diperlihatkan dalam Gambar 4. propria (LP) sangat selular dan mempunyai banyak
pembuluhdarah (BV).
Foveola gastrika
-- f Sel parietal
Kelenjargaster{
Tunika submukosa / '!tfl*]
I :@g -. Sel principal (chief cell)
ij';ifi. d -:
Sel DNES
l-6AMBARll
KUNCI
b dasar kelenjar Ic sel-sel imafur N inti
BV pembuluhdarah LP laminapropria n leher
CC chief cell mc sel-selmukosa PC selparietal
CT jaringanikat MM muskularismukosa PG kelenjarpilorus
EP epitel Mn selmukosaleher SC selpembataspermukaan
GP foveolagastrika
Lamina propria dudodenum mempunyai tonjolan Gambar fotomikroskopik ini adalah lanjutan sajian
seperti jari disebut vili M
intestinalis, yang yang dipaparkan dalam Gambar 1a (bandingkantando
menonjol ke dalam lumen (L). Vili dilapisi oleh sel- bintong). Perhatikan tunika submukosa (Sm),
sel absorptif permukaan (SA), yang berupa dalamnya ada kelenjar Brunner (GB), banyak
epitel selapis torak dengan brush border. Di antara pembuluh darah (BV) dan juga ada pleksus sub-
sel-sel ini tersebar adanya sel goblet (GC), juga mukosus Meissner. Tunika submukosa meluas sampai
terkadang ada sel APUD. Jaringan ikat (CT) di ke tunika muskularis eksterna (ME), yang terdiri
tengah vili terdiri atas unsur limfoid dan unsur sel atas lapisan otot sirkularis dalam (IC) dan longi-
lainnya yang intinya terpulas sangat gelap. tudinalis luar (OL). Perhatikan adanya pleksus
Pembuluh darah juga ada di lamina propria, juga mienterikus Auerbadr (AP) antara dua lapis otot
pembuluh limf besar yang ujungnya buntu disebut ini. Duodenum, sebagian dilapisi oleh tunika serosa
lakteal (l), dikenali karena ukurannya besar dan (Se), dimana mesotel melapisi organ ini dengan
tidak mengandung eritrosit. Seringkali, lakteal ini permukaan yang licin dan lembab.
lumennya kolaps. Sisi yang lebih dalam dari lamina
propria ditempati kelenjar yaitu kriptus Lieberkiihn
(CL). Kelenjar tubulosa simpleks ini melepaskan r
&AnSEAn 3a Duodenum. x.s. Monyet. Plastic
sekretnya ke dalam ruang intervilar. Dasar kriptus
section. x 540.
mencapai tunika muskularis mukosa (MM), ter-
diri atas lapis otot polos sirkular sebelah dalam dan Dasar kriptus Lieberkuhn tampak beberapa jenis sel
lapis otot polos longitudinal sebelah luar. Sebelah yang men]"usun kelenjar ini. Sel Paneth (pc) tam-
dalam lapis otot ini adalah tunika submukosa, yang pakjelas karena adanya granula di apikal sitoplasma.
pada duodenum ditempati kelenjar Brunner (GB),
Sel DNES (APD) adalah sel jernih dengan granula
suatu kelenjar tubulosa kompleks. Kelenjar ini mele-
halus yang biasanya terletak di bagian basal. Sel
paskan sekret mukusnya melalui duktus (D), yang
goblet (GC), sel torak (Cc) dan sel stem (Sc)
menembus muskularis mukosa, ke dalam kriptus merupakan jenis sel-sel lainnya.
Lieberkiihn. Suatu daerah sempa dengan daerah
kotok disajikan dengan pembesaran kuat dalam
Gambar 1b.
&&lltgrqn 3b . Duodenum. x.s. Monyet. Plastic
section. x 540.
SAMBA$ {b . Epitel dan bagian tengah vilus,
Tunika submukosa saluran cerna memperlihatkan
Monyet. Plastic section. x 540.
ganglion parasimpatis yang kecil yaitu pleksus sub-
Pembesaran kuat ini dari daerah serupa dengan mukosal Meissner. Perhatikan badan sel post-
daerah korak memperlihatkan epitel dan jaringan ikat
ganglionik (PB) dikelilingi oleh unsur jaringan
bagian tengah vilus. Perhatikan bahwa sel absorp- ikat (CT).
tif permukaan (SA) memperlihatkan brush bor-
der (BB), terminal bars Qtanah) dan sel goblet
(GC). Meskipun sel APUD juga ada, namun hanya
kecil persentasinya. Lamina propria (LP) bagian
tengah vilus mempunyai banyak sel, sel-sel lim-
fosit (LC), sel otot polos (SM), sel mast, makro-
fag (Ma) dan fibroblas.
KUNCI
AP pieksus Auerbach GC sel goblet OL muskulus longitudinal luar
APD selDNES IC ototsirkulardalam PB badanselpostganglionik
BB brushborder 1 lakteal Pc selPaneth
BV pembuluhdarah L lumen SA selabsorptif permukaan
Cc sel torak LC sellimfoit Sc sel stem
CL kripfus Lieberkiihn LP laminapropria Se serosa
CT jaringanikat Ma makrofag Sm submukosa
D salurankeluar ME SM sel ototpolos
muskularis eksterna
GB kelenjarBrunner MM muskularismukosa V vili
Tunika mukosa (M) dan tunika submukosa (Sm) Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
jejunum diperlihatkan dalam fotomikroskopik ini. daerah kotak Gambar 1. IGiptus Lieberklihn terdiri
Vili (V) daerahinimempunyai selgoblet (GC) lebih atas beberapajenis sel, beberapa tampakjelas dalam
kriptus
banyak daripada di duodenum. Perhatikan gambar ini. Sel goblet (GC) yang menghasilkan
Lieberkiihn (CL) terbuka ke dalam ruang anrar mukus tampak dalam berbagai derajat produksi
vilus (pcnch) dan lamina propria memperlihatkan mukus. Sel stem (Sc) yang ramping mengalami
sejumlah inti padat, karena infiltrasi limfosit. Tunika mitosis (kepala panah) dan sel yang baru terbentuk
muskularis mukosa (MM) yang tipis memi- ikut dalam kelompok kriptus dan vilus. Sel Panet
sahkan lamina propria dari tunika submukosa. Pem- (PC) terletak di dasar kriptus dan dapat dikenali
buluh darah (BV) yang besar ada di tunika sub- karena granulanya besar. Sel DNES (APD) tampak
mukosa, terdiri atas jaringan ikat kolagen yang long- sebagai seljernih, dengan granula halus yang biasa-
gar. Lapis sirkularis dalam (IC) dari tunika mus- nya terletak di sebelah basal. Lamina propria mem-
kularis eksterna nampak jelas di dasar fotomikros- perlihatkan sejumlah sel plasma (PlC).
kopik. Daerah kotak diperlihatkan dengan pem-
besaran kuat dalam Gambar 2.
GAMBAR {. lleum. x,s. Monyet. Plastic section.
x 132.
CAMBAR 3 . lleum. l.s. Manusia. Paraffin section,
x 14. Gambar ini adalah pembesaran suatu daerah serupa
dengan do.erah kotak Gambar 3. Perhatikan vili (V)
Seluruh dinding ileum diperlihatkan, tampak lipatan dibungkus oleh epitel selapis torakyang unsur selnya
spiral tunika submukosa yang sebagian mengitari meliputi sejumlah sel goblet (GC). Bagian tengah
lumen. Lipatan ini disebut plika sirkularis (Pci), vilus tampak pembuluh darah (BV) juga pem-
meningkatkan daerah permukaan usus halus. Per- buluh limf besar yang disebut lakteal (l). Iftiptus
hatikan lamina propria secara jelas terpisah dari Lieberkiihn (CL) terbuka ke dalam mang antar
tunika submukosa (Sm) oleh tunika muskularis vilus (panoh). Kelompokan nodulus limfatikus ileum
mukosa. Lamina propria membentuk sejumlah vili dikenal sebagai bercak Peyer (PP). Si.sipon a.
M yang menonjol ke dalam lumen (L), dan kelen- Kriptus Lieberkiihn. l.s. Monyet. Plastic sec-
jar yang disebut kriptus Lieberkiihn (CL), mele-
tion. x 540. Itiptus Lieberkuhn juga mempunyai
paskan sekremya ke dalam ruang antar vilus. Tunika
sel DNES (APD), dikenali karena sel tampak jemih
submukosa berbatasan dengan lapis otot polos sir-
dan biasanya ada granula halus di bagian basal.
kularis interna (IC) yang selanjutnya dikelilingi Surpan b. Iftiptus Lieberkiihn. l.s. Monyet.
oleh lapis otot polos longitudinalis luar (OL) dari
tunika muskularis ekstema. Perhatikan tunika serosa
Plastic section. x 540. Dasar kriptus Lieberkuhn
memperlihatkan sel-sel dengan granula besar. Sel-sel
(Se) melapisi ileum. Suatu daerah serupa dengan
daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat
ini adalah sel Paneth (PC) yang menghasilkan
lisosim, suatu zat bersifat bakterisidal.
dalam Gambar4.
Usus halus
l-6Attqsi,n 4 I
KUNCI
APD sel DNES L lumen Pci plika sirkularis
BV pembuluhdarah M mukosa PP bercakPeyer
CL criptus Lieberkiihn MM muskularis mukosa Sc sel stem
GC selgoblet OL otot longitudinalis luar Se serosa
IC ototsirkularisdalam PlC selplasma Sm submukosa
1 lakteal PC sel Panet V vili
Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan tunika Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
mukosa dan sebagian tunika submukosa kolon. Per- daerah kotak Gambar 1. Kelompokan sel dari krip-
hatikan bahwa tidak tampak adanya foveola dan vili, tus Lieberkiihn (CL) terdiri atas sejumlah sel
yang menandakan bahwa sajian ini bukan lambung goblet (GC), yang melepaskan mukusnya ke dalam
ataupun usus halus. Epitel (Ep) yang membatasi lumen (L) kriptus. Sel epitel permukaan (SEC)
lumen (L) adalah selapis torak dengan sejumlah juga sel stem (sel punca) yang belum berdiferensiasi
sel goblet (GC). Kelenjar tubulosa yang lurus juga ada. Sel stem mengalami mitosis (panah) m+
adalah kriptus Lieberkiihn (CL), yang meluas ke nambahkan sel dalam epitel pembatas. Sel DNES
bawah ke tunika muskularis mukosa (MM). (APD) merupakan sebagian kecil dari kelompokan
Lapisan otot polos sirkularis dalam (IC) dan sel. Perhatikan sel Panet tidak tampak dalam kolon.
longitudinalis luar (OL) jelas meliputi daerah Lamina propria (LP) sangat banyak sel, ada banyak
mukosa ini. Tunika submukosa (Sm) mempunyai sel limfosit (LC). Jelas terlihat lapis otot polos
banyak pembuluh darah (BV) dan juga banyak sirkularis dalam (IC) dan longitudinalis luar
sel lemak (FC). Daerahkotak diperlihatkan dengan (OL) dari tunika muskularis mukosa (MM).
pembesaran kuat dalam Gambar 2.
Sel absorptif
I
Kriptus Lieberkiihn ,.*.8.rh
Sel regeneratif
'.$H:s
+'q Sel goblet
"
#"i; serDNES
Usus Besar
ffit=
oj1,:'*r',
.,.ff j
{-eAinrAntl [EAMEnnt.l
KUNCI
AC kanalis ani FC sel lemak LP lamina propria
APD selDNES GC sel goblet MM muskularis mukosa
BV pembuluhdarah IC otot sirkularis dalam OL otot longitudinalis luar
CE epitelselapistorak L lumen SE epitelberlapis gepeng
CL kriptusLieberktihn LC sellimfoit SEC sel epitel permukaan
EP epitel LN nodulus limfatikus Sm submukosa
Sisi dalam kriptus Lieberkuhn nampak sel torak (c) Pada pembesaran kuat sisi dalam kriptus Liebekithn,
dan sel kiptus yang dalam, sekresi mukusnya diie- sel kriptus dalam memperlihatkan vakuol (m)
paskan ke dalam lumen (L) kriptus. (Seizin Altmann padat elektron. Perhatikan banyak vakuol ini men-
GG. Am J Anat 167 :9 5 -777 ) jadi satu, membentuk gambaran vakuol yang amorf.
Sel torak (C) yang ramping tampak tidak mem-
punyai vakuol, tetapi mempunyai sejumlah mito-
kondria dan terkadang ada retikulum endoplasma
kasar. Perhatikan inti besar berbentuk lonjong dan
anak inti tampak jelas. (Seizin Altmann GG. Am J
Anat 767'.95-t!7)
S&M&S* * . Kolon. Monyet. Scanning Mikroskop Scanning mikroskop elektron. x 778. Muara krip-
Elektron. x 614. tus Lieberkiihn tersusun tidak beraturan pada mar-
mot dibandingkan dengan monyet. Perhatikan mukus
Gambar ini memperlihatkan muara kriptus keluar dari lubang kriptus Qt anah). (Seizin Specian
Lieberkiihn (CL) juga sel-sel pembatas per- RD, Neutra MR: Am J Anat 160:46141 2)
mukaan mukosa. (Seizin Specian RD, Neutra MR:
ffi a."n
Am J,{nqt 760: 461-47 2). Sisipan. Kolon. Marmot. {ffi ?r€"
sdd
ffi
*m Kriptus Lieberkiihn
W="#ffi
Usus Besar
D. Tunika Serosa
III. USUS HALUS Duodenum dibungkus oleh tunika serosa dan tunika
Usus halus terdiri atas tiga daerah: duodenum, adventisia, sedangkan jejunum dan ileum dibung-
jejunum dan ileum. Tunika mukosa usus halus kus oleh tunika serosa.
memperlihatkan lipatan yang disebut vili intesti-
nalis, yang berubah bentuknya dan tingginya dari
IV. USUS BESAR
duodenum sampai ileum. Dalam tunika submukosa
tampak lipatan spiral yaitu plika sirkularis (katup Usus besar terdiri atas apendiks, sekum, kolon
Kerckring). asendens, kolong transversum dan kolon desen-
dens, rektum dan kanalis ani. Apendiks dan kana-
A. Tunika Mukosa lis ani akan dijelaskan secara terpisah, meskipun
bagian usus besar lainnya mempunyai gambaran
Dalam tunika mukosa ada vili intestinalis, tonjolan
histologikyang serupa.
epitel yang melapisi lamina propria.
a. Epitel B. Apendiks
Epitel selapis torak mempunyai sel goblet dan Lumen apendiks biasanya berbentuk bintang dan
sel torak. lumen ini mungkin menufup (obliterasi). Epitel sela-
pis torak melapisi lamina propria yang kaya
b. LaminaPropria
dengan nodulus limfatikus dan beberapa kriptus
Kriptus Lieberkiihn di lamina propria Lieberkiihn. Tunika muskularis mukosa, tunika
lebih panjang daripada yang ada di usus halus. submukosa dan tunika muskularis eksterna
Kelenjar ini terdiri atas sejumlah sel goblet, bersama-sama membentuk susunan umum pada
sedikit sel DNES dan stem cell (sel punca). saluran cema. Seluruhnya dilapisi oleh tunika serosa.
Sering ada nodulus limfatikus.
c. Tunika Mu s kulari s Muko s a C. KanalisAni
Tunika muskularis mukosa terdiri atas Kanalis ani memperlihatkan lipatan memanjang
lapisan otot polos sirkularis dalam dan yaitu kolumna ani, yang menjadi satu pada lubang
longitudinalis luar. anus untuk membentuk katup anus dan berada di
/S'
troasinar dan duktus interkalaris. Sel-sel asinar mensekresi enzim
pencernaan; dan sel-sel duktus memberikan larutan buffer bersifat
alkali.
-,{
f Fungsi endokrin terdiri atas pulau-pulau Langerhans, kumpulan
sel-sel berbentuk bulat mengandung banyak pembuluh darah dibungkus
oleh serat-serat retikulin. Rrlau Langerhans terdiri atas lima jenis sel, yang
dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan pulasan khusus.
Duktus biliaris ir.
komunis
Duktus intralobularis
Duktus pankreatikus
mayor
,w
&
+' q&
Duktus interkalaris
Sel-sel sentroasinar
Pulau Langerhans
F#e
@-q
Sel asinus
pankreas
Kanalikuli interselular
W
;5ffi w,
Asinus pankreas
i;t
rr -.1"..i{ ir I'
Granula zimogen
'.@#
'$ea
Golgi
,'W
Retikulum
.9. endoplasma kasar
Sel sentroasinar rs., "'l
r
Vena kava t
Vena porta I
LOBULUS HEPATIK:
Sinusoid
Vena sentralis
TRIAD PORTAL
Arteri hepatika
Kanalikulis biliaris
:
;=l.l
#2*rr,"
."r.:r4 soid) dan makrofag (sel Kupffer), maka hepatosit tidak bersentuhan
dengan aliran darah. Celah Disse terletak di antara hepatosit dan sel
Sel pembatas sinusoid
pembatas sinusoid. Dalam celah Disse terdapat mikrovili hepatosit,
Celah Disse
terkadang sel penyimpan lemak (sel Ito) dan serat retikulin yang
Sel Kupffer
halus membantu membentuk ranska hati.
Kelenjar parotis adalah murni kelenjar serosa dengan Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar campur
kapsula jaringan ikat yang mempercabangkan tra- yang menghasilkan sekretnya baik serosa maupun
bekula (T) ke dalam stroma kelenja4 membaginya mukosa. Asini yang mukosa (MA) mempunyai
menjadi lobulus-lobulus (Lo). Lembaran jaringan inti (N) yang gelap, gepeng mendekati membrana
ikat yang tipis masuk ke dalam lobulus, mengelilingi basalis sel. Selanjutnya, sitoplasma terisi dengan
pembuluh darah (BV) kecil dan duktus intra- gambaran seperti "busa", menandakan hasil
lobularis (iD). Duktus interlobularis (ID) sekresinya kental. Banyak asini mukosa dipetuk oleh
dikelilingi olehjaringan ikat (CT) yang lebih tebal sel serosa, membentuk bangunan seperti bulan sabit
dan pembuluh darah yang besar. Perhatikan asini yaitu demilune serosa (SD). Kelenjar sublingualis
(Ac) tersusun rapat dalam setiap lobulus. Sisrpan. dibagi-bagi menjadi lobus dan lobulus oleh septa
Kelenjar parotis. Monyet. Plastic section. jaringan ikat (CT) yang berfungsi sebagai jala
x 540. Perhatikan inti (N) yang bulat dalam asini penyokong untuk saraf, pembuluh darah dan duktus
serosa terletak di bagian basal. Membran sel sebelah kelenjar. Daerah kotak diperlihatkan dengan pem-
lateral (panah) tidak jelas terlihat, juga lumen asini besaran kuat dalam Gambar 3.
tidak terlihat. Perhatikan lembaran jaringan ikat
yang tipis (kepala panah) mengitari seriap asinus. GAMBAfr { o Kelenjar submandibularis. Monyet.
Plasticsection.xl32.
*&e{S&ffi S . Kelenjar sublingualis, Monyet.
Plastic section. x 540.
Kelenjar submandibularis juga menghasilkan sekret
campuran; namun, tidak seperti kelenjar sublingualis,
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran asinus serosa lebih jelas. Asini serosa (SA) dan
kuat doerah kotak Gambar 2. Inti (N) gepeng dan asini mukosa (MA) mudah dibedakan satu sama
gelap dari asini mukosa terlihat jelas sepertinya lain, tetapi kebanyakan bagian mukosa dicakup oleh
tertekan ke membran basal sel. Perhatikan bahwa demilune serosa. Selanjutnya, kelenjar submandi-
kebanyakan sitoplasma berisi vesikel-vesikel kecil bularis mempunyai ciri bahwa sistem duktus (D)
(panah), dan dinding lateral membran sel (kepala banyak, terlihat sitoplasma pucat, lumen (L) lebar
ponah) jelas terlihat, juga lumen (L) biasanya tam- dan inti bulat. Kelenjar ini juga terbagi menjadi lobus
pak. Demilune serosa (SD) terdiri atas sel-sel peng- dan lobulus oleh septa jaringan ikat (CT).
hasil sekret serosa yang inti-nya (N) berbentuk bulat Sisipan. Kelenjar submandibularis. Monyet.
sampai lonjong. Perhatikan juga dinding lateral Plastic section. x 540. Perhatikan gambaran gra-
membran sel tidakjelas pada sel-sel serosa. nular dari sel-sel yang terdiri atas demilune
Sel serosa serosa (SD) berbeda dengan gambaran sitoplasma
seperti "busa" dari asinus mukosa (MA).
l"uu
nri $
''- t'i"ii,g!
Sel mioepitel
Asini serosa
-
I {+rr.rg
Sel duktus interkalaris
Asini mukosa
-
Duktus interkalaris
Demilune &*;
serosa
'i{.1''f
Sel mukosa
Kelenjar Saliva
Pankreas adalah kelenjar kompleks karena mempu- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
nyai unsur eksokrin dan unsur endokrin. Bagian daerah korok Gambar 1. Perhatikan bahwa septa
eksokrin merupakan bagian terbesar organ ini seba- jaringan ikat (CT), sementara itu banyak pada
gai kelenjar tubuloalveolar kompleks, mensekresi bagian tertentu, dan sangat tipis di daerah inter-
cairan serosa. Kelenjar terbagi menjadi lobulus oleh lobular. Bentuk segi empat dari masing-masing sel
septa jaringan ikat
(CT). Setiap asinus (Ac) asini serosa jelas terlihat pada sajian yang terdapat
terdiri atas beberapa sel berbentuk piramid, berinti secara kebetulan (panah). Perhatikanjuga sel sen-
bulat. Letak sel di tengah asinus yaitu sel sen- troasinar (CA), terletak di tengah asini, yang menun-
troasinar (CA) membentuk saluran keluar kelenjar jukkan saluran keluar terkecil dari pankreas.
paling kecil. Bagian endokrin pankreas terdiri atas
kelompokan kecil sel-sel bulat yaitu pulau GAMBAR 4 o Pulau Langerhans. Monyet. Plastic
Langerhans (IL), yang kaya dengan kapiler-kapi-
section, x 270.
ler darah. Pulau Langerhans ini tersebar tidak ber-
aturan di antara asini serosa pankre as. Daerah kotok Pulau Langerhans (IL) yang merupakan bagian
diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam- endokrin pankreas, sel-selnya berbentuk lebih kurang
bar2. bulat tersebar di antara bagian eksokrin kelenjar.
Juga, setiap pulau dikelilingi oleh asini serosa
*A|lnffiAR 3 . Pankreas. Monyet. Plastic (Ac). Pulau Langerhans mendapat banyak pem-
section. x 540. buluh darah (BV) yang terdapat dalam unsur
jaringan ikat (CT) bagian eksokin pankeas.
Dengan menggunakan sajian plastik, bentuk asinus Sisipan. Pulau Langerhans. Monyet. Plastic
pankreas jelas terlihat. Perhatikan irisan asinus
section. x 540. Perhatikan banyaknya pembuluh
menyerupai kue, dengan masing-masing sel ber-
darah dalam Pulau Langerhans, seperti tampak ada-
batas tegas (panah). Inti (N) setiap selyangberben-
nya kumpulan eritrosit (RBC) dalam pembuluh
tuk segi empat adalah bulat dan sitoplasma bagian
darah. Meskipun setiap pulau Langerhans terdiri atas
basal (kepala panah) relatif homogen, sedangkan
sel-sel A, B, C dan D, sel-sel itu dapat dibedakan satu
sitoplasma bagian apikal dipadati dengan granula
sama lain hanya dengan menggunakan pulasan khu-
zimogen (ZG). Sel sentro-asinar (CA) dapat sus. Namun, perlu diingat pada manusia, sel B meru-
dikenali karena letaknya juga gambaran intinya pakan sel yang paling banyak dan biasanya terletak
yang pucat. Sisipan. Pankreas. Monyet. Plastic
di tengah pulau Langerhans, sedangkan sel A umum-
section. x 540. Perhatikan sel sentroasinar nya ditemukan di bagian perifer. Keadaan ini sebalik-
(CA), intinya yang pucat dapat dibedakan dari inti nya pada monyet.
sel asinus di sekelilingnya.
Sel pankreas
Pulau Langerhans
tr
sentroasinar
tsAwEAa 4 I
Ac asinus CT ikat
septa jaringan RBC Eritrosit
BV pembuluh darah IL pulau Langerhans ZG granula zimogen
CA selsentroasinar N inti
Perhatikan bahwa hati dibungkus oleh kapsula Area portal hati ditempati cabang akhir arteria
jaringan ikat. yaitu kapsula Glissoni (GC), dari hepatika (FIA) dan vena porta (PV). Perhatikan
sini, pada hati babi septa (S) meluas membagi-bagi vena lebih lebar daripada arteri dan dindingnya
hati menjadi bangunan lebih kurang berbentuk sangat tipis dibandingkan dengan ukuran lumennya.
heksagonal yaitu lobulus klasik (Lo). Pembuluh Percabangan pembuluh getah bening (LV) dan
darah, pembuluh getah bening dan duktus biliaris duktus biliaris (BD) juga ada di area portal.
berjalan dalam jaringan ikat septa untuk mencapai Duktus biliaris dapat dikenali melalui epitelnya kubis
bagian apikal lobulus klasik, yang dikenal sebagai sampai torak. Perhatikan bahwa tidak seperti pada
area portal (PA). Cairan empedu mencapai area babi, septa jaringan ikat tidak membatasi lobulus
portal dari dalam lobulus, sedangkan darah masuk klasik hati, meskipun berbagai struktur area portal
ke substansia lobulus dari area portal. Dalam setiap terbungkus oleh unsurjaringan ikat. Lempengan sel-
lobulus, darah mengalir melalui saluran yang sel hati (PL) dan sinusoid (Si) meluas dari area
berkelok-kelok yaitu sinusoid hati, untuk masuk ke portal.
vena sentralis (CV) di tengah-tengah lobulus kla-
sik.
GAIWBAR 3 . Hati. Monyet. Plastic section. x 132. Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
daerah kotak gambar sebelumnya. Perhatikan
Vena sentralis (CV) lobulus hati (cabang akhir lumen vena sentralis (CV) dibatasi oleh epitel
vena hepatika) mengumpulkan darah dari sinu- (Ep) selapis gepeng, yang merupakan lanjutan
soid (Si) dan menyalurkannya ke vena sublobularis. endotel pembatas sinusoid (Si) hati, adalah saluran
Lempengan sel-sel hati (PL) dan sinusoid hati darah yang berkelok-kelok secara bebas saling berhu-
tampak radier, sepertijeruji roda dari vena sentralis. bungan satu sama lain. Perhatikan juga bahwa lem-
Daerah korak diperlihatkan dengan pembesaran pengan sel-sel hati (LP) terdiri atas hepatosit
kuat dalam Gambar 4. (H), tebalnya satu atau dua sel dan setiap lempengan
berbatasan dengan sinusoid.
Lobulus hepatik
Sinusoid
Arteria hepatika
Duktus biliaris
Hati
( eAfrlrc,qn*-l [sAi$EAR 4 I
KUNGI
BD duktus biliaris HA arteria hepatika PL lempengan sel hati
CV venasentralis Lo lobulus PV venaporta
Ep epitel LV pembuluhgetahbening S septa
GC kapsulaGlissoni LP lempenganhati S sinusoid
H hepatosit PA areaportal
Suatu sistem makrofag yang dikenal sebagai sel SAS4SAR 4 r Kandung empedu. Manusia. Paraffin
Kupffer (KC) terdapat tersebar di antara sel endotel
section. x 540.
pembatas sinusoid (Si). Makrofag ini lebih besar
daripada sel-sel epitel dan dapat dikenali oleh Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
adanya bahan-bahan yang difagosit di dalamnya. suatu daerah serupa dengandaerahkotak Gambar 3.
Sel-sel Kupffer dapat diperlihatkan melalui pem- Perhatikan epitel (Ep) terdiri atas sel-sel torak
berian suntikan secara intravena dengan tinta India, tinggiyang gambarannya sama, inti-nya (N) terletak
seperti dalam sajian ini. Perhatikan pada beberapa di bagian basal. Membran lateral sel jelas terlihat
sel tampak adanya bercak hitam besar karena sel itu pada daerah tertentu (ponah),sedangkan brush bor-
dipenuhi dengan tinta yang difagosit (bintang), der di apikal biasanya tidak tampak pada jaringan
sedangkan sel lainnya mempunyai hanya sedikit yang dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Perhati-
bahan yang difagosit (kepala panah). Perhatikan kan membrana basalis (BM) relatif tebal memi-
juga bahwa kebanyakan sel pembatas sinusoid tidak sahkan epitel dari jaringan ikat (CT) jarang di
mengandung tinta, menandakan bahwa sel-sel endo- bawahnya.
tel mungkin tidak bersifat fagositik.
Sinusoid
TRIAD PORTAL:
Arteri hepatika
Duktus biliaris
Vena porta
Celah Disse*-{ffijff
Sel pembatas sinusoid jffi
!fi$*
#6hF
#
&,' ;:.
.tu
[*sese*41
KUNCI
BM membrana basalis KC sel Kupffer SC sel pembatas sinusoid
CT jaringan ikat LP lempenganhati Si sinusoid
Ep epitel N inti SM ototpolos
H hepatosit
"1.*
I-1
.:i,';
t* dr:
+h.*u'
;tl
-,Eu
Asini serosa
,"ffidffgir$:
Asini mukosa
r!
Demilune Serosa
!1 !.
*t .i'l;i ftr
';.
r;!+.
u in
_..[_'t-*,rt e\j-:'=;!4t
.r;*,+.i
, s E. Sel duktus striata
Sel mukosa # .is."_! i:.
,tli.r,.r:,.;_
Kelenjar Saliva
KUNCI
f badanfilamentosa
-\f
t!.. ....
Y
v
j
ws &.u'
'!&ff{ iF"r
,' , ,,', .11&t! ir"{i
f&Atlqffietq'.]
SANWSAm t . Pulau Langerhans. Kelinci. juga ditempati banyak granula sekretoris, juga ditem-
pati banyak granula sekretoris; namun sel ini tidak
Mikroskop elektron. x 3.578.
adazonajernih di tepinya. Sel-sel D (DC) adalah
Pulau Langerhans ditempati oleh empat jenis sel sel yang paling sedikit jumlahnya dan mempunyai
yaitu selA, sel B, sel C dan sel D. Sel-sel B (B) ada- ciri bahwa granula sekretoris kurang padat elektron
lah paling banyak dan dapat dikenali oleh adanya dibandingkan dengan kedua jenis sel lainnya.
granula sekretoris yang bagian tengahnya padat (Seizin Sato I Herman L.: Am J Anat 76I: 71-84)
A, Epitel
Kandung empedu dilapisi epitel selapis torak.
16
Sistem urinarius berfungsi untuk pembentukan urin, cabang langsung dari aorta abdominalis. Pembuluh
mengatur tekanan darah dan volume cairan tubuh, ini selanjutnya bercabang-cabang menjadi beberapa
keseimbangan asam-basa, dan pembentukan serta cabang utama ketika pembuluh memasuki hilus
pelepasan hormon-hormon tertentu. Komponen- ginjal. Setiap cabang selanjutnya bercabang lagi
komponen sistem urinarius adalah ginjal, ureter, memberikan dua atau lebih arteria interlobaris.
kandung kemih dan uretra. Arteria interlobaris berjalan antara piramid
Unit fungsional ginjal adalah tubulus urini- yang bersebelahan menuju korteks dan pada per-
ferus (tihat Gambar 16-1) terdiri atas nefron dan batasan korteks-medula, bercabang membentuk
tutrulus koligens (collecting tubulus), masing- arteria arkuata yang jalannya mengikuti dasar
masing berasal dari primordium embriologi yang piramid. Arteria interlobularis, yang berasal dari
berbeda. arteria arkuata memasuki korteks yang berbentuk
labirin (beriarak sama dari prosesus medularis yang
bersebelahan) untuk mencapai kapsula renalis.
O GINJAL Sepanjang perjalanan arteri interlobularis, ada pem-
Aderiol aferen
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili pendek)
Arteriol
eferen Duktus koligens
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili panjang dan padat)
Arteria
ffi ;Aie
Segmen tipis Ansa Henle \"*:li ilJffi ffi
(Sel-sel epitel kubis)
Tubulus distal
Makula densa
Sel-sel jukstaglomerularis
(modifikasi otot polos)
Kapsula Bowman
(lapis parietal)
Polus vaskularis
Kapsula Bowman
(podosit Iapis viseral)
Lamina basalis
Juluran
sekunder
(pedikel)
Celah filtrasi
Kapiler fenestrata yang menyusun glomerulus 'L'". trt., '
Duktus Bellini kemudian menyalurkan urine antarplak, sedangkan daerah plak yang menebal
yang terbentuk oleh tubulus uriniferus ke saluran memperlihatkan gambaran vesikular, yang mung-
intrarenal, disebut kaliks minor, selanjutnya dicu-
kin menjadi tidak terlipat saat urine terkumpul
dalam kandung kemih.
rahkan ke kaliks mayor dan kemudian ke dalam
pelvis dari ureter. Saluran keluar ini, dibatasi oleh Jaringan ikat subepitelial kandung kemih terdiri
epitel transisional, mempunyai jaringan ikat fibro- atas lamina propria dan tunika submukosa. Ketiga
elastis subepitelial, lapisan otot polos terdiri atas lapisan otot polos secara luas saling menyilang,
membuatnya tidak dapat dibedakan pada beberapa
lapis longitudinal dalam dan sirkularis luar, juga
daerah.
tunika adventisia dari j aringan ikat fibroelastis.
Uretra pada pria berbeda dari wanita yang tidak
hanya panjangnya tetapi juga fungsinya dan epitel
O SALURAN KELUAR pembatasnya. Lamina propria pada kedua jenis
EKSTRARENAL kelamin berisi kelenjar mukosa Littr6 dan kelen-
jar intraepitelial, yang melumasi permukaan uretra,
Saluran keluar ekstrarenal terdiri atas ureter, sehingga memudahkan keluarnya urin. Uretra di-
kandung kemih, dan uretra. Ureter dan kandung jelaskan dalam Bab 11 , "Sistem Reproduksi Wanita"
kemih juga dibatasi oleh epitel transisional. Ureter
dan Bab 18, "Sistem Reproduksi Pria"
mempunyai lamina propria fibroelastis dan dua atau
tiga lapis otot polos, tersusun seperti di atas. Lapis
otot yang ketiga, lapis longitudinal paling luar'
tampak di sepertiga bagian bawah ureter.
*
*.sl,r
s.*, CONTOH KASUS KLINIS
Bau Urine dan Warna Urine merkuri atau karbon tetraklorida. atau mati karena
Bau dan wama urine mungkin memberi petunjuk ke syok kardiovaskular yang berat yang mengurangi
kondisi penyakit individu. Urine normal selain tidak aliran darah ke ginjal. Sel-se1 yang mati menjadi
berwarna atau berwarna kuning jika urine menjadi terkelupas dan menyumbat lumen tubulusnya. Jika
pekat. Demikian juga, urine yang encer mempunyai Iamina basalis tetap utuh, pembelahan sel epitel mung-
sangat sedikit bau, sedangkan urine yang pekat mem- kin dapat memperbaiki kerusakan dalam waktu kurang
punyai bau menyengat. Jika wama urine kemerahan, dari 3 minggu.
individu mungkin mempunyai porfiria atau darah
segar dalam urine;jika warnanya coklat, kemungkinan Glomerulonefritis Akut
terjadi pemecahan hasil akhir otot yang rusak atau Glomerulinefritis akut biasanya akibat infeksi Strep-
pemecahan hasil akhir hemoglobin dalam urine. Warna tokokus beta setempat pada suatu daerah tubuh lain
gelap dapat karena adanya pigmen melanin dalam daripada ginjal (misalnya kerongkongan). Sel-sel
urine, sedangkan urine keruh bisa merupakan tanda plasma mensekresi antibodi yang berikatan dengan
adanya laistal asam atau adanya pus yang berasal dari antigen sffeptokokus, membentuk kompleks antigen-
infeksi saluran urine. Selain itu, obat-obatan tertentu antibodi yang tidak larut yang disaring oleh lamina
dapat menyebabkan perubahan warna urine dan pasien basalis antara podosit dan sel-se1 endotel glomemlus.
sebaiknya diingatkan nantinya mengenai pembahan Ketika kompleks imun terbentuk pada lamina basalis
warna urinenya. Perubahan dalam bau urine dapat glomeruli, sel epitel dan sel mesangial berproliferasi.
karena diabetes yang tidak terkendali (bau manis); bau Selain itu, leukosit berkumpul dalam glomerulus,
pesing dapat menandakan adanya infeksi saluran memadat dan menyumbat glomerulus. Lebih jauh,
urine; dan bau busuk dari urine pada pasien muda agen farmakologik lepas pada tempat kerusakan menye-
mungkin menandakan fenilketonuria. babkan glomerulus menjadi bocor, dan protein, trom-
bosit dan eritrosit mungkin masuk filtrat glomerulus.
Nekrosis Tubular Biasanya setelah inflamasi akut berkurang, glome-
Nekrosis tubular mungkin akibat gagal ginjal akut. Sei rulus membaik sendiri dan fungsi ginjal kembali nor-
tubulus renalis mati, baik karena keracunan karena mal. Terkadang, kerusakan demikian luas dan gang-
paparan pada bahan kimia beracun, seperti halnya guan fungsi ginjal menjadi menetap.
Korteks ginjal dan bagian medula ditunjukkan Berbagai komponen bagian labirin korteks dan
dengan pembesaran lemah untuk memberikan bagian dua prosesus medularis tampak di sini.
gambaran dalam susunan korteks. Kapsula (Ca) Kedudukan fotomikroskopik ini tegak lurus terhadap
renalis tampak tipis, sebagai garis tipis pada bagian Gambar 1. Perhatikan dua korpuskulum renal
atas fotomikroskopik. Daerah yang lebih gelap di (RC) di tengah fotomikroskopik tampak artefak
bawah, menempati setengah bagian atas foto- sedikit mengerut dan karena itu jelas memper-
mikroskopik adalah korteks (C), sedangkan lebih lihatkan ruang Bowman (BS). Korpuskulum renal
bawah daerahnya lebih jernih adalah medula (M). dikelilingi oleh potongan melintang tubulus kon-
Perhatikan juluran longitudinal dari medula tampak tortus proksimal (PT), tubulus kontortus
masuk ke korteks; ini dikenal sebagai prosesus distal (Df) dan makula densa (MD). Karena
medularis (MR). Jaringan antara prosesus medu- tubulus kontortus proksimal lebih panjang daripada
laris tampak berkelok-kelok dan dikenal sebagai tubulus kontortus distal, maka jumlah tubulus kon-
labirin korteks (CL). Daerah ini ditempati oleh tortus proksimal sekitar korpuskulum renal melebihi
struktur yang bulat, padat yaitu korpuskulum gambaran tubulus kontortus distal dengan per-
renal (RC). Ini merupakan bagian pertama dari bandingan sekitar 7 berbanding 1. Prosesus medu-
nefron dan letaknya dalam korteks menunjukkan awal rekta (PR) dari tubulus prok-
laris berisi pars
perkembangannya, juga fungsinya. Bangunan ini simal, segmen tebal pars asenden Ansa
dinamakan nefron superfisial (1), nefron mid- Henle (AT) dan duktus koligens (CT).
kortikal (2) atau nefron jukstamedularis (3).
Setiap prosesus medularis dan setengah labirin 6AM&Afr {. Ginjal disuntik dengan koloidin
korteks pada kedua sisinya men''usun lobulus ginjal. x
benruarna. Paraffin section. 132,
Lobulus ini meluas ke dalam medula, tetapi batasnya
secara histologik tidak dapat ditentukan (kira-kira Jaringan ini dipersiapkan dengan memberi suntikan
oleh garis vertikal). Pembuluh darah besar pada pada arteri renalis dengan koloidin berwama dan irisan
peralihan kortikomedularis adalah pembuluh tebal dilakukan untuk memperlihatkan percabangan
arkuata (A$, sedangkan yang ada dalam labirin pembuluh darah di korpuskulum renal. Setiap korpu-
korteks adalah pembuluh interlobularis (M. kulum renal berisi juluran kapiler yaitu glome-
rulus (G), yang mendapatkan darah dari arteriol
&AI1Il$&R X . Kapsula ginjal. Monyet. Plastic
aferen glomerulus (AA) dan aliran keluarnya
melalui arteriol eferen glomerulus (EA). Per-
section. x 540.
hatikan diameter luar arteriol aferen glomerulus lebih
Ginjal dibungkus oleh kapsula renal (Ca) yang besar daripada arteriol eferen glomerulus; namun,
terdiri atas jaringan ikat padat kolagen berisi fibro- diameter kedua lumennya kira-kira sama. Hal ini
blas (Fb). Meskipun struktur ini tidak mempunyai penting untuk mengetahui bahwa glomerulus adalah
banyak pembuluh darah, jaringan ini mempunyai jala-jala kapiler arteri; karena itu tekanan dalam
beberapa pembuluh kapsular (CV). Perhatikan pembuluh ini lebih besar daripada jala-jala kapiler
adanya sejumlah eritrosit dalam lumen pembuluh yang biasa. Hal ini rnenyebabkan tekanan filtrasi lebih
ini. Lapisan kapsula yang lebih dalam mempunyai efektif. Pembuluh darah besar pada kanan bawah
banyak jala kapiler (CN) yang mendapatkan adalah arteria interlobularis (tA) dan merupa,
darah dari ujung arteria interlobularis dan seterus- kan awal percabangan dari arteriol aferen glomerulus.
nya dialirkan ke vena stellata yang merupakan per-
cabangan dari vena interlobularis. Perhatikan
potongan melintang tubulus kontortus proksi-
mal (PT).
t-GAMEAnT-l t-effis&m a I
[eAmBAR s I
KUNCI
AA aferen
arteriol CN jala-jala kapiler IV Pembuluh interlobulatis
AT segmen tebal CT tubulus koligens M medula
asendens AnsaHenle CV pembuluh kapsular MD makula densa
AV pembuluh arkuata DT tubulus kontofius distal MR prosesus medularis
BS ruang Bowman EA arteriol eferen PR pars rekta
C korteks Fb fibroblas PT tubuluskontortusproksimal
Ca kapsula G glomeruius RC korpuskulumrenis
CL labirinkortikal IA arteriainterlobularis
Di tengah fotomikroskopik ini ditempati korpuskulum Polus vaskularis dari korpuskulum renis ini sangat jelas
renal. Polus urinarius tampak sebagai leher yang pendek terlihat. Dalam daerah ini arteriol aferen glomeru-
menuju ke dalam bagian kontortus dari tubulus lus (AA) memasuki korpuskulum renis dan arteriol
proksimal (PT). Korpuskulum renal terdiri atas eferen glomerulus (EA) keluar, meninggalkan glo-
glomerulus (G), juluran kapile4 lapis viseral kapsula merulus. Perhatikan kedua pembuluh ini dan kapiler-
Bowman (podosit) yang berkaitan dengan glomerulus kapilernya disokong oleh sel-sel mesangial (Mg).
yaitu ruang Bowman (BS) ke dalam ruang ini ultra- Perhatikan meski diameter arteriol aferen glomerulus
filtrat di keluarkan dari kapiler dan lapis parietal (PL) lebih besar daripada yang di arteriol eferen glomerulus,
kapsula Bowman yang terdiri atas epitel selapis gepeng. lumennya mempunyai diameter yang lebih kurang sama.
Selain itu, sel-sel mesangial juga ada di korpuskulum Korpuskulum renis dikelilingi oleh potongan melintang
renal. Kebanyakan gambaran tubulus sekitar renal tubulus distal (DT) dan tubulus proksimal (pT).
korpuskulum adalah potongan melintang tubulus DaeralT korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat
proksimal (PT) yang terpulas lebih gelap, jumlahnya dalam Gambar 4.Sisipan. Glomerulus. Ginjal. Monyet.
lebih banyak potongan melintang tubulus distal (DT) Plastic section. x 720. Glomerulus terdiri atas kapiler-
yang terpulas lebih jernih. kapiler yang inti sel endotel (En) nya menonjol ke
dalam lumen. Sel-se1 endotel terpisah dari podosit (p),
&AmSS,e* ? . Labirin Kofteks Ginjal. Monyet. yaitu modifikasi sel-sel lapis viseral kapsula Bowman
dengan adanya lamina basalis yang tebal (panah). Sel-
Plastic section. x 210.
sel mesangial (Mg) membentuk unsur penyokong dan
Korpuskulum renal di tengah gambar fotomikroskopik
unsur fagosit dari korpuskulum renis. perhatikan
cabang-cabang utama (bintang) dari podositjuga dapat
memperlihatkan seluruh ciri-ciri khas dalam Gambar 1,
dibedakan dalam gambar fotomikrokopik ini.
kecuali yang sebagai polus urinarius, ada terlihat polus
vaskularis ftP). Tempat itu adalah daerah dimana
arteriol aferen glomeruli dan arteriol eferen glomeruli fi&ffiSffi&* 4 . Aparatus jukstaglomerularis. Ginjal.
masuk dan meninggalkan korpuskulum renal. Beberapa Monyet. Plastic section. x 1.325.
sel-sel otot polos dari arteriol aferen (dan kadang-kadang
eferen) glomeruli mengalami modifikasi mengandung Daerah kotak dalam Gambar 3 dibesarkan untuk meli-
granula renin. Sel-sel yang mengalami modifikasi ini hat aparatus jukstaglomerularis. Ini terdiri atas makula
disebut sel-sel jukstaglomerularis (JC). Sel-sel ini densa (MD) yaitu daerah di tubulus distal dan tampak
erat berkaitan dengan daerah makula densa (MD) sel jukstaglomerularis (JC) yang merupakan modi-
dari tubulus distal. Juga, perhatikan bahwa kebanyakan fikasi sel-sel otot polos dari arteriol aferen glo-
potongan melintang adalah tubuius mengelilingi kor- merulus (AA). Perhatikan granula (kepala panah)
puskulum renal kepunyaan bagian yang berkelok-kelok dalam sel jukstaglomerularis, yang diketahui adalah
dari tubulus proksimal (PT) sementara hanya satu enzlm renin. Perhatikan inti (bintqng) sel-sel endotel
atau dua adalah tubulus distal. Perhatikan korteks renalis yang membatasi arteriol aferen glomerulus.
mengandung banyak pembuluh darah (BV), serta
sedikit unsurjaringan ikat (panah) dengan pembuluh-
pembuluhini.
Kapsula Bowman
(lapis parietal) Polus vaskularis
Kapsula Bowman
(podosit lapis viseral)
Polus urinarius
Podosit
Endotel
1\
Juluran sekunder
(pedikel)
*.;:Jii*-#*;
**
t,.
;i ,, .,' ''t.i'
*F
",i'
, *' ir" +
$3
IEAMBAn,l I GAMsAn a I
KUNCI
AA arteriol aferen En sel endotel P podosit
BS ruangBowman G glomerulus PL lapis parietal
BV pembuluh darah JC sel jukstaglomerularis PT tubulus proksimal
DT tubulus distal MD makuladensa VP polus vaskularis
EA arteriol eferen Mg selmesangial
Gambar fotomikroskopik ini dari medula renalis Pada sisi sebelah dalam medula renal, duktus koli-
memperlihatkan susunan berbagai struktur tubulus gens satu sama lain menjadi satu, membentuk
dan vaskular. Unsurjaringan ikat antara tubulus dan saluran yang lebih besar. Saluran yang paling besar
vaskular sangat kasar dan terutama fibroblas, makro- ini disebut duktus papilaris (PD) atau duktus
fag dan serat-serat (bintang). Unsur tubulus yang Bellini yang mudah dikenali dengan adanya sel torak
utama ternyata adalah duktus koligens (CT), yang tinggi, pucat dan sisi lateral membran plasma
dikenali karena membran plasma bagian lateral dari yang jelas (panah). Duktus ini terbuka pada apeks
sel-sel kuboid tinggi (atau torak rendah) adalah papila renal, di dalam daerah yang dikenal sebagai
segmen tebal Ansa Henle (TH) dan terkadang area kribosa. Segmen tipis Ansa Henle (TL) jelas
segmen tipis Ansa Henle (TL). Banyak unsur terlihat. Bangunan ini membentuk Ansa Henle
vaskular terlihat; ini adalah vasa rekta spuria yang seperti jepitan rambut di daerah ini, dimana segmen
dinding segmen desenden lebih tebal adalah arteriol tipis asenden kembali naik dalam medula, yang
rekta spuria (AR) dan dinding segmen asenden akhirnya menjadi lebih tebal, membentuk bagian
yang lebih tipis adalah venula rekta spuria CVR) lurus tubulus distal. Perhatikan bahwa arteriol
rekta spuria (AR) danvenula rekta spuria CVR)
. mengikuti jalannya segmen tipis Ansa Henle masuk
SAMSAR 2 Papila renalis. x.s. Manusia. Paraffin
ke dalam papila renal. Beberapa unsur jaringan ikat
section. x 270.
ditandai deng an bintang.
Unsur tubular yang paling banyak dari papila renal
adalah duktus koligens (CT) dengan sel-sel kuboid- SAMBAA 4 . Medula renalis. Ls. Monyet, Plastic
nya, dimana membran lateral plasma jelas terlihat. section. x 270.
Sejumlah bangunan yang berdinding tipis adalah
segmen tipis Ansa Henle (TL), juga arteriol rekta Gambar fotomikroskopik ini serupa dengan Gambar L,
spuria (AR) danvenula rekta spuria [VR) mung- kecuali lebih longitudinal daripada potongan melin-
kin dapat dikenali karena adanya darah dalam tang medula renal. Di tengah ditempati duktus
lumennya. Unsur jaringan ikat (bintang) dapat ter- koligens (CT), ditandai dengan adanya sel kuboid
lihat dalam interstisial antara berbagai tubulus gin- tinggi dimana membran lateral plasma jelas terlihat.
jal. Terkadang segmen tebal Ansa Henle (TH) Duktus koligens didampingi oleh segmen tebal
mungkin dapat diamati. Ansa Henle (TH). Vasa rekta terisi dengan darah
dan ketebalan dindingnya terlihat apakah arte-riol
Tubulus kontortus distal rekta spuria (AR) atauvenula rekta spuria (VR).
Tubulus
Segmen tipis Ansa Henle (TL) juga dapat
kontortus Arteriol aferen dikenali.
proksimal glomeruli
Duktus koligens
Segmen tipis
Ansa Henle
Tubulus uriniferus
Igt
's'i U
s ;h;
,' :,g
s,'
IEAMBAng-l [sAmmn 4 I
Pembesaran kecil fotomikroskopik ini adalah ureter, Mukosa sangat berkelok-kelok dan terdiri atas epitel
memperlihatkan lumen (L) yang berbentuk bintang transisional yang tebal dimana permukaan atasnya
dan epitel (E) pembatas yang tebal. Bagian yang mempunyai sel'sel berbentuk kubah (D) yang
saling berhadapan antara jaringan ikat sub- khas. Lapisan sel-sel basal duduk pada lamina basalis
epitel (SCT) dan otot polos pembungkus (SM) (panah), yang memisahkan epitel dari jaringan ikat
diberi tanda panah. Otot polos pembungkus dikeli- fibrosa di bawahnya. Tunika muskularis terdiri atas
lingi oleh tunika adventisia (Ad) dari jaringan tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam (IL),
fibrosa, yang ditempati sejumlah pembuluh darah sirkularis tengah (MC) dan longitudinalis luar
dan serat-serat saraf yang berjalan dengan ureter. (OL). Ketiga lapisan ini tidak selalu ada, untuk lapisan
Jadi, dinding ureter terdiri atas tunika mukosa (epitel longitudinalis luar hanya ditemukan di seperriga bagian
dan jaringan ikat di bawahnya), tunika muskularis bawah ureter, yaitu bagian paling dekat dengan kan-
dan tunika adventisia. dung kemih. Tunika adventisia (Ad) terdiri atas
jaringan ikat fibrosa yang melekatkan ureter pada
&AM$&R S o Kandung kemih. Monyet. Plastic dinding posterior tubuh dan bangunan di sekitarnya.
section. x 14.
SSI\$BAR 4 r Kandung kemih. Monyet. Plastic
Kandung kemih menyimpan urine sampai siap untuk section. x 132.
dikeluarkan. Karena volume kandung kemih berubah-
ubah sesuai dengan jumlah urine yang di dalamnya, Kandung kemih dibatasi oleh epitel transisional
mukosanya mungkin berlipat atau tidak berlipat. (TE), yang mempunyai ciri sel-sel di permukaannya
jaringan yang di sini tidak teregang, karena itu berbentuk kubah. Beberapa sel-sel ini mempunyai
banyak lipatan (panah). Selanjutnya, epitel transi- inti dua. Epitel dipisahkan dari jaringan ikat di
sional (TE) dalam sajian inijuga tebal, sedangkan bawahnya oleh lamina b asalis (ponah). Jaringan ikat
dalam fase teregang, epitel akan menjadi lebih tipis. subepitel ini sering dibagi menjadi lamina propria
Perhatikan juga tebalnya tunika muskularis terdiri (LP) dan tunika submukosa (Sm). Daerah ini
atas tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam mendapatkan darah yang tampak adanya sejumlah
(IL), sirkularis tengah (MC) dan longitudi- venula (V) dan arteriol (A). Pembuluh ini mem-
nalis luar (OL). Lapisan otot dikelilingi baik oleh punyai percabangan yang lebih kecil dan memper-
tunika adventisia, yang terdiri atas jaringan ikat darahi daerah yang lebih dekat ke epitel. Sisipan.
jarang seperti tampak dalam fotomikroskopik ini Epitel transisional. Monyet. Plastic section.
atau dikelilingi oleh tunika serosa, tergantung pada x 540. Daerah kotak dari epitel transisional diper-
daerah kandung kemih mana yang diperiksa. lihatkan dengan pembesaran kuat, untuk memper-
lihatkan sel-sel besar yang berbentuk kubah (ponah)
pada permukaan bebasnya. Sel-sel ini adalah khas
untuk kandung kemih yang kosong. Bila bangunan
itu meregang karena urine, sel-sel yang berbentuk
kubah berubah menjadi gepeng dan seluruh epitel
menjadi lebih tipis (dari lima sampai tujuh lapis
ketebalannya menjadi hanya tiga lapis sel). perhati-
kan, kadang-kadang sel berinti dua.
[_eAJrsiA* 3 l l-sAmEARl-l
KUNCI
A arteriol L lumen SCT jaringan ikat subepitei
Ad tunikaadventisia LP laminapropria SM sa.rung otot polos
D selberbentukkubah MC tunika muskularis Sm tunika submukosa
E epitel sirkularis tengah TE epitel transisional
L tunikamuskularis tunika muskularis V venula
longitudinalis dalam Iongitudinalis luar
uterina (Fallopii
\
lsmus tuba uterina
.i. -. , :.r,ti,i,i.
.:l-1::",_ :l l: l"i_ ,,it..:'
"' l" y'.."
*a1,.f:",ffi"
Ou^rirr^/ ./ '*
.'i ' '=Si":;i
d, I &:tu
Ligamentum ovarii :e.: . E,
T
'.1,,_\
Ligamentum latum
Uterus -
Fimbriae
Kanalis servikalis Endometrium
Serviks Miometrium Dinding uterus
Tunika adventisia
Ligamentum
servikalis
lateralis
2" FOLIKEL:
Vagina
Teka folikuli FOLIKEL GRAAF:
.=1ilH'
rilTi r
' n'a;::.iirjjiii:i
-
-,,-il
':,-1,
iJi
.r{
Korpus albikans rFfif ;r
:::':- .:J
i::'f
Lutein teka
Korpus / ',1"t{
ii:1
i'
Teka interna
luteum I Lutein granurosa - 1;
Nukleus oosit
menjadi korpus luteum, yang nantinya berdegenerasi menjadi korpus albikans.
ffi rffl
ovanum
i:iej; $ ]"#
Folikel Folikel Folikel It"etr:r' Korpus
pnmer sekunder Graaf oviasi
Efek hipotalamus dan hormon adenohipofisis pada korteks ovarium dan endometrium uterus
Ovarium dibedakan menjadi medula (Me) dan Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
korteks (Co). Dalam medula terdapat pembuluh daerah yang sama dengan daerah korak Gambar 1.
darah (BV) yang besar, berasal dari pembuluh Perhatikan epitel germinal (GE) menyelimuti
darah di korteks. Dalam korteks ovarium terdapat kapsula fibrosa yaitu tunika albuginea (TA).
sejumlah folikel-folikel ovarium, umumnya folikel Dalam daerah korteks (Co) ini ada sejumlah folikel
ini sangat kecil (panch) sementara itu ada sedikit primordial (PF). Perhatikan jaringan ikat ovarium
folikel matang telah mencapai stadium folikel Graaf sangat selular dan disebut sebagai stroma (ST).
(GF). Kapsulajaringan ikat fibrosa yang tebal yaitu Sbipan. Ovarium. Korteks. Monyet. Plastic
tunika albuginea (TA) dapat dilihat di sini, sedang- section. x 540. Folikel primordial terdiri atas oosit
kan epitel germinal (GE) kadang terlihat. Perhati- primer (PO), yang inti (N) dan anak inti (panah)
kan mesovarium (Mo) tidak hanya menggantung- nya tampak jelas. Perhatikan satu lapisan gepeng
kan ovarium tetapi juga membawa pembuluh darah sel-sel folikel (FC) mengitari oosit. Thnika
ke medula. Suatu daerah serupa dengan daerah albuginea (TA) dan epitel germinal (GE) juga
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam tampak dalam fotomikroskopik ini.
Gambar2.
Se$S&&& 3 r Folikel primer. Monyet. Plastic &&$d*&R 4 . Folikel sekunder, Kelinci. Paraffin
section, x 270. section. x 132,
Folikel primer berbeda dari folikel primordial tidak Folikel sekunder sangat menyerupai folikel primer
hanya ukurannya tetapi juga bentuknya dan jumlah multilaminar, perbedaan terutama pada ukurannya
sel-sel folikelnya. Folikel primer unilaminar dalam yang lebih besar. Selain itu, sel folikel (FC)
sisipan (x 270) tampak satu lapisan sel folikel lapisannya bertambah dan lebih penting lagi cairan
berbentuk kubis mengelingi oosit primer (PO) folikel (FF) mulai tampak dalam ruang antar-sel,
yang relatif kecil, yang inti (N)-nya jelas terlihat. yang menjadi satu menjadi beberapa badan Call-
Folikel primer multilaminar memperlihatkan oosit Exner. Perhatikan juga stroma yang langsung mengi-
primer (PO) yang ukurannya telah bertambah. Sel tari sel-sel folikel tersusun membentuk teka interna
folikel (FC) sekarang membentuk suatu lapisan (TI) dan lapisan yang lebih fibrosa yaitu teka eks-
berlapis sekeliling oosit., dipisahkan sel-sel folikel ini terna (TE).
oleh zona pelusida (ZP). Stroma (St) ditata ulang
sekitar folikel untuk membentuk teka interna (TI).
Perhatikan adanya membrana basalis (BM) folikel primordial
antara sel-sel folikel dan teka interna.
Folikel
Graaf
Teka
Pembuluh dar interna
Teka
eksterna
t-eeruseexl leesssee,il
KUNC I
BM membrana basalis GF folikel Graaf PO oosit primer
BV pembuluh darah Me medula TA tunikaalbuginea
Co korteks Mo mesovarium TE tekaeksterna
FC sel folikel N inti TI tekaintema
FF cairan folikel PF folikel primordial ZP zonapelusida
GE epitel germinal St stroma
Folikel Graaf adalah folikel yang paling matang dari Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
semua folikel ovarium dan siap untuk melepaskan daerah kofak Gambar L. Perhatikan bahwa kumulus
oosit primer pada proses ovulasi. Gairan folikel ooforus dalamnya ada oosit primer (PO) yanginti
(FL) mengisi ruang tunggal yaitu antrum, yang (N)-nya tampak dalam sajian ini. Zona pelusida
dindingnya sel-sel granulosa (sel-sel folikel), dan (ZP) mengelilingi oosit dan juluran (panah) seI-sel
disebut membrana granulosa (MG). Beberapa folikel sekitarnya meluas ke dalam daerah yang tidak
sel-sel granulosa yang mengitari oosit primer ber sel. Selapis sel-sel folikel tampak memancar
(PO) menonjol ke dalam antrum sebagai kumulus seperti mahkota di tepi oosit primer dan dikenal
ooforus (CO). Perhatikan membrana basalis sebagai korona radiata (CR). Perhatikan mem-
(BM) yang memisahkan sel-sel granulosa dari teka brana basalis (BM) juga teka interna (TI) dan
interna (TD. Teka eksterna (TE) dari jaringan tekaeksterna (TE).
fibrosa menjadi satu dan hampir tidak dapat
dibedakan dengan stroma di sekitarnya. Daerah
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam
Gambar2. GAIIJIBAR 4 r Korpus luteum. Manusia. Paraffin
section. x 132.
CAMBAR 3 . Korpus luteum. Manusia, Paraffin Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
section. x 14. daerah korck Gambar 3. Sel lutein granulosa
(GL) dari korpus luteum mudah dibedakan dari
Selesai omlasi folikel Graaf mengalami modifikasi unsurjaringan ikat (CT), karena gambar sebelum-
membentuk bangunan sementara, yaitu korpus nya dengan inti (N) hampir selalu di tengah dari sel-
hemoragikum, yang akan menjadi korpus luteum. sel bulat besar (kepala panah). Di tengah bidang
Sel-sel yang men''usun membrana granulosa mem- ditempati oleh suatu lipatan yang ditempati sel
besa4 gambarannya vesikular dan dikenal sebagai lutein teka (TI) di tengah sejumlah unsurjaringan
sel lutein granulosa (GL), yang melipat dan ikat (CT) danpembuluh darah (Bg. Suatu daerah
ruangan antara lipatan ditempati unsur jaringan ikat, yang serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
pembuluh darah dan sel teka interna (panah). SeI dengan pemb esaran kuat dalam Gambar 1 di halaman
teka interna ini juga membesar, menjadi glandular berikutnya.
dan dikenal sebagai sel lutein teka. Sisa antrum diisi
oleh fibrin dan eksudat serosa yang nantinya diganti-
kan oleh unsur jaringan ikat. Suatu daerah serupa
dengan daerah kotck diperlihatkan dengan pembe-
saran kuat pada Gambar 4.
Membran granulosa
Kumulus ooforus
Zona pelusida
Oosit - ",-,
Korona radiata
(sekeliling oosit)
Antrum
1-
Ovarium
KUNC I
BM membrana basalis FL cairan folikel TE teka eksterna
BV unsur vaskular GL sel lutein granulosa TI tekainterna
CO kumulus ooforus MG membrana granulosa TL selluteinteka
CR koronaradiata N inti ZP zonapelusida
CT jaringan ikat PO oositprimer
Gambar fotomikroskopik ini serupa dengan daerah Ketika korpus luteum mengalami kemunduran, unsur
kotok Gambar 4 dari halaman sebelumnya. Perhati- selnya berdegenerasi, dan mengalami autolisis.
kan sel-sel lutein granulosa (GL) yang besar, Korpus luteum menjadi disebuk oleh makrofag yang
sitoplasmanya tampak vesikula4 memperlihatkan memfagosit sel-sel mati, meninggalkan jaringan
ruang-ruang yang ditempati lemak pada jaringan fibrosa (FT) yang relatif aselular. Yang tadinya
hidup. Perhatikan inti (N) sel-sel ini lebih jauh satu banyak pembuluh darah (BV) juga mengalami
sama lain daripada inti sel lutein teka (TL) yang kemunduran dan seluruh korpus albikans tampak
lebih kecil, yang juga tampak lebih gelap (kepala pucat dibandingkan stroma (St) ovarium sekeliling-
panah). Inti-inti gepeng (panah) berasal dari ber- nya yang relatif gelap. Korpus albikans akan mun-dur
bagai sel jaringan ikat. sampai menjadi jaringan parut kecil pada per-
mukaanovarium.
Tuba falopii, juga disebut tuba falopii atau tuba section. x 132.
uterina, terbentang dari ovarium ke rongga uterus.
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
Bangunan ini melekat pada dinding tubuh melalui
daerah serupa dengan daeroh kotak Gambar 3.
ligamentum latum (BL), yang di dalamnya
Seluruh ketebalan dinding tuba falopii memper-
banyak pembuluh darah (BV) ke tunika serosa
(S) dari tuba falopii. Tlrnika muskularis (M) yang
lihatkan pembuluh darah (Bg, tunika serosa (S)
yang melapisi tunika muskularis, dimana lapis
tebal terdiri atas otot polos sirkularis dalam dan
longitudinalis luar yang batasnya tidak tegas.
longitudinalis luar (OL) dan lapis sirkularis
Tunika mukosa (Mu) dalam (IC) tidak berbatas tegas. Ilrnika mukosa
membentuk lipatan
(Mu) sangat berlipat-lipat dan dibatasi oleh epitel
memanjang, yang demikian banyak di infundibulum
(Ep) selapis torak. Jaringan ikat jarang dari lamina
dan ampula, sehingga membagi lumen (L) menjadi
ruang yang berkelok-kelok. Suatu daerah yang
propria (LP) banyak mengandung pembuluh darah
(panah). Daerah kotak diperlihatkan dengan
serupa dengan daerah kotak diperlihatkan dengan
pembesaran kuat dalam Gambar 1 di halaman
pembesaran kuat dalam Gambar 4.
berikutnya.
--
ui6
:: -r/\
lii' *f
l)
#;
I'{ e ls.tr
--
'41:1.,: .- .i
' ;: ,f',: ]tj;A
Korpus
^wu^n"1jii,
rorpus / Lutern
luteum I Lutein
Ovarium
[GAJvmAn 4l
KUNCI
BL ligamentum latum IC otot sirkularis dalam N inti
BV pembuluhdarah L lumen OL ototlongitudinalluar
Ep epitel LP lamina propria S tunika serosa
FT jaringan fibrosa M tunika muskularis St stroma
GL selluteingranulosa Mu tunikamukosa TL selluteinteka
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
kttat daerah kotak Gambar 4 halaman sebelumnya. daerah serupa dengan daerahkotak dari Gambar l-.
Perhatikan lapisan muskularis sirkularis dalam Lamina propria (LP) merupakan jaringan ikat
(IC). Lamina propria (LP) sangat sempit di yang sangat selular mengandung banyak pem-
daerah ini (panah), tetapi ada lipatan epitel longitu- buluh darah. Membrana basalis (BM) tampak
dinal. Di tengah lipatan ini terdapat pembuluh jelas memisahkan jaringan ikat dari epitel
darah (BV), longgar, tetapi jaringan ikat (CT) pembatasnya. Perhatikan epitel terdiri atas duajenis
banyak sel-selnya. Epitel (Ep) selapis torak mem- paku (PC) lebih tipis, tidakbersilia,
yang berbeda, sel
batasi lumen (L) tuba falopii yang berkelok-kelok. tetapi bagian apikalnya menonjol di atas sel-sel
Suatu daerah serupa dengan daerah kotak diper- bersilia. Tonjolan ini (kepala panah) berisi bahan
lihatkan dengan pembesaran kuat di Gambar 2. nutrisi yang memberi nutrisi sel benih. Sel jenis yang
kedua dari epitel tuba falopii adalah sel bersilia
(CC), dimana silianya bergetar secara serentak dengan
sel-sel tetangganya, mendorong bahan nutrisi ke
GAMSAn 3 . Epiteltuba Falopii. Manusia.
arah lumen uterus.
Mikroskop elektron. x 4,553.
ffi.'
FFft
[€sit{BARI t-GemsAnF-l
[eAMBAatI
Uterus merupakan organ yang berdinding tebal, di- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
mana dindingnya terdiri atas tiga lapisan. Tunika daerah kotak dafi Gambar 1. Perhatikan lapis
serosa sebelah luar (atau pada daerah tertentu, tunika fungsional (F) endometrium dibatasi oleh epitel
adventisia) tidak begitujelas dan tidak terlihat dalam (Ep) selapis torak yang memperlihatkan aktivitas
gambar fotomikroskopik di sini. Miometrium (My) mitosis (panah). Kelenjar (GL) yang sedang ter-
yang tebal terdiri atas otot polos, terdiri atas tiga bentuk juga terdiri atas epitel (Ep) selapis torak
lapisan yang tidak berbatas tegas: longitudinal yang sel-selnya aktif membelah. Stroma (St) banyak
luar (OL), sirkularis tengah (MC) dan longitu- sel-sel-nya, seperti tampak adanya sejumlah inti sel
dinal dalam (IL). Endometrium (En) selanjut- jaringan ikat dalam lapangan pandang ini. Perhati-
nya dibagi menjadi lapisan basal (B) dan lapisan kan juga pembuluh darah (BVJ yang banyak dalam
fungsional (F). Lapis fungsional tebalnya berva- stroma endometrium.
riasi dan susunannya melalui fase-fase selama siklus
mensis. Perhatikan lapis fungsional sedang dalam
proses pembentukan dan karena itu dalam pemben-
tukan kelenjar (GL) nya lurus. Sisi dalam dari bebe-
GAMRAR 4. Uterus. Fase luteal awal. Manusia.
Ovarium,...-...**
lnfundibulum
Ligamentum Iatum-
Kanalis servikalis
Serviks
KUNCI
B lapisan basal GL kelenjar OL otot longitudinal
BV pembuluhdarah IL ototlongitudinaldalam luar
En endometrium L lumen St stroma
Ep epitel MC otot sirkulartengah SV stratumvaskular
F lapisanfungsional My miometrium
Selama fase pertengahan luteal kelenjar (GL) Selama fase luteal akhir dari endometrium, kelenjar-
endometrium menjadi sangat berkelok-kelok dan kelenjar berbentuk seperti tangga (atau gigi gergaji)
berbentuk seperti uliran dan sel torak (CC) selapis (panah). Sel epitel (CC) selapis torak tampak pucat
menimbun glikogen (panah). Perhatikan bahwa dan menarik untuk diperhatikan kedudukan gli-
selama fase endometrium ini, glikogen letaknya sebe- kogen sekarang di sebelah apikal (kepala panah)
lah basal, mendorong inti (N) ke tengah sel. Per- dibanding dengan tadinya di bagian basal. Glikogen
hatikan juga bahwa stroma (St) mengalami realai yang terletak apikal memberi gambaran compang-
desidua di mana beberapa sel-sel jaringan ikat mem- camping pada permukaan bebas sel-sel ini. Per-
besar karena sel akan terisi penuh dengan lemak dan hatikan bahwa lumen (L) kelenjar terisi dengan
glikogen. Arteria spiralis (HA) tampak pada cairan viskus yang kaya akan glikogen. Perhatikan
beberapa potongan melintang. juga bahwa stroma (St) disebuk oleh sejumlah
leukosit (Le).
Tuba uterina
(Fallopii) Pars intramuralis tuba uterina
Ligamentum ovarii
ovarium-+
.i lli,ti
lnfundibulum
Ligamentum latum-
Kanalis servikalis
Endometrium
Miometrium Dinding uterus
Lrgamentum servikalis lateralis Tunika adventisia
Vagina
t@ t-eArvrgAfi tl
Plasenta manusia erat berkaitan dengan endomeffium Potongan melintang vili terminalis (TV) sangat
uterus. Pada pertemuan ini, desidua basalis (DB) sederhana pada plasenta yang sempurna. Vili
merupakan kelompokan sel desidua (DC) yang dikelilingi oleh ruang intervilar (IS) yang pada
banyak berbentuk bulat sampai poligonal, dengan plasenta fungsional terisi dengan darah maternal.
sitoplasma yang mengembang terisi dengan lipid Karena itu, sel-sel vilus bekerja sebagai barier
dan glikogen. Anchoring vili korialis (AV) yang plasenta. Barier ini sangat banyak berkurang pada
menjulur melekat ke desidua basalis, sementara plasenta yang sempurna, seperti tampak dalam
ujung vili lainnya bebas dalam ruang intervilar gambar fotomikroskopik ini. Lapis luar vilus terminal
(IS). Vili ini paling banyak dan dikenal sebagai vili terdiri atas sinsitiotrofoblas (ST), yang sejumlah
terminalis (T'Vl, kebanyakan vili ini terpotong inti (N) nya sering berkelompok bersama sebagai
melintang atau serong. Vili ini secara bebas berca- bercak sinsisial (SK). Bagian tengah vilus
bang dan pada plasenta yang sempurna, diameter- ditempati sejumlah kapiler (Ca) fetus yang biasanya
nya lebih kecil dibanding pada plasenta yang belum terletak di daerah vilus yang tidak mengandung inti
sempurna. Sisipan. Plasenta. Manusia. Paraffin sinsisial (kepala panah). Pembuluh darah (BV)
section. x 270. Perhatikan sel desidua (DC) ber- fetus yang lebih besar juga ditemukan di tengah,
bentuk bulat sampai poligonal. Inti (N) nya letak- dikelilingi oleh mesoderm (Me). Sitotrofoblas dan
nya lebih kurang di tengah dan sitoplasmanya tam- sel Hofbauer yang bersifat fagositik dari plasenta
pak bervakuol karena ektraksi glikogen dan lipid yang belum sempurna kebanyakan menghilang pada
selama pembuatan sajian histologik. akhirkehamilan.
SAMBAR 3 . Vagina. Ls. Monyet. Plastic section. GAIUEAR 4 . Vagina. Ls. Manusia. Paraffin
x 14. section. x 132.
Vagina adalah tabung fibromuskulaq dimana ruang Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
vagina (VS) kebanyakan tertutup karena secara suatu daerah serupa dengan daerah kotak dalam
normal dindingnya saling bersentuhan satu sama Gambar 3. Epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan
lain. Dinding ini terdiri atas empat lapisan : tunika tanduk dari vagina dicirikan oleh adanya sel-sel yang
mukosa 1Uu), tunika submukosa (SM), tampak kosong yang men''usun seluruh ketebalan
tunika muskularis (M) dan tunika adventisia epitel. Ini terjadi karena ekstraksi lipid dan glikogen
(A). Tunika mukosa terdiri atas epitel (Ep) dan selama pembuatan sajian histologik. Perhatikan sel-
lamina propria (LP) di bawahnya. Sebelah dalam sel di bagian lebih dalam dari epitel ini mempunyai
tunika mukosa adalah tunika submukosa, tampak sedikit badan inldusi; karena itu, sitoplasmanya
dengan sejumlah pembuluh darah yang besar tampak normal. Perhatikan juga lamina propria
merupakan bagian dari jaringan erektil. Otot polos (LP) mempunyai banyak pembuluh darah (BV)
tunika muskularis tersusun dalam dua lapisan, dan mempunyai sejumlah leukosit (Le) (panoh).
sirkularis dalam (IC) dan longitudinalis luar Akhirnya, perhatikan tidak terdapat kelenjar dan
(OL) yang lebih tebal. Suatu daerah yang serupa tunika muskularis mukosa.
dengan daerah kotck diperlihatkan dengan pem-
besaran kuat dalam Gambar 4.
Lempeng korion
Anchoring villi (vilus primer)
Vili korialis (vilus sekunder) Septum plasenta
Cabang vilus (vilus tersier) Desidua basalis
Stratum kompakta
Stratum spongiosum
Miometrium
Plasenta
":;i
9
r**h-S*"'
|_l:ArlrE*Ra-]
KUNCI
A tunika adventisia IC otot sirkular dalam N inti
AV anchoring vili korialis IS ruang intervilar OL otot longitudinal luar
BV pembuluhdarah Le leukosit SK simpul sinsisial
Ca kapiler LP laminapropria SM tunikasubmukosa
DB desiduabasalis M tunikamuskularis ST sinsitiotrofoblas
DC sel desidua Me mesoderm TV vilus terminal
Ep epitel Mu mukosa VS ruang vaglna
Kelenjar mamma merupakan modifikasi kelenjar Selama kehamilan duktus (D) kelenjar mamma
keringat yang pada stadium istirahat memperlihat- mengalami perkembangan pesat, dimana kuncup
kan duktus (D) dengan kadang-kadang kuncup alveoli berproliferasi membentuk lobulus (Lo) yang
alveoli (BA) dipercabangkan dari ujung buntu duk- terdiri atas sejumlah alveoli (Al). Jaringan ikat
tus. Bagian lain dari mamma terdiri atas jaringan (CT) interlobular mengalami perubahan menjadi
ikat padat kolagen (dCT) tersebar dengan lebih tipis, sementara itu dimana-mana jaringan ikat
lobulus lemak. Namun, tepat dekat duktus dan kun- mempertahankan sifat sebelumnya untuk menyokong
cup alveoli jaringan ikat (CT) tersusun lebih long- peningkatan berat mamma. Perhatikan bahwa
gar. Diduga bahwa jaringan ikatyang lebih longgar ini jaringan ikat yang tepat berdekatan dengan duktus
berasal dari stratum papilare dermis. Bandingkan dan lobulus (panah) mempertahankan susunannya
gambar fotomikroskopik ini dengan Gambar 2. yang longgar. Bandingkan gambar fotomikroskopik ini
dengan Gambar L.
'*;{'.t
f-se*\$*enj l Fr-qsse${ x l
t-$sffiilRe s I [ {.r&ffi&441 ]
lapisan otot polos yang tidak berbatas tegas : longi- Tunika muskularis terdiri atas berkas serat otot
tudinal sebelah dalam, sirkular tengah dan longi- polos yang saling menyilang. Dekat orifisium eks-
tudinal luar. Selama kehamilan miomeffium mening- ternum, vagina diperlengkapi dengan sfingter otot
kat ukurannya sebagai akibat hipertrofi sel otot skelet.
polos danpenimbunan sel ototpolos baru.
4. Tunika adventisiq
3. Taniku serosa Vagina berhubungan dengan bangunan sekitarnya
Umumnya uterus dibungkus oleh suatu tunika melalui tunika adventisia-nya.
Sistem
Reproduhsi Pria
Sistem reproduksi (lihat Gambx 18-1) pria terdiri sel yang berdiferensiasi disokong oleh sel-sel
atas dua buah testis (gonad pria), sistem duktus geni- Sertoli baik secara fisik maupun nutrisinya. Lebih
ta1, kelenjar pelengkap dan penis. Sistem reproduksi lanjut, taut kedap antara sel Sertoli yang berdekatan
pria berfungsi dalam pembentukan spermatozoa, membentuk sawar darah-testis yang melindungi
menghasilkan hormon kelamin pria dan menghan- sel-sel benih yang sedang berkembang dari kejadian
tarkan gamet pria ke dalam saluran reproduksi autoimun. Epitel seminiferus duduk pada mem-
wanita. brana basalis yang dikelilingi oleh tunika propria
dari j aringan fibromuskular.
Duktus deferens
Kolon
Kandung kemih
Vesikula seminalis
Ampula duktus deferens
Duktus ejakulatorius
Korpus kavernosurn -i':' Glandula prostat
,l;l.l,l
Korpus spongiosum Rektum
-ir.
Uretra Anus
Glans penrs Glandula bulbouretralis
Testis
Epididimis
i,"'Tn:iiliii##
Dinding tubulus seminiferus terdiri atas unsur
jaringan ikat yang tipis yang komponen sel utama-
nya adalah fibroblas. Epitel seminiferus (germi-
nal) terdiri atas sel spermatogenik dan sel Sertoli.
Sel spermatogenik mengalami mitosis, meiosis
dan spermiogenesis. Sel Sertoli membentuk zonula
occludens satu sama lain, sehingga memisahkan
lumen tubulus seminiferus menjadi dua ruang yang
konsentris.
Bagian utama
.ry
*@;;;
Badan residu
Vesikel
akrosomal
r i/x
Kffi;*
\rew
tr.;],
,/ ras
FASEAKROSOM tt padat
Serat oz lr
Topi akrosom
Mitokondria
Kolom bersegmen
Plasmalema
Akrosom
Selubung inti
lnti
Secara fisik dan secara metabolik spermatosit, bersamaan pada sepanjang tubulus seminiferus.
spermatid dan spermatozoa didukung oleh sel Siklus epitel seminiferus ini terdiri atas kumpulan
Sertoli. Selanjutnya, sitoplasma yang dibuang selama
sel-sel yang berulang dalam berbagai stadium
proses spermiogenesis akan difagosit oleh sel Ser-
perkembangan. Setiap kumpulan terdiri atas
kelompokan sel yang saling berhubungan satu sama
toli. Sel Sertoli iuga mensekresi cairan yang kaya
lain melalui jembatan antarsel, membentuk suatu
fruktosa yang membantu spermatozoa dan merupa-
kan media transpor spermatozoa melalui tubulus sinsitium bersama-sama yang berpindah ke arah
lumen tubulus seminiferus sebagai suatu kesatuan.
seminiferus dan saluran genital.
Tiga fase spermatogenesis adalah spermatosito-
Selama perkembangan embrional, sel Sertoli
genesis, meiosis dan spermiogenesis.
menghasilkan hormon anti-miillerian (miillerian-
Spermatositogenesis adalah proses yang meli-
inhibiting factor), yang mencegah perkembangan
duktus miilleri, sehingga memastikan perkembangan
batkanmitosis, dimana spermatogonia tipe A yang
pucat berbentuk diploid membelah untuk memben-
embrio pria bukan embrio wanita. Selain itu, adanya
dihidrotestosteron menetapkan perkembangan tuk tipe A pucat lebih banyak lagi dari spermato-
genitalia pria, sedangkan tidak adanya genitalia gonia tipe B. Spermatogonia tipe A yang gelap
wanita akan berkembang bahkan jika komplemen menunjukkan populasi sel cadangan yang secara
kromosom memerlukan untuk jenis kelamin laki- normal tidak mengalami pembelahan sel, tetapi jika
Iaki. hal itu terjadi, sel-sel ini membentuk spermatogonia
tipeApucat.
Adenokarsinoma prostat mengenai sekitar 30% pt''a Fimosis adalah kulit depan penis yang sempit yang
usia di atas 75 tahun. Meskipun karsinoma ini tumbuh- tidak dengan mudah ditarik di atas glans penis, adalah
nya lambat, kelainan ini mungkin bermetastasis ke suatu kondisi normal pada bayi yang tidak disirkum-
tulang. Analisis kadar antigen prostat spesifik (PSA) sisi, tetapi pada pria dewasa kondisi ini sangat sakit
yang meningkat daiam aliran darah digunakan sebagai dan mungkin mengakibatkan kesulitan urinasi dan
tes diagnosis awal untukkankerprostat. Pengangkatan aktivitas seksual. Ketika penis menjadi ereksi kulit
secara bedah kelenjar ini atau terapi radiasi merupakan depan penis tidak dapat melebar untuk mengakomo-
pengobatan yang biasanya dilakukan; namun; kom- dasi peningkatan lingkarannya dan mungkin akibat
plikasinya mungkin mengakibatkan impotensia dan balanopostitis dan infeksi saluran urine. Sirkumsisi
inkontinensia. biasanya dapat meringankan kondisi ini.
Gambar fotomikroskopik testis dengan pembesaran Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
rendah ini memperlihatkan tunika albuginea-nya daerah yang serupa dengan daerah kotak Gambar 1.
yang tebal (TA) juga septa (Se) yang tipis melekat Perhatikan bahwatunika vaskulosa (TV) dari
pada tunika albuginea. Perhatikan bahwa sajian tunika albuginea (TA) merupakan daerah yang
tubulus seminiferus (ST) memberikan gam- sangat vaskular dan bahwa pembuluh darah menyr-
baran yang berbeda-beda, karena bentuknya yang sup ke lobuli testis dalamjaringan ikat septa (Se).
berkelok-kelok. Perhatikan setiap lobulus testis Dinding tubulus seminiferus (ST) saling berde-
(Lo) tersusun padat dengan tubulus seminiferus dan katan satu sama lain (kepala panah) meskipun pada
stroma jaringan ikat (panah) menempati ruang daerah tertentu tampak stroma (St) yang selular.
sekitarnya. Daerah serupa dengan dq.erah kotak Perhatikan lumen (L) tubulus seminiferus dibatasi
diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam- oleh epitel seminiferus (SE) yang berlapis-lapis.
bar2.
$'iili-=
,,J::@= Lfr
.q
##
6
P
'lr t,
, p.
8".,
o dlir
:,,,
s
*-
ffi*
3 Fi "tr, 4i;.t*fir
a{ih
€,,ifu;
l]iG
itsE
ffir#
d65rffiS
W Tubulus seminiferus
tff S,L4H
r,q4{",fl/y . #,€1S'+l
E6i,i"e$tfe
!i!i I i ::''
o
Testis, epidermis, dan
6
'.ol&"{gw tubulus seminiferus
'* )F,
il # *lqr\)";,
Fi
t-s,qjfiBAHg] leAmgnn 4 l
KUNCI
A arteriol L lumen Sg spermatogonia
AC kompartemen adluminal Lo lobulus Sp spermatid
Ad spermatogoniaA gelap MC selmioid ST tubulus seminiferus
Ap spermatogoniaApucat n nukleoli St stroma
B spermaogoniaB PS spermatositprimer Sz spermatozoa
BC kompartemen basal SC sel Sertoli TA tunika albuginea
BV pembuluhdarah SE epitel seminiferus TV tunikavaskulosa
CT jaringanikat Se septum V venula
F fibroblas
Stroma (St) yang mengitari tubulus semini- Rete testis (RT) terletak di mediastinum testis
ferus (ST) mempunyai pembuluh darah (B\D (MT), terdiri atas ruang-ruang berbentuk labirintin,
yang banyak, juga saluran limf (LV)yang luas. saling berhubungan, dibatasi oleh epitel (Ep) sela-
Banyak unsur vaskular berkaitan dengan sel-sel pis kubis. Jaringan ikat (CT) padat kolagen di
endokrin testis yaitu sel interstisial Leydig (IC), mediastinum testis tampak jelas, juga gambaran
yang menghasilkan testosteron. Sisrpan. Sel inter- tubulus seminiferus (ST). Spermatozoa menuju
stisial. Tbstis. Monyet. Plastic section. x 540. ke rete testis melalui saluran lurus dan pendek yaitu
Sel interstisial (lC) membenruk kelompokan kecil, tubuli rekti (TR).
dikenali melalui inti (N) yang bulat sampai lonjong
dan adanya lipid dalam sitoplasmanya.
Tubulus seminiferus
Spermatozoa
KUNCI
BV pembuluh darah IC sel interstisial Leydig SM otot polos
CT jaringanikat LV pembuluhlimf ST tubulus seminiferus
DE duktusepididimis MT mediastinum testis St stroma
De duktuli eferentes N inti Sz spermatozoa
Ep epitel RT rete testis TR tubuli rekti
[e&*frse* 3 l [c&!lqse* ql
Epitel (Ep) bertingkat torak dengan srereosilia Duktus deferens merupakan saluran berdinding mus-
membatasi lumen duktus epididimis terdiri atas dua kular yang tebal yang menghantarkan spermatozoa
jenis sel: sel basal (BC) yang rendah, dikenali dari duktus epididimis ke duktus ejakulatorius.
karena intinya bulat dan sel prinsipal (PC) torak yang Sarung muskular yang tebal terdiri atas tiga lapisan
tinggi, yang intinya lonjong dengan satu atau lebih otot polos: longitudinal luar (OL), sirkular
inti (nuldeoli,zn). Sel otot polos (SM) yang menrr- tengah (MC) dan longitudinal dalam (tL).
sun dinding epididimis, berjalan sirkular dan dike- Lamina propria (LP) yang fibroelastis menerima
lilingiunsurjaringan ikat (CT). Sisipan. Duktus darah dari pembuluh darah (BY) (panah) yang
epididimis. Monyet. Plastic section. x 540. menembus ketiga lapisan orot-otot. Epitel (Ep) ber-
basal (BC) dan inti
Perhatikan inti bulat dari sel tingkat torak membatasi lumen (L) yang berisi sper-
lonjong dari sel prinsipal (PC). Gerombolan matozoa. Sisipan. Duktus deferens. Monyet.
stereosilia (panah) terbentang ke dalam lumen yang Plastic section. x 270. Pembesaran kuat epitel
berisi spermatozoa (Sz). (Ep) bertingkat torak memperlihatkan adanya ste-
reosilia (Sc).
Sepasang vesikula seminalis merupakan kelenjar Gambar fotomikroskopik ini merupakan pembesaran
tubular memanjang yang duktusnya bergabung kuat daerah yang serupa de ngan daerah kotd.k dalam
dengan duktus deferens tepat sebelum awal duktus gambar sebelumnya. Perhatikan sel-sel torak (CC)
ejakulatorius. Membran mukosa (MM) yang yang tinggi mempunyai inti (N) berkedudukan di
sangat berlipat-lipat dari vesikula seminalis terdiri basal dan sitoplasma memperlihatkan adanya gra-
atas epitel (Ep) bertingkat denganjaringan ikat nula sekretoris (panah). Sel basal (BC) yang
(CT) yang tipis di tengahnya. Membran mukosa yang rendah terkadang ada, yang mungkin berfungsi
berlipat beranastomosis antar lipatan, sehingga ter- sebagai sel pengganti untuk epitel. Hasil sekresinya
bentuk ruang-ruang kecil (bintang), yang meskipun dilepaskan ke dalam lumen (L) sebagai cairan
berhubungan dengan lumen di tengahnya, tampak kental yang tampak menggumpal dalam sajian
seperti daerah tersendiri. Suatu daerah serupa dengan histologik. Perhatikan adanya sejumlah kapiler (C)
daerah korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam jaringan ikat di tengahnya sebelah dalam
dalam Gambar4. epitel. Meskipun spermatozoa (Sz) sering tampak
dalam lumen vesikula seminalis, sel ini tidak
disimpan dalam vesikula seminalis.
rcAMBAuJ-.] t-cAMBARtl
KUNCI
BC sel basal L lumen n nukleoli
BV pembuluhdarah LP laminapropria OL lapis muskularlongi
C kapiler MC lapis muskular tudinal luar
CC seltorak sirkulartengah PC selprinsipal
CT jaringan ikat MM membranmukosa Sc stereosilia
Ep epitel N inti SM ototpolos
IL lapis muskularlongi- Sz spermatozoa
tudinaldalam
Glandula prostat merupakan kelenjar pelengkap Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
sistem reproduksi pria yang paling besa4 mempunyai serupa dengan daerah kotak pada gambar sebe-
kapsulajaringan ikat fibroelastis yang tebal, kontinyu lumnya. Perhatikan jaringan ikat fibroelastis stroma
dengan jaringan ikat stroma (St). perhatikan (St) memperlihatkan sejumlah pembuluh darah
dalam stroma ada otot polos (SM) dan pembuluh (BVJ dan sel otot polos (SM). Parenkim kelenjar
darah. Bagian sekresi kelenjar prostat terdiri atas terdiri atas sel torak (CC) juga sel basal (BC) yang
masing-masing kelenjar yang bentuknya bervariasi, rendah. Perhatikan apeks berbentuk kubah (panah)
tetapi terdiri atas epitel (Ep) selapis kubis atau dari beberapa sel torak tampak menonjol ke dalam
torak rendah, meskipun daerah epitel bertingkat lumen, yang berisi konkremen prostat (pc).
torak jelas terlihat. Suatu daerah serupa dengan Jumlah konkremen ini meningkat dengan bertam-
daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat bahnya usia, dan mungkin mengalami katsifikasi.
dalam Gambar2.
&&WS-€IR S o Penis. Manusia. x.s. Paraffin &&P#R&K $ . Urtera. Manusia. Paraffin section.
section. x 14. x 132.
Penis terdiri atas tiga bangunan erektil: dua korpora Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
kavernosa dan korpus spongiosum. Potongan melin- d-oerah korak gambar sebelumnya. perhatikan
tang korpus spongiosum (CS) memperlihatkan uretra (U) yang seperti spons dibatasi oleh epitel
uretra (U) yang dikelilingi oleh jaringan erektil (Ep) bertingkat torak, dikelilingi oleh sarung
(ET) berupa ruangan yang tidak beraturan, berisi jaringan ikat (CT) jaran& yang mempunyai banyak
darah dibatasi oleh endotel. Jaringan seperti spons pembuluh darah (BV). Keseluruhan uretra dibung-
dikelilingi oleh jaringan fibrosa tebal yaitu tunika kus olehjaringan erektil (ET) korpus spongiosum.
albuginea (TA). Secara keseluruhan ketiga badan Selain itu, kelenjar Littr6 (GL) yang mukosanya
fibrosa dikelilingi oleh sarungjaringan ikat longgaq melepaskan hasil sekresi ke dalam lumen uretra,
dan pada tempat ini ada perlekatan kr:Jit. Daerah guna melumasi permukaan epitel.
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam
Gambar 4. Sisipan. Penis. Manusia. x.s. Paraffin
section. x 14. Ruang kavernosa (Cs) dari korpus
kavernosum lebih lebar daripada ruang kavernosa di
korpus spongiosum. Selanjutnya, trabekula fibrosa
(FT) lebih tipis sehingga korpora kavernosa menjadi
lebih besar selama ereksi daripada korpus spongiosum .
Duktus deferens
Ureter
Kandung kemih Kolon
Pubis Vesikula seminalis
Penis Ampula duktus deferens
Duktus ejakulatorius
Korpus kavernosum
Glandula prostat
Korpus spongiosum
Rektum
Uretra Anus
Glans penis Glandula bulbouretralis
Prepusium Bulbus penis
f serdgee tl
KUNCI
BC sel basal CT jaringan ikat Pc konkremen prostat
BV pembuluhdarah Ep epitel SM ototpolos
CC seltorak ET jaringan erektil St stroma
CS korpusspongiosum FT trabekulafibrosa TA tunikaalbuginea
Cs ruangkavernosa GL kelenjarLittr6 U ufetra
KUNCI
CC sel bersilia G aparatus Golgi PC sel prinsipal.
DB badanpadat m mitokondria
2.Tunikapropria
D. Duktus Deferens (vas deferens)
Tunika propria terdiri atas jaringan ikat kolagen
Saluran yang melebar dari duktus epididimis yaitu
jarang, fibroblas dan sel-sel mioid.
duktus deferens merupakan bangunan yang sangat
muskular. Tunika mukosa dari lumennya yang
G. Stroma kecil terdiri atas epitel bertingkat dengan stereo-
Stroma jaringan ikatjarang, yang vaskular, menge- silia duduk pada lamina propria dari jaringan fibro-
lilingi tubulus seminiferus, yang ditempati kelom- elastis yang tipis. Sarung otot yang tebal terdiri atas
V, URETRA
B, Kelenjar Prostat
Uretra pria dibagi menjadi tiga daerah: uretra pars
Duktus ejakulatorius bermuara ke uretra saat ketiga
prostatika, uretra pars membranosa dan uretra
bangunan menembus substansi kelenjar prostat,
pars spongiosa (kavernosa).
dimana kapsulanya terdiri atas jaringan ikat fibro-
elastis dan sel otot polos. Stroma kelenjar yang
A. Epitel
padat, kontinyu dengan kapsula. Parenkim prostat
terdiri atas sejumlah kelenjar yang masing-masing Uretra pars prostatika dibatasi oleh epitel transi-
tersusun dalam tiga lapisan: mukosa, submukosa sional, sedangkan pars membranosa dan pars
dan eksterna (utama). Lumen ketiga kelompokan spongiosa dibatasi oleh epitel bertingkat sampai
ini dicurahkan ke dalam tiga sistem saluran menuju berlapis torak. Uretra pars spongiosa sering
ke dalam sinus uretra yang melebar. Mukosa tampak daerah epitel berlapis gepeng. Sel-sel
kelenjar yang berlipat-lipat terdiri atas epitel sela- goblet dan kelenjar intraepitelialjuga ada.
pis kubis sampai torak (dengan daerah-daerah
bertingkat torak) disokong oleh stroma vaskular B. Lamina Propria
fibroelastis yang memperlihatkan sel otot polos. Lamina propria terdiri atas suatu jenis jaringan
Seringkali, lumen kelenjar pada pria usia lanjut ikat longgar berisi serat elastin daa kelenjar
mempunyai konkremen prostat bulat sampai lon- Littr6. Juga tampak otot polos yang tersusun
jong, sering berlapisJapis dan mungkin mengalami memanj ang dan melingkar.
kalsifikasi
G, Kelenjar Bulbouretralis
Masing-masing kele4jar bulbouretralis (Cowper)
yang kecil mempunyai kapsula jaringan ikat yang
Muskulus siliaris
Daerah metabollk
Sel Mtlller
Tuba auditoris
Skala vestibuli
Membrana tektoria
Membran vestibulads
Ganglion spiralis
Organ Korti
Membrana basilaris
Skala timpani
Kornea merupakan struktur transparan yang terdiri Sklera adalah serupa dan kontinyrr dengan kornea,
dari banyak lapisan. Permukaan anteriornya dilapisi tetapi sklera tidak transparan. Perhatikan epitel
oleh epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan (Ep) konjungtiva melapisi permukaan anterior
tanduk pada sisi kanan bayangan, sebelah dalamnya sklera. Sebelah dalam epitel ada jaringan epi-
ada membran Bowman tipis, aselular. Sebagian besar sklera (ET) yang longgar, tampakjelas pembuluh
kornea yaitu stroma (St) terdiri atas serat kola- darah-nya (B\D. Stroma (St) terdiri atas berkas
gen (CF) yang susunannya teratur dan fibroblas di serat kolagen (CF) yang tebal, di dalamnya ada
anta.ranya, dimana inti-nya (N) terlihat jelas. Per- sejumlah fibroblas (F). Lapisan paling dalam sklera
mukaan posterior kornea dibatasi oleh epitel (Ep) adalah lamina suprakoroid (SL), dimana dalam
selapis gepeng sampai kubis. Membran Descemetyang melanosit (M) ada pigmen melanin yang gelap
tipis aselularterletak antara epitel selapis dan stroma. yang khas pada lapisan ini.
Sisipan. Kornea. Monyet. Paraffin section. x
270. Pada pembesaran kuatpermukaan anteriormem-
perlihatkan epitel (Ep) berlapis gepeng juga mem- &&ffi&$,K 4 . Korpus siliaris. Monyet. Paraffin
bran Bowman (BM) yang aselular. Perhatikan ber- section. x 132.
kas serat-serat kolagen (CF) yang tersusun ter-
atur dan di antaranya ada fibroblas (F). Korpus siliaris terdiri atas prosesus siliaris (CP),
menonjol ke dalam kamera posterior (PC), pada
di mana ligamentum suspensorium (zonular fiber)
SA€lfiffiAm 3. lris. Monyet. Paraffin section. x 132. melebar ke lensa. Seluruh korpus siliaris terdiri atas
otot polos (SM) tersusun lebih kurang dalam tiga
Iris (I) memisahkan kamera anterior (AC) dari lapisan, tidak tampak dalam fotomikroskopik ini.
kamera posterior (PC). Tepi medial bangunan ini Sejumiah sel-sel pigmen (Pc) ada dalam daerah
membentuk pupil (P) mata. " Iris terdiri atas tiga ini. Perhatikan epitel korpus siliaris terdiri atas dua
lapisan, lapis luar yang tidak kontinyu ada melano-
lapis: epitel berpigmen sebelah luar (Op) dan
sit dan fibroblas; lapis fibrosa (FL) di tengah, ada epitel tidak berpigmen (lN) sebelah dalam.
sel-sel pigmen (Pc) dan fibroblas; dan lapis Lapis vaskular (VL) yang sempit tampak antara
posterior ada dua lapis epitel berpigmen (PEp)."
epitel dan otot siliaris. Pada dasar atau akar dari iris
Otot sfingter (sM) dan otot dilatator terdiri atas
melekat korpus siliaris.
otot polos dan otot polos yang mirip sel-sel mioepitel.
Daerah pupil dari iris bersentuhan dengan kapsula
(Ca) dari lensa (L) mata pada individu yang hidup.
Nervus optikus
Muskulus siliaris
Korpus vitreum
OP
qI
[ep,nsxea
KUNCI
AC kamera anterior FL lapis Pc
fibrosa sel pigmen
BM membranBowman I iris Pep epitelberpigmen
BV pembuluh darah IN lapis nonpigmen dalam Sep epitel gepeng
Ca kapsula L lensa SL lamina suprakoroid
CF seratkolagen M melanosit SM ototpolos
CP prosesussiliaris N inti sM ototsfingter
Ep epitel OP lapisberpigmenluar St stroma
ET jaringanepisklera P pupil VL lapisvaskularis
F fibroblas PC kameraPosterior
Fotomikroskopik ini adalah irisan anterolateral bola Pars optika retina terdiri atas 10 lapisan yang jelas.
mata, sebagaimana tampak kelenjar lakrimalis Epitel pigmen (1), merupakan lapis yang paling
(LG). Perhatikan bahwa ketiga lapisan bola mata luar, sangat erat berhadapan dengan koroid (Ch)
sangat tipis dikaitkan dengan diameternya. Sklera yang vaskular dan berpigmen. Berbagai daerah
(S) merupakan lapisan yang paling luar. Koroid batang (R) dan kerucut (C) membentuk empat
(Ch) yang berpigmen dan retina (Re) yang mempu- lapisan berikutnya. Lapisan-lapisan ini adalah lapis
nyai banyak lapisan, mudah dibedakan meskipun batang dan kerucut (2), membrana limitans
dengan pembesaran rendah ini. Kompartemen eksterna (3), lapisan inti luar (4) dan lapisan
posterior (PCo) yang terletak di belakang lensa pleksiform luar (5). Lapisan inti dalam (6)
ditempati korpus vitreum. Daerah serupa dengan ditempati badan sel berbagai sel glia (Mriller) dan sel-
dqerohkotakdiperlihatkandenganpembesarankuat sel neural. Lapisan pleksiform dalam (7)
dalamGambar2. merupakan daerah terbentuknya sinaps, sedangkan
lapisan sel-sel ganglion (B) ditempati badan sel
neuron multipolar dan neuroglia. Arah ke pusat (ke
6AM*&P 3 o Batang dan kerucut. Monyet. arah susunan saraf pusat) serat-serat dari sel gang-
Scanning electron microscope. x 6,300, lion ini membentuk lapisan serat nervus opti-
kus (9), sedang membrana limitans interna
Gambar mikroskopik scanning elektron ini pada (10) terdiri atas juluran panjang sel-sel Miiller yang
retina monyet memperlihatkan daerah dimana ada mengikuti permukaan dalam dari mata. Suatu
beberapa kerucut (c) dan tampak morfologi yang daerah serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
tebal dan daerah inti yang lebih luas dan sedikit dalam Gambar 3, suatu scanning elektron mikrograf
batang (R) yang diameternya menyempit, dan batangdankerucut.
daerha inti yang lebih tipis. Segmen dalam lapisan
batang dan kerucut (2), membran limitans
eksterna (3) dan lapisan inti luar (4) mudah
dikenali. Mikrovili (Mv) tampak di tepi membran
limitans eksterna punya sel-sel Miillef yang ter-
angkat sewaktu pembuatan sajian. Perhatikan rigi
longitudinal (p anah) sepanj ang permukaan se gmen
dalam. (Seizin Borwein B, Borwein D, Medeiros J, Mc
Gowan J: struktur halus fotoreseptor fovea monyet,
-ot'"n "Tlt'j'l metaborik
dengan perhatian khusus pada struktur, bentuk, -+-]S, pteksiform tuar
ukuran dan celah kerucut fovea. Am J Anat 159: *+1 h _paerah ^{
sel M-tiller{+?ll;:;ii6*o "rriirir
725-146). Kerucut
l*@'=* r","nn
Kerucut
Batang
Lapisan berpigmen s*e- Akson sel ganglion ke nervus optikus
Sel amakrin
Sel bipolar
t-sesssss $ I
KUNCI
1 epitel pigmen 7 lapis pleksiform dalam LG kelenjar lakrimal
2 lapisanbatangdankerucut 8 lapis sel ganglion Mv mikrovili
3 membran limitans eksterna 9 lapis serat saraf nervus PCo kompartemen
4 lapisanintiluar optikus posterior
5 lapisanpleksiformluar 10 membran limitans interna R batang
6 lapisanintidalam C kerucut Re retina
Ch koroid S sklera
Ketebalan retina sangat berkurang pada fovea sen- Lensa merupakan diskus yang bentuknya bikonveks,
tralis (FC) di makula lutea. Ini merupakan daerah lentur, transparan dilapisi oleh kapsul (Ca)
yang paling tajam penglihatan dan kerucut (C) homogen, sebelah dalamnya terletak epitel (Ep)
merupakan sel fotoreseptor satu-satunya di daerah lensa selapis kubis. Serat-serat (panah) yang menyu-
ini. Perhatikan lapisan retina memperlihatkan sun keseluruhan lensa, terdiri atas sel-sel yang ber-
epitel berpigmen (1), lapisan kerucut (2), bentuk heksagonal, padat dimana sumbu meman-
membrana limitans eksterna (3), lapisan jangnya tersusun sejajar dengan permukaan. Lensa
inti luar (4), lapisan pleksiform luar (5), adalah avaskular sehingga tidak tampak pembuluh
lapisan sel ganglion (B) dan membrana darah. Sisipcn. Lensa mata. Monyet. Paraffrn
limitans interna (10). Perhatikan adanya koroid section. x 270. Perhatikan adanya kapsula (Ca)
(Ch) yang vaskular dimana banyak melanosit ikut homogen menutupi epitel (Ep) selapis kubis lensa.
memberikan warna gelap pada lapisan ini.
Sisi luar palpebra dilapisi oleh kulit (Sk) yang tipis, Ekuator lensa memperlihatkan adanya sel-sel muda
dan sisi dalam oleh epitel berlapis torak yaitu yang masih mempunyai intinya (N). Perhatikan liga-
konjungtiva palpebra (pC). Substansia palpebra mentum suspensorium (SL), kapsula lentis
dibentuk oleh jaringan ikat yang tebal dari (Ca) dan epitel (Ep) Iensa.
lempeng tarsalis (TP), yang mana kelenjar
tarsalis (TG) jelas terlihat. Dua otot skelet yang
berkaitan dengan palpebra superio4 yaitu orbi- *&gl$B&m $ . Kelenjar lakrimalis. Monyet.
kularis okuli (OO) yang tersusun melingkar dan Paraffin section. x 132.
levator palpebra superior yang tersusun memanjang.
Meskipun levator palpebra superior tidak tampak Kelenjar lakrimalis merupakan kelenjar campur
dalam fotomikroskopik ini, aponeurosis jaringan tubuloalveolar, dipisahkan menjadi lobus dan lobu-
ikatnya tampak (panah). Bulu mata dan kelenjar lus (Lo) oleh jaringan ikat (CT). Karena kelenjar
siliaris (CG) yang sebasea tampak pada ujung ini menghasilkan sekret cair kaya dengan lisozim,
bawah palpebra. kelenjar ini terdiri atas sejumlah asini serosa (SA),
sebagaimana tampak inti (N) sel-sel sekretoris bulat,
letaknya dibasal.
;l's
t-*"i*$ees-l t qeffiseeal
KUNCI
1 epitel pigmen C kerucut N inti
2 lapisankerucut Ca kapsula OO orbikularis okuli
3 membran limitans eksterna Ch koroid pC konjungtivapalpebra
4 lapisanintiluar CG kelenjar siliaris SA asinus serosa
5 lapisanpleksiformluar CT jaringanikat Sk kulit
8 lapisanselganglion Ep epitel SL lig. suspensorium
10 membranlimitansintema FC fovea sentralis TG kelenjartarsalis
Lo lobulus TP lempeng tarsalis
Kanails semisirkularis
Tuba auditoris
Telinga
KUNCI
A Ampula H helikotrema SG ganglion spiralis
AO osikulaauditoris HC sel-selrambut ST skalatimpani
BC kokleatulang M modiolus SV skalavestibuli
CA kristaampularis NF seratsaraf V vestibulum
CD duktus koklearis OC organ spiral Corti VN nervus
cu kupula sc selsustentakular vestiburokoklearis
FN nervusfasialis
llir
llhids"
Mealus*
auditoris eksternus
[/embran timpani g::l:
Skala veslibuli
Membrana tektoria Membran vestibularis
Organ Corti Ganglion spiralis
- Membrana basilaris
Skala timpani
Organ Corti
Sel rambut luar
Sel
Sulkus spiralis luar
Sel tiang
tq,$1
;1'
d]de
}
'Jt
,.a
!
SP t
*
f,
s
tt
$V
;J
CD
o;
0C b!
'.l'if jl- BM
j tv, t-
,
Ir **
tt
\ :."' *+.iff
**
.t t
: teo.
ST
i Jn"* n'r]d,f
'.+".*gl#fl
ffi|h
BC
-lK-,$t
#ffi t*ee*s&el_l
KUNCI
BC koklea tulang OC organ spiral Corti ST skala timpani
BM membranbasilaris OL lamina spiralis osea SV skalavestibuli
CD duktuskoklearis SG ganglion spiralis Sv stria vaskularis
CNF seratsarafkoklearis SL ligamentum spiralis TM membrantektoria
Ep epitel SP prominensia spiralis VM membran vestibular
LS limbus spiralis
KUNCI
Bc se1 batas IPC sel tiang dalam OT terowongan luar
BM membranbasilaris Iph selfalangsdalam PP juluran falang
CB selBoettcher ITC terowongandalamCorti SL ligamentum spiral
CC selClaudius NF serat saraf SN terowonganNuel
CD duktus koklearis OH selrambutluar TL bibirtimpani
CH selHensen OL lamina spiralis osea TM membrantektoria
CNF seratsarafkoklear OPC seltiangluar VL bibirvestibular
IC selsulkusinternus Oph sel falang luar ZA zonaarkuata
IH selrambutdalam OSS sulkus spiralis luar ZP zonapektinata
IS sulkus spiralis dalam