Anda di halaman 1dari 465

Atlas Berwarna

O EDISI KELIMA

LESLIE P. GARTNER, PH.D.


Professor of Anatomy (retired)

JAMES L. HIATT, PH.D.


Professor Emeritus

Department of Biomedical Sciences


Baltimore College of Dental Sw'gery
Dental School
U niv er s ity of M arltl and
' Baltintore, Maryland

Alih Bahasa:
Dr. Fajar Arifin Gunawijaya, M.S.

Editor:
Dr. R.W. Susilowati, lvl.Kes.

Proofreader:
Dr. lyndon Saputra

BINARUPA AKSARA Publisher


KutipanPasalZ2
Ketentuan Pidana Undang-Undang
Rep ub lik Indo nes i a No mo r L9 T ahun 2002 t entangHak C ipt a

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I) atau Pasal 49 ayat (l)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) buJan dan/ atau denda paling sedikit Rp 1.000.000'00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama Z (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000'000.000,00 (ima miliar
rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedar-


kan, atair menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana peniara paling lama 5 (ima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000'000,00 (lima ratus
juta rupiah).

Judul:
Atlas Berwarna Histologi

Alih Bahasa: Dr. FajarArifin Gunawijaya, M.S.


Editor: Dr. R.W. Susilowati, M.Kes.
Proofreader: Dr. Lyndon Saputra
Layout: Maria Margaretha L.

@ 2012 BINARUPA AKSARA Publisher (Bahasa lndonesia)

Hak Cipia Dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak, mencetak, ataupun


menerbitkan sebagian maupun seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
(Med10080)

BINARUPA AKSARA Publisher


(Kelompok KARISMA Publishing)
Gedung Karisma, Jl. Moh. Toha No. 2 Pondok Cabe
Pamulang - Tangerang Selatan 1 5418
E-Mail: darulyndon@cbn.net.id
Website: www.tokobukukarisma.com
Fax: (021) 7470-9281 ,fe$.021-7444-555 ext' 1051123
c Dedikasi

Untuk istriku, Roseann,


Putriku, Jen,
dan ibuku, Mary
LPG

Untuk istriku, Nancy,


dan anak-anakku,
DreW Bert, dan Kurt
JLH

I(gpersembafrF,pn 6uQjt terjemahan ini Rgpafa semuct


guruRg fi f afutftas I(efo Rgeran'tJnir.,ersitas tisakgi,
tanpa 6e[iau, say tifa{mungRjn menjafi seorang [o?ger
fan 6uftu ini tifa{mampu sa}a wuju[fotn.
---Dr. Lyndon Saputra
4 . Atlas Berwarna Histologi
rl
@ Kata Pengantar
Kami sangat senang dapat menghadirkan edisi Kami berterima kasih kepada staf pengajar di
kelima dari Atlas Berwatna Histologi, sebuah atlas seluruh dunia yang telah memilih Atlas kami bagi
yang telah digunakan secara terus-menerus sejak para mahasiswa mereka, baik dalam bahasa Inggris
terbitan pefiama dalambentukhitam dan putih pada ataupun dalam bentuk terjemahannya yang saat ini
tahun 1987. Keberhasilan atlas itu mendorong kami telah hadir dalam tiga puluh bahasa. Kami telah
membuat revisi, menyaiikan kembali semua gam- menerima banyak masukan dan saran konstruktif,
bar dalam bentuk berwarna, mengubah judulnya, yang berasal tidak hanya dari staf pengajar tetapi
dan mempublikasikannya pada tahun 1990 dengan juga dari para mahasiswa dan kami telah berusaha
judul yang dipakai hingga saat ini. Dalam 22tahun untuk memasukkan ide-ide mereka dalam setiap
terakhir, Atlas tersebut telah mengalami banyak edisi baru. Namun demikian, masih ada satu saran
perubahan. Kami menambahkan beberapa lukisan yang kami tolak, yaitu untuk mengubah urutan bab.
warna, menerbitkan satu set slide Kodachrome, dan Ada beberapa staf pengajar yang menyarankan
menambahkan histofisiologi ke dalam teks. Mun- sejumlah variasi urutan dan semua masukan itu
culnya fotografi digital resolusi tinggi memung- kami pandang masuk akal dan akan sangat mudah
kinkan kami untuk mengambil ulang semua foto- bagi kami untuk mengadopsi siapapun dari perintah
mikrograf untuk edisi ini. bab yang disarankan. Namun, kami merasa masih
Untuk edisi kelima, Atlas Berwarna Histologi sangat nyaman dengan urutan klasik yang kami
Interaktif telah diperbarui dan dibuat tersedia bagi gunakan sejak beberapa tahun yang lalu, dan kami
para mahasiswa di situs Lippincott Williams & rasa tidak jauh berbeda dengan susunan yang
Wilkins, http://thePoint.lww.com, dan dapat di- diusulkan oleh beberapa orang. Selain itu, dalam
akses dari mana saia di dunia melalui jaringan inter- analisis akhir, para pengajar dapat memberitahu
net. Atlas online yang berisi setiap fotomikrograf para mahasiswa mereka untuk menggunakan bab
dan mikrografelektron dengan diserlai legenda pada dari Atlas tersebut dalam urutan yang berbeda tanpa
Atlas tersebut. Para mahasiswa memiliki kemam- merugikan perpaduan materinya.
puan untuk mempelajari bab yang dipilih atau untuk Dalam edisi kelima ini, kami menambahkan
mencari pokok-pokok tertentu tgrtentu melalui label-label pada masing-masing gambar. Semua
pencarian kata kunci. Gambar dapat dilihat dengan ilustrasi dalam buku ini dirancang untuk menge-
atau tanpa label dan / atau legenda, diperbesar laborasi memori para mahasiswa dengan menye-
dengan menggunakan "zoom" fitur, dan dibanding- diakan representasi tiga dimensi dari dua dimensi
kan berdampingan dengan gambar lainnya. Selain fotomikrograf pada halaman yang dihadapi. Metode
itu, perangkat lunak yang telah diperbarui sekarang ini telah terbukti membantu para mahasiswa dengan
memungkinkan para mahasiswa untuk menguji diri memberikan kerangka agar mereka dapat mengua-
sendiri pada semua label dengan menggunakan sai basis pengetahuan rinci histologi. Selain itu,
model "hotspot", memfasilitasi proses belajar dan sementara informasi didaktik tetap disampaikan
persiapan untuk r.rjian praktik. Untuk tujuan peme- pada awal setiap bab, Ringkasan Organisasi Histo-
riksaan, Atlas online yang berisi lebih dari 300 foto- logi telah dipindahkan ke bagian akhir. Bahkan,
mikrograf tambahan dengan lebih dari 700 tam- komponen Histofisiologi dari masing-masing bab
bahan interaktifdan pertanyaan benar / salah disusun telah direvisi agar dapat mencakup informasi baru
dalam suatu model untuk memfasilitasi proses bela- yang telah dipublikasikan dalam buku-buku refe-
jar mahasiswa dan persiapan untuk ujian praktik. rensi padapenerbitan edisi ke-4.

Kata Pengantar . 5
Seperti pada edisi sebelumnya, sebagian besar disajikan lengkap tetapi sistematis. Kami ingin
fotomikrograf atlas ini berupa jaringan yang diwar- membantu para mahasiswa belajar dan menikmati
nai dengan hematoksilin dan eosin. Setiap gambar histologi, dan tidak akan kewalahan dengan materi
diberikan perbesaran akhir, dengan mempertim- itu. Selanjutnya, Atlas ini dirancang tidak hanya
bangkan pembesaran fotografi, dan yang mungkin untuk digunakan di laboratorium, tetapi juga seba-
dicapai dengan mikroskop. Banyak dari bagian- gai persiapan untuk ujian, baik didaktik maupun
bagian tersebut dibuat dari plastik dengan spesimen praktik. Namun, meskipun kami telah berusaha
tertentu, seperti yang dicatat dalam keterangan. untuk benar-benar akurat dan lengkap, kami sadar
Sebagian besar mikrograf elektron yang dimasuk- bahwa mungkin masih ada kesalahan dan kelalaian
kan dalam Atlas ini diberikan oleh rekan-rekan yang mungkin luput dari perhatian kami. Oleh karena
kami yang baik hati dari seluruh dunia seperti yang itu, kami menyambut kritik, saran, dan komentar
dijelaskan dalam keterangan gambarnya. yang dapat membantu meningkatkal buku ini, dan
Sebagaimana semua buku teks karni yang lain- silakan mengirimkannya melalui darulyndon @ cbn.
nya, Atlas ini ditulis dengan memperhitungkan net.id
kebutuhan para mahasiswa, sehingga materi yang

6 G Atlas Berwarna Htstologi


& Ucapan Terima Kasih
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Williams & Wilkins, termasuk yang selalu ceria,
Todd Smith atas proses pengelolaan wama (rende- dan sangat membantu kami, Managing Editor, Jessica
ring) yang luar biasa, Jerry Gadd atas lukisannya sel Heise, dan kepada Editor Akuisisi, Crystal Taylor;
darah, dan banyak rekan kami yang memberikan Editor Pengembangan Senior, Kathleen Scogna;
mikrograf elektron. Kami sangat berterima kasih Editor Produksi, John Larkin , dan Asisten Editor,
kepada Dr Stephen W. Carmichael dari Fakultas Kelsi Loos. Akhirnya, kami ingin berterima kasih
Kedokteran Mayo atas salannya tentang medula kepada keluarga kami lagi atas dukungan mereka
suprarenal dan Dr Cheng Hwee Ming dari Fakultas sepanjang persiapan peke{aan ini. Dukungan mereka
Kedokteran Universitas Malaya atas komentarnya selalu membuat pekerjaan ini dapat terselesaikan
pada tubulus distal ginjal. Selain itu, kami juga ber- denganbaik.
terimakasihkepadateman baikkami di Lippincott

Ucapan Terima Kasih . ?


HISTOTOGI
.-ffiffi
Fg+g

8. Atlas Berwarna Histologi


I
?

o Daftar lsi
KataPengantar................ 5

[JcapanTerimakasih 1

17
GAMBAR 1-1 Sel 15
1-2 Macam-macamOrganel 16
1-3 Membran danPertukaranMelalui Membran................. 23
14 Sintesis Protein dan Eksositosis ............. 24
Plate 1-1 SelKhusus 28
t-2 Organel sel dan Badan Inklusi ............... 30
1-3 ModifikasiPermukaanSel 32
I4 Mitosis, Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron 34
1-5 Sel khusus, Mikroskop Elektron 36
t-6 Nukleus dan Sitoplasma, Mikroskop Elektron 38
r-7 Nukleus dan Sitoplasma, Mikroskop Elektron 40
1-8 Apparatus Golgi, Mikroskop Elektron 42
1-9 Mitokondria, Mikroskop Elektron 44

.I(EL.E,NJAn 47
GAMBAR 2-1. Kompleks tautan ............. 50
aa KelenjarLiur 51
Plate 2-l Epitel selapis dan epitel bertingkat 56
a) Epitel Berlapis dan Epitel Transisional .,.... 58
2-3 Epitel Bertingkat Kolumnar Bersilia, Mikroskop Elektron 60
24 Tautan Epitel, Mikroskop Elektron 62
t< Kelenjar....... 64
2-6 Kelenjar....... 66

IKAT 71

GAMBAR 3*1 Serat Kolagen .................. 74


3-2 Sel-sel dalamJaringan Ikat 15
Plate 3-1. Jaringan Ikat Embrional dan Jaringan Ikat Sejati I 80
3-2 JaringanlkatSejatill 82
-t--J JaringanlkatSejatilll....... 84
34 Fibroblas dan Kolagen, Mikroskop Elektron.................. 86

Daftar Isi . 9
3*5 Sel mast, Mikroskop Elektron .................. 81
3-6 Degranulasi Sel Mast, Mikroskop Elektron .. ....... .......... 88
3*1 Pembentukan Sel Lemak, Mikroskop Elektron .............. 89

4 TULANG RAWAN DAN TULANG 93


'
GAMBAR

Plate
4-r
+-z
4-r
Il,iTil;;i;i;;;;;;;ffi;;i -
TulangRawanEmbrionaldanHialin
3i
............ 102
4-2 TulangRawanElastisdanFibrokartilago .......... 104
4-3 TulangKompakta.............. ........... 106
44 TulangKompaktadanOsifikasiIntramembranosa.......... ....... 108
4-5 Endokondral
Osifikasi .................. I 10
4-6 OsifikasiEndokondral .................. ll2
4-1 Elektron
Tulang Rawan Hialin, Mikroskop ........ Il4
4-8 ...............
Osteoblas, Mikroskop Elektron .......... 115
4-9 Osteoklas,MikroskopElektron............... .......... 116

5 O DARAH DAN HEMOPOIESIS 121


PLATE 5-1 ............
Darah yang Bersirkulasi .................... 121
5-2 DarahyangBersirkulasi ................ 128
5-3 DarahdanHemopoiesis ................ I2g
54 SumsumTulangdanDarahyangBersikulasi .................. ........ 130
5-5 Eritropoiesis ............ 132
5-6 Granulositopoiesis............ ............ 133

,6-O OTOT 137


GAMBAR 6-1 StrukturMolekulOtotSkelet.............. ........... 138
6-2 Oto1..............
Jenis-jenis ............... 139
Plate 6-1 OtotSkelet .............. 146
6-2 OtotSkelet,MikroskopElektron.............. .......... 148
6-3 TautanSaraf-otot,MikroskopCahayadanMikroskopElektron.................. 150
64 TautanOtot-saraf, SEM ............... 152
6-5 Muscle Spindle, Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron ...................... 1 53
6-6 OtotPolos ................ 154
6-1 OtotPolos,MikroskopElektron.............. ........... 156
6-8 OtotJantung ............. 158
6-9 OtotJantung,MikroskopElektron ..................... 160

7 . JARINGAN SARAF 163


GAMBAR 7-l Morfologi Saraf Spinalis ............ 164
1a
Neuron dan Tautan Saraf-otot . .. . .. .. .. . .. .. . ............ 165
Plate 7-l MedulaSpinalis............... ............ 170
1-2 Serebelum, Sinaps, Mikroskop Elektron ............ 172
7-3 Serebrum, Sel-selNeuroglia............... ............... 114

t0 . Atlas Berwarna Histologi


14 Ganglion Simpatis, Ganglion Sensoris ............... 176
1-5 Saraf Perifer, Pleksus Koroid......... .................... 178
1-6 SarafTepi,MikroskopElektron............... .......... 180
1-1 BadanSelSaraf,MikroskopElektron.... ............ 182

'' '$o srstEM SIRKULASI 185


GAMBAR 8-1 Arteri dan Vena .... 186
8-2 Jenis-jenis Kapi1er........... ............. 187
Plate 8-1 ArteritipeElastis............ ............ 194
8*2 ArteritipeMuskular,Vena. ........... 196
8-3 Arteriol,Venula,KapilerDarah,PembuluhLimf........ ........... 198
8-4 Jantung .................... 200
8-5 Kapiler, Mikroskop Elektron .................. ........... 202
8-6 PotongBeku,KapilerFenestrata,MikroskopElektron ...........204

g.O JARINGAN LIMFOID 209


GAMBAR 9-1, Jaringan limfoid .............. 21r
9-2 Nodus Limfatikus, Timus dan Limpa...... 2r2
Plate 9-1 Sebukan Limfatik, Nodulus Limfatikus .............................. 220
9-2 Nodus Limfatikus .............. 222
9-3 Nodus Limfatikus, Tonsil .. 224
91 Nodus Limfatikus, Mikroskop Elektron 226
9-5 Timus.......... ......:...... 228
9*6 Limpa........., 230

10 O SISTEM ENDOKRIN 235


GAMBAR 10-1 Kelenjar Pituitari dan Hormon-hormonnya ............ .......... 236
t0-2 KelenjarEndokrin............ ............ 237
l0-3 Persarafan Simpatis Visera dan Medula Kelenjar Suprarenalis ............. ....... 246
Plate 10.1 Kelenjarpituitari............. ........... 248
t0-2 Ke1enjarPituitari.............. ............. 250
10-3 KelenjarTiroid, KelenjarParatiroid....... ............ 252
10-4 Kelenjar Suprarenalis ................... 254
l0-5 KelenjarSuprarenalis, BadanPinealis ............... 256
10-6 KelenjarPituitari, Mikroskop Elektron .............. 251
t0-7 KelenjarPituitari, Mikroskop Elektron.. ............ 258

1'I o INTEGUMEN 26.1


GAMBAR 11-1 KulitdanTurunannya ................ 262
rt-2 Rambut,KelenjarKeringat,KelenjarSebasea........ ................263
Plate 11-1 KulitTebal ............. 268
r1-2 KulitTipis ............... 270
1l-3 Fotikel Rambut dan Struktur Sekitarnya, Kelenjar Keringat .............. .......... 212
I l-4 Kuku,KorpuskulumPacinidanMeissner................... ............274
11-5 KelenjarKeringat,MikroskopElektron ............. 216

Daftarlsi r tl
12 . SISTEM RESPIRASI 279
GAMBAR 12_I Bagian Konduksi Sistem Respirasi 282
1l
I _-L
a Bagian Respirasi Sistem Respirasi 283
Plate l2-l Mukosa Olfaktoris, Larings 286
r2-2 Trakea......... 288
t2-3 Epitel Respiratoris dan Silia, Mikroskop Elektron ....... :.......... 290 ,

l2-4 Bronkus, Bronkiolus 292


t2-5 JaringanParu 294
t2-6 Sawar Udara-darah, Mikroskop Elektron 296

13 . SISTEM CERNA I 299


GAMBAR 13-1
l3-2
Plate 13-1
13*2
I 3_3
134
I 3-5
136
13-1
l3-8
I 3-9

74 O SISTEM CERNA II 325


GAMBAR I4_I
14*2
Plate l4-l
l1-2
l4_3
144
lrl-5
r4-6
l1_7
I .l-lt

15 SISTEM CERNA III 351


'
GAMBAR l5-1
1-5-2
Plate 1s-1
l5-2
I 5-3
1-5-4
15-5
l -5-6
15-l

l2 . Atlas Berwarna Histolo{i


16 . SISTEM UFINARIUS 373
GAMBAR 16-l TubulusUriniferus -.............'......375
16-2 KotpuskulumGinjal.....'..... ......."..'..'...,r. ..'.'..'.' 316
Plate 16-1 Ginjal,PemeriksaandanMorfologiUmum '......'....'..'. ....... 382
16-2 Kor1eksRenis................... .....-...... 384
l6-3 Glomerulus,ScanningMikroskopElektron............".....................l.......'..'..386
164 KorpuskulumGinjal,MikroskopElektron ......'. 381
16--5 MedulaRenis """""' 388
16-6 UreterdanKandungKemih. .........390

17 SISTEM REPRODUKSI WANITA 395


'
GAMBAR

Plate

18 O SISTEM REPRODUKSI PRIA 423


GAMBAR 18-1 SistemReproduksiPria ..........'.'. 424
t8-2 Spermiogenesis................ ............ 425
Plate 18-1 Testis.......... ............. 430
I 8-2 Testis danEpididimis ........'..'.'...... 432
I 8-3 Epididimis,DuktusDeferensdanVesikulaSeminalis ....'.......434
18-4 Prostat, Penis danUretra.... ...'....... 436
1 8-5 Epididimis, Mikroskop E1ektron............... ......... 438

19r INDERA KHUSUS 441


GAMBAR t9-1. Mata........... ............. 442
t9-2 Telinga........ ...........' 443
Plate t9-l Mata, Kornea, Sklera' Iris dan Korpus siliaris ..'....'.'...'..... 450
t9-2 Retina, Mikroskop cahaya dan Scanning Mikroskop Elektron ..'..'....'...... .... 452
I 9-3 Fovea,Lensa, KelopakMatadanKelenjarLakrimalis ...'........ 454
t94 TelingaDalam................. .'...'....... 456
19-5 Kok1ea......... ............458
19-6 Organ Spiralis Corti .......... ....'....... 460

Daftar Isi . 13
14 . Atlas Berwarna Histologi
I

1
Sel
Sel tidak hanya merupakan satuan dasar tubuh yang tidak biasa yang tidak memerlukan sinyal
manusia tetapi juga berfungsi dalam melakukan ekstrasel untuk melepaskan hasil sekresinya (misal-
seluruh aktivitas yang diperlukan oleh tubuh demi nya prokolagen) meninggalkan sel secara terus
kelangsungan hidup. Meskipun terdapat lebih dari menerus. Sekresi yang teratur memerlukan ada-
200 jenis sel yang berbeda, kebanyakan sel mem- nya vesikel penyimpan berlapis clathrin yang isinya
punyai gambaran umum, yarig memungkinkan mela- (misalnya enzim pankreas) dilepaskan hanya sete-
kukan bermacam-macam tugasnya. Komponen hidup lah permulaan proses sinyal ekstrasel.
sel adalah protoplasma, yang selanjutnya dibeda- Sel memiliki sejumlah organel yang jelas yang
kan atas sitoplasma dan nukleoplasma (lihat dibentuk dari membran yang serupa tetapi tidak
Gambar 1-1). Protoplasma juga mengandung zat identikkomponenbiokimiaplasmalema.
tidak hidup seperti kristal dan pigmen.
Mitokondria
O' SITOPLASMA Mitokondria terdiri atas membran luar dan
membran dalam dengan kompaftemen di antaranya
yang dikenal sebagai celah antar-membran (lihat
Plasmalema
Gambar 1-2). Membran dalam melipat membentuk
Sel mempunyai suatu membran yaitu plasma- struktur gepeng seperti rak (atau tubular pada se1
lema, merupakan pemisah yang tersusun secara pembentuk steroid) dikenal sebagai krista dan mem-
khusus antara sel dan bagian luar sel. Plasmalema bungkus ruang berisi cairan viskus yang dikenal
merupakan dua lapis fosfolipid terdiri atas protein sebagai ruang matriks. Mitokondria berfungsi
integral dan protein perifer serta.kolesterol yang dalam pembentukan ATP, menggunakan suatu
terbenam di dalamnya, berfungsi dalam pengenalan mekanisme penghubung kemiosmotik yang meng-
sel-sel, eksositosis dan endositosis, sebagai tempat gunakan suatu sekuen spesifik kompleks enzim dan
reseptor untuk molekul-molekul pemberi isyarat sistem proton translokator (rantai tranpor elek-
dan sebagai inisiator dan pengontrol sistem
tron dan ATP-sintase berisi partikel elementer)
messenger sekunder. ZaI-zat mungkin masuk ke sel terbenam dalam kristanya. Pada lemak coklat, orga-
melalui beberapa cara, seperti halnya pinositosis nel ini selain menghasilkan ATP juga menirnbulkan
(pengambilan molekul yang tidakkhas dalam suatu panas. Mitokondria juga membantu dalam sintesis
larutan akueus), endositosis yang diperantarai resep- lemak dan protein tertentu; mitokondria mem-
tor (pengambllan zaI"-zatyang khas, seperti halnya punyai enzim-enzim siklus TCA, molekul DNA
lipoprotein densitas rendah), atau fagositosis (peng- sirkular dan granula matriks dalam celah matriks-
ambilan bahan partikel). Hasil sekresi mungkin nya. Organel-organel ini meningkat jumlahnya
meninggalkan sel melalui dua cara: konstitutif atau melalui pembelahan secara dua (binary fission).
sekresi yang teratur. Sekresi konstitutif, meng-
gunakan vesikel tidak berlapis clathrin, adalahjalur

SeI . t5
GAMBAR 1-1 Sel

Lisosom
e#
endoplasma kasar

Selubung inti

lnti

Retikulum
endoplasma halus

Mitokondria

Sentriol

Aparatus Golgi
dan jala
trans-Golgi

Granula sekretoris

16 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 1-2 Macam-macam Organel

Selubung inti
terdiri atas
membran inti
dalam dan membran
inti luar
Anak inti
(sintesis rRNA)

Kompleks pori inti

Retikulum endoplasma halus


berfungsi dalam sintesis
lipid dari kolesterol
i,
ji$.affiF "'*rr*
, iti[]ir.

Retikulum endoplasma kasar


merupakan tempat sintesis
protein yang dipadatkan

Mitokondria berfungsi
dalam sintesis ATP dan lipid tertentu

..9
Partikel-partikel kecil mengalami
oksidasi kemudian fosforilasi
Aparatus Golgi dan jala
trans-Golgi (TGN) berfungsi dalam
perubahan pasca-translasi
dan pemadatan protein.

Sentriol berfungsi sebagai


pusat pengatur mikrotubulus

Sel . t7
Ribosom sebagai muka medial (lihatGambar 1-2). Kompleks
Golgi tidak hanya mengemas tetapi juga meng-
Ribosom terdiri atas dua bagian protein yang
ubah makromolekul yang disintesis pada pennu-
mempunyai konsentrasi tinggi RNA ribosom. kaan RER. Protein yang baru disintesis lewat dari
Organel ini terdapatbebas dalam sitosol, jugamele-
RER ke kelompokan vesikular-tubular (VTC,
kat pada permukaan retikulum endoplasma kasar
dulunya diartikan sebagai ERGIC) melalui vesikel
dan membran luar selubung inti. Ribosom dan
transfer berlapis COPII, yu.tg memdran luarnya
mRNA membentuk suatu kompleks yang disebut
mempunyai protein coatamer II (vesikel bersalut
polisom yang berperan untuk sintesis protein. Pem-
COPID dan dari sana ke jala cls-Golgi, mungkin
bentukan signal peptide menunjukkan bahwa poli-
melalui vesikel bersalut COPI (coatamer I). Protein
som harus melekat ke retikulum endoplasma kasar,
terus berjalan ke muka cls, medial dan trans dari
menghasilkan protein yang selanjutnya dipadatkan
aparatus Golgi melalui vesikel bersalut bukan
dalam aparatus Golgi. Namun, protein lainnya yang
clathrin (atau menurut beberapa peneliti, melalui
tetap tidakdipadatkan, terdapatbebas di dalam sitosol.
pematangan sisterna). Oligosakarida lisosom menga-
lami fosforilasi dalam VTC dan/atau cis; kelompok
Retikulum Endoplasma manosa disingkirkan dan residu gula lainnya ditam-
Retikulum endoplasma terdiri atas membran- batrkan dalaqi permukaan medial; penambahan galak-
membran berbentuk tubulus, sakulus dan gepeng tosa dan asam sialat dan sulfasi residu tertentu ter-
mengisi ruang intraselular (lihat Gambar 1-2). Ada jadi dalam permukaan trans. Sorting dan pemam-
dua jenis yaitu besar dan halus. Retikulum endo patan terakhir molekul-molekul terjadi dalam jala-
plasma kasar (RER = rough endoplasmic reti- jala tr ans - G olS (Jf Cl (tr ans - G olg network/TGN).
culum) permukaan sitoplasmanya mempunyai mole- Perlu diperhatikan bahwa zat-zat dapat berjalan
kul reseptor untuk ribosom dan partikel-partikel isya- melalui kompleks Golgi secara anterograd, sepefii
rat (Dikenal sebagai riboforin dan protein docking) baru saja dijelaskan, demikian juga secara. retro-
dan berlanjut sebagai membran nukleus luar, ber- grad, yang terdapat pada keadaan seperti ketika pro-
fungsi dalam sintesis protein dan modifikasi tein yang lepas yang menempati RER atau Golgi
protein kemudian dipadatkan, sama seperti dalam tertentu harus dikembalikan ke kompartemen asalnya.
sintesis membran lipid dan protein. Retikulum
endoplasma halus (SER = smooth endoplasmic Endosom
reticulum) berfungsi dalam sintesis kolesterol dan
Endosom adalah kompartemen antara dalam sel,
lipid, juga detoksifikasi obat-obatan dan toksin berguna dalam penghancuran zat-zat yang menga-
teftentu (seperti halnya barbiturat dan alkohol). lami endositosis, fagositosis atau auto-fagositosis
Selain itu, pada sel otot skelet organel ini dikhu-
sama seperti pada pembentukan lisosom. Endosom
suskan untuk memisahkan dan melepaskan ion kal-
mempunyai pompa proton dalam membrannya,
sium, jadi mengaturkontraksi danrelaksasi otot.
yang memompa H* ke dalam endosom, sehingga isi
kompartemn menj adi asam. Juga, organel-organel
Aparatus Golgi dan jala-iala ini adalah stadium antara pada pembentukan liso-
Tra ns -Golg i dan crs-Golg i
som. Endosom awal terletak pada tepi sel; endo-
Aparatus Golgi (kompleks Golgi) terdiri atas som ini mengandung kompleks reseptor-ligand dan
sekelompokan spesifik dari vesikel, tubulus dan isinya yang bersifat asam (pH 6) berperan untuk
sisterna gepeng berbatas membran. Setiap kompleks melepaskan ikatan reseptor dari ligand. Reseptor
Golgi mempunyai muka masuk berbentuk cem- biasanya dibawa ke dalam suatu sistem vesikel tubu-

bung, dikenal sebagai muka cis dan muka keluar lar yaitu endosom siklus berulang, dari sini resep-
berbentuk cekung, dikenal sebagai maka trans. tor dikembalikan ke plasmalema, sedangkan ligand
Muka cls lebih dekat ke inti dan mlkatrans meng' ditranslokasi ke endosom akhir. Dalam endosom
hadap ke membran sel. Antara muka cis dan muka akhir pH bahkan lebih asam (pH 5,5). Banyak
trans ada beberapa sisterna intermedia, dikenal peneliti menduga bahwa endosom awal berkem-

t8 . Atlas Berwarna Histotogi


bang menjadi endosom akhir melalui penyatuan lui beberapa molekul ubiquitin sebelum protein rnt
vesikel-vesikel satu sama lain seperti dengan endo- dihancurkan oleh sistem proteasom.
som yang telah terbentuk lebih dahulu.
Sitoskeleton
Lisosom Sitoskeleton terdiri atas rangkaian filamen pro-
Lisosom dibentuk melalui kompartemen per- tein yang tidak hanya berfungsi membentuk rangka
antara endosom akhir. Baik membran lisosom mau- sel tetapi juga dalam pembentukan komparlemen
pun enzim lisosom dibuat dalam TGN dan dilepas- sitosol yang tampak pada daerah tertentu. Selain itu,
kan dalam vesikel berlapis clathrin yang terpisah sitoskeleton memungkinkan melakukan transpor
ke dalam kompartemen endosom, membentuk endo- zar-zatdari satu daerah ke daerah lainnya dalam sel
lisosom, setelah itu menjadi lisosom. Lisosom ada- dan memberikan kemampuan sel untuk perpin-
lah vesikel bersalut membran yang pompa proton dahan dan pembelahan sel. Komponen-komponen
bertanggung jawab terhadap keasaman bagian dalam sitoskeleton mencakup mikrotubulus (terdiri atas
(pH 5) dan berisi berbagai enzim hidrolitik yang tubulin-cr dan tubulin-p tersusun dalam 13 pro-
berfungsi dalam pemecahan makro-molekul intra- tofilamen) dan filamen tipis (aktin) (uga dikenal
selular, memfagosit partikel tertentu (fagolisosom) sebagai mikrofilamen). Filamen tipis berfungsi
dan autofagositosis zat-zat (autofagolisosom)' dalam peigerakan sel-sel dari satu tempat ke tempat
Seringkali, sisa-sisa pemecahan lisosom tetap ada lainnya seperti pada pergerakan daerah-daerah dalam
dalam sel, terbungkus dalam vesikel disebut seba- sel itu sendiri. Filamen intermedia adalah lebih
gai badan residu. Membran lisosommempefiahan- tebal daripada filamen tipis dan lebih tipis daripada
kan keberadaannya mungkin karena sisi lumen dari filamen tebal. Filamen intermedia berfungsi dalam
protein membran mengalami glikosilasi menjadi membentukkerangka struktural pada sel dan mena-
lebih luas daripada membran-membran lainnya, han stres mekanik terhadap sel. Filamen tebal di sini
j adi mencegah Pemecahan membran' mencakup meskipun tidak seperti biasa termasuk
sebagai bagian sitoskeleton, terdiri atas miosin dan
Peroksisom filamen in berinteraksi dengan filamen tipis untuk
memudahkan pergerakan sel sepanj ang permukaan
Peroksisom adalah organel berdinding mem- maupun pergerakan daerah selular dalam sel sen-
bran berisi enzim oksidatif seperti urat oksidase, diri.
D-asam amino oksidase dan katalase' Organel- Mikrotubulus juga berkaitan dengan micro-
organel ini berfungsi dalam pembentukan radikal
tubule-associated proteins (MPA)' yang memung-
bebas (misalnya superoksida), mampu menghan-
kinkan organel-organel, vesikel-vesikel dan kom-
curkan berbagai zat dan dengan adanya katalase
ponen lainnya dari sitoskeleton berikatan ke mikro-
dapat melindungi sel terhadap hidrogen peroksida'
tubulus. Kebanyakan mikrotubulus berasal dari
Organel ini jugaberfungsi dalam detoksifikasi tok-
microtubule-organizing center (MTOC) dari sel'
sin tertentu dan memperpaljang rantai beberapa
letaknya dekat aparatus Golgi. Unsur-unsur sitoske-
asam lemak selama sintesis lipid. Kebanyakan pro-
leton ini adalahjalur untuk translokasi intraselular
tein yang ditujukan untuk masuk ke dalam perok-
dari organel-organel dan vesikel-vesikel dan selama
sisom disintesis dalam sitosol lebih daripada dalam
pembelahan sel, kromosom pindah ke tempat yang
RER. Seluruh peroksisom dibentuk melalui peme-
tepat. Dua MAP yang penting yaitu kinesin dan
cahan peroksisom Yang sud ah ada.
dynein, adalah protein motorik yang membantu per-
pindahan vesikel anterograd dan retrograd intra-
Proteasom selular dan perpindahan organel. Aksonem silia dan
Proteasom adalah organel-organel kecil ber- flagela, seperti halnya kerangka sentriol, dibentuk
bentuk tong yang berfungsi dalam pemecahan kebanyakan dari mikrotubulus.
protein sitosol. Kejadian proteolisis sitosol adalah
sargat teratur, calon protein harus dilekatkan mela-

Sel . 19
lnklusi pembentukan protein ribosom dan rRNA ke dalam
subunit kecil dan subunit besar dari ribosom. Sub-
Inklusi dalam sitoplasma, seperti halnya lipid,
unit ribosom ini masing-masing masuk ke sitosol.
glikogen dan pigmen adalah juga selalu ada dalam
sitoplasma. Beberapa inklusi ini bersifat sementara,
meskipun demikian beberapa pigmen seperti O Siklus Sel.
lipofusin selalu adapada sel-sel tertentu.
Siklus sel dipengaruhi oleh sistem kendali siklus
sel, yang tidak hanya memastikan adanya sekuen
O Nukleus yang benar dari kejadian pada aturan waktu tetapi
juga mengawasi dan mengendalikannya. Siklus sel
Nukleus dibungkus oleh selubung inti, terdiri atas
dibagi menjadi empat fase: G,, S, G, dan M. Selama
membran inti dalam dan membran inti luar
fase presintesis G,, ukuran sel dan organel mening-
dengan antaranya sisterna perinuklearis (lihat
kat. Selama fase S, terjadi sintesis DNA (ditambah
Gambar 1-2), Membran inti luar dipenuhi dengan
histon dan chromosome-associated protein lainnya)
ribosom dan adalah kontinyu di tempat-tempat
dan replikasi sentriol. Selama G, ditimbun ATP,
dengan RER. Pada daerah dimana membran dalam
dan membran luar melebur satu sama lain, menyu- replikasi sentriol selesai dal tubulin ditimbun untuk
pembentukan kumparan. G,, S dan G, dikenal seba-
sun gambaran sirkular (dikenal sebagai pori inti)
yang memungkinkan komunikasi antara nukleo- gai interfase. M menandakan mitosis, yang selan-
plasma dan sitoplasma. Lubang-lubang selubung jutnya dibagi menjadi profase, prometafase, meta-
inti ini diatur oleh pembentukan protein yang fase, anafase dan telofase. Hasilnya adalah pem-
bersama-sama dengan lubang dikenal sebagai kom- belahan sel dan materi genetiknya menjadi dua sel
pleks pori inti, memudahkan aliran untuk transpor anak yang identik. Sekuen kejadian dalam siklus sel

zat-zat ke dalam dan keluar inti. Nukleus ditempati diatur oleh sejumlah protein pencetus yang dikenal
kromosom dan merupakan tempat sintesis RNA. sebagai siklin
Baik mRNA maupun tRNA dijalin dalam nukleus,
sedangkan rRNA dijalin dalam daerah inti yang
dikenal sebagai nukleolus. Nukleolus juga tempat

20 . Atlas Berwarna Histologi


\'l
ffi Histofisiologi
I. MEMBRAN DAN PERTUKARAN cara berikatan dengan molekul reseptor yang ter-
letak dalam sitoplasma atau dalam nukleus. Mole-
ANTAR MEMBRAN
kul petanda hidrofilik mengawali suatu respons khu-
Sifat cair plasmalema merupakan faktor penting di sus dengan berikatan pada reseptor (protein inte-
dalam proses sintesis membran, endositosis dan gral) terbenam dalam membran sel.
eksositosis, sebagai pertukaran antar-membran Endositosis adalah proses pengambilan cairan
(lihat Gambar 1-3), mempertahankan membran saat dan/atau molekul-molekul besar ke dalam sel melalui
perpindahan melalui berbagai kompartemen sel' invaginasi membran sel dan diikuti pembentukan
Derajat sifat cairnya secara langsung dipengaruhi vesikel' endositik intraselular. Ilkuran vesikel endo-
oleh suhu dan derajattidakjenuhnyaujung fatty acil sitik, ditentukan oleh zat yarg akan ditelan, mem-
membran fosfolipid dan secara tidak langsung oleh bedakan dua jenis endositosis, namanya pinositosis
jumlah kolesterol yang ada. ("sel peminum"), mencakup vesikel-vesikel kecil
Ion-ion dan molekul hidrofilik lainnya tidak (berdiameter <150 nm) dan fagositosis ("sel pema-
mampu melewati lapis ganda lemak; namun mole- kan"), mencakup vesikel-vesikel besar, fagosom
kul kecil nonpolar, seperti halnya oksigen dan kar- (biasanya diameter > 250 nm). Reseptor-reseptor
bondioksida, demikian juga molekul polar tidak memudahkan endositosis dari ligand dengan kon-
bermuatan, seperti air dan gliserol, seluruhnya ber- sentrasi lebih besar daripada kemungkinan tanpa
difusi secara cepat melewati lapis ganda lemak. reseptor. Proses ini dikenal sebagai endositosis
Protein integral khusus yang dikenal sebagai pro- yang diperantarai reseptor dan terlibat dalam pem-
tein transpor membran berfungsi dalam membawa bentukan vesikula endositosis bersalut clathrin,
zat-zat menembus plasmalema. Transpor melalui yang sekali dalam sel, akan melepaskan selubung
membran sel mungkin pasif dari suatu ion atau per- clathrin dan melebur dengan endosom awal.
bedaan konsentrasi (difusi sederhana atau difusi Reseptor dan ligand tidak bergabung dalam kom-
yang difasilitasi melalui saluran ion atau melalui partemen ini, memungkinkan reseptor dibawa ke
pembawa protein; tidak dipedukan energi) atau suatu sistem vesikel tubular, pembentukan kembali
difusi aktif (diperlukan energi, biasanya melawan endosom, dari sini reseptor dibentuk kembali ke
perbedaan konsentrasi). Protein saluran ion mung- membran sel. Ligand, tertinggal dalam endosom
kin tidak ada jendela atau ada jendelanya. Yang awal (pH 6), dibawa ke endoiom akhir (pH 5,5),
tidak beriendela selalu terbuka, sedangkan yang lebih dalam di sitoplasma.
berjendela pada saluran ion memerlukan adanya Dua kelompok vesikdl bersalut clathrin yang ber-
suatu stimulus (perubahan muatan listrik, rangsangan asal dari enzim TGN ferry lisosom dan membran
mekanis, adanya suatu ligand, protein G, zat neuro- lisosom (mengandung tarnbahan pompa proton ber-
transmitter, dll) yang membuka jendela itu. Ligand energi ATP) ke endosom akhir, membentuk suatu
dat zat neurotransmiter adalah jenis-jenis mole- endolisosom (atau lisosom). Pompa proton yang
kul petanda (signaling molecules). baru dilepaskan selanjutnya menurunkan pH bagian
Molekul petanda bisa hidrofobik (larut dalam dalam endolisosom (sampai pH 5,0). Enzim hidro-
lipid) atau hidrofilik dan digunakan untuk hubungan litik dari lisosom memecahkan ligand, melepaskan
dari satu sel ke sel yang lain. Molekul yang larut zatyangberguna untuk digunakan oleh sel, sedangkan
dalam lipid berdifusi melalui membran sel untuk sisa-sisa ligand yang tidak digunakan dalam vesikel
mengaktifkan sistem intraselular messenger dengan yaitu badan residu akan tetap di dalam sitoplasma.

Sel . 21
II. SINTESIS PROTEIN DAN sekali lagi berjajar satu sama lain dan tempat A
EKSOSTTOSTS terletak di atas kodon berikutnya pada untaian
mRNA. Ketika tRNA yang baru dengan asam amino
Sintesis protein memerlukan mRNA yang ada tanda-
yang berkaitan menduduki tempat A ( seumpama
nya, asam amino pembawa tRNA dan ribosom. Pro-
bahwa antikodonnya cocok dengan kodon baru
tein yang tidak dipadatkan akan disintesis di ribo-
yang timbul dari mRNA), RNA pemula lepas dari
som dalam sitosol, sedangkan protein yang tidak
tempat E, meninggalkan ribosom. Dipeptida dile-
dalam sitosol (sekretorik, lisosom dan membran paskan dari tRNA di tempat P dan ikatan peptida
protein) disintesa di ribosom pada retikulum endo- terbentuk antara dipeptida dan asam amnio baru,
plasma kasar (RER). Ikatan mRNA dan ribosom membentuk tripeptida. IRNA yang kosong bergerak
dikenal sebagai polisom. ke tempat E dan lepas dari ribosom, dan tRNA ber-
Hipotesis sinyal menyatakan bahwa mRNA ikatan tripeptida pindah dari tempat A ke tempat P.
yang mengode untuk protein yang tidak dalam Dengan cara ini rantai peptida memanjang untuk
sitosol mempunyai segmen awal yang tetap yaitu membentuk protein sinyal.
kodon sinyal, yang memberi kode untuk protein Sitosol berisi protein yang dikenal sebagai sig-
sinyal. Saat mRNA masuk ke sitoplasma, akan ber- nal recognition particles (SRP). SRP berikatan
ikatan dengan dengan subunit kecil dari suatu ribo- dengan ptotein sinyal dan menghambat sintesis
som. Subunit kecil mempunyai tempat untuk ber- protein selanjutnya dan seluruh polisom menjadi
ikatan dengan mRNA dikenal sebagai tiga tempat RER. Reseptor SRP disebut protein docking, ter-
ikatan (A, P dan E) untuk tRNA. letak di membran rER, dikenal merupakan kedu-
kodon pemula (AUG
Saat proses inisiasi selesai, dukan polisom yang sebenarnya. Penempatan poli-
untuk asam amino metionin) dikenali dan tRNA som menyebabkan perpindahan kompleks SRP-
inisiasi (mempunyai metionin) melekat pada tem- ribosom ke translokasi protein, yaitu suatu pori pada
pat P (peptidyl-tRNA-binding site), subunit besar membran RER. Subunit ribosom yang besar ber-
ribosom yang berhubungan dengan A, P, dan E ikatan dan membentuk sumbat kuat dengan trans-
menjadi tempat melekat dan sintesis protein mulai lokasi protein, meratakan pori pada ribosom dengan
terjadi. Kodon selanjutnya dikenal sebagai IRNA pori pada translokator protein. Partikel sinyal yang
asilasi yang sebenamya, kemudian berikatan dengan dikenali dan reseptor RSP meninggalkan polisom,
tempat A (aminoacyl-tRNA-binding site). Metio- sehingga terjadi sintesis protein dan rantai protein
nin dilepaskan dari tRNA inisiasi (pada tempat P) yang terbentuk dapat masuk sisterna RER melalui
dan suatu ikatan peptida terbentuk antara dua asam kanal cairan yang menembus translokasi protein.
amino (membentuk suatu dipeptida) sehingga tRNA Selama proses ini, enzim signal peptidase, terletak
pada tempat P hilang asam aminonya dan IRNA dalam sisterna RER, melepaskan protein sinyal dari
pada tempat A sekarang mempunyai dua asam rantai polipeptida. Setelah sintesis selesai, dua sub-
amino yang melekat padanya. Pembentukan ikatan unit ribosom lepas dari RER dan kembali ke sitosol.
peptida ini dikatalisis oleh enzim peptidil trans- Protein yang baru terbentuk diubah dalam RER
ferase, suatu bagian dari subunit ribosom besar. melalui glikosilasi seperti pembentukan ikatan
Ketika ikatan peptida terbentuk, subunit besar ber- disulfida, yang mengubah protein linier menjadi
ubah dalam kaitan dengan subunit kecil dan IRNA protein berbentuk globular. Protein yang baru ter-
yang melekat bergetar sebentar untuk menyebabkan bentuk dipindahkan dalam COPll-bersalut memin-
pindah sedikit, demikian juga awal IRNA (yang dahkan vesikel ke kelompok vesikel-tubular dan
kehilangan asam aminonyapada tempat P) beryin- dari sana dalam vesikel COPl-bersalut ke jala cis-
dah ke tempat E (tempat keluar) dan tRNA yang Golgi dan dari sana ke permukaan cis untuk proses
mempunyai dua asam amino melekat padanya ber- selanjutnya.
pindah dari tempat A ke tempat P, membebaskan Pada permukaan cis, kelompok mannose enzim
tempat A. Ketika pergeseran ini terjadi, subunit lisozim mengalami fosforilasi. Kelompok mannose
ribosom kecil memindahkan celah kodon tunggal yang tidak mengalami fosforilasi disingkirkan dan
sepanjang mRNA, sehingga dua subunit ribosom sisa-sisa galaktose serta asam sialat ditambahkan

22 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 1-3 Membran dan Pertukaran Melalui Membran

Molekul-molekul pemberi sinyal berikatan pada reseptor-


reseptor (protein integral) terbenam dalam membran sel

'ff.fu#
dan mengawali suatu respons sekuens khusus. Adanya
reseptor-reseptor memungkinkan endositosis dengan kepe-
katan ligand yang lebih besar. Proses ini, endositosis dengan
L
perantara reseptor, terlibat dalam pembentukan vesikel-
Pembeniukan\
kembali l vesikel endositik bersalut clathrin. Saat masuk dalam
regeptoi:rbseptor
;untuk mefibrafi' ,r sel, vesikel-vesikel melepaskan salut clathrin dan menyatu
p.fasm€ dengan endosom awal (pH 6) dimana reseptor dan ligand
=
tidak berikatan. Reseptor dibawa dari endosom awal
masuk ke dalam sistem vesikel tubular dan dikenal sebagai
endosom daur ulang (Recycling endosome), yang mana
reseptor akan kembali ke membran sel.
Ligand dipindahkan dengan menggunakan badan
multivesikular dari endosom awal ke sistem vesikular lain-
nya, endosom akhir, letaknya lebih dalam di sitoplasma.
Endosom akhir adalah lebih asam (pH = 5,5) dan di sini
iigand mulai dihancurkan. Endosom akhir menerimahidro-
lase lisosom serta membran lisosom dan dengan cara demi-
kian endosom akhir mungkin diubah menjadi lisosom (pH
= 5,0). Enzimhidrolitik dari lisosommenghancurkan ligand,
melepaskan zat-zat yang berguna untuk digunakan oleh
sel, sedangkan sisa-sisa yang tidak dapat dicema oleh ligand
mungkin tetap dalam vesikel, yaitu badan residu dalam
sitoplasma.

SeI . 25
I
(
GAMBAR 1-4 Sintesis Protein dan Eksositosis :r

Sewaktu mRNA masuk ke sitoplasma, nRNA menjadi


berkaitan dengan subunit kecil dari suatu ribosom. Subunit
Subunit kecil mempunyai tempat melekatnya untuk mRNA
ribosom
sebanyak tiga tempat berlekatan (A,P dan E) untuk IRNA.
Sekali proses inisiasi selesai dan kodon start (AUG,
untuk asam amino metionin) dikenali, dan inisiator tRNA

*ffiJ;IT'^ (memegang metionin) melekat pada tempat P, subunit

r\
besar ribosom menjadi melekat dan

.T-
-44iT:rTl.1=.. sintesis protein mulai terjadr.

\__/ Kodon selanjutnya dikenali oleh


Subunit IRNA asilasi yang sebenarnya,
ribosom
yang kemudian berikatan ke
besar
tempat A.

Metionin tidak bergabung dari


inisiator IRNA (pada tempat P)
dan suatu ikatan peptida ter-
bentuk antara dua asam amino,
menghasilkan dipeptida.

Inisiator IRNA pindah ke tempat


E dan IRNA dengan dipeptida
pindah ke tempat P, meninggalkur
tempat A kosong, Karena tempat
A menjadi ditempati oleh amino
asil IRNA baru. inisiatior IRNA
lepas dari tempat E dan mRNA
pindah jarak dari sanr kodon (tiga
nukleotida) dan aminoasil tRNA
baru membentuk ikatan peptida
dengan dipeptida. Dua IRNA
pindah ke tempat E dan P dan
siklus berlanjut terus. Setelah
sinyal pengenalan partikel ber-
ikatan ke protein sinyal selesai.
seluruh polisom menempati mem-
bran RER. Suatu pori terbuka
pada membran RER sehingga
rantai protein yang terbentuk
Protein yang baru disintesis diubah dalam RER dapat masuk ke sistema RER.
oleh glikosilasi seperti halnya pembentukan ikatan
disulfida yang mengubah protein linier ke dalam Sekali sintesis protein selesai.
dua subunit ribosom lepas dari
RER dan kembali ke sitosol.
(VTC) melalui vesikel bersalut COP-II. Protein dikirim ke jala cis Golgi Tempat P
dalam vesikel bersalut COP-I untuk proses selanjutnya. Fosforilasi - .J,r'q*- TemoatA
protein terjadi dalam permukaan cls. Kelompok manosa afl r#ffi
g{iW'
nonfosforilasi dipindah dalam kompartemen medial. Perubahan T\ lq@\
-
Tempat E
terakhirterjadipadapermlkaantrans.Proteinyangte1ahberubah
ditranspor dari aparatus Golgi ke jala trans-Golgi (TGN) untuk
dikemas dan dipisahkan. Enzim lisosom dan protein regulasi sekretoris
meninggalkan TGN dalam vesikel bersalut clathrin. Membran dan protein
yang tidak teratur dikemas dalam vesikel yang tidak bersalut clathrin.

24 . Atlas Berwarna Histologi


(glikosilasi terminal) dalam kompartemen medial sebagai kelompok vesikular-fubular matang, rm
aparatus Golgi. Modifikasi akhir terjadi dalam diubah menjadi berbagai muka Golgi dan diganti-
kompartemen trans, dimana sisa-sisa asam amino kan oleh penyatuan vesikel baru berasal dari pemin-
mengalami fosforilasi dan sulfasi. Protein seterus- dahan. Reseptor mannose 6-fosfat di TGN dikenali
nya di pindahkan dari aparatus Golgi ke jala-jala Enzim
dan enzim yang ada digunakan untuk lisosom.
trans-Golgi (TGN) untuk dipadatkan dan dipisah- lisosom ini meninggalkan TGN dalam vesikel
kan. bersalut clathrin. Protein pengatur sekresi dipi-
Seluruh perpindahan antara berbagai muka sahkan dan'iuga dipadatkan dalam vesikel bersalut
aparatus Golgi meliputi TGN mungkin terdapat clathrin. Protein membran dan protein yang digu-
melalui vesikel COPl-bersalut. (Teori yang seiring nakan untuk transpor yang penting, dipadatkan
menduga kemungkinan pematangan sisterna, yaitu, dalam vesikel-vesikel yang tidak bersalut clathrin.

SeI . 25
CONTOH KASUS KLINIS
,i:fti,:r

Individu tertentu menderita penyakit penyimpanan ginjal, hepatomegali, ikterus, hipotonia sistem
lisosom, yang mencakup defisiensi herediter otot dan demielinisasi serebral, mengakibatkan
dalam kemampuan lisosomnya menghancurkan retardasi psikomotor.
isi dari endolisosomnya. Salah satu contoh yang Penelitian akhir-akhir ini menduga bahwa
khas penyakit ini adalah penyakit Tay-Sachs, kebanyakan kanker timbul tidak dari mutasi
yang kebanyakan terdapat pada anak-anak yang pada gen individu tetapi dari pembentukan
orangtuanya turunan Yahudi Eropa Timur Laut. aneuploidi. Padakenyataannya, dalam tumor yang
Karena lisosom anak ini tidak mampu meng- sama susunan kromosom sel masing-masing
katabolisir gangliosida GM2, karena defisiensi sangat bervariasi dan isi DNA dari sel-sel mung-
heksoaminidase, neuron-neuronnya menimbun krn 50Vo-200Vo dai sel somatik yang normal.
banyak sekali gangliosida ini dalam endolisosom Sangat menarik untuk dicatat bahwa pada kenya-
yang diametemya makin besar. Ketika endoliso- taannya kekacauan penggantian dan kombinasi
som ukurannya semakin besar, ini akan meng- ulang kromosom-kromosom dalam sel-sel kan-
halangi fungsi neuron dan anak ini akan mening- ker, di sini tampak teratur, seperti pada limfoma
gal pada usia tiga tahun. Burkitt, yirng mana kromosom 3, 13 dan I7
Penyakit Zellweger adalah kelainan resesif biasanya memperlihatkan translokasi dan kro-
autosom yang diturunkan yang mempengaruhi mosom 1 dan 20 biasanya merupakan segmen
biogenesis peroksisom yang khas adanya kista yang hilang.

26 . Atlas Berwarna Histologi


o ffi&Y'^eT&tr*

Sel . 2?
&Wt.Sel. Monyet. Plasticsection. x 1323. &&Wffi&W * . Sel. Monyet. Plastic section. x 540.

Sel khusus merupakan struktur berdinding mem- Sel tampak tinggi, bentuknya kurus, seperti tampak
bran yang terdiri atas inti (nucleus :N) dan sito- pada duktus koligens ginjal. Intinya (N) agak ke
plasma (cytoplasm : C). Meskipun membran sel basal dan dinding lateral sel (kepala panah) diper-
sangat tipis untuk dilihat dengan mikroskop cahaya, lihatkan. Karena sel-sel ini berasal dari epitel, sel-sel
batas sel kira-kira adalah membran sel (mata panah). ini dipisahkan dari unsur-unsur jaringan ikat
Mengamati batas sel-sel khusus, lebih kurang kira- (connective tissue elements : CT) oleh mem-
kira seperti bentuk kotak. Gambaran tiga dimensi branabasalis (basalmembrane : BM)
dari sel-sel ini dikatakan berbentuk kuboid, dengan
inti di tengah. Anak inti (nucleolus = n) jelas
terlihat, dengan granula kromatin (panah) tersebar &&MW&ffi4. Sel. Monyet. Plastic section. x 540.
di bagian tepi plasma anak inti.
Beberapa sel mempunyai gambaran yang tidak seperti
biasanya, seperti yang tampak pada sel Purkinje
(PC) di serebelum. Perhatikan inti sel (N) terletak
SSSffiffiffi S . Sel. Monyet. Plastic section. x 540.
pada bagian yang paling lebaq yang disebut soma
Berbagai sel mempunyai bentuk dan ukuran ber- (perikarion). Sel mempunyai beberapa juluran sito-
beda. Perhatikan epitel (E) yang membatasi lumen plasma yaitu dendrit (De) dan akson. Sel saraf ini
(L) kandung kemih terdiri atas sejumlah lapisan sel. mampu menggabungkan sejumlah informasi yang
Lapis sel yang ada di permukaan terdiri atas sel besar diterimanya dari sel saraf lainnya yang bersinaps
berbentuk kubah, terkadang mempunyai dua inti dengannya.
(N) . Granula yang tampak dalam sitoplasm a (kepala
panah) adalah endapan glikogen. Sel-sel di lapisan
lebih dalam tampak memanjang dan ramping, dan
intinya (p anah) terletak di bagian yang lebar.

Nukleolus

Sel

KUNGI
BM membranabasalis De dendrit N inti(nukleus)
C sitoplasma E epitel n anakinti (nukleolus)
CT jaringanikat L lumen PC sel Purkinie

28 . Atlas Berwarna Histologi


,.ffi :{'#
rqf' #ffi
ffi;} rt !

-.r;!!rlr tJ l
*-is r'rt
s+tr
E

twxl t-wwffi& I

iwffi*ffis'l

Sel . 29
frA&*8&R tr . Nukleus dan badan Nissl. &AfU&Ae 2. Hasil-hasil sekresi. Sel mast.
Medula spinalis. Parafin section. x 540. Monyet. Plastic section. x 540.

Neuron motorik medula spinalis merupakan neuron Jaringan ikat (CT) yang berbatas dengan epitel
multipolar, karena neuron ini mempunyai sejumlah pembatas usus halus banyak terisi dengan sel mast
juluran yang dipercabangkan oleh soma (S) yang (MC). Granula (panah) sel mast tersebar dalam
besar, yang di dalamnya ada nukleus (N) dan sitoplasma dan lepas di tepi sel. Granula-granula
berbagai organel. Perhatikan dalam inti tampakjelas kecil ini mengandung histamin dan heparin. Perhati-
nukleolus (n = anak inti). Dalam sitoplasma juga kan sel-sel epitel (EC) berbentuk torak tinggi dan
tampak butiran-butiran padat disebut badan Nissl leukosit (Le) sedang pindah melalui ruang antarsel
(NB), ternyata dengan pengamatan melalui mikros- ke dalam lumen (L) usus halus. Kepalc panah me-
kop elektron adalah retikulum endoplasma kasar. nunjuk terminal bars, suatu tautan antarsel. Brush
Tampak secarajelas karena adanya asam ribonukleat border (BB) dengan mikroskop elektron ternyata
dari ribosom yang menempel pada permukaan reti- adalah mikrovili.
kulum endoplasma kasar.

GAfulBAR 4 . Sekret berupa lendir. Sel goblet.


*A&{BAR 3 . Granula zimogen. Pankreas, Monyet. usus besar. Monyet. Plastic section. x 540.
Plastic section. x 540.
Kelenjar-keleniar di usus besar adalah sel-sel goblet
Bagian eksokrin pankreas menghasilkan enzim- (GC) yang membuat sejumlah besar bahan berupa
enzim yang penting untuk mencernakan makanan lendir sebagai pelumas untuk pergerakan .sisa-sisa
yang masuk. Enzim-enzim ini disimpan oleh sel-sel hasil pencernaan. Setiap sel goblet mempunyai
pankreas sebagai granula zimogen (ZG) sampai bagian apikal yang melebar yaitu teka (T), terisi
pengeluarannya terganggu oleh aktivitas hormonal. hasil sekresi sel. Bagian basal sel memadat ditempati
Perhatikan sel parenkimal yang tersusun berkelom- Nukleus (N) danjuga organel-organel yang penting
pok membentuk asinus (Ac) dengan lumen di tengah- untuk sintesis lender (mukus)-yaitu retikulum
nya tempat mencurahkan sekretnya. Perhatikan gra- endoplasma kasar dan aparatus Golgi. Panoh menun-
nula zimogen disimpan di bagian apikal sel, terpisah jukkan dinding lateral sel-sel goblet.
dari nukleus (N) yang lebih ke basal. Pcnah menun-
jukkan membran lateral sel yang memisahkan sel di
dekatnya dalam suatu asinus.
i+ \xkl6sg

KUNCI
Ac asinus L lumen NB butiran Nissl
BB brushborder Le leukosit S soma
CT jaringanikat MC selmast T teka
EC sel epitel N nukleus ZG granulazimogen
GC selgoblet n nukleolus

50 . Atlas Berwarna Histologi


t-e&e,qs&xtl te&ees,*'m l

tcAMs&K s I [sAMeAa q-l

Sel . 3t
ffiffiffieffi ft . Brush border, Usus halus. Monyet. &&Wffiffr Silia. Tuba Falopii, Monyet.
Plastic section. x 540. Plastic section, x 540.

Epitel pembatas lumen (L) usus halus adalah sel-sel Epitel yang melapisi tuba Falopii terdiri atas dua jenis
torak, yang di antaranya ada banyak sel pembentuk sel yaitu sel peg (pc) yang mungkin memberikan
mukus yaitu sel goblet (GC). Fungsi sel-sel torak nutrisi untuk gamet, dan sel bersilia (CC). Cilia
adalah untuk absorpsi zat-zal makanan yang sudah (panah) yang tampak pucat, panjang, motil, ada
dicerna sepanjang permukaan apikal epitel. Untuk juluran seperti jari-jari pada permukaan apikal dan
memperluas permukaan absorpsi, sel-sel mempu- sitoplasma yang berfungsi sebagai transpor zat-zat
nyai brush border (BB) yang tampak dengan sepanjang permukaan sel. Bagian tengah silia, seperti
mikroskop elektron sebagai mikrovili, pendek, ram- yang tampak dengan mikroskop elekron, ada akso-
ping, seperti juluran jari-jari tangan dari plasmalema nem, terdiri atas mikrotubulus yang tersusun dari sem-
yang menutupi sitoplasma. Setiap mikovilus mem- bilandoublet mengelilingi sepasang mikrotubulus.
punyai selaput glikokaliks, yang juga mengandung
enzim pencernaan. Bagian tengah mikrovilus
mengandung filamen aktin yang tersusun meman- ffiffiffi4. Jembatan antar-sel. Kulit. Monyet.
jang sebagai tambahan, terdiri dari protein. Plastic section. x 540.

Epidermis kulit tebal terdiri atas beberapa lapisan


sel, salah satunya adalah stratum spinosum tampak
Sffiffiffiffii S. Stereosilia, Epididimis. Monyet. dalam gambaran mikroskopik berikut ini. Sel-sel di
Plastic section. x 540. lapisan ini mempunyai juluran pendek, tebal, seperti
jari-jari tangan yang berhubungan dengan sel-sel di
Epitel yang melapisi epididimis terdiri atas sel torak dekatnya. Sebelum adanya mikroskop elektron, jem-
tinggi yaitu sel prinsipal (Pi) dan sel basal (BC) batan antarsel ini (panah) diduga merupakan lan-
yang rendah. Sel prinsipal mempunyai stereosilia jutan sitoplasma dengan sel di dekatnya. Namun,
yang panjang @anah) yang menonjol ke arah lumen. sekarang diketahui bahwa juluran ini sebenarnya
Diketahui bahwa stereosilia panjang, nonmotil gam- adaiah desmosom sehingga sel-sel ini saling melekat
baran mirip silia. Namun, dengan pengamatan satu sama'lain.
mikroskop electron, stereosilia sebenarnya adalah
mikrovili yang panjang, dapat bercabang memben-
tuk kelompokan. Fungsinya di epididimis tidak
diketahui. Lumen ditempati kelompokan sperma-
tozoa, tampak jelas kepala sperma gelap (bintang)
dan flagela (kepala panah) pucat. flagela sangat
panjang, struktur menyerupai silia, digunakan oleh
sel untuk mendorong sperm atozoa.

BB brush border GC sel goblet pc sel peg


BC selbasal
CC selbersilia

32 . Atlas Berwarna Histologi


t-eArvrsAntl

[c{rlfBAn r I tssr?rffiA-n
q l

Sel r 33
*&8SS&& $ . Mitosis. Blastula ikan putih. *&ffim&ffi f. Mitosis, Blastula ikan putih.
Parafin section.x270. Parafin section. x 540.

Gambar fotomikroskopik blasrula ikan putih tampak Selama stadium awal telofase dari pembelahan mito-
mitosis dalam beberapa stadium. Mitosis yang per- sis, kromosom (Ch) telah mencapai kutub-kutub
tama, profase (P), tampak kromosom pendek sel yang berlawanan. Membran sel berkerut memi-
seperti benang @anah) di tengah sel. Membran inti sahkan sel menjadi dua anak sel, membentuk alur
akan menghilang. Selama metafase (M) kromo- (kepala panah). Bangunan berbentuk kumparan
som tersusun berderet di ekuator sel. Kromosom tampak sejajar, garis mendatar (panah) yang akhir-
mulai berpindah ke kutub sel yang berlawanan pada nya membentuk bagian tengah sel. Saat telofase
awal anafase (A) dan nantinya terpisah ketika berlanjut, kedua sel anak yang baru kromosomnya
anafase berlanjut (kepala panah) . Perhatikan daerah tidak bergelung dan membran inti serta anak inti
padat sentriol (c) yaitu tempat migrasi kromosom terbentuk kembali.

ffAMfiftR 3 o Mitosis. Mencit.


Mikroskop elektron. x 9423.

Jaringan neonatus dicirikan adanya aktMtas mito-


sis, dimana banyak sel-sel berada dalam proses
proliferasi. Perhatikan nukleus (N) dalam stadium
interfase mempunyai gambaran khas selubung
inti (NE), kromatin di tepi inti (bintdng), anak inti
dan pori-pori inti. Namun, sel yang mengalami fase
mitosis dalam siklus sel kehilangan membran inti
serta anak intinya, sementara itu kromosom nya
(Ch) tampakjelas. Kromosom ini tidak lagi tersusun
di lempeng ekuato4 tetapi pindah ke kutub yang
berlawanan yang menunjukkan bahwa sel ini berada
dalam mitosis stadium awal hingga pertengahan-
anafase. Perhatikan adanya organel-organel dalam
sitoplasma, seperti mitokondria, retikulum endo-
plasma kasar dan aparatus Golgi.

A anafase M metafase NE selubung inti


c sentriol N nukleus P profase
Ch kromosom

34 . Atlas Berwarna Histologi


s:
S"ri.
p'\

f*&ivgseeg l

.'. 4r rc,r
+.:.+#;* '

5""
+ *i::a}
4*€o
+
'f'

t*er$TffiA$i *I

Sel r 35
ffiA&i{BA$l t . Sel khusus. Kelenlar pituitari. Tikus. sintesis aktif protein. Juga dalam sitoplasma tampak
granula sekretoris (bintang) yang merupakan badan
Mikroskop elektron. x 8936.
inklusi sementara.
Hormon gonadotropin kelenjar pituitari adalah con- Nukleus khas dibungkus selubung inti (NE),
toh yang baik untuk sel khusus, karena sitoplasma- terdiri atas membran inti luar dimana ribosom
nya ditempati banyak organel-organel yang terda- menempel dan membran inti dalam. Iftomatin di tepi
pat pada sebagian besar sel. Sitoplasma dibatasi oleh dan pulau-pulau kromatin tampak jelas, sebagai
membran seI (kepala ponah) yang jelas terlihat, kromatin anak inti (NC). Daerah yang jernih
terutama ketika mendekati plasmalema sel-sel padat dalam inti adalah komponen cair dari inti. Nukleo-
elektron yang berdekatan. Mitokondria (m) tidak lus (n) tampak seperti spons terdiri atas materi yang
banyak, namun mudah tampak, terutama pada jernih elektron dan materi padat elektron, tersebar
irisan longitudinal, karena kristanya (panah) ter- dalam nukleoplasma. Daerah yang padat elektron
susun khas. Karena sel ini aktif membentuk sekret terdiri atas pars granulosa dan pars fibrosa, semen-
yang kemudian dipadatkan dan dilepaskan keluar, tara itu daerah yang jernih elektron mungkin adalah
sel mempunyai aparatus Golgi (GA) yang ber- cairan anak inti. (Dari Stokreef JC, Reifel CW Shin
kembang baik, terletak dekat nukleus (N). Perhati- SH: Cell Tissue Res243:255-261, 1986)
kan Golgi dibentuk dari tumpukan beberapa mem-
bran gepeng. Selain itu, sel ini ditempati retikulum
endoplasma kasar (RER), menunjukkan adanya

Nukleolus

Mitokondria

Aparatus Golgi

KUNCI
GA Golgi
aparatus n nukleolus NE selubung inti
m mitokondria NC kromatinanakinti rER retikulumendoplasma
N nukleus kasar

36 . Atlas Berwarna Histologi


*r&*
'= *l&.
re =.#
J# +*
"#F* *
{*
*;*'*{#*
#+
,i;
lq*
F _:F:
!

'*
:*' *-.
rjlG
.* *
a:
;
#
#. *
s:** ,E'
S,r ;' *

: .,=* *'i.
-E e*

.* *.x*"r ff +.ry

l-:-:, ";..,'*
rt: :
.l

-r

Sel o 3?
&&&q#eR $ . Nukleus dan sitoplasma. Hati. bentuk pori inti (NP). Retikulum endoplasma
Mencit. Mikroskop elektron. x 48.176, kasar (RER) mempunyaibanyakribosom (R). Per-
hatikan ada sejumlah mitokondria (m), mempu-
Nukleus (N) tampak nukleoplasma dan kromatin nyai membran ganda dan krista-krista (Cr). Amati
(c) dengan gambaran mikroskop elektron ini. Per- mikrotubulus (Mi) pada sedikit padat elektron
hatikan membran inti dalam (kepala panah) dan (Mi) yang terdapat dalam sitoplasma.
membran inti luar (dua panqh) bergabung mem-

:
"-'==+:=#=+::':

Retikulum endoplasma kasar Kompleks pori inti

38 o Atlas Berwarna Histologi


"': ,.{ e*,
.:

"'ou'*;
;, "L
* +4

"-ff ?"*:F . .
3 ?*ffi#:
e':-4-.

*.rii *,:+
I **.a*
d
xB
I
'l.t-
'
ti.: ,:,3

#,
.5a

ffi*-"*".;
' l,;,."

Sel . 59
ffiAn*g$rR t. Nukleus dan sitoplasma. Hati. tron (panoh) tersebar dalam matriks antara krista.
Mencit. Mikroskop elektron. x 20.318 Sekitar inti ada aparatus Golgi (GA) yang aktif
memadatkan materi dalam vesikel padat (CV).
Gambar mikroskop elektron sel hati ini
tampak Retikulum endoplasma kasar (RER) jelas karena

nukleus (N) dengankromatin (c) memadat sama mempunyai ribosom (R),


sedangkan retikulum
seperti organel sitoplasma lainnya. Perhatikan mito- endoplasma halus (SER) tampak pucat.
kondria (m) mempunyai granula matrik padat elek-

'i ,.jllf.''
r.,
tu1] . :: :l
t*" , t"" , 1fu.
EE W*.
. .,+*s
' r,'
. i{
'-W. ,t- : .

{'1lj:,t:.,,.;"lr.tt,l:
:tl.rrjiiiii,r,. ' '

Aparatus Golgi Mitokondria

40 . Atlas Berwarna Histologi


:'

"f t
.t
cs& sft
,. . -i.. ',-:r' .'"

q1**€Si
'#f!*,'ryi-.

:r&

F*

q# ; .a iF
i,,.
*=1
ig
?rqfa# "&p
iiF-i
e :+=:l-ji
ffiq;
€9
Sry-.
&

=m

' \*,

t !:-1qfr"ji: -

Sel s 41
&A$#g&R fr Aparatus Golgi. Mencit. menerima transfer vesicles (TV) berasal dari reti-
Mikroskop elektron. x 28,588 kulum endoplasma kasar. Yang cekung, frcns-Golgi
network (mflmaturing face) melepaskan conden-
Aparatus Golgi yang banyak dalam sel sekretoris ini sing vesicles (CV), yang berisi hasil sekresi. (Dari
tampak ada beberapa sisterna (CD dibatasi Gartner Ll Seibel W Hiatt JL, Provenza DV A ctoAnat
membran gepeng, saling bertumpukan satu sama 103: 16-33,1979).
lain. Bagian cembung, (forming face/fD (cis face

Aparatus Golgi

42 r Atlas Berwarna Histologi


!L

-,_'

,6,1t;+
t-L&:.
ff'*$
*-'
'r . "i:r
e***
a €,.
' tutt'

;
* tii =";
r.st';
+
h

tI

Geffiffieft!

Sel . 43
SAMgAe tr . Mitokondria. Ginjal. Mencit. dalamnya berlipat-lipat membentuk krista (Cr).
Mikroskop elektron. x 18,529 Perhatikan matriks ditempati granula-granula (kepala
ponah). Perhatikan juga lamina basalis jelas tampak
Sisi basal sel tubulus proksimal ada sejumlah juluran lamina densa (kepala panoh terbukc) dan lamina
interdigitasi. Banyak juluran-juluran ini ditempati lusida (panah).
mitokondria (m) yang tersusun memanjang, yang
mana membran luarnya halus, sedangkan membran

lr -i'r" -
Yi.
*
i,, "*n ..r,
'F :..#..
'ss?. . ,#r-1g."
;%' I'E=, r1'':,

"EuEi".:.+,+,-= i:-:::::,; '

Mitokondria

44 . Atlas Berwarna Histologi


ft&Lqs**tl

Sel . 45
46 . Atlas Berwarna Histologi
)

Epitel dan Keleniar


Epitel merupakan salah satu dari empat jaringan membran. Klasifikasi selanjutnya, berdasarkan jum-
dasar dari tubuh, berasal dari seluruh tiga lapis lah lapisan sel yang menyusun epitel, selapis sel
benih. Epitel terdiri atas sel-sel yang tersusun sangat menyusun epitel selapis, sedangkan bila lapisan sel
padat, kontinyu, dengan zat antarsel sangat sedikit dua atau lebih disebut epitel berlapis (Tabel 2-1).
atau sama sekali tidak terdapat di ruang antarsel. Kombinasi cara klasifikasi di atas adalah
Epitel dapat membentukmembran atau membentuk
Epitel selapis Epitel berlapis
unsur sekretoris yang dikenal sebagai kelenjar.
Hampir selalu, epitel dan turunannya terpisah dari
Selapis gepeng Berlapis gepeng
jaringan di bawahnya atau dari jaringan ikat seki-
Selapis kuboidal Berlapis kuboidal
tamya oleh lapisan tipis non-selular yaitu membrana Selapis torak Berlapis torak
tlasalis yang biasanya terdiri atas lamina basalis dan
lamina retikularis, yang berasal dari jaringan ikat.
Pada epitel selapis, seluruh sel melekat pada
lamina basalis dan mencapai permukaan luar. Pada
O MEMBRAN .
epitel tlertingkat (mungkin mempunyai atau tidak
mempunyai silia atau stereosilia), seluruh sel mele-
Membran Epitelial kat pada lamina basalis, namun beberapa sel lebih
pendek dari yang lain dan tidak mencapai permu-
Membran epitelial adalah avaskular, mendapatkan
nutrisi secara difusi dari pembuluh darah yang ada kaan luar. Karena itu, ini adalah epitel selapis yang
di jaringan ikat di bawahnya. Membran ini melapisi
tampakberlapis.
permukaan, membatasi suatu ruangan, atau mem- Epitet berlapis gepeng mungkin mengalami
batasi suatu saluran. Permukaan yang dilapisinya keratinisasi (bertanduk) atau tidak mengalami
mungkin kering, seperli permukaan luar tubuh, atau keratinisasi (tidak bertanduk), atau bahkan para-
basah, seperti pembungkus ovarium. Selain itu keratinisasi. Karena epitel berlapis gepeng adalah
seluruh permukaan epitel mempunyai permukaan epitel yang paling tebal, sebagai suatu sawar, epitel
yang basah, misaLnya epitel yang membatasi rongga- ini sanggup memberi perlindungan terbesar pada
rongga tubuh, pembuluh darah dan saluran cema. tubuh dari lingkungan luar. Untuk meningkatkan
Membran yang membatasi rongga-rongga serosa perlindungan ini, epitel berlapis gepeng mungkin
tubuh disebut mesotel, sedangkan yang membatasi mempunyai petmukaan luar yang terdiri dari sel-sel
ruang jantung dan pembuluh darah serta pembuluh epitel yang mati; epitel kemudian dikenal sebagai
limf disebut endotel. parakeratinisasi atau keratinisasi. Epitel berlapis yang
Membran epitelial diklasifikasikan berdasarkan membatasi kebanyakan saluran urine dikenal sebagai
bentuk lapis sel yang paling luar, mungkin gepeng, epitel transisional; permukaan bebasnya dicirikan
kuboidal, atau torak, seperti yang tampak bila oleh adanya sel-sel yang berbentuk kubah besar

dibuat irisan tegak lurus terhadap permukaan luar (Tabel2-1).

Epitel dan Keleniar ' 4?


TABLE 2*1 t Klasifikasi Epitel

Membran epitelial sering mempunyai sifatkhu- masuknya bahan kimia dan masuknya bakteri;
sus. Permukaan luamya mungkin membentuk mikro- mengurangi gesekan; penyerapan nutrien sebagai
vili (brush border), silia, atau stereosilia. Membran akibat sel-sel berpolarisasi yang mampu melakukan
lateral sel mempeftahankan tautan antar sel antara fungsi vektorial; sekresi; ekskresi bahan-bahan
sel-sel yang berdekatan. Tautan antar sel ini adalah sisa; sintesis berbagai protein, enzim, musin, hor-
zonula occludens (taut kedap), zonula adheren mon dan sang atbany ak zatlainnya; menerima rang-
(taut lekat), makula densa, dan gap junction (taut sang sensoris dari lingkungan luar (atau lingkungan
rekah). Sel di membrana basaLis membentuk hemi- dalam); membentuk kelenjar yang fungsinya
desmosom, mempertahankan perlekatan sel-sel ke mensekresi enzim, hormon, pelumas atau hasil
membrana basalis (Gambar 2- 1 ). lainnya; dan perpindahan zat sepanjang lembaran
Membran epitelial mempunyai banyak fungsi epitelial (seperti halnya mukus sepanjang saluran
yang mencakup perlindungan dari abrasi mekanis, napas) melalui bantuan silia.

48 . Atlas Berwarna Histologi


membrana basalis. Kelenj ar eksokrin diklasifikasi-
..i.'l1l6.4*[R' kan berdasarkan berbagai sifat, misalnya berdasar-
Umumnya kelenjar dibentuk melalui pertum- kan bentuk dari unit fungsionalnya, percabangan
buhan epitel ke bawah ke jaringan ikat yang mengi- saluran keluar, sifat sekretnya dan cara melepaskan
tarinya. Kelenjar yang melepaskan sekretnya ke sekretnya. Klasifikasi kelenjar endokrin adalah
permukaan epitel melalui suatu saluran disebut lebih rumit, tetapi secara morfologis bagian yang
kelenjar eksokrin. Kelenjar yang tidak dapat mem- menghasilkan sekretnya terdiri atas folikel-folikel
pertahankan hubungannya dengan permukaan luar atau tersusun seperti tali-tali dan sel-selnya ber-
dan yang sekretnya masuk dalam aliran darah dise- kelompok (llh at Garrbar 2-2).
but kelenjar endokrin. Sel-sel sekretoris suatu
kelenjar dikenal sebagai parenkim dan dipisahkan
dari jaringan ikat dan unsur vaskular oleh suatu

Epitel dan Keleniar . 49


GAMBAR 2-1 Kompleks Tautan

Zonula occludens adalah tautan


penyekat di mana daun sisi luar dari
membran sel yang berhadapan menyatu
satu sama Iain, mencegah zat-zal Guratan protein
transmembran
melewati antar-sel antara jaringan ikat
dan lumen. Bangunan ini terbentang
Membran plasma
sepanjang seluruh keliling sel.
yang berdekatan
Ruang ekstraselular
Filamen aktin

Zontla adherens letaknya tepat


basal terhadap zonula occludens
dan dibedakan oleh adanya
cadherins-E, glikoprotein trans-
membran. Pada intaselular, fila-
men aktin membentuk jala-jala
yang dilekatkan ke cadherins-E
h oleh molekul lain.
-\ t* Desmogleins dan
.$,. s E-cadherins
\.
Fl
;^"
v# $
TJ

w
s
{i. t ar'a

Filamen
*4.ffi lnlermediat ''=%G
f *
g" k\
# * J,
J/t Macula dullElcl
lvlaLuld adherens djcirikan oleh
&" ' "o
"g
glikoprotein Lransmembran
desmogleins dan caclhenns-E. yang
ujung sitopiasmanya dikaitkan
dengan suatu plak yang terdiri dari
desmoplakins, Filamen intemedia,
membentuk Iengku ngan menyerupai
jepitan rambut masuk dan keluar plak

lvlembran plasma
yang berdekatan

lntegrins (protein
reseptor
transmembran) Ruang ekstraselular

tautan penghubung dimana


ion-ion dan molekul yang
Hemidesmosom berfungsi dalam kecil bisa lewat antara sel yang berdekatan.
memperantarai perlekatan sel-sel epitel Bangunan ini menghubungkan sel yang berdekatan
ke lamina basalis di bawahnya. secara metabolik dan secara elektrik.

50 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 2-2 Kelenjar Liur
Sel serosa
-z

':"
i,

mioepitel
---Sel

Sel duktus interkalaris


.*'{
"i",,,
i: l :,f

" " f,;f


,FF

(duktus sekretorius)

Sel
kelenjar .
'1.t-"n.
mukosa 'd;' lffi
:': +F;fiFr':
Sel duktus striata

.' , j; ',r l-

lla
-,?#*=,f-ee
^

BERLAPIS
TRANSISIONAL

Gepeng dengan lapisan tanduk


W
ffiffi
Relaksasi

Kuboid

Gepeng tanpa lapisan tanduk Distensi

Torak

BERTINGKAT

Kuboid

Epitel dan Keleniar o 5t


I
ffi Histofisiologi
I. EPITEL mikrotubulus perifer (doublet) dan dua mikro-
tubulus tunggal di tengah (singlet). Mikrotubulus
Sel-sel epitel mungkin memperlihatkan kekhususan
doublet mempunyai lengan dynein dengan akti-
pada berbagai permukaannya. Permukaan ini ada-
vitas ATPase, yang berfungsi pada memberi energi
lah apikal (mikrovili, stereosilia, silia dan flagela),
gerakan silia. Setiap doublet terdiri atas mikro-
lateral atau basolateral (kompleks tautan, zonula
tubulus A, yang terdiri dari 13 protofilamen dan
occludens, zonula adherens, macula adherens dan
mikrotubulus B, yang terdiri dari hanya l0 proto-
gap junction) dan basal (hemidesmosom dan lamina
filamen. Mikrotubulus A membagi tiga protofila-
basalis)
mennya dengan mikrotubulus B. Dua singlet dike-
lilingi oleh sarung tengah, terdiri dari bahan elas-
A. Modifikasi Permukaan Apikal tis dan setiap doublet terhubung dengan lembaran
Mikrovili adalah juluran membran sel seperti jari- tengah oleh radial spoke, yang juga terdiri dari
jari yang tersusun rapatyang meningkatkan daerah bahan elastis. Selanjutnya, jembatan nexin meng-
permukaan sel yang berfungsi dalam absorpsi dan gabungkan doublet satu sama lain.
sekresi. Kelompokan mikrovili yang padat tampak
pada mikroskop cahaya, sebagai garis-garis atau B. Modifikasi Permukaan
batas sikat. Tengah dari setiap mikrovili mem-
punyai kelompokan 15 atau lebih mikrofilamen
Basolateral (lihat Gambar 2-1 I
(filamen aktin) yang terbenam dalam villin pada Kompleks tautan, yang menempati hanya sedikit
ujung mikrovilus dan tertanam pada terminal web daerah permukaan basolateral sel, tampak dengan
dari sel. Filamen aktin dihubungkan satu sama lain mikroskop cahaya sebagai terminal bars, suatu
melalui fimbrin dan fascin danke membran mikro- struktur yang mengitari seluruh sel. Terminal bars
vilus melalui miosin I. Tempat dimana filarnen terdiri atas tiga komponen: zonula occludens (tight
aktin tertanam pada terminal web, molekul miosin atau occluding junction), zonula adherens (adhering
II banyak dan ini membantu dalam memisahkan junction) dan macula adherens (desmosom, juga
mikrovili satu sama lain untuk meningkatkan celah adhering junction). Dua yang pertama mengitari sel,
intervilar dan membantu absorpsi atau sekresi. sedangkan desmosom tidak. Selain itu, tautan.jenis
Stereosilia terletak di epididimis, demikian juga lainnya, gap junction, memungkinkan dua sel
pada daerah tubuh yang terbatas. Ini diberi nama berkomunikasi satu sama lain.
silia karenapanjangnya; namun, melalui mikroskop Occluding junction terbentuk sedemikian rupa
elektron terbukti merupakan pemanjangan mikrovili bahwa membran plasma dari sel yang berdekatan
yang fungsinya sampai sekarang belum diketahui. sangat dekat satu sama lain dan protein trans-
Bagian tengah stereosilia ini terdiri atas filamen membran dua sel yang bersentuhan satu sama lain
aktin yang bergabung satu sama lain melalui fim- pada celah ekstraselular. Ada sejumlah protein
brin dan ke membran stereosilia melalui erzin. transmembran yang ikut dalam pembentukan zonula
Silia adalah juluran sitoplasma memanjang, motil occludens, antara lain caludin, occludin, junc-
dibungkus plasmalema yang memind alkan zat-zat tional adhesion molecule, protein ZO-1, ZO-2
sepanjang permukaan sel. Setiap silia timbul dari dan ZO-3. Meskipun semua protein ini penting
suatu sentriol (badan basal) dan mempunyai suatu untuk menahan zat melintas jalur paraselular, ini
aksonem di tengahnya terdiri atas sembilan pasang adalah claudin yang membentuk sawar fisik yang

52 . Atlas Berwarna Histologi


tidak dapat ditembus. Namun, ada beberapa claudin sama lain adalah connexons, terdiri atas enam
yang mempunyai kanal akueus yang dirancang subunit yang dikenal sebagai connexins; ini adalah
membolehkan perpindahan ion-ion, air dan bebe- protein yang dapat berpindah-pindah dari struktur
rapa molekul yang sangat kecil. Protein-protein ini silindris dengan pori sentralis. Connexon dari satu
lebih suka melekat ke permukaan P (permukaaan sel sesuai connexon sel lainnya, jadi membentuk
protoplasma) dari membran dan membentuk rigi kanal akueus, berdiameter sekitar 2 nm, antan dta
yang khas tampak pada sajian potong beku, sedang- sel yang membiarkan air, ion-ion dan molekul-
kan permukaan E (permukaan ekstraselular) mem- molekul yang berukuran lebih kecil dari 1 kD
perlihatkan alur yang terkait. Zonula occludens juga menembus kanal dan pergi dari satu sel ke se1
berperan untuk mencegah protein integral sel ber- berikutnya. Setiap sel mempunyai kemampuan
pindah dari permukaan apikal ke permukaan baso- membuka atau menutup kanal, dan yang diatur
lateral dan sebaliknya. adalah kalsium demikian juga ketergantungan pada
Membran plasma sel epitel yang berdekatan ada- pH. Dengan cara ini sel yang sehat dapat menutup
lah lebih jauh di daerah zonula adherens. Molekul- hubungan dengan suatu sel yang mungkinrusak.
molekul perlekatan sel (CAM) adalah komponen
yang paling penting dari perlekatan sel-sel epitel
dan pada zonula adheren komponen itu adalah C. Modifikasi Permukaan Basal
protein yang tergantung kalsium, dikenal sebagai Membrana basalis sel dilekatkan ke lamina basalis
E-cadherin. Setengah sitoplasma E-cadherin mem- nelalui taut perlekatan yang dikenal sebagai hemi-
punyai tempat ikatan untuk catenin, yang selanjut- desmosom. Secara morfologik, struktur ini menye-
nya berikatan ke vinculin dan a-actinin, yang dapat rupai setengah desmosom, tetapi komposisi
membentuk ikatan dengan filamen tipis sitoskele- biokimia dan kepentingan klinis menunjukkan keti-
ton. Dengan cara ini dengan adanya kalsium dalam daksamaan bahwa hemidesmosom tidak lagi di-
ruang ekstraselular, dua sel epitel melekat satu sama anggap sebagai setengah desmosom. Karena itu,
lain dan perlekatan ini diperkuat oleh sitoskeleton hemidesmosom mempunyai plak intraselular,
dari kedua sel. Lebih lanjut, zonula adheren memper- kebanyakan terdiri atas plectin, 8P230 dan erbin.
kuat dan membuat stabil zonula occluden juga Filamen intermedia berakhir pada plak melalui
membagikan stres ke lembaran epitel. interaksi dengan 8P230 dan plectin. Hemidesmo-
Macula adheren (desmosom) menyerupai titik som juga mempunyai komponen protein trans-
penyatuan yang memegang dua sel bersama. Seperti membran yang dikenal sebagai molekul integrin,
nama yang diberikan, desmosom bukanlah struktur yang setengah sitoplasmanya terbenam dalam plak
kontinyu seperti dua zonula tetapi merupakan bagian dan perlekatannya melalui interaksi dengan 8P230
yang terpisah. Desmosom memerlukan adanya dua dan erbin. Daerah ekstraselular dari molekul inte-
sel, dan keduanya terdiri atas suatu.plak perlekatan grin menyentuh laminin dan kolagen tipe IV dari
intraselular, yang terdiri dari plakoglobin dan des- lamina basalis dan berikatan dengannya jika kal-
moplakin, yang melekat ke sisi sitoplasma dari dua sium ekstraselular ada. Dengan cara ini, hemi-
membran sel yang berdekatan seperti bayangan desmosom membantu dalam melekatkan lembaran
cermin. Filamen intermedia masuk dan keluar plak, epitel ke lamina basalis yang berdekatan.
seperti jepitan rambut. Yang terbenam ke dalam Membrana basalis, terletak antara epitel dan
plak adalah transmembran, calcium-dependent jaringan ikat, terdiri atas komponen yang berasal
cadherin, desmoglein dan desmocollin. Sebelah dari epitel, lamina basalis dan bagian yang berasal
ekstraselular dari desmoglein dan desmocollin ber- dari jaringan ikat, lamina retikularis. Lamina
sentuhan satu sama lain dan dengan adanya kalsium, basalis selanjutnya dibagi menjadi dua daerah,
melekatkan kedua sel satu sama lain. lamina lusida dan lamina densa. Meskipun bebe-
Di daerah gap junctions (tautan komunikasi, rapa peneliti, menggunakan teknik fiksasi suhu ren-
nexus) kedua membran sel sangat dekat satu sama dah, beku tekanan tinggi, mulai menanyakan kebera-
lain, terpisah sekitar 2 nm. Dalam membran sel daan lamina lusida, Atlas ini akan terus melekat ke
yang berhadapan dari setiap sel dan bertemu satu konsep komponen lamina lusida dari lamina basa-

Epitel dan Keleniar . 53


lis. Lamina lusida adalah daerah lamina basalis nya fibroblas tetapi membolehkan lewatnya sel-sel
yang menempati bagian ekstraselular dari setengah limfoid), pada regenerasi epitel (misalnya pada
transmembran molekul-molekul reseptor laminin, penyembuhan luka, dimana epitel membentuk suatu
integrin dan dystroglycans dan glikoprotein lami- permukaan bersama dengan sel-sel epitel yang
nin, entactin dan perlacans. Lamina densa terdiri menyembuh berpindah) dan pada interaksi sel ke sel
atas kolagen tipe IV, dilapisi oleh laminin, entactin (misalnya pembentukan tautan otot-saraf).
dan perlacan pada permukaan epitelnya dan fibro-
nectin pada permukaan lamina retikularis. Selain D. Pembaharuan Sel Epitel
itu, dua jenis kolagen lainnya yaitu XV dan XVIII, Sel-sel epitel biasanya mengalami pergantian
juga ada dalam lamina densa. Lamina densa secara teratur karena fungsi dan letaknya. Misalnya
melekat ke lamina retikularis, kebanyakan terdiri sel-sel epidermis yang mengelupas dari permukaan
atas kolagen tipe III, proteoglikan, glikoprotein berkisar 28 hari diawali mitosis sel lapisan basal.
dan serat elastin yang halus, melalui serat yang ter- Sel lainnya, seperti yang membatasi usus halus,
tanam (kolagen tipe VII) dan mikrofibril digantikan setiap beberapa hari. Sel lainnya terus
(fibrilin). Lamina basalis berfungsi sebagai penyo- berproliferasi sampai usia dewasa, pada saat mana
kong struktural untuk epitel, sebagai saringan mekanisme ini berhenti. Namun, ketika sejumlah
molekular (misalnya pada glomerulus ginjal), besar sel-sel hilang, misalnya, karena cedera, ada
dalam mengatur perpindahan sel-sel tertentu mele- mekanisme tertentu mencetuskan proliferasi sel-sel
wati lembaran epitel (misalnya mencegah masuk- baru untuk memperbaiki populasi sel,

54 o Atlas Berwarna Histologi


k.
{fo"
SI
CONTOH KASUS KLINIS

PemfigoidBulosa nya dan terus berproliferasi. Tumor ganas yang


Pemfigoid bulosa, suatu penyakit autoimun yang timbul dari epitel permukaan disebut karsinoma,
jarang, disebabkan oleh autoantibodi berikatan sedangkan yang berkembang dari epitel kelenjar
ke beberapa komponen protein dari hemrdes- disebut adenokarsinoma.
mosom. Individu yang terkena penyakit ini mem-
perlihatkan gelembung pada kulit bokong dan Metaplasia
aksila, sekitar daerah lipatan dan sering di rongga Sel-sel epitel berasal dari lapisan benih tertentu,
mulut. Untungnya, penyakit ini dapat diken- mempunyai bentuk dan letak yang tepat dan
dalikan dengan steroid dan obat imunosupresif. melakukan fungsi tertentul namun, pada kondisi
patologis tefientu, sel epitel mungkin mengalami
PemfigusVulgaris metaplasia, berubah menjadi jenis sel epitel lain-
Pemfigus vulgaris adalah suatu penyakit auto- nya. Contoh metaplasia demikian terdapat pada
imun, disebabkan oleh autoantibodi berikatan epitel pembatas rongga mulut dari individu yang
pada beberapa komponen desmosom. Penyakit merokok atau menggunakan tembakau kunyah.
ini menyebabkan gelembung dan biasanya dite-
mukan pada individu usia pertengahan. Penyakit Kolera
ini relatif berbahaya karena gelembung dapat Toksin kolera menyebabkan pelepasan banyak
secara mudah terinfeksi. Sering penyakit inijuga sekali volume cairan dari individu yang terkena
memberi respons terhadap terapi steroid. oleh penyakit ini. Toksin menyerang zonula
occludens dengan cara mengganggu protein
Terbentuknya Tumor ZO-l danZO-2, sehingga menghancurkan zonula
Di bawah kondisi patologik tertentu, mekanisme occludens dan menyebabkan perpindahan air dan
yang mengatur proliferasi sel tidak berfungsi elektrolit paraselular. Pasien mengalami diare
dengan baik; jadi, proliferasi epitel berkembang yang tidak terkendali dan diikuti kehilangan
menjadi tumor yang mungkin jinakjika tumor itu cairan dan elektrolit. Jika cairan dan garam tidak
terbatas atau ganas jika menyebar dari tempat digantikan secara tepat, pasien akan meninggal.
awahya dan bermetastasis ke daerah tubuh lain-

Epitel dan Keleniar o 55


GAMA&R 1 . Epitelselapis gepeng. Ginjal. SAMSAH ? . Epitel selapis gepeng dan epitel
Monyet. Plastic section. x 540. selapis kubis. x.s. Ginjal. Paraffin section. x 270.

Pembatas lumen (L) arteri kecil ini terdiri atas epitel Medula renalis dapat merupakan contoh yang baik untuk
selapis gepeng (SE) (disebut endotel). Sitoplasma epitel selapis gepeng dan epitel selapis kubis. Epitel
sel-sel ini sangat terputus-putus dan hanya dapat selapis gepeng, sama seperti gambar sebelumnya, mudah
diperkirakan dalam fotomikroskopik ini sebagai garis dikenali karena nukleus (N) yang gepeng, tetapi
tipis (antara kepala panah). Batas antara dua sel yang kadang-kadang sedikit menonjol. Perhatikan sitoplasma
berdekatan tidak dapat ditentukan dengan mikroskop sel-sel ini tampak tipis, sebagai garis gelap (antara kepala
cahaya. Nukleus (N) sel-se1 epitel gepeng menonjol ke panoh); namun perlu ditekankan bahwa garis gelap ter-
lumen, khas untuk jenis epitel ini. Perhatikan beberapa diri tidak hanya sel-sel yang terputus-putus tetapi juga
nukleus lebih gepeng daripada yang lain. Hal ini dise- membran basalis yang mengitarinya. Epitel selapis
babkan oleh karena kontraksi sel-sel otot polos dinding kubis (CE) sangat jelas terlihat. Membran sel sisi lateral
pembuluh darah. (panah) jeLas terlihat pada beberapa tempat; bahkanjika
tidak tampak, hubungan antara sel-sel bulat dapat diper-
kirakan batas masing-masing sel. Perhatikan epitel sela-
GA$jlBAh 3 . Epitel selapis torak. Monyet,
pis kubis dalam lukisan ini, tampak lebih kurang bersisi
Plastic section. x 540. sama yang kecil dengan intl letaknya di tengah-tengah.

Epitel selapis torak pada duodenum dalam fotomikros-


kopik ini tampak mempunyai banyak sekali brush GAM&AA 4 . Epitel bertingkat torak dengan
border (M\,) di sisi apikal sel. Terminal web (WV), silia. Paraffin section. x 270.
pada perlekatan mikrovili, tampak sebagai garis padat
antara brush border dan bagian apikal sitoplasma. Yang mudah dikenali pada epitel rongga hidung ini ada-
Butiran-butiran tampak jelas (kepala panah), meskipun lah berlapis, terdiri atas paling tidak empat lapisan sel-
tampak di bagian terminal web, sebenarnya adalah sel. Namun, dengan pengamatan yang sungguh-sungguh
terminal bars, lebih jelas bila diamati dengan mikroskop seperti tampak dalam inset ( x 540) terdiri atas sel-sel
elektron, merupakan kompleks tautan antara sel-sel yang tersusun rapat dengan ketinggian yang bervariasi,
yang berdekatan. Perhatikan sel-sel tinggi dan kurus setiap sel melekat pada membrana basalis. Tidak seperti
dan nukleusnya (N) kira-kira berbentuk oval, tersusun gambar fotomikoskopik sebelumnya, nukleus (N) tidak
agak seragam, tingginya sama dalam setiap sel. Sisi basal tersusun seragam dan nukleus ini menempati tiga perem-
sel-sel ini melekat pada membrana basalls (ponah) , mem- pat tebalnya epitel. Letak dan bentuk inti mengindikasi-
darijaringan ikat (CT). Nukleus yang
batasi epltel kanjenis sel. Sel basal yang rendah (BC) tampak kecil,
bulat (rN) tampak dalam epitel sebenarnya adalah inti bulat atau lonjong dekat membrana basalis. Sel
leukosit yang bermigrasi ke dalam l(rmen (L) duo- tinggi bersilla (panah) mempunyai inti besar serta lon-
denum. Juga tampak sedikit sel goblet (GC) . jong. Terminal web (TW) membantu silia (C) yang
tinggi dan ramping, untuk mendorong lendir pada per-
mukaan epitel. Jaringan ikat mempunyai banyak pembu-
luh darah dan merupakan contoh yang baik untuk epitel
selapis gepeng (kepala panah) pada endotel sebagai
pembatas lumen pembuluh darah (BV) dan pem-
buluhlimf (LV).

BERTINGKAT
SELAPIS

ffi;s#

Gepeng Kuboid
Torak Torak

55 . Atlas Berwarna Histologi


r l q l
f-sAMsAa l-€All*sr{H

BC sel basal GC se1 goblet N nukleus


BV pembuluhdarah L lumen rN intibulat
C silia LV pembuluhlimf SE epitel selapis gepeng
CE epitel selapis kubis M ototpolos TW terminal web
CT jaringanikat MV brush border

Epitel dan Keleniar o 57


SSM*&R tr . Epitel berlapis kubis. Kulit. Monyet. *&SgS&& 3 . Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
Plastic section. x 540. tanduk {non keratinisasi). Plastic section. x 270.
Epitel berlapis kubis dicirikan oleh adanya dua lapis Dinding esofagus merupakan contoh yang baik untuk
atau lebih sel-sel berbenrukkuboid, seperti tampak dalam epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tampak
fotomikroskopik sa,luran keluar kelenjar keringat. Lumen jelas minimnya vaskularisasi epitel, untuk lapis setebal
(L) saluran keluar dikelilingi oleh sel-sel dimana batas sel sekitar 30-35 sel. Nutrisi epitel untuk sel-sel yang
tidak tampakjelas, tetapi susunan nukleus (N) tampak letaknya lebih ke permukaan adalah melalui difusi dari
bahwa epltel ini benar berlapis. Epitel saluran keluar pembuluh darah yang terdapat dalam jaringan ikat
dikelilingi oieh membrana basalis (BM). Gambaran (CT). Perhatikan sei-sel yang letaknya paling basal benar-
tubular lainnya merupakan potongan serong dari bagian benar berbentuk kubis, bersandar pada membrana basa-
sekretoris (S) kelenjar keringat, yang terdiri atas epitel lis dan disebut lapis basal (BL). Sel-sel ini mengalami
selapis kubis. Perhatikan adanya kapiler (Cp) berisi mitosis menyusun epitel, berpindah ke permukaan dan
satu sel darah merah dan inti sel epitel yang menonjol ke menjadi gepeng. Setelah mencapai permukaan, sel-sel
permukaan menyusun batas endotel @anah) merupakan yang berbentuk gepeng ini akan lepas ke dalam lumen
dinding endotel. Ruang besar yang kosong di sudut kanan esofagus (EL). Endotel yang membarasi pembuluh
bawah pada gambar fotomikroskopik ini adalah lumen darah, tampak sebagai nukleus (N) jelas tersebaq
pembuluh limf (LV) yang mana intl sel endotelnya menonjol ke dalam lumen (L), sehingga ielas berbeda
gepeng menonjol ke lumen. Perhatikan sitoplasma tam- antara epitel berlapis gepeng dan epitel selapis gepeng.
pak lebihjelas pada bagian yang ada inti (kepala panah) .

S&$*Sffi&* 3 . Epitel berlapis gepeng dengan lapisan


Se&SSem 4 . Epitel transisional. Kandung kemih.

tanduk (keratinisasi). Paraffin section. x 132.


Monyet. Plastic section. x 132.
Kandung kemih, sama seperti kebanyakan bagian ekskresi
Telapak tangan di lapisi oleh epitel berlapis gepeng
saluran urin, dilapisi oleh jenis epitel berlapis yang
dengan lapisan tanduk. Ada perbedaan yangjelas antara
fotomikroskopik ini dan gambar yang sebelumnya. Jelas khusus, disebut epitel transisional. Jaringan ini diambil
perbedaannya adalah lapis tebal yang mati yaitu kera- dari kandung kemih yang kosong seperti tampak adanya
tin yang fungsinya melindungi lapis sel-sel dan jaringan sel-sel besa4 bulat, berbentuk kubah (rC), beberapa di
yang lebih dalam terhadap gesekan, pengeringan dan antaranya mempunyai dua inti (kepala panah), me-
masuknya bakterl. Meskipun berbagai lapisan epitel ini nonjol ke lumen (L). Sel-sel epitel yang duduk pada
akan diamati lebih rinci dalam Bab 11, gambaran ter- membrana basalis (BM) tampak kecil tetapi ukuran-
tentu perlu dipelajari. Perhatikan susunan saling mengunci nya makin membesar saat bermigrasi ke permukaan dan
seperti jari-jari antara jaringan ikat yaitu rigi demis mulai berbentuk seperti buah per. Jika kandung kemih
(P) dan rigi epitel (R) dapat mencakup daerah permu- teregang, ketebalan epitelnya berkurang dan sel-sel men-
kaan yang lebih luas untuk perlekatan dan pemberian jadi gepeng. Permukaan yang saling berhadapan antara
nutrisi sehingga permukaannya benar-benar meiekat. jaringan ikat dan epitel tampak datar dengan sedikit
Membrana basalis (BM) adalah perlekatan antara sekali susunan interdigitasi. Jaringan ikat (CT) di
epitel danjaringan ikat. Lapis basal epitel ini terdiri atas bawah epitel mengandung banyak pembuluh darah
sel-sel kuboid, disebut stratum germinarivum, yang mem- seperti tampak dalam sajian adanya arteriol (A) dan
punyai kemampuan mitosis yang tinggi. Sel-sel yang ber- venula (V). Perhatikan susunan epitel selapis gepeng
asal dari sini berpindah ke atas dan dalam perpindahan
dari endotel yang membatasi pembuluh-pembuluh ini,
itu berubah bentuknya, membentuk protein dan diberl
tampak jelas inti-inti yang me nonjol (kepala panall .
nama yang berbeda-beda. Perhatikan saluran keluar
(D) kelenjar keringat menembus dasar rigi epidermis,
saluran ini terus ke luar (panah)
BERLAPIS TRANSISIONAL
ij- -:r..."fu.;-^i:j,1,
tf i., _ ._j": ;. -1.--"
4=:..t 4" i.i.-r:.,-
'' ***";,L=+=*"1"
Y".
' ,.!-: '

Kuboid Gepeng dengan Relaksasi


Lapisan Tanduk

58. Atlas Berwarna Histologi


r

tr.#

,,4'{!
lF Fr

.aqx,

**"t1.&, 'q
&s

[memeA* 3l

KUNGI
A arteriol CT jaringan ikat L lumen R rigi epitel
BL lapisbasal D duktus LV pembuluhlimf rC selberbentukbulat
BM membranabasalis EL iumen esofagus N nukleus s pars sekretoris
K keratin V venula

Epttel dan Kelentar . 59


*A&*WAR tr r Epitel bertingkat torak bersilia. menghasilkan sekret kental, licin, tampak sebagai
Trakea hamster. Mikroskop Elektron. x 6480. granula sekretoris (SG) di bagian apikal sito-
piasma. Protein dalam sekret ini disintesis dalam
Epitel bertingkat torak bersilia pada trakea terdiri retikulum endoplasma kasar (rER), sementara

atas beberapajenis sel, beberapa di antaranya tam- karbohidrat ditambahkan pada protein di aparatus
pak di sini. Karena sajian epitel ini terpotong serong, Golgi (G). Sel-sel mukosa tidak bersilia, tampak
di sini tidak tampak jelas seluruh sel menyentuh rendah, penuh mikrovili (Nn] di permukaannya.
lamina basalis (BL). Perhatikan sel pucat ber- Jika sel-sel ini melepaskan hasil sekresinya, sel ini
silia (CC) ada retikulum endoplasma kasar berubah bentuknya. Sel tidak lagi mengandung gra-
(rER), mitokondria (M), aparatus Golgi (G), nula sekretoris dan mikrovili memanjang dan disebut
juga sejumlah silia (C) tersebar di antara mikro- sel sikat. Tampak sel-sel ini dikenal dari struktur
vili (lv{V). Setiap silia, beberapa di antaranya terpo- filamen di dalam sitoplasma supranuklear. Pada sudut
tong melintang, tampak membran plasma dan kanan bawah gambar mikroskopik elektron ini
axoneme (A). Silia terbenam dalam terminal web tampak ada kapiler (Ca) berisi sel darah merah
(RBC). Perhatikan sel-sel endotel (EC) di sebelah
melalui badan basal (BB). Mitokondria tampak
memadat di daerah ini. Jenis sel kedua adalah sel luarnya bergelombang tetapi melekat erat pada
mukosa (MC), juga disebut sel-sel goblet. Sel-sel ini lamina basalis (BL) epitel trakea. (Seizin Dr. E.
McDowell)

Epitel bertingkat torak

KUNCI
A axoneme CC sel bersilia MV mikrovilus
BB badanbasal EC selendotel RBC seldarahmerah
BL laminabasalis G aparatuscolgi rER retikulumendoplasmakasar
C silia M mitokondria SG granula sekretoris
Ca kapiler MC selmukosa

60 . Atlas Berwarna Histologi


, {ll
A
q'

^'t-:1"-:
"

-'t ';. ':


.* -. r-
-\5" -.

"='.R
-"ts ?-
;.,@
i*- r-:4
r.l'. rr
Eqfli ,-'s

t*etrr$A*Tl

Epitel dan Keleniar . 61


S&&*S&R !. Tautan epitelial. Manusia. 6&&&&&S 3 . Tautan epitelial. Zonula occludens.
Mikroskop elektron. x 27 ,815. Manusia. Mikroskop elektron, x 83,700.

Gambar mikroskopik elektron ini memperlihatkan Ini adalah replika potong beku dari suatu tight
suatu irisan tipis intercellular canaliculus antara junction yang terdapat di sepanjang intercellular
clear cell kelenjar keringat ekrin pada manusia yang canaliculus antara dua clear cell. Perhatikan per-
diwarnai dengan ferrocyanide-reduced osmium alihan yang hampir tidak tampak dari suatu daerah
tetroxide. Taut kedap (tight junction) (panah) memi- yang bergelombang, tanpa saling memotong, unsur
sahkan lumen intercellular canaliculus (lC) tautan yang tersusun padat ke suatu daerah yang
dari celah antar sel di basal dan lateral. Perhatikan beranastomosis. Pada potongan ini (panah), tampak
nukleus (N). (Seizin Briggman J, Bank H, Bigelow gambaran rigi-rigi pada permukaan E berhubungan
J, Graves J, Spicer S:AmJ Anat762:357-368, 1981) dengan alur pada permukaan P dari membran
plasma clear cell yang berdekatan. Pada daerah ter-
tentu (kepala panah) beberapa di bagian lateral
ditempati oleh unsur-unsur tautan yang tersusun
padat dipisahkan dari pita luminal. Jurusan bayang
platinum diberi tanda panah melingkar (Seizin
Briggman J, Bank H, Bigelow J, Graves J, Spicer S:
AmJ Anat762: 357-368, 1981)

Zonula occludens

62 o Atlas Berwarna Histologi


q..:
. !:d
'-; j"k&
:l .- : - e

'*1 . r * *

?"3

, _a't
.i

tsqetse*; l

Epitel dan Kelentar . 63


*AnSgAffi 1 . Sel goblet, lleum. Monyet. GA&I|BAR ? . Sel-sel goblet. lleum. Monyet.
Plastic section. x 270. Plastic section. x 540.

Sel-sel goblet merupakan kelenjar ekokrin uniselular Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran daerah
terdapat tersebar di antara epitel selapis torak dan dalam kotak gambar sebelumnya, memperlihatkan gam-
epitel bertingkat torak. Gambar fotomikroskopik ini baran mikroskop cahaya dari sel goblet. Lendir (m) ter-
darivilus ileum menunjukkan sejumlah sel-sel goblet letak dalam theca (T) yang melebar dari sel goblet
terletak di antara sel-sel epitel selapis torak (EC). sebagian telah larut selama proses dehidrasi. Inti (N)
Brush border (kepalapanah) sel torak hanya sedikit di sel goblet relatif padat karena kondensasi kromatin.
sel goblet. Bagian apikal sel goblet yang melebar disebut Antara inti dan theca adalah zona Golgi (GZ), dimana
theca (T) dan terisi dengan lendir (m) yang nantinya protein yang dihasilkan sel diubah dan dipadatkan dalam
dilepaskan ke dalam lumen usus, melapisi dan melin- granula sekretoris yang selanjutnya untuk dilepaskan.
dungi permukaan usus. Pada sudut kanan bawah dari Dasar (b) sel goblet ramping, hampir seperti digencet
epitel selapis torak ini, teriris agak serong meialui inti antara sel-sel torak sekitarnya, tetapi menyentuh mem-
sel epitel, menghasilkan gambaran epitel berlapis (bin- brana basalis (BM). Terminal web dan brush border
tdng). Namun, lihat pada epitel sebelah atas duopanah, dari sel goblet sedikit sekali, tetapi tidak seluruhnya
ini adalah jelas epitel selapis torak. Terkadang inti hilang (kepala panah). Inti bulat (rN) dari leukosit
bulat (rN) adalah limfosit yang bermigrasi melalui yang berpindah melalui epitel ke lumen (L) ileum.
epitel ke dalam lumen (L). Gambar 2 adalah pembe-
saran dari daer ah dalam kotak GAMBAB 4 . Kelenjar keringat ekrin. Kulit.
Paraffin section. x 270.
&All{EAn 3 . Kelenjar sebasea. Kulit kepala.
Paraffin section. x 132. Kelenjar keringat ekrin merupakan kelenjar yang paling
banyak dalam tubuh dan distribusinya luas. Kelenjar ini
Kelenjar sebasea biasanya berhubungan dengan folikel adalah kelenjar sederhana, tidak bercabang, berbentuk
rambut, melepaskan sekretnya berupa sebum ke dalam tubular melingka4 menghasilkan sekretnya berbentuk
folikel, meskipun pada tempat-tempat tertentu di tubuh cair. Bagian sekresi (s) kelenjar terdiri atas epitel
kelenjar ini tidak berhubungan dengan folikel rambut. selapis kubis dengan dua jenis sel yairu sel yang jernih
Kelenjar ini dikelilingi jaringan ikat yang tipis disebut yang merupakan sebagian besar bagian sekresi dan sel
kapsula (Ca), berbentuk sakulus seperti buah per mem- yang lebih gelap yang biasanya tidak dapat dibedakan
punyai duktus yang pendek. Setiap sakulus terisi sel-sel dengan mikroskop cahaya. Mengitari bagian sekresi ada
besa4 amorf, dengan lntinya dalam berbagai tahapan sel mioepitel (MC) yang mempunyal sejumlah juluran,
degenerasi (panah). Bagian tepi sakulus ini terdiri atas meiingkari bagian sekresi dan membantu pengeluaran
sel-sel basal (BC) kecil berbentuk kubis yang mempu- cairan ke dalam duktus. Duktus (D) kelenjar keringat
nyai kemampuan regenerasi. Ketika sel-sel berpindah terdiri atas epitel berlapis kubis, dengan sel-selnya lebih
dari tepi sakulus, sel membesar dan isi lemak (0 dalam kecil daripada bagian sekresinya. Karena itu, dalam
sitoplasmanya bertambah. Dekat saluran keluar (duktus), sajian histologis duktus selalu lebih gelap daripada
seluruh berdegenerasi dan menjadi sekret (se). Karena
sel bagian sekresi. Ruang besa4 kosong adalah sel lemak
itu, kelenjarsebasea diklasifikasikan sebagai kelenjar (AC) . Perhatikan sejumlah pembuluh darah ke ciI @anah)
sederhana, bercabang, asinus kelenjar dengan cara sekesi di tepi kelenjar keringat.
holokrin. Otot polos (M) dari arektor pili berkaitan
dengan kelenjar sebasea. Perhatikan bagian sekresi (s)
dan bagian duktus (D) kelenjar keringat di atas kelen-
jar sebasea.

Sel goblet

64 . Atlas Berwarna Histologi


t€srrssAntl
,a*
.*ffi* **

/Tfu
*#"ffi
ry# Ac
.rC

'r t' 'S


W
ls*ivr&&frq l

KUNCI
AC sel lemak f lemak N nukleus
b dasar GC se1 goblet rN inti bulat
BC selbasal CZ daerah Golgi s bagian sekresi
BM membranabasalis L lumen se sekret
Ca kapsula M ototpolos T theca
D duktus m musin
EC selepitelselapistorak MC selmioepitel

Epitel dan Kelenjar r 65


&&n*E&A tr . Kelenjar serosa kompleks tubulo- GAftfiB&fi 2 . Kelenjar mukosa kompleks tubulo-
asinosa {alveolar). Pankreas. Monyet. asinosa (alveolar). Palatum molle.
Plastic section. x 540. Paraffin section. x 132.

Ini adalah gambar fotomikroskopik bagian eksokrin Kelenjar tubulo-asinosa kompleks pada palatum
pankreas, suatu kelenjar serosa kompleks tubuloasi- adalah benar-benar mukosa. Karena itu, sekretnya
nosa (alveolar). Sistem duktus kelenjar ini akan dipe- kental licin. Asinus kelenjar ini tampak melingkar
lajari dalam Bab 15 pada Sistem Saluran Cerna. dalam sajian dan dikelilingi oleh unsurjaringan ikat
Hanya sel-sel sekretoris akan dijelaskan di sini. Setiap (CT) yang halus. Lumen (L) asinus yang mukosa ini
asinus yang secara kebetulan terpotong, ada lumen jelas terlihat, sel-sel parenkim (PC) berbentuk
(L) yang bulat dan kecil dengan sel-sel sekretoris ter- belah ketupat, yang menghasilkan cairan licin.
susun seperti kue yang terpotong kecil-kecil. Jaringan Nukleus (N) sel-sel yang berbentuk belah ketupat
ikat (CT) yang tipis memasuki setiap asinus. Sel-sel adalah gelap, strukturnya padat dan tampak terdesak
sekretoris lebih kurang berbentuk belah ketupat, ke membrana basalis. Gambaran sitoplasma kosong,
dengan nukleus (N) bulat terletak di basal. Sitoplasma berbusa, berwarna biru-kelabu jernih dengan hema-
berisi sejumlah granula zimogen (ZG), merupa- toksilin dan eosin.
kan enzim pencernaan bersalut membran, dipadat-
kan oleh aparatus Golgi. &All$SA* 4 r Kelenjar campur kompleks tubulo-
asinosa (alveolar). Kelenjar submandibularis.
&&MBi&m $ r Kelenjar campur kompleks tubulo- Monyet. Plastic section, x 540.
asinosa (alveolar). Kelenjar sublingualis.
Kelenjar submandibularis adalah suatu kelenjar tubu-
Monyet. Plastic section. x 540. loasinosa kompleks yang menghasilkan sekret cam-
Kelenjar sublingualis umumnya kelenjar mukosa, puran, sama seperti kelenjar sublingualis pada gam-
kompleks tubulo-asinosa berisi banyak saluran dan bar sebelumnya. Namun, kelenjar ini mempunyai
asinus yang mukosa. Gambaran asinus yang mukosa banyak asini serosa (SA) dan bagian mukosa yang
ini tampak jelas dalam gambar fotomikroskopik ini. sangat sedikit, karena asini yang mukosa dipeluk
Perhatikan lumen (L) yang terbuka dibatasi oleh sel- oleh demiluna serosa (SD). Juga kelenjar ini mem-
sel berbentuk belah ketupat dengan membran plasma punyai sistem duktus (D) yang banyak. Perhatikan
bagian lateralnya tampak jelas (panah gonda) . lnti sitoplasma yang serosa tampak biru jika dipulas
(N) sel-sel mukosa ini tampak gepeng di bagian basal dengan hematoksilin dan eosin. Juga perhatikan lumen
membranplasma dan mudah dibedakan dari intibulat asini demikian kecil sehingga tidak jelas, sementara
dari asinus yang serosa. Sitoplasnta tampak mem- itu lumen bagian mukosa (L) banyak. Pelajari perbe-
punyai sejumlah struktur seperti vakuola, sehingga daan sitoplasma sel-sel serosa dan sel-sel mukosa,
memberi gambaran sel seperti berbusa. Bagian serosa seperti kepadatan inti masing-masing sel. Akhirnya,
kelenjar ini berasal dari sedikit sel-sel serosa yang perhatikan membran sel bagian lateral (ponah) dari
tampak memeluk bagian mukosa disebut sebagai sel-sel yang menghasilkan mukus jelas tampak batas-
demiluna serosa (SD). Sekret dari demiluna serosa nya, sementara sel-sel bagian serosa bagian lateral-
masuk ke lumen bagian sekresi melalui celah antar nya sangat susah untuk diamati.
sel yang kecil antara sel-sel mukosa di dekatnya.

Kelenjar Liur

66 . Atlas Berwarna Histologi


t-$Anfiffi"fi"gl t-ssxqmerqtl

{-i:etoxsee q l

CT jaringan ikat N nukleus SD demilune serosa


D duktus PC selparenkim ZG granulazimogen
L lumen SA asinus berbentuk serosa

Epitel dan Keleniar . 67


L
W Ringkasan Histologik
I. EPITEL lateral sel membentuk gap junctions (nexus,
septatejunctions).
A. Jenis-jenisnya
3.M odifikasi p ermukaan bas al s el
L Selapis gepeng-selapis sel-sel gepeng yang ter-
Membran basal sel yang terletak pada membrana
susun seragam
basalis membentuk hemidesmosom agar sel mele-
2. Selapis kubis-sd.apis sel-sel kubis yang tersu-
kat kejaringan ikat di bawahnya.
sun seragam
3. Selapis toraft-selapis sel-sel torak yang tersusun 4. Membrenubasalis
seragam Membrana basalis yang tampak dengan mikros-
4. Beftingkat torak-selapis sel-sel yang ber- kop cahaya terdiri atas lamina basalis (yang terdiri
macam-macam bentuk dan tingginya. atas dua bagian, lamina densa dan lamina lusida)
5. Berlapis gepeng-beberapa lapis sel-sel dengan dan lamina retikularis yang berasal dari jaringan
lapis pada permukaan gepeng. Mungkin non- ikat, yang mungkin tidak nampak.
keratinisasi, parakeratinisasi atau keratini sasi
6. Berlapis kabis-sel-sel tersusun dua lapis atau
lebih dimana lapis permukaan berbentuk kubis
II. KELENJAR
7. Berlapis torak-se\-sel tersusun dua lapis atau A, Kelenjar eksokrin
lebih dimana lapis permukaan berbentuk torak Kelenjar eksokrin melepaskan sekretnya ke sistim
8. Transisional-sel-sel tersusun beberapa lapis, saluran ke permukaan epitel, mungkin uniselular
dicirikan adanya sel besar, berbentuk kubah pada (sel goblet) atau multiselular.
permukaan bebasnya, yang membantu memper-
tahankan integritas epitel sewaktu teregang oleh Kelenjar multiselular diklasifi kasikan berdasar-
berbagai komponen dari saluran urin. kan percabangan sistim saluran. Jika saluran tidak
bercabang disebut kelenjar simpleks; jika bercabang
disebut kelenjar kompleks. Selanjutnya bentuk tiga
B. Sifat umum
dimensi bagian sekretoris mungkin berbentuk
l. Modifikasipermukaanbebus sel .
tubular, asinosa (alveolar) atau kombinasi antara
Sel-sel mungkin mempunyai mikrovili (brush border, keduanya disebut kelenjar tubulo-asinosa (alveo-
striated border), juluran pendek seperti jari tangan
lar). Ciri lain mencakup 1) jenis sekretnya: serosa
yang membantu meningkatkan luas permukaan sel;
(parotis, pankreas), mukosa (kelenjar palatina), dan
stereosilia (mikrovili panjang beranastomosis), yang
campur (sublingualis, submandibularis), mempu-
hanya ditemukan di epididimis; dan silia, sel mem-
nyai asinus serosa dan mukosa dan demilune serosa;
punyai juluran panjang bersifat motil dengan sub-
dan 2) cara sekresi: merokrin (hanya hasil sekresi
struktur 9 + 2 mikrotubular (axoneme)
dilepaskan pada kelenjar parotis), apokrin (hasil
2. Modifikasi ermukaan lateral sel
p sekresi bersama sebagian sitoplasma bagian apikal,
Agar adanya perlekatan, membran sel membentuk seperti pada gl. mammae, dan holokrin (seluruh sel
kompleks tautan pada plasmalema bagian lateral menjadi sekret, seperti pada kelenjar sebasea, testis
dengan sel di dekatnya. Tautan ini disebut desmosom dan ovarium). Selanjutnya kelenjar dibagi-bagi lagi
(makula densa), zonula occludens dan zonula adhe- oleh jaringan ikat berbentuk septa menjadi lobus
rens. Supaya ada komunikasi antar-sel, membran dan lobulus dan duktusnya disebut duktus interlo-

68 . Atlas Berwarna Histologi


baris, duktus intraobaris, duktus interlobularis dan B. Kelenjar endokrin
duktus intralobularis (striata dan interkalaris).
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak
Sel mioepitel (sel basket) adalah sel mioid yang
mempunyai saluran keluar dan melepaskan sekret-
berasal dari ektoderm yang ikut dalam lamina basa-
nya ke dalam aliran darah. Kelenjar-keleniar ini
lis pada parenkim kelenjar. Sel-sel ini mempunyai akan dijelaskan dalam Bab 10.
juluran panjang mengelilingi asinus kelenjar dan
terkadang kontraksinya membantu pelepasan hasil
sekresi ke dalam sistim saluran keluar.

Epitel dan Keleniar o 69


t
ffi Ringkasan Fungsinya
Epitel adalah avaskular dan terdiri atas sel-sel yang kan zat-zalyang terdapat pada permukaan sel. Setiap
tersusun rapat dengan ruang antarsel sedikit. Sel-sel silia berasal dari sentriol (badan basal) dan mem-
ini sering membentuk lembaran dan mendapatkan punyai axoneme di tengahnya terdiri atas sembilan
nutrisinya dari pembuluh darah dalam jaringan ikat pasang mikrotubulus perifer (doublets) dan dua tung-
di bawahnya. Epitel tidak hanya membungkus gal mikrotubulus (singlets). Mikrotubulus doublets
tubuh tetapi juga membatasi rongga-rongga tubuh mempunyai lengan dynein dengan aktivitas ATPase,
seperti lumen pembuluh-pembuluh dan saluran berfungsi memberi energi untuk pergerakan silia.
serta sistem (misalnya saluran cerna, saluran urin); Kompleks tautan, yang menempati hanya
jadi, zat-zat yang masuk atau keluar dari tubuh daerah kecil permukaan lateral sel, tampak dengan
harus melalui lembaran epitel ini. mikroskop cahaya sebagai terminal bars, suatu
Epitel berfungsi sebagai pelindung dari gesekan struktur yang melingkari seluruh sel. Terminal bars
mekanis, masuknya bahan-bahan kimiawi dan masuk- terdiri atas tiga komponen yaitu zonula occludens
nya bakteri; absorpsi zat-zat makan, sebagai hasil (tight junction atau occluding junction), zonula
perubahan sel-sel yang dapat melakukan fungsinya; adherens (adhering junction) dan macula densa
ekskresi sisa metabolisme; reseptor sensoris dari (desmosom). Dua yang terdahulu melingkari sel,
lingkungan luar (atau dari dalam), membentukkelen- sedangkan desmosom tidak. Selain itu, jenis tautan
jar yang berflngsi mensekresi enzim, hormon, seba- Iainnya adalah gap junction yang memungkinkan
gai pelumas atau hasil-hasil lainnya; dan pergerakan komunikasi sel-sel satu samalain.
zat-zat sepanjang lembaran epitel (seperti mukus Membrana basalis terletak antara epitel dan
sepanjang saluran napas) melalui bantuan silia. jaringan ikat, terdiri atas komponen yang berasal
Sel-sel epitel dapat berada dalam keadaan khu- dari epitel yaitu lamina basalis dan daerah yang
sus pada berbagai permukaan. Permukaan ini ada- berasal dari jaringan ikat yaitu lamina retikularis.
lah apikal (mikrovili, stereosilia, silia dan flagela), Lamina basalis selanjutnya dibagi menjadi dua
lateral (kompleks tautan, zonula occludens, zonula daerah yaitu lamina lusida dan lamina densa.
adherens, macula densa, gap junction) dan basal Lamina bas alis merupakan struktur yang membantu
(hemidesmosom dan lamina basalis).. epitel sebagai penyaring molekul (misalnya di
Mikrovili merupakan j uh,ran membran sel seperti glomerulus ginjal), mengatur perpindahan sel-sel
jari-jari tangan yang tersusun rapat yang berfungsi tertentu melewati lembaran epitel (misalnya men-
untuk meningkatkan permukaan sel sehingga ber- cegah masuknya fibroblas tetapi boleh dilewati sel-
fungsi untuk absorpsi dan sekresi. Kelompokan sel limfoid), dalam regenerasi epitel (misalnya
mikrovili yang padat yang tampak dengan mikros- penyembuhan luka dengan membentuk suatu lapisan
kop cahaya, seperti garis-garis atau batas sikat sepanjang sel-sel epitel yang melakukan regenerasi
(brushboder) untukpindah) dan interaksi antar sel (misalnyamem-
Stereosilia terletak di epididimis rupanya ter- bentuk tautan saraf-otot).
letak pada daerah terbatas dalam tubuh. Ini disebut
silia karena tampak panjang; namun, dengan mikro-
skop elektron tampak seperti mikrovili yang pan-
jang dengan fungsi yang tidakjela
Silia adalah juluran plasmalema dari sito-
plasma yang panjang, motil berfungsi menggerak-

70 . Atlas Ber$arna Histologi


Iaringan lhat
Jaringan ikat menyusun sebagian besar unsur
tubuh. Meskipun rupanya macam-macam struktur
O ZAT EKSTRASELULAR
dan macam-macam fungsinya, j aringan ikat ini mem- Zat ekstraselular di jaringan ikat sebenarnya
punyai banyak sifat yang sama; karena itujaringan amorf
dapat dibagi menjadi serat, substansia dasar
ini ditempatkan dalam satu kategori. Umumnya dan cairan (iaringan) ekstraselular.
jaringan ikat berasal dari mesoderm dan berfungsi Dikenal ada tigajenis serat dalam histologi yaitu
dalam menyokong, mempertahankan, dalam trans- kolagen, retikulin dan elastin. Serat kolagen biasa-
por, penyimpanan, perbaikan dan sebaginya. Jaringan nya terdapat sebagai berkas serat-serat yang tidak
ikat, tidak seperti epitel, terdiri utamanya unsur- elastis dengan bermacam-macam ketebalan yang
unsur ekstraselular dengan sejumlah kecil sel-sel. subunit dasamya yaitu molekul tropokolagen, meng-
Jaringan ikat diklasifikasikan umumnya berdasarkan gumpal menjadi ikatan kuat, menghasilkan suatu pita
komponen yang tidak hidup dibandingkan pada 61 nm yang merupakan ciri khas protein ini (lihat
unsur selnya. Meskipun berbagai pembagian ber- Grafik 3-i).Namun, beberapa jenis kolagen tidak
beda antara satu pengarang dan pengarang lainnya, mempunyai ciri-ciri ini, seperti yang tampak di lamina
pembagianberikut ini umumnya diterima : basalis. Serat retikulin (diyakini mempunyai kom-
posisi yang berbeda) tampak tipis, bercabang, meru-
A. Jaringan ikat embrional
pakan serat dari karbohidrat terdiri atas kolagen tipe
1. Jaringanmesenkim
2. Jaringanmukosa III yang membentuk jala-jala halus sekeliling sel-
se1 otot polos, sel-sel epitel tertentu, sel lemak, serat
B. Jaringanikatdewasa saraf dan pernbuluh darah. Serat inijuga menyusun
1. Jaringan ikat sebenaunya rangka organ tertentu, seperti hati dan limpa. Serat
a. Jaringan ikatjarang (areolar)' elastin seperti namanya, sangat elastis dan dapat dire-
b. Jaringan ikat retikular gangkan sampai sekitar l50Vo daipanjang saat isti-
c. Jaringanlemak rahat tanpa putus. Serat ini menyusun protein amorf
d. Jaringan ikat padat tidak beraturan yaitu elastin dikelilingi oleh komponen mikrofibrilar
e. Jaringan ikat padat beraturan yang terdiri dari fibrilin. Serat elastin tidak memper-
(1) Kolagen
lihatkan periodisitas dan ditemukan di daerah-daerah
(2) Elastis
tubuh yang membutuhkan fleksibilitas dan elastisitas.
2. Jaringan ikat khusus Substansia dasar yang amorf menyusun
a. Jaringanpenyokong matriks yang di dalamnya serat-serat dan sel-sel
(1) Tulang rawan terbenam dan melalui substansia ini cairan dasar
(2) Tulang berdifusi. Substansi dasar mempunyai konsistensi
b. Darah sepertijeli karena mengandung banyak sekali gliko-
saminoglikan (GAG), proteoglikan dan glikopro-
tein. Sebagian besar glikosaminoglikan yang meru-

Iaringan lkat . 71
pakan polimer karbohidrat adalah asam hialuronat, o Sel mast biasanya tampak di dekat pembuluh
kondroitin 4-sulfat, kondroitin 6-sulfat, derma- darah kecil, meskipun hubungan antara kedua-
tan sulfat dan heparan sulfat. Proteoglikan memi- nya tidak diketahui. Sel-sel ini mempunyai
liki inti protein yang mana GAG terikatsecara kova- banyak granula metakromatis berisi histamin,
len. Glikoprotein juga terdapat dalam jaringan ikat bahan-bahan kontraksi ototpolos dan suatu anti-
sejati. Zat-zatini, terutama fibronektin, tampak pen- koagulan heparin. Sel mast juga melepaskan
ting dalam mempermudah perlekatan dan perpin- agen kemotaktik eosinofil dan leukotrin.
dahan sel-sel bersama unsur-unsurjaringan ikat seperti Karena adanya imunoglobulin pada permukaan
serat-seratkolagen. luar plasmalema sel mast, sel-sel ini pada indi-
Membrana basalis, terletak antara epitel dan vidu yang sensitif bisa mengalami degranulasi
jaringan ikat, dijelaskan dalam Bab 2, Epitel dan (yaitu pelepasan granulanya), mengakibatkan
kelenjar. reaksi anafilaksis atau bahkan syok anafilak-
Daerah di luar sel lainnya yaitu lamina basalis, tik yang mengancam jiwa.
secara khas terletak antara epitel dan jaringan ikat. . Perisit adalah juga berkaitan dengan pembuluh
Dengan mikroskop elektron temyata stmktur ini, darah yang halus, tetapi lebih dekat dibanding
terdiri atas lamina rara dan lamina densa. Lamina sel mast, karena sel ini ikut membentuk lamina
rara adalah lapis tipis jemih elektron langsung antara basalis sel-sel endotel. Perisit juga sebagai sel
lamina densa dan membran sel. Unsur utama lamina kontraktil yang mengatur aliran darah melalui
basalis yaitu laminin dan kolagen tipe IV, berasal kapilar. Diduga perisit bersifat pluripoten, yang
dari epitel, meskipun komponen ketiga yaitu fibro- mungkin berkaitan dengan sel-sel mesenkim
nektin adalah mungkin berasal dari jaringan ikat. dalam jaringan ikat dewasa. Sekarang diketahui
Lamina basalis sering dikaitkan dengan lamina.reti- bahwa sel-sel mesenkim mungkin tidak ada pada
kularis yaitu jala-jala serat retikulin dari jaringan orang dewasa.
ikat di bawahnya. Lamina basalis dan lamina reti- . Sel lemak (adiposit) mungkin membentuk
kularis bersama-sama menyusun membrana basalis kelompokan kecil atau menggumpal dalam
yang tampak dengan mikroskop cahaya. jaringan ikatjarang. Sel lemak berfungsi dalam
menyimpan lipid yaitu membentuk jaringan
lemak, yang melindungi, menjaga dan sebagai
O SEL bantalan organ-organ tubuh.

Sel-sel dari jaringan ikat sejati-atau lebih tepat, o Leukosit (sel darah putih) meninggalkan aliran
jaringan ikat longgar (areolar) adalah (lihat Gambar darah dan masuk dalam celah di jaringan ikat.
3-2): Di sini sel-sel ini berfungsi banyak, yang akan
dibahas dalamBab 5.
o Fibroblas, jenis sel yang paling banyak, ber-
peran untuk sintesis serat-serat kolagen, elastin
dan retikulin dan sebagian besar substansia dasar. O JARINGAN
Bentuk sel-sel ini tampak berfungsi dalam akti-
vitas sintesisnya, dan karena itu sel-sel yang Jaringan ikat mesenkim dan jaringan ikat
istirahat sering disebut fibrosit, suatu istilah mukosa adalah terbatas pada embrio. Jaringan ikat
yang cepat sekali hilang dari kepustakaan. mesenkim terdiri atas sel-sel mesenkim dan serat
. Makrofag (histiosit) berasal dari monosit dan retikulin yang halus tersebar dalam maffiks setengah
berfungsi dalam menelan (fagositosis) partikel cair dari substansia dasar. Jaringan ikat mukosa
asing. Sel-sel ini juga ikut dalam meningkatkan adalah konsistensinya lebih kental, mengandung
aktivitas imunologik limfosit. berkas kolagen dan sejumlah fibroblas dan terdapat
o Sel plasma adalah jenis sel yang terutama ber- di sebelah dalam dari kulit janin dan di tali pusat
(dimana ini dikenal sebagai jeli Wharton) menge-
ada selama inflamasi kronis. Sel-sel ini ber-
tanggung jawab dalam sintesis dan pelepasan lilingi pembuluh-pembuluh tali pusat.
antibodi humoral, yang berasal dari limfosit.

?2 . Atlas Berwarna tlistologi


Jaringan ikat jarang (areolar) distribusinya dari serat kolagen dengan sedikit serat elastin dan
luas karena jaringan ini menyusun fasia superfisia- serat retikulin. Unsur sel yang utama adalah fibro-
lis dan masuk ke dalam berkas neurovaskular. Sel- blas, makrofag dan terkadang sel mast. Lapisan
sel dan unsur antar sel di atas ikut dalam pemben- dermis dari kulit dan kapsula beberapa organ terdiri
tukan jaringat cair amorf. atas jaringan ikatpadat tidakberaturan.
Jaringan ikat retikular membentuk jala-jala Jaringan ikat padat beraturan terdiri atas
halus serat retikulin yang menysusun rangka sum- serat- serat tebal, tersusun sejajar dari serat kolagen,
sum tulang dan banyak struktur limfoid, yaitu seperti pada tendo dan ligamen atau berkas sejajar
rangka yang membungkus sel-sel tertentu. dari serat elastin, seperti di ligamen nuchae, liga-
Jaringan lemak terdiri atas sel-sel lemak, serat men flalum dan ligamen suspensorium penis. Unsur
retikulin dan pembuluh darah yang banyak. sel pada jaringan ikat padat kolagen beraturan dan
Jaringan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan jaringan ikat padat elastis beraturan mengandung
lemak, penyekat suhu dan sebagai peredam kejut. sedikit fibroblas,
Jaringan ikat padat tidak beraturan terdiri
atas berkas-berkas kasar, tersusun saling menyilang

Iaringan lkat . 73
GAMBAR 3-1 Serat Kolagen

Jiil,fry'oiirr;: g=l-.r:::,r;-=i:];ir.r':::: :- -''


Tendo

fibril-fibril yang lebih kecil, yang selanjutnya terdiri atas kumpulan


Setiap berkas serat kolagen terdiri atas
molekul-molekul tropokolagen. Molekul tropokolagen terbentuk sendiri dalam lingkungan di luar sel
dalam gambaran bahwa ada suatu celah antara ekor dan kepala molekul yang berurutan dalam satu baris.
Saat fibril terbentuk, ekor molekul tropokolagen tumpang tindih dengan kepala molekul tropokolagen dalam
baris yang berdekatan. Selain itu, celah dan tumpang tindih tersusun sedemikian rupa beraturan dengan baris
di dekatnya (tetapi bukan yang lanjutannya) dari molekul-molekul tropokolagen. Jika drpulas dengan logam berat,
seperti osmium, zatwarna akan mengendap di daerah celah, tampak dalam gambaran pita terang dan pita
gelap dari kolagen.

74 r Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 3-2 Sel-sel dalam Jaringan lkat

Sel punca
hematopoietik
Qm

ffi*""''"

Iaringan lkat . 75
L
@ Histofisiologi
I. MATRIKS EKSTRASELULAR dari protein tropokolagen, terdiri atas tiga rantai cr.
A. Substansia dasar Yang menarik, setiap tiga asam amino adalah glisin
dan jumlah yang cukup banyak prolin, hidrok-
Substansia dasar terdiri atas glikosaminoglikan,
siprolin, lisin dan hidroksilisin menyusun subunit
proteoglikan dan glikoprotein. Glikosaminoglikan
tropokolagen. Karena glisin adalah asam amino
(GAG) adalah polimer linear dari disakarida yang
yang sangat kecil, tiga rantai o dapat membentuk
berulang-ulang, salah satunya selalu heksosamin
heliks yang rapat sepertinya rantai ini saling mem-
sementara lainnya adalah asam heksuronat.
bungkus satu sama lain. Ikatan hidrogen dari sisa
Seluruh GAG, kecuali asam hialuronat, ber-
hidroksiprolin dari setiap rantai cr memegang ke-
sulfasi dan karena itu mempunyai muatan negatif.
tiga rantai bersama-sama untuk mempertahankan
Kebanyakan GAG berkaitan dengan pusat
stabilitas molekul tropokolagen; sisa hidroksilisin
protein, membentuk molekul proteoglikan yang
memegang molekul tropokolagen ke satu lainnya
besar. Banyak molekul-molekul proteoglikan ini
untuk membentuk fibril kolagen.
juga berkaitan dengan asam hialuronat, membentuk
molekul-molekul masif dari domain elektrokimia Akhir-akhir ini diketahui ada paling sedikit 25
jenis kolagen yang berbeda, tergantung pada kom-
yalg besar yang menarik kation secara osmotik
aktif (misalnya Na-), membentuk molekul-molekul posisi asam amino dari rantai a -nya. Kolagen yang
hidrasi yang sangat tahan terhadap tekanan dan paling sering adalah tipe I (dermis, tulang, kapsula
memperlambat aliran ekstraselular sehingga lebih pembungkus organ-organ, fibrokartilago, dentin,
banyak waktu untuk pertukaran materi sel dan sementum), tipe II (tulang rawan hialin dan tulang
menghambat penyebaran mikroorganisme. GAG rawan elastis), tipe III (serat retikulin), tipe IV
bersulfat mencakup kondroitin sulfat, dermatan (lamina densa di lamina basalis), tipe V (plasenta)
sulfat, heparan sulfat, heparin dan keratan sulfat. dan tipe VII (fibril-fibril yang melekat pada lamina
basalis). Perkecualian tipe IV, seluruh kolagen mem-
Glikoprotein adalah molekul polipeptida yang
besar dengan bantuan rantai karbohidrat di sam- perlihatkan periodisitas 67 nm sebagai akibat
pingnya. Ciri yang terbaik adanya laminin, fibro- susunan khusus dari molekul-molekul tropokola-
gen.
nektin, kondronektin, osteonektin,' entaktin dan
tenascin. Laminin dan entaktin berasal dari sel-sel a. Sistesis Kolagen
epitel dan tenascin terbuat dari sel-sel glia dari Sintesis kolagen terjadi dalam retikulum
embrio, sedangkan yang lainnya dibentuk oleh sel- endoplasma kasar, dimana polisom mem-
sel jaringan ikat. Banyak sel-sel mempunyai inte- punyai macam-macam mRNA memberi kode
grin, protein transmembran, dengan tempat resep- untuk tiga rantai cr (preprokolagen). Dalam
tor untuk satu atau lebih glikoprotein ini. Selanjut- sisterna RER, residu prolin dan lisin menga-
nya, glikoprotein juga mengikat kolagen, jadi lami hidroksilasi dan residu hidroksilisin
memudahkan sel melekat ke matriks ekstraselular. mengalami glikosilasi. Setiap rantai cx, mem-
punyai propeptida (telopeptida) terletak
B. Serat-serat baik pada amino dan karboksi. Propeptida ini
1. Kolagen bertanggung jawab untuk tepatnya susunan
Kolagen, serat yang paling banyak, tidak elastis dan rantai cr, sehingga terbentuk molekul pro-
terdiri atas rangkaian protein yang tersusun kuat kolagen tripel helix.

76 . Atlas Berwarna Histologi


Vesikel bersalut coatomer memindahkan nutrien, oksigen dan bahan-bahan yang berasal darr
molekul prokolagen ke aparatus Golgi untuk darah dan karbondioksida serta sisa-sisa meta-
diubah, umumnya dengan penambahan rantai bolisme dari sel-sel. Cairan jaringan meninggalkan
samping karbohidrat. Sesudah itu dipindah- jala-jala kapiler darah dan kembali ke sistem sir-
kan ke jala-jala trans Golg| molekul pro- kulasi pada kapiler vena yaitu venula dan cairan
kolagen mengalami eksositosis (melalui vesi- yang lebih akan masuk kapiler limf.
kel bersalut non-clathrin) dan propeptida dile-
paskan oleh enzim prokolagen peptidase,
II. JARINGAN LEMAK
sehingga terbentuk troprokolagen.
Ada dua jenis jaringan lemak yaitu lemak putih
Molekul tropokolagen terbentuk sendiri, (unilokular) dan lemak coklat (multilokular).
membentuk fibril-fibril dengan pita 67-nm
yang khas. Kolagen tipe IV terdiri atas pro- A. Jaringan Lemak Unilokular
kolagen bukan subunit tropokolagen, sehingga
Sel-sel dari jaringan lemak unilokular menyim-
periodisitas dan pembentukan fibril hilang
pan trigliserida dalam tetesan lemak tunggal yang
pada kolagenjenis ini.
besar yang menempati kebanyakan sel. Sel-sel
b. Serat retikulin
lemak dari jaringan lemak membuat enzim lipase
Serat retikulin (kolagen tipe III) lebih tipis lipoprotein, dibawa ke permukaan lumen membran
daripada kolagen tipe I dan mempunyai kar-
endotel kapiler, yang menghidrolisa kilomikron dan
bohidrat lebih banyak daripada kolagen jenis
very low density lipoprotein. (VLDL). Asam lemak
lainnya. Akibatnya, jika dipulas dengan dan monogliserida dibawa ke sel lemak, berdifusi
perak, perak lebih mudah mengendap pada
ke dalam sitoplasmanya dan mengalami esterifikasi
serat ini.
kembali menjadi trigliserida. Hormone-sensitive
2. Serat Elqstin lipase diaktivasi oleh cAMP, menghidrolisa sim-
Serat elastin dapat diregangkan sampai 150Vo dari panan lipid menjadi asam lemak dan gliserol, yang
panjang saat istirahat dan tidak putus. Elastisitas dilepaskan dari sel saat kebutuhan meningkat, untuk
serat elastin ditentukan oleh kandungan lisinnya masuk ke kapiler, lalu didistribusikan ke seluruh
yang mana empat molekul lisin, masing-masing tubuh.
kepunyaan rantai elastin yang berbeda, membentuk
kovalen ikatan silang desmosin satu dengan ll. Jaringan Lemak Multilokular
lainnya. Ikatan ini sangat mudah berubah dan dapat Sel lemak multilokular jarang ditemukan pada
meregang ketika kekuatan regangan diberlakukan. orang dewasa. Sel ini terdapat pada neonatus, juga
Pada saat kekuatan regangan terhenti, serat elastin pada hewan hibemasi. Sel-sel ini mempunyai sejum-
kembali ke panj ang semula. lah tetesan lipid dalam sitoplasmanya juga ada
banyak sekali mitokondria. Mitokondria ini dapat
memisahkan secara oksidasi dari fosforilasi dan
G. Gairan jaringan
menghasilkan ATP, melepaskan panas, sehingga
Cairan ekstraselular (cairan jaringan) adalah membangunkan hewan dari hibernasi.
komponen cair darah, sama seperti plasma, yang
merembes melaiui srtbstansia dasar. membawa

Iaringan lkat . 77
CONTOH KASUS KLINIS

Terbentuknya Keloid Obesitas


Luka bedah digantikan oleh tubuh mula-mula Ada dua jenis obesitas-obesitas hipertrofik,
dengan kolagen tipe III yang lunak yang kemu- yang terdapat ketika sel-sel lemak ukurannya
dian digantikan oleh kolagen tipe I, yang lebih meningkat dari lemak penyimpan (timbul
kuat. Beberapa individu, terutama keturunan sewaktu dewasa) dan obesitas hiperylastik, yang
Afrika-Amerika, membentuk banyak sekali dicirikan oleh peningkatan dalam jumlah sel-sel
kolagen dalam proses penyembuhan, jadi ber- lemak akibat bayi baru lahir makan berlebihan
kembang parutyang menonjol disebutkeloid. selama beberapa minggu setelah lahir. Jenis
obesitas ini biasanya berlangsung sepanjang
Penyakit seriawan (Skurvy) hayat.
Seriawan, suatu kondisi yang dicirikan oleh ada-
nya perdarahan gusi dan gigi goyah di antara Lupus Eritematosus Sistemik
gejala lainnya, akibat dari defisiensi vitamin C. Lupus eritematosus sistemik adalah suatu penya-
Vitamin C penting untuk hidroksilasi prolin kit autoimun jaringan ikat akibat dari inflamasi
untuk pembentukan tropokolagen yang benar, pada unsur jaringan ikat dari organ tertentu
perkembangan menjadi fibril penting untuk mem- sepefii halnya tendo dan persendiran. Gejalanya
pertahankan gigi dalam prosesus alveolaris tergantung padajenis danjumlah antibodi yang
lulang. ada dan dapat dimana saja dari ringan sampai
berat dan tergantung pada macam-macam gqala,
SindromaMarfan lupus mungkin menyerupai kondisi lainnya seperti
Pasien dengan sindroma Marfan, suatu defek nyeri yang berkembang, artritis, epilepsi dan
genetik pada kromosom 15 yang mengode fibrilin, bahkan penyakit psikologik. Gejala yang khas
mempunyai serat elastin yang tidak berkembang meliputi kemerahan wajah dan kulit, nyeri
dalam tubuhnya dan kecenderungan pecahnya rongga mulut, nyeri sendi dan inflamasi, gang-
aorta. guan ginjal, kondisi neurologik, anemia, trom-
bositopenia dan cairan dalam paru. Pada kasus
Edema yang ringan, pilihan pengobatan biasanya obat-
Pelepasan histamin dan leukotrin dari sel mast obat anti-inflamasi non steroid, sedangkan pada
selama respons inflamasi menyebabkan pening- kasus yang berat, steroid dan imunosupresan
katan permeabilitas kapiler, mengakibatkan penim- diberikan sejak awal.
bunan secara berlebihan cairan jaringan sehingga
terj adi bengkak seluruhnya (edema).

78 . Atlas Berwarna Histologi


o m&?&Y&ru

Iaringan lhat . 79
SAMSAR tr . Jaringan ikat jarang (areolar). frAMBAH 2 . Jaringan ikat mesenkim. Janin babi.
Paraffin section. x 132. Paraffin section. x 540.

Gambar fotomikroskopik ini melukiskan seluruh Jaringan ikat mesenkim pada janin adalah sangat
mesenterium, melalui seluruh ketebalannya. Dua imatur dan banyak sel. Sel-sel mesenkim (MeC)
sel mast yang besar (MC) mudah dikenali, karena berbentuk bintang sampai berbentuk fusiformis,
sel itu terbesar dalam lapangan pandang dan mem- dengan sitoplasmanya (C) dapat dibedakan dari
punyai granula dalam sitoplasmanya. Meskipun sito- matriks sekelilingnya. Nukleus (N) pucat dan ter-
plasmanya tidak jelas, masih mungkin mengenali letak di tengah. Substansia dasar konsistensinya
dua jenis sel lainnya karena bentuk intinya. Fibro- setengah cair dan mengandung serat-serat retikulin
blas (F) mempunyai inti lonjong yang lebih pucat yang halus. Pendarahan jaringan ini tampak jelas
dan lebih besar daripada inti makrofag (M). Subs- dengan adanya pembuluh darah (BV).
tansia dasar (GS) yang setengah caiq tidak tampak
cairan jaringan melewatinya, karena diekstraksi
selama pembuatan sajian. Namun, ada dua jenis GAtUlB,An 4 o Jaringan ikat retikular. Pulasan
serat tampakjelas yaitu serat-serat kolagen (CF) perak. Paraffin section. x 270,
yang tebal, bergeiombang, seperti pita, saling mem-
Pulasan perak, dipakai dalam sajian ini, mengendap
bentukjalinan dan serat-serat elastin (EF) yang
pada salut karbohidrat dari serat retikulin (RF).
tipis, lurus, bercabang.
Perhatikan serat-serat ini tipis, bercabang, meng-
anyam ke seluruh bidang. Perhatikan dalam foto-
&AMSAA 3 . Jaringan ikat mukosa. Tali pusat. mikroskopik ini suatu nodus limfatikus, serat-serat
Manusia. Paraffin section. x i32. retikulin berada di sudut kanan bawah, tersusun
melingkar. Susunan rangka ini dari nodulus lim-
Contoh jaringan ikat mukosa ini fieli Wharton) fatikus (LN) bagian korteks. Sel bulat kecil mungkin
berasal dari tali pusat janin. Perhatikan perbedaan adalah sel limfosit (LC), sementara sel-sel yang
yang jelas antara dua jaringan embrional. Matriks lebih besar, berkaitan erat dengan serat-serat retiku-
jaringan ikat mesenkim (Gambar 2) tidak ada serat- lin, mungkin adalah sel retikulum (RC), meskipun
serat kolagen, sementara dalam jaringan ikat mukosa yang pasti tidak mungkin dengan pulasan ini. Perlu
ini adajala-jala serat-serat kolagen (CF) yang ber- dicatat bahwa jaringan ikat retikular khas dikaitkan
jalan kesana-kemari. Sel-selnya bukan lagi sel-sel dengan jaringan limfatik.
mesenkim, tetapi adalah fibroblas (F), meskipun
bentuknya satu sama lain serupa. Celah yang tampak
kosong (panah) adalah daerah dimana substansia
dasar larut sewaktu pembuatan sajian. Dolomkotak.
Fibroblas. Tali pusat. Manusia. Paraffin sec-
tion. x 27O. nukleus (N) di tengah
Perhatikan letak
dan bentuk fusiformis sitoplasma (c) fibroblas.
Fibroblas

KUNCI
BV pembuluh darah GS substansia dasar MeC sel mesenkim
C sitoplasma LC sellimfosit N nukleus
CF seratkolagen LN nodulus limfatikus RC selretikulum
EF seratelastin M makrofag RF serat retikulin
F fibroblas MC sel mast

80 . Atlas Berwarna Histologi


#
q_s
'i#
fB
i* .i'
,q

r#: i+
s
f
&
e
t

&.
R
tu -\*
e:l \.F-q
V ,'l{'h
"€ q !'
*=
s,&, ft:
ry -Fr *:
*=
F

*86 g
!tr"
.:1
*

i+
s,c
sg

€:i

*
F.+ !..
t'"
;:l s
.*

.s$ @

t{rAMsAffin

/-
"\,
. ' \-r
\/
V
.<,1f

q l
ts,&*fiwAg

taringan lhat . 8l
S,&S{ffi&m {. Jaringan lemak. Hipodermis. &,&&Sffi&& 3 . Jaringan ikat padat kolagen tidak
Monyet. Plastic section. x 132. beraturan. Kulit telapak tangan, Monyet.
Plastic section. x 132.
Fotomikroskopik jaringan lemak ini diambil dari
hipodermis monyet. Adiposit (A) atau sel lemak, Lapisan dermis di kulit merupakan suaftr contoh yang
tampak kosong karena selama proses pembuatan baik untuk jaringan ikat padat kolagen yang tidak
sajian lemaknya larut. Sitoplasma (c) sel-sel ini beraturan. Berkas serat-serat kolagen (CF) yang
tampak sebagai bingkai di pinggir dan nukleus (N) tebal, kasar, berpintal, tersusun dalam bentuk tidak
juga terdesak ke sisi oleh karena adanya tetesan beraturan. Meskipun jaringan ini mempunyai banyak
lemak (FD) yang tunggal dan besar dalam sito- pembuluh darah (BD dan serat-serat saraf (NF)
plasma. Lemak dibagi menjadi lobulus oleh septa yang terseba! jaringan ini tidak sangat banyak pem-
(S) jaringan ikat yang berisi unsur vaskular (BV) buluh darahnya. Jaringan ikat padat tidak beraturan
ke jaringan lemak. Inti fibroblas (panalt) tampak hanya sedikit sel-selnya, kebanyakan adalah fibroblas
jelas dalam septa jaringan ikat. Perhatikan adanya dan makrofag, yang intinya (N) tampak seperti ber-
bagian sekretoris keleqiar keringat (SG) di sebe- cak gelap tersebar di seluruh lapangan. Dengan pem-
lah atas fotomikroskopik ini. besaran ini tidaklah mungkin mengenali jenis-jenis
sel dengan tepat. Struktur epitel yang besar di atas
dan tengah lapangan pandang ini adalah duktus (d)
S&i1SBAR 3 . Jaringan ikat padat kolagen ber- kelenjar keringat. Pada pengamatan yang lebih besar
aturan, 1.s. Tendo. Monyet. Plastic section . x 210. (dalcLm ko tak, x 540) berkas serat-serat kolagen yang

Tendo dan ligamen merupakan contoh yang jelas kasar tampak terdiri atas kumpulan fibril-fibril
untukjaringan ikat padat kolagen beraturan. Jenis kolagen (Cfl berpintal satu sama lain. Tiga macam
jaringan ikat ini terdiri atas berkas-berkas serat sel, yang intinya (N) tampak jelas, tidak dapat
kolagen (CF) yang tersusun sejajar beraturan, di- dikenali dengan pasti, meskipun sitoplasma (c)
mana masing-masing berkas dibatasi oleh fibroblas dari dua jenis sel di sisi kiri bisa tampak. Mungkin sel
(F) yang tersusun sejajar berderet-deret seperti garis ini adalah makrofag, tetapi tanpa menggunakan
tipis gelap, dimana sitoplasmanya (c) hanya sedi- pulasan khusus, kemungkinan sel itu adalah fibro-
kit tampak. Dengan pulasan hematoksilin eosin berkas- blas tidak dapat dipastikan.
berkas kolagen terwarna merah muda dengan deretan
sejajar inti fibroblas berwarna biru gelap tersebar di
ffi&&{lffi&& S . Jaringan ikat padat kolagen
antaranya.
beraturan. x.s. Tendo. Paraffin section. x 270.

Potongan melintang tendo memberikan gambaran


yang khas. Tendo terdiri atas fasikulus-fasikulus,
yang safll sama lain dipisahkan oleh peritendineum
(P) mengitar setiap fasikulus. Pembuluh darah
.i!.
(B$ mungkin tampak di peritendineum.
i Berkas kola-
gen dalam fasikulus tersusun beraturan. Namun, pada
i Adiposit pembuatan sajian mengalami pengerutan sehingga
ii.
.:i menyebabkan lapisan artefak (ponah), meski dalam
\-
T:.. -' beberapa sajian terjadi pembengkakan jaringan
=.$.er.
5_
sehingga memberi gambaran homogen. Inti fibro-
blas (F) tampaktersebar dimana-mana.

82 . Atlas Berwarna Histologi


t-e*rlx*em 3 l
,::qk*w

I \tr_____-=-__
,

-"*##
.* d#

,fi
sf
*/
t@

[6nst{ens 5-l t&A!t*s&e 4 I

A adiposit d duktus NF serat saraf


BV pembuluhdarah F fibroblas P peritendineum
C sitoplasma FD tetesan lemak S septum
Cf fibril kolagen N nukleus SG kelenjar keringat
CF berkasserat-seratkolagen

faringan lhat o 8t
€&Mff&m { . Jaringan ikat padat elastis beraturan. S&fWffi&& ff .Jaringan ikat padat elastis beraturan.
1,s. Paraffin section, x 132. 1.s. Paraffin section. x 132.

Potongan memanjang jaringan ikat padat elastis ber- Potongan melintang jaringan ikat padat elastis ber-
aturan ini tampak bahwa serat-sefat elastin (EF) aturan memberikan gambaran yang khas. pada bebe-
tersusun berderet sejajar. Namun, serat-serat ini rapa tempat serat-serat tampak tepat terpotong
pendek dan bergelung pada ujungnya (panah). Celah melintang, sebagai bercak gelap dengan berbagai
putih di antara serat-serat menunjukkan unsur ukuran garis tengah (panah). Daerah lainnya tampak
jaringan ikatjarang yang tetap tidak terpulas. Unsur serat-serat terpotong serong, tampak sebagai garis
sel terdiri atas fibroblas gepeng yang tersusun seja- pendek (kepalapanah). Seperti dalam gambar sebe-
jar. Sel-sel ini juga tidak terpulas dan tidak dapat lumnya, celah putih menunjukkan unsur jaringan
dibedakan dalam sajian ini. ikat jarang yang tidak rerpulas. Daerah lebar jernih
(tengah kiri) adalah juga terdiri atas jaringan ikat
jarangyang mengelilingi pembuluh darah (BV)
GA&SS,&R 3 . Lamina elastika (membran elastis).
Aorta. Paraffin section, x 132.
ffi&Wffiem S . Sel mast, sel plasma, makrofag.
Dinding aorta terdiri atas membran-membran
elastis (EM), tebal, tersusun melingkar. Karena Sel mast (MC), adalah unsur yang banyak terdapat
dijaringan ikat sejati, Gambar 4a (Tendo. Monyet.
membran-membran ini seperti lembaran membung-
kus mengitari dinding aorta, pada potongan melin- Plastic section. x 540), meskipun sel-sel ini jarang
tang tampak terputus-putus, melingkar, yang dalam tampak, perhatikan inti bulat sampai lonjong dan
fotomikroskopik ini tampak lebih kurang sejaja4 sejumlah granula kecil dalam sitoplasma. perhatikan
sebagai garis-garis gelap bergelombang Qtanah). juga, di antara berkas serat-serat kolagen (CF),
Materi jaringan ikat antara membran-membran ter- ada beberapa inti fibroblas. Sel mast (MC) meru-
diri atas substansia dasa4 serat-serat kolagen pakan unsur yang paling sering dijaringan ikat sub-
(CF) dan serat-serat retikulin. Juga ada fibroblas dan epitelial (lamina propria) di saluran cerna, Gambar
serat otot polos, yang intinya mungkin jelas. 4b (Jejunum. Monyet. Plastic section. x 540). per-
hatikan membrana basalis (BM) memisahkan
jaringan ikat dari epitel selapis torak (E), intinya
berbentuk lonjong. Inti yang lebih padat, lebih amorf
(panah) adalah sel limfosit, pindah dari jaringan ikat
ke dalam lumen usus. Dalam lamina propria juga ada

,* t' s{, - i,.:llr:i-


sel plasma (PC), seperti tampak dalam Gambar
*1.r
".&i:.B'.r- , 4c (Jejunum. Monyet. Plastic section. x 540). Sel plasma
-idie
'Jie5'
li.

.ftt';Js d'1-*. dicirikan oleh adanya inti dengan "gambaran jam,'


*i r, i
lHI*q',;:"
!$,.ji# - .. e...
ili-
r=:
;.
("roda pedati") juga adanya daerah Golgi (kepala
f.'r . '. :r
'.'+ fi,: " Xi. r,llt,,l panah) jernih dekat inti. Gambar 4d (makrofag.
Sel Mast Sel Plasma Hati, disuntik. Paraffin secti on. x 270) adalah fotomi-
kroskopik hati yang disuntik dengan tinta India).
Materi ini difagosit oleh makrofag dalam hati, yang
disebut sel Kupffer (KC). Sel-sel ini tampak struk-
turnya padat, hitam di sinusoid hati, saluran darah
ditunjukkan dengan daerah jernih (panah). Set
Kupffer tunggal (dalam kotak x 540) menunjukkan
nukleus (N) juga granula dari tinta Indra (kepala
panah) berada dalam sitoplasma.

84 . Atlas Berwarna Histologi


d); *- .. i t t
-'j.-
.-\,-,tr*:
; . ""
]n H-' +
"-
fe*rwffie&nl tegn$simq I

BM membrana basalis EF serat elastin MC sel mast


BV pembuluhdarah EM membranelastis N nukleus
CF seratkolagen KC sel Kupffer PC sel plasma

Iaringan lkat . 85
":., rr
s- 1\.t
.: fl\-'
ffi
,ffi l$'r**S f,6*
,1;i, tr\
$\-,
it'
*" ,",\
\r
t i,'
'r'

ff'#: r\t
i:,ii:\Wii
.1'
[..ti\ $"
\
ti.

:"t"#,rj G. ',^.
' ,1.':l "t"\"'$
rj*r\

: ,- e
Il.'l:.,'i',.N {i+

;#fr;
I.\i ,
\.' ;

$f
fi.tJ l''
*;ff'*"';:-
H.-'*Se
.,*f
:;'Iffi r.," jS:
h\
\l
\.i
',\;'
.:r
r\l
tftt;
\t;
rtri t
r,':,;ri-.'S:3;i:*:i.:'ii*'"'.' :q {*' l.',#

fq;et*s&*t

*&F*tffi&ffi *. Fibroblas. Monyet baboon, seperti di tendo, dimana sel-sel ini tidak lagi secara
Mikroskop elektron. x 1 1.070.
aktif mensintesis unsur antar sel dari jaringan ikat,
jumlah organel dalam fibroblas menurun dan inti
Gambar mikroskop elektron dari fibroblas (F) ini (N) tadinya eukromatik menjadi gepeng dan hetero-
menunjukkan bahwa sel berbentuk panjang, fusi- kromatlk. Perhatikan berkas-berkas fibril kolagen
formis, julurannya (p) terbentang ke sekitarnya, (Cfl terpotong baik melintang (bintang) maupun
antara berkas-berkas fibril kolagen. Fibroblas mem- longitudinal (dua bintang) . Masing-masing fibril tam-
bentuk serat kolagen, serat retikulin dan serat elastin pak berselang-seling ada pita gelap dan pita terang.
serta substansia dasarjaringan ikat. Karena itu sel ini Pita-pita khusus ini karena molekul-molekul tropo-
mempunyai banyak organel, seperti aparatus kolagen yang tersusun secara teratur membentuk
Golgi (G), retikulum endoplasma kasar (rER), fibril-fibril kolagen. (Seizin Simpson D, Avery B: J
dan mitokondria (m); namun, pada stadium tenang, Perio dontol 45: 500-5 1 0, 1 974).

86 . Atlas Berwarna Histologi


,{

ls-qffiseer I

*&S4S&*'i r Sel mast. Tikus. Mikroskop elektron. ini adalah sel ini penuh dengan granula-granula
dibungkus membran dengan kepadatan yang sera-
x 14.400.
gam. Granula-granula ini berisi heparin, histamin
Gambar fotomikroskop elektron ini dari peritoneum dan serotonin (meskipun pada manusia sel mast tidak
tikus, sel mast tampak khas dalam sajian ini. Per- mengandung serotonin). Selain itu, sel mast mele-
hatikan inti (N) tidak berbentuk lobulasi dan sel paskan sejumlah zat-zat yang tidak disimpan yang
mengandung organel seperti mitokondria (m) bekerja pada reaksi alergi. (Seizin Lagunoff D: J
dan aparatus Golgi (G). Banyak juluran (p) Inv est D ermatol 58 :29 6-371,,197 2)
keluar dari sel. Perhatikan unsur paling khas dari sel

Iaringan lhat o 87
iTi.ffiffi ' .r#
sY'"-P"g

"i

[;H-#-ffi
r;'
- **,

!4:S ffi
i rs-qh
t#"i
'
'f,:
.E
a,-'
i.
*'t*
#.e
1f,fl$

''tF

1,h

1i

ffi, -._ 4
ju.a;
ffi,*-,.::'. *g-

fiAlVlBAffi {. Degranulasi sel mast. Tikus. zat yang tidak disimpan yang bekerja pada reaksi
Mikroskop elektron. x 20.250, alergi. Degranulasi terjadi sangat cepat, tetapi mem-
butuhkan AIP dan kalsium. Granula-granula di
Sel mast mempunyai molekul-molekul reseptor pada bagian tepi sel dilepaskan dengan cara fusi dengan
membran plasmanya, yang spesifik untuk daerah membran sel, sementara itu granula yang terletak
tertentu dari molekul antibodi IgE. Molekul-molekul lebih dalam di sitoplasma mengalami fusi satu sama
ini melekat pada permukaan sel mast dan saat sel lain, membentuk kanalikuli intrasel yang berkelok-
berkontak dengan antigen spesifik yang mana sel ini kelok, berhubungan dengan celah di luar sel. Kana-
sensitif, antigen berikatan dengan daerah yang aktif likuli tampak di sudut kiri bawah gambar mikroskop
dari antibodi IgE. Ikatan antibodi-antigen pada elektron ini. (Seizin Lagunoff D: J Invest Dermatol
permukaan sel mast menyebabkan degranulasi, 58:296-377, 1972)
yaitu lepasnya granula-granula, juga lepasnya zat-

88 o Atlas Berlvarna Histologi


* '{W,
.l- ,"S *ffi
{d,.F

d
#
'0.
fffi
;-"rt
*i$ t.:

S&&$Seffi *. Pembentukan sel lemak. Tikus. satu membentuk satu endapan lemak di tengah. Inti
tampak beberapa perubahan selama peralihan dari
Mikroskop elektron. x 3060.
sel lemak kecil menjadi besar, dimana anak inti
Gambar mikroskop elektron ini berasal dari hipo- menjadi lebih kecil dan kurang menonjol. Sel lemak
dermis tikus menunjukkan suatu daerah folikel yang belum matang dapat dibedakan, karena sel ini
rambut (h0 yang sedang berkembang. Di tepi foli- mempunyai aparatus Golgi (g) yang berkembang
kel rambut ada sel lemak kecil (sa) dimana inti baik secara aktif berfungsi dalam biosintesis lemak.
(n) dan anak inti tampak jelas. Meskipun sel lemak Selanjutnya, retikulum endoplasma kasar (r)
putih adalah unilokular, dalam sitoplasma sel berisi tampak sisterna melebar, merupakan tanda aktivitas
satu tetesan lemak besar, selama perkembangan sintesis protein. Perhatikan kapiler yang lumennya
lemak mulai tertimbun sebagai butiran kecil (1) berisi sel darah merah di sudut kiri bawah dalam
dalam sitoplasma sel lemak kecil. Saat sel lemak sem- fotomikroskopikini. (Seizin Hausman G, Campion D,
purna menjadi sel lemak besar (la), inti (n) ber- Richardson R, Martin R: Am J Anat 161:85-
geser ke tepi dan butiran lemak menyatu untuk mem- 100,1981).
bentuk beberapa butiran besa4 yang akhirnya menjadi

Iaringan Ikat . 89
L
W Ringkasan Histologik
I.JARINGAN IKAT EMBRIONAL nya dan inti besar, bulat letaknya di tengah. Kadang
ada sel lemak bentuk bulat, dengan ruang kosong,
A. Jaringan ikat mesenkim
dengan sitoplasma tipis di tepinya. Jika potongan
1. Sel-sel melalui bagian tepinya, inti gepeng dari sel lemak
Sel mesenkim berbentuk bintang sampai berbentuk tampak seperti cincin.
seperti kumparan yang mempunyai juluran bersen- Selain itu, pada daerah tertentu, sepertijaringan
tuhan satu sama lain. Sitoplasma pucat dengan inti ikat di bawah epitel (lamina propria) usus, sel plasma
jernih, besar. Membran sel tidak jelas. dan leukosit sering dijumpai. Sel plasma tampak
2. Zut ekstraselular kecil, bulat dengan inti bulat di tepi (eksentris), jala-
jala kromatinnya memberi gambaran seperti jam
Matriks yang halus, tampak kosong, berisi serat
(roda pedati). Sel-sel ini juga menampakkan zora
retikulin halus. Tampakjuga pembuluh darah kecil.
Golgi, jernih sekitar inti. Limfosit, neutrofil dan ter-
kadang eosinofil juga ada dalam j aringan ikatj arang.
B, Jaringan ikat mukosa 2. Zat ekstraselular
1. Sel-sel Berkas ramping panjang, seperti pita dari serat-
Fibroblas dengan juluran-julurannya yang banyak serat kolagen saling berpintal dengan sejumlah
dan inti yang lonjong, merupakan unsur sel yang serat-serat elastin yang tipis lurus, panjang, ber-
banyak. Dalam sajian, sel-sel ini sering tampak ber- cabang, terbenam dalam matriks cair dari sutls-
bentuk kumparan, menyerupai atau identik dengan tansia dasar, yang umumnya substansia dasar ini
sel-sel mesenkim, jika diamati dengan mikroskop hilang karena proses dehidrasi sewaktu pembuatan
cahaya. sajian. Serat retikulin juga ada, biasanya tidak
2. Zat ekstraselular tampak dalam sajian yang dipulas dengan hema-
toksilin eosin.
Jika dibandingkan dengan jaringan ikat mesenkim,
celah antar sel terisi dengan berkas kolagen yang
kasar, susunannya tidak beraturan, terdapat dalam B, Jaringan ikat retikular
suatu matriks dari endapan zat menyerupai jeli. 1. Sel-sel
Sel retikulum ditemukan hanya dalamjaringan ikat

II. JARINGAN IKAT SEJATI retikular. Sel retikulum berbentuk bintang dan men-
cakup serat-serat retikulin, dimana sel ini juga
A. Jaringan ikat jarang (areolar) membentuk serat itu. Inti sel retikulum besar lon-
jong, pucat dan sitoplasmanya tidak mudah tampak
L Sel-sel
dengan mikroskop cahaya. Sel-sel lainnya dalam
Jenis sel yang paling sering adalah fibroblas yang
celah interstisial adalah limfosit, makrofag dan
berbentuk kumparan, sangat menyerupai sel-sel lain-
sel-sel limfoid lainnya.
nya yang baryak yaitu makrofag. Inti makrofag
berbentuk lonjong tampak lebih kecil, lebih gelap 2. Zatektraselular
dan padat dibanding inti fibroblas. Sel mast, letak- Serat-serat retikulin merupakan bagian terbesar
nya di tepi pembuluh darah, mudah dikenali karena matriks antar sel. Dengan pulasan perak, serat ini
ukurannya, banyak granula kecil dalam sitoplasma- tampak gelap, tipis, dan bercabang.

90 . Atlas Berwarna Histologi


G. Jaringan lemak E. Jaringan ikat padat kolagen
l. Sel-sel beraturan
Tidak seperti jaringan ikat lainnya, jaringan lemak I. Sel-sel
terdiri atas sel-sel lemak tersusun rapat satu sama Deretan sejajar fibrotllas gepeng merupakan satu-
lain sehingga bentuk bulat sel-sel ini jadi berubah. satunya sel ditemukan di sini. Meskipun demikian
Kelompokan sel-sel lemak dibagi menjadi lobulus- sel-sel ini berjumlah sedikit.
lobulus oleh sekat jaringan ikat jarang yang tipis
2. Zat ekstraselulur
dimana terdapat sel mast, sel endotel pernbuluh
Serat-serat kolagen yang tersusun padat, sejajar,
darah dan unsur-unsur neurovaskular lainnya.
tampak tersusun beraturan dalam jaringan ikat
2. Zat ekstrqselulsr padat kolagen beraturan.
Setiap sel lemak diliputi oleh serat-serat retikulin,
yang selanjutnya melekat pada serat-serat kolagen
pada septum j aringan ikat.
F. Jaringan ikat padat elastis
beraturan
Sel-sel
D. Jaringan ikat padat tidak 1.
Fibroblas gepeng yang tersusun berderet-deret,
beraturan sejajar dikelilingi oleh unsur jaringan ikat jarang,
1. Sel-sel merupakan unsur jaringan ikat padat elastis
Fibrotllas, makrofag dan sel-sel yang berkaitan berafuran.
dengan berkas neurovaskular merupakan unsur 2. Zut ekstraselular
utama sel.
Berkas serat-serat elastin tebal yang sejajar, dike-
2. Zat ekstraselular lilingi oleh sedikit unsur jaringan ikatjarang, menyu-
Berkas serat-serat kolagen tebal, bergelombang, sun komponen antar-sel darijaringan ikat padat elas-
berjalan tidak beraturan, juga terkadang serat elas' tis beraturan.
tin dan serat retikulin ditemukan dalam jaringan
ikat padat tidak beraturan ini.

taringan lhat . 9t
92 . Atlas Berwarna Histologi
)

Tulang Rawan
dan Tulang
Jaringan penyokong tubuh terdiri atas tulang rawan kondrosit, yang terletak dalam celah kecil disebut
dan tulang. Jaringan ikat khusus ini, seperti pada lakuna, tersebar dalam matriks, demikian juga
jaringan ikat lainnya, unsur antar selnya sangat kondroblas dan sel kondrogenik yang terletak di
nyata dalam gambaran mikroskopik. perikondrium.
Kebanyakantulang rawan dikelilingi oleh mem-
bran jaringan ikat yaitu perikondrium, yang mem-
O TULANG RAWAN punyai lapis fibrosa di sebelah luar dan lapis kondro-

Tulang rawan menyusun rangka penyokong genik di sebelah dalam. Lapis fibrosa, meskipun
organ-organ tertentu, permukaan persendian tulang sedikit selnya, kebanyakan terdiri atas fibroblas dan
dan sebagian besar rangka janin, meskipun umum- serat kolagen. Sel di sebelah dalam atau lapis
nya akan digantikan oleh tulang. kondrogenik terdiri atas kondroblas dan sel-sel kon-
Terdapat tiga jenis tulang rawan dalam tubuh, drogenik. Sel kondrogenik akan menjadi kondroblas,
yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis dan yaitu sel yang berperan untuk sekresi matriks tulang

tulang rawan fibrosa (fibrokartilago). Tulang rawan rawan. Dari lapisan tulang rawan ini akan tumbuh
secara aposisi.
hialin terdapat pada permukaan persendian keba-
nyakan tulang, cincin C trakea, larings, iga dan Karena kondroblas mensekresi matriks dan
tulang rawan hidung. Tulang rawan elastis, sesuai serat-serat mengelilingi struktur ini sendiri, kon-
dengan namanya mempunyai elastisitas yang tinggi droblas jadi terisolasi dalam sekretnya sendiri dan
karena adanya serat elastin terbenam dalam matriks- disebut kondrosit. Ruang dimana sel-sel menempati
nya. Tulang rawan ini terdapat pada tempat-tempat matriks disebut lakuna. Kondrosit ini paling tidak
seperti epiglotis, telinga luar dan liang telinga, dan tulang rawan muda, mempunyai kemampuan untuk
beberapa tulang rawan laring yang lebih kecil. mengalami pembelahan sel, jadi ikut dalam per-
Tulang rawan fibrosa terdapat hanya sedikit, yaitu tumbuhan tulang rawan dari dalam (pertumbuhan
di simfisis, tuba eustachii, diskus intervertebralis interstisial). Jika ini terjadi, maka setiap lakuna
(dan beberapa persendian), serta daerah tertentu bisa ditempati oleh beberapa kondrosit dan disebut
dimana tendo melekat ke tulang. sel nest (kelompok isogen).

Tulang rawan adalah nonvaskular, kuat dan struk- Tulang rawan hialin dikelilingi oleh perikon-
tur agak liat terdiri atas matriks yang kuat dari pro- drium yang berkembang baik. Serat kolagen dari
teoglikan yang merupakan penyusun utama gliko- tulang rawan ini umumnya sangat tipis dan karena
saminoglikan adalah asam hialuronik, kondroitin- itu samar-samar dikelilingi oleh glikosaminogli-
4-sulfat dan kondroitin-6-sulfat yang di dalamnya kan, sehingga maffiks tampak licin seperli kaca.
terbenam unsur fibrosa dan unsur sel. Serat itu ada- Tulang rawan elastis mempunyai perikon-
lahkolagen saja atau kombinasi elastis dankolagen, drium. Matriksnya selain ada kolagen, ada serat-
tergantung jenis tulang rawan. Unsur sel adalah serat elastin kasar dan memberi gambaran yang khas.

Tulang Rawan dan Tulang r 95


TABLE 4*1 . Jenis-Jenis Tulang Rawan, Ciri-Ciri dan Letaknya
Jear$s Sir!"cirimym Fmrikssldrium Letak {tmmt*h &ita*mai
Hialin Kondrosit terusun dalam Biasanva ada Ujung persendian tulang
kelompokan di dalam kecuali pada panjang, tulang rawan iga
matriks basofilik berisi permukaan sendi ventral, cetakan untuk
kolagen tipe II pembentukan tulang
endokondral

E/asfis Kondrosit padat dalam Ada Daun telinga, kanalis


matriks berisi kolagen auditorius, tulang rawan
tipe II dan serat elastin laring

Fibrokaftilago Kondrosit tersusun dalam Tidak ada Diskus intervertebralis,


deretan dalam matriks simfisis pubis
asidofilik berisi berkas
kolagen tipe I dalam
deretan

Fibrokartilago berbeda dari tulang rawan tulang. Tulang kompakta lebih padat daripada
elastis dan tulang rawan hialin dimana fibrokar- tulang spongiosa. Ukuran ruangannya banyak ber-
tilago tidak mempunyai perikondrium. Selain itu, kurang dan susunan lamel lebih padat dan lebih
kondrosit lebih kecil dan biasanya tersusun dalam tebal. Matriks yang mengalami kalsifikasi terdiri
barisan sejajar memanjang. Matriks tulang rawan atas 507o mineral (umumnya hidroksiapatit kal-
ini berisi sejumlah besar berkas serat kolagen yang sium) dan 50Tobahanorganik (kolagen dan gliko-
tebal tipel di antara deretan kondrosit (Tabel 4-1). saminoglikans turunan protein) dan berikatan
dengan air.
Tulang selalu dibungkus dan dibatasi oleh
O TULANG jaringan ikat yang lembut. Rongga sumsum tulang
Tulang mempunyai banyak fungsi, termasuk dibatasi oleh endosteum yang terdiri atas sel-sel
sebagai penyokong, pelindung, penyimpan mineral osteogenik, osteoblas, dan kadang osteoklas.
dan hemopoeisis dan pada ujung-ujung persendian Periosteum yang membungkus permukaan tulang
dimana tulang rawan sebagai pelapis yang khusus, terdiri atas sebelah luarnya lapisan fibrosa terutama
maka akan mempermudah pergerakan. Tulang terdiri atas serat kolagen dan sejumlah fibroblas.
adalah suatu jaringan ikat vaskular terdiri atas sel- Lapis osteogenik di sebelah dalamnya terdiri atas
sel dan zat antar sel yang mengalami kalsifikasi, beberapa serat kolagen dan kebanyakan adalah se1
mungkin padat (tulang kompakta) atau seperti osteogenik dan turunannya yaitu osteoblas. Peri-
spons (tulang spongiosa). Tulang spongiosa, seperti osteum melekat pada tulang melalui serat Sharpey
yang ditemukan di epifisis atau kepala dari tulang yaitu suatu berkas kolagen yang terbenam dalam
panjang, adalah selalu dikelilingi tulang kompakta. matriks tulang yang mengalami kalsifikasi selama
Tulang spongiosa mempunyai ruang besar, ter- proses osifikasi.
buka dikelilingi oleh lempeng tulang tipis saling Matriks tulang dihasilkan oleh osteoblas yaitu
beranastomosis. Ruang yang besar itu adalah ruang sel-sel yang berasal dari se1 pendahulunya yang
sumsum tulang dan lempeng tulang disebut trabe- belum berdiferensiasi yaitu sel osteogenik. Karena
kula tulang terdiri atas banyak lapisan yaitu lamel osteoblas membentuk matriks tulang, sel-sel ini

94 . Atlas Berwarna Histologi


menjadi terjebak dan karena matriks menga-lami Howship) dan fungsi meresorbsi tulang. Melalui
kalsifikasi, osteoblas tadi meniadi osteosit. Osteosit kerja sama sel-sel ini dan osteoblas tulang menga-
menempati suatu celah yaitu lakuna, mempunyai lami remodeling. Daerah membran mesenkim yang
juluran panjang yang berada dalam alur yang halus tidak ikut serta dalam proses osifikasi akan tetap
atau terowongan halus disebut kanalikuli. Tulang, merupakan unsur tulang yang lunak (yaitu
tidak seperti tulang rawan adalah jaringan keras periosteum, endosteum).
yang vaskular dimana pembuluh darah menembus- Tulang yang baru terbentuk disebut tulang pri-
nya, akhirnya terbuka ke kanalikuli disebut saluran mer atau tulang tenunan, karena susunan serat-
Havers yang ditempati pembuluh darah. Setiap serat kolagennya tidak teratur seperti pada tulang
saluran Havers dengan lamel tulang yang mengi- yang lebih tua. Kerjasama antara osteoblas dan
tarinya berisi kanalikuli yang memancar dari osteo- osteoklas bekerja menggantikan tenunan tulang
sit teriebak dalam lakuna dikenal sebagai suatu dengan tulang sekunder atau tulang dewasa.
osteon atau sistem saluran Havers. Osifikasi endokondral berperan dalam pem-
Kanalikuli pada osteon melebar ke saluran bentukan tulang panjang dan tulang pendek, berda-
Havers agar ada perfukaran zat-zai sisa meta- sarkan adanya tulang rawan hialin yang digunakan
bolisme dengan bahan makanan dan oksigen. Saluran sebagai cetakan di dalam mana tulang dibentuk.
Havers yang lebih kurang tersusun sejajar dalam Sebaliknya, lingkar tulang subperiosteal dibentuk
arah memanjang dari tulang panjang, dihubungkan (melalui osifikasi membranosa) di sekeliling sekat
satu sama lain oleh saluran Volkmann. dari cetakan tulang rawan. Lingkar tulang ini ber-
Lamel tulang dari tulang kompakta tersusun tambah lebar dan panjangnya. Kondrosit di tengah
dalam empat sistem lamelar yaitu lamel sirkum- cetakan tulang rawan mengalami hipertrofi dan
ferensial luar, lamel sirkumferensial dalam' menyerap kembali beberapa matriksnya, sehingga
lamel interstisial dan osteon (lihat Garrbar 4-I). lakuna melebar dan beberapa lakuna menjadi satu.
Kondrosit yang hipertrofi , selanjutnya membantu
kalsifikasi tulang rawan, degenerasi dan mati.
Osteogenesis Ruang yang baru terbentuk disebuk oleh kuncup
Histogenesis tulang terjadi melalui osifikasi periosteal (terdiri atas pembuluh darah, sel-sel
intramembranosa dan osifikasi endokondral. mesenkim dan sel osteogenik). Sel osteogenik ber-
Osifikasi intramembranosa tumbuh dalam mem- ubah menjadi osteoblas dan sel-sel ini melepaskan
bran mesenkim yang mengandung banyak pem- matriks tulang pada tulang rawan yang mengalami
buluh darah dimana sel mesenkim berdiferensiasi kalsifikasi. Ketika lingkar subperiosteal tulang
menjadi osteoblas (mungkin melalui sel-sel osteo- makin tebal dan panjang, osteoklas menyerap kom-
genik), yang mulai melepaskan matriks tulang, jadi pleks tulang rawan yang kalsifikasi, menyisakan
membentuk trabekulatulang. Ketika trabekula makin ruang yang membesar, nantinya merupakan rongga
lama makin banyak terbentuk dalam daerah yang sumsum tulang (yang akan ditempati sel-sel sum-
saling berdekatan, trabekula menjadi saling ber- sum tulang). Seluruh proses osifikasi menyebar dari
hubungan. Ketika trabekula menyatu satu sama pusat osifikasi primer dan akhirnya seluruh cetakan
lain, maka terbentuklah tulang spongiosa yang akan tulang rawan digantikan dengan tulang, membentuk
diperbaharui untuk nantinya menjadi tulang kom- diafisis tulang panjang. Pembentukan diafisis tulang
pakta. Permukaan trabekula ditempati oleh banyak (pusat osifikasi sekunder) terjadi melalui cara baru
osteoblas. Sering adajenis sel lainnya yaitu tampak sehingga pelapis tulang rawan dapat dipertahankan
osteoklas. Osteoklas adalah sel yang besar mem- pada permukaan sendi. Pertumbuhan memanjang
punyai banyak inti, berasal dari monosit, terdapat di dari tulang panjang terjadi karena adanya lempeng
lekukan dangkal pada permukaan fabekula (lakuna epifisis yang terletak di antara epifisis dan diafisis.

Tulang Rawan dan Tulang r 95


GAMBAR 4-1 Tulang

Lamel konsentris

Periosteum

Serat-serat
Sharpey

Pembuluh
darah

Kanal Volkmann
ffi.*
Kanal Havers i-l
!,L/

Tulang spongiosa

;h
Rongga sumsum tulang
,:..,i

'ir

Tulang kompakta

Tulang Kompakta
Tulang kompakta dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang tidak beraturan yaitu periosteum, yang
melekat ke lamel sirkumferensial luar melalui serat Sharpey. Pembuluh darah periosteum masuk ke
tulang melalui saluran pemberi nutri yang besar atau melalui kanal Volkmann yang kecil, yang tidak hanya
mengantarkan pembuluh darah ke kanal Havers dari osteon tetapi juga berhubungan dengan kanal Havers
yang letaknya berdekatan. Setiap osteon terdiri atas lamel-lamel konsentris tulang dimana serat-serat
kolagennya tersusun sedemikian rupa tegak lurus terhadap lamel di dekatnya. Lamel sirkumferensial
dalam dibatasi oleh endosteum tulang spongiosa yang menonjol ke dalamrongga sumsum tulang.

96 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 4-2 Pembentukan Tulang Endokondral

D .i.i-- ;--" e{.


r-.
G t:]'' I , .'""-:
B
(.lJ,--
.j_* {ig;-':'.
\.t.__
(2\ "#l:;'-*\* i .(B)

(3)
:l 'l
. , ,..:

j,ri;

d ' -:l
irt
ei
q ..:"s
3't,:'' . '.*)-Jir
.-'
=fu .
'-kas *;-4!
Pembentukan tulang endokondral
E
A. Pembentukan tulang endokondral memerlukan adanya suatu
model tulang rawan hialin.

B. Vaskularisasi perikondrium diafisis (2) mengakibatkan per-


ubahan sel kondrogenik jadi sel osteogenik, dari sini pemben-
tukan melalui pembentukan tulang intramembranosa dari suatu
lingkar tulang subperiosteal (1) yang secara cepat menjadi
berlubang oleh aktivitas osteoklas. Kondrosit dalam pusat hiper-
trofi tulang rawan (3) dan lakunanya menjadi melebur.

C. Lingkar tulang subpbriosteal (1) bertambah semakin panjang


dan lebar. Lakuna yang melebur disebuk oleh kuncup periosteal
(4). Aktivitas osteoklas membentuk rongga sumsum tulang
primitif (5) yang dindingnya terdiri atas kompleks tulang rawan
kalsifikasi-tulang kalsifikasi. Epifisis memperlihatkan awal
pusat osifikasi sekunder (7).

D dan E. Lingkar tulang subperiosteal (1) sekarang cukup lebar


untuk menyokong tulang panjang berkembang, sehingga keba-
nyakan tulang rawan telah diresorpsi kecuali untuk lempeng
epifisis (8) dan yang membungkus epifisis (9). Osifikasi di
epifisis terjadi dari pusat (10); jadi, periosteum vaskular (11)
tidak membungkus permukaan tulang rawan. Pembuluh darah
(12) masuk ke epifisis, tanpa vaskularisasi tulang rawan, untuk
menyusunjala vaskular (13) yang sekelilingnya akan terbentuk
tulang spongiosa.

Tulang Rawan dan Tulang . 97


L
W Histofisiologi
I. TULANG RAWAN jala trans Golgi, juga mitokondria), karena sel-sel
ini secara terus menerus mengganti matriks tulang
A. Matriks tulang rawan rawan. Sel-sel ini membuat kolagen tipe II dan
Tulang rawan hialin adalah jaringan ikat avas- komponen lainnya dari matriks tulang rawan, sel-
kular yang matriknya yang lentur memungkinkan sel ini memerlukan Sox9, suatu faktor transkripsi.
aliran nutrisi dan sisa metabolisme melewati peri-
kondrium dan sel kondrositnya. Matriks terdiri atas
kolagen tipe II yang terbenam dalam substansia II. TULANG
dasar amorf yang terdiri atas glikosaminoglikan, A. Matriks tulang
asam hialuronat, yang mana proteoglikan ber-
Tulang adalah jaringan ikat vaskular yang menga-
lekatan. Komponen glikosaminoglikan dari pro-
lami kalsifikasi. Sel-selnya terletak dalam tempat
teoglikan terutama adalah kondroitin 4-sulfat dan
yang dikelilingi periosteum, dibatasi endosteum
kondroitin 6-sulfat. Suasana asam dari proteo-
atau dalam ruang berbentuk lentikular yaitu lakuna.
glikan, bersama dengan kompleks yang berukuran
Saluran halus yaitu kanalikuli, ditempati .juluran
besar dari proteoglikan-asam hialuronat, menye-
halus dari osteosit, menghantarkan nutrien, hormon
babkan molekul ini mempunyai domain yang besar
dan zat- zat p entin g I ainnya.
dan kemampuan yang luar biasa untuk mengikat
Matriks organik pada tulang terutama terdiri
kation dan air. Selain itu, matriks mengandung gli-
atas kolagen tipe I, glikoprotein bersulfat dan
koprotein yang membantu sel-sel dalam memper-
beberapa proteoglikan. Matriks kolagen menga-
tahankan hubungan dengan matriks antar sel.
lami kalsifikasi dengan kristal hidroksiapatit kal-
Tulang rawan elastis adalah serupa dengan
sium, membuat tulang menjadi salah satu zatyang
tulang rawan hialin, tetapi juga mempunyai serat-
paling keras dalam tubuh. Dengan adanya kristal-
serat elastin. Fibrokartilago tidak mempunyai
perikondrium, hanya mempunyai sedikit matriks
kristal ini menjadikan tulang sebagai tempat
penyimpanan kalsium, fosfat dan ion-ion anorganik
dan sejumlah besar kolagen tipe I tersusun dalam
lainnya. Jadi, tulang ada dalam keseimbangan dina-
deretan sejajar
mik, secara terus menerus mendapat dan melepas-
kan ion-ion anorganik untuk mempertahankan kal-
B, Kondrosit sium dan fosfat dalam keseimbangan.

Kondrosit tulang rawan hialin dan tulang rawan


elastis serupa satu sama lain, yang mana kondrosit B. Sel-seltulang
tersusun masing-masing dalam lakunanya atau Sel-sel osteoprogenitor adalah sel-sel gepeng yang
dalam sel nest (pada tulang rawan muda). Kondrosit belum berdiferensiasi, letaknya dalam lapisan selu-
yang terletak di tepi berbentuk lentikular, sedang- lar periosteum, dalam endosteum dan membatasi
kan kondrosit yang letaknya di tengah tulang rawan kanal Havers. Sel ini tumbuh menjadi osteoblas
berbentuk bulat. Sel-sel ini secara penuh mengisi dibawah pengaruh transforming growth factor-p
lakunanya. Lakuna mempunyai glikogen banyak dan bone morphogenic protein (BMP). Namun,
sekali, sering tetesan lemak yang besar dan per- dalam kondisi hipoksia, sel osteoprogenitor men-
alatan untuk protein sintesis yang berkembang baik jadi sel kondrogenik; karena itu, dua sel ini sebe-
(retikulum endoplasma kasar, aparatus Golgi, jala- narnya adalah sel yang sama yang memperlihatkan

98 . Atlas Berwarna Histologi


faktor berbeda di bawah pengaruh tekanan oksigen yang dihasilkannya. Dua faktor transkripsi yang
yangberbeda. terlibat dalam transformasi osteoblas ke osteosit.
Osteoblas adalah sel yang berbentuk kubis yaitu Ctlfal/Runx2 dan osterix. Kedua faktor ini
sampai torak rendah berperan untuk sintesis matriks penting untuk perkembangan normal kerangka
tulang. Saat sel-sel ini membentuk matriks tulang, mamalia. Ketika diferensiasi terj adi, alkali fosfatase
sel-sel ini dikelilingi matriks dan berubah jadi yang berikatan ke membran tidak lagi dikeluarkan.
osteosit. Matriks tulang mengalami kalsifikasi Osteoklas, sel besar berinti banyak berasal dari
karena diawali vesikula matriks yang berasal dari prekursor monosit, berperan untuk resorpsi tulang.
osteoblas. Jika osteoblas tenang, sel-sel ini kehi- Setelah sel ini meresorpsi tulang, sel tampak menem-
langan alat pembentuk sintesis protein dan menye- pati cekungan yang dangkal, Lakuna Howship.
rupai sel osteogenik. Osteoblas berfungsi dalam Osteoklas mempunyai empat daerah, zona basal,
mengatur mineralisasi tulang dan juga berperan ditempati oleh inti-inti dan organel-organel sel;
untuk pembentukan, penarikan dan mempertahan- tepian berkerut (ruffled border), terdiri atas juiuran
kan osteoklas seperti halnya untuk awal resorpsi seperti jari tangan yang terbenam dalam kompar-
tulang. Osteoblas mempunyai reseptor paratiroid temen subosteoklastik dimana resorpsi tulang ber-
pada membran selnya dan dengan adanya parat- langsung secara aktif; zona vesikular, ditempati
hormon sel ini melepaskan macrophage-colony sejumlah vesikel yang mengangkut zat-zat keluar
stimulating factor, yang merangsang pemben- dari sel dan ke dalam sel dari kompartemen sub-
tukan prekursor osteoklas. Selain itu, osteoblas telah osteoklastik; dan zona jernih, dimana osteoklas
memperlihatkan pada permukaan selnya RANKL membentuk penyekat dengan tulang, memisahkan
(receptor for activation of nuclear factor kappa kompartemen subosteoklastik dari sisi luar jaringan.
B), suatu molekul yang ketika bersentuhan dengan Tepian berkerut mempunyai banyak pompa pro-
preosteoclast's surface -bound RANK merangsang ton yang melepaskan ion hidrogen dari osteoklas ke
preosteoklas untuk berdiferensiasi menjadi osteo- dalam kompartemen subosteoklastik. Selain itu,
klas. Faktor perangsang osteoklas, juga dilepas- aquapores dan kanal klorida memungkinkan han-
kan oleh osteoblas, mengaktifkan osteoklas untuk taran air dan ion klorida, membentuk larutan pekat
mulai menyerap tulang. Agar osteoklas melekat ke HCI dalam kompartemen subosteoklastik, j adi tulang
tulang dengan baik, osteoklas membentuk zona melunak. Enzim-enzim dihantarkan melalui vesikel-
perekat pada permukaan tulang dan pembentukan vesikel ke dalam kompartemen subosteoklastik
perlekatan yang kuat ini dibantu oleh faktor yang untuk memecahkan komponen organik tulang. Hasil
berasal dari osteoblas lainnya, osteopontin. Sebe- pemecahan di endositosis oleh vesikel endositik dan
lum osteoklas dapat melekat ke permukaan tulang, digunakan oleh osteoklas atau dikeluarkan ke dalam
osteoblas harus menyerap matriks tulang yang tidak ruang ekstraselular dimana hasil pemecahan ini
berkalsifikasi yang menutupi permukaan tulang dan masuk aliran darah untuk distribusi ke bagian tubuh
kemudian osteoblas harus menyingkir untuk mem- lainnya. Membran sel osteoklas juga mempunyai
bantu permukaan tulang yang adauntuk osteoklas. reseptor kalsitonin; ketika kalsitonin berikatan ke
Osteosit adalah sel-sel gepeng, menempati lakuna; reseptor, sel-sel ini menjadi dihalangi, sel menghen-
sel-sel ini berperan mempertahankan tulang. Juluran tikan resorpsi tulang, meninggalkan permukaan
sitoplasmanya berhubungan dengan iuluran osteo- tulang dan berubah menjadi se1 individual atau
sit lainnya dan membentuk gap junction di dalam pecah dan disingkirkan oleh makrofag.
kanalikuli; jadi sel-sel ini mempertahankanjaringan Kerjasama antara osteoklas dan osteoblas ber-
komunikasi, sehingga kelompokan besar osteosit tanggung jawab tidak hanya untuk formasi, remodel-
dapat bereaksi terhadap kadar kalsium darah seperti ling dan perbaikan tulang tetapijuga berperan dalam
terhadap kalsitonin dan parathormon, yang dile- pengaturan homeostasis kalsium dan fosfat dalam
paskan oleh kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid. tubuh.
Jadi sel-sel ini berperan untuk homeostasis jangka
pendek kalsium dan fosfat. Osteosit berasal dari
osteoblas yang telah dikelilingi oleh matriks tulang

Tulang Rawan dan Tulang r 99


.$*
#*"
ryri CONTOH KASUS KLINIS

Degenerasi Tulang Rawan lah pemeriksaan radiolo gik dituj ukan untuk alas an
Tulang rawan hialin mulai berdegenerasi ketika lain atau sebagai akibat kimia darah memper-
hipertrofi kondrosit dan mati, suatu proses alamiah lihatkan peningkatan kadar alkali fosfatase. Pem-
dan kejadian ini meningkat dengan proses pe- berian kalsitonin mungkin digunakan untuk mem-
nuaan. Hal ini mengakibatkan mobilitas menu- perlambat perkembangan penyakit.
run dan nyeri sendi.
Osteoporosis
Defisiensi Vitamin Osteoporosis adalah suatu penurunan massa
Defisiensi vitamin A menghambat pembentukan tulang berasal dari kekurangan pembentukan
dan pertumbuhan tulang yang benar, sedangkan tulang atau dari peningkatan resorpsi tulang.
kelebihan vitamin A mempercepat osifikasi lem- Kelainan ini terjadi umumnya pada usia lanjut
peng epifisis, mengakibatkan bentuk tubuh yang karena turunnya hormon pertumbuhan dan pada
kecil. Defisiensi vitamin D, yang penting untuk wanita pasca-menopause karena menurunnya
absorpsi kalsium dalam usus, menyebabkan sekresi estrogen. Selanjutnya, estrogen berikatan
tulang kurang kalsifikasi (lunak)-rickets pada ke reseptor pada osteoblas merangsang sekresi
anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. matriks tulang. Tanpa estrogen yang mencukupi,
Ketika berlebihan, tulang diresorpsi. Defisiensi aktivitas osteoklas mengurangi massa tulang
vitamin C, yang penting untuk pembentukan tanpa diikuti pembentukan tulang, sehingga mem-
kolagen, menimbulkan seriawan, mengakibatkan buat tulang lebih mudah fraktur.
pertumbuhan dan perbaikan tulang yang buruk.
Osteopetrosis
Pengaruh Hormon pada Tulang Osteopetrosis adalah bercak-bercak kelainan yang
Kalsitonin menghambat resorpsi matriks tulang diwariskan mengakibatkan tulang lebih padat
dengan cara mempengaruhi fungsi osteoklas, dengan kemungkinan kelainan bentuk kerangka.
jadi mencegah pelepasan kalsium. Hormon para- Penyakit ini mungkin jenis awal serangan atau
tiroid mengaktifkan osteoblas untuk mensekresi jenis akhir. Jenis awal mulainya mungkin terjadi
faktor perangsang osteoklas, j adi mengaktifkan pada bayi dan dapat mengakibatkan kematian
osteoklas untuk meningkatkan resorpsi tulang, muda karena anemia, perdarahan yang tidak ter-
mengakibatkan kadar kalsium dalam darah mening- kendali dan mudah terkena infeksi. Jenis serangan
kat. Jika berlebihan, tulang menjadi rapuh dan akhir osteopetrosis demikian ringan, gejala klinis
cenderung terkena fraktur. tidak nampak, tetapi penebalan tulang dan kelainan
wajah yang ringan mungkin tampak. Ketika
Penyakit Paget tulang tulang menjadi lebih tebal, diameter lubangnya
Penyakit Paget tulang merupakan kelainan tulang menjadi lebih kecil dan saraf yang melewati
secara umum yang biasanya mengenai individu tulang yang lubangnya menyempit mungkin men-
yang lebih tua. Sering, penyakit ini mempunyai jadi tertekan dan menyebabkan nyeri tulang.
komponen keluarga dan mengakibatkan tulang Penanganan secara bedah dengan melebarkan
menebal tetapi tulang lebih lunak pada tengkorak lubang tulang mungkin membantu meringankan
dan ekstremitas. Penyakit ini biasanya tidak nyeri.
memberikan keluhan dan sering ditemukan sete-

100 o Atlas Berwarna Histolo{i


o #&Ye€&ru

Tulang Rawan dan Tulang r tol


ffA,\SHAA I r Tulang rawan embrional hialin. S.*.M$AR I r Tulang rawan hialin. Trakea. Monyet.
Babi. Paraffin section. x 132. Paraffin section. x 132.

Tulang rawan hialin yang sedang berkembang dike- Trakea dilapisi oleh epitel bertingkat torak bersilia
lilingi oleh jaringan ikat embrional (ECT). Sel- (Ep). Sebelah dalam epitel tampak
vena (V) besar,
sel mesenkim ikut dalam pembentukan tulang rawan berisi darah. Setengah bagian bawah fotomi-
ini. Perhatikan perikondrium (P) yang sedang kroskopik ini ada tulang rawan hialin, yang mana
berkembang, meliputi tulang rawan, menjadi satu kondrosit (C) membentuk kelompokan isogen
dengan jaringan ikat embrional dan dengan tulang (IG) menandakan pertumbuhan interstisial. Kon-
rawan. Kondrosit dalam lakuna tampakbulat, sel-sel drosit menempati ruangan yang disebut lakuna.
berdesakan satu sama lain (panah) dan sedikit matriks Perhatikan matriks teritorial (ponah) di tepi lakuna
yang terpulas homogen di antaranya (kepalopanah) . terpulas lebih gelap daripada matriks interteritorial
(bintang). Seluruh tulang rawan dikelilingi oleh
perikondrium (P).
S&fulE*H 3 . Tulang rawan hialin, Kelinci.
Paraffin section. x 270.
&AMEA& 4 r Tulang rawan hialin. Trakea. Monyet.
Perikondrium terdiri atas iapis fibrosa (F) dan lapis Plasticsection.x210.
kondrogenik (CC).Lapis fibrosa terdiri atas serat-
serat kolagen dan sedikit fibroblas, sedangkan lapis Epitel bertingkat torak bersilia tampak mempunyai
kondrogenik lebih terisi sel-sel, terdiri atas kondro- banyak sel goblet Qtonah). Silia terlihatjelas pada sisi
blas dan sel kondrogenik (panah). Saat kon- bebas epitel, Perhatikan jaringan ikat (CT) di
droblas mensekresi matriks, sel ini menjadi dike- bawah epitel menjadi satu dengan perikondrium
lilingi oleh zat antar sel dan karena itu disebut kon- fibrosa (F). Lapis kondrogenik dari perikon-
drosit (C). Perhatikan kondrosit di bagian perifer drium (Cg) ditempati sel-sel kondrogenik dan kon-
tulang rawan kecil dan memanjang, sementara itu droblas. Saat kondroblas dikelilingi matriks, sel ini
yang di tengah kondrosit besar dan lonjong sampai terjebak dalam lakuna dan karena disebut kondro-
bulat (kepala panah). Sering kondrosit ditemukan sit (C). Di bagian tepi tulang rawan, kondrosit men-
dalam kelompok isogen (IG). jadi gepeng, sedangkan ke arah tengah kondrosit
bulat atau lonjong. Karena melalui proses pembuatan
sajian, beberapa kondrosit keluar dari lakuna,
sehingga tampak sebagai ruang kosong. Meskipun
matriks (M) berisi fibril-fibril kolagen, matriks ini
diliputi glikosaminoglikan; sehingga matriks tampak
homogen dan rata. Lakuna dibatasi oleh adanya
proteoglikan sehingga terpulas lebih gelap di matriks
teritorial, terutama jelas di Gambar 2 dan 3.

={:Wlfflnr"-t
."1 Kelompok
isogen

.i: il

Kondroblas Kondrosit

102 . Atlas Berwarna Histologi


[eAMRA,r t-l

t**
5
* _. :wd
* bl *
.
**$g

.!*
+

bi l
*.. i

f,r '*&c- .+.* C ,

I' Fq .r ir '
'r -i
'r*U'r
;."c15
**rF,.
't '' '.
\.
dt

Ie*e{sAenl tqeturffi&* s I

C kondrosit ECT jaringan ikat embrional IG kelompok isogen


CG perikondrium Ep epitelbertingkat M matriks
kondrogenik torakbersilia P perikondrium
CT jaringanikat F perikondriumfibrosa V vena

Tulang Rawan dan Tulang o 103


&&!Lq$,&ffi $ r Tulang rawan elastis. Epiglotis. *&lt$ffi&& 3 . Tulang rawan elastis. Epiglotis.
Manusia. Paraffin section. x 132. Manusia. Paraffin section. x 270.

Tulang rawan elastis, seperti tulang rawan hialin Pembesaran yang lebih kuat dari daerah perikon-
dibungkus oleh perikondrium (P). Kondrosit (C) drium pada Gambar 1 tampak daerah fibrosa (F)
yang terletak dalam lakuna (panah), telah mengerut sebelah luar dan daerah kondrogenik (CG) sebe-
dari dinding, sehingga tampak sebagai ruang kosong. lah dalam dari perikondrium. Perhatikan kondrosit
Kadang-kadang dalam lakuna tampak dua kondro- (panah) yang terletak di sebelah dalam dari lapis
sit (bintang), menandakan pertumbuhan interstisial. kondrogenik agak gepeng dan lebih kecil daripada
Matriks mempunyai banyak serat elastin (E), tulang rawan yang sebelah dalam. Selain itu, jumlah
sehingga tulang rawan elastis tampak khas, serta serat elastin serta kasarnya serat elastin (panahleng-
ikut berperan karena elastisitasnya. Pada daerah kung) meningkat sampai ke sel-sel besar.
kotok tampak dalam pembesaran di Gambar 3.

*&ffi&&& & r Fibrokartilago, Diskus interver-


GAfulBAft $ . Tulang rawan elastis. Epiglotis.
tebralis. Manusia. Paraffin section. x 132.
Manusia. Paraffin section. x 540.
Kondrosit (C) pada fibrokartilago tersusun dalam
Gambar ini adalah pembesaran doerah korak dalam deretan sejajar, terletak satu persatu dalam setiap
Gambarl. Kondrosit (C) tampak sel besar, lonjong lakuna. Inti kondrosit ini mudah diamati, sementara
sampai bulat dengan inti (N) asentrik. Sel menim- itu sitoplasma tidak jelas (panah). Matriks berisi
bun lemak dalam sitoplasmanya, sering dalam ben- berkas serat kolagen (CF) yang tebal tersusun rer-
tuk tetesan lemak, sehingga sel tampak mempunyai atur antara deretan sel-sel tulang rawan. Tidak seperti
vakuol. Perhatikan serat elastin (E) menutupi tulang rawan elastis dan tulang rawan hialin, fibro-
matriks pada beberapa daerah, dan serat mempu- kartilago tidak dibungkus oleh perikondrium.
nyai ketebalan yang bervariasi, terutama tampak pada
sajian potongan melintang (panah) .

Kondroblas Kondrosit

C kondrosit E serat elastin N nukleus


CF seratkolagen F perikondriumfibrosa P perikondrium
CG perikondrium
kondrogenik

104 . Atlas Berwarna Histologi


tse*$s*ffial
tgr e4' w@
i,' - i.'.j
'S ....
.r*€,:'t
* ##
#{
F
+: r. .,,,,i"$ffi r ]"

+'Ba' #F l"'l

### #t
. {i i'"
*',, , ,
#-;
&#
'# & #*
e#

€ *:# sffi&
"&
s*
# {F E# sr
'i $
*n ,F
:*F
-4F

* *S4
rpr
g ,rl r
r:":,.
lrl ,
11 t,,
#,
A
U€a
a*-ffi]
l-*efl#see s l I u]d]Yr${4n E l

Tulang Rawan dan Tulang e 1o5


&AM8A* 'l . Tulang kompakta dekalsifikasi. 6A,MS&K ? . Tulang kompakta dekalsifikasi.
Manusia. Paraffin section. x 132. Manusia. Paraffin section, x 132.

Potongan melintang tulang dekalsifikasi, tampak Ini adalah potongan melintang tulang kompakta
serat otot skelet (SM) yang akan masuk dalam dekalsifikasi, tampak osteon atau sistim saluran
jarak pendek pada tempat ini. Periosteum fibrosa Havers (Os), juga lamel interstisial (IL). Setiap
sebelah luar (FP) dan periosteum osteogenik osteon mempunyai saluran Havers (HC) di
sebelah dalam (OP) dapat dibedakan karena adanya tengah, dikelilingi oleh beberapa lamel (L) tulang.
komponen fibrosa pada periosteum fibrosa dan Batas setiap osteon tampak dan disebut garis semen-
komponen sel pada periosteum osteogenik. Per- ttm (kepala panah). Saluran Havers di dekatnya
hatikan adanya lamel sirkumferensial dalam dihubungkan satu sama lain melalui salufan
(IC), osteon (Os) dan lamel interstisial (bintang). Volkmann (VC) yang mana pembuluh darah osteon
Juga amati sumsum tulang (M) yang mengisi saling berhubungan satu sama lain.
rongga sumsum tulang, demikian juga endosteum
(p anah) yang membatasinya.
SAf$!g&R 4 . Tulang kompakta tanpa dekalsifikasi
x.s. Manusia. Paraffin section. x 132.
&AnlltsA& 3 . Tulang kompakta dekalsifikasi.
Manusia. Paraffin section. x 540. Sajian ini diberi tinta India untuk meningkatkan
gambaran tulangkompakta. Saluran Havers (HC)
Osteon yang kecil dibatasi dari sekitarnya oleh garis juga lakuna (panah) tampak hitam dalam gambar
sementum (kepala panah). Bentuk lentikular osteo- ini.Perhatikan hubungan antara dua osteon di
sit (Oc) menduduki ruang gepeng, yang disebut tengah atas, disebut saluran Volkmann CVC).
lakuna. Lakuna dibatasi oleh matriks osteoid tidak Kanalikuli tampak sebagai garis halus, sempit menuju
mengalami kalsifikasi. Dalam kotak. Tlrlang kom- saluran Havers, saling beranastomosis satu sama lain
pakta dekalsifikasi. Manusia. Paraffin sec- dengan lakuna dari osteosit lainnya pada osteon
tion. x 54O. Saluran Havers dari suatu osteon tam- yang sama.
pak berisi pembuluh darah (BV) kecil dengan
sedikit jaringan ikat. Saluran dibatasi oleh osteo-
blas gepeng (Ob) dan mungkin sel-sel osteoge-
nik(op)

Nukleus

BV pembuluh darah IL lamel interstisial Op sel osteogenik


FP periosteumfibrosa L lamel-lamel OP periosteum osteogenik
HC saluran Havers M sumsumtulang Os osteon
IC lamelsirkumferensial ob osteoblas SM serat otot skelet
dalam Oc osteosit VC saluranVolkmann

t06 . Atlas Berwarna Histologi


i,: .t't -.
;F-".

;-
t

*'3n5!

--..*. :'
fun*",...**nt

*
fF: ,,**

r: f s-
'"t,r,, l i:rr ,,"$j151

t*; ., I
.tl.t ':.S

rF4{,"
'wt *" x*i

r*

ir#

,,*

teAMBAn?.] fcAm*s,e q I

Tulang Rawan dan Tulang . 107


ffie$q$&ffi $ . Tulang tanpa dekalsifikasi. x.s. &&&4ffi&$q R . 0sifikasi intramembranosa. Kepala
Paraffin section. x 270. babi. Paraffin section. x 132.

Potongan melintang suatu osteon ini tampak jelas Ttabekula (T) yang beranastomosis pada pemben-
lamel-lamel (L) tulang mengelilingi saluran tukan tulang tampak terpulas gelap dengan dasar-
Havers (HC). Garis semenrum membatasi bagian nya jaringan ikat embrional (ECT). Perhatikan
tepi osteon. Perhatikan kanalikuli (C) keluar dari jaringan ikat ini mempunyai banyak sekali pem-
tepi lakuna biasanya tidak meluas ke arah osteon buluh darah dan trabekula tulang membentuk
lainnya. Tetapi, kanalikuli berhubungan dengan kanal osteon primitif (Os) mengelilingi saluran Havers
Havers. Kanalikuli yang tampak saling beranasto- (HC) primitif yang besaq di tengahnya ada pem-
mosis juga dengan lakuna yang ditempati juluran buluh darah (B[. Perhatikan osteosit (Oc) ter-
panjang osteosit pada tulang yang sebenarnya. susun tidak beraturan. Setiap trabekula dibungkus
olehosteoblas (Ob).
S&M&gn *. 0sifikasi intramembranosa.
Kepala babi, Paraffin section; x 270. #effi#&$* 4 . 0sifikasi intramembranosa.
Kepala babi. Paraffin section. x 540.
Gambar fotomikroskopik osifikasi intramembra-
nosa ini diambil dari bagian tepi daerah pemben- Fotomikroskopik ini diambil dari daerah yang serupa
tukan tulang. Perhatikan periosteum (P) yang pada Gambar 2 dan 3. Trabekula ini menunjukkan
sedang terbentuk di sudut kanan atas. Tepat di yang penting, yaitu osteoblas (Ob) membungkus
bawah periosteum primitif, tampak osteoblas (Ob) seluruh permukaan dan osteoid (Ot) letaknya di
sedang berdiferensiasi dan menghasilkan osteoid antara tulang kalsifikasi dan sel-sel tulang dan tam-
(Ot), matriks tulang yang belum kalsifikasi. Karena pak warnanya lebih pucat. Juga perlu diperhatikan,
osteoblas sendiri dikelilingi oleh matriks tulang, sel osteoblas ditandai dengan bintang tampak terjebak
ini menjadi terjebak di dalam lakuna dan disebut dalam matriks yang dibentuknya. Akhirnya, perhati-
osteosit (Oc). Osteosit ini lebih banyak, lebih besar kan sel besar yang mempunyai banyak inti yaitu osteo-
dan lebih lonjong daripada tulang dewasa, dan klas (Od), sedang dalam proses resorpsi tulang. Akibat
susunan serat-serat kolagen dalam matriks tulang aktivitas osteoklas maka terbentuklah lakuna Howship
kurang tepat dibanding tulang dewasa. Karena itu, (kepala panah), yaitu cekungan dangkal pada permu-
tulang ini diberi nama tulang imatur (tulang primer) kaan tulang. Keterkaitan antara osteoklas dan osteo-
dan nantinya akan digantikan oleh tulang dewasa blas diatur sangat teliti pada pembentukan tulang
pada kehidupan selanjutnya. yang normal dan remodeling tulang.

Lamel
Lamel konsentris
sirkumferensial luar
Osteon
i ., I 7 Lamel sirkumferensial
Periosteum ;'74.t=,./
;,.+l:' !j
dalam

Pembuluh darah ;iri+',1


't, ' ri d.'
; ':54 |
Kanal havers , ,'itE.
"u",'flf'
"-1ii

,' 4,s'

trJ ii
rirl

Tulang Kompakta

lO8 . Atlas Berwarna Histologi


[-*sffise* s I

f:
f&
:i
t:l
t
{R
d
.**
I "" i *
Ff
ffi€ -,*
;rgi,1.
s, - kE
"'

l-*e€ffi&ffi,s I

KUNCI
BV pembuluh darah L lamela Os osteon
C kanalikulus ob osteoblas Ot osteoid
ECT jaringan ikat embrional Oc osteosit P periosteum
HC Kanal Havers Ocl osteoklas T trabekula

Tulang Rawan dan Tulang r 169


&&ffiB&$ * r Pusat osifikasi epifisis. Monyet. SAMEAS 3 . 0sifikasi endokondral. Monyet.
Paraffin section. x 14. Paraffin section. x 132.

Kebanyakan tulang-tulang panjang dibentuk melalui Gambar ini adalah pembesaran daerah kotak pada
osifikasi endokondral, yang mencakup penggantian Gambar 2. Jelas terlihat daerah dimana periosteum
model tulang rawan dengan tulang. Pada pembe- dan perikondrium bertemu (kepala panah). Sebelah
saran rendah fotomikroskopik ini, diafisis (D) dalam periosteum ada lengkung tulang subpe-
falangs jari telah digantikan oleh tulang dan rongga riosteal (BC), yang dibentukmelalui osifikasi intra-
sumsumtulang terisi dengan sumsum tulang (M). membranosa. Osifikasi endokondral tampak dalam
Epifisis (E) pada falangs yang sama sedang menga- cetakan tulang rawan. Mulai pada bagian atas gam-
lami osifikasi dan ini merupakan pusat osifikasi ba4 perhatikan bagaimana kondrosit berderet-deret
sekunder (2"), karena itu terbentuk lempeng epifi- dalam kolom panjang (panah), ini menandakan
sis (ED). Tlabekula (T) jelas terlihat pada sisi aktivitas mitosis yang tinggi yang nantinya adalah
diafisis dari lempeng epifisis daerah lempeng epifisis. Pada lempeng epifisis ini
akan menjadi zona proliferasi (ZP). Kondrosit
ukurannya bertambah di dalam zona Maturasi
&SiMSAn ! . 0sifikasi endokondral, 1.s. Monyet.
dan hipertrofi (ZH) dan resorpsi dinding lakuna-
Paraffin section. x 14. nya, dan melebar sampai beberapa lakuna menjadi
satu. Kondrosit mati di dalam zona kalsifikasi
Kebanyakan tulang rawan telah digantikan pada
tulang rawan (ZC). Yang nantinya rongga sumsum
diafisis tulang yang sedang terbentuk ini. Perhati-
tulang diisi oleh sumsum tulang, osteoklas dan sei
kan sejumlah trabekula (T) dan sumsum tulang
osteogenik, serta pembuluh darah. Sel-sel osteogenik
(M) yang sedang terbentuk di rongga sumsum
secara aktif berdiferensiasi menjadi osteoblas, yang
tulang. Osifikasi selanjutnya ke arah epifisis (E), di
membentuk tulang pada dinding lakuna yang men-
dalam mana pusat osifikasi sekunder belum tam- jadi satu. Pada bagian dasar gambar perhatikan
pak. Perhatikan periosteum, tampak sebagai garis
tulang yang dibungkus trabekula dari tulang rawan
antara lengkung tulang subperiosteal dan jaringan
yang mengalami kalsifikasi (bintang) .
ikat sekitarnya. Daerah dalam kotak digambarkan
pada Gambar 3.

'::j
Diafisis
'i*-
.. !.+, =.:
-'"t€i**"=.
-\-
".+, rw' Tulang rawan
Zona sel proliferasi \*r mengalami kalsifikasi
it

I L"rp"ng
Zona hipertrofi I epifisis

i;.
, i|i Epifisis
tr.t
.\ ',
Lengkung tulang "'
subperiostal \ Periosteum
i:: .

Periosteum4l Lengkung tulang


subperiosteal

Pembentukan tulang endokondral

I t0 . Atlas Berwarna Histologi


t-

,l
F$ t;
Fii:
L 4H'
*€ e" 'P
'.+ ills.
l-eAzu$AnTl { hffi
:!'ib
i *.
f, c.

f-€sjrses 3 l

KUNCI
BC lengkung tulang subperiosteal P periosteum ZH zona maturasi
D diafisis 2' pusatosifikasisekunder seldanhipertrofi
E epifisis T trabekula ZP zonaproliferasi
ED lempengepifisis ZC zonatulangrawan
M sumsumtulang mengalami kalsifikasi

Tulang Rawan dan Tulang r 1l t


&&WS&K '$ .Osifikasi endokondral. Monyet, Se$S*&& S .Osifikasi endokondral. x.s. Monyet.
Paraffin section. x 132. Paraffin section. x 196.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran di Potongan melintang daerah osifikasi endokondral
suatu daerah pada Gambar 3, Plate 4.5. Perhatikan tampak banyak ruang bulat pada tulang rawan yang
osteoklas yang mempunyai banyak inti meresorpsi mengalami kalsifikasi yang berbatasan dengan
trabekula tulang dari tulang rawan yang mengalami tulang (binrang). Ruang ini merupakan lakuna yang
kalsifikasi. Lengkung tulang subperiosteal (BC) menjadi satu dalam template tulang rawan, dimana
dan periosteum (P) tampakjelas, pada pertemuan kondrosit hipertrofi dan mati. Selanjutnya, tulang
antara lengkung tulang dan tulang rawan (panoh). rawan yang mengalami kalsifikasi dan sel-sel osteo-
Rongga sumsum tulang sedang terbentuk dan dipe- genik masuk telah berdeferensiasi menjadi osteo-
nuhi pembuluh darah (B\), sel-sel osteogenik, blas (kepala panah) dan membatasi tulang rawan
osteoblas dan sel hematopoetik. dengan tulang. Karena ruang-ruang dipisahkan satu
sama lain oleh dinding tulang rawan, tulang ter-
bentuk pada sisi-sisi dinding. Karena itu, trabekula-
{$,&WS&m € .Osifikasi endokondral. Monyet.
trabekula ini, yang pada potongan memanjang tam-
Paraffin section. x 270.
pak seperti stalaktit tulang dengan bagian tengah-
nya adalah tulang rawan yang telah mengalami kal-
Fotomikroskopik ini adalah pembesaran daerah
sifikasi, pada kenyataannya ruang-ruang dalam tem-
kotak pada Gambar 1. Perhatikan trabekula dari
plate tulang rawan dibatasi dengan tulang. Dinding
tulang rawan yang mengalami kalsifikasi ditutupi
antara ruang-ruang adalah sisa-sisa tulang rawan
oleh lapis tulang yang tipis. TLlang yang terpulas
antara lakuna yang mengalami kalsifikasi dan mem-
lebih gelap (panah) berisi osteosit, sedangkan yang
bentuk substruktur dimana tulang terbentuk.
terpulas lebih terang tulang rawan yang mengalami
kalsifikasi (CC) tampak aselulaL karena kondrosit Perhatikan pembentukan rongga sumsum
daerah ini mati, meninggalkan lakuna yang kosong
tulang (MC), ditempati pembuluh darah (BV),
jaringan hematopoetik (HT), sel-sel osteogenik
yang saling menjadi satu sama lain. Perhatikan
osteoblas (Ob) membatasi kompleks trabekula dan osteoblas (kepala panah). Lengkung tulang
dan sel-sel terpisah dari tulang yang mengalami subperiosteal (BC) tampak dan dibungkus oleh
kalsifikasi oleh osteoid yang tipis (Ot). Karena kete-
periosteum, dengan kedua lapisannya fibrosa
balan lingkar tulang subperiosteal bertambah, tra-
(FP) dan osteogenik (Og) terlihatjelas.

bekula dari tulang raJuan yang mengalami kalsi-


fikasi berlapis tulang akan diresorpsi sehingga tem-
plate tulang rawan digantikan oleh tulang. Satu-
satunya tulang rawan yang masih bertahan akan
menjadi lempeng epifisis dan pembungkus sendi dari
epifisis. Pembuluh darah

Tulang rawan kalsifi kasi


Lengkung tulang subperiosteal

dan pembuluh darah

,. ::: ;r'i
Pembentukan tulang endokondral

112 . Atlas Berwarna Histologi


Is&Mse*t

BC tulang
lengkung FP periosteum fibrosa Og periosteum osteogenik
subperiosteal HT jaringanhematopoetik Ot osteoid
BV pembuluhdarah MC ronggasumsumtulang P periosteum
CC tulangrawankalsifikasi Ob osteoblas

Iulang Rawan dan Tulang o 1lt


/

'{ }:
'"*t*
?.,

t.
;' !,
."I

1*:'::
":'!.
;'+-:'i

_+.::;! I!+t:.
_-:'E1':;--':;

. .':... ';:
,.. ,
-

'.:ii

S*$#ffi&* 3 . Tulang rawan hialin. Mencit. (rER) dan sejumlah mitokondria (M). Matriks
Mikroskop elektron. x 6120. tampak ada fibril kolagen (panah). (Seizin
Seegmiller R, Ferguson C, Sheldon H: J tJltrastruct
Tulang rawan hialin pada trakea neonatus tikus ada Res 38:288- 301,7972).
kondrosit, dimana inti
(N) di tengah dikelilingi
dengan banyak retikulum endoplasma kasar

1t4 . Atlas Berwarna Histologi


x. : .*i;3.F1*

f . "sit;

t*'.ffi
.-*d:

;
e

. * ..,:, a-1 '


*-+.f'
=; t

S&W*&K t . 0steoblas pada tulang panjang. {i&{1$$3&* f . 0steoblas. Tikus. Mikroskop elektron.
Tikus. Mikroskop elektron. x 1350. x 9450.

Gambar pembesaran rendah mikroskop elektron Osteoblas dengan pembesaran kuat, tampak apa-
tampak sejumlah fibroblas dan osteoblas di tepian ratus Golgi (g) yang berkembang baik, banyak
trabekula tulang (BT). Osteoblas (bintang) retikulum endoplasma kasar (rer) dan
diamati pada pembesaran kuat dalam Gambar 2. beberapa vakuola (cv) bersalut pada membrana
(Seizin Ryder M, Jenkins S, Horton J; J Dent Res basalis sel. Perhatikan potongan melintang serat
60:1349-135s,1981) kolagen (col) dalam matriks tulang. (Seizin Ryder
M, Jenkins S, Horton J: J Dent Res 60:1349-1355,

Tulang Rawan dan Tulang o tt5


ffi&WS&$* "$* . 0steoklas pada tulang panjang. S,effi&,effi $k o Osteoklas. Tikus. Mikroskop
Tikus. Mikroskop elektron. x 1800. elektron. x 1 800,

Osteoklas dengan dua inti tampak dalam sajian ini. Ini adalah pembesaran kuat suatu daerah pada Gam-
Perhatikan sel itu dikelilingi oleh suatu permukaan bar1,A,. Perhatikan adanya nukleus (N) dan nukleo-
tulang (bintang). Daerah inti diberi tanda kepala lusnya (n), demikian juga ruffled border (RB)
panah tampak pada pembesaran lebih kuat di Gam- dan zona jernih (CZ) pada osteoklas. Sejumlah
bar 1B vakuola (v) dengan berbagai ukuran dapat tampak
dalam sitoplasma. (Seizin Ryder M, Jenkins S,
Horton J:.IDent Res 60:\349-1355, 198 1)
&&*S#&& *. 0steoklas. Manusia. lrisan
Paraffin section. x 600.

Inti (N) sel-sel multinuklear terletak di daerah


basal (MR), jauh dari lakuna Howship (HL).
Perhatikan ruffle border (kepola panoh) berhu-
bungan erat dengan lakuna Howship (Seizin Dr. J.
Hollinger).

116 . Atlas Berwarna Histologi


. r.i!::
nr
|l sr':
Iil ";i

f-se*&*e*rT-l

W
f**.wfrs* *-l

Tulang Rawan dan Tulang r 117


L
W Ringkasan Histologik
I. TULANG RAWAN 2.Matiks
A. Tulang rawan embrional Matriks berisi sejumlah serat-serat elastin yang
gelap, dan selain itu juga ada fibril-fitrril kolagen.
L Perikondriam
3. Sel-sel
Perikondrium sangat tipis dan selular.
Sel-sel nya yaitu kondrosit, kondroblas dan sel-sel
2.Matriks. kondrogenik, sama seperli yang terdapat dalam
Matriks tampak sangat sedikit dan licin tulang rawan hialin

3. Sel-sel
Kondrosit banyak, kecil, bulat di dalam celah kecil D. Fibrocartilago
di matriks. Celah kecil ini disebut lakuna.
1. Perikondrium
Biasanya perikondrium tidak ada.
B. Tulang rawan hialin
2. Matriks
1. Perikondrium
Substansia dasar dari matriks sangat sedikit.
Perikondrium terdiri atas dua lapis yaitu lapis Banyak berkas serat kolagen yang tebal terletak di
fibrosa, yang berisi serat-serat kolagen dan fibro- antara deretan sejajar dari kondrosit.
blas dan lapis kondrogenik di sebelah dalam, berisi
3. Sel-sel
sel-sel kondrogenik dan kondroblas.
Kondrosit dalam fibrokartilago lebih kecil diban-
2.Matriks ding dengan yang terdapat di tulang rawan hialin
Matriks tampak rata dan basofil. Matriks terdiri atas atau tulang rawan elastis, dan sel-sel ini tersusun
dua daerah yaitu matriks teritorial (kapsular), yang dalam deretan paralel longitudinal antara berkas
lebih gelap dan mengelilingi lakuna dan matriks serat-serat kolagen yang tebal.
interteritorial (interkapsular) wamanya lebih terang.
Fibril kolagen tersamar oleh substansia dasar.
II. TULANG
3. Sel-sel
A. Tulang kompakta mengalami
Baik kondrosit yang ditemukan secara terpisah
atau mungkin berkelompok dua atau tiga kondrosit dekalsifikasi
(kelompok isogen) berada dalam suatu lakuna. 1. Periosteam
Kondrosit penting dalam pertumbuhan inters- Periosteum terdiri atas dua lapis yaitu lapis fibrosa
tisial. Pertumbuhan aposisional letaknya tepat di sebelah luar, berisi serat-serat kolagen dan fibro-
sebelah dalam perikondrium, dan sebutannya yaitu blas, dan lapis osteogenik lebih dalam, berisi sel-
kondroblas. sel osteoprogenitor dan osteoblas. Serat ini mele-
kat ke tulang melalui serat-serat Sharpey .
G. Tulang rawan elastis 2.Sistemlamelar
1. Perikondriam Susunan lamelar terdiri atas lamel sirkumferen-
Perikondrium adalah sama, baik yangadadi tulang sial luar dan dalam, osteon (sistim kanal Havers)
rawan elastis maupun dalam tulang rawan hialin. dan lamel interstisial.

I 18 . Atlas Berwarna Histologi


3. Endosteum kula dan spikula. Terkadang, osteoklas yang mem-
Endosteum adalah suatu membrantipis yang mem- punyai banyak inti dan besar menempati lakuna
batasi rongga sumsum tulang, yang berisi sumsum Howship. Osteoid yaitu matriks tulang yang tidak
tulang kuning atau sumsum tulang putih. mengalami kalsifikasi terletak di antara sel-sel
tulang dan j aringan yang mengalami kalsifikasi.
4. Sel-sel
Sumsum tulang menempati ruang-ruang di
Osteosit menempati celah kecil disebut lakuna.
antara trabekula.
Osteoblas dan sel-sel osteogenik ditemukan dalam
lapis osteogenik dari periosteum, di endosteum dan
dinding saluran Havers. Osteoklas terletak di dalam D, Osif ikasi intramembranosa
lakuna Howship sepanjang permukaan resorpsi
tulang. Osteoid yaitu suatu matriks tulang yang 1. Pusatosifikasi
belum mengalami kalsifikasi, letaknya antara sel- Pusat osifikasi adalah daerah vaskular dari
sel tulang danjaringan yang mengalami kalsifikasi. jaringan ikat mesenkim dimana sel-sel mesenkim
mungkin berdiferensiasi menjadi sel-sel osteoge-
5, Alirandarah
nik, selanjutnya berdiferensiasi menj adi osteoblas.
Pembuluh darah terdapat di periosteum, di dalam
rongga sumsum tulang dan di dalam saluran Havers 2, Sistemlamelar
dari osteon. Saluran Havers berhubungan satu sama Susunan lamelar mulaijika spikula dan trabekula
lain melalui saluran Volkmann. membentuk osteon primitif di sekeliling pembuluh
darah. Tulang yang pertama kali terbentuk adalah

B, Tulang kompakta tanpa tulang primer (woven bone) dimana sel-selnya


lebih besar dan susunan fibrillarnya kesana-kemari
dekalsifikasi dibanding dengan tulang sekunder (dewasa).
1, Sistemlqmelqr
3. Sel-sel
Susunan lamelar jelas terlihat seperti kue wafer
Unsur sel dari osifikasi intramembraaosa adalah
berlapis tipis atau lamel-lamel yang menyusun
sel-sel osteoprogenitor, osteoblas, osteosit dan
tulang. Lamel-lamel ini kemudian menyusun lamel
osteoklas. Selain itu, sel-sel mesenkim dan sel-sel
sirkumferensial luar dan lamel sirkumferensial hemopoetikjugaada.
dalam, osteon dan lamel interstisial.
Osteon adalah bangunan berbentuk silindris ter-
atas lamel-lamel konsentris tulang. Lakunanya
diri E. Osif ikasi endokondral
kosong, tetapi pada tulang dalam keadaan hidup I. P a s at o sijikasi p rimer
lakuna terisi osteosit. Kanalikuli tersusun radiar
Perikondrium dari diafisis dari template tulang
dari lakuna ke tengah kanal Havers, yang pada
rawan mendapat pendarahan, diikuti dengan hiper-
keadaan hidup ditempati pembuluh darah, osteoblas
trofi kondrosit yang terletak di tengah, lakuna
dan sel-sel osteogenik. Garis sementum membatasi
menjadi satu, kalsifikasi sisa-sisa tulang rawan dan
bagian tepi setiap osteon. Kanal Volkmann meng-
akhimya kondrosit mati. Bersamaan dengan keja-
hubungkan kanal Havers yang berdekatan.
dian ini, sel-sel kondrogenik dari perikondrium
menjadi sel-sel osteogenik, kemudian berdiferen-
G. Tulang spongiosa dekalsifikasi siasi menjadi osteoblas. Osteoblas membentuk
7. Sistemlumelar lengkung tulang subperiosteal, jadi mengubah
lapis perikondrium menj adi periosteum. Kuncup
Susunan lamelar terdiri atas spikula dan trabekula
periosteal menyusup diafisis, memasuki lakuna
tulang.
yang kosong karena kematian kondrosit. Sel-sel
2. Sel-sel osteogenik berubah menjadi osteoblas, yang menyu-
Sel-sel, seperti sebelumnya yaitu osteosit menem- sun tulang pada trabekula dari tulang rawan yang
pati lakuna. Osteoblas membatasi seluruh trabe- mengalami kalsifikasi. Hemopoesis mulai di

Tulang Rawan dan Tulang o 119


rongga sumsum tulang primitif; osteoklas (dan daerah yang susunan kondrositnya tidak beraturan;
menurut ahli lainnya juga kondroblas) terbentuk, 2) zona proliferasi sel, kondrosit tersusun dalam
yang meresorpsi trabekula tulang dari tulang rawan deretan dimana sumbu panjaagnya sejajar dengan
yang mengalami kalsifikasi seperti lengkung tulang tulang yang sedang tumbuh; 3) zona maturasi sel
subperiosteal menjadi lebih tebal dan memanjaag. dan hipertrofi, dimana sel-sel membesar dan
2. Pusat osifikasi sekunder matriks antara sel-sel yang berdekatan menjadi tipis
sekali; 4) zona kalsifikasi tulang rawan, dimana
Pusat osifikasi epifisis (sekunder) dimulai bebe-
lakuna menjadi satu dan matriks antara deretan
rapa saat setelah lahir. Osifikasi mulai di pusat
kondrosit menjadi mengalami kalsifikasi, menye-
epifisis dan tumbuh secara radiar dari tempat itu,
babkan kondrosit akhirnya mati; dan 5) zona osifi-
meninggalkan tulang rawan hanya pada permu-
kasi sementara, dimana osteoblas mengendapkan
kaan sendi dan pada permukaan yaag berhadapan
tulang pada sisa-sisa tulang rawan yang mengalami
antara epifisis dan diafisis yang nantinya menjadi
kalsifikasi di antara deretan yang berdekatan. Osteo-
lempeng epifisis.
klas (dan menurut ahli lainnya yaitu kondroklas)
3. Lempeng epiftsis meresorpsi kompleks kalsifikasi.
Lempeng epifisis berperan untuk pemanjangan
tulang panjang. Lempeng ini dibagi menjadi lima
zona: l) zonacadangan tulang rawan, yaitu suatu

120 . Atlas Berwarna Histologi


)

Darah dan
Hematopoiesis
Darah, yang volume keselumhanny a pada rata- warnanya dapat digunakan untuk klasifikasi sel-sel
rata orang adalah sekitar 5 liter, merupakan jaringan ini. Granula dari neutrofil mempunyai afinitas
ikat jenis khusus, terdiri atas sel-sel, fragmen se1 yang terbatas terhadap zaI warna, sedangkan eosi-
dan plasma yaitu unsur cairan antar sel. Sirkulasi nofil mengambil wama kemerahan-orange dan
darah melalui seluruh tubuh dan mempunyai fungsi basofil mengambil warna biru gelap dengan zar
bermacam-macam dalam menyalurkan nutrien, oksi- warna yang digunakan dalam pulasan sajian darah.
gen sisa metabolisme, karbondioksida, hormon- Neurotrofil melakukan fagositosis terhadap bakteri
hormon, sel-sel dan zat-zat lainnya. Selanjutnya, dan sering dikenal sebagai mikrofag. Seluruh granu-
darah juga berfungsi mempertahankan suhu tubuh. losit berfungsi dalam fagositosis, tetapi neutrofil
paling kuat di antara ketiganya. Eosinofil diketahui
berfungsi dalam aktivitas melawan parasit dan fago-
O SEL DAN FRAGMEN SEL sitosis kompleks antigen-antibodi, sedangkan fungsi
basofil belum diketahui. Namun, basofil berisi hepa-
Sel-sel darah dapat diklasifikasikan sebagai
eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah
rin dan histamin, yang dilepaskan melalui degra-
nulasi. Basofil mengandung granula yang mirip
putih). Sel darah merah (RBC), paling banyak,
dengan sel mast dan melepaskan agen farmakologik
tidak berinti dan seluruh fungsi dalam sistim sir-
dari asam arakidonat dalam membrannya.
kulasi melalui transpor oksigen dan karbondiok-
Darah dalam sirk-ulasi juga mengandung fragmen-
sida ke dan dari jaringan tubuh. Sel darah putih
fragmen sel yaitu platelet (trombosit). Struktur
(WBC) melakukan fungsinya di luar sistem sirku-
kecil ini, lonjong sampai bulat, berasal dari mega-
lasi dan menggunakan aliran darah sebagai alat
penghantar untuk mehcapai tujuan. Ada dua kelom-
kariosit sumsum tulang berfungsi dalam hemo-
stasis yaitu mekanisme pembekuan darah.
pok utama dari sel darah putih yaitu agranulosit
dan granulosit. Limfosit dan monosit termasuk
kelompok pertama, sedangkan neutrofil, eosinofil O PLASMA
dan basofil termasuk kelompok kedua. Limfosit Plasma adalah komponen cair dari darah, terdiri
adalah sel-sel dasar dari sistem imun dan meskipun sekitar 557o volume seluruh darah. Plasma berisi
ada tiga kategori yaitu-Limfosit T, Limfosit B elektrolit dan ion-ion seperti kalsium, natrium,
dan sel nol (Null cell)-perlu teknik imunosito- kalium dan bikarbonat; molekul yang lebih besar
kimiawi untuk mengenalinya. Monosit meninggal- yaitu albumin, globulin dan fibrinogen; dan bahan-
kan aliran darah dan masuk ke jaringan ikat dan bahan organikbervariasi dalam asam amino, lemak,
menjadi makrofag dan melakukan fagositosis ter- vitamin, hormon-hormon, serta kofaktor. Setelah
hadap zat-zat tertentu seperti membantu limfosit pembekuan, kemudian tampak serum yang warna-
dalam aktivitas imunologiknya. Granolosit dapat nyakuning seperti jerami. Cairan ini identik dengan
dikenali karena adanya granula khusus, yang mana plasma tetapi tidak mengandung fibrinogen atau

Darah dan Hematopoiesis . 121


komponen-komponen lain yang penting untuk reaksi
pembekuan.
O SERI ERITROSIT
Perkembangan erifrosit dimulai dari CFU-S yang
memberi respons terhadap peningkatan eritro-
O HEMOPOIESIS poietin, yang akhirnya menjadi sel-sel yang dikenal
Sel-sel darah yang berada dalam sirkulasi mem- sebagai BFU-E dan/atau CFU-E yang memberi res-
punyai masa hidup yang relatif pendek dan harus pons terhadap penurunan eritropoietin. Meskipun
digantikan secara terus menerus dengan sel-sel yang ada beberapa generasi CFU-E, namun CFU-E dike-
baru. Proses pergantian sel dikenal sebagai hemo- nal secara histologik sebagai proeritroblas. Sel-sel
poiesis (hematopoiesis). Seluruh sel-sel darah ber- ini menjadi eritroblas basofilik, dan selanjutnya
kembang dari satu sel induk yang pluripoten dikenal mengalami pembelahan sel menjadi eritroblas poli-
sebagai pluripotential hemopoietic stem cell kromatofilik yang akan mengalami mitosis mem-
(PHSC). Sel-sel ini mengalami aktivitas mitosis bentuk eritroblas ortokromatofilik (normoblas).
sehingga sel ini berkembang menjadi dua jenis sel Sel-sel pada stadium ini akan mendorong keluar inti-
punca hemopoietik multipotensial, CFU-GEMM nya, kemudian menjadi retikulosit (angan dika-
(Colony-forming unit-granulocyte, erythrocyte, caukan dengan sel-sel retikulum padajaringan ikat)
monocyte, megakariocyte, dulunya dikenal sebagai yang selanjutnya menjadi sel darah merah dewasa.
CHU-S) dan CFU-Ly (colony-forming unit- Pewarnaan dengan biru metilen untuk hitung retiku-
lymphocyte). Kebanyakan PHSC dan sel punca losit secara manual dan pewarnaan dengan thiazole
hemopoietik lainnya orang dewasa letaknya dalam orange untuk hitung retikulosit secara otomatis.
sumsum tulang merah dari tulang pendek dan
tulang gepeng. Sumsum dari tulang panjang adalah
merah pada individu yang muda, tetapi ketika
O SERI GRANULOSIT
sumsum ini disebuk oleh lemak pada waktu dewasa, Perkembangan seri granulositik dimulai dari
sumsum ini memberi gambaran kuning dan dikenal CFU-S pluripoten. Yang termasuk seri pertama ada-
sebagai sumsum kuning. Meskipun dulunya dike- lah mieloblas, secara mitosis menjadi promielosit,
tahui bahwa sel-sel lemak menimbun lemak, seka- yang juga mengalami pembelahan menjadi mielosit.
rang diketahui bahwa sel-sel yang sebenarnya ber- Mielosit adalah sel pertama dari seri ini yang mem-
peran untuk menyimpan lemak dalam sumsum punyai granula spesifik, sehingga dapat dikenali
tulang adalah sel-sel retikulum adventisia. Sel adanya neutrofil, eosinofil dan basofil. Sel berikut-
punca, dalam merespons terhadap berbagai faktor nya dalam seri ini adalah metamielosit, yang akan
pertumbuhan hemopoietik, mengalami pembelahan menjadi sel batang, suatu bentuk muda yang akan
sel dan mempertahankan jumlah yang beredar dari menjadi granulosit dewasa dan memasuki aliran
eritrosit. leukosit dan trombosit. darah (Table 5-1).
Daftar istilah perkembangan sel-sel di bawah
adalah berdasarkan pada warnanya dengan pulasan
Wright atau Giemsa modifikasi Romanovsky seperti
yang digunakan pada pulasan darah dan pulasan
sumsum tulang yang digunakan dalam hematologi.

122 . Atlas Berwarna Histologi


TABLE 5*1 r ,Unsur darah yang berbentuk
CIiametcr {}.rr$} %
Unsur Fulasan lrican JumlaMmm' Leukosit SranuXs Fungsi Nukleus

Eritrssit '7-8 6J 5x10' (pria) Tidak ada Transpor O, Tidak ada


4,5 x IA'(wanita)
dan CO"

Eosinofil t0-t4 9-11 l-50-400 Azurofil tersier Fagositosis Dua lobus


dan besar kompleks (bentuk sosis)
spesifik antigen-antibodi
(eosinofilik) dan kontrol
penyakit parasit

Easofil 8=10 7-8 50-100 0.5-1 Azurofil,dan Mungkln Besar.


tlesar;spesifik fagositosis bentuk S
(basofilik) dan rnelepas-
rgrarlula kan agen
:(heparln dan fannakologik
.' histamin) ,

Darah dan Hematopoiesis . 123


L
W Histofisiologi
I. KOAGULASI konversi Faktor X ke Faktor Xa dan dari titik itu
Koagulasi adalah hasil dari interaksi sejumlah pro, pada langkah terakhir jalur koagulasi dan dikenal
tein plasma dan faktor-faktor koagulasi. Mekanisme sebagai jalur umum.
pengaturan koagulasi terjadi khas, hanya terjadijika
endotel dinding pembuluh darah terluka. Padapem- II. FUNGSI NEUTROFIL
buluh darah yang utuh, endotel membentuk peng- Neutrofil mempunyai tiga jenis granula: granula
hambat agregasi trombosit (NO dan prostasiklin) spesifik, granula azurofil dan granula tersier. Gra-
seperti halnya memperlihatkan trombomodulin dan nula spesifik mengandung zat farmakologik dan
molekul menyerupai heparin, pada plasmalema enzim-enzim yang memungkinkan neutrofil untuk
permukaan luminal yang mencegah koagulasi. melakukan peran antimikroba. Granula azurofil
Namun, jika pembatas pembuluh darah rusak, sel- adalah lisosom, mengandung berbagai hidrolase
sel endotel berubah dari menghasilkan dan mem- lisosom, seperti halnya mieloperoksidase, permea-
perlihatkan antiagregasi dan antikoagulasi dan mele- bilitas bakteri meningkatkan protein, lisozim dan
paskan faktor jaringan (tromboplastin jaringan), kolagenase. Granula tersier mengandung gliko-
faktor von Willebrand dan endotelin. Kompleks protein yang diperlukan untuk insersi ke dalam
faktor jaringan dengan Faktor VIIa mengkatalisis membran sel seperli halnya gelatinase dan katepsin.
perubahan Faktor X menjadi bentuk aktifnya, pro- Sel-sel ini menggunakan isi ketiga jenis granula
tease Faktor Xa; faktor von Willebrand meng- untuk melakukan fungsi antimikrobanya. Ketika
aktifkan trombosit, membantu perlekatan trombosit neutrofil tiba pada tempat kerjanya, neutrofil menge-
ke laminin dan kolagen dan menginduksinya untuk luarkan isi granulanya. Gelatinase meningkatkan
melepaskan ADP dan trombospondin, memperkuat kemampuan neutrofil berpindah melalui lamina
perlekatan satu sama lain; dan endotelin merang- basalis dan glikoprotein dari granula tersier mem-
sang kontraksi sel-sel otot polos vaskular di daerah bantu dalam mengenali dan memfagosit bakteri ke
pengerutan pembuluh darah yang rusak dan mem- dalam fagosom neutrofil. Granula azurofil dan
perkecil hilangnya darah. Proses koagulasi berlang- granula spesifik melebur dan melepaskan enzim
sung dalam satu dari duajalur konvergen, ekstrin- hidrolitiknya ke dalam fagosom, jadi mengawali
sik dan intrinsik, keduanya menuju ke langkah pemecahan enzimatik mikroorganisme. Selain peme-
terakhir dari perubahan fibrinogen ke fibrin. Jalur cahan enzimatik itu, mikroorganisme juga dihan-
ekstrinsik mulainya lebih cepat dan bergantung curkan oleh kemampuan neutrofil untuk mengalami
pada pelepasan faktor jaringan. Jalur intrinsik peningkatan tiba-tiba dalam penggunaan O, yang
mulainya lebih lambat, tergantung pada pertemuan dikenal sebagai letusan respirasi. O, digunakan oleh
antara dinding pembuluh kolagen dan trombosit sel untuk membentuk superoksida, hidrogen perok-
(atau Faktor XII) dan memerlukan adanya faktor sida dan asam hipoklorik, ikatan yang sangat reaktif
von Willebrand dan faktor VIII. Kedua faktor ini yang menghancurkan bakteri dalam fagosom.
membentuk suatu kompleks yang tidak hanya Seringkali, respons yang cepat dari neutrofil
berikatan dengan kolagen tetapi juga melekatkan- mengakibatkan pelepasan beberapa ikatan yang
nya ke tempat reseptor pada plasmalema trombosit, sangat kuat ini ke dalam jaringan ikat sekitarnya,
mempengaruhi agregasi trombosit dan perlekatan menimbulkan kerusakan jaringan. Neutrofil juga
ke dinding pembuluh. Kedua jalur bersilangan pada menghasilkan leukotrien dari asam arakidonat

124 . Atlas Berwarna HistoloSi


plasmalema untuk membantu mengawali respons perangsang koloni granulosit (bekerja pada sel-
inflamasi. Selanjutnya dari fungsi-fungsi ini, neutro- sel progenitor granulosit) dan faktor perangsang
fil mati dan menjadi komponen utama dari nanah. koloni makrofag (bekerja pada sel-sel progenitor
monosit).
II I. HEMOPOIESIS POSTNATAL
Hemopoiesis pada orang dewasa mencakup satu IV. LIMFOSIT
jenis sel induk yaitu pluripotential (totipotential) Ada tiga jenis limfosit yaitu limfosit B (sel B), lim-
hemopoietic stem cell (PHSC) yang menyerupai fosit T (sel T) dan sel nol yang secara morfologik
suatu limfosit dan merupakan anggota populasi sel tidak dapat dibedakan. Biasanya dikatakan sel T
nol limfosit. PHSC terletak dalam iumlah besar di yang bertanggung jawab untuk respons imun yang
sumsum tulang, tetapi sel ini juga ada dalam sir- diperantarai sel dan sel B berfungsi dalam respons
kulasi darah. Sel-sel ini mempunyai indeks mitosis imun yang diperantarai humoral. Sel nol jum-
yang tinggi dan membentuk lebih banyak PHSC lahnya sedikit, tidak mempunyai faktor tertentu
seperti dua multipotential hemopoietic stem cells, pada membran selnya dan ada dua jenis yaitu sel
(CFU-GEMM) dan CFU-Ly. Secara morfologik, punca hemopoietik pluripotensial dan sel pem-
CFU-GEMM dan CFU-Ly identik dengan PHSC, bunuh alamiah (natural killer cells).
tetapi mereka memiliki kemampuan yang lebih
terbatas. CFU-Ly, yang dikenal sebagai sel punca A. Sel T
limfoid, akan meningkatkan CtrU-LyB dan CFU- Sel T tidak hanya berfungsi dalam respons imun
LyT, berturut-turut sebagai sel limfosit B dan T yang diperantarai sel tetapi juga bertanggung jawab
muda. CFU-GEMM jugadisebut sebagai sel punca dalam pembentukan sitokin yang mempermudah
mieloido karena akan meningkatkan BFU-E inisiasi respons imun yang diperantarai humoral. Sel
[dan/atau CFU-E], leluhur eritrosit; CFU-Eo' ini dibentuk dalam sumsum tulang dan berrnigrasi
leluhur eosinofil; CFU-Ba, leluhur basofil; dan ke korteks timus untuk menjadi sel-sel imunokom-
CFU-NM, yang akan meningkatkan CFU-N dan peten. Sel-sel ini mengenali epitop (penentu anti-
CFU-M, berturut-turut sebagai leluhur neutrofil gen) yang diperlihatkan oleh adanya sel-sel yang
dan monosit. Sel-sel punca dan sel-sel leluhur mempunyai HLA (human leukocyte antigen; juga
(progenitor sel) mirip dengan limfosit, sedangkan dikenal sebagai major histocompatibility complex
sel-sel muda (precursor cell) dapat dikenali secara molecules). Terdapatberbagai subtipe sel T, masing-
histologik sebagai anggota suatu populasi sel yang masing mempunyai penanda permukaan reseptor
akan berdiferensiasi menjadi sel-sel darah terlentu. sel T (T-cell receptor = TCR) dan cluster of
Selanjutnya, sel-sel punca kurang meyakinkan untuk differentiation determinants (CD molecules).
menj adi sel-sel tefteltu ketimbang sel-sel muda. Reseptor sel T mengenali epitop, sedangkan CD
Beberapa faktor pertumbuhan hemopoietik molecules mengenali jenis HLA yang ada pada per-
mengaktifkan dan melancarkan hemopoiesis. Cara mukaan sel.
kerjanya adalah dengan membentuk ikatan pada Berbagai subtipe sel-sel T adalah T helper cells
reseptor membran plasma dari sel targetnya, jadi (T"1 dan T,2), cytotoxic T cells (T.), T regulatory
mengatur kecepatan mitosisnya, demikian juga cell (T..,), natural T killer cell dan T memory cells.
jumlah terjadinya mitosis. Selain itu, faktor-faktor
ini merangsang diferensiasi sel dan meningkatkan B. Sel B
ketahanan populasi sel progenitor. Faktor yang Sel B mempunyai penanda permukaan HLA tipe II
paling dikenal adalah eritropoietin (bekerja pada dan surface immunoglobulin (SIG) pada plasma-
BFU-E dan CFU-E), interleukin-3 (bekerja pada lema-nya. Sel B tidak hanya dibentuk dalam sum-
PHSC, CFU-S dan sel progenitor mieloid), inter- sum tulang tetapi juga menjadi imunokompeten. Sel
leukin-7 (bekerja pada CFU-Ly), faktor perang- B juga bertanggung jawab terhadap respons
sang koloni granulosit-makrofag (bekerja pada humoral dan atas arahan sel Tn2 dalam respons ter-
sel-sel progenitor granulosit dan monosit), faktor hadap paparan antigenik, akan berdiferensiasi men-

Darah dan Hematopoiesis . 125


jadi sel-sel plasma pembentuk antibodi dan sel permukaan sel dan bertanggung jawab untuk sitotok-
memoriB. sik nonspesifik terhadap virus yang masuk dan sel-
sel tumor. NK cell juga berfungsi dalam antibody-
C. Sel pembunuh alami (Natural dependent cell-mediated cytotoxicity (ADCC).
Killer = INK cell)
NK cell termasuk populasi sel nol. Sel ini mempunyai
reseptor FC tetapi tidak mempunyai petanda pada

b -*
l'

ffi,
,ril,i:t, ,.,rjrltir
CONTOH KASUS KLINIS

Defisiensi NADPH oksidase Bence-Jones, yang masuk ke urine dimana protein


Individu tertentu menderita infeksi bakteri yang ini dapat dideteksi untuk membantu diagnosis
menetap karena defisiensi NADPH oksidase adanya mieloma multipel. Pengobatan meliputi
herediter. Neutrofil individu ini tidak mampu terapi radiasi setempat, tujuannya pada tulang di-
mengatasi kelainan pada saluran napas dan karena- mana pasien merasa nyeri. Pasien dengan protein
nya tidak dapat membettuk zat-zat reaktif yang Bence-Jones dalam urinenya, dianjurkan untuk
kadarnya tinggi seperti hipoklorat, hidrogen minum air yang banyak untuk mengurangi kemung-
peroksida dan superoksida yang membantu mem- kinan dehidrasi dan gagal ginjal. Kemoterapi
bunuh bakteri dalam fagosomnya. telah menunjukkan dapat mengurangi membu-
ruknyapenyakit.
MielomaMultipel
Mononukleosis Infeksiosa
Mieloma multipel adalah suatu keganasan yang
relatifjarang dengan insidensi lebih tinggi pada Infeksi dengan virus Epstein-Barr menyebabkan
pria daripada wanita. Kelainan ini berasal dari mononukleosis infeksiosa, juga dikenal sebagai
sumsum tulang dan dicirikan oleh adanya sejum- "kissing disease" karena penyakit ini sering ter-
lah besar sel plasma ganas yang mungkin juga dapat pada individu sekolah menengah dan maha-
bentuknya tidak normal. Sel-sel ini tertimbun siswa dan sering menyebar melalui saliva. Pen-
dalam sumsum tulang di berbagai bagian sistem derita penyakit mononukleosis infeksiosa mem-
skelet. Seringkali pioliferasi demikian besar dalam punyai gejala sakit kerongkongan, nodus limfa-
sumsum tulang yang menimbulkan tekanan pada tikus bengkak dan nyeri, kelelahan dan hitung
dinding rongga sumsum tulang, menimbulkan limfosit meningkat. Penyakit ini dapat meng-
nyeri tulang dan bahkan fraktur tulang seperli ancam jiwa pada individu yang imunitasnya ter-
misalnya pada iga. Sel-sel ini menghasilkan pro- tekan.
tein yang tidak normal sepefii misalnya protein

126 . Atlas Berwarna Histologi


L &AMN*Affi t . Sel-seldarah merah. Manusia, x 1325.
lr
Sel-sel darah merah (panoh) tampak bagian tengahnya jernih,
q menunjukkan bahwa daerah yang paling tipis dari diskus bikonkaf.
h.r= \ Perhatikantrombosit (kepalapanah) mempunyaibagiantengahyang
*' padat yaitu granulomer dan bagian tepi jernih yaitu hialomer.

ffiAgWS&e I o Neutrofil. Manusia. x 1325.

Sitoplasma neutrofil tampak ada granula dan inti berlobus (kepala


panah).

,@# S&MSAR 3. Eosinofil. Manusia. x 1325.

Eosinofil dikenali karena mempunyai granula besar warna merah


muda dan bentuk intinya seperti sosis. Perhatikan ada penghubung
yang tipis (kep ala p anah) antara kedua lobus inti.

&effiffiAK 4. Basofil. Manusia. x 1325.

Basofil mempunyai ciri adanya granula besaq gelap dan padat

&&[V[mAm $ o Monosit. Manusia. x 1325.

Monosit mempunyai ciri adanya inti berukuran besar, asentrik,


berbentuk ginjal dan tidak ada granula spesifik.

# fi&lW$Affi S r Limfosit. Manusia. x 1325.

Limfosit merupakan sel kecil yang mempunyai satu inti,


asentrik dan tepi sitoplasmanya sempit berwarna biru muda.
besar,

1cm=7,5Fm

Darah dan Hematopoiesis . 12?


!e
p.a
za\- *.gm \
'.ffif ,i

WH
'\ - tr:'

'aJ

+q

'", "- -.iI


,$'-''

edffi E

'* ,'-, kb ,l "r' '.


1.._ 3

ffir
;

w' 9
f

,
i;j'r
!,ffu,'
l&*t*g€

l-e€is*&*t

KUNCI
1. Basofil 4. Eritrosit 7. Eosinofil
2. Trombosit 5. Monosit 8. Neutrofil
3. Monosit 6. Limfosit 9. Limfosit

128 . Atlas Berwarna Histologi


ffi.,
1

m
ffi€
3

@F
4

W i':='i."at,i
A

KUNCI
A 4. Metamielosit neutrofil D
1. basofil
Mielosit 5. Sel batang neutrofil 1 . Proeritroblas
2. Metamielosit basofil 6. Neutrofil 2. Eritroblas basofil
3. Sel batang basofil 3. Eritroblas polikromatofil
C
4. Basofil 4. Eritroblas ortokromatofil
l. Mielosit eosinofil
B 2. Metamielosit eosinofil 5' Retikulosit
1. Mieloblas 3. Sel batang eosinofil 6' Eritrosit
2. Promielosit 4. Eosinofil
3. Mielosit neutrofil

Darah dan Hematopoiesis . I29


fien$ffiA$ t r Sumsum tulang. Manusia. {i&M&Ae * o Sumsum tulang. Manusia.
Paraffin section. x 132. Paraffin section. x 270.

Potongan melintang dari iga dekalsifikasi pada iga Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran
manusia menunjukkan adanya kanal Havers (H), gambar daerah kotak pada Gambar 1. Perhatikan
kanal Volkmann CV), osteosit (O) dalam lakuna adanya osteosit (O) dalam lakuna sama seperti sel-
dan endosteum (E). Dalam sumsum tulang tam- sel gepeng yang ada di endosteum (E). Endotel
pak sejumlah sel-sel retikulum adventisia (A), yang membatasi sinusoid (panah) jelas terlihat, juga
pembuluh darah dan sinusoid (S). Selain itu, unsur sel-sel yang ada dalam proses hemopoeisis. Dua sel
pembentuk darah juga tampak sebagai inti kecil besar megakariosit (M) juga tampak.
(panah). Perhatikan megakariosit (M) yang besar
yaitu sel yang nantinya menjadi trombosit. Daerah
kotak disajikan dalam Gambar 2.

GAMBAR J r Hapusan darah. Manusia. &A[1lSA${ {. Hapusan sumsum tulang. Manusia.


Pulasan Wright. x 270. Pulasan Wright. x 270.

Pada hapusan darah normal ini tampak eritrosit Pulasan sumsum tulang yang normal ini memben-tuk
(R), neutrofil (N) dan trombosit (P). Lubang di sel-sel seperti eritrosit (R) dan trombosit (P).
tengah eritrosit menunjukkan daerah yang paling Berbeda dengan hapusan darah tepi (Gambar 3),
tipis dari cakram bikonkaf. Perhatikan eritrosit sumsum tulang lebih banyak mempunyai sel-sel
jumlahnya jauh melebihi trombosit dan juga lebih berinti. Beberapa sel adalah dari seri eritrosit (panah),
banyak daripada sel darah putih. Karena neutrofil yang lain adalah dari seri granulosit (kepola ponah)
mempunyai persentasi tertinggi dari sel darah putih,
maka paling sering terlihat di antara sel darah putih.

1t0 . Atlas Berwarna Histologi


f*A$ ffierqt t#s,$1qffieffin
W
&' Y
#
* ,i.
+
@

#
l.- # "w, ffi
e'9

nL
*d #
)na 4
F-+
*
-lt g "\R
*./
\
\*
*
dF

4F

aF {qF
/ d$
s #
* *\
*

t*eglili$"Eal ts*eq*e* 4, I

Darah dan llematopoiesis . 131


ffi&ffiffi&ffi 3 . Hapusan sumsum tulang manusia. x 1325,

Proeritroblas

IGF

ffi{F *egVlffieK *. Hapusan sumsum tulang manusia. x 1325.

Eritroblas basofil

...':

i#, *&M&&& S . Hapusan sumsum tulang manusia. x 1325.

Eritroblas polikromatofil

*&gVl$&ffi 4 . Hapusan sumsum tulang manusia. x 1325.

Eritroblas ortokromatofil

*A*Wffi&e S . Hapusan sumsum tulang manusia, Pulasan biru


metilen. x 1325.

Retikulosit

*&M$effi S . Hapusan sumsum tulang manusia. x 1325.

Eritrosit

1cm=7,5pm

132 . Atlas Berwarna Histologi


*&$!4*&$A t. Mieloblas. Hapusan
sumsum tulang manusia. x 1325.

S&&$meffi $ . Promielosit. Hapusan


sumsum tulang manusia. x 1325.

ffi&ffiffi&K S** r Mielosit


neutrolil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
S&gWffi&& *;t o Mielosit x 1325.

eosinofil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
x 1325.
ffi&fi$'$ffi&ffi 4fu o Metamie-
g losit neutrofil. Hapusan
f
sumsum tulang manusia.

ffi
il
x 1325.
ffi&fu,lmeffi 4m r Metamie-
losit eosinofil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
x 1325.
S&$\JX$A& Stu o Sel
batang neutrofil. Hapusan
sumsum tulang manusia.
x 1325.

*&&*ffi&ffi $x . Eosinofil. *&BWffiS.,ffi * . Neutrofil.


Hapusan sumsum Hapusan sumsum
tulang manusia. tulang manusia.
x 1325. x 1325.

1 cm = 7,5 irm

-
Darah dan Hematopoiesis . 133
L
ffi Ringkasan Histologik
I. DARAH YANG BERSIRKULASI kuning kemerahan. Granula azurofiljuga ada. Inti
berwarna hitam kecoklatan, dua lobus, menye-
A. Eritrosit (RBC) rupai sosis, dihubungkan oleh benang tipis.
Eritrosit berwarna merah muda, berbentuk cakram
3. Basojll
bikonkaf, diameternya 7-8 prm. Sel ini terisi hemo-
Basofil, yang paling sedikit dari seluruh leukosit,
globin dan tidak berinti.
diameternya 8-10 mm. Seringkali, sitoplasmanya
penuh dengan granula spesifik warna biru, gelap,
B. Agranulosit
besar, tampak tersusun padat dalam membran sel,
1. Limfosit sehingga tampak bersudut. Granula spesifik biasa-
Secara histologis, limfosit mungkin kecil, sedang nya menutupi granula azurofil juga menutupi inti
atau besar (ini tidak berkaitan dengan sel T, sel B berwarra biru muda, yang berbentuk huruf-S.
atau sel nol. Sebagian besar limfosit adalah kecil
(diameternya 8-10 pLm) dan mempunyai inti padat,
D. Trombosit
biru, asentris, menempati sebagian besar sel, hanya
bagian tepi sitoplasma yang tipis warna biru muda. Trombosit, terkadang disebut platelet, adalah
Granula azurofil (lisosom) mungkin tampak di fragmen sel, kecil, bulat (diameter 2-4 prm). Sel ini
dalam sitoplasma. tidak mempunyai inti, sering berkelompok dan tam-
pak di tengahnya ada granula biru tua disebut gra-
Monosit
2.
nulomer dan bagian tepi jemih, warnanya biru
Monosit adalah sel darah yang paling besar dalam
muda disebut hialomer.
sirkulasi darah (diametemya i2-15prm). Sel ini mem-
punyai sitoplasma biru-kelabu mengandung sejum-
lah granula azurofil. Inti asentris, berbentuk ginjal il. HEMOPOTESTS.
dan mempunyai j ala-jala kromatin kasal dengan ruang Selama proses maturasi, sel-sel hemopoietik menga-
di antaranya jernih. Lobus inti saling menumpuk, lami perubahan morfologik yang jelas. Ketika sel
batas luarnya tampakjelas . menjadi lebih matur, ukuran sel berkurang. Intinya
juga makin kecil, iala-jala kromatin lebih kasar dan
C. Granulosit anak intinya (yang menyerupai ruang-ruang pucat
1. Neutrofil kelabu) menghilang. Granulosit mula-mula men-
Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak, dapat granula azurofil dan kemudian granula spesi-

diameternya 9-12 mm, sitoplasma warna merah fik dan intinya menjadi bersegmen. Sel-sel seri eritro-
muda ditempati granula spesifik yang lebih kecil. sit tidak pernah tampak adanya granula dan akhir-
Granula spesifik tidak terpulas baik, karena itu sel nya intinya menghilang.
ini diberi nama. Inti warna biru tua, kasar dan
banyak lobulus, yang sering dua atau tiga lobus
dihubungkan dengan benang halus.

2. Eosinofil
Seluruh wama-warna yang tersebut dalam ringkasan ini ber-
Eosinofil diameternya 10-14 mm dan mempunyai dasarkan pulasan Wnght atau Giemsa modifikasi Romanovsky
sejumlah granula spesifik refraktil, bulat, besar, yang digunakan untuk pulasan darah.

134 . Atlas Berwarna Histologi


A. Seri Eritrosit B. Seri Granulosit
1. Proeritroblas Dua stadium peftama seri granulosit, yaitu mielo-
blas dan promielosit, tidak mempunyai granula spe-
a. Sitoplasma
sifik. Hal ini membuat gambaran dalam stadium mie-
Wamanyabiru muda sampai biru gelap dengan losit, ketika ketiga jenis mielosit (neutrofil, eosino-
dasarbiru-kelabu. fil, dan basofil) dapat dibedakan. Karena ketigatya
b.Inti hanya berbeda satu sama lain dalam hal granula spe-

Bentuk bulat dengan jala-jala kromatin halus; sifiknya, hanya seri neutrofil dijelaskan dalam rang-
berwama merah anggur dengan 3-5 anak inti kuman ini dengan memahami mielosit, metamielo-
kelabu pucat. sitdan sel batang yang terdapatdalamketigajenis ini.

2. Eritroblas basofil 1. Mieloblus

a. Sitoplasma a. Sitoplasma
Sitoplasma warna kebiruan dengan dasar Kelompokan kecil wama biru dengan latar-
merah muda keabuan. belakangbirumuda Tidakadagranula- Gelembung
sitoplasma terdapat sepanjang bagian tepi sel.
b.Inti
b.Inti
Bentuk bulat agak kasar, dibanding stadium
sebelumnya; berwama merah anggur. Anak Inti bulat, berwarna biru kemerahan dengan
intimungkinada. jala kromatin halus. Ada dua atau tiga anak
inti kelabu pucat
3. Eritr oblas p olikro mat oftIik
2. Promielosit
a. Siroplasma
a. Sitoplasma
Warna merah muda kekuningan bercampur
kebiruan. Sitoplasma berwarna kebiruan, ada sejumlah
granula azurofil, kecil, gelap.
b.Inti
b.Inti
Bentuk inti kecil dan bulat dengan jala kro-
matin padat, kasar; gelap, hitam kemerahan. Inti bulat, berwarna biru kemerahan, dengan
Tidak ada anak inti. benang kromatin lebih kasar daripada stadium
sebelumnya. Anak inti biasanya ada.
4. E ritr oblas orto kro mat ffi
3. Mielositneutrffi
a. Sitoplasma
a. Sitoplasma
Merah muda dengan sedikit tercampur biru.
Sitoplasma berwama biru pucat berisi granula
b.Inti
azurofil gelap dan granula spesifik neutrofil
Bentuk bulat, gelap, padat, mungkin dalam yang lebih kecil. Tampak daerah paranuklir
proses menjulur keluar sel.
Golgiberwarnajemih.
5. Retikalosit b.Inti
a. Sitoplasma Inti bulat, biasanya agak gepeng, asentris,
Sel darah merah yang bersirkulasi tampak dengan benang kromatin yang kasar. Anak
seperti normal; jika dipulas dengan zatwarna inti tidakjelas.
supravital (misalnya biru metilen), tampak reti- 4. Metamielosit neutrofil
kulum kebiruan terdiri kebanyakan atas reti-
kulum endoplasma kasar. a. Sitoplasma
Serupa dengan stadium sebelumnya, kecuali
b.Inti
sitoplasma wamanya lebih pucat dan daerah
Tidakada.
Golgi menempati lekukan inti.

Darah dan Hematopoiesis . 135


b.Inti b.Inti
Inti berbentuk ginjal, asentris, dengan jala Inti berbentuk tapal kuda, biru gelap dengan
kromatinpadatdangelap.Anakintitidakada. jala-jala kromatin sangat kasar. Anak inti
tidakada'
5. Selbatangneutrofil
a. Sitoplasma

Sitoplasma berwarna sedikit lebih biru dari


pada neutrofil dewasa. Baik granula azurofil
maupun granula spesifik neutrofil ada.

136 . Atlas Berwarna Histologi


)

Otot
Kemampuan hewan untuk bergerak berkaitan sarkolema (meskipun dulunya digunakan istilah ini
dengan kehadiran sel-sel khusus yang telah secara mencakup lamina basalisnya dan serat-serat reti-
baikberdiferensiasi, sehingga sel itu berfungsi secara kulin), sitoplasmanya disebut sarkoplasma, mito-
khusus pada saat kontraksi. Proses kontraksi dipakai kondrianya disebut sarkosom, dan retikulum endo-
oleh organisme untuk melakukan berbagai macam plasma disebut retikulum sarkoplasmik.
gerakan dan aktivitas lainnya untuk mempertahan-
kan hidup. Beberapa aktivitas ini tergantung pada
kontraksi cepat untuk masa yang singkat; yang lain-
O OTOT SKELET
nya untuk kontraksi yang lama tanpa perlu untuk Otot skelet (/lhat Gambar 62) dikelilingi jaringan
kerja cepat, sementara itu lainnya tergantung pada ikat padat kolagen yang disebut epimisium, yang
kontraksi kuat dan secara ritmik yang perlu untuk menyusup ke jaringan otot ini, memisahkannya me-
pengulangan dalam jangka pendek. Kebutuhan yang jadi fasikulus. Setiap fasikulus dikelilingi oleh peri-
bermacam-macam dipenuhi oleh tiga jenis otot, misium, suatu jaringan ikat yang lebih longgar.
yaitu otot skelet, otot polos dan ototjantung. Ada Akhirnya, masing-masing serat otot dalam suatu
persamaan mendasar yang sama antara ketiga jenis fasikulus dibungkus oleh serat-serat retikulin yang
otot. Otot secara embriologik berasal dari mesoderm halus yaitu endomisium. Pembuluh darah dan saraf
dan memanjang sejajar surrbu kontraksi; mempunyai yang menuju ke otot berjalan dalam jaringan ikat di
sejumlah mitokondria untuk mengakomodasi kebu- antaranya. Setiap serat otot skelet secara kasar dikata-
tuhan energi yang tinggi dan seluruhnya mengandung kan berbentuk silindris, mempunyai sejumlah inti
unsur-unsur kontraktil yaitu miofi lamen, dalam memanjang yang letaknya di tepi sel, tepat di bawah
bentuk aktin dan miosin, sebagai tambahan protein sarkolema. Serat otot potongan memanjang tampak
yang berkaitan deng'an kontraksi. Miofilamen otot unsur kontraktil intraselular, yang merupakan mio-
skelet dan ototjantung tersusun secara khusus yang fibril tersusun sejajar memanjang. Susunan ini
mempunyai susunan pita secara seragam pada selu- memberikan gambar secara umum pita menyilang
ruh panjangnya, karena itu diberi nama otot ber- dari pita berselang-seling terang dan gelap menyi-
corak. lang pada setiap sel otot skelet. Pita gelap yaitu pita
Sel-sel otot tersusun lebih panjang dibanding A dan pita terang yaitu pita I. Setiap pita I dibagi dua
lebarnya, sering disebut sebagai serat-serat otot. oleh garis tipis gelap diskus Z dan daerah miofibril
Namun, perlu diingat bahwa serat-serat ini ada terbentang dari diskus Z ke diskus Z berikutnya
dalam keadaan hidup, tidak seperti serat-serat yang disebut sarkomer, yaitu unit kontraktil otot skelet.
tidak dalam keadaan hidup pada jaringan ikat. Pita A dibagi dua oleh garis pucat zonaH, yang di
Serat-serat ini tidak sama dengan serat-serat saraf, tengahnya ditandai garis gelap diskus M. Sewaktu
yang merupakan penjuluran sel-sel saraf. Sering- kontraksi otot berbagai macam pita melintang ber-
kali, sebutan khusus tertentu digunakan dalam sifat khas, dimana lebar pita A tetap, dua diskus Z
menyebut sel-sel otot;jadi membran sel otot adalah saling mendekat satu sama lain mendekati pita A

Otot. 137
GAMBAR 6-1 Struktur Molekul Otot Skelet
Garis-garis otot skelet diurai menjadi pita A dan pita I. Pita I dibagi
menjadi dua bagian yang sama oleh lempeng Z dan setiap pita A
mempunyai zona jernih yaitu pita H. Di tengah setiap pita H adalah
pita M yang gelap. Miofibril yang berdekatan dikukuhkan satu sama
lain oleh filamen intermedia, desmin danvimentin. Unit kontraktil dasar
dari sel otot skelet adalah sarkomer, suatu kumpulan miofrlamen
'i
' .1$,
yang tersusun rapi (filamen tebal dan filamen tipis). Invaginasi
q{::
tubula4 tubulus T (tubulus transversa) dari membran sel otot
menembus ke dalam melalui sarkoplasma dan mengelilingi miofibril
sedemiklan rupa bahwa pada pertemuan setiap pita A dan I tubulus ini
menjadiberkaitan dengan sistema tefminalis yangmelebar dari reti-
kulum sarkoplasma (retikulum endoplasma halus), membentuktiad.

Satu serat otot


Neuron motorik

Berkas serat otot .ry":t


transversal (T)
Sarkolema 1_,

Retikulum sarkoplasma

Mitokondria
Miofibril
Pita A
Lempeng Z

Satu miofibril

;5 gE3ig
';;;f:i I"
YeW
3 4

Setiap filamen tebal dikelilingi oleh suatu


susunan heksagonal dari filamen tipis.

138 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 6-2 Jenis-jenis Otot

Otot q
keseluruhan t_,;ffm_t
:q
L g"r"1

Otot polos

Keadaan kontraksi

Serat yang terpisah

Otot jantung Diskus interkalaris

Endomisium

Miofibril

Sarkoplasma

lnti di tengah
sarkoplasma

Otot . 139
sedangkan pita I dan zona H menjadi lenyap. dari SR. Ion-ion kalsium berinteraksi dengan miofi-
Dengan mikroskop elektron tampak bahwa pita lamen tipis untuk memungkinkan terjadinya kon-
adalah hasil interdigitasi miofilamen tebal (miosin) traksi.
dan miofilamen tipis (aktin berkaitan dengan Sebagai mekanisme pelindung terhadap
tropomiosin dan troponin). Filamen-filamen tipis robekan serat-serat otot akibat regangan berlebihan
ini melekat pada diskus Z oleh aktinin-cr. Pita I ter- dan untuk memberikan informasi berkaitan dengan
diri atas filamen tipis saja, sedang pita A, dengan kedudukan tubuh dalam ruang tiga dimensi, tendo
perkecualian komponen H dan komponen M, terdiri dan otot diperlengkapi dengan reseptor-reseptor
atas filamen tebal dan filamen tipis. Selama kontraksi khusus yaitu organ tendo Golgi dan kumparan
filamen tebal dan filamen tipis bergeser satu sama otot (muscle spindle).
lain (teori pergeseran filamen dari kontraksi) dan
diskus Z dibawa dekat ujung-ujung filamen tebal.
Perlu dicatat juga bahwa filamen tipis tercatat mela-
O OTOT JANTUNG
lui dua molekul protein bukan elastis nebulin. Selan- Sel-sel otot jantung(lihar Gambar 6-2) juga ber-
jutnya, filamen tebal melekat satu sama lain pada
corak, tetapi setiap sel biasanya mengandung hanya
lempeng M melalui protein C dan miomesin dan satu inti di tengah. Sel-sel ini membentuk tautan khu-
dihubungkan ke lempeng Zmelalui protein elastin sus yang dikenal dengan diskus interkalaris karena
disebut titin. Karena molekul titin membentuk kisi- ada interdigitasi satu sama lain. Diskus interkalaris
kisi elastin di sekitar filamen tebal, molekul ini bekerja sebagai gartsZ seperti halnya daerah tautan
membantu mempertahankan hubungan spasial dari antarsel. Lempeng Z mempunyai tragian transver-
filamen tebal ini satu sama lain sama sepefti halnya
sal yang khusus dalam perlekatan arfiar sel dengan
pada filamen tipis. Selanjutnya, setiap lempeng Z
membentuk sejumlah desmosom dan perlekatan
dikelilingi oleh filamen intermedia yang dikenal
fasia dan bagian lateral yang kaya akan taut rekah;
sebagai desmin. Filamen desmin berikatan satu sama
hal ini memudahkan terjadinya komunikasi sel ke
lain dan ke lempeng Z melalui filamen plektin. sel. Kontraksi ototjantung adalah involunter dan sel
Filamen desmin teftanam ke dalam kostamer, yang mempunyai irama tersendiri. Jantung mempunyai
merupakan daerah sarkolema yang berguna untuk sekelompokan sel-sel otot jantung khusus yang
perlekatan filamen intermedia ini. Renjatan panas
dikenal sebagai nodus SA (nodus sinoatrialis), yang
protein crB-kristalin melindungi filamen intermedia menetapkan kecepatan kontraksi dan mengawali
desmin melalui ikatanpadanya di pefiemuan dengan kontraksi otot affium. Rangsangan diteruskan ke
lempeng Z. Kompleks desmin-plektin-oB-kristalm, kelompok sel-sel otot jantung khusus, nodus AV
bersama dengan kostamer, memastikan bahwa mio- (nodus atrioventrikularis), yang menangkap impuls
fibril suatu sel otot tersusun dalam gambaran yang selama sedikit milidetik; impuls kemudian berjalan
sesuai sehingga kontraksi seluruh miofibril dari sepanjang berkas His ke Serat Purkinje (keduanya
setiap sel otot terdapat dalam cara yang selaras. adalah sel otot jantung khusus) untuk menimbulkan
Impuls saraf, dihantarkan pada tautan sarafotot kontraksi ventrikel. Nodus SA menerima rangsangan
menyeberangi celah sinaptik oleh asetilkolin, me- dari komponen simpatis dan parasimpatis dari
nyebabkan gelombang depolarisasi sarkolema, susunan saraf otonom; saraf simpatis meningkatkan
dengan hasil akhir kontraksi otot. Gelombang depo- dan saraf parasimpatis menurunkan kecepatan kon-
larisasi diteruskan ke serat otot melalui tubulus traksijantung.
transversus (tubulusT), suatu invaginasi tubular
dari sarkolema. Tubulus T menjadi rapat dengan
sisterna terminal dari retikulum sarkoplasma (SR),
O OTOT POLOS
sehingga setiap tubulus T didampingi oleh dua Otot polos (lzlz at Ganhar 6-2) juga tidak di bawah
unsur-unsur SR ini, membentuk suatu triad. Selama kemauan (involunter). Setiap otot polos yang ber-
depolarisasi tubulus T membawa irnpuls dalam bentuk fusiformis mempunyai satu inti, terletak di
serat otot, sehingga terjadi pelepasan ion kalsium tengah, yang membentuk pusat berpilin selama

140 . Atlas Berwarna Histologi


kontraksi sel. Sel-sel otot polos berisi susunan fila- polos memiliki aktin F dan tropomiosin, ia tidak
men tebal dan tipis berjalan kian kemari, susunan mengandung troponin dan fungsinya diduga karena
interdigitasi selama kontraksi diperlengkapi oleh adanya kalmodulin, yang bergabung dengan kalsium.
filamen tipe intermedia. Filamen intermedia ini, Otot polos merupakan tipe multiunit, dimana setiap
desmin dan vimentin membentuk badan padat di- sel mempunyai juluran saraf sendiri atau dari otot
mana saling menyilang satu sama lain dan pada titik polos tipe viseral (unitary), dimana impuls saraf
perlekatan ke sitoplasma dari sisi sarkolema. Mena- dialirkan melalui nexus (gap junction) dari satu
rik untuk dicatat bahwa meskipun filamen tipis otot sel otot ke sel otot di dekatnya.

otot . 141
L
W Histofisiologi
I. MIOFILAMEN punyai aktivitas ATPase tetapi memerlukan keter-
ikatan dengan aktin agar aktivitas ini menjadi nyata.
Filamen tipis (diameternya 7 nm dan panjang 1 prm)
Filamen tebal melekat ke diskus Z secara litear,
terdiri atas F. Aktin, polimer heliks ganda dari
protein elastis titin dan berkaitan dengan filamen
molekul G aktin, menyerupai kalung permata ber-
tebal yang berdekatan yaitu pada garis M, oleh pro-
putar sendiri. Setiap lekukan heliks ditempati molekul
tein miomesin. Lebih jauh, protein C yaitu unsur lain
linear tropomiosin berkedudukan ujung dengan
dari filamen tebal juga berikatan dengan garis M.
ujung. Berkaitan dengan setiap molekul tropomiosin
adalah molekul troponin yang terdiri atas tiga
polipeptida yaitu troponin T (TnT), troponin I
(TnI) dan troponin C (TnC). TnI mengikat aktin,
II. MODEL PERGESERAN FILAMEN
membungkus gisi aktifnya (dimana tempat ini dapat PADA KONTRAKSI OTOT SKELET
berinteraksi dengan miosin), TnT mengikat tropo- Selama kontraksi filamen tipis bergeser melewati
miosin dan TnC (suatu molekul menyerupai calmo- filamen tebal, menembus lebih dalam ke pita A;
dulin) mempunyai afinitas tinggi untuk ion kalsium. sehingga sarkomer menjadi lebih pendek,
Ujung yang positif dari setiap filamen tipis dilekat- sedangkan miofilamen panjangnya retap sama.
kan ke lempeng Zmelahiaktinin-a. Selain itu, dua Sebagai akibat pergeseran filamen, pita I dan pita H
nebulin, protein yang tidak elastis yang menetapkan hilang, pita A lebarnya tetap sama (seperti sebelum
bahwa filamen tipis adalah panjang yang sesuai, ter- kontraksi), diskus Z saling mendekat satu sama lain
jalin sepanjang keseluruhan panjang setiap filamen dan sarkomer secara keseluruhan memendek.
tipis dan menanamkannya ke lempeng Z. Ujung Setelah perpindahan impuls melewati tautan
yang negatif dari setiap filamen tipis terbentang ke otot-saraf, tubulus T menghantarkan impuls ke
pertemuan pita A dan pita I dan ditutupi oleh seluruh sel otot. Protein integral voltase sensitif,
tropomodulin. dihydropyridine-sensitive receptors (DHSR) letak-
Filamen tebal (diameter 15 nm dan panjangnya nya dalam membran tubulus T bersentuhan dengan
1,5 pm) terdiri atas 20F. 300 molekul miosin susunan- kanal kalsium (reseptor rianodin) dalam sisterna
nya dalam pola antiparalel. Setiap molekul miosin terminal dari retikulum sarkoplasma (SR). Kom-
terdiri atas dua pasang light chains (rantai ringan) pleks ini tampak dalam mikroskop elektron dan
dan dua heavy chain (rantai berat) identik. Setiap dikenal sebagai kaki tautan. Selama depolarisasi
myosin heavy chain (rantai berat miosin) menye- sarkolema otot skelet, DHSR dari tubulus T menga-
rupai tongkat golf, dengan ekor berbentuk linear lami perubahan penyesuasian yang diinduksi vol-
dan kepala berbentuk globular, dimana ekor dibung- tase, menyebabkan kanal kalsium dari sisterna
kus dalam bentuk heliks. Myosin heavy chain (rantai terminal terbuka, memungkinkan masuknya ion-
berat miosin) dicernakan oleh enzim tripsin, meme- ion Ca ke dalam sitosol. Troponin C dari filamen
cahnya menjadi segmen linear (light meromiosin) tipis mengikat ion kalsium dan mengubah susunan-
(kebanyakan adalah ekor) dan segmen globular (frag- nya, menekan tropomiosin lebih dalam ke alur fila-
men S1 ) dengan daerah linear yang pendek (frag- men aktin F, jadi memaparkan sisi aktif (tempat
men 52) dari ekor (S1 + 52 - heavy meromiosin). ikatan miosin) pada molekul aktin.
Setiap pasang myosin light chains adalah berkaitan ATP, berikatan pada kepala globular (fragmen
dengan satu dari fragmen S1. Fragmen 51 mem- 51) dari molekul miosin, dihidrolisa, tetapi baik

142 . Atlas Berwarna Histologi


ADP maupun P, tetap melekat pada 51. Molekul biasa, karena belahan meromiosin ringan terlipat
miosin berputar sehingga kepala miosin mendekati sedemikian rupa sehingga ujung bebasnya ber-
sisi aktif pada molekul aktin. Belahan P' dilepaskan ikatan pada "daerah lengket" dari bagian globular
dan dengan adanya kalsium, terbentuklah hubungan
S1. Filamen tipis melekat pada bagian padat
antara aktin dan miosin. Ikatan ADP dilepaskan sitoplasmajuga pada dense bodies sepanjang per-
mukaan sitoplasma dari sarkolema, analog diskus Z
dan kepala miosin mempengaruhi bentuknya'
(berisi cr-aktinin) seperti adanya filamen interme'
memindahkan filamen tipis ke tengah sarkomer.
ATP yang baru melekat pada kepala globular dan dia (desmin dalam otot polos multiunit dan vimen-
miosin lepas dari sisi aktif aktin. Siklus ini ber- tin serta desmin dalam kesatuan sel otot polos).
ulang kembali 200-300 kali untuk kontraksi sar- Sitosol mengandung banyak calmodulin dan enzim
komeryang sempurna. myosin light-chain kinase.
Relaksasi terjadi jika pompa kalsium dari SR
membawa kalsium dari sitosol ke dalam sisterna B. Kontraksi
SR, dimana ini diikat oleh calsequestrin. Penu-
Kalsium lepas dari kaveola, berikatan pada
runan Ca'* sitosol merangsang TnC melepaskan
calmodulin. Kompleks Ca*-calmodulin meng-
ikatan ion kalsium, molekul TnC kembali lagi ke
aktifkan myosin light-chain kinase, yang fosforilasi
keadaan semula, molekul tropomiosin kembali ke
satu dari myosin light chain, mempengaruhinya,
letak semula dan sisi aktif molekul aktin kembali
menyebabkan ujung bebas light meromisin untuk
terselubung lagi.
dilepaskan dari belahan S1. ATP berikatan pada 5L
dan hasil interaksi antara aktin dan miosin adalah
ilr. oroT PoLos serupa dengan otot skelet (dan otot jantung). Selama
masih ada kalsium dan ATP, sel otot polos tetap
A. Elemen kontraktil
berkontraksi. Kontraksi otot polos berakhir lebih
Meskipun filamen tebal dan filamen tipis otot lama tetapi berkembang lebih lambat daripada kon-
polos tidak tersusun menjadi miofibril, filamen-
traksi ototiantung atau otot skelet.
filamen ini tersusun serong terhadap sumbu panjang
sel. Molekul miosin dari otot polos adalah tidak

Otot . l4t
CONTOH KASUS KLINIS

Miastenia Gravis halnya memberi dukungan struktural untuk plas-


Miastenia gravis adalah penyakit autoimun yang malema otot. Individu yang terkena dengan dis-
dicirikan oleh makin lemahnya otot-otot skelet. trofi otot Duchenne mengalami kelemahan otot
Tertentuk antibodi yang melawan reseptor asetil- pada saat berusia 7 tahun dan biasanya memer-
kolin dari serat-serat otot skelet melekat pada lukan kursi roda pada saat berusia 12 tahun.
reseptor dan memblok reseptor ini. Jumlah tempat Penyakit ini sangat sulit bagi pasien untuk ber-
yang ada untuk awal depolarisasi sarkolema otot tahanpada awal usia 20 tahun.
berkurang. Kelemahan yang berlangsung secara
bertahap mempengaruhi kebanyakan otot yang KramOtot
aktif (otot-otot wajah, mata dan lidah), tetapi Kontraksi otot atau sekelompok otot secara tiba-
akhirnya otot-otot respirasi menjadi terkena dan tiba dan kuat merupakan kejadian yang sangat
individu meninggal karena kelemahan perna- menyakitkan dikenal sebagai suatu kram otot.
pasan. Kelainan ini mungkin terdapat pada orang dengan
segala usia dan biasanya karena aliran darah ke
Distofi OtotDuchenne otot yang berkurang, kadar kalium yang rendah
Distroli otot Duchenne adalah suatu penyakit atau olahraga yang keras tanpa pemanasan yang
degenerasi otot yang berkaitan dengan kecacatan memadai (peregangan). Kram dapat juga terjadi
genetik X-linked yang mengenai 1 dalam 30.000 pada malam hari dan biasanya yang terkena otot
pria. Kecacatan ini akibat tidak adanya molekul tungkai bawah. Kram biasanya dapat dihindari
distrofin dalam membran sel otot. Distrofin ada- dengan tidak olahraga setelah makan (ketika atran
lah suatu protein yang berfungsi dalam hubungan darah diperlukan ke saluran cerna); menghindari
antara sitoskelet ke protein trans-membran yang kopi; dan minum air minuman yang mengandung
berinteraksi dengan matriks ekstraselular sama kalium (bukan alkohol) setelah olahraga.

144 . Atlas Berwarna Histologi


o ffi&Y&K&ffiW

Otot . 145
&An&n,&ffi t. Otot skelet. 1.s. Monyet. Plastic GA$W$AA 3 . 0tot skelet. x.s. Monyet.
section. x 800. Paraffin section. x 132.

Fotomikroskopik ini memperlihatkan beberapa ciri Sebagian dari beberapa fasikulus diperlihatkan dalam
otot skelet pada potongan longitudinal. Serat-serat fotomikroskopik ini. Setiap serat otot (F) dike-
otot sangat panjang dan mempunyai diameter yang lilingi oleh unsur jaringan ikat, yaitu perimisium
seragam. Intinya (N) yang banyak terletak di tepi. (P), di dalamnya mengandung saraf dan pembuluh
Ruang antar sel ditempati oleh endomisium, kadang- darah yang memberi nutrisi fasikulus. Inti sel endo-
kadang ada sel-sel gepeng jaringan ikat (CT) tel, sel Schwann dan sel-sel jaringan ikat tampak
dan serat retikulin. Dua jenis guratan tampak, longi- sebagai titik-titikkecil di perimisium. Inti (N) di tepi
tudinal dan transversal. Guratan longitudinal menun- serat otot skelet tampak sebagai titik hitam; namun
jukkan miofibril (M) yang tersusun beraturan. seluruhnya terletak dalam sel otot. Inti sel-sel satelit
Susunan yang teratur ini memberi gambaran pita juga ada, tepat di sebelah luar serat otot, tetapi pada
gelap dan terang yang memberikan nama jenis otot pembesaran rendah tidak begitu j elas. Daerah kotak
ini. Perhatikan pita terang (l) terbagi dua oleh garis lebih dibesarkan dalam Gambar 3.
gelap sempit yaitu diskus Z (Z) .Pita gelap (A) juga
terbagi dua, oleh zona H (H) yangjernih. Di tengah
zona H ditempati oleh diskus M, yang tampak seba- &AlX$6An 3 . Otot skelet. x.s. Monyet.
gai garis tipis gelap dalam jumlah sedikit. Unit kon- Parafin section. x 540.
taktil dasar otot skelet adalah sarkomer (S), terben-
tang antara satu diskus Z ke diskus Z berikutnya. Ini adalah pembesaran gambar daerah kotak Gam-
Selama kontraksi otot, miofilamen setiap sarkomer bar 2. Potongan melintang beberapa serat otot
bergeser melewati satu sama lain, menarik diskus Z menunjukkan bahwa sel-sel ini tampak berbentuk
mendekat satu sama lain, jadi panjang setiap sarko- polihedral, sel ini mempunyai inti (N) di tepi dan
mer memendek. Selama pergeseran ini lebar pita A endomisium (E) dalamnya mengandung banyak
tetap, sementara itu pita I dan zona H menghilang. kapiler darah (C). Kebanyakan kapilernya sukar
terlihat karena pembuluh ini mengempis pada saat
otot istirahat. Sarkoplasma yang pucat terkadang
tampakgranular, karena adanya miofibril (M) yang
terpotong melintang. Kadang-kadang inti sel
satelit (SC) terlihat, tetapi belum diketahui dengan
pasti. Selanjutnya, batas luar setiap serat diketahui
adalah sarkolema, tetapi sekarang diketahui bahwa
hal ini karena perlekatan lamina basalis dan endomi-
sium.
Epimisium

Endomisium

lnti

l- Otot keseluruhan -J L pa5;kLllus J


Serat

Otot Skelet -

146 . Atlas Berwarna Histologi


tGerwBAfi tl

{-eAeeeARtl t-cxrvrsAn 3 I

KUNCI
A pita A H zonaH P peflrruslum
C kapiler I pital S sarkomer
CT jaringanikat M miofibril SC sel satelit
E endomisium N inti Z diskus Z
F seratotot

Otot.l47
fiAn*g&R 1 o Otot skelet. l.s. Tikus. Mikroskop &AM*Affi 3 r Otot skelet. l.s, Tikus. Mikroskop
elektron. x 17.100. elektron. x 28.800.

Gambar mikroskop elektron pembesaran sedang ini Gambar mikroskop elektron pembesaran tinggi tam-
dari otot skelet adalah potongan longitudinal. Tegak pak beberapa sarkomer. Perhatikan diskus Z (Z)
lurus terhadap sumbu longitudinalnya, perhatikan mempunyai juluran (panah) pada mana miofila-
pita menyilang gelap dan terang. Pita A (A) dalam men tipis (tM) melekat. Pita I ((I) terdiri hanya
gambar ini melebar dari sudut kiri atas ke sudut filamen tipis. Miofilamen tebal (TM) interdigitasi
kanan bawah dan dibatasi oleh pita I (l) pada kedua dengan filamen tipis dari kedua ujung sarkomer,
sisinya. Setiap pita I disilang oleh diskus Z (Z).Per- menghasilkan pita e (A). Namun, filamen tipis pada
hatikan diskus Z ada suatu garis, karena setiap keadaan otot relaksasi tidak melebar ke seluruhan-
miofibril dipisahkan satu sama lain oleh sarkoplasma. nya ke tengah pita A; karena itu zona H (H) terdiri
Perhatikanbatas sarkomer
(S) adalah dari diskus Z hanya filamen tebal. Tengah dari tiap-tiap filamen
ke diskus Z dan bahwa hampir dipastikan batas tebal tampak melekat ke fiiamen tebal di dekatnya,
setiap miofibril dari berbagai pita dalam sarkomer. menghasilkan penebalan setempat, secara kese-
ZonaH (H) dan diskus M (MD) jelas terlihat dalam Iuruhan menyusun diskus M (MD). Selama kon-
fotomikroskop elektron ini. Mitokondria lebih sering traksi otot filamen tebal dan filamen tipis bergeser
ada dalam otot skelet mamalia, menempati daerah satu sama lain, jadi menarik diskus Z ke arah tengah
setinggi pita I karena mitokondria mengitari bagian sarkomer. Karena terjadi saling tumpang tindih
perifer miofibril. Beberapa sarkomer diperlihatkan filamen tebal dan filamen tipis, maka pita I dan zona
dengan pembesaran kuat pada Gambar 2. (Seizin Dr. H menghilang, tetapi pita A lebarnya tetap. Sarko-
J. Strum) plasma ditempati mitokondria (m), granula gliko-
gen (kepala panah), juga adanya retikulum sarko-
plasma dan tubulus I yang membentuk triad (T).
-il Struktur molekul
Pada otot skelet manusia, letak triad pada pertemuan
pita I dan pita A. (Seizin Dr. J.Strum)
1 r.:: otot skelet

Satu serat otol

Berkas serat otot transversal (T)


Sarkolema
Retikulum sarkoplasma

l\,4itokondria
Tropomodulin

Satu miofibril

... - ./-V-\l\ -.a.*.-


o:.:.:
rrrrr.r /\/\l\n ;.io;r;
-- : *-l]; i.r.r.r
aaa \rvirc
E
";;!i;ir"
"r3rfuEr"
+ar;4r6
_-:+ ",--.

tr*+s**+?t+rf \-A-A-l
F'---- -
1234
Setiap filamen tebal dikelilingi oleh suatu susunan heksagonal dari filamen tipis.

148 . Atlas Berwarna Histologi


{-ffe*effiAfiT-]

t*eftawee a I

KUNCI
A pita A MD diskusM TM miofilamen tebal
H zonaH S sarkomer tM miofilamentipis
I pital T triad Z diskus Z
m mitokondria

Otot . 149
SA,WSAR 3 r Tautan saraf otot. Dilihat dari sisi &A&rl$&ffi S o Tautan otot saraf. Tikus. Mikroskop
lateral. Paraffin section. x 540. elektron. x 15,353.

Gambar tautan saraf otot ini jelas memperlihatkan Gambar mikoskop elektron ini adalah tautan otot
serat saraf bermielin (MN) mendekati serat saraf yang diambil dari otot diafragma seekor tikus.
otot skelet (SM). Pita A (A) dan pita I (I) berbatas Perhatikan akson (ax) kehilangan selubung mielin-
tegas, tetapi diskus Z tidak tampak dalam sajian ini. nya, tetapi sel Schwann (sc) berlanjut, memberi-
Saat akson mendekati sel otot, maka selubung mielin- kan perlindungan permukaan yang tidak bersinaps
nya hilang dan meneruskan diri sebagai akson tidak kaki akhir atau ujung saraf (nt). Selubung mielin
bermielin (nMN), tetapi tetap mempertahankan berakhir pada lengkungan yang khas dekat nodus
selubung sel Schwann nya. Saat akson mencapai sel pada akhiran setengah nodus. Ujung saraf mempu-
otot, akson berakhir sebagai lempeng akhir mo- nyai mitokondria (m) dan sejumlahvesikel jernih.
toris (MEP), membungkus sarkolema serat otot. Tepian celah sinaptik primer 50 nm diberi tanda
Meskipun sarkolema tidak nampak dengan mikros- kepalapanah. Sinaps berikutnya, yaitu lipat tautan
kop cahaya, seperti yang ada di sini, letaknya jelas fi), beberapa mitokondria (m) dan sebagian inti
dapat diperkirakan dekat lamina basalis dan serat (n) dan sarkomer (s) tampak dalam serat otot
retikulin. skelet. (Seizin Dr. C.S.Hudson)

&ASISAR 3 o Tautan saraf otot. Pandangan


permukaan. Paraffin section, x 540.

Gambar ini memperlihatkan tautan saraf otot, seperti


dalam gambar sebelumnya, bahwa akson mencapai
tepi dekat dengan serat otot skelet (SM), saraf
hilang selubung mielinnya (pqnah). Akson berakhir,
membentuk lempeng akhir motoris (MEP),
yang terdiri atas sedikit kelompokan dari sejumlah
pembengkakan kecil (kepala panah) pada sarkolema
otot skelet. Meskipunini tidak jelas dengan mikros-
kop cahaya, lempeng akhir motoris terletak pada
sedikit lekukan di serat otot skelet dan membran
plasma dari kedua struktur tidak bersentuhan satu
sama lain. Gambar 3 jelas memperlihatkan morfo-
logijenis sinaps ini.
Otot

Ujung saraf tu,


Lempeng akhir motoris ,u,-""' ' '*.1&b!.,

'fl.$'; *;Fr'
1 P ":."
a
Lipat tautan
Sarkoplasma 4."'"
Mitokondria '.. "- jt
Tautan saraf otot

150 . Atlas Berwarna Histologi


tq&@ tsews&$,*Tl

la;effixes 3 ]

KUNGI
A pitaA MEP lempeng akhirmotoris nt ujungsaraf
ax akson MN serat saraf bermielin s sarkomer
I pital n inti sc sel Schwann
j lipattautan nMN akson tak bermielin SM seratototskelet
m mitokondria

Otot.Ist
lss-nq*&na

&&e$&effi t . Tautan otot-saraf. Lidah. Kucing. microscope ini. Perhatikan percabangan saraf (N)
yang melengkung ke atas dan membuat perlekatan
Scanning electron microscope (SEM). x 2610.
dengan otot pada tautan otot saraf (MJ). (Seizin
Guratan-guratan (panah) suatu otot skelet yang Dr.L. Litke)
terpisah jelas tampak dalam scanning electron

152 . Atlas Berwarna Histologi


ic-"-q:
.1
. '*

't. tr
,9
!:.*
h, "@
tqqqp4qta

6Alt{BAn 1 . Musclb spindle. Mencit. Plastic GARSEAR ? . Muscle spindle. Mencit.


section. x 436. Mikroskop elektron. x 6.300.

Perhatikan kapsul luar (oC) dan kapsul dalam Sebagian kapsul luar (oC) dapat diamati pada
(iC) dari muscle spindle membatasi ruang perak- sudut gambar mikroskop elektron ini. Ruang perak-
sial (PS) dan ruang aksial (bintang) dalam. Kapsul sial (PS) mengelilingi kapsul dalam (iC) yang
dalam membungkus serat-serat intrafusal (IF). ramping dimana komponen selnya membentuk
(seizin Ovalle W Dow P Am J Anat 166:.343-357, cabang terputns-putrls, membagi ruang aksial (AS)
1983) menjadi beberapa ruang kecil untuk nuclear chain
(NC) dan nuclear bag (NB) serat-serat intrafusal
dan ujung sensoris (ST) yang berkaitan. Perhati-
kan juluran yang putr.ls-putus dari sel-sel kapsul dalam
membentuk pelekatan satu sama lain (panah). (Seizin
Ovalle \i! D ow P :Am J Anat 166 :343-3 5 7, 1 983)

Otot . 153
ffiAMWAm t r 0tot polos. l.s. Monyet, Plastic ringkas, semakin jelas bahwa inti letaknya intraselular
dan bahwa daerah pucat melingkar menunjukkan serat
section. x 270,
otot polos terpotong melintang. Perhatikan sejumlah
Potongan memanjang otot polos dalam gambar fotomi-
pembuluh darah (BV) berjalan dalam jaringan ikat
antara berkas otot polos.
kroskopikini tampak bentuk fusiformis panjang sel
otot polos (sM) dengan inti (N) memanjang, terletak
di tengah. Karena serat-serat otot tersusun dalam ffAMmAffi {x o 0tot polos. x.s. Monyet. Plastic
deretan, otot ini dapat sangat rapat, dengan hanya sedi-
section. x 540.
kitjaringan ikat (CT) di antaranya. Dengan pulasan
hematoksilin dan eosin, inti tampak kebiruan, sedang- Agar mengetahui gambaran tiga dimensi bentuk otot
kan sitoplasma berwarna merah muda. Setiap se1 otot polos seperti tampak dalam gambar dua dimensi, lihat
polos dikelilingi oleh lamina basalis dan serat-serat reti- Gambar 2 langsung di atas fotomikroskopik ini. Sekali
kulin, dalam gambar ini tidak tampak. Kapiler terdapat lagi perhatikan bahwa serat otot lebih panjang daripada
dalam jaringan ikat yang memisahkan berkas serat otot intinya dan bahwa keduanya berbentuk kumparan,
polos. Daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran menjadi tipis pada kedua ujungnya. Ingat juga bahwa
lebih kuat dalam Gambar 2. pada lingkar terbesar, inti hampir selebar seperti sel.
Pada potongan melintang ini akan tampak sebagai inti
ffi&SSffi&H3 o 0tot polos. l.s. Monyet. Plastic bulat dikelilingi oleh bingkai sitoplasma (blntang). Jika
section. x 540. inti terpotong pada ujungnya yang tipis, maka akan
tampak sebagai titik kecil di tengah serat otot (duo
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran yang bintang). Potongan dimana saja antara kedua titik, inti
lebih kuat dari daerah kotak dari Gambar 1. Perhatikan tampak diametemya berbeda-beda di tengah sel otot
inti (N) serat otot polos tampak panjang,menyerupai yang besar. Selain ltu, sel mungkin terpotongjauh dari
pita letaknya di tengah sel. Ketebalan yang paling lebar intinya, dimana hanya sarkoplasma sel otot yang tam-
dari inti adalah hampir seperti lebar serat otot. Namun, pak (trga bintang). Lebih lanjut, jika sel terpotong pada
panjang serat lebih besar daripada nukleus. Perhatikan ujung sitoplasmanya, maka hanya lingkaran kecil dari
juga setiap garis yang tegak lurus terhadap arah serat sitoplasma yang dapat dibedakan (kepalapanah). Karena
memotong sedikit pada inti. Perhatikan perbedaan itu, pada potongan melintang otot polos akan tampak
antara jaringan ikat (CT) dan otot polos (sM). hanya sedikit sel mengandung inti dengan diameter
Sitoplasma otot polos terpulas lebih gelap dan tampak berbeda-beda. Seluruh lapangan pandang akan tampak
relatif rata dan jaringan ikat tampak kasar. Perhatikan tersusun padat dari sarkoplasma yang tidak berisi inti.
kapiler (C) terletak dalam jaringan ikat antara berkas
serat otot. Dalam kotak. Otot polos. Kontraksi. r
&AIlilSAH 4b Otot polos. Duodenum. Monyet.
Potongan memanjang. Monyet. Sajianplastik. x
Plastic section. x l32.
540. Potongan memanjang otot polos ini selama kon-
traksi memperlihatkan inti (N) berbentuk uliran Gambar fotomikroskopik duodenum memperlihatkan
seperti tutup botol yang khas dari sel-sel ini. bagian glandular (G) dengan dasar jaringan ikat
(CT). Jauh ke dalamjaringan ikat perhatikan dua lapisan
fiA&SKAffi S . 0tot polos. Miometrium uteri. x.s. otot polos, salah satunya terpotong longitudinal (1) dan
Monyet. Plastic section . x 270. yang lain terpotong transversal (2)

Miometrium uteri terdiri atas berkas otot polos yang


saling menyilang, dikelilingi oleh jaringan ikat (CT).
Perhatikan, beberapa berkas tampak terpotong me-
manjang (1), yang lain terpotong melintang (2) dan
masih lainnya terpotong serong (3). Pada pembesaran
lemah, seperti pada foto mikroskopik ini, pada potongan
melintang tampak susunan tidak beraturan dari inti
yang gelap dalam daerah yang terpulas jernih. Secara
Otot Polos

154 . Atlas Berwarna Histologi


t-qle$krnl"r{tl trlenqse* a l

* '*'
* #.t

J
fJrl, 6'"""*,i:t+

,ffi
ry,.ru1**$#;ffii!''?iii::
*iw};k
"t,l&1geq

fi+s**H' i"":. ii,


'J':","-i* ,,1o.-
=
IserrnmAa s-l

KUNGI
BV pembuluh darah CT ikat
jaringan N inti
C kapiler G bagiankelenjar sM selototpolos

Otot . 155
&AMSAK I . 0tot polos. Ls. Mencit. Mikroskop ahli menduga bahwa mungkin juga bekerja dalam
elektron. x 15.120. rangkaian dengan retikulum sarkoplasma dalam
mengubah keberadaan ion kalsium. Aspek sitoplasma
Otot polos tidak memperlihatkan adanya pita menyi- dari sarkolema juga memperlihatkan adanya badan
lang, sistem tubulus transversal atau susunan teratur padat (DB), yang mengindikasikan adanya per-
deretan miofilamen yang khas pada otot skelet. lekatan mikrofilamen intermedia (IM) pada titik
Namun, otot polos mempunyai miofilamen, yang itu. Badan padat, terdiri atas p-aktinin (protein diskus
bersama-sama dengan sistem mikrofilamen inter- Z yang ditemukan dalam otot skelet), juga ada dalam
media, bertanggung jawab untuk kemampuan kon- sarkoplasma (panah). Inti letaknya di tengah dan
traktilitas. Selanjutnya, membran plasma tampak pada kutubnya ada mitokondria (m). Aktin dan
mempunyai fungsi, jika bukan struktur, aspek tubu- miosinjuga ada dalam otot polos, tetapi tidak dapat
lus T. Perhatikan bahwa setiap serar otot polos dike- dikenali dengan pasti pada irisan longitudinal.
lilingi oleh lamina eksterna (EL), yang serupa Bagian kedua dari serat otot polos dapat tampak di
dengan gambaran lamina basalis sel-sel epitel. Sarko- kiri penjelasan sel. Kapiler (C) kecil tampak di sudut
lema (SL) memperlihatkan adanya sejumlah inva- kanan bawah. Perhatikan adherens junctions (AJ)
ginasi seperti pinositosis, kaveola (Ca), yang diper- antara dua sel epitel, salah satunya ada sebagian
cayai bekerja seperti tubulus T otot skelet dalam meng- pada intinya (N)
hantarkan impuls ke bagian dalam serat. Beberapa

@Mw:'
(Keadaan relaksasi)

(Keadaan kontraksi)

Otot Polos

KUNGI
AJ tautan adherens DB badanpadat m mitokondria
C kapiler EL laminaeksrema N inti
Ca kaveola IM filamen SL sarkolema
intermedia

156 . Atlas Berwarna Histologi


Otot.157
SASfim&f* 1 o 0tot jantung. Ls. Manusia. ffiAMBA$t 3 o Otot jantung, Ls. Manusia.
Plastic section. x270. Plastic section. x 540.

Pembesaran rendah ini dari potongan memanjang Gambar ini adalah pembesaran daerah kotak Gam-
otot jantung memperlihatkan banyak ciri-ciri jenis bar 1. Percabangan serat (panah) jelas terlihat dan
otot ini. Cabang (panah) serat otot jantung jelas guratan melintang pita I dan pita A (kepala panah)
terlihat, ada pita gelap dan terang (kepalapanah)ber- terlihatjelas. Adanya miofrbril (M) dalam setiap sei
jalan melintang pada sepanjang serat. Setiap sel otot terlihat jelas dalam fotomikroskopik ini, diskus
mempunyai inti (N) besar, lonjong di tengah, mes- interkalaris (ID) tampak menyerupai "anak tangga".
kipun kadang-kadang sel otot jantung mempunyai Inti (N) berbentuk lonjong, terletak di tengah, dike-
dua inti. Diskus interkalaris (ID) merupakan lilingi oleh daerah jernih yang biasanya ditempati
tautan antar sel antara dua sel otot jantung, jelas mitokondria. Daerah antar sel ditempati banyak
terlihat dalam fotomikrokopik ini, biasanya tidak kapiler (C) disertai unsurjaringan ikat yang tipis.
mudah terlihat pada sajian yang dipulas dengan
hematoksilin dan eosin. Celah antar sel dari otot
jantung banyak ditempati pembuluh darah, ter- SeMm&& 4 o Otot jantung. x,s. Manusia.
utama kapiler-kapiler. Diingatkan bahwa, berbeda Plastic section. x 540.
dengan ototjantung, serat otot skelet yang panjang
tidak bercabang, miofilamennya sejajar satu sama Pada pembesaran kuat ototjantung dalam potongan
melintang, beberapa aspek jaringan ini menjadi makin
lain, intinya yang banyak terletak di tepi dan serat
jelas. Banyak kapiler (C) dan pembuluh darah
otot skelet tidak mempunyai diskus interkalaris.
(BV) besar menempati celah-celah jaringan ikat.
Daerahkotak dibesarkan lagi dalam Gambar 2.
Perhatikan inti endotel (EN) pembuluh ini seperti
sel darah putih (WBC) di daiam venula di sudut
&&*figAR S r Otot jantung. x.s. Manusia. kiri atas. Inti (N) sel-sel otot terletak di tengah dan
Plasticsection. x270. ruang perinul<7ear (panah) jelas ada mitokondria.
Daerahjernih di tengah pada kutub inti diberi tanda
Pada potongan melintang otot jantung tampak daerah
b intqng. Potongan melintan g mio frbril (kep ala p an oh)
berbentuk poligonal serat otot jantung (CM)
tampak sebagai macam-macam bintik kecil bergaris
dengan celah antar sel ditempati oleh banyak pem-
tengah di dalam sarkoplasma.
buluh darah (B\D. Perhatikan inti setiap sel otot
terletak di tengah, tetapi tidak semua sel-sel tampak
berinti. Daerah jernih di tengah pada beberapa sel
(panoh) merupakan daerah perinuklear pada kutub-
kutub inti. Daerah ini kaya dengan retikulum sarko-
plasma, glikogen, butiran lemak dan terkadang apara-
tus Golgi. Di daerah antar sel banyak inti kecil-kecil
dari sel endotel dan jaringan ikat. Berbeda sekali
dengan ototjantung, pada potongan melintang serat
otot skelet tampak homogen dengan inti yang letak-
nya di tepi. Ruang antara serat otot skelet ditempati
kapiler-kapiler (sering kempis).

Otot Jantung

158 . Atlas Berwarna Histologi


{-EEM6XR3]

IBEMEAn3'l lexlvtmgn4l

BV pembuluh darah EN endotel


inti N inti
C kapiler ID diskusinterkalaris WBC seldarahputih
CM seratototjantung M miofibril

91q1 r 159
Att

j;.:i1.:,t;l:t:.1:llr,L7i;,1,
:l:i.l:7:*::i:l:\..:.1:::,,
uii

. .. .. .... -\:.. .. ..:.:r..tt.:.\,,.::1!:a.r.

tffelttrseftt

&&&*Wrqffi ? . Otot jantung. l.s. Mencit. Mikroskop Dalamkotak. Otot jantung. l.s. Mencit. Mikros-
elektron. x 11,700. kop elektron. x 20.700. Diskus interkalaris tam-
pak dalam gambaran mikroskopik elektron ini. Per-
Inti (N) sel ototjantung terletak di tengah sel seperti hatikan tautan antar sel ini mempunyai dua zona,
tampak dari letak sarkoplasma (SI) di bagian atas yaitu bagian transversal (bintang) sebagian besar
fotomikroskopik ini. Sarkoplasma ditempati mito- terdiri atas tautan seperti desmosom dan bagian
kondria (m) dan glikogen (GI). Karena sei otot ini longitudinal tampak taut rekah (gap junction) yang
kontraksi, pita I tidak tampak. Namun, diskus Z (Z) lebar (ponah).
jelas tampak, juga masing-masing miofibril (M).

160 . Atlas Berwarna Histologi


t
@ Ringkasan Histologik
I. OTOT SKELET 2. Sel-sel otot jantung membentuk serat otot yang
panjang, bercabang dan saling beranastomosis.
A. Potongan memanjang Inti lonjong, besar, letaknya di tengah dalam sel,
1. Unsur jaringan ikat perimisium berisi saraf, dan tampak sedikit vesikular. Pita A dan pita I
pembuluh darah, kolagen, fibroblas dan kadang- tidak sejelas sepefti otot skelet. Diskus
ada tetapi
kadang sel jenis lainnya. Endomisium terdiri atas interkalaris, menandai batas sel-sel ototjantung,
serat retikulin halus dan lamina basalis, semua- mungkin tidak jelas kecuali digunakan pulasan
nya tampak normal dengan mikroskop cahaya. khusus. Serat Purkinje kadan g-kadang terlihat.
2. Sel otot skelet tampak sebagai serat yang pan-
jang, sejajar, silindris mempunyai diameter yang B. Potongan melintang
hampir seragam. Inti banyak dan terletak di tepi.
1. Unsur j aringan ikat j elas memisahkan serat-serat
Inti sel satelit mungkin terlihat. Guratan melin-
otot satu sama lain, karena inti sel-sel ini lebih
tatg, L,\Z akan tampakjelas pada pembesaran
kecil daripada inti sel-sel ototjantung.
kuat dan dengan minyak imersi, zona H dan
2. Pada potongan melintang serat-serat otot ben-
diskus M mungkin dapat dibedakan pada sajian
tuknya tidak beraturan dan ukurannya berbeda-
yang baik.
beda. Inti jarang dan terletak di tengah sel.
Miofibril berkelompok seperti lapangan Cohn-
B. Potongan melintang heim (suatu artefak saat fiksasi) tersusun radier.
1. Unsur jaringan ikat perlu diingat, terutama inti Kadang-kadang, serat Purkinje terlihat, tetapi
fibroblas, potongan melintang kapiler, pem- pada bagian subendotel ventrikel.
buluh darah yang kecil lainnya dan saraf.
2. Sel otot tampak sebagai potongan serat tidak ber- ilr. oToT Polos
aturan berbentuk poligonal dengan ukuran kira-
A, Potongan memanjang
kira seragam. Miofibril tampak sebagai
1. Unsur jaringan ikat antara setiap serat otot sedikit
gambaran titik-titik dalam serat, sering berke-
dan terdiri atas serat retikulin halus. Berkas
lompok menjadi terpisah, kelompok ini dikenal
yang lebih besar atau lembaran serat-serat otot
sebagai lapangan Cohnheim. Di bagian tepi,
dipisahkan oleh jaringan yang di dalamnya ada
satu atau dua inti tampak pada beberapa serat.
pembuluh darah dan saraf.
Fasikulus tersusun rapat, tetapi ada sedikit endo-
2. Sel-sel otot polos tersusun padat, berlapis, ber-
misium yang terdapat di antara setiap sel
bentuk fusiformis, inti letaknya di tengah ber-
bentuk lonjong. Jika serat otot berkontraksi, inti-
II. OTOT JANTUNG nya seolah-olah seperti berbentuk uliran.

A. Potongan memaniang B. Potongan melintang


1. Unsurjaringan ikatjelas terlihat karena adanya
1. Jaringan ikat yang sangat sedikit, sebagian besar
inti yang tampak lebih kecil pada sel otot jan-
adalah serat retikulin, mungkin terlihat di celah
tung. Jaringan ikat kaya akan pembuluh darah,
antar sel. Lembaran atau berkas serat otot polos
terutama kapiler. Endomisium ada tetapi tidak
dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat
jelas.
jarang dimana terisi unsur neurovaskular.

Otot . 161
2. Karenasel-selototpolossusunannyarapat,ber- potongan yang paling lebar berisi inti; karena itu
lapis, berbentuk fusiformis, pada potongan me- pada potongan melintang hanya tampak ada sedikit
lintang tampak gambaran melingkar, homogen inti.
dengan diameter bermacam-macam. Hanya

162 . Atlas Berwarna llistologi


Iaringan Saraf
Jaringan saraf merupakan salah satu dari empat bahwa susunan saraf enteral ada sangat luas;
jaringan dasar dalam tubuh, khusus menerima in- susunan ini mempunyai neuron yang jumlahnya
formasi dari lingkungan luar dan dalam. Infotmasi sama dengan seperli yang terletak dalam medula
ini diolah, dijadikan satu dan dibandingkan dengan spinalis. Kerja susunan saraf enteral diatur oleh
pengalaman yang disimpan dan/atau menentukan komponen simpatis dan parasimpatis dari susunan
jawaban (refleks), memilih dan memberi jawaban saraf otonom.
yang sesuai. Penerimaan informasi adalah fungsi Susunan saraf pusat terlindung oleh tulang, yaitu
dari susunan saraftepi (peripheral nervous system tulang kepala dan kolumna vertebralis dan meninges
= PNS). Proses integrasi, analisis dan memberi yaitu suatu selaput jaringan ikat terdiri atas tiga
jawaban dilakukan oleh otak dan sumsum tulang lapis. Menings paling luar adalah jaringan fibrosa
belakang yang merupakan susunan saraf pusat (cen- duramater. Sebelah dalam duramater adalah
tral nervous system = CNS) dengan substansia araknoid yaitu suatu membran jaringan ikat non-
grisea dan substansia alba-nya. Penghantaran res- vaskular. Lapis paling dalam yaitu pia mater yang
pons ke organ efektorkembali ke susunan saraftepi. vaskular adalah lapis yang paling lekat pada susunan
Karena itu, perlu diketahui bahwa sesungguhnya saraf pusat. Yang terletak antara araknoid dan pia
susunan saraf tepi merupakan kepanjangan secara mater adalah cairan serebrospinalis (cerebro-
fisik dari susunan sarafpusat dan pemisahan kedua- spinalfluid = CSF).
nya tidak dapat dilakukan secara kaku.
Susunan sarafjuga dibedakan berdasarkan fung-
sinya menjadi susunan saraf somatik dan susunan O NEURoN DAN sEL.sEL
saraf otonom. Susunan saraf somatik mengenda- PENYOKONG
likan kesadaran terhadap fungsi volunter, sedang-
kan susunan saraf otonom mengendalikan fungsi Satuan struktural dan fungsional susunan saraf
involunter. Susunan saraf otonom adalah sistem adalah neuron yaitu sel yang sangat khusus untuk
motorik, bekerja pada otot polos, otot jantung dan melakukan dua fungsi utama dari iritabilitas dan
beberapa kelenjar. Tiga komponennya yaitu sim- konduktivitas. Setiap neuron terdiri atas badan sel
patis, parasimpatis dan enterik biasanya bekerja (soma, perikarion) dan juluran-juluran dengan pan-
sama untuk memperlahankan homeostasis. Susunan jang yang bervariasi, disebut akson dan dendrit,
saraf simpatis mempersiapkan tubuh untuk bekerja yang lokasinya biasanya berlawanan pada sel tubuh
sebagai cara "melawan atau lari", sedangkan susunan (lihat Gambar 7-2). Suatu neuron hanya mempunyai
saraf parasimpatis berfungsi meredakan tubuh dan satu akson. Namun, suatu neuron tergantung pada
memberi persarafan sekretomotoris ke kebanyakan jumlah dendrit yang dipunyainya, mungkin unipo-
kelenjar eksokrin; susunan sarafenteral lebih kurang tar (tidak mempunyai dendrit-jarang pada verte-
suatu sistem yang berdiri sendiri berperan untuk brata), bipolar (satu akson dan mempunyai satu den-
proses pencernaan. Sangat penting untuk dicatat drit) atau multipolar (satu akson dan mempunyai

Iaringan Saraf . t63


Medula spinalis
-z

Epineurium
Endoneurium
Pembuluh darah

Perineurium
Lamina basalis

Berkas saraf
Nodus Ranvier

Fasikulus
Epineurium Tii #x'*"
Perineurium lnternodus

Endoneurium

Sel Schwann

Trunkus saral
(potongan melintang)

Saraftepi terdiri atas bertas akson dan dendrit.


Setiap saraf dibungkus oleh epineurium. Selubung bermielin

Berkas (fasikulus) akson dan dendrit dike- Serat saraf


(pulasan perak)
lilingi oleh beberapa lapisan sel-sel epiteloid
yaitu perineurium, yang membentuk taut
kedap (occluding junction) satu sama lain.
Perineurium terpisah dari unsurjaringan ikat
oleh lamina basalis baik sisi luar maupun sisi
dalam. Setiap akson dan dendrit dilindungi
oleh sel Schwann (sebagai sekat dan perta- Akson dari seral
saraf bermielin
hanan), selanjutnya dikelilingi oleh lamina
basalis danjala-jala serat retikulin yang halus, Selubung mielin
membentuk endoneurium.

164 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 7-2 Neuron dan Tautan Saraf-otot
sel Schwann

ouno''t\j Serat saraf


tidak bermielin &* r-
",

lnti { 'r",,s
Badan sel
\
Badan Nissl \
Akson hillock -
ir.il' Ranvier
Selubung neurilema Akson
inti sel
Jelu0ung mielin
Selubung 1
IIreilil a
Sumbu silinder a \
//1pFll
fTi i, , 1Sq

iqL i: -
'
\&
\\
ai
!tq

.t;"; i".ll,.
iv
, ..
. 'i* :
': !
'
\ "\.a.r'&i;..,,
Akson
."-a7 Sel teloglia
Neuron motoris mempunyai sejum-
(tampak hanya sebagian)
lah dendrit, inti besar di tengah dan 1,,:::t.
..
akson paniang bermielin. RER
(badan Nissl) terbagi oleh neuro-
tubulus dan neurofilamen. Akson
Otol
bercabang-cabang dan berakhir seba-
Ujung saraf
gai lempeng akhir motoris.
Lempeng akhir motoris
Lipat tautan
Sarkoplasma
Mitokondria

.. '::
:,;:.1
I -.ii
t.

q|',r' , , '- .., .., .


,,. 'r,.li'.i:.:. i .''*,
/45
l:
,rI1
*::
..
'
ri! : jt
'1.
'i
':
:'iiri
ri j ,'',
,r!' ,',,

Sel multipolar :14


r"i
(medula spinalis)
-q_,i

i !i
i i,
Sel multipolar
Sel multipolar
(korteks serebeli)
(ganglion otonom)

taringan Saraf r t65


beberapa dendrit). Ada kelompok tambahan dimana dan oligodendroglia, sedangkan di susunan saraf
dendrit tunggal dan akson melebur menjadi satu tepi adalah kapsula dan sel Schwann. Oligoden-
selama perkembangan embrio, memberikan gam- droglia dan sel Schwann mempunyai kemampuan
baran palsu suatu neuron unipolar; karena itu dikenal untuk membentuk selutrung mielin di sekeliling
sebagai neuron pseudounipolar, meskipun akhir- akson (lihat Gambar 7-2), yang dapat meningkat-
akhir ini ahli neuroanatomi mulai memperhatikan kan kecepatan konduksi suatu impuls sepanjang
jenis neuron ini sebagai suatu neuron unipolar. akson. Daerah dimana selubung mielin dari satu sel
Neuron juga mungkin diklasifikasikan menurut Schwann (atau oligodendroglia) berakhir dan daerah
fungsinya. Neuron sensoris menerima rangsangan lanjutannya berawal lagi disebut sebagai nodus
dari lingkungan dalam maupun luar kemudian Ranvier. Selain itu, susunan saraf pusat mempu-
menghantarkan impuls ini ke arah susunan saraf nyai mikroglia, makrofag yang berasal dari mono-
pusat untuk diproses. Interneuron bekerja sebagai sit dan sel ependim, yang membatasi ventrikel otak
penghubung antara neuron dalam suatu rangkaian dan kanalis sentralis medula spinalis.
atau khas antara neuron sensoris dan neuron motoris Istilah-istilah tertentu harus dijelaskan untuk
dalam susunan saraf pusat. Neuron motoris meng- memudahkan pemahaman susunan saraf. Suatu
hantarkan impuls dari susunan sarafpusat ke sel-sel ganglion adalah kumpulan badan sel saraf di
tujuan (otot, kelenjar dan neuron lainnya). susunan saraf tepi, sedangkan kumpulan badan sel
Informasi diteruskan dari satu neuron ke yang sarafdi susunan sarafpusat disebut nukleus. Berkas
lainnya melalui celah antar sel atau gap yaitu akson yang berjalan bersama-sama di dalam susunan
sinaps. Tergantung pada daerahnya neuron-neuron saraf pusat disebut traktus (fasikulus, kolumna),
ikut dalam pembentukan sinaps, mungkin suatu sedangkan berkas yang sama di susunan saraf tepi
aksodendritik, aksosomatik, aksoaksonik atau den- disebut saraf perifer (saraf).
drodendritik. Umumnya sinaps adalah aksodendri-
tik dan melibatkan substansia neurotransmiter
(sepefii asetilkolin) yang dilepaskan oleh akson O .SARAF PERIFER
dari neuron pertama ke dalam celah sinaptik. Bahan Saraf perifer terdiri atas sejumlah serat saraf
kimia ini dalam sesaat menjadikan membran plasma tersusun dalam beberapa fasikulus (berkas), mem-
dendrit tidak stabil dan suatu gelombang depola- punyai sarung jaringan ikat yang tebal disebut
risasi berjalan sepanjang neuron kedua, yang akan epineurium (lihat Gambar 7-1). Setiap fasikulus
melepaskan neurotransmiter pada ujung aksonnya.
dalam epineurium dikelilingi oleh perineurium
Jenis sinaps kimiawi ini disebut sinaps eksitasi, yang terdiri atas lapisjaringan ikat sebelah luar dan
yang menghasilkan penghantaran suatu impuls. lapis dalam dari sel epiteloid yang berbentuk gepeng.
Jenis sinaps lainnya mungkin menghentikan peng- Setiap serat saraf dan sel Schwann-nya mempunyai
hantaran suatu impuls dengan menstabilkan mem- jaringan ikat tipis sendiri yaitu endoneurium, mem-
bran plasma neuron kedua; ini disebut sinaps inhi- punyai unsur fibroblas, terkadang makrofag dan
bisi. serat kolagen dan retikulin.
Sel neuroglia berfungsi dalam metabolisme dan
dukungan dari neuron. Untuk mencegah depolarisasi
spontan atau depolarisasi mendadak dari membran
sel neuron, ada sel khusus yang memberikan perlin-
dungan secara fisik pada seluruh permukaan. Dalam
susunan sarafpusat sel ini dikenal sebagai astrosit

166 . Atlas Derwarna Histologi


rl
@ Histofisiologi
I. POTENSIAL MEMBRAN SAAT kan terbukanya pintu-voltase "channel" K. (catatan;
ini berbeda dari kebocoran "channel" kalium) yang
ISTIRAHAT
melalui pintu ini ion kalium keluar sel, menyebab-
Pada keadaan normal kadar K* adalah sekitar 20 kan repolarisasi membran dan tidak hanya meng-
kali lebih besar di dalam sel dibanding di luar sel, akhiri periode refrakter "channel" Na. tetapi juga
sedangkan kadar Na* adalah 10 kali lebih besar di penutupan pintu-voltase "channel" kalium.
luar sel daripada di dalam sel. Potensial saat istira-
Perpindahan ion Na. yang memasuki sel menye-
hat melalui membran sel neuron dipertahankan babkan depolarisasi membran sel ke arah ujung
oleh adanya potassium leak channel di plasm- akson (orthodromic spread). Meskipun ion natrium
lema. Melalui "channel" ini maka ion K.berdifusi jugaberpindah dari ujung akson (antidromic spread),
dari dalam sel ke luar, menjadikan tidak permeabel ion natrium tidak dapat mempengaruhi "channel"
lagi, molekul muatan negatif dalam sel, jadi timbul natrium pada jalur antidromic, karena "channel" ini
muatan positif pada sisi luar sel dan muatan berada dalam periode refrakter.
negatif pada sisi dalam membran sel, dengan per-
bedaan potensial secara keseluruhan sekitar 40-100
III. TAUTAN SARAF-OTOT
mV. Perlu dicatat bahwa ion Na. dapat juga menem-
Mitokondria, vesikula sinaptik dan unsur retikulum
bus kanal ini tetapi pada kecepatan 100 kali lebih
endoplasma halus ada dalam ujung akson. Aksolema
lambat daripada ion kalium. Meskipun kebanyakan
terlibat dalam pembentukan sinaps disebut sebagai
penetapan potensial membran adalah menurut kanal
membran presinaptik, sedangkan sarkolema di
kalium yang bocor, kerja pompa Na--K- ikut serta
seberangnya disebut sebagai membran post-
sampai tahap tertentu.
sinaptik. Membran presinaptik mempunyai "chan-
neltt natrium, t'channel" kalsium pintu-voltase
II. POTENSIAL AKSI dan protein karier untuk bersama-sama transpor
Potensial aksi adalah aktivitas listrik dimana Na. dan kolin. Membran post-sinaptik mempunyai
muatan berpindah sepanjang permukaan membran reseptor asetilkolin juga sedikit invaginasi dikenal
sel. Ini merupakan rdspons all-or-none yang lama sebagai lipat tautan. Lamina basalis mengandung
dan amplitudo-nya adalah tetap. Beberapa akson enzim asetilkolinesterase juga berkaitan dengan
mampu bertahan sampai 1000 impuls/detik. membran postsinaptik. Saat impuls mencapai kaki-
Bangkitan potensial aksi mulai sebagai suatu akhir. "channel" natrium terbuka dan membran
daerah membran plasma mengalami depolarisasi. presinaptik menjadi depolarisasi, ini menyebabkan
Ketika potensial membran saat istirahat berkurang, terbukanya "channel" pintu-voltase kalsium dan
kadar ambangnya tercapai, pintu "channel" voltase masuknya Ca. ke dalam kaki-akhir. Kadar kalsium
Na* terbuka. Na* menerobos masuk ke dalam sel dan intraselular yang tinggi menyebabkan vesikula sinap-
pada saat itu potensial saat istirahat terbalik, tik, yang mengandung asetilkolin, proteoglikan
sehingga sisi dalam menjadi positif dibandingkan dan ATP, melebur dengan membran presinaptik
sisi luar. Sebagai jawaban terhadap terbaliknya dan melepaskan isinya ke dalam celah sinaptik.
Proses peleburan bergantung pada molekul reseptor
potensial saat istirahat, "channel" Na* menutup dan
pada kedua vesikel dan membran presinaptik. Mole-
untuk 1-2 mdetik berikutnya tidak dapat terbuka
(periode refrakter). Depolarisasi juga menyebab- kul reseptor ini dikenal sebagai protein penem-

Iaringan Saraf . 167


patan vesikel dan protein penempatan membran respons melalui ikatan molekul reseptor (protein
presinaptik. Setelah isi vesikel sinaptik dilepaskan integral) dari membran postsinaptik. Substansia
membran presinaptik lebih besar daripada sebelum neurotransmiter ada variasi dalam komposisi
peleburan, dan membran yang berlebihan ini akan kimiawi dan dikelompokkan menurut susunan
didaur ulang melalui pembentukan vesikel dengan kimiawi seperti kolinergik, monoaminergik,
selubung clathrin, sehingga memperlahankan mor- peptidergik, GABAergik, gluramarergik dan
fologi dan kebutuhan daerah permukaan membran glycinergik.
presinaptik. Asetilkolin yang dilepaskan berikatan
pada reseptor asetilkolin pada sarkolema, .jadi
membuka ttchanneltt natrium, menyebabkan V. SAWAR DARAH OTAK
masuknya natrium ke dalam sel otot, depolarisasi Sawar selektif yang ada antara jaringan saraf dari
membran postsinaptik dan generasi berikutnya dari susunan saraf pusat dan banyak zat berasal darah
potensial aksi dan kontraksi sel otot. Asetilkolines- disebut sawar darah-otak. Sawar ini dibentuk oleh
terasi pada lamina basalis memecah asetilkolin fasia okludens dari sel-sel endotel yang kontinyu
menjadi kolin dan asetat, menetapkan bahwa pele- membatasi kapiler yang berjalan melalui jaringan
pasan tunggal substansi neurotransmiter tidak terus saraf . Zat-zat tertentu (misalnya O, H,O, CO, dan
menimbulkan kelebihan potensial aksi. Kolin dikem- zat-zat tertentu yang larut dalam lemak dan bebe-
balikan ke kaki-akhir melalui protein karier yimg rapa obat) dapat menembus sawar. Namun, yang
diperl,,uat oleh perbedaan natrium, dimana ini bersama- lainnya, termasuk glukosa, vitamin tertentu, asam-
sama dengan asetat aktif (berasal dari mitokondria), asam amino dan obat-obatan, antara lain, zat berle-
suatu reaksi yang dikatalisa dengan asetilkolin bih yang lewat hanya oleh transpor yang diper-
transferase, untuk membentuk asetilkolin. Asetil- antarai reseptor dan/atat difusi yang difasilitasi.
kolin yang baru terbentuk dibawa ke dalam vesikula Ion-ion tertentu juga dibawa melalui transpor
sinaptik yang baru terbentuk melalui kendali pompa aktif. Juga diduga bahwa beberapa neuroglia peri-
proton yaitu prolein karier antiport. vaskular mungkin berperan sedikit dalam mengatur
sawar darah otak.

IV. SUBSTANSIA
NEUROTRANSMITER
Substansia neurotransmiter adalah molekul
pemberi sinyal (chemical messengers) yang dile-
paskan pada membran presinaptik dan efek suatu

168 . Atlas Berwarna Histologi


CONTOH KASUS KLINIS

Tumor Neuroglia yang dibawa melalui aliran darah masuk ke


Hampir 50Vo tumor intrakranial disebabkan susunan saraf pusat. Misalnya, perfusi manitol
karena proliferasi sel neuroglia. Beberapa tumor ke dalam aliran darah mengubah permeabilitas
neuroglia, seperti misalnya oligodendroglioma, kapiler melalui pengaruhnya terhadap taut kedap,
kelainannya ringan, sedangkan lainnya, seperti
jadi memperkenankan pemberian obat untuk terapi.

misalnya glioblastoma, yang adalah sel-sel ganas Pengobatan lainnya dapat melekatkan antibodi
berasal dari astrosit, adalah sangat invasif dan berkembang terhadap reseptor transferin yang
biasanyafatal. letaknya pada sisi lumen membran plasma sel-sel
endotel ini yang akan memudahkan transpor ke-
Chorea Huntington dalam susunan saraf pusat.

Chorea Huntington adalah kelainan herediter


Sindroma Guillain Barr6
yang menjadi nyata pada dekade ketiga dan ke
empat dari kehidupan. Awalnya, kondisi ini hanya Sindroma Guillain Ban6 adalah suatu penyakit
mengenai sendi, tetapi nantinya berpengaruh yang diperantarai imun yang mengakibatkan kele-

terhadap gangguan motorik dan demensia. Diduga mahan yang secara progresif cepat, dengan
kelainan ini
disebabkan oleh hilangnya neuron kemungkinan paralisis ekstremitas dan terkadang
susunan saraf pusat yang menghasilkan neuro- bahkan mengenai otot-otot pemapasan dan waj ah.

transmiter GABA. Kejadian demensia diduga ber- Penyakit dengan hilangnya mielin ini sering ber-
kaitan dengan hilangnya sel-sel yang mensekresi kaitan dengan infeksi saluran napas atau saluran
asetilkolin. cerna yang baru terjadi; kelumpuhan otot men-
capai puncaknya dalam 3 minggu dari gejala
Penyakit Parkinson awal dan 5% individu yang terkena penyakit ini
meninggal. Pengenalan lebih awal penyakit ini
Penyakit Parkinson berkaitan dengan hilangnya
penting untuk penyembuhan yang sempurna
neurotransmiter dopamin dalam otak. Penyakit
(atau hampir sempurna). Pengobatan meliputi
yang melumpuhkan ini menyebabkan kekakuan
segera masuk rumah sakit dan pengamatan kebu-
otot, tremor, pergerakan lambat dan secara pro-
tuhan unfuk terapi dengan respirator. Pengamatan
gresif sukar mengendalikan pergerakan yang
untuk luka selama berbaring dan juga perlu terapi
volunter. L-dopa dapat diberikan, tetapi efek
fisik. Plasmaferesis dan imunoglobulin merupa-
yang menguntungkan hanyalah sementara. Trans-
kan pilihan terapi.
plantasi jaringan kelenjar adrenal fetus memberi
sedikit perbaikan, tetapi ini juga berlangsung
singkat.

Pengobatan yang Memintas Sawar Darah


Otak
Seleksi secara alamiah sawar darah otak men-
cegah obat-obatan tertentu dan neurotransmiter

Iaringan Saraf o t69


S&&&gAn *r Medula spinalis. x.s. Kucing. fieW*&il 3 . Medula spinalis, x.s. Substansia
Pulasan perak. Paraffin section. x 21, alba dan substansia grisea, Paraffin section. x 132.

Medula spinalis dibungkus oleh tiga lapis menings. Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan daerah
Lapis fibrosa yang paling luar yaitu duramater korak Gambar 1. Perhatikan bahwa yang berdekatan
(DM), dikelilingi oleh lemak epidural, tidak tampak antara substansia alba (W) dan substansia
dalam fotomikroskopik ini. Sebelah dalam dura grisea (G) jelas terlihat (bintang). Sejumlah inti
adalah araknoid (A) dengan ruang subaraknoid (kepala panah) ada dalam substansia alba dari ber-
(SS), letaknya berdekatan dengan lapis paling dalam bagai neuroglia, yang menyokong akson dan dendrit
dari menings, mempunyai pembuluh darah disebut berjalan ke atas dan bawah sepanjang medula spi
pia-mater (PM). Medula spinalis sendiri tersusun nalis. Badan sel saraf (CB) yang besar di kornu
dari substansia alba (W) dan substansia gri- ventralis substansia grisea mempunyai gambaran inti
sea (G). Substansia alba, terletak di tepi dan tidak vesikular dengan anak inti padat, gelap. Pembuluh
mengandung badan sel saraf, terdiri atas serat-serat darah (BV) menyusup dalam ke substansia grisea,
saraf, sebagian besar bermielin, berjalan naik dan dikelilingi oleh juluran sel neuroglia, membentuk
turun sepanjang medula spinalis. Susunannya selu- sawar darah otak (blood brain barrier), tidak tampak
lar, karena ditempati berbagai jenis sel glia. Yang dalam foto-mikroskopik ini. Inti kecil (panah) di
letaknya di tengah adalah substansia grisea berisi substansia grisea kepunyaan sel neuroglia, dimana
badan sel neuron,juga ujung-ujungjuluran awal dan sitoplasma dan juluran sel tidakjelas.
juluran akhi4 kebanyakan biasanya tidak bermielin.
Juluran sel saraf ini dan sel glia membentuk
anyaman jala-jala serat yang disebut neuropil. Sub- &&&&&.&R 3 . Medula spinalis. x,s. Kornu
stansia grisea dibagi menjadi daerah-daerah yaitu ventralis. Manusia, Paraffin section. x 270.
kornu dorsalis (DH), kornu ventralis (VH) dan
komisura grisea (Gc). Kanalis sentralis (CC) Neuron multipolar dan berbagai julurannya (p anah)
medula spinalis melewati komisura grisea, mem- tampak jelas dalam fotomikroskopik ini diambil dari
baginya menjadi komponen dorsal danventral. Juluran kornu ventralis. Perhatikan inti (N) besar dan anak
neuron meninggalkan dan masuk medula spinalis inti (n) yang padat, keduanya khas untuk neuron.
sebagai radiks ventralis CVR) dan radiks dor- Amati kelompokan bahan basofil yaitu badan Nissl
salis (DR). Bagian serupa dengan daerah kotak (NB), yang dengan mikroskop elektron adalah reti
diperlihatkan dalam Gambar 2. kulum endoplasma kasar. Inti kecil kepunyaan ber-
bagai sel neuroglia (Ng), bersama-sama juluran-
nya dan juluran dari neuron menyusun neuropil
(Np), merupakan gambar latar belakang substansia
grisea. Ruang putih (bintcng) mengelilingi soma dan
pembuluh darah adalah artefak karena mengerut.

Sel multipolar
(medula spinalis)

170 . Atlas Berwarna llistologi


t-seffisge tl t-c"r*ffie'ffi I

KUNCI
A araknoid G substansia grisea Np neuropil
BV pembuluhdarah Gc komisuragrisea PM piamater
CB badan sel saraf N inti SS ruang subaraknoid
CC kanalis sentralis n anak inti VH kornu ventralis
DH kornu dorsalis NB badan Nissl VR radiks ventralis
DM duramater Ng selneuroglia W substansiaalba
DR radiks dorsalis

,aringan Saraf o tzt


fi&ffifiS*ff $ . Serebelum. Manusia. Paraffin &&Mee& 3 . Serebelum. Manusia. Paraffin
section. x 1 4. section. x 132.

Serebelum, berlainan dengan medula spinalis, ter- Gambar fotomikroskopik ini diambil dari suaru
diriatas bagian tengah substansia alba (W) dan daerah serupa detgan daerah kotak dalamGambar 1.
yang terletak superfisial terhadap substansia grisea Lapisan granular (GL) terdiri atas sel granula
(G). Meskipun sukar untuk menyatakan dari gambar (GC) tersusun padat, yang sepintas menyerupai
pembesaran rendah dari fotomikroskopik ini, sub- limfosit karena intinya bulat gelap. Tersebar di antara
stansia grisea dibagi menjadi tiga lapisan, lapis sel-sel ini ada celah jernih disebut glomeruli atau
molekular (ML), lapis tengah lapis sel Purkinje pulau serebelar (CI), tempat terjadinya sinaps
(PL) dan lapis granular (GL) sebelah dalam. antara akson yang masuk ke serebelum dari luar dan
Gambaran lapis molekular yang kurang padat karena dendrit sel-sel granula. Sel Purkinje (PC) mengi
susunan badan sel saraf jarang, sedangkan gam- rimkan aksonnya ke dalam lapisan granula4 sedang-
baran lapis granular yang lebih gelap karena banyak kan dendritnya bercabang-cabang di lapisan mole-
sekali inti yang terpulas gelap rapat satu sama lain. kular (ML). Lapisan ini juga mengandung serat
Suatu daerah serupa dengan daerah korok disajikan tidak bermielin dari lapisan granular, juga dua jenis
dalamGambar2. sel yaitu sel basket (BC) dan yang letaknya lebih
superfisial sel stelata (SC). Permukaan serebelum
S&*$S&S 5 . Sel Purkinje. Serebelum manusia. dilapisi oleh piamater (PM), jelas terlihat dalam
Paraffin section. x 540. fotomikroskopik ini. Daerah korak disajikan pada
pembesaran kuat dalam Gambar 3.
Gambar ini adalah pembesaran kuat daerah kotak
Gambar 2. Lapisan granular (GL) serebelum ter-
diri atas duajenis sel yaitu yang lebih kecil sel-sel &&&trSS,K r$ o Sinaps. Ujung Aferen. Mikroskop
granular (GC) dan yang lebih besar sel Golgi tipe elektron. x 1 6.200.
II (G2). Sel Purkir{e (PC) yang berbentuk seperti
buli-buli tampak ada inti (N) yang besar dan per- Nukleus desenden lateralis dari saraf kranialis ke
cabangan dendrit (D). Inti sel basket (BC) di lima memperlihatkan ujung aferen primer (AT)
lapisan molekular (ML), juga serat-serat yang membentuk banyak sinaps dengan dendrit
(D) dan akson (Ax). Amati adanya vesikula sinap-
tidak bermielin (UF) dari sel-sel granulaq tampak
jelas dalam fotomikroskopik ini. Serat-serat ini tik (SV) dalam ujung akson postsinaptik, juga pene-
balan membran ujung aferen primer (panah). Dalam
membuat sinaps (ponoh) dengan cabang dendrit sel
ujung terminal juga ada mitokondria (m) dan
Astrosit. Serebelum
Purkinje. Daerah kotak.
sisterna (Ci) untukvesikula sinaptik. (seizin Meszler
manusia. Pulasan Golgi. Paraffrn section. x
RM : J Comp Ne urol 220 :299-309)
132. Perhatikan sejumlah juluran dari astrosit .

fibrosa (A) ini dalam substansia alba serebelum. l


i,
€.. -**
'd1l

: :i

i! Sel multipolar
i/,.i,$'q
.

l;rl
u '\s_f.
111 (korteksserebelar)

"! /i-
!1r
tii
i,.il

172 . Atlas Berwarna Histologi


{-&&erffeffi s I

KUNCI
A astrosit librosa G substansia grisea PC sel Purkinje
AT akhir at'er:en primer G2 se1 Golgi tipe 2 PL lapisan sel Purkinje
Ax akson GC sel granular PM piamater
BC selbasket GL lapisan granular SC sel stelata
CI pulau serebelar 111 mitokondria SV vesikula sinaptik
Ci sister na ML lapisan rnolekult UF serat tidak bermielin
D dendrit N inti w substansia alba

IaringanSaraf . 173
mAllSR&R t das: ?. Serebrum. Manusia. sel-sel piramidal (Py) dan beberapa sel gaanular
Paraffin section, x (GC) juga sejumlah neuroglia (Ng) tersebar di
132.
antara soma dan serat. Lapis keempat yaitu lapis gra-
Gambar-gambar ini memperlihatkan seluruh kor- nular dalam (4), relatifmerupakan pita sempit di
teks serebri manusia dan beberapa lapisan di bawah- mana sel-selnya kebanyakan kecil dan beberapa sel
nya substansia alba (W) pada pembesaran ren- granular besar (GC) danjuga ada sel neuroglia
dah. Perhatikan sejumlah pembuluh darah (BV), (Ng). Lapis piramidal dalam (5) ditempati sel-
yang menembus seluruh korteks, dikelilingi oleh sel piramidal (Py) ukuran sedang dan besar juga
daerahjernih Qtanah) karena artefak akibat penge- sejumlah neuroglia (Ng), yang intinya tampak
rutan. Keenam lapisan korteks serebri tidak berbatas sebagai titik-titik kecil. Meskipun tidak jelas dalam
jelas, tetapi diperkirakan dengan tanda kolom. sajian ini, serat saraf dari pita dalam Baillarger ber-
Piamater (PM) yang membungkus permukaan jalan horisontal melalui lapisan ini, sementara itu
korteks, merupakan jaringan vaskular yang mem- pita luar Baillarger menembus lapisan granular dalam..
berikan banyak pembuluh darah lebih banyak seperti Lapisan yang paling dalam dari korteks serebri
kapiler (Ca) yang menembus jaringan otak. Lapis adalah lapisan multiformis (6), yang berisi sel
pertama korteks disebut lapis molekular (1), yang dengan berbagai bentuk, kebanyakan bentuknya
mengandung sejumlah serat dan hanya sedikit badan fusiformis. Sel-sel neuroglia dan sel Martinotti juga
sel neuron. Sulit untuk membedakan soma ini dari ada dalam lapisan ini, tetapi tidak dapat dibedakan
sel-sel neuroglia dengan pembesaran seperti ini. satu sama lain dengan pembesaran ini. Substansia
Kedua adalah lapisan granular luar (2), terdiri alba (W) tampak sangat selular, karena adanya inti
atas sel granular (GC) kecil dan banyak sel sejumlah neuroglia yang menyokong juluran sel ber-
neuroglia (Ng). Lapis ketiga disebut lapis pira- asal dari korteks dan berjalan menuju korteks.
midal luar (3), yang merupakan lapis paling tebal
pada potongan korteks serebri ini. Lapisan ini berisi
GAMBAR 4 o Mikroglia. Pulasan perak. Paraffin
section. x 540,
GA&{E&R 3 r Astrosit. Pulasan perak. Paraffin
section. x 132. Gambar fotomikroskopik ini adalah irisan korteks
serebri, memperlihatkan inti (N) sel saraf, juga ada
Fotomikoskopik substansia alba serebrum ini mem- mikroglia (Mi). Perhatikan bahwa mikroglia sangat
perlihatkan gambaran seperti tikar karena saling ber- kecil dan mempunyai inti (N) padat, juga sejumlah
tumpuknya berbagaijuluran sel saraf dan sel glia. juluransel. @anah).
Perhatikan juga adanya dua pembuluh darah (BV)
berjalan horisontal melintang lapangan pandang,
Juluran panjang astrosit fibrosa (FA) mendekati
pembuluh darah (panah) dan membantu pemben-
tukan sawar darah otak (blood-brain barrier).

BV pembuluh darah Ng sel neuroglia 2 lapisan granular luar


Ca kapiler PM piamater 3 lapisan piramidai luar
FA astrositfibrosa Py selpiramidal 4 lapisan granular dalam
GC sel granular w substansia alba 5 lapisan piramidal dalam
Mi mikroglia I lapisan molekular 6 lapisan multiformis
N inti

174 . Atlas Berwarna Histologi


}*"fnf- *u,
lr '-l { n.*-t,..*,*
*t - '/ t
lr ,/.
, .: .'l t' 0r
* -/
/

Ca -t- . *'u r *;t" "a


o..;l '-'.if'n

.gb. ' ,- ., - 1 [- -::-:$S- 4'rn. **un'i


';,.,.'
\, :::il
, ,{,.' '.. .'i' " ', .. .ilL]"'..
',-l' t I ' i- r r.
]ti tffs-.
rr '.''. I:
,,

""\ -.\"plj;
,,', ^'jd:..':'-d.c. "'i'T '-Jt ,..1 . i; , ,. '
,j ;.ry-g.: iii:.': l, ,. .L
-

l.:' : . a.
* o,.,-.11. * n1
o* **. *-,-
-"' r, - *,"';: ,,'',1
.' ;,
.ll ;
L.,n
ln:-".n_
*l' *
:'*',nt ; '' El

lt

i,.-

* " *1 -1": * .:.$; ' "t *J*1., 'u 5; ,.* t'


4rrr." ",

,. .ri..,- '
*'n* ,.r

."1 '-'i--'.'-r*'"***.:

j "";: * * "& *,, .#ji{4t'i..


*.r,p1i'.' ll;..,*rt'.''. *.r
I
f
- "
- 3?' ,
f*. "* ,.,",:**. ,n fi;*, r,
i jlt,, 4t i .,t1,,a, ..
'n' -: . 'i, i;t,"-'{
.

. l.rt'i*,'
,r
*'4,i,r,, - i" l'{ ,g' ,'.*n
Ill n",-,* :*'
,
_ *.'*l.-1 "r
" ;4, s "1g-t i1':',{Illg:'-;:
qI
l-seerlssm s I l-s*irulsAn e I teerk$*,&R

Iaringan Saraf o t75


ffAn*ee8 1 . Ganglion simpatis. l.s. Paraffin $AM8AH I . Ganglion simpatis. Ls.
section. x 132. Paraffin section, x 540.

Ganglion simpatis adalah struktur yang menerima Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan pem-
akson sel presinaptik, yang somanya ada dalam besaran kuat suatu daerah serupa dengan daerah
susunan sarafpusat. Terletak di dalam ganglion ada- kotakGambar 1. Meskipun neuron ganglion simpatis
lah soma neuron postsinaptik yang mana akson sel multipola5 julurannya tidak nampak dalam sajian ini
presinaptik bersinaps. Ganglion ini dibungkus oleh yang dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Inti
kapsula (C) jaringan ikat kolagen, yang memperca- (N) dengan anak inti (n) jelas terlihat. Sitoplasma
bangkan septa (S) berisi pembuluh darah (BV) berisi lipofusin (Li), suatu pigmen kekuningan
di dalam ganglion. Susunan badan sel dari neuron yang sangat sering ada di dalam neuron pada
multipolar (MN) di dalam ganglion tampak tak individu yang lebih tua. Celah jernih antara soma dan
beraturan. Struktur yang banyak pembuluh darah ini sel penyokong (SS) adalah artefak karena penge-
berisi sejumlah inti yang mencakup kepunyaan sel rutan. Perhatikan sejumlah pembuluh darah (BV)
endotel (E), leukosit (L) intravaskular, fibro- berisi sel darah merah (panah) dan neutrofil (Ne).
blas (F), sel Schwann (ScC) dan sel penyokong
(SS) mengelilingi badan sel saraf. Suatu daerah serupa
dengan daerah kotak dipaparkan dalam Gambar 2.
&&fti!*An 4 . Ganglion sensoris. l.s. Manusia.
Paraffin section. x 270.

SA&{fi&ffi 3 . Ganglion sensoris. l.s. Manusia. Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
Paraffin section. x 132. suatu daerah serupa dengan daerah kotak Gambar 3.
Badan sel yang berbentuk bulat memperlihatkan inti
Ganglion radiks dorsalis merupakan contoh yang (N) yang terletak di tengah dan anak inti (n).
baik untuk ganglion sensoris. Ganglion ini mempu-
Perhatikan soma kecil (kepala panah) dan besar
nyai pembuluh darah (BV), kapsula (C) jaringan (panah) ada dalam lapangan pandang dan inti tidak
ikat yang juga membungkus radiks sensorisnya. selaiu ada dalam bidang irisan. Pulasan hematok-
Neuron ganglion radiks dorsalis berbentuk pseudo-
silin dan eosin mewarnai soma yang lebih kurang
unipolar; karena itu soma (So) tampak bentuknya
homogen, sehingga organel seperti substansia Nissl
bulat. Serat saraf (D kebanyakan bermielin, terletak
tidak tampak. Namun, inti dan sitoplasma sel kap-
di antara badan sel. Perhatikan beberapa soma besar
sul (Cc) jelas terlihat. Selanjutnya, fibroblas (F)
(panah), sementara ybng lain kecil (kepala panah).
yang intinya kecil, memanjang, berwarna gelap
Setiap soma dikelilingi oleh sel kapsul (Cc) yang
terlihat mengelilingi soma tepat di tepi sel kapsel.
berasal neuro-ektodermal. Suatu daerah serupa Akson (Ax) dari serar saraf bermielin adalah kepu-
den gan daer ah ko tak dip ap arkan dalam pembesaran nyaan neuron pseudounipolar.
kuatpada Gambar4.

.., 't, \
lrt .
: a'.,
." dd.#;.

Sel multipolar i:i I '!1, 'j j ,' i,


Sel unipolar
(ganglia otonomik) j (sel pseudounipolar dari
It
' '" t!3ir,
'irr'i' radiks dorsalis ganglion)

176 . Atlas Berwarna Histologi


#
[]t

'%tss

M'
&' trS

4,s
#-r'
#
# *
#* €ru*

[se*xBAfr tl f &e*fts&m 4 1

KUNCI
Ax akson f serat saraf Ne neutrofil
BV pembuluhdarah L leukosit S septum
C kapsula Li lipofusin ScC sel Schwann
Cc sel kapsel MN neuron multipolar So soma
E sel endotel N inti SS se1 penyokong
F fibroblas n anakinti

laringan Saraf . 177


fi&lt$gAm la . Saraf perifer. Ls. Monyet. Plastic SA!{fiSAA ! b r Serat saraf bermielin yang terurai.
section. x 132. Paraffin section. Ls. x 540.

Potongan memanjang fasikulus saraf perifer diper- Potongan memanjang ini dari satu serat saraf ber-
lihatkan dalam fotomikroskopik ini terbungkus oleh mielin memperlihatkan akson (Ax) dan jala neuro-
perineurium (P), terdiri atas lapisan jaringan keratin, bekas mielin (M) yang larut. perhatikan
ikat (CT) sebelah luar dan sel epiteloid (E) nodus Ranvier (NR) , suatu bagian dimana dua sel
gepeng di lapis sebelah dalam. Perineurium mengan- Schwann bertemu. Di tempat ini, dimana akson tidak
dung pembuluh darah (BD kecil, yang diper- dibungkus mielin, terjadi lompatan hantaran impuls.
cabangkan dari pembuluh yang lebih besar menge- Perhatikan insisura Schmidt Lanterman (SL)
lilingi epineurium, merupakan struktur yang rerdiri jelas tampak. Ini adalah bagian dimana sitoplasma sel
dari jaringan ikat jarang dengan sejumlah sel lemak. Schwann terjebak dalam selubung mielin.
Saraf perifer terdiri atas sejumlah serat saraf tidak
bermielin dan serat saraf bermielin, seperti tampak
dalam Gambar 1b. Inti yang padat (panah) dalam SAUIBAR 3 . Saraf perifer. x.s. Paraffin section.
fasikulus saraf kepunyaan sel Schwann dan sel x 132.
endoneuron. Suatu bagian serupa dengan daerah
Potongan melintang ini memperlihatkan sebagian dari
ko tak dip ap arkan dalam Ga mb ar 2.
dua fasikulus, masing-masing dikelilingi oleh peri-
neurium (P). Jelas terlihatjaringan ikatjarangyang
menyusup yaitu epineurium (Ep) dengan pembu-
GAMSAfi 2 o Saraf perifer. l.s. Paraffin section.
luh darah (BV) nya. Perineurium membentuk suatu
x 270.
septum (S), yang membagi fasikulus ini menjadi
Gambar ini adalah pembesaran kuat di daerah dua kompartemen. Perhatikan akson (Ax) terletak
bagian serupa dalam daerahkotak dari Gambar 1a. di tengah selubung mielin (MS) dan terkadang
Potongan melintang yang khas sifatnya dari saraf tampak inti sel Sdrwann (ScC) berbennrkbulan sabit.
tepi yaitu tampak mengikuti jalannya berkelok-kelo( Inti yang lebih kecil (panah), padat adalah dari sel
terutama tampak dalam foto mikroskopik ini. Jalan- endoneurial. Dalam kotolc Saraf tepi. x.s. pulasan
nya saraf ini diselingi oleh adanya inti sel Schwann perak Paratrn section x 54O. Serat saraf bermielin
(ScC), fibroblas (F) dan sel endotel kapiler punya dengan pulasan perak memperlihatkan celah jernih
endoneurium. Banyak serat-serat saraf ini ber- besar Qtanah) menandakan mielin yang larut. Akson
mielin (M) ditandai oleh adanya nodus Ranvier (Ax) terpulas gelap, padat dan endoneurium (En)
(NR) dan neurokeratinsekitar akson (Ax). yang tipis juga terlihat.

$AnnFAR tl . Pleksus koroid. Paraffin section. x 270.

Pleksus koroid, terletak dalam ventrikel otak, ber-


peran untuk pembentukan cairan serebrospinalis,
Struktur ini terdiri atas jonjot kapiler (Ca) yang
jalannya berkelok-kelok dalam vili M) dari epitel
pleksus koroid (cp) berbentuk selapis kubis.
Jaringan ikat (CT) di tengah pleksus koroid ikut
dalam pia-araknoid, semenrara itu epitel selapis kubis
mengalami modifikasi membentuk ependim yang
membatasi ventrikel otak. Celah jemih mengelilingi
pleksus koroid adalah kepunyaanventrikel otak.

178 . Atlas Berwarna Histologi


s?
Fr{

ls,qirqies r I {-essb$men a I

t-&"jsiffieffi 4 I

Ax akson En endoneurium P perineurium


BV pembuluhdarah Ep epineurium S septum
Ca kapiler F fibroblas ScC sel Schwann
cp epitei pleksus koroid M mielin SL insisura Schmidt-Lanterman
CT jaringan ikat MS selubungmielin Vi vilus
E sel epiteloid NR nodus Ranvier

Iaringan Saraf . 179


€A&4&&* tr . Saraf tepi. x.s. Mencit. Mikroskop Aksoplasma ditempati mitokondria (m) juga neu-
elektron. x 33.300. rofilamen (Nfl dan neurotubul (Nt). Terkadang,
selubung mielin dikelilingi oleh sitoplasma sel
Gambar mikroskop elektron ini memperlihatkan Schwann di sebelah luar dan dalamnya, seperti serat
potongan melintang tiga serat saraf bermielin dan sarafdi sudut kanan aras.
beberapa serat saraf tidak bermielin. Perhatikan Serat saraf tidak bermielin (f di atas gambar
akson (ax) (meskipun mungkin serat aferen neuron mikroskop elektron ini memperlihatkan hubungan-
pseudounipolar) dikelilingi oleh suatu selubung nya dengan sel Schwann (ScC). Serar-serat ter-
mielin (MS) yang tebal, di sebelah tepi ada kum- letak sedemikian rupa yaitu setiap serat terletak
pulan sitoplasma sel Schwann (ScC) ditempati dalam alur berbatas membran dalam sel Schwann.
oleh mitokondria (m), retikulum endoplasma Beberapa serat terletak lebih superfisial, sementara
kasar (rER) dan vesikel pinositosis (PV). Sel yang lainnya lebih dalam di dalam alur. Namun,
Schwann dikelilingi oleh lamina basalis (BL) ruang periakson (atau peridendritik) (panoh) selalu
memisahkan sel ini dari jaringan ikat endo- ada. Mitokondria (m), neurofilamen (Nfl dan
neurium (CT). Selubung mielin berasal dari mem- neurotubulus (Nt) juga ada. perhatikan keselu-
bran plasma sel Schwann, yang membungkus secara ruhan strLlktur dikelilingi oleh lamina basalis (BL),
spiral mengitari akson, sehingga terbentuk mesak- yang menutupinya tetapi tidak meluas ke dalam alur
son eksterna (EM) dan mesakson interna (IM). (kepala panah) yang ditempati oleh serat saraf.
Aksolema (Al) dipisahkan dari membran sel (seizin Dr. J. Strum)
Schwann oleh suatu celah sempit yaitu ruang periakson.

lvlesakson eksterna

Mielinasi dari serat saraf Aksolema


-

AI aksolemma EM mesakson eksterna Nf neurofilamen


Ax akson T seratsaraf Nl neurotubulus
BL lamina basalis IM mesakson interna PV vesikel pinositosis
CT jaringanikat m mitokondria rER retikulumendoplasmakasar
endoneurium MS selubung mielin ScC sitoplasma sel Schwann

18o . Atlas Berwarna Histologi


,rri::]lrit,i::lil:ltitl

s$:
t";!

tEewm*ei-l

Iaringan Saraf . 18t


.1{"Y#/ qj
ta''* ..
1;_ - :

*.rre,l{{&{r.si;s}i

l-il"gesffie*r rl

ffi&ffim&e 3 . Neuron. Nukleus desenden lateralis. Golgi (GA) yang luas, sejumlah mitokondria (m)
Mikroskop elektron. x 3589. dan retikulum endoplasma kasar, yang meluas ke
dendrit (D). Serat saraf bermielin (M) dan tidak
Soma neuron ini memperlihatkan gambaran khas. bermielin (nM) juga ada, juga sinapsis (panah)
Perhatikan inti (N) yang besar dan anak inti (n) sepanjang permukaan sel. (Seizin Meszler R, Auker
dikelilingi oleh sejumlah sitoplasma yang banyak C, Carpenter D: J Comp Neurol 196:57I-584) .
mengandung organel-organel. Perhatikan aparatus

182 . Atlas Berwarna Histologi


\.

ffi Ringkasan Histologik


I. MEDULA SPINALIS sebelah luar dan lapisan granular sebelah dalam
dengan satu lapisan sel Purkinje yang terletak di
A. Substansia grisea
antaranya. Perikarion dari lapisan molekular ada-
Substansia grisea medula spinalis letaknya di lah kecil dan relatif sedikit jumlahnya. Kebanyakan
tengah dan lebih kurang berbentuk huruf H, mem- serat-serat tidak bermielin. Sel Purkinje mudah
punyai dua kornu dorsalis dan dua kornu ventralis. dikenali karena letaknya, berukuran besar dan per-
Kornu ventralis menampakkan sejumlah badan sel cabangan dendrit yang luas. Lapisan granular
multipolar (motorik). Perikarion mempunyai inti tampak deretan inti dari sel granular dan daerah di
besar, jernih dan anak inti padat. Sitoplasmanya antaranya jernih disebut glomeruli (atau pulau
dipenuhi dengan kelompokan substansia Nissl ber- serebelar). Ini terutama menandakan daerah sinaps
sifat basofil (retikulum endoplasma kasar) yang me- pada dendrit sel granular.
luas ke dalam dendrit tetapi tidak ke dalam akson.
Pangkal akson ditandai oleh adanya akson Hillock B. Medula serebelum
dari soma. Sejumlah inti kecil-kecil memenuhi sub-
Substansia medularis (massa putih sebelah dalam)
stansia grisea; sel ini tetmasuk neuroglia. Serat saraf
adalah daerah substansia alba letaknya sebelah
dan juluran neuroglia di substansia grisea di-kenal
dalam dari lapisan granular serebelum, terdiri ter-
sebagai neuropil. Setengah sebelah kanan dan kiri
utama dari serat-serat bermielin dan sel neuroglia
dari substansia grisea dihubungkan satu sama lain oleh
yangberkaitan.
komisura grisea, yang ditempati oleh kanalis sen-
tralis dindingnya sel ependim adalah epitel selapis
III. SEREBRUM
kubis.
A. Korteks serebrum
B. Substansia alba Korteks serebrum terdiri atas substansia grisea,
Sutlstansia alba medula spinalis terletak di bagian kebanyakan terbagi menjadi enam lapisan, dengan
tepi dan terdiri atas serat-serat asenden dan desen- masing-masing lapisan ditempati neuron yang
den. Serat-serat ini kebanyakan bermielin (oleh morfologinya khas untuk lapisan terlentu. Jenis
oligodendroglia), berperan memberi wama dalam neuron yang utama adalah sel piramidal, sel stelata
jaringan hidup. Inti dalam substansia alba adalah (granular), sel horisontal dan sel inverted (Mar-
dari macam-macam neuroglia. tinotti). Penjelasan berikut menjelaskan neokorteks
dan terdapat dari lapis superfisial sampai dalam.
G. Meninges Lapis pertama letaknya adalah tepat di sebelah
Meninges medula spinalis adatiga lapisan. Lapisan dalam piamater, sedangkan lapis ke enam adalah
yang paling dalam adalah pia mater, dikelilingi lapisan korteks yang paling dalam, berbatasan
oleh araknoid, dan selanjutnya dilapisi oleh kola- dengan substansia alba di sebelah tengah dari sere-
gen tebal dura mater. brum.
1. Itrpisan molekular
II. SEREBELUM Terdiri atas sel horisontal daniuluran sel.
A. Korteks serebelum
Korteks serebelum terdiri atas lapisan molekular

faringan Saraf . 183


2. Lapis an granalar luur B. Serat-serat
Terdiri terutama sel granular (satelit), tersusun Serat-serat umumnya bermielin dan berj alan mem-
padat. bentuk berkas melalui ganglion radiks dorsalis.
3. Lapisan piramidal luur
Sel piramidal besar dan sel granular (stelata). G. Jaringan ikat
Ganglion radiks dorsalis dikelilingi oleh jaringan
granalqr dalam
4. Lapis an
ikat dari kolagen, membentuk septa menembus sub-
Sel granular (stelata) padat dan rapat, umumnya
stansi ganglion.
kecil-kecil, meskipun di antaranya ada beberapa
lebih besar.

5. Lapis an piramidal dalam VI. SARAF TEPI


Sel-sel piramidal ukuran sedang dan besar menyu- A. Potongan memaniang
sun lapisan ini. Serat-serat sejajar dengan pulasan hematoksilin dan

6. Lapisanmultifurmis eosin berwarna merah muda pucat, meskipun sel


Schwann dan terkadang inti fitrroblas tampak
Lapisan ini terdiri atas berbagai bentuk sel, keba-
jelas. Gambaran khas adalah bergelombang, serat
nyakan bentuknya fusiformis. Lapisan ini juga
saraf berjalan kesana-kemari. Pada pembesaran
ditempati oleh sel Martinotti.
rendah jelas tampak perineurium, sementara pada
pembesaran kuat dapat dikenali nodus Ranvier.
B. Substansia alba
Di sebelah dalam korteks serebri adalah lapisan B. Potongan melintang
subkortikal substansia alba terdiri terutama sbrat-
Gambaran yang paling khas dari potongan melin-
seratbermielin dan sel neuroglia.
tang serat saraf adalah sejumlah lingkaran kecil
tidak beraturan dengan bintik terletak di tengah.
IV. PLEKSUS I(OROID Jari-jari tipis tampak melintang dalam celah kosong
antara bintik dan tepi lingkaran. Ini menandakan
Pleksus koroid terdiri atas jonjotjonjot dari unsur
vaskular kecil (berasal dari pia-araknoid) yang neurolema, rangka mielin (neurokeratin) dan
dibungkus oleh sel ependim yang mengalami akson di tengah. Kadang-kadang, inti berbentuk
bulan sabit memeluk mielin; ini adalah sel Schwann.
modifikasi (berbentuk selapis kubis). Struktur ini
terletak di ventrikel otak, berperan dalam pemben- Endoneurium mungkin tampak juga ada inti fibro-
tukan cairan seretrrospinalis (CSF). blas. Pada pembesaran rendah perineurium dari
beberapa fasikulus seratt saraf jelas berbeda. Jika

V. GANGLION RADIKS DORSALIS dipulas dengan OsO' selubung mielin tampak


gelap, bentuk bulat, melingkar dengan tengahnya
A. Neuron-neuron terpulas pucat.
Soma sel-sel ini adalah pseudounipolar, dengan
inti besar dan anak inti besar. Soma dikelilingi sel
kapsul, dikenali karena intinya bulat dan kecil.
Fibroblas (sel satelit) juga terlihat. Sinaps tidak ada
dalam ganglion radiks dorsalis.

184 . Atlas Berwarna Histologt


Sistem Sirhulasi
Sistem sirkulasi terdiri atas dua komponen yang dikembalikan ke sisi kanan jantung, maka sem-
terpisah tetapi berhubungan: sistem vaskularisasi purnalah sirkulasi.
darah (sistem kardiovaskular) yang mengangkut
darah dan sistem vaskularisasi limf yang mengum- . JANTUNG
pulkan dan mengembalikan cairan eksfraselular yang Jantung adalah organ yang memiliki empat ruang
berlebih (limf) ke sistem vaskularisasi darah. Jaringan terdiri atas dua atrium dan dua ventrikel. Atrium
limfoid dijelaskan pada Bab 9. selanjutnya menerima darah dari vena pulmonalis,
vena kava dan sinus koronarius, meneruskannya ke
O SISTEM SIRKULASI dalam ventrikel. Kontraksi ventrikel kemudian men-
dorong darah, baik dari ventrikel kanan ke dalam
DARAH trunkus pulmonal untuk distribusi ke paru-paru atau
Sistem sirkulasi darah terdiri atas jantung dan dari ventrikel kiri ke dalam aortauntuk didistribusi-
pembuluh darah, fungsinya mendorong dan meng- kan ke seluruh tubuh. Meskipun dinding ventrikel
angkut darah dan bermacam-macam isinya ke selu- lebih tebal daripada dinding atrium, atrium dan
ruh tubuh. Jantung bekerja sebagai pompa, mene- ventrikel mempunyai sifat umum yang sama, yaitu
kan darah dengan tekanan tinggi ke dalam arteri keduanya terdiri atas tiga lapisan yaitu epikardium,
besar tipe elastis, dan membawa darah menjauhi miokardium dan endokardium. Epikardium, lapis
jantung. Akhirnya, darah mencapai pembuluh darah paling luar, dilapisi oleh selapis gepeng mesotel,
yang sangat tipis yaitu kapiler dan venula kecil, yang di sebelah dalamnya adajaringan fibroelastis.
dimana terjadi pertukaran zat. Pada umumnya di Lapis paling dalam dari epikardium terdiri atas
sini sel tertentu, oksigen, nutrien, hormon, protein jaringan lemak yang dalamnya ada saraf dan pem-
teftentu dan zat lainnya meninggalkan pembuluh buluh koronaria. Sebagian besar dinding jantung
darah, sementara itu karbon dioksida, sisa meta- terdiri atas miokardium, terdiri atas berkas-berkas
bolisme, sel terlentu, dan hasil sekresi terlentu masuk otot jantung yang melekat pada rangka jantung,
ke dalam aliran darah. Jala-jala kapiler, kecuali yang terdiri atas jaringan ikat kolagen yang tebal.
pada glomerulus, yang dikosongkan oleh arteriol- Endokardium membatasi atrium dan ventrikel,
dikosongkan oleh komponen vena sistem sirkulasi, dan terdiri atas selapis gepeng endotel, jugajaringan
mengembalikan darah ke jantung. Sistem sirkulasi ikat fibroelastis subendotel. Endokardium juga ikut
darah selanjutnya dibagi menjadi sirkulasi pul- berperan dalam pembentukan katup jantung yang
monal dan sirkulasi sistemik, yang berasal dari sisi mengendalikan arah aliran darah melalui jantung.
kanan dan sisi kiri jantung. Sirkulasi pulmonal Selain itu, beberapa serat ototjantung khusus meng-
menerima darah yang miskin oksigen ke paru untuk atur saat-saatkonfaksi atrium dan ventrikel. Bangunan
oksigenisasi dan mengembalikan darah ke sisi kiri khusus ini adalah nodus sinoatrialis dan nodus atrio-
jantung. Darah yang kaya dengan oksigen mengalir ventrikularis, juga berkas His dan serat Purkinje.
melalui sirkulasi sistemik ke seluruh tubuh untuk Nodus sinoatrialis (Nodus SA) yaitu pacemaker

Sistem Sirhulasl o t85


GAMBAR 8-1 Arteri dan Vena

Endotel I
subendotel I
Lapisan TuniXa intima
Lamina elastika interna J

Tunika media
(sel-sel otot polos; serat elastin, serat retikulin,
serat kolagen; Iamina elastika eksterna)

Tunika adventisia
(jaringan kolagen dan jaringan
elastis dan vasa vasorum)

Tunika intima
Endotel

Lapisan subendotel

Lamina elastika interna

Tunika media
(otot polos dan
jaringan ikat
Arteri tipe muskular fibroelastis)

Katup
Vena, tidak seperti arteri,
mungkin mempunyai Tunika adventisia
katup-katup yang (jaringan ikat kolagen,
mencegah aliran darah fibroblas, serat elastin,
berbalik. sel-sel otot polos dan
vasa vasorum)

Pulasan H & E Pulasan Orcein

Vena besar

Arteri mempunyai dinding dari otot lebih tebal, jadi


tunika medianya lebih tebal daripada vena dan lapisan
ini mempunyai serat elastin lebih banyak. Sebaliknya,
tunika adventisia vena lebih tebal daripada tunika
adventisia arteria-

Lapisan paling luar adalah tunika adventisia, terdiri


atas jaringan ikat fibroeiastis, pembuluhnya adalah vasa
vasorum, menyusup ke bagian luartunika media, mem-
beri nutrisi kepada sel-selnya.

186 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 8-2 Jenis-jenis KaPiler

prakapiler

lR€
l:4fr7
rS*

Kapiler kontinyu

Beberapa jala kapiler, seperti yang ada di kulit, dapat


dialiri langsung pada keadaan tefientu. Satu cara mengen-
dalikan aliran darah adalah menggunakan kanal tengah
yang menghantarkan langsung darah dari arteriol ke
venula. Setengah bagian awal kanal tengah adalah metar-
teriol, suatu pembuluh dengan selubung otot polos yang
tidak sempurna. Aliran darah ke setiap kapiler yang ber-
asal dari metarteriol dikendalikan oleh sel otot polos,
sfingter prakapiler. Setengahbagian distal kanal tengah Fenestra
adalah kanal langsung, yang tidak mempunyai sel otot
polos dan yang menerima darah darijala kapiler. Jikajala
kapiler dilewati'langsung, sfingter prekapiler berkontraksi,
mencegah darah mengalirke dalamjala kapiler dan darah
berjalan langsung ke dalam venula.

Kapiler terdiriatas epitel selapis gepeng bergelung


meniadi silinder yang sempit yang diameternya 8 10
prm. Kapiler kontinyu (somatik) tidak mempunyai
fenestra; bahan-bahan yang menembus se1 endotel pada
kedua zrah melalui vesikel pinositotik. Kapiler
fenestrata (viseral) dicirikan oleh adanya lubang,
fenestra, berdiameter 60-80 pm, yang mungkrn ada
atau tidak ada dijembatani oleh diafragma. Kapiler
sinusoid mempunyai lumen lebar (diameternya 30-40
pm), mempunyai banyak fenestra, mempunyai lamina
basalis yang tidak kontinyu dan tidak mempunyai
vesikel pinositotik. Seringkali, sel endotel yang
berdekatan saling tumpang tindih satu sama lain Kapiler (tidak kontinyu) sinusoid
dalam gambaran yang tidak sempurna.

Sistem Sirhulasi . 187


jantung, terletak pada pertemuan vena kava supe-
rior dan atrium kalan. Impuls yang timbul pada tem-
O VENA
pat ini dihantarkan ke nodus atrioventrikularis Vena mengalirkan darah kembali ke jantung
(nodus AV), yang lokasinya pada dinding medial (lihat Gambar 8-1). Umumnya diameter vena lebih
ventrikel kanan dekat katup trikuspid, juga ke mio- besar daripada pembuluh arteri yang sejenis; namun
kard atrium. Berasal dari nodus atrioventrikularis vena berdinding lebih tipis, karena vena tidak mene-
ada berkas His (trunkus atrioventrikularis), yang rima tekanan darah yang tinggi. Vena juga mempu-
akan bercabang dalam septum membranaseum nyai tiga lapisan konsentris yaitu tunika intima,
menuju ke kedua ventrikel. Ketika serat ini mencapai tunika media dan tunika adventisia. Selain itu,
subendokardium, seterusnya bercabang-cabang dan vena mempunyai lapisan sel otot polos lebih sedikit
disebut serat Purkinje, yang akhirnya menjadi satu di tunika medianya daripada yang ada di arteri.
dengan miokardium dan menjadi tidak berbeda dari Akhimya, vena mempunyai katup yang bekerja
sel miokardium. Irama yang timbul dari nodus untuk mencegah berbaliknya aliran darah. Ada tiga
sinoatrialis diubah oleh susunan saraf otonom, di jenis vena yaitu kecil, sedang dan besar. Vena ter-
dalam mana serat-serat parasimpatis ber-asal dari kecil sering disebut venula, juga berperan untuk
nervus vagus mengurangi kecepatan denyut j antung, pertukaran zat-zat. Selanjutnya, zat vasodilator
sedangkan serat yang berasal dari ganglion simpatis seperti serotonin dan histamin tampak bekerja pada
menaikkan kecepatan denyut j antung. venula kecil, menyebabkannya menjadi "bocor"
karenajarak antar sel antara membran sel-sel endo-
tel meningkat. Kebanyakan celah antar sel terdapat
O ARTERI di venulakecil daripada pada kapiler.
Arteri, menghantarkan darah keluar dari jan-
tung, dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori
yaitu elastis (konduksi atau besar), muskular (dis- O KAPILER
tribusi atau medium) dan afieriol (/ihatGambarS-I).
Arteri tipe elastis, seperti aorta, menerima darah Kapiler biasanya membentuk jala-jala berdin-
ding tipis dan mendapat darah melalui arteriol dan
langsung dari jantung, karena itu merupakan arteri
dikosongkan melalui venula (lihat Gambar 8-2).
terbesar. Arteri tipe muskular mendistribusikan
Seringkali, jala-jala kapiler dikelilingi oleh pembu-
darah ke berbagai organ, sedangkan arteriol meng-
luh khusus yang disebut anastomosis arteriovenosa,
atur distribusi darah ke jala-jala kapiler melalui
letaknya saling berhadapan antara sistem arteri dan
vasokonstriksi dan vasodilatasi.
sistem vena. Kapiler terdiri atas sel endotel yang
Pembuluh darah, mencakup seluruh arteri, ter-
sangat telputus-putus yang membentuk celah vasku-
diri atas tiga lapisan konsentris yaitu tunika intima,
tunika media dan tunika adventisia. Tunika intima lar sempit berdiameter 8-10 pm dan panjang biasa-
terdiri atas selapis gepeng sel endotel membatasi nya kurang dari 1 mm. Berkaitan dengan kapiler ada

lumen dan jaringan ikat subendotel. Tunika media, lamina basalis dan perisit, akan tetapi kapiler tidak
biasanya paling tebal dari ketiga lapisan, terdiri atas mempunyai sel-sel otot polos. Karena itu, kapiler
sel otot polos yang tersusun konsentris danjaringan tidak memperlihatkan aktivitas vasomotoris. Pengen-
ikat fibroelastis, dimana unsur elastis akan sangat dalian aliran darah ke dalam jala-jala kapiler diten-
meningkat sesuai dengan ukuran pembuluh. tukan pada tempat dimana setiap kapiler timbul dari
Tunika adventisia merupakan lapisan paling luar ujung arteriol dan dilengkapi oleh sel-sel otot
dari dinding pembuluh, terdiri atas jaringan ikat polos yang disebut sfingter prakapiler. Dengan ada-
fibroelastis. Pada pembuluh yang lebih besar, tunika nya metarteriol dan saluran pintas maka dimung-
adventisia ada vasa yasomm, yaitu pembuluh darah kinkan untuk mempertahankan aliran darah yang
kecil yang memperdarahi tunika adventisia dan cukup selama menurunnya aliran darah melalui jala-
tunikamediapembuluh. jala kapiler. Berdasarkan sifat struktur halus, di-
kenal tigajenis kapiler yaitu fenesfrata, kontinyu dan
terputus-putus. Kapiler fenestrata mempunyai

188 . Atlas Berwarna Histologi


sejumlah pori-pori. biasanva ada jembatan dia- O SISTEM ALIRAN LIMF
fragma. dapat dilalui oleh zat-zal yang masuk atau
keluar lumen kapiler. Kapiler tipe kontinyu, tidak Kelebihan cairan jaringan, yang tidak memasuki
mempunyai pori-pori danzat-zat harus menembus sistem balik vena di tingkat jala-jala kapiler, dapat
sel endotel baik melalui vesikula pinositosis atau masuk ke dalam kapiler limf, yang merupakan
melalui tautan antara sel endotel. Pada tempat-tem- pembuluh buntu berdinding tipis dari sistem aliran
pat teftentu dalam tubuh (otak, timus, testis) ada limf. Aliran selanjutnya melalui rangkaian nodus
fasia okluden yang dibentuk oleh sel endotel yang limfatikus dan pembuluh limf yang lebih besar,
kontinyu untuk mencegah lolosnya atau masuknya cairan itu disebut cairan limf, memasuki sistem sir-
zat-zat menembus celah antar sel. Kapiler tidak kulasidarahdipangkalleher.
kontinyu (sinusoid) berkelok-kelok dan mempu-
nyai lumen lebar. Sel endotelnya memperlihatkan
fenestra dan celah antar sel yang lebar. Juga, lamina
basalisnya tidak kontinyu. Sering, makrofag ada
kaitannya dengan kapiler tidak kontinyu. Beberapa
peneliti memberi nama sinusoid, sinusoid vena dan
kapiler sinusoid menggantikan nama kapiler tidak
kontinyu.

Sistem Sirhulasi . 189


L
W Histofisiologi
I. SISTEM VASKULAR DARAH 2. Katupjantung
Katup atrioventrikularis antara atrium dan ventri-
A. Jantung
kel mencegah regurgitasi darah ke dalam atrium.
Jantung adalah suatu pompa muskular yang men- Serupa juga, katup semilunaris terletak di trunkus
dorong darah pada tekanan tinggi, melalui arteri tipe pulmonal dan aorta mencegah regurgitasi darah dari
elastis, ke paru (sirkulasi pulmonal) untuk oksi- pembuluh ini kembali ke dalam ventri-kel. Penu-
genisasi dan melalui aorta (sirkulasi sistemik) untuk tupan katup ini berperan untuk suara yang berkaitan
mendistribusikan darah beroksigen ke jaringan dengan denyutjantung.
tubuh. Sel otot jantung mempunyai taut rekah (GAP
junction) pada diskus interkalaris yang memung- B. Arteri
kinkan perpindahan ion-ion dan molekul yang Afteri diklasifikasikan menjadi tiga jenis: tipe elas-
sangat kecil dari satu sel ke sel berikutnya. Hal ini tis, tipe muskular dan arteriol. Kapiler, yang din-
penting untuk memahami bahwa sel otot jantung dingnya tidak mempunyai lapisan otot polos, ber-
atrium tidak bersentuhan dengan sel otot jantung asal dari ujung akhir arteriol.
ventrikel tetapi tetpisah satu dengan lainnya oleh
unsur j aringan ikat fibrosa. l.Aneri tipe Elastis
Arteri tipe elastis adalah arteri terbesar. Karena
1. Pembangkit dan Penghantaran Impuls arleri ini timbul secara langsung dari jantung, afleri
Nodus sinoatrialis (nodus SA) dari jantung mem- ini terkena perubahan siklik dari tekanan darah,
bangkitkan impuls yang menimbulkan kontraksi tinggi ketika ventrikel memompa darah ke dalam
otot-otot atrium; darah dari atria kemudian masuk lumennya dan rendah antara pengosongan ruang-
ventrikel. Impuls kemudian dihantarkan ke nodus ruang ini. Untuk mengimbangi pengaruh tekanan
atrioventrikularis (nodus AV) melalui berkas yang bergantian, terdapat sejumlah serat elastin
atrioventrikularis. pada dinding pembuluh ini. Serat elasrin ini tidak
hanya memberi stabilitas struktumya dan memung-
Berkas atrioventrikularis (berkas His) timbul
kinkan pelebaran arteri elastis ini tetapi juga mem-
dari nodus AV dan berjalan dalam septum inter-
bantu dalam mempertahankan tekanan darah di
ventrikularis, dimana berkas terbagi lagi untuk mem-
antara denyutan j antung.
bentuk serat Purkinje. Serat Purkinje menghantar-
kan impuls ke sel otot jantung dari ventrikel yang 2, Ar"teri tipe muskular
berkontraksi untuk memompa darah dari ventrikel Arteri tipe muskular menyusun kebanyakan arteri
kanan ke trunkus pulmonalis dan dari ventrikel kiri yang mempunyai nama pada tubuh. Tunika media-
ke dalam aorta. nya terdiri atas banyak sekali lapisan sel otot polos.
Susunan miositjantung ini seperti halnya berkas Arteri tipe elastis dan arteri tipe muskular kedua-
atrioventrikularis memungkinkan kontraksi atrium nya dipasok oleh vasa yasorum dan serat-serat
dulu, diikuti setelah jedah waktu, oleh kontraksi saraf.
ventrikel. Dengan cara ini, darah dari atrium dapat
3. Arxertol
masuk ventrikel dan saat ventrikel penuh, ventrikel
Arteriol adalah afieri terkecil dan berperan untuk
berkontraksi dan mendorong darah ke dalam sirku-
mengatur tekanan darah. Metarteriol adalah ujung
lasi sistemik dan sirkulasi pulmonal.
akhir arteriol dan pembuluh ini dicirikan oleh ada-

l90 . Atlas Berwarna Histologi


nya lingkaran sel otot polos yang tidak sempurna Sel endotel juga melepaskanfaktor jaringan
(sfingter prakapiler) yang melingkari awal kapiler. fiuga dikenal sebagai tromboplastin), suatu
Metarleriol membentuk ujung arteri (proksimal) agen yang mempermudah masuknyake dalam
dari kanalis sentralis dan pembuluh ini berperan jalur umum koagulasi darah, dan faktor von
menghantarkan darah ke dalam jala-jala kapiler. Willebrand, yang mengaktifkan dan memu-
Ujung vena (distal) dari kanalis sentralis, dikenal dahkan perlekatan trombosit pada laminin dan
sebagai suatu kanal utama, berperan untuk menya- kolagen yang telanjang dan merangsangnya
lurkan darah dari jala-jala kapiler dan membawanya unfuk melepaskan ADP dan trombospondin,
ke dalam venula. Kontraksi sfingter prakapiler dari yang memperkuat perlekatannya satu sama
metarteriol membelokkan darah ke dalam kanal lain.
utama dan dari sini ke dalam venula; melalui cara Ketika sel inflamasi telah meninggalkan
ini darah tidak melalui jala-jala kapiler (lihat Garn- aliran darah untuk masuk ke ruang jaringan
bar 8-2). Anastomosis arteriovenosa adalah ikat, sel endotel memperlihatkan pada mem-
hubungan langsung anrara afiei dan venula dan bran plasma luminalnya selektin-E. Molekul
bangunan ini juga berfungsi dalam membelokkan sinyal ini dikenali oleh ligand karbohidrat
jala-jalakapiler. Fungsi pembelokkan (shunt) saluran pada permukaan sel inflamasi, mencetuskan
ini dalam pengaturan suhu dan mengendalikan transmigrasi epitelnya.
tekanan darah.
Angiogenesis terdapat dalam jaringan dewasa
a. Fungsi Sel Endotel dalam merespons untuk memperbaiki pem-
Sel endotel berfungsi dalam pembentukan buluh yang rusak, menimbulkan pembuluh
membran permeabel selektif, vasokonstriksi, baru pada jejas perbaikan, membentuk
vasodilatasi, mengawali koagulasi, membantu pembuluh baru setelah menstruasi, pemben-
perpindahan sel inflamasi secara trans- tukan korpus luteum, sama seperti halnya
epitelial, angiogenesis, sintesis faktor pertum- dalam merespons pembentukan tumor. Pem-
buhan, mengubah Angiotensin I dan oksidasi buluh yang baru timbul dari pembuluh yang
lipoprotein. ada karena interaksi dari berbagai molekul
Vasokonstriksi bukan hanya kerja susunan sinyal, seperti halnya Angiopoietin I dan II,
saraf simpatis yang bekerja pada otot-otot dengan reseptor khusus pada sel-sel endotel
polos tunika media tetapi juga pada agen far- yang merangsang aktivitas mitosis pada se1
makologik Endotelin I, menghasilkan dan endotel yang sebelumnya sudah ada dan
melepaskannya oleh sel-sel endotel dari pem- menarik sel otot polos untuk membentuk
buluhdarah. tunika media pembuluh yang sedang ber-
kembang.
Vasodilatasi disempurnakan oleh serat saraf
parasimpatis dengan suatu cara tidak Sel endotel juga mensintesis faktor per-
,
langsung. Selain bekerja pada otot-otot polos, tumbuhan seperti halnya berbagai faktor
asetilkolin, dilepaskan oleh ujung akhir sarai perangsang koloni, yang merangsang sel-sel
berikatan ke reseptor pada sel-sel endotel, turunan darah untuk menjalani mitosis dan
merangsang sel ini untuk melepaskan oksida menghasilkan berbagai sel darah dan peng-
nitrat (NO), dulunya dikenal sebagai endo- hambat pertumbuhan, seperti halnya faktor
thelial derived relaxing factor (EDRF). Oksida pengubah pertumbuhan B. Selain itu, sel-sel
nitrat bekerja pada sistem cGMP sel-sel otot endotel mengubah Angiotensin I menjadi
polos, menyebabkan otot polos relaksasi. angiotensin II, suatu bahan kontraksi otot
Selain itu, sel-sel endotel dapat menghasil- polos yang kuat dan merangsang pelepasan
kan prostasiklin, bahan farmakologik yang aldosteron oleh korteks suprarenalis. Sel-sel
merangsang cAMP jalur messenger kedua endotel juga mengoksidasi kolesterol tinggi
pada sell otot polos, mempengaruhi relaksasi-
yang mengandung lipoprotein densitas ren-
nya. dah (LDL) dan lipoprotein densitas sangat

Sistem Sirhulasi . tgt


rendah (VLDL), sehingga hasil oksidasi dapat misalnya ukuran, muatan dan bentuk dari zat yang
difagosit oleh makrofag. melintas. Beberapa molekul, sepefii halnya H,O
dapat berdifusi, sedangkan yang lainnya secara aktif
G. Kapiler Darah ditranspor melalui protein karier menembus mem-
bran plasma sel endotel.
Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil yang
terdiri atas selapis sel-sel endotel dikelilingi oleh Zat lainnya berpindah melalui fenestra atau
lamina basalis dan terkadang perisit. Pembuluh ini melalui celah dalam tautan antarsel. Zat farmako-
memperlihatkan permeabilitas selektif dan pem- logik tertentu, seperti halnya bradikinin dan hista-
buluh ini bersama venula berperan untuk pertukaran min, mempunyai kemampuan mempengaruhi per-
gas, metabolit dan zat-zat lain antara aliran darah meabilitas kapiler. Leukosit meninggalkan aliran
dan jaringan tubuh. Ada tiga jenis kapiler: kapiler darah dengan lewat melalui tautan antarsel dari sel-
kontinyu, kapiler fenestrata dan kapiler sinusoid. sel endotel (diapedesis) untuk masuk ruang ekstra-
selular dari j aringan dan organ-organ.
1. Jenis-jenis Kapiler
Kapiler kontinyu tidak punya fenestrata, terka- D. Vena
dang memperlihatkan hanya vesikel-vesikel pino-
Vena, tidak seperti arteri, adalah pembuluh berte-
sitosis dan mempunyai lamina basalis yang kon-
kanan rendah yang menghantarkan darah darijaringan
tinyu. Kapilerjenis ini berada dalam daerah-daerah
tubuh kembali ke jantung. Secara umum, vena
seperti serat saraf perifer, otot skelet, paru dan
mempunyai lumen lebih lebar dan dinding yang
timus.
lebih tipis dengan sel otot polos yang lebih sedi-kit
Kapiler fenestrata ditembus oleh pori-pori daripada arteri yang sejenis. Juga, banyak vena
relatif besar yang ditutupi diafragma. Sel-sel ini mengandung katup-katup dalam lumennya yang
juga mempunyai vesikel pinositotik dan dibungkus
mencegah aliran darah berbalik.
oleh lamina basalis yang kontinyu. Kapiler fenes-
trata terletak dalam kelenjar endokrin, pankreas dan
lamina propria usus dan pembuluh ini juga menyu- II. SISTEM VASKULARISASI LIMF
susn glomeruli ginjal, meskipun fenestranya tidak Kapiler limf mulai sebagai ujung pembuluh yang
ditutupi oleh suatu diafragma. buntu. Kelebihan cairan ekstraselular memasuki
Kapiler sinusoid adalah lebih besar daripada kapiler ini dan menjadi yang dikenal sebagai cairan
kapiler fenestrata atau kapiler kontinyu. Kapiler ini limf; cairan ini dihantarkan ke dalam pembuluh limf
dibungkus oleh lamina basalis yang tidak kontinyu yang lebih besar dan diameter yang lebih besar.
dan sel endotelnya tidak mempunyai vesikula pino- Tersebar di antara pembuluh ini ada sederetan nodus
sitotik. Tautan antar sel dari sel endotel mem- limfatikus yang menyaring cairan limf. Pembuluh
perlihatkan celah, sehingga terdapat rembesan zat limf akhirnya menyalurkan isinya ke dalam duktus
ke dalam dan keluar dari pembuluh ini. Kapiler torasikus dan duktus limfaktikus kanan yang
sinusoid terletak dalam hati, limpa, nodus limfa- mencurahkan cairan limf ke dalam venaa besarpada
tikus, sumsum tulang dan korteks suprarenalis. pangkal leher. Pembuluh limf yang besar struk-
turrrya sama dengan vena kecil kecuali bahwa pem-
2. P erm e ab ilit as Kapil er
buluh limf mempunyai katup, mempunyai lumen
Permeabilitas kapiler tidak hanya bergantung pada lebih lebar dan mempunyai dinding lebih tipis.
sel endotel yang menyusun kapiler tetapi juga
bergantung pada karakteristik lfisiko]-kimiawi, seperti

192 . Atlas Berwarna Histologi


CONTOH KASUS KLINIS
i ,irif,,,1 i,,'

CacatKatup dan hilangnya sensasi. Kondisi ini, menyerang


Anak-anak yang terkena demam reumatik mung- wanita lebih muda, diduga karena paparan pada
kin berkembang terkena cacat katup. Cacat katup dingin sama halnya pada keadaan emosional
ini mungkin berkaitan dengan penutupan yang pasien. Penyebab lain meliputi aterosklerosis,
tidak sempuma (inkompeten) atau pembukaan skleroderma, trauma dan reaksi terhadap
yang tidak sempurna (stenosis). Untungnya, keba- pengobatan tefientu. Pilihan pengobatan adalah
nyakan cacat katup ini dapat diperbaiki secara membatasi paparan dingin, pemberian sedatif
pembedahan. ringan dan menghentikan penggunaan tembakau.
Terkadang, melatih terapi relaksasi mungkin
Aneurisma juga mengendalikan keadaan.
Kerusakan dinding pembuluh-mungkin jangka
panjang, menjadi lemah dan mulai membesar Penyakit von Willebrand
dan membentuk kelainan yang menonjol dikenal Penyakit von Willebrand adalah suatu kelainan
sebagai aneurisma. Kondisi ini paling sering ter- genetik dimana individu tidak mampu meng-
dapat pada pembuluh besar seperti halnya aofia. hasilkan jumlah yang normal dari faktor von
Jika tidak diketahui atau dibiarkan tanpa peng- Willebrand atau faktor yang dihasilkannya kurang.
obatan, pembuluh ini mungkin pecah tiba-tiba Kebanyakan individu mempunyai bentuk ringan
dan menyebabkan perdarahan di dalam dengan keadaan ini yang tidak mengancam nyawa. Indi-
akibat fatal. Perbaikan secara bedah adalah mung- vidu ini mempunyai masalah dengan proses pem-
kin, tergantung pada kondisi kesehatan individu. bekuan darah dan memperlihatkan gejala seperti
misalnya mudah lebam, waktu perdarahan me-
Aterosklerosis manjang, perdarahan berlebihan dari pencabutan
Aterosklerosis, penimbunan plak dalam dinding gigi, perdarahan mensis yang berlebihan dan per-
arteri besar dan arteri sedang, mengakibatkan darahan membran mukosa.
aliran darah menurun dalam pembuluh tersebut.
Jika keadaan ini melibatkan arteri koronaria, Stroke
penurunan aliran darah ke miokardium menye- Stroke adalah suatu keadaan di mana aliran darah
babkan penyakit jantung koroner. Akibat penya- ke sebagian otak terhenti, baik karena sumbatan
kit ini, mungkin angina pektoris, infark miokard, pembuluh darah atau karena perdarahan pem-
kardiopati iskemik kronik atau kematian men- buluh darah. Kurangnya darah menyebabkan
dadak. anoksia daerah yang terkena dengan akibat kema-
tian neuron daerah itu, menyebabkan kelemahan,
PenyakitRaynaud paralisis, hilangnya sensoris atau kesukaran ber-
Penyakit Raynaud adalah suatu kondisi idiopatik bicara. Jika penderita stroke dapat mencapai
dimana arteriol jari-jari tangan dan jari-jari kaki fasilitas kesehatan dengan peralatan yang mema-
mengalami spasme tiba-tiba berlangsung bebe- dai dan tergantung pada luasnya jejas, beberapa
rapa menit sampai beberapa jam, menghentikan penderita dapat disembuhkan atau seluruh fungsi-
pasokan darah kejari-jari dengan akibat sianosis nya akan hilang.

Sistem Sirkulasi o 193


EAfi*8AR 1 . Arteri tipe elastis. Ls. Aorta. Monyet. &AMBAR 3 . Arteri tipe elastis, x.s. Monyet.
Plastic section. x 132. Plastic section. x 540.

Gambar fotomikroskopik pembesaran rendah ini Gambar ini adalah pembesaran kuat dari tunika
memperlihatkan hampir seluruh tebal dinding aorta, adventisia serupa dengan doerah kotak dari Gambar
yaitu arteri terbesar dalam tubuh. Ttrnika intima 1. Daerah yang paling luar dari tunika media (TM)
(TI) dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang intinya dibatasi oleh lamina elastika eksterna (xEL).
(kepala panah) menonjol ke dalam lumen pembu- Tlrnika adventisia (TA) terdiri atas berkas tebal
luh. Batas yang tampak pucat pada gambar ini ada- serat kolagen (CF) tersebar dengan serat-serat elas-
lah serat elastin dan lamina, sedangkan inti adalah tin. Perhatikan inti fibroblas (F) terletak di celah-
dari sel otot polos dan sel jaringan ikat. Lamina celah di antara berkas serat kolagen. Karena dinding
elastika interna tidak nampak, karena tunika intima pembuluh sangat tebal, zat-zat makanan yang ber-
mempunyai banyak sekali serat-serat elastin. difusi dari lumen tidak dapat memenuhi seluruh
Tlrnika media (TM) terdiri atas sel-sel otot polos, dinding pembuluh; karena itu, tunika adventisia men-
yang intinya (N) tampak jelas. Sel-sel otot polos ini dapat nutrisi melalui pembuluh kecil yang disebut
terletak dalam ruang antara. membran fenestrata vasa vasorum (W). Vasa vasorum tidak hanya
(FM) yang tersusun konsentris, yang terdiri dari memberi nutrisi untuk tunika adventisia tetapi juga
jaringan elastis. Lamina elastika eksterna (xEL) untuk bagian luar tunika media. Selain itu, pem-
merupakan bagian dari tunika media menjadi satu buluh limf (tidak tampak di sini) juga ada di tunika
dengan tunika adventisia. Bungkus paling luar aorta adventisia.
adalah tunika adventisia (TA) terdiri atas serat-
serat kolagen dan elastis diselingi dengan sel-sel
jaringan ikat dan pembuluh darah vasa vasorum *AMBen 4 r Arteria tipe elastis. x,s, Manusia.
(VV). Daerah sempa dengan daerah korck disajikan Pulasan elastis. Paraffin section, x 132.
dalam Gambar 2 dan 3.
Penggunaan pulasan khusus untuk melihat adanya
lembaran-lembaran elastis yang tersusun konsentris
*AM&&* 3 . Arteri tipe elastis, x.s, Monyet. yaitu membran fenestrata (FM), menunjukkan
Plastic section. x 540. benar-benar elastis dinding aorta. Jumlah membran
fenestrata, juga ketebalan setiap membran, meningkat
Ini adalah pembesaran lebih kuat suatu daerah sesuai usia, sehingga orang dewasa akan mempunyai
tunika intima, serupa dengan doerah kotak Gambar struktur ini dua kali tebalnya dibandingkan dengan
1. Endotel pembatas pembuluh darah tampak intinya seorang bayi. Membran ini dikatakan fenestrata,
(kepalapanah) yang menonjol ke dalam lumen (L). karena membran ini mempunyai celah-cel ah @anah)
Sejumlah serat elastin (EF) membentuk lamina yang dapat dilalui oleh nutrien dan sisa metabolisme.
elastika yang tidak sempurna. Perhatikan di antara Celah di antara membran fenestrata ditempati sel-sel
tunika intima ditempati banyak sel otot polos otot polos, dimana inti (N) tampak, juga zat antar sel
(SM), yang intinya berbentuk seperti uliran (panah), yang amorf, serat kolagen dan serat elastin yang
menunjukkan adanya kontraksi otot. Meskipun ke- halus.llrnika adventisia (TA) terdiri atas berkas-
banyakan unsur sel adalah sel-sel otot polos, diduga berkas serat kolagen (CF) dan beberapa serat
fibroblas dan makrofag juga ada. Namun, sudah elastin (EF). Sejumlah fibroblas (F) dan sel-sel
diketahui bahwa serat-serat elastin dan zat antar sel jaringan ikat lainnyajuga ada di tunika adventisia.
amorf disintesis oleh sel-sel otot polos

194 . Atlas Berwarna Histologi


[s"i*sesz l

t--sxiryses s-l

CF serat kolagen L lumen TI tunika intima


EF seratelastin N inti TM tunikamedia
F fibroblas SM sel otot polos VV vasa vasorum
FM membranfenestrata TA tunika adventisia xEL lamina elastika eksterna

Sistem Sirkulasi . 195


fiA$VlS&R { r Arteri dan vena. x.s. Monyet. Plastic *&A*WAK 3 o Afteri dan vena x.s. Pulasan elastis.
section. x 132. Paraffin section x 132.

Gambar fotomikroskopik dengan pembesaran ren- Pulasan elastin digunakan pada potongan melintang
dah ini memperlihatkan arteri tipe muskular arteri tipe muskular (MA) dan vena (V) yang
(MA) beserta vena (\| nya. Perhatikan dinding arteri berkaitan secara jelas menunjukkan perbedaan antara
ini lebih tebal daripada vena dan mengandung se- arteri dan vena. Itrnika intima (TI) arteri terpulas
jumlah serat otot lebih banyak. Tampak jelas ketiga gelap karena lamina elastika intema tebal, sedangkan
lapisan konsentris dari arteri ini. Trrnika intima vena terpulas pucat. Tlrnika media (TM) arteri terdiri
(TI) dengan lapisan endotel (En) nya dan lamina atas sejumlah lapisan sel otot polos (SM) yang
elastika interna (iEL) jelas terlihat. Tunika media tersusun melingkar atau spiral dengan banyak serat
(TM) yang tebal mudah dikenali karena sel otot elastin bercabang-cabang dalam lapisan ini. T\rnika
polos (SM) tersusun melingkar atau spiral ter- media (TM) vena hanya sedikit mempunyai sel'sel otot
polos dengan sedikit serat elastin yang men)'usup.
benam dalam zat antar sel jenis elastis. Serat-serat
Lamina elastika eksterna (xEL) arteri lebih ber-
elastin ini juga lamina elastika eksterna, lapis paling
kembang baik dibanding yang ada di vena. Akhir-
luar dari tunika media tidak jelas dengan pulasan
nya, tunika adventisia (TA) menyusun seluruh
hematoksilin dan eosin. Ttrnika adventisia (TA)
dinding vena dan terdiri atas serat kolagen (CF)
hampir setebal tunika media, tidak mengandung sel- dan serat elastin (EF). Thnika adventisia (TA)
sel otot polos. Tunika adventisia terutama mengan- arteri juga tebal, tetapi ketebalannya hanya sekitar
dung serat kolagen (CF) dan serat elastin (EF), setengah dari ketebalan dindingnya. Tunika adven-
juga fibroblas dan sel-seljaringan ikat lainnya. Din- tisiajuga terdiri atas serat kolagen dan serat elastin.
ding vena yang menyertainya juga tiga lapisan: Kedua macam pembuluh ini juga mempunyai vasa
tunika intima (TI), tunika media (TM) dan vasorum (W) di tunika adeventisia. Suatu daerah
tunika adventisia (TA); namun ketiga lapisan yang serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
(terutama tunika media) tebalnya berkurang. dengan pembesaran kuat dalam Gambar 3.

S&fM&&m S r Arteri. x.s. Pulasan elastin. Paraffin ffieASm&R 4 o Vena besar. x.s. Manusia.
section. x 132. Plastic section. x 210.
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Vena besaq seperti vena kava inferior di fotomikros-
daerah yang sama di daerah kotak Gambar 2. Endo- kopik ini sangat berbeda dari vena ukuran sedang.
tel (En), jaringan ikat subendotel Qtanah) dan Gambar 1 dan Gambar 2. ltrnika intima (TI) terdiri
lamina elastika interna (iEL) juga tampak. atas endotel (EN) dan sejumlah jaringan ikat sub-
Ketiga struktur ini menyrrsun tunika intima arteri endotel, sedang tunika media (TM) tidak begitu
tipe muskular. Tlrnika media (TM) sangat tebal tebal dan hanya mengandung sedikit sel-sel otot
dan terdiri atas banyak lapisan yang tersusun me- polos. Seluruh dinding vena kava terdiri atas seba-
lingkar atau spiral dari sel otot polos (SM), inti gian besar tebal tunika adventisia (TA), terdiri
(N) nya mudah dikenali dengan pulasan ini. Sejum- atas tiga lapisan konsentris. Lapisan paling dalam (1)
lah serat elastin (EF) bercabang-cabang menye- memperlihatkan berkas kolagen yang tebal (panah)
bar melalui ruang antar sel di antara sel-sel otot polos. tersusun spiral, sehingga pembuluh ini bisa me-
Lamina elastika eksterna (xEL) yang merupakan manjang atau memendek, pada saat diafragma ber-
lapisan paling luar dari tunika media, tampak baik gerak saat bernapas. Lapisan tengah (2) memper-
dalam sajian ini. Akhirnya, perhatikan serat kola- lihatkan sel-sel otot polos (atau sel ototjantung), ter-
susun memanjang. Lapisan luar (3) khas karena ber-
gen (CF) dan serat elastin (EF) pada tunika
kas serat kolagen (CF) yang tebal diselingi serat-
adventisia (TA), juga inti (kep ala p anah) dari ber -
serat elastin. Daerah ini mengandung vasa vasorum
bagai sel jaringan ikat.
(V$, yang memberi nutrisi pada dinding vena kava.

196 . Atlas Berwarna Histologi


,j$ ,f.'
*,: ' :''

;t#'
'-:ir
*,
qffi

ffi,),,

{-*rtr\s#effi t-l t-s*$,t#effi f; I

t-e&Mffie* * I t-r$"{rqffies 4 l

CF serat kolagen N inti TM tunika media


EF seratelastin SM selototpolos V vena
En lapisanendotel TA tunikaadventisia VV vasavasorum
iEL lamina elastika interna TI tunika intima xEL lamina elastika eksterna
MA arteri tipe muskular

Sistem Sirhulasi r 197


S&Mffi&K 1 o Arteriol dan venula. l.s. Monyet. S&$.{m&* 3 o Arteriol dan venula. x.s, Monyet.
Plastic section. x 210. Plastic section. x 540,

Potongan memanjang arteriol (A) dan venula Arteriol (A) kecil ini dan venula (Ve) yang menyer-
(Ve) ini dari septumjaringan ikat kelenjar subman- tainya ada di submukosa fundus gaster monyet. per-
dibularis monyet, memperlihatkan duktus (D) kelen- hatikan perbedaan yang jelas antara diameter lumen
jar antara dua pembuluh darah. Perhatikan kete- (L) kedua pembuluh, juga tebal dinding-dinding-
balan dinding arteriol menyamai diameter lumen nya. Karena muskular daritunika media (TM)
(L). Inti (N) sel endotel jelas terlihat pada kedua arteriol lebih banyak, inti (N) sel-sel endotel menon-
pembuluh, juga sel otot polos (SM) pada runika jolke lumen. Ttrnika media (TM) venula lebih tipis,
media. Pada arteriol juga terlihat lamina elastika sedang-kan tunika adventisia (TA) berkembang
interna (iEL), antara tunika media dan sel-sel endo- baik dan terdiri atas jaringan ikat kolagen (CT)
tel. Tlrnika adventisia (TA) arteriol tampak inti bercam-pur dengan serat-serat elastin (tidak tampak
flbroblas, sedangkan tunika adventisia venula men- pada sajian hematoksilin dan eosin).
jadi satu denganjaringan ikat di sekitarnya. Asinus
kelenjar tampak dalam gambar ini sebagai unit
serosa (SU) dan demilune serosa (SD). &Afl{SAm {r Pembuluh limf. l.s. Monyet. Plastic
section. x 270.

$,&M&effi $ r Kapiler. l.s. Monyet. Plastic Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan vilus
duodenum monyet. Perhatikan epitel (E) selapis torak
section. x 540.
di antaranya ada sel-sel goblet (GC). Jaringan ikat
Dalam gambar fotomikroskopik dari serebelum di lamina propria memperlihatkan sejumlah sel
monyet, lapisan molekular memperlihatkan potongan plasma (PC), sel mast (MC), limfosit (Ly) dan
memanjang kapiler. Perhatikan inti (N) sel endotel serat otot polos (SM). Potongan memanjang
kadang terlihat. Sitoplasma (Cy) sel-sel endotel lumen (L) dibatasi endotel (En) adalah pembuluh
yang sangat tipis tampak sebagai garis tipis, gelap, lakteal yaitu suatu pembuluh limf yang buntu.
membatasi lumen (L) kapiler. Sel-sel darah merah Karena pembuluh limf tidak mengalirkan sel darah
(panah) tampak berubah bentuk saat melewati lumen merah, pembuluh lakteal tampak kosong, tetapi sebe-
pembuluh yang sempit. Dolom kotak. Kapilen x.s. narnya berisi limf (getah bening). Setelah makan
berlemak, pembuluh lakteal berisi kilomikron. per-
Monyet. Plastic section. x 540. Jaringan ikat
hatikan dinding pembuluh lakteal sangat tipis bila
yang tampak dalam fotomikroskopik ini memper-
dikaitkan dengan diameter pembuluh.
lihatkan berkas serat kolagen (CF), inti sel-sel
jaringan ikat (panah), juga potongan melintang
kapiler (C), dimana inti (N) sel endotel tampak
jelas. Basal lamina

Kapiler kontinyu

I98 . Atlas Berwarna Histologi


t-ser\{KAmTl

IGAMBAn q I

KUNCI
A arteriol En endotel PC sel plasma
C kapiler GC sel goblet SD demilune serosa
CF seratkolagen iEL lamina elastika interna SM sel otot polos
CT jaringanikatkolagen L lumen SU unit setosa
Cy sitoplasma Ly limfosit TA tunika adventisia
D duktus MC sel mast TM tunikamedia
E epitel N inti Ve venula

Sistem Sirhulasi . t99


*&*fl$&ffi i . Endokardium. Manusia. Paraffin Seffi*&n ? . Serat Purkinje. Hematoksilin besi.
section. x 132. Paraffin section. x 132.

Endokardium adalah lapis paling dalam darijantung, Pulasan yang digunakan dalam sajian miokardium
dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang merupakan ventrikel ini, mewarnai sel darah merah (RBC)
lanjutan endotel berbagai pembuluh darah yang dan sel otot jantunC (CM) dengan sangat jelas.
masuk atau keluarjantung. Endokardium terdiri atas Karena itu, berkas serat Purkinje (PF) yang tebal
tiga lapisan, lapisan paling dalam terdiri atas endo- tampak jelas, karena kualitas pulasan yang kurang
tel (En) danjaringan ikat (CT) subendotel, berisi padat. Jaringan ikat (CT) yang mengitari serat-
serat kolagen dan inti (N) sel-seljaringan ikat. Lapisan serat ini banyak sekali pembuluh darahnya, seperti
tengah endokardium, meskipun terdiri atas serat kola- tampak adanya kapiler berisi sel darah merah. Serat
gen yang padat dan serat elastin dan beberapa sel-sel Purkinje terdiri atas sel yang terpisah, masing-masing
otot polos, dalam fotomikroskopik ini ditempati oleh dengan inti (N) terletak di tengah. Serat ini mem-
percabangan sistem konduksi jantung yaitu serat bentuk sejumlah taut rekah (gap juncrion) saflt sama
Purkinje (PF). Lapisan ketiga dari endokardium lain dan dengan sel-sel otot jantung. Daerah kotak
berbatasan dengan miokardium (My) yang tebal diperlihatkan pada pembesaran yang lebih besar.
dan terdiri atas unsurjaringan ikatjarang, di dalam- Daerah kotak. Serat Purkinje. Hematok-silin
nya ada pembuluh darah, terkadang lemak dan juga eosin. Paraffrn section. x 270. Masing-masing
seljaringan ikat. sel dari serat Purkinje lebih besar daripada sel otot
jantung. Namun, adanya miofibril (m) yang ter-
dorong ke tepi memperlihatkan pita A dan pita I
&&MmAm 3 o Katup jantung. l.s. Paraffin
(panah) dengan jelas menunjukkan bahwa serat
section. x 132.
Purkinje merupakan modifikasi sel otot jantung. Inti
Gambar ini memperlihatkan daun katup (Le) juga (N) dikelilingi oleh daerah jernih, yang ditempati
endokardium (EC) janrung. Daun katup itu terletak glikogen dan mitokondria.
dalam lumen (L) ventrikel, seperti tampak oleh ada-
nya sejumlah sel darah merah (RBC). Endo-tel
(En) membatasi endokard merupakan lanjutan
endotel yang membatasi daun katup. Ketiga lapisan
endokard tampak jelas, juga kadang ada sel-sel
otot polos (SM) dan pembuluh darah (BV).
Tengah daun katup terdiri atas jaringan ikat padat
kolagen dan elastis, ditempati sejumlah sel-sel yang
intinya jelas terlihat. Karena bagian tengah daun
katup tidak ada pembuluh darah, sel-sel jaringan
ikat menerima nutrisi langsung dari darah dalam
lumen janting secara difusi sederhana. Jaringan ikat
di tengah daun katup adalah kontinyu dengan rangka
jantung yang membentuk cincin fibrosa mengelilingi
lubangkatup.

Otot jantung

2oo . Atlas Berwarna Histologi


*:++..',
tr, l'.. ;r
*..'..r$t
;,*i' \.-
'itri
i
f, ":
t,: -

t'' l'
;i il:+
#tti'-'

R8C

l-*s-ffises 3 I

KUNCI
BV pembuluh darah En endotel My Miokardium
CM selototjantung L lumen N inti
CT jaringanikat Le daunkatup PF seratPurkinje
EC endokard m miofibril RBC seldarahmerah

Sistem Sirkulasi . 2oI


&&S!BAS f . Kapiler kontinyu. x.s. 0tot jantung. pembuluh dan lumen berisi sel darah merah (RBC).
Mencit. Mikroskop elektron. x 29.330. Perhatikan bahwa sel endotel sangat tipis dan sel itu
membentuk taut kedap (tight junction) (panoh) satu
Gambar mikroskop elektron ini dari kapiler kon- sama lain. Kepala panah menunjuk ke vesikula
tinyu dalam potongan melintang diambil dari jan- pinositosis yang menembus sel endotel. Lamina
tung mencit. Perhatikan potongan itu melewati inti densa (LD) dan lamina lusida (LL) dari lamina
(N) salah satu sel endotel yang men)"usun dinding basalis jelas terlihat.

Fenestra

lnti4'' Fenestra
s.s
F
'rffi Basal lamina

.ii.&

Kapiler fenestrata

202 . Atlas Berwarna Histologi


l-l{l

f**x.xeeffi r I

Sistem Sirhulasi . 203


tri.
..!:a

,/--
hg_ry rw*::
fr :"q1ifu
t*ee$see ? l
S&&€S&m 9 . Kapiler fenestrata. Hamster. menunjukkan garis pertemuan antara dua sel endo-
Mikroskop elektron. Potong beku. x 205.200. tel, yang tampak pada permukaan. Perhatikan
bahwa banyak fenestra (F), yang berdiameter 57-
Gambar mikroskop elektron ini adalah contoh kapi- 166 nm, tersusun berderet, dengan daerah antara
ler fenestrata dari korteks adrenal hamster, diper- deretan tidak berfenestra. Terkadang kaveola (Ca)
lihatkan dengan teknik replika potong beku. Garis juga ada. (Seizin Ryan U, Ryan J, Smith D, Winkler
sejajar (panoh) berjalan diagonai menyilang bidang H: Tbsue cell T:181-190)

2O4 . Atlas Berwarna Histologi


rl
ffi Ringkasan Histologik
I. ARTERI TIPE ELASTIS (ARTERI B. Tunika media
PENGHANTAR) Khas karena adanya banyak lapisan sel otot polos
yang tersusun melingkar, dengan beberapa serat
Contohnya adalah aorta, arteria karotis kom-
elastin, serat retikulin, dan serat kolagen di antara
munis dan arteria subklavia.
sel-sel otot. Lamina elastika eksternajeias terlihat.

A, Tunika intima
G. Tunika adventisia
Tunika intima dibatasi oleh sel-sel endotel yang
Biasanya merupakan jaringan kolagen dan elastis
berbentuk poligonal. Jaringan ikat subendotel
adalah fibroelastis dan ditempati oleh beberapa sel sangat tebal, dengan beberapa serat otot polos
memanj ang. Vasa vasorum juga ada.
otot polos terpotong memanjang. Lamina elastika
interna tidak tampakjelas.
III. ARTERIOL
B. Tunika media Ini adalah pembuluh arterial yang mempunyai dia-
Khas ada sejumlah membran fenestrata (lembaran meter kurang dari 100 pm

membran elastis fenestrata tersusun spiral sampai


konsentris). Di antara membran elastis ada sel-sel A. Tunika intima
otot polos berjalan melingkar danjuga serat-serat Endotel dan jaringan ikat subendotel yang jum-
kolagen, serat retikulin dan serat elastin. lahnyabervariasi, selalu ada. Lamina elastika interna
ada pada arteriol agak lebih besar, tetapi tidak dite-
G. Tunika adventisia mukan pada arleriol yang lebih kecil.

Jaringan ikat kolagen tipis dengan beberapa serat


elastin dan sel-sel otot polos yang berjalan meman- B, Tunika media
jang. Vasa vasorum (pembuluh untuk nutrisi pem- Serat otot polos yang tersusun spiral mungkin tebal-
buluh)juga ada. nya sampai tiga lapis. Lamina elastika eksterna
ada pada arteriol yang lebih besar, tetapi tidak dite-
mukan pada arteriol yang lebih kecil.
II. ARTERI TIPE MUSKULAR
(ARTERI DISTRIBUSI) G. Tunika adventisia
Di antara arteri tipe muskular adalah nama-nama Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat kolagen dan
arteri, dengan perkecualian arteri tipe elastis. elastis yang tebalnya mendekati seperti pada tunika
media.
A. Tunika intima
Dibatasi oleh sel endotel berbentuk poligonal
gepeng menonjol ke dalam lumen sewaktu vaso-
IV. KAPILER
konstriksi. Jaringan ikat subendotel di dalamnya Kebanyakan kapiler pada potongan melintang tam-
ada serat- kolagen halus dan sedikit sel otot polos pak tipis melingkar dengan diameter 8-10 pm. Ter-
memanjang. Lamina elastika interna, jelas ter- kadang, dalam sajian tampak inti sel endotel, sel
lihat, sering terpisah menjadi dua membran. darah merah atau yang sangatjarang ada sel darah

Sistem Sirkulasi . 205


putih. Sering, kapiler mengempis daa tidak nyata VII. VENA BESAR
dengan mikroskop cahaya. Perisit biasanya berada
A. Tunika intima
dekatkapiler.
Sama seperti vena ukuran sedang tetapi jaringan
ikat subendotel lebih tebal. Beberapa vena besar
V. VENULA mempunyai katup yang berkembang baik.
Venula mempunyai lumen lebih besar dan berdin-
ding lebih tipis daripada arteriol yang sejenis. B. Tunika media
Tidak berkembang baik, mungkin ada beberapa sel-
A. Tunika intima sel otot polos yang tersebar di antara serat-serat
Endotel bersandar pada lapisanjaringan ikat sub- kolagen dan elastis.
endotel yang sangat tipis, menjadi makin tebal
dengan meningkatnya ukuraa pembuluh. Perisit C. Tirnika adventisia
sering berada dekat venulayang lebih kecil. Paling tebal dari ketiga lapisan dan membentuk
bagian terbesar dinding pembuluh. Mungkin berisi
B, Tunika media berkas serat otot polos yang berjalan memanjang
Tidak ditemukan pada venula yang lebih kecil, di antara lapisan tebal dari serat kolagen dan serat
sedangkan pada venula yang lebih besar bisa ter- elastin. Vasa vasorum umumnya ada.
lihat satu atau dua lapis sel-sel otot polos.

G. Tunika adventisia
VIII. JANTUNG
Organ muskular yang sangat tebal terdiri atas tiga
Terdiri atas jaringan ikat kolagen dengan fibro-
lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epi-
blas dan beberapa serat elastin.
kardium. Adanya otot jantung adalah khas untuk
organ ini. Parameter tambahan lainnya mencakup
VI. VENA UKURAN SEDANG serat Purkinje, valvula (katup) yang tebal, nodus
atrioventrikular dan nodus sinoatrial, juga korda
A, Tunika intima
tendinae dan jaringan ikat yang tebal dari rangka
Endotel dan sedikitjaringan ikat subendotel selalu jantung.
ada. Terkadang, tampak lamina elastika interna
yang tipis. Valvula mungkin tampak.
IX. PEMBULUH LIMF
B. Tunika media Pembuluh limf mungkin tampak mengempis dan
Lebih tipis daripada arteri yang sejenis tetapi mem- karena itu tidak jelas atau terisi dengan cairan limf.
punyai sedikit lapisan sel otot polos. Terkadang, Dalam hal bila terisi cairan limf, tampak ruangan
beberapa serat otot, selain letaknya melingkar, juga jernih dibatasi oleh endotel menyerupai pembuluh
ada yang tersusun memanjang. Juga ada berkas darah. Namun, lumennya tidak berisi sel darah
serat kolagen menyusup, dengan sedikit serat merah, meskipun mungkin ada limfosit. Endotel
elastin. mungkin memperlihatkan adanya katup.

G. Tirnika adventisia
Terdiri atas serat kolagen dan beberapa serat
elastin yang menyusun tebal keseluruhan dinding-
nya. Terkadang, ada sel otot polos berjalan meman-
jang. Vasa vasorum menyusup bahkan sampai ke
tunikamedia.

t06 . Atlas Berwarna Htstologt


\l
ffi Ringkasan Fungsinya
I. BANGKITAN DAN HANTARAN di sel endotel, merangsang sel endotel untuk mele-
paskan oksida nitrat (NO), yang dulunya dikenal
IMPLUS
sebagai endothelial-derived releasing factor (EDRF).
Nodus sinoatrialis (nodus SA) jantung membang- Oksida nitrat bekerja pada sistem cGMP di sel otot
kitkan impuls, yang menghasilkan kontraksi otot polos, menimbulkan relaksasi.
atrium, dan darah dari atrium masuk ke ventrikel.
Impuls kemudian diteruskan ke nodus atrioven-
trikularis (nodusAV). III. FUNGSI METABOLIK KAPILER
Berkas atrioventrikularis (dari His) timbul Zat-zat mungkin masuk atau keluar dari lumen
dari nodus AV dan berialan dalam septum interven- kapiler melalui fenestra (kapiler fenestrata) atau
trikularis, di mana bercabang lagi membentuk serat melalui vesikel pinositotik (kapiler tipe kontinyu).
Purkinje. Serat Purkinje menghantarkan impuls ke Fenestra mempunyai tingkat lebih rendah dalam
sel otot jantung di ventrikel, yang berkontraksi mengendalikan lewatnya molekul daripada vesikel
memompa darahke dalam aorta. pinositotik.
Sel endotel kapiler mempunyai kemampuan
untuk tidak mengaktifkan zat-zat seperti pros-
II. VASOKONSTRIKSI DAN taglandin, serotonin dan bradikinin, katabolisme
VASODILATASI lipoprotein menjadi trigliserida, asam lemak, dan
Konstriksi pembuluh darah disebabkan karena monogliserida, melakukan konversi angiotensin I
kerja serat saraf simpatis postganglionik yang menjadi angiotensi II, melepaskan prostasiklin
bekerja pada otot polos di tunika media. Hal ini untuk menghambat agregasi trombosit, memacu
sangat penting pada arteriol, yang bertanggung jawab fibrinolisis dengan cara menghasilkan aktivator
untuk pengaturan tekanan darah. plasminogen, sebagai tempat ikatan untuk faktor
Dilatasi pembuluh darah dicapai melalui serat pembekuan tefientu dan bila terluka, melepaskan
saraf parasimpatis secara tidak langsung. Bukannya faktor jaringan yang mengawali respons pem-
bekerja pada sel-sel yang lembut, asetilkolin yang bekuan.
dilepaskan oleh ujung saraf berikatan ke reseptor

Otot . 207
2o8 . Atlas Berwarna Histologi
Iaringan Limfoid
Jaringan limfoid membentuk dasar sistem imunitas T yang berperan serta dalam fenomena penolakan
tubuh dan diatur ke dalam jaringan limfoid difusa graft dan dalam menyingkirkan sel-sel yang ber-
dan jaringan limfoid nodular (lihat Gambar 9-I). ubah karena virus. Ada beberapa subgrup limfosit T
Limfosit, sel utama jaringan limfoid, adalah peran dan limfosit B, seperti halnya sel memori, sel T
utama yang mengendalikan agar sistem imun ber- helper (Tn0, Tn1 dan sel Tn2), sel T reg (sel T regu-
fungsi dengan baik. Meskipun secara morfologik lator) dan sel T sitotoksik (sel T killer); penjelasan
identik, limfosit kecil mungkin selanjutnya dikenali hal ini ditemukan dalam akhir bab ini). Sekali
menurut fungsinya menjadi tiga kategori: sel nol limfosit T menjadi aktif oleh adanya suatu antigen,
(nul cell), limfosit B dan limfosit T. Sel nol terdiri sel ini melepaskan sitokin , zat yang mengaktifkan
atas dua kategori sel, yaitu sel punca dan sel natural makrofag, menariknya ke tempat masuknya antigen
killer (NK) (meskipun beberapa ahli imunologi dan meningkatkan kemampuan fago sitnya. S ering-
lebih tidak suka menggunakan sistem klasifikasi ini kali, limfosit T juga membantu limfosit B untuk
dan meniadakan kategori sel nol). Sel punca adalah meningkatkan dan menyesuaikan respons imunnya'
sel yang belum berdiferensiasi yang berkembang
menjadi berbagai unsur sel dan deretan sel darah,
sedangkan sel NK adalah sel sitotoksik yang ber-
O JARINGAN LIMFOID DIFUSA
peran untuk penghancuran kategori sel-sel asing
Jaringan limfoid difusa terdapat di seluruh tubuh,
tertentu. Sel NK menyerupai sel T sitotoksik tetapi
terutama di bawah membran epitel yang lembab,
sel ini tidak memasuki timus untuk menjadi sel
dimana jaringan ikat jarang disebuk oleh sel-sel
pembunuh dewasa. Limfosit B, diduga menjadi
limfoid, seperti halnya limfosit, sel plasma, makro-
dewasa dalam sumsum tulang mamalia (bursa Fabri-
fag dan sel retikulum. Karena itu, jaringan ini di-
sius pada burung), mempunyai kemampuan ber-
kenal sebagai mucosa-associated lymphoid tissue
ubah menjadi sel plasma; Limfosit T ditingkatkan
(MALT). MALT terutama nyata dalam lamina
dalam timus. Sel plasma mempunyai kemampuan
propria saluran cerna dan dalamjaringan ikat sub-
membuat antibodi humoral spesifik melawan anti-
epitel saluran napas, dimana jaringan ini dikenal
gen tertentu. Antibodi, sekali dilepaskan, berikatan
sebagai gut-associated lymphoid tissue (GALT)
ke suatu antigen spesifik. Pada beberapa keadaan,
ikatan menjadikan antigen tidak aktif' sedangkan
dan bronchus-associated lymphoid tissue
(BALT), perlu dicatat bahwa limfoid-limfoid itu
pada keadaan lainnya perlekatan antibodi ke anti-
gen mungkin meningkatkan fagositosis (opsoni- tidak tersusun dalam gambaran tefientu, tetapi ter-
sebar tidak beraturan. Sering, nodulus limfatikus,
sasi) atau mengaktifkan kaskade komplemen, meng-
bangunan peralihan yang tampak sebagai kelom-
akibatkan kemotaksis neutrofil dan seringkali, meli-
pokan padat jaringan limfatik terdiri terutama
siskan yang masuk. Limfosit T tidak menghasilkan
limfosit-limfosit. Nodulus limfatikus mempunyai
antibodi; melainkan, limfosit T berfungsi dalam
limfosit gambarankhas yaitu sentrum germinativum yang
respons imun yang diperantarai sel. Adalah

Iaringan Limfoid . 2og


lebih pucat dan korona yang lebih gelap letaknya di faringea dan tonsila lingualis. Bangunan ini meng-
tepi; menandakan diaktifkan oleh antigen. Sentrum hasilkan antibodi terhadap sejumlah antigen dan
germinativum adalah tempat produksi sel plasma, mikroorganisme yang penuh di sekitarnya.
sedangkan korona dihasilkan oleh mitosis dari lim-
fositB yang sudah ada.
O LIMPA
O NODUS LIMFA Limpa adalah organ limfoid terbesar dalam tubuh
(lihat Gambar 9-2). Fungsi utamanya adalah menya-
Nodus limfatikus adalah organ yang berbentuk ring darah, memfagosit sel-sel darah yang sudah tua
seperli ginjal dimana cairan limf disaring melalui dan memfagosit mikroorganisme yang masuk,
paparan sejumlah besar sel-sel limfoid (lihat Gam- menyediakan limfosit T dan limfosit B yang
bar 9-2). Nodus limfatikus mempunyai permukaan imunokompeten dan membuat antibodi. Tidak
yang cembung, yang menerima pembuluh limf afe- seperti nodus limfatikus, limpa tidak terbagi men-
ren dan hilus, dimana pembuluh darah masuk dan jadi daerah korteks dan medula, juga tidak menda-
pembuluh limf keluar dari organ itu. Setiap nodus patkan pembuluh aferen limf. Pembuluh darah
limfatikus dibagi lagi menjadi kompartemen yang masuk dan keluar meninggalkan limpa melalui
tidak sempurna oleh septajaringan ikat yang berasal hilus dan berjalan dalam parenkim melalui trabe-
dari kapsula. Melekat pada septa dan sisi dalam kula yang berasal dari kapsula jaringan ikat. Limpa
kapsula ada jala-jala jaringan retikular dan sel-sel terbagi menjadi pulpa rubra danpulpa alba;pulpa
retikulum yang berkaitan yang bekerja sebagai rangka rubra terdiri atas tali-tali pulpa (dari Billroth)
untuk tempat sejumlah sel-sel bebas, kebanyakan terletak di antara sinusoid-sinusoid, sedangkan pulpa
limfosit, yang menempati organ itu. Dalam korteks alba terdiri atas jaringan limfatik yang berhubungan
nodus limfatikus ada sinus kapsularis dan sinus kor- dengan arteri. Jaringan limfatik ini tersusun sede-
tikalis, juga nodus limfatikus, yang terutama terdiri mikian rupa, baik sebagai periarterial lymphatic
atas limfosit B dan sel-sel retikulum. Antara kor- sheaths (PALS) terdiri atas limfosit T atau sebagai
teks dan medula adalah parakorteks ditempati oleh nodulus limfatikus terdiri atas limfosit B. Daerah
limfosit T. Medula terdiri atas sinusoid medularis antara pulpa rubra dan pulpa alba disebut zona mar-
dan tali-tali medula. Sinusoid medularis adalah ginalis dan kaya dengan pembuluh arterial dan
kontinyu dengan sinus kapsularis dan sinus korti- penuh dengan makrofag yang bersifat fagositik.
kalis, sedangkan tali-tali medula terutama terdiri Pulpa rubra terdiri atas jala-jala sinusoid seperti
sel-sel limfoid. Komponen sel lain dari nodus spons yang dibatasi sel-sel endotel yang sangat
limfatikus adalah makrofag, antigen-presenting memanjang, memperlihatkan ruang antar sel yang
cells dan beberapa granulosit. Di samping ber- besar, disokong oleh membrana basalis tebal, tidak
fungsi dalam mempertahankan dan menghasilkan kontinyu. Sel-sel retikulum dan serat-serat retikulin
sel-sel imuno-kompeten, nodus limfatikus juga berkaitan dengan sinusoid ini terbentang ke dalam
menyaring cairan limf. Juluran sel-sel retikulum tali-tali pulpa ikut serta ke kelompokan sel yang
yang terbentang dalam sinus nodus limfatikus mem- terdiri atas makrofag, sel plasma dan sel-sel yang
perlambat dan mengganggu aliran limf, sementara berasal dari aliran darah.
makrofag yang ada akan memfagosit antigen dan
Untuk memahami susunan limpa bergantung
debris lainnya. pada pengetahuan tentang aliran darah limpa. Arteri
lienalis masuk melalui hilus, dibagikan ke bagian
o'TONSIL dalam organ melalui trabekula sebagai arteria trabe-
kularis. Saat meninggalkan trabekula, pembuluh
Tonsil adalah kumpulan jaringan limfatik di- masuk parenkim, dikelilingi periarterial lymphatic
bungkus kapsula terletak pada tempat masuk oro- sheath danterkadang nodulus limfatikus dan disebut
farings dan nasofarings. Ikut serta dalam pembentukan arteri sentralis. Arteri sentralis masuk pulpa rubra
cincin tonsilaris adalah tonsila palatina, tonsila dengan melepaskan selubung limfatik periarterial

210 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 9-1 Jaringan Limfoid

Jaringan limfoid terdiri atas beberapa organ ter-


bungkus kapsul, nodus limfatikus, tonsil, timus
dan limpa, juga jaringan limfoid difus, terdiri
atas kelompokan sel limfoid yang tersusun long-
gar: limfosit B, limfosit T, sel plasma, makro-
fag dan antigen-presenting cell. Sering, sel-sel
Nodus servikalis
limfoid ini bersama-sama sebagai nodulus lim-
Nodus trakeobronkial fatikus tampak pada saat diperlukan, meskipun
nodulus ini selalu ada di saluran cerna (GALT,
Nodus aksilaris gut-associated lymphoid tissue dan plaques
Peyeri), di saluran bronkus (BAIT, bronchus-
Duktus torasikus associated iymphoid tissue) dan di mukosa
Nodus aorta
tertentu (MALT, mucosa-associated lymphoid
tissue).

Plaques Peyeri
(ileum)
Limfosit T berasal dari sumsum
tulang dan kemudian berpindah
Nodus
'*\
\+ - ,:-
ke timus untuk menjadi sel T
iliaka
-*t r:l - 1' kompeten secara
:'.
+"ri '. 'i;,
imunologik
Nodus
inguinal
k,t
#;n
',;
I-.'1"
!i
:fi / I ,tf:
./'
,il
:
';r$:
/t '/ l .nj ", i
J' '{f',
j i'lii
!' r
ii i:$
t;,
l
i iit'rl Limfosit B diduga
i tetap ada dalam
l
i"t;.... Sumsum
I sumsum tulang
tulang
ir .i,t untuk menjadi sel B
;i j.i
i kompeten secara
I 1i imunologik.
:i
it
\. Nodus limfatikus

Sel-sel T dan B yang imuno-


kompeten ini kemudian berada
dalam jaringan limfoid, terutama
',,1 limpa, nodus limfatikus dan
nodulus limfatikus dan mampu
menjadi aktif (matang) dan Sel-sel matang dan imu-
menjawab terhadap suatu nokompeten beredar di
antigen yang mengancam. antara berbagai jaringan
limfoid, menggunakan
pembuluh darah dan
pembuluh limf.

faringan Limfoid . 21t


GAMBAR 9-2 Nodus limfatikus, Timus dan Limpa

Pembuluh Pusat germinal


eferen limf I
Nodulus limfatikus ) Korteks
Sinus korteks )
Tali medularis
t"o,'u
Sinus medularis )
Trabekula

Pembuluh aferen Iimf

Kapsula
Jaringan lemak

Kapsula timus
ffi
{i Vena kapsularis
,!"i4 Korteks
Medula

Korpuskulum Hassall
(timik)

.ffi

1*j

Timus berperan dalam pematangan sel T.


trsrsd* . ii+h
w+.,
\
Sel-sel T helper berperan sebagai pusat {.- .i;. :- .*+ r

perkembangan dan pertahanan respons * -sh I i*


rW.t
imun. Sel-sel ini berinieraksi dengan !;, g
+".-ny4;L. . .:!l
antigen-presenting cell dan melepaskan .. .Ij . :.:.t'rt,.
sitokin, membangkitkan sel-sel plasma
!

"--*
!\.
L".,"--- t
r.

untuk sel humoral dan sel T killer


(sitotoksik) sebagai respons yang
1"9 ;
1ttr,j
Arteri kapsularis
,1 Pulpa rubra
diperantarai oleh sel.
Pulpa alba

Sinusoid limpa

Trabekula

Lien membersihkan darah,


menyingkirkan sel-sel darah merah
yang tua, membentuk sel T dan
sel B dan pada beberapa hewan
tetapi tidak pada manusia,
menyimpan sel darah merah

212 . Atlas Berwarna Histologi


dan bercabang-cabang lagi menjadi beberapa pem- lobulus. Timus, tidak seperti struktur limfatik sebe-
buluh yang jalannya lurus disebut arteria lumnya, berasal dari endoderm yang disebuk oleh
penisilar. Pembuluh yang kecil ini mempunyai tiga limfosit. Selain itu, timus tidakmempunyai nodulus
daerah yaitu arteriol pulpa, arteriol berselubung limfatikus; melainkan timus dibagi menjadi kor-
dan kapiler arteri terminal. Apakah kapiler arteri teks sebelah luar, yang terdiri atas sel-sel reti-
terminal mencurahkan isinya langsung ke dalam kulum epitelial, makrofag dan limfosit T kecil
sinusoid (sirkulasi tertutup) atau berakhir sebagai (timosit) dan sebelah dalam, medula yang terpulas
pembuluh akhir terbuka dalam tali-tali pulpa (sir- lebihjernih, terdiri atas sel-sel retikulum epitelial'
kulasi terbuka) belum dapat ditentukan secara pasti; limfosit T besar dan korpuskulum timus
namun, pada manusia, sirkulasi terbuka itu diyakini (Hassall). Pembuluh darah dapat masuk ke medula
menonjol, yaitu selama saluran sel-sel darah merah dengan melalui jaringan ikat septa, yang kemudian
dari pita-pita limfa ke sinusoid-sinusoid yang rusak keluar pada perbatasan korteks-medula, dimana
dan sel-sel darah merah yang telah tua dibuang. Dari pembuluh ini membentuk lengkung kapiler ke
sinusoid dialirkan oleh venapulpa, kemudian menuju korleks. Kapiler-kapiler ini termasuk kapiler tipe
vena trabekularis dan akhirnya bergabung dengan kontinyu dan dikelilingi oleh sel-sel retikulum
venalienalis. epitelial yang memisahkannya dari limfosit korteks,
sehingga terbentuk sawar darah-timus (blood
thymus barrier), menyediakan lingkungan bebas
O TIMUS antigen untuk mendulmng limfosit T imunokompeten.
Timus adalah organ limfatik mempunyai dua Pembuluh darah medula adalah sepefti biasa dan
lobus, letaknya di mediastinum, menutupi pembuluh- tidak memperlihatkan sawar darah-timus. Timus
pembuluh besar dari jantung (lihat Gambar 9-2) dikosongkan melalui venula di medula dan juga
Fungsi utamanya adalah pembentukan, penguatan menerima darah dari kapiler-kapiler korleks. Sel
dan penghancuran limfosit T. Limfosit T yang tidak retikulum epitelial membentuk suatu sawar khusus
imun (tidak dewasa) memasuki timus, di mana antara korleks dan medula, mencegah zat-zat di
limfosit-limfosit itu kemudian menjadi (kompeten) medula berhubungan dengan korteks. Timus men-
imun dan dilepaskan ke sirkulasi umum sambil capai perkembangan paling pesat segera setelah
memperingatkan bahwa limfosit-limfosit yang lahir, tetapi setelah mencapai usia pubefias, timus
akan mengenali dan menyerang diri itu tidak dibiar- mengalami kemunduran dan disebuk oleh jaringan
kan lepas tetapi dihancurkan di lapisan kofieks' lemak. Namun, pada orang dewasa timus tetap
Kapsula jaringan ikat yang tipis pada timus mem- mampu membentuk lim-fosit T.
percabangkan septa ke dalam organ ini, secara tidak
sempurna membagi organ ini menjadi lobulus-

Iaringan Limfoid o 2t3


\.

ffi Histofisiologi
I. RESPONS IMUNOLOGIK tujuan melawan diri sendiri. Dalam medula sel ini
akan kehilangan baik petanda CD4 atau CDS dan
Sistem imunologik mengandalkan pada interaksi
komponen sel primernya, limfosit dan antigen-pre- berkembang menjadi sel CD8. atau sel CD4.. Sel-
senting cells, untuk memberi efek pada respons sel ini masuk ke dalam pembuluh darah medula
imun. Respons ini secara cermat mengendalikan untuk menjadi anggota populasi limfosit yang ber-
dan mengarahkan, tetapi penjelasan lengkap meka- edar.
nisme kerjanya bukan wewenang Atlas ini. Karena Sel T mencakup beberapa kategori sel yang
itu, hanya sedikit gambaran mekanisme proses keke- yang tidak hanya berperan untuk respons imun
balan yang akan dijelaskan. yang diperantarai sel tetapi juga untuk membantu
r€spons yang diperantarai humoral dari sel B
A. SelSistem lmun sampai antigen tergantung timus. Agar dapat
Sel-sel sistem imun mungkin dibagi lagi menjadi melakukan fungsinya, sel T mempunyai protein
empat kategori utama: klon limfosit T dan klon integral membran yang khas pada permukaan sel-
limfosit B, sel NK dan antigen-presenting cells. nya. Salah satunya adalah reseptor sel T (TCR),
Klon adalah suatu populasi kecil dari sel-sel yang yang mempunyai kemampuan mengenali epitope
identik, masing-masing sel dapat mengenali dan tertentu yang mana sel secara genetik direncana-
merespons pada satu epitope spesifik (atau sangat kan; namun, sel T hanya dapat mengenali epitope
erat berkaitan) (penentu antigen). Sel T istirahat dan
ini yang berikatan ke molekul MHC yang ada pada
sel B istirahat menjadi aktifjika sel-sel ini bersen-
permukaan antigen-presenting cells. Jadi sel T
tuhan dengan epitope spesifik dan sitokin tertentu. dikatakan jadi MHC terbatas. Ada tiga kat'egori
Sel-sel yang aktif ini berproliferasi dan berdiferen- umum sel T: sel T naive, sel T memori dan sel T
siasi menjadi sel efektor. Antigen-presenting cells, efektor.
seperti halnya makrofag, ikut dalam proses imuno- a. Sel T Naive adalah secara imunologik kompeten
logik melalui fagositosis zat asing, memecahkannya dan mempunyai molekul CD45RA pada membran
menjadi epitope. Sel ini membawa epitope ini pada plasmanya, tetapi sel ini telah teraktivasi sebelum
permukaan sel dalam kaitan dengan kompleks mole- sel ini berfungsi sebagai sel T. Aktivasi meliputi
kul histokompatibilitas utama (molekul MHC) interaksi sel T naive kompleks sel T reseptor-CD3
dan petanda membran yang berkaitan lainnya. Perlu dengan kompleks MHC-epitope dari antigen-
dicatat bahwa pada manusia molekul MHC juga presenting cells, seperli halnya interaksi sel T mole-
dikenal sebagai molekul antigen leukosit manusia kul CD28 dengan antigen-presenting cell molekul
(molekulHLA). 87. Sel T naive yang aktif memasuki siklus sel dan
membentuk sel T memori dan sel T efektor.
1.LimfositT
Limfosit T (sel T) adalah imunoinkompeten sampai b. Sel T Memori adalah sel imunokompeten yang
sel ini masuk ke korteks timus. Di sini, di bawah adalah turunan sel T teraktivasi yang mengalami
pengaruh lingkungan korteks, sel memperlihatkan aktivitas mitosis selama tantangan antigenik. Sel-
reseptor sel T dan kelompok diferensiasi petanda sel ini berusia panjang, yang ditambahkan ke sel-sel
(CD2, CD3, CD4, CD8 dan CD28) dan menjadi yang beredar dan meningkatkan iumlah sel dari
imunokompeten. Sekali imunokompeten, sel T klon aslinya. Peningkatan dalam ukuran klon yang
masuk medula timus atau dibunuh.iika sel ini ber- berperan untuk respons anamnestik (suatu respons

214 . Atlas Berwarna Histologi


sekunder yang lebih cepat dan lebih hebat) melawan karena sel ini mempunyai kemampuan
pertemuan lain dengan antigen yang sama. mengenali anti-gen lipid.

c. Sel T efektor. Kategori sel T efektor adalah sel T 2. LimfositB


helper (sel Tn), limfosit T sitotoksik (CTL, sel T Limfosit B (sel B) terbentuk dan menjadi imuno-
killer) sel T regulatori (sel T reg) dan natural killer kompeten dalam sumsum tulang. Sel ini masuk sir-
cells. kulasi umum, membentuk klon yang anggota inti
1. Sel T Helper dibagi lagi menjadi tiga kate- dari berbagai organ limfoid dan berperan untuk
gori: sel Tr0, sel Tr1 dan sel Tr2 dan sel-sel ini respons imun humoral. Ketika sel B menjadi imu-
nokompeten, sel ini membentuk IgM atau IgD dan
seluruhnya adalah CD4-. Sel TnO masuk siklus
menempatkannya pada membran selnya sedemi-
sel dan dapat membentuk sel Tr1 dan sel Tn2.
kian rupa tempat epitope berikatan dan terletak pada
Sel T"1 menghasilkan dan melepaskan sitokin
ruang ekstraselular dan setengah Fc dari imunoglo-
interleukin 2, interferon-y dan tumor-necrosis bulin permukaan (SIG) terbenam dalam plasma-
factor-cr. Sel Tr1 mempunyai peran penting lema yang terkait dengan dua pasang protein
dalam mengawali respons imun yang diper- integral, Igp dan Igo. SIG dari sel B sasaran ter-
antarai sel dan dalam penghancuran patogen tentu mempunyai kemampuan bekerja sebagai
intraselular. Sel Tn2 menghasilkan dan mele- antigen-presenting cells dan memberikan kompleks
paskan interleukin 4, 5, 6,9, 10 dan 13, yang MHC Il-epitope ke selT"1.
peran lainnya, menginduksi sel B untuk berpro-
Ketika sel B yang baru terbentuk berikatan ke
liferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma
epitope-nya, IgB dan Igcr meneruskan informasi
yang menghasilkan antibodi. Selain itu, sel T,,2
dengan penjumlahan aktivasi dari sel B. Sekali
mengawali reaksi terhadap infeksi parasit dan teraktivasi, sel B membuat dan melepaskan IL-12,
infeksimukosa. suatu sitokin yang membantu pembentukan sel T"1.
2. Limfosit T sitotoksik adalah sel-sel CDS.. Sel B berproliferasi selama respons imun humo-
Pada saat kontak kompleks MHC-epitope yang ral untuk membentuk sel plasma dan sel B
benar diperlihatkan oleh antigen-presenting cells memori.
dan telah diaktifkan oleh interleukin 2, sel-sel a. Sel plasma adalah sel yang berdiferensiasi
ini mengalami mitosis untuk membentuk sejum- yang tidak mempunyai imunoglobulin permu-
lah limfosit T sitotoksik (CTL). Sel-sel yang kaan tetapi adalah "pabrik antibodi" yang men-
baru terbentuk ini membunth zat asing dan sel sintesis dan melepaskan sejumlah besar kopi
sendiri yang berubah karena virus dengan men- yang identik dari antibodi yang sama yang ada-
sekresi perforin dan fragmentin dan dengan lah khas terhadap epitope tertentu (meskipun
mengeluarkan CD95L (ligand yang mati) pada mungkin reaksi silang dengan epitope yang
plasmalemanya, yang mengaktifkan CD95 (resep- sama).
tor yang mati) pada membran plasma sel tujuan,
b. Sel B memori adalah serupa dengan sel T
yang mendorong sel tujuan menjadi apoptosis.
memori yang mana sel beredar, berusia panjang
3. Sel T Reg adalah sel-sel CD4- yang ber- yang ditambahkan dan meningkatkan jumlah
fungsi dalam menekan respons imun. Ada dua sel-sel klon aslinya. Sel ini mempunyai imu-
jenis sel T regulator: sel T reg alamiah, yang noglobulin permukaan sehingga sel ini dapat
CTRnya berikatan ke antigen-presenting cells diaktifkan oleh antigen yang sesuai selama res-
dan menekan respons imun dan sel T Reg yang pons imun sekunder. Jadi, hal ini meningkatkan
dapat didorong yang melepaskan sitokin yang ukuran klon yang berperan untuk respons anam-
menghambat pembentukan sel Tn 1. nestik terhadap paparan berikutnya dengan
antigenyang sama.
4. Sel T killer alamiah adalah serupa sel NK
tetapi sel ini setelah masuk korteks timus men- 3. Naturalkillercells
jadi imunokompeten. Sel ini tidak seperti biasa Natural killer cells (sel NK) adalah anggota pem-

Iaringan Limfoid . 215


bagian sel nol dari limfosit. Sel NK tidak mem- glandin E, ymg melemahkan beberapa respons
punyai penentu sel permukaan khas dari sel T atau imun. Sitokin, seperti misalnya interferon, dilepas-
sel B dan sel ini imunokompeten segera setelah sel kan oleh sel limfosit lainnya seperti halnya oleh
ini terbentuk dalam sumsum tulang. Sel-sel ini makrofag, meningkatkan kemampuan makrofag
membunuh sel-sel yang terkena virus dan sel-sel untuk fagositosis dan sitolitik.
tumor dengan cara tidak khas dan sel ini bukan
MHC terbatas. Sel NK juga mengenali dan menjadi
aktif melalui bagian Fc dari antibodi ini yang II. NODUS LIMFATIKUS
berikatan ke epitope permukaan sel. Sekali aktif, sel (KELENJAR GETAH BENINGI
NK melepaskan perforin dan fragmentin untuk Sisi cembung nodus limfatikus menerima pembu-
membunuh sel yang tercemff ini melalui cara yang
luh limf afer€n yang mencurahkan isinya ke dalam
dikenal sebagai antibody-dependent cell-mediated sinus subkapsularis. Sinus paratrabekularis (korti-
cytotoxicity (ADCC). Perforin menyusun suatu kalis) mengosongkan sinus subkapsularis dan meng-
pori dalam plasmalema dari sel sasaran, berperan hantarkan cairan limf ke sinusoid medula, yang
pada kematian nekrotik sel, sedangkan fragmentin
dikosongkan melalui pembuluh limf eferen pada
mendorong sel sasaran menjadi apoptosis, kema- hilus. Korteks dibagi menjadi beberapa kompar-
tian sel langsung. Sel NK juga mempunyai protein temen yang tidak sempurna, yang masing-masing
integral yang dikenal sebagai reseptor pembunuh ditempati nodulus limfatikus yang kaya akan sel-sel
yang aktif yang mempunyai afinitas ke protein B juga APC dan makrofag. Daerah nodus limfa-
khusus pada membran sel berinti. Untuk melin- tikus antara korteks dan medula yaitu parakor-
dungi sel sendiri dari respons ini, sel NKjuga mem- teks, ditempati kebanyakan sel T, APC dan makro-
punyai tambahan protein transmembran, yang dike- fag. Sel-sel yang timbul di korteks atau parakorteks
nal sebagai reseptor penghambat pembunuh, pindah ke dalam medula, dimana sel-sel ini mem-
yang menghindari pembunuhan sel-sel sehat mela- bentuk tali-tali medula yang terdiri atas sel T, sel B
lui pengenalan molekul MHC I pada permukaan sel dan sel plasma. Sel T dan sel B masuk ke sinusoid
dari sel-sel ini. dan meninggalkan nodus limfatikus melalui pem-
Antig en- Pre s e nting C ells
4, buluh limf eferen. Limfosit juga masuk nodus lim-
Antigen-presenting Cells (APC), makrofag dan fatikus melalui arteriol yang menembus nodus lim-
limfosit B mempunyai molekul kompleks histokom- fatikus pada hilus, berjalan ke parakorteks dalam
patibilitas mayorkelas tr (molekulMHC ID, sedang- trabekula jaringan ikat dan membentuk pembuluh

kan seluruh sel berinti lainnya mempunyai molekul


endotelial tinggi (venula pasca kapiler)
MHCI.
APC memfagosit dan memecah antigen menjadi III. LIMPA
epitope, peptida kecil yang sangat antigenik Percabangan arteria lienalis yaitu arteria trabekula-
patjangnya7 sampai 11 asam amino. Setiap epitope ris, memasuki pulpa altra dengan meninggalkan
melekat ke suatu molekul MHC II dan kompleks ini trabekula dan ketika pembuluh ini dikelilingi oleh
diletakkan pada sisi luar membran selnya. Kom- selubung sel-sel T yaitu periarterial lymphatic
pleks MHC Il-epitope dikenali oleh sel T reseptor
sheath (PALS), dikenal sebagai arteria sentralis.
(TCR) dalam kaitan dengan molekul CD4 dari sel
Sepanjang perjalanan arteria sentralis terkadang
Tn1 atau Tn2, suatu proses yang dikenal sebagai nodulus limfatikus terdiri terutama sel-sel B tetapi
restriksiMHC II. masih dikelilingi oleh PALS. Ketika arteria sen-
Antigen-presenting cells dan secara khas, makro- tralis hilang selubung limfatiknya, pembuluh ini
fag, menghasilkan dan melepaskan berbagai sitokin bercabang berulang kali, membentuk pembuluh
yang mengubah respons imun. Hal ini mencakup yang lurus yaitu arteria penisili, yang mempunyai
interleukin 1, yang merangsang sel T helper dan sel tiga daerah yaitu arteriol pulpa, arteriol berselubung
makrofag yang aktif sendiri seperti halnya prosta- makrofag dan kapiler arlerial terminal. Kapiler arte-

216 . Atlas Ber$arna Histologi


rial terminal mungkin berakhir pada sinusoid limpa nya tidak mudah membedakannya dalam sajian
(sirkulasi tertutup) atau bebas dalam pulpa rubra histologik. Sel-sel ini berasal dari kantong faringeal
(sirkulasi terbuka). Pada manusia, sirkulasi ter- ketiga dan bermigrasi ke dalam timus yang sedang
buka lebih dominan. Pulpa rubra terdiri atas sinu- berkembang. Sel ini membentuk hormon-hormon
soid, jala-jala serat retikulin dan cel-sel dari tali-tali timosin, faktor serum timik dan timopoietin'
limpa. Suatu daerah dari sinusoid yang lebih kecil seluruhnya membantu perubahan sel T yang belum
membentuk daerah antara pulpa alba dan pulpa dewasa menjadi sel T imunokompeten. Selama per-
rubra, daerah ini disebut zona marginalis. Kapiler ubahan, yang terjadi dalam korteks timus, sel T
yang keluar dari arleria sentralis mencurahkan darah- yang belum dewasa (timosit) mengalami penyu-
nya ke sinusoid zona marginalis. APC zona mar sunan gen kembali, yang mana sel memperlihat-
ginalis memantau darah ini bila ada antigendanzat- kan pada membran sel reseptor sel T (TCR) dan
zat asing. kelompok petanda diferensiasi (CD) (terutama
CD2, CD3, CD4 danCD8).
Kebanyakan sel T mati ketika sel berpindah dari
rv. TrMus korteks ke medula; sisa-sisanya difagosit oleh
Korteks timus benar-benar terpisah dari seluruh makrofag. Diduga bahwa sel-sel yang dibunuh secara
unsur vaskular dan jaringan ikat oleh sel-sel reti- genetik terprogram untuk mengenali protein-sendiri
kulum epitelial. Selain itu, dalam korteks, sel-sel sebagai antigen. Dalam medula timus, sel T kehi-
ini membentuk jala tiga dimensi yang mana langan petanda CD4 atau CD8 dan berkembang
kelompokan sel-sel T menjadi dewasa. Meskipun menjadi sel CD8- dan sel CD4-.
ada enam jenis yang berbeda sel epitel retikulum
(tiga dalam korteks dan tiga dalam medula), semua-
nya berada dalam gambaran yang sama sebagai sel
besar, pucat dengan inti besar, lonjong dan karena-

Iaringan Limfoid . 217


ii GONTOH KASUS KLINIS
PenyakitHodgkin han sepuluh tahun pertama terkena leukemia atau
Penyakit Hodgkin adalah suatu penjelmaan kega- limfoma.
nasan limfosit yang sering pada pria usia muda.
Tanda-tanda klinis awalnya tanpa gejala karena SindromDiGeorge
pembengkakan hati, limpa dan nodus limfatikus Sindrom DiGeorge adalah nama kelainan konge-
tidak disertai nyeri. Gambaran lain termasuk nital ketika timus gagal berkembang dan pasien
hilangnya berat badan, suhu meningkat, napsu tidak dapat menghasilkan limfosit T. Pasien ini
makan berkurang dan kelemahan umum. Ciri his- tidak dapat menampilkan respons imun seluler
topatologik meliputi aclarrya sel-sel Reed- dan beberapa respons yang diperantarai humoral
Sternberg, mudah dikenali karena ukurannya juga tidak mampu atau terkendala. Kebanyakan
besar dan adanya dua inti besar, pucat lonjong individu dengan sindrom ini meninggal pada
pada setiap sel. awal usia kanak-kanak sebagai akibat infeksi
yang tak terkendali.
Sindrom Wiskott-Aldrich
Sindrom Wiskott-Aldrich adalah suatu kelainan Nodus Limfatikus Selama Infeksi
imunodefisiensi hanya terdapat pada anak laki- Pada seorang pasien yang sehat dengan jumlah
laki dan dicirikan oleh adanya eksema (derma- jaringan lemak yang normal, nodus limfatikus
titis), hitung trombosit yang rendah dan limfo- merupakan struktur kecil, lembut yang tidak
sitopenia (kadar limfosit rendah, baik populasi mudah diraba. Namun, selama suatu infeksi
sel B maupun sel T). Keadaan imunitas yang ter- nodus limfatikus setempat menjadi besar dan
tekan dari anak-anak ini menimbulkan infeksi keras pada perabaan karena sejumlah besar lim-
bakteri berulang, perdarahan dan kematian pada fosit sedang terbentuk dalam nodus.
usia muda. Kebanyakan anak-anak yang befia-

218 . Atlas Berwarna tlistologt


O CA'TATATd

taringan Ltmfotd . 219


SAfr&HAA t . Sebukan limfatik. Duodenum monyet. SAnflgAffi R . Nodulus limfatikus. Monyet. Plastic
Plastic section. x 540. section. x 132.

Jaringan ikat (CT) sebelah dalam dari epitel yang Gut-associated lyrnphatic nodule dalam foto mikros-
basah biasanya disebuk oleh limfosit (Ly) dan sel kopik ini merupakan sebagian dari kelompokan
plasma (PC) berkelompok secara longga4 seperti nodulus dan dikenal sebagai bercak peyeri (plaques
contoh dalam fotomikroskopik ini yang diambil dari Peyeri,zPP) dan diambil dari ileum monyet. Lumen
duodenum monyet. Perhatikan adanya epitel sela- (L) usus halus dibatasi oleh epitel (E) selapis torak
pis torak (E) terdapat tidak hanya inti (N) sel-sel dengan sejumlah sel-sel goblet (GC). Namun, per-
epitel, tetapi juga inti limfosit yang gelap padat hatikan bahwa epitel yang menutupi jaringan limfoid
(panah), beberapa dari padanya berada dalam mengalami modifikasi menjadi epitel yang berkaitan
proses berpindah dari lamina propria fiaringan ikat) dengan folikel (follicle-associated epithelium
ke dalam lumen duodenum. Perhatikan juga adanya = FAE) dimana sel-selnya lebih pendek, disebuk
lakteal (La), suatu saluran limf yang berujung buntu oleh limfosit dan tidak memperlihatkan adanya sel-
berisi cairan limf. Pembuluh ini dikenali karena tidak sel goblet. Perhatikan nodulus limfatikus yang khu-
adanya sel darah merah di dalam pembuluh. sus ini tidak memperlihatkan adanya pusat germinal
tetapi terdiri atas beberapa jenis sel, seperri tampak
adanya inti dari berbagai ukuran dan kepadatannya.
SefSfiAR 3 . Nodulus limfatikus. Monyet. Hal ini akan dijelaskan dalam Gambar 3 dan Gambar
Plastic section. x 210. 4. Meskipun nodulus limfatikus ini tidakmempunyai
kapsula, jaringan ikat (CT) antara otot polos
Ini adalah pembesaran yang lebih tinggi dari suatu (SM) dan nodulus limfatikus bebas dari sebukan
nodulus limfatikus bercak Peyeri di dalam ileum limfosit.
monyet. Perhatikan pusat germinal (Gc) yang
terpulas lebih pucat dikelilingi oleh korona (Co)
dari sel-sel yang terpulas lebih gelap, mempunyai SAtr B&X 4 . Nodulus limfatikus. Monyet.
hanya sedikit sitoplasma mengelilingi inti yang Plastic section. x 540.
padat. Sel-sel ini adalah limfosit (Ly) kecil. Pusat
germinal bereaksi terhadap suatu rangsangan anti- Ini adalah pembesaran yang lebih kuat dari daerah
genik dan terdiri atas limfoblas dan plasmablas, kotak gambar sebelumnya. Perhatikan limfosit kecil
(Ly) di bagian tepi pusat germinal (Gc). Aktivitas
dimana intinya terpulas lebih pucat daripada sel-sel
limfosit keciI. Daerah korak diberikan dengan pem-
pusat ini nyata oleh adanya gambaran mitosis
(panah), juga adanya limfoblas (LB) dan plasma-
besaran kuat dalam gambar berikutnya.
blas (PB). Pusat germinal adalah tempat pembuatan
limfosit kecil yang kemudian berpindah ke tepi
nodulus limfatikus untuk membentuk korona.

KUNCI
Co korona GC sel goblet N inti
CT jaringanikat L lumen PB plasmablas
E epitel La lakteal PC selplasma
FAE follicle-associatedepithelium LB limfoblas PP bercak Peyeri
Gc pusatgerminal Ly limfositkecil SM otot polos

220 . Atlas Berwarna Histologi


le**$ffiefr { ]

tsesff#e* s l

Iaringan Limfoid . z2l


SAM$AR t r Nodus limfatikus. Paraffin section. &AMBA$ 3 o Nodus limfatikus. Monyet. Plastic
x 14, section. x 132.

Nodus limfatikus berupa bangunan berbentuk seperti Korteks nodus limfatikus terdiri atas sejumlah nodu-
ginjal mempunyai permukaan yang cembung dan lus limfatikus, salah satunya tampak dalam fotomi
permukaan yang cekung (hilus). Bangunan ini dibung- kroskopik ini. Perhatikan nodus limfatikus biasanya
kus oleh jaringan ikat kapsula (Ca) yang memper- dikelilingi oleh jaringan lemak (AT). Kapsula
cabangkan trabekula (T) ke dalam nodus, mem- (Ca) jaringan ikat yang tipis mempercabangkan
baginya menjadi ruang yang tidak sempurna. Pem- trabekula (T) ke dalam substansia nodus limfati-
bagian ini terutama jelas di korteks (C), sisi tepi kus. Perhatikan nodulus limfatikus mempumrai korona
nodus limfatikus. Daerah tengah yang terpulas pucat (Co) yang terpulas gelap, terutama terdiri atas lim-
adalah medula (M), sedangkan daerah antara medula fosit kecil (Ly) yang mana inti heterokromatin ber-
dan korteks disebut parakorteks (PC). Perhatikan peran untuk sifat khas pulasan. Pusat germinal
di korteks ada sejumlah nodulus limfatikus (LN), (Gc) memperlihatkan sejumlah sel dengan inti ter-
banyak dengan pusat germinal (Gc). Ini adalah pulas jernih, kepunyaan sel-sel retikulum dendritik,
daerah limfosit B, sedangkan parakorteks terutama plasmablas dan lim foblas.
kaya akan limfosit T. Perhatikan bahwa medula ter-
diri atas sinusoid (S), trabekula (T) jaringan ikat
menghantarkan pembuluh darah dan tali-tali &AMF&A 4 r Nodus limfatikus. Manusia. Pulasan
medula (MC). Tali-tali medula terdiri atas limfosit, perak. Paraffin section. x 1 32.
makrofag, sel retikular dan sel plasma. Cairan limf
Hilus dari nodus limfatikus manusia memperlihatkan
masuk nodus limfatikus dan ketika merembes mela-
kapsula (Ca) jaringan ikat kolagen yang memperca-
lui sinus-sinus dan sinusoid , zat-zat asing disingkir-
bangkan sejumlah trabekula (T) ke dalam sub-
kan oleh aktivitas fagositosis dari makrofag.
stansia nodus limfatikus. Perhatikan daerah hilus
tidak ada nodulus limfatikus, tetapi terutama mem-
GAMSAA ? . Nodus limfatikus. Monyet. Plastic punyai tali-tali medula (MC). Perhatikan dasar
section. x 270. rangka tali medularis, juga nodus limfatikus, terdiri
atas serat retikulin yang tipis (ponah), yang dihu-
Pembuluh aferen limf (AV) masuk nodus lim-
bungkan ke berkas serat kolagen dari trabekula dan
fatikus pada permukaan cembungnya. Pembuluh-
kapsula.
pembuluh ini mempunyai katup (V) yang mengatur
arah aliran. Cairan limf masuk sinus subkapsu-
laris (SS), yang berisi sejumlah makrofag (Ma),
limfosit (Ly) dan sel-sel yang membawa antigen.
Sinus-sinus ini dibatasi oleh sel-sel endotel (EC),
yang juga melapisi serat-serat kolagen yang halus
;i*]tl*" )-"**"
yang sering merentangkan sinus agar terjadi aliran tali medula \
limf yang memutar. Cairan limf dari sinus sub- sinus lmeouta
medula )
kapsularis memasuki sinus kortikalis, kemudian
trabekula
pindah ke sinusoid medula. Di sini limfosit juga
pindah ke dalam sinusoid, meninggalkan nodus lim- pembuluh
aferen limf
fatikus melalui pembuluh eferen limf yang akhirnya
kapsula
masuk sirkulasi umum.
jaringan lemak

Nodus Limf

222 . Atlas Berwarna Histologi


t-gAnfiE,&RTl

teAn*sAsT-l

KUNGI
AT jaringan lemak Gc pusat germinal PC parakorteks
AV pembuluhaferenlimf LN nodulus limfatikus S sinusoid
C korteks Ly Limfositkecil SS sinus subkapsularis
Ca kapsula M medula T trabekula
Co korona Ma makrofag V katub
EC selendotel MC talimedula

tarin*an Limfoid . 223


ffA,W*effi t. Nodus limfatikus. Paraffin fi&n?gAffi 2 . Nodus limfatikus. Monyet. Plastic
section. x 1 32. section. x 540.

Medula nodus limfatikus terdiri atas sejumlah sinu- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
soid (S) yang dibatasi oleh endotel, yang menerima sinusoid (S) dan tali-tali medula (MC) yang
dari
cairan limf dari sinus kortikalis. Sekitar sinusoid ada mengitarinya dari medula nodus limfatikus. Per-
banyak tali-tali medula (MC), terdiri atas makro- hatikan tali-tali medula terdiri atas makrofag, sel
fag, limfosit kecil dan sel plasma, yang intinya ter- plasma (PC) dan limfosit (Ly) kecil. Sinusoid
pulas jelas (panoh). Baik limfosit T maupun limfosit dibatasi oleh sel-sel endotel (EC) yang memben-
B terdapat dalam tali-tali medula, karena sel-sel itu tuk batas yang kontinyu. Lumennya mengandung
berada dalam proses perpindahan dari parakorteks cairan limf, limfosit (Ly) kecil dan makrofag (Ma).
dan korteks. Beberapa limfosit ini akan meninggal- Gambaran bervakuola dari makrofag ini menan-
kan nodus limfatikus melalui sinusoid dan pem- dakan aktifnya fagositosis bahan tertentu.
buluh eferen limfatik pada hilus. Di medula juga ada
jaringan ikat trabekula (T) yang mengandung
pembuluh darah (BV), yang masuk nodus limfa- &&fdffi&R 4 . Tonsila faringea. Manusia. Paraffin
tikus pada hilus.
section. x 132,

Tonsila faringea terletak di nasofarings merupakan


&A{V!6&K 3 . Tonsila palatina. Manusia. Paraffin kumpulan nodulus limfatikus, sering tampak pusat
section. x 14. germinal (Gc). Pembatas epitel (E) adalah ber-
tingkat torak bersilia dengan terkadang bercak-
Tonsila palatina merupakan kumpulan nodulus bercak epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
limfatikus (LN), banyak di antaranya mempunyai (bintang). Nodulus limfatikus terletak dalam
pusat germinal (Gc). Tonsila palatina dilapisi oleh jaringan ikat (CT) kolagen jarang, disebuk oleh
epitel (E) berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk limfosit (Ly) kecil. Perhatikan limfosit berpindah
yang membatasi kriptus primer (PCr) yang mele- melalui epitel Qtanah) untuk mencapai nasofarings.
kuk ke dalam ke jaringan tonsil. Seringkali tampak
kriptus sekunder (SCr) juga dibatasi oleh epitel
yang sama. Ikiptus sering berisi debris (panah) yang
terdiri atas partikel-partikel makanan yang membu-
suk, juga limfosit yang berpindah dari nodulus iim-
fatikus melalui epitel masuk ke kriptus. Permukaan
dalam tonsiia palatina dilapisi oleh kapsula (Ca) pembuluh n'n"n'
jaringan ikat yang menebal. aferen limf
;: -" )

i.",,
, r,,/;"':' tali medula
"i

f .;,
ii-l ;f

",ii
trabekula

pembuluh
," 's.:-r!l' aferen limf
I
i. ia.

kapsula

Nodus Limf

224 . Atlas Berwarna Histologi


tee*irses tr I

[**xv]s*fii I f&$lq#etr 4l

KUNCI
BV pembuluh darah Gc pusat germinal PC sel plasma
Ca kapsula LN nodulus limfatikus PCr lciptus primer
CT jaringanikat Ly limfosit S sinusoid
E epitel Ma makrofag SCr kriptus sekunder
EC sel endotel MC tali-tali medula T trabekula

Iaringan Limfoid r 225


SAMBAR'! . Nodus limfatikus poplitea. Mencit. inti ada di korteks, jauh di dalam sinus. Juluran
Mikroskop elektron. x 8608. masuk lumen sinus subkapsularis melalui pori-pori
(panah) di dasarnya (FL). Diduga sel pembawa anti
Gambar mikroskop elektron ini dari nodus limfa- gen tidak bersifat fagositik dan sel itu menangkap
tikus poplitea mencit memperlihatkan kapsula (Ca) antigen pada tempat antigen masuk dan membawa-
dan sinus subkapsularis. Sinus ditempati oleh tiga nya ke nodulus limfatikus di tempat itu menjadi
limfosit, (L),jugajuluran
satu di antaranya bertanda dewasa dan menjadi sel-sel dendritik retikulum.
(P) dari suatu sel pembawa antigen (antigen- (Seizin Szakal A, Homes K dan Tew J. J Immunol
presenting), yang badan selnya (kepalapanah) dan 73I:I7'1.4- 1717 ,1983) .

: -. .; f
..,rft\.aa!,t
:-. . eL .", f=. ,ire,+,

F:J+!4,

:'
1."
-J.* Sinus subskapularis

kapsula
r&*+iit

::
i \''

Nodus Limf

226 . Atlas Berwarna Histologi


. $",;l:
,*ft: r- Tf.r-.''.
",,r@
b, *. $S:'.
: -.;..4
j
li 'lrli ! '
'1Ft-r

[Ce$d}seeTl

Iaringan Llmloid c 227


SAll*g&n 1 r Timus. Janin manusia, Paraffin SAgWffiAn 3 . Timus. Monyet. Plastic section.
section. x 14. x 132.

Timus seorang janin adalah organ yang berkem- Lobulus timus yang tampak dalam gambar fotomi-
bang baik yang memperlihatkan banyak ciri-ciri kroskopik ini tampak dikelilingi septa (Se) jaringan
khas. Gambar fotomikoskopik ini memperlihatkan ikat secara sempurna. Namun, dalam rekonstruksi
sebagian dari satu lobus. Timus dibungkus oleh kap- tiga-dimensi, tampak bahwa lobulus ini kontinyu
sula (Ca) jaringan ikat yang tipis, yang tidak sem- dengan lobulus (Lo) di sekitarnya. Perhatikan se-
purna membagi-bagi timus menjadi lobulus (Lo) jumlah pembuluh darah (BV) dalam septa, juga
oleh septa (Se) jaringan ikat. Setiap lobulus mem- korteks (C) yang terpulas lebih gelap dan medula
punyai korteks (C) bagian tepi yang terpulas lebih (M) yang terpulas lebih jernih. Bercak jernih di kor-
gelap dan medula (M) terpulas lebih jemih. Namun, teks mungkin adalah sel-sel retikulum dan makrofag
medula dari satu lobulus kontinyu dengan medula (panoh), sedangkan struktur yang terpulas lebih
lobulus lainnya. Kapsula jaringan ikat dan septa gelap adalah inti sejumlah limfosit T. Medula berisi
menghantarkan pembuluh darah ke dalam medula korpuskulum timus (TC) yang khas, juga pem-
timus. Segera setelah pubertas, timus mulai menge- buluh darah, makrofag dan sel-sel retikulum epite-
rut dan septa jaringan ikat mengalami sebukan sel lial.
lemak.

GAMBAfi i! . Timus. Monyet. Plastic section.


€AMnAn 3 . Timus. Monyet. Plastic section. x 540.
x 210.
Korteks timus bagian luarnya dibungkus oleh septa
Bagian tengah fotomikroskopik ini adalah medula (Se) jaringan ikat kolagen. Substansi korteks dipi-
(M) timus, di sini ada korpuskulum timus sahkan dari septa oleh sel-sel retikulum epi-
(Hassall) (TC), terdiri atas sel-sel retikulum telial (ERC), dikenali karena intinya pucat. Selain
epitelial (ERC) yang susunannya konsentris. itu sel-sel retikulum epitelial membentuk suatu reti-
Fungsi bangunan ini tidak diketahui. Medula timus kulum selular, di dalamnya terdapat limfosit (Ly)
ditempati banyak pembuluh darah (BV), yang berkembang menjadi limfosit T dewasa. Sejum-
makrofag, limfosit (Ly) dan terkadang sel-sel lah makrofag (Ma) juga tampak di korteks. Sel-sel
plasma ini memfagosit limfosityang rusak di timus.

korpuskulum timus
vena kapsularis
korteks

korpuskulum timus
(Korpuskulum Hassal)

3
. .tli"
,iFi

',+
i- .,?,i
I .id,:

Timus

228 . Atlas Berwarna Histologi


Sc,:+:

[s,Ei,tBAe a I

.Y
"e*

**, . "$i; T
S,H:

ffi€ i-*%;#1
mffi- #*
{
'<4
t-s"-\,rEAR l

KUNCI
BV pembuluh darah Lo lobulus Ma makrofag
C korteks Ly limfosit Se septum
Ca kapsula M medula TC korpuskulumtimus
ERC selretikulumepitelial

taringan Limfoid . 229


&ANIEAR t . Limpa. Manusia. Paraffin section. SeMmAn 3 r Limpa. Monyet. Plastic section,
x 132. x 132.
Limpa merupakan organ limfoid terbesa4 mempunyai Terletak dalam periarterial lymphatic sheath
kapsula (Ca) jaringan ikat kolagen yang tebal. (PALS) limpa, ada susunan kedua dari pulpa alba,
Karena limpa terletak dalam rongga abdomen, limpa yaitu nodulus limfatikus (LN) yang mempunyai
dikelilingi oleh epitel (E) selapis gepeng. Septa pusat germinal (Gc). Nodulus limfatikus sering
(SE) jaringan ikat yang berasal dari kapsula, masukke terdapat pada percabangan arteria sentralis (CA).
substansi limpa, membawa pembuluh darah (BV) Nodulus adalah kelompokan terutama limfosit B
ke bagian dalam organ. Limpa tidak dibagi menjadi (panah) yang menyebabkan korona (CO) tampak
korteks dan medula; melainkan limpa terdiri atas gelap. Pusat germinal merupakan tempat produksi
pulpa alba (WP) dan pulpa rubra (RP). Pulpa aktif limfosit B selama terpapar antigen. Zona mar-
alba tersusun berupa suatu lembaran silindris dari ginalis (MZ) juga ada di sekitar nodulus limfatikus
limfosit (Ly) mengelilingi suatu pembuluh darah merupakan daerah dimana limfosit meninggalkan
yang disebut arteria sentralis (CA), sedangkan pulpa kapiler-kapiler kecil dan mula-mula masuk ruang
rubra terdiri atas sinusoid-sinusoid (S) berkelok- jaringan ikat limpa. Dari sini limfosit T pindah ke
kelok melalui jaringan selular dikenal sebagai tali- periarterial lymphatic sheath, sementara limfosit B
tali pulpa (PC). Pulpa alba limpa terdapat dalam dua mencapai nodulus limfatikus. Baik zona marginalis
susunan yang berbeda. Salah satu tampak dalam maupun pulpa alba ditempati sejumlah makrofag
ini dikenal sebagai suatu peri-
fotomikroskopik juga antigen-presenting cells (kepala panah) disam-
arterial lymphatic sheath (PALS) terutama ping adanya limfosit.
terdiri dari limfosit
T. Zona limfosit pada pertemuan
PALS dan pulpa rubra dikenal sebagai zona mar-
ginal (MZ).
g&mK&R {. Limpa. Manusia, Pulasan perak.
Paraffin section. x 132.

&AMS&& 3 o Limpa. Monyet. Plastic section. Rangka jaringan ikat limpa tampak dengan meng-
x 540. gunakan pulasan perak, yang mengendap di sekitar
serat-serat retikulin. Kapsula (Ca) limpa ditembus
Pulpa rubra limpa yang tampak dalam fotomikros-
oleh pembuluh darah (BV) yang masuk substansi
kopik ini, terdiri atas sinusoid limpa (S) dan tali-
organ melalui trabekula (T). Pulpa alba (WP)
tali pulpa (PC). Sinusoid limpa dibatasi oleh epitel dan pulpa rubra (RP) terlihatjelas. Ternyata, nodu-
yang jenisnya tidak kontinyu, dikelilingi oleh susunan
lus limfatikus memperlihatkan pusat germinal
yang tidak biasa yaitu membrana basalis (BM) (Gc) yang jelas, juga korona (CO). Arteria sen-
yang melingkari sinusoid dengan cara tidak kontinyu.
tralis (CA) juga tampak dalam sajian ini. Serat-
Sinusoid berisi sejumlah sel-sel darah (BC). Inti
serat retikulin (RF) yang membentuk suatu jala-
(N) sel-sel dinding sinusoid menonjol ke dalam lumen.
jala yang luas di substansia limpa, melekat ke kapsula
Daerah antara sinusoid ditempati oleh tali-tali pulpa,
danke trabekula.
dalamnya ada berbagai makrofag, sel-sel retikulum
dan sel plasma. Pembuluh yang memperdarahi pulpa
Vena lienalis
rubra berasal dari arteria penisili, yang memperca-
bangkan arteriol (AR) dimana sel-sel endotel
(EC) dan sel-sel otot polos (SM) tampak di tengah [--p,
bidang ini.
l.'
Arteria lienalis
"%.

Kapsula

Lien

2to . Atlas Berwarna Histologi


{-e-es$ffiss s I fsdrvrEARAl

KUNCI
AR arteriol EC sel endotel PC tali pulpa
BC seldarah Gc pusat germinal RF seratretikulin
BM membranabasalis Ly limfosit RP pulpanrbra
BV pembuluhdarah LN nodulus limfatikus S sinusoid
Ca kapsula MZ zonamarginalis SE septum
CA arteriasentralis N inti SM ototpolos
CO korona PALS periarterial limphatic T trabekula
E epitel sheath WP pulpaalba

Iaringan Limfoid . 231


L
ffi Ringkasan Histologik
Jaringan limfatik terdiri atas jaringan limfatik difus kula, tali-tali medula (terdiri atas makrofag, sel
dan jaringan limfatik padat. Sel-sel utama dalam plasma dan limfosit) dan sinusoid medularis diba-
jaringan limfatik adalah limfosit, dimana terdiri tasi oleh sel-sel endotel yang tidak kontinyu. Sinu-
atas dua kategori yaitu limfosit B dan limfosit T. soid berisi limfosit, sel plasma dan makrofag.
Selain itu, makrofag, sel retikulum, sel plasma, Daerah hilus tampak sebagai suatu penebalan kap-
sel dendritik dan antigen-presenting cells mela- sula dan tidak ada nodulus limfatikus.
kukan fungsi-fungsi penting dalamj aringan limfatik.
E, Serat retkulin
I. NODUS LIMFATIKUS Dengan pulasan khusus dapat terlihat suatu jala-jala
(KELENJAR GETAH BENING) yang luas dari serat retikulin yang menyusun
rangka nodus Ii mlatikus.
A. Kapsula
Kapsula biasanya dikelilingi oleh jaringan lemak,
terdiri atas jaringan ikat kolagen yang padat tidak
il. TONSTL
beraturan, berisi beberapa serat elastin dan otot A. Tonsila palatina
polos. Pembuluh aferen limfatik masuk korteks; 1. Epitel
pembuluh eferen limfatik dan pemtruluh darah Dibungkus oleh epitel berlapis gepeng tanpa
menembus hilus limpa.
lapisan tanduk yang meluas ke dalam kriptus
tonsil. Limfosit mungkin pindah melalui epitel.
B. Korteks
Korteks dari nodulus limfatikus mempunyai ciri 2. Nodaluslimfatikus
dengan adanya nodulus limfatikus dengan korona Mengelilingi kriptus dan sering tampak pusat ger-
yang gelap terutama terdiri dari limfosit B dan minal.
pusat germinal yang lebih pucat pada pewarnaan, 3. Kapsula
ditempati oleh limfoblas B yang aktif, makrofag
Kapsula jaringan ikat kolagen padat tidak ber-
retikulum dendritik semuanya ditemu-
dan sel-sel
aturan memisahkan tonsil dari dinding muskulatur
kan dalam korteks. Trabekula dari jaringan ikat
farings di bawahnya. Septa, berasal dari kapsula,
membagi korteks menjadi kompartemen yang tidak
meluas ke dalam tonsil.
sempurna. Sinus subkapsularis dan sinus korti-
kalis memperlihatkan limfosit, sel-sel retikulum 4. Kelenjar
danmakrofag. Tidakada.

C. Parakorteks
Parakorteks adalah daerah antara korteks dan
B. Tonsila faringea
medula, terdiri atas limfosit T. Terdapat venula 1. Epitel
pasca kapiler dengan endotel kuboidal yang khas. Sebagian besar permukaan bebasnya dibungkus
oleh epitel bertingkat torak bersilia (diinfiltrasi
D. Medula oleh limfosit) juga lipatan-lipatan yang menyerupai
Medula memperlihatkan jaringan ikat trabe- kriptus.

252 . Atlas Berwarna Histologi


2. Nodulus limfatikus C.Zona marginalis
Kebanyakan nodulus limfatikus memperlihatkan Kelompokan longgar dari limfosit' makrofag dan
pusatgerminal. sel plasma, terletak antara pulpa alba dan pulpa
3. Kapsula rubra. Zonaini diperdarahi oleh lengkungan kapi-
ler yang berasal dari arteria sentralis.
Kapsula yang tipis, letaknya dalam tonsil, mem-
bentuk septa untuk tonsil.
D. Pulpa rubra
4. Kelenjar Pulpa rubra terdiri atas tali-tali pulpa dan sinu-
Saluran keluar kelenjar seromukosa, di bawah soid. Tali-tali pulpa terdiri atas serat-serat retikulin
kapsula, menembus tonsil untuk terbuka ke epitel yang halus, sel retikulum yang berbentuk bintang,
yang melapisinya. sel-sel plasma, makrofag dan sel-sel darah yang
beredar. Sinusoid dibatasi oleh sel-sel endotel me-
G. Tonsila lingualis manj ang tidak kontinyu, dikelilingi oleh membrana

L Epitel basalis seperli simpai menebal dalam kaitannya


dengan serat retikulin. Padabeberapa daerah peni-
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
sili jelas terlihat di pulpa rubra. Ini adalah arteriol
membungkus tonsil dan meluas ke dalam kriptus
pulpa, arteriol berselubung dan kapiler arteri ter-
yangdangkal.
minal. Untuk membuktikan bahwa sirkulasi dalam
2. Nodulus limfatikus pulpa rubra terbuka atau tertutup tidak ada, walau-
Kebanyakan nodulus limfatikus memperlihatkan pun pada manusia sirkulasi terbuka lebih sering ada.
pusatgerminal.
3. Kapsula
E. Serat retikulin
Dengan memakai pulasan khusus dapat tampak
Kapsula tipis, tidak j elas terlihat
jala-jala luas dari serat retikulin yang menyusun
4. Kelenjar rangkalimpa.
Kelenjar seromukosa terbuka ke dasar kriptus.
IV. TIMUS
III. LIMPA A. Kapsula
A. Kapsula Kapsula yang tipis terdiri atas jaringan ikat kola-
Kapsula terdiriatas jaringan ikat kolagen padat gen padat tidak beraturan (dengan beberapa serat
tidak beraturan paling tebal pada hilus, mempu- elastin) yang membentangkan trabekula interlo-
nyai beberapa serat elastin dan sel-sel otot polos. bularis dan secara tidak sempunta membagi timus
Limpa dibungkus oleh mesotel, tetapi tidak dike- meniadilobulus.
lilingi oleh jaringan lemak. Trabekula, di dalam-
nya ada pembuluh darah, terbentang dari kapsula ke B. Korteks
dalam substansia limpa. Korteks tidak mempunyai nodulus limfatikus atau
sel-sel plasma. Korteks terdiri atas sel-sel retiku-
B. Pulpa alba lum yang terpulas pucat, makrofag dan limfosit
Pulpa alba terdiri atas periarterial lymphatic T kecil, tersusun padat, gelap disebut timosit menye-
babkan gambaran korleks gelap. Sel retikulum epite-
sheath dan nodulus limfatikus dengan pusat ger-
minal. Baik periarterial lymphatic sheath (ditempati lial juga mengelilingi kapiler, satu-satunya pem-
limfosit T) maupun nodulus limfatikus (ditempati buluh darah yang ada di korteks.
limfosit B) mengelilingi arteria sentralis yang
letaknya tidak tepat di tengah, ini merupakan ciri
C. Medula
khaslimpa. Medula yang terpulas lebih jernih daripada kor-

Iaringan Limfoid r 233


teks, kontinyu dari satu lobulus ke lobulus lainnya. fositsertasel-selretikulumepitelialdigantikanoleh
Medula berisi sel plasma, limfosit, makrofag dan lemak. Dalam medula, korpuskulum timus
sel retikulum epitelial. Selanjutnya, korpusku- meningkatjumlahdanukurannya.
lum timus (Hassall), tersusun melingkari sel-sel
retikulum epitelial, merupakan gambaran khas E. Serat retikulin dan sinusoid
medulatimus' Timus tidak mempunyai serat-serat retikulin
-auPunsinusoid'
D. rnvorusi
Timus mulai involusi segera setelah pubertas. Kor-
teks menjadi kurang padat karena kumpulan lim-

254 . Atlas Berwarna Histologt


10
)

Sistem Endohrin
Sistem endokrin, bersama-sama dengan sistem duksi dan/atau pelepasan hormon tertentu diham-
saraf, menyusun homeostasis melalui pengaruh, bat.
koordinasi dan penggabungan fungsi fisiologik tubuh.
Sistem endokrin terdiri atas beberapa kelenjar.
berupa kelompokan sel-sel yang terpisah dalam
O KELENJAR PITUITARI
organ tertentu dan sel-sel yang tersebar di antara sel-
Kelenjar pituitari (hipofisis) terdiri atas bebe-
sel parenkim tubuh. Bab inihanya menjelaskan rapa daerah, yaitu pars anterior (pars distalis), pars
bagian sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar. tuberalis, tangkai infundibulum, pars intermedia
Pulau Langerhans, sel-sel interstisial Leydig, sel-sel
dan pars nervosa (dua yang terakhir disebut pars
yang berperan untuk produksi hormon ovarium dan posterior) (lihat Gambar 10-1). Karena kelenjar
sel-sel APUD/DNES (diffuse neuroendocrine) akan pituitari berkembang dari dua asal embrional yang
dijelaskan dalam bab yang berkaitan. terpisah, epitel atap farings dan dasar diensefalon,
Kelenjar endokrin dijelaskan di sini adalah hal ini sering dibicarakan sebagai dua bagian yang
kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar parati-
terpisah yaitu adenohipofisis (pars anterior, pars
roid, kelenjar suprarenalis dan badan pineaLis. Seluruh
tuberalis dan pars intermedia) dan neurohipofi-
keleniar ini menghasilkan hormon, molekul-
sis (tangkai infundibulum dan pars nervosa). Pars
molekul dengan berat molekul rendah yang dibawa
nervosa adalah kontinyu dengan hipotalamus mela-
melalui aliran darah ke sel-sel tujuannya. Karena
Iui tangkai neural yang tipis (tangkai infundibulum).
itu, kelenjar endokrin mempunyai suplai darah yang
luas, terutama kaya akan kapiler fenestrata. Karena Kelenjar hipofisis menerima pasokan darah
beberapa hormon adalah protein, hormon ini tidak dari arteri hipofisialis superior kanan dan kiri,
menembus plasmalema sel tujuan tetapi melekat ke memperdarahi eminensia mediana, pars tuberalis
reseptor khusus pada membran plasma sel tujuan, dan infundibulum dan dari arteri hipofisialis infe-
jadi mengaktifkan sistem messenger kedua intra- rior kanan dan kiri, memperdarahi pars nervosa.
selular. Hormon lainnya adalah larut dalam lemak, Sistem Portal Hipofisialis: kedua arleri hipo-
dan selanjutnya masuk ke sitoplasma sel tujuan, fisis superior mempercabangkan ke pleksus kapi-
memberikan pengaruhya secara intraselular. Masih ler primer yang terletak di daerah eminensia mediana.
ada hormon lainnya yang bekerja mengubah per- Vena porta hipofisialis menyalurkan darah plek-
bedaan potensial listrik melalui plasmalema sel ter- sus kapilaris primer dan mengalirkannya ke dalam
tentu, seperti sel otot atau neuron. Karena itu, akti- pleksus kapiler sekunder, yang terletak di pars dista-
vitas hormon secara luas, tergantung padaresep- lis. Keduapleksus kapilerterdiri atas kapilerfenestrata.
torsel tujuan yang mana menjadi melekat. Kebe-
radaat kebanyakan hormon juga memancing res- Pars anterior
pons umpan balik melalui pembuluh darah, yang Pars anterior terdiri atas sejumlah sel parenkim
mana selan'iutnya respons yang diinginkan, pro- yang tersusun dalam tali-tali tebal, dengan kapiler-

Sistem Endohrin . 255


GAMBAR 10-1 Kelenjar Pituitari dan Hormon-hormonnya

Sel-sel neurosekretoris terletak


dalam hipotalamus mensekresi
hormon pelepasan dan
hormon penghambatan Hipotalamus

Absorpsi air
b *d*4tr Eminensia
'j&#$ mediana

'ffi
,i:.tuff
Ginjal Sistem portal
#;a
".i 'a+i Pars distalis
-l-11'-- -" " - s
neryosa
ADH .' ,, N4
'E .''rl"ffi
sitosin * ''rt ;.:
Kontraksi
,f
ri : .t i.::,ili
l.ii :.r'i
"$l=ffi Korteks
mioepitel r,i,.,,:,,i:Fi; adrenal
i:1+ r rri

S'r'egt TSH :
J. ,,'rr
fu:r ,
%-* i... .., { '..4 Sekresi
I
It
,' I :,1 EC
Kelenjar payudara Hormon pertumbuhan * 'i;i'
melalui somatomedin
\ ;: . j.I" i. .i/
'*l#
Tiroid
1\
\WA
*: i ..,
, rl
ri r' , ) Spermatogenesis
i
)f "rtr' -4 j
Pertumbuhan # ild
Tulang , seKresr
,dffi' ',""".4 androqen

&4
ffi Otot
Testis

Hiperglikemia

folikel: sekresi
"+d$j!
alq -- \ estrogen i
g ,r
Jaringan
Peningkatan
lemak ',"do
,: :
..

asam lemak
bebas ; Kelenjar H ovulasi:
oavudara
'IV sekresi
Sekresi susu progesteron

236 . Atlas Berwarna Htstologt


GAMBAR 1O-2 Kelenjar Endokrin

Kelenjar suprarenalis
Kelenjar Tiroid

Z. retikularis

Sel parafolikular

Sistem Endohrin o 23?


kapiler lebar disebut sinusoid yang kaya akan vas- stimulating hormone dan adrenocorticotropin.
kularisasi. Sel-sel parenkim diklasifikasikan men- Ada kemungkinan bahwa satu jenis sel basofil meng-
jadi dua kategori yaitu salah satunya menunjukkan hasilkan kedua j enis hormon ini.
granula terpulas baik disebut kromofil dan jenis lain-
nya adalah sel-sel yang tidak mempunyai afinitas Pars nervosa dan tangkai
kuat terhadap zat warna disebut kromofob. Kromo- infundibulum
fil ada dua jenis yaitu asidofil dan basofil. Mes-
Pars nervosa tidak memberi gambaran yang
kipun diperdebatkan klasifikasi seperti ini terutama
tersusun baik. Bagian ini terdiri atas pituisit, diduga
fungsinya, diduga ada paling sedikit enam atau
sebenarnya merupakan sel saraf yang berfungsi
tujuh hormon dibuat oleh pars anterior oleh sel-sel
sebagai penyokong untuk sejumlah serat saraftidak
yang berbeda. Hormon-hormon ini adalah somato-
bermielin dari pars nervosa. Akson ini dengan badan
tropin, tirotropin (TSH), follicle-stimulating hor-
sel yang terletak di supraoptik dan nukleus para-
mone (FSH), interstitial cell-stimulating hormone
ventrikular dari hipotalamus masuk ke pars ner-
(luteinizing hormone/LH), prolactin, adrenocor-
vosa melalui traktus hipofisis-hipotalamus. Ujung
ticotropin (ACTH) dan melanocyte-stimulating
akson yang melebar dari serat saraf tidak bermielin
hormone (MSH). Diduga ada duaienis sel asidofil
ini disebut badan Herring. Bangunan ini berisi
yang menghasilkan somatotropin dan prolaktin,
hormon neurosekretorik oksitosin dan hormon
sementara berbagai kelompok basofil menghasi-
antidiuretik (vasopresin, ADH). Kedua jenis hor-
lkan lima hormon lainnya. Kromofob, mungkin
mon ini tidak dihasilkan dalam pars nervosa tetapi
tidak menghasilkan hormon. Diduga asidofil dan
dalam badan sel di hipotalamus. Pelepasan hormon
basofil yang telah melepaskan granulanya.
neurosekretoris ini (neurosekresi) diperantarai oleh
Kendali Pelepasan Hormon Hipofisis Ante- impuls saraf dan terdapat pada permukaan antara
rior: Akson dari neuron parviselular, hipofisio- akhiran akson dan kapiler fenestrata. Ketika akson
tropik dimana soma terletak di nukleus paraventri- siap melepaskan hasil sekresinya, pituisit menarik
kularis dan nukleus arkuata dari hipotalamus ber- julurannya dan membiarkan hasil sekresi langsung
akhir pada jala-jala kapiler primer. Akson ini me- kekapiler.
nyimpan hormon pelepasan (somatotropin-releasing
hormone, prolactin releasing hormone, corlicotropin-
releasing hormone, thyrotropin-releasing hormone
Pars tuberalis
dan gonadotropin-releasing hormone) dan hormon Pars tuberalis terdiri atas sejumlah sel-sel
penghambat (prolacting-inhibiting hormone, inhi- kuboid yang fungsinya tidak diketahui.
bitin dan somatostatin). Hormon dilepaskan oleh
akson ini ke dalam pleksus kapiler primer dan
dihantarkan ke pleksus kapiler sekunder oleh vena
O KELENJAR TIROID
pona hipofisialis. Hormon kemudian mengaktifkan Kelenjar tiroid terdiri atas lobus kanan dan
(atau menghambat) kromofil adenohipofisis, menye- lobus kiri, dihubungkan oleh ismus yang sempit
babkan kromofil melepaskan atau mencegahnya dari yang melintasi kaftilago tiroid dan trakea bagian
pelepas an hormon-hormon ini. atas (lihat Gambar 10-2). Kelenjar ini dibungkus
Selain mengendalikan, ada mekanisme umpan oleh kapsula jaringan ikat, dimana septa menembus
balik negatif, sehingga keberadaan kadar plasma kelenjar ini, tidak hanya membentuk jala penyo-
yang khas dari hormon hipofisis mencegah kro- kong tetapi juga mendapat banyak aliran darah.
mofil melepaskan tambahan jumlah hormonnya. Parenkim kelenjar ini tersusun atas sel-sel dalam
sejumlah folikel, yang terdiri atas epitel selapis
Pars intermedia kubis membatasi suatu lumen yang berisi koloid.
Pars intermedia tidak berkembang baik. Di- Koloid disekresi dan diabsorpsi oleh sel-sel folikel,
duga sel-sel di daerah ini telah berpindah ke dalam yang terdiri dari hormon tiroid yang terikat pada
pars anterior untuk menghasilkan melanocyte- protein besar dan komplek disebut tiroglobulin.

238 . Atlas Berwarna Histologi


Ada sel sekretoris lainnya yaitu sel-sel parafoliku- bentuk korteks, dan neuroektoderm yang mem-
lar (clear cells) ada di tiroid. Sel-sel parafolikular bentuk medula. Pembuluh darah yang banyak pada
ini tidak berhubungan dengan bahan koloid. Sel ini kelenjar dialirkan bersama-sama unsur jaringan ikat
menghasilkan hormon kalsitonin, yang langsung yang berasal dari kapsula.
dilepaskan ke dalam jaringan ikat yang berdekatan
dengan kapiler. Hormon tiroid adalah penting untuk Itfuiteks
pengaturan metabolisme basal dan untuk mempe- Korteks dibagi menjadi tiga daerah konsentris
ngaruhi kecepatan pertumbuhan dan proses mental ataLr zona. Daerah yang paling luar tepat di bawah
dan umumnya merangsang kelenjar endokrin ber- kapsula adalah zona glomerulosa, dimana sel-se1-
fungsi. Kalsitonin membantu mengendalikan kon- nya tersusun dalam lengkungan dan bulatan dengan
sentrasi kalsium dalam darah melalui resotpsi tulang sejumlah kapiler yang mengelilinginya. Daerah ke-
oleh osteoklas (yaitu ketika kadar kalsium darah dua yaitu zona fasikulata, merupakan daerah yang
tinggi, kalsitonin dilepaskan). paling lebar. Sel-sel parenkimnya biasanya disebut
spongiosit, tersusun tali-tali memanjang dengan
seiumlah kapiler di antara tali-tali itu. Daerah kor-
. KELENJAR PARATIROID teks yang paling dalam adalah zona retikularis,
tersusun dalam tali-tali sel yang saling beranasto-
Kelenjar paratiroid, biasanya berjumlah
mosis dengan jala-jala kapiler di antaranya. Tiga
empat. terbenam dalam selubung fasia sisi posterior
jenis hormon yang dihasilkan kofieks suprarenalis
kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid mempunyai
yaitu mineralokortikoid (zona glomerulosa), glu-
kapsulajaringan ikat yang tipis daripadanya diper-
kokortikoid (zona fasikulata dan sedikit zonarcti-
cabangkan septa menembus kelenjar dan menghan-
kularis) dan beberapa androgen (zona fasikulata
tarkan darah ke sebelah dalam. Pada orang dewasa,
dan zonaretikularis).
ada dua jenis sel yaitu sejumlah sel-sel utama yang
kecil dan sejumlah kecil sel asidofil yang besar
yaitu oksifil. Pada individu yang lebih tua, sering
Medula
terjadi sebukan sel lemak ke dalam kelenjar. Meski- Sel-sel medula suprarenalis, tersusun dalam tali-
pun tidak diketahui fungsi oksifil, sel utama meng- tali pendek tidak beraturan, dikelilingi jala-jala kapi-
hasilkan hormon paratiroid (PTH)' pengatur ler, mengandung sejumlah granula yang terpulas
paling penting "dari menitke menit" kalsium dalam jelas jikajaringan yang baru dipotong diberi garam
tubuh. Jika kadar kalsium darah turun di bawah nor- kromium. Hal ini disebut sebagai reaksi kromafin
mal, reseptor pengindra-kalsium pada sel utama dan sel-selnya disebut sel-sel kromafin. Ada dua
menyebabkannya untuk melepaskan PTH, yang jenis sel kromafin yaitu pertama menghasilkan epi-
membantu mengendalikan kadar kalsium serum nefrin dan yang lainnya menghasilkan norepine-
dengan bekerja langsung pada osteoblas untuk me- frin, jadi ada dua jenis hormon di medula supra-
ningkatkan aktivitas osteoklastik, mengurangi pele- renalis. Karena sel-sel ini dipersarafi oleh serat saraf
pasan kalsium melalui ginjal dan membantu absorpsi simpatis preganglionar, sel-sel kromafin diduga ber-
kalsium dalam usus. Kekurangan kelenjar para- hubungan dengan neuron simpatis postganglionar
tiroid tidak cocok dengan kehidupan. (lihat Gambar 10-3) Selain itu, medula kelenjar
suprarenalis juga ditempati badan sel saraf simpatis
postganglionik yang besar, yang fungsinya masih
O KFLENJAR SUPRARENALIS tidakdiketahui.

Kelenjar suprarenalis (kelenjar adrenal pada


beberapa hewan) dibungkus kapsula jaringan ikat O BADAN PINEALIS
(lihnt Gambar l0-2 dan 10-3). Kelenjar ini secara Badan pinealis (epifisis) adalah suatu tonjolan
embriologik berasal dari dua jaringan embrional l0-2). Jaringan ikat
atap diensefal on (lihat Gambar
yang berbeda yaitu epitel mesoderm, yang mem- yang membungkus badan pinealis adalah piamater

Sistem Endokrin r 239


yang mengirimkan trabekula dan septa ke dalam kong pinealosit. Yang menarik, serotonin hanya
substansi badan pineal, membaginya menjadi lobu- dihasilkan pada siang hari, sementara melatonin
lus yang tidak sempurna. Pembuluh darah bersama dihasilkan hanya pada malam hari. Badan pinealis
dengan serat-serat simpatis pasca-ganglionik dari menerima rangsangan tidak langsung dari retina
ganglia servikal superior yang masuk dan keluar yang memungkinkan pinealis membedakan siang
dari badan pinealis berjalan dalam unsur jaringan dan malam yang mengaturirama sirkadian.
ikat dan kehilangan selubung mielin. Unsur sel yang Ruang intraselular dari badan pinealis berisi zat-
utama dari badan pinealis adalah pinealosit dan sel zat granular yang mengalami kalsifikasi disebut
neuroglia. Pinealosit membentuk melatonin dan brain sand (korpora arenacea), kepentingannya
serotonin, sedangkan sel-sel neuroglia sebagai penyo- masih tidak diketahui.

240 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 10-3 Persarafan Simpatis Visera dan Medula
Kelenjar Suprarenalis

Neuron dan serat preganglionik simpatis


Neuron dan serat postganglionik simpatis a-
-

.--q fI r"6=E
a-i-
.lr*"
J 4' L' *
j#.
J cri

Gangtitn ."H
radiks
ventralis

Sistem Endohrin . 24t


LI
@ Histofisiologi
I. MEKANISME KERJA HORMON menghambation tefientu dari menembus membran
Hormon adalah zatyang disekresi oleh sel-sel sis- sel, jadi mempengaruhi potensil membran. Neuro-
tem endokrin ke dalam celah-celah jaringan ikat. transmiter dan katekolamin bekerja pada ion
Beberapa hormon bekerja langsung di dekat sekresi- channel.
nya, sedangkan hormon lainnya memasuki sistem Ikatan sebagian besar hormon pada reseptornya
vaskular dan menemukan sel-sel tujuan jauh dari hanya akan terjadi sekali saja, yaitu aktivasi
tempat asalnya. adenilat siklase. Enzim ini berfungsi dalam per-
Beberapa hormon (misalnya hormon tiroid) ubahan ATP menjadi cAMP (cyclic adenosine
mempunyai efek umum yaitu hampir semua sel-sel monophosphate), messenger kedua yang utama
dipengaruhinya; hormon lainnya (misalnya aldos- dari sel. cAMP kemudian mengaktifkan rantai enzim
teron) hanya mempengaruhi sel-sel tertentu. Resep- spesifik, yang penting untuk mencapai hasil yang
tor letaknya pada membran sel atau dalam sel yang diharapkan. Ada sedikit hormon yang mengaktif-
khusus untuk hormon tertentu. Pengikatan suatu kan zat yang sama yaitu cyclic guanosine mono-
hormon dimulai dengan rangkaian reaksi yang phosphate (cGMP), yang berfungsi dalam cara
menghasilkan respons tertentu. Karena khas reaksi yang serupa.
tersebut, hanya dibutuhkan jumlah hormon yang Beberapa hormon memfasilitasi pembukaan
sangat sedikit. Beberapa hormon mengeluarkan dan calcium channel; kalsium masuk sel dan tiga atau
yang lainnya menghambat respons tefientu. empat ion kalsium berikatan pada protein calmo-
Ada dua jenis hormon yaitu non-steroid dan ste- dulin, dengan carayang sama. Kalsium yang dipe-
roid. Hormon non-steroid mungkin turunan tirosin ngaruhi adalah messenger kedua, yang mengaktif-
(katekolamin dan hormon tiroid) dan sedikit peptida kan rangkaian enzim, memberikan respons yang
(ADH dan oksitosin) atau protein kecil (glukagon, khusus.
insulin, protein pituitari antrior dan parathormon). Hormon tiroid adalah tidak biasa, dimana hor-
Hormon steroid adalah turunan kolesterol (aldos- mon ini secara langsung masuk inti, dimana hormon
teron, kortisol, estrogen, progesteron dan testos- ini berikatan dengan molekul-molekul reseptor.
teron). Kompleks hormon-reseptor mengendalikan akti-
vitas operator dan/promotor, menghasilkan tran-
A. Hormon non-steroid skripsi mRNA. mRNA yang baru saja terbentuk
Hormon non-steroid berikatan dengan reseptor memasuki sitoplasma, di sini mengalami translasi
(beberapa adalah rantai protein G, dan beberapa di menjadi protein yang meningkatkan aktivitas meta-
artaranya adalah katalitik) terletak pada membran bolik sel.
sel target, mengaktifkannya memulai suatu reaksi
intraselular. Hal ini mungkin bekerja oleh pengaruh B. Hormon steroid
keadaan ion channel (membuka atau menutup) atau Hormon steroid berdifusi ke dalam sel target
melalui aktivasi (atau inhibisi) suatu enzim atau melalui membran plasma dan sekali memasuki sel,
kelompok enzim yang berkaitan dengan sisi sito- berikatan pada molekul reseptor. Kompleks mole-
plasma dari membran sel. kul reseptor-hofinon memasuki inti, mencari
Membuka atau menutupnya suatu ion channel daerah yang khusus pada molekul DNA dan memu-
akan memungkinkan ion tertentu menembus atau lai sintesis mRNA. mRNA yang baru saja terbentuk

242 . Atlas Berwarna tlistotogi


memberi isyarat untuk pembentukan enzim khu- menghasilkan vitamin D, yang penting untuk
sus yang akan menyempurnakan hasil yang diingin- absorpsi kalsium.
kan. Kadar PTH yang meningkat menyebabkan pe-
ningkatan kadar kalsium plasma; namun, hal itu
memerlukan beberapa jam untuk mencapai kadar
II. HORMON TIROID puncak. Kadar PTH dalam darah juga diatur oleh
A, Sintesis kadar kalsium plasma.
Iodium dalam aliran darah secara aktif dibawa ke Kalsitonin bekerj a sebagai antagonis terhadap
dalam sel-sel folikel pada sisi basalnya melalui PTH. Tidak seperti PTH, kalsitonin bekerja cepat,
pompa iodium. Iodium dioksidasi oleh tiroid karena kalsitonin berikatan langsung ke reseptor
peroksidase pada membran apikal sel dan ber- pada osteoklas, kalsitonin menarik penurunan pun-
ikatan dengan residu tirosin dari molekul tiro' cak pada kadar kalsium darah dalam satu jam. Kal-
globulin. Dalam koloid residu tirosin beriodium sitonin menghambat resorpsi tulang, jadi menurun-
menjadi tersusun kembali untuk membentuk tri- kan kadar ion kalsium dalam darah. Kadar ion kal-
iodotironin (Tr) dan tiroksin (To). sium yang tinggi dalam darah merangsang pele-
pasan kalsitonin.

B. Pelepasannya
Ikatan thyroid stimulating hormone ke reseptor IV. KELENJAR SUPRARENALIS
di sisi basal plasmalema merangsang sel-sel folikel Parenkim suprarenalis dibagi menjadi korteks sebe-
menjadi sel-sel kuboidal tinggi. Sel-sel ini mem- lah luar dan medula sebelah dalam.
bentuk pseudopodi pada membran apikal sel-nya
yang menangkap dan endositosis cairan koloid. A. Korteks Suprarenalis
Vesikel yang terisi koloid menjadi satu dengan liso- Sel-sel parenkim korteks, berasal dari mesoderm,
som, dan T. serta T, residu dipisahkan dari tiroglo- dibagi menjadi tiga zona yang mensekresi hotmon-
bulin, bebas berada dalam sitosol dan dilepaskan hormon khusus. Pengendalian sekresi hormonal ini
pada sisi basal sel ke dalam jala-jala kapiler peri- sebagian besar diatur oleh ACTH dari kelenjar
folikular. hipofisis.
Sel-sel zona glomerulosa mensekresi aldoste-
III. HORMON PARATIROID DAN ron, suatu mineralokortikoid yang bekerja pada sel-
KALSITONIN sel tubulus kontortus distalis ginjal untuk mengatur
keseimbangan air dan elektrolit.
Hormon paratiroid (PTH), dihasilkan oleh sel
Sel-sel zona fasikulata mensekresi kortisol
utama dari kelenjar paratiroid, yang berperan untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat ion kal- dan kortikosteron. Glukokortikoid ini mengatur
sium. Kadar ion kalsium sangat penting untuk fungsi
metabolisme karbohidrat, membantu katabolisme
normal sel otot dan sel saraf dan sebagai mekanisme lemak dan protein, memperlihatkan aktivitas anti-
pelepasan untuk zat neurotransmiter. Penurunan inflamasi danmenekan resposn imun.
kadar kalsium darah mengaktifkan mekanisme Sel-sel zona retikularis mensekresi sedikit
umpan balik yang merangsang sekresi sel utama. androgen yang membantu sifat maskulinitas.
PTH berikatan ke reseptor pada osteoblas yang
melepaskan faktor perangsang osteoklas diikuti B, Medula Suprarenalis
dengan resorpsi tulang dan mengakibatkan pening- Sel-sel parenkim medula berasal dari bahan krista
katan kadar ion kalsium darah. Dalam ginjal, PTH neuralis. Medula terdiri atas dua kelompokan sel-
mencegah kehilangan kalsium dalam urine; jadi, sel kromafin yang terutama mensekresi epinefrin
ion kalsium dikembalikan ke aliran darah. PTH juga (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Sekresi
mengendalikan pengambilan kalsium dalam usus kedua katekolamin ini secara langsung diatur oleh
secara tidak langsung melalui penyesuaian ginjal serat-serat preganglionar dari susunan saraf simpa-

Sistem Endohrin o 243


tis yang berpengaruh pada sel-sel neuron simpatis jelas bagaimana fungsi kelenjar pada manusia kelen-
postganglionar menyerupai kromafin. Pelepasan jar ini berpengaruh pada kendali ritme sirkadian.
katekolamin terjadi pada stres fisik dan stres psiko- Meskipun demikian, melatonin digunakan untuk
logik. Lebih lanjut, sel-sel ganglion simpatis dalam mengobati rangguan perbedaan waktu dan dalam
medula bekerja pada sel-sel otot polos vena medu- mengatur respons emosional yang berkaitan dengan
laris, sehingga mengendalikan aliran darah dalam pemendekan waktu siang hari selama musim dingin,
korteks. suatu keadaan yang disebut kelainan afektif mu-
siman (SAD / Seasonal Affective Disorder).

V. BADAN PINEALIS (KELENJAR


PINEALIS; EPIFISIS)
Pinealosit, sel-sel parenkim badan pinealis, men-
sintesis melatonin sewaktu malam. Namun. tidak

244 . Atlas Berwarna Histologi


k
\Srt'
t.rri CONTOH KASUS KLINIS

Kelenjar Hipofisis merangsang peningkatan produksi hormon tiroid


(hipertiroidisme). Secara klinis, kelenj ar tiroid
Galaktorea adalah suatu kondisi dimana seorang
pria menghasilkan air susu atau seorang wanita menjadi besar dan tampak goiter eksoftalmik
(penonjolan bola mata).
yang tidak menyusui bayinya menghasilkan air
susu. Pada pria hal ini sering diikuti dengan impo-
tensia, sakit kepala dan hilang lapang pengli-
Kelenjar Paratiroid
hatan perifer dan pada wanita dengan semburan Hiperparatiroidisme mungkin karena adanya
panas (Hot flashes), kekeringan vagina dan siklus suatu tumor jinak yang menyebabkan produksi
mensis yang tidak normal. Kondisi yang jarang berlebihan hormon paratiroid. Kadar PTH tinggi
ini biasanya akibat prolaktinoma, suatu tumor dari dalam sirkrulasi menyebabkan peningkatan resorpsi
sel-sel yang menghasilkan prolaktin dari kelenjar tulang dengan akibat kalsium darah sangat me-
hipofisis. Kondisi ini biasanya diobati dengan ningkat. Kelebihan kalsium mungkin ditimbun
obat-obatan atau pembedahan atau keduanya. pada dinding arteri dan pada ginjal, menimbul-
Infark Hipofisis postpartum adalah suatu kanbatu ginjal.
keadaan pembesaran kelenj ar hipofisis disebab-
kan kehamilan dan selanjutnya menimbulkan Kelenjar Suprarenalis
peningkatan vaskularisasi. Vaskularisasi yang Penyakit Addison adalah suatu penyakit auto-
meningkat pada hipofisis meningkatkan kemung- imun, meskipun penyakit ini mungkin juga akibat
kinan kejadian vaskular (vascular accident), seperti tuberkulosis. Kelainan ini dicirikan oleh penu-
halnya perdarahan, yang menyebabkan keru- runan produksi hormon adrenokortikalis akibat
sakan sebagian kelenjar hipofisis. Kondisi ini kerusakan korteks suprarenalis dan tanpa pembe-
jika berat dapat menimbulkan sindroma Sheehan, rian pengobatan steroid mungkin akibatnya fatal.
yang dikenali dengan kurangnya produksi susu, Sindroma poliglandular tipe 2, suatu
hilangnya rambutpubis dan aksila serta kelelahan. kelainan herediter, mengenai kelenjar tiroid dan
suprarenalis sehingga kelenj ar-kelenj ar ini kurang
KelenjarTiroid aktif (meskipun tiroid mungkin menjadi aktif
Penyakit Grave disebabkan oleh pengikatan berlebihan). seringkali pasien dengan kelainan
autoimun antibodi IgG ke reseptor TSH sehingga ini juga mengidap diabetes.

Sistem Endohrin . 245


GA&.j!BAR t . Kelenjar pituitari. Paraffin section. Komponen neural kelenjar pituitari adalah pars
x 19, nervosa (PN) yang tidak membentuk hormon, tetapi
menyimpan dan melepaskannya. Bahkan, pada pem-
Gambar fotomikroskopik kelenjar pituitari ini me- besaran ini, tampak jelas mirip dengan jaringan otak
nunjukkan hubungan kelenjar ke hipotalamus (H) dan juga mirip dengan substansi tangkai infundi-
dari sini bergantung infundiblum. Infundibulum bulum. Antara pars anterior dan pars nervosa ada
terdiri atas bagian neural yaitu tangkai infundi- pars intermedia (PI), yang sering memperlihatkan
bulum,/infundibular stem (IS) dan dikelilingi intraglandular cleft (IC), merupakan sisa kan-
pars tuberalis (PT). Perhatikan ventrikel ke- tongRathke.
tiga (3V) otak yang kontinyu dengan infundi-
bular recess (IR). Bagian terbesar dari pituitari
adalah pars anterior (PA) yang bersifat kelenjar GAwIBAB 3 . Keleniar pituitari. Pars anterior.
dan mensekresi sejumlah hormon. Paraffin section. x 270.

Ini adalah pembesaran kuat dari daerah kotak Gam-


GAMBAR 2 r Kelenjar pituitari. Pars anterior. bar 2. Perhatikan kromofob (Co) tidak mengambil
Paraffin section. x 132, zatwarna dengan baik dan hanya intinya (N) tam-
pak. Sel-sel ini kecil, karena itu kromofob mudah di-
Pars anterior terdiri atas talitali sel yang besar yang kenali karena intinya tampak berkelompok bersama-
bercabang dan beranastomosis satu sama lain. Tali- sama. Kromofil dapat diklasifikasikan dalam dua
tali ini dikelilingi oleh jala-jala kapiler yang luas. kategori berdasarkan afinitasnya terhadap pewar-
Namun, kapiler-kapiler ini leba6 yaitu pembuluh naan histologik: terpulas biru yaitu basofil (B) dan
yang dibatasi oleh endotel disebut sinusoid (S). berwarna merah muda yaitu asidofil (A). perbe-
Sel-sel parenkim pituitari anterior dibagi menjadi daan antara keduajenis sel ini pada sajian diwarnai
dua grup: kromofil (Ci) dan kromofob (Co). hematoksilin dan eosin tidak tampak jelas seperti
Dengan hematoksilin dan eosin perbedaan antara dengan beberapa pulasan lain. Perhatikanjuga ada-
kromofil dan kromofob jelas. Iftomofil terpulas biru nya sinusoid (S) yang lebar.
atau merah muda, sedangkan kromofob tidak ter-
pulas dengan baik. Daerah kotak diperlihatkan pada
pembesaran kuat dalam Gambar 3.

niootururr"
)

Pars tuberalis
Tangkai infundibulum

Pars intermedia
i3:;""^A Pars anterior

Asidofil
\-- Basofil

Kromofob

Kelenjar Pituitari

246 . Atlas Berwarna Histologi


f-fiAMBAnll

t-s.AirBAR r-l

A asidofil IC intraglandular cleft PI pars intermedia


B basofil IR infundibularrecess PN pars nervosa
Ci kromofil N tangkai infundibular PT parstuberalis
Co kromofob N inti S sinusoid
H hipotalamus PA pars anterior 3V ventrikelketiga

Sistem Endohrin o 24?


S&lW&&m n . Kelenjar pituitari. Paraffin section. &A$t48&R 3 . Keleniar pituitari. Pars intermedia.
x 540. Manusia. Paraffin section, x 270.

Adalah agak sukar membedakan antara asidofiI (A) Pars intermedia kelenjar pituitari terletak antara pars
dan basofil (B) kelenjar pituitari yang dipulas dengan anterior (PA) dan pars nervosa (PN). Ciri bagian
hematoksilin dan eosin. Bahkan pada pembesaran ini khas oleh adanya basofil (B) yang lebih kecil
kuat, seperti dalam fotomikroskopik ini, hanya tam- daripada yang terdapat di pars anterior. Selain itu,
pak sedikit perbedaan. Asiofil terpulas agak merah pars intermedia berisi koloid (Cl) yang mengisi foli-
muda dan ukurannya sedikit lebih kecil daripada kel, dibatasi oleh sel-sel berbentuk kuboid, pucat dan
basofil, yang terpulas biru pucat. Pada fotomikros- kecil (panah). Perhatikan beberapa basofil meluas ke
kopik hitam dan putih, basofil tampak lebih gelap dalam pars nervosa. Sejumlah pembuluh darah
daripada asidofil. Kromofob (Co) mudah dikenali, (BD dan pituisit tampak di daerah ini dari pars
sedangkan sitoplasmanya sedikit dan tidak meng- nervosa.
ambil zat warna. Selanjutnya tali-tali kromofob
tampak sebagai kelompokan inti (N) berkumpul
satu sama lain.
*A&{&AS 4 . Keleniar pituitari. Pars neryosa.
Paraffin section, x 540.

*AMWAR *. Keleniar pituitari. Pars nervosa. Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
Paraffin section. x 132. daerah kotak pada Gambar 3. Perhatikan inti (N)
pituisit berbentuk kira-kira lonjong, beberapa tam-
Pars nervosa kelenjar pituitari terdiri atas sel-sel pak mempunyai juluran (panah) pada gambar ini.
memanjang dengan juluran panjang disebut pituisit Serat saraf tidak bermielin dan juluran pituisit mem-
(P), yang sebenarnya merupakan neuroglia. Sel-sel bentuk jala-jala selular pada pars nervosa. Daerah
ini, yang mempunyai inti kurang lebih lonjong, ujung serat sarafyang meleba4 yang ditempati neuro-
tampak menyokong sejumlah serat tidak bermielin sekret disebut badan Herring (HB). Juga per-
berjalan dari hipotalamus melalui traktus hipota- hatikan adanya pembuluh darah (B\| dalam pars
lamo-hipofisis. Serat-serat saraf ini tidak dapat dibe- nervosa.
dakan dari sitoplasma pituisit pada sajian yang di-
pulas dengan hematoksilin dan eosin. Zat-zat neuro-
sekretoris berjalan sepanjang serat saraf ini dan
disimpan dalam bagian yang melebar pada ujung
serat, yang diberi nama badan Herring (HB). Per-
hatikan bahwa pars nervosa menyerupai jaringan
saraf. Daera-h kotak diperlihatkan pada pembesaran
kuatdalam Gambar 4.

Pars intermedia

Asidofil Basofil

Kromofob
--
Kelenjar Pituitari

248 . Atlas Berwarna Histologi


tseeqffAfi a I

'+'

= ,{
j.

teervr**sffiFl {-eAtvteA${n

A asidofil Kromofob pituisit


B basofil badanHening pars antrior
BV pembuluhdarah inti pars nervosa
CI koloid

Sistem Endohrin o 249


S&f**&K 'l . Keleniar tiroid. Monyet. Plastic GA&$ffi,&& ? r Kelenjar tiroid. Monyet. Plastic
section. x 132. section. x 540,

Kapsula kelenjar tiroid mempercabangkan septa Folikel (F) kelenjar tiroid tampak dalam fotomikro-
jaringan ikat ke dalam substansi kelenjar, membagi- skopik ini dikelilingi oleh beberapa folikel lainnya
nya menjadi lobulus yang tidak sempurna. Gambar dan ada jaringan ikat (CT). Inti (N) dalam jarin gan
fotomikroskopik ini memperlihatkan sebagian lobu- ikat mungkin kepunyaan sel endotel atau seljaringan
lus ada banyak folikel (F) dengan ukuran ber- ikat. Karena kebanyakan kapiler mengempis pada
variasi. Setiap folikel dikelilingi olehjaringan ikat jaringan tiroid yang dipotong, sulit untuk mengenali
(CT) yang tipis, yang menyokong folikel dan mem- sel endotel dengan pasti. Sel-sel folikel (FC) tam-
bawa pembuluh darah (BV) makin dekat. Folikel pak gepeng, menandakan bahwa sel-sel ini tidak aktif
terdiri atas sel-sel folikel (FC), dengan epitel kuboid mensekresi tiroglobulin. Perhatikan folikel terisi
rendah menandakan bahwa sel-sel tidak mengha- dengan bahan koloid (Cl). Perhatikan adanya sel
silkan sekresi. Selama siklus sekretoris aktif, sel-sel parafolikular (PF) mungkin berbeda dari sel-sel dl
ini menjadi lebih tinggi. Selain sel-sel folikel, ditemu- sekitarnya karena sitoplasmanya pucat (panah) dan
kanjenis sel lainnya dalam kelenjar tiroid. Sel-sel ini inti lebih besar.
tidak berbatasan dengan koloid, tetapi terletak di
bagian tepi folikel dan disebut sel-sel parafoli-
kular (PF) atau sel C. Sel ini besar dan mempunyai GAM8AA 4 . Kelenjar paratiroid. Monyet.
inti bulat di tengah dan sitoplasmanya tampak pucat. Plastic section. x 540,

Gambar fotomikroskopik ini adalah suaru bagian


SAM*&& 3 r Keleniar tiroid dan kelenjar para- serupa dengan daerah kotok Gambar 3. Sel utama
tiroid, Monyet. Plastic section, x 132. (CC) kelenjar paratiroid membentuk tali-tali kecil
jaringan ikat (CT) tipis dan pem-
dikelilingi oleh
Meskipun kelenjar paratiroid (PG) dan kelenjar buluh darah (BV). Inti (N) sel-sel jaringan ikat
tiroid (TG) dipisahkan oleh kapsula (Ca) masing- mungkin mudah dikenali karena gambarannya me-
masing, kedua kelenjar sangat berdekatan satu sama manjang. Sel oksifil (OC) mempunyai sitoplasma
lain. Kapsula kelenjar paratiroid mempercabangkan lebih pucat dan sering membran selnya jelas (panah).
trabekula (T) jaringan ikat yang membawa pem- Kelenjar pada individu yang lebih tua mungkin di-
buluh darah (BV) ke dalam substansi kelenjar. infiltrasi oleh sel lemak.
Parenkim kelenjar terdiri atas duajenis sel, yaitu sel
utama (CC) juga disebut sel prinsipal dan sel oksi-
fil (OC). Sel utama lebih banyak dan mempunyai Kerenjar tiroid
sitoplasma yang lebih gelap. Sel oksifil terlihat lebih -:'*ffi
jernih dan biasanya lebih besar daripada sel utama
dan membran selnyajelas. Suatu daerah serupa dengan
bagian daerah kotak diperlihatkan pada pembesaran
lebih kuat dalam Gambar 4. ffiry Pembuluh darah
Sel-sel folikular

Kelenjar paratiroid
Sel oksifil

Pembuluh darah Sel utama

Kapsula

25o . Atlas Berwarna Histologi


l-&en$sAe5-l

KUNCI
BV pembuluh darah F folikel PF sel parafolikular
Ca kapsula FC sel-selfolikular PG kelenjarparatiroid
CC selutama N inti T trabekula
Cl koloid OC sel oksifil TG kelenjartiroid
CT jaringanikat

Sistem Endohrin o 251


GAf1S&AS tr . Keleniar suprarenalis. Paraffin GAM$&fr ? . Keleniar suprarenalis, Korteks.
section. x 14. Monyet. Plastic section. x 132.

Kelenjar suprarenalis biasanya terbenam dalam Kapsula (Ca) kelenjar suprarenalis adalah jaringan
jaringan lemak (AT) dibungkus oleh kapsula ikat kolagen, sebelah luarnya dikelilingi oleh jaringan
(Ca) jaringan ikat kolagen, mengandung pembuluh lemak, yang mengandung pembuluh darah (BV)
darah dan saraf selanjutnya masuk ke substansia dan saraf (Ne). Sel-sel di korteks, tepat di sebelah
kelenjar. Korteks (Co) suprarenalis secara menye- dalam kapsula, tersusun berderet-deret tidak ber-
luruh mengelilingi medula (M) yang bentuknya aturan, membentuk kelompokan berbentuk lonjong
gepeng, hal ini tampak pada seluruh potongan kelen- sampai bulat atau bentuknya seperti tali-tali me-
jar yang dibuat secara melintang. Korteks suprarenalis lengkung dari zona glomerulosa (ZG). Sel-sel di
dibagi menjadi tiga daerah konsentris paling luar zona fasikulata (ZF) membentuk deretan panjang
zona glomerulosa (ZG), tengah zona fasiku- lurus dari tali-tali tersusun radie4 ketebalannya
lata (ZF) dan yang paling dalam zona retikularis terdiri dari satu atau dua sel. Sel-sel ini lebih besar
(ZR). Medula selalu berbatasan dengan zona reti- daripada di zona glomerulosa. Sel-sel ini tampak
kularis, mempunyai beberapa vena M besar, yang bervakuol karena banyak tetesan lemak yang larut
selalu diikuti oleh sejumlah jaringan ikat. selama proses dan sering disebut sebagai spongi-
osit (Sp). Jaringan interstisial banyak mengandung
GAM&A& S . Kelenjar suprarenalis. Monyet. pembuluh darah (BV).
Plastic section. x 132.
Susunan torak dari tali-tali zona fasikulata (ZF)
S&iWm&K 4. . Kelenjar suprarenalis. Monyet.
Plastic section. x 540.
langsung tampak dengan melihat susunan pembu-
luh darah yang ditunjukkan dengan pcnah. Sel-sel
Kapsula (Ca) kelenjar suprarenalis memperlihatkan
ada dalam daerah zona fasikulata yang lebih dalam
adanya serat-serat kolagen (C0 dan inti (N)
itu lebih kecil dan tampak lebih padat daripada yang
fibroblas. Zona glomerulosa (ZG) yatg menem-
lebih ke permukaan ada terdapat spongiosit (Sp).
pati bagian atas fotomikroskopik ini, tampak sel-sel
Sel-sel di zona retikularis (ZR) susunannya tidak
yang relatif kecil dengan sedikit vakuola (panah).
beraturan, membentuk tali-tali anastomosis dengan
Bagian bawah fotomikroskopik tampak zona fasi-
celah di antaranya terdapat kapiler yang lebar. Sel-
kulata (ZF), dimana sel-selnya lebih besar dan mem-
sel di zona retikularis dan yang terdapat di zona
perlihatkan gambaran banyakvakuola (kepalo panah).
fasikulata menjadi satu, hampir tidak dapat dibeda-
Perhatikan adanya unsur jaringan ikat (CT) dan
kan. Ini merupakan daerah yang relatif sempit dari
pembuluh darah (BV) dalam jaringan interstisial
korteks. Medula (M) jelas terlihat karena sel-sel-
di antara tali-tali sel parenkim.
nya lebih besar daripada sel-sel di zona retikularis.
Korteks
Selanjutnya, ciri khas medula ada terdapat sejum-
-
N/edura*>sil
lahvena (V) yangbesar.

Z. retikularis

Z. fasikulata

Z. glomerulosa
Kapsula

Kelenjar suprarenalis

252 . Atlas Berwarna Histologi


tefflssAezl

t-frerw*Ae s'l l-sAMBAs n


KUNCI
AT jaringan lemak CT jaringan ikat V vena
BV pembuluhdarah M medula ZF zona fasikulata
Ca kapsula N inti ZG zonaglomerularis
Cf seratkolagen Ne saraf ZR zonaretikularis
Co korteks Sp spongiosit

Sistem Endokrin o 25t


SAM$&R {. Kelenjar suprarenalis. Korteks. *&MS&& 3 . Kelenjar suprarenalis. Medula.
Monyet. Plastic section. x 540. Monyet. Plastic section . x 210.

Bagian atas fotomikroskopik ini memperlihatkan Sel medula adrenalis, sering disebut sebagai sel
batas antara zona fasikulata (ZF) dan zona reti- kromafin (ChC), tersusun berkelompok bentuk
kularis (ZR). Perhatikan spongiosit (Sp) fasikulata bulat sampai lonjong atau tersusun tidak beraturan
lebih besar dan lebih bervakuol daripada sel-sel di berbentuk tali-tali yang pendek. Selnya besar dan
zona retikularis. Sel parenkim dari zona retikularis lebih kurang berbentuk bulat sampai polihidral
tersusun dalam tali-tali yang beranastomosis tidak dengan sitoplasma (Cy) pucat dan inti (N) vesi-
beraturan. Celah antara kedua bagian ditempati kula4 dan anak inti (n) besar, tunggal. Celah di
kapiler besar berisi sel darah merah (RBC). Dalam antaranya ada vena-vena (V) besar dan anyaman
kotak. Zona fasikulata. Monyet. Plastic sec- kapiler yang luas. Sel-sel ganglion yang besar ter-
tion. x 540. Spongiosit (Sp) zona fasikulata ada dua kadang ada.
ukuran yang berbeda. Yang letaknya lebih superfisial
di korteks, seperti tampak dalam kotak, lebih besar
&Affi*eR 4 . Badan pinealis. Manusia. Paraffin
dan lebih bervakuol Qtanoh) daripada spongiosit
yang letaknya dekat ke zona retikularis.
section, x 540.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran


&Aeee&R 3 . Kelenjar pinealis. Manusia. Paraffin daersh kotak dari Gambar 3. Dengan pulasan hema-
section. x 132. toksilin dan eosin, hanya dua inti sel tampak jelas.
Inti yang lebih besar, pucat, lebih banyak adalah
Badan pinealis dibungkus oleh kapsulajaringan ikat kepunyaan pinealosit (Pi). Inti yang lebih kecil
yang berasal dari piamater. Dari kapsula ini serta lebih padat kepunyaan sel neuroglia (Ng).
dipercabangkan jaringan ikat trabekula (T) masuk Latar belakang yang pucat terdiri atas juluran pan-
ke substansi badan pinealis, membaginya menjadi jang saling berpilin dari kedua jenis sel. Tengah
beberapa lobulus (Lo) yang tidak sempurna. Saraf gambar fotomikroskopik ditempati oleh brain sand
dan pembuluh darah (BV) berjalan dalam trabe- (BS). Perhatikan ukuran endapan makin besar
kula disalurkan ke seluruh badan pinealis, sehingga dengan penambahan lembaran pada permukaan
badan pinealis kaya dengan pembuluh darah. Selain materi kalsifikasi, seperti yang diberi tand apanah.
sel endotel dan sel jaringan ikat, terdapat dua jenis
sel dalam kelenjar pinealis, yaitu sel parenkim yang
disebut pinealosit (Pi) dan sel penyokong neu-
Kodeks -1
Medula \ \
roglia (Ng). Gambaran khas badan pinealis adalah
endapan materi berkapur yang disebut corpora "
*W ++=*"e''
arenacea atau brain sand (BS). Daerahkotakdlper- ff
Iihatkan dengan pembesaran lebih kuat dalam Gam-
bar 4.
, ..*,0,,u,,.

Spongiosil
, n",n,,","

)
z. gtomerulosa
Sel neuroglia )
Kapsula
Korpus pinealis
Kelenjar suprarenalis

254 . Atlas Berwarna Histologi


{-s"jvr6An r I [*AMmAn 5l
j;;1,ififtuiltiit
il:tl
T w.%
' u*- #,
'ffi
|s'::* '
' '%H&^*.^&
, b': *&#\*..,"r-t*S ffi':q
'#
' ,","i i
t'";'i,
.- ,'}
.: r.::', ffiffi-#ffi
ffi "l#ilF$ry**
F+ 'ff .f$
"f
t#p fu
flrffi
.€e trr- a
s.#
t

KUNCI
BS brain sand N inti Sp spongiosit
BV pembuluhdarah n anakinti T trabekula
ChC sel kromafin Ng sel neuroglia V vena
Cp kapiler Pi pinealosit ZF zonafasikulata
Cy sitoplasma RBC sel darah merah ZR zonaretikularis
Lo lobulus

Sistem Endokrin r 255


f*€llEme& rI

&A&,lmAe 1 r Kelenjar pituitari. Pars anterior. somatotrop (S) dan


cahaya. Sel-sel asidofil adalah
Mikroskop elektron. x 4.950. mammotrop (M), sementara hanya dua jenis sel
basofil masuk dalam mikroskop elektron ini disebut
Meskipun ada perdebatan sekitar identifikasi gonadotrop tipe II (G2) dan tirotrop (T).
struktur halus dari sel-sel pars anterior, ada alasan Kromofob (C) dapat dikenali dengan tidak adanya
tertentu bahwa beberapa jenis sel tampak dalam granula sekretoris dalam sitoplasmanya. (Seizin
mikroskop elektron ini adaiah asidofil, basofil dan Poole M. Anot Rec 2O 4: 45-53, 79 82.
kromofob adalah seperti tampak dengan mikroskop

256 . Atlas Berwarna Histologi


SAMW&K {. Kelenjar pituitari. Tikus. Mikroskop nya ditunjuk dengan panah. Fungsi sel-sel foliku-
elektron, x 8,936. lostelata masih dipertanyakan, meskipun beberapa
ahli menyatakan sebagai penyokong, sebagai fago-
Pars distalis pada pituitari tikus ditempati oleh ber- sitik, regeneratif atau sekretoris. (Seizin Strokreef
bagai jenis sel, dua di antaranya tampak di sini. Gona- JC, Reifel CW Shin SH. Cell Tissue Res 243:255-267,
dotrop (GN) berisi granula dikelilingi oleh sel-sel 1986)
folikulostelata (FS) yang tidak bergranula, juluran-

Sistem Endokrin . 25?


t
W Ringkasan Histologik
Kelenjar endokrin mempunyai ciri khusus yaitu tidak tak bermielin, yang bagian ujungnya melebar, karena
mempunyai saluran keluar dan adanya anyaman pem- sel ini menyimpan neurosekresi dalam pars nervosa.
buluh darah yang banyak. Sel-sel kelenjar endokrin Bagian ujung sel yang melebar ini disebut badan
biasanya tersusun dalam tali-tali yang pendek, Herring.
folikel-folikel atau kelompokan, meskipun ada
susunanlaimya. D. Pars Tuberalis
Pars tuberalis terdiri atas sel-sel kuboidal tersusun
I. KELENJAR PITUITARI dalam tali-tali. Sel-sel ini mungkin membentuk
Kelenjar pituitari dibungkus oleh kapsula jaringan fotikel-folikel kecil berisi koloid.
ikat. Kelenjar dibagi menjadi empat bagian.
II. KELENJAR TIROID
A. Pars Anterior A. Kapsula
1. Jenissel
Kapsula kelenjar tiroid terdiri atas jaringan ikat
a. Kromofil kolagen tipis, dari sini membentuk septa menuju ke
LAsidoftl substansi kelenjar, mernbagi kelenjar menjadi lobulus.

Dengan hematoksilin dan eosin berwarna merah


muda. Sel-sel itu terutama ditemukan di tengah
B. Sel-selParenkim
pars anterior. Sel-sel parenkim kelenjar tiroid membentuk folikel-
folikel berisi koloid, terdiri atas
2.Basofil
1. Sel-sel folikular (epitel selapis kubis)
Dengan hematoksilin dan eosin berwarna lebih
2. Sel-sel parafolikular (clear cell) terletak di sebe-
gelap daripada asidofil. Sel-sel ini lebih sering
lah tepi folikel
ditemukan di bagian perifer pars anterior.
b. Kromofob C. Jaringan ikat
Kromofob sel-selnya lebih kecil dengan sito- Unsur jaringan ikat tipis membantu aliran darah
plasma tidak bergranula dan afinitas terhadap yangbanyak.
pulasan sangat kecil. Sel-selnya dapat dikenali
sebagai kelompokan inti di seluruh pars anterior.
III. KELENJAR PARATIROID
B. Pars lntermedia A. Kapsula
Pars intermedia rudimenter pada manusia. Basofil Kelenjar dibungkus kapsula jaringan ikat kolagen
kecil ada,juga ada folikel yang berisi koloid. yang tipis, dari sini ada septa masuk ke substansi
kelenjar.
G. Pars Nervosa dan Tangkai
Infundibulum B. Sel-sel Parenkim
Bagian ini mempunyai gambaran jaringan saraf. Sel- 1. S el- s el utams (chief c ells )

sel pars nervosa adalah pituisit, menyerupai sel-sel Sel-sel utama ada banyak, sel-selnya kecil dengan
neuroglia. Sel-sel ini mungkin menyokong serat saraf inti besar dan membentuk tali-tali.

258 . Atlas Berwarna Histologi


2. Oksijil susun berbentuk tali-tali yang saling beranastomo-

Oksifil lebih besar, asidofil dan jumlahnya lebih sis tidak beraturan. Kapiler yang masuk melebar.
sedikit daripada sel utama.
B. Medula
G. Jaringan lkat Pada manusia medula adalah kecil dan terdiri atas
Septa jaringan ikat dari kolagen, demikian juga sel-sel kromafin yang besar, berisi granula, tersu-
serat-serat retikulin yang tipis menyokong jaringan sun dalam tali-tali yang pendek. Selain itu, juga ada

vaskular yang banyak. Infiltrasi lemak sering pada sel-sel ganglion otonom yang besar. Khas untuk
individu usia lebih tua. medula adalah adanya vena-venabesar.

IV. KELENJAR SUPRARENALIS V. BADAN PINEALIS


Kelenjar suprarenalis dibungkus oleh kapsula A. Kapsula
jaringan ikat dari kolagen. Selanjutnya kelenjar Kapsula berasal dari piamater, merupakan jaringan
dibagi menjadi korteks dan medula. ikat kolagen yang tipis. Septa berasal dari kapsula
membagi badan pinealis menjadi lobulus yang tidak
A. Korteks sempurna.
Korteks dibagi dalam tiga zona konsentris: zona
glomerulosa, zona fasikulata dan zona retiku- B. Sel-sel parenkim
laris. 1. Pineulosit
Pinealosit mudah dikenali karena intinya ber-
7. Zona glomerulosa
ukuranbesar.
Zona glomerulosa tepat di sebelah dalam kapsula.
Zona int terdiri atas sel-sel torak yang tersusun 2, Sel-sel neuroglia
berkelompok dalam lengkungan dan bulatan. Sel-sel neuroglia mempunyai inti lebih kecil, lebih
padat daripada inti pinealosit.
2. Zonafasikulata
Zonapaling tebal dari kofieks adalah zona fasiku-
G. Brain Sand
lata. Sel-sel kuboidal (spongiosit) tersusun meman-
jang dan sejajar. Spongiosit tampak bervakuol kecuali Khas badan pinealis adalah adanya pengapuran
dalam celah antar sel, dikenal sebagai brain sand
sel-sel di bagian paling dalam, biasanya lebih kecil
atau korpora arenac€a.
dan vakuolnya sedikit.
3. Zonaretikularis
Zonapaling dalam dari korteks adalah zonareti-
kularis. Zonainiterdiri atas sel-sel kecil, gelap ter-

Sistem Endohrin o 259


260 . Atlas Berwarna Htstologi
Integumen 11
Integumen, organ tubuh yang paling besar dan lapisan yang berkembang baik, sedangkan pada kulit
paling berat, terdiri atas kulit dan berbagai turunan- tipis stratum granulosum dan stratum lusidum tidak
nya, meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, ditemukan sebagai lapisan yang berkembang baik.
rambut dan kuku. Kulit membungkus seluruh tubuh Namun, masing-masing sel dari kedua lapisan yang
dan kontinyu dengan membran mukosa pada bibir, tidak ditemukan ada bahkan pada kulit tipis.
pada anus, pada hidung, pada tepi kelopak mata dan
lubang luar sistem urogenital. Beberapa dari banyak Epidermis
fungsi kulit termasuk perlindungan terhadap fisik, Tergantung pada ketebalan lapis keratin (tan-
kimiawi dan serangan biologik; memberi perlin- duk), kulit diklasifikasikan sebagai kulit tebal dan
dungal terhadap air; menyerap radiasi sinar ultra- kulit tipis. Epidermis kulit tebal dijelaskan lebih
violet oleh adanya vitamin D untuk sintesis dan per- dahulu, karena ini terdiri atas lima lapisan, lebih
lindungan; ekskresi (misalnya keringat) dan termo- daripada hanya tiga atau empat lapisan. Lapis paling
regulasi; pengamatan mileu eksternal melalui ber- dalam yaitu stratum basale (stratum germinati-
bagai ujung saraf; dan pertahanan imunologik vum) merupakan satu lapisan sel-sel kuboidal sam-
tubuh. pai torak. Sel-sel ini mengalami mitosis (biasanya
pada malam hari) dan didorong ke permukaan, men-
jadi lapis yang paling tebal yaitu stratum spino-
O KULIT sum. Lapis ini terdiri atas sel-sel polihedral berduri
Kulit terdiri atas sebelah permukaan epitel ber- dicirikan oleh adanya sejumlah juluran (embatan
lapis gepeng dengan lapisan tanduk dikenal seba- antar-sel) yang membentuk desmosom dengan
gai epidermis dan lapisan jaringan ikat yang sebe- juluran mengelingi sel-sel berduri. Sel stratum
lah dalam yaitu dermis (llhatGambar 11-1). Epider- spinosum juga memperlihatkan gambaran mitosis
mis dan dermis satu sama lain saling mengunci (biasanya pada malam hari). Sel-sel berduri ini juga
dengan membentuk rigi epidermis dan rigi dermis membentuk granula pelapis membran (badan
(papila dermis), dimana antara keduanya dipisah- Odland, badan lamelar), yang isinya banyak lemak
kan oleh membrana basalis. Seringkaii rigi dermis terdiri atas seramid, fosfolipid dan glikosfingolipid.
dibagi lagi menjadi dua rigi dermis sekunder dengan Stratum granulosum dan stratum spinosum sering-
penyusupan sekat interpapilaris dari epidermis. kali disebut sebagai stratum Malpighii dan aktivitas
Rigi-rigi pada ujungjari yang tercetak sebagai sidik mitosis yang berlangsung terus berperan untuk
iari adalah bukti dari interdigitasi ini. Antara kulit migrasi terus menerus sel-sel ini ke dalam lapisan
dan struktur yang lebih dalam ada lembaran fasia, berikutnya, yaag dikenal sebagai stratum granu-
dikenal sebagai hipodermis, yang bukan bagian losum. Sel lapis ini menyimpan granula kera-
kulit. Kulit dapat tebal, seperti pada telapak kaki dan tohialin, yang akhirrrya melebihi kemampuan sel,
telapak tangan, atau tipis, seperli yang melapisi merusak inti dan organelnya. Lapis ke-empat yaitu
bagian tubuh lainnya. Kulit tebal mempunyai lima stratum lusidum, adalah relatif tipis dan tidak

Integumen . 261
GAMBAR 11-1 Kulit dan Turunannya

*rt
v
.S korpuskulum
Epidermis I Meissner
o/
stratum korneum /
#t
*JI
..1
Batang rambut

f t
in
t'*.r,S
\ -'{i-r"'lrqf
" , Kelenjar sebasea (minyak)

\.sj, ,,-'
Muskulus arektor pili
Stratum- *'lt
.1t..
spinosum -/ l
slratumbasate / ) ,'.'
Kelenjar keringat ekrin
""'''i::TT,:
,;ii:"/W Kelenjar keringat apokrin

Kelenjar keringat ekrin


Folikel rambut

Akar rambut
Kelenjar keringat apokrin

Pleksus akar rambut Korpuskulum Pacini

Arteria

Vena

Hipodermis Jaringan lemak


(fasia superfisial) di hipodermis

Kulit dan hrrunannya yaitu rambut kelenjar keringat (baik ekrin maupun apokrin) , kelenj ar sebasea dan kuku dikenal
sebagai integumen. Kulit mungkin tebal atau tipis, tergantung pada tebalnya epiderrnis. Kulit tebal epidermisnya
terdiri atas lima lapisan keratinosit yang berbeda (stratum basale, sfatum spinosum, sffatum gmnulosum, strahrm lusidum
dan stratum komeum) terselip di antaranya ada tiga jenis sel lainnya, melanosit, sel Merkel dan sel langerhans. Kulit
tipis epidermisnyatidakmengandungstratumgranulosum dan stratumlusidum, meskipunmasing-masing selnya ada.

Stratum korneum-I^t,
Stratum lucidum
Stratum granulosum -j.4
Stratum spinosum
Sel Langerhans Epidermis
Sel Merkel
Melanosit
lvlembran basalis

Pembuluh darah

Stratum basale

262 . Atlas Berwarna Histologi


i GAMBAR
i -.,,....,.... -,,,.,-... .-....,.....,..,.
11-2 Rambut, Kelenjar Keringat, Kelenjar Sebasea i

Sarung kutikula
Lapisan Huxley

Pori-pori

Duktus ekskretorius

.r. Akar rambut

Bagian sekretoris

Kelenjar keringat ekrin

Sel sebasea
Komponen sekretoris kelenjar ke-
ringat ekrin terdiri atas epitel selapis
kubis yang terdiri dari sel gelap, sel
jernih dan sel mioepitel. Sa-luran
keluar kelenjar ini terdiri atas epitel
berlapis kubis (dua lapisan sel kuboi-
dal).

Kelenjar sebasea adalah kelenjar


holokrin asinusnyabercabang, saluran
keluarnya pendek menuju ke folikel
Kelenjar sebasea rambut, padaruang bekas sarung akar
rambutdalam.

Integumen . 265
selalu jelas. Hanya terdapat pada kulit telapak jaringan ikat padat kolagen tidak beraturan
tangan dan kulit telapak kaki, biasanya tampak kebanyakan mengandung kolagen tipe I dan sejum-
sebagai daerah tipis, translusen, letaknya antara lah serat elastin yang membantu melekatkan kulit
stratum granulosum dan stratum korneum. Sel ke jaringan di bawahnya hipodermis. Dermis selan-
stratum lusidum tidak mempunyar inti atau organel jutnya dibagi menjadi jalinan longgar lapisan papi-
tetapi mengandung tonofibril (filamen keratin ter- laris (terdiri
atas rigi dermis primer dan sekunder),
susun padat) dan mengandung eleidin, produk per- daerah superfisialis yang interdigitasi dengan rigi
ubahan dari keratohialin. Lapis sel yang paling per- epidermis (dan pagar interpapilaris) dari epidermis
mukaan adalah stratum korneum, terdiri atas sel- dan lapisan retikularis, lebih dalam, lebih kasar
sel mati dikenal sebagai skuama. Lapis superfisial dan lebih padat. Batas antara lapisan papilaris dan
stratum korneum mengelupas dengan kecepatan lapisan retikularis tidak jelas. Rigi dermis (seperti
yang sama, saat sel-sel itu digantikan oleh adanya halnya rigi dermis sekunder) memperlihatkan akhiran
aktivitas mitosis pada stratum basalis dan stratum saraf berkapsul, seperti halnya korpuskulum
spinosum. Meissner, sama halnya lengkung kapiler yang mem-
Epidermis terdiri atas empat jenis sel : kerati- bawa nutrien ke epidermis yang avaskular.
nosit (yang dijelaskan di atas), melanosit, sel Langer-
hans dan sel Merkel. Keratinosit berperan dalam
produksi keratin adalah sel epidermis yang paling O TURUNAN KULIT
banyak dan berasal dari ektoderm. Melanosit, ber- Turunan kulit mencakup rambut, kelenjar seba-
asal dari sel krista neuralis, berperan dalam pem- sea, kelenjar keringat dan kuku (lihat Gambt l7-2).
bentukan melanin, yang disintesis organel khusus Struktur ini berasal dari pertumbuhan epidermis ke
disebut melanosom. Melanosit ini merupakan sel dermis dan hipodermis, sementara itu tetap mem-
terbanyak nomor dua, tersebar di antara keratinosit pertahankan hubungannya dengan bagian luar.
dari stratum basale dan adajuga di folikel rambut Setiap rambut terdiri atas batang rambut dari sel
dan di dermis. Sel ini mempunyai juluran sitoplasma bertanduk dan akar rambut berada dalam folikel
tipis yang panjang terbentang ke dalam celah antar- rambut, dihubungkan dengan keleqiar sebasea yang
sel, di antara sel stratum spinosum. Sel Langerhans (sel mensekresi zat seperti minyak yaitu setlum, ke
dendritik), berasal dari sumsum tulang dan letaknya dalam leher folikel rambut. Berkas kecil sel-sel otot
kebanyakan dalam stratum spinosum, berfungsi polos yaitu muskulus arektor pili, melekat ke
sebagai antigen-presenting cells pada respons imun. folikel rambut dan meliput kelenjar sebasea, mele-
Sel Merkel, asalnya tidak diketahui, tersebar di antara kat ke dalam sisi superfisial kulit.
stratum basale dan paling banyak pada ujung-ujung
Kelenjar keringat tidak berkaitan dengan foli-
jari. Akhiran saraf aferen mendekati sel-sel ini, mem-
kel rambut. Ini adalah kelenjar tubular sederhana
bentuk kompleks diduga berfungsi sebagai meka- berkelok-kelok, dimana bagian sekretoriknya meng-
noreseptor (reseptor raba). Ada bukti bahwa sel hasilkan keringat, dilepaskan ke permukaan kulit
Merkel mungkin juga mempunyai fungsi neurose- melalui saluran yang panjang. Sel mioepitel menge-
kretoris. lilingi bagian sekretorik kelenjarini.
Kulit tipis berbeda dari kulit tebal, di mana ada
Kuku adalah struktur bertanduk pada distal
tiga atau empat lapisan. Stratum lusidum selalu tidak
falangs setiap jari tangan atau jari kaki. Lempeng
tampak pada kulit tipis, sedangkan stratum korneum,
bertanduk ini terletak di atas suatu dasar kuku dan
granulosum dan spinosum ketebalannya sangat sedi-
bagian lateralnya dibatasi oleh dinding kuku. Kuti-
kit. Ternyata, sering hanya lapisan stratum granu-
kula (eponychium) terletak melapisi lunula, suatu
losum yang tidak sempurna yang ada.
daerah opak berbentuk bulan sabit dari lempeng
kuku, sedangkan hyponychium terletak di bawah
Dermis tepi bebas lempeng kuku.
Dermis kulit, letaknya langsung sebelah dalam epi-
dermis, berasal dari mesoderm. Dermis terdiri atas

264 . Atlas Berwarna Histologi


W Histofisiologi t
I. KERATINOSIT DAN trombosit dan faktor pertumbuhan perangsang
fibroblas.
PEMBENTUKAN KERATIN
Dalam lapisan superfisial stratum spinosum dan II. PEMBENTUKAN MELANIN
dalam stratum granulosum, adalah sel-sel yang Melanin disintesis oleh melanosit, yaitu sel yang
mengumpulkan protein kaya dengan histidin yaitu berasal dari krista neuralis. Meskipun sel-sel ini
granula keratohialin di dalam mana ujung filamen terletak di stratum basale, sel ini mempunyai juluran
intermedia terbenam. Dalam stratum lusidum, orga- panjang yang terbentang ke dalam stratum spino-
nel sel tidak ada lagi, granula keratohialin sudah sum. Ada dua jenis melanin yaitu eumelanin suatu
hilang dan sekarang disebut eleidin, suatu kombi- pigmen coklat tua sampai hitam terdiri atas polimer
nasi materi berbentuk filamen terbenam dalam hidroksiindol, dan feomelanin, suatu zat merch
matriks yang padat. Sel-sel stratum korneum terisi seperti karat terdiri atas polimer cysteinyl dopa.
dengan keratin, suatu skleroprotein yang terdiri Eumelanin terdapat pada individu dengan rambut
dari l0-nm-filamen tebal yang kaya residu lisin hitam dan feomelanin terdapat pada individu dengan
sama seperli halnya filamen terkait keratohialin, fila- rambut merah dan pirang.
grin dan trikohialin, kedua protein ini, kaya akan Kedua jenis melanin berasal dari asam amino
histidin dan sistin, berfungsi dalam ikatan filamen tirosin, yang dibawa ke dalam vesikel khusus berisi
keratohialin ke dalam berkas tebal tonofibril. Selain tirosinase asal darijala-j alatrans-Golgi, yang dike-
itu, sisi sitoplasma membran sel dari keratosit stra- nal sebagai melanosom. Dalam melanosom yang
tum granulosum, lusidum dan korneum diperkuat
berbentuk lonjong ini (1,0 x 0,5 pm), tirosinase
oleh involukrin, suatu protein fibrosa yang mem-
mengubah tirosin menj adi 3,4-dihidroksifenilalamn,
bentuk ikatan silang yang komponen masing- seterusnya diubah menjadi dopaquinon dan akhir-
masingnya mempunyai diameterl2 nm, seperti hal-
nya menjadi melanin.
nya oleh protein loricrin 25-kD, kaya-glisin. Sel-
Melanosom berjalan menuju ke ujung juluran
sel stratum spinosum dan sffatum granulosum ditem-
melanosit, yang akan dibungkus dan endositosis oleh
pati granulabersalut membran yang isinya substansia
keratinosit dari stratum spinosum. Melanosom bebas
kaya lemak, dilepaskan ke dalam celah ekstraselu-
pindah ke inti keratinosit dan membentuk payung
lar, membentuk suatu sawar yang tidak permeabel
pelindung, melindungi inti (dan kromosomnya) terha-
terhadap cairan air. Selain itu, enzim lisozom dile-
dap radiasi ultraviolet dari matahari. Segera sesudah-
paskan ke dalam sitosol sel dari stratum granulosum
nya, lisosom menyerang dan menghancurkan mela-
dan stratum lusidum mencernakkan organel sel dan
nosom.
berlangsungnya waktu keratinosit mencapai stra-
Radiasi ultraviolet tidak hanya meningkatkan
tum komeum, sel ini tidak hidup, berisi timbunan
kecepatan melanin menjadi gelap dan endositosis ujung
keratin. Keratin kulit adalah keratin "lunak", sedang-
juluran melanosit tetapi juga meningkatkan aktivi-
kan keratin kuku adalah keratin "keras" karena pada
tas tirosinase,jadi meningkatkan produksi melanin.
kuku mempunyai lebih banyak ikatan disulfida.
Sedikit melanosit terletak pada sisi dalam paha
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
dan sisi bawah lengan dan wajah. Namun, pigmentasi
keratinosit menghasilkan molekul imunogenik dan
kulit berkaitan dengan letak melanin lebih daripada
mungkin akrif dalam proses imun. Terbuktijuga mem-
jumlah melanosit. Melanosom adalah sedikit dan ter-
perlihatkan bahwa sel-sel ini dapat menghasilkan
kumpul sekitar inti keratinosit pada suku bangsa Kau-
beberapa interleukin, faktor perangsang koloni, inter-
kasia, sedangkan kulit hitam melanosit lebih besar
feron, faktor nekrosis tumor, demikian juga faktor
dan lebih tersebar melampaui sitoplasma keratinosit.

Integumen . 265
CONTOH KASUS KLINIS

Gatal (Pruritus) Vitiligo


Sensasi gatal diikuti dengan suatu kebiasaan, ham- Suatu keadaan yang mengenai kulit berupa bercak
pir tidak dapat dihindari untuk menggaruk. Ada putih karena kurangnya pigmentasi, dikenal sebagai
banyak penyebab gatal yang berbeda, beberapa vitiligo. Melanosit pada daerah yang terkena rusak
sepefii la1at berjalan pada kulit dan menyebabkan karena respons autoimun. Keadaan ini mungkin
folikel rambut bergetar atau demikian hebat seba- tampak secara tiba-tiba setelah trauma fisik atau
gai kondisi sistemik yang menjengkelkan seperti sebagai akibat terbakar matahari. Jika daerah yang
halnya gagal ginjal atau penyakit hati. Jika gatal terkena berambut, ketika rambut tumbuh rambut
diikuti dengan kemerahan, kemudian kemungkinan itu akan memutih. Meskipun akibat fisik dari
penyebab bukan ginjal atau hati. Infestasi parasit vitiligo tidak ada, mungkin hanya akibat psiko-
(kutu, skabies dll), gigitan serangga, racun tanaman logis saja.
(sepefii racun pohon oak dan racun tanaman yang
menjalar) dan alergi obatbiasanya diikuti dengan KeganasanKulit
kemerahan dan memerlukan tindakan pengobatan. Ada tiga keganasan pada kulit yang paling sering
Jika gatal berlangsung lama, pasien sebaiknya yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa
mencari bantuan dokter. Kehamilan dan cuaca dan melanoma maligna.
dingin serta kering mungkiniuga merupakan fak- Karsinoma sel basal, keganasan pada manusia
tor yang ikut menyebabkan gatal. yang paling sering, berkembang dalam stratum
basale dari kerusakan yang disebabkan oleh radiasi
Psoriasis
sinar ultraviolet. Tempat yang paling sering dari
Psoriasis adalah suatu kondisi yang dicirikan ber-
karsinoma sel basal adalah pada hidung, terdapat
cak lesi pada kulit, terutama sekitar persendian
sebagai papula atau nodulus, yang akhirnya suatu
dan kulit kepala. Keadaan ini akibat proliferasi
cekungan. Pembedahan biasanya 907o efektif
yang berlebihan dari keratinosit dan percepatan
tanpa kekambuhan.
siklus sel, mengakibatkan penumpukan sel-sel
pada startum korneum. Kondisi ini adalah siklis Karsinoma sel skuamosa, keganasan kulit
dan etiologinya tidak diketahui. kedua yang paling sering, invasif dan metastasis.
Kemungkinan etiologinya faktor lingkungan,
Eritema multiform seperti misalnya radiasi ultraviolet dan radiasi
Bercak kemerahan pada kulit yang menimbul, sinar X, demikianjuga berbagai karsinogen kimiawi,
sering menyerupai suatu sasaran, tampak distri- termasuk arsen. Karsinoma berasal dari sel-sel
businya simetris pada wajah dan ekstremitas, yang dalam strafum spinosum dan tampak secara klinis
terdapat secara periodik, menandakan kelainan sebagai suatu hiperkeratosis; plak bersisik dengan
eritema multiforme. Kelainan ini paling sering invasi yang dalam dari jaringan di bawahnya,
karena infeksi herpes simpleks. Kelainan ini biasa- sering disertai perdarahan. Pilihan pengobatan
nya tidak disertai gatal, meskipun umumrya ter- adalah pembedahan.
dapat lesi yang nyeri (gelembung) pada bibir dan
Melanoma maligna suatu keganasan yang
pipi dalam. Biasanyakondisi ini membaik sendiri,
mengancam jiwa. Keganasan ini berkembang
tetapi pada kasus yang lebih berat, perlu tindakan
pada melanosit yang bermitosis secara aktif dan
pengobatan.
menyebuk dermis, akhirnya masuk sistem lim-
Kutil fatik dan sistem sirkulasi untuk bermetastasis ke
Kutil adalah pertumbuhan jinak epidermis pada sistem organ lainnya. Pilihan pengobatan adalah
kulit yang disebabkan oleh infeksi virus papiloma kombinasi pembedahan dan kemoterapi.
Kutil sering pada anak kecil, dewasa
dari keratinosit.
muda dan pasien imunosupresif.

266 . Atlas Berwarna Histologi


o #eKex'eru

Integumen . 267
*&Sl**&X $ o Kulit tebal. Paraffin section. x 132. &&WffiA* € . Kulit tebal. Monyet. Plastic
section. x 132.
Kulit terdiri atas epidermis (E) sisi permukaan dan
dermis (D) lapis lebih dalam. Pada batas antara ke Gambar fotomikroskopik ini dari kulit tebal, menun-
dua jaringan ada rigi epidermis (ER) dan rigi jukkan gambaran serupa dengan yang ada pada
dermis (DR) (papila dermis). Antara rigi epidermis Gambar 1. Namun, lapisan-lapisan epidermis (E)
yang berturutan ada pasak interpapilaris, yang mem- lebih mudah dipelajari dalam sajian ini. Perhatikan
bagi setiap rigi dermis menjadi rigi dermis sekunder. skuama dari stratum korneum (SC) tampak lang-
Perhatikan pada kulit tebal lapis keratinisasi yaitu sung terletak pada stratum granu.losum (SG), di-
stratum korneum (SC) berkembang sangat baik. mana sel-selnya mengandung granula keratohialin.
Perhatikanjuga, saluran keluar (duktus) (d) kelen- Lapisan sel-sel paling tebal pada epidermis adalah
jar keringat menembus dasar rigi epidermis. Dermis stratum spinosum (SS), sedangkan straturn
kulit selanjutnya dibedakan atas dua daerah yaitu basale (SB) tebalnya hanya selapis sel. Stratum lusi-
lapisan papilaris (PL) terdiri atas jaringan ikat dum tidak tampak, meskipun sedikit sel-sel peralihan
kolagen longgar dari rigi dermis dan lapisan reti- (panah) dapat dikenali. Perhatikan rigi dermis
kularis (RL) yaitu lapisjaringan ikat kolagen yang sekunder (SDR) pada kedua sisi pasak inter-
lebih dalam dan lebih padat. Pembuluh darah (BV) papilaris (IP), ada lengkungan kapiler darah
dari stratum retikulare memasuki rigi dermis. (CL). Daerah serupa dengan daerah korak diberikan
dalam Gambar 3 dan Gambar 4 dengan pembesaran
kuat.
*&ffiS&ffi 3 . Kulit tebal. Monyet. Plastic section.
x 540.
fi&fdm&ffi 4 . Kulit tebal. Monyet. Plastic section.
Ini adalah pembesaran kuat daerah yang serupa x 540.
dengan doerqh kotak dalam gambar sebelumnya.
Lapisan papilaris (PL) dari dermis memperlihat- Iniadalah pembesaran kuat suatu daerah serupa
kan inti (N) berbagai sel-sel dalam jaringan ikat, dengan daerah kotok Gambar 2. Perhatil<an sel
juga daerah antara dermis dan stratum basale straflrm spinosum (SS) saat didorong naik ke atas,
(SB). Perhatikan sel-sel ini kuboidal sampai torak sel-sel menjadi agak gepeng. Saat sel mencapai
dan tersebar di antaranya terkadang ada sel jernih, stratum granulosum (SG) sel mengumpulkan
mungkin melanosit (M) yang tidak aktif, meskipun granula keratohialin (panah), yang jumlahnya me-
demikian perlu ditekankan bahwa sel-sel Merkel ningkat ketika sel menuju lapis ini. Terkadang sel-sel
juga tampak seperti sel jernih. Sel stratum spi- peralihan (kepalo panah) dari stratum lusidum yang
nosum (SS) berbentuk polihedral, mempunyai tidak jelas dapat diamati, juga skuama (S) dari
sejumlah jembatan antar sel yang saling mengunci stratum korneum (SC). Daerah kotak. Kulit
seperti jari-jari dengan sel-sei lainnya, sehingga tebal. Paraffin section. x 132. Gambar fotomi-
gambarannya seperti berduri.
kroskopik ini memperlihatkan stratum lusidum
(SL). Perhatikan bahwa lapis ini terletak di antara
stratum granulosum (SG) dan stratum korneum
(SC). Perhatikan saluran keluar (duktus) (d) kelen-
jar keringat.

268 . Atlas Berwarna Histologi


l-$&*i€si{seg-l ls"nesAs 4 I

KUNGI
BV pembuluh darah ER rigi epidermis SC stratum korneum
CL lengkung kapiler IP pasak interpapilaris SDR rigi dermis sekunder
D dermis M melanosit SG stratumgranulosum
d duktus N inti SB sffatumbasale
DR rigi dermis PL lapisan papilaris SL stratum lusidum
E epidermis RL lapisan retikularis SS stratum spinosum
S skuama

Integumen . 269
S&Mffi&ffi "! . Kulit tipis. Manusia. Paraffin &Ant!&&& P . Kulit tipis. Manusia. Paraffin
section. x 1 9. section, x 132.

Kulit tipis terdiri atas lapisan yang sangat ramping Ini adalah pembesaran kuat daerah serupa dengan
dari epidermis (E) dan dermis (D) lapisan di daerah kotak gambar sebelumnya. Perhatikan epi-
bawahnya. Sementara kulit tebal tidak mempunyai dermis (E) lebih tipis daripada kulit tebal dan
folikel rambut dan kelenjar sebasea yang berhu- bahwa sffatum korneum (SC) sangat berkurang
bungan dengan folikel, kebanyakan kulit tipis mem- tebalnya. Rigi epidermal dan pasak interpapi-
punyai kedua bangunan itu. Perhatikan rambut (H) laris (IP) tampak jelas dalam fotomikroskopik ini.
dan folikel rambut (HF), bulbus pili (B) mele- Perhatikan lapisan papilaris (PL) dermis berisi
bar ada papila (P) jaringan ikat. Kebanyakan folikel berkas serat kolagen (CF) yang lebih halus dari-
terbenam dalam fasia superfisialis di bawah kulit, pada jaringan ikat kolagen padat tak beraturan di
yaitu lapisan jaringan lemak yang disebut hipo- lapisan retikularis (RL). Dermis jelas vaskular,
dermis (hD), yang bukan merupakan bagian inte- tampakbanyak sekali pembuluh darah (B\D yang
gumen. Kelenjar sebasea (sG) sekretnya dike- pada potongan melintangnya terlihat jelas.Sejumlah
luarkan ke dalam saluran keluar yang pendek duk- inti (N) dari berbagai seljaringan ikat menunjukkan
tus (d) ke dalam lumen folikel rambut. Berkas otot dermis yang selular. Perhatikan juga adanya mus-
polos yaitu muskulus arektor pili (AP) memben- kulus arektor pili (AP), yang kontraksinya mene-
tuk seperti jerat pada kelenjar ini, berjalan dari gakkan rambut dan menyebabkan gambaran seperti
folikel ke lapis papilaris dari dermis. Keler{ar "kulit angsa". Daeroh kotak disajikan dengan pem-
keringat (swG) juga ada di lapisan retikularis dari besaran kuat dalam gambar berikutnya.
dermis. Suatu daerah serupa dengan daerah kotok
diperlihatkan dengan pembesaran kuat pada Gam-
bar2. {iAffiK,&n 3 . Kulit tipis, Manusia. Paraffin
section. x 270.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat


daerah kotak Gambar 2. Epidermis kulit tipis hanya
mempunyai tiga atau empat lapis dari yang terdapat
pada kulit tebal. Stratum basale (SB) terdapat

i sebagai satu lapisan sel-sel kuboidal sampai torak.


Kebanyakan epidermis terdiri atas sel-sel berduri dari
Lapisan papilaris stratum spinosum (SS), sedangkan stratum gra-
Epidermis
nulosum dan stratum lusidum tidak memperlihatkan
Stratum
granulosum sebagai lapisan yang sempurna. Namun setiap sel dari
Dermis Folikel rambut
stratum granulosum Q;anah) dan stratum lusidum
terdapat tersebar di antara stratum spinosum dan
Bulbus rambut stratum korneum (SC). Lapisan papilaris dermis
Hipodermis (D) banyak vaskularisasinya karena adanya leng-
kung kapiler (CL), yang men)'usup ke rigi der-
mis sekunder (sDR). Perhatikan berkas serat
kolagen (CF) di dermis menjadi makin kasar pada
lapisan epidermis yang lebih dalam.

27O . Atlas Berwarna Histologi


trAKBAmS

JITF

*
I

q
I
"'Y r ,
*
5iq"

{-ffe,tu!EAm 5-l

KUNCI
AP muskulus arektor pili H rambut RL lapisan retikularis
B bulbuspili hD hipodermis SC stratumkorneum
BV pembuluhdarah HF folikelrambut sDR rigi dermis sekunder
CF seratkolagen IP pasakinterpapilaris sG kelenjar sebasea
CL lengkungkapiler N inti SB stratumbasale
D dermis P papila SS stratum spinosum
d duktus PL lapisanpapilaris swG keleni ar keringat
idermis

lntegumen . 271
$&&$WA& t . Folikel rambut. l.s. Manusia. &AXWS&ffi 3 . Kelenjar sebasea. Manusia. Paraffin
Paraffin section. x 132. section. x 132.

Ujung folikel rambut yang melebar disebut bulbus Kelenjar sebasea (sG) adalah kelenjaryang asinus-
pili, terdiri atas papila (P) jaringan ikat yang dili- nya holokrin, bercabang, menghasilkan sebum seperti
puti oleh sel-sel yang berasal dari epitel yang akar minyak. Sekret kelenjar ini dilepaskan ke dalam
rambut (HR). Aktivitas mitosis untuk pertumbuhan Iumen folikel rambut (HF), yang mana kelenjar
rambut terjadi di matriks, dari sini ada beberapa sebasea terkait. Sel basal (BC), terletak di tepi
selubung konsentris dari sel-sel epitel tumbuh dike- kelenja4 mengalami mitosis aktif, untuk mengganti
lilingi oleh sarung jaringan ikat (CTS). Warna kan sel yang mati, yang pada kelenjar holokrin men-
rambut tergantung pigmen inrraselular yang ber- jadi hasil sekresi. Perhatikan ketika sel-sel mengum-
peran untuk tampil gelap dari beberapa s el (panah) . pulkan sebum dalam sitoplasmanya, sel berdegene-
rasi, tampak piknosis inti (N) terjadi secara berta-
hap. Perhatikan muskulus arektor pili (Ap), yang
GAnfi&An 3 . Folikelrambut. x.s. Manusia.
menjerat kelenjar sebasea.
Paraffin section. x 132.

Banyak lapisan yang menyusun folikel rambut yang S&!WK'&ffi 4 . Kelenjar keringat. Monyet. Plastic
sedang tumbuh dapat diamati pada potongan melin-
section. x 132.
tang ini. Seluruh struktur dikelilingi oleh sarung
jaringan ikat (CTS), dipisahkan dari komponen Kelenjar ekrin tubulosa berkelok-kelok selapis di-
yang berasal dari epitel oleh membrana basalis khu- bagi menjadi dua kompartemen, bagian sekresi (s)
sus yaitu membran kaca dalam (inner glassy mem- dan saluran keluar (duktus,zd). Bagian sekresi kelen-
brane / BM). Sel-sel polihidral yang jernih menl'u- jar terdiri atas epitel selapis kubis, terdiri atas sel-sel
akar rambut luar (ERS), mengelilingi
sun sarung sekretoris gelap dan terang (satu sama lain tidak
sarung akar rambut dalam (IRS), yang sel- dapat dibedakan kecuali digunakan cara khusus).
selnya mengalami keratinisasi. Pada leher folikel Kanalikuli interselular tampak di antara sel-sel
rambut, dimana saluran keluar kelenjar sebasea jernih, yang lebih kecil daripada lumen (L) kelenjar.
masuk, sarung akar rambut dalam hancu4 terbentuk Duktus (d) mudah dikenali karena duktus lebih
suatu lumen yang di dalamnya sebum dan kelenjar gelap dan terdiri atas epitel berlapis kubis. Daerah
keringat apokrin dikeluarkan. Kutikula (Cu) dan kotak a dan b. Duktus dan unit sekretorik.
korteks (Co) menyrrsun komponen rambut yang Monyet. Plastic section. x 540. Duktus mudah
keratinisasi sangat baik, sedangkan medula tidak
terlihat, karena lumen (L) nya dikelitingi oleh dua
tampak pada pembesaran ini. Perhatikan adanya
lapis sel kubis. Sel sekretorik (s) dari kelenjar
muskulus arektor pili (AP)
keringat ekrin dikelilingi oleh sel mioepitel (My)
yang tampak lebih gelap.

i
"i*'-<-)
Sel mioepitel Duktus-
\-L
serserap{,e; tA
Papila Setiernih/ *Hlu *:fth
**iffi
rambut ffir"
Akar rambut Kelenjar t<eringat etrin Kelenjar sebasea

272 . Atlas Berwarna Histologi


KUNCI
AP muskulus arektor pili d duktus My sel mioepitel
BC sel-selbasal ERS sarungakarrambutluar N inti
BM membrankacadalam HF folikelrambut P papila
Co korteks HR akarrambut sG kelenjarsebasea
CTS sarung jaringanikat IRS sarungakarrambutdalam s sekretoris
Cu kutikula L lumen

Integumen . 2?3
&AMgAffi t. Kuku jari. Ls, Paraffin section. x 14. GAlxSB,srR ?. Kuku jari, x.s. Paraffin section. x 14.

Kuku merupakan struktur yang sangat keratinisasi, Lempeng kuku (NP) pada potongan melintang
letaknya pada permukaan dorsal dari falang distal menampakkan adanya gambaran cembung. pada
(Ph) dari setiapjari tangan danjari kaki. Lapisan tan- kedua sisinya dibatasi oleh dinding kuku (NW)
duk lempeng kuku (NP) menjulur masuk ke dalam dan alur lateral yang disebut sebagai alur kuku
dermis, membentuk akar kuku (NR). Epidermis (NG). Dasar kuku (NB) analog dengan empat
pada falangs distal membentuk lipatan kontinyu yang lapisan epidermis, sementara itu lempeng kuku meru-
disebut eponychium (Ep) atau kutikula, dasar pakan stratum korneum. Dermis (D), sebelah dalam
kuku (NB) di bawah lempeng kuku dan hypo- dasar kuku, melekat erat pada periosteum fibrosa
nychium (Hy). Epitel (panah) mengelilingi akar (FP) tulang (Bo) dari ujung falangs. perhatikan
kuku, berperan untuk secara terus menerus peman- bahwa ujungjari dilapisi kulit tebal dimana stratum
jangan kuku. Dermis (D) antara dasar kuku dan korneum (SC) berkembang sangat baik. Struktur
tulang (Bo) dari falangs distal melekat erat pada kecil gelap di dermis adalah kelenjar keringat
periosteum fibrosa (EP). Perhatikan bahwa ini (swG).
adalahjari yang sedang berkembang, seperti tampak
adanya tulang rawan hialin (HC) dan osteoge-
nesis endokondral (kepalapanoh) .
&A$S&A& 3 . Korpuskulum Pacini, Paraffin
section. x 132.

SAIW&AR 3 . Korpuskulum Meissner. Paraffin Korpuskulum Pacini, terletak dalam dermis dan
hipodermis merupakan reseptor mekanis. Bangunan
section. x 540.
ini terdiri atas sumbu tengah dengan daerah
Korpuskulum Meissner adalah reseptor mekanis dalam (IC) dan daerah luar (OC) dan suatu kap-
bentuknya lonjong, berkapsul terletak di rigi der- sula (Ca) yang mengelilingi sumbu tengah. Sumbu
mal, tepat sebelah dalam stratum basale (SB). tengah dalam dipengaruhi serat sarafaferen (NF),
Bangunan ini khususnya jelas di daerah genital, yang mielin-nya hilang segera setelah masuk kor-
bibir, ujung jari dan telapak kaki. Kapsula (Ca) puskulum. Sel-sel di tengah adalah modifikasi sel
jaringan ikat membungkus korpuskulum ini. Inti Schwann, sedangkan komponen kapsula merupa-
(N) dalam korpuskulum kepunyaan sel Schwann kan lanjutan endoneurium serat saraf aferen. Kor,
yang gepeng, yang tersusun mendatar dalam struk- puskulum Pacini mudah dikenali dalam sajian karena
tur ini. Serat saraf aferen (NF) menembus dasar menyerupai potongan bawang. Perhatikan adanya
korpuskulum Meissner, bercabang-cabalg, dan ber- muskulus arektor pili (AP) dan gambaran duktus
jalan berkelok-kelok dalam korpuskulum. (d) kelenjar keringat di dekat bangunan tetapi tidak
berkaitan dengan korpuskulum Pacini.

S -f LemPeng kuku
l{,.:1i1L-
Alur kuku

Dasar kuku
Akar kuku --...-.*#;;m.,
- -\
^^u,,,",*,,,ur/ Hyponychium

'"'c

Kuku

274 . Atlas Berwarna Histologi


tCXM&*n,l] t-e*ingAn a I

Bl q--l
fsAi,riAx ftrAnrg&n

KUNCI
AP arektor pili Hy hyponychium NR akar kuku
Ca kapsula IC sumbutengah NW dindingkuku
Bo tulang N inti OC sumbu tengah daerah luar
D dermis NB dasarkuku Ph falangs distal
d duktus NF serat saraf SC stratumkomeum
Ep eponychum NG alurkuku SB stratumbasale
FP periosteumfibrosa NP lempengkuku swG kelenjarkeringat
HC tulangrawanhialin

lntegumen . 2?5
G,&$t{g*&ffi i* . Kelenjar keringat. x.s. Manusia. antara lumen utama dan ruang antar-sel lateral; dan
Mikroskop elektron. x 5.040.
(3) antara suatu sel jernih dan suatu sel gelap,
memisahkan lumen utama (L) dan ruang antar-sel.
Taut kedap (p anoh) terdapat pada tiga tempat dalam Perhatikan adanya granula sekretoris (SG) dan
bagian sekretoris kelenjar liur manusia : (1) antara sel mioepitel (ME). (Seizin Briggman J! Bank HL,
sel-sel jernih (C) memisahkan lumen kanalikulus Bigelow JB, dkk. Structure of the tightjunctions of
antar-sel (kepoloponah) dan ruang basolateral antar- the human eccrine sweat gland. AM J Anat 1981;
sel; (2) antara dua sel gelap (D) memisahkan 762:357-368).

276 . Atlas Berwarna Histologi


rl
ffi Ringkasan Histologik
I. KULIT 1. Lapisanpapilaris
Rigi dermis (papila dennis) dan rigi dermis sekun-
A. Epidermis der saling interdigitasi dengan rigi epidemis (dan
Epidermis merupakan epitel permukaan daerah pasak interpapilaris) dari epidermis. Serat kola-
kulit. Epidermis terdiri atas empat jenis sel: kera- gen ramping dibanding dengan lapisan dermis yang
tinosit, melanosit, sel Langerhans dan sel Mer- lebih dalam. Rigi dermis ditempati lengkung kapi-
kel. Keratinosit tersusun dalam lima lapisan dan ler dan korpuskulum Meissner.
tigajenis sel lainnya tersebar di antara keratinosit.
2.Lapisanretikulsris
Kelima lapisan epidermis itu adalah :

Lapisan retikularis kulit terdiri atas berkas serat


l. Slrstumbasale
kolagen yang kasar. Lapisan ini ada pleksus vas-
Selapis sel-sel kuboidal sampai torak yang kular dan interdigitasi dengan lapisan hipodermis
berdiri padamembrana basalis. Di sini merupa- di bawahnya. Sering, pada lapisan ini ada folikel
kan daerah pembelahan sel. Di sini juga terdapat rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
melanosit dan sel Merkel. Akhiran bulbus Krause dan korpuskulum pacini
2. Stratumspinosum jugamungkin ada.

Terdiri atas banyak lapisan sel-sel berduri poli-


hedral yang mempunyai jembatan antar-sel. II. TURUNAN KULIT
Aktivitas mitosis juga ada. Stratum spinosum juga A. Rambut
mengandung sel-sel Langerhans dan juluran Rambut adalah suatu pertumbuhan ke bawah epi-
melanosit. dermis terbenam ke dalam dermis atau hipodermis.
3. Stratumgranulosum Rambut mempunyai batang rambut bebas yang
Sel-sel yang agak gepeng dan berisi granula dikelilingi oleh beberapa lapisan sarung silindris
keratohialin. Lapisan ini tidak nampak pada dari sel-sel. Ujung akhir folikel rambut melebar
kulittipis. sebagai bulbus pili, terdiri atas papila jaringan ikat
dan akar rambut. Lapisan konsentris dari folikel
4. Stratumlusidum adalah:
Lapisan tipis yang tembus pandang dimana sel- 1. Sarungjaringanikat
selnya mengandung eleidin. Lapisan ini juga
tidak nampak pada kulit tipis.
2. Membrankaca
Modifikasi membrana basalis.
5. Stratumkorneum
3. Sarung akar rsmbut luar
Terdiri atas skuama bertumpuk dengan kera-
Terdiri atas sedikit lapisan sel polihidral dan
tin. Skuama superfisial mengelupas.
selapis sel torak.

4. Sarung akar rambut dulam


B. Dermis
Terdiriatas tiga lapisan: lapisan Henle, lapisan
Dermis adalah jaringan ikat padat kolagen tidak Huxley dan kutikula sarung akar rambut. Sarung
beraturan dibagi menjadi dua lapisan yaitu lapisan akar rambut dalam berhenti pada leher folikel
papilaris dan lapisan retikularis. rambut dimana duktus kelenjar sebasea terbuka

Integumen . 277
ke dalam folikel rambut. membenfuk suatu lumen D. Kelenjar keringat
yang ke dalamnya sebum dicurahkan.
1. Kelenjarkeringat
5. Kutikula sarung akar rambat Merupakan kelenjar tubulosa, sederhana,
Terdiri atas sel yang banyak mengalami kerati- berkelok-kelok dimana bagian sekretoriknya
nisasi yang saling tumpang tindih satu samalain. terdiri atas epitel selapis kubis. Sel gelap dan sel
6. Korteks pili terang ada dengan kanalikuli interselularis di
Rambut secara keseluruhan, terdiri atas sel-sel antara sel-sel. Sel mioepitel mengelilingi bagian
yang banyak mengalami keratinisasi. sekretorik.

7. Medulapili 2. Duktus (saluran keluar)


Bagian tengah dari rambut yang tipis, yang sel- Terdiri atas epitel berlapis kubis (dua lapis sel).
selnya mengandung keratin lunak. Sel duktus lebih gelap dan lebih kecil daripada
sel di bagian sekretorik. Duktus menembus dasar

B. Kelenjar sebasea rigi epidermis untuk mencurahkan keringat ke


dunialuar.
Kelenjar sebasea dalam bentuk kantong kecil
berkaitan dengan folikel rambut. Kelenjar sebasea
E. Kuku
adalah kelenjar holokrin alveolar bercabang yang
menghasilkan sebum seperti minyak. Sekretnya Lempeng kuku bertanduk, dan duduk pada dasar
dilepaskan ke leher folikel rambut melalui duktus kuku. Kuku dibatasi sebelah lateral oleh dinding
yang pendek dan lebar. Sel-sel basal merupakan kuku, dasarnya membentuk alur kuku lateral.
sel-sel regeneratifkelenjar sebasea, terletak di tepi Eponychium (kutikula) di atas lempeng kuku.
kantong kecil (sakulus) Sementara hyponychium terletak di bawah ujung
bebas lempeng kuku. Sisi posterior lempeng kuku
adalah akar kuku, yang terletak di atas matriks,
C. Muskulus arektor pili
yaitu daerah yang berperan dalam pertumbuhan
Muskulus arektor pili berupa berkas sel-sel otot
kuku.
polos terbentang dari folikel rambut ke lapisan
papilaris dari dermis. Muskulus ini menjerat kelen-
jar sebasea. Kontraksi serat-serat otot polos ini
menegakkan rambut, membentuk "seperti kulit
angsa", melepaskan panas dan membantu penge-
luaraa sebum dari kelenjar ke dalam duktusnya.

278 . Atlas Berwarna Histologi


12
)

Sistem Respirasi
Sistem respirasi berfungsi untuk pertukaran karbon- tentu rongga hidung mukosanya berubah menjadi
dioksida dan oksigen, yang kemudian didistribusi- daerah olfaktoris, dan merujuk ke mukosa olfak-
kan ke seluruh jaringan tubuh. Untuk memenuhi torius. Kelenjar dalam lamina propria dari mukosa ini
fungsi ini, udara harus dibawa ke bagian sistem res- menghasilkan sekret mukus yang tipis yang mela-
pirasi dimana pertukaran gas dapat terjadi. Sistem rutkan zat-zat berupa bau. Sel olfaktoris yang
respirasi, karenanya, mempunyai bagian konduksi berupa epitel torak bertingkat terletak dalam epitel
dan bagian respirasi. Beberapa saluran yang lebih olfaktoris yang menerima rangsangan sensoris. Selain
besar dari bagian konduksi adalah ekstrapulmonal, sel olfaktoris, ada dua jenis sel lainnya yang menyu-
sementara komponen yang lebih kecil adalah intra- sun epitel olfaktoris, yaitu sel penyokong dan sel
pulmonal. Bagian respirasi seluruhnya intrapul- basal. Sel penyokong sama sekali tidak mempunyai
monal. Diameter berbagai lumen berubah oleh karena fungsi sensoris. Sel ini membentuk pigmen coklat
adanya sel-sel otot polos yang terdapat sepanjang kekuningan yang memberi warna mukosa olfak-
saluran (Tabel 2-1). toris. Sel-sel ini memisahkan dan menyokong sel
olfaktoris. Sel basal kecil, gelap, terletak pada mem-
brana basalis dan mungkin bedungsi untuk rege-
O BAGIAN KONDUKSI nerasi. Akson sel olfaktoris berkumpul menjadi
Daerah ekstrapulmonal dari bagian konduksi berkas saraf yang kecil yang berjalan melalui lem-
terdiri atas rongga hidung, farings, larings, trakea peng kribriformis tulang etmoid sebagai saraf
dan bronkus. Daerah intrapulmonal yaitu bronkus kranial pertama yaitu nervus olfaktorius. Jadi, perlu
intrapulmonal, bronkiolus dan bronkiolus terminalis diingat bahwa badan sel dari nervus olfaktorius
(lihat Gambar I2-I). (saraf kranial I) terletak pada tempat yang agak rawan,
pada epitel permukaan yang membatasi rongga
Daerah Ekstrapulmonal hidung.
Daerah ekstrapulmonal dari bagian konduksi Bagian konduksi sistem respirasi disokong oleh
mengubah udara yang dihirup dengan melembab- suatu rangka yang terdiri atas tulang dan/atau tulang
kan, membersihkan dan menyesuaikan suhu udara. rawan agar dapat mempertahankan lumen tetap ter-
Kerja membersihkan dan melembabkan dilakukan buka. Diameter lumen ini dikendalikan oleh sel otot
oleh mukosa saluran pemapasan. Mukosa saluran polos yang letaknya pada dinding bangunan ini.
pernapasan terdiri atas epitel bertingkat torak Larings yaitu suatu daerah dari bagian konduksi,
bersilia (epitel respiratori) dengan sejumlah sel-sel diperuntukkan mencegah makanan, cairan dan benda
goblet dan sarung jaringan ikat di bawahnya yang asing masuk ke dalamnya dan untuk pembentukan
ditempati kelenjar seromukosa. Perubahan tem- suara. Larings terdiri atas sembilan tulang rawan,
peratur udara pemapasan dicapai melalui adanya pem- tiga di antaranya berpasangan, sejumlah otot
buluh darah yang banyak dalam jaringan ikat tepat ekstrinsik dan intrinsik dan beberapa ligamen. Kerja
di sebelah dalam epitel respirasi. Pada daerah ter- otot ini pada tulang rawan dan ligamen mengubah

Sistem Respirasi . 2?9


tegangan dan kedudukan pita suara, jadi me- sakus alveolaris, dengan setiap sakus terdiri atas
mungkinkan variasi nada suara yang dihasilkannya. sejumlah alveoli. Epitel sakus alveolaris dan alveoli
Lumen larings dibagi menjadi tiga kompartemen : terdiri atas dua jenis sel: pneumosit tipe I yang
vestibulum, ventrikel dan ruang infraglotis. Ruang sangat tipis, yang menyusun dinding alveolus dan
infraglotis adalah kontinyu dengan lumen trakea, sakus alveolaris; dan pneumosit tipe II, sel yang
suatu struktur yang disokong oleh cincin-C 15-20 membentuk surfaktan, suatu fosfolipid yang menu-
segmen tulang rawan hialin yang berbentuk tapal runkan tegangan permukaan. Berkaitan dengan
kuda. Lumen trakea dibatasi oleh epitel respirasi bagian respirasi paru adalah suatu jala-jala kapiler
yang terdiri atas berbagaijenis sel, yaitu sel goblet, yang sangat banyak, dialirkan melalui arteria pul-
sel-sel basal, sel bersilia, sel sikat dan mungkin sel monalis dan dikosongkan melalui vena pulmonalis.
DNES penghasil hormon. Trakea bercabang menjadi Kapiler memperdarahi setiap alveolus dan kapiler
dua bronkus primer yang menuju ke paru kanan dan kontinyu yang sangat tipis ini, sel endotel yang kon-
kiri. tinyu sangat dekat dengan pneumosit tipe I. Ter-
nyata, pada banyak lamina basalis kedua dinding
Daerah lntrapulmonal melebur menjadi satu lamina basalis, sehingga sawar
udara-darah minimal, j adi memudahkan pertukaran
Daerah intrapulmonal terdiri atas bronkus intra- gas. Karena itu, sawar darah-udara (blood-air
pulmonal (bronkus sekunder), yang dindingnya barrier) terdiri atas sel endotel kapiler yang tipis,
disokong oleh lempeng tulang rawan hialin yang dua lamina basalis yang menyatu, pneumosit tipe I
tidak beraturan. Setiap bronkus infrapulmonal mem- yang tipis dan surfaktan serta cairan yang melapisi
percabangkan beberapa bronkiolus, diameter saluran alveolus.
yang makin berkurang yang tidak mempunyai rangka Karena paru mengandung sejumlah besar alveoli
tulang rawan sebagai penyokong. Epitel yang mem- 300 juta dengan total area permukaan 75 m', ruang-
batasi bronkiolus yang lebih besar bersilia dengan ruang kecil ini yang berkelompok satu sama lain
sedikit sel goblet, tetapi untuk cabang yang lebih dipisahkan satu dari yang lain oleh dinding dengan
kecil menjadi selapis kolumnar, dengan sel goblet ketebalan yang berbeda, dikenal sebagai septa
digantikan oleh sel Clara. Selanjutnya, ketebalan interalveolaris. Bagian yang paling tipis ini sering
dindingnya juga berkurang, juga diameter lumen- ada hubungan melalui porus alveolaris, dimana
nya. Daerah paling akhir dari bagian konduksi terdiri udara dapat lewat antar alveoli. Bila septum sedikit
atas bronkiolus terminalis yang mukosanya makin agak tebal mungkin ada jaringan ikat yang tipis
menurun ketebalannya dan strukturnya makin seder- seperti kapiler dengan lamina basalisnya atau
hana. Agar saluran udara ini tetap terbuka dimana mungkin mempunyai serat kolagen dan serat elas-
dindingnya tidak mempunyai sokongan tulang rawan tin, juga serat otot polos dan sel jaringan ikat.
maka dipertahankan oleh serat elastin yang me- Makrofag yang dikenal sebagai sel debu (dust cell)
mancar dari bagian tepinya dan bersatu dengan serat sering ada di septum interalveolaris. Sel ini berasal
elastin yang terdapat pada struktur yang berdekatan. dari monosit dan masuk ke jaringan paru melalui
aliran darah. Di sini makrofag menjadi matang dan
. BAGIAN RESPIRASI menjadi benar-benar pembersih yang efisien. Di-
duga sel debu paling banyak dari semuajenis sel-
Bagian respirasi mulai dengan percabangan
sel, meski sel ini dibuang darijaringan paru dengan
bronkiolus terminalis, disebut bronkiolus respira-
kecepatan 50 juta per hari. Meskipun tidak diketahui
torius (lihatGambar l2-2). Saluran ini menyerupai apakah sel debu secara aktif bermigrasi ke bron-
bronkiolus terminalis kecuali saluran ini mempunyai kiolus atau mencapai bronkiolus melalui aliran cairan,
kantong-kantong kecil yang menonjol keluar yang diketahui bahwa sel-sel itu dibawa dari sana dalam
dikenal sebagai alveoli, yang berdinding tipis me- lapisan lendir, melalui getaran silia epitel respira-
mungkinkan terj adinya pertukaran gas. Bronkiolus toris, ke dalam farings. Saat mencapai farings, sel-
respiratorius seterusnya menuju ke duktus alveo- sel ini dibatukkan keluar atau ditelan.
laris yang berakhir pada daerah yang melebar yaitu

280 . Atlas Berwarna Histologi


., o
@o \a
;d
4 E
.r= a'o
a=
6Ji o .: 5
c-
6- o.ao 5 .. o
6n d .t I OO
F.E!
bo* od i !E
o o!t bo-
{a c.n -o
o 6 >,9 d 2t/) .2 V)
o >,: .^
X do e E-bo
q;i aS 694 YoO =o
o6 o! 6. -ot
.:Fe o>
u- F F <,r '

€o
au
d
d 07 rii
6 E €
6cil
g, t?
>i,
i!!
F
>.
JA
€ €' E

TA F ii F iir '' F

E
-6 'dd
Jal
t6
d d
>.
6
d
E
€,
F.
E
'd
t'{
tr? F

.d.:::
'c! r.il
:E :b0
d.= c
.d h0
b0 )l 6 6 M .\4 b0- ! ,s bo
iz6 !F
6 E:i
d€ OE -9
30 o
o o
06
bo Eb !O bo, : YoPg h
- r'EP
5m o
ou@
o6 o5
3-u '.9:;.'fi
dd 'ax os bo bo

+o? -=A tE6F


G! 6ih o
t&t @ q n: 6 rt1 h

o
o
-o'
tl, (E
s-* o ]a
!3 E !d
6,;h0 S.FEg d
b
o {t 9b.F
jr
tr qb(h c9
E33
JI la
'd
J
E
?
-d
t) 'd JZ di
(! h
O
U) M. F ia
-
i)
F
CL
o
o
t o
,3, ., E?
o dl
o d 6
o 60.E b0d d d
c: iio
ll, c,
o=
€ ?
50. ,II
(g
QI' F F o o' F.

filr'
oH
5
5 6
.!
-s xd
pa.
5:o o
a6 &-t o
,.,6i., o o!)
o
':-i".1':.' ?
rr-.'
ri']'.lI,r:,
;.6{l:,
,':,'-t:.
6
,:1,'ltJ','
r.i'iJ:ll fo
tsr o
,:1rl$:'' {B .ED
rEE (s
Etri g! liit;i
E' s\
E'rE
q: G
:-J:+
]i,,' il:
e.
s.
q.

Sistem Respirasi . 281


GAMBAR '12-1 Bagian Konduksi Sistem Respirasi

Bronkus intraPulmonal

--
Lempeng tulang rawan

Seralserat otot polos

Bronkiolus

Arteri pulmonalis
(membawa darah tidak
mengandung oksigen)

Bronkiolus terminalis

Bronkiolus
respiratorius

&T= darah kaya oksigen)


a.
Ar

Jala-jala elastin
alveolus :

Jala-jala kapiler
alveolus *".*gg#- \ Pleura viseralis

282 . Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 12-2 Bagian Respirasi Sistem Respirasi

Pneumosit tipe ll

Pertukaran gas terjadi


pada sawar alveoli-kapiler

Sistem Respirasi . 283


L
ffi Histofisiologi
I. MEKANISME PENCIUMAN pleura parietalis oleh rongga pleura, rongga itu
juga melebar, mengurangi tekanan di dalamnya.
Sel-sel sensoris dari epitel olfaktoris merupakan
neuron bipolar dimana ujung reseptomya adalah Karena tekanan dalam rongga pleura yang melebar
modifikasi silia yang menjulur terbenam dalam kurang dari tekanan atmosfir dalam paru, udara
masuk paru, dan paru menjadi teregang dan volume
mukus yang melapisinya dan aksonnya menembus
rongga pleura berkurang.
lempeng kribriformis pada atap kavum nasi untuk
masuk ke dasar rongga kranium untuk bersinaps Proses ekspirasi tidak memerlukan energi, karena
dengan sel mitral di bulbus olfaktorius. Protein proses ini tergantung pada relaksasi otott yang
pengikat bau (protein integral membran untuk resep- bekerja saat inspirasi juga saat regangan serat
tor bau) yang terletak dalam membran plasma silia elastin dari pembesaran paru yang kembali ke pan-
adalah sensitif terhadap molekul kelompok bau jangnya saat istirahat. Saat otot kendur, volume
spesifik, dimana setiap molekul ini dikenal sebagai rangka toraks menurun, meningkatkan tekanan di
bau. Ketika suatu bau berikatan ke reseptor yang dalam paru, yang melebihi tekanan atmosfir. Tenaga
berkaitan, terdapat satu atau dua kemungkinan. tambahan dari serat elastin kembali ke panjangnya
Reseptor itu sendiri mungkin masuk menuju ke saat istirahat mendorong udara ke luar dari paru.
pintu ion channel dan ion channel membuka atau
reseptor mengaktifkan adenilat siklase, menyebab-
III. MEKANISME PERTUKARAN GAS
kan pembentukan cAMP, yang mempermudah
Tekanan parsial O. dan CO, berperan dalam peng-
pembukaan ion channel. Dalam hal keduanya, akan
menyebabkan pembukaan ion channel sehingga ion ambilan atau pelepasan gas ini oleh sel darah merah.
mengalir ke dalam sel diikuti depolarisasi plas- Karena sel-sel mengubah O, menjadi CO, selama
malema dan sel olfaktoris menjadi terangsang. metabolismenya, tekanan parsial CO, tinggi dalam
Potensial aksi yang ditimbulkan oleh depola-risasi jaringan dan gas ini mudah diambil oleh sel darah
sel olfaktorius dihantarkan, melalui kontak sinap- merah. Secara bersamaan sel ini melepaskan
sis, ke sel mitral di bulbus olfaktorius. Akson sel oksigen. Sebaliknya adalah benar dalam paru, di-
mitral membentuk traktus olfaktorius, yang meng- mana O, diambil oleh sel darah merah dan CO,
hantarkan sinyal ke amigdalabatang otak. dilepaskan.
Sifat bau harus memenuhi sedikitnya tiga krite- Pengambilan oksigen dan pelepasannya dicapai
ria, bau harus menguap, larut dalam air, dan oleh adanya heme dari molekul hemoglobin tanpa
larut dalam lemak sehingga bau itu dapat masuk perlu katalisis enzim. Karbon dioksida, dibawa
rongga hidung (menguap), menembus mukus (larut melalui tiga jalur yang berbeda: saat gas 1arut dalam
dalam air) dan dapat mencapai membran fosfolipid bentuk molekul (7Vo); sebagai karbaminohemo-
(larutdalamlemak). globin, yang ketika sebagai molekul CO, mem-
bentuk ikatan lemah dengan hembglobin (23Vo);
II. MEKANISME PERNAPASAN dan sebagai ion bikarbonat, HCO, (7OVo). Sel-sel
Proses inspirasi memerlukan energi, hal ini tergan- darah merah mengandung enzim karbonik anhi-
tung pada kontraksi diafragma dan elevasi iga, drase, yang memudahkan perubahan cepat H'CO,,
meningkatnya ukuran rongga dada. Karena pleura yang kemudian segera berdisosiasi membentuk ion
viseralis melekat pada paru dan terpisah dari bikarbonat dan ion hidrogen.

284 . Atlas Berwarna Histologi


CONTOH KASUS KLINIS

Penyakit Hialin Membran Emfisema


Penyakit hialin membran sering ditemukan pada Emfisema adalah suatu penyakit yang diakibat-
bayi prematur yang jumlah surfaktan parunya kan karena kerusakan dinding alveoli dengan
tidak mencukupi. Penyakit ini dicirikan oleh sesak akibat terbentuknya sakus besar seperti kista,
napas, karena tegangan permukaan alveoli tinggi, mengurangi permukaan yang ada untuk
disebabkan oleh kadar surfaktan yang tidak men- pertukaran gas. Emfisema ditandai oleh ber-
cukupi, sehingga terdapat kesukaran mengem- kurangnya elastisitas paru, yang tidak dapat
bangkan alveoli. Pemberian glukokortikoid sebe- berkerut kembali dengan baik selama ekspirasi.
lum lahir dapat menginduksi sintesis surfaktan, Kelainan ini berkaitan dengan paparan asap
sehingga menghindari munculnya penyakit. rokok dan zat lainnya yang menghambat anti-
tripsi-o,, suatu protein yang normalnya melindungi
Fibrosis Kistika paru dari kerja elastase yang dihasilkan oleh
Meskipun fibrosis kistika dilihat sebagai suatu makrofag alveoli.
penyakit paru, ini sebenarnya suatu kondisi here-
diter yang mempengamhi sekresi sejumlah kelen- Asmabronkiale
jar, seperti halnya hati, pankreas, kelenjar liur, Asma bronkiale adalah suatu keadaan dimana
kelenjar keringat dan kelenjar sistem reproduksi. bronkus menjadi sebagian tersumbat dan rever-
Pada kasus paru, hati, pankreas dan usus sekresi sibel karena spasme saluran napas (bronkokon-
mukus menjadi sangat kental dan menyumbat striksi), sel mast-yang dirangsang oleh infla-
lumen organ ini. Pada sistem respiratorius masi memberi respons terhadap alergen dan/atau
dinding bronkiolus menebal dengan memburuk- stimulus lainnya yang tidak akan betpengaruh
nya penyakit, daerah paru menjadi berkerut, pada panr yang normal dan pembentukan mukus
sekresi yang menebal dalam saluran napas men- yang berlebihan. Serangan asma bervariasi ter-
jadi terinfeksi, paru fungsinya terhenti dan meng- gantung individu; ada beberapa yang sangat sukar,
akibatkan kematian. Individu dengan fibrosis sedangkan yang lainnya sangat jelas bernapas
kistika mempunyai dua kopi dari kelainan gene- pendek dan bunyi ngik saat mengeluarkan napas.
tik yang mengkode untuk kanal ion sel epitel Kebanyakan individu yang menderita asma meng-
yang mempengaruhi ion Cl- meninggalkan sel, gunakan nebulizer yang mengandung bronkodi-
meningkatkan kemampuan ion Na. untuk masuk lator, seperti halnya albuterol, untuk meringan-
sel dan berpengaruh pada sekresi normal HCO.-' kan gejala.
Akibatnya, mukus yang dihasilkan sel ini lebih
kental daripada normal.

Sistem Respirasi . 285


GAMB&8 tr . Area olfaktoris. Manusia. Paraffin S&nfiBAm 2 . Epitel olfaktoris. Manusia. Paraffin
section. x 270. section. x 540.

Mukosa olfaktoris rongga hidung terdiri atas epitel Ini adalah pembesaran kuat daerah kotak dari gam-
olfaktoris yang tebal (OE) dan lamina propria bar sebelumnya. Epitel (OE) adalah bertingkat torak
(LP) yang kaya dengan pembuluh darah (BV), bersilia, silianya tampak jelas. Meskipun pulasan
pembuluh limf (L\D, dan serat saraf (NF) sering hematoksilin dan eosin mewarnai jaringan tidak
berkumpul menjadi berkas. Lamina propria juga dapat membedakan berbagai jenis sel, kedudukan
mengandung kelenjar Bowman (BG) yang men- inti dapat diperkirakan untuk dikenali. Sel basal
hasilkan lendir cair dan dilepaskan ke permukaan (BC) tampak pendek, dan intinya dekat membrana
epitel bersilia melalui saluran keluar yang pendek. basalis. Inti sel olfaktoris (OC) letaknya di tengah,
Daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran sedangkan inti sel sustentakular (SC) letaknya
kuat dalam Gambar 2. dekat apeks sel.

GAMBAB 3 . Keleniar intraepitelial. Manusia. g,qft{8&ft 4 o Larings, l.s, Manusia. Paraffin


Paraffin section. x 540. section. x 14.

Epitel rongga hidung tampak kecil adanya kelenjar Larings setengah kanan, setinggi ventrikel (V)
intraepitelial (IG). Perhatikan struktur ini ber- diperlihatkan dalam fotomikroskopik ini. Ventrikel
batas jelas dari epitel di sekelilingnya. Hasil sekresi dibatasi sebelah superior oleh lipat ventrikular
dilepaskan ke dalam ruangan (bintang) yang kon- (pita suara palsu) (VF) dan sebelah inferior dibatasi
tinyu dengan rongga hidung (NC). Jaringan oleh lipat vokalis (VoF). Ruang di atas lipat ven-
ikat (CT) subepitelial mendapat banyak darah trikular adalah awal vestibulum (Ve) dan yang di
dengan pembuluh darah (BV) dan pembuluh bawah lipat vokalis adalah awal ruang infra-
limf (L\). Perhatikan sel plasma (PC), khas untuk glotis (IC). Muskulus vokalis (\M) mengatur
jaringan ikat subepitelial sistem repirasi, yang juga ligamentum vokalis yang ada di lipat vokalis. Asinus
memperlihatkan adanya kelenjar (GI). kelenjar mukosa dan kelenjar seromukosa (GI)
tersebar di dalam jaringan ikat subepitelial. Thlang
rawan larings (LC) juga tampak di sini.

KUNCI
BC sel basal LC tulang rawan larings PC sel plasma
BG kelenjarBowman LP laminapropria SC sel sustentakular
BV pembuluhdarah LV pembuluhlimf V ventrikel
C silia NC ronggahidung Ve vestibulum
CT jaringan ikat NF serat saraf VF lipat ventrikular
GI kelenjar OC sel olfaktoris VM muskulus vokalis
IC ruang infraglotis OE epitel olfaktoris VoF lipat vokalis.
IG kelenjarintraepitel

286 r Atlas Berwarna Histologi


ff-"
ffi

;ffi
€#
11'

ll
&
-ffi*
.#.

l-ffiApJrme${ 3 l rcewffienq-'l

Sistem Resplrasi . 28?


GA$**AA 1 . Trakea. Ls. Monyet. Paraffin &AM$AS 3 . Trakea. Ls. Monyet. Plastic
section. x 20. section. x 270.

Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan po- Trakea dilapisi oleh epitel (E) bertingkat torak
tongan memanjang trakea (Tr) dan esogafus bersilia, yang ditempati sejumlah sel goblet (GC)
(Es). Perhatikan lumen (LT) trakea tetap terbuka, yang secara aktif mensekresi substansia mukus.
karena adanya tulang rawan yang tidak kontinyu Lamina propria (LP) relatif tipis, sedangkan sub'
berbentuk cincin-C (CR) pada dindingnya. Cincin- mukosa (SM) tebal dan berisi kelenjar mukosa
C pada trakea lebih tebal di bagian anterior daripada dan kelenjar seromukosa (GI) yang sekretnya
sisi posterior, dan dipisahkan satu sama lain oleh dialirkan ke permukaan epitel melalui saluran keluar
jaringan ikat fibrosa (panah) yang tebal dan kon- yang menembus lamina propria. Perikondrium (Pc)
tinyr dengan perikondrium cincin-C. Tunika adven- tulang rawan hialin berbentuk cincin-C (CR) me-
tisia trakea melekat pada esofagus melalui nyatu dengan jaringan ikat submukosa. Perhatikan
jaringan ikat (CT) longgar, yang sering mengan- potongan melintang pembuluh darah (BV), me-
dung jaringan lemak. Perhatikan lumen (LE) esofagus nandakan banyaknya aliran pembuluh darah.
biasanya kolaps. Daerah serupa dengan daerah kotak
diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam-
bar 3.

{}&MHA& 3 . Trakea. l.s, Monyet. Paraffin


section, x 200,

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran


kuat suatu daerah serupa dengan daerah kotak
dalam Gambar 1. Epitel (E) bertingkattorakbersilia
melekat pada membrana basalis yang memi-
sahkannya dari lamina propria di bawahnya. Sisi
luar lamina propria dibatasi oleh suatu lamina elas-
tika (panah), sebelah dalam adalah submukosa
(SM) di dalamnya ada banyak pembuluh darah
(BV). Cincin-C (CR) dengan bantuan perikon- cg
drium (Pc), men)'usun seluruh dinding trakea. il"i
\t -d
Tunika adventisia trakea, beberapa ahli mengikutkan &a1-urncrn-u
cincin-C, terdiri atas jaringan ikat jarang, di dalam- # -ro-'"'%*
nya ada beberapa sel lemak (AC), saraf (N) dan
pembuluh darah (BV). Berkas seratkolagen tLlnika
ffi
*&1& WS
adventisia untuk melekatkan trakea ke struktur di *,#S'' ;:*. *-F*
EW;#."^
sekitarnya.

Perikondrium

288 . Atlas Berwarna Histologi


rfffi e.mm;ry
cn

lr

cftl l*. @h"*'" *


s*
4*
'*ff'
*
v n f
+,,6*
+ t_E
*d 5 € I
Es * *+
te*n*sAni I te*mmemgl

KUNCI
AC sel-sel lemak GC sel goblet N saraf
BV pembuluhdarah GI kelenjarmukosa./ Pc perikondrium
CR cincin-C seromukosa SM submukosa
CT jaringanikat LE lumen-esofagus Tr trakea
E epitel LP laminapropria
Es esofagus LT lumen-trakea

Sistem Respirasi . 289


&&[W$AR tr . Epiteltrakea. Hamster. Mikroskop tus colgi (GA) yang berkembang baik, sedangkan
elektron. x 7 .782. sel-sel goblet terutama banyak retikulum endo-
plasma kasar (rER). (Seizin Dr. E. McDowell).
Epitel trakea hamster memperlihatkan sel goblet Dolom kotak Bronkus. Manusia. Mikroskop
(GC) penghasil mukus, juga sel torak bersilia elektron. x 7782. Daerah apikal sel epitel bersilia
(CC), yang silianya (panah) menonjol ke lumen. ada silia (C) dan mikrovili (panah). (Seizin Dr. E.
Perhatikan bahwa kedua jenis sel dengan apara- McDowell).

KUNCI
C silia GA aparatus Golgi rER retikulum endoplasma
CC sel torakbersilia GC sel goblet kasar

290 . Atlas Berwarna Histologi


lr&.

Sistem Respirasi . 29t


gA{{{*An tr o Paru. Paraffin section. x 14. S&MS&K ? o Bronkus intrapulmonal. x.s. Paraffin
section. x 132.
Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan sajian
paru, yang memberi pengamatan berbagai saluran Bronkus intrapulmonal relatif besar menghantarkan
yang menghantarkan udara dan darah ke dan dari udara, lumennya (L) dilapisi epitel (E) respiratoris
paru. Bronkus intrapulmonal (IB) dapat dike- yang khas. Otot polos (Sm) ditemukan di bawah
nali karena dindingnya yang tebal mengandung lem- membran mukosa dan otot ini melingkari seluruh
peng tulang rawan hialin (HC) dan otot polos lumen. Perhatikan celah Qtanah) yang tampak pada
(Sm). Potongan memanjang bronkiolus (B), bron- lapisan otot, menunjukkan bahwa dua pita otot polos
kiolus terminalis (TB) dan bronkiolus respi- melingkari lumen tersusun membentuk sudut. Lem-
ratorius (RB) juga jelas. Bronkiolus yang lebih kecil peng tulang rawan hialin (HC) bekerja sebagai
(bintang) juga dapat dilihat, tetapi identifikasi tidak kerangka penyokong, mempertahankan lumen bron-
dapat pasti. Panah mentnjukkan bangunan yang kus tetap terbuka. Seluruh struktur dikelilingi oleh
mungkin duktus alveolaris menuju ke sakus alveo- jaringanparu (LT).
laris. Beberapa pembuluh darah (BV), perca-
bangan sistem sirkulasi pulmonal, dapat dilihat. Per-
hatikan nodulus limfatikus (LN) juga terlihat GAMBAR 4 . Bronkiolus terminalis. x.s. Paraffin
sepanjang percabangan bronkus. section. x 132.

Saluran bronkiolus yang terkecil disebut sebagai


*effiS&n S e Bronkiolus. x.s. Paraffin section. bronkiolus terminalis (TB). Diameter saluran ini
x 270. sangat kecil dan lumennya dilapisi oleh epitel (E)
sel Clara (CC). Jaringan
selapis kubis tersebar dengan
Bronkiolus mempertahankan lumen (L) tetap ter- ikat banyak berkurang dan lapisan otot polos tidak
buka tanpa memerlukan adanya dukungan tulang sempurna dan sukar dilihat pada pembesaran ini.
rawan, karena saluran ini melekat ke jaringan paru Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkio-
di sekitarnya melalui serat elastin yang tersusun lus respiratorius (RB) yang dindingnya menyeru-
radier dari lingkarannya. Lumen bronkiolus dilapisi pai bronkiolus terminalis, kecuali adanya alveoli
oleh epitel (E) selapis torak sampai selapis kubis, yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
disisipi sel Clara (CC), tergantung pada diameter
bronkiolus Lamina propria (LP) tipis dan dikeli-
lingi oleh otot polos (Sm), yang melingkari lumen.
Bronkiolus tidak mempunyai kelenjar dalam dinding- Tulang rawan hialin
nya dan dikelilingi olehjaringan paru (LI).
Bronkiolus terminalis
Bronkiolus

Bronkiolus
respiratorius

Sistem Bronkial dan Paru

292 . Atlas Berwarna Histologi


tg

$hit

t"g *r1
r.F-*&:*

l-*"ii*pe* $-l l-G6i/rsAR 4-l

KUNCI
B bronkiolus IB bronkus inffapulmonal LT jaringan paru
BV pembuluhdarah L lumen RB bronkiolusrespiratorius
CC sel Clara LN nodulus limfatikus Sm ototpolos
E epitel LP laminapropria TB bronkiolus terminalis
HC tulangrawanhialin

Sistem Resplrasl . 293


S&!i**Affi t . Bronkiolus respiratorius. Paraffin &&SXffiAffi 3 . Duktus alveolaris. l.s. Manusia.
section. x 270. Paraffin section. x 132.

Pada bagian setengah bawah gambar fotomikrosko- Duktus alveolaris (AD), tidak seperti bronkiolus
pik ini tampak bronkiolus respiratorius lumen-nya respiratorius, tidak mempunyai dinding sendiri. Struk-
berdinding tebal dengan kantong kecil alveoli (A) tur ini dilapisi oleh epitel (E) selapis gepeng, terdiri
menonjol keluar. Di sini terjadi pertukaran gas yang atas sel-sel yang sangat tipis. Duktus alveolaris
pertama kali. Dinding bronkiolus respiratorius ter- menunjukkan sejumlah kantong kecil alveoli (A)
diri atas epitel selapis kubis, mempunyai beberapa menonjol keluar dan seluruhnya berakhir pada sakus
sel bersilia dan sel Clara (CC). Bagian dinding alveolaris (AS), terdiri atas kelompokan alveoli,
lainnya ada lapisan sel otot polos yang tidak sem- sekeliling ruang berisi udara. Setiap alveoli mempu-
purna dikelilingi oleh jaringan ikat fibroelastis. nyai sel otot polos kecil yang bekerja seperti tali penu-
Dengan pengamatan yang teliti pada gambar ini tup kantong, mengatur pembukaan ke dalam alveo-
menunjukkan bahwa dinding bronkiolus respirato- lus. Gambaran ini seperti tombol kecil (pcnoh). Suatu
rius melipat, sehingga memberi gambaran yang salah daerah serupa daerah korok diperlihatkan dengan
seolah-olah berdinding tebal. pembesaran kuat dalam Gambar 3.

&&*fi&AR 3 . Septum interalveolaris. Monyet. &&efrmAm 4 r Paru. Sel debu. Paraffin section.
Plastic section. x 540. x 210.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Banyaknya pembuluh darah di paru jelas terlihat
kuat daerah serupa dengan daerahkotakGambar 2. dalam fotomikroskopik ini, karena pembuluh
Tampak dua alveoli (A) sebagai ruang kosong dipi- darah (BV) dan kapiler (Ca) septum interalveolaris
sahkan satu sama lain oleh septum interalveo- terisi dengan sel-sel darah merah. Bercak gelap yang
laris (lS). Septum terdiri atas kapiler (Ca), inti tampak tersebar dimana-mana dalam jaringan paru
(bintang) endotel menonjol ke lumen yang berisi sel adalah sel debu (DC), makrofag yang sudah mem-
darah merah (RBC). Septum interalveolaris juga fagosit partikel. Dalam kotok Paru. Sel debu.
seluruh alveolus dibatasi oleh pneumosit tipe I Monyet. Plastic section. x 540. Inti (N) sel debu
(P1), epitel selapis gepeng yang sangat tipis, tersebar (DC) dikelilingi oleh fagosom yang berisi partikel-
di antara pneumosit tipe II (P2). Septum inter- partikel yang mungkin difagosit dari suatu alveolus
alveolaris yang lebih tebal ada pembuluh darah paru.
(BV) dan unsur jaringan ikat termasuk makrofag
Bronkiolus respiratorius
yang disebut sel debu (DC). Perhatikan adanya sel
otot polos (Sm) dan unsur jaringan ikat yang Duktus alveolaris

tampak sebagai bintik pada tempat masuk ke Porus alveolaris


alveolus.
Bagian respirasi
sistem respirasi

I$
Sel debu

Pneumosit tipe I
Badan
lamelar Pertukaran gas
terjadi pada sawar
alveolar-kapiler
Pneumosit tipe ll

294 . Atlas Berwarna Histologi


*
t-S&ffisr{ml l

,Ji 4f+' '

, ,l'
t-
Ca,
*
*#il-*l$

t€&M&ie* s I f-sXr s.qe 4 I

KUNCI
A alveolus CC Clara
sel N inti
AD duktus alveolaris DC debu
sel P1 pneumosit tipe I
AS sakus alveolaris E epitel P2 pneumosit tipe II
BV pembuluhdarah IS septuminteralveolaris RBC seldarahmerah
Ca kapiler L lumen Sm ototpolos

Sistem Respirasi . 295


A

tt:Atvu$ema

{3&$Viffi&ffi 3 . Sawar udara-darah. Anjing. plasmalema pada kedua sisi sitoplasma. Ruang
Mikroskop elektron. x 85.500, alveolus (A) kosong, sedangkan lumen (L) kapi-
ler ada sedikit sel darah merah (RBC). (Seizin
Sawar udara-darah terdiri atas sel endotel (EC) DeFouw D. Padatnya jumlah vesikel dan selingan
yang sangat tipis, pneumosit tipe I (P1) dan selular: perbandingan antara endotel dan epitel sep-
lamina basalis (BL). Perhatikan sitoplasma (panah) tum alveolaris pada paru anjing normal. Anat Rec
kedua jenis sel sangat sedikit, seperti tampak dekat 209:77-84.)

296 . Atlas Berwarna Histologi


rl
ffi Ringkasan Histologik
I. BAGIAN KONDUKSI dinding trakea. Adventisia ditempati cincin-C darr
tulang rawan hialin (atau jaringan ikat tebal antara
A. Rongga hidung
cincin-cincin). Sebelah posterior, muskulus tra-
7. Daerah Respirasi kealis (ototpolos) mengisi celah antaraujung bebas
Daerah respirasi dibatasi oleh epitel respirasi tulang rawan.
(bertingkat torak bersilia). Jaringan ikat sub-
epitelial banyak mengandung pembuluh darah dan D. Bronkus Ekstrapulmonal
mempunyai kelenj ar seromukosa. Bronkus ekstrapulmonal menyerupai trakea dalam
2. Daerah olfohoris struktur histologiknya,
Epitel daerah olfaktoris adalah tebal, epitel ber-
E. Bronkus Intrapulmonal
tingkat torak bersilia terdiri atas tigajenis sel: sel
basal, sel sustentakular dan sel olfaktoris. Lamina Saluran ini dan saluran berikutnya seluruhnya dike-
propria banyak pembuluh darah dan mempunyai lilingi oleh jaringan paru.
kelenjar Bowman, yang menghasilkan mukus 7.Mukosa
encer. Bronkus intrapulmonal dibatasi oleh epitel respi-
ratorik dengan sel goblet. Jaringan ikat sub-
B. Larings epitelial tidak lagi dibatasi oleh lamina elastika.
Larings dibatasi oleh epitel respiratoris kecuali 2.Otot
pada daerah tertentu dibatasi oleh epitel berlapis
Dua pita otot polos tersusun serong di sekitar
gepeng tanpa lapisan tanduk. Dari superior sam-
mukosa.
pai inferior, lumen larings dibagi dalam tiga daerah:
vestibulum, ventrikel, dan ruang infraglotis. 3.Tulangrawan
Lipat ventrikular dan lipat vokalis adalah batas Cincin-C digantikan oleh lempeng tulang rawan
atas dan batas bawah ventrikel. Tulang rawan, mus- hialin bentuknya tidak beraturan yalg melingkari
kulus ekstrinsik dan intrinsik, juga kelenjar mukosa lapisan otot polos. Jaringan ikat padat kolagen
dan kelenj ar seromukosa ada di larings. menghubungkan perikondrium lempeng tulang rawan

4. Kelenjar
G. Trakea
Kelenjar seromukosa menempati jaringan ikat
1. Mukosa antara lempeng tulang rawan dan otot polos. Nodu-
Mukosa trakea terdiri atas epitel respiratoris lus limfatikus dan percabangan arteri pulmonalis
dengan sejumlah sel-sel goblet, lamina propria juga ada.
dan lamina elastika yang berkembang baik.
F. Bronkiolus
2, Submukosu
Bronkiolus dibatasi oleh epitel selapis torak
Submukosa ditempati oleh kelenjar mukosa dan
bersilia sampai epitel selapis kubis tersebar dengan
kelenjar seromukosa.
sel Clara tidak bersilia. Sel goblet ditemukan hanya
3.Adventisia pada bronkiolus yang lebih besar. Lamina propria
Adventisia adalah bagian yang paling tebal dari tidak mempunyai kelenjar dan dikelilingi oleh otot

Sistem Respirasi . 297


polos. Dinding bronkiolus tidak disokong oleh G. SakusAlveolaris
tulang rawan. Bronkiolus terbesar berdiameter seki-
Sakus alveolaris terdiri atas sekelompok alveoli
tar 1mm.
yang mengelilingi suatu ruang berisi udara.

G. Bronkiolus Terminalis D. Alveolus


Bronkiolus terminalis biasanya berdiameter kurang
Suatu alveolus merupakan ruang kecil berisi udara
dari 0,5 mm. Lumen dibatasi oleh epitel selapis
sebagian dikelilingi oleh epitel yang sangat tipis.
kubis (beberapa bersilia) tersebar dengan sel Ada dua jenis sel yang membatasinya, pneumosit
Clara. Jaringan ikat dan otot polos pada dinding tipe I (sel batas) dan pneumosit tipe II (penghasil
bronkiolus terminalis sangat sedikit.
surfaktan). Membukanya alveolus diatur oleh serat
elastik. Alveoli satu sama lain dipisahkan oleh din-
II. BAGIAN RESPIRATORIS ding dengan banyak pembuluh darah disebut septa
A. Bronkiolus Respiratorius interalveolaris, beberapa di antaranya ada porus
Bronkiolus respiratorius menyerupai brinkiolus alveolaris (penghubung antar alveoli). Sel debu
terminalis, tetapi saluran udara ini mempunyai (makrofag), fibroblas, dan unsur jaringan ikat
kantong-kantong yang menonjol keluar (alveoli) lainnya bisa tampak di septa interalveolaris. Sawar
pada dindingnya. Ini merupakan daerah pertama udara-darah merupakan bagian septum interal-
dimana terjadi pertukaran gas. veolaris, yang paling tipis yang terdiri dari sur-
faktan, sel endotel kapiler kontinyu, pneumosit
B. Duktus Alveolaris tipe I, dan di antaranya ada lamina basalis yang
Duktus alveolaris tidak mempunyai dinding sen- menjadisatu.
diri. Saluran ini berupa tabung lurus, panjang diba-
tasi oleh epitel selapis gepeng dan terlihat sejumlah
kantong-kantong kecil alveoli. Duktus alveolaris
berakhir di sakus alveolaris.

298 . Atlas Berwarna Histologi


Sistem Cerna I 13
Sistem cerna berfungsi dalam menelan, mencer- Baik kavum oris proprium maupun vestibulum oris
nakan dan mengabsorpsi makanan dan juga dalam dibatasi oleh epitel berlapis gepeng, danpadadaerah
pembuangan bagian yang tidak berguna dari bahan- yang terkena gesekan, epitel berubah menjadi epitel
bahan ini. Untuk memenuhi fungsi-fungsi ini, sistem berlapis gepeng dengan lapisan tanduk (atau
cema disusun dalam tiga komponen besar : 1) rongga parakeratinisasi).
mulut, yang berperan untuk mengunyah makanan
dan menjadikan ukurannya lebih kecil, melembab- Mukosa mulut
kan; memulai pencernaan, dan akan membentuk Epitel dan jaringan ikat di bawahnya menyusun
bulatan kecil yang dinamakan bolus, yang dapat mukosa oris. Jika epitel mengalami keratinisasi
masukke dalam saluran cerna; 2) suatu saluran cerrra (atau parakeratinisasi), mukosa dikatakan menj adi
berdinding muskular, sepanjang lumen dimana ma- mukosa mastikasi dan jika epitel tidak mengalami
kanan yang masuk diubah, baik secara fisik maupun keratinisasi, mukosa dikatakan sebagai mukosa
secara kimiawi, menjadi zat-zatyang dapat diserap; pembatas. Perlu diingat bahwa kebanyakan rongga
dan 3) bagian kelenjffi, yang menyediakan cairan, mulut mempunyai mukosa pembatas, dengan per-
enzim dan membentuk emulsi zat-zat yang penting kecualian gingiva, palatum durum dan permukaan
agar saluran cerna berfungsi secara baik.
dorsal lidah, yang dilapisi oleh mukosa mastikasi.
Selanjutnya kavum oris mempunyai epitel khusus,
. DAERAH MULUG RONGGA ada bangunan intraepitelial yaitu taste buds (kun-
cup kecap), yang berfungsi dalam menerima rang-
MULUT sangan berupa rasa. Kebanyakan taste buds terletak
Rongga mulut dapat dibagi selanjutnya men- pada permukaan dorsal lidah, sementara itu palatum
jadi ruang yang lebih kecil: sisi luar vestibulum oris dan farings juga mempunyai bangunan ini dalam
dan sisi dalam kavum oris proprium. Vestibulum jumlah sedikit. Mukosa yang epitelnya mengandung
oris adalah ruang yang dibatasi oleh bibir dan pipi kuncup kecap dikenal sebagar mukosa khusus.
pada sisi anterior dan lateral, sedangkan sisi dalam Setiap kuncup kecap mengenali satu atau lebih dari
dibentuk oleh lengkung gigi-geligi. Saluran keluar lima sensasi rasa: asam, manis, asin, umami (sedap)
kelenjar parotis mengalirkan sekret kelenjar ke atau pahit.
dalam vestibulum ois (lihat Gambar l3-l dan L3 -2) Isi kavum oris adalah gigi-geligi yang diguna-
Kavum oris proprium dibatasi oleh gigi-geligi kan untuk menggigit dan mengunyah dan lidah,
pada sisi luarnya, dasar mulut sisi inferior, dan pala- suatu bangunan berbentuk otot yang menyiapkan
tum durum serta palatum mole sisi superior. Ke arah makanan menjadi berbentuk bolus, mengecap
belakang kavum oris proprium dipisahkan dari oro- makanan dan memulai menelan.
farings, yang tampak diantara lipatan anterior pala-
toglosus ke tonsila paTatina oleh bidang imajiner.

Sistemcernal .299
Kelenjar Liur Palatum dan Tonsil lingkungan yang lembab. Saliva juga berfungsi
membantu proses menelan dengan melumasi ma-
Tiga pasang kelenjar liur utama-parotis, sub-
kanan yang kering dan membentuk bolus yang
lingualis dan submandibularis-melepaskan sekret-
setengah padat. Selanjutnya, ada enzim dalam saliva
nya ke dalam rongga mulut. Palatum durum mem-
yang mengawali pencernaan karbohidrat, juga anti-
bantu lidah dalam menyiapkan bolus, sedang pala-
bodi sekretoris melindungi tubuh terhadap zat-zat
tum mole, bangunan yang dapat bergerak, menutup
antigen.
hubungan antara mulut dan nasofarings, jadi men-
cegah masuknya makanan dan air dari mulut ke Masuk ke farings dijaga terhadap masuknya
farings. bakteri oleh adanya cincin tonsilar, terdiri atas
Jaringan ikat di bawah epitel kavum oris banyak
tonsila lingualis, tonsila faringea, dan tonsila
palatina.
mengandung kelenjar liur kecil, yaag menghasil-
kan saliva secara terus menerus, mempertahankan

500 o Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 13-1 Gigi dan Perkembangan Gigi
Email
Pulpa
Sulkus gingivalis Dentin
Epitel gingiva
Sementum
Gingiva Kanalis radiks
r;h i.rl I
Tulang alveolaris !i$$
irn'f' .,{
.jjt"
\F *".,. .ri' i
&
- a {t.' --..,i
Ligamen periodontal

-r*#i
l .L
,

{ lgt:
._
t
Y,e,,

si'' !

l/":i ;'{
ng €
Foramen apikalis
€, i
F;ri

s 4&,

Gigi
Gigi terdiri atas mahkota dan akar, terdapat dalam cekungan tulang yaitu alveolus, diikat oleh
jaringan ikat padat kolagen yaitu ligamen periodontal. Mahkota gigi terdiri atas dua jaringan
kalsifikasi yaitu dentin dan email, sedangkan akar gigi terdiri atas dentin dan sementurn. Ruang pulpa
pada mahkota dan saluran akar gigi adalah berkesinambungan satu sama lain. Ruang itu ditempati
oleh jaringan ikat gelatinosa yaitu pulpa dentis, yang ditempati pembuluh darah dan pembuluh limf,
serat saraf, unsur jaringan ikat seperti odontoblas, merupakan sel-sel yang berperan untuk mem-
pertahankan dan memperbaiki dentin. Pembuluh darah dan saraf menuju pulpa dentis memasuki
saluran gigi melaluiforamenapikalis, yaitu lubangkecilpadaapeks akargigi.

(A) Stadium (B) Stadium topi


Epitelium oris

-*
Lamina dentis Lamina dentis
Organ email

Kuncup Kriptus
tulang

(D) Aposisi (E) Memulai erupsi (F) Erupsi ke dalam kavum oris

Pulpa
Sementum

Ligamen
periodontal

SistemCernal .301
GAMBAR 13-2 Lidah dan Kuncup Kecap

Epiglotis Papila filiformis

Tonsila lingualis
Tonsila palatina

Kelenjar liur

Papila valata
Kuncup kecap
Muskulus intrinsik

Bagian tengah lidah terdiri atas serat-serat otot skelet


yang saling menyilang satu sama lain, jaringan ikat dan
kelenjar liur kecil.

Potongan kuncup kecap

Papila fungiformis

eaOifa tifitormS\

Sel pengecap
;_il: ,ii" -'
iii

w
.i[.:].,,

.p t'$
#t'
4tu
3$"
Taste buds (kuncup kecap) adalah kecil, merupakan bangunan
intraepitelial terdiri atas 40-70 sel, sel basal, sel neuroepitelial
(sel pengecap) dan sel sustentakular (sel penyokong). Kuncup
kecap berfungsi dalam menerima lima rangsangan pengecap
primer yaitu asin, manis, pahit, asam serta umami.

Permukaan dorsal lidah dibagi menjadi dua-pertiga bagian anterior, dipenuhi empatjenis papila lingua dan
sepertiga bagian posterior ditempati tonsila lingualis. Kedua bagian itu satu sama lain dipisahkan oleh
lekukan berbentuk "huruf V" yaitu sulkus terrninalis. Papila filiformis pendek, berbentuk konus dan mem-
punyai lapisan keratin tebal. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur dan sisi dorsal epitelnya ditem-
pati oleh tiga sampai lima kuncup kecap. Papila sirkumvalata adalah papila lingualis yang paling besar,
berjumlah enam sampai dua belas. Setiap papila sirkumvalata melekuk dari permukaan lidah dan dikelilingi
oleh suatu parit. Sisi lateral papila sertajuga pembatas parit ada sejumlah kuncup kecap. Papila foliata
terletakpada sisi lateral lidah.

3o2 . Atlas Berwarna Histologi


rl
W Histofisiologi
I. INTERAKSI JARINGAN PADA II. PENGINDERAAN RASA
ODONTOGENESIS Penginderaan rasa dilakukan oleh struktur kecil
Odontogenesis diinduksi oleh sel-sel yang berasal
intraepitelial berbentuk gentong yang dikenal seba-
dari ektoderm dari lamina dentis yang memper- gai kuncup kecap, kebanyakan terletak pada per-
lihatkan lymphoid enhancer factor-L (Lef- 1 ), suatu mukaan dorsal lidah, meskipun juga ada pada
palatum mole dan farings. Kuncup kecap terdiri atas
faktor transkripsi. Lef-1 menginduksi sel-sel epitel
40-70 sel-sel neuroepitel berbentuk kumparan yang
untuk mensintesis dan melepaskan trone morpho-
ada empat jenis: sel basal (tipe IV), yang bekerja
genic protein-4 (BMP-4), sonic hedgehog (Shh)
sebagai sel regenerasi; sel gelap (sel tipe I), yang
dan fibroblast growth factor-8 (FGF-8). Molekul
mungkin secara langsung berasal dari sel basal dan
sinyal ini bekerja pada sel-sel ektomesenkim di
bawahnya untuk berdiferensiasi menjadi jaringan menjadi dewasayaitu sel-sel jernih (tipe II) dan sel

odontogen. Sel-sel yang berasal dari krista neuralis intermedia (sel tipe III), yang akan mengalami
apoptosis dan mati. Siklus hidup yang sempurna
ini mulai memperlihatkan activin BA, BMP-4, gliko-
dari sel-sel ini berlangsung sekitar l0 hari sampai 2
protein perekat tenascin dan proteoglikan berikatan
minggu, dan sel-sel ini secara terus menerus diganti-
membran syndecan. Selanjutnya, sel-sel ini juga
kan dari sel basal. Sel-sel bertumpuk satu sama lain
memperlihatkan beberapa faktor transkripsi, nama-
dan membentuk lubang yang dikenal sebagai porus
nya Egr-L (early growth response-1), Msx-l
gustatorius pada permukaan epitel. Sebelah basal,
(homeobox-containing genes) dan Msx-2. Aktivasi
sel-sel tipe I, II dan III membentuk kontak sinapsis
ektomesenkim ini memperlihatkan perannya dalam
dengan serat saraf; sebelah apikal, sel ini mem-
induksi morfologi gigi, sehingga ini adalah ektome-
punyai mikrovili panjang dikenal sebagai rambut-
senkim yang akan menentukan, misalnya, apakah
gigi yang bertembang akan menjadi molar atau insi- rambut perasa, yang berjalan ke porus gustatorius
dan terpapar ke lingkungan yang lembab dari kalum
sivus. Molekul sinyal dari ektomesenkim meng-
induksi pembentukan simpul email, suatu struktur
oris. Rambut perasa mempunyai dua jenis dari
epitel yang tampak di tepian stratum intermedia reseptor rasa (TRl dan TR2) berikatan dengan
organ email. Simpul email mensintesis dan melepas-
bahan kimia yang larut dari makanan, dikenal
kan molekul sinyalnya sendiri, yaitu, FGF-4, BMP- sebagai citarasa, mengakibatkan protein-G aktif
2, BMrP -4, BMP-7 dan St*r. Molekul sinyal ini mem- dan/atau pembukaan langsung kanal ion. Hasil akhir-

bantu diferensiasi sel-sel epitel email dalam men- nya adalah sel neuroepitel menjadi aktif dan mele-
jadi ameloblas dan lapisan yang paling tepi dari paskan zat neurotransmiter pada taut sinapsis dengan
serat saraf. Susunan saraf pusat kemudian mencatat
papila dentis menjadi odontoblas. Simpul email
yang tetap bertahan berperan untuk mengikatkan sinyal dan mengartikan rasa yang dirasakan oleh
kuncup kecap.
epitel email dalam, menjadikan diferensiasi mor-
fologik organ email menjadi cetakan yang adalah
prototip gigi molar, sedangkan jika simpul email
mengalami apoptosis, diferensiasi morfologik ter-
tahan dan terbentuklah insisivus.

Sistemcernal.3o3
k
W CONTOH KASUS KLINIS
i

Stomatitis Herpetika kan, sebaiknya konsultasi ke dokter gigi karena


Stomatitis herpetika, suatu penyakit yang relatif perubahan warna gigi tidak selalu perlu peng-
sering disebabkan oleh virus herpes simpleks obatan saluran akar gigi.
(HSV) tipe I, dicirikan oleh gelembung demam
yang sangat sakit, tampak pada bibir atau pada Gigi
tepian bibir. Ini adalah penyakit yang kambuhan Manusia mempunyai dua set gigi-geligi, gigi
karena virus, pada fase dormant, menempati desidua dan gigi permanen. Gigi desidua lebih
ganglion trigeminal. Virus berjalan sepanjang kecil dan lebih lemah dan jumlahnya lebih sedikit
akson menyebabkan gambaran gelembung. Selama daripada gigi permanen karena mulut orang
stadium aktif pasien ini sangat menular, karena dewasa lebih lebar daripada anak-anak. Ada 20
virus lepas melalui rembesan cairan eksudat. gigi desidua, 10 pada setiap rahang, sedangkan
ada32 gigi permanen pada orang dewasa. Pada
Karies sekitar usia 6-13 tahun gigi-geligi bercampur,
Karies atau kavitas, terbentuk karena bakteri ada gigi desidua dan gigi permanen dalam mulut
yang mensekresi asam yang melekat pada defek pada saat yang bersamaan. Seluruh 20 gigi desi-
yang sangat kecil atau permukaan email yang dua digantikan oleh gigi permanen pengganti-
tidak beraturan. Asam yang dibentuk oleh bakteri nya, sedangkan 12 molar permanen tidak meng-
melarutkan kalsium email, menimbulkan defek gantikan gigi desidua, karena itu dikenal sebagai
lebih besar yang dapat ditempati bakteri yang gigi permanen tambahan.
berproliferasi lebih banyak dengan pembentukan
lebih banyak asam dan melarutkan kalsium email Gingivitis Ulseratif Nekrotik
lebih banyak. Lesi karies tidak nyeri sampai lesi Gingivitis ulseratif nekrotik adalah kondisi ulse-
itu mencapai lapisan dentin di bawahnya. Karena ratif akut pada gingiva dengan disertai nekrosis,
daerah yang paling sensitif adalah pada perte- halitosis, gambaran eritematosa dan nyeri sedang
muan dentin-email, gigi sensitif terhadap panas, sampai berat. Demam dan limfadenopati regio-
dingin, sentuhan mekanis dan manis. Aktivitas nal mungkin juga ada. Kelainan ini biasanya
bakteri yang berlangsung terus, tanpa tindakan suatu penyakit dewasa muda yang mengalami
oleh dokter gigi yang profesional, akhirnya akan stres dan bukan karena higiene gigi. Seringkali
menyebabkan gigi tanggal dan bahkan mungkin Treponema yincentii dan basil fusiformis ada
dengan akibat yang lebih serius. dalam jumlah banyak dan keduanya juga diduga
sebagai penyebab kondisi ini. Pengobatan biasa-
nya dengan pembilasan menggunakan hidrogen
PerdarahanPulpa peroksida encer beberapa kali dalam sehari dan
Gigi yang gelap mungkin karena perdarahan pembersihan secara cennat oleh dokter gigi yang
pulpa. Meskipun seringkali pulpa rusak sedemi- ahli. Juga dianjurkan pemberian antibiotika.
kian berat sehingga gigi itu tidak bisa diselamat-

3o4 . Atlas Berwarna Histologi


o *&T&T&&$

Slstemgernal .305
SASJIB&R 1 . Bibir. Manusia. Paraffin section. SAlt$SAH l. Bibir. Manusia, Sisi dalam. Paraffin
x 14. section. x 270.

Bibir manusia memperlihatkan tiga permukaan dan Sisi dalam bibir dibatasi oleh membran mukosa yang
bagian tengah (C). Permukaan luar dilapisi oleh terus menerus basah karena liur yang disekresi oleh
kulit, terdiri atas epidermis (E) dan dermis (D). tiga kelenjar ludah utama dan sejumlah kelenjar
Tampak jelas folikel rambut (panah) dan kelenjar ludah yang kecil. Epitel (Ep) yang tebal adalah
yang terkait. Zona vermilion (merah bibir) berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang mem-
(VZ) hanya ditemukan pada bibir manusia. Papila perlihatkan jala-jala rigi yang dalam (RR) yang
dermis yang tinggi (kepalapanah) mengalirkan darah saling interdigitasi dengan papilajaringan ikat (CP).
dekat permukaan bibi4 memberi warna merah muda Jaringan ikatnya adalah fibroelastis, memperlihat-
pada daerah ini. Sisi dalam dibatasi oleh epitel (E) kan pembuluh darah (BV) yang banyak.
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang basah
dan jaringan ikat di bawahnya yang diisi dengan
kelenjar ludah kecil. Bagian tengah bibir terdiri atas .
SA$rl*&fi 4 Bibir. Manusia. Zona vermilion.
otot skelet tersebar denganjaringan ikat fibroelastis.
Paraffin section. x 132.

Zona vermilion bibir dilapisi oleh modifikasi kulit,


&&FSFAR 3 . Bibir. Manusia. Sisi luar bibir. terdiri atas epitel (Ep) berlapis gepeng dengan
Paraffin section. x 132. lapisan tanduk yang membentuk interdigitasi banyak
dengan dermis (D). Darah ini tidak mengandung
Sisi luar bibir dilapisi oleh kulit yang tipis. Baik folikel rambut maupun kelenjar keringat (meskipun
epidermis (E) maupundermis (D) tidakmemper- demikian kadang ada kelenjar sebasea). Perhatikan
lihatkan gambaran yang tidak biasa. Sejumlah foli- gambar potongan melintang serat otot skelet
kel rambut (HF) berkelompok pada sisi luar ini (SM) dan pembuluh darah (BV) yang banyak
dan kelenjar sebasea (Sg) juga kelenjar keringat pada bibir.
terlihatbanyak.
Zona vermilion

Epidermis
.J
..F Dermis
ii
li
ri

j
:]

BV pembuluh darah E epidermis Sg kelenjar sebasea


C tengah Ep epitelium SM otot skelet
cP papilajaringan ikat HF folikelrambut vz zonavermilion (merah)
D dermis RR jala-jalarigi

306 . Atlas Berwarna Histologi


IsArdrs&Rl-l

i.
q

i-
in"i
r;'.' .
3 "nul
:f,' E

;a

[c*wsxil 3I tses#s&* t-l

SistemCernal .307
S&*Sffi&& *. Gigi, Manusia, Sajian dasar. x 14. S&W$&X X. Gigi. Manusia, Sajian dasar. x 132.

Gigi terdiri atas mahkota gigi, leher dan akar gigi, Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
yang terdiri atas jaringan kalsifikasi mengelilingi daerah serupa dengan daerah kotak gambar sebe-
suatu ruangan yang ditempati pulpa gelatinosa yang lumnya. Email (e) terdiri atas batang emall Qtanah)
lunak. Pada sajian dasar hanya tertinggal jaringan masing-masing dikelilingi oleh sarung batang. Daerah
keras. Mahkota terdiri atas email (e) dan dentin (d), email yang mineralnya kurang memberikan gam-
yang terletak di antaranya disebut sebagai perte- baran seperti pucuk rumput disebut enamel tufits
muan dentin email
(DEJ). Pada leher gigi, email (ET), yang meluas dari pertemuan email (DEJ)
bertemu sementum (c), membentuk pertemuan sebagian masuk ke dalam email. Dentin (d), kalsi-
sementum-email (CEJ). Ukuran rongga pulpa fikasinya tidak sebanyak pada email, tampak sebagai
(PC) akan berkurang pada individu yang makin tua. saluran sempit panjang disebut dentinal tubules
Celah dalam email (ponah) karena adanya lesi karies (tubuli dentis/DT), yang pada gigi yang hidup di-
(cavity/berlubang). Suatu daerah serupa dengan tempati juluran odontoblas, yaitu sel yang berperan
daerah korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam pembentukan dentin.
dalamGambar2.

*&n&H*R 3 . Pulpa. Manusia. Paraffin section. ffieill:$W&* 4 . Pulpa. Manusia. Parafin section.
x 132. x 270.

dentin (d) dari sini


Pulpa dentis dikelitingi oleh Ini adalah pembesaran kuat dari sudut kanan bawah
dipisahkan oleh matriks dentin (DM) yang tidak gambar sebelumnya. Perhatikan adanya pembuluh
mengalami kalsifikasi. Pulpa dentis dikatakan mem- darah (BV) dan serat saraf (NF), demikian juga
punyai empat daerah, yaitu lapisan odontoblas sejumlah fibroblas (F) dari jaringan ikat gelatinosa
(OL), zona tanpa sel (CZ), zona banyak sel (CR) ini.
dan bagian tengah (C). Bagian tengah pulpa
dentis terdiri atas fibroblas (F), serat kolagen yang
halus, sejumlah berkas saraf (NB) dan pembu-
luh darah (BV). Percabangan struktur neurovas-
kular ini mencapai tepi pulpa, dimana percabangan
ini memasok zona yang banyak sel dan odontoblas
dengan kapiler dan serat sarafyang halus.

Sulkus gingivalis

Epitel gingiva

Gingiva
Sementum

Tulangalveolaris 41

Ligamen periodontal
Kanalis
radiks

Foramen
apikalis

3O8 . Atlas Berwarna Histologi


^'*7 -,,*..*- .i1+.-
-

nrJ .
rl
DT**

t eer\qsexT-l {-serulsAm e l

.-.4{.-J ,GF
*-***J
: -'k*'j'Fd"
4{ 4. + . r
-q r. #*t
itd

KUNGI
BV pembuluhdarah CZ zonatanpasel F fibroblas
c bagiantengah d dentin NB berkas saraf
c sementum DEJ perlemuandentin-email OL lapis
CEJ pefiemuan sementum-email DM matriks dentin PC ronggapulpa
DT tubulidentis e email
,CR zonabanyaksel ET enameltufts

Sistemgernal .309
GAMBAR'l . Ligamentum periodontal. Manusia. SAMBAH 2. Ligamentum periodontal. Manusia.
Parafin section.x132. Parafinsection.x2T0.

Akar gigi, terdiri atas dentin (d) dan sementum Akar gigi terdiri atas dentin (d) dan sementum
(c), digantungkan dalam alveolusnya (A) oleh suatu (c), digantungkan dalam alveolus (A) tulang mela-
jaringan kolagen, ligamentum periodontal (PL). luiserat-serat ligamentum periodontal (PL).
Pita serat kolagen (CF) yang kuat terbenam dalam Perhatikan bahwa gambar fotomikroskopik ini di-
tulang melalui serat Sharpey (SF). Pembuluh ambil di daerah krista (cr) alveolaris, di atas yang
darah (BV) dari tulang masuk dan memasok liga- mana ligamentum periodontal berkesinambungan
mentum periodontal. Tautan dentino-sementum denganjaringan ikat gingiva (G). Perhatikan, baik
(panah) jelas terlihat. Dekat apeks akar, sementum gingiva maupun ligamentum periodontal sangat
menjadi lebih tebal dan ditempati sementosit. banyak vaskularisasinya, sebagaimana tampak banyak-
nya pembuluh darah (BV).

ffAnfiBAR 3 . Gingiva. Manusia. Parafin section. GAMBAB 4 . Gingiva. Manusia. Sajian parafin,
x 14. x 132.

Ini adalah sajian dekalsifikasi potongan memanjang Gambar fotomikroskopikini adalah pembesaran kuat
gigi insisivus; jadi, seluruh kristal hidroksiapatit daerah tepi gingiva gambar sebelumnya. Perhatikan
telah diekstraksi dari gigi dan dari tulang alveo- bahwa ruang email (ES) terletak antara dentin
lusnya (A). Karena email hampir seluruhnya terdiri (d) mahkota gigi insisivus dan epitel pertemuan
atas kristal kalsium hidroksiapatit, hanya ruang di- (JE). Sulkus epitel (SE) dari gingiva bebas (FG)
mana email berada, ruang email (ES), tampak membatasi ruangan yang dikenal sebagai sulkus
dalam gambar fotomikroskopik ini. Ituista (cr) alveo- gingiva (GS), yang akan tampak jelas jika email
lus tampak, seperti adanya ligamentum perio- masih ada dalam fotomikroskopik ini. Perhatikan
dontal (PL) dan gingiva (G). Tepi gingiva (GM), interdigitasi yang berkembang baik dari epitel dan
gingiva bebas (FG), perlekatan gingiva (AG), jaringan ikat, dikenal sebagai aparatus rete (panah)
sulkus epitel (SE), epitel pertemuan (JE) dan dari gingiva bebas (FG) dan perlekatan gingiva,
mukosa alveoli (AM) juga tampak. ditandai adanya tenaga abrasi yang bekerja pada
daerah kar,rrm oris ini.

Sulkus gingivalis

Epitel gingiva

Gingiva
Sementum

-
Turang arveorarrs 4 [ .r]
",

Ligamen periodontal
Kanalis
radiks

Foramen
apikalis

51o . Atlas Berwarna Htstologi


feArvrsTnTl [-r-JVI*ARel

SE'

AC

leAr!{sin31 lextvlsAn 4 I

KUNCI
A alveolus d dentin GM tePi gingiva
AM mukosaalveolus DEJ pertemuan dentin-email GS sulkus gingiva
AT perlekatangingiva DT tubulus dentis JE pertemuanepitel
BV pembuluhdarah ES ruang email PC ruang pulpa
c sementum ET enameltufts PL ligamenperiodontal
cr kristaalveolus FG gingivabebas SE sulkusepitel
CEJ pefiemuan sementum- G gingiva
email
CF seratkolagen

Sistemgernal .511
&&fW$&R {a . Pertumbuhan gigi. Lamina dentis, &&*$S&n * r Pertumbuhan gigi. Stadium genta,
lrisan frontal. Babi. Paraffin section. x 132. lrisan frontal. Babi. Paraffin section. x 132.

Lamina dentis (DL) merupakan pita jaringan epitel Saat organ email makin membesa4 organ ini menye-
berbentuk tapal kuda yang tumbuh dari epitel mulut rupai genta, sehingga disebut stadium genta dari per-
(OE) dan dikelilingi oleh sel mesenkim (MC). tumbuhan gigi. Stadium ini dicirikan oleh adanya
Pada potongan frontal lamina dentis dicirikan oleh empat lapisan sel: epitel email luar (OEE), reti-
adanya gambaran berbentuk seperti pemukul golf kulum stelata (SR), epitel email dalam (lEE)
dalam fotomikroskopik ini. Sel mesenkim pada dan stratum intermedium (SI). Perhatikan organ
tempat tertentu pada sisi distal lamina dentis men- email masih berhubungan dengan lamina dentis
jadi bulat dan berkelompok membentuk bakal papila (DL). Papila dentis (DP) terdiri atas sel mesenkim
dentis yang berperan dalam pembentukan pulpa yang menjadi bulat, dimana lapisan tepinya (panah)
dentis dan dentin. akan berdiferensiasi membentuk odontoblas.
Perhatikan membrana basalis (kepala panah) yang
lebar antara bakal odontoblas dan epitel email dalam
S&ffi8&R 5b. Pertumbuhan gigi. Stadium kuncup.
(bakal ameloblas). Perhatikan juga sel-sel yang ber-
lrisan frontal. Babi. Paraffin section, x 132.
bentuk seperti kumparan dari sakus dentis (DS).
Pada tempat-tempat teftentu sepanjang lamina den-
tis (DL), epitel menebal, tampak kuncup (B). Setiap
kuncup merupakan bakal sel yang penting untuk S&$18$3eR € . Pertumbuhan gigi, Aposisi. lrisan
membentuk email pada setiap gigi. Papila dentis frontal. Babi, Paraffin section. x 132,
(DP) membentuk daerah seperti bulan sabit di sisi
distal dari kuncup. Dentin (d) dan email (e) letaknya berhadapan. Den-
tin dibentuk oleh odontoblas (O), lapis sel paling
&&AS$AR 3 . Pertumbuhan gigi. Stadium topi. tepi dari papila dentis (DP). Juluran odontoblas
(panah) tampak dalam fotomikroskopik ini saat
lrisan frontal. Babi. Paraffin section. x 132.
menembus matriks dentin (DM). Ameloblas (A)
Aktivitas rnitosis yang meningkat mengubah kuncup merupakan sel torak yang memanjang, yang mem-
menjadi bangunan berbentuk seperti topi. Perhati- bentuk email. Bangunan epitel memanjang terletak
kan bahwa dapat dikenali adanya tiga lapisan epitel di sebelah kiri adalah lamina succedaneous (SL)
dari organ email: epitel email luar (OEE), epitel yang berperan untuk pertumbuhan gigi permanen.
email dalam (IEE) dan di antara keduanya ada
retikum stelata (SR). Epitel email dalam mulai
menutupi papila dentis (DP). Perhatikan bahwa
sel mesenkim memanjang, membentuk sakus den-
tis(DS), yang akan menutupi organ email dan papila Sakus dentis
dentis. Selanjutnya, suatu kriptus tulang (BC)
akan membungkus sakus dentis. Epitel mulut

Lamina dentis

Stadium Stadium Aposisi


topi genta

512 . Atlas Berwarna Histologi


r i..1;;;;6
'; '\; -;'
ii
. * t'l;-.

tegnr#Anxl
t--ex*vrsAfi r I

tsAtlseenTl [fr"J$sAR s I

A ameloblas DP papila dentis OE epitel mulut


B kuncup DS sakus dentis OEE epitel email luar
BC kriptus tulang email SI stratum intermedium
d dentin IEE epitel email dalam SL lamina succedaneous
DL laminadentis MC selmesenkim SR retikulum stelata
DM matriks dentis o odontoblas

SistemgernaI. SlS
ffi&&}}&&K '$ r Lidah. Manusia. l.s. Paraffin section. {}egt$ffi,&$it ff . Lidah. Manusia. l.s. Paraffin section^
x20. x 14.

Bagian dua pertiga anterior lidah diperlihatkan dalam Sisi posterior dua pertiga lidah anterior tampak ada
fotomikroskopik ini. Organ muskular ini
mempu- papila sirkumvalata (Cp). Papil-papil ini dike-
nyai sejumlah papila filiformis (FP) pada permu- lilingi oleh suatu alur yang d alam (panah), dasar alur
kaan dorsalnya, yang merupakan epitel berlapis menerima sekresi serosa melalui saluran keluar
gepeng dengan lapisan tanduk (panah). Permukaan (Du) kelenjar von Ebner (GE). Epitel (Ep) papila
ventral lidah dilapisi oleh epitel (E) berlapis gepeng mengandung kuncup kecap sepanjang sisi lateralnya,
tanpa lapisan tanduk. Muskuli intrinsik lidah ter- tetapi tidak ada pada permukaan superior. Bagian
susun dalam empat lapisan: longitudinalis supe- tengah lidah mengandung serat otot skelet (SM)
rior (SL), vertikalis (V), longitudinalis infe- dari otot lidah intrinsik dan eksterinsik, juga kelenjar
rior (IL), dan horizontal (tidak terlihat dl sini). dan jaringan lemak (AI). Suatu bagian daerah
Mukosa lidah melekat erat ke perimisium muskuli kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam
intrinsik lidah melalui jaringan ikat (CT) sub- Gambar3.
epitelial.

Papila filiformis

Papila sirkumvalata

Papila fungiformis

c@- Kelenjar von Ebner

Kuncup kecap

S&&$S&$X S . Papila sirkumvalata. Monyet. x.s.


Plastic section. x 132.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat


Papila fungiformis suatu daerah serupa dengan daerah kotok gambar
sebelumnya diputar 90'. Perhatikan adanya alur (G)
Papila filiformis
yang memisahkan papila sirkumvalata (Cp) dari
dinding alur. Kelenjar von Ebner (GE) mele-
paskan sekret serosa ke dalam alur ini, yang isinya di
bawah pengaruh sejumlah kuncup kecap (TB)
intraepitelial. Perhatikan kuncup kecap tidak dite-
mukan pada permukaan superior papila sirkum-
valata, hanya pada sisi lateralnya. Jaringan ikat di
tengah papila banyak mengandung pembuluh
darah (BV) dan saraf (N).

314 . Atlas Berwarna Histologi


. .nr
,,,k

}'sh

,#

AT

SM
I
J

t-e,qri*sextl

KUNCI
AT jaringan lemak FP papila filiformis SL Muskulus longitudinalis
BV pembuluhdarah G alur suPerior
Cp papila sirkumvalata GE kelenjarvonEbner SM otot skelet
CT jaringanikat IL muskulus longitudinalis TB kuncupkecap
Du saluran keluar (duktus) inferior V muskulus vertikalis
Ep epitel N saraf

Sistemgernal .315
{lAtrl&Aff { . Papila sirkumvalata. Monyet. *Affi$&& *. Kuncup kecap. Monyet. x.s. Plastic
Paraffin section, x 132. section. x 540.

Dasar papila sirkumvalata (Cp), alur (G) yang Gambar ini merupakan pembesaran kuat suatu daerah
mengitarinya, dan dinding alur tampak jelas dalam serupa dengan daerah kotak dari Gambar L. Perha-
gambar fotomikroskopik ini. Kelenjar von Ebner tikan epitel (Ep) berlapis gepeng dengan parakera-
(GE) melepaskan sekret serosanya melalui saluran tinisasi memperlihatkan skuama dalam proses dis-
keluar (Du) yang pendek ke dasar alur. Perhatikan kuamasi (kepalapanah). Kuncup kecap (TB) terdiri
banyaknya pembuluh darah (BV) dan saraf (N) atas paling sedikitnya empat jenis sel. Sel-sel basal
ada di daerah ini. Sejumlah kuncup kecap (TB) (lateral) (BC) mampu melakukan regenerasi alamiah,
ada di epitel sisi lateral papila sirkumvalata. Setiap sedangkan sel terang (LC), sel intermedia dan sel
kuncup kecap mempunyai porus pengecap (panah) gelap (DC) diduga untuk pengecapan. Perhatikan
melalui tempat ini menonjol rambut pengecap adanya pembuluh darah (BV) di dalamjaringan
(mikrovili) menonjol ke dalam alur. Suatu bagian ikat (CT) subepitelial.
senrpa dengan daerah korak diperlihatkan dengan
pembesaran kuat dalam Gambar 2.

ff&MSA& S r Palatum mole. Manusia. Paraffin


section. x 132.
GAMBAR 3 r Palatum durum. Manusia. Paraffin
section. x 132. Permukaan oral palatum mole dilapisi oleh epitel
(Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang
Palatum durum mempunyai permukaan nasal dan
membentuk interdigitasi dengan lamina propria
permukaan oral. Epitel (Ep) berlapis gepeng parake- (LP) melalui pembentukan jala rigi-rigi (RR) yang
ratinisasi pada permukaan oral membentuk lekukan dangkal. Palatum mole merupakan bangunan yang
dalam yaitu jala rigi-rigi (RR), yang membentuk dapat bergerak karena di dalamnya ada serat-serat
interdigitasi dengan jaringan ikat (CT) subepite- otot skelet (SM). Bagian tengah palatum mole juga
lial. Berkas serat kolagen (CF) yang tebal meng- ditempati oleh sejumlah kelenjar mukosa (MG)
ikat erat mukosa palatum ke periosteum tulang di yang mengeluarkan sekretnya ke dalam rongga mulut
bawahnya. Palatum durum juga ditempati oleh melalui saluran keluar yang lurus dan pendek.
banyakjaringan lemak dan kelenjar mukosa.

Papila sirkumvalata
Kuncup kecap

Kelenjar von Ebner

316 . Atlas Berwarna Histologi


.;+.,'

tsA*npAn?.]

KUNCI
BC sel basal Du duktus MG kelenjar mukosa
BV pembuluhdarah Ep epitel N saraf
CF berkas seratkolagen G alur RR jala rigi-rigi
Cp papila sirkumvalata GE kelenjar von Ebner SM otot skelet
CT jaringanikat LC sel-sel terang TB kuncupkecap
DC sel-sel gelap LP laminapropria

SistemCernal r 317
*,&$1S&&K '! . Tengah akar insisivus manusia. ffi&XWK&m 3. Palatum durum. Manusia. Parafin
Parafin section. x l32. section. x 132.

Akar dua insisilrrs bagian tengah manusia dan Palatum durum mempunyai permukaan nasal dan
jaringan penyokongnya diperlihatkan pada gambar permukaan oral. Perhatikan epitel (Ep) bertingkat
fotomikoskopik. Perhatikan akar satu insisivus, torak bersilia memperlihatkan silia dan kelenjar
Akar 1, adalah pada puncak gambar dan makin ke dalam epitel (IeGL). Perhatikan adanya kelenjar
bawah gambar lapisan hialin Hopewell-Smith (Gl) dan pembuluh darah (BV) di dalamjaringan
(HL) memisahkan dentin (d) akar dari sementum ikat (CT) di bawah epitel. Epitel dan jaringan ikat
(c). Ligamentum periodontal (PL1), dengan di- dibawah epitel seluruhnya disebut sebagai muko-
sertai pembuluh darah (BV), gigi ini menggan- periosteum (MP), yang melekat erat ke lem-
tung gigi 1 dalam alveolusnya. Septum interden- baran tulang (B) dari palatum. Pembesaran kuat
tal (IS), berkedudukan di antara dua insisivus dan dari daeroh kotck disajikan pada Gambar 3.
terdiri atas tulang spongiosa, dibentuk oleh fusi
tulang alveolar sebenarnya (ABP 1 dan 2) dari r Palatum durum. Manusia. Parafin
S;&&$S&m 4
setiap akar. Perhatikan adanya osteon (Os) di dalam
section. x 132.
tulang spongiosa; bagian tengah osteon ini mende-
kati garis fusi antara dua tulang alveolar sebenarnya.
Ini adalah pembesaran kuat dari daerah yang sama
Ligamentum periodontal dari insisivus lainnya dengan daerah kotak Gambar 2. Perhatikan adanya
(PL 2) terletak di antara tulang alveolar sebenarnya
kelenjar (Gl), pembuluh darah (BV) dan pem-
(ABP 2) dan sementum dari gigi ini. Dentin (d)
buluh limf (LV) dalam jaringan ikat (CT) sub-
dan lapisan hialin Hopewell-Smith (HL) dari epitelial. Berkas serat kolagen (CF) yang tebal
akar ke 2 jelas terlihat.
melekat erat dengan mukosa palatum ke periosteum
tulang di bawahnya. Perhatikan silia (c) yangjelas
terlihat dari epitel (Ep) bertingkat torak bersilia
yang melapisi permukaan nasal palatum durum

KUNCI
ABPtulang alveolar d Dentin IeGl kelenjar intraepitelial
sebenarnya Ep epitel IS septum interdental
B lembarantulang GI kelenjar MP mukosapalatum
BV pembuluhdarah HL lapisanhialin Os osteon
C sementum Hopewell-Smith PL ligamentum
CT jaringan ikat periodontal

318 . Atlas Berwarna Histologi


r'q
s
5.r ,.

ie
, €*\'
l@,1
{,'l
w€ rh1
:::
"s'*
: Fr 'iF-,
.*

i+t' ' 'rr'
:1i'+
...h-*
AF
R
':t:
*.4: I

,t i:r
s
1

h; *"
$d

;
f*ee$sget

SistemCernaI. !19
rc"Jsi*atl

S*MBAX I . Emailmanusia. Mikroskop elektron ruang terisi oleh email yang dikenal sebagai segmen
batang. Sisi yang lengkung dari ruang batang di-
scanning. x 3.150.
arahkan secara oklusal. Ketika segmen batang ber-
Gambar tiga demensi ini memperlihatkan pemben- kedudukan pada puncak dari setiap masing-masing,
tukan email manusia yang mineralisasi diperlihat- segmen ini membentuk batang email yang ben-
kan ruang-ruang berbentuk batang fi uluran-juluran) tuknya menyerupai lubang kunci. (Dari Fejerskov O.
yang dikelilingi oleh email antar-batang. Ruang- Human dentition and experimental animals. J Dent
ruang berbentuk batang ditempati oleh juluran Res 1979;58 (special Issue B) :7 25-7 34).

Tomes dari ameloblas dan ketika ameloblas mun-


dur, ruang batang terisi oleh mekanisme sekresi dan

520 . Atlas Berwarna Histologi


t-es:ex&$qT-l

Sr4finBA& {r Dentin manusia. Mikroskop elektron lus dentis. Selain itu, beberapa tubulus ditempati
serat-serat saraf dan seluruh tubulus seluruhnya
scanning. x 3.800.
dipenuhi dengan cairan ekstraselular yang berasal
Gambar tiga demensi ini memperlihatkan dentin dari pulpa gigi. (Dari Thomas H. The dentin-
manusia yang mineralisasi diperlihatkan sajian predentin complex and its permeability: anatomical
longitudinal dari tubulus dentin. Pada dentin hidup overview. J Dent Res 1985;64 (Special Issue B):
yang sehat, tubulus ditempati juluran odontoblas 607-672)
yang terbentang paling sedikit 1 mm ke dalam tubu-

SistemgernaI. S2l
t
ffi Ringkasan Histologik
I. BIBIR lami kalsifikasi yang menyusun bagian terbesar
Bibir mengatur hubungan dari lingkungan luar ke
mahkota dan akar gigi; dentin mengelilingi pulpa.
ronggamulut. Dentin dibentuk oleh odontoblas, juluran pan-
jangnya tetap dalam alur kecil tubulus dentis,
A. Permukaan l..uar menembus dentin. Badan sel odontoblas memben-
tukperluasan ke perifer dari pulpa.
Permukaan luar dilapisi oleh kulit tipis dan karena
itu mempunyai folikel rambut, kelenjar sebasea
G. Sementum
dan kelenjar keringat.
Sementum terletak pada akar gigi, mengelilingi
B.Zona Peralihan dentin. Sementum adalah bahan dasarnya kolagen
Zona peralihan (zona vermilion) adalah warna yang mengalami kalsifikasi dibentuk oleh semen-
merah muda pada bibir. Di sini papil jaringan ikat toblas, yang dapat terperangkap dan kemudian dise-
meluas ke dalam epidermis. Tidak ditemukan folikel but sebagai sementosit. Serabut dari ligamentum
rambut dan kelenjar keringat, sedangkan kelenjar periodontal terbenam dalam sementum dan tulang,
sebasea terkadang ada. jadi memegangi gigi pada sarung tulang yaitu
prosesus alveolaris.
C. Membran Mukosa
Sisi vestibulum bibir dilapisi oleh epitel yang D. Pulpa Dentis
basah fterlapis gepeng tanpa lapisan tanduk) dengan Pulpa dentis adalah jaringan ikat gelatinosa yang
sejumlah kelenjar liur kecil yang merupakan kelen- menempati ruang pulpa. Pulpa mendapat banyak
jar campur terdapat dijaringan ikat subepitelial. saraf dan pembuluh darah.

D. Bagian Tengah Bibir


Bagian tengah lidah berisi otot skelet.
III. GINGIVA
Gingiva (gusi) adalah suatu daerah mukosa mulut
yang melekat erat pada kolum dentis dan dilekat-
il. GrGl kan pada tulang alveolar. Gingiva dilapisi oleh
Gigi terdiri atas tiga jaringan yang mengalami kal- epitel berlapis gepeng yang sebagian dengan
sifikasi dan di bagian tengah ada jaringan ikat keratinisasi (parakeratotik). Jaringan ikat di
jarang disebut pulpa dentis.
bawahnya terisi padat berkas-berkas serat kolagen
yang tebal.
A. Email
Email merupakan substansi yang paling keras
dalam tubuh. Email terbentuk melalui ameloblas, IV. LIDAH
yaitu sel-sel yang tidak ada lagi pada gigi yang Lidah merupakan organ muskular yang di daerah
erupsi. Email hanya ada pada mahkota gigi. mulut bebas bergerak, sementara akar lidah melekat
ke dasar farings. Otot skelet membentuk bagian
B. Dentin tengah lidah, di antara otot ada kelenjar serosa dan
Dentin adalah bahan dasarnya kolagen yang menga- kelenj ar seromukosa yang tersebar.

322 . Atlas Berwarna Histologi


A. Daerah Oral (Dua Pertiga B. Daerah Faringeal (Sepertiga
Anterior Lidah) Bagian Posterior Lidah)
Mukosa permukaan dorsal dari duapertiga ante- Mukosa sepertiga bagian posterior lidah memper-
rior lidah berubah menjadi empat jenis papila lihatkan sejumlah nodulus limfatikus yang
lingualis. menyusun tosila lingualis.
1. PapilaJilifurmis
Papila filiformis adalah panjang dan ramping dan V. PALATUM
merupakan bangunan yang paling banyak. Papil ini Palatum terdiri atas bagian keras dan bagian lunak,
menyebabkan permukaan kasar (terutama pada memisahkan rongga mulut dan rongga hidung.
hewan seperti kucing) tersebar dalam deretan seja-
Karena itu, palatum mempunyai sisi nasal dan sisi
jar pada seluruh permukaan lidah. Papil ini dilapisi
oral. Sisi oral dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
oleh epitel berlapis gepeng (parakeratinisasi) (sebagian dengan keratinisasi pada palatum
(tetapi tidak mengandung kuncup kecap) menutupi
durum), sedangkan sisi nasal dilapisi oleh epitel
bagian tengahnya yang terdiri atasjaringan ikat.
respirasi. Jaringan ikat subepitelial tampak ada-
2.Papilafungifurmis nya serat kolagen padat tersebar dengan jaringan
Papila fungiformis berbentuk seperti jamur, lemak dan kelenjar mukosa. Bagian tengah pala-
tersebar di antara papila filiformis, dan mungkin tum durum ada tulang, sedangkan pada palatum
mudah dikenali karena gambarannya seperti bercak mole terdiri atas otot skelet.
merah. Papil ini mengandung kuncup kecap sepan-
jang sisi dorsalnya.
VI. PERTUMBUHAN GIGI
3. Papila Folinta
Perkembangan gigi (odontogenesis) dapat dibagi
Papila foliata tampak sebagai parit memanjang menjadi beberapa stadium (lihat Gambn l3-7).
sepanjang tepi lidah dekat sisi posterior dari dua Nama yang diberikan tergantung bentuk dan/atau
pertiga bagian anterior lidah. Kuncup kecap berde- fungsi dari perlumbuhan gigi. Stadium lamina den-
generasi pada manusia usia muda. Kelenjar serosa tis tanda pertama odontogenesis, diikuti stadium
von Ebner ada dan berkaitan dengan papil ini kuncup, stadium topi dan stadium genta. Pertum-
4. Papila Sirkumvalata buhan grgr diawali dengan stadium aposisi, yang

Papila sirkumvalata sangat besar dan membentuk diikuti dengan pembentukan akar dan erupsi gigi.
bangunan seperti huruf-V pada batas bagian oral dan
Stadium-stadium ini terdapat baik pada gigi primer
bagian faringeal lidah. Masing-masing papila sir- (gigi desidua) maupun gigi sekunder (gigi perma-
kumvalata dikelilingi oleh parit atau alur, dinding- nen).
nya berisi kuncup kecap dalam epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk. Kelenjar serosa
von Ebner terbuka ke dasar parit. Jaringan ikat di
tengah papila sirkumvalata mempunyai banyak
saraf dan pembuluh darah.

SistemCernal. azS
524 . Atlas Berwarna Histologi
14
)

Sistem Cerna II
Saluran c€rna memanjang sekitar 9 meter, mulai ikat yang lebih kasar yang secara fisik menyokong
dari rongga mulut sampai anus dan berubah sepan- mukosa dan memberi percabangan saraf, pembuluh
jang saluran itu untukmelakukanberbagai fungsi pen- darah dan pembuluh limf ke tunika mukosa. Selan-
cemaan. Rongga mulut menerima makanan dan mela- jutnya, pada beberapa daerah saluran cerna tunika
lui pengunyahan dan pembentukan bolus, mengantar- submukosa mengandung kelenj ar.
nya ke dalam esofagus dan lambung. Isi lambung
direduksi menjadi kimus yang sifatnya asam, selan-
juniya dibawa dalam bentuk kecil menuju usus halus,
Muskularis Eksterna
dimana terjadi semua proses pencernaan dan absorpsi. Tunika muskularis eksterna baisanya terdiri atas
Sisa makanan yang berbentuk cair menuju ke dalam lapisan otot polos sirkular sebelah dalam dan
usus besar, dimana pencernaan selesai dan air di- lapisan otot polos longitudinal sebelah luar, yang
absorpsi kembali. Feses yang padat kemudian me- mengalami modifikasi pada daerah tertentu dari
nuju ke anus untukdibuang. saluran cerna. Meskipun lapisan ini disebutkan ter-
susun secara sirkular atau longitudinal, otot polos
Secara umum susunan dinding saluran cerna dari
esofagus sampai anusjelas terlihat, yaitu terbagi atas
ini sebenamya membungkus sekitar saluran cerna
secara erat dan secara longgar. Pleksus pembuluh
empat lapisan konsentris, dapat dikenali menyusun
darah dan pleksus saraf terdapat di antara lapisan
dinding saluran yang panjang ini. Lapisan ini dijelas-
otot. Tunika muskularis eksterna berfungsi dalam
kanmulai dari lumenke arah dinding luar.
melembutkan dan mendorong isi lumen sepanjang
saluran cerna melalui gerakan peristaltik. Jadi, ketika
. LAPISAN DINDING muskulus sirkularis mengurangi diameter lumen,
SALURAN CERNA mencegah pergerakan isi lumen ke arah proksimal
(ke arah mulut), muskulus longitudinalis berkon-
Mukosa traksi sedemikian rupa seperti mendorong isi lumen
Lapisan paling dalam yang secara langsung mengi- ke arah distal (ke arah anus).
tari lumen dikenal sebagai tunika mukosa, terdiri
atas tiga lapisan konsentris: 1) epitel pembatas
yang basah dengan fungsi sekretoris dan absorpsi;
Serosa atau Adventisia
2) jaringan ikat lamina propria, berisi kelenjar dan Lapisan paling luar dari saluran cerna adalah tunika
unsur-unsur sistem sirkulasi; dan 3) tunika musku' serosa atau tunika adventisia. Daerah intraperi-
laris mukosa, biasanya terdiri atas dua lapisan otot toneal saluran cerna yaitu daerah yang dibungkus
polos tipis, bergunauntukpergerakan mukosa. peritoneum, mempunyai tunika serosa. B angunan
ini terdiri atas jaringan ikat yang diliputi oleh
Submukosa mesotel (epitel selapis gepeng), yang mengurangi
gesekan selama gerakan pencernaan. Daerah lain
Tunika submukosa mempunyai unsur jaringan

Sistem gerna II . 325


saluran cerna melekat erat ke bangunan sekitarnya Sel oxyntic menghasilkan HCI dan faktor
melalui serat-serat jaringan ikat. Daerah ini mem- intrinsik gaster, suatu faktor yang membantu
punyai tunika adventisia. ileum dalam absorpsi vitamin B,r. Sel-sel ini mem-
punyai kanalikuli intraselular dan suatu sistem tubu-
lovesikular. Sel mukosa leher menghasilkan mukus
O DAERAH SALURAN yang larut dalam air, bersama dengan sel pembatas
CERNA permukaan berperan untuk pembentukan mukus
yang mungkin melindungi permukaan lambung ter-
Esofagus hadap autodigesti. Berbagai jenis sel DNES meng-
Esofagus adalah suatu tabung muskular yang pen- hasilkan hormon seperti gastrin, somatostatin,
dek yang mukosanya terdiri atas epitel berlapis sekretin dan kolesistol<tnn (lihat Tabel 14-1). Sel-
gepeng tanpa lapisan tanduk, jaringan ikat long- sel regeneratif, letaknya kebanyakan di leher dan
gar di dalamnya ada kelenjar kardia di dalam lamina ismus, menggantikan epitel pembatas lambung dan
propria yang menghasilkan mukus esofagus dan sel-sel kelenjar. Sel utama (chief cell) terletak di
serat otot polos yang tersusun memanjang dari dasar kelenjar fundus, menghasilkan prekursor enzim-
tunika muskularis mukosa. Tunika submukosa eso- enzim (pepsin, renin, danlipase).
fagus ini terdiri atas jaringan ikat padat kolagen
yang tidak beraturan dan di antaranya ada serat- Usus Halus
serat elastin. Ini merupakan salah satu dari dua Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum dan
daerah saluran cerra (yang lainnya adalah duode- ileum. Mukosa ketiga bagian memperlihatkan ada-
num) yang ada kelenjar dalam tunika submukosa. nya vili intestinalis, perluasan lamina propria, dila-
Kelenjar ini adalah kelenjar esofagus yang meng- pisi oleh epitel selapis torak. Epitel terdiri atas sel
hasilkan mukus. Tunika muskularis eksterna dari goblet, sel absorpsi permukaan, dan sel APUD. Sel
esofagus terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam goblet menghasilkan musinogen yang mengalami
dan lapisan longitudinal sebelah luar. Kedua hidrasi untuk membentuk musin yang bila ber-
lapisan ini di sepertiga bagian atas adalah otot skelet, gabung dengan isi lambung akan menjadi mukus.
yang terdapat di sepertigabagian tengah adalah otot Sel-sel DNES melepaskan berbagai hormon (misal-
skelet dan otot polos, sedangkan yang terdapat di nya sekretin, motilin, neurotensin kolesistokinin,
sepertiga bagian bawah adalah otot polos. Esofagus peptida penghambat lambung dan gastrin (lihat
berfungsi menghantarkan bolus makanan dari farings Tabel 1,t-1 untuk produksi hormon oleh saluran pen-
kedalamlambung. cemaan). Sel absorpsi permukaan, torak tinggi
mempunyai sejumlah mikrovili dilapisi glikokaliks
Lambung tebal terdiri atas beberapa enzim. Sel-sel ini ber-
Berdasarkan adanya kelenjar dalam lamina pro- fungsi dalam absorpsi lemak, asam amino, dan kar-
pria, secara histologik lambung dibagi menjadi tiga bohidrat. Lemak rantai panjang dalam bentuk kilo-
daerah: kardia, fundus dan pilorus (lihat Gambar miron dibawake lakteal, yaitu saluran limf berujung
14-1). Mukosa lambung yang kosong membentuk buntu dari vilus intestinalis, sedangkan asam amino
lipatan memanjang yang disebut rugae. Permukaan dan karbohidrat masuk saluran darah dari vilus
lumen lambung dibatasi oleh epitel selapis torak (sel intestinalis.
pembatas permukaan), tampak foveolae (gastric Kelenjar tubulosa sederhana di mukosa yaitu
pits), yang dasarnya ditembus oleh beberapa kelenjar kriptus Lieberkiihn, terbuka ke ruang antara vili
lambung di lamina propria. Seluruh kelenjar lam- intestinalis. Kriptus ini terdiri atas sel-sel torak sela-
bung terdiri atas sel parietal (sel oxyntic), sel pis (serupa dengan sel-sel absorpsi permukaan), sel
mukosa leher, sel pembatas permukaanl diffuse goblet (dan oligomukus), DNES dan sel regeneratif,
neuroendocrine system = DNES atau dikenal dan juga sel Paneth. Sel Paneth terletak di dasar
sebagai sel APUD dan sel regeneratif. Kelenjar kriptus Lieberkiihn dan mempunyai granula sekre-
fundus juga ada sel zimogenik (chief cells). toris yang besar yang diketahui berisi enzim anti-

326 . Atlas Berwarna Histologi


bakteri lizozim. Lamina propria ileum ditempati rektum, kanalis ani dan apendiks (lihat Gambar
kelompokan nodulus limfatikus yang besar yaitu 14-2). Usus besar tidak mempunyai vili intestinalis
bercak Peyeri. Bukannya terbentuk dari lapisan tetapi mempunyai kriptus Lieberkiihn dalam
torak, permukaan epitel yang berada antara bercak lamina proprianya. Epitel pembatas lumennya dan
Peyer dan lumen ileum terbentuk dari sel-sel M kriptus terdiri atas sel goblet (dan sel oligomukus),
(lihat bawah). sel absorpsi permu-kaan, sel regeneratif dan
Tunika submukosa duodenum berisi sejumlah terkadang sel DNES. Sel Paneth tidak ada di usus
kelenjar yaitu glandula duodenalis Brunner' yang besar, dengan perkeculian mungkin apendiks. Usus
menghasilkan cairan seperti lendir bersifat alkali, besar berfungsi dalam absorpsi sisa asam amino,
yang melindungi permukaan epitel. Kelenjar ini lemak dan karbohidrat juga cairan, elektrolit dan
juga membuat urogastrone (suatu polipeptida yang vitamin tefientu dan berperan dalam memadatkan
menghambat produksi HCl dan meningkatkan pem- feses.
belahan sel).

Usus Besar
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon asen'
dens, transversum, desendens dan sigmoid,

Sistem Cerna II . 52?


TABLE 14-1 . Hormon yang Dihasilkan oleh Sel Saluran Gerna

Kolesistokinin (CCK) Usus halus Kontraksi kandung empedu; pelepasan


enzim pankreas
Peptida penghanhat Usus halus Menghambat sekresi HCI
gaster

Gastrin Gaster dan duodenum Merangsang sekresi HCI dan enzim gaster

Glicentin Gaster, usus halus dan Merangsang glikogenolisis oleh hepatosit


usus besar

Somatostatin Gaster dan duodenum Menghambat sel-sel enteroendokrin (DNES)


pada sekitar pelepasarmya

SuDsfansi P Gaster, usus halus dar Meningkatkan peristaltik usus


usus besar

Urogastrone Kelenj ar duodenalis (Brunner) Menghambat sekresi HCI;


meningkatkah rnitosis sel epiteL

Peptida vasoaktif Gaster, usus kecil dan Meningkatkan peristaltik usus; merangsang
t slrs usus besar sekresi ion dan air melalui salglanl6smg

328 o Atlas Berwarna Histologi


GAMBAR 14-1 Lambung dan Usus Halus

fqryT'
#r"{''
'S@!.;;
"'J:
**--,,".-" I'r -i lil 'i
j
!rr..J: ', :

"r##:
1Iffi
Sel pembatas permukaan

Foveola gastrika

Sel oxyntic (sel parietal)

Tunika submukosa

Vli intestinalis
-+-//
'"Y r JF.'-
E' 1

Sel goblet

Kapiler limf (lakteal)


Limfosit

lli:;'i:i-.S"
I li{?j
r'"'1.:#:
r- W::H"ln,(mikrovi,i)
ti . B.
.?.fr,i

L rr-.:.Er-. ,fi' :i ser-ser


; ,"r .:
: . --ie ,E ii soblet

.t' i*: s"r oNrs

Lakteal

Kelenjar (kriptus
Lieberkiihn)

Usus Halus

Sistem Cerna II o 329


GAMBAR 14-2 Usus Besar

Kriptus Lieberkiihn merupakan ke-


lenjar yang terdiri atas epitel selapis
torak. Ada empatjenis sel yang menyu-
- _.,.==--,:*rere$, i._,.
ediiffi
i i,,..
sun epitel ini: sel goblet menghasilkan
mukus; sel absorptif yang berfungsi
dalam absorpsi nutrien, elektrolit dan
cairan; sel regeneratif yang berpro-
liferasi dan menggantikan sel epitel
lainnya; dan sel enteroendokrin yang
melepaskan hormon parakri n.
Usus besar tidak mempunyai vili, tetapi mempu-
nyai kriptus Lieberkiihn. Lapis longitudinal luar
dari tunika muskularis eksterna berkelompok
membentuk taenia koli. Nodulus limfatikus dan
infiltrasi limfoit sering terdapat dalam usus besar
dan usus kecil.

%
#
,#@
+:-"ii,
'',i:r3:ij
Kriptus
Lieberkuhn
:'{t ';li Sel regeneratif

Usus besar
Sel enteroendokrin (sel DNES)

33o . Atlas Berwarna Histologi


\

ffi Histofisiologi
I. GASTER Sel'sel utama terletak di sebelah dalam kelenjar
fundus. Sel ini mensekresi bakal enzim pepsin, rennin
Gaster berfungsi menjadikan asam dan mengubah
dan lipase, yang mengawali pencernaan di gaster.
bolus makanan yang setengah padat menjadi cairan
viskus yaitu kimus, yang mengalami awal pencemaan Sel enteroendokrin (sel DNES) termasuk sel-
dan dihantarkan ke duodenum dalamjumlah kecil. sel sistem neuroendokrin difusa (DNES) dan
diketahui banyak sinonim. Meskipun sebagai ke-
Mukosa gaster dibatasi oleh epitel selapis torak
lompok sel-sel ini menghasilkan sejumlah hormon
yang sel pembatas permukaan (bukan sel goblet)
yang berbeda, diduga bahwa setiap sel mampu
menghasilkan substansi mukus melapisi dan melin-
menghasilkan hanya satu hormon. Hormon yang
dungi gaster dari lingkungan pH rendah dan dari
dihasilkan dari sel-sel ini hasilnya masuk ke saluran
autodigesti.
darah atau saluran limf, tetapi sel tujuan untuk
Lamina propria gaster ada kelenjar-kelenjar semua hormon-hormon ini berada di dekat pele-
gaster; tergantung daerahnya, ada kelenjar kardia, pasannya dan dikenal sebagai hormon parakrin.
kelenjar fundus atau kelenjar pilorus. Kelenjar fun- (lihat Tabel 14.1 untuk hormon-hormon yang diha-
dus terdiri atas limajenis sel: sel parietal (oxyntic), sel silkan saluran cerna).
mukosa leher, sel utama (sel zimogenik), sel entero-
endokrin (sel DNES), dan sel-sel regeneratif. Kelen-
jar kardia maupun kelenjar pilorus tidak mem- II. USUS HALUS
punyai sel utama. Sisi lumen usus halus mengalami perubahan untuk
Sel parietal mensekresi asam hidroklorida (HCl) meningkatkan daerah permukaannya. Perubahan
ke dalam kanalikuli intraselular. Sel-sel ini ber- ini bervariasi secara makroskopik yaitu plika sir-
ubah bentuknya selama sekresi HCl, dalam hal kularis (meningkat 3 x), secara mikroskopik yaitu
meningkatnya jumlah mikrovili yang menonjol ke vili (meningkat 10 x), secara submikroskopik
dalam kanalikuli interselular. Juga diketahui bahwa mikrovili (meningkat 20 x).
mikrovili ini disimpan sebagai sistem tubulovesi-
kular, mendampingi kanalikuli intraselular jika sel A. Vili lntestinalis
tidak mensekresi HCl. Selain itu, sel-sel parietal Vili intestinalis dibatasi oleh epitel selapis torak
juga mensekresi faktor intrinsik gaster, suatu terdiri atas sel absorptif permukaan, sel goblet dan
glikoprotein yang diperlukan untuk absorpsi vitamin sel enteroendokrin (DNES).
B,, di ileum. Ketika kompleks ikatan ini mencapai
Sel absorptif permukaan mempunyai mikro-
ileum, kompleks ini berikatan ke reseptor spesifik
vili yang tersusun padat, membentuk batas sikat
pada permukaan absorptif dan vitamin dapat diserap.
(striated border). Ujungnya mempunyai pelapis
Sel mukosa leher terletak pada leher kelenjar
tebal dari glikokaliks, kaya dengan disakaridase
gaster. Sepeti dijelaskan di atas, sel ini mensekresi
dan dipeptidase. Sel-sel berfungsi dalam absorpsi
lendir yang berbeda dengan yang disekresi oleh sel-
gula, asam amino, asam lemak, monogliserida,
sel yang membatasi permukaan.
elektrolit, air dan banyak substansi lainnya. Sel-sel
Sel mukosa leher terletak di leher kelenjar epitel ini juga ikut berperan dalam ketahanan imu-
gaster. Sel ini mensekresi mukus yang berbeda dari
nitas tubuh dengan menghasilkan protein sekretori
yang disekresi oleh sel-sel pembatas permukaan.
yang mengikat protein J (dari antibodi), dan

Sistem gerna II . 331


melindungi imunoglobulin A (IgA) saat menem- bersinggungan dengan epitel pembatas usus mem-
bus sel epitel dan masuk lumen usus. perlihatkan sel gepeng di antara lumen dan nodulus
Sel goblet menghasilkan musinogen, yang jika limfatikus. Sel-sel ini adalah sel M (microfold cell),
dilepaskan ke dalam lumen usus mengalami hidrasi, yang memfagosit antigen dan membawanya, me-
membentuk musin, substansi [cin yang jika bercam- lalui vesikel bersalut clathrin, ke sisi basal sel. Anti-
pur dengan material sekitarnya akan membenhrk gen dilepaskan kedalam lamina propria untuk di-
mukus yang melindungi permukaan usus. ambil oleh antigen-presenting cells dan sel den-
dritik.
B. Kriptus Lieberkthn
Kelenjar tubulosa simpleks dalam lamina propria IV. PENCERNAAN DAN ABSORPSI
dikenal sebagai kriptus Lieberkiihn. Kelenjar ini A. Karbohidrat
terbuka ke dalam ruang antar vili dan dibatasi oleh Amilase, ada dalam saliva dan dalam sekresi pan-
epitel selapis torak yang terdiri atas sel-sel torak (sel kreas, menghidrolisis karbohidrat menj adi disaka-
absorptif permukaan), sel goblet, sel enteroendo- rida Otigo- dan Disakaridase, ada di dalam gliko-
krin (sel DNES), sel regeneratif dan sel Paneth. kaliks dari sel-sel absorptif permukaan, memecah-
Sel regeneratif terletak di pefiengahan basal kan oligo- dan disakarida menjadi monosakarida
kriptus Lieberkiihn dan berfungsi sebagai kelom- (glukosa dan galaktosa) yang memasuki permukaan
pokan stem cells (sel punca) yang menggantikan sel absorptif, memerlukan transpor aktif mengguna-
seluruh epitel usus setiap 4-6 hari. kan gula-glukosa transporter-1. Sel-sel kemudian
Sel Paneth terletak di dasar kriptus Lieberkiihn ---.-grelepaskan glukosa dan galaktosa ke dalam lamina
dan mudah dikenali karena adanya granula besar di pidp4u, dimana gula-gula ini masuk ke sistem sir-
bagian apikalnya. Sel-sel ini membentuk enzim kulasi\ntuk dibawa ke hati.
\
lisozim, suatu zat antibakteri. 1

B. Prbtein
C. Kelenjar Duodenalis Protein mengalami denaturasi oleh HCI dalam
(kelenjar Brunner) lumen gaster dihidrolisa oleh enzim pepsin men-
Kelenjar Brunner terletak di tunika sutrmukosa jadi polipeptida. Ini selanjutnya dipecahkan men-
duodenum. Kelenjar ini menghasilkan cairan alkalis jadi tri- dan dipeptida oleh protease sekresi pan-
berisi musin yang mengimbangi kimus yang asam kreas. Tripeptidase dan dipeptidase dari glikoka-
memasuki duodenum dari lambung. Selain itu, kelen- liks menghidrolisis dipeptida menjadi masing-masing
jar Brunner membuat dan melepaskan urogastron. asam amino, yang memasuki permukaan sel absorp-
tif, melibatkan transpor aktif dan dipindahkan ke
III. JARINGAN LIMFOID YANG dalam lamina propria, dimana asam amino masuk
ke j ala-j a1a kapiler untuk diangkut ke hati .
BERKAITAN DENGAN USUS
(G UT_ASSOCIATED LYM PHOI D G. Lemak
TISSUE) Lipase pankreas memecahkan lemak menjadi asam
Karena lumen saluran cernabanyak sekali zat anti- lemak, monogliserida dan gliserol dalam lumen
gen, bakteri dan toksin dan karena hanya epitel sela- duodenum dan jejunum proksimal. Garam empedu,
pis torak memisahkan jaringan ikat yang banyak yang dilepaskan dari kandung empedu, mengemul-
pembuluh darah dari lingkungan yang membahaya- sikan asam lemak dan monogliserida membentuk
kan, lamina propria usus mengandung usur limfoid. micelles, yang bersama-sama gliserol, berdifusi ke
Ini mencakup sel-sel yang tersebar (sel B, sel T, sel dalampermukaan sel absorptif. Dalam sel-sel ini zat
plasma, sel mast, makrofag, dan sebagainya), nodu- itu masuk ke dalam retikulum endoplasma halus,
lus limfatikus yang terpisah dan dalam ileum yaitu esterifikasi ulang menjadi trigliserida dan dibung-
bercak Peyer, yang merupakal kelompokan nodu- kus oleh selubung protein di antara aparatus Golgi,
lus limfatikus. Daerah dimana nodulus limfatikus membenfuk butiran lipoprotein yang dikenal seba-

332 . Atlas Berwarna Histologi


gai kilomikron. Kilomikron keluar dari sel-sel ini absorptif tanpa mengalami esterifikasi ulang dan
pada membran basolateral dan masuk ke lakteal masukke kapiler darah dalam vilus.
dari vilus, ikut dalam pembentukan kilus. Lemak
makanan yang diserap dinding usus masuk ke D. Air dan ion-ion
saluran limfe kemudian masuk ke sirkulasi darah. Air dan ion-ion diabsorpsi melalui sel-sel absorptif
Asam lemak yang panjangnya lebih pendek dari 12 permukaan dari usus halus dan usus besar.
rantai karbon menembus melalui permukaan sel-sel

KASUS KLINIS
PenyakitCrohn Iebihan HCI oleh sel-sel parietal lambung dan terben-
tuknya sejumlah ulkus peptikum yang berulang. Kadar
Penyakit Crohn adalah kategori selanjutnya dari penya-
gastrin yang tinggi dalam darah, terutama setelah pem-
kit inflamasi usus, suatu keadaan yang etiologinya
berian sekretin secara intravena, biasanya mempakan
tidak diketahui. Penyakit ini biasanya mengenai usus
indikasi yang kuat dari sindroma ini. Reseksi pembe-
halus atau kolon tetapi mungkin mengenai setiap
dahan dari tumor dan pemberian penghambat pompa
daerah saluran cerna, dari esofagus sampai anus, dan
proton dapat meringankan gejala tetapi tidak meng-
.iuga struktur di luar saluran cema seperti kulit, ginjal
obati masaiah.
dan larings. Penyakit ini dicirikan oleh adanya bercak
ulkus dan fistula yang dalam pada dinding usus. Gam-
Kolitis terkait Antibiotika
baran klinis meliputi nyeri abdomen, diare dan demam
dan ha1 ini berulang setelah beberapa saat semhuh. Antibiotika seperti halnya ampisilin, sefalosporin dan
klindamisin sering menyebabkan ketidakseimbangan
Sindroma Mallory-Weiss flora bakteri usus, sehingga menimbulkan proliferasi
berlebihan Clo st ridium dfficlle, mengakibatkan infeksi
Sekitar 4-6Va perdarahan saluran bagian u1a.
""rna karena organismeini. Kedua toksin utama (Toksin A
berkaitan dengan sindroma Mallory Weiss. Kelainan
dfficile serrngmenye-
dan toksin B) dihasilkan oleh C.
ini adalah suatu laserasi esofagus bagian bawah qtau babkan inflamasi kolon sigmoid. Tergantung pada
daerah kardia,fundus lambung sebagai akibat muntah
beratnya infeksi, pasien akan menderita kram perut,
yang hebat atau kadang-kadang tersedak kuat. Sering-
feses cair, diare berdarah, demam dan pada kasus yang
kali perdarahan itu sembuh sendiri, tetapi terkadang berat, dehidrasi dan perforasi usus. Pada kasus yang
memerlukan tindakan pembedahan dengan mengikat jarang, kasus yang berat, antibiotika yang kuat seperti
pembuluh darah yang rusak.
halnya metronidazol dan vincomycin mungkin diberi-
kan dan bahkan lebih jarang, mungkin perlu reseksi
UlkusPeptikum
pembedahan daerah usus besar yang terkena.
Ulkus peptikum mengenai daerah lambung, tetapi
kebanyakan duodenum, karena lepasnya epitel pem- HerniaHiatus
batas akibat kerja kimus yang asam. Paling sering, dasar
Hernia hiatus adaiah suatu keadaan yang mana suatu
penyebabnya adalah infeksi Helicobacter pylori dan
daerah lambung mengalami herniasi melalui hiatus
penggunaan aspirin, kortikosteroid dan obat anti infla-
esofagus dari diafragma. Ada dua jenis, hernia melun-
masi nonsteroid (NSAID). Yang menarik, individu
cur (sliding) dan hernia hiatus paraesofageal. Pada
yang merokok dan/atau meminum alkohol terkena
keadaan hiatus meluncur, pertemuan kardia-esofagus
ulkus peptikum lebih sering daripada bukan perokok
dan daerah kardia lambung meluncur ke dalam dan ke-
dan bukan peminum alkohol. Gejala bisa ringan sam-
luar dari toraks, sedangkan pada keadaan hernia hiatus
pai nyeri tajam di garis tengah torakal bawah dan
paraesofageal, pertemuan kardia-esofagus tetap dalam
daerah abdomen atas. Nyeri bisa diringankan dengan
tempatnya yang normal, di bawah diafragma, tetapi
makan dan minum cairan (terutama susu), tetapi biasa-
sebagian (atau terkadang seluruhnya) dari lambung ter-
nya nyeri itu berulang dalam 2 sampai 3 jam. Peng-
dorong ke dalam toraks dan berkedudukan di sebeiah
gunaan antibiotika dan penggunaan antasida sering meru-
esofagus. Biasanya, hemia hiatus tidak memberi gejala,
pakan pilihan pengobatan, demikian juga penrbahan
meskipun pasien dengan kondisi ini sering menderita
diet dan penggunaan pengganti NSAID dan aspirin.
penyakit refluks asam. Pasien dianjurkan memakan
makanan dalam jumlah sedikit lebih sering dan penya-
Sindroma Zollinger-Ellison
kit refluks asam diobati. Kadang-kadang hemia hiatus
Sindroma Zollinger Ellison adalah lesi bersifat kan- paraesofageal mengakibatkan strangulasi bagran yang
ker dari sel-sel penghasil gastrin pada lambung, duo- menonjol dengan kemungkinanhilangnyapasokan darah.
denum atau pankreas, menyebabkan produksi ber- Pada kasus ini, tindakan bedah mungkin diperlukan.

Sistem gerna II . 333


*&{$S&& tr r Esofagus. x.s. Paraffin section. x 14. S&$t4SAn 3 . Esofagus, Manusia. v.s. Paraffin
section x 132.

Gambar fotomikroskopik ini dari potongan melin- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
tang sepertiga bawah esofagus jelas memperlihat- suatu daerah serupa dengan doerah kofck gambar
kan struktur umum saluran cerna. Lumen (L) diba- sebelumnya. Tunika mukosa esofagus (M) terdiri
tasi oleh epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan atas epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk menutupi lamina propria (LP) yang tipis, tanduk, lapisan jaringan ikat kolagen longgar dari
yang dikelilingi oleh tunika muskularis mukosa lamina propria (LP) dan lapisan otot polos yang
(MM). Tfrnika submukosa (Sm) berisi kelenjar- tersusun memanjang dari tunika muskularis
kelenjar dan dikelilingi oleh tunika muskularis mukosa (MM). Tunika submukosa (Sm) terdiri
eksterna (ME), yang terdiri atas lapis sirkularis atasjaringan ikat (CT) kolagen yang lebih kasa4 di
dalam (IC) daii lapis longitudinalis luar (OL). dalamnya ada pembuluh darah (BV) dan berbagai
Lapis esofagus yang paling luar adalah jaringan sel-seljaringan ikat yang inti (N) nyajelas terlihat.
fibroelastis dari tunika adventisia (Ad). Suatu
daerah yang sempa dengan daerah kotak akan dije-
laskan dengan pembesaran kuat dalam Gambar 2. GSru!8An 4 . Peralihan esofagus-gaster. Ls.
Anjing. Paraffin section. x 14.

S&&$g&S S . Esofagus. Manusia. x.s. Paraffin Peralihan esofagus (Es) dan kardia lambung (CS)
section. x 132. sangat tiba-tiba seperti tampak adanya perubahan
mendadak dari epitel berlapis gepeng (SE) men-
Lamina propria (LP) dan tunika submukosa jadi epitel selapis torak (CE) dari lambung. Per-
(Sm) dari esofagus dipisahkan satu sama lain oleh hatikan kelenjar esofagus (EG) melanjutkan diri
berkas otot polos yang tersusun longitudinal dari sedikit ke dalam tunika submukosa (Sm) lam-
tunika muskularis mukosa (MM). Perhatikan bung. Perhatikan juga adanya foveola gasffika
lamina propria merupakan jaringan ikat yang (panah) dan makin menebalnya tunika muskularis
mengandung pembuluh darah sangat banyak, eksterna (Mn) lambung dibanding dengan eso-
ditempati oleh sejumlah pembuluh darah (BV) fagus. Lapis paling luar esofagus yang letaknya di
dan pembuluh limf
(LV), katubnya (panah) bawah diafragma adalah tunika serosa (Se) bukan
menunjukkan arah aliran limf. Tunika submukosa di tunika adventisia. Daerah kotak diperlihatkan
pembuluh darah
memperlihatkan juga sejumlah dengan pembesaran kuat dalam Gambar 1 pada gam-
(B\D juga ada kelenjar esofagus (EG) yang barberikutnya.
menghasilkan mukus untuk melumasi permukaan
esofagus.

Lamina propria

lapis longitudinal luar


Esofagus

334 . Atlas Berwarna Histologi


Irc
I
MI

Ad
loL
fsA$dgp,* ! I

$-"i:;,':".:.': .-' .i
r@
KUNGI
Ad tunika adventisia EP epitel ME tunika muskularis eksterna
BV pembuluhdarah Es esofagus MM tunikamuskularismukosa
CE epitelselapistorak IC muskulus sirkularis dalam N inti
CS kardialambung L lumen OL muskuluslongitudinalisluar
CT jaringanikat LP laminapropria SE epitelberlapisgepeng
EG kelenjaresofagus LV pembuluhlimf Se tunikaserosa
M mukosa Sm tunikasubmukosa

Sistem Cerna II . tt5


&A&JIB*n tr . Peralihan esofagus-gaster. l.s. SAM&AR I. Fundus gaster. Ls. Paraffin section,
Anjing, Paraffin section. x 132. x 14.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Fundus gaster memperlihatkan seluruh ciri gaste4
kuat dari Gambar 4 sebelumnya dari Plate 14-1. seperti tampak dalam pembesaran kecil fotomikros-
Epitel berlapis gepeng (SE) dari esofagus diganti- kopik ini. Lumen (L) dilapisi oleh epitel selapis
kan oleh epitel selapis torak (CE) dari lambung torak, sebelah dalamnya adalah lamina propria
secara tiba-tiba Qtanah). Lamina propria (LP) (LP) yang di dalamnya ada kelenjar gaster (GG).
memperlihatkan gastric pits (foveola gastrika ,/ Setiap kelenjar terbuka ke dalam dasar foveola
GP), dilapisi oleh sel pembatas permukaan (SC) gastrika (GP). Tunika muskularis mukosa (MM)
yang khusus menghasilkan mukus, khas untuk memisahkan lamina propria dari tunika submu-
gaster. Struktur yang ditandai dengan binrong bukan- kosa (Sm), yang mempakan jaringan ikat kaya
lah nodulus limfatikus, tetapi kira-kira potongan dengan pembuluh darah (BV), membentuk lipatan-
serong melalui epitel esofagus. Perhatikan adanya lipatan (rugae) pada gaster yang kosong. Tirnika
tunika muskularis mukosa (MM). muskularis ekstema (ME) terdiri atas tiga lapisan
otot polos yang batasnya tidak tegas: oblikus
&&,Sfi$&R 3 . Fundus gaster. x.s. Anjing Paraffin paling dalam (IO), sirkular tengah (MC) dan
section. x 132. longitudinal luar (OL). Tunika serosa (panah)
membentuk lapisan paling luar dari lambung. Suatu
Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan pem- daerah serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
besaran kuat di daerah kotok Gambar 2. Tunika dengan pembesaran kuat dalam Gambar 3.
mukosa fundus gaster tampak sejumlah foveola
gastrika (GP) yang dibatasi oleh epitel selapis &&MEAR 4 r Kelenjar fundus. x.s, Paraffin
torah terutama terdiri atas sel pembatas permu-
section. x 540.
kaan (SC) yang menghasilkan mukus. Dasar setiap
foveola gastrika menerima ismus dua sampai empat Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan pem-
kelenjar fundus (FG). Meskipun kelenjar fundus besaran kuat (kedudukan pada sudut 90") suatu
terdiri atas macam-macam sel, hanya dua sel, yaitu daerah serupa dengan daerah kotakGambar 3. Dapat
sel parietal (PC) dan chiefcell (CC) yang dapat dilihat lumen (L) beberapa kelenjar. perhatikan
dibedakan dalam sajian ini. Lamina propria (LP) chief cells (CC) tampak granula4 dan lebih kecil
mempunyai banyak pembuluh darah (B\D. Perhati- dari sel sekitarnya yaitu sel parietal (pC) yang
kan tunika muskularis mukosa (MM) di bawah berbentuk lempengan. Sel parietal, seperti nama
lamina propria. Suatu daerah serupa dengan daerah yang digunakannya terletak di bagian tepi kelenjar.
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Unsur jaringan ikat (CT) yang tipis, di dalamnya
Gambar 4 (kedudukannya membenruk sudut 90"). ada pembuluh darah, menempati ruang sempit antara
kelenjar yang tersusun padat.
.ri{Jil,
lirl
Sel pembatas permukaan
,3s*
"
rE$

Foveola gastrika #k'


Kelenjar gaster
E.ffi:
q":_1 -
Sel parietat

.{.''t
/
Tunika submukosa
ffi " Sel principat (chiefceil)

Gaster dan sel


$.{: * Sel DNES

356 . Atlas Berwarna Histologi


lc
r.: '..;
n:
"I
MC\
treffis"R i I lTelwsAnT-l
€r\l%
*ct
+ *r
tr

;
*
-*.a.
€tr\
,f
T.
'&
5 *":

l-egsseea 3 I lc€n]snn 4 I

KUNCI
BV pembuluh darah GP foveola gastrika MM tunika muskularis mukosa
CC sel principal (chiefcells) IO otot oblikus paling dalam OL otot longitudinal luar
CE epitel torak L lumen PC sel parietal
CT jaringanikat LP laminapropria SC selpembataspermukaan
FG kelenjar fundus MC otot sirkular tengah SE epitel gepeng
GG kelenjargaster ME tunikamuskularis Sm tunikasubmukosa
eksterna

Sistem Cerna II . 337


&An$8&ffi 'l . Fundus gaster. x.s. Monyet. Plastic G&M&AR 3 . Kelenjar fundus, Gaster. x.s.
section. x 270. Monyet. Plastic section. x 270.

Foveola gastrika (GP) fundus gaster dilapisi oleh Leher (n) dan dasar (b) kelenjar fundus keduanya
sel-sel pembatas permukaan (SC) yang mengha- berisi selparietal (PC) yang besar berbentuk lem-
silkan mukus. Setiap foveola gastrika menerima dua pengan. Leher juga mempunyai sedikit sel-sel imatur,
sampai empat kelenjar fundus, suatu bangunan nrbu- seperti sel mukosa leher (Mn), yang menghasil-
lar sederhana yang dibagi menjadi tiga daerah: kan substansi mukus. Dasar kelenjar fundus mengan-
ismus, leher dan dasar. Ismus terbuka langsung ke dung sejumlah sel parietal (PC) yang menghasilkan
dalam foveola gastrika dan terdiri atas sel imatur asam dan chief cell (CC) yang menghasilkan enzim
(Ic), yang berperan untuk memperbaiki sel-sel pencernaan. Perhatikan lamina propria padat terisi
mukosa gaster yaitu sel pembatas permukaan dengan kelenjar dan jaringan ikat (CT) terdapat di
(SC) dan sel parietal (PC). Leher dan dasar kelen- antaranya tipis. Dasar kelenjar meluas ke tunika
jar diperlihatkan dalam Gambar 2. muskularis mukosa (MM).

G&!U8AR 3 o Kelenjar pilorus, Gaster. x,s. 6ANlS8,qm 4 r Kelenjar pilorus. Gaster. x.s.
Monyet. Plastic section. x 132. Manusia. Paraffin section. x 270.

Mukosa daerah pilorus gaster memperlihatkan Ini adalah gambaran fotomikroskopik suatu daerah
foveola gastrika (GP) lebih dalam daripada yang serupa dengan daerah kotak Gambar 3. Epitel (Ep)
terdapat di daerah kardia atau fundus. Foveola gas- selapis torak foveola gastrika terdiri atas hampir
trika yang dalam ini jalannya berkelok-kelok (panah). seluruhnya sel pembatas permukaan. Foveola gas-
Seperti daerah lain di lambung, epitel (Ep) adalah trika ini tidak hanya lebih dalam daripada yang ter-
selapis torak, terutama terdiri atas sel pembatas dapat di daerah fundus atau kardia, tetapijuga lebih
permukaan (SC). Perhatikan lamina propria berkelok-kelok (p anah) sebagai kelenj ar pilorus
(LP) berisi keleqiar pilorus (PG) yang susunannya (PG) yang mencurahkan sekretnya ke dasar foveola.
longgar dan ada sejumlah jaringan ikat (CT). Kelenjar ini merupakan kelompokan sel penghasil
Kelenjar pilorus terutama terdiri atas sel mukosa mukus (mc) serupa dengan sel mukosa leher dimana
(mc). Perhatikan dua lapis otot dari tunika mus- inti (N)-nya gepeng di atas membrana basalis.
kularis mukosa (MM). Suatu daerah sempa Perhatikan kelenjar tidak tersusun rapat dan lamina
dengan daerah kotak diperlihatkan dalam Gambar 4. propria (LP) sangat selular dan mempunyai banyak
pembuluhdarah (BV).

Sel pembatas permukaan

Foveola gastrika
-- f Sel parietal
Kelenjargaster{
Tunika submukosa / '!tfl*]
I :@g -. Sel principal (chief cell)

ij';ifi. d -:
Sel DNES

Gaster dan sel

358 . Atlas Berwarna Histologi


l-eAMBAn
:"
r_-l
;i'oe':
IcAMnAm

l-6AMBARll

KUNCI
b dasar kelenjar Ic sel-sel imafur N inti
BV pembuluhdarah LP laminapropria n leher
CC chief cell mc sel-selmukosa PC selparietal
CT jaringanikat MM muskularismukosa PG kelenjarpilorus
EP epitel Mn selmukosaleher SC selpembataspermukaan
GP foveolagastrika

Sistem Cerna II o 339


GAnfiSAR 'la . Duodenum. Ls Monyet. Plastic SAfUEAR ? . Duodenum. Ls, Monyet. Plastic
section. x 132, section. x 132.

Lamina propria dudodenum mempunyai tonjolan Gambar fotomikroskopik ini adalah lanjutan sajian
seperti jari disebut vili M
intestinalis, yang yang dipaparkan dalam Gambar 1a (bandingkantando
menonjol ke dalam lumen (L). Vili dilapisi oleh sel- bintong). Perhatikan tunika submukosa (Sm),
sel absorptif permukaan (SA), yang berupa dalamnya ada kelenjar Brunner (GB), banyak
epitel selapis torak dengan brush border. Di antara pembuluh darah (BV) dan juga ada pleksus sub-
sel-sel ini tersebar adanya sel goblet (GC), juga mukosus Meissner. Tunika submukosa meluas sampai
terkadang ada sel APUD. Jaringan ikat (CT) di ke tunika muskularis eksterna (ME), yang terdiri
tengah vili terdiri atas unsur limfoid dan unsur sel atas lapisan otot sirkularis dalam (IC) dan longi-
lainnya yang intinya terpulas sangat gelap. tudinalis luar (OL). Perhatikan adanya pleksus
Pembuluh darah juga ada di lamina propria, juga mienterikus Auerbadr (AP) antara dua lapis otot
pembuluh limf besar yang ujungnya buntu disebut ini. Duodenum, sebagian dilapisi oleh tunika serosa
lakteal (l), dikenali karena ukurannya besar dan (Se), dimana mesotel melapisi organ ini dengan
tidak mengandung eritrosit. Seringkali, lakteal ini permukaan yang licin dan lembab.
lumennya kolaps. Sisi yang lebih dalam dari lamina
propria ditempati kelenjar yaitu kriptus Lieberkiihn
(CL). Kelenjar tubulosa simpleks ini melepaskan r
&AnSEAn 3a Duodenum. x.s. Monyet. Plastic
sekretnya ke dalam ruang intervilar. Dasar kriptus
section. x 540.
mencapai tunika muskularis mukosa (MM), ter-
diri atas lapis otot polos sirkular sebelah dalam dan Dasar kriptus Lieberkuhn tampak beberapa jenis sel
lapis otot polos longitudinal sebelah luar. Sebelah yang men]"usun kelenjar ini. Sel Paneth (pc) tam-
dalam lapis otot ini adalah tunika submukosa, yang pakjelas karena adanya granula di apikal sitoplasma.
pada duodenum ditempati kelenjar Brunner (GB),
Sel DNES (APD) adalah sel jernih dengan granula
suatu kelenjar tubulosa kompleks. Kelenjar ini mele-
halus yang biasanya terletak di bagian basal. Sel
paskan sekret mukusnya melalui duktus (D), yang
goblet (GC), sel torak (Cc) dan sel stem (Sc)
menembus muskularis mukosa, ke dalam kriptus merupakan jenis sel-sel lainnya.
Lieberkiihn. Suatu daerah sempa dengan daerah
kotok disajikan dengan pembesaran kuat dalam
Gambar 1b.
&&lltgrqn 3b . Duodenum. x.s. Monyet. Plastic
section. x 540.
SAMBA$ {b . Epitel dan bagian tengah vilus,
Tunika submukosa saluran cerna memperlihatkan
Monyet. Plastic section. x 540.
ganglion parasimpatis yang kecil yaitu pleksus sub-
Pembesaran kuat ini dari daerah serupa dengan mukosal Meissner. Perhatikan badan sel post-
daerah korak memperlihatkan epitel dan jaringan ikat
ganglionik (PB) dikelilingi oleh unsur jaringan
bagian tengah vilus. Perhatikan bahwa sel absorp- ikat (CT).
tif permukaan (SA) memperlihatkan brush bor-
der (BB), terminal bars Qtanah) dan sel goblet
(GC). Meskipun sel APUD juga ada, namun hanya
kecil persentasinya. Lamina propria (LP) bagian
tengah vilus mempunyai banyak sel, sel-sel lim-
fosit (LC), sel otot polos (SM), sel mast, makro-
fag (Ma) dan fibroblas.

34o . Atlas Berwarna Histologi


l-$A-M*RTnn

ICIMEAn ial [-6EMEEF3a-]


-[-]
r* ,&
L**-f f ***
cr \"* b
*-B'
"gffi &
, *pB*, r
{F
'qi" d ddF
."',
.,ffii
'l** {E*i"6 \
.''*;*r ' '4k#

rcEie-*.sEglFl {TAMBAn- ab-l

KUNCI
AP pieksus Auerbach GC sel goblet OL muskulus longitudinal luar
APD selDNES IC ototsirkulardalam PB badanselpostganglionik
BB brushborder 1 lakteal Pc selPaneth
BV pembuluhdarah L lumen SA selabsorptif permukaan
Cc sel torak LC sellimfoit Sc sel stem
CL kripfus Lieberkiihn LP laminapropria Se serosa
CT jaringanikat Ma makrofag Sm submukosa
D salurankeluar ME SM sel ototpolos
muskularis eksterna
GB kelenjarBrunner MM muskularismukosa V vili

Sistem Cerna II . 541


SAII/IB&R 1 .
Jejunum. x.s. Monyet. Plastic SAMBAR ?. Jejunum. x.s. Monyet. Plastic
section. x 132. section. x 540.

Tunika mukosa (M) dan tunika submukosa (Sm) Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
jejunum diperlihatkan dalam fotomikroskopik ini. daerah kotak Gambar 1. IGiptus Lieberklihn terdiri
Vili (V) daerahinimempunyai selgoblet (GC) lebih atas beberapajenis sel, beberapa tampakjelas dalam
kriptus
banyak daripada di duodenum. Perhatikan gambar ini. Sel goblet (GC) yang menghasilkan
Lieberkiihn (CL) terbuka ke dalam ruang anrar mukus tampak dalam berbagai derajat produksi
vilus (pcnch) dan lamina propria memperlihatkan mukus. Sel stem (Sc) yang ramping mengalami
sejumlah inti padat, karena infiltrasi limfosit. Tunika mitosis (kepala panah) dan sel yang baru terbentuk
muskularis mukosa (MM) yang tipis memi- ikut dalam kelompok kriptus dan vilus. Sel Panet
sahkan lamina propria dari tunika submukosa. Pem- (PC) terletak di dasar kriptus dan dapat dikenali
buluh darah (BV) yang besar ada di tunika sub- karena granulanya besar. Sel DNES (APD) tampak
mukosa, terdiri atas jaringan ikat kolagen yang long- sebagai seljernih, dengan granula halus yang biasa-
gar. Lapis sirkularis dalam (IC) dari tunika mus- nya terletak di sebelah basal. Lamina propria mem-
kularis eksterna nampak jelas di dasar fotomikros- perlihatkan sejumlah sel plasma (PlC).
kopik. Daerah kotak diperlihatkan dengan pem-
besaran kuat dalam Gambar 2.
GAMBAR {. lleum. x,s. Monyet. Plastic section.
x 132.
CAMBAR 3 . lleum. l.s. Manusia. Paraffin section,
x 14. Gambar ini adalah pembesaran suatu daerah serupa
dengan do.erah kotak Gambar 3. Perhatikan vili (V)
Seluruh dinding ileum diperlihatkan, tampak lipatan dibungkus oleh epitel selapis torakyang unsur selnya
spiral tunika submukosa yang sebagian mengitari meliputi sejumlah sel goblet (GC). Bagian tengah
lumen. Lipatan ini disebut plika sirkularis (Pci), vilus tampak pembuluh darah (BV) juga pem-
meningkatkan daerah permukaan usus halus. Per- buluh limf besar yang disebut lakteal (l). Iftiptus
hatikan lamina propria secara jelas terpisah dari Lieberkiihn (CL) terbuka ke dalam mang antar
tunika submukosa (Sm) oleh tunika muskularis vilus (panoh). Kelompokan nodulus limfatikus ileum
mukosa. Lamina propria membentuk sejumlah vili dikenal sebagai bercak Peyer (PP). Si.sipon a.
M yang menonjol ke dalam lumen (L), dan kelen- Kriptus Lieberkiihn. l.s. Monyet. Plastic sec-
jar yang disebut kriptus Lieberkiihn (CL), mele-
tion. x 540. Itiptus Lieberkuhn juga mempunyai
paskan sekremya ke dalam ruang antar vilus. Tunika
sel DNES (APD), dikenali karena sel tampak jemih
submukosa berbatasan dengan lapis otot polos sir-
dan biasanya ada granula halus di bagian basal.
kularis interna (IC) yang selanjutnya dikelilingi Surpan b. Iftiptus Lieberkiihn. l.s. Monyet.
oleh lapis otot polos longitudinalis luar (OL) dari
tunika muskularis ekstema. Perhatikan tunika serosa
Plastic section. x 540. Dasar kriptus Lieberkuhn
memperlihatkan sel-sel dengan granula besar. Sel-sel
(Se) melapisi ileum. Suatu daerah serupa dengan
daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat
ini adalah sel Paneth (PC) yang menghasilkan
lisosim, suatu zat bersifat bakterisidal.
dalam Gambar4.

Usus halus

342 . Atlas Berwarna Histolo{i


tsArl,rBART]

l-6Attqsi,n 4 I

KUNCI
APD sel DNES L lumen Pci plika sirkularis
BV pembuluhdarah M mukosa PP bercakPeyer
CL criptus Lieberkiihn MM muskularis mukosa Sc sel stem
GC selgoblet OL otot longitudinalis luar Se serosa
IC ototsirkularisdalam PlC selplasma Sm submukosa
1 lakteal PC sel Panet V vili

Sistem gerna II . 343


&A*IASAR Ir Kolon. l.s. Monyet. Plastic &A&.4mA& 2. Kolon, Ls. Monyet. Plastic
section. x 132. section. x 540,

Gambar fotomikroskopik ini memperlihatkan tunika Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
mukosa dan sebagian tunika submukosa kolon. Per- daerah kotak Gambar 1. Kelompokan sel dari krip-
hatikan bahwa tidak tampak adanya foveola dan vili, tus Lieberkiihn (CL) terdiri atas sejumlah sel
yang menandakan bahwa sajian ini bukan lambung goblet (GC), yang melepaskan mukusnya ke dalam
ataupun usus halus. Epitel (Ep) yang membatasi lumen (L) kriptus. Sel epitel permukaan (SEC)
lumen (L) adalah selapis torak dengan sejumlah juga sel stem (sel punca) yang belum berdiferensiasi
sel goblet (GC). Kelenjar tubulosa yang lurus juga ada. Sel stem mengalami mitosis (panah) m+
adalah kriptus Lieberkiihn (CL), yang meluas ke nambahkan sel dalam epitel pembatas. Sel DNES
bawah ke tunika muskularis mukosa (MM). (APD) merupakan sebagian kecil dari kelompokan
Lapisan otot polos sirkularis dalam (IC) dan sel. Perhatikan sel Panet tidak tampak dalam kolon.
longitudinalis luar (OL) jelas meliputi daerah Lamina propria (LP) sangat banyak sel, ada banyak
mukosa ini. Tunika submukosa (Sm) mempunyai sel limfosit (LC). Jelas terlihat lapis otot polos
banyak pembuluh darah (BV) dan juga banyak sirkularis dalam (IC) dan longitudinalis luar
sel lemak (FC). Daerahkotak diperlihatkan dengan (OL) dari tunika muskularis mukosa (MM).
pembesaran kuat dalam Gambar 2.

&AMBAR 4 . Peralihan rektum-anus. l.s. Manusia.


GAIVI&AK 3 . Apendiks. x.s. Paraffin section. Paraffin section, x 132.
x 132.
Peralihan rektum-anus memperlihatkan kesamaan
Potongan melintang apendiks memperlihatkan seperti peralihan esofagus-gaster karena perubahan
lumen (L) yang sering berisi debris (panah). Lumen epitel secara tiba-tiba. Epitel selapis torak (CE)
dibatasi olehepitel (Ep) selapis torak, terdiri banyak rektum digantikan oleh epitel berlapis gepeng
sel goblet (GC).Ituiptus Lieberkiihn (CL) relatif dari kanalis ani (AC). Kriptus Lieberkiihn (CL)
dangkal dibanding dengan yang terdapat di kolon. dari kanalis ani lebih pendek daripada di kolon.
Lamina propria (LP) disebuk oleh banyak sel Lamina propria (LP) disebuk oleh sel limfoit
limfosit (LC) yang berasal dari nodulus lim- (LC).
fatikus (LN) dari tunika submukosa (Sm) dan
lamina propria. Tunika muskularis mukosa (MM)
membatasi antara lamina propria dan tunika sub-
mukosa.

Sel absorptif

I
Kriptus Lieberkiihn ,.*.8.rh
Sel regeneratif

'.$H:s
+'q Sel goblet

"
#"i; serDNES

Usus Besar

344 . Atlas Berwarna Histologi


l-sAh{fAn al [eannnAnT]

ffit=
oj1,:'*r',
.,.ff j

{-eAinrAntl [EAMEnnt.l

KUNCI
AC kanalis ani FC sel lemak LP lamina propria
APD selDNES GC sel goblet MM muskularis mukosa
BV pembuluhdarah IC otot sirkularis dalam OL otot longitudinalis luar
CE epitelselapistorak L lumen SE epitelberlapis gepeng
CL kriptusLieberktihn LC sellimfoit SEC sel epitel permukaan
EP epitel LN nodulus limfatikus Sm submukosa

Sistem Cerna II o 345


:; i#-*'#:.;l

&&ffi#&& $ r Kolon. Tikus. Mikroskop *&F-$S&n X . Kolon. Tikus. Mikroskop elektron.


elektron. x 3,780. x 12.600.

Sisi dalam kriptus Lieberkuhn nampak sel torak (c) Pada pembesaran kuat sisi dalam kriptus Liebekithn,
dan sel kiptus yang dalam, sekresi mukusnya diie- sel kriptus dalam memperlihatkan vakuol (m)
paskan ke dalam lumen (L) kriptus. (Seizin Altmann padat elektron. Perhatikan banyak vakuol ini men-
GG. Am J Anat 167 :9 5 -777 ) jadi satu, membentuk gambaran vakuol yang amorf.
Sel torak (C) yang ramping tampak tidak mem-
punyai vakuol, tetapi mempunyai sejumlah mito-
kondria dan terkadang ada retikulum endoplasma
kasar. Perhatikan inti besar berbentuk lonjong dan
anak inti tampak jelas. (Seizin Altmann GG. Am J
Anat 767'.95-t!7)

!45 . Atlas Berwarna Histologi


[s*sese* s l

S&M&S* * . Kolon. Monyet. Scanning Mikroskop Scanning mikroskop elektron. x 778. Muara krip-
Elektron. x 614. tus Lieberkiihn tersusun tidak beraturan pada mar-
mot dibandingkan dengan monyet. Perhatikan mukus
Gambar ini memperlihatkan muara kriptus keluar dari lubang kriptus Qt anah). (Seizin Specian
Lieberkiihn (CL) juga sel-sel pembatas per- RD, Neutra MR: Am J Anat 160:46141 2)
mukaan mukosa. (Seizin Specian RD, Neutra MR:
ffi a."n
Am J,{nqt 760: 461-47 2). Sisipan. Kolon. Marmot. {ffi ?r€"
sdd
ffi
*m Kriptus Lieberkiihn

W="#ffi
Usus Besar

Sistem Cerna ll . 347


L
ffi Ringkasan Histologik
I. ESOFAGUS atas esofagus lapisan ini terdiri atas otot skelet, di
Esofagus adalah tabung muskular yang panjang sepertiga bagian tengah lapisan ini terdiri atas otot
yang menghantarkan bolus makanan dari farings skelet dan otot polos dan di sepertiga bagian bawah
ke gaster. Esofagus, juga saluran cerna berikutnya, lapisanini terdiri atas ototpolos. Pleksus mienteri-
terdiri atas empat lapis konsentris: tunika mukosa, kus Auerbach terletak antara kedualapisan otot itu.
tunika submukosa, tunika muskularis eksterna
dan tunika adventisia. Lumen esofagus biasanya D. Tunika Adventisia
kolaps. Tunika adventisia esofagus terdiri atas jaringan
ikat fibrosa. Esofagus di sebelah bawah diafragma
A. Tunika Mukosa dilapisi oleh tunika serosa.
Tunika mukosa mempunyai tiga daerah: epitel,
lamina propria dan tunika muskularis mukosa. II. GASTER
Lapisan ini membentuk lipatan memanjang.
Gaster adalah bangunan berbentuk kantong yang
1. Epitel menerima makanan dari esofagus dan meneruskan
Epitel adalah berlapis gepeng tanpa lapisan isinya berupa kimus ke dalam duodenum. Gaster
tanduk. secara histologik dibedakan atas tiga daerah: kar-
dia, fundus dan pilorus. Tunika mukosa dan tunika
2. Laminapropria
submukosa pada gaster yang kosong membentuk
Lamina propria adalahjaringan ikatjarang yang di lipatan yang disebut rugae, lipatan akan meng-
dalamnya terdapat kelenjar kardia esofagus ter- hilang pada gaster yang mengembang.
dapat pada beberapa daerah esofagus, berfungsi
menghasilkan mukus.
A. Tunika mukosa
3, T uniks mu s kuluris muk o s a Pada tunika mukosa tampak foveola gastrika (gas-
Tunika muskularis mukosa terdiri atas selapis tric pits), dasar foveola menerima muara kelenjar
otot polos yang berjalan memanjang. Iambung.
1. Epitel
B. Tunika Submukosa
Epitel selapis torak tanpa sel goblet. Sel-sel yang
Tunika sutrmukosa terdiri atas jaringan ikat fibro-
menyusun epitel ini disebut sel pembatas permu-
elastis, membentuk lipatan memanjang. Kelenjar
kaan dan meluas ke foveola gastrika.
esofagus dalam lapisan ini menghasilkan mukus.
Pleksus submukosus Meissner merupakan sel-sel 2. I^aminapropria
saraf parasimpatis postganglionik. Lamina propria di dalamnya ada kelenjar lam-
bung, pembuluh darah yang halus dan berbagai
G. Tunika Muskularis Eksterna jaringan ikat dan sel limfosit.
Tunika muskularis eksterna terdiri atas lapisan a. Sel-sel kelenjar gaster
otot sirkularis dalam (tight helix) dan longitu- Kelenjar gaster terdiri atas bermacam-macam
dinalis luar (loose helix). Pada sepertiga bagian sel: sel parietal (sel oxyntic), chief cell (sel

548 . Atlas Berwarna Histologi


zimogenik), sel mukosa leher' sel DNES (sel 1. Epitel
enteroendokrin) dan stem cell (sel punca). Epitel selapis torak terdiri atas sel goblet, sel
Kelenjar kardia tidak mempunyai chief cell absorptif permukaan dan sel DNES. Jumlah sel
dan hanya sedikit sel parietal. Kelenjar pilo- goblet meningkat dari duodenum ke ileum.
rus adalah pendek dan tidak mempunyai chief
2, krminapropria
sel dan hanya sedikit sel parietal. Kebanyak
Lamina propria terdiri atas jaringan ikat jarang'
sel-sel menghasilkan mukus menyerupai sel-
mengandung kelenjar yang disebut kriptus Lieber-
sel mukosa leher. Kelenjar fundus mem-
punyai kelimajenis sel.
kiihn, yang meluas ke tunika muskularis mukosa.
Sel-sel yang menyusun kelenjar ini adalah sel goblet'
3. T u nika Mus kularis Muko s a sel torak dan terutama di bagian dasar, sel Paneth,
Tunika muskularis mukosa terdiri atas lapis otot sel DNES dan stem cell (sel punca). Sel kaveola
sirkularis dalam dan lapis otot longitudinalis terkadang juga terlihat. Sentral lakteal suatu pem-
luar. Lapisan ketiga mungkin ada pada daerah ter- buluh limf berujung buntu, sel polos, pembuluh
tentu. darah, nodulus limfatikus solitarii dan sel lim-
fosit juga ada. Nodulus limfatikus, dengam sel M
B. Tunika Submukosa epitel penutup, terutama banyak di trercak Peyer di
Tunika submukosa tidak mengandung kelenjar. Di ileum.
dalamnya ada pleksus pembuluh darah demikian 3. T anika Mu s kularis Muko s a
juga pelksus submukosa Meissner.
Tunikamuskularis mukosa terdiri atas lapisan otot
polos sirkularis dalam dan longitudinalis luar.
C. Tunika Muskularis Eksterna
Tunika muskularis eksterna terdiri atas tiga lapisan B. Tunika Submukosa
otot polos: oblik dalam, sirkular tengah dan
Tunika submukosa biasanya ada kecuali di duo-
longitudinal luar. Lapis otot sirkular tengah mem-
denum, dalamnya terdapat kelenjar Brunner.
bentuk sfingter pilori. Pleksus mienterikus
Auerbach terletak di antara lapis sirkularis dan lapis
G. Tunika Muskularis Eksterna
longitudinalis.
Tunika muskularis eksterna terdiri atas lapisan
D. Tunika Serosa otot polos sirkularis dalam dan longitudinalis
luar, dengan di antaranya ada pleksus mienterikus
Lambung dilapisi oleh sarung jaringan ikat dalam
Auerbach.
peritoneum viseralis yaitu tunika serosa.

D. Tunika Serosa
III. USUS HALUS Duodenum dibungkus oleh tunika serosa dan tunika
Usus halus terdiri atas tiga daerah: duodenum, adventisia, sedangkan jejunum dan ileum dibung-
jejunum dan ileum. Tunika mukosa usus halus kus oleh tunika serosa.
memperlihatkan lipatan yang disebut vili intesti-
nalis, yang berubah bentuknya dan tingginya dari
IV. USUS BESAR
duodenum sampai ileum. Dalam tunika submukosa
tampak lipatan spiral yaitu plika sirkularis (katup Usus besar terdiri atas apendiks, sekum, kolon
Kerckring). asendens, kolong transversum dan kolon desen-
dens, rektum dan kanalis ani. Apendiks dan kana-
A. Tunika Mukosa lis ani akan dijelaskan secara terpisah, meskipun
bagian usus besar lainnya mempunyai gambaran
Dalam tunika mukosa ada vili intestinalis, tonjolan
histologikyang serupa.
epitel yang melapisi lamina propria.

Sistem gerna II . 349


A. Kolon 4. Tunika Serosa
l.TunikuMukos& Kolon mempunyai tunika serosa dan funika adven-
Tunika mukosa tidak ada lipatan yang khusus. tisia. Di tunika serosa ada kantong kecil berisi
Tunika mukosa ini lebih tebal daripada yang ada di lemak yaitu appendices apiploicae.
usus halus.

a. Epitel B. Apendiks
Epitel selapis torak mempunyai sel goblet dan Lumen apendiks biasanya berbentuk bintang dan
sel torak. lumen ini mungkin menufup (obliterasi). Epitel sela-
pis torak melapisi lamina propria yang kaya
b. LaminaPropria
dengan nodulus limfatikus dan beberapa kriptus
Kriptus Lieberkiihn di lamina propria Lieberkiihn. Tunika muskularis mukosa, tunika
lebih panjang daripada yang ada di usus halus. submukosa dan tunika muskularis eksterna
Kelenjar ini terdiri atas sejumlah sel goblet, bersama-sama membentuk susunan umum pada
sedikit sel DNES dan stem cell (sel punca). saluran cema. Seluruhnya dilapisi oleh tunika serosa.
Sering ada nodulus limfatikus.
c. Tunika Mu s kulari s Muko s a C. KanalisAni
Tunika muskularis mukosa terdiri atas Kanalis ani memperlihatkan lipatan memanjang
lapisan otot polos sirkularis dalam dan yaitu kolumna ani, yang menjadi satu pada lubang
longitudinalis luar. anus untuk membentuk katup anus dan berada di

2, Tunika Submukosa antara sinus-sinus anus. Epitel berubah dari selapis


torak dari rektum menjadi selapis kubis pada
Tunika submukosa serupa dengan yang adadi jeju-
katup anus, kemudian menjadi berlapis gepeng
nummaupunileum.
pada sisi distal katup anus, menjadi epidermis pada
3. T unika Mu skularis E kst ernu pintu anus. Kelenjar sirkumanalis, folikel ram-
Tunika muskularis eksterna terdiri atas lapisan but dan kelenjar sebaseajuga ada di sini. Tunika
otot polos sirkularis dalam dan longitudinalis submukosa mengandung banyak pembuluh darah,
luar. Lapisan otot longitudinalis luar berubah men- sedangkan tunika muskularis eksterna memben-
jadi tenia koli, merupakal tiga pita gepeng dari otot tuk muskulus spingter ani internus. Tunika adven-
polos yang tersusun memanjang. Bangunan ini tisia menghubungkan anus dengam bangunan seki-
menyebabkan terbentuknya haustra koli (kantong tar[ya.
kecil). Pleksus Auerbach terletak di antara kedua
lapisan otot ini.

350 . Atlas Berwarna Histologt


15
)

Sistem Cerna III


Kelenjar-kelenjar utama sistem cerna terletak di membatasi mukosa saluran cerna. Bagian endokrin
luar dinding saluran cerna tetapi berhubungan ke pankreas terdiri atas kumpulan bulatan tersebar,
lumen saluran cema melalui duktus. Kelenjar- kaya dengan pembuluh darah, sel-sel endokrin mem-
kelenjar ini mencakup kelenjar liur utama, pankreas bentuk taii-tali, dikenal sebagai pulau Langerhans.
danhati. Ada lima jenis sel dalam bangunan ini: sel a (sel A)
menghasilkan glukagon; sel B (set B) menghasil-
O KELENJAR LIUR UTAMA kan insulin; sel G menghasilkan gastrin; sel 6 (sel
D) menghasilkan somatostatin; dan sel PP meng-
Ketiga kelenjar liur utama yaitu kelenjar parotis, hasilkan polipeptida pankreas.
kelenjar submandibularis dan kelenjar sub-
lingualis, melepaskan sekretnya yaitu saliva ke
rongga mulut. Saliva terdiri atas cairan seperti air
O HATI
berisi enzim-enzim, mukus, ion-ion anorganik dan Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh. Hati
antibodi. Kelenjar parotis menghasilkan sekret serosa' melakukan banyak fungsi, beberapa di antaranya
sedangkan kelenjar submandibularis dan kelenjar bukanlethbersifat kelenj ar (lihat Gambn 1 5-2). Sel-
sublingualis menghasilkan sekret campuran. sel parenkim hati disebut hepatosit, mampu melaku-
kan setiap fungsi hati. Fungsi eksokrin menghasilkan
cairan empedu, dialirkan ke dalam sistem duktus
. PANKREAS biliaris, yang kemudian langsung menuju ke kandung
empedu, suatu organ penyimpan berkaitan dengan
Pankreas adalah kelenjar campur, berfungsi hati. Pelepasan cairan empedu yang pekat ke dalam
eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin pankreas duodenum melalui duktus sistikus dan duktus biliaris
menghasilkan cairan alkalis kaya akan enzim- komunis, diatur oleh hormon-hormon dari sel-sel APUD
enzim pencernaan, yang dilepaskan ke duodenum di saluran cerna. Karena setiap hepatosit berbatasan
melalui duktus pankreatikus . Enzim dibentuk oleh dengan sinusoid pembuluh darah, sel-sel hati dapat
sel-sel asinus, sedangkan cairan alkali dilepaskan mengabsorpsi zat-zat tacun dan hasil pencernaan,
oleh sel-sel sentroasinar dan sel-sel duktus interka- yang mana sel hati buang racunnya dan disimpan untuk
laris. Perlu diketahui bahwa pankreas, tidak seperti kelak digunakan kembali. Selain itu, hepatosit dapat
kelenjar liur, tidak mempunyai duktus striata. melepaskan berbagai molekul biosintetik ke dalam
aliran darah untuk digunakan di seluruh tubuh. Selan-
Pelepasan enzim-enzim dan cairan alkalis terjadi
jutnya, benda-benda asing difagosit oleh sel-sel Kupffer
secara intermiten dan dikendalikan oleh hormon
dalam hati, suatu makrofag yang berasaldarimono-
yang dihasilkan oleh kolesistokinin dan sekretin
sit.
dan kedua jenis sekresi itu mungkin dilepaskan
secara terpisah satu sama lain. Hormon-hormon ini
dihasilkan oleh sel-sel APUD dari epitel yang

Sistem gerna II . 351


melalui duktus sistikus dan duktus biliari komunis.
I:.EMPEDU
Cairan empedu mengemulsikan lemak, memudah-
Kandung empedu merupakan organ kecil ber- kan kerja enzim lipase pankreas. Lamina propria
bentuk buah per yang menerima cairan empedu dari dibatasi oleh epitel selapis torak, membentuk lipatan
hati. Kandung empedu tidak hanya menyimpan tinggi berkelok-kelok ke dalam pada kandung empedu
tetapi juga memekatkan cairan empedu dan mem- yang kosong. Lipatan ini hilang saat teregang. Ter,
beri respons terhadap kolesistokinin yang dilepas- kadang, adakeleniar mukosa tubulo alveolar.
kan oleh sel-sel APUD dari saluran cerna, mendo-
rong cairan empedu ke dalam lumen duodenum

552 . Atlas Berwarna Htstologt


GAMBAR 15-1 Pankreas

Fungsi eksokrin pankreas dilakukan oleh sel-sel asinus, sel-sel sen-

/S'
troasinar dan duktus interkalaris. Sel-sel asinar mensekresi enzim
pencernaan; dan sel-sel duktus memberikan larutan buffer bersifat
alkali.
-,{
f Fungsi endokrin terdiri atas pulau-pulau Langerhans, kumpulan
sel-sel berbentuk bulat mengandung banyak pembuluh darah dibungkus
oleh serat-serat retikulin. Rrlau Langerhans terdiri atas lima jenis sel, yang
dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan pulasan khusus.
Duktus biliaris ir.
komunis
Duktus intralobularis
Duktus pankreatikus
mayor

,w
&
+' q&

Duktus interkalaris

Sel-sel sentroasinar

Pulau Langerhans

F#e

@-q
Sel asinus
pankreas

Kanalikuli interselular
W
;5ffi w,

Asinus pankreas

i;t
rr -.1"..i{ ir I'
Granula zimogen

'.@#
'$ea
Golgi
,'W
Retikulum
.9. endoplasma kasar
Sel sentroasinar rs., "'l
r

Sel asinus pankreas

Sistem Cerna III r 353


GAMBAR 15-2 Hati

Lobus kanan Lobus kiri LOBULUS PORTAL


cairan empedu dialirkan LOBULUS KLASIK
Ligamentum falsiformis
ke duktus biliaris. sinusoid dialirkan
Arteria hepatika Area portal di tengah ke vena sentralis

Vena kava t
Vena porta I

LOBULUS HEPATIK:

Daerah portal ASINUS PORTAL


Jaringan mendapat darah dari
Vena sentralis
cabang-cabang terminal arteri
hepatika dan vena porta-
Sel-sel yang paling dekat pembuluh
TRIAD PORTAL: ini mendapat O, dan nutrien
Arteria hepatika
Vena pofta
Duktus biliaris

Sinusoid

Vena sentralis
TRIAD PORTAL
Arteri hepatika

Kanalikulis biliaris
:
;=l.l
#2*rr,"

Hepatosit yaitu sel-sel hati, melepaskan sekresi endokrin ke dalam


aliran darah, dan sekresi eksokrin yaitu cainn empedu, ke dalam saluran
keluar yaitu duktus biliaris. Setiap sel hati berbatasan dengan ruang
pembuluh darah yaitu sinusoid, paling sedikitpada satu sisi dan hepa-
tosit lainnya pada sisi satunya lagi. Dimana hepatosit bergabung jadi
satu, keduanya dibatasi oleh ruang antar-sel kecil yaitu kanalikuli
biliaris, cairan empedu dialirkan ke dalam saluran ini.
,.i'.'i"",1'' Karena sinusoid dibatasi oleh sel-sel endotel (sel pembatas sinu-

."r.:r4 soid) dan makrofag (sel Kupffer), maka hepatosit tidak bersentuhan
dengan aliran darah. Celah Disse terletak di antara hepatosit dan sel
Sel pembatas sinusoid
pembatas sinusoid. Dalam celah Disse terdapat mikrovili hepatosit,
Celah Disse
terkadang sel penyimpan lemak (sel Ito) dan serat retikulin yang
Sel Kupffer
halus membantu membentuk ranska hati.

354 . Atlas Berwarna Htstologi


t
ffi Histofisiologi
I. KELENJAR LIUR UTAMA yang berbeda, masing-masing berperan untuk sekresi

Kelenjar liur yang utama adalah kelenjar parotis,


suatu hormon, yang paling penting dari ini adalah
insulin dan glukagon.
kelenjar submandibularis, dan kelenjar sub-
lingualis. Kelenjar-kelenjar ini menghasilkan liur
sekitar 1 L per hari, kira-l<tra95%o dari sekresi liur per
III. HATI DAN KANDUNG EMPEDU
hari. Kelenjar-kelenjar ini mempunyai komponen A. Hepatosit
sekretorik yang berperan untuk pembentukan liur Telah diketahui bahwa setiap hepatosit mampu
yang primer (liur isotonik), yang diubah oleh bagian melakukan fungsi hati sebanyak sekitar 100jenis.
awal sistem duktus (duktus striata) untuk memben-
Cairan empedu yang dibentuk dan dikeluarkan,
tuk liur yang sekunder (Hur hipotonik). Liur adalah merupakan fungsi eksokrin hati. Cairan empedu
larutan hipotonik yang fungsinya mencakup melu- berwarna hijau, berupa cairan yang agak kental ter-
masi dan membersihkan rongga mulut (dan mengu- diri atas air, ion-ion, kolesterol, fosfolipid, bilirubin
rangi flora bakteri oleh adanya lisozim, lactoferin glukuronida dan asam empedu. Salah satu unsur ini.
peroksidase, histidine-rich proteins, dan imuno- bilirubin glukuronida, adalah konyugasi yang
globulin A (IgA), pencefflaan awal karbohidrat oleh larut dalam air dari bilirubin yang tak larut, suatu
amilase liur, dan membantu proses pengecapan hasil pemecahan yang bersifat racun dari hemo-
rasa (dengan jalan melarutkan substansi makanan). globin. Ini terjadi dalam retikulum endoplasma
Saliva juga bekerja sebagai bufer karena isinya halus (sER) dari hepatosit yang mendetoksikasi
bikarbonat dihasilkan oleh sel-sel duktus striata. bilirubin.
Detoksifikasi berbagai obat, toksin, sisa meta-
II. PANKREAS bolisme dan bahan-bahan kimia yang terdapat baik
Sel-sel asini dari bagian eksokrin pankreas mense-
oleh sistem oksidase mikrosomal fungsi cam-
kresi enzim-enzim pencemaan sebagai reaksi terha- puran dari retikulum endoplasma halus atau oleh
dap hormon kolesistokininr ymg dilepaskan oleh peroksidase dari peroksisom.
sel-sel enteroendokrin dari usus halus dan asetil- Fungsi endokrin hati mencakup mensintesis
kolin dilepaskan oleh sel saraf dari sistem saraf dan melepaskan sejumlah protein plasma dan kom-
enterik. Beberapa en:zim-enzim ini dilepaskan seba- ponennya, sepefii fibrinogen, urea, albumin, protrom-
gai proenzim (kimotripsin, tripsin, elastase dan kar- bin dan lipoprotein, menyimpan glikogen dan lemak
boksipeptidase) dan lainnya dilepaskan sebagai enzim untuk dilepaskan selama interval antara waktu makan,
yang aktif (DNase, RNase,lipase pankreas dan amilase mensintesis glukosa yaitu glukoneogenesis, dari
pankreas). Sebagai reaksi terhadap sekretin (dile- sumber-sumber bukan karbohidrat (asam amino
paskan oleh sel-sel enteroendokrin dari usus halus), dan lemak) dan mentransport IgA ke dalam cairan
sel-sel sentro-asinar dan sel-sel dari duktus inter- empedu, dan selanjutnya ke dalam lumen usus halus.
kalaris melepaskan sejumlah cairan alkalis yang
diduga membantu menefralkan dan membentuk buffer B. Sel Kupffer dan sel lto
kimus yang asam dan memasuki duodenum dari Sel-sel Kupffer di hati berfungsi menyingkirkan
lambung. eritrosit tua dan zat-zat lain yang tidak berguna dari
Pulau Langerhans terdiri atas lima jenis sel aliran darah. Sel penyimpan lemak (sel lto) diduga

Sistem Cerna III o 355


berfungsi mengumpulkan dan menyimpan vitamin G. Kandung empedu
A, tetapi pada kasus sirosis karena alkohol, sel-sel Kandung empedu menyimpan dan memekatkan
ini juga membentuk kolagen tipe I, berperan untuk cairan e"mpedu. tianaung empedu melepaskan
fibrosis hati'
cairan empedu karena rangsangan hormon kole-
sistokinin dari sel enteroendokrin.

t56 . Atlas Berwarna Histologi


\
*fr.
+5 CONTOH KASUS KLINIS

Gastrinoma obat, melalui penggunaan jarum suntik bersama.


pasien dapat menjadi karier virus dan pada l}Vo
Gastrinoma adalah suatu penyakit dimana sel-sel G
pasien kondisinya mungkin menjadi kronis, menuju
pankreas mengalami proliferasi yang berlebihan
ke sirosis dan kanker hati. Dulu, Hepatitis C ditular-
(seringkali kanker), mengakibatkan produksi hor-
kan melalui transfusi darah, tetapi penapisan darah
mon gastrin yang berlebihan. Hormon ini beryeran
hampir secara sempuma menghapuskan cara penu-
untuk berikatan ke sel-sel parietal lambung, menye-
laran ini dan sekarang penyakit ini ditularkan mela-
babkan sel-sel ini menseklesi asam hidroklorida
berlebihan dengan akibat terbentuknya ulkus pepti-
lui penggunaan jarum suntik bersama di antara
pengguna obat adiksi. Sekitar tiga perempat indi-
kum pada lambung dan duodenum. Obat anti ulkus
vidu yang terkena Hepatitis C akan menjadi kronis
mungkin meringankan hiperasiditas dan memper-
dan daripada ini,20Vo sampai 257o akan berkem-
baiki ulkus; bila tidak maka perlu tindakan pem-
bang menjadi sirosis dan kemudian kanker hati.
bedahan
Hepatitis D juga ditularkan melalui penggunaan
jarum suntik bersama dan selalu disertai dengan
Diabetes tipe I Hepatitis B. Infeksi ganda ini kondisinya lebih
Diabetes tipe I (tergantung insulin) dicirikan oleh berat. Hepatitis E disebarkan melalui jalur fekal-
polifagia (lapar terus), polidipsia (haus terus) dan oral dan berperan secara epidemiologis, tetapi keba-
poliuria (kencing berlebihan). Kelainan ini biasa- nyakan di negara-negara yang kurang berkembang.
nya mulainya tiba-tiba sebelum usia 20 tahun, Baik kondisi kronis maupun karier berada dengan
diketahui karena kerusakan dan hancurnya sel beta, bentuk virus Hepatitis ini. Vaksinasi massal dianjur-
mengakibatkan insulin plasma kadarnya rendah kan untuk melindungi masyarakat dari Hepatitis B
dan diobati dengan kombinasi pemberian insulin dan hal ini memberi tambahan keuntungan mem-
dan diet, beri perlindungan terhadap Hepatitis D; dianjurkan
bagi yang melakukan perjalanan ke negara yang
Diabetestipell belum berkembang dimana hepatitis A masih sering
Diabetes melitus tipeII (tidak tergantung insulin) mendapatkan vaksinasi untuk Hepatitis A. Belum
ada vaksin saat ini terhadap Hepatitis C atau E.
umumnya terdapat pada individu yang beratnya
berlebihan setelah berusia 45 tahun. Kelainan ini
bukan akibat dari insulin plasma kadarnya rendah Ikterus
dan merupakan resistensi insulin, yang merupa- Ikterus dicirikan oleh adanya bilirubin yang ber-
kan faktor utama pada patogenesisnya. Resistensi lebihan dalam darah dan penimbunan pigmen empedu
insulin karena penurunan ikatan insulin pada resep- pada kulit dan sldera mata, sehingga memberi gam-
tor plasmalema dan karena cacatpada kerja insulin baran kekuningan. Kelainan ini mungkin herediter
pasca-reseptor. Diabetes tipe II biasanya dikendali- atau karena kondisi patologis seperti penghancuran
kan melalui diet. sel darah merah yang berlebihan (ikterus hemo-
litik),gangguan hati, sumbatan aliran empedu
Hepatitis (ikterus obstruktif).
Hepatitis adalah inflamasi hati dan meskipun ada
banyak penyebab seperti penggunaan salah dari Batuempedu
alkohol atau obat-obatan tertentu, penyebab yang Batu empedu adalah pemekatan, biasanya kristal
paling sering adalah satu dari lima jenis virus kolesterol yang menjadi satu terbentuk dalam kan-
hepatitis, ditandai dengan lima huruf pertama alfa- dung empedu atau saluran empedu. Kumpulan batu
bet, A sampai E. Hepatitis A biasanya menyebar mungkin menyebabkan duktus sistikus tersumbat,
melalui higiene yang buruk ( rute fekal-oral dan air sehingga cairan tidak bisa keluar dari kandung
yang terkontaminasi) sama halnya melalui kontak empedu dan mungkin memerlukan tindakan bedah
seksual. Biasanya tidak ada gejala, pasien sembuh untuk menyingkirkannya jika tindakan yang kurang
dan tidak menjadi karier. Hepatitis B, kondisi yang invasif gagal untuk melarutkannya atau menghan-
lebih serius daripada Hepatitis A, biasanya ditular- curkannya.
kan melalui cairan tubuh dan pada kasus adiksi

Sistem Cerna III . t5?


ffiAMS&ffi { r Kelenjar Parotis, Monyet. Plastic &AfmmAR S . Kelenjar sublingualis. Monyet.
section. x 132. Plastic section. x270.

Kelenjar parotis adalah murni kelenjar serosa dengan Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar campur
kapsula jaringan ikat yang mempercabangkan tra- yang menghasilkan sekretnya baik serosa maupun
bekula (T) ke dalam stroma kelenja4 membaginya mukosa. Asini yang mukosa (MA) mempunyai
menjadi lobulus-lobulus (Lo). Lembaran jaringan inti (N) yang gelap, gepeng mendekati membrana
ikat yang tipis masuk ke dalam lobulus, mengelilingi basalis sel. Selanjutnya, sitoplasma terisi dengan
pembuluh darah (BV) kecil dan duktus intra- gambaran seperti "busa", menandakan hasil
lobularis (iD). Duktus interlobularis (ID) sekresinya kental. Banyak asini mukosa dipetuk oleh
dikelilingi olehjaringan ikat (CT) yang lebih tebal sel serosa, membentuk bangunan seperti bulan sabit
dan pembuluh darah yang besar. Perhatikan asini yaitu demilune serosa (SD). Kelenjar sublingualis
(Ac) tersusun rapat dalam setiap lobulus. Sisrpan. dibagi-bagi menjadi lobus dan lobulus oleh septa
Kelenjar parotis. Monyet. Plastic section. jaringan ikat (CT) yang berfungsi sebagai jala
x 540. Perhatikan inti (N) yang bulat dalam asini penyokong untuk saraf, pembuluh darah dan duktus
serosa terletak di bagian basal. Membran sel sebelah kelenjar. Daerah kotak diperlihatkan dengan pem-
lateral (panah) tidak jelas terlihat, juga lumen asini besaran kuat dalam Gambar 3.
tidak terlihat. Perhatikan lembaran jaringan ikat
yang tipis (kepala panah) mengitari seriap asinus. GAMBAfr { o Kelenjar submandibularis. Monyet.
Plasticsection.xl32.
*&e{S&ffi S . Kelenjar sublingualis, Monyet.
Plastic section. x 540.
Kelenjar submandibularis juga menghasilkan sekret
campuran; namun, tidak seperti kelenjar sublingualis,
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran asinus serosa lebih jelas. Asini serosa (SA) dan
kuat doerah kotak Gambar 2. Inti (N) gepeng dan asini mukosa (MA) mudah dibedakan satu sama
gelap dari asini mukosa terlihat jelas sepertinya lain, tetapi kebanyakan bagian mukosa dicakup oleh
tertekan ke membran basal sel. Perhatikan bahwa demilune serosa. Selanjutnya, kelenjar submandi-
kebanyakan sitoplasma berisi vesikel-vesikel kecil bularis mempunyai ciri bahwa sistem duktus (D)
(panah), dan dinding lateral membran sel (kepala banyak, terlihat sitoplasma pucat, lumen (L) lebar
ponah) jelas terlihat, juga lumen (L) biasanya tam- dan inti bulat. Kelenjar ini juga terbagi menjadi lobus
pak. Demilune serosa (SD) terdiri atas sel-sel peng- dan lobulus oleh septa jaringan ikat (CT).
hasil sekret serosa yang inti-nya (N) berbentuk bulat Sisipan. Kelenjar submandibularis. Monyet.
sampai lonjong. Perhatikan juga dinding lateral Plastic section. x 540. Perhatikan gambaran gra-
membran sel tidakjelas pada sel-sel serosa. nular dari sel-sel yang terdiri atas demilune
Sel serosa serosa (SD) berbeda dengan gambaran sitoplasma
seperti "busa" dari asinus mukosa (MA).
l"uu
nri $
''- t'i"ii,g!
Sel mioepitel
Asini serosa
-
I {+rr.rg
Sel duktus interkalaris

Asini mukosa
-
Duktus interkalaris

Demilune &*;
serosa
'i{.1''f
Sel mukosa
Kelenjar Saliva

358 . Atlas Berwarna Histologi


Ac Asinus ID interlobularis
duktus N inti
BV pembuluh darah L lumen SA asini serosa
CT jaringanikat Lo lobulus SD demiluneserosa
D duktus MA asinimukosa T trabekula
iD duktusintralobularis

Sistem Cerna III . 559


ffiAn lg&fr 1 . Pankreas. Manusia. Paraffin GAIdSAR ? . Pankreas. Manusia, Paraffin
section. x 132. section. x 270.

Pankreas adalah kelenjar kompleks karena mempu- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
nyai unsur eksokrin dan unsur endokrin. Bagian daerah korok Gambar 1. Perhatikan bahwa septa
eksokrin merupakan bagian terbesar organ ini seba- jaringan ikat (CT), sementara itu banyak pada
gai kelenjar tubuloalveolar kompleks, mensekresi bagian tertentu, dan sangat tipis di daerah inter-
cairan serosa. Kelenjar terbagi menjadi lobulus oleh lobular. Bentuk segi empat dari masing-masing sel
septa jaringan ikat
(CT). Setiap asinus (Ac) asini serosa jelas terlihat pada sajian yang terdapat
terdiri atas beberapa sel berbentuk piramid, berinti secara kebetulan (panah). Perhatikanjuga sel sen-
bulat. Letak sel di tengah asinus yaitu sel sen- troasinar (CA), terletak di tengah asini, yang menun-
troasinar (CA) membentuk saluran keluar kelenjar jukkan saluran keluar terkecil dari pankreas.
paling kecil. Bagian endokrin pankreas terdiri atas
kelompokan kecil sel-sel bulat yaitu pulau GAMBAR 4 o Pulau Langerhans. Monyet. Plastic
Langerhans (IL), yang kaya dengan kapiler-kapi-
section, x 270.
ler darah. Pulau Langerhans ini tersebar tidak ber-
aturan di antara asini serosa pankre as. Daerah kotok Pulau Langerhans (IL) yang merupakan bagian
diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam- endokrin pankreas, sel-selnya berbentuk lebih kurang
bar2. bulat tersebar di antara bagian eksokrin kelenjar.
Juga, setiap pulau dikelilingi oleh asini serosa
*A|lnffiAR 3 . Pankreas. Monyet. Plastic (Ac). Pulau Langerhans mendapat banyak pem-
section. x 540. buluh darah (BV) yang terdapat dalam unsur
jaringan ikat (CT) bagian eksokin pankeas.
Dengan menggunakan sajian plastik, bentuk asinus Sisipan. Pulau Langerhans. Monyet. Plastic
pankreas jelas terlihat. Perhatikan irisan asinus
section. x 540. Perhatikan banyaknya pembuluh
menyerupai kue, dengan masing-masing sel ber-
darah dalam Pulau Langerhans, seperti tampak ada-
batas tegas (panah). Inti (N) setiap selyangberben-
nya kumpulan eritrosit (RBC) dalam pembuluh
tuk segi empat adalah bulat dan sitoplasma bagian
darah. Meskipun setiap pulau Langerhans terdiri atas
basal (kepala panah) relatif homogen, sedangkan
sel-sel A, B, C dan D, sel-sel itu dapat dibedakan satu
sitoplasma bagian apikal dipadati dengan granula
sama lain hanya dengan menggunakan pulasan khu-
zimogen (ZG). Sel sentro-asinar (CA) dapat sus. Namun, perlu diingat pada manusia, sel B meru-
dikenali karena letaknya juga gambaran intinya pakan sel yang paling banyak dan biasanya terletak
yang pucat. Sisipan. Pankreas. Monyet. Plastic
di tengah pulau Langerhans, sedangkan sel A umum-
section. x 540. Perhatikan sel sentroasinar nya ditemukan di bagian perifer. Keadaan ini sebalik-
(CA), intinya yang pucat dapat dibedakan dari inti nya pada monyet.
sel asinus di sekelilingnya.
Sel pankreas

Pulau Langerhans

Sel asinus pankreas

tr
sentroasinar

360 . Atlas Berwarna Histologi


fc"irwAn i I

tsAwEAa 4 I

Ac asinus CT ikat
septa jaringan RBC Eritrosit
BV pembuluh darah IL pulau Langerhans ZG granula zimogen
CA selsentroasinar N inti

Sistem Cerna III . 361


&AIW*AR 1 r Hati. Babi. Paraffin section. x '14.
G&&fiBAR 2 . Hati. Anjing. Paraffin section. x 132.

Perhatikan bahwa hati dibungkus oleh kapsula Area portal hati ditempati cabang akhir arteria
jaringan ikat. yaitu kapsula Glissoni (GC), dari hepatika (FIA) dan vena porta (PV). Perhatikan
sini, pada hati babi septa (S) meluas membagi-bagi vena lebih lebar daripada arteri dan dindingnya
hati menjadi bangunan lebih kurang berbentuk sangat tipis dibandingkan dengan ukuran lumennya.
heksagonal yaitu lobulus klasik (Lo). Pembuluh Percabangan pembuluh getah bening (LV) dan
darah, pembuluh getah bening dan duktus biliaris duktus biliaris (BD) juga ada di area portal.
berjalan dalam jaringan ikat septa untuk mencapai Duktus biliaris dapat dikenali melalui epitelnya kubis
bagian apikal lobulus klasik, yang dikenal sebagai sampai torak. Perhatikan bahwa tidak seperti pada
area portal (PA). Cairan empedu mencapai area babi, septa jaringan ikat tidak membatasi lobulus
portal dari dalam lobulus, sedangkan darah masuk klasik hati, meskipun berbagai struktur area portal
ke substansia lobulus dari area portal. Dalam setiap terbungkus oleh unsurjaringan ikat. Lempengan sel-
lobulus, darah mengalir melalui saluran yang sel hati (PL) dan sinusoid (Si) meluas dari area
berkelok-kelok yaitu sinusoid hati, untuk masuk ke portal.
vena sentralis (CV) di tengah-tengah lobulus kla-
sik.

GAIWBAR 3 . Hati. Monyet. Plastic section. x 132. Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
daerah kotak gambar sebelumnya. Perhatikan
Vena sentralis (CV) lobulus hati (cabang akhir lumen vena sentralis (CV) dibatasi oleh epitel
vena hepatika) mengumpulkan darah dari sinu- (Ep) selapis gepeng, yang merupakan lanjutan
soid (Si) dan menyalurkannya ke vena sublobularis. endotel pembatas sinusoid (Si) hati, adalah saluran
Lempengan sel-sel hati (PL) dan sinusoid hati darah yang berkelok-kelok secara bebas saling berhu-
tampak radier, sepertijeruji roda dari vena sentralis. bungan satu sama lain. Perhatikan juga bahwa lem-
Daerah korak diperlihatkan dengan pembesaran pengan sel-sel hati (LP) terdiri atas hepatosit
kuat dalam Gambar 4. (H), tebalnya satu atau dua sel dan setiap lempengan
berbatasan dengan sinusoid.

Lobulus hepatik

Sinusoid

Arteria hepatika

Duktus biliaris

Hati

362 . Atlas Berwarna Histologi


t-eAtuBAall l-eAMtsAnT-l

( eAfrlrc,qn*-l [sAi$EAR 4 I

KUNGI
BD duktus biliaris HA arteria hepatika PL lempengan sel hati
CV venasentralis Lo lobulus PV venaporta
Ep epitel LV pembuluhgetahbening S septa
GC kapsulaGlissoni LP lempenganhati S sinusoid
H hepatosit PA areaportal

Slstem Cerna III . 363


GAFtgAn I . Hati. Monyet. Plastic section. x 540, SAflfiS&& 3 o Kandung empedu. Manusia. Paraffin
section. x 132.
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran
kuat lempengan sel-sel hati (LP). Perhatikan Kandung empedu merupakan organ kosong berben-
bahwa setiap hepatosit (H) berbentuk poligonal. tuk buah pe4 yang berfungsi menyimpan dan meme-
Setiap hepatosit mempunyai satu atau dua inti, mes- katkan cairan empedu. Susunan histologiknya rela-
kipun terkadang beberapa mempunyai tiga inti. tif sederhana, tetapi gambarannya mungkin tidak
Lempengan hati dikelilingi oleh sinusoid (Si) hati sederhana. Mukosa kandung empedu yang kosong,
yang dibatasi oleh sel pembatas sinusoid (SC); seperti tampak dalam fotomikroskopik ini, banyak
karena itu hepatosit tidak berhubungan langsung lipatan-lipatan yang menjulur ke dalam (panah),
dengan aliran darah. Celah antara sel-sel pembatas sehingga memberi gambaran seperti kelenjar. Namun,
sinusoid dan hepatosit yaitu celah Disse, terlihat pengamatan yang teliti pada epitel (Ep) menun-
dengan mikroskop cahaya secara terbatas. Sisrpan. jukkan bahwa semua sel selapis torak pada membran
Hati. Manusia. Paraffin section. x 540. Mem- mukosa adalah sama. Jaringan ikat jarang (CT)
bran sel hepatosit jelas terlihat dalam fotomikros- kadang-kadang menyerupai lamina propria, terletak
kopik ini. Perhatikan bahwa secara kebetulan celah sebelah dalam dari epitel. Perhatikan bahwa tunika
antar sel yang kecil terlihat (panah). Ini adalah kana- muskularis mukosa tidak ada dan otot polos (SM)
likuli biliaris yang mengalirkan cairan empedu ke yang mengelilingi jaringan ikat adalah tunika mus-
bagian perifer lobulus. kularis eksterna. Bungkus paling luar kandung
empedu adalah tunika serosa atau tunika adventisia.
GAIlJIBAR 2 r Hati. Paraffin section. x 540. Daerah serupa dengan daeroh korak diperlihatkan
dalam Gambar 4.

Suatu sistem makrofag yang dikenal sebagai sel SAS4SAR 4 r Kandung empedu. Manusia. Paraffin
Kupffer (KC) terdapat tersebar di antara sel endotel
section. x 540.
pembatas sinusoid (Si). Makrofag ini lebih besar
daripada sel-sel epitel dan dapat dikenali oleh Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
adanya bahan-bahan yang difagosit di dalamnya. suatu daerah serupa dengandaerahkotak Gambar 3.
Sel-sel Kupffer dapat diperlihatkan melalui pem- Perhatikan epitel (Ep) terdiri atas sel-sel torak
berian suntikan secara intravena dengan tinta India, tinggiyang gambarannya sama, inti-nya (N) terletak
seperti dalam sajian ini. Perhatikan pada beberapa di bagian basal. Membran lateral sel jelas terlihat
sel tampak adanya bercak hitam besar karena sel itu pada daerah tertentu (ponah),sedangkan brush bor-
dipenuhi dengan tinta yang difagosit (bintang), der di apikal biasanya tidak tampak pada jaringan
sedangkan sel lainnya mempunyai hanya sedikit yang dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Perhati-
bahan yang difagosit (kepala panah). Perhatikan kan membrana basalis (BM) relatif tebal memi-
juga bahwa kebanyakan sel pembatas sinusoid tidak sahkan epitel dari jaringan ikat (CT) jarang di
mengandung tinta, menandakan bahwa sel-sel endo- bawahnya.
tel mungkin tidak bersifat fagositik.
Sinusoid

TRIAD PORTAL:
Arteri hepatika
Duktus biliaris
Vena porta

Celah Disse*-{ffijff
Sel pembatas sinusoid jffi

364 . Atlas Berwarna Histologi


[freffiffiefftl

!fi$*
#6hF
#
&,' ;:.
.tu

[*sese*41

KUNCI
BM membrana basalis KC sel Kupffer SC sel pembatas sinusoid
CT jaringan ikat LP lempenganhati Si sinusoid
Ep epitel N inti SM ototpolos
H hepatosit

Sistem Cerna III . 365


mAnfiBAR X . Kelenjar Sublingualis. Manusia.
Mikroskop elektron. x 4.050.

Kelenjar sublingualis manusia terdiri terutama asini


mukosa ditutupi oleh demilune serosa. Sel-sel
mukosa (mc) memperlihatkan sejumlah badan
filamentosa (0 dan granula sekretoris, yang
tampak koson g (bintang) . Sel-sel $erosa (de) dapat
dikenali melalui sitoplasma yang lebih pucat dan
adanya granula sekretoris (panah) berisi bahan padat
elektron. Perhatikan juga adanya sel mioepitel
(myo), julurannya (kepala pcnah) melingkari asinus.
(SeizinDr.A. Riva)
Sel serosa

"1.*
I-1
.:i,';
t* dr:

+h.*u'
;tl

-,Eu

Asini serosa
,"ffidffgir$:

F*^il '; Sel duktus interkalaris


,io a"*i+'bpg

Asini mukosa

r!

Demilune Serosa

!1 !.
*t .i'l;i ftr
';.
r;!+.
u in
_..[_'t-*,rt e\j-:'=;!4t
.r;*,+.i
, s E. Sel duktus striata
Sel mukosa # .is."_! i:.

,tli.r,.r:,.;_

Kelenjar Saliva

KUNCI

dc sel serosa mc sel mukosa myo sel mioepitel

f badanfilamentosa

366 . Atlas Berwarna Histologi


s

-\f

t!.. ....

Y
v
j
ws &.u'
'!&ff{ iF"r
,' , ,,', .11&t! ir"{i

.:.. ," 'rq$$v,


'" ,.! ,ill rit:tr\.:'

f&Atlqffietq'.]

Sistem Cerna III . 367


$,effimA& $ . Hati, Mencit. Mikroskop elektron. Sel hati yang berlekatan satu sama lain dicirikan
x 11.255. oleh adanya kanalikuli biliaris (BC), suatu celah
antar sel yang terpisah oleh adanya pembentukan
Hepatosit dengan fotomikroskopik elektron ini mem- occluding junction (OC). Sitoplasma sel hati di-
perlihatkan kedua permukaannya, yang satu ber- tempati organel sel yang normal, seperti sejumlah
batasan dengan sinusoid (Si) dan yang lain dimana mitokondria (m), retikulum endoplasma
dua sel hati berlekatan satu sama Iain (panah). per- kasar (rER), aparatus Golgi, retikulum endoplasma
mukaan yang menghadap ke sinusoid memperlihat- halus, lisosom dan badan inklusi seperti glikogen
kan adanya mikrovili (mv) yang menjulur ke dalam (g) dan tetesan lemak (l). Inti (N) salah satu
celah Disse (sD). Mikrovili hampir bersentuhan hepatosit jelas terlihat.
dengan sel-sel pembatas sinusoid (SC) yang
menunjukkan sejumlah fenestra (kepalo ponah).

368 . Atlas Berwarna Histologi


t6&rv!ffieRT-]

SANWSAm t . Pulau Langerhans. Kelinci. juga ditempati banyak granula sekretoris, juga ditem-
pati banyak granula sekretoris; namun sel ini tidak
Mikroskop elektron. x 3.578.
adazonajernih di tepinya. Sel-sel D (DC) adalah
Pulau Langerhans ditempati oleh empat jenis sel sel yang paling sedikit jumlahnya dan mempunyai
yaitu selA, sel B, sel C dan sel D. Sel-sel B (B) ada- ciri bahwa granula sekretoris kurang padat elektron
lah paling banyak dan dapat dikenali oleh adanya dibandingkan dengan kedua jenis sel lainnya.
granula sekretoris yang bagian tengahnya padat (Seizin Sato I Herman L.: Am J Anat 76I: 71-84)

elektron, dikelilingi oleh zonajernih (ponah). Sel A


(A), sel sekretoris nomor dua yang paling banyak,

Sistem Cerna III . 369


L
ffi Ringkasan Histologik
I. KELENJAR LIUFf UTAMA ikatnya mempercabangkan septa untuk membagi
Ada tiga kelenjar liur utama yang berhubungan parenkim pankreas menjadi lobulus. Asininya ada
dengan rongga mulut. Kelenjar ini adalah kelenjar sel sentroasinar, awal saluran yang mengalirkan-
parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar nya ke dalam duktus interkalaris, kemudian ke
sublingualis. duktus intralobularis, dan duktus interlobularis.
Duktus utama menerima hasil sekresi dari duktus
A. Kelenjar Parotis interlobularis. Bagian endokrin pankreas dengan
pulau Langerhans (terdiri atas sel-sel A, B, G dan
Kelenjar parotis adalah murni suatu kelenjar
D) tersebar di antara asini yang serosa.
serosa tubuloalveolar bercabang kompleks yang
kapsula pembungkusnya mengirimkan septa
(sering berisi sel lemak) ke dalam substansi kelen- III. HATI
jar, membaginya menjadi lobus dan lobulus. Asini
A. Kapsula Hati
serosa, dikelilingi oleh sel-sel mioepitel, meng-
Kapsula Glisson membungkus hati dan memper-
hantarkan sekretnya ke dalam duktus interkalaris.
cabangkan septa ke dalam substansi hati pada
porta hepatis untuk membagi parenkim hati men-
B. Kelenjar Submandibularis jadi lobulus.
Kelenjar tubuloalveolar kompleks ini banyak
serosanya, meskipun cukup mengandung unit
B. Lobulus
mukosa, dicakup oleh demilune serosa, untuk
menghasilkan sekret campuran. Asini dikelilingi 1. Lobulusklasik
oleh sel mioepitel (sel trasket). Kapsula mem- Lobulus klasik berbentuk heksagonal dengan area
percabangkan septa ke dalam substansi kelenjar, portal (triad) pada bagian perifer dan vena sentra-
membaginya menjadi lobus dan lobulus. Sistem lis berada di tengah. Trabekula hati (lempeng
saluran keluar sangat luas. hati) dari sel-sel hati saling beranastomosis. Sinu-
soid dibatasi oleh sel pembatas sinusoid dan sel-
G. Kelenjar Sublingualis sel Kupffer (makrofag). Dalam celah Disse, mung-
kin terlihat sel pengumpul lemak. Area portal
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubulo-
ditempati duktus biliaris, pembuluh limf dan
alveolar kompleks yang kapsulnya tidak begitu
cabang arteria hepatika dan vena porta dikelilingi
jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekret campuran,
ujung lempengan hepatosit. Cairan empedu meng-
mempunyai banyak asini mukosa dicakup oleh
alir ke perifer dalam kanalikuli biliaris, yaitu celah
demilune serosa dan dikelilingi oleh sel mioepitel
interselular antara sel-sel hati, untuk masuk ke duk-
(sel basket). Sistem duktus intralobularis tidak
tuli biliaris, kemudian kanal Hering (dan cho-
banyak.
langioles), untuk disalurkan ke duktus biliaris di
areaportal.
II. PANKREAS 2. Lobalusportal
Bagian eksokrin pankreas adalah kelenjar serosa Puncak dari potongan sajian berbentuk segitiga dari
tubuloalveolar kompleks yang kapsula jaringan lobulus portal adalah vena sentralis. Jadi, area

5?0 . Atlas Berwarna Htstologi


Lobulusportal B' Lamina Propria
portalmembentukpusatlobulus ini.
berdasarkanalirancairanempedu. Lamina propria membentuk banyak lipatan-
3. Asinus Rappaport (Asinus hati) lipatan, lipatan ini menghilang
saat kandung empedu
meregang. sinus Rokitansky Aschoff (diverliku-
Asinus Rappaport pada sajian adalah daerah hati
yang berbentuk belah ketupat dimana sumbu pan- lum epitel) mungkin ada'
jangnya adalah garis yang menghubungkan vena
sentralis yang berdekatan dan sumbu pendeknya C' Muskularis
Eksterna
adalah garis penghubung antara area portal yang Tunika muskularis eksterna terdiri atas lapisan
berdekatan. Asinus hati berdasarkan pada aliran ototpolosyangjalannyaserong.
darah.
D. Tunika Serosa
lV. KANDUNG EMpEDU Tunika adventisia melekatkan kandung empedu
ke kapsula l,rati',sedanskan tunika serosa menutupi
Kandung empedu dihubungkan ke hati melalui permukaankandungempedupadasisilainnya'
duktus sistikus, yang bergabung dengan aurrtus
hepatikus komunis.

A, Epitel
Kandung empedu dilapisi epitel selapis torak.

Sistem Gerna III r 371


372 . Atlas Berwarna Histologi
Sistem Urinarius
__)

16
Sistem urinarius berfungsi untuk pembentukan urin, cabang langsung dari aorta abdominalis. Pembuluh
mengatur tekanan darah dan volume cairan tubuh, ini selanjutnya bercabang-cabang menjadi beberapa
keseimbangan asam-basa, dan pembentukan serta cabang utama ketika pembuluh memasuki hilus
pelepasan hormon-hormon tertentu. Komponen- ginjal. Setiap cabang selanjutnya bercabang lagi
komponen sistem urinarius adalah ginjal, ureter, memberikan dua atau lebih arteria interlobaris.
kandung kemih dan uretra. Arteria interlobaris berjalan antara piramid
Unit fungsional ginjal adalah tubulus urini- yang bersebelahan menuju korteks dan pada per-
ferus (tihat Gambar 16-1) terdiri atas nefron dan batasan korteks-medula, bercabang membentuk
tutrulus koligens (collecting tubulus), masing- arteria arkuata yang jalannya mengikuti dasar
masing berasal dari primordium embriologi yang piramid. Arteria interlobularis, yang berasal dari
berbeda. arteria arkuata memasuki korteks yang berbentuk
labirin (beriarak sama dari prosesus medularis yang
bersebelahan) untuk mencapai kapsula renalis.
O GINJAL Sepanjang perjalanan arteri interlobularis, ada pem-

batas tepi cembung dan cekung,


buluh yang lebih kecil yaitu arteria aferen glome-
Ginjal mempunyai
dan yang cekung disebut hilus. Di hilus ini arteri
ruli, timbul untuk memasuki kapsula Bowman
membentuk pleksus kapiler yang dinamakan glo-
masuk ke ginjal dan ureter serta vena keluar mening-
galkan ginjal. Setiap ginjal dibagi menjadi korteks
merulus.
danmedula. Secara keseluruhan, kapsula Bowman dan glo-
labirin kor- merulus disebut sebagai korpuskulum renal (lihat
Daerah korteks dibagi lagi menjadi
Gambar 16-2). Arteriol eferen glomeruli meng-
tikat dan prosesus medularis. Medula terdiri atas
alirkan darah dari glomeruli ke dalam labirin kor-
10-18 piramid gir\ial. Setiap piramid ginjal dikata-
tikal (membentuk jala-jala kapiler peritubular)
kan menyusun lobus ginjal. Apeks setiap piramid
atau masuk ke dalam medula sebagai arteriol rekta
ditembus oleh 15-20 duktus papilaris @ellini) pada
spuria (bagian dari vasarekta).
areakribrosa.
Bagian yang terletak antara labirin korteks dan
Daerah medula antara piramid ginjal yang ber-
kapsula renalis darahnya dialirkan melalui vena
dekatan ditempati oleh substansi kortikal yang dike-
nal sebagai kolumna renalis (Bertini). Prosesus interlobularis, kebanyakan dari situ masuk vena
medularis adalah perluasan medula ginjal ke dalam
arkuata, percabangan dari vena interlobaris. Darah
korteks, dimana iuluran ini membentuk bagian dari vena interlobaris memasuki vena renalis, yang
tengah dari lobulus ginjal.
selanjutnya menghantarkan isinya ke vena kava
inferior.
Untuk mengerti histofisiologi ginjal' maka harus
memperlajari percabangan pembuluh darah. Setiap
ginjal mendapatkan darah dari arteri renalis, suatu

Sistem Urinarius . 373


Tubulus Uriniferus Bagian yang lurus (pars rekta) dari tubulus prok-
simal (uga dikenal sebagai segmen tebal desen-
Unit fungsional ginjal adalah tubulus uriniferus,
dens Ansa Henle) secara histologis serupa dengan
terdiri atas nefron dan duktus koligens, masing-
bagian yang berkelok-kelok; namun, brush border
masing berasal dari bakal embriologik yang berbeda.
nya lebih pendek pada ujung distalnya, dimana
saluran itu berhubungan dengan segmen tipis
Nefron desendens AnsaHenle.
Terdapat tiga jenis nefron, diklasifikasikan menurut
Segmen tipis desendens dari nefron juksta-
letaknya korpuskulum renal dalam korteks ginjal:
glomerularis melebar ke apeks piramid medula, di-
jukstamedularis (mempunyai kaki tipis panjang
mana saluran ini membentuk lengkungan seperti
dari Ansa Henle), dan nefron kortikal. Ini merupa- jepitan rambut dan meneruskan diri ke arah korteks
kan kaki tipis panjang dari lengkung Henle yang
sebagai segmen tipis asendens Ansa Henle. Seg-
membantu dalam penentuan derajat konsenfrasi dalam
men tipis Ansa Henle terdiri atas sel-sel epitel sela-
medula renal, memungkinkan pembentukan urine
pis gepeng (tipe I-IV) yang strukturnya bervariasi
hipertonis.
tergantung padapermeabilitas terhadap air, banyak-
Nefron mulai sebagai suatu pelebaran bagian nya organel dan kompleksitas taut lekat. Sel-sel tipe
tubulus berujung buntu dengan invaginasi, dikenal I hanya ada di nefron kortikal, sedangkan sel-sel
sebagai kapsula Bowman. Sel-sel sebelah dalam tipe II,III dan IV ada di nefronjukstaglomerularis.
yang mengalami modifikasi, lapis viseralis dikenal
Segmen tebal asendens Ansa Henle (juga
sebagai podosit. Beberapa dari juluran primer
disebut pars rekta tubulus distal) terdiri atas sel-
(utama), tetapi terutama juluran sekundernya dan
sel selapis kubis yang menyerupai sel-sel dari tubu-
pedikel akhir membungkus mengitari kapiler glo-
lus kontortus distalis. Sel tubulus distal yang ber-
merulus. Kapiler-kapiler ini berlubang-lubang dengan
dekatan dengan arteriol aferen (dan eferen) glo-
pori-pori besar (diameter 60-90 nm) tanpa diafragma.
meruli bermodifikasi menjadi sel kubis tinggi, tipis
Lamina basalis yang tebal berasal dari podosit yang intinya berdekatan satu sama lain. Daerah ini
dan sel-sel endotel kapiler saling berhadapan. Ruang dikenal sebagai makula densa dari tubulus distal.
antara pedikel-pedikel yang berdekatan dikenal seba-
Se1 makula densa berhubungan dengan sel otot
gai celah filtrasi, dihubungkan oleh diafragma
polos yang bermodifikasi yaitu sel-sel jukstaglome-
celah filtrasi yang tipis, terbentang dari satu pedi-
rularis (JG) dari arleriol aferen (dan eferen) glome-
kel ke pedikel di dekatnya. Jaringan interstisial ter-
ruli. Makula densa dan sel-sel JG bersama-sama mem-
diri atas sel mesangial intraglomerularis dan bentuk aparatus jukstaglomerularis. Seringkali,
matriks ekstraselular yang dibentuknya juga ber-
sel-sel mesangial ekstraglomerularis (sel-sel lacis)
kaitan dengan glomerulus.
juga diduga termasuk aparatus jukstaglomerularis.
Ultrafiltrat dari kapiler masuk ruang Bowman
(urinari) dan dialirkan dari situ melalui leher tubu-
lus proksimal. Epitel selapis kubis dari tubulus Duktus Pengumpul,/ Duktus Koligens
proksimal berpadu dengan epitel selapis gepeng Beberapa tubulus kontortus distalis bergabung
lapis parietal kapsula Bowman. dengan setiap duktus koligens, yang terdiri atas epitel
Sel-sel bagian berikutnya, tubulus kontortus selapis kubis dimana membran lateral sel jelas ter-
proksimal, mempunyai banyak brush border (mi- lihat dengan mikroskop cahaya. Duktus koligens
krovili) pada permukaan lumennya. Membran turun dari juluran medula di korteks melewati pira-
plasma di lateral dan basalnya sangat berkelok-kelok, mid ginjal. Saat turun, beberapa duktus koligens
membenfuk sejumlah interdigitasi dengan mem- menjadi satu membentuk duktus Bellini, yang ber-
bran sel-sel di dekatnya. Lipatan plasmalema basal akhir pada area kribrosa. Sel-sel kubis dari tubulus
yang banyak merupakan daerah yang kaya dengan koligens ada dua jenis, yang terpulas pucat yaitu
mitokondria dan memberi gambaran bergaris jika sel prinsipal dan yang terpulas lebih gelap sel
dilihat dengan mikroskop cahaya. interkalaris. Sel prinsipal mempunyai silia tunggal

3?4 . Atlas Berwarna Htstologi


GAMBAR 16-1 Tubulus Uriniferus
Ginial
Arteria renalis masuk dan vena renalis serta ureter keluar pada hilus. Medula
renal terdiri atas 10-18 piramid ginjal yang dikelilingi oleh korteks renal
yang ditempati oleh korpuskulum renis, tubulus kontortus distal dan
tubulus kontortus proksimal dan prosesus medularis.

Tubulus kontortus distal

Aderiol aferen
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili pendek)

Tubulus distal terdiri atas sel-sel


Tubulus kontortus proksimal kubis rendah dengan mikrovili pen-
dek dan jarang, mulai dari sebelah
dalam medula dari tubulus proksimal
berakhir.

Arteriol
eferen Duktus koligens
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili panjang dan padat)

Tubulus proksimal terdiri atas sel-sel kubis (sel-sel epitel kubis)


dimana di membran basal tampak lipatan-
lipatan dalam (striata) ditempati mitokondria, Duktus koligens mempunyai sel-
pertanda transpor aktif. Bagian apikal mem- ie
:3 sel kubis, mulai dari dalam prosesus
bran plasma tampak mikrovili panjang dan medularis korteks, dan berakhir pada
banyak, menandakan absorpsi dan sekresi. area kribrosa.

Segmen tebal Ansa Henle

Arteria

ffi ;Aie
Segmen tipis Ansa Henle \"*:li ilJffi ffi
(Sel-sel epitel kubis)

(Sel-sel epitel gePeng)


Arteria rekta dari vasa rekta mulai dari percabangan arteriol
Segmen tipis Ansa Henle terdiri atas sel-sel eferen glomeruli dari nefron jukstamedularis. Pasangannya dari
gepeng, panjang di jukstamedularis dan nefron kortikal membentuk jala-jala kapiler peritubular di
sangat pendek di nefron kortikal. korteks.

Sistem Urinarius . t75


GAMBAR 16-2 Korpuskulum Ginjal

Tubulus distal
Makula densa

Sel-sel jukstaglomerularis
(modifikasi otot polos)

Kapsula Bowman
(lapis parietal)
Polus vaskularis

Kapsula Bowman
(podosit Iapis viseral)

Lapis parietal kapsula Bowman terdiri atas epitel


selapis gepeng, sedangkan lapis viseralnya meng-
alami modifikasi membentuk podosit. Ultrafiltrat
masuk ruang Bowman (ruang urinari) dan mening-
galkan korpuskulum renalis pada polus urinarius,
melalui tubulus kontortus proksimal. Arteriol aferen
glomeruli masuk dan arteriol eferen glomeruli
Lapis parietal meninggalkan korpuskulum renalis pada polus
vaskularisnya, arteriol aferen glomeruli membawa
Ruang urinari
masuk darah dan arterioi eferen glomeruli mengo-
Polus urinarius
songkan darah dari glomerulus. Makula densa
menrpakan komponen tubulus kontortus distalis
{
mendekat ke sei-seljuksta glomerularis dari arteriol
t:.' aferen (dan eferen) glomeruli.
: Sikat perbatasan
(mikrovilli)
Endotel
Tubulus kontortus
proksimal

Lamina basalis

Juluran
sekunder
(pedikel)

Celah filtrasi
Kapiler fenestrata yang menyusun glomerulus 'L'". trt., '

dilapisi oleh pedikel yang dipercabangkan t :t


'''
dari juluran primer podosit. Celah filtrasi
antara pedikel yang berdekatan dijembatani
oleh diafragma tipis yang berkaitan dengan
Badan sel podosit
lamina basalis yang melebur dari endotel Juluran
kapiler dan podosit, berperan dalam pem- sekunder
(pedikel)
bentukan sawarfiltrasi.
Juluran primer

3?6 o Atlas Berwarna Histologi


sebelah apikal nonmotil, yang mungkin berfungsi Epitel transisional yang membatasi kandung
sebagai mekanosensot yartg mengawasi aliran kemih (juga saluran urin lainnya) membentuk
cairan sepanjang lumen tubulus. Sel prinsipal mem- sawar terhadap urin. Agar dapat melakukan fungsi-
punyai kanal ADH- yang sensitif aquaporin-2 yang nya, membran plasma dari sel yang paling permu-
memungkinkan sel permeabel terhadap air. Sel ini kaan lebih tebal dari pada membran plasma lainnya
juga mempunyai polikistin-1 dan polikistin-2 pada dan terdiri atas struktur kisi-kisi terdiri atas unsur-
plasmalemanya. Polikistin - dari dua protein adalah unsur yang berjalan secara heksagonal. Selanjur
suatu kanal kalsium, Sel-sel interkalaris ada dua nya, karena sel epitel transisional harus membatasi
ienis, A dan B; sel A membawa H* ke dalam lumen permukaan yang lebih lebar seperti membesarnya
tubulus dan sel B menyerap H- dan mensekresi kandung kemih, membran plasma melipat dengan
HCO.. cara seperti mosaik. Lipatan terdapat pada daerah

Duktus Bellini kemudian menyalurkan urine antarplak, sedangkan daerah plak yang menebal
yang terbentuk oleh tubulus uriniferus ke saluran memperlihatkan gambaran vesikular, yang mung-
intrarenal, disebut kaliks minor, selanjutnya dicu-
kin menjadi tidak terlipat saat urine terkumpul
dalam kandung kemih.
rahkan ke kaliks mayor dan kemudian ke dalam
pelvis dari ureter. Saluran keluar ini, dibatasi oleh Jaringan ikat subepitelial kandung kemih terdiri
epitel transisional, mempunyai jaringan ikat fibro- atas lamina propria dan tunika submukosa. Ketiga

elastis subepitelial, lapisan otot polos terdiri atas lapisan otot polos secara luas saling menyilang,
membuatnya tidak dapat dibedakan pada beberapa
lapis longitudinal dalam dan sirkularis luar, juga
daerah.
tunika adventisia dari j aringan ikat fibroelastis.
Uretra pada pria berbeda dari wanita yang tidak
hanya panjangnya tetapi juga fungsinya dan epitel
O SALURAN KELUAR pembatasnya. Lamina propria pada kedua jenis
EKSTRARENAL kelamin berisi kelenjar mukosa Littr6 dan kelen-
jar intraepitelial, yang melumasi permukaan uretra,
Saluran keluar ekstrarenal terdiri atas ureter, sehingga memudahkan keluarnya urin. Uretra di-
kandung kemih, dan uretra. Ureter dan kandung jelaskan dalam Bab 11 , "Sistem Reproduksi Wanita"
kemih juga dibatasi oleh epitel transisional. Ureter
dan Bab 18, "Sistem Reproduksi Pria"
mempunyai lamina propria fibroelastis dan dua atau
tiga lapis otot polos, tersusun seperti di atas. Lapis
otot yang ketiga, lapis longitudinal paling luar'
tampak di sepertiga bagian bawah ureter.

Sistem Urinarius . 377


rl
@ Histofisiologi
I. PEM BENTU KAN U LTRAFI LTRAT II. FUNGSI TUBULUS PROKSIMAL
Karena arteria renalis merupakan percabangan lang- Pada orang sehat tubulus proksimal menyerap kem-
sung dari aorta abdominalis, kedua ginjal menerima bali sekitar 80Vo air, natrium dan klorida dari ultra-
20Vo daivolume darah keseluruhan per menit. Keba- filtrat. Selain itu, tubulus proksimal menyerap kem-
nyakan darah ini memasuki glomeruli, dimana tekanan bali semua protein, asam-asam amino dan glukosa
arteri yang tinggi memberikan sekitar 10% volume dari ultrafiltrat. Bahan-bahan yang diserap kembali
cairan yaitu 1.25 rnl/ment ke dalam ruang Bowman. dikernbalikan ke dalam jala-jala kapiler peritubular
Tekanan vaskular dilawan oleh dua kekuatan yaitu dari labirin korlikal untuk didistribusikan ke bagian
tekanan koloid osmotik darah dan tekanan yang tubuh lainnya. Perpindahan natrium melalui meka-
ditimbulkan oleh adanya ultrafiltrat dalam ruang nisme transpor aktif mempergunakan suatu pompa
Bowman. Namun, ratarata tekanan filtrasi, mem- natrium-kalium-ATPase dalam plasmalema
perlihatkan ultrafiltrat dari darah ke dalam ruang basal, dengan klorida dan air ikut secara pasif.
Bowman, adalah relatif tinggi, sekitar 25 mmHg. Karena garam dan air diserap kembali dalam kon-
Sawar filtrasi ginjal, terdiri atas sel endotel sentrasi yang ekuimolar, osmolaritas ultrafiltrat
dengan lubang-lubang, lamina basalis yang men- tidak berpengaruh dalam tubulus proksimal, tetapi
jadi satu dari podosit dan kapiler, dan celah filtrasi tetap sama seperti dalam darah. Protein yang
antara pedikel yang dihubungkan diafragma, hanya mengalami endositosis dipecahkan menjadi asam-
memungkinkan lewatnya air, ion-ion dan molekul- asam amino yang juga dilepaskan ke dalam
molekul kecil ke dalam ruang Bowman. Adanya interstisial ginjal untuk didistribusikan melalui
polianionik heparan sulfat dalam lamina rara dari sistem vaskular. Tubulus proksimal iuga men-
lamina basalis menghalangi lewatnya protein besar sekresi asam-asam organik, basa dan zat-zatlainke
dan bermuatan negatif melalui sawar. Selanjutnya, dalamultrafiltrat.
kolagen tipe IV dari lamina densa bekerja sebagai
saringan molekul dan menghalangi protein yang III. FUNGSI SEGMEN TIPIS
lebihbesar dari 69.000 MW. ANSA HENLE
Untuk memperlahankan efisiensi sistem filter, Segmen tipis desenden Ansa Henle adalah benar-
sel mesangial intraglomerularis memfagosit benar permeabel terhadap air dan garam, sehingga
lamina densa, yang kemudian diperbarui melalui ultrafiltrat dalam lumen akan berusaha menye-
aksi bersama dari podosit dan sel endotel. Selain itu, imbangkan osmolaritasnya dengan interstisial renal
sel mesangial intraglomerularis juga membentuk di sekitarnya.
matriks mesangial sekitar sel itu sendiri dan mele- Segmen tipis asenden hampir tidak permeabel
paskan prostaglandin, interleukin-1 dan sitokin terhadap air tetapi relatif permeabel terhadap
lainnya. Sel-sel ini juga bersifat kontraktil, bahwa garam; jadi pergerakan air dihalangi, tetapi natrium
melalui konstriksi glomerulus, mengubah tekanan dan klorida tidak. Ultrafiltrat akan dipertahankan
darah dalam jala-jala glomerulus. Akhirnya, sel-sel osmolaritasnya yang sama seperli interstisial renal
mesangial intraglomerularis membentuk suatu struk-
dengan sekitamya ketika gradien konsentrasi menu-
tur penyokong untuk glomerulus. Plasma yang ter- run mendekati korteks.
modifikasi yang memasuki ruang Bowman dikenal
sebagai ultrafiltrat.

378 . Atlas Berwarna Histologi


IV. FUNGSI TUBULUS DISTAL VI. KONSENTRASI URINE
Pars rekta tubulus distal (segmen tebal asenden A. Nefron (Gountercurrent
Ansa Henle) tidak permeabel terhadap air tetapi Multiplier System)
mempunyai suatu kotransporter Na* lK.l2C1 pada
Konsentrasi urine halya terjadi di nefronjukstaglo-
permukaan lumen dari sel-selnya yang secara aktif
merularis, dimana segmen tipis Ansa Henle yang
memompa natrium dan klorida dari lumenke dalam
panjang berfungsi dalam penentuan derajat kon-
sel. Sisi basal terletak pompa Na. / K. ATPase
sentrasi osmotik. Derajat ini secara perlahanlahan
mernindahkan natrium dan klorida ke luar sel ke-
meningkat dari 300 mOsm,/L dalam interstisial
dalam interstisial renal. Namun, karena air tidak
medula sebelah luar sampai sekitar 1.200 mOsm/L
dapat masuk atau meninggalkan lumen, ultrafiltrat
padapapilarenalis.
adalah hipoosmotik dengan berlangsungnya waktu
Kotransporter Na* /K*/ ZCT dari segmen tebal
air mencapai daerah makula densa.
asendens Ansa Henle memindahkan ion klorida dan
Tubulus kontortus distal, yang sel-selnya mem-
ion natrium dari lumen ke dalam interstisial ginjal.
punyai reseptor aldosteron, menyerap kembali ion
Air tidak bisa keluar; karena itu kadar garam dari
natrium dari ultrafiltrat dan mensekresi hidrogen,
interstisial meningkat. Karena suplai natrium dan
kalium dan ion amonium ke dalam ultrafiltat,yang
klorida dalam segmen tebal asendens menurun
kemudian disalurkan ke duktus koligens.
ketika ultrafiltrat lewat ke arah korteks (karena
secara terus menerus dipindahkan dari lumen),
V. FUNGSI APARATUS natrium dan klorida yang ada untuk transpor makin
berkurang; akibatnya, kadar garam interstisial menu-
JUKSTAGLOMERULARIS
run mendekatikorteks.
Diketahui bahwa sel makula densa mengawasi
Derajat konsentrasi osmotik dari medula sebe-
osmolaritas dan volume ultrafiltrat. Jika keduanya
lah dalam, sebelah dalam dari pertemuan segmen
meningkat, sel-sel makula densa melalui gap junction,
tipis dan segmen tebal Ansa Henle asendens, diken-
memerintahkan sel jukstaglomerularis untuk
dalikan oleh urea daripada oleh natrium dan klorida.
melepaskan enzim proteolitik yang disimpannya
yaitu renin, ke dalam aliran darah. Renin memecah Ketika ultrafiltrat berialan menuruni segmen
dua asam amino dari dekapeptida yang beredar tipis desendens Ansa Henle, ultrafiltrat bereaksi
dalam darah yaitu angiotensinogen, mengubahnya untuk meningkatkan derajat konsentrasi osmotik
dalam interstisial. Air dan garam pindah memasuki
menjadi angiotensin I, ymg selanjutnya dipecah-
lumen, menurunkan volume dan meningkatkan
kan oleh enzim konversi yang terletakpadapetmu-
kaan lumen kapiler (terutama di paru), membentuk
kadar garam dari ultrafiltrat (yang menjadi hiper-
angiotensin II. Vasokonstriktor yang kuat ini juga tonik).
segera melepaskan mineralokortikoid aldosteron Dalam segmen tipis asendens Ansa Henle, air
dari korteks suprarenalis. dipertahankan tetapi garam bisa meninggalkan
Aldosteron berikatan ke reseptor pada sel tubu-
ultrafiltrat, menurunkan osmolaritasnya dan ikut
mempertahankan deraj at konsentrasi osmotik.
lus kontortus distalis, langsung menyerap kem-bali
natrium (dan klorida) dari ultrafiltrat. Penambahan
natrium ke kompartemen ekstraselular menye- B. Duktus koligens
babkan retensi cairan dengan akibat peningkatan Ultrafiltrat yang masuk duktus koligens adalah
tekanan darah. hipoosmotik. Ketika ultrafiltrat menuruni duktus
koligens mengalami peningkatan derajat osmotik
dari interstisial renal.

Sistem Urinarius . t79


Hormon antidiuretik (ADH) dilepaskan dari lengkung kapiler ini seluruhnya permeabel terha-
pars nervosa hipofisis, sel-sel duktus koligens men- dap garam dan air. Jadi, saat darah turun dalam
jadi permeabel terhadap air, meninggalkan lumen arteria rekta, darah menjadi hiperosmotik, tetapi
duktus koligens, meningkatkan konsentrasi urine. saat naik dalam vena rekta, osmolaritasnya kembali
Bila tidak ada ADH sel-sel duktus koligens tidak normal.
permeabel terhadap air dan urine tetap hipotonis. Juga penting untuk diketahui bahwa arteria
Duktus koligens juga berperan dalam membiar- rekta membawa volume yang lebih kecil daripada
kan urea berdifusi ke dalam interstisial medula vena rekta, memungkinkan perpindahan cairan dan
sebelah dalam. Osmolaritas interstisial yang tinggi garam ke dalam interstisial renal oleh tubulus
di daerah ini berkaitan dengan konsentrasi urea. uriniferus.

G. Vasa rekta (Gountercurrrent


Exchange System)
Vasa rekta membantu dalam memperlahankan
derajat konsentrasi osmotik dari medula renal, karena

*
*.sl,r
s.*, CONTOH KASUS KLINIS
Bau Urine dan Warna Urine merkuri atau karbon tetraklorida. atau mati karena
Bau dan wama urine mungkin memberi petunjuk ke syok kardiovaskular yang berat yang mengurangi
kondisi penyakit individu. Urine normal selain tidak aliran darah ke ginjal. Sel-se1 yang mati menjadi
berwarna atau berwarna kuning jika urine menjadi terkelupas dan menyumbat lumen tubulusnya. Jika
pekat. Demikian juga, urine yang encer mempunyai Iamina basalis tetap utuh, pembelahan sel epitel mung-
sangat sedikit bau, sedangkan urine yang pekat mem- kin dapat memperbaiki kerusakan dalam waktu kurang
punyai bau menyengat. Jika wama urine kemerahan, dari 3 minggu.
individu mungkin mempunyai porfiria atau darah
segar dalam urine;jika warnanya coklat, kemungkinan Glomerulonefritis Akut
terjadi pemecahan hasil akhir otot yang rusak atau Glomerulinefritis akut biasanya akibat infeksi Strep-
pemecahan hasil akhir hemoglobin dalam urine. Warna tokokus beta setempat pada suatu daerah tubuh lain
gelap dapat karena adanya pigmen melanin dalam daripada ginjal (misalnya kerongkongan). Sel-sel
urine, sedangkan urine keruh bisa merupakan tanda plasma mensekresi antibodi yang berikatan dengan
adanya laistal asam atau adanya pus yang berasal dari antigen sffeptokokus, membentuk kompleks antigen-
infeksi saluran urine. Selain itu, obat-obatan tertentu antibodi yang tidak larut yang disaring oleh lamina
dapat menyebabkan perubahan warna urine dan pasien basalis antara podosit dan sel-se1 endotel glomemlus.
sebaiknya diingatkan nantinya mengenai pembahan Ketika kompleks imun terbentuk pada lamina basalis
warna urinenya. Perubahan dalam bau urine dapat glomeruli, sel epitel dan sel mesangial berproliferasi.
karena diabetes yang tidak terkendali (bau manis); bau Selain itu, leukosit berkumpul dalam glomerulus,
pesing dapat menandakan adanya infeksi saluran memadat dan menyumbat glomerulus. Lebih jauh,
urine; dan bau busuk dari urine pada pasien muda agen farmakologik lepas pada tempat kerusakan menye-
mungkin menandakan fenilketonuria. babkan glomerulus menjadi bocor, dan protein, trom-
bosit dan eritrosit mungkin masuk filtrat glomerulus.
Nekrosis Tubular Biasanya setelah inflamasi akut berkurang, glome-
Nekrosis tubular mungkin akibat gagal ginjal akut. Sei rulus membaik sendiri dan fungsi ginjal kembali nor-
tubulus renalis mati, baik karena keracunan karena mal. Terkadang, kerusakan demikian luas dan gang-
paparan pada bahan kimia beracun, seperti halnya guan fungsi ginjal menjadi menetap.

38o . Atlas Berwarna tlistologi


Diabetes Insipidus pemeriksaan mikroskopik urine. Biasanya, kanker
Diabetes insipidus terjadi karena kerusakan sel ginjal disertai dengan nyeri dan demam, tetapi sering-
hipotalamus yang membentuk ADH (hormon anti- kali kanker ginjal ditemukan melalui palpasi abdomen
diuretig. Kadar ADH yang rendah mempengaruhi selama pemeriksaan fisik rutin, ketika dokter menge-
kemampuan tubulus koligens ginjal untuk memekat- tahui suatu benjolan di daerah ginjal. Jika kanker tidak
kan urine. Kehilangan cairan yang berlebihan dalam bermetastasis, pilihan pengobatan adaiah pengang-
bentuk jumlah urine yang sangat banyak serta encer katan ginjal yang terkena dan nodus limfatikus regio-
mengakibatkan polidipsia (rasa haus yang berlebihan) nal. Karena kanker ginjal menyebar secara dini dan
dan dehidrasi.
biasanya ke paru, prognosis adalah buruk, tetapi terapi
interleukin-2 terlihat menjanjikan.
Batu Ginjat
KankerKandungKemih
Batu ginjal biasanya terbentuk karena keadaan yang
dikenal sebagai hiperparatiroidisme, dimana pem- Setiap tahun ada lebih dari 50.000 kasus baru karsi-
noma sel transisional dari kandung kemih di Amerika
bentukan hormon paratiroid yang berlebihan (PTH)
oleh kelenjar paratiroid mengakibatkan peningkatan Serikat. Yang menarik, hampir 657o individu yang
kadar aktivitas osteoklastik. Resorpsi tulang, demikian
terkena adalah pria dan sekitar setengah dari pasien-
juga peningkatan absorpsi kalsium dan fosfat dari pasien ini adalah perokok. Gejala yang mencolok dari

saluran cerna, terjadi lebih tinggi daripada kadar kal-


kanker kandung kemih adalah adanya darah dalam
sium darah yang normal. Karena ginjal mengekskresi
urine, diikuti dengan rasa terbakar dan nyeri waktu
lebih daripada normal kadar kalsium dan fosfat, kebe- berkemih, demikian juga meningkatnya frekuensi
radaannya dalam.urine, terutama pada kondisi alkalis,
dorongan untuk berkemih. Meskipun gejala ini
menyebabkan pengendapan pada tubulus ginjal. Penam-
seringkali dikacaukan dengan sistitis, kondisi ini men-
jadi mencurigakan ketika antibiotika gagal meringan-
bahan terus menerus ion-ion ini ke permukaan kristal
menyebabkan peningkatan ukuran kristal dan kristal kan masalah dan sitologi urine memperlihatkan ada-
nya sel-sel transisional kanker. Jika secara dini diketa-
ini dikenal sebagai tratu ginjal.
hui, sebelum karsinoma menyebuk ke jaringan yang
lebih dalam, angka ketahanan hidup sebesar 95%;
KankerGinjal
namun, bila tumor secara cepat membelah menyebuk
Kanker ginjal biasanya tumor padat, sedangkan kista
lapisan muskular kandung kemih dan mencapai nodus
ginjal biasanyajinak. Gejala yang paling sering dari
limfatikus, angka ketahanan hidup 5 tahun tunrn sam-
kanker ginjal adalah adanya darah dalam urine, paik.urangdai45Vo.
meskipun jumlah darah mungkin tidak diketahui tanpa

Sistem Urinarius o 381


SAfdffiAR tr . Korteks dan medula ginjal. Manusia. &AMSAR S . Korteks ginjal. Manusia. Paraffin
Paraffin section. x 14. section. x 132.

Korteks ginjal dan bagian medula ditunjukkan Berbagai komponen bagian labirin korteks dan
dengan pembesaran lemah untuk memberikan bagian dua prosesus medularis tampak di sini.
gambaran dalam susunan korteks. Kapsula (Ca) Kedudukan fotomikroskopik ini tegak lurus terhadap
renalis tampak tipis, sebagai garis tipis pada bagian Gambar 1. Perhatikan dua korpuskulum renal
atas fotomikroskopik. Daerah yang lebih gelap di (RC) di tengah fotomikroskopik tampak artefak
bawah, menempati setengah bagian atas foto- sedikit mengerut dan karena itu jelas memper-
mikroskopik adalah korteks (C), sedangkan lebih lihatkan ruang Bowman (BS). Korpuskulum renal
bawah daerahnya lebih jernih adalah medula (M). dikelilingi oleh potongan melintang tubulus kon-
Perhatikan juluran longitudinal dari medula tampak tortus proksimal (PT), tubulus kontortus
masuk ke korteks; ini dikenal sebagai prosesus distal (Df) dan makula densa (MD). Karena
medularis (MR). Jaringan antara prosesus medu- tubulus kontortus proksimal lebih panjang daripada
laris tampak berkelok-kelok dan dikenal sebagai tubulus kontortus distal, maka jumlah tubulus kon-
labirin korteks (CL). Daerah ini ditempati oleh tortus proksimal sekitar korpuskulum renal melebihi
struktur yang bulat, padat yaitu korpuskulum gambaran tubulus kontortus distal dengan per-
renal (RC). Ini merupakan bagian pertama dari bandingan sekitar 7 berbanding 1. Prosesus medu-
nefron dan letaknya dalam korteks menunjukkan awal rekta (PR) dari tubulus prok-
laris berisi pars
perkembangannya, juga fungsinya. Bangunan ini simal, segmen tebal pars asenden Ansa
dinamakan nefron superfisial (1), nefron mid- Henle (AT) dan duktus koligens (CT).
kortikal (2) atau nefron jukstamedularis (3).
Setiap prosesus medularis dan setengah labirin 6AM&Afr {. Ginjal disuntik dengan koloidin
korteks pada kedua sisinya men''usun lobulus ginjal. x
benruarna. Paraffin section. 132,
Lobulus ini meluas ke dalam medula, tetapi batasnya
secara histologik tidak dapat ditentukan (kira-kira Jaringan ini dipersiapkan dengan memberi suntikan
oleh garis vertikal). Pembuluh darah besar pada pada arteri renalis dengan koloidin berwama dan irisan
peralihan kortikomedularis adalah pembuluh tebal dilakukan untuk memperlihatkan percabangan
arkuata (A$, sedangkan yang ada dalam labirin pembuluh darah di korpuskulum renal. Setiap korpu-
korteks adalah pembuluh interlobularis (M. kulum renal berisi juluran kapiler yaitu glome-
rulus (G), yang mendapatkan darah dari arteriol
&AI1Il$&R X . Kapsula ginjal. Monyet. Plastic
aferen glomerulus (AA) dan aliran keluarnya
melalui arteriol eferen glomerulus (EA). Per-
section. x 540.
hatikan diameter luar arteriol aferen glomerulus lebih
Ginjal dibungkus oleh kapsula renal (Ca) yang besar daripada arteriol eferen glomerulus; namun,
terdiri atas jaringan ikat padat kolagen berisi fibro- diameter kedua lumennya kira-kira sama. Hal ini
blas (Fb). Meskipun struktur ini tidak mempunyai penting untuk mengetahui bahwa glomerulus adalah
banyak pembuluh darah, jaringan ini mempunyai jala-jala kapiler arteri; karena itu tekanan dalam
beberapa pembuluh kapsular (CV). Perhatikan pembuluh ini lebih besar daripada jala-jala kapiler
adanya sejumlah eritrosit dalam lumen pembuluh yang biasa. Hal ini rnenyebabkan tekanan filtrasi lebih
ini. Lapisan kapsula yang lebih dalam mempunyai efektif. Pembuluh darah besar pada kanan bawah
banyak jala kapiler (CN) yang mendapatkan adalah arteria interlobularis (tA) dan merupa,
darah dari ujung arteria interlobularis dan seterus- kan awal percabangan dari arteriol aferen glomerulus.
nya dialirkan ke vena stellata yang merupakan per-
cabangan dari vena interlobularis. Perhatikan
potongan melintang tubulus kontortus proksi-
mal (PT).

Tubulus koligens 'r '"1" j;;j


- lr'.r..'r.l,.,'i;1,;i lrr:"
. {r:-l!jrirr:!r Ginjal
382 . Atlas Berwarna Histologi
--.--ca

t-GAMEAnT-l t-effis&m a I

[eAmBAR s I
KUNCI
AA aferen
arteriol CN jala-jala kapiler IV Pembuluh interlobulatis
AT segmen tebal CT tubulus koligens M medula
asendens AnsaHenle CV pembuluh kapsular MD makula densa
AV pembuluh arkuata DT tubulus kontofius distal MR prosesus medularis
BS ruang Bowman EA arteriol eferen PR pars rekta
C korteks Fb fibroblas PT tubuluskontortusproksimal
Ca kapsula G glomeruius RC korpuskulumrenis
CL labirinkortikal IA arteriainterlobularis

Sistem Urinarius . t8t


**MmA8 t r Labirin Korteks Ginjal. Monyet. 6&M#&S S . Labirin Korteks Ginjal, Monyet.
Plasticsection.x210. Plasticsection.xZl0.

Di tengah fotomikroskopik ini ditempati korpuskulum Polus vaskularis dari korpuskulum renis ini sangat jelas
renal. Polus urinarius tampak sebagai leher yang pendek terlihat. Dalam daerah ini arteriol aferen glomeru-
menuju ke dalam bagian kontortus dari tubulus lus (AA) memasuki korpuskulum renis dan arteriol
proksimal (PT). Korpuskulum renal terdiri atas eferen glomerulus (EA) keluar, meninggalkan glo-
glomerulus (G), juluran kapile4 lapis viseral kapsula merulus. Perhatikan kedua pembuluh ini dan kapiler-
Bowman (podosit) yang berkaitan dengan glomerulus kapilernya disokong oleh sel-sel mesangial (Mg).
yaitu ruang Bowman (BS) ke dalam ruang ini ultra- Perhatikan meski diameter arteriol aferen glomerulus
filtrat di keluarkan dari kapiler dan lapis parietal (PL) lebih besar daripada yang di arteriol eferen glomerulus,
kapsula Bowman yang terdiri atas epitel selapis gepeng. lumennya mempunyai diameter yang lebih kurang sama.
Selain itu, sel-sel mesangial juga ada di korpuskulum Korpuskulum renis dikelilingi oleh potongan melintang
renal. Kebanyakan gambaran tubulus sekitar renal tubulus distal (DT) dan tubulus proksimal (pT).
korpuskulum adalah potongan melintang tubulus DaeralT korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat
proksimal (PT) yang terpulas lebih gelap, jumlahnya dalam Gambar 4.Sisipan. Glomerulus. Ginjal. Monyet.
lebih banyak potongan melintang tubulus distal (DT) Plastic section. x 720. Glomerulus terdiri atas kapiler-
yang terpulas lebih jernih. kapiler yang inti sel endotel (En) nya menonjol ke
dalam lumen. Sel-se1 endotel terpisah dari podosit (p),
&AmSS,e* ? . Labirin Kofteks Ginjal. Monyet. yaitu modifikasi sel-sel lapis viseral kapsula Bowman
dengan adanya lamina basalis yang tebal (panah). Sel-
Plastic section. x 210.
sel mesangial (Mg) membentuk unsur penyokong dan
Korpuskulum renal di tengah gambar fotomikroskopik
unsur fagosit dari korpuskulum renis. perhatikan
cabang-cabang utama (bintang) dari podositjuga dapat
memperlihatkan seluruh ciri-ciri khas dalam Gambar 1,
dibedakan dalam gambar fotomikrokopik ini.
kecuali yang sebagai polus urinarius, ada terlihat polus
vaskularis ftP). Tempat itu adalah daerah dimana
arteriol aferen glomeruli dan arteriol eferen glomeruli fi&ffiSffi&* 4 . Aparatus jukstaglomerularis. Ginjal.
masuk dan meninggalkan korpuskulum renal. Beberapa Monyet. Plastic section. x 1.325.
sel-sel otot polos dari arteriol aferen (dan kadang-kadang
eferen) glomeruli mengalami modifikasi mengandung Daerah kotak dalam Gambar 3 dibesarkan untuk meli-
granula renin. Sel-sel yang mengalami modifikasi ini hat aparatus jukstaglomerularis. Ini terdiri atas makula
disebut sel-sel jukstaglomerularis (JC). Sel-sel ini densa (MD) yaitu daerah di tubulus distal dan tampak
erat berkaitan dengan daerah makula densa (MD) sel jukstaglomerularis (JC) yang merupakan modi-
dari tubulus distal. Juga, perhatikan bahwa kebanyakan fikasi sel-sel otot polos dari arteriol aferen glo-
potongan melintang adalah tubuius mengelilingi kor- merulus (AA). Perhatikan granula (kepala panah)
puskulum renal kepunyaan bagian yang berkelok-kelok dalam sel jukstaglomerularis, yang diketahui adalah
dari tubulus proksimal (PT) sementara hanya satu enzlm renin. Perhatikan inti (bintqng) sel-sel endotel
atau dua adalah tubulus distal. Perhatikan korteks renalis yang membatasi arteriol aferen glomerulus.
mengandung banyak pembuluh darah (BV), serta
sedikit unsurjaringan ikat (panah) dengan pembuluh-
pembuluhini.

Kapsula Bowman
(lapis parietal) Polus vaskularis
Kapsula Bowman
(podosit lapis viseral)

Polus urinarius

Podosit

Endotel
1\
Juluran sekunder
(pedikel)

Juluran primer Korpuskulum ginjal


384 . Atlas Berwarna Histologi
#",t-;#ffi
ffi*--*;t;"t;'
:;'T+!:,69"T ';, 1" :;

*.;:Jii*-#*;
**
t,.
;i ,, .,' ''t.i'
*F

",i'
, *' ir" +
$3

IEAMBAn,l I GAMsAn a I

KUNCI
AA arteriol aferen En sel endotel P podosit
BS ruangBowman G glomerulus PL lapis parietal
BV pembuluh darah JC sel jukstaglomerularis PT tubulus proksimal
DT tubulus distal MD makuladensa VP polus vaskularis
EA arteriol eferen Mg selmesangial

Sistem Urinarius . 385


&AMBAR t . Gambar scanning elektron mikros- x 6000. (Seizin Ross MH, Reith EJ, RomrellLJ.
kopi suatu glomerulus, memperlihatkan juluran Histology. A Text and Atlas. 2nd ed. Baltimore:
primer dan juluran sekunder dan pedikel dari William I Wilkins.:5361
podosit, Atas. x 700; bawah, x 4000; dan sisipan

386 . Atlas Berwarna Histologi


SASfi&AR *. Korteks ginjal. Korpuskulum renis. (RBC) dan sel endotel (En). Sisipan. Podosit
Mencit. Mikroskop elektron. x 3.780. dan glomerulus. Mencit. Mikroskop elektron.
x 6300. Ini adalah pembesaran kuat daerah kotak,
Berbagai komponen korpuskulum renal diperlihat- memperlihatkan sebagian podosit. Perhatikan inti (N),
kan dalam gambar mikroskop elektron ini. Perhati- juluran utama (MP) dan pedikel (Pe). Perha-
kan lamina basalis (kepala panah) memisahkan sel- tikan pedikel terletak pada lamina basalis (BL)
sel epitel selapis gepeng dari lapis parietal (PL) kap- yang terdiri atas lamina rara eksterna, lamina densa
sula Bowman dari interstisial ginjal (RI). Ruang dan lamina rara interna. Perhatikan lubang-lubang
Bowman (BS) dan podosit (P) terlihat untuk meng- (fenestra) (panah) dipembatas endotel (En) glome-
amati glomeruli (G) dan pedikel (Pe) sekelilingnya. rulus. Ruang antara pedikel, disebut celah filtrasi
Sel mesangial (Mg) menempati ruang antara (FS), menjurus ke dalam ruang Borrman (B S).

lengkungkapiler danjuga tampakbeberapa eritrosit

Sistem Urinarius . 387


GAfV{BAR 1 . Medula renalis. Monyet. Plastic SAMSAR 3 . Papila renalis. x.s. Monyet. Plastic
section. x 270. section. x 540.

Gambar fotomikroskopik ini dari medula renalis Pada sisi sebelah dalam medula renal, duktus koli-
memperlihatkan susunan berbagai struktur tubulus gens satu sama lain menjadi satu, membentuk
dan vaskular. Unsurjaringan ikat antara tubulus dan saluran yang lebih besar. Saluran yang paling besar
vaskular sangat kasar dan terutama fibroblas, makro- ini disebut duktus papilaris (PD) atau duktus
fag dan serat-serat (bintang). Unsur tubulus yang Bellini yang mudah dikenali dengan adanya sel torak
utama ternyata adalah duktus koligens (CT), yang tinggi, pucat dan sisi lateral membran plasma
dikenali karena membran plasma bagian lateral dari yang jelas (panah). Duktus ini terbuka pada apeks
sel-sel kuboid tinggi (atau torak rendah) adalah papila renal, di dalam daerah yang dikenal sebagai
segmen tebal Ansa Henle (TH) dan terkadang area kribosa. Segmen tipis Ansa Henle (TL) jelas
segmen tipis Ansa Henle (TL). Banyak unsur terlihat. Bangunan ini membentuk Ansa Henle
vaskular terlihat; ini adalah vasa rekta spuria yang seperti jepitan rambut di daerah ini, dimana segmen
dinding segmen desenden lebih tebal adalah arteriol tipis asenden kembali naik dalam medula, yang
rekta spuria (AR) dan dinding segmen asenden akhirnya menjadi lebih tebal, membentuk bagian
yang lebih tipis adalah venula rekta spuria CVR) lurus tubulus distal. Perhatikan bahwa arteriol
rekta spuria (AR) danvenula rekta spuria CVR)
. mengikuti jalannya segmen tipis Ansa Henle masuk
SAMSAR 2 Papila renalis. x.s. Manusia. Paraffin
ke dalam papila renal. Beberapa unsur jaringan ikat
section. x 270.
ditandai deng an bintang.
Unsur tubular yang paling banyak dari papila renal
adalah duktus koligens (CT) dengan sel-sel kuboid- SAMBAA 4 . Medula renalis. Ls. Monyet, Plastic
nya, dimana membran lateral plasma jelas terlihat. section. x 270.
Sejumlah bangunan yang berdinding tipis adalah
segmen tipis Ansa Henle (TL), juga arteriol rekta Gambar fotomikroskopik ini serupa dengan Gambar L,
spuria (AR) danvenula rekta spuria [VR) mung- kecuali lebih longitudinal daripada potongan melin-
kin dapat dikenali karena adanya darah dalam tang medula renal. Di tengah ditempati duktus
lumennya. Unsur jaringan ikat (bintang) dapat ter- koligens (CT), ditandai dengan adanya sel kuboid
lihat dalam interstisial antara berbagai tubulus gin- tinggi dimana membran lateral plasma jelas terlihat.
jal. Terkadang segmen tebal Ansa Henle (TH) Duktus koligens didampingi oleh segmen tebal
mungkin dapat diamati. Ansa Henle (TH). Vasa rekta terisi dengan darah
dan ketebalan dindingnya terlihat apakah arte-riol
Tubulus kontortus distal rekta spuria (AR) atauvenula rekta spuria (VR).
Tubulus
Segmen tipis Ansa Henle (TL) juga dapat
kontortus Arteriol aferen dikenali.
proksimal glomeruli

Segmen tebal Ansa Henle

Duktus koligens

Segmen tipis
Ansa Henle

Tubulus uriniferus

388 . Atlas Berwarna Histologi


feArvrsART-l
1u
*
& #$
@iS
*+
s s
TF 4
$ds
#
*
j'
I
&s

Igt
's'i U
s ;h;
,' :,g

s,'
IEAMBAng-l [sAmmn 4 I

AR arteriol rektaspuria PD duktus papilaris TL segmen tipis ansa Henle


CT duktus koligens TH segmen tebalansa VR venularekta spuria
Henle

Sistem Urlnarius . 589


*A&qffiAR 1 . Ureter. x,s. Manusia. Paraffin section. GA&4BAR 2 o Ureter. x.s. Monyet. Plastic section.
x 14. x 132.

Pembesaran kecil fotomikroskopik ini adalah ureter, Mukosa sangat berkelok-kelok dan terdiri atas epitel
memperlihatkan lumen (L) yang berbentuk bintang transisional yang tebal dimana permukaan atasnya
dan epitel (E) pembatas yang tebal. Bagian yang mempunyai sel'sel berbentuk kubah (D) yang
saling berhadapan antara jaringan ikat sub- khas. Lapisan sel-sel basal duduk pada lamina basalis
epitel (SCT) dan otot polos pembungkus (SM) (panah), yang memisahkan epitel dari jaringan ikat
diberi tanda panah. Otot polos pembungkus dikeli- fibrosa di bawahnya. Tunika muskularis terdiri atas
lingi oleh tunika adventisia (Ad) dari jaringan tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam (IL),
fibrosa, yang ditempati sejumlah pembuluh darah sirkularis tengah (MC) dan longitudinalis luar
dan serat-serat saraf yang berjalan dengan ureter. (OL). Ketiga lapisan ini tidak selalu ada, untuk lapisan
Jadi, dinding ureter terdiri atas tunika mukosa (epitel longitudinalis luar hanya ditemukan di seperriga bagian
dan jaringan ikat di bawahnya), tunika muskularis bawah ureter, yaitu bagian paling dekat dengan kan-
dan tunika adventisia. dung kemih. Tunika adventisia (Ad) terdiri atas
jaringan ikat fibrosa yang melekatkan ureter pada
&AM$&R S o Kandung kemih. Monyet. Plastic dinding posterior tubuh dan bangunan di sekitarnya.
section. x 14.
SSI\$BAR 4 r Kandung kemih. Monyet. Plastic
Kandung kemih menyimpan urine sampai siap untuk section. x 132.
dikeluarkan. Karena volume kandung kemih berubah-
ubah sesuai dengan jumlah urine yang di dalamnya, Kandung kemih dibatasi oleh epitel transisional
mukosanya mungkin berlipat atau tidak berlipat. (TE), yang mempunyai ciri sel-sel di permukaannya
jaringan yang di sini tidak teregang, karena itu berbentuk kubah. Beberapa sel-sel ini mempunyai
banyak lipatan (panah). Selanjutnya, epitel transi- inti dua. Epitel dipisahkan dari jaringan ikat di
sional (TE) dalam sajian inijuga tebal, sedangkan bawahnya oleh lamina b asalis (ponah). Jaringan ikat
dalam fase teregang, epitel akan menjadi lebih tipis. subepitel ini sering dibagi menjadi lamina propria
Perhatikan juga tebalnya tunika muskularis terdiri (LP) dan tunika submukosa (Sm). Daerah ini
atas tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam mendapatkan darah yang tampak adanya sejumlah
(IL), sirkularis tengah (MC) dan longitudi- venula (V) dan arteriol (A). Pembuluh ini mem-
nalis luar (OL). Lapisan otot dikelilingi baik oleh punyai percabangan yang lebih kecil dan memper-
tunika adventisia, yang terdiri atas jaringan ikat darahi daerah yang lebih dekat ke epitel. Sisipan.
jarang seperti tampak dalam fotomikroskopik ini Epitel transisional. Monyet. Plastic section.
atau dikelilingi oleh tunika serosa, tergantung pada x 540. Daerah kotak dari epitel transisional diper-
daerah kandung kemih mana yang diperiksa. lihatkan dengan pembesaran kuat, untuk memper-
lihatkan sel-sel besar yang berbentuk kubah (ponah)
pada permukaan bebasnya. Sel-sel ini adalah khas
untuk kandung kemih yang kosong. Bila bangunan
itu meregang karena urine, sel-sel yang berbentuk
kubah berubah menjadi gepeng dan seluruh epitel
menjadi lebih tipis (dari lima sampai tujuh lapis
ketebalannya menjadi hanya tiga lapis sel). perhati-
kan, kadang-kadang sel berinti dua.

39O . Atlas Berwarna Histologi


l-fiAnrBAn:l

[_eAJrsiA* 3 l l-sAmEARl-l

KUNCI
A arteriol L lumen SCT jaringan ikat subepitei
Ad tunikaadventisia LP laminapropria SM sa.rung otot polos
D selberbentukkubah MC tunika muskularis Sm tunika submukosa
E epitel sirkularis tengah TE epitel transisional
L tunikamuskularis tunika muskularis V venula
longitudinalis dalam Iongitudinalis luar

Sistem Urinarius . 591


L
W Ringkasan Histologik
1. GINJAL gian besar adalah tubulus koligens, pars rekta
tubulus proksimal, segmen tebal asendens Ansa
A. Kapsula Ginjal Henle, dan pembuluh darah.
Kapsula ginjal terdiri atas jaringan ikat kolagen
padat tidak beraturan. Kadang terlihat fibroblas C. Medula Renalis
dan pembuluh darah.
Medula renalis terdiri atas piramid renal dan
kolumna kortikalis yang masuk. Piramid renal
B. Korteks Ginjal
terdiri atas tubulus koligens dimana epitel selapis
Korteks ginjal terdiri atas sebagian nefron dan kubis terlihat 1) jelas terlihat dinding lateral mem-
tubulus koligens yang tersusun dalam labirin bran sel; 2) segmen tebal desendens Ansa Henle,
korteks dan prosesus medularis. Selain itu, juga dimana sel-selnya menyerupai tubulus proksimal;
ada pembuluh darah dan jaringan ikat (interstisial 3) segmen tipis Ansa Henle, menyerupai kapiler
renalis) tetapi tidak berisi darah; dan 4) segmen tebal
l. Labirin korteks renulis asendens Ansa Henle, yang sel-selnya menyerupai
yang terdapat di tubulus distal. Selain itu, juga ada
Labirin korteks renalis terdiri atas korpuskulum sejumlah pembuluh darah, vasa rektarjuga ada unsur
renal dan potongan melintang tubulus kontortus jaringan ikat sedikit yaitu interstisial renal. Apeks
proksimal, tutrulus kontortus distal, dan makula
piramid renal adalah papila renal, dimana ujung-
densa daerah tubulus distal. Korpuskulum renal
nya yang berlubang-lubang adalah area kribrosa, di-
terdiri atas sel-sel mesangial, lapis parietal (sela-
mana duktus papilaris Bellini yang besar terbuka
pis gepeng) dan lapis viseral (modifikasi menjadi
untuk menyalurkan urine ke dalam kaliks minor.
podosit) dari kapsula Bowman, dan j ala-j ala kapiler
yang berkaitan yaitu glomerulus, juga ruang Bow- D. Pelvis Renalis
man, yang menampung ultrafiltrat. Arteriol aferen
Pelvis renalis, dibagi menjadi dua yaitu kaliks
dan arteriol eferen glomeruli membawa darah
minor dan kaliks mayor, merupakan awal dari saluran
masuk dan keluar glomerulus pada polus vaskularis.
ekskresi yang utama dari ginjal. Epitel transisional
Ruang Bowman dikosongkan melalui polus uri-
pada kaliks minor melipat pada papila renal. Kalik-
nari menuju ke dalam tubulus kontortus proksimal
ses dibatasi oleh epitel transisional. Jaringan ikat
yang terdiri atas epitel selapis kubis warnakemerahan
subepitelial kedua bangunan ini tersusun longgar
dengan brush border. Tubulus kontortus distal tam-
dan berdampingan dengan tunika muskularis yang
pak jumlahnya lebih sedikit dan dapat dikenali
terdiri atas lapis otot polos longitudinalis dalam
dengan adanya sel-sel epitel kuboid berwarna pucat.
dan sirkularis luar. Tunika adventisia dari jaringan
Makula densa daerah tubulus distal berkaitan dengan
ikat j arang, mengitari tunika muskularis.
sel jukstaglomerularis (modifikasi otot polos) dari
afieriol aferen (dan kadang-kadang eferen) glome-
ruli. II. SALURAN EKSTRARENAL
2. Prosesus medularis A. Ureter
Prosesus medularis merupakan lanjutan j aringan Ureter mempunyai lumen berbentuk bintang yang
medula meluas ke dalam korteks. Juluran ini seba- dibatasi oleh epitel transisional. Jaringan ikat sub-

392 . Atlas Berwarna Histologi


epitelial (kadang-kadang dibagi menjadi lamina lumen berbentuk bintang, meskipun tunika mukosa
propria dan tunika submukosa) terdiri atas jaringan pada kandung kemih yang kosong membentuk
ikat fibroelastis. Tunika muskularis terdiri atas lipatan. Lamina propria bersifat fibroelastis dan
lapisan otot polos longitudinalis dalam dan sirku- mungkin ada kelenjar mukosa pada orifisium
laris luar, meskipun pada sepertiga bagian bawah intemum uretra. Tunika muskularis terdiri atas tiga
dekat kandung kemih ada lapisan otot polos longi- lapisan otot polos yang tidak beraturan: longitudi-
tudinalis paling luar. Tunika muskularis dikeli- nalis dalam, sirkularis tengah dan longitudinalis
lingi oleh jaringan fibroelastis dari tunika adven- luar. Otot sirkularis membentuk sfingter internum
tisia. pada leher kandung kemih. Tunika adventisia atau
tunika serosa mengitari kandung kemih. Uretra
B. Kandung kemih dijelaskan pada Bab 17, "Sistemreproduksi wanita"
dan Bab 1 8, "Sistemreproduksi pria".
Kandung kemih menyerupai ureter kecuali
bangunan ini lebih besar dan tidak mempunyai

Sistem Urinarius . 393


o ffi&€eY&ru

594 . Atlas Berwarna Histologi


Sistem 17
Reproduhsi Wanita
Sistem reproduksi wanita (lihat Gambar l7-l) ter- selapis sel-sel folikel yang gepeng. Saatpematangan
diriatas ovarium, saluran genital, genitalis eksterna berlanjut, sel-sel folikel menjadi berbentuk kuboid
dan kelenjar mamma, meskipun dalam arti sempit dan folikel demikian disebut folikel primer unila-
kelenjar mamma bukan organ genital. Sistem repro- minar. Folikel primer multllaminar memperlihat-
duksi berfungsi dalam meneruskan keturunan dan di- kan suatu oosit yang dikelilingi oleh beberapa
kendalikan oleh suatu rangkaian yang rumit dari hor- lapisan sel-sel folikel dan berada di antara sel-sel
mon, saraf dan pada manusia oleh faktor psikologik. folikel dengan oosit ada zona pelusida, juga suatu
teka interna yang terletak sebelah luarnya.
.i..
o ovARruM Seiring dengan perkembangan folikel selanjut-
nya, ada penimbunan cairan folikel dalam ruang
Masing-masing ovarium adalah kecil, berbentuk antarsel dari sel-sel folikel yang terbentuk. Pada
seperti buah almond, mempunyai kapsula jaringan saat ini seluruh bangunan disebut sebagai folikel
ikat yang tebal yaitu tunika albuginea, dilapisi oleh sekunder, dan tampak zona pelusida yang berkem-
mesotel selapis gepeng sampai kubis disebut bang baik, suatu membrana basalis yang jelas ter-
epitel germinal. Ovarium dapat dibagi menjadi lihat dan teka interna serta teka eksterna.
korteks, yang kaya folikel ovarium tepat sebelah Saat pematangan berlanjut, dicapai stadium
dalam tunika albuginea dan bagian yang mengan- folikel Graaf (ugadisebut sebagai folikel matang).
dung banyak pembuluh darah yaitu medula. Bangunan yang besar ini dicirikan oleh adanya
Korteks ditempati sel-sel benih wanita yaitu oogo- cairan folikel yang mengisi antrum di tengah yang
nia, yang mengalami pembelahan sel untuk mem- dindingnya terdiri atas membrana granulosa. Me-
bentuk sejumlah oosit. Setiap oosit dikelilingi oleh nonjol ke dalam antrum adalah kumulus ooforus
lapisan sel-sel epitelial yang dikenal sebagai sel folikel yang ditempati oosit primer serta zona pelusida dan
(dan asalnya yang masih kontroversial) dan kedua korona radiata. Membrana granulosa dipisahkan
bangunan ini bersama-sama menyusun folikel ova- dari teka interna oleh membrana basalis. Teka eks-
rium. Dibawah pengaruh hormon perangsang terna menjadi satu dengan stroma ovarium di seke-
folikel (follicle-stimulating hormone), folikel mem- lilingnya. Folikel Graaf, pada umumnya karena akti-
besar, berubah menjadi terbungkus oleh stroma ova- vitas hormon luteinizing, pecah, menjadi oosit
rium (aringan ikat) dan matang. lepas bersama-sama sel-sel folikel.

Folikel Ovarium Korpus Luteum dan Korpus


Folikel melewati berbagai stadium pematangan, Albikans
dari folikel primordial, folikel primer, folikel sekun- Ketika folikel Graaf melepaskan oositnya, foli-
der dan akhirnya folikel Graaf (matang). Folikel kel mengalami perubahan menjadi korpus hemor-
primodial terdiri atas oosit primer dikelilingi oleh rhagikum. Dalam beberapa hari korpus hemorragi-

Sistem Reproduhsi Wanita . t95


GAMBAR 17-1 Sistem Reproduksi Wanita

uterina (Fallopii

\
lsmus tuba uterina
.i. -. , :.r,ti,i,i.
.:l-1::",_ :l l: l"i_ ,,it..:'
"' l" y'.."
*a1,.f:",ffi"
Ou^rirr^/ ./ '*
.'i ' '=Si":;i
d, I &:tu
Ligamentum ovarii :e.: . E,
T
'.1,,_\
Ligamentum latum

Uterus -
Fimbriae
Kanalis servikalis Endometrium
Serviks Miometrium Dinding uterus
Tunika adventisia
Ligamentum
servikalis
lateralis

2" FOLIKEL:
Vagina
Teka folikuli FOLIKEL GRAAF:

Sel granulosa Membran granulosa


FOLIKEL
PRIMER Zona pelusida
MULTILAMINAR: Kumulus ooforus
FOLIKEL Oosit
PRIMER Teka folikuli
UNILAMINAR: Membrana Zona pelusida
basalis
Sel-sel granulosa Oosit
Korona radiata
(sekeliling oosit)

.=1ilH'
rilTi r

' n'a;::.iirjjiii:i
-
-,,-il
':,-1,

iJi
.r{
Korpus albikans rFfif ;r
:::':- .:J

i::'f
Lutein teka
Korpus / ',1"t{
ii:1
i'
Teka interna
luteum I Lutein granurosa - 1;

Setiap folikel mempunyai oosit primer Teka eksterna


terperangkap dalam profase dari pembelahan :ii'i"tF*lk-i
meiosis pefiama. Folikel Graaf yang sudah matang ,.t a +S
l,,liJ! 'r l!
melepaskan oosit-nya sewaktu ovulasi. Saat oosit primer :' . =-.t'* I :
dilepaskan, bangunan ini mengakhiri pembelahan meiosis pertama, "+l::l9r+:_
;;Fi' \11 Korona radiata
menjadi oosit sekunder dan telperangkap dalam stadium metafase dari ,iia 4:r!.
pembelahan meiosis sekunder. Selesai ovulasi, folikel Graafberdiferensiasi ,, Oosit

Nukleus oosit
menjadi korpus luteum, yang nantinya berdegenerasi menjadi korpus albikans.

396 o Atlas Berwarna Htstologi


GAMBAR 17-2 Plasenta

Plasenta manusia terdiri atas bagian ma-


ternal dan bagian fetal. Bangunan ini
tersusun sedemikian rupa sehingga darah
matemal tidak berhubungan langsung
Lempeng korion dengan darah fetal, hanya memungkin-
Anchoring villi
kan untuk perlukaran nutrien, gas dan sisa
(vilus primer) metabolisme antara keduanya. Bagian ma-
Vili korialis temal plasenta terdiri atas desidua basa-
(vilus sekunder) lis, sedangkan bagian fetal terdiri atas
lempeng korion dan percabangannya.
Cabang vilus
(vilus tersie0
Ada tigaienis vili yang timbul dari lem-
l\i+ peng korion, yang berhubungan langsung
!\ ii
Er$
:.!. i
Septum dengan desidua basaiis (anchoring villi
plasenta
atau vilus primer), yang langsung ber-
Desidua basalis asal dari lempeng korion tetapi tidakber-
Stratum sentuhan dengan desidua basalis (vili ko-
kompakta
rialis atau vili sekunder) dan percabangan
Stratum dari vili sekunder (vili cabang atau vili
Spongiosum
tersier).
Miometrium

Siklus .". i iJ.l.

ffi rffl
ovanum
i:iej; $ ]"#
Folikel Folikel Folikel It"etr:r' Korpus
pnmer sekunder Graaf oviasi

:Miometrium 'ts 11 12 13 14 15 16 17 18,.19 27,22 24:25 .,2G ?lL28 .1

Efek hipotalamus dan hormon adenohipofisis pada korteks ovarium dan endometrium uterus

Sistem Reproduhsi Wanita . 397


kum berubah menjadi korpus luteum, suatu keluar darah mensis, sedangkan lapisan basal
bangunan kuning yang menghasilkan estrogen dan tetap tidakterganggu.
progesteron. Ketika korpus luteum berdegenerasi
bangunan ini berubah menjadi korpus albikans O PLASENTA
yang fibrotik.
Selama kehamilan uterus ikut dalam pemben-
tukan plasenta, suatu bangunan yang banyak pem-
O SALURAN.SALURAN buluh darahnya yang memungkinkan pertukaran
GENITALIA berbagai bahan antara sistem sirkulasi ibu dan anak
(.lihat Gambar I7-2).Perlu ditekankan bahwa per-
Tuba Falopii tukaran terjadi tanpa percampuran darah maternal
Setiap tuba falopii (tuba falopii) merupakan dan darah fetal dan bahwa plasenta berasal baik dari
tabung muskular yang pendek berjalan dari tepi jaringan ibu maupun dari jaringan fetus.
ovarium ke lumen uterus. Tuba falopii selanjutnya
dibagi menjadi empat daerah yaitu: infundibulum O VAGINA
(yang fimbria nya dekat ovarium), ampula, ismus,
Vagina adalah sarung muskular yang sesuai untuk
dan pars intramuralis, ymg menembus dinding menerima penis selama sanggama dan untuk jalannya
uterus. Mukosa tuba falopii sangat berlipat-lipat fetus dari uterus selama kelahiran. Dinding vagina ter-
dalam infundibulum dan ampula, tetapi lipatan diri atas tiga lapisan: lapis fibrosa luar, lapis musku-
berkurang di ismus dan pars intramuralis. lar tengah dan lapis mukosa dalam. Lamina pro-
pria mukosa vagina tidak ada kelenjar. Epitel ber-
Uterus lapis gepeng tanpalapisan tanduk membatasi vagina.
Uterus, suatu bangunan mirip seperti buah per, ter-
bagi menjadi fundus, korpus dan serviks. Selama O GENITALIA EKSTERNA
kehamilan organ ini ditempati dan ditunjang untuk
perkembangan embrio dan fetus. Uterus terdiri atas
Genitalia eksterna, terdiri atas labia majora,
labia minora dan kelenjar vestibularis, secara
otot miometrium yang tebal (dibungkus oleh tunika
keseluruhan juga disebut sebagai vulva. B angunan-
serosa dan/ atau tunika adventisia) dan suatu lapisan
bangunan ini mempunyai banyak saraf dan ber-
sepefti spons yaitu endometrium. Endometrium
fungsi selama kegiatan seksual dan sanggama.
terdiri atas lamina propria yang dibatasi epitel,
dengan lapisan fungsional superfisial dan lapisan
basal sebelah dalam, mengalami perubahan siklis
O KELENJAR MAMMA
oleh pengaruh hormonal selama siklus mensis. Kelenjar mamma, merupakan modifikasi kelen-
Ketiga stadium endometrium adalah: jar keringat, identik pada pria dan wanita sampai
a. Fase folikular (fase proliferatif), selama fase saat mulai pubertas, ketika di bawah pengaruh hor-
ini permukaan bebas endometrium mengalami monal kelenjar mamma wanita berkembang. Kelen-
epitelisasi ulang dan keler4'ar-kelenjar, unsur jar mamma terdiri atas banyak kumpulan kelenjar,
jaringan ikat dan pembuluh darah endometrium dengan masing-masing kelenjar sebagai suatu lobus

terbentuk kembali. dan saluran keluamya adalah duktus laktiferus yang


mengeluarkan sekretnya ke permukaaa puting susu.
b. Fase luteal (fase sekretoris), terjadi dalam
beberapa hari setelah ovulasi, dalam fase ini
Areola
kelenjar-kelenjar membesar dan menjadi ber-
Daerah kulit berpigmen yang mengelilingi putting
kelok-kelok dan lumennya menjadi terisi dengan
susu disebut areola, mempunyai banyak kelenjar
hasil sekresi. Selain itu, arteri yang berbentuk
keringat, kelenjar sebasea dan kelenjar areola. Kelen-
spiral menjadi lebih berkelok-kelok dan fibro- j ar mamma mengalami perubahan siklis dan berikut-
blas dari stroma menimbun glikogen dan lemak.
nya untuk pelepasan plasenta, memberikan susu
c. Fase mensis, dalam
fase ini lapisan fungsional untuk nutrisi bayi yang baru lahir.
endometrium mengelupas, mengakibatkan

598 o Atlas Berwarna Histologi


\.l
@ Histofisiologi
I. PENGATURAN MATURASI Jika kehamilan tidak terjadi, kotpus luteum
mengalami atrofi, suatu proses yang dikenal seba-
FOLIKEL DAN OVULASI
gai luteolitis. dan tidak adanya estrogen dan proges-
Awal perkembangan folikel dari primordial melalui teron akan sekali lagi menyebabkan pelepasan FSH
stadium folikel sekunder tergantung dengan faktor dan LH dari adenohipofisis. Dalam hal ini korpus
lokal. Pada perkembangan selanjutnya sangat tergan- luteum dikenal sebagai korpus luteum menstruasi
tung dengan gonadotropin releasing hormon dari dan akanberdegenerasi menjadi korpus albikans.
hipotalamus mengaktifkan gonadotroph adenohipo-
Jika terjadi kehamilan, sinsitiotrofoblas dari
fisis untuk melepaskan follicle-stimulating hormone
plasenta yang terbentuk melepaskan human chorio-
(FSH) dan luteinizing hormone (LH).
nic gonadoteropin (hCG), suatu hormon yang
FSH tidak hanya merangsang folikel sekunder mempertahankan plasenta ke dalam trimester ke-
matang menjadi folikel Graaf tetapi juga menye- dua. Sel-sel ini juga mensekresi human chorionic
babkan sel-sel teka interna mensekresi androgen.
mammotropin (merangsang produksi dan pertum-
Selain itu, FSH merangsang sel-sel granulosa mem-
buhan susu), tirotropin, kortikotropin, relaksin
bentuk reseptor LH, untuk mengubah androgen dan estrogen. Dalam beberapa bulan menjadi hamil,
menjadi estrogen dan untuk mensekresi inhibin' ketika plasenta sudah terbentuk sempuma, kotpus
activin dan folikulostatin. Hormon-hormon ini luteum, dikenal sebagai korpus luteum kehamilan,
membantu dalam pengaturan umpan balik pelepasan tidak lagi diperlukan dan bangunan ini mengalami
FSH. Selanjutnya, karena estrogen mencapai kadar luteolisis membentuk korpus albikans.
ambangnya, maka menyebabkan LH dilepaskan.
LH yang dilepaskan tidak hanya menyebabkan
meiosis I dalam oosit primer dan inisiasi meiosis II III. RESPONS UTERUS TERHADAP
dalam oosit sekunder tetapi juga dalam ovulasi. HORMON.HORMON
Selain itu, LH juga merangsang perkembangan A. Endometrium
korpus luteum dari teka interna dan membran Endometrium terbagi menjadi lapis basal yang
granulosa, dan ini dapat terjadi hanya ketika sel-sel
lebih dalam dan lapis fungsional yang lebih super-
granulosa memberi respons terhadap FSH untuk
fisial, masing-masing dengan aliran darahnya. Lapis
menghasilkan reseptor LH.
basal yang tetap utuh selama mensis mendapatkan
arteria yang lurus pendek dan mempunyai dasar
II. FUNGSI DAN NASIB KORPUS kelenjar uterus. Lapis fungsional mendapat darah
LUTEUM dari arteria helisina (arteria spiralis) yang menga-
Korpus luteum mensekresi progesteron, suatu hor- lami perubahan siklik dipengaruhi oleh hormon.
mon yang menekan pelepasan LH (melalui peng- FSH merangsang fase proliferasi yaitu pene-
hambatan gonadotropin-releasing hormone (GnRH) balan endometrium dan penggantian susunan yang
dan merangsang penebalan endometrium uterus. baru darijaringan ikat, kelenjar dan pembuluh darah

Selain itu, estrogen (penghambat FSH) dan relak-


(arteria helisina) yang diikuti dengan fase mensis.
sin (yang menyebabkan fibrokartilago simfisis pubis LH merangsang fase sekretoris, ditandai
menjadi lebih lunak) juga dilepaskan oleh kotpus dengan adanya penebalan endometrium, kelenjar
luteum. endometrium yang berkelok-kelok, penimbunan

Sistem Reproduksi Wanita . t99


sekresi kelenjar dan makin berkelok-keloknya dan kelenjar mamma. Ada terdapat duktus interalveo-
memanj angnya arteri helisina. laris terminal yang berproliferasi, membentuk
Penurunan kadar LH dan progesteron menye- bagian sekresi yaitu alveoli. Hormon-hormon yaqg
babkan terjadinya fase mensis, yang dimulai dengan terlibat adalah progesteron, estrogen dan human
vasokonstriksi arteri helisina secara telputus-putus chorionic mammotropin dari plasenta dan hor-
dan berlangsung lama, dengan akibat nekrosis din- mon laktogenik (prolaktin) dari asidofil adeno-
ding pembuluh darah serta jaringan endometrium hipofisis.
lapis fungsional. Bisa dipahami di sini bahwa lapis
Alveoli dan duktus interalveolaris terminal di-
basal tidak terpengaruh karena arterianya lurus.
kelilingi oleh sel-sel mioepitel yang berkontraksi
Selama relaksasi (kejadian antara vasokonstriksi),
sebagai akibat pelepasan oksitosin dari neurohipo-
arteria helisina pecah dan aliran darah yang cepat
fisis (sebagai jawaban terhadap hisapan), mendo-
mendorong lapis fungsional yang nekrosis menjadi
rong susu keluar dari mamma (milk ejection reflex)
penuh terisi darah, sehingga hanyatetap ada lapis
basal, endometrium tetap membatasi uterus.
V. SUSU
B. Miometrium Susu terdiri atas air, protein, lipid dan laktosa.
Selama kehamilan sel-sel otot polos miometrium Namun, susu yang disekresi selama beberapa hari
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, mening- yang pertama (kolostrum) adalah berbeda. Susu
katkan ketebalan dinding ototpolos. Selain itu, sel- kaya akan vitamin, mineral, sel-sel limfoit dan
sel otot polos ini juga mempunyai gap junction protein, terutama imunoglobulin A, memberikan
yang memudahkan koordinasi kerja kontraksi. Pada antibodi untuk neonatus selama beberapa bulaa
waktu melahirkan, oksitosin dan prostaglandin pertama dari kehidupan.
menyebabkan otot uterus berkontraksi secara ritmik
sehingga membantu pengeluaran fetus.

IV. EFEK HORMON TERHADAP


KELENJAR MAMMA
Selama kehamilan, beberapa hormon berinteraksi
untuk merangsang perkembangan sistem sekretoris

4oo . Atlas Berwarna Histologi


tu
ss*'
*'Ir CONTOH KASUS KLINIS
Pulasan Papanicolaou (Pap Smear) meningkat sepefii halnya perdarahan antara masa
Pulasan Papanicolaou (Pap smear) dilakukan sebagai mensis. Meskipun kondisi ini jinak, jika gejalanya
bagian dari pemeriksaan ginekologik rutin untuk berat dan tidak terkendali, mungkin diperlukan histe-
memeriksa sel-sel pembatas serviks dan vagina yang rektomi.
terkelupas. Penilaian sel-sel yang dipulas memungkin-
kan untuk mengenali kondisi prakanker seperti halnya Endometriosis
kanker serviks. Dianjurkan tes pulasan setiap tahun Endometriosis ditandai oleh adanya.iaringan endome-
karena kanker serviks perkembangannya relatif 1am- trium yang ektopik tersebar pada berbagai tempat
bat dan Pap smear adalah suatu prosedur yang sangat sekitar rongga peritoneum. Terkadang jaringan ini
efektifmurah yang berperan untuk deteksi dini kanker bermigrasi ke daerah ekstraperironeal, termasuk mata
serviks dan untuk menyelamatkan individu yang ter- dan otak. Etiologi penyakit ini tidak diketahui, tetapi
kena. mungkin selama siklus mensis beberapa sel endome-
trium bermigrasi sepanjang tuba falopii dan masuk ke
Gonore rongga peritoneum. Pada kebanyakan kasus lesi endo-
metriosis mencakup kista kecil yang melekat secara
Gonore adalah infeksi bakteri yang ditularkan secara
terpisah atau dalam kelompokan kecil pada perito-
seksuai oleh Neisseria gonorrhoeae suatu diplokokus
neum viseralis atau peritoneum parietalis.
gram-negatif. Di Amerika Serikat, lebih dari satu juta
kasus gonore terjadi setiap tahun. Seringkali, penyakit
Kanker Endometrium
yang ditularkan.secara seksual (STD) ini berperan
pada penyakit inflamasi pelvis dan pada salfingitis Kanker endometrium adaiah keganasan endometrium
akut. uterus biasanya terjadi pada wanita pasca menopause.
Jenis yang paling sering dari kanker endometrium
Penyakit Inflamasi Pelvis (Pelvic Inflammatory adalah adenokarsinoma. Karena seiama stadium dini
Disease/PID) sel-sel kanker tidak menyebuk serviks, Pap smear tidak
efektifuntuk mendiagnosis penyakit ini sampai kelainan
Penyakit inflamasi pelvis adalah inflamasi pada ser-
ini masuk stadium lebih lanjut. Gejala utama kanker
viks, uterus, tuba falopii dan atau ovarium, biasanya
endometrium adalah perdarahan uterus yang tidak
sekuele infeksi mikroba. Penderita PID memperlihat-
normal.
kan adanya tegang dan nyeri pada daerah abdomen
bawah, demam, bau yang tidak sedap dari cairan
MolaHidatidosa
vagina dan terjadi perdarahan yang tidak normal. Pada
kondisi yang berat mungkin sangat mengganggu, Terkadang suatu ovum tidak berkembang secara nor-
memerlukan istirahat baring dan pemberian analgetika mal dan bukan berkembang menjadi suatu fetus tetapi
yangkuat. membentuk suatu massa jaringan yang awalnya menye-
rupai kehamilan atau pada beberapa pasien, setelah
Adenomiosis melahirkan, sisa-sisa jaringan plasenta mungkin ber-
proliferasi. Diketahui sebagai mola hidatidosa, per-
Adenomiosis adalah suatu kondisi yang sering terjadi
tumbuhan ini ukurannya semakin besar lebih cepat
di kelenjar endometrium menyebuk miometrium dan
daripada perkembangan suatu fetus. Ketika dokter
menyebabkan uterus membesar, terkadang menjadi
tidak mendengar denyutan jantung, abdomen pasien
dua atau tiga kali ukuran normalnya. Pada keba-
membengkak lebih daripada yang diperkirakan dan
nyakan wanita, adenomiosis tidak memberikan gejala
pasien mengeluh muntah dan mual hebat, mola hidati-
dan hanya pada pemeriksaan ginekologik kondisi ini
dosa sebaiknya dicurigai. Kelainan ini terutama benar
ditemukan. Ketika gangguan ini menjadi simtomatik,
pada individu yang mengeluh keluar cairan dari vagina
wanita ini biasanya berusia antara 35 dan 50 tahun,
berupa kelompokan jaringan yang menyerupai anggur.
mungkin merasakan nyeri saat berhubungan seksual
dan dia mecatat peningkatan aliran darah mensis

Sistem Reproduksi Wanita . 401


kaguq'mola hidatidosa diserap sen-
.t:::t,l:i;.Iladaikelan]lakan,r Penyakit Paget Puting Susu
diri. Hanya sekttu 207o kasus kelainan ini menjadi Penyakit Paget puting susu biasanya terjadi pada
invasif dan pada kasus yang sangat jarang kelainan ini wanita usia lanjut dan berkaitan dengan kanker payu-
,l r': :(kemudian .dilenal sebaga.i koriokar-
r.r,:1!rgnjadi:,'gaoas.:, dara yang berasal dari duktus. Awal penyakit berupa
u:tr].',iu,iqi :dirtJika.rSel:sel'molahidatidosa tidak menyebuk sisik atau keropeng puting susu yang sering disertai
jaringan atau organ-organ. kemungkinan pasien sem- keluarnya suatu cairan dari putting susu. Biasanya
buh 100%. Biasanya pengobatannya adalah dilatasi pasien tidak mempunyai gejala lainnya dan seringkali
1i.t..t:i@q,${!tag9; ime$ki- pgtl: terkadan g dilakukan histerek- mengabaikan kondisi ini. Pilihan pengobatan adalah
tomi. Karena tempat yang sering terkena metastasis mastektomi dengan mengangkat nodus limfatikus
adalah paru, maka dianjurkan melakukan foto toraks regional.
r,r.r,,:]d6i1]:lia5i11g1ips' k€dm',,korionik rgonadotropin dalam
'

darah untuk memastikan bahwa seluruh mola hida-


tidiform bersih.

4O2 . Atlas Berwarna Histologi


O CSTATAN

Sistem ReproduhsilVanita . 403


*AffiS,&R tr .Ovarium. Monyet. Plastic section. S&ffiffi&S 3 . Ovarium. Monyet, Plastic section,
x 14. x 132.

Ovarium dibedakan menjadi medula (Me) dan Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
korteks (Co). Dalam medula terdapat pembuluh daerah yang sama dengan daerah korak Gambar 1.
darah (BV) yang besar, berasal dari pembuluh Perhatikan epitel germinal (GE) menyelimuti
darah di korteks. Dalam korteks ovarium terdapat kapsula fibrosa yaitu tunika albuginea (TA).
sejumlah folikel-folikel ovarium, umumnya folikel Dalam daerah korteks (Co) ini ada sejumlah folikel
ini sangat kecil (panch) sementara itu ada sedikit primordial (PF). Perhatikan jaringan ikat ovarium
folikel matang telah mencapai stadium folikel Graaf sangat selular dan disebut sebagai stroma (ST).
(GF). Kapsulajaringan ikat fibrosa yang tebal yaitu Sbipan. Ovarium. Korteks. Monyet. Plastic
tunika albuginea (TA) dapat dilihat di sini, sedang- section. x 540. Folikel primordial terdiri atas oosit
kan epitel germinal (GE) kadang terlihat. Perhati- primer (PO), yang inti (N) dan anak inti (panah)
kan mesovarium (Mo) tidak hanya menggantung- nya tampak jelas. Perhatikan satu lapisan gepeng
kan ovarium tetapi juga membawa pembuluh darah sel-sel folikel (FC) mengitari oosit. Thnika
ke medula. Suatu daerah serupa dengan daerah albuginea (TA) dan epitel germinal (GE) juga
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam tampak dalam fotomikroskopik ini.
Gambar2.

Se$S&&& 3 r Folikel primer. Monyet. Plastic &&$d*&R 4 . Folikel sekunder, Kelinci. Paraffin
section, x 270. section. x 132,

Folikel primer berbeda dari folikel primordial tidak Folikel sekunder sangat menyerupai folikel primer
hanya ukurannya tetapi juga bentuknya dan jumlah multilaminar, perbedaan terutama pada ukurannya
sel-sel folikelnya. Folikel primer unilaminar dalam yang lebih besar. Selain itu, sel folikel (FC)
sisipan (x 270) tampak satu lapisan sel folikel lapisannya bertambah dan lebih penting lagi cairan
berbentuk kubis mengelingi oosit primer (PO) folikel (FF) mulai tampak dalam ruang antar-sel,
yang relatif kecil, yang inti (N)-nya jelas terlihat. yang menjadi satu menjadi beberapa badan Call-
Folikel primer multilaminar memperlihatkan oosit Exner. Perhatikan juga stroma yang langsung mengi-
primer (PO) yang ukurannya telah bertambah. Sel tari sel-sel folikel tersusun membentuk teka interna
folikel (FC) sekarang membentuk suatu lapisan (TI) dan lapisan yang lebih fibrosa yaitu teka eks-
berlapis sekeliling oosit., dipisahkan sel-sel folikel ini terna (TE).
oleh zona pelusida (ZP). Stroma (St) ditata ulang
sekitar folikel untuk membentuk teka interna (TI).
Perhatikan adanya membrana basalis (BM) folikel primordial
antara sel-sel folikel dan teka interna.

Folikel
Graaf

Teka
Pembuluh dar interna

Teka
eksterna

4o4 . Atlas Berwarna Histologi


fsAMsAea

t-eeruseexl leesssee,il

KUNC I
BM membrana basalis GF folikel Graaf PO oosit primer
BV pembuluh darah Me medula TA tunikaalbuginea
Co korteks Mo mesovarium TE tekaeksterna
FC sel folikel N inti TI tekaintema
FF cairan folikel PF folikel primordial ZP zonapelusida
GE epitel germinal St stroma

Sistem Reproduksi Wanita . 405


GAI\{$AR'l . FolikelGraaf. Paraffin section. x 132. G&MIBAH 2 . Folikel Graaf, Kumulus ooforus.
Paraffin section. x 270.

Folikel Graaf adalah folikel yang paling matang dari Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
semua folikel ovarium dan siap untuk melepaskan daerah kofak Gambar L. Perhatikan bahwa kumulus
oosit primer pada proses ovulasi. Gairan folikel ooforus dalamnya ada oosit primer (PO) yanginti
(FL) mengisi ruang tunggal yaitu antrum, yang (N)-nya tampak dalam sajian ini. Zona pelusida
dindingnya sel-sel granulosa (sel-sel folikel), dan (ZP) mengelilingi oosit dan juluran (panah) seI-sel
disebut membrana granulosa (MG). Beberapa folikel sekitarnya meluas ke dalam daerah yang tidak
sel-sel granulosa yang mengitari oosit primer ber sel. Selapis sel-sel folikel tampak memancar
(PO) menonjol ke dalam antrum sebagai kumulus seperti mahkota di tepi oosit primer dan dikenal
ooforus (CO). Perhatikan membrana basalis sebagai korona radiata (CR). Perhatikan mem-
(BM) yang memisahkan sel-sel granulosa dari teka brana basalis (BM) juga teka interna (TI) dan
interna (TD. Teka eksterna (TE) dari jaringan tekaeksterna (TE).
fibrosa menjadi satu dan hampir tidak dapat
dibedakan dengan stroma di sekitarnya. Daerah
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam
Gambar2. GAIIJIBAR 4 r Korpus luteum. Manusia. Paraffin
section. x 132.

CAMBAR 3 . Korpus luteum. Manusia, Paraffin Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
section. x 14. daerah korck Gambar 3. Sel lutein granulosa
(GL) dari korpus luteum mudah dibedakan dari
Selesai omlasi folikel Graaf mengalami modifikasi unsurjaringan ikat (CT), karena gambar sebelum-
membentuk bangunan sementara, yaitu korpus nya dengan inti (N) hampir selalu di tengah dari sel-
hemoragikum, yang akan menjadi korpus luteum. sel bulat besar (kepala panah). Di tengah bidang
Sel-sel yang men''usun membrana granulosa mem- ditempati oleh suatu lipatan yang ditempati sel
besa4 gambarannya vesikular dan dikenal sebagai lutein teka (TI) di tengah sejumlah unsurjaringan
sel lutein granulosa (GL), yang melipat dan ikat (CT) danpembuluh darah (Bg. Suatu daerah
ruangan antara lipatan ditempati unsur jaringan ikat, yang serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
pembuluh darah dan sel teka interna (panah). SeI dengan pemb esaran kuat dalam Gambar 1 di halaman
teka interna ini juga membesar, menjadi glandular berikutnya.
dan dikenal sebagai sel lutein teka. Sisa antrum diisi
oleh fibrin dan eksudat serosa yang nantinya diganti-
kan oleh unsur jaringan ikat. Suatu daerah serupa
dengan daerah kotck diperlihatkan dengan pembe-
saran kuat pada Gambar 4.

Membran granulosa

Kumulus ooforus

Zona pelusida
Oosit - ",-,
Korona radiata
(sekeliling oosit)

Antrum
1-
Ovarium

406 . Atlas Berwarna Histologi


TgEMs&eTl lerqsggni I

KUNC I
BM membrana basalis FL cairan folikel TE teka eksterna
BV unsur vaskular GL sel lutein granulosa TI tekainterna
CO kumulus ooforus MG membrana granulosa TL selluteinteka
CR koronaradiata N inti ZP zonapelusida
CT jaringan ikat PO oositprimer

Sistem Reproduhsi Wanita . 407


*&ffiSAA I . Korpus luteum. Manusia, Paraffin &S&$SAR 3. Korpus albikans. Manusia. Paraffin
section. x 540. section. x 132.

Gambar fotomikroskopik ini serupa dengan daerah Ketika korpus luteum mengalami kemunduran, unsur
kotok Gambar 4 dari halaman sebelumnya. Perhati- selnya berdegenerasi, dan mengalami autolisis.
kan sel-sel lutein granulosa (GL) yang besar, Korpus luteum menjadi disebuk oleh makrofag yang
sitoplasmanya tampak vesikula4 memperlihatkan memfagosit sel-sel mati, meninggalkan jaringan
ruang-ruang yang ditempati lemak pada jaringan fibrosa (FT) yang relatif aselular. Yang tadinya
hidup. Perhatikan inti (N) sel-sel ini lebih jauh satu banyak pembuluh darah (BV) juga mengalami
sama lain daripada inti sel lutein teka (TL) yang kemunduran dan seluruh korpus albikans tampak
lebih kecil, yang juga tampak lebih gelap (kepala pucat dibandingkan stroma (St) ovarium sekeliling-
panah). Inti-inti gepeng (panah) berasal dari ber- nya yang relatif gelap. Korpus albikans akan mun-dur
bagai sel jaringan ikat. sampai menjadi jaringan parut kecil pada per-
mukaanovarium.

GAFdBAR 3 o Tuba Falopii. x.s. Manusia. Paraffin


section. x 1 4. *&,W$&R 4 . Tuba Falopii. x.s. Monyet. Plastic

Tuba falopii, juga disebut tuba falopii atau tuba section. x 132.
uterina, terbentang dari ovarium ke rongga uterus.
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
Bangunan ini melekat pada dinding tubuh melalui
daerah serupa dengan daeroh kotak Gambar 3.
ligamentum latum (BL), yang di dalamnya
Seluruh ketebalan dinding tuba falopii memper-
banyak pembuluh darah (BV) ke tunika serosa
(S) dari tuba falopii. Tlrnika muskularis (M) yang
lihatkan pembuluh darah (Bg, tunika serosa (S)
yang melapisi tunika muskularis, dimana lapis
tebal terdiri atas otot polos sirkularis dalam dan
longitudinalis luar yang batasnya tidak tegas.
longitudinalis luar (OL) dan lapis sirkularis
Tunika mukosa (Mu) dalam (IC) tidak berbatas tegas. Ilrnika mukosa
membentuk lipatan
(Mu) sangat berlipat-lipat dan dibatasi oleh epitel
memanjang, yang demikian banyak di infundibulum
(Ep) selapis torak. Jaringan ikat jarang dari lamina
dan ampula, sehingga membagi lumen (L) menjadi
ruang yang berkelok-kelok. Suatu daerah yang
propria (LP) banyak mengandung pembuluh darah
(panah). Daerah kotak diperlihatkan dengan
serupa dengan daerah kotak diperlihatkan dengan
pembesaran kuat dalam Gambar 1 di halaman
pembesaran kuat dalam Gambar 4.
berikutnya.

--
ui6
:: -r/\
lii' *f
l)
#;
I'{ e ls.tr
--
'41:1.,: .- .i
' ;: ,f',: ]tj;A

Korpus
^wu^n"1jii,
rorpus / Lutern
luteum I Lutein

Ovarium

4o8 . Atlas Berwarna Histologi


#=ij#-*
ru*l'#r i

[GAJvmAn 4l

KUNCI
BL ligamentum latum IC otot sirkularis dalam N inti
BV pembuluhdarah L lumen OL ototlongitudinalluar
Ep epitel LP lamina propria S tunika serosa
FT jaringan fibrosa M tunika muskularis St stroma
GL selluteingranulosa Mu tunikamukosa TL selluteinteka

Sistem Reproduhsi Wanita . 4o9


fi,r&n$gAfi 1 . Tuba Falopii. x.s. Monyet, Plastic &AllfrEAn 2 . Tuba Falopii. x.s. Monyet. Plastic
section. x 270. section. x 540.

Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
kttat daerah kotak Gambar 4 halaman sebelumnya. daerah serupa dengan daerahkotak dari Gambar l-.
Perhatikan lapisan muskularis sirkularis dalam Lamina propria (LP) merupakan jaringan ikat
(IC). Lamina propria (LP) sangat sempit di yang sangat selular mengandung banyak pem-
daerah ini (panah), tetapi ada lipatan epitel longitu- buluh darah. Membrana basalis (BM) tampak
dinal. Di tengah lipatan ini terdapat pembuluh jelas memisahkan jaringan ikat dari epitel
darah (BV), longgar, tetapi jaringan ikat (CT) pembatasnya. Perhatikan epitel terdiri atas duajenis
banyak sel-selnya. Epitel (Ep) selapis torak mem- paku (PC) lebih tipis, tidakbersilia,
yang berbeda, sel
batasi lumen (L) tuba falopii yang berkelok-kelok. tetapi bagian apikalnya menonjol di atas sel-sel
Suatu daerah serupa dengan daerah kotak diper- bersilia. Tonjolan ini (kepala panah) berisi bahan
lihatkan dengan pembesaran kuat di Gambar 2. nutrisi yang memberi nutrisi sel benih. Sel jenis yang
kedua dari epitel tuba falopii adalah sel bersilia
(CC), dimana silianya bergetar secara serentak dengan
sel-sel tetangganya, mendorong bahan nutrisi ke
GAMSAn 3 . Epiteltuba Falopii. Manusia.
arah lumen uterus.
Mikroskop elektron. x 4,553.

Tuba falopii manusia pada pertengahan siklus (hari


ke L4) memperlihatkan dua jenis sel-sel epitel, sel
paku (PC) dan sel bersilia (CC). Sel paku adalah
sel sekretoris ditandai oleh adanya aparatus Golgi
(GA) yang banyak terletak di daerah apikal sel dari
nukleus (N). Perhatikan adanya hasil sekresi yang
padat elektron (panah) di bagian yang meleba4 pada
ujung apikal sel-sel ini. Perhatikanjuga beberapa sel
bersilia menunjukkan penimbunan glikogen (Gl)
pada kedua kutub dari nukleus. (Seizin Verhage H,
Bareither M, Jaffe R, Akbar M. Cyclic changes in
ciliation, secretion ad cell height of the oviductal
epethelium in women. Am J Andr 156:505-5 22, 7979)

BV unsur vaskular Ep epitel L lumen


BM membranabasalis GA aparatusGolgi LP laminapropria
CC selbersilia GI glikogen N inti
CT jaringanikat IC muskularis sirkulardalam PC selpaku

410 . Atlas Berwarna Htstologi


jffffi

ffi.'
FFft

[€sit{BARI t-GemsAnF-l

[eAMBAatI

Sistem Reproduhsi Wanita . 411


$AruHAR 'l o Uterus, Fase folikular. Manusia. G*mB,&fi 2 . Uterus. Fase folikular, Manusia.
Paraffin section, x 14. Paraffin section, x 132.

Uterus merupakan organ yang berdinding tebal, di- Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
mana dindingnya terdiri atas tiga lapisan. Tunika daerah kotak dafi Gambar 1. Perhatikan lapis
serosa sebelah luar (atau pada daerah tertentu, tunika fungsional (F) endometrium dibatasi oleh epitel
adventisia) tidak begitujelas dan tidak terlihat dalam (Ep) selapis torak yang memperlihatkan aktivitas
gambar fotomikroskopik di sini. Miometrium (My) mitosis (panah). Kelenjar (GL) yang sedang ter-
yang tebal terdiri atas otot polos, terdiri atas tiga bentuk juga terdiri atas epitel (Ep) selapis torak
lapisan yang tidak berbatas tegas: longitudinal yang sel-selnya aktif membelah. Stroma (St) banyak
luar (OL), sirkularis tengah (MC) dan longitu- sel-sel-nya, seperti tampak adanya sejumlah inti sel
dinal dalam (IL). Endometrium (En) selanjut- jaringan ikat dalam lapangan pandang ini. Perhati-
nya dibagi menjadi lapisan basal (B) dan lapisan kan juga pembuluh darah (BVJ yang banyak dalam
fungsional (F). Lapis fungsional tebalnya berva- stroma endometrium.
riasi dan susunannya melalui fase-fase selama siklus
mensis. Perhatikan lapis fungsional sedang dalam
proses pembentukan dan karena itu dalam pemben-
tukan kelenjar (GL) nya lurus. Sisi dalam dari bebe-
GAMRAR 4. Uterus. Fase luteal awal. Manusia.

rapa kelenjar ini tampak percabangan (panah). Paraffin section. x 132.

Daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran


Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
kuat dalam Gambar 2.
serupa dengan daerahkotak dari Gambar 3. Lapisan
fungsional endometrium dilapisi oleh epitel (Ep)
selapis torak, yang memisahkan stfoma (S0
GAMEAR 3 . Uterus. Fase luteal. Manusia. endometrium dengan lumen (L) uterus. Perhatikan
Paraffin section. x 14,
kelenjar endometrium (GL) terdiri atas epitel
selapis torak, lebih banyak daripada yang terdapat
Miometrium (My) uterus selalu tetap selama ber- dalam fase folikular (Gambar 2, atas). Perhatikan
bagai fase endometrium. Perhatikan ketiga lapisan- juga bahwa kelenjar-kelenjar ini tampak lebih
nya, terutama lapis otot polos sirkular tengah banyak berkelok-kelok dan meleba4 dan lumennya berisi
mengandung pembuluh darah, karena itu sering sedikit hasil sekresi kelenjar (panah).
disebut stratum vaskular (S\D. Endometrium
(En) banyak mengandung kelenjar (GL) yang
menjadi sangat berkelok-kelok dalam persiapan
blastokista yang bakal diberi nutrisi oleh sekresi
kelenjar-kelenjar ini setelah terjadinya implantasi.
Suatu daerah serupa dengan daero.h kotak diper- Tuba uterina
(Fallopii) Pars intramuralis tuba uterina
lihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gambar 4.
lsmus tuba uterina

Ligamentum ovarii Ampula

Ovarium,...-...**
lnfundibulum
Ligamentum Iatum-

Kanalis servikalis
Serviks

Ligamentum servikalis lateralis J


Vagina

Sistem Reproduksi Wanita


412 . Atlas Berwarna Histologi
t-GAtttBifT-l IGAMEAnn

KUNCI
B lapisan basal GL kelenjar OL otot longitudinal
BV pembuluhdarah IL ototlongitudinaldalam luar
En endometrium L lumen St stroma
Ep epitel MC otot sirkulartengah SV stratumvaskular
F lapisanfungsional My miometrium

Sistem Reproduhsi Wanita . 413


SAMBAR 'l o Uterus. Fase pertengahan luteal. $AM8AR 2 . Uterus. Fase luteal akhir. Manusia.
Manusia. Paraffin section. x 270. Paraffin section. x 132.

Selama fase pertengahan luteal kelenjar (GL) Selama fase luteal akhir dari endometrium, kelenjar-
endometrium menjadi sangat berkelok-kelok dan kelenjar berbentuk seperti tangga (atau gigi gergaji)
berbentuk seperti uliran dan sel torak (CC) selapis (panah). Sel epitel (CC) selapis torak tampak pucat
menimbun glikogen (panah). Perhatikan bahwa dan menarik untuk diperhatikan kedudukan gli-
selama fase endometrium ini, glikogen letaknya sebe- kogen sekarang di sebelah apikal (kepala panah)
lah basal, mendorong inti (N) ke tengah sel. Per- dibanding dengan tadinya di bagian basal. Glikogen
hatikan juga bahwa stroma (St) mengalami realai yang terletak apikal memberi gambaran compang-
desidua di mana beberapa sel-sel jaringan ikat mem- camping pada permukaan bebas sel-sel ini. Per-
besar karena sel akan terisi penuh dengan lemak dan hatikan bahwa lumen (L) kelenjar terisi dengan
glikogen. Arteria spiralis (HA) tampak pada cairan viskus yang kaya akan glikogen. Perhatikan
beberapa potongan melintang. juga bahwa stroma (St) disebuk oleh sejumlah
leukosit (Le).

&AMlEAK 3. Uterus. Fase mensis. Manusia.


Paraffin section. x 132. GAMBAR 4 r Uterus. Fase mensis. Manusia.
Paraffin section. x 270.
Fase mensis endometrium dicirikan oleh adanya
konstriksi secara periodik dan pembukaan arteria Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuar
spiralis (HA) secara berurutan, mengakibatkan daerah kotak Gambar 3. Perhatikan beberapa kelen-
iskemia disusul nekrosis sisi superfisial lapis jar (Ct-) endometrium robek dan fragmen nekro-
fungsional. Karena adanya kontraksi secara spas- tik (NF) telah lepas dari lapis fungsional (F)
modik semburan tiba-tiba darah arteri menyebab- endometrium. Stroma (St) disebuk oleh leukosit,
kan lepasnya fragmen nekrotik (NF) lapis super- inti (N) yang padat diselimuti oleh sel-sel endo-
fisial endometrium yang kemudian dilepaskan metrium. Perhatikan bahwa beberapa sel-sel endo-
sebagai aliran darah mensis. Stroma endometrium metrium masih besar, menandakan reaksi desidua.
menjadi bengkak terisi darah, meningkatkan derajat
iskemia dan akhimya seluruh lapis fungsional menge-
lupas. Perhatikan bahwa lumen (L) tidak lama lagi
mempunyai pembatas epitel yang sempurna (kepala
panah). Daerah kotak diperllhatkan dengan pem-
besaran kuat dalam Gambar 4.

Tuba uterina
(Fallopii) Pars intramuralis tuba uterina

Ligamentum ovarii

ovarium-+
.i lli,ti
lnfundibulum
Ligamentum latum-

Kanalis servikalis
Endometrium
Miometrium Dinding uterus
Lrgamentum servikalis lateralis Tunika adventisia
Vagina

Sistem Reproduksi Wanita

414 . Atlas Berwarna Histologi


t-g,q-qfiBAntl t-G,gi*-ft,r8*n a I

t@ t-eArvrgAfi tl

CC sel torak HA arteria spiralis N inti


F lapisfungsional L lumen NF fragmennekrotik
GL kelenjar Le leukosit St stroma

Sistem Reproduhsi lvanita . 415


CAMBAR'l . Plasenta, Manusia, Paraffin 0AMBAA 2 o Plasenta. Manusia. Paraffin section.
section. x 132. x 270.

Plasenta manusia erat berkaitan dengan endomeffium Potongan melintang vili terminalis (TV) sangat
uterus. Pada pertemuan ini, desidua basalis (DB) sederhana pada plasenta yang sempurna. Vili
merupakan kelompokan sel desidua (DC) yang dikelilingi oleh ruang intervilar (IS) yang pada
banyak berbentuk bulat sampai poligonal, dengan plasenta fungsional terisi dengan darah maternal.
sitoplasma yang mengembang terisi dengan lipid Karena itu, sel-sel vilus bekerja sebagai barier
dan glikogen. Anchoring vili korialis (AV) yang plasenta. Barier ini sangat banyak berkurang pada
menjulur melekat ke desidua basalis, sementara plasenta yang sempurna, seperti tampak dalam
ujung vili lainnya bebas dalam ruang intervilar gambar fotomikroskopik ini. Lapis luar vilus terminal
(IS). Vili ini paling banyak dan dikenal sebagai vili terdiri atas sinsitiotrofoblas (ST), yang sejumlah
terminalis (T'Vl, kebanyakan vili ini terpotong inti (N) nya sering berkelompok bersama sebagai
melintang atau serong. Vili ini secara bebas berca- bercak sinsisial (SK). Bagian tengah vilus
bang dan pada plasenta yang sempurna, diameter- ditempati sejumlah kapiler (Ca) fetus yang biasanya
nya lebih kecil dibanding pada plasenta yang belum terletak di daerah vilus yang tidak mengandung inti
sempurna. Sisipan. Plasenta. Manusia. Paraffin sinsisial (kepala panah). Pembuluh darah (BV)
section. x 270. Perhatikan sel desidua (DC) ber- fetus yang lebih besar juga ditemukan di tengah,
bentuk bulat sampai poligonal. Inti (N) nya letak- dikelilingi oleh mesoderm (Me). Sitotrofoblas dan
nya lebih kurang di tengah dan sitoplasmanya tam- sel Hofbauer yang bersifat fagositik dari plasenta
pak bervakuol karena ektraksi glikogen dan lipid yang belum sempurna kebanyakan menghilang pada
selama pembuatan sajian histologik. akhirkehamilan.

SAMBAR 3 . Vagina. Ls. Monyet. Plastic section. GAIUEAR 4 . Vagina. Ls. Manusia. Paraffin
x 14. section. x 132.

Vagina adalah tabung fibromuskulaq dimana ruang Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
vagina (VS) kebanyakan tertutup karena secara suatu daerah serupa dengan daerah kotak dalam
normal dindingnya saling bersentuhan satu sama Gambar 3. Epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan
lain. Dinding ini terdiri atas empat lapisan : tunika tanduk dari vagina dicirikan oleh adanya sel-sel yang
mukosa 1Uu), tunika submukosa (SM), tampak kosong yang men''usun seluruh ketebalan
tunika muskularis (M) dan tunika adventisia epitel. Ini terjadi karena ekstraksi lipid dan glikogen
(A). Tunika mukosa terdiri atas epitel (Ep) dan selama pembuatan sajian histologik. Perhatikan sel-
lamina propria (LP) di bawahnya. Sebelah dalam sel di bagian lebih dalam dari epitel ini mempunyai
tunika mukosa adalah tunika submukosa, tampak sedikit badan inldusi; karena itu, sitoplasmanya
dengan sejumlah pembuluh darah yang besar tampak normal. Perhatikan juga lamina propria
merupakan bagian dari jaringan erektil. Otot polos (LP) mempunyai banyak pembuluh darah (BV)
tunika muskularis tersusun dalam dua lapisan, dan mempunyai sejumlah leukosit (Le) (panoh).
sirkularis dalam (IC) dan longitudinalis luar Akhirnya, perhatikan tidak terdapat kelenjar dan
(OL) yang lebih tebal. Suatu daerah yang serupa tunika muskularis mukosa.
dengan daerah kotck diperlihatkan dengan pem-
besaran kuat dalam Gambar 4.

Lempeng korion
Anchoring villi (vilus primer)
Vili korialis (vilus sekunder) Septum plasenta
Cabang vilus (vilus tersier) Desidua basalis
Stratum kompakta
Stratum spongiosum
Miometrium

Plasenta

416 . Atlas Berwarna Histologi


'I
Jrfu
d
ffi

":;i
9
r**h-S*"'

|_l:ArlrE*Ra-]

KUNCI
A tunika adventisia IC otot sirkular dalam N inti
AV anchoring vili korialis IS ruang intervilar OL otot longitudinal luar
BV pembuluhdarah Le leukosit SK simpul sinsisial
Ca kapiler LP laminapropria SM tunikasubmukosa
DB desiduabasalis M tunikamuskularis ST sinsitiotrofoblas
DC sel desidua Me mesoderm TV vilus terminal
Ep epitel Mu mukosa VS ruang vaglna

Sistem Reproduksi lyanita . 417


*&||8SgS f . Kelenjar mamma. Tidak aktif, $AMSA& 3 . Kelenjar mamma. Laktasi. Manusia.
Manusia. Paraffin section. x 132. Paraffin section. x 132.

Kelenjar mamma merupakan modifikasi kelenjar Selama kehamilan duktus (D) kelenjar mamma
keringat yang pada stadium istirahat memperlihat- mengalami perkembangan pesat, dimana kuncup
kan duktus (D) dengan kadang-kadang kuncup alveoli berproliferasi membentuk lobulus (Lo) yang
alveoli (BA) dipercabangkan dari ujung buntu duk- terdiri atas sejumlah alveoli (Al). Jaringan ikat
tus. Bagian lain dari mamma terdiri atas jaringan (CT) interlobular mengalami perubahan menjadi
ikat padat kolagen (dCT) tersebar dengan lebih tipis, sementara itu dimana-mana jaringan ikat
lobulus lemak. Namun, tepat dekat duktus dan kun- mempertahankan sifat sebelumnya untuk menyokong
cup alveoli jaringan ikat (CT) tersusun lebih long- peningkatan berat mamma. Perhatikan bahwa
gar. Diduga bahwa jaringan ikatyang lebih longgar ini jaringan ikat yang tepat berdekatan dengan duktus
berasal dari stratum papilare dermis. Bandingkan dan lobulus (panah) mempertahankan susunannya
gambar fotomikroskopik ini dengan Gambar 2. yang longgar. Bandingkan gambar fotomikroskopik ini
dengan Gambar L.

GAMBAB 3 . Kelenjar mamma, Laktasi, Manusia.


Paraffin section, x 132.
&&ffi*A& 4 . Kelenjar Mamma. Puting susu.
Kelenjar mamma aktif memperlihatkan sejumlah Manusia. Paraffin section. x 14.
lobulus (Lo) dari alveoli (Al) yang tersusun padat
sekali sehingga unsur jaringan ikat (CT) sangat Puting susu berbentuk kerucut yang besar dari mamma
terdesak. Gambar fotomikroskopik ini jelas mem- dilapisi oleh epidermis (Ed) yang tipis, terdiri atas
perlihatkan susunan jaringan ini yang padat. Meski- epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Mes-
pun jaringan ini memperlihatkan kesamaan secara kipun puting susu tidak mempunyai rambut maupun
umum dengan histologi kelenjar tiroid, tetapi dengan kelenjar keringat, bangunan ini mempunyai banyak
adanya duktus dan percabangan alveoli (panah) jttga kelenjar sebasea (SG). Jaringan ikat (CT)
tidak adanya substansia koloid menolong untuk padat kolagen tidak beraturan di tengah memper-
membedakan jaringan ini sebagai kelenjar mamma lihatkan sejumlah duktus laktiferus rersusun
aktif.Snpon. Keleqiar mamma. Aktif. Manusia. memanjangyang menembus ujung puting susu untuk
Paraffrn section. x 270. Perhatikan percabangan menyalurkan susu ke luar. Duktus laktiferus dike-
(panah) alveolus ini, beberapa mempunyai sel-sel lilingi oleh serat ototpolos (SM) yangmembentuk
epitel (Ep) selapis kuboid tampak vakuohsasi (kepala jala-jala luas yang berperan untuk ereksi puting susu,
panah). Perhatikan juga bahwa lumen (L) berisi mengangkatnya untuk memudahkan proses peng-
hasil sekresi lemak. isapan. Bagian yang tepat mengelilingi puting susu
adalah areola (Ar).

Al alveolus D duktus L lumen


Ar areola dCT jaringanikatpadat Lo lobulus
BA kuncupalveoli Ed epidemis SG kelenjarsebasea
CT jaringanikat Ep epitel SM ototpolos

4t8 . Atlas Berwarna Histologi


i-
r"' nil,'i
u,i.

'*;{'.t

f-se*\$*enj l Fr-qsse${ x l

t-$sffiilRe s I [ {.r&ffi&441 ]

Sistem Reproduksi Wanita . 419


rl
W Ringkasan Histologik
I. OVARIUM oosit dan sel folikel menonjol ke dalam antmm
adalah kumulus ooforus. Selapis sel folikel yang
A. Korteks ovarium
langsung mengitari oosit adalah korona radiata.
Korteks ovarium dilapisi oleh mesotel yang ber- Juluran panjang di apikal sel-sel ini terbentang ke
modifikasi menjadi epitel germinal. Sebelah dalam dalam zona pelusida. Teka interna dan teka eks-
dari epitel selapis kuboid atau selapis gepeng ini terna berkembang baik; teka interna memperlihat-
adalah tunika albuginea, yang merupakan kapsula kan sejumlah sel dan kapiler, sedangkan teka
jaringan ikat fibrosa dari ovarium. Bagian lain dari
eksterna selnya sedikit dan lebih banyak jaringan
jaringan ikat ovarium adalah lebih banyak fibrosa.
mengandung sel dan dikenal sebagai stroma. Kor-
teks ovarium ditempati oleh folikel dalam berbagai
5. Folikelatretik
stadium perkembangan. Folikel atretik ada dalam keadaan degenerasi.
Folikel ini dicirikan pada stadium berikutnya oleh
1. Fotikelprimordial
adanya fibroblas dalam folikel dan oosit yang ber-
Folikel primordial terdiri atas oosit primer yang degenerasi.
dikelingi oleh selapis sel folikular (sel granulosa)
yang berbentuk gepeng.
B. Medula ovarium
2. Folikelprimer Medula ovarium terdiri atas jaringan ikat fibro-
a. F olikel p rime r unil amina r elastis yang relatif longgar dalamnya terdapat banyak
Terdiri atas oosit primer dikelilingi oleh sela- pembuluh darah termasuk arteri spiralis dan vena
pis sel folikular yang berbentuk kuboid. yang berkelok-kelok.

b. F olikel p rime r mult il amina r


G, Korpus luteum
Terdiri atas oosit primer dikelilingi oleh bebe-
Setelah penonjolan oosit sekunder dengan sel-sel
rapa lapisan sel folikular. Zona pelusida
folikel yang mengikutinya, sisa-sisa folikel Graaf
tampak. Teka interna mulai terbentuk.
sebagian menjadi terisi dengan darah dan dikenal
3. FoIikeI sekunder (vesikular) sebagai korpus hemoragikum. Sel membrana
Folikel sekunder dibedakan dari folikel primer granulosa berubah menjadi sel lutein granulosa
multilaminar oleh ukurannya yang lebih besar, oleh yang besar. Selanjutnya, sel teka interna juga
adanya teka interna dan tunika eksterna yang ber- makin besar menjadi sel lutein teka, meskipun sel
kembang baik dan terutama oleh adanya cairan ini tetap lebih kecil daripada sel lutein granulosa.
folikel yang terbentuk dalam ruang-ruang kecil dari
ruang antar-sel pada sel folikel. Ruang yang terisi D. Korpus albikans
cairan ini dikenal sebagai badan Call-Exner.
Korpus albikans adalah korpus luteum yang dalam
4. F olikel Graaf ( M atan g ) proses kemunduran dan hialinisasi. Bangunan ini
Folikel Graaf sangat besar, badan Call-Exner menjadi fibrotik dengan sedikit fibroblas di antara
menyatu membentuk ruang tunggal dan antrum bahan antar-sel. Akhirnya, korpus albikans akan
terisi dengan cairan folikel. Dinding anffum dike- menjadi jaringan parut pada permukaan ovarium.
nal sebagai membrana granulosa dan daerah dari

420 . Atlas Berwarna Histolo$i


II. DUKTUS GENITAL serosa; bagian lainnya melekat kejaringan sekitar-
nya melalui tunika adventisia.
A, Tirba Falopii
l.Tunikamukosa G. Plasenta
Tunika mukosa tuba falopii sangat berliparlipat di
7. Desi.duabqsalis
infundibulum dan ampula. Mukosa ini terdiri atas
Desidua basalis merupakan lapis endometrium
lamina propria suatu jaringan ikat longgar, selular
berasal dari maternal, mempunyai ciri adanya sel
dan epitel selapis torak. Epitel terdiri atas sel-sel
desidua yang besar, penuh dengan butiran gliko-
paku dan sel-sel bersilia.
gen. Arteria spiralis dan vena yang lurus terbuka
2. Tunikamuskuluris ke dalam ruang intervilar berbentuk sepeni labirin.
Sarung otot terdiri atas otot polos sirkular dalam
2. Lemp eng korion dun vili
dan otot polos longitudinal luar.
Lempeng korion merupakan daerah sakus korio-
3, Tunika serosa nik fetus dari sini vili korialis menjulur ke dalam
Tuba falopii dibungkus oleh tunika serosa. ruang intervilar desidua basalis. Setiap vilus mem-
punyai bagian tengah terdiri atas jaringan ikat
B. Uterus fibromuskular mengelilingi kapiler (berasal dari
pembuluh umbilikus). Vilus dilapisi oleh sel-sel
T.Endometrium
trofoblas. Selama paruh pertama kehamilan, ada
Endometrium dibagi menjadi lapis basal dan lapis
dua lapis sel trofoblas yaitu lapis kuboidal sebelah
fungsional. Jaringan ini dibatasi oleh epitel selapis
dalam sitotrofoblas dan lapis luar sinsitio-
torak. Lamina propria bervariasi dengan adanya
trofoblas. Selama paruh kedua kehamilan, hanya
fase-fase siklus mensis.
sinsitiotrofoblas tetap ada. Namun, saat dimana
a. Fasefolikular vili korialis terbenam ke dalam desidua basalis,
Kelenjar tampak lurus dan memperlihatkan sitotrofoblas ada.
gambaran mitosis dan arteri spiralis tumbuh
ke dalam lapis fungsional. D. Vagina
b. Fase luteal l.Tunikumukosa
Kelenjar menjadi berkelok-kelok dan arteri Vagina dibatasi oleh epitel berlapis gepeng tanpa
spiralis menjadi berkelok-kelok. Lumen kelen- lapisan tanduk. Lamina propria terdiri atas
jar menimbun hasil sekresi. Fibroblas mem- jaringan ikat fibroelastis, tidak mempunyai kelen-
besar dan menimbun glikogen. jar. Tunika mukosa membentuk lipatan meman-
jang dikenal sebagai rugae.
c. Fase mensis
Lapis fungsional mengelupas dan lamina 2.Tunikasubmukosa
propria memperlihatkan darah yang keluar Tunika submukosa juga terdiri atas jaringan ikat
dari pembuluh darah. fibroelastis di dalamnya banyak terdapat pembuluh
darah.
2, Miometrium
Miometrium tampak tebal dan terdiri atas tiga 3. Tunika muskularis

lapisan otot polos yang tidak berbatas tegas : longi- Tunika muskularis terdiri atas berkas serat otot
tudinal sebelah dalam, sirkular tengah dan longi- polos yang saling menyilang. Dekat orifisium eks-
tudinal luar. Selama kehamilan miomeffium mening- ternum, vagina diperlengkapi dengan sfingter otot
kat ukurannya sebagai akibat hipertrofi sel otot skelet.
polos danpenimbunan sel ototpolos baru.
4. Tunika adventisiq
3. Taniku serosa Vagina berhubungan dengan bangunan sekitarnya
Umumnya uterus dibungkus oleh suatu tunika melalui tunika adventisia-nya.

Sistem Reproduksi l)ganlta . 42t


E, Kelenjar Mamma 3. Areola dan pating sasu
L Ke I e nj ar inaktif
mamma Areola terdiri atas epidermis berpigmen memper-
Kelenjar tidak aktif terutama terdiri atas jaringan lihatkan kelenjar apokrin areolar yang besar.
ikat padat kolagen yang tidak beraturan tersebar Selain itu,juga ada kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea yang besar. Dalam dermis ada sejumlah
dengan lobulus dari jaringan lemak dan sejumlah
duktus. Seringkali, ujung buntu duktus ada kun- serat otot polos. Puting susu mempunyai beberapa
cup alveoli dan sel-sel mioepitel.
pori kecil pada ujung distal duktus laktiferus.
Duktus ini berasal dari sinus laktiferus, cadangan
2. Ke I e nj ar mamma laktssi yang lebar pada dasar puting susu. Epidemis yang
Kelenjar mamma menjadi aktif selamakehamilan melapisi puting susu tipis dan dermis mempunyai
dan laktasi. Alveoli yang makin banyak yang mem- banyak serat otot polos dan ujung saraf. Meskipun
bentuk sejumlah lobulus terdiri atas selapis sel puting susu tidak mempunyai folikel rambut atau
kuboidal, menyerupai kelenjar tiroid. Namun, kelenjar keringat, bangunan ini mempunyai banyak
dengan adanya duktus dan sel mioepitel mem- kelenjar sebasea.
berikan perbedaan yang khas. Alveoli dan lumen
duktus mungkin berisi hasil sekresi lemak.

41,2 . Atlas Berwarna Histologi


18
_)

Sistem
Reproduhsi Pria
Sistem reproduksi (lihat Gambx 18-1) pria terdiri sel yang berdiferensiasi disokong oleh sel-sel
atas dua buah testis (gonad pria), sistem duktus geni- Sertoli baik secara fisik maupun nutrisinya. Lebih
ta1, kelenjar pelengkap dan penis. Sistem reproduksi lanjut, taut kedap antara sel Sertoli yang berdekatan
pria berfungsi dalam pembentukan spermatozoa, membentuk sawar darah-testis yang melindungi
menghasilkan hormon kelamin pria dan menghan- sel-sel benih yang sedang berkembang dari kejadian
tarkan gamet pria ke dalam saluran reproduksi autoimun. Epitel seminiferus duduk pada mem-
wanita. brana basalis yang dikelilingi oleh tunika propria
dari j aringan fibromuskular.

O TESTIS Jaringan ikat yang mengelilingi tubulus semini-


ferus, selain unsur saraf dan pembuluh darah, kelom-
Setiap testis merupakanbangunan yang berben- pokan kecil sel endokrin penghasil androgen
tuk lonjong menempati bagian ruang yang terpisah yaitu sel interstisial Leydig. Sel-sel ini mengha-
dalam skrotum. Kapsula jaringan ikat fibromusku- silkan hormon kelamin pria testosteron. Sebelum
larnya yaitu tunika albuginea menebal pada medias- pubertas, testosteron tidak dihasilkan, tetapi pada
tinum testis, dari sinisepta membagi testis ke dalam saat pubertas kelenjar pituitari melepaskan lutei-
sekitar 250 ruang-ruang kecil yang tidak sempurna nizing hormone (LH) dan follicle stimulating
disebut lobuli testis. Setiap lobulus testis ditempati hormone (FSH). LH mengaktifkan sel-sel intersti-
satu sampai empat saluran yang sangat berkelok- sial Leydig yang melepaskan testosteron, sedang-
kelok yaitu tubulus seminiferus yang berfungsi kan FSH menginduksi sel-sel Serloli untuk meng-
dalam menghasilkan spermatozoa. Lumen setiap hasilkan adenylate cyclase, yang melalui perantara
tubulus seminiferus dibatasi oleh beberapa lapis sel cAMP, merangsang produksi androgen-binding
yang tebal yaitu epitel seminiferus. Sel basal dari protein (ABP). Androgen testosteron dan dihidro-
epitel ini terdiri atas sel Sertoli dan tiga jenis testosteron (bentuk testosteron yang berubah oleh
spermatogonia. Tipe A gelap, tipe A pucat dan tipe enzym 5o-reduktase) berikatan dengan ABP dan
B spermatogonia. Sel-sel spermatogonia tipe B ikatan ini dilepaskan ke dalam lumen tubulus
membelah karena aktivitas nllosis untuk melakukan seminiferus, dimana peningkatan kadar testosteron
replikasi dan menghasilkan spermatosit primer. meningkatkan spermatogenesis.
Spermatosit primer yang diploid memasuki pem'
belahan meiosis pertama, membentuk sperma-
tosit sekunder yang dengan menyelesaikan pem- O DUKTUS GENITAL
belahan meiosis kedua, terbentuklah spermatid
yang haploid. Setelah sebagian besar sitoplasma Suatu sistem duktus genital menghantarkan
lepas, disusun kembali organel-organelnya dan men- spermatozoa dan komponen cairan dari semen ke
dapatkan organel khusus tertentu, spermatid men- luar. Tubulus seminiferus dihubungkan melalui
jadi spermatozoa, yaitu sel benih pria. Seluruh sel- tubulus lurus yang pendek yaitu tubuli rekti' ke

Slstem Reproduksi PrTa . 423


GAMBAR 18-1 Sistem Reproduksi Pria

Duktus deferens

Kolon
Kandung kemih
Vesikula seminalis
Ampula duktus deferens

Duktus ejakulatorius
Korpus kavernosurn -i':' Glandula prostat
,l;l.l,l
Korpus spongiosum Rektum
-ir.
Uretra Anus
Glans penrs Glandula bulbouretralis

Prepusium Bulbus penis

Setiap testis dibagi menjadi sekltar 250


lobuli testis, masing-masing ditempati satu
sampai empat tubulus seminiferus yang
sangat berkelok-ke1ok.

Testis
Epididimis

i,"'Tn:iiliii##
Dinding tubulus seminiferus terdiri atas unsur
jaringan ikat yang tipis yang komponen sel utama-
nya adalah fibroblas. Epitel seminiferus (germi-
nal) terdiri atas sel spermatogenik dan sel Sertoli.
Sel spermatogenik mengalami mitosis, meiosis
dan spermiogenesis. Sel Sertoli membentuk zonula
occludens satu sama lain, sehingga memisahkan
lumen tubulus seminiferus menjadi dua ruang yang
konsentris.

424 . Atlas Berwarna Histologi


i
j:..
GAMBAR
. r.*:. - J,.-,.,,,J :'.-
18-2 Spermiogenesis

Bagian utama

.ry
*@;;;

Badan residu

Vesikel
akrosomal
r i/x
Kffi;*
\rew
tr.;],
,/ ras
FASEAKROSOM tt padat
Serat oz lr

Topi akrosom

Mitokondria

Kolom bersegmen
Plasmalema
Akrosom

Selubung inti

lnti

Sistem Reproduhsi Ptla . 425


rete testis, yang terdiri atas ruang labirin yang ter- Selain itu, sepasang kecil glandula bulbouretralis
letak di mediastinum testis. Dari sini, spermatozoa mengeluarkan sekret yang viskus ke dalam uretra
memasuki bagian pertama epididimis, 15-20 duk- pars kavemosa (spongiosa). Setiap vesikula semi-
tuli eferentes yang kemudian menyalurkannya ke nalis merupakan kelenjar yang sempit dan panjang
dalam duktus epididimis. Selama spermatozoa dan sangat berlipatJipat, menghasilkan substansia
berada dalam epididimis, spermatozoa mengalami nutritif yang banyak dengan wama kuning yang
pematangan. Kaput epididimis terdiri atas duktuli khas. Glandula prostat terdiri atas banyak kelenjar
eferentes, sementara korpus dan kauda epididimis tunggal yang melingkar dan saluran keluarnya me-
terdiri atas duktus epididimis, yang lanjutannya nembus dinding uretra. Kelenjar ini tersebar dalam
adalah duktus deferens (vas deferens) (lihat Gam- tiga daerah dan karena itu dikelompokkan sebagai
bar 18-1). Bangunan muskular yang tebal ini mela- kelenjar mukosa, kelenjar submukosa dan kelen-
lui kanalis inguinalis, sebagai bagian dari funikulus jar prostat eksterna (utama). Sekresi kelenjar
spermatikus, mencapai rongga abdomen. Tepat sebe- prostat berupa cairan yang licin berwarna keputihan
lum mencapai glandula prostat, vesikula seminalis mengandung enzim proteolitik dan fosfatase asam.
mencurahkan sekretnya ke dalam duktus deferens, Konkremen prostat sering ditemukan dalam
yang berakhir pada tempat ini. Lanjutan duktus lumen kelenj ar prostat.
deferens dikenal sebagai duktus ejakulatorius,
memasuki glandula prostat. Kelenjar ini menge-
luarkan hasil sekresinya ke dalam duktus ejaku-
O PENIS
latorius. Duktus ejekulatorius kanan dan kiri men- Penis, merupakan organ kopulasi pria, pada
curahkannya ke dalam uretra, saluran ini meng- keadaan normal flaksid. Selama rangsangan sek-
hantarkan baik urine maupun semen ke luar. Uretra, sual, ketiga korpus yang berbentuk silindris dari
yang berjalan sepanjang penis, ada tiga daerah: pars jaringan erektil yaitu korpora kavernosa dan
prostat, pars membranosa dan pars kavernosa korpus spongiosum, menjadi melebar terisi dengan
(spongiosa). darah. Tekanan cairan dalam ruang vaskular jaringan
erektil menjadikan penis sangat membesar, me-
nyebabkan terjadinya ereksi dan keras. Selanjutnya
O ](ELENJAR PELENGKAP ejakulasi atau pengakhiran rangsangan seksual,
Ketiga kelenjar pelengkap sistem reproduksi terjadi detumesensia dan penis kembali ke keadaan
pria, yang memberi komponen cair semen adalah flaksid.
dua vesikula seminalis dan glandula prostat.

426 . Atlas Berwarna Histologi


L
@ Histofisiologi
I. FUNGSI SEL SERTOLI II. SPERMATOGENESIS
Sel-sel Sertoli duduk pada lamina basalis tubulus Spermatogenesis bergantung pada beberapa hor-
seminiferus dan membentuk zonula occludens satu mon, termasuk luteinizing hormone (LH), pro-
sama lain, jadi memisahkan lumen tubulus semini- laktin dan FSH dari adenohipofisis (lihat Gambar
ferus menjadi kompartemen basal sebelah luar dan 18-2). Prolaktin menginduksi sel-sel interstisial
kompartemen adluminal sebelah dalam. Dengan Leydig unfuk menyatakan reseptor LH. Sekali LH
demikian, kompartemen adluminal menjadi teryi- berikatan ke reseptor pada sel Leydig, sel ini akan
sah dari unsurjaringan ikat dan ini akan melindungi mensekresi testosteron dan FSH menyebabkan sel-
sel-sel spermatogenik dari sistem imun. sel Serloli melepaskan ABP. ABP mempertahankan
kadar testosteron tetap tinggi dalam tubulus semi-
Oleh pengaruh hormon stimulasi folikel (FSH)
niferus supaya spermatogenesis terj adi. Testosteron
yang disekresi oleh kelenjar hipofise anterior, sel
Sertoli mensekresi protein pengikat-androgen menyebabkan umpan balik negatif untuk pele-
(Androgen-binding Protein = ABP), yarg meng- pasan LH dan inhibin, yang dihasilkan oleh sel-sel

ikat testosteron dan dihidrotestosteron, dan kom-


Sertoli, menghambat pelepasan FSH yang mana
pleks ini masuk ke lumen tubulus seminiferus. Dengan
aktivin juga diproduksi oleh sel Sertoli, untuk
merangsang pelepasan FSH. Agar spermatogenesis
mempertahankan kadarnya tetap tinggi untuk ter-
berlangsung normal, testis harus mempertahankan
jadinya spermatogenesis. Sel-sel ini juga mensekresi
temperaturnya (350C) yang sedikit lebih rendah dari
hormon inhibin, yang menghalangi pelepasan FSH
temperatur tubuh.
dan aktivin, yang meningkatkan pelepasan FSH,
keduanya melalui mekanisme umpan balik Spermatogenesis terjadi secara siklis tetapi tidak

Secara fisik dan secara metabolik spermatosit, bersamaan pada sepanjang tubulus seminiferus.
spermatid dan spermatozoa didukung oleh sel Siklus epitel seminiferus ini terdiri atas kumpulan
Sertoli. Selanjutnya, sitoplasma yang dibuang selama
sel-sel yang berulang dalam berbagai stadium
proses spermiogenesis akan difagosit oleh sel Ser-
perkembangan. Setiap kumpulan terdiri atas
kelompokan sel yang saling berhubungan satu sama
toli. Sel Sertoli iuga mensekresi cairan yang kaya
lain melalui jembatan antarsel, membentuk suatu
fruktosa yang membantu spermatozoa dan merupa-
kan media transpor spermatozoa melalui tubulus sinsitium bersama-sama yang berpindah ke arah
lumen tubulus seminiferus sebagai suatu kesatuan.
seminiferus dan saluran genital.
Tiga fase spermatogenesis adalah spermatosito-
Selama perkembangan embrional, sel Sertoli
genesis, meiosis dan spermiogenesis.
menghasilkan hormon anti-miillerian (miillerian-
Spermatositogenesis adalah proses yang meli-
inhibiting factor), yang mencegah perkembangan
duktus miilleri, sehingga memastikan perkembangan
batkanmitosis, dimana spermatogonia tipe A yang
pucat berbentuk diploid membelah untuk memben-
embrio pria bukan embrio wanita. Selain itu, adanya
dihidrotestosteron menetapkan perkembangan tuk tipe A pucat lebih banyak lagi dari spermato-
genitalia pria, sedangkan tidak adanya genitalia gonia tipe B. Spermatogonia tipe A yang gelap
wanita akan berkembang bahkan jika komplemen menunjukkan populasi sel cadangan yang secara
kromosom memerlukan untuk jenis kelamin laki- normal tidak mengalami pembelahan sel, tetapi jika
Iaki. hal itu terjadi, sel-sel ini membentuk spermatogonia
tipeApucat.

Sistem Reproduksi Pria . 427


Spermatogonia tipe B membelah membentuk dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat yang tebal
spermatosit primer. Seluruh spermatogonia ada- yaitu tunika albuginea. Korpus erektil mendapat-
lah sel diploid (2N). Sel-sel ini terletak dalam kan darah dari arteria helisina yang biasanya
kompartemen basal, sedangkan spermatosit pri- mengalir langsung melalui anastomosis arterio-
mer bermigrasi ke dalam kompartemen adlumi- venosa, mempertahankan penis dalam keadaan
nal. flaksid. Rangsang parasimpatis ke anastomosis
Fase meiosis mulai jika spermatosit primer (isi ini menyebabkan vasokonstriksi, mengarahkan
4CDNA) mengalami pembelahan meiosis pertama, darah ke dalam arteria helisina dan ini kemudian ke
membentuk dua spermatosit sekunder (isi 2CDNA) dalam ruang-mang kavernosa. Korpus erektil
yang berusia pendek. Spermatosit sekunder tidak (terutama korpora kavemosa) menjadi terisi penuh
ber-replikasi DNA-nya tetapi langsung mulai pem- dengan darah dan penis menjadi ereksi.
belahan meiosis kedua dan masing-masing mem- Setelah ejakulasi atau pada keadaan tidak ada-
bentuk dua spermatid (N) haploid. nya rangsangan lanjutan, rangsang parasimpatis
Spermiogenesis (Gambar L8-2) adalah proses berhenti, aliran darah ke arteria helisina berkurang,
diferensiasi sel dari spermatid menjadi spermatozoa darah secara lambat meninggalkan ruang kavernosa
dan penis kembali ke keadaan flaksid.
dan tidak melibatkan pembelahan sel. Sebagai ganti-
nya, spermatid melepaskan sitoplasmanya (difago- Ejakulasi adalah pelepasan secara bertenaga
sit oleh sel Sertoli), membentuk suatu granula semen dari sistem reproduksi pria. Tenaga yang
akrosom, silia yang panjang dan serat padat diperlukan untuk ejakulasi berasal dari kontraksi
sebelah luar dan. selubung fibrosa yang kasar. ritmik lapisan otot polos yang tebal dari duktus
Spermatozoon yang terbentuk dan dilepaskan ke (vas) deferens dan kontraksi cepat dari muskulus
dalam lumen tubulus seminiferus adalah nonmotil bulbokavernosus.
dan belum mampu membuahi suatu ovum. Sper- Setiap ejakulasi ada sekitar 3 mL dan berisi 60-
matozoa tetap belum motil sampai spermatozoa 100juta spermatozoa bersama-sama dalam plasma
meninggalkan epididimis. Spermatozoa menjadi seminal. Kelenjar pelengkap sistem reproduksi pria,
mampu membuahi ketika spermatozoa telah menga- kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis juga
lami kapasitasi pada sistem reproduksi wanita. vesikula seminalis (dan bahkan kelenjar Littr6)
ikut serta dalam pembentukan bagian plasma dari
semen. Sekresi kelenjar bulbouretralis melumasi
III. EREKSI DAN EJAKULASI
uretra, sedangkan sekresi prostat membantu sper-
Penis selama kopulasi melepaskan semen yang matozoa menjadi motil dengan menetralkan sekresi
berisi spermatozoa ke traktus reproduksi wanita. asam dari duktus deferens dan sekresi dari saluran
Penis juga merupakan organ ekskresi untuk urine. reproduksi wanita. Energi untuk spermatozoa dise-
Penis dibungkus oleh kulit dan terdiri atas tiga kor- diakan oleh sekresi yang kaya akan fruktosa dari
pus erektil, dua korpora kavernosa dan sebelah vesikula seminalis.
ventralnya ada korpus spongiosum (korpus kaver-
nosum uretra)
Setiap korpus erektil, di dalamnya ada ruang-
ruang kavernosa yang dibatasi oleh endotel,

428 . Atlas Berwarna Htstologi


*,
'i,ffi ,--9""9*ltJ*g-t1*{asll,-9"**!f kll-tg
Kriptorkidismus
Kriptorkidismus adalah suatu cacat perkembangan KankerTestis
pada mana satu atau kedua testis gagal turun ke dalam Kanker testis paling sering mengenai pria berusia lebih
skrotum. Ketika tidak ada penurunan, akan mengaki- muda daripada zl0 tahun. Kelainan ini ditemukan sewaktu
batkan sterilitas karena suhu tubuh normal mengham- palpasi sebagai benjolan dalam skrotum. Jika beniolan
bat spematogenesis. Biasanya, kondisi ini dapat diko- ini tidak berkaitan dengan testis, kelainan ini biasanya
reksi secara pembedahan; namun, sperma pasien jinak, sedangkan jika benjolan ini berkaitan dengan
mungkin j adi tidak normal . testis kelainan ini biasanya ganas; karena itu, suatu
benjolan yang diketahui pada testis baik nyeri atau
Vasektomi tidak, sebaiknya diperiksa oleh dokter. Seringkali,
Vasektomi adalah suatu cara sterilisasi yang dilakukan individu dengan kanker testis memperlihatkan kadar
dengan membuat sayatan kecil pada dinding skrotum alfa-fetoprotein dalam darah meningkat dan kadar
yang melalui ini duktus deferens diputuskan. human-chorionic gonadotropin meningkat. Peng-
obatan untuk kanker testis adalah pengangkatan secara
Ejakulasi yang normal rata-rata sekitar 3 mL semen
pembedahan padatestis yang terkena. Jikaterjadi metas-
yang mengandung 60-100 juta spermatozoa per mL.
tasis, pembedahan disertai radiasi dan kemoterapi.
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa sekitat 20Ea
spermatozoa dalam ejakulat adalah tidak normal dan
25Vo tidak motil. Individu yang menghasilkan sper- Balanopostitis
matozoa kurang dari 2O jttta per mililiter dalam Penimbunan cairan eksudat kental berwarna putih
ej akulatnya dikatakan steril. kekuningan di bawah kulit depan penis dari pria yang
tidak disirkumsisi merupakan tempat berkembangnya
Pembesaran Prostat Jinak jamur dan bakteri, jika tidak dibersihkan, mungkin
menyebabkan inflamasi kulit depan penis, dikenal
Kelenjar prostat mengalami hipertrofi dengan bertam-
sebagai postitis, demikian juga inflamasi glans penis,
bahnya usia, mengakibatkan pembesaran prostat jinak
(BPH), suatu keadaan yang mungkin memampatkan dikenal sebagai balanitis. Jika keduanya ditemukan
lumen uretra yang mengakibatkan kesulitan dalam bersamaan, kondisi ini dikenal sebagai balanopostitis.
mengeluarkan urine. Pada usia 50 tahun, sekitar 4070 Kondisi ini mungkin disertai kemerahan, nyeri dan
pria terkena dan pada usia 80 tahun, sekitar 95Vo pia gatal demikian juga pembengkakan glans dengan
terkenakondisi ini. disefi ai striktura ureha.

Adenokarsinoma Prostat Fimosis

Adenokarsinoma prostat mengenai sekitar 30% pt''a Fimosis adalah kulit depan penis yang sempit yang
usia di atas 75 tahun. Meskipun karsinoma ini tumbuh- tidak dengan mudah ditarik di atas glans penis, adalah
nya lambat, kelainan ini mungkin bermetastasis ke suatu kondisi normal pada bayi yang tidak disirkum-
tulang. Analisis kadar antigen prostat spesifik (PSA) sisi, tetapi pada pria dewasa kondisi ini sangat sakit
yang meningkat daiam aliran darah digunakan sebagai dan mungkin mengakibatkan kesulitan urinasi dan
tes diagnosis awal untukkankerprostat. Pengangkatan aktivitas seksual. Ketika penis menjadi ereksi kulit
secara bedah kelenjar ini atau terapi radiasi merupakan depan penis tidak dapat melebar untuk mengakomo-
pengobatan yang biasanya dilakukan; namun; kom- dasi peningkatan lingkarannya dan mungkin akibat
plikasinya mungkin mengakibatkan impotensia dan balanopostitis dan infeksi saluran urine. Sirkumsisi
inkontinensia. biasanya dapat meringankan kondisi ini.

Sistem Reproduhsi Pria . 429


&&&{nmAm X . Testis, Monyet. Plastic section. GA,MgAn 2 o Tetsis. tubulus seminiferus. Monyet.
x 14. Plastic section. x 132.

Gambar fotomikroskopik testis dengan pembesaran Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
rendah ini memperlihatkan tunika albuginea-nya daerah yang serupa dengan daerah kotak Gambar 1.
yang tebal (TA) juga septa (Se) yang tipis melekat Perhatikan bahwatunika vaskulosa (TV) dari
pada tunika albuginea. Perhatikan bahwa sajian tunika albuginea (TA) merupakan daerah yang
tubulus seminiferus (ST) memberikan gam- sangat vaskular dan bahwa pembuluh darah menyr-
baran yang berbeda-beda, karena bentuknya yang sup ke lobuli testis dalamjaringan ikat septa (Se).
berkelok-kelok. Perhatikan setiap lobulus testis Dinding tubulus seminiferus (ST) saling berde-
(Lo) tersusun padat dengan tubulus seminiferus dan katan satu sama lain (kepala panah) meskipun pada
stroma jaringan ikat (panah) menempati ruang daerah tertentu tampak stroma (St) yang selular.
sekitarnya. Daerah serupa dengan dq.erah kotak Perhatikan lumen (L) tubulus seminiferus dibatasi
diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam Gam- oleh epitel seminiferus (SE) yang berlapis-lapis.
bar2.

&&fV*mAffi 3 . Testis. Tubulus seminiferus. Monyet.


GAMBAR 4 . Testis. Tubulus seminiferus. Monyet.
Plastic section. x 540.
Plastic section. x 540.
Dinding tubulus seminiferus (ST) yang berde-
Perhatikan bahwa dinding fibromuskular dari dua
katan terdiri atas sel-sel mioid (MC), fibroblas
tubulus yang terpotong melintang sangat dekat satu
(F) dan jaringan ikat (CT) fibromuskular. Epitel
sama lain (panah); namun, di daerah ini tampak ada
seminiferus (SE) yang berlapis terpisah dari
dinding tubulus oleh suatu membran basalis (kepala
arteriol (A) dan venula M. Sel-sel Sertoli (SC)
dapat dikenali karena intinya yang pucat dan anak
panah). Spermatogonia (Sg) dan sel-sel Sertoli
(SC) melekat pada membran basalis dan berada
inti (n) yang padat. Bandingkan epitel semini-
dalamkompartemen basal (BC), sementara itu
ferus (SE) tubulus di setengah kanan dan kiri
gambar fotomikroskopik ini juga di Gambar 3, perlu
spermatosit primer (PS), spermatosit sekunde4
dicatat bahwa komposisi selnya berbeda, menanda-
spermatid (Sp) dan sperrnatozoa (Sz) berada
kan stadium siklik epitel seminiferus. Perhatikan juga
dalam kompartemen adluminal (AC).
tiga jenis spermotogonia dikenali melalui sifat
Perhatikan bahwa lumen (L) tubulus seminiferus
intinya: spermatogonia A gelap (Ad), inti
berisi spermatozoajuga sel-sel yang rusak yang lepas
gepeng; spefmatogonia A pucat (Ap) dengan inti
selama perubahan spermatid menjadi spermatozoa.
gepeng pucat dan spermatogonia B (B) dengan
Bandingkan sel-sel epitel seminiferus dengan yang
inti bulat.
terdapat di Gambar 4.

$'iili-=

,,J::@= Lfr
.q
##

6
P
'lr t,
, p.
8".,
o dlir
:,,,
s
*-
ffi*
3 Fi "tr, 4i;.t*fir
a{ih
€,,ifu;
l]iG
itsE

ffir#
d65rffiS
W Tubulus seminiferus

tff S,L4H
r,q4{",fl/y . #,€1S'+l
E6i,i"e$tfe
!i!i I i ::''
o
Testis, epidermis, dan
6
'.ol&"{gw tubulus seminiferus

43o . Atlas Berwarna Histologi


faAMBAs i-l f-6AMsAe ? I

'* )F,
il # *lqr\)";,
Fi

t-s,qjfiBAHg] leAmgnn 4 l

KUNCI
A arteriol L lumen Sg spermatogonia
AC kompartemen adluminal Lo lobulus Sp spermatid
Ad spermatogoniaA gelap MC selmioid ST tubulus seminiferus
Ap spermatogoniaApucat n nukleoli St stroma
B spermaogoniaB PS spermatositprimer Sz spermatozoa
BC kompartemen basal SC sel Sertoli TA tunika albuginea
BV pembuluhdarah SE epitel seminiferus TV tunikavaskulosa
CT jaringanikat Se septum V venula
F fibroblas

Sistem Reproduksi Pria . 4tt


*&&#S&ffi * r Sel interstisial. Testis.Monyet. &*&e$&K 3 o Rete testis. Manusia. Paraffin
Plasticsection.x2T0. section. x 132.

Stroma (St) yang mengitari tubulus semini- Rete testis (RT) terletak di mediastinum testis
ferus (ST) mempunyai pembuluh darah (B\D (MT), terdiri atas ruang-ruang berbentuk labirintin,
yang banyak, juga saluran limf (LV)yang luas. saling berhubungan, dibatasi oleh epitel (Ep) sela-
Banyak unsur vaskular berkaitan dengan sel-sel pis kubis. Jaringan ikat (CT) padat kolagen di
endokrin testis yaitu sel interstisial Leydig (IC), mediastinum testis tampak jelas, juga gambaran
yang menghasilkan testosteron. Sisrpan. Sel inter- tubulus seminiferus (ST). Spermatozoa menuju
stisial. Tbstis. Monyet. Plastic section. x 540. ke rete testis melalui saluran lurus dan pendek yaitu
Sel interstisial (lC) membenruk kelompokan kecil, tubuli rekti (TR).
dikenali melalui inti (N) yang bulat sampai lonjong
dan adanya lipid dalam sitoplasmanya.

S&ffi*&* 4 o Duktus epididimis. Monyet, Plastic


section. x 132.
*&&S*e& $ . Duktuli eferentes. Manusia. Paraffin
Duktus epididimis (DE) dapat dibedakan dari
section. x 132.
duktuli eferentes secara mudah. Perhatikan inti (N)
Bagian pertama epididimis yaitu duktuli eferen-
dari epitel pembatas (Ep) yang bertingkat ada
tes (De), menerima spermatozoa (Sz) dari rete duajenis, lonjong dan bulat, sedangkan pada duktuli
adalah bulat. Perhatikan bahwa lumen berisi sejum-
testis. Lumen duktuli dibatasi oleh epitel (Ep)
selapis torak, yang terdiri atas sel-sel tinggi dan
lah spermatozoa (Sz) dan epitel duduk pada
pendek, yang memberi gambaran tubulus ber- lamina basalis. Dinding duktus epididimis yang
gelombang. Jaringan ikat (CT) fibroelastis yang terdiri dari jaringan ikat dapat secara mudah
tebal dari dinding duktuli ditempati sejumlah sel- dibedakan dari selubung otot polos (SM) yang
tersusun melingkar.
sel otot polos (SM).

Tubulus seminiferus

Spermatozoa

KUNCI
BV pembuluh darah IC sel interstisial Leydig SM otot polos
CT jaringanikat LV pembuluhlimf ST tubulus seminiferus
DE duktusepididimis MT mediastinum testis St stroma
De duktuli eferentes N inti Sz spermatozoa
Ep epitel RT rete testis TR tubuli rekti

4t2 . Atlas Berwarna Histologi


t-sgsseaTl

[e&*frse* 3 l [c&!lqse* ql

Slstem Reproduksi Pria . Aaa


GAMBAR 1 r Duktus epididimis. Monyet. Plastic GAnfiBAR 2 o Duktus deferens. Monyet. Plastic
section. x 270. section, x 132.

Epitel (Ep) bertingkat torak dengan srereosilia Duktus deferens merupakan saluran berdinding mus-
membatasi lumen duktus epididimis terdiri atas dua kular yang tebal yang menghantarkan spermatozoa
jenis sel: sel basal (BC) yang rendah, dikenali dari duktus epididimis ke duktus ejakulatorius.
karena intinya bulat dan sel prinsipal (PC) torak yang Sarung muskular yang tebal terdiri atas tiga lapisan
tinggi, yang intinya lonjong dengan satu atau lebih otot polos: longitudinal luar (OL), sirkular
inti (nuldeoli,zn). Sel otot polos (SM) yang menrr- tengah (MC) dan longitudinal dalam (tL).
sun dinding epididimis, berjalan sirkular dan dike- Lamina propria (LP) yang fibroelastis menerima
lilingiunsurjaringan ikat (CT). Sisipan. Duktus darah dari pembuluh darah (BY) (panah) yang
epididimis. Monyet. Plastic section. x 540. menembus ketiga lapisan orot-otot. Epitel (Ep) ber-
basal (BC) dan inti
Perhatikan inti bulat dari sel tingkat torak membatasi lumen (L) yang berisi sper-
lonjong dari sel prinsipal (PC). Gerombolan matozoa. Sisipan. Duktus deferens. Monyet.
stereosilia (panah) terbentang ke dalam lumen yang Plastic section. x 270. Pembesaran kuat epitel
berisi spermatozoa (Sz). (Ep) bertingkat torak memperlihatkan adanya ste-
reosilia (Sc).

GAMBAR 3 . Vesikula seminalis. Manusia. GAMBAR 4 . Vesikula seminalis. Monyet, Plastic


Paraffin section. x 132. section. x 540.

Sepasang vesikula seminalis merupakan kelenjar Gambar fotomikroskopik ini merupakan pembesaran
tubular memanjang yang duktusnya bergabung kuat daerah yang serupa de ngan daerah kotd.k dalam
dengan duktus deferens tepat sebelum awal duktus gambar sebelumnya. Perhatikan sel-sel torak (CC)
ejakulatorius. Membran mukosa (MM) yang yang tinggi mempunyai inti (N) berkedudukan di
sangat berlipat-lipat dari vesikula seminalis terdiri basal dan sitoplasma memperlihatkan adanya gra-
atas epitel (Ep) bertingkat denganjaringan ikat nula sekretoris (panah). Sel basal (BC) yang
(CT) yang tipis di tengahnya. Membran mukosa yang rendah terkadang ada, yang mungkin berfungsi
berlipat beranastomosis antar lipatan, sehingga ter- sebagai sel pengganti untuk epitel. Hasil sekresinya
bentuk ruang-ruang kecil (bintang), yang meskipun dilepaskan ke dalam lumen (L) sebagai cairan
berhubungan dengan lumen di tengahnya, tampak kental yang tampak menggumpal dalam sajian
seperti daerah tersendiri. Suatu daerah serupa dengan histologik. Perhatikan adanya sejumlah kapiler (C)
daerah korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam jaringan ikat di tengahnya sebelah dalam
dalam Gambar4. epitel. Meskipun spermatozoa (Sz) sering tampak
dalam lumen vesikula seminalis, sel ini tidak
disimpan dalam vesikula seminalis.

434 . Atlas Berwarna Histologi


tEAMrAn7-l

rcAMBAuJ-.] t-cAMBARtl

KUNCI
BC sel basal L lumen n nukleoli
BV pembuluhdarah LP laminapropria OL lapis muskularlongi
C kapiler MC lapis muskular tudinal luar
CC seltorak sirkulartengah PC selprinsipal
CT jaringan ikat MM membranmukosa Sc stereosilia
Ep epitel N inti SM ototpolos
IL lapis muskularlongi- Sz spermatozoa
tudinaldalam

Sistem Reproduhsi Pria . 4t5


*,&ffiW.&R { r Glandula prostata. Monyet, Plastic &&fgS*&R 3 . Glandula prostat, Monyet. Plastic
section. x 132. section, x 540.

Glandula prostat merupakan kelenjar pelengkap Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
sistem reproduksi pria yang paling besa4 mempunyai serupa dengan daerah kotak pada gambar sebe-
kapsulajaringan ikat fibroelastis yang tebal, kontinyu lumnya. Perhatikan jaringan ikat fibroelastis stroma
dengan jaringan ikat stroma (St). perhatikan (St) memperlihatkan sejumlah pembuluh darah
dalam stroma ada otot polos (SM) dan pembuluh (BVJ dan sel otot polos (SM). Parenkim kelenjar
darah. Bagian sekresi kelenjar prostat terdiri atas terdiri atas sel torak (CC) juga sel basal (BC) yang
masing-masing kelenjar yang bentuknya bervariasi, rendah. Perhatikan apeks berbentuk kubah (panah)
tetapi terdiri atas epitel (Ep) selapis kubis atau dari beberapa sel torak tampak menonjol ke dalam
torak rendah, meskipun daerah epitel bertingkat lumen, yang berisi konkremen prostat (pc).
torak jelas terlihat. Suatu daerah serupa dengan Jumlah konkremen ini meningkat dengan bertam-
daerah kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat bahnya usia, dan mungkin mengalami katsifikasi.
dalam Gambar2.

&&WS-€IR S o Penis. Manusia. x.s. Paraffin &&P#R&K $ . Urtera. Manusia. Paraffin section.
section. x 14. x 132.

Penis terdiri atas tiga bangunan erektil: dua korpora Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran kuat
kavernosa dan korpus spongiosum. Potongan melin- d-oerah korak gambar sebelumnya. perhatikan
tang korpus spongiosum (CS) memperlihatkan uretra (U) yang seperti spons dibatasi oleh epitel
uretra (U) yang dikelilingi oleh jaringan erektil (Ep) bertingkat torak, dikelilingi oleh sarung
(ET) berupa ruangan yang tidak beraturan, berisi jaringan ikat (CT) jaran& yang mempunyai banyak
darah dibatasi oleh endotel. Jaringan seperti spons pembuluh darah (BV). Keseluruhan uretra dibung-
dikelilingi oleh jaringan fibrosa tebal yaitu tunika kus olehjaringan erektil (ET) korpus spongiosum.
albuginea (TA). Secara keseluruhan ketiga badan Selain itu, kelenjar Littr6 (GL) yang mukosanya
fibrosa dikelilingi oleh sarungjaringan ikat longgaq melepaskan hasil sekresi ke dalam lumen uretra,
dan pada tempat ini ada perlekatan kr:Jit. Daerah guna melumasi permukaan epitel.
kotak diperlihatkan dengan pembesaran kuat dalam
Gambar 4. Sisipan. Penis. Manusia. x.s. Paraffin
section. x 14. Ruang kavernosa (Cs) dari korpus
kavernosum lebih lebar daripada ruang kavernosa di
korpus spongiosum. Selanjutnya, trabekula fibrosa
(FT) lebih tipis sehingga korpora kavernosa menjadi
lebih besar selama ereksi daripada korpus spongiosum .

Duktus deferens
Ureter
Kandung kemih Kolon
Pubis Vesikula seminalis
Penis Ampula duktus deferens
Duktus ejakulatorius
Korpus kavernosum
Glandula prostat
Korpus spongiosum
Rektum
Uretra Anus
Glans penis Glandula bulbouretralis
Prepusium Bulbus penis

Sistem reproduksi pria

436 . Atlas Berwarna Histologi


leews*g { l

f serdgee tl
KUNCI
BC sel basal CT jaringan ikat Pc konkremen prostat
BV pembuluhdarah Ep epitel SM ototpolos
CC seltorak ET jaringan erektil St stroma
CS korpusspongiosum FT trabekulafibrosa TA tunikaalbuginea
Cs ruangkavernosa GL kelenjarLittr6 U ufetra

Sistem Reproduksi Pria . 4r7


GAMSAR I o Epididimis. Kelinci. Mikroskop mempunyai sejumlah organel seperti Golgi (G),
elektron. x 7.200. mitokondria (m) dan retikulum endoplasma kasar
(panah). Selain itu, sel prinsipal berisi badan-badan
Epitel yang membatasi duktuli eferentes terdiri atas padat (DB), mungkin suatu bahan sekresi. (Seizin
dua jenis sel torak tinggi: sel prinsipal (PC) dan Dr.R. Jones)
sel bersilia (CC). Perhatikan kedua jenis sel ini

KUNCI
CC sel bersilia G aparatus Golgi PC sel prinsipal.
DB badanpadat m mitokondria

458 . Atlas Berwarna Histologi


t
& Ringkasan Histologik

r. TESTTS pokan kecil sel interstisial (Leydig), yarg meru-


pakan sel endokrin dengan vakuola.
A. Kapsula
Kapsula jaringan ikat testis yang fibromuskular
dikenal sebagai tunika albuginea, yang mana lapis II. DUKTUS GENITAL
vaskular di sebelah dalamnya adalah tunika vasku- A. Tubuli Rekti
losa. Kapsula menebal pada mediastinum testis Tubuli rekti berupa tabung pendek, yang saluran-
dari tempat ini septa berasal, sehingga membagi nya lurus awalnya dibatasi oleh sel seperti Sertoli
testis menjadi sekitar 250 lobuli testis yang tidak
dan selanjutnya epitel selapis kubis, menghubung-
sempurna! dengan setiap lobulus berisi satu sampai
kan tubulus seminiferus ke rete testis.
empat tubulus seminiferus terbenam dalam stroma
jaringan ikat.
B. Rete Testis
Rete testis terdiri atas ruang-ruang berbentuk labirin
B. Tubukus Seminiferus
dibatasi oleh sel kuboid dalam mediastinum testis.
Setiap tubulus seminiferus yang sangat berkelok-
kelok terdiri atas tunika propria yang fibromus-
G. Epididimis
kular, yang dipisahkan dari epitel seminiferus oleh
membaranabasalis. 1. Duktulieferentes
Duktuli eferentes terdiri atas kaput epididimis,
1. Epitelseminifurus
lumennya dibatasi oleh epitel selapis torak (torak
Epitel seminiferus terdiri atas sel-sel Sertoli seba-
tinggi bersilia dan torak rendah tidak bersilia).
gai penyokong dan berlapis-lapis gamet pria yang Dinding duktulus terdiri atas jaringan ikat fibro-
sedang berkembang. Sel Sertoli membentuk sawar elastis dan sel otot polos.
darah testis melalui pembentukan occluding junction
satu sama lain, jadi membagi tubulus seminiferus
2.Duktus Epididimis
mergadi kompartemen adluminal dan kompar- Duktus epididimis terdiri atas korpus dan kauda
temen basal. Kompafiemen basal ditempati sper- epididimis. Lumennya dibatasi oleh epitel berting-
matogonia A (baik terang dan gelap), spermato. kat terdiri atas sel basal rendah dan sel prinsipal
gonia B dan sisi basal sel Sertoli. Kompartemen tinggi mempunyai stereositia (mikrovili panjang).
adluminal berisi bagian apikal sel Sertoli, sper- Epitel dipisahkan oleh membrana basalis dari
matosit primer, spermatosit sekunder, sperma- dinding jaringan ikat yang mengandung sel-sel otot
tid dan spermatozoa. polos.

2.Tunikapropria
D. Duktus Deferens (vas deferens)
Tunika propria terdiri atas jaringan ikat kolagen
Saluran yang melebar dari duktus epididimis yaitu
jarang, fibroblas dan sel-sel mioid.
duktus deferens merupakan bangunan yang sangat
muskular. Tunika mukosa dari lumennya yang
G. Stroma kecil terdiri atas epitel bertingkat dengan stereo-
Stroma jaringan ikatjarang, yang vaskular, menge- silia duduk pada lamina propria dari jaringan fibro-
lilingi tubulus seminiferus, yang ditempati kelom- elastis yang tipis. Sarung otot yang tebal terdiri atas

Sistem Reproduhsl Pria . 439


tiga lapisan otot polos yaitu lapis longitudinal tipis, yang septanya membagi kelenjar menjadi
dalam, lapis longitudinal luar dan lapis sirkular lobulus-lobulus. Sel-sel kutroid sampai torak
tengah. Tunika adventisia dari jaringan fibroelastis membatasi lumen kelenjar mempunyai inti yang
jarang, mengelilingi lapis otot longitudinal luar. terdesak ke sebelah basal. Saluran utama setiap
kelenjar menghantarkan sekresi mukusnya ke
dalam uretra pars kavernosa (spongiosa).
III. KELENJAR PELENGKAP
A. Vesikula Seminalis
IV. PENIS
Vesikula seminalis merupakan dua bangunan ber-
bentuk tubulus yang sangat berkelok-kelok, berga- Penis terbungkus kulit, mempunyai kapsula fibrosa
bung dengan duktus deferens, membentuk sepasang yang tebal yaitu tunika albuginea yang membung-
duktus ejakulatorius. Membran mukosa yang kus ketiga bangunanjaringan erektil. Dua bangunan
sangat berlipaGlipat dari vesikula seminalis terdiri sebelah dorsal yaitu korpora kavernosa dipisah-
atas epitelbertingkat, yang sel toraknya diselingi kan satu sama lain secara tidak sempurna oleh septa
dengan sel basal yang pendek, duduk pada lamina yang berasal dari tunika albuginea. Korpus kaver-
propria yang fibroelastis. Sarung muskular terdiri nosum uretra (korpus spongiosum) berisi pars
atas lapis otot polos sirkular dalam dan longi- spongiosa uretra. Ruang vaskular jaringan erektil
tudinal luar dan dibungkus jaringan fibrosa dari dibatasi oleh endotel.
tunika adventisia.

V, URETRA
B, Kelenjar Prostat
Uretra pria dibagi menjadi tiga daerah: uretra pars
Duktus ejakulatorius bermuara ke uretra saat ketiga
prostatika, uretra pars membranosa dan uretra
bangunan menembus substansi kelenjar prostat,
pars spongiosa (kavernosa).
dimana kapsulanya terdiri atas jaringan ikat fibro-
elastis dan sel otot polos. Stroma kelenjar yang
A. Epitel
padat, kontinyu dengan kapsula. Parenkim prostat
terdiri atas sejumlah kelenjar yang masing-masing Uretra pars prostatika dibatasi oleh epitel transi-
tersusun dalam tiga lapisan: mukosa, submukosa sional, sedangkan pars membranosa dan pars
dan eksterna (utama). Lumen ketiga kelompokan spongiosa dibatasi oleh epitel bertingkat sampai
ini dicurahkan ke dalam tiga sistem saluran menuju berlapis torak. Uretra pars spongiosa sering
ke dalam sinus uretra yang melebar. Mukosa tampak daerah epitel berlapis gepeng. Sel-sel
kelenjar yang berlipat-lipat terdiri atas epitel sela- goblet dan kelenjar intraepitelialjuga ada.
pis kubis sampai torak (dengan daerah-daerah
bertingkat torak) disokong oleh stroma vaskular B. Lamina Propria
fibroelastis yang memperlihatkan sel otot polos. Lamina propria terdiri atas suatu jenis jaringan
Seringkali, lumen kelenjar pada pria usia lanjut ikat longgar berisi serat elastin daa kelenjar
mempunyai konkremen prostat bulat sampai lon- Littr6. Juga tampak otot polos yang tersusun
jong, sering berlapisJapis dan mungkin mengalami memanj ang dan melingkar.
kalsifikasi

G, Kelenjar Bulbouretralis
Masing-masing kele4jar bulbouretralis (Cowper)
yang kecil mempunyai kapsula jaringan ikat yang

440 r Atlas Berwarna Histologi


Indera Khusus
Organ-organ indera khusus mencakup pengecapan, Tunika vaskularis terdiri atas beberapa daerah :
penciuman, penglihatan, pendengaran dan keseim- iris dan korpus siliaris berkedudukan sebelah ante-
bangan. Alat pengecapan (aparatus gustatorius) rior dan koroid mengandung banyak pembuluh
terdiri atas kuncup kecap (taste buds), dijelaskan darah dan pigmen berkedudukan sebelah posterior.
pada Bab 13 dan epitel olfaktorius dijelaskan pada Otot polos intrinsik yang terletak pada iris berfungsi
Bab 12. Bab ini menjelaskan secara rinci gambaran untuk menyesuaikan pupil, pembukaan iris, dimana
mikroskopik mata, mencakup sensasi visual dan otot-otot intrinsik terletak dalam korpus siliaris
telinga, mencakup sensasi auditorik dan sensasi berfungsi mengendurkan tegangan pada lensa,
vestibularis. sehingga memudahkan untuk memfokuskan dekat
(akomodasi) dengan mempengaruhi ketebalan lensa.

O MATA Retina merupakan lapisan yang paling dalam,


terdiri atas 10 lapisan yang berperan dalam mene-
Mata merupakan organ sensoris dimana lensa rima rangsangan cahaya dan menimbulkan impuls.
mata mampu memfokus berkas cahaya yang dipan- Kedua fotoreseptor adalah sel batang yang men-
carkan dari lingkungan luar pada sel-sel fotosensitif sintesis rhodopsin dan sel kerucut yang mem-
di retina (lihat Gambar 19-1). Intensitas, letak dan bentuk iodopsin, dimana sel batang sensitif untuk
panjang gelombang dari cahaya yang dihantarkan cahaya redup dan sel kerucut sensitif untuk cahaya
sebagian diproses di retina diartikan oleh korleks terang. Akson penghubung neuron yang terletak
visual otak sebagai bayangan tiga demensi berwarna dalam retina, meninggalkan mata melalui nervus
dari lingkungan sekitarnya. Masing-masing bola optikus untukbersinaps di otak.
mata, dilindungi oleh kelopakmata, yang dapatber-
Yang termasuk komponen tambahan bola mata
gerak karena otot skelet ekstrinsik, yang membantu
adalah humor akueus, berbentuk cairan korpus
melekatkannya pada orbita tulang. Permukaan ante-
vitreum (badan kaca) berbentuk gel dan lensa
rior mata dibasahi oleh air mata, suatu campuran
mata, seluruhnya bekerja sebagai bagian dari media
kompleks dari protein, garam-garam, peptida dan
refraksi. Humor akueus, letaknya dalam kamera
molekul organik dalam suatu media cair yang di-
okuli posterior dan kamera okuli anterior dan
sekresi oleh kelenjar lakrimalis. Tiga selubung yang
korpus vitreum, letaknya di belakang lensa mata,
men)'usun dinding bola mata: tunika fibrosa sebelah
juga penting dalam memberikan nutrien ke lensa
luar, tunika vaskulosa (uvea) di tengah dan tunika
dan kornea yang avaskular.
neruosa (retina) di dalam.
Tunika fibrosa (lapisan kornea-sklera) terdiri
dari sklera yang opak, putih yang melapisi sisi pos- O TELINGA
terior bola mata dan kornea yang transparan yang
melapisi 116bagian anterior bola mata. Pertemuan Telinga berfungsi menerima suara juga persepsi
antara sklera dan kornea dikenal sebagai limbus. orientasi kepala dan oleh karena itu tubuh berhu-

Indera Khusus r 441


GAMBAR 19-1 Mata

Muskulus siliaris

Daerah metabollk

Sel Mtlller

Akson sel ganglion


ke nervus optikus

442 . Atlas Serwarna Histologi


GAMBAR 19-2 Telinga

Saraf akustikus ...-..,


Kanalis semisirkularis

Tuba auditoris

Skala vestibuli
Membrana tektoria
Membran vestibulads
Ganglion spiralis

Organ Korti
Membrana basilaris
Skala timpani

Sel rambut dalam


Sel falangs dalam

Serat saraf koklearis

Indera Khusus o 443


bungan erat dengan arah gayagravitasi (lihat Gam- Dalam duktus koklearis ada organ korti yang
bar l9-2). Untuk melakukan kedua fungsi pen- berbentuk spiral dimana sel-sel rambut dalam
dengaran dan keseimbangan, telinga dibagi menjadi dan sel-sel rambut luar berhubungan erat dengan
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. membrana tektoria. Getaran memtrrana basilaris,
Telinga luar terdiri atas tulang rawan, aurikula padamana sel-sel rambut tegak, ditimbulkan oleh
(pinna) yang dilapisi oleh kulit dan meatus audito- gerakan perilimf, mengakibatkan rangsangan saraf
rius eksterna dengan rangka tulang rawan sebelah koklea dari sel-sel rambut. Dendrit nervus koklearis
luar dan tulang pada sisi dalam, dimana ujung menuju ganglion spiralis yang terletak di modiolus.
sebelah dalam dipisahkan dari telinga tengah oleh Getaran yang timbul pada oval window diteruskan
membrana timpani yang tipis. pada membran timpani sekunder yang melapisi round
Kavum timpani di telinga tengah ada tiga window di koklea. Sel-sel rambut, yang berkaitan
osikula auditoris: yang paling luar malleus dengan membrana tektoria, berperan untuk mene-
(hammer), tengahnya incus (anvil) dan paling dalam ruskan suara (mencapai sel-sel rambut dalam ben-
stapes (stirrup). Ruang ini berhubungan dengan tuk gelombang tekanan) menjadi sinyal listrik yang
nasofarings melalui tuba auditoris (eustachii) dihantarkan ke otak.
dari tulang rawan, yang membuat seimbang tekanan Labirin tulang juga berisi utrikulus, sakulus
atmosfir pada kedua sisi membran timpani. dan tiga kanalis semisirkularis yang dalamnya
Gelombang suara dikumpulkan oleh aurikula ke berisi endolimf, bangunan yang berbentuk mem-
membran timpani, dimana karena kerja osikula bran ini berperan dalam keseimbangan dan orientasi
auditoris getarannya di tingkatkan dal dihantarkan dalam ruang tiga dimensi.
ke oval window di koklea telinga dalam. Komponen utama utrikulus dan sakulus berke-
Telinga dalam, berkaitan dengan pendengaran dudukan saling tegak lurus satu sama lain dikenal
maupun keseimbangan, terletak dalam labirin pada sebagai makula. Dalam bangunan ini ada sel-sel
pars petrosa os temporal. Daerah yang paling dekat rambut neuroepitel, yang mikrovili dan kinosilia
dengan telinga tengah adalah koklea tulang, di (silia non motil) menonjol ke dalam membran
dalamnya ada aparatus untuk pendengaran, semen- otolitik yang mengandung protein. Utrikulus dan
tara sisi dalamnya mengandung bangunan yang sakulus bereaksi terhadap akselerasi linear.
bekerj a untuk fungsi vestibular (keseimbangan). Kumpulan sel-sel rambut yang sama terdapat di
Koklea tulang berisi duktus koklearis yang krista ampularis pada ampula setiap kanalis semi-
berisi endolimf, yang dikelilingi oleh perilimf, sirkularis. Mikovili dan kinosilia dari sel-sel neuro-
terbagi menjadi skala vestibuli (terletak sebelah epitel ini juga menonjol ke dalam materi protein
superior) dan skala timpani yang letaknya inferior. yaitu kupula, yang tidak mengandung otolit.
Skala vestibuli dan skala timpani berhubungan satu Karena setiap kanalis semisirkularis saling tegak
sama lain melalui helikotrema, yang berupa celah lurus safu sama lain, akselerasi yang berbentuk sudut
kecil. sepanjang ketiga sumbu dicatat dan diartikan seba-
gai vektor dalam tiga dimensi.

444 . Atlas Berwarna Histologi


rl
W Histofisiologi
I. MATA lapisan yang paling dalam, epitel pigmen retina dan
lapisan batang dan kerucut, berperan utama dalam
A. Bola Mata menerima rangsang penglihatan.
Mata berfungsi sebagai organ fotosensitif betperan Epitel pigmen retina berfungsi dalam esteri-
untuk penglihatan. Mata menerima cahaya melalui fikasi vitamin A dan menghantarkannya ke batang
kornea, yang selanjutnya difokuskan pada retina dan kerucut, memfagosit ujung-ujung batang dan
melalui lensa. Di tempat ini sel-sel khusus (batang kerucut yang lepas dan mensintesis melanin, yang
dan kerucut) mengenali berbagai gambaran bayangan mengabsorpsi cahaya setelah batang dan kerucut
untuk diteruskan ke otak melalui nervus optikus. menerimarangsangan.
Otot ekstrinsik melekat pada bola mata betfungsi Batang sensitif terhadap intensitas c ahay a y atg
dalam mengarahkan pupil ke kedudukan yang rendah dan mempunyai banyak diskus yang gepeng
paling tepat untuk menerima bayangan yang dilihat. berisi rhodopsin (suatu protein membran integral,
Karena mata merupakan satuan tetpisah dan karena opsin berikatan ke retina, bentuk aldehid dari
lapangan pandangnya saling menindih, menjadi vitamin A) pada segmen luar. Jika cahaya
mungkin melihat bayangan tiga dimensi. Otot'otot diabsorpsi oleh rhodopsin, maka akan berdisosiasi
intrinsik ditunjukkan melalui sfingter pupilae dan ke dalam retina dan opsin (bleaching), memu-
muskulus dilatator pupilae menyesuaikan diri dahkan difusi ikatan Ca'. ke dalam segmen luar.
dengan pembukaan iris. Otot polos siliaris mem- Kelebihan Ca'* menimbulkan hiperpolarisasi sel
pengaruhi tekanan serat suspensorium (zonula) ter- dengan menutup channel Na. , jadi mencegah
tanam pada lensa, jadi mempengaruhi bentuk lensa masuknya Na* ke dalam sel. Potensial listrik yang
(akomodasi) untuk penglihatan dekat danjauh. ditimbulkan diteruskan ke batang lain melalui gap
Melanosit terletak pada epitel dan stroma iris junction dan kemudian sepanjang jalur ke nervus
menghalangi cahaya melewati iris, kecuali pada optikus. Disosiasi retina dan opsin terbentuk
pupil. Selain itu, wamamataberkaitan denganbanyak- kembali dan ion Ca'. ditangkap kembali, menim-
nya melanin yang dihasilkan oleh melanosit ini: bulkan potensial istirahat yang normal.
Melanin dalam jumlah besar menyebabkan mata Kerucut, sensitif terhadap cahaya yang inten-
hitam, sedangkan sedikit melanin mempengaruhi
sitasnya tinggi, menghasilkan ketajaman peng-
wamamatalebihpucat.
lihatan lebih besar, lebih banyak jumlahnya dari-
Humor akueus, suatu filtrat plasma dihasilkan pada batang dan menghasilkan iodopsin, fotopig-
oleh sel-sel yang melapisi prosesus siliaris, berjalan men sensitif terhadap cahaya merah, hijau atau biru.
dari kamera okuli posterior ke dalam kamera okuli Mekanisme penghantaran fotoenergi menjadi
anterior melalui pembukaan antara lensa dan pupil. energi listrik untuk penghantaran ke otak melalui
Dinding bola mata terdiri atas tiga lapisan: tunika nervus optikus adalah sama dengan yang dijelaskan
fibrosa, tunika vaskularis dan tunika retina. padabatang.
Tunika retina berperan untuk fotoresepsi. Batang dan kerucut keduanya terangsang (on)
Meskipun retina memperlihatkan 10 lapisan yang atau dihambat (ofl) oleh cahaya, jadi sel-sel ini
berbeda, pada umumnya sel-selnya menyokong menandakan letak pixel terang dan dalam hal keru-
danlataumenerima impuls ke nervus optikus untuk cut menandakan pixel warna. Dendrit dari 10 jenis
diteruskan ke otak untuk mengartikannya. Dua yang berbeda dari sel-sel bipolar menerima infor-

Indera Khusus . 445


masi dari batang dan kerucut dan kemudiaa infor- II. TELINGA
masi ini dihantarkan oleh akson sel-sel bipolar ke
dalam strata khusus dari lapis pleksiform dalam Telinga terdiri atas tiga bagian: telinga luar (pinna
dari retina. Hantaran rangsangan selanjutnya di- dan meatus akustikus eksternus), yang menerima
awasi dan diubah oleh satu atau lebih dai27 jenis gelombang suara; telinga tengah (berisi osikula
tulang), yang menghantarkan gelombang suara; dan
sel-sel amakrin, yang aksonnya dapat berialan bebe-
rapa milimeter atau tepat beberapa mikrometer dari telinga dalam (berisi koklea), dimana gelombang
luasnya retina. Lapis luar retina terdiri atas 1 2 jenis suara diubah menjadi rangsang saraf dan sensasi
sel-sel ganglion yang interaksinya dengan sel-sel keseimbangan dicapai melalui aparatus vestibu-
bipolar dan sel-sel amakrin mengakibatkan hantaran laris.
l2bayanganbergerak yang berbeda (suatu arus per- Membrana timpani (yaitu gendangan telinga),
pindahan terus menerus yang serupa tetapi tidak terletak pada sisi yang paling dalam dari meatus
dibentuk kotak demi kotak) dari pandangan yang akustikus eksternus, memisahkan telinga luar dari
sama melalui nervus optikus ke korteks visual otak telinga tengah. Membran ini berperan meneruskan
untuk analisis selanjutnya, menyusun dan meng- gelombang suara menjadi getaran mekanis yang
artikannya. Bayangan yang bergerak ini sangat dihantarkan oleh osikula tulang. Kavum timpani di
berbeda satu sama lain, dalam hal beberapa terdiri telinga tengah berisi malleus, incus dan stapes
atas cahaya kuat, selain terdiri atas garis batas luar (osikula tulang) menghubungkan dalam deretan
dan masih dapat menimbulkan bayangan. Ini adalah satu samalain dan antaramembrantimpani dan oval
fungsi korteks visual untuk menyusun pergerakan window dari dinding tulang. Rangkaian ini sangat
ini ke dalam suasana yang kita kenali. Perlu meningkatkan dan meneruskan pergerakan mem-
ditekankan bahwa ini adalah penjelasan sederhana brantimpani ke oval window.
beberapa konsep akhir penglihatan yang benar Labirin tulang dari telinga dalam, dibagi men-
berubah karena keterangan lebih lanjut diperoleh jadi kanalis semisirkularis, vestibulum dan koklea,
dari penelitian dalambidang ini. yang berisi perilimf. Bagian longgar di dalamnya
Diskus optikus, daerah dimana nervus optikus dan seluruh pembagian tersebut adalah labirin mem-
ke luar dari bola mata, tidak mengandung kerucut bran berisi endolimf. Pergerakan cairan sekitar di-
maupun batang; sehingga, diskus optikus ini mewa- dalam sistem ini diterima oleh sel-sel sensoris ter-
kili tempat yang disebut bintik buta. Tepat lateral tentu yang terdapat dalam labirin membran dan
terhadap bintik buta (blind spot) ada fovea sentralis, akhirnya diubah menjadi rangsangan listrik untuk
suatu lekukan pada dinding bola mata. Fovea sentralis dihantarkan ke otak.
kebanyakan mengandung kerucut yang tersusun demi- Sakulus dan utrikulus, labirin membran yerrg
kian padat sehingga tidak semua lapisan retina ada. khusus dalam vestibulum berisi sel-sel rambut tipe
Ketajaman pengthatan terbesar ada di fovea sentralis. I dan tipe II (sel neuroepitel yang mengandung
banyak stereosilia dan satu kinosilia) dimana ujung
B. Organ Pelengkap bebasnya terbenam dalam membran otolit yang
berisi kristal kalsium karbonat yang disebut otolit
Organ pelengkap mata mencakup konjungtiva,
(otokonia). Keseimtrangan statis dan akselerasi
palpebra (kelopak mata) dan kelenjar lakrimalis.
linear ditentukan oleh pergerakan (atau tidak ada-
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang
nya pergerakan) pada stereosilia atau kinosilia dari
transparan membatasi kelopak mata dan melipat
sel-sel rambut ini. Ambang pembengkokan ste-
pada bola mata. Palpebra berisi modifikasi keleniar
reosilia atau kinosilia akan mendepolarisasikan sel-
sebasea yaitu kelenjar meibom, berperan dalam
sel rambut, selanjutnya menangkap informasi (mela-
mempengaruhi tegangan permukaan cairan air
lui neurotransmisi) ke iuluran neuron vestibularis
mata, jadi memperlambat penguapan. Kelenjar
primer yang letaknya di ganglion Scarpa.
lakrimalis mensekresi air mata yang menjaga
konjungtiva dan komea tetap basah. Air mata juga
Duktus semisirkularis, merupakan labirin
membran yang khusus dalam kanalis semisirkula-
mengandung lisozim, suatu enzim antibakteri.

446 . Atlas B"r*urrru Histotogi


ris, yang berisi sel rambut neuroepitelial terletak Organ Corti yang berbentuk spiral duduk
di krista ampularis (daerah sensoris) dari ampula. pada membran basilaris, berisi antara lain sel-sel
Ujung bebas sel-sel rambut ini terbenam dalam penyokong, neuroepitelial sel-sel rambut dalam
suatu glikoprotein yaitu kupula. Pergerakan endo- dan luar yang ujung bebasnya terbenam dalarn zat
limf dan kupula diterjemahkan ke sel-sel rambut, menyerupai gel yaitu membran tektoria. Hantaran
yang pada gilirannya mengubah aktivitas di ujung suara/konduksi suara melalui membrana timpani
sinaptik dan terkait dengan dasar sel rambut. Proses dan osikula ke oval window dan mendorong gerakan
ini peka terhadap akselerasi rotasi pada setiap tiga perilimf dalam skala timpani, yang menggetarkan
arah kedudukan kanalis semisirkularis. Jadi, struk- membrana basilaris, sehingga menggerakkan sel-
tur ini berperan untuk sensasi vestibular kese- sel rambut tetapi bukan membraaa tektoria. Mem-
imbangan dan orientasi. bengkokkan sel-sel rambut menyebabkannya mele-
Sakus endolimfatikus (ujung akhir duktus paskan substansi neurotransmiter, merangsang sel-
endolimfatikus) berisi sel-sel fagositik dalam lumen- sel bipolar ganglion spiralis, terjadi penghantaran
nya dan mungkin berfungsi dalam resorpsi endo- impuls ke pusat yang lebih tinggi di otak. Meskipun
limf. membrana basilaris bergetar pada banyak frek-
wensi, daerah tertentu bergetar secara optimal pada
Duktus koklearis berisi organ Corti berben'
frekwensi terlentu. Misalnya, gelombang suara
tuk spiral, yang dibatasi oleh skala vestibuli dan
frekwensi rendah diterima jauh dari oval window.
skala timpani (kedua skala berisi perilimf dan ber-
Perlu diingat bahwa suara keras, seperti halnya pada
hubungan pada helikotrema). Membran vesti-
konser musik rok, menciptakan sejumlah besar
bularis terletak antara skala vestibuli dan duktus energi dalam mekanisme pendengaran, keadaan
koklearis berfungsi untuk mempertahankan gra' demikian mungkin memerlukan 2 atau3 hari untuk
dien ion yang tinggi antara perilimf dan endolimf. secara keseluruhan melepaskan energi dan bunyi
bisingberhenti.

Indera Khusus . 447


fu,
$fi.'
$+ CONTOH KASUS KLINIS
WarnaMataBiru menjadi terpisah, menyebabkan kerlsakan iskemik
Sampai sekitar 6000-10.000 tahun yang lalu, setiap pada neuron. Kondisi ini mungkin menyebabkan
manusia mempunyai mata coklat; kemudian, suatu kebutaan sebagian, tetapi kondisi ini mungkin bisa
mutasi kecil pada peralihan yang menutup gen OCA2 dikoreksi melalui tindakan bedah.
menimbulkan ketidakmampuan individu untuk
menyusun protein P pada iris. Protein P terlibat pada TuliKonduktif
pembentukan melanin; jadi, orang dengan mutasi ter- Tuli konduktif mungkin timbul dari infeksi telinga
tentu ini dapat mensintesis melanin secara normal tengah (otitis media), sumbatan atau osteosklerosis
kecuali pada iris dan bukannya mata mempunyai wama telinga tengah.
soklat, mata orang tua adalah biru. Jadi, diduga bahwa
semua individu bermata biru adalah turunan dari satu Tuli Saraf
orang yang dilahirkan pada milenium ke-6 sampai ke- Tuli saraf akibat dari suatu kerusakan pada bagian
8SM. koklear dari nervus vestibulokoklearis (saraf kranial
VIII). Kondisi ini mungkin akibat penyakit, paparan
Miopia dan Hiperopia yang berkepanjangan pada suara keras dan/atau obat-
Ketika seseorang menua, sumbu panjang orbita ber- obatan.
ubah, sepertijuga lengkungan kornea dan lensa, fokus
bayangan pada retina digantikan di bagian depan retina PenyakitM6ni6re
(visus miopia) atdu di belakang retina (visus hipero- Penyakit M6nidre adalah suatu kelainan telinga dalam
pia). Kondisi ini mungkin bisa dikoreksi dengan lensa dicirikan oleh adanya gejala seperti halnya hilangnya
(kacamata atau lensa kontak) atau melalui pembe- pendengaran karena penimbunan cairan yang berlebih
dahan refraksi, membantu lensa memfokuskan pada dalam duktus endolimfatikus, vertigo, tinitus, mual dan
retina. muntah. Banyak gejala mungkin diringankan dengan
obat yang ditujukan untuk verligo dan nausea atau
Glaukoma pada kasus yang berat, mungkin dilakukan neurektomi
Glaukoma adalah suatu kondisi tekanan intraokular vestibularis (memutuskan nervus vestibularis). Pada
yang tinggi disebabkan oleh suatu sumbatan yang kasus yang sangat berat, pilihan pengobatan adalah
mencegah humor akueus keluar dari kamera okuli iabirintektomi, dimana kanalis semisirkularis dan
anterior. Jika dibiarkan tidak diobati, kerusakan nervus koklea diangkat secara pembedahan.
optikus akibat tekanan yang demikian mungkin meng-
akibatkan kebutaan. Mendengar Tanpa Suara
Terlihat bahwa seseorang yang tuli seperti halnya indi-
Katarak vidu yang mendengar secara nomal dapat mendengar
Katarak, suatu kondisi umum penuaan, disebabkan pada ha1-hal yang tidak adanya suara. Nampaknya
oleh radiasi UV berlebihan dan karena pigmen dan zat bahwa beberapa sel-sel falangeal dan sel-sel tiang dari
lainnya tertimbun pada lensa, menjadikan lensa opak koklea melepaskan ATP secara spontan; ATP yang
sehingga mengganggu penglihatan. Kondisi ini mung- dilepaskan mengaktifkan se1-sel rambut di sekitarnya
kin bisa dil<oreksi dengan mengoperasi lensa dan meng- untuk melepaskan zat neurotransmitemya yang menye-
gantikannya dengan lensa tiruan. babkan neuron auditoris terangsang dan impuls dihan-
tarkan ke otak. Suara ini seperti tidak dapat dikatakan
RetinaLepas seperti halnya tinitus (berdenging pada telinga) arau
Retina lepas mungkin akibat dari trauma yang meng- seperti kompleks irama musik.
akibatkan lapisan saraf dan lapisan pigmen retina

448 . Atlas Berwarna Histologi


o &evAT&!w

Indera Khusus . 449


fr&&S&AX $ . Kornea. Monyet. Paraffin section. *,&SSSI&A * . Sklera. Monyet. Paraffin section.
x 132. x 132.

Kornea merupakan struktur transparan yang terdiri Sklera adalah serupa dan kontinyrr dengan kornea,
dari banyak lapisan. Permukaan anteriornya dilapisi tetapi sklera tidak transparan. Perhatikan epitel
oleh epitel (Ep) berlapis gepeng tanpa lapisan (Ep) konjungtiva melapisi permukaan anterior
tanduk pada sisi kanan bayangan, sebelah dalamnya sklera. Sebelah dalam epitel ada jaringan epi-
ada membran Bowman tipis, aselular. Sebagian besar sklera (ET) yang longgar, tampakjelas pembuluh
kornea yaitu stroma (St) terdiri atas serat kola- darah-nya (B\D. Stroma (St) terdiri atas berkas
gen (CF) yang susunannya teratur dan fibroblas di serat kolagen (CF) yang tebal, di dalamnya ada
anta.ranya, dimana inti-nya (N) terlihat jelas. Per- sejumlah fibroblas (F). Lapisan paling dalam sklera
mukaan posterior kornea dibatasi oleh epitel (Ep) adalah lamina suprakoroid (SL), dimana dalam
selapis gepeng sampai kubis. Membran Descemetyang melanosit (M) ada pigmen melanin yang gelap
tipis aselularterletak antara epitel selapis dan stroma. yang khas pada lapisan ini.
Sisipan. Kornea. Monyet. Paraffin section. x
270. Pada pembesaran kuatpermukaan anteriormem-
perlihatkan epitel (Ep) berlapis gepeng juga mem- &&ffi&$,K 4 . Korpus siliaris. Monyet. Paraffin
bran Bowman (BM) yang aselular. Perhatikan ber- section. x 132.
kas serat-serat kolagen (CF) yang tersusun ter-
atur dan di antaranya ada fibroblas (F). Korpus siliaris terdiri atas prosesus siliaris (CP),
menonjol ke dalam kamera posterior (PC), pada
di mana ligamentum suspensorium (zonular fiber)
SA€lfiffiAm 3. lris. Monyet. Paraffin section. x 132. melebar ke lensa. Seluruh korpus siliaris terdiri atas
otot polos (SM) tersusun lebih kurang dalam tiga
Iris (I) memisahkan kamera anterior (AC) dari lapisan, tidak tampak dalam fotomikroskopik ini.
kamera posterior (PC). Tepi medial bangunan ini Sejumiah sel-sel pigmen (Pc) ada dalam daerah
membentuk pupil (P) mata. " Iris terdiri atas tiga ini. Perhatikan epitel korpus siliaris terdiri atas dua
lapisan, lapis luar yang tidak kontinyu ada melano-
lapis: epitel berpigmen sebelah luar (Op) dan
sit dan fibroblas; lapis fibrosa (FL) di tengah, ada epitel tidak berpigmen (lN) sebelah dalam.
sel-sel pigmen (Pc) dan fibroblas; dan lapis Lapis vaskular (VL) yang sempit tampak antara
posterior ada dua lapis epitel berpigmen (PEp)."
epitel dan otot siliaris. Pada dasar atau akar dari iris
Otot sfingter (sM) dan otot dilatator terdiri atas
melekat korpus siliaris.
otot polos dan otot polos yang mirip sel-sel mioepitel.
Daerah pupil dari iris bersentuhan dengan kapsula
(Ca) dari lensa (L) mata pada individu yang hidup.

Nervus optikus

Muskulus siliaris

Korpus vitreum

Mata, muskulus siliaris, iris, dan lensa

45O . Atlas Berwarna Histologi


t-serxe&eTl l$Affi*Aa a-l

OP

qI
[ep,nsxea

KUNCI
AC kamera anterior FL lapis Pc
fibrosa sel pigmen
BM membranBowman I iris Pep epitelberpigmen
BV pembuluh darah IN lapis nonpigmen dalam Sep epitel gepeng
Ca kapsula L lensa SL lamina suprakoroid
CF seratkolagen M melanosit SM ototpolos
CP prosesussiliaris N inti sM ototsfingter
Ep epitel OP lapisberpigmenluar St stroma
ET jaringanepisklera P pupil VL lapisvaskularis
F fibroblas PC kameraPosterior

Indera Khusus . 451


SAPIBA* t. Lapisan mata. Monyet. Paraffin SAfWS&& ?. Retina. Pars optika. Monyet.
section. x 1 4. Paraffin section. x 270.

Fotomikroskopik ini adalah irisan anterolateral bola Pars optika retina terdiri atas 10 lapisan yang jelas.
mata, sebagaimana tampak kelenjar lakrimalis Epitel pigmen (1), merupakan lapis yang paling
(LG). Perhatikan bahwa ketiga lapisan bola mata luar, sangat erat berhadapan dengan koroid (Ch)
sangat tipis dikaitkan dengan diameternya. Sklera yang vaskular dan berpigmen. Berbagai daerah
(S) merupakan lapisan yang paling luar. Koroid batang (R) dan kerucut (C) membentuk empat
(Ch) yang berpigmen dan retina (Re) yang mempu- lapisan berikutnya. Lapisan-lapisan ini adalah lapis
nyai banyak lapisan, mudah dibedakan meskipun batang dan kerucut (2), membrana limitans
dengan pembesaran rendah ini. Kompartemen eksterna (3), lapisan inti luar (4) dan lapisan
posterior (PCo) yang terletak di belakang lensa pleksiform luar (5). Lapisan inti dalam (6)
ditempati korpus vitreum. Daerah serupa dengan ditempati badan sel berbagai sel glia (Mriller) dan sel-
dqerohkotakdiperlihatkandenganpembesarankuat sel neural. Lapisan pleksiform dalam (7)
dalamGambar2. merupakan daerah terbentuknya sinaps, sedangkan
lapisan sel-sel ganglion (B) ditempati badan sel
neuron multipolar dan neuroglia. Arah ke pusat (ke
6AM*&P 3 o Batang dan kerucut. Monyet. arah susunan saraf pusat) serat-serat dari sel gang-
Scanning electron microscope. x 6,300, lion ini membentuk lapisan serat nervus opti-
kus (9), sedang membrana limitans interna
Gambar mikroskopik scanning elektron ini pada (10) terdiri atas juluran panjang sel-sel Miiller yang
retina monyet memperlihatkan daerah dimana ada mengikuti permukaan dalam dari mata. Suatu
beberapa kerucut (c) dan tampak morfologi yang daerah serupa dengan daerah kotak diperlihatkan
tebal dan daerah inti yang lebih luas dan sedikit dalam Gambar 3, suatu scanning elektron mikrograf
batang (R) yang diameternya menyempit, dan batangdankerucut.
daerha inti yang lebih tipis. Segmen dalam lapisan
batang dan kerucut (2), membran limitans
eksterna (3) dan lapisan inti luar (4) mudah
dikenali. Mikrovili (Mv) tampak di tepi membran
limitans eksterna punya sel-sel Miillef yang ter-
angkat sewaktu pembuatan sajian. Perhatikan rigi
longitudinal (p anah) sepanj ang permukaan se gmen
dalam. (Seizin Borwein B, Borwein D, Medeiros J, Mc
Gowan J: struktur halus fotoreseptor fovea monyet,
-ot'"n "Tlt'j'l metaborik
dengan perhatian khusus pada struktur, bentuk, -+-]S, pteksiform tuar
ukuran dan celah kerucut fovea. Am J Anat 159: *+1 h _paerah ^{
sel M-tiller{+?ll;:;ii6*o "rriirir
725-146). Kerucut

l*@'=* r","nn

Kerucut
Batang
Lapisan berpigmen s*e- Akson sel ganglion ke nervus optikus
Sel amakrin
Sel bipolar

452 . Atlas Berwarna Histologi


i'

t-sesssss $ I

KUNCI
1 epitel pigmen 7 lapis pleksiform dalam LG kelenjar lakrimal
2 lapisanbatangdankerucut 8 lapis sel ganglion Mv mikrovili
3 membran limitans eksterna 9 lapis serat saraf nervus PCo kompartemen
4 lapisanintiluar optikus posterior
5 lapisanpleksiformluar 10 membran limitans interna R batang
6 lapisanintidalam C kerucut Re retina
Ch koroid S sklera

lndera Khusus r 453


S&ffiS&& t . Fovea sentralis. Monyet. Paraffin {}&&S$AK Xx . Lensa mata, Monyet, Paraffin
section, x 132. section. x 132,

Ketebalan retina sangat berkurang pada fovea sen- Lensa merupakan diskus yang bentuknya bikonveks,
tralis (FC) di makula lutea. Ini merupakan daerah lentur, transparan dilapisi oleh kapsul (Ca)
yang paling tajam penglihatan dan kerucut (C) homogen, sebelah dalamnya terletak epitel (Ep)
merupakan sel fotoreseptor satu-satunya di daerah lensa selapis kubis. Serat-serat (panah) yang menyu-
ini. Perhatikan lapisan retina memperlihatkan sun keseluruhan lensa, terdiri atas sel-sel yang ber-
epitel berpigmen (1), lapisan kerucut (2), bentuk heksagonal, padat dimana sumbu meman-
membrana limitans eksterna (3), lapisan jangnya tersusun sejajar dengan permukaan. Lensa
inti luar (4), lapisan pleksiform luar (5), adalah avaskular sehingga tidak tampak pembuluh
lapisan sel ganglion (B) dan membrana darah. Sisipcn. Lensa mata. Monyet. Paraffrn
limitans interna (10). Perhatikan adanya koroid section. x 270. Perhatikan adanya kapsula (Ca)
(Ch) yang vaskular dimana banyak melanosit ikut homogen menutupi epitel (Ep) selapis kubis lensa.
memberikan warna gelap pada lapisan ini.

Sefd$&g 3b . Lensa mata. Monyet. Paraffin


*&ffiS&& 3 r Palpebra. Paraffin section. x 14. section. x 132.

Sisi luar palpebra dilapisi oleh kulit (Sk) yang tipis, Ekuator lensa memperlihatkan adanya sel-sel muda
dan sisi dalam oleh epitel berlapis torak yaitu yang masih mempunyai intinya (N). Perhatikan liga-
konjungtiva palpebra (pC). Substansia palpebra mentum suspensorium (SL), kapsula lentis
dibentuk oleh jaringan ikat yang tebal dari (Ca) dan epitel (Ep) Iensa.
lempeng tarsalis (TP), yang mana kelenjar
tarsalis (TG) jelas terlihat. Dua otot skelet yang
berkaitan dengan palpebra superio4 yaitu orbi- *&gl$B&m $ . Kelenjar lakrimalis. Monyet.
kularis okuli (OO) yang tersusun melingkar dan Paraffin section. x 132.
levator palpebra superior yang tersusun memanjang.
Meskipun levator palpebra superior tidak tampak Kelenjar lakrimalis merupakan kelenjar campur
dalam fotomikroskopik ini, aponeurosis jaringan tubuloalveolar, dipisahkan menjadi lobus dan lobu-
ikatnya tampak (panah). Bulu mata dan kelenjar lus (Lo) oleh jaringan ikat (CT). Karena kelenjar
siliaris (CG) yang sebasea tampak pada ujung ini menghasilkan sekret cair kaya dengan lisozim,
bawah palpebra. kelenjar ini terdiri atas sejumlah asini serosa (SA),
sebagaimana tampak inti (N) sel-sel sekretoris bulat,
letaknya dibasal.

Muskulus siliaris, iris, dan lensa

454 . Atlas Berwarna Histologi


\
SL

;l's

t-*"i*$ees-l t qeffiseeal

KUNCI
1 epitel pigmen C kerucut N inti
2 lapisankerucut Ca kapsula OO orbikularis okuli
3 membran limitans eksterna Ch koroid pC konjungtivapalpebra
4 lapisanintiluar CG kelenjar siliaris SA asinus serosa
5 lapisanpleksiformluar CT jaringanikat Sk kulit
8 lapisanselganglion Ep epitel SL lig. suspensorium
10 membranlimitansintema FC fovea sentralis TG kelenjartarsalis
Lo lobulus TP lempeng tarsalis

lndera Khusus . 455


fiSnSnAn '! . Telinga dalam. Paraffin section. x 21. lokoklearis (VN) dan fasialis (FN) tampak dalam
fotomikroskopik ini. Vestibulum M juga potongan
ampula (A) dari kanalis semisirkularis berisi krista
Gambar fotomikroskopik ini merupakan irisan pars ampularis (CA) jelas dapat terlihat. Akhirnya,
petrosa os temporal memperlihatkan berbagai kom- perhatikan satu osikula auditoris (AO) dari
ponen telinga dalam. Pada sisi paling kanan, per- telinga tengah. Sisipan. Krista ampularis.
hatikan tulang koklea (BC) tersusun spiral, dalam- ParafEn section. x 132. Krista ampularis (CA)
nya ada duktus koklearis (CD) yang berisi endo- terdapat dalam ampula (A) yang melebar dari
limf dan skala timpani (ST) yang berisi perilimf setiap kanalis semisirkularis. Serat saraf (NF)
dan skala vestibuli (SV). Di apikal koklea tampak memasuki bagian tengah jaringan ikat dari krista dan
helikotrema (H), celah yang dilalui perilimf dapat mencapai neuroepitel sel-sel rambut (HC) yang
ditukarkan antara skala timpani dan skala vestibuli. disokong oleh sel-sel sustentakular (SC). Kino,
Persarafan untuk organ Corti yang berbentuk silia dan mikrovili sel-sel rambut menjulur ke dalam
spiral (OC), terletak dalam duktus koklearis, ber- jaringan gelatinosa dari kupula (Cu) yang berkaitan
asal dari ganglion spiralis (SG), menempati dengan krista.
modiolus (M). Dua saraf kranial yaitu vestibu-

Kanails semisirkularis

Tuba auditoris

Telinga

KUNCI
A Ampula H helikotrema SG ganglion spiralis
AO osikulaauditoris HC sel-selrambut ST skalatimpani
BC kokleatulang M modiolus SV skalavestibuli
CA kristaampularis NF seratsaraf V vestibulum
CD duktus koklearis OC organ spiral Corti VN nervus
cu kupula sc selsustentakular vestiburokoklearis
FN nervusfasialis

456 . Atlas Berwarna Histologi


l-c*ffiE,&fttl

Indera Khusus . 457


$&&S$&ffi 3 . Koklea. Paraffin section. x 21 1. (OC). Bangunan ini berperan untuk indera pen-
dengaran, merupakan satuan yang sangat rumit.
Bangunan ini duduk pada membran basilaris, suatu
Gambar fotomikroskopik ini adalah pembesaran lembaran kolagen terbentang dari ligamentum
kuat satu dari putaran koklea. Perhatikan skala spiralis (SL) ke limbus spiralis (LS). yang mele-
vestibuli (SV) dan skala timpani (ST), ter- kat pada limbus spiralis adalah membran tektoria
bungkus dalam koklea tulang (BC) merupakan (TM) (dalam fotomikroskopik ini tampak naik,
ruang yang dibatasi epitel (Ep), terisi dengan adalah artefak saat fiksasi) ada di sebelah atas organ
perilimf. Duktus koklearis (CD), terisi dengan Corti. Perhatikan adanya striavaskularis (Sv) yang
endolimf, dipisahkan dari skala vestibuli oleh terbentang dari membran vestibularis ke promi-
membran vestibularis ft/1\4) yang tipis dan dari nensia spiralis (SP). Stria vaskularis mempunyai
skala timpani oleh membran basilaris (BM). epitel (Ep) bertingkat terdiri atas sel basal, sel gelap
Dalam bungkus tulang ada ganglion spiralis dan sel terang, yang erat berkaitan dengan jala-jala
(SG), yang mengandung badan sel yangjelas terlihat kapiler. Diduga endolimf dihasilkan oleh beberapa
(panah) dari neuron sensoris primer. Serat saraf atau seluruh sel-sel ini. Bentuk morfologi organ spiral
koklearis (CNF) dari ganglion spiralis melintasi Corti diperlihatkan dengan pembesaran kuat pada
alur tulang dari lamina spiralis osea (OL), untuk Plate 19-6.
mencapai sel-sel rambut dari organ spiralis Corti

llir
llhids"

Mealus*
auditoris eksternus
[/embran timpani g::l:
Skala veslibuli
Membrana tektoria Membran vestibularis
Organ Corti Ganglion spiralis
- Membrana basilaris
Skala timpani

Organ Corti
Sel rambut luar
Sel
Sulkus spiralis luar

Sel tiang

458 . Atlas Berwarna Histologi


BC

tq,$1
;1'

d]de
}
'Jt
,.a
!
SP t
*
f,
s
tt

$V
;J
CD
o;
0C b!
'.l'if jl- BM

j tv, t-
,
Ir **
tt

\ :."' *+.iff
**
.t t
: teo.
ST
i Jn"* n'r]d,f

'.+".*gl#fl
ffi|h
BC

-lK-,$t
#ffi t*ee*s&el_l

KUNCI
BC koklea tulang OC organ spiral Corti ST skala timpani
BM membranbasilaris OL lamina spiralis osea SV skalavestibuli
CD duktuskoklearis SG ganglion spiralis Sv stria vaskularis
CNF seratsarafkoklearis SL ligamentum spiralis TM membrantektoria
Ep epitel SP prominensia spiralis VM membran vestibular
LS limbus spiralis

Indera Khusus . 459


GAMEA,X ! . Organ spiralis Corti (Montage). (IC). Ke arah lateral, sel tiang dalam (IPC) dan sel
Paraffin section. x 540. tiang luar (OPC) membentukterowongan dalam
Corti (ITC). Ruang Nuel (SN) memisahkan tiga
Organ spiralis Corti terletak di atas membran baris sel rambut luar (OH) satu sama lain dan dari
basilaris (BM), yang dua daerahnya yaitu zona sel tiang luar. Serat saraf (NF) yang halus dan
pektinata (ZP) dan zona arkuata (ZA) dibatasi juluran falang (PP) menembus ruangan ini. Sel
oleh dasar sel tiang luar (OPC). Membran rambut luar disokong oleh sel falang luar (OPh).
basilaris terbentang dari ligamentum spiralis Ruang antara sel Hensen (CH) dan deretan paling
(SL) ke bibir timpani (TL) dari limbus spiralis. luar sel-sel falangs luar adalah terowongan luar
Membran tektoria melekat pada bibir (OT). Lateral terhadap sel Hensen adalah sel
vestibularis [VL) dari limbus spiralis. Membran Boettcher (CB) lebih gelap dan terletak lebih dalam
tektoria bertindak sebagai atap dari sulkus dan sel Claudius (CC) lebih terang dan lebih besar,
spiralis dalam (IS). Perhatikan serat-serat yang menutupi sulkus spiralis luar (OSS). Per-
saraf koklearis (CNF) menembus terowongan hatikan bahwa ruang di atas organ Corti adalah
lamina spiralis osea (OL). Dinding lateral sulkus duktus koklearis (CD) sedangkan ruang di bawah
spiralis dalam dibentuk oleh satu deretan sel membran basilaris adalah skala timpani.
rambut dalam (IH), didampingi oleh sel falang
dalam (lPh) dan sel batas (Bc). Dasar sulkus
spiralis dalam dibentuk oleh sel sulkus internus

Sel spiralis dalam

Sel tiang luar Sel rambut dalam


Saraf koklearis Sel falangs dalam
Sel tiang dalam
Serat saraf koklearis
Organ Corti

KUNCI
Bc se1 batas IPC sel tiang dalam OT terowongan luar
BM membranbasilaris Iph selfalangsdalam PP juluran falang
CB selBoettcher ITC terowongandalamCorti SL ligamentum spiral
CC selClaudius NF serat saraf SN terowonganNuel
CD duktus koklearis OH selrambutluar TL bibirtimpani
CH selHensen OL lamina spiralis osea TM membrantektoria
CNF seratsarafkoklear OPC seltiangluar VL bibirvestibular
IC selsulkusinternus Oph sel falang luar ZA zonaarkuata
IH selrambutdalam OSS sulkus spiralis luar ZP zonapektinata
IS sulkus spiralis dalam

460 . Atlas Berwarna Histologt


Indera Khusus r 461
L
W Ringkasan Histologik
I. MATA pembuluh besar dan kapiler. Membran kaca (Bruch),
saling berhadapan antara koroid dan retina, ter-
A. Tunika fibrosa diri atas lamina basal, kolagen dan serat elastin.
7, Korneu 2. Korpas Siliaris
Kornea terdiri atas lima lapisan. Berturut-turut dari Korpus siliaris adalah daerah lapisan vaskularis
luar ke dalam adalah letaknya antara ora serrata dan iris. Korpus siliaris
a. Epitel berlapis gepeng tanpalapisan tanduk terdiri atas sejumlah prosesus siliaris, tersusun
b. MembranBowman radier, menghasilkan humor akueus yang bersama-
Lapis stroma luar, homogen sama menyusun mahkota siliaris dari sini liga-
c. Stroma mentum suspensorium terbentang ke lensa. Tiga
Transparan, jaringan ikat kolagen padat ber- lapisan otot polos, tersusun kira-kira meridianal,
aturan mengandung fibroblas dan terkadang radial dan sirkular, berfungsi dalam akomodasi.
sel limfoit, menyusun sebagian besar kor- Lapis vaskularis dan membran kaca dari koroid
nea kontinyu ke dalam korpus siliaris. Lapis dalam kor-
pus siliaris dilapisi oleh epitel siliaris yang tidak
d. MembranDescemet
berpigmen dan lapis luar berpigmen.
Suatu laminabasalis yang tebal
e. Endotelkomea
3. Iris
Bukan endotel yang sebenarnya, suatu epitel
Iris, memisahkan kamera anterior dari kamera
posterior, melekat ke korpus siliaris sepanjang ling-
selapis gepeng sampai kubis
kar luamya. Tengah iris tidak sempurna, memben-
2. Sklera tuk pupil mata. Iris terdiri atas tiga lapisan: sebelah
Sklera, putihnya mata, terdiri atas tiga lapisan: luar (sering tidak sempurna) epitel selapis gepeng
jaringan episklera sebelah luar, ditempati pem- lanjutan dari epitel kornea; lapis fibrosa di tengah,
buluh darah; stroma di tengah, terdiri atas jaringan terdiri atas lapis stroma anterior non vaskular dan
ikat kolagen padat beraturan; dan lamina supra- lapis stroma umum vaskular yang ditempati sejum-
koroid, suatu jaringan ikat longgar, ditempati fibro- lah melanosit dan fibroblas; dan epitel berpigmen
blas dan melanosit. sebelah posterior. Muskulus sfingter dan musku-
lus dilatator pupil terdiri atas sel mioepitel yang
berasal dari epitel pigmen.
B. Tunika Vaskularis
Tunika vaskularis (uvea) merupakan lapis vasku- C. Lapisan Retina
lar berpigmen ditempati otot polos. Lapisan ini ter-
Lapisan retina, lapis paling dalam dari ketiga lapisan,
diri atas membran koroid, korpus siliaris dan iris.
terdiri atas pars iridika, pars siliaris dan pars
1. MembranKoroid optika. Pars optika ini adalah hanya daerah retina
Membran koroid terdiri atas empat lapisan. Lapisan yang sensitif terhadap cahaya, terbentang ke ante-
suprakoroid bersama-sama dengan sklera dan di- rior sampai ora serrata, dimana selanjutnya kon-
tempati fibroblas dan melanosit. Lapisan vasku- tinyu dengan pars siliaris.
lar dan lapisan koriokapilaris ditempati pembuluh-

462 . Atlas Berwarna Histologi


7. Pars optika j. Membran Limitans interna
Pars optika terdiri atas sepuluh lapisan. Membran limitans interna terdiri atas ben-
tangan ujung juluran sel Miiller.
a. Epitelpigmen
Epitel pigmen melekat ke membran koroid. 2. Pars Siliaris dan Pars lridikaRetina
Pars siliaris dan pars iridika retina telah berku-
b. LapisanBatang dan Kerucut
rang ketebalannya menjadi lapis epitelial yang ter-
Segmen luar dan segmen dalam sel foto- diri atas lapis torak dan lapis berpigmen membatasi
reseptor membentuk lapis pefiama, sementara
korpus siliairs dan iris.
sisanya dari sel-sel ini menyusun tiga lapisan
selanjutnya.
D. Lensa
c. M emb ran Limitans Eks te rna
Lensa berupa suatu lempeng bentuknya bikonveks,
Membran limitans eksterna bukan mem- lentur, transparan yang memfokuskan berkas cahaya
bran yang sebenarnya. Membran ini semata- pada retina. Lensa terdiri atas tiga lapisan, suatu
mata merupakan perlekatan khusus antara sel kapsula elastis (membran basalis), sebelah anterior
fotoreseptor dan juluran sel Miiller (penyo- terletak epitel selapis kubis dan serat lensa,
kong). merupakan modifikasi sel-sel epitel yang berasal
d. Lapisanlnti Luar dari ekuatorlensa.

Lapisan inti luar ditempati badan sel (dan


inti) sel fotoreseptor. Pada fovea sentralis E. Kelenjar Lakrimalis
hanyaadakerucut. Kelenjar lakrimalis sebelah luar mata, terletak di
sisi atas lateral orbita. Kelenjar ini merupakan kelen-
e. Lapisan Pleksifurm luar
jar campur tubuloalveolar menghasilkan cairan
Lapisan pleksiform luar adalah daerah pem- serosa yang kaya dengan lisozim dengan pH alkalis.
bentukan sinaps antara akson sel fotoreseptor
danjuluran sel bipolar dan sel horizontal. Palpebra
F.
f. LapisanlntiDalam Palpebra dilapisi oleh kulit tipis pada sisi luarnya
Lapisan inti dalam ditempati badan sel dan oleh konjungtivat yan1 berupa membran
Miiller, sel amakrin (penghubung), sel bipo- mukosa, pada sisi dalamnya. Jaringan ikat padat
lar, dan sel horizontal. fibrosa yang tebal dari lempeng tarsalis memper-
tahankan dan memperkuat palpebra. Berkaitan
g. Lapis an Pleksform D alam
dengan lempeng tarsalis adalah kelenjar tarsalis
Lapisan pleksiform dalam adalah daerah yang mensekresi sebum seperli minyak yang dile-
sinaps antara dendrit sel ganglion dan akson paskan pada tepi palpebra. Otot-otot yang mengen-
sel bipolar. Selanjutnya, juluran sel Miiller dalikan palpebra terletak dalam substansinya. Ber-
dan sel amakrin juga ada di lapisan ini. kaitan dengan bulu mata adalah kelenjar sebasea,
h. Lapisan Sel Ganglion sedang kelenjar siliaris terletak di antara bulu mata.

Lapisan sel ganglion ditempati badan sel


neuron multipolar, yang merupakan hubungan II. TELINGA
terakhir dalam rantai neuron di retina dan
A. Telinga Luar
aksonnya membentuk nervus optikus. Selain
1. Aurikula
itu, neuroglia juga ada dalam lapisan ini.
Aurikula dilapisi oleh kulit tipis dan disokong oleh
I. Lapisan Serat Neruus Optikus
lempeng tulang rawan elastis.
Lapisan serat nervus optikus terdiri atas
akson tidak bermielin dari sel-sel ganglion 2, Meatus Aaditoris Eksternus
yang akan berkumpul sebagai nervus optikus' Meatus auditoris eksternus adalah saluran ber-

Indera Khusus o 463


dinding tulang rawan dibatasi oleh kulit, berisi dius, sel Boettcher, dan sel-sel Hensen yang
kelenjar serumina dan beberapa rambut halus. seluruhnya membantu dalam pembentukan
Kulit meatus eksternus kontinyu dengan lapis luar terowongan luar bersama-sama dengan sel
membran timpani. Pada sisi tengah meatus, tulang rambut luar dan sel falang luar. Membran
rawan digantikan oleh tulang. tektoria terletak di atas sel rambut luar dan
3. MembranTimpani juga sel rambut dalam, sehingga mem-
bentuk terowongan spiral dalam. Daerah
Membran timpani adalah suatu membran yang
antara sel rambut luar dan sel rambut dalam
tipis memisahkan telinga luar dari telinga tengah.
ditempati oleh sel tiang, yang membentuk
Membran timpani dan sebelah luarnya dibatasi oleh
'terowongan dalam (terowongan Corti).
epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk
dan sebelah dalam oleh epitel kubis rendah dan
Stria vaskularis merupakar dinding luar
duktus koklearis. Serat saraf berjalan ke gang-
bagian tengahnya ada dua lapis serat kolagen.
lion spiralis (ditempati sel pseudounipolar) di
dalammodiolus.
B, Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri atas kavum timpani yang b. Labirinmemhran
dibatasi oleh epitel selapis kubis. berisi tiga osi- Labirin membran terdiri atas utrikulus,
kula (malleus, incus dan stapes). Kavum timpani sakulus dan tiga kanalis semisirkularis.
berhubungan dengan nasofarings melalui tuba audi- 1. Utrikulus dan Sskulus
toris berdinding tulang rawan dan tulang. Dinding Utrikulus dan sakulus keduanya terisi endolimf
medial telinga tengah berhubungan dengan telinga
dan ditempati oleh makula. Setiap makula terdiri
dalam melalui oval window (vestibular) dan round
atas epitel selapis torak yang terdiri atas duajenis
window (koklear). sel, sel rambut (neuroepitelial) dan sel penyokong.
Permukaan bebas makula memperlihatkan adanya
C. Telinga Dalam membran otolit yang ditempati partikel kecil
1. Koklea disebutotolit.
Koklea tulang ditempati oleh duktus koklearis 2. Kunalis S emisirkulsris
yang berisi endolimf, selanjutnya dibagi menjadi Ketiga kanalis semisirkularis kedudukannya saling
sebelah superior koklea yaitu skala vestibuli dan tegak lurus. Ampula setiap kanalis semisirkularis
sebelah inferior yaitu skala timpani yang berisi ditempati oleh krista ampularis. suatu bangunan
perilimf. serupa dengan makula, terdiri atas sel rambut
a. Duktus Koklearis (neuroepitelial) dan sel penyokong. Kupula yang
Duktus koklearis ditempati organ Corti ber- berbentuk gelatin terletak pada permukaan bebas
bentuk spiral terletak di atas membran basi- krista ampularis, tetapi tidak mengandung otolit.
laris. Organ Corti terdiri atas sel Clau-

464 . Atlas Berwarna Histologt

Anda mungkin juga menyukai