Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengunyahan merupakan salah satu fungsi penting yang dijalankan oleh rongga
mulut. Fungsi ini memungkinkan makanan untuk dihancurkan sehingga memudahkan
penelanan. Makanan yang telah hancur akan mudah diserap oleh organ-organ pencernaan
sehingga nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi. Sistem pengunyahan terdiri dari
beberapa komponen utama yaitu gigi dan jaringan periodontal penyangga, otot-otot
penggerak rahang bawah dan atas sistem saraf dan sendi.
Yang berperan penting dalam proses pengunyahan adalah gigi geligi,peran gigi geligi
dalam proses pengunyahan antara lain untuk memotong makanan, merobek serta
menggiling makanan menjadi bagian yanglebih kecil. Fungsi pengunyahan ini dapat
tercapai apabila terdapat tekanan tertentu oleh gigi. Setiap orang memiliki kebiasaan yang
berbeda-beda dalam mengunyah. Sebagian orang menjalankan fungsi pengunyahannya
pada satu sisi baik sisi kiri maupun kanan. Perbedaan beban kerja antara otot-otot
pengunyah sisi kanan dan kiri menyebabkan otot-otot pengunyah pada sisi yang lebih
aktif akan menjadi lebih besar dan kuat. Pengukuran kekuatan gigit merupakan salah satu
metode tidak langsung dalam mengevaluasi fungsi pengunyahan didasarkan bahwa fungsi
pengunyahan tersebut berhubungan dengan kekuatan gigit.
Kekuatan gigit setiap orang berbeda-beda selain dipengaruhi oleh perbedaan kebiasan
mengunyah dipengaruhi juga oleh beberapa faktor yakni : Perbedaan jenis kelamin,
kekuatan gigit pria lebih besar dibandingkan kekutan gigit wanita dikarenakan kekuatan
otot pria lebih besar daripada wanita dan faktor lainnya yang mempengaruhi kekuatan
gigit adalah usia seseorang, kekuatan gigit balita tentu berbeda dengan kekuatan gigit
pada remaja, orang dewasa maupun orangtua. Kekuatan gigit memiliki peranan yang
sangat penting dalam ilmu kedokteran gigi yakni sebagai acuan untuk pembuatan gigi
tiruan, untuk mengetahui pertumbuhan gigi geligi, serta untuk mendiagnosa terjadinya
karies gigi. Data terbaru Oral Health Media Centre, memperlihatkan 60 –90% anak usia
sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan gigi,
data dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyebutkan bahwa sedikitnya 89%
penderita gigi berlubang karena karies gigi adalah anak-anak usia dibawah 12 tahun.
Menurut WHO kekuatan gigi adalah salah satu faktor yang menyebabkan karies pada
gigi. Kekuatan gigit yang kurang maksimum pada gigi juga akan mengurangi optimalitas
pengunyahan yang dapat berdampak pada sistem pencernaan.

1
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dan menyimpulkan akan
pentingnyakekuatan gigit pada gigi, maka diperlukan sebuah alat yang dapat menguji
kekuatan gigit. Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan
gigit dengan menggunakan sensor MPX5100, dimana sensor ini memililiki banyak
kekuranganseperti dimensi ukuran sensor yang terlalu besar dan tidak efektif untukkontak
langsung dengan pasien, serta tegangan yang dihasilkan sensor ini masih berupa tegangan
dengan orde mV. Sehingga mendorong penulis untuk merancang dan membuat alat ukur
kekuatan gigit dengan menggunakan sensor tekanan gaya yakni sensor flexiforceberbasis
microcontrollerATMega8dengan merangkai beberapa komponen elektronik meliputi
rangkaian sensor, Liquid Crystal Display (LCD) dan penguat amplifiersebagai alat ukur
kekuatan gigit.Pemilihan sensor flexiforcedikarenakan sensor tersebut mendeteksi gaya
tekanan dengan baikdan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan sensor
MPX5100 yakni sensor flexiforcemempunyai kecepatan tinggi untuk sistem pengukuran
dan tersedia dalam dalam berbagai ukuran dan rentang kekuatan. Kelebihan lainnya dari
sensor flexiforceadalah memiliki rangedeteksi gaya hingga 100lbs, dimana 1lb setara
dengan 0.45359N, sehingga jika dikonversi dalam besaran Newtonflexiforcememiliki
rangedeteksi 45,359N, linearitas yang mampu dihasilkan ±3%, dan mampu merespon
perubahan gaya dengan waktu respon <5μs, sensor flexiforcesangat mudah
diimplementasikan untuk mengukur gaya tekan antara 2 permukaan dalam berbagai
aplikasi serta mampu bekerja pada rentang suhu -9 ºC hingga 204ºC.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalahmasih banyaknya kasus kerusakan gigi
maupun kelainan pencernaan diakibatkan belumadanya suatu alat yang dapat mendeteksi
kekuatan gigit secara presisi yang tersedia pada penyedia pelayanan kesehatandan
laboratorium penelitian gigimaka penulis membuat alat uji kekuatan gigit pada gigi
sebagai alat diagnosa besar kekuatan gigit yang dihasilkan oleh gigi.
1.3 Batasan Masalah
Didalam penyusunan karya tulis ini, penulis membuat beberapa batasan masalah
sebagai berikut :
1. Untuk pengujian pengukuran dilakukan pada anak-anak diatas usia 10 tahun,
remaja dan lansiapada rentang usia 50-60 tahun.
2. Untuk kekuatan gigit, menggunakan penampil empatdigit (satuan, puluhan dan
dua angka di belakang koma) dalam satuan Kilogram.
1.4 Tujuan

2
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat alat pengukur kekuatan gigit
padagigi dengan menggunakan sensor flexiforcedan rangkaian elektronika
pendukung lainnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah menganalisa permasalahan yang ada, tujuan khusus pembuatan alat ini
antara lain:
a. Membuat rangkaian minimum sistem ATMega8.
b. Membuat rangkaian sensor flexiforce.
c. Membuat rangkaian penguat amplifier.
d. Membuat program untuk menjalankan sistem microcontroller.
1.5 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi seluruh kalangan khususnya
mahasiswa teknik elektromedik dan dokter gigi tentang alat pengukuran kekuatan
gigit.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan alat ini dapat digunakan oleh dokter gigi dalam penelitian
mengenai kekuatan gigi di laboratorium kedokteran gigi sehingga nantinya dapat
juga digunakan di rumah sakit, klinik gigidan khususnya di puskesmasuntuk
mengukur kekuatan gigit pada gigi.

BAB 2

3
PEMBAHASAN

Sistem Pengunyahan dalam Rongga Mulut

A. Pengertian Rongga Mulut (Cavum Oris)


Proses mengunyah terjadi di dalam mulut. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Mengunyah makanan bersifat penting untuk pencernaan semua makanan,
selain itu mengunyah akan membantu pencernaan makanan karena enzim-enzim
pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel makanan.Sistem pengunyahan
merupakan merupakan satu unit fungsional dari sistem stomatognati. Pengunyahan
dilakukan untuk mempersiapkan makanan menjadi partikel yang lebih kecil agar lebih
mudah untuk ditelan. Pengunyahan terjadi karena interaksi yang kompleks antara otot-
otot pengunyahan dan otot pendukungnya, gigi geligi, dan TMJ. Adanya makanan yang
masuk kedalam rongga mulut memberikan stimulasi pada otot-otot untuk membuka
mandibula. Selanjutnya makanan masuk kedalam rongga mulut dan digerakkan oleh lidah
dan otot-otot pipi agar berada di permukaan kontak gigi. Proses ini terjadi bersamaan
dengan gerakan menutupnya mandibula.
Selama proses pengunyahan berlangsung lidah dan pipi juga mempunyai peranan
yang penting. Lidah akan melumat atau meremukkan makanan. Dibantu oleh palatum
durum dan permukaan dorsal lidah (papilla) serta mencampur makanan dengan saliva dan
mentransfer makanan dari satu sisi rongga mulut ke lain sisi serta memastikan bahwa
semua bagian dari makanan sudah dikunyah. Bibir dan pipi juga berperan agar cairan
tidak keluar dari rongga mulut. Pengunyahan yang sempurna akan menghasilkan partikel
makanan yang siap untuk dicerna dan diserap dalam saluran pencernaan. Penyerapan
makanan yang optimal akan berdampak pada terserapnya zat-zat gizi yang penting bagi
kesehatan rongga mulut dan kesehtan secara sistemik.

4
Sistem pengunyahan merupakan unit fungsional yang terdiri dari gigi geligi,
temporomandibular joint(TMJ), otot-otot yang mendukung pengunyahan baik secara
langsung maupun tidak langsung serta pembuluh darah dan saraf yang mendukung
seluruh jaringan pendukung sistem pengunyahan. Otot-otot pengunyahan yang utama
adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterigoideus lateralis dan
muskulus pterigoideus medialis. Peranan otot-otot ini dalam pergerakan membuka dan
menutup mulut sangat penting untuk mengkoordinasikan pergerakan mandibula sehingga
gigi dapat berfungsi optimal. Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap
membukanya mandibula, tahap menutupnya mandibula dan tahap berkontaknya gigi
dengan makanan dan gigi antagonisnya. Otot-otot pengunyahan dapat bekerja sama untuk
mengoklusikan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound pada gigi insisiv dan 200 pound
pada gigi molar.

B. Aktifitas Otot

5
Pergerakan dalam proses pengunyahan terjadi karena gerakan kompleks dari beberapa
otot pengunyahan. Otot- otot utama yang terlibat langsung dalam pengunyahan adalah
muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterygoideus lateralis, dan muskulus
pterygoideus medialis. Selain itu juga ada otot-otot tambahan yang juga mendukung
proses pengunyahan yaitu muskulus mylohyoideus, muskulus digastrikus, muskulus
geniohyoideus, muskulus stylohioideus, muskulus infrahyoideus, muskulus buksinator
dan labium oris. Gerakan mandibula selama proses pengunyahan dimulai dari gerakan
membuka mandibula yang dilakukan oleh kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Pada
saat bersamaan muskulus temporalis, muskulus masseter dan muskulus pterygoideus
medialis tidak mengalami aktifitas atau mengalami relaksasi. Makanan akan masuk
kerongga mulut dan disertai dengan proses menutupnya mandibula. Gerakan menutup
mandibula disebabkan oleh kontraksi muskulus temporalis, muskulus masseter dan
muskulus pterygoideus medialis, sedangkan muskulus pterygoideus lateralis mengalami
relaksasi. Pada saat mandibula menutup perlahan, muskulus temporalis dan muskulus
masseter juga berkontraksi membantu gigi geligi agar berkontak pada oklusi yang normal.
Muskulus digastrikus juga mengalami potensial aksi dan berkontraksi pada saat
mandibula bergerak dari posisi istirahat ke posisi oklusi. Muskulus digastrikus berperan
dalam mempertahankan kontak gigi geligi. Organ lain yang juga termasuk dalam
fungsional otot pengunyahan adalah lidah. Lidah berperan penting selama proses
pengunyahan dalam mengontrol pergerakan makanan dan membentuk bolus (bentuk
makanan yang didapatkan dari pengunyahan). Lidah membawa dan mempertahankan
makanan diantara permukaan oklusal gigi geligi, membuang benda asing, bagian
makanan yang tidak enak rasanya dan membawa bolus ke palatum sebelum akhirnya
ditelan. Selain itu lidah juga berfungsi dalam mempertahankan kebersihan mulut dengan
menghilangkan debris makanan pada gingival, vestibulum dan dasar mulut.

6
Dalam proses mengunyah terjadi proses mencerna secara mekanik maupun kimiawi

 Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah.


 Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul
yang berukuran kecil.
C. Kontak Gigi Geligi
Kontak gigi merupakan oklusi dari gigi geligi yang disebabkan oleh kontrol
neuromuscular terhadap sistem pengunyahan. Oklusi gigi dibentuk dari susunan gigi
geligi dalam rahang atas dan bawah. Secara fungsional, oklusi gigi seseorang yang
normal tergantung dari fungsi dan dampaknya terhadap jaringan periodonsium, otot dan
TMJ. Susunan gigi yang lengkap pada oklusi sangat penting karena akan menghasilkan
proses pencernaan makanan yang baik. Pemecahan makanan pada proses pengunyahan
sebelum penelanan akan membantu pemeliharaan kesehatan gigi yang baik. Cusp (tonjol)
gigi pada lengkung maksila dan mandibula yang terletak pada posisi normal dengan gigi
antagonisnya akan menghasilkan kontak yang maksimal antara cusp dan fossa. Oklusi
gigi dapat bervariasi dari satu individu dengan individu lainnya. Oklusi ideal merupakan
oklusi dimana terdapat hubungan yang tepat dari gigi pada bidang sagital. Selama proses
pengunyahan gigi geligi cenderung berada pada posisi istirahat, dimana pada posisi ini
semua otot yang mengontrol posisi mandibula berada dalam keadaan istirahat. Pada posisi
ini terdapat celah antara gigi atas dan bawah yang disebut free way space. Pada kondisi
ini gigi akan memberikan efek mekanis yang maksimal terhadap makanan. Pada saat
makanan yang berkonsistensi keras digigit, posisi gigi insisiv adalah edge to edge (insisal
insisiv rahang atas kontak dengan insisal insisiv rahang bawah). Selanjutnya mandibula

7
bergerak ke depan sampai makanan berkontak dengan gigi, sebagai tanda dimulainya
proses pemotongan makanan, setelah itu mandibula akan mengalami retrusi. Retrusi
mandibula berhenti ketika terdapat resistensi terhadap makanan. Pada saat gigi geligi
rahang bawah menekan makanan, tegangan otot akan meningkat dan pergerakan gigi
akan berubah dalam bentuk gerakan beraturan yang terus menerus. Makanan yang telah
dipotong oleh gigi insisiv kemudian dihancurkan dan digiling oleh gigi posterior
kemudian dihancurkan dan dibawa ke daerah palatum dibagian posterior.
Proses pengunyahan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pengunyahan, yaitu gigi, lidah, dan
kelenjar ludah (glandula salivales) sebagai berikut :
1. Gigi
Gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis untuk mengunyah makanan
sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim
pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Menurutbentukdanfungsinya,
gigi terdiri dari :
 Gigi seri (dens incisivus) berfungsi memotong makanan.
 Gigi taring (dens caninus) berfungsi merobek makanan.
 Gigi geraham kecil (dens premolare) berfungsi mengunyah makanan.
 Gigi geraham besar (dens molare) berfungsi mengunyah makanan.

Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut :

 Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.


 Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
 Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.

Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian-bagiannya sebagai berikut :

 Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan
struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
 Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
 Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat
kapiler, arteri, vena, dan saraf.
 Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang

8
2. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut,
mencampur makanan dengan saliva, mencegah tergelincirnya makanan, memilih
makanan yang halus untuk ditelan, membersihkan sisa makanan, membantu proses
bicara dan membantu membantu mendorong makanan (proses penelanan),
mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat
makanan dikunyah. Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap karena
mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa sehingga dapat merasakan manis,
asin, pahit, dan asam. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi
dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).
3. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva) yang berfungsi
mencerna polisakarida, melumatkan makanan, menetralkan asam dari makanan,
melarutkan makanan, melembabkan mulut dan anti bakteri. Setelah makanan
dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses
membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Selain itu,
Ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Ludah
terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana
(maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di
dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan
selanjutnya.

Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu :

 kelenjar parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk cair dan terletak di bawah
telinga
 kelenjar submandibularis, menghasilkan getah yang mengandung air dan terletak
di rahang bawah
 kelenjar sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung lendir dan terletak
di bawah lidah
D. Regulasi Pengunyahan

9
Pergerakan rahang merupakan pergerakan yang unik dan kompleks. Pergerakan
mandibula dicetuskan oleh beberapa reseptor sensori yang disampaikanke sistem saraf
pusat melalui serabut sarafafferen. Aktifitas sistem syaraf ini akan menyebabkan
kontraksi dan relaksasi dari otot-otot pengunyahan. Koordinasi dan ritmisitas dari
pengunyahan berkaitan dengan aktivasi dua refleks batang otak yaitu gerakan menutup
dan membuka mandibula. Refleks pembukaan rahang diaktifkan oleh stimulasi mekanis
yaitu tekanan pada ligamen periodontal dan mekanoreseptor mukosa yang menyebabkan
Eksitasi pada otot pembuka rahang akan menghambat kontraksi dari otot–otot penutup
rahang. Persyarafan yang mengatur pergerakan rahang adalah N. Trigeminus, merupakan
N. Cranialis terbesar dan hubungan perifernya mirip dengan N. Spinalis, yaitu keluar
berupa radiks motorial dan sensorial yang terpisah dan radix sensorial mempunyai
ganglion yang besar. Serabut sensoriknya berhubungan dengan ujung saraf yang
berfungsi sebagai sensasi umum pada wajah, bagian depan kepala, mata, cavum nasi,
sinus paranasal, sebagian telinga luar dan membrane tymphani, membran mukosa cavum
oris termasuk bagian anterior lingua, gigi geligi dan struktur pendukungnya serta dura
meter dari fosa cranii anterior. Saraf ini juga mengandung serabut sensorik yang berasal
dari ujung propioseptik pada otot rahang dan kapsula serta bagian posterior discus
articulation temporomandibularis. Radiks motoria mempersarafi otot pengunyahan, otot
palatum molle ( M. Tensorveli palatine ), otot telinga tengah.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Proses pencernaan makanan
adalah :
 Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
 Mastikasi : proses mengunyah makanan oleh gigi.
 Deglutisi : proses menelan makanan di kerongkongan.

10
 Digesti        : pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
 Absorpsi     : proses penyerapan, terjadi di usus halus.
 Defekasi     : pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh
melalui anus.

Karena sistem pengunyahan maka akan dijelaskan proses ingesti, mastikasi,


dan deglutisi.

a) Proses Ingesti
Makanan yang berada dilingkungan masuk kedalam tubuh melalui mulut.
 Fase pembukaan: mulut dibuka dan rahang bawah menurun.
 Fase penutupan: rahang bawah naik ke arah rahang atas.
 Fase oklusi: rahang bawah tetap di tempat dan gigi dari atas mendekat.
b) Proses Mastikasi

Proses mastikasi merupakan suatu proses gabungan gerak antar dua rahang
yang terpisah, termasuk proses biofisik dan biokimia dari penggunaan bibir, gigi,
pipi, lidah, langit-langit mulut, serta seluruh struktur pembentuk oral, untuk
mengunyah makanan dengan tujuan menyiapkan makan agar dapat ditelan.
Fungsi mastikasi adalah memotong dan menggiling makanan, membantu
mencerna sellulosa, memperluas permukaan, merangsang sekresi saliva,
mencampur makanan – saliva, melindungi mukosa, dan mempengaruhi
pertumbuhan jaringan mulut.
Pada proses mastikasi terjadi beberapa stadium antara lain :

11
 Stadium volunter dimana makanan diletakkan diatas lidah kemudian
didorong ke atas dan belakang pada palatum lalu masuk ke pharynx, di
mana hal ini dapat dipengaruhi oleh kemauan.
 Stadium pharyngeal bolus pada mulut masuk ke pharynx dan merangsang
reseptor sehingga timbul refleks-refleks antara lain terjadi gelombang
peristaltik dari otot-otot konstriktor pharynx sehingga nafas berhenti
sejenak. Proses ini sekitar 1 – 2 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan.
 Stadium oesophangeal terjadi gelombang peristaltik primer yang merupakan
lanjutan dari gelombang peristaltik pharynx dan gelombang peristaltik
sekunder yang berasal dari dinding oesophagus sendiri. Proses ini sekitar 5 –
10 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Setelah melalui proses ini
makanan siap untuk ditelan
c) Proses Deglutisi ( Penelanan Makanan )
Proses penelanannya adalah lidah terangkat sehingga menekan makanan yang
telah kita kunyah ke langit-langit lunak (tekak). Sementara itu, saluran
pernapasan tertutup secara refleks sehingga mencegab makanan masuk saluran
pernapasan. Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan
lidah tetap menekan langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotis terangkat
menutup lubang ke arah saluran pernapasan. Pada saat itu kerongkongan melebar
sehingga makanan dapat masuk ke dalam kerongkongan.

E. Sendi Temporomandibula (Temporomandibular Joint/ TMJ)

TMJ merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan rahang pada saat
pengunyahan. TMJ merupakan salah satu sendi yang paling kompleks pada tubuh dan

12
merupakan tempat dimana mandibula berartikulasi dengan kranium .Artikulasi tersebut
memungkinkan terjadinya pergerakan sendi, yang disebut sendi ginglimoid dan pada saat
bersamaan terjadi juga pergerakan lancar yang diklasifikasikan sebagai sendi arthrodia.
TMJ terbentuk dari kondilus mandibular yang terletak pada fosa mandibula tulang
temporal. Kedua tulang dipisahkan dari artikulasi langsung oleh lempeng sendi. TMJ
diklasifikasikan sebagai sendi kompound. Ada dua gerakan utama pada sendi TMJ, yaitu
a. Gerak rotasi
Rotasi adalah gerakan berputar pada sumbunya yang terjadi antara permukaan
superior kondilus dengan permukaan inferior diskus artikularis. Berdasarkan
porosnya dibagi atas : horisontal, frontal/ vertikal, dan sagital.
b. Gerak meluncur atau translasi
Translasi adalah suatu gerakan dimana setiap titik dari obyek bergerak secara
serempak dengan kecepatan dan arah yang sama. Di dalam sistem pengunyahan,
translasi terjadi ketika rahang (bawah) bergerak maju, lebih menonjol sehingga gigi,
kondilus dan ramus semua pindah ke arah dan derajat inklinasi yang sama. Skema
temporomandibular joint pada gerak rotasi dan translasi saat membuka dan menutup
mulut.

13
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Proses pengunyahan merupakan salah satu proses dalam sistem stomatognati yang
merupakan tahap penting dalam penyerapan makanan. Pengunyahan didukung oleh hubungan
yang kompleks antara otot, gigi, dan TMJ. Untuk itu, integritas dari komponen pengunyahan
merupakan hal yang penting untuk terjadinya pengunyahan yang optimal, sehingga proses
pencernaan dan penyerapan makanan akan berjalan optimal.
Sistem pengunyahan merupakan unit fungsional yang terdiri dari gigi geligi,
temporomandibular joint(TMJ), otot-otot yang mendukung pengunyahan baik secara
langsung maupun tidak langsung serta pembuluh darah dan saraf yang mendukung seluruh
jaringan pendukung sistem pengunyahan. Otot-otot pengunyahan yang utama adalah
muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterigoideus lateralis dan muskulus
pterigoideus medialis. Peranan otot-otot ini dalam pergerakan membuka dan menutup mulut
sangat penting untuk mengkoordinasikan pergerakan mandibula sehingga gigi dapat
berfungsi optimal. Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap membukanya
mandibula, tahap menutupnya mandibula dan tahap berkontaknya gigi dengan makanan dan
gigi antagonisnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mokhtar M. Dasar-Dasar Ortodonti Perkembangan Pertumbuhan Kraniodentafasial. Edisi


Pertama, IDI. 1998. Jakarta. 22
Adriyani, A. Aspek Fisiologis Pengunyahan dan Penelanan Pada Sistem Stomatognati.
Skripsi FKG Universitas Sumatra Utara Medan. 2001.4-8
Runkat, J. Mengatasi Gangguan Sendi Rahang (TMJ) Sebagai Akibat Disfungsi Otot dalam
RangkaOptimalisasi Kesehatan Pada Umumnya. Jurnal kedokteran Gigi.Surabaya. 1998.
Dipoyono, HM. Wawan S. Gambaran Umum Problema TMJ. Proceeding Seminar All About
TMJ. Universitas Gajah Mada. 2009.
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Setawati. 9th ed. EGC. Jakarta.
1997.
Dixon, AD. Anatomi UntukKedokteran Gigi.
Foster TD. Buku ajar Ortodonti. AlihBahasa Yuwono L. Edisi ke-3. EGC.
Jakarta. 1997. 22-29

15

Anda mungkin juga menyukai