Kelompok Khusus Dan Resiko Tinggi
Kelompok Khusus Dan Resiko Tinggi
PENDAHULUAN
1
1.2.3 Bagaimana Konsep dari Kelompok Resiko Tinggi dalam
Komunitas?
1.2.4 Apa saja Upaya Peningkatan Kesehatan pada Kedua
Kelompok diatas?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
f. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat
efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat
umumnya.
Tujuan UKS :
a. Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
b. Tujuan khusus : Memupuk kebiasaan hidup sehat dan
mening katkan derajat kesehatan peserta didik.
4
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas,
beban dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya,
agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-Undang Kesehatan
Tahun 1992). Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah
mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan
tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi
aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri.
5
Mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap zat yang berbahaya
dilingkungan kerja.
1. Pengendalian lingkungan
Desain dan tata letak yang adekuat
Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya
2. Pengendalian perorangan, pengendalian alat pelindung peroranagn
1. Agar tenaga kerja dan setiap orangyang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
a. Penyebab dasar
1. Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya
kemampuan fisik, mental dan psikologis, kurang atau lemahnya
pengetahuan dan keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang
tidak cukup atau salah.
2. Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan
kemampuan kepemimpinan dan atau pengawasan, rekayasa, pembelia
atau pengadaan barang, perawatan, alat-alat, perlengkapan, dan
barang-barang atau bahan-bahan, standar-standar kerja, serta
penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan kerja.
6
b. Penyebab langsung
1. Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar – unsafe condition),
yaitu tindakan akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan
pengaman, pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau
memenuhi syarat; bahan dan peralatan yang rusak ; terlalu sesak atau
sempit; sistem tanda peringatan yang kurang memadai; bahaya-
bahaya kebakaran dan ledakan; kerapian atau tata letak yang buruk;
lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap, dan
laiinya); bising paparan radiasi; serta ventilasi dan penerangan yang
kurang (B.Sugengg, 2003).
2. Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar- unsafe act) yaitu
tingkah laku, tindak tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan
kecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa wewenang; gagal
untuk memberikan peringatan dan pengamanan; bekerja dengan
kecepatan yang salah ; menyebabkan alat-alat kesehatan tidak
berfungsi; memindahkan alat-alat keselamatan; menggunakan alat
yang rusak; menggunakan alat dengan cara yang salah; serta
kegaggaln menggubakan alat pelindung.
7
1. Pada saat bekerja maka gejala timbul atau menjadi lebih berat, tetapi
pada saat tidak bekerja atau istirahat maka gejala berkurang atau
hilang
2. Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja
3. Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari
data penyakit di perusahaan
a. Peningkatan kesehatan
Misalnya; pendidikan kesehatan, peningkatan gizi yang baik,
pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai,
rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan
pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan
kesehatan periodik.
8
b. Perlindungan khusus
Misal: imunisasai, higiene perorangan, sanitasi lingkungan serta
proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan kerja.
c. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan tepat
Misalnya: diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera
serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
d. Membatasi kemungkinan cacat
Misalnya: memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara
komprehensif, mengobati tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan
kesehatan
e. Pemulihan kesehatan
Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan kembali parapekerja
yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba
menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan-jabatan yang sesuai.
2.2.8 Fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja
Fungsi perawat :
Tugas perawat :
9
h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan
keluarganya
i. Membatu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
j. Mengoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3
10
2. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbulketegangan
3. Ada anggota keluarga yang sering sakit
4. Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari meninggalkan
keluarga
a. Kemiskinan
b. Lingkungan kurang sehat
c. Keadaan lingkungan yang merugikan adalah :
1. Udara yang berdebu, mengandung gas
gas yang merugikan yang berasal darikendaraan bermotor
maupun pabrik
pabrik.
2. Iklim yang buruk
3. Tanah yang tandus
4. Air rumah tangga yang buruk
5. Perumahan yang memiliki syarat kesehatan, dengan memiliki
ventilasi yang cukup,memiliki jamban keluarga, ubin kedap air,
jumlah anggota keluarga tidak terlalu banyak.
6. Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur.
11
indeks pembangunan manusia, kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan dalam undang – undang nomor 23 tahun
1992 tentang kesehatan di tetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
12
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4. Penitipan balita
2.4.2 Upaya peningkatan kesehatan kelompok resiko tinggi
13
dan bisamelakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan(Naomi, 2002).Penyuluhan kesehatan adalah gabungan
berbagai kegiatan dankesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapaisuatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi,
2008).Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak,
2005).
14
perlunyaupaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-
masingyang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatanmasyarakat (Palestin, 2007).
d. Pemberdayaan ( Empowerment )
Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer
ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
15
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa
dini intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan atau keseriusan penyakit.
c. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan
setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai
tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
maupun resosialitatif, sebagai berikut :
1. Upaya promotif
Dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan,olahraga teratur, rekreasi dan
pendidikan seks.
2. Upaya preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gang¬guan kesehatan
terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,
puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium,
ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui.
3. Upaya kuratif
Bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada,
ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya rehabilitatif
16
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat
dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan
fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan
fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC,
dll.
5. Upaya resosialitatif
Upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena
penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS,kusta
dan wanita tuna susila.
17
4. Memberikan pelayanan KB dan PUS.
5. Memberikan pertolonagan persalinan dan bimbingan selama masa
nifas serta mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader
kesehatan posyandu.
Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan
angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam
keluarga akan berkembang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS). Sasarannya yaitu pasangan usia subur (PUS) dan dukun
bersalin. Kegiatannya anatara lain:
1. Mengadakan penyuluhan tantang KB.
2. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan
pengobatan efek samping KB.
3. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin.
c. Perbaikan Gizi
Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan
meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status
gizi kelompok masyarakat beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita.
Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan penduduk yang
tinggal di daerah rawan pangan. Kegiatannya antara lain:
1. Memberikan penyuluhan tentang gizi.
2. Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau
pertumbuhannya.
3. Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang
gizi.
4. Pemberian vitamin A untuk balita.
d. Kesehatan Lingkungan
Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan
lingkungan bertujuan menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur
fisik berbahaya pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang
sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit di masyarakat.
Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti rumah makan, pasar,
sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah. Kegiatannya antara
lain:
1. Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.
2. Menyediakan air bersih
3. Memperbaiki pembuangan sampah.
18
4. Pengawasan sanitasi tempat umum.
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Muninjaya (2004) menyebutkan, upaya P2M bertujuan
menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin dan memberikan
proteksi bagi masyarakat agar terhindar dari penularan penyakit.
Sasarannya yaitu ibu hamil, balita, anak-anak dan lingkungan
pemukiman masyarakat. Untuk pemberantasan penyakit menular
tertentu, misalnya penyakit kelamin, kelompok-kelompok tertentu
masyarakat yang berperilaku resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran
kegiatan P2M. Kegiatannya antara lain:
1. Menemukan kasus sedini mungkin.
2. Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.
3. Melaporkan kasus penyakit menular yang sedang berjangkit di
masyarakat.
4. Pemberantasan vektor yang dilakukan dengan penyemprotan
menggunakan insektisida.
5. Kegiatan imunisasi pada kelompok masyarakat tertentu.
f. Pengobatan
Muninjaya (2004) menyebutkan, pengobatan bertujuan
memberikan pengobatan dan perawatan kepada masyarakat. Program ini
merupakan bentuk pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif.
Sasarannya yaitu seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang
mengunjungi puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Kegiatannya
antara lain:
1. Menegakkan diagnosa.
2. Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau
pelayanan rawat inap khusus untuk puskesmas perawatan.
3. Merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis
penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.
4. Menyelenggarakan puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah
kerja puskesmas yang belum mempunyai puskesmas pembantu atau
wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasi.
BAB III
PENUTUP
19
3.1 Kesimpulan
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah upaya membina
dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan
secara terpadu melalui program pendidikan dan yankes di
sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
dilingkungan sekolah (Departemen Pendidikan &
Kebudayaan).
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah
mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan
dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran
kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek
kesehatan dari pekerja itu sendiri.
3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap kita
sebagai perawat dapat memahami konsep-konsep yang telah
dijelaskan diatas dan dapat menjalani tugas kita dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan.
20