NIM : 191440101
Menurut Maslow kebutuhan yang berada pada tahapan paling tinggi adalah kebutuhan
aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri mejadi suatu kebutuhan dasar yang diperlukan
seseorang ketika semua kebutuhan lainnya sudah terpenuhi.
Kebutuhan aktualisasi diri setiap orang muncul ketika semua kebutuhan telah
terpenuhi. Kebutuhan ini muncul seiring dengan keinginan untuk diakui keberadaan atau
eksistensinya disekitarnya dan dapat berupa banyak hal. Seseorang dengan kemampuan yang
dimilikinya kemudian berbuat sesuatu dan memberikan manfaat bagi sekitarnya menjadi
salah satu bentuk aktualisasi diri.
Bagi seorang mahasiswa, sekolah atau menempuh Pendidikan bukan hanya sekedar
rutinitas yang hars dijalankan. Ketika seorang mahasiswa mampu mencapai suatu prestasi
yang membanggakan akan menjadi suatu kebanggaan dan membuat dirinya senang. Namun
dibalik itu, prestasi yang dicapai merupakan suatu bentuk konsistensi seorang mahasiswa dan
ketika mendapatkan penghargaan dari lingkungan sekitarnya akan semakin membuat
mahasiswa tersebut merasa dirinya memiliki arti.
Selain itu, seorang mahasiswa tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik, namun
kegiatan kemahasiswaan. Hal ini merupakan suatu bentuk konsistensi mahasiswa ditengah
mahasiswa lainnya. Disadari atau tidak, kegiatan kemahasiswaan ini merupakan wadah untuk
dapat memenuhi kebutuhan aktualisasidiri bagi seorang mahasiswa. Tentu saja, setiap
mahasiswamemiliki caranya untuk dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Ini
merupakan contoh kebuthan aktualissi diri bagi seorang mahasiswa dalam lingkupmya di
lingkungan Pendidikan.
Seorang perawat harus dapat mengenal pasien dan kebutuhannya dan berfokus pada
kebutuhan dasar pasien yang mengalami gangguan akibat proses perjalanan sakitnya. Konsep
ini kemudian mengantarkan seorang perawat untuk dapat melakukan pengkajian secara
holistic. Pada bagian ini kita akan membahas pada peran perawat dalam hal kebutuhan
aktualisasi diri seorang pasien dan ini dapat bervariasi pada setiap pasien yang ditemui
perawat.
Pengkajian menyeluruh mengenai konsep diri dan peran serta tugas pasien dalam
kesehariannya dapat menjadi media dalam mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana pasien
memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya sehingga perawat dapat mengenal dampak sakit
yang dialami pasien terhadap aktualisasi diri.
Sebagai contoh, bagi seorang pasien yang merupakan seorang pegawai lepas di pabrik
sekaligus menjadi tulang punggung keluarga, ketika mengalami sakit kronik berat yang
membuat dirinya harus di rawat di rumah sakit dalam jangka waktu Panjang, pastinya akan
memberikan dampak perubahan dalam tugas dan perannya. Perawat melakukan pengkajian
lebih dalam, bukan hanya mengetahui mengenai tugas dan peran pasien melainkan dampak
yang terjadi pada pasien dan keluarga. Perubahan mood pasien, yang diketahui dari ekspresi
pasien menjadi hal yang paling mudah kelihatan. Selanjutnya, kecemasan yang timbul
terhadap peran yang tidak dapat dilakukan sebagai tulang punggung keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, bagaimana harga diri dan ideal diri pasien
ketika tidak dapat menjalankan peran dan fungsinya ketika sakit menjadi dampak selanjutnya
dan akan secara langsung mengarah pada aktualisasi diri pasien. Ini merupakan gambaran
dampak yang muncul terhadap banyak aspek kehidupan pasien ketika pasien mengalami
hospitalisasi.
Masalah keperawatan yang muncul yang berhubungan dengan aktualisasi diri dapat
beragam tergantung dampak yang ditimbulkannya, misalnya kecemasan dan harga diri
rendah situasional.