FARMAKOTERAPI I
OLEH :
KELOMPOK 3
MULIANTI (201906018)
Definisi
Hiperurisemia dapat merupakan kondisi yang tidak bergejala, dengan konsentrasi asam urat
serum meningkat. Konsentrasi urat yang lebih besar dari 7,0 mg/dL adalah tidak normal dan
berkaitan dengan peningkatan resiko untuk pirai.
B. PATOFISIOLOGI
Pada manusia, asam urat merupakan produk akhir degradasi purin. Tidak diketahui tujuan
fisiologisnya sehingga asam urat dianggap sebagai produk buangan. Akumulasi yang berlebih ini
dapat disebabkan overproduksi dan penurunan ekskresi.
Purin yang menghasilkan asam urat dapat berasal dari tiga sumber, yaitu purin dari makanan,
konversi asam nukleat jaringan menjadi nukleotida purin dan sintesis de novo basa purin.
Ketidaknormalan dalam sistem enzim yang mengatur metabolisme purin dapat menyebabkan
overproduksi asam urat. Peningkatan aktivitas fosforibosil pirofosfat (PRPP) sintetase,
menyebabkan peningkatan konsentrasi PRPP, sebuah enzim penentu sintesis purin dan
menyebabkan produksi asam urat. Defisiensi hipoxantin-guanin fosforibosil tranferasi (HGPRT)
dapat pula menyebabkan overproduksi asam urat. HGPRT bertanggungjawab terhadap
perubahan guanin menjadi asam guanilat dan hipoxantin menjadi asam inosinat. Dua perubahan
ini memerlukan PRPP sebagai ko-subtrat dan merupakan reaksi pemanfaatan penting yang
terlibat dalam sintesis asam nukleat. Defisiensi enzim HGPRT menyebabkan peningkatan
metabolisme guanin dan hipoxantin menjadi asam urat dan lebih banyak PRPP yang berinteraksi
dengan glutamin pada tahap awal jalur purin.
Asam urat dapat pula dihasilkan berlebih sebagai konsekuensi peningkatan pemecahan asam
nukleat jaringan, seperti yang terjadi pada penyakit mieloproliferatif dan limfoproliferatif.
Penurunan ekskresi asam urat melalui urin menjadi lebih rendah daripada kecepatan
produksinya, menyebabkan hiperurisemia dan peningkatan natrium urat.
Sekitar dua pertiga asam urat yang dihasilkan setiap hari diekskresikan melalui urine. Sisanya
dieliminasi melalui saluran gastrointestinal setelah degradasi enzimatik oleh bakteri usus.
Penurunan ekskresi asam urat melalui urin menjadi di bawah kecepatan produksinya
menyebabkan hiperurisemia dan peningkatan natrium urat.
Individu normal memproduksi 600-800 mg asam urat setiap hari dan mengekskresi kurang dari
600 mg asam urat melaui urin. Individu yang mengekskresikan lebih dari 600 mg dalam masa
diet bebas purin selama 3-5 hari dianggap overproduksi. Individu dengan hiperurisemia yang
mengekskresikan kurang dari 600 mg asam urat dalam 24 jam dalam masa diet bebas purin
didefinisikan ekskresi rendah asam urat. Dalam diet reguler, ekskresi lebih dari 1000 mg dalam
24 jam menunjukkan overproduksi, kurang dari jumlah ini kemungkinan normal.
Deposit kristal asam urat pada cairan sinovial menyebabkan proses inflamasi yang melibatkan
mediator kimia yang menyebabkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler, dan
aktivitas kemotaksis untuk leukosit polimorfonuklear. Fagositosis kristal asam urat oleh leukosit
menyebabkan lisis sel dengan cepat dan pembuangan enzim proteolitik ke dalam sitoplasma.
Reaksi inflamasi yang terjadi dikaitkan dengan nyeri pada persendian yang intens, eritema, rasa
hangat dan bengkak.
Nefrolitiasis asam urat terjajdi pada 10-25% pasien dengan pirai. Faktor yang membuat individu
cenderung menderita nefrolitiasis meliputi ekskresi asam urat berlebih melalui urin, urin yang
asam, dan konsentrasi urin yang tinggi.
Tophi (deposit urat) merupakan hal yang tidak biasa pada individu dengan pirai dan merupakan
komplikasi hiperurisemia yang lambat. Tempat deposit urat yang paling umum pada pasien pirai
akut kambuhan adalah pangkal ibu jari kaki, heliks telinga, tonjolan tulang siku, tendon Achilles,
lutut, pergelangan tangan, dan tangan.
C. MANIFESTASI KLINIK
Serangan akut pirai ditandai dengan onset rasa nyeri yang menyiksa, pembengkakan dan
inflamasi. Serangan ini awalnya khas monoartikular, lebih sering mempengaruhi sendi
matatarsofalangeal, dan kemudian mempengaruhi bagian dorsal kaki, pergelangan kaki, tumit,
lutut, pergelangan tangan, jari dan siku. Serangan biasanya dimulai pada malam hari, dengan
pasien terbangun dari tidurnya dengan rasa nyeri yang menyiksa. Sendi mengalami kemerahan
eritamentosus, hangat dan membengkak. Demam dan leukositosis umum terjajdi. Serangan
yang tidak diobati dapat berlangsung selama 3 hingga 14 hari sebelum penyembuhan spontan.
Meskipun serangan akut pirai artritis dapat terjadi tanpa provokasi yang jelas, serangan dapat
ditimbulkan oleh stres, trauma, konsumsi alkohol, infeksi operasi, penurunan kadar asam urat
serum yang cepat akibat mengkonsumsi obat penurun asam urat, dan mengkonsumsi obat-obat
tertentu yang diketahui dapat meningkatkan konsentrasi asam urat serum.
D. TERAPI
1. TERAPI NON FARMAKOLGI
Pasien dianjurkan untnuk mengurangi konsumsi makanan yang tinggi mengandung purin.
( Contoh : Organ ), menghindari alkohol, dan menurunkan berat badan jika obesitas.
2. TERAPI FARMAKOLOGIS
Pirai (gout) adalah penyakit metabolisme familial yang dikarakterisasi oleh episode
berulang artritis akut yang disebabkan oleh endapan monosodium urate pada sendi-sendi dan
tulang rawan. Pembentukan kalkuli (calculi) uric acid (asam urat) di ginjal bisa terjadi. Pirai
biasanya dikaitkan dengan kadar serum yang tinggi dari uric acid, zat yang sulit larut yang
merupakan hasil akhir utama dari metabolisme purine.
Pengobatan pirai ditujukan pada pengurangan serangan akut pirai dan mencegah
kambuhnya episode pirai dan batu urat. Tetapi untuk serangan artritis pirai akut berdasarkan
pengertian kita saat ini tentang peristiwa patofisiologis yang terjadi dalam penyakit ini. Kristal-
kristal urat pada mulanya difagositosit oleh sinoviosit, yang kemudian merilis prostaglandin,
enzim lisosomal, dan interleukin-I. Tertarik oleh mediator-mediator kemotaksis ini, leukosit
polimorfonuklear bermigrasi ke ruang sendi dan memperkuat proses inflamasi yang
berlangsung. Pada fase-fase lanjut dari serangan, terlihat peningkatan dari sejumlah fagosit-
fagosit mononuklear (makrofag), mencerna kristal-kristal urat, dan merilis lebih banyak
mediator-mediator inflamasi. Urutan kejadian-kejadian ini menyatakan bahwa agen-agen yang
paling efektif untuk menangani inflamasi akut yang disebabkan oleh kristal urat adalah agen-
agen yang menekan fase-fase yang berbeda dari aktivasi leukosit.
Sebelum memulai terapi kronis untuk pirai, pasien dengan hiperurikemia yang terkait
dengan pirai dan batu urat harus dibedakan dengan jelas dari mereka yang hanya menderita
hiperurikemia. Pada orang yang hiperurikemia tanpa gejala, efikasi dari pengobatan jangka
panjang tidak terbukti. Pada beberapa individu, kadar asam urat bisa ditingkatkan hingga 2 kali
deviasi standar (SD) di atas rata-rata untuk seumur hidup tanpa konsekuensi tidak diinginkan.
a. COLCHICINE
Colchicine adalah alkaloida yang diisolasi dari crocus musim gugur, Colchicum autumnale.
Farmakokinetika
Colchicine segera diserap setelah pemberian secara oral dan mencapai kadar puncak
plasma dalam 2 jam. Metabolit dari obat ini diekskresi pada saluran cerna dan urine.
Farmakodinamika
Colchicine secara dramatis menghilangkan nyeri dan inflamasi pada artritis gout dalam
12-24 jam tanpa mengubah metabolisme atau eksresi dari urate dan tanpa efek analgesik lain.
Colchicine menghasilkan efek antiinflamasi dengan terikat pada tubulin protein intraseluler,
dengan demikian akan mencegah polimerisasinya menjadi mikrotobulus dan mengarah kepada
penghambatan migrasi leukosit dan fagositosis. Colchicine juga menghambat pembentukan
leukotrine B. Beberapa efek yang tidak diinginkan dari colchicine diakibatkan oleh
penghambatannya terhadap polimerisasi tubulin dan mitosis sel.
Dosis
Untuk mengakhiri serangan pirai, dosis awal Colchicine biasanya 0,5 mg atau 1 mg diikuti
oleh 0,5 mg setiap 2 jam sampai nyerinya berkurang dan timbul rasa mual dan diare. Dosis total
dapat diberikan secara intravena jika perlu, tetapi harus diingat bahwa sejumlah 8 mg dalam 24
jam bisa fatal. Dosis profilaksis colchicine adalah 0,5 mg satu sampai tiga kali sehari.
Sejumlah AINS lain yang lebih baru juga telah digunakan dan secara sukses berhasil pada
episode akut. Semua AINS lain kecuali aspirin, salicylate, dan tolmetin telah berhasil baik dalam
mengobati episode pirai akut. Oxaprozin, yang menurunkan uric acid serum, secara teoritis
adalah AINS yang baik untuk digunakan sekalipun tidak boleh digunakan untuk pasien penderita
batu uric acid karena akan terjadi peningkatan ekskresi uric acid ke dalam urine.
Data Farmakokonetik
Indikasi
Rematoid artritis (kecuali ketorolak, asam mefenamat dan meloksikam) dan osteoartritis
(kecuali ketorolak dan asam mefenamat) ; meredakan gejala
Nyeri ringan hingga sedang ( kalium diklofenak, etodolak, fenoprofen, ibuprofen,
ketoprofen, ketorolak, meklofenamat, asam mefenamat, naproksen natrium, rofecoxib)
Dismenorea primer
Kontraindikasi
AINS dikontraindikasikan untuk pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap asetosal
atau AINS lainnya, termasuk mereka yang mengalami serangan asma, angiodema, urtikaria, atau
rinitisnya dipicu oleh asetosal dan AINS lainnya. AINS sebaiknya tidak diberkan kepada pasien
yang mengidap tukak lambung aktif. Pasien yang sebelumnya atau sedang mengidap tukak atau
pendarahan saluran cerna, lebih baik menghindarinya dan menghentikan jika muncul lesi
saluran cerna.
Peringatan
AINS haruss digunakan dengan hati-hati pada pasien usia lanjut, pada gangguan alergi,
selama kehamilan dan menyusui dan pada gangguan koagulasi.
Pada pasien gagal ginjeksial, payah jantung atau gagal hati dibutuhkan kehati-hatian, sebab
penggunaan AINS bisa mengakibatkan memburuknya fungsi ginjeksial, dosis harus dijaga
serendah mungkin dan fungsi ginjeksial harus dipantau.
AINS sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang mengidap tukak lambung aktif
Interaksi Obat
Interaksi umumnya tidak terjadi pada AINS topikal
Inhibitor ACE antagonism efek hipotensif, meningkatkan risiko kerusakan ginjeksial dan
menaikkan risiko hiperkalemia pada pemberi0an bersama indometasin dan mungkin AINS
lainnya.
Analgetik lain : hindari pemberian bersama dua atau lebih AINS, termasuk asetosal
(menambah efek samping)
Resin penukar-anion : kolesteramin menurunkan absorbsi fenilbutason
Antasida dan adsorben : Antasida menurunkan adsorbsi diflunisal
Antibakteri : AINS dengan 4-kuinolon mungkin meningkatkan seizure
Antikoagulan meningkatkan risiko pendarahan dengan ketorolak
Antihipertensi : antagonisme efek hipotensif
Beta-bloker : antagonisme efek hipotensif
Glikosida jantung : AINS dapat menyebabkan kambuh gagal jantung, menurunkan laju filtrasi
glomerulus dan menaikkan kadar plasma glikosida jantung
Diuretika : risiko nefrotoksisitas AINS ditingkatkan, AINS terutama indometasin melawan
efek diuretika; indometasin dan mungkkin AINS lain menambah risiko hiperkalemia dengan
diuretika hemat kalium.
Efek samping
Efek samping beragam tingkat keparahan dan kekerapannya. Kadang timbul rasa tidak
nyaman pada saluran cerna, mual, diare. Dan kadang pendarahan dan tukak, dispepsia bisa
ditekan dengan meminum obat ini bersama makanan. Efek samping lain termasuk reaksi
hipersensitifitas ( terutama ruam kulit, angiodema, dan bronkospasme), sakit kepala, pusing,
vertigo, gangguan pendengaran seperti tinnitus, fotosensitivitas dan hematuria.
c. AGEN-AGEN URIKOSURIK
Probenecid dan sulfinpyrazone adalah obat urikosurik yang dipakai untuk mengurangi
timbunan urate tubuh pada pasien dengan pirai tifus atau pada mereka dengan serangan pirai
yang terus meningkat. Pada pasien yang mengeluarkan uric acid yang banyak, agen-agen
urikosurik harus dihindari, supaya tidak memicu pembentukan kalkuli uric acid.
Farmakokinetika
Probenecid diserap kembali seluruhnya oleh tubulus ginjal dan dimetabolisme dengan
sangat lambat. Sulfinpyrazone atau derivat hidroksilasinya yang aktif diekskresikan dengan cepat
oleg ginjal. Sekalipun demikian, durasi efeknya setelah pemakaian oral hampir sama panjangnya
seperti durasi probenecid
.
Farmakodinamika
Uric acid (asam urat) difiltrasi dengan bebas pada glomerulus. Seperti banyak asam
lemah lainnya, ia juga diserap kembali dan disekresi di bagian tengah dari tubulus proksimal.
Obat-obat urikosurik probenecid, sulfinpyrazone, dosis besar aspirin mempengaruhi tempat-
tempat pengangkutan aktif ini sehingga reabsorpsi bersih dari uric acid dalam tubulus proksimal
dikurangi. Karena aspirin dalam dalam dosis kecil (analgesik dan antipiretik) menyebabkan
retensi bersih dari uric acid dengan menghambat transporter sekretorik, aspirin tidak boleh
digunakan untuk analgesia pada pasien dengan pirai. Produksi dengan asam lemah lainnya,
misalnya penicillin, juga dikurangi oleh agen-agen urikosorik.
Karena ekskresi uric acid melalui urine meningkat, timbunan urate menurun, sekalipun
konsentrasi plasma mungkin tidak sangat berkurang. Pada pasien yang merespon dengan baik,
endapan urate tofus akan direabsorbsi, dengan meredakan artritis dan mineralisasi kembali
tulang. Dengan bertambahnya ekskresi uric acid, predisposisi pembentukan batu ginjallebih kuat
daripada pengurangannya, karena itu volume urine harus dipertahankan pada tingkat tinggi dan
paling tidak pada awal pengobatan pH urine dipertahankan di atas 6,0 dengan pemberian alkali.
Indikasi
Terapi urikosurik harus dimulai jika terjadi beberapa serangan artritis pirai akut.
Bilamana bukti tofus tampak, atau bilamana kadar plasma uric acid pada pasien dengan pirai
begitu tinggi sehingga kerusakan jaringan hampir tidak bisa dihindari. Terapi sebaiknya tidak
dimulai sebelum 2-3 minggu sesudah serangan akut.
Perhatian
Sangat penting sekali untuk memperhatikan volume air seni yang besar untuk
mengurangi kemungkinan pembentukan batu.
Dosis
Probenecid biasanya dimulai pada dosis 0,5 mg secara oral setiap hari dalam dosis
terbagi, meningkat sampai 1 gram sehari setelah 1 minggu. Sulfinpyrazone dimulai pada dosis
oral 200 mg sehari, meningkat sampai 400-800 mg seharii. Harus diberikan dalam dosis terbagi
bersama makanan untuk mengurangi efek gastrointestinal yang tidak diinginkan.
d. ALLOPURINOL
Suatu alternatif untuk meningkatkan ekskresi asam urat dalam pengobatan pirai adalah
mengurangi sintesisnya dengan menghambat xanthine oxidase dengan allopurinol.
Farmakokinetika
Allopurinol kira-kira 80% diserap setelah pemakaian oral. Seperti uric acid, allopurinol
sendiri dimetabolisme oleh xanthine oxidase. Persenyawaan hasilnya, alloxanthine,
mempertahankan kemampuannya untuk menghambat xanthine oxidase dan mempunyai durasi
kerja yang cukup panjang sehingga allopurinol cukup diberikan satu kali sehari
Farmakodinamika
Diet purin dalam makanan bukan merupakan sumber uric acid yang penting. Jumlah
penting secara kuantitatif dari purin dibentuk dari asam amino, formate, dan karbondioksida
dalam tubuh. Ribonukleotida purine tersebut tidak tergabung ke dalam nucleic acid (asam
nukleat) dan yang berasal dari degradasi nucleic acid dikonversi menjadi xanthine atau
hypoxanthine dan dioksidasi menjadi uric acid. Bilamana langkah terakhir ini dihambat oleh
allopurinol, maka ada penurunan pada kadar plasma urate dan penurunan pada timbunan urate
dengan peningkatan yang bersamaan pada xanthin dan hypoxanthine yang lebih mudah larut.
Indikasi
Pengobatan pirai dengan allopurinol, seperti dengan agen-agen urikosurik, dimulai dengan
harapan bahwa dapat berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup. Meskipun allopurinol
seringkali digunakan sebagai obat penurun urate yang pertama kali dipakai, indikasinya yang
paling rasional adalah sebagai berikut :
Pada tofus pirai yang kronis, dimana penyerapan kembali dari tofus lebih cepat daripada
dengan agen-agen urikosurik
Pada pasien dengan pirai yang uric acid dalam urine 24 jam-nya pada diet bebas purine
melebihi 600-700 mg
Bilamana pprobenecid atau sulfinpyrazone tidak dapat dipakai karena efek-efek yang tidak
diinginkan atau reaksi alergi, atau bilamana keduanya juga memberikan efek terapeutik
yang kurang optimal
Untuk batu ginjal yang berulang
Pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal
Bilamana kadar serum urate meningkat banyak.
Harus diusahan untuk mengurangi kadar serum urate sampai kurang dari 6,5 mg/dL. Selain
pirai, allopurinol dipakai sebagi agen antiprotozoal dan diindikasikan mencegah urikosuria masif
yang mengikuti terapi diskrasia darah yang sebaliknya bisa menyebabkan kalkuli ginjal
Dosis
Dosis awal untuk allopurinol adalah 100 mg sehari. Allopurinol dapat dititrasi sampai
300 mg/hari tergantung pada respon uric acid serum.
Colchicine atau AINS harus diberikan selama minggu-minggu pertama terapi allopurinol untuk
mencegah episode-episode artritis pirai yang kadang-kadang terjadi.
e. Kortikosteroid
Data Farmakokinetik
Indikasi
Kontraindikasi
Infeksi sistemik, kecuali bila diberikan antibiotik sistemik; hindari vaksinasi dengan virus
aktif pada pasien yang menerima dosis imunosupresif.
Efek Samping
Penggunaan kortikosteroid jangka lama akan menimbulkan efek samping akibat khasiat
glukokortikoid maupun khasiat mineralokortikoid. Efek samping glukokortikoid meliputi diabetes
dan osteoporosis yang terutama berbahaya nbagi usia lanjut. Pemberian dosis tinggi dapat
menyebabkan nekrosis avaskuler dan sindrom cushing yang sifatnya reversibel. Pada anak,
kortikosteroid dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, sedangkan pada wanita hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan adrenal anak. Efek samping mineralokortikoid adalah hipertensi,
retensi Na dan cairan, dan hipokalemia.
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi : Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba Medika
Lutz Hein, M.D. 2005. Color Atlas of Pharmacology. New York : Thieme