Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2002 : 263).
Guru merupakan fasilitator utama dalam pelaksanaan pendidikan secara formal di
sekolah dan mempunyai tanggung jawab yang cukup berat dan kompleks. Di satu sisi
perannya penyampai ilmu pengetahuan, di sisi lain guru harus mengetahui keseluruhan
perkembangan pribadi anak didiknya. Dalam mengembangkan metode pembelajaran,
peranan guru sangat fleksibel dalam menerapkan strategi konsep metode pembelajaran
yang akan disampaikan kepada siswanya.
Dalam mata pelajaran IPS, metode pembelajaran apa yang akan disampaikan?
Proses belajar mengajar yang baik harus melibatkan keaktifan siswa secara total, artinya
melibatkan pikiran pendengaran, penglihatan, dan keterampilan yang dimiliki. Dalam
proses belajar mengajar seorang guru berperan mengajak siswa untuk memperhatikan,
mendengarkan penyajian peraga yang dapat dilihat dan memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami atau memberi tanggapan,
sehingga terjadi proses belajar yang aktif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Iklim
belajar mengajar seperti ini hanya dapat tercipta bila guru menggunakan pendekatan
partisipatoris.
Proses belajar mengajar IPS yang menghendaki adanya keaktifan siswa, sampai
saat ini sering diabaikan oleh guru. Dalam pembelajaran di kelas banyak guru
(khususnya di daerah atau desa) masih banyak yang menggunakan pendekatan
ekspositoris. Pendekatan pembelajaran ini banyak dipilih karena sarana dan prasarana
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS di daerah yang masih belum memadai.
Sebagai akibat penerapan pendekatan ini pengetahuan konsep IPS yang diperoleh siswa
hanya bersifat hafalan. Pendekatan ekspositoris, menuntut seorang guru untuk selalu
menambah wawasan, baik itu dari membaca buku-buku pelajaran maupun dari media
lain yang berkaitan dengan materi pelajaran IPS. Dampaknya, bagi guru yang kurang
aktif, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan.
Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Satu upaya penanganan masalah tersebut, diharapkan guru hendaknya mengenal
psikologi siswa dan berupaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajar
1
IPS, ini mengandung implikasi bahwa setiap guru harus menguasai pelajaran yang akan
disajikan. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa dan usahakan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selama ini yang
dipraktekan di sekolah-sekolah masih banyak hanya menggunakan dengan metode
ceramah saja, dan siswa menganggap belajar IPS adalah aktivitas yang membosankan
yang hanya mendengarkan dan mencatat materi
Sekolah Dasar merupakan pondasi dasar suatu pendidikan, jika dari dasar siswa
mempunyai doktrin negatif terhadap IPS maka pada tingkatan jenjang pendidikan yang
lebih tinggi siswa akan lebih merasa malas, bosan dalam mengikuti pelajaran IPS.
Masalah ini dapat diketahui penulis setelah melakukan pengamatan, wawancara
dan melihat hasil pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 011 Pasir Pelengkong pada tahun
ajaran 2019.
B. TUJUAN PERBAIKAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Agar siswa menjadi efektif terhadap pembelajaran IPS
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, guru dapat
melakukan pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan dengan
menggunakan metode Media Gambar.
C. MANFAAT PERBAIKAN
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, terutama jika penelitian ini berhasil. Maka manfaat yang diperoleh sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
2. Bagi Guru
a. Memperbaiki pembelajaran yang dikelola.
b. Membantu guru berkembang secara profesional.
c. Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan
pembelajaran yang efektif.
d. Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan
meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran
yang dihadapi di sekolah
b. Menumbuhkan iklim kerja sama yang konduktif untuk memajukan sekolah.
BAB II

2
KAJIAN PUSTAKA

A. METODE MEDIA GAMBAR


Menurut Denny Setiawan (2011:1.1) Media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari
pengirim ke penerima pesan. Perkataan „„Media„„ tidak selalu identik dengan mahal
atau memerluka listrik karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya menjadi
media canggih (sophisticate media) dan media sederhana (simple media).
Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri dari
komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerluka listrik dalam penyajiannya.
Sedangkan media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri guru atau ahli
media sederhana, dan biasanya tidak memerluka listrik untuk menyajikannya. Terdapat
beberapa kelompok media sederhana, yaitu gambar diam, grafis, display, dan realia.
Gambar diam terdiri dari berbagai jenis gambar yaitu ada yang berupa foto, gambar,
peta, dan sebagainya.
Gambar dapat kita temukan di mana pun kita berada. Gambar merupakan simbol
komunikasi tertua manusia. Dari zaman batu hingga sekarang, manusia menggunakan
gambar sebagai alat komunikasi.
1. MANFAAT MEDIA GAMBAR DATA PROSES BELAJAR MENGAJAR
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media paling umum
dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan
dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa
sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan,
dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan
orang dewasa.
Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar
mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat
dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan
bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang
berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM beberapa ahli
membekas rambu yang perlu diperhatikan yaitu:
2. MEMILIH GAMBAR YANG BAIK DALAM PEMBELAJARA

3
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran
terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti
melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini
akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu
dikatakan asli.
b. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan
tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai
praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik
pada gambar.
c. Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang
tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa
akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang
bergerak.
e. Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya
rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau
gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi
pengajaran.
f. Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar.
Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai.

Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas


juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk
digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat
digunakan sebagai media dalam mengajar.

3. MENGGUNAKAN GAMBAR DALAM KELAS


Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik
dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk penafsiran.
Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki
kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu
sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun
menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.

4
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran
yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam
kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar,
menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar
untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya
efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar,
dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau
diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin,
menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian,
dan menambah pengetahuan siswa.
4. MENGAJAR SISWA MEMBACA GAMBAR
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa
membaca gambar:
a. Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya
pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama
warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria
tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi,
membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para
siswa.
b. Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam
dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan
gereja, dan sebagainya.
c. Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek
dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak
gunung latar belakangnya.
d. Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang
diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat
sebuah simbol-simbol gerakan.
e. Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar
temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan
musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan
membuka pakaian. Maka dapat dibedakan emperature rendah dan keadaan
panas.

5
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas serta menganalisa hasil-hasil dari
penelitian sesuai dengan kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Uraian data dalam
penelitian ini diawali dengan gambaran awal tentang proses pembelajaran IPS dan
sikap siswa dalam pembelajaran IPS sebelum dikenai tindakan, serta di akhiri dengan
hasil pelaksanaan tindakan pertama dan kedua yang meliputi proses pembelajaran IPS,
sikap siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk memperjelas hal tersebut penulis akan
mendeskripsikan:
1. Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa sangat berguna dalam memberikan gambaran
umum. Tentang kemajuan dari hasil penelitian dan pengaruh terhadap proses
pembelajaran. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan
kegiatan awal terhadap pembelajaran IPS materi Kenampakan Alam. Hal pertama
yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan
terhadap siswa kelas IV SDN 011 Paser Pelengkong mengenai karakteristik siswa
ditinjau dari segi presentasi akademis, seperti yang digambarkan bab sebelumnya
siswa dibagi menjadi tiga kelompok siswa yaitu: pintar, sedang, dan kurang.
Tujuan ditetapkannya hal tersebut adalah diprediksikan mempunyai relevansi
yang berarti bagi kelancaran dan keberhasilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Lebih lengkapnya kelompok siswa itu terdiri dari 6 siswa atau
sebagian kecil (15,38%) digolongkan kepada kelompok pandai, 30 orang siswa
atau hampir setengahnya (53,84%) digolongkan kepada kelompok sedang, dan
sisanya yaitu 12 orang siswa atau sebagian kecil (30,78%) digolongkan kepada
kelompok kurang.
Setelah mengetahui masing-masing karakteristik siswa, langkah selanjutnya
yang penulis lakukan adalah melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran IPS.
Observasi pertama yang penulis lakukan pada siswa sedang mempelajari
materi Kenampakan Alam. Pada kegiatan membuka pelajaran guru menugaskan
siswa untuk mempelajari materi Kenampakan Alam pada buku paket. Selanjutnya
mengerjakan latihan yang ada pada buku paket. Saat kegiatan inti guru dan siswa
membahas soal latihan yang telah dikerjakan siswa di kelas, kemudian
dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi yang dibahas. Pada kegiatan
7
akhir, guru memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu.
Kemudian hasil dari evaluasi itu dikumpulkan dan dinilai. Adapun hasil dari
pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan diperoleh nilai rata-rata 56,15.
Berdasarkan hasil observasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran
IPS tersebut, menunjukan bahwa proses pembelajaran IPS yang selama ini
penulis lakukan belum dapat dipahami siswa. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran yang berlangsung hanyalah mempelajari suatu konsep saja
sedangkan simulasi dari aplikasi konsep itu sendiri dalam kehidupan siswa
tidaklah dilakukan. Walaupun guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan tanya jawab, hal tersebut tidak bisa dimanfaatkan siswa karena siswa
tidak dapat memahami konsep IPS yang dipelajarinya. Sehingga sikap siswa
terhadap pembelajaran IPS, terlihat kurang merespon dengan baik. Hal ini
disebabkan karena siswa belum memahami dan belum dapat bagaimana cara
menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada tahap ini, maka perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan agar kualitas pembelajaran IPS menjadi lebih baik
dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum dapat tercapai.
2. Hasil Penelitian siklus I
a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus I
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6,00 dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 4.1
Hasil Tes Individu Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi

1 0-59 18

2 60-69 22

3 70-100 8

JUMLAH 48

Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat


30 siswa atau sebagian besar (62,5%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya
18 siswa atau kurang dari setengahnya (37,5%) dinyatakan belum lulus dalam

8
postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 56,97% dalam KKM
(60.00).
b. Hasil Observasi Siklus I
Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran maka selanjutnya
dilakukan observasi hasil kegiatan tersebut berdasarkan data dan sejumlah
informasi yang telah diperoleh pada saat mengobservasi proses pembelajaran.
Adapun data tersebut diperoleh selain dari penulis juga terdapat masukan dari
observer yang dalam hal ini adalah rekan kerja dari penulis. Hasil observasi
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS siswa belum memenuhi hasil yang
diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari selama kegiatan berlangsung
khususnya dalam kegiatan individu ada siswa yang kurang paham apa yang
perlu ia lakukan saat pelaksanaan berlangsung.
2. Komunikasi satu arah sehingga pelajaran menjadi pasif
3. Dalam menyelesaikan tes uraian siswa kurang dapat optimal Hal ini
menyebabkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS masih kurang.
4. Perhatian siswa kurang fokus ketika guru sedang menerangkan materi
pembelajaran karena guru hanya menggunakan buku paket.
c. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, sebelum
pelaksanaan tindakan pembelajaran, nilai rata-rata kelas 56,97 dan ada 18
siswa dari 48 yang memperoleh nilai di bawah batas lulus (60,00) hal tersebut
terjadi karena penjelasan materi hanya dibantu oleh LKS untuk mencari
jawaban dari buku paket.
Untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut, penulis mencoba
menggunakan metode Media Gambar dalam menyampaikan materi
Kenampakan Alam dalam Pembelajaran IPS
Hasil pembelajaran pada siklus I nilai rata-rata kelas belum memenuhi
kriteria minimum KKM 60%. Siswa yang di bawah batas lulus adalah 18
orang, melihat hasil pembelajaran tersebut peneliti masih harus melakukan
tindakan pada siklus II agar peningkatan pembelajaran lebih baik lagi.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus II

9
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6,00 dapat
dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2
Hasil Tes Individu Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi

1 0-59 4

2 60-69 36

3 70-100 8

JUMLAH 48

Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat


44 orang siswa atau sebagian besar (91,67%) yang dinyatakan lulus, sedang
sisanya 4 orang siswa atau kurang dari setengahnya (8,33%) dinyatakan belum
lulus dalam postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 63.83.

b. Hasil Observasi Siklus II


Hasil observasi pada siklus II adalah kekurangan pada siklus pertama dapat
diperbaiki dengan baik. Namun bukan berarti tidak ada kekurangan, temuan
yang ada pada tindakan kedua tersebut berdasarkan pengamatan penulis dan
masukan dari teman sejawat yang disebabkan karena:
1. Masih ada siswa yang ngobrol keluar masuk kelas.
2. Masih ada siswa mendapat nilai kurang.
3. Siswa pasif
4. Siswa belum memahami konsep nilai-nilai makna Sumpah Pemuda.
c. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, pada
pembelajaran siklus I nilai rata-rata kelas 56,97% siswa yang nilainya di
bawah batas lulus 18 orang.
Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata kelas 63.83%. Siswa yang nilainya
di bawah batas lulus 4 orang, ini menandakan bahwa hasil pembelajaran siswa
mengalami kenaikan, walaupun masih ada diantaranya sebagian kecil siswa
yang mendapat nilai kurang dari batas lulus

PEROLEHAN NILAI
SIKLUS I DAN SIKLUS II
NILAI
NO NAMA SIKLUS SIKLUS
I II

10
1 Asila Restianti 55 60
2 Adi Rudiansyah 50 60
3 Andini 55 60
4 Berman 50 60
5 Celsi Nauri 55 60
6 Chica Dwi 50 60
7 De Ismi Sakira 60 60
8 Dea Lestari 55 80
9 Dian Rosdianti 60 60
10 Dede Pasundan 55 60
11 Eca Rahmawati 60 65
12 Fikri Firmansyah 50 65
13 Fitria 55 60
14 Fahmi Amirudine 50 60
15 Gina Amelia 60 80
16 Ilang Akhsan 60 70
17 Hendi 60 65
18 Intan Tania 50 65
19 M. Ari Santana 55 60
20 M. Setiawan 55 65
21 Mirawai Afriliatin 50 70
22 Mirra Oktavia 50 70
23 Nita Meinatalia 60 70
24 Okta Lusiana 60 70
25 Ria Krisna Dewi 60 70
26 Rangga Rudistira 50 60
27 Rizky Ramdani 60 65
Risnandar
28
Hardiansyah 60 70
29 Rizal Rivaldi 60 60
30 Rian Mulyadi 60 60
31 Rudi Sonata 60 60
32 Suci Rohmatunisa 60 60
33 Sintia Nur Fitriani 60 65
34 Salaman Ryzki 60 65
35 Shifa Agustina 60 60
36 Syaila Rachelia 60 60
37 Sendi Permana 60 65
38 Siti Nur Lathifah 60 65
39 Titin Agustin 60 65
40 Tian Fadhilah 60 60
41 Yovi Nuryana 55 55
42 Zihan Nur Apipah 55 55
43 Zaki Ferlyansyah 60 60
44 M. Fahrul Rama 60 55
45 Dinda Adelia Zahra 60 60

11
46 Mery Angeline 60 60
47 Rangga Putra S 60 55
48 M. Ahnaf 60 60
JUMLA
 
H 56.97 63.83

GRAFIK PEROLEHAN NILAI


SIKLUS I DAN SIKLUS II
Siklus I Siklus II

63.83%

59.97%

Nilai

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hal tersebut, ternyata hasil belajar mata pelajaran IPS pada siklus I
belum maksimum dan pada tahap siklus II hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan
hasil pengolahan data dan deskripsi pengamatan yang telah dilakukan terhadap
pembelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam, hasil pembelajaran ada peningkatan
tahap demi tahap.
Jumlah peserta didik pada akhir pembelajaran yang mencapai batas lulus
mengalami kenaikan dari jumlah 30 siswa menjadi 44 orang dari jumlah seluruh siswa
sebanyak 48 siswa. Ini bertarti ada peningkatan atau perkembangan. Jika di lihat dari
nilai rata-rata kelas pada akhir kegiatan pembelajaran rata-ratanya yang di peroleh
peserta didikpun mengalami kenaikan dari 56,97 menjadi 63.83.
Dari uraian di atas jelas metode Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa untuk pembelajaran IPS.

12
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di SDN 011 Paser Pelengkong,
mengenai upaya guru memotivasi anak dalam pembelajaran IPS. Dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS dengan metode pengajaran yang bervariasi dan ditunjang dengan
alat-alat peraga ternyata akan lebih menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar dan akan lebih mudah materi IPS dipahami oleh siswa.
2. Pemberian motivasi besar artinya karena sering kali dapat membantu siswa
mempelajari konsep tersebut dengan mudah, karena mereka mengerti apa, mengapa
dan bagaimana konsep yang dipelajari, dengan demikian tahu arah pembahasan
dilakaukan.
3. Perubahan dalam pembelajaran IPS di sekolah, terutama pembuatan materi IPS yang
difokuskan kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dengan mempresentasikan
semua level dari tujuan belajar IPS (rendah, menengah dan tinggi).

13
4. Penggunaan metode belajar mengajar IPS yang terpusat pada siswa akan membuat
siswa dapat belajar secara aktif selama belajar mengajar berlangsung.

B. SARAN
Akhir dari penelitian ini, penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru
a. Metode pengajaran hendaknya bervariasi, sehingga siswa tidak merasa bosan dan
jenuh dalam mengikuti pembelajaran IPS.
b. Dalam pembelajaran IPS hendaknya guru memanfaatkan media pembelajaran dan
alat peraga yang ada dilingkungan sekitar.
c. Hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran IPS dimulai dari hal-hal
yang kongkrit ke hal-hal yang abstrak.
d. Hendaknya guru selalu memotivasi siswa sehingga kejenuhan dan kemalasan
dalam mengikuti pembelajaran IPS dapat teratasi.
e. Guru selalu senantiasa bersikap secara profesional dalam menghadapi situasi dan
kondisi dalam bentuk apapun.
2. Siswa
a. Siswa diharapkan selalu semangat dalam pembelajaran IPS.
b. Banyak menyeleasaikan latihan soal yang diberikan oleh guru.
3. Sekolah
a. Menyediakan sarana dan prasarana pengajaran untuk menunjang pembelajaran
IPS yang efektif.
b. Meningkatkan mutu guru dengan banyak mengikutsertakan guru dalam berbagai
pelatihan dalam bidang pendidikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sardiyo, Sugandi, & Ischak. (2008). Materi Pokok Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Setiawan, D., Pribadi, B. A., & Suroso, A. (2011). Materi Pokok Komputer dan Media
Pembelajaran. Jakart: Universitas Terbuka.

Sudjana, & Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensido Offset.

15

Anda mungkin juga menyukai