Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teman Dekat

1. Definisi Teman Dekat

Menurut KBBI teman adalah orang yang bersama-sama bekerja

(berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap). Dan lebih khusunya lagi,

teman dekat adalah teman yang memiliki hubungan yang dakat dangn kita.

Namun dalam hal yang dekat-deakt saja, tidak terlalu jauh. Seperti halnya

teman dekat sekolah, yang mana hanya memilki hubungan deakt di

lingkup sekolah saja.

Berikut beberapa literatur yang didapatkan dalam menjabarkan

definisi teman dekat, di antaranya adalah:

a. Urbanski (1992) mendefinisikan teman dekat adalah teman

yang lebih murah hati, lebih peka, dan lebih jujur dari teman

biasa.

b. Paulhus dan Bruce (1992) mendefinisikan teman dekat sebagai

teman yang lebih akurat dalam menyimpulkan perasaan dan

pikiran dan kepribadian.

Jadi, teman dekat dapat disimpulkan sebagai seorang yang

memiliki hubungan yang dekat dengan kita.

6
B. Ujian Nasional (UN)

1. Definisi Ujian Nasional (UN)

Ujian Nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar

dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan

antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas

di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20

tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu

pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas

penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Sejarah dan Perkembangan Ujian Nasional

Ujian Nasional (UN) mulai diberlakukan di Indonesia sejak tahun

1950 dan telah beberapa kali berganti sistem dan format ujian hingga saat

ini. Untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah Ujian Nasional (UN)

berikut adalah uraian dari tahun ke tahun sejarah tentang Ujian Nasional

(UN).

A. Periode Tahun 1950-1965

Pada periode ini, ujian nasional disebut dengan Ujian

Penghabisan atau UP. Penyelenggaraan ujian ini ada pada zaman

Presiden Soekarno. Soal tes dibuat dalam bentuk esai dan telah

diuji oleh Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Hasilnya, diperiksa oleh pusat rayon yang telah ditentukan.

7
B. Periode Tahun 1965-1971

Pada periode ini, Ujian Nasional disebut dengan Ujian Negara.

Lalu, materi yang diuji adalah semua mata pelajaran yang

diajarkan kepada siswa didik, dan materi ujian dibuat oleh

Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

C. Periode Tahun 1972-1979

Pada periode ini, pemerintah Indonesia dalam masa

kepemimpinan Orde Baru membuat kebijakan baru, yaitu

pemerintah pusat hanya menyusun pedoman dan panduan ujian

nasional yang bersifat umum. Namun, dalam hal penyelenggaraan

ujian nasional dilakukan oleh masing-masing sekolah dengan

waktu dan materi yang dibuat juga oleh masing-masing sekolah.

D. Periode Tahun 1980-2001

Pada periode ini, ujian nasional disebut dengan EBTANAS

(Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) dan EBTA (Evaluasi

Belajar Tahap Akhir). Kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi

nilai EBTANAS yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat dan

EBTA yang dikoordinasi oleh pemerintah daerah, serta ditambah

nilai ujian harian yang tertera di buku rapor. Pada periode ini

dikenal dengan DANEM (daftar nilai ebtanas murni) yaitu hasil

nilai EBTANAS apa adanya. Namun kelulusan berdasarkan nilai

8
rata-rata seluruh mata pelajaran yang diujikan meskipun ada siswa

yang mendapat nilai dibawah tiga pada mata pelajaran tertentu.

E. Periode Tahun 2002- 2004

Pada periode ini, ujian nasional disebut dengan Ujian Akhir

Nasional (UAN) menggantikan jenis ujian nasional yang

sebelumnya yang disebut EBTANAS. Standar kelulusan UAN

setiap tahun berbeda-beda.

 Pada UAN 2002, kelulusan ditentukan oleh nilai mata

pelajaran secara individual.

 Pada UAN 2003, standar kelulusan adalah 3.01 pada setiap

mata pelajaran dan nilai rata-rata minimal 6.00. Soal ujian

dibuat oleh Depdiknas dan pihak sekolah tidak

dapat mengangkat nilai UAN. Para siswa yang tidak/belum

lulus masih diberi kesempatan mengulang selang satu

minggu sesudahnya.

 Pada UAN 2004, kelulusan siswa didapat berdasarkan nilai

minimal pada setiap mata pelajaran 4.01 dan tidak ada nilai

rata-rata minimal. Pada mulanya UAN 2004 ini tidak ada

ujian ulang bagi yang tidak/belum lulus. Namun setelah

mendapat masukan dari berbagai lapisan masyarakat,

akhirnya diadakan ujian ulang.

F. Periode Tahun 2005-2012

9
Pada periode ini, ujian nasional disebut dengan Ujian

Nasional (UN) menggantikan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang

sebelumnya. Namun, standar kelulusan Ujian Nasional pada

periode ini selalu berbeda.

 Pada Periode Tahun 2005, UN memiliki peraturan

minimal nilai untuk setiap mata pelajaran adalah 4.25

dan juga para siswa yang belum lulus pada tahap 1,

boleh mengikuti UN tahap 2, namun hanya untuk mata

pelajaran yang belum lulus saja.

 Pada periode tahun 2006, UN berganti peraturan

kembali, standar kelulusan minimal adalah 4.25 untuk

setiap mata pelajaran yang diujikan dan rata-rata nilai

harus lebih dari 4.50 dan tidak ada ujian ulang.

 Pada periode tahun 2007, UN melakukan perubahan

peraturan kembali, yakni tidak adanya ujian ulang.

Lalu, bagi siswa yang tidak lulus dalam UN disarankan

mengambil paket c untuk meneruskan pendidikan atau

mengulang UN tahun depan.

 Pada periode tahun 2008, UN kembali melakukan

perubahan peraturan, dari yang semula hanya tiga mata

pelajaran yang diujikan, kini menjadi enam mata

pelajaran yang diujikan.

 Pada periode tahun 2009, untuk mencapai kelulusan,

nilai rata-rata minimal adalah 5.50 untuk seluruh mata

10
pelajaran yang di UN-kan, dengan nilai minimal 4.00

untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal

4.25 untuk mata pelajaran lainnya.

 Pada periode tahun 2010, standar kelulusannya adalah,

memiliki nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh

mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal

4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan

minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus

untuk SMK, nilai mata pelajaran praktek kejujuran

minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung nilai

rata-rata UN.

 Pasa periode tahun 2011 dan 2012 nilai kelulusan siswa

masih tetap, yaitu 5.50. Begitu juga soal tetap dibagi

dalam enam macam paket, yakni lima soal utama dan

satu cadangan bila ada soal yang tidak lengkap atau

kurang.

C. SBMPTN

1. Definisi SBMPTN

Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat sebagai

SBMPTN, merupakan seleksi bersama dalam penerimaan mahasiswa baru

di lingkungan perguruan tinggi negeri menggunakan pola ujian tertulis

secara nasional, yang selama ini telah menunjukkan berbagai keuntungan

dan keunggulan, baik bagi calon mahasiswa, perguruan tinggi negeri,

maupun kepentingan nasional.

11
2. Sejarah dan Perkembangan SBMPTN

SBMPTN pertama kali digelar serentak oleh PTN-PTN di seluruh

Indonesia pada tahun 1976. Saat itu, proses seleksi ini di namakan

Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universita (SKALU). Berikut adalah

perubahan-perubahan SBMPTN dari tahun ke tahun.

A. Periode Tahun 1976-1979

Pada periode ini, SBMPTN bernama SKALU (Sekretariat

Kerjasama Antar Lima Universitas). SKALU diadakan secara

serentak oleh 5 perguruan tinggi negeri di Indonesia. Kelima

perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia (UI), Institut

Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB),

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM), dan Universitas

Airlangga (UNAIR). Pada tahun 1976, kelima perguruan tinggi

tersebut menggelar Ujian Saringan Masuk (USM) seragam. Tujuan

ujian saringan masuk bersama ini agar calon mahasiwa tidak harus

ke daerah yang merupakan lokasi kelima universitas tersebut.

Namun, penerapan sistem ini mendapatkan respons kurang baik

bagi masyarakat karena ada dikotomi antara universitas atau

institut yang mengikuti SKALU dan yang tidak tergabung dalam

sistem ini. Dalam mekanisme SKALU, calon mahasiswa hanya

bisa memilih satu jurusan dari kelima universitas yang tergabung di

dalamnya. Selebihnya, boleh memilih jurusan di luar SKALU atau

menunggu tahun berikutnya jika tidak lolos.

12
B. Periode Tahun 1979-1983

Pada periode ini, SBMPTN bernama SKASU (Sekretariat

Kerjasama Antar Sepuluh Universitas). Pada perkembangannya,

SKALU berubah menjadi Program Perintis. Program ini bertujuan

untuk menyiasati kekurangan pada program SKALU. Meski

bernama Program Perintis, istilah penerimaan mahasiswa baru

pengganti SKALU lebih dikenal dengan SKASU.

Sebanyak sepuluh universitas yang terlibat didalamnya yaitu

Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut

Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM),

Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Padjadjaran

(UNPAD), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas

Brawijaya (UNIBRAW), Institut Sepuluh November (ITS), dan

Universitas Sumatera Utara (USU). Dalam sistem SKALU,

mahasiswa bisa memilih lebih dari 3 perguruan tinggi. Ada jenis

seleksi dalam SKALU yaitu Perintis I, II, III, IV. Perintis I terdiri

dari UI, ITB, ITS, IPB, USU, UNPAD, UNIBRAW, dan UNAIR.

Perintis II terdiri dari IPB, UGM, dan ITB yang menyusuri minat

bakat calon mahasiswa ke sekolah-sekolah. Proyek perintis III

melibatkan Universitas Syah Kuala, Universitas Andalas, UNS,

Universitas Udayana, dan Universitas Hasanudin. Sementara,

Perintis IV terdiri dari IKIP Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan

Malang.

C. Periode Tahun 1983-1989

13
Pada tahun ini, SBMPTN disebut dengan Sipenmaru atau

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Pada Sipenmaru, pemerintah

menggabungkan seleksi ujian masuk perintis. Metode yang

digunakan dalam menyaring calon mahasiswa adalah melalui

Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).

Peserta ujian mempunyai lima pilihan studi dalam seleksi

penerimaannya. Kelima pilihan itu tersebar dalam dua pilihan

untuk jurusan IPA, dua pilihan untuk jurusan IPS/Bahasa, dan

universitas terbuka.

D. Periode Tahun 1989-2001

Pada tahun ini, UMPTN menggantikan sistem Sipenmaru.

Perubahan sistem ini karena beberapa perguruan tinggi tidak

menggunakan PMDK. Misalnya, Institut Teknologi Bandung (ITB)

yang memiliki urgensi tinggi pada penerimaan khusus PMDK

dengan mewajibkan calon mahasiswa memiliki kriteria sesuai

persyaratan.

Sistem UMPTN sepenuhnya dilaksanakan oleh masing-masing

perguruan tinggi, hal bertujuan untuk mempermudah peserta ujian,

pelaksanaan ujian dikoordinasi dalam rayon-rayon yaitu Rayon A

meliputi PTN di wilayah Sumatera, Kalimantan Barat, DKI

Jakarta, dan Jawa Barat. Rayon B meliputi PTN di wilayah Jawa

Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,

14
dan Kalimantan Timur. Rayon C meliputi Jawa Timur, Bali, Nusa

Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.

E. Periode Tahun 2001-2008

Pada tahun ini, SBMPTN disebut dengan SPMB (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru). SPMB diselenggarakan di kota-kota

tempat PTN itu berada, serta kota-kota lain yang dianggap strategis

oleh panitia. Seperti halnya UMPTN, ujian SPMB diselenggarakan

secara bersamaan dengan soal yang sama atau setara. Peserta ujian

disarankan memilih lokasi ujian yang paling dekat dengan tempat

tinggalnya karena hal ini menjadi bahan pertimbangan dalam

proses SPMB.

F. Periode Tahun 2008-2013

Pada tahun ini, SPMB berganti nama menjadi SNMPTN

(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Pendaftarannya masih menggunakan kertas. Namun pada tahun

2009, beralih ke sistem online. Setelah menggunakan sistem

tersebut, pada tahun 2011 seleksi dilaksanakan melalui 2 ujian

yaitu jalur undangan dan tertulis. Untuk jalur undangan, terbuka

bagi sekolah dengan kelas akreditasi. Akreditasi inilah yang

menentukan jumlah calon siswa yang mengikuti SNMPTN

Undangan. Jalur ujian tulis hampir sama dengan tahun sebelumnya.

15
Hal yang berbeda, peserta mendapat PIN untuk mengakses situs

web saat melakukan pendaftaran.

G. Periode Tahun 2013-2018

Pada periode ini, seleksi masuk perguruan tinggi bernama

SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) yang diperkenalkan pada tahun 2013. Jalur SBMPTN

adalah melalui ujian tertulis dan ujian keterampilan. SBMPTN

berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pendaftaran siswa

yang dilakukan oleh sekolah, siswa, dan proses seleksi serta

pengumuman bersifat online.

Pada tahun 2016, untuk pertama kalinya SBMPTN dikelola

oleh Kementeria, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi setelah

dipisahkannya pengelolaan pendidikan tinggi dari Kemdikbud ke

Kemristekdikti.

H. Pada Tahun 2019

Pada tahun 2019, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru,

terkait SBMPTN. Kebijakan baru itu adalah, siswa saat ini

mengikuti ujian tertulis dahulu yang berbasis online, setelah

mendapatkan nilai, siswa baru melamar kepada PTN yang

16
ditujunya, maksimal memilih 2 jurusan atau fakultas, setelah itu

tinggal menunggu hasil dari SBMPTN yang telah dilaksanakan.

17

Anda mungkin juga menyukai