1. Pilihan ganda, murid hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu
soal
2. Pilihan ganda kompleks, murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar
dalam satu soal,
3. Penjodohan, murid menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya
4. Isian singkat, murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk
menyebutkan naa benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya
5. Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan
jawabannya
Poin lain dari asesmen nasional juga memberikan gambaran terkait dengan
karakterisik esensial sekolah yang lebih efektif dalam mengembangkan kompetensi
dan karakter murid. Kondisi ini juga diharap bisa membantu pihak sekolah lebih
memahami apa yang perlu dilakukan guna meningkatkan mutu pembelajaran yang
diterapkan. Asesmen Nasional Dilaksanakan Pada Semua Sekolah dengan
responden murid, guru, dan kepala sekolah.
Murid
Maksimal 30 murid untuk SD, dan 45 murid untuk SMP, SMA, SMK yang akan
dipilih secara acak oleh Kemendikbud untuk menjadi responden. Tes sekaligus
kuesioner murid akan diadministrasikan menggunakan komputer dalam kondisi
diawasi.
Guru
Semua guru akan menjadi responden. Pada poin ini, untuk mengurangi beban
administratif, guru akan diberikan tenggat waktu 2 minggu untuk mengisi kuesioner.
Pengisian kuesioner dilakukan secara daring tanpa pengawasan.
Kepala Sekolah
Semua kepala sekolah akan menjadi responden. Tidak berbeda dengan guru,
kepala sekolah juga diberi waktu 2 minggu untuk mengisi kuesioner. Pengisiannya
pun dilakukan secara daring tanpa pengawasan.
Inti dari Asesmen Nasional sendiri ialah untuk melakukan perbaikan mutu dalam
pembelajaran di sekolah. Baik dari sisi pembelajaran materi, kenyaman lingkungan,
ataupun akhlak baik yang harus dikembangkan.
Asesmen Kompetensi Minum lebih fokus pada literasi membaca dan numerisasi.
Literasi membaca ialah memahami berbagai jenis teks untuk menyelesaikan
masalah.
Survei Karakter lebih fokus pada profil pelajar pancasila. Seperti halnya bertakwa,
mandiri, kreatif, bernalar kritis, berkebhinnekaan global, dan yang lainnya.
Survei lingkungan belajar berfokus pada iklim belajar dan iklim satuan pendidikan.
Termasuk juga daam hal keamanan, kebhinnekaan, indeks sosial ekonomi, kualitas
pembelajaran, dan pengembangan guru.
Tulisan ini pada selanjutnya akan fokus membahas tentang survei lingkungan
belajar. Tentang apa itu survei lingkungan belajar. Khususnya berkaitan dengan
poin penting yang perlu diketahui tentang survei lingkungan belajar.
Survei Lingkungan Belajar (SLB) merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN).
Sebagaimana diketahui, AN terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),
Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar (SLB).
Berikut 7 poin penting yang perlu diketahui tentang survei lingkungan belajar, di
antaranya yaitu:
Sebelum membahas apa itu survei lingkungan belajar (SLB), ada baiknya perlu
mengetahui terlebih dahulu pengertian lingkungan belajar. Lingkungan Belajar
adalah latar belakang tempat berlangsungnya pendidikan, baik secara formal
maupun dengan cara yang tidak formal (La Sulo dalam Tri Minarni, 2006).
Ada lima aspek yang diukur dalam survei lingkungan belajar ini. Lima komponen
tersebut adalah :
Pelaksanaan SLB untuk kepsek dan guru lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu
sebanyak 2 (dua) minggu. Pengerjaan angket oleh kepala sekolah maupun guru
dilakukan secara daring tanpa pengawasan.
6. Konsep Tes Survei Lingkungan Belajar (SLB)
Konsep tes survei lingkungan belajar ini dilakukan oleh murid dan guru untuk
mengumpulkan informasi seputar input, proses dan lingkungan belajar. Soal survei
lingkungan belajar untuk guru dan murid tentu berbeda.
Dimana proses ini bertujuan untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar
serta sarana yang menunjang proses pembelajaran tersebut.
Meski merupakan hal baru di Indonesia, dalam dunia pendidikan keberadaan survei
lingkungan belajar ini sudah lama ada. Beberapa negara sudah menerapkan survei
lingkungan belajar dalam proses pendidikannya, salah satunya adalah Australia.
Asesmen Nasional terkait proses dilakukan melalui Survei Lingkungan Belajar yang
menyasar 3 pihak (yaitu sekolah, guru, orangtua) dengan perincian sebagai berikut:
a) pengelolaan kelas
b) pembelajaran kognitif
c) pendampingan afektif