Anda di halaman 1dari 43

PT.

WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

METHODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO
GORONTALO

Bab 1.
PENJELASAN UMUM
1.1. PENDAHULUAN
Proyek Pembangunan Jembatan Talumoyo merupakan jembatan penghubung antara...Panjang
jembatan ini adalah 220m yang terdiri dari 4 buah Pier dan 2 buah Abutment. Untuk lebih
jelasnya lokasi jembatan tergambar seperti gambar di bawah ini :

LOKASI JEMBATAN
TALUMOLO
GORONTALO

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Secara garis besar lingkup pekerjaan Jembatan Talo adalah :

1). Umum
 Persiapan dan Pengukuran.
 Penyiapan Barak
 Administrasi & Dokumentasi.

2). Pekerjaan Drainase

 Galian Tanah biasa dibuang keluar lokasi Proyek.


 Urugan tanah Urug.
 Pasangan Batu 1:5 ( tidak termasuk siar).

HALAMAN 1 - 1
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
 Baja Tulangan U-24
 Beton Struktur K-225 ( tanpa Acuan )

 Acuan Beton.

3). Pekerjaan Tanah


 Penyiapan Tanah Dasar.
 Galian Tanah biasa dibuang keluar lokasi Proyek.
 Galian Tanah biasa dibuang disekitar lokasi Proyek.
 Urugan Tanah Urug.

4). Pekerjaan Perkerasan Berbutir


 LPA Agregat Klas A
 LPB Agregat Klas B

5). Pekerjaan Struktur


 Baja Tulangan Ulir
 Plat Penutup Saluran
 Acuan Beton
 Beton Non Struktur BO
 Pengadaan dan Pemancangan T. Pancang Beton Pratekan Ø 60 Cm
 Pengadaan dan Pemancangan T. Pancang Beton Pratekan Ø 120 Cm
 Uji Pembebanan Tiang Pancang ( PDA )
 Pasangan Batu 1 : 5 ( tanpa Acuan)
 Plesteran 1 : 3 ( termasuk acian )
 Suling - Suling
 Siar 1 : 2
 Pengadaan dan Erection Balok Girder Bentang 15 m
 Pengadaan dan Erection Balok Girder Bentang 30 m
 Pengadaan dan Erection Balok Girder Bentang 40 m
 Beton Kelas B1
 Beton Kelas C1
 Beton Kelas D
 Beton Kelas E

6). Pekerjaan Lain – lain.


 Bongkaran Beton
 Retaining Wall
 Stelpost Pohon ( Penebangan Pohon )
 Pasang Kerb Type B
 Barrier Jalur Motor
 Pipa Sandaran Ø 3 “ Galvanish
 Rambu Lalu Lintas 60 x 60 Cm ( Tiang tunggal )

HALAMAN 1 - 2
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
2.1.1. MANAJEMEN PROYEK
Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga trampil dari Waskita
Karya yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.

1). Struktur Organisasi


Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin
General Superintendent bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi-2 PT. Waskita
Karya. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari General Superintendent dibantu oleh
beberapa tenaga staf kantor dan dilapangan dibantu Site Manager yang mengkoordinir
tenaga pelaksana lapangan. Masing-masing personil mempunyai kompetensi sesuai
dengan bidang yang menjadi tanggung jawabnya .

General Superintendent memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang


administrasi, teknik, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 Untuk masalah teknik / engineering dan quality control, General Superintendent


dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.
 Urusan keuangan, administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti telah diuraikan di atas, diusahakan
adanya kerja-sama yang baik dengan pihak pengawas dan pihak yang terkait, dengan
harapan pelaksanaan proyek dapat berjalan lebih baik sesuai yang dipersyaratkan.

2). Sub Kontraktor


Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub Kontraktor yang
akan ditentukan kemudian, khususnya pada pekerjaan Tiang Pancang

1.3. METODA PENCAPAIAN SASARAN PROYEK


Untuk menjamin sistem manajemen agar dapat berlangsung dengan baik, PT Waskita Karya
telah mengeluarkan Kebijakan Mutu untuk memberikan Jaminan Mutu terhadap proses yang
dihasilkan. Sistem manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan
sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan
perangkat keras (hardware) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

1). Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas,

 Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk Site Engineer.


 Tenaga operasional lapangan : pelaksana (supervisor), mekanik dan operator.
 Pekerja (mandor, tukang, kenek, operator).

HALAMAN 1 - 3
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Personel yang dipilih adalah yang telah berpengalaman dalam proyek sejenis, dan akan
ditugaskan sebagai personel inti dalam organisasi proyek. Tenaga kerja yang terampil
akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar daerah.

2). Methode Pengendalian Proyek


Methode pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema di bawah ini:

Dalam pelaksanaan nanti akan dipakai form-form sebagai berikut :

 IMTP : 1. Mampu Telusur Bahan Masuk


2. Mampu Telusur Benda Uji

3. Mampu Telusur Hasil Tes Benda Uji

4. Mampu Telusur proses

 IT : 1. Registrasi Inspeksi dan Tes


2. Daftar Kriteria Keberterimaan Bahan/Produk

3. Pelaksanaan Inspeksi dan Tes

4. Persetujuan Penerimaan Bahan / Produk Yang mendesak

5. Registrasi Penggunaan Bahan/Produk Yang Mendesak

6. Daftar Simak Verifikasi Catatan Inpeksi & Tes

 KS : 1. Laporan Ketidaksesuaian
2. Registrasi Ketidaksesuaian

 PP : Pengendalian Proses

HALAMAN 1 - 4
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
3). Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu,
dan tepat waktu.

Untuk proyek Pembangunan Jembatan Kartini, Kota Semarang ini secara umum
diperlukan peralatan sebagai berikut:

Peralatan untuk pekerjaan Persiapan :

 Theodolite
 Waterpass
 Generator Set
 Pompa air
Peralatan untuk pekerjaan Pembesian dan Pengecoran :

 Ponton
 Service Crane
 Bucket Cor
 Truck Mixer
 Concrete Vibrator
 Concrete Pump
 Bar Cutter dan Bar Bender

Peralatan untuk pekerjaan Jalan :

 Excavator
 Bulldozer
 Dump Truck
 Vibro Roller
 Motor Grader
 Water Tank Truck

Peralatan untuk Operasional Staf Proyek :

 Mini Bus
 Pick Up
 Handy Talky
 Fire Extinguisher
 Perlengkapan Kantor

4). Bahan
Pengadaan bahan-bahan dikendalikan oleh Bagian Logistik dengan berpedoman pada
spesifikasi teknik dan mengikuti jadwal pendatangan material .

HALAMAN 1 - 5
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Material pekerjaan Pembangunan Jembatan Talo ini terdiri atas :

 Beton Ready Mix, K-B0, B1, C1, D, E


 Besi Beton U24 & U32,
 Material Bekisting,
 Semen,
 Pasir,
 Kerikil,
 Tiang Pancang K-500 Ø 600 mm
 Tiang Pancang K-500 Ø 1200 mm
 Beton Kerb
 Sirtu,

5). K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) adalah
merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja yang bertujuan menciptakan
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sistem manajemen K3L dijalankan dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
kondisi kerja dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.

Program K3L ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman didalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan K3L di perusahaan sebagai panduan didalam menerapkan
Sistem Manajemen K3L secara keseluruhan.

Diharapkan program ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas proyek didalam rangka
membuat langkah-langkah pengamanan atau pengurangan resiko terhadap kecelakaan
kerja dan dampak lingkungan yang mungkin bisa terjadi di proyek.

Sasaran utama dari penerapan Sistem Manajemen K3L di proyek adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan dampak lingkungan, dan jika mungkin tetap terjadi
adalah memperkecil resiko dengan metode pengamanan dan alat pelindung diri.

6). MANAJEMEN LINGKUNGAN


Dalam rangka meningkatkan kinerja, PT. Waskita menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan yang mengacu pada Standard ISO 14001 : 2004. Secara umum, Sistem
Manajemen Lingkungan adalah sebagaimana tergambar dalam skema dibawah ini :

HALAMAN 1 - 6
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

HALAMAN 1 - 7
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Pemantauan

d. Perbaikan dan Peningkatan

Proses Pendukung :

 Sumber daya, tugas, tanggung jawab & wewenang


 Kompetensi, pelatihan & pemahaman
 Komunikasi
 Dokumentasi
 Pengendalian dokumen
 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pengesahan
 Pengendalian catatan

7). Pengamanan (Security)


Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, Tim Manajemen Proyek akan menyediakan
tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :

 Pengamanan terhadap proyek pada umumnya


 Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari kehilangan

1.4. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN ( INTERFACE )


Dalam penyelesaian secara keseluruhan proyek, banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang
kegiatannya akan saling berkaitan misalnya, pekerjaan Deck Slab, pembesian, yang akan
dilaksanakan oleh Sub Kontraktor.
HALAMAN 1 - 8
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan terpadu, untuk
menghindari terjadinya bentrokan dan kesimpangsiuran pelaksanaan, yang dapat
mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan yang tidak diinginkan.

Untuk mengatur kegiatan pekerjaan akan dilaksanakan :

1). Rapat Koordinasi


 Rapat koordinasi dilaksanakan seminggu sekali, berfungsi membahas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta
program pelaksanaan di lapangan.

2). Program dan Scheduling


 Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan secara lebih mendetail ( bulanan dan mingguan )
dan akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan, agar
dapat dilakukan evaluasi yang tepat dan akurat mengenai perkembangan kondisi di
lapangan. Sementara ini pengontrolan secara keseluruhan dituangkan dalam bentuk
Bar Chart.

4.1.1. QUALITY CONTROL


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
antara lain mengontrol :

2) Seluruh material yang digunakan


3) Tenaga kerja yang dipilih
4) Perawatan alat
5) Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan
melakukan proses Quality Control (proses ISO 9001: 2000) dan prosedurnya yang telah berlaku
diproyek yang dilaksanakan oleh Waskita Karya.

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan secara sistematik dan
terencana, yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan di proyek berjalan secara terkendali dan konsisten, agar dapat
mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam spsesifikasi kontrak, yang
terdiri dari spesifikasi dan gambar-gambar pelaksanaan.

Untuk mencapai sasaran pengendalian mutu di pelaksanaan, diperlukan adanya :

6) Sasaran mutu yang jelas


7) Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
8) Organisasi proyek yang handal

HALAMAN 1 - 9
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
9) Sistem dan prosedur mutu yang baku
10) Penerapan manajemen mutu yang konsisten
Untuk lebih jelasnya dalam proses pelaksanaan penerapan Quality Control untuk proyek ini
akan mengacu pada standart Quality Control (process ISO 9001:2000).

HALAMAN 1 - 10
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
I. Bab2.
II. METODE KONSTRUKSI

4.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

1). Site Planning


Pengaturan lapangan proyek diperlukan untuk mengakomodasikan:

 Traffic manajemen dan detour


 Kantor direksi lapangan, kontraktor, dan sub kontraktor
 Stock yard, work shop, dan gudang material atau peralatan
 MCK / toilet lapangan, termasuk untuk para pekerja
 Rumah genset, pos jaga, dll

                           


    

        

        

        


     

                   

2). Pengukuran / Setting Out dan Pengecekan Perhitungan Volume


Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dilaksanakan setting out berupa joint
survey / bersama-sama antara Kontraktor, Engineer/Konsultan dan Dinas Pekerjaan
Umum DKI sebagai pemilik proyek. Hasil survey akan dipakai untuk keperluan shop
drawing dan perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan. Pengecekan perhitungan
volume dilakukan sebelum dan selama berlangsungnya proyek

3). Pembuatan Pagar Pengaman dan Direksi Keet


Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan dapat
melindungi areal pekerjaan dari arus kendaraan dan manusia. Pada tahap awal
dibuatkan pagar untuk melindungi pekerjaan pada daerah yang akan dilaksanakan
lebih dahulu, yaitu pembuatan jalan detour pada median. Selanjutnya setelah jalan
detaour dibuka, pagar pengaman dipindahkan untuk melindungi areal bagi pekerjaan
berikutnya pada areal pemancangan pondasi.

HALAMAN 1 - 11
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Kantor kontraktor, konsultan, ware house, work shop, barak pekerja lengkap dengan
furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang akan
dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. Semua bangunan tersebut di
atas akan ditentukan tempatnya setelah mendapat lahan yang sesuai, dan bangunan
tersebur akan ditutup dengan pagar pengaman / pagar sementara.. Dalam pembuatan
kantor tersebut, fasilitas disekitarnya akan selalu dijaga dan dirawat, sedangkan
untuk kantor Pimpro dan staf akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan dan
persetujuan pihak Pimpro. Kantor yang akan dibangun dilengkapi dengan peralatan
dan persyaratan yang dinyatakan dalam dokumen lelang.

4). Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan melalui darat dan laut, mobilisasi melalui darat tidak ditemui
hambatan karena lokasi jembatan berada disisi jalan existing yang lebar dan
kualitasnya mendukung. Mobilisasi melalui air ditemui masalah, karena posisi
jembatan berada lebih di hulu dibandingkan jembatan yang ada. Tinggi bebas
jembatan tidak mencukupi untuk kapal masuk lewat dibawahnya. Jalur sungai akan
kami gunakan untuk mobilisasi alat yang mampu bergerak sendiri. Untuk mengatasi
hal tersebut kami akan membuat dermaga sementara di pinggir sungai, untuk
membongkar muatan, dan selanjutnya alat berjalan sendiri ke lokasi.

Mobilisasi dilaksanakan setelah kontrak ditanda-tangani, meliputi mobilisasi personil,


alat, material, dan tenaga kerja. Sehubungan waktu pelaksanaan yang sangat
mendesak, maka pekerjaan mobilisasi harus secepatnya diselesaikan dengan mengacu
pada prioritas pekerjaan yang akan segera dilakukan terlebih dahulu.

Mobilisasi alat diawali dengan alat yang diperlukan pada pekerjaan pembuatan jalan
sementara / detour, berupa alat untuk pembongkaran, yaitu jack hammer, excavator
dan dump truck, yang juga dapat dipakai untuk membongkar aspal. Selanjutnya untuk
pekerjaan pembuatan jalan sementara diperlukan mobilisasi peralatan bar bender,
bar cutter, truck mixer, concrete vibrator, genset, kompressor dll. Peralatan lainnya
yang juga dimobilisasi untuk dipakai adalah earth auger ( pada tahap selanjutnya ) ,
concrete pump dan service crane ( secara temporary ), mesin las, dll.

Mobilisasi juga mencakup kebutuhan alat bantu dan bahan yang harus difabrikasi
terlebih dahulu di luar lokasi pekerjaan, seperti panel – panel form work, pembesian,
dan lain – lain.

5). Test Pit


Test dilaksanakan dengan cara membuat lubang ukuran 0,5 m dilaksanakan pada titik
yang mewakili dalam arah Sumbu X dan Y pada setiap lokasi pemancangan pada pile
cap. Tujuan test pit untuk mengetahui utilitas yang ada di dalam tanah. Tes ini
dilakukan sebelum pekerjaan pemancangan untuk mengantisipasi terdapatnya

HALAMAN 1 - 12
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
jaringan utilitas dalam tanah pada lokasi pemancangan maupun penggalian pile
capnya nanti.

Galian test pit menggunakan excavator yang dioperasikan secara perlahan dan hati-
hati. Apabila ada indikasi ditemukan jaringan utilitas, penggalian selanjutnya
dilakukan dengan manual. Hal ini untuk mencegah terganggunya jaringan utilitas yang
ada.

Penanganan jaringan utilitas selanjutnya dilaksanakan oleh instansi terkait pemilik


utilitas tersebut, apakah perlu dipindah atau cukup dilindungi saja. Pengerjaan
penanganan jaringan utilitas berkoordinasi dengan kontraktor untuk menjaga agar
jadwal pelaksanaan penanganan utilitas tidak mengganggu jadwal penyelesaian
proyek secara keseluruhan.

AS JEMBATAN

LOKASI ABUTMENT

LOKASI TEST PIT


TAMPAK ATAS TEST PIT DI LOKASI ABUTMENT

GAMBAR TEST PIT UTILITAS

6). Penyiapan Rencana Mutu / Quality Plan


Persiapan quality plan ini berarti penyiapan rencana mutu yang akan digunakan
sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan
hasil akhir yang sesuai dengan spesifikasi kontrak. Quality plan ini bersifat spesifik
sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi pada proyek ini.

HALAMAN 1 - 13
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
7). Pengadaan Listrik dan Air
Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan diadakan dari penggunaan
listrik langsung dari PLN dan dilengkapi atau di back up dengan genset yang
ditempatkan pada lokasi yang tepat untuk menghindari klaim kebisingan dari warga
sekitar proyek.

Pengadaan air kerja akan diadakan dari pompa sumur dalam dan didistribusikan
melalui water tank truck.

4.3. PEKERJAAN TRAFFIC MANAGEMENT


Traffic manajemen bertujuan mengurangi efek pekerjaan konstruksi terhadap lalu lintas
ketingkat seminimal mungkin.

Dari hasil pengamatan kami di lokasi proyek Jembatan Talo, saat ini kondisinya seperti
gambar berikut :

          
      

          
          

                

Dalam merencanakan traffic manajemen, kami mencoba sebisa mungkin tidak mengganggu
lalu-lintas jalan existing untuk lebih jelasnya kami terangkan pada gambar berikut :

HALAMAN 1 - 14
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

PEMBANGUNAN JEMBATAN
ADA PEKERJAAN
HATI - HATI

KECEPATAN
SEKARANG

KURANGI

KM
40

      


    
    

     

PEMBANGUNAN JEMBATAN
40
KM

KECEPATAN
SEKARANG

ADA PEKERJAAN
KURANGI

HATI - HATI
      
              

Pengaturan lalu-lintas ini bertujuan untuk tetap memberikan keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan selama proyek berlangsung, sehingga sebelum dilaksanakan di lapangan,
rencana pelaksanaan pengaturan lala lintas ini akan dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan
pihak yang berwenang. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :

11) Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas


12) Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi
13) Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi
14) Petugas pengatur lalu lintas pada persimpangan dengan jalan umum
Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan selalu memelihara jalan yang berada pada
areal proyek termasuk jalan sementara/detour akan tetap dapat berfungsi dengan baik.
Truk yang beroperasi akan dilengkapi dengan terpal untuk menutup permukaan atas agar
tanah bekas galian yang diangkut tidak tercecer di sepanjang perjalanan, bila terjadi
tumpahan tanah atau material akan segera dibersihkan agar kondisi jalan tetap seperti
posisi semula.

4.4. PEKERJAAN PONDASI DI LOKASI SUNGAI

1). Pekerjaan Persiapan


Karena permukaan dasar sungai berbatu maka dibutuhkan pekerjaan Pre-Boring untuk
memudahkan dipasangnya casing besi berdiameter 1,2 m. Lokasi Pre Boring pada
proyek jembatan Talo adalah sbb :

HALAMAN 1 - 15
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

                   


    

    

      


     

Peta Lokasi Pekerjaan Bor Pile

Pekerjaan Pre-Boring di lokasi sungai dilakukan dengan menggunakan bantuan Ponton,


untuk memposisikan mesin pengebor pada titik-titik bor yang sudah ditentukan di lokasi
sungai. Skema pemboran harus searah arus sungai supaya ponton tidak kesulitan
mencapai titik pemboran yang ditentukan tanpa terganggu gerusan arus sungai. Karena
pekerjaan pemboran dan pemasangan Casing baja dilakukan di sungai maka pada
Ponton akan diletakan alat bor pile yang dilengkapi dengan sling untuk mengatur casing
baja yang akan dipasang. Untuk itu kami mengusulkan metode seperti di bawah ini
untuk mensiasati kesulitan di lapangan :

Alat Pancang

Alat pancang menggunakan PONTON SEGMENTAL seperti gambar berikut :

Bore Pile
Casing Besi, pajang. 6 meter

PONTON SEGMENTAL

TAMPAK SAMPING PONTON BOR

HALAMAN 1 - 16
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

5000
11450

TAMPAK ATAS PONTON

9534,79

5000
1800

POTONGAN MELINTANG PONTON

Pekerjaan pemancangan dimulai dengan merangkai ponton segmental dan alat pancang
di tepi sungai Talo, setelah selesai dirangkai Ponton diluncurkan ke lokasi pengeboran.
Sebelum ponton pancang diluncurkan ke lokasi pemacangan maka terlebih dahulu
dilakukan pembersihan lumpur-lumpur pada tepi sungai supaya ponton dapat bergerak
bebas tanpa terganggu. Pembersihan lumpur dan sisa-sisa kisdam menggunakan alat
Excavator Long Arm langsung dijangkau dari tepi sungai dan dinaikkan ke dump truck
untuk diangkut ke lokasi pembuangan.

2). Pekerjaan Pre Boring dan Pemasangan Casing Baja


Pondasi dari seluruh Pier jembatan Talo dibuat dengan menggunakan metode bor
karena permukaan dasar sungai yang berbatu jadi tidak memungkinkan jika
menggunakan metode pemancangan. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah proses
pengeboran pada dasar sungai dijelaskan dalam gambar dan uraian di bawah ini :

HALAMAN 1 - 17
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
15)Langkah 1
Ponton diarahkan ke lokasi titik pengeboran, dan mata bor disiapkan pada posisinya.

       

      

PONTON SEGMENTAL

              

16)Langkah 2
Casing pipa besi sepanjang 6 m diset pada posisi menyelubungi mata bor dan
diletakkan pada dasar permukaan sungai sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan.
Pengeboran dimulai lalu seiring terbentuknya lubang, pipa besi diturunkan secara
perlahan.

HALAMAN 1 - 18
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

       

           

PONTON SEGMENTAL
Casing Baja Akan Turun
mengikuti mata bor

17)Langkah 3
Pengeboran dilanjutkan, lumpur dan tanah limbah dari pengeboran langsung
dipompa keluar dengan pompa yang sudah terpasang pada alat bor. Pengeboran
dilakukan hingga mencapai kedalaman yang direncanakan seiring dengan itu Casing
Pipa besi juga turun hingga dasar lubang, setelah mencapai kedalaman yang
direncanakan pengeboran dihentikan dan lubang diisi pasir setinggi 2 m.

HALAMAN 1 - 19
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

       

           
                
        

           

PONTON SEGMENTAL

18)Langkah 4
Casing pipa besi dinaikan setinggi pasir yang dimasukan dan diatur posisinya.
Setelah Casing pipa besi terpasang sesuai rencana, baru tulangan Pile yang telah
dirangkai dimasukkan ke dalam lubang.

       

      
       

PONTON SEGMENTAL

  
   

Karena proses dilakukan di atas sungai maka arus sungai juga harus diperhitungkan
supaya titik pengeboran bisa lebih presisi sesuai dengan posisinya. Oleh karena itu

HALAMAN 1 - 20
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
proses pengeboran dilakukan searah dengan arus sungai. Skema Pemboran pada 1 Pile
diterangkan seperti gambar berikut :

 


  

  

  

  

Sedangkan Urutan Pemboran antar Pier adalah dimulai dari P1, P2, P3, P4 dan P5.
Urutan dimulai dari P1 – P5 dikarenakan akses jalan lebih dekat ke P1 sehingga untuk
rencana ponton akan diluncurkan mulai dari P1 berurutan ke P5. Skema-nya dapat
dilihat pada gambar sketsa dibawah ini :

         

   

3). Pengecoran Pile


Pengecoran pile dilakukan langsung Setelah Casing besi terpasang, pengecoran
dilakukan dengan menggunakan Concrete Pump yang dirangkai dengan pipa tremi.
Untuk Pile yang jaraknya tidak terlalu jauh dapat dilakukan pengecoran langsung
dengan concrete Pump yang telah dilengkapi dengan selang, tanpa menggunakan
bantuan Crane yang telah dilengkapi dengan Bucket. Concrete pump diletakan di tepi
sungai dan pipa tremi dibawa oleh crane yang terletak diatas ponton. Sebelum
pengecoran dimulai Casing pipa besi harus terbebas dari lumpur sisa pengeboran
supaya pada saat proses pengecoran, lumpur tidak tercampur dengan beton. Gambar
dan uraian di bawah ini akan menjelaskan proses pengecoran Pile :

HALAMAN 1 - 21
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
19)Langkah 1
Crane yang telah dilengkapi dengan bucket ditaruh diatas ponton, bergerak
mendekati selang dari Concrete Pump. Beton ready Mix dipompa oleh concrete
Pump ke dalam Bucket sesuai dengan volume yang direncanakan.

       

CRANE

PONTON SEGMENTAL

20)Langkah 2
Bucket yang telah diisi beton ready mix diangkat oleh Ponton crane menuju lokasi
Casing besi yang telah siap untuk dicor. Setelah Ponton Crane sampai pada posisi
yang ditentukan pipa tremi diset masuk ke dalam Casing besi yang akan dicor,
pengecoran dilakukan sampai beton memenuhi casing besi / sesuai dengan yang
direncanakan.

       

CRANE

PONTON SEGMENTAL

4). Pemasangan Sheet Pile

HALAMAN 1 - 22
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Setelah semua pile terpasang maka Sheet Pile baja dipasang, Sheet pile baja dipasang
sebagai perlindungan untuk lokasi pekerjaan dari masuknya air sungai. Setelah Sheet
pile baja terpasang pekerjaan Pile Cap dan Pier baru dapat dilakukan. Kami
merencanakan untuk menggunakan Sheet pile tipe FSP 2A dan Vibro hamer untuk
memncang, sehingga pekerjaan Pile cap dan Pier di beberapa titik dapat dilaksanakan
secara bersamaan. Proses pemancangan dan rencana dari pemasangan Sheet Pile baja
digambarkan pada sketsa di bawah ini :

VIBRO
HAMMER

CRANE

PONTON SEGMENTAL

CASING PIPA BAJA


YANG SUDAH TERPASANG

HALAMAN 1 - 23
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
4.5. PEKERJAAN PILE CAP
Pekerjaan pile cap bisa dilaksanakan setelah pekerjaan pemancangan bor pile pada satu pile
cap selesai dan pile selesai dicor. Urutan pekerjaan pile cap untuk masing-masing item
adalah seperti berikut.

1). Pemotongan Tiang Pancang


Pekerjaan balok pile cap didahului dengan pemotongan tiang pancang pada elevasi
sesuai desain. Pemotongan tiang dilaksanakan dengan Blender, palu dan pahat beton.
Pemotongan dilakukan dengan tenaga manusia. PC wire dipotong dengan cutting toss.
Untuk mencegah potongan tiang pancang jatuh menimpa tiang pancang bagian bawah
atau menimpa pekerja maka saat pemotongan pc wire potongan tiang ditahan oleh
service crane. Platform selama pemotongan tiang digunakan seperti gambar berikut :

2). Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Pile Cap


Setelah pemotongan tiang pada satu balok pile cap selesai dikerjakan selanjutnya
dilakukan pemasangan pembesian dilanjutkan penutupan bekesting. Konsep bekesting
pengecoran balok pile cap seperti gambar berikut.

HALAMAN 1 - 24
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

                    

Pengecoran dilakukan dengan menuang langsung beton dari Concrete Pump dan
pemadatan beton dilakukan dengan electric concrete vibrator. Hal ini bisa dilakukan
karena ujung balok pile cap P1 dan P5 cap dekat ke jalan akses yang dibuat. Sedangkan
untuk pengecoran Pier P2, P3 dan P4 dilakukan dengan posisi Concrete Pump di atas
jembatan eksisting yang berada tepat di samping jembatan rencana. Skematis
pengecoran digambarkan seperti sketsa berikut :

              
                

4.6. PEKERJAAN KOLOM / PILAR


Pekerjaan Kolom dapat dilaksanakan setelah pekerjaan Pile Cap. Pekerjaan kolom dimulai
dari pemasangan besi, baik besi utama maupun besi stirrup.

Urutan pekerjaan kolom/pilar sbb:

HALAMAN 1 - 25
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
1). Pengasaran permukaan sambungan antara pile cap dan kolom
Pekerjaan pengasaran permukaan bertujuan membuang lapisan-lapisan air semen,
kotoran ataupun lapisan beton yang tidak padat pada permukaan sambungan.
Permukaan beton dichipping hingga kasar dan mencapai lapisan beton yang padat
(sound concrete).

2). Pemasangan besi


Pemasangan besi dilakukan mengikuti Shop Drawing. Untuk menjaga posisi besi tidak
berubah saat pengecoran, besi-besi diikat menggunakan kawat benderat.

3). Pemasangan bekesting


Bekesting bisa dipasang setelah besi selesai dipasang dan diinspeksi oleh konsultan
pengawas. Untuk menjaga selimut beton, maka di besi terluar dipasang beton decking
dengan ketebalan sesuai desain selimut beton dalam shop drawing.

4). Pekerjaan Pengecoran


Setelah formwork diinspeksi dan dicek dimensi, selimut beton dan vertikalitasnya
selanjutnya dilakukan pekerjaan pengecoran. Skematis pekerjaan kolom seperti
gambar berikut :

PENGECORAN PIER

5). Curing
Segera setelah permukaan cor difinishing dan mulai setting, dilakukan curing. Curing
permukaan atas beton menggunakan karung goni basah yang ditutupkan ke permukaan
beton. Beton tetap dijaga basah selama minimal 5 hari secara terus menerus. Untuk
permukaan vertikal, curing dilakukan segera setelah bekisting dibuka. Curing
menggunakan curing compund yang disemprotkan secara merata ke permukaan beton
dengan alat pompa penyemprot hama. Dosis penyemprotan mengikuti instruksi pabrik
pembuat curing compound yang digunakan.

6). Pembongkaran Bekesting

HALAMAN 1 - 26
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Pembongkaran bekesting dilakukan paling cepat setelah umur beton 2 (dua) hari.
Segera setelah bekesting dibongkar permukaan difinishing dan di curing.

4.7. PEKERJAAN KEPALA KOLOM (PIER HEAD)


Sebelum memulai pekerjaan Kepala Kolom (Pier Head) , Kolom diselesaikan terlebih dahulu
sampai dengan pengecoran dan pembongkaran bekisting. Urutan pekerjaan Kepala Kolom
(Pier Head) adalah sbb :

1). Pekerjaan Perancah


Pekerjaan perancah diperlukan sebagai tempat pemasangan atau dudukan bekisting
kepala kolom / pier yang harus diperhitungkan dengan benar karena akan menerima
beban berat sendiri yang besar sebelum beton mencapai umur / kekuatan yang
direncanakan. Perancah ini juga harus menumpu pada pile cap atau tanah yang telah
dipadatkan agar perancah yang dipasang bisa berdiri kokoh. Perancah dapat
menggunakan alat Roror Shoring atau yang setara. Sehubungan dengan bentuk
strukturnya yang berupa overstek, maka volume pengadaan perancah dan bekisting
bagian bawah kepala pilar / kolom harus diperhitungkan terhadap durasi waktu
menunggu umur beton mencapai kekuatan yang direncanakan.

2). Pengasaran dan pembersihan permukaan sambungan


Segera setelah perancah terpasang dan sebelum memulai pekerjaan pemasangan besi,
terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pengasaran permukaan sambungan beton.
Pengasaran menggunakan pahat besi dan bila dibutuhkan menggunakan mesin
chipping electric. Pekerjaan pengasaran permukaan bertujuan membuang lapisan-
lapisan air semen, kotoran ataupun lapisan beton yang tidak padat pada permukaan
sambungan. Permukaan beton dichipping hingga kasar dan mencapai lapisan beton
yang padat (sound concrete).

3). Pekerjaan Form Work


Bekisting untuk kolom dan pier sebelumnya harus dipabrikasi terlebih dahulu di work
shop di luar lokasi proyek. Bekisting yang akan dipakai menggunakan plywood yang
diberi mould oil agar bisa dipakai berulang kali. Setelah dilaksanakan pembesian dan
di cek bersama oleh kontraktor dan pengawas selanjutnya bekisting dibawa ke
lapangan untuk distel dan diberi perkuatan. Kemudian dicek vertikal dan elevasinya
oleh surveyor.

Konsep shoring dan formwork Pier Head seperti gambar berikut :

HALAMAN 1 - 27
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

4). Pekerjaan Pengecoran


Pekerjaan pengecoran dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting ( form work ) selesai
dilaksanakan, dan mendapatkan persetujuan dari pengawas untuk dapat dicor. Beton
yang dipergunakan adalah beton ready mix dengan mutu beton K 350. Pengecoran
kolom dapat dilaksanakan dengan dua alternatif cara, yaitu menggunakan service
crane dengan bucket cor yang dilengkapi pipa tremie atau menggunakan concrete
pump. Demikian juga dengan pengecoran kepala kolom / pier dapat dilaksanakan
dengan dua alternatif cara, yaitu menggunakan service crane dengan bucket cor atau
menggunakan concrete pump. Pemadatan beton menggunakan concrete vibrator.

Skematis pekerjaan pengecoran Pier Head seperti gambar berikut :

PENGECORAN PIER

5). Pekerjaan Curing


HALAMAN 1 - 28
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Segera setelah permukaan cor difinishing dan mulai setting, dilakukan curing. Curing
permukaan atas beton menggunakan karung goni basah yang ditutupkan ke permukaan
beton. Beton tetap dijaga basah selama minimal 5 hari secara terus menerus. Untuk
permukaan vertikal, curing dilakukan segera setelah beksting samping dibuka. Curing
menggunakan curing compund yang disemprotkan secara merata ke permukaan beton
dengan alat pompa penyemprot hama. Dosis penyemproten mengikuti instruksi pabrik
pembuat curing compound yang digunakan.

6). Pembongkaran bekesting samping


Bekesting samping dibongkar paling cepat 24 jam sesudah penuangan beton terakhir.
Permukaan beton langsung difinsing dan dicuring dengan sistem curing compound.

7). Pekerjaan Stressing Pier Head


Stressing pier head dilaksanakan setelah kekuatan beton mencapai kekuatan yang
ditetapkan dalam spesifikasi (hasil tes kubus beton mencapai 85% dari kuat tekan
rancangan dalam 28 hari).

8). Pembongkaran Shoring


Shoring dibongkar setelah pekerjaan sterssing pier head selesai dikerjakan.

4.8. PEKERJAAN ABUTMENT


Abutmen pada proyek jembatan Talo berada tepat di tepi sungai Talo dan posisi abutmen
tidak terendam oleh air, jadi pekerjaan konstruksi abutmen dilaksanakan dengan cara
konvensional. Pekerjaan abutment dimulai pekerjaan pemancangan, galian pile cap,
dilanjutkan pemotongan tiang, lean concrete, pemasangan bekesting pile cap, pembesian
pile cap dan pekerjaan badan abutment.

Urutan pekerjaan abutment diterangkan seperti di bawah ini :

1.) PEKERJAAN PEMANCANGAN


Pekerjaan pemancangan Spun Pile dilakukan pada Abutmen 1 dan 2 dan lokasi
pemancangan terletak di pinggir sungai. Tiang pancang yang dipakai menggunakan
Spun Pile Ø 60 cm.

Jumlah titik pancang pada masing-masing lokasi pemancangan adalah sbb:

No. Lokasi Jumlah Titik Pancang Keterangan


1 A1 21 Diameter 60cm
2 A2 21 Diameter 60cm

Urutan pekerjaan pemancangan adalah sbb :

HALAMAN 1 - 29
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
a). Pekerjaan sondir

Sebelum pelaksanaan pemancangan, terlebih dahulu dilaksanakan pekerjaan


sondir dan pekerjaan suntikan utilitas. Pekerjaan sondir bertujuan untuk
mengetahui berapa kedalaman tiang pancang yang akan dipergunakan di
lokasi tersebut dengan mendeteksi kondisi kepadatan masing-masing lapisan
tanah dengan lensa-lensa tipis di dalamnya. Sondir dilakukan pada setiap
posisi abutmen, masing-masing sebanyak 1 ( satu ) titik sondir.

SOIL INVESTIGATION

b). Pekerjaan Test Pit

Sudah diuraikan bada Sub Bab. 2.1. 5).

c). Pekerjaan pemancangan

Tiang pancang pada proyek ini menggunakan tiang pancang prestress ukuran
ø 60 cm. Tiang pancang ini di produksi dan di supply oleh sub kontraktor
spesialist.

Pemancangan dimulai dari Abutment A1 lalu Abutment A2 yang berada di


seberang sungai Talo. Sebuah team survey mengikuti proses ini, mulai dari
menyiapkan marking posisi, memonitor kedalaman dan kemiringan dengan
menggunakan alat theodolite. Laporan pemancangan antara lain mencatat
tanggal pemancangan, lokasi, ukuran dan jumlah tiang pancang, kedalaman
yang dicapai, type & ukuran palu yang dipakai, dan monitoring kalendering
maupun jumlah pukulan per tiang. Pemancangan dilaksanakan dan dimonitor
secara hati-hati, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti
pecahnya tiang pancang atau melesetnya posisi dari lokasi yang seharusnya.

HALAMAN 1 - 30
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

GAMBAR SISTIM PEMBONGKARAN DAN PENUMPUKAN TIANG PANCANG

P.4

GAMBAR PEMANCANGAN DAN PENYABUNGAN TIANG PANCANG

P.3

2.) PEKERJAAN BADAN ABUTMENT


Setelah Pekerjaan pemancangan Spun Pile selesai dilakukan maka pekerjaan pada
badan abutment mulai dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan oleh 2 tim, tim pertama
adalah yang mengerjakan abutment A1 dan tim kedua adalah tim yang mengerjakan
abutment A2. Pekerjaan ini dilakukan oleh 2 tim karena letaknya cukup berjauhan
dan untuk menghemat waktu. Untuk leih jelas dan singkatnya pekerjaan pembuatan
abutment setelah proses pemancangan selesai adalah seperti gambar di bawah ini :

HALAMAN 1 - 31
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

1. Galian Tanah
Excavator
3. Pemotongan Tiang

Tiang Pancang Tiang Pancang

2. Lean Concrete

4. Pembesian, bekesting dan pengecoran pile cap

Reinforcement

Form Work

Tiang Pancang Tiang Pancang

5. Pengecoran Beton Pile Cap 7. Pembesian Badan Abutment

Reinforcement
Concrete Vibrator
Form Work Back Fill

Lean Concrete

8. Pengecoran Badan Abutment


6. Pembongkaran Bekesting, Curing, & Timbunan Kembali

Concrete Vibrator

Back Fill

4.9. PEKERJAAN BEARING PAD


Dudukan bearing pad dapat segera dikerjakan setelah pekerjaan pier. Yang harus
diperhatikan adalah kerataannya agar tidak diperlukan grouting yang banyak dan untuk
menghindari rusaknya dudukan atau bearing pad akibat beban yang tidak merata.

Setelah dudukan bearing pad siap, pemasangan bearing pad hanya dilakukan dengan cara
diletakkan begitu saja sebagai tumpuan balok girder. Untuk keamanan sebaiknya
pemasangan dilakukan sebelum erection girder, untuk mencegah kehilangan material pada
saat akan digunakan.

HALAMAN 1 - 32
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
4.10. PEKERJAAN PCI-GIRDER
Struktur atas pada jembatan Talo ini terdiri dari 2 (Dua) tipe yaitu :

- PCI-Girder pada Bentang P1-P2, P2-P3, P5-P4.

- Girder biasa A1-P1 dan A2-P5.

1). Penyiapan Balok Girder


Penyiapan Balok Girder harus sudah dilakukan sebelum pekerjaan pier selesai, agar
pada saat beton pier telah mencapai umur atau kekuatan yang dipersyaratkan,
erection balok girder dapat segera dilakukan.

Dari hasil pengamatan kami di lokasi proyek, kami merencanakan semua balok Girder
dicetak di Casting yard dan distressing di lapangan. Jumlah total Untuk pengadaan
balok Girder untuk jembatan Talo adalah 36 buah dan terdiri dari berbagai jenis
ukuran, yaitu :

No Lokasi Jumlah Girder Keterangan


1 A1 – P1 6 buah L =15,8 m; t = 0,93 m
2 P1 – P2 6 buah L = 30,8 m : t = 1,7 m
3 P2 – P3 6 buah L = 40,8 m : t = 2,1 m
4 P3 – P4 6 buah L = 40,8 m : t = 2,1 m
5 P4 – P5 6 buah L = 30,8 m : t = 1,7 m
6 A2 – P5 6 buah L =15,8 m; t = 0,93 m

Untuk PCI-Girder yang diadakan dalam Paket 2 ini kami rencanakan difabrikasi di
pabrik secara segmental. Segmen-segmen PCI-Girder kemudian dibawa ke lapangan
menggunakan Trailer. Segmen-segmen kemudian disatukan dan distressing diatas
stressing bed.

2). Transportasi balok girder


Untuk memindahkan Balok girder dari Stressing Bed/Stock yard Tahap-1 ke lokasi
Launching digunakan truck boogey. Selanjutnya launching dapat dilakukan dengan
menggunakan Launcher, balok langsung diangkat dari truck boogey.

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, erection balok dilaksanakan pada malam


hari, untuk kemudahan manuver alat dan kendaraan maupun untuk menghindari
kerumunan orang yang tidak berkepentingan.

HALAMAN 1 - 33
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

PENURUNAN SEGMENT GIRDER

STRESSING GIRDER

DETAIL STAPLING

3). Launching balok girder


Segmental PCI-Girder disusun di stressing bed sehingga menjadi satu kesatuan utuh.
Antar segmental disiapkan celah kurang lebih 5 cm untuk akses pemasangan EPOXY.
Kabel Strand kemudian dipasang sesuai shop drawing. Selanjutnya permukaan
sambungan diolesi epoxy secara merata dengan ketebalan sesuai anjuran pabrik
pembuatnya.

HALAMAN 1 - 34
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Setelah semua permukaan sambungan diolesi epoxy, selanjutnya dilakukan stressing
dengan urutan dan gaya yang ditetapkan dalam proposal yang sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

Setelah semua tendon distressing dan stressing record disetujui oleh Konsultan
Pengawas, maka dilakukan pemotongan strand dan penutupan cerukan. Selanjutnya
dilakukan grouting duct.

Lokasi stressing bed ditempatkan tepat dibawah Launcher, hal ini untuk memudahkan
feeding nPCI-Girder oleh Launcher.

Pekerjaan Launching
Pemasangan girder menggunakan Launcher. Contoh proyek yang pernah dilakukan
oleh PT Waskita Karya dengan metoda tersebut seperti foto-foto berikut :

Fhoto Launcher dalam Posisi Siap Operasi

HALAMAN 1 - 35
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

Fhoto Launcher Saat Mengangkat PCI-Girder

Fhoto Lifting Frame di Salah Satu Titik Angkat PCI-Girder

Fhoto PCI-Girder Terpasang dan Diafragma Terpasang

HALAMAN 1 - 36
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Detail metoda pemasangan PCI-Girder menggunakan alat Launcher bisa dilihat pada
Lampiran.

launching PCI-Girder dimulai dari bentang bentang A1-P1, P1-P2, P2-P3 dilanjutkan ke
P3-P4, P5-A2. Urutan pemasangan PCI-Girder yang kami ajukan dalam proposal ini
bisa berubah saat pelaksanaan karena menyesuaikan situasi dan kondisi saat
pekerjaan berlangsung.

4). Pemasangan diafragma


Setelah balok girder diletakkan pada tempatnya, maka diafragma segera dipasang,
agar posisi / kedudukan balok girder menjadi fixed / kaku. Pada umumnya diafragma
pada tumpuan dilaksanakan dengan pengecoran biasa, sementara diafragma yang
terletak pada lapangan, dapat dilakukan dengan stressing post tensioning. Untuk itu
erection diafragma dapat dilakukan dengan menggunakan service crane. Setelah
diafragma terpasang pada tempatnya, dilakukan grouting pada tendon kabel
stressingnya, dan dilakukan penutupan pangkal dudukan stressing pada girder-girder
terluar.

4.11. PEKERJAAN LANTAI JEMBATAN


Pekerjaan lantai jembatan dapat dilakukan setelah dalam satu bentang balok girder telah
terpasang seluruhnya lengkap (PCI Girder maupun Girder) dengan diafragmanya dan deck
plate.

a) Sistem bekisting
Pekerjaan ini dapat menggunakan 2 alternatif sistem bekisting, yaitu menggunakan
deck slab yang merupakan plat beton precast setebal selimut beton yang juga
dimanfaatkan sebagai bekisting lantai.

Jika tidak menggunakan deck slab, maka bekisting lantai harus dibuat, yang dapat
menggunakan bahan multipleks 15 mm dengan perancah menumpu pada badan atau
sayap girder di bawahnya

b) Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan per bentang. Karena jaraknya yang cukup jauh volume
yang besar, pengecoran sebaiknya dilakukan menggunakan concrete pump.
Penghentian cor dapat dilakukan pada posisi expantion joint. Siar-siar dilatasi perlu
mendapat perhatian khusus agar tidak menyulitkan pada saat pemasangan expantion
joint.

Skematis pekerjaan pengecoran Deck Slab seperti gambar berikut :

HALAMAN 1 - 37
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

PENGECORAN SLAB

4.12. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Yang terlingkup di dalam pekerjaan lain-lain disini adalah pekerjaan sbb :

21) Pekerjaan parapet.


22) Pekerjaan railing

1). Pekerjaan parapet


Pekerjaan parapet dilaksanakan setelah pekerjaan slab. Dengan didahului oleh team
survey untuk membuat marking pada pekerjaan parapet. Kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan pembesian parapet, dan diteruskan dengan pemasangan bekisting.
Bekisting yang dipakai adalah dari plywood yang diberi perkuatan dan diolesi dengan
menggunakan mold oil agar bisa dipakai untuk berulang kali. Sebelum dilaksanakan
pengecoran, terlebih dahulu dipasang baut angkur untuk railing ( untuk dudukan rail
post ).

2). Pekerjaan Railing


Jika desainnya menggunakan railing, maka dapat dilaksanakan setelah pekerjaan
parapet. Material yang dipakai pada umumnya adalah GIP ø 2,5 “. Sebelum
pemasangan pipa railing terlebih dahulu dipasang rail post setiap jarak 2 m ( as ke
as ). Untuk itu pada sebelum pengecoran parapet, anchor untuk ikatan anchor plate
dengan beton sebagai dudukan guide post harus telah terpasang.

3). Pekerjaan Lapis Permukaan


Pekerjaan lapis permukaan meliputi :

 Lapis pengikat
 Laston AC-WC
 Perkerasan jalan beton di oprit
a). Lapis pengikat

HALAMAN 1 - 38
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Lapis pengikat dihampar di atas permukaan yang beraspal atau di atas
permukaan beton semen.

Bahan lapis pengikat terdiri dari Aspal Emulsi jenis mantap cepat yang memenuhi
ketentuan SNI 03-4798-1998.

Takaran pemakaian lapis pengikat yang terbuat dari Aspal Emulsi adalah sbb :

- Permukaan Baru Aspal atau Aspal Lama yang licin = 0,20 liter/m2

- Permukaan Aspal Porous dan terekspose = 0,20 – 0,50 liter/m2

- Permukaan Beton Baru = 0,20 liter/m2

- Permukaan Beton aus atau licin = 0,20 – 0,35 liter/m2.

Dalam B.O.Q. disebutkan lapis pengikat 0,5 liter/m2.

Lapis pengikat dihamparkan di atas lapisan aspal maupun beton yang sudah
dibersihkan dari kotoran, material lepas maupun debu. Pembersihan permukaan
aspal maupun beton menggunakan sapu dan Air Compressor. Lapis pengikat
dihampar menggunakan Penyemprot Aspal Tangan (Hand Sprayer).

b. Campuran Beraspal Panas – Laston (AC)

Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston Lapis Aus (AC-WC), Laston
Lapis Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum
aggregate masing-masing campuran adalah 19mm, 25,4mm, 37,5mm.

Tebal nominal minimum Lapisan Beraspal dan toleransinya adalah sbb:

Jenis Campuran Tebal Nominal Toleransi Tebal (mm)


Minimum (cm)
AC - WC 4,0 ± 3,0
AC – BC 5,0 ± 4,0
AC - BASE 6,0 ± 5,0

Di proyek Jembatan Talo pekerjaan Laston AC-WC. Laston AC-WC adalah lapis
permukaan pada Reinforced Earth dan lantai jembatan, sehingga pekerjaan Laston
AC-WC bisa dikerjakan setelah seluruh Deck Slab baik Reinforced earth maupun
lantai jembatan selesai dikerjakan.

Campuran beraspal terdiri dari agregat dan aspal. Filler atau jenis aditif akan
ditambahkan bila diperlukan untuk menjamin sifat-sifat campuran memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi teknis pekerjaan. Komposisi campuran dan gradasi
aggregate mengacu kepada spesifikasi teknis. Untuk mendapatkan campuran
Laston yang memenuhi spesifikasi dibuat Formula Campuran Kerja (Job Mix
Formula).

HALAMAN 1 - 39
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
Bila diminta oleh Direksi Pengawas maka dilakukan percobaan pemadatan untuk
memastikan bahwa setiap alat laik kerja, Asphalt Finisher mampu menghampar
bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores dsb. Dan
komposisi penggilas yang diusulkan mampu mencapai kepadatan yang disyaratkan
selama penghamparan produksi normal.

Sesaat sebelum penghamparan Laston, permukaan yang akan dihampar


dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu dan
compressor. Lapis Ikat (prime coat) atau Lapis Resap (Tack Coat) sudah dihampar
terlebih dahulu.

Laston diproduksi di Asphalt Mixing Plant dan dibawa ke lokasi penghamparan


menggunakan Dump Truck. Temperatur Aggergat pada saat pencampuran tidak
boleh melebihi 180oC. Untuk menjaga suhu Laston memenuhi spesifikasi saat tiba
dilapangan (saat hampar) maka selama proses perjalanan, campuran Laston dalam
Dump Truck ditutup dengan rapat menggunakan terpal.

Penghamparan dilakukan menggunakan Asphalt Finisher. Untuk mendapatkan


ketebalan yang diinginkan maka terlebih dahulu dibuat Acuan Tepi. Untuk alat
penghampar yang memiliki Automatic levelling acuan tepi diganti dengan benang
referensi yang ketinggiannya menyesuaikan ketebalan hampar yang direncanakan.

Segera setelah Laston dihampar dan diratakan, permukaan tersebut diperiksa dan
setiap ketidak sempurnaan yang terjadi langsung diperbaiki. Temperatur Laston
dalam keadaan gembur dipantau dan penggilasan dimulai dalam rentang
temperatur sesuai viskositas aspal.

Penggilasan Laston terdiri dari tiga operasi yaitu : pemadatan awal, pemadatan
antara dan pemadatan akhir.

Penggilasan awal dilakukan dengan alat pemadat roda baja (tandem roller).
Penggilasan kedua dilaksanakan menggunakan penggilas roda karet (tire roller).
Penggilasan kedua dilaksanakan sedekat mungkin dengan penggilasan pertama.
Penggilasan akhir menggunakan alat pemadat roda baja tanpa penggetar.

Penggilasan dilakukan pertama-tama pada sambunagan melintang dengan


memasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan
campuran aspal akibat penggilasan. Penggilasan kemudian dimulai dari tempat
sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya penggilasan,
penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah
sumbu jalan. Lintasan yang berurutan dibuat tumpang tindih dan lintasan-lintasan
tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan
sebelumnya.

Kecepatan alat pemadat maksimum 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam
untuk roda karet. Semua operasi penggilasan dilakukan menerus untuk

HALAMAN 1 - 40
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
memperoleh kepadatan yang merata. Roda alat pemadat dibasahi secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat,
tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet sedikit diminyaki
untuk mencegah lengketnya campuran aspal pada roda.

Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan yang
baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.

Untuk penghubung antar lokasi penghamparan dengan AMP digunakan radio


komunikasi (HT).

Sketsa komposisi alat-alat pekerjaan Laston seperti gambar berikut :

PEKERJAAN LASTON
GAMBAR KOMBINASI ALAT

DUMP TRUCK ASPHALT FINISHER TANDEM ROLLER TIRE ROLLER

WATER TANKER

PLAN LAY OUT

ARAH HAMPAR TIRE ROLLER

DUMP TRUCK ASPHALT FINISHER TANDEM ROLLER

WATER TANKER

c. Perkerasan Jalan Beton Tebal 30 cm

Perkerasan jalan beton K-350 tebal 30 cm berada pada oprit jembatan. Pekerjaan
ini akan dilakukan dengan manual. Beton diproduksi di Batching Plant, dibawa ke
lokasi pekerjaan menggunakan Concrete Truck Mixer. Beton dituang ke lokasi
perkerasan rigid dimana telah disiapkan bekesting. Pemadatan beton
menggunakan Electric Concrete Vibrator. Perataan permukaan menggunakan
jidar. Setelah beton agak setting, dilakukan pekerjaan grooving mengikuti pola
yang sudah ditentukan dalam shop drawing. Selanjutnya dilaksanakan curing
dengan cara menutup permukaan beton dengan karung goni basah. Curing

HALAMAN 1 - 41
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO
dilaksanakan secara terus-menerus minimal 5 hari terhitung sejak penuangan
beton.

HALAMAN 1 - 42
PT. WASKITA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN TALUMOLO – GORONTALO

BAB 3.
PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaan yang lebih detail
akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan
sebagai usulan tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam Proyek Pembangunan Jalan
Tol Seksi IV khususnya Jembatan Talo.

Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang disesuaikan dengan
dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal - hal yang lebih terinci lagi akan dibuat lebih
lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.

Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-
langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Makassar, 4 Oktober 2006


Persero PT. Waskita Karya

Ir. Thomas Aquino TW


Kepala Cabang

HALAMAN 1 - 43

Anda mungkin juga menyukai