Anda di halaman 1dari 6

Design Thinking

”camilanku”

Disusun Oleh

Adam Maulana 201851005

Amirudin Azis 201851025

Dewi Fitriana 201851058

Dewi S Marpaung 201851061

Elsha Septiani P 201851077

Maranata Simanjuntak 201851168

Maryani 201851171

Muhammad Sayuti 201851186

Tyara Sania 201851306


Kenali Design Thinking Sebelum Bikin Startup

Perusahaan, baik startup maupun korporasi, tengah menghadapi masalah multisektoral yang
merupakan imbas dari model bisnis yang semakin kompleks, ekspansi yang terus-menerus, serta
ekosistem bisnis yang semakin besar. Hal itu menuntut solusi multidimensi dan memerlukan lebih
dari sekadar produk dan jasa yang ada saat ini.

Di sinilah design thinking memiliki peran. Dengan menerapkan kerangka kerja itu, organisasi tidak
hanya dapat mengatasi masalah-masalah bisnis sehari-hari, melainkan juga memperoleh
keunggulan kompetitif. Bagaimana pun juga, perusahaan harus terus berinovasi untuk tetap
tumbuh dan profit.

Namun, pertanyaannya, apa itu design thinking? Dan bagaimana metode ini dapat membantu
meningkatkan pertumbuhan perusahaan?

Dalam pengertian yang paling sederhana, design thinking adalah proses menciptakan ide-ide baru
dan inovatif yang dapat memecahkan masalah. Hal ini tidak terbatas pada industri atau bidang
keahlian tertentu.
Design thinking sangat berguna dalam kaitannya dengan teknologi, sama halnya dengan servis dan
produk. Kehadirannya dapat menciptakan produk dan layanan baru bagi pelanggan, hingga dapat
meningkatkan produktivitas dalam operasi internal.

“Secara garis besar, design thinking adalah metode kolaborasi yang mengumpulkan banyak ide
dari disiplin ilmu untuk memperoleh sebuah solusi,” ungkap Vice President of Technology Product
Go-Jek Alamanda Shantika Santoso saat The NextDev 2016 #UntukSurabaya di Kampus ITS,
Selasa, (2/8/2016).

Ala, sapaan akrab Alamanda, melanjutkan, sebenarnya metode design thinking berguna bagi
startup saat membuat model bisnis lean canvas. Model bisnis diperlukan untuk menjelaskan
bagaimana suatu organisasi memberikan dan menangkap suatu nilai tambah. Ia juga berfungsi
membantu kita menganalisa masalah dan mencari solusinya,

“Selama pembuatan model bisnis, kita memberikan pandangan yang menyeluruh akan proses
bisnis yang kita rencanakan. Nah, kita butuh pandangan dari displin ilmu yang berbeda untuk
mendapatkan solusi yang tepat guna,” tuturnya.

Lima Langkah Design Thinking

Dalam prosesnya, ada lima langkah design thinking, yaitu empatize, define, ideate, prototype, dan
test. Semua ini menjelaskan bahwa design thinking pada dasarnya mengedepankan human center
approach yang mana proses berpikir berfokus pada manusianya sendiri.

Tak heran, empati adalah proses pertama dalam menciptakan ide bisnis. Dalam pengertian, dengan
mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh target market kita (yaitu orang lain), kita dapat
menciptakan produk yang benar-benar dibutuhkan oleh banyak orang.

“Semua orang bisa menjadi user experince designer. Sebab, kita adalah manusia yang pada
dasarnya adalah user atau target pasar. Cobalah menggunakan aplikasi yang kita buat, apakah
sudah benar-benar yang kita butuhkan sebagai manusia atau tidak,” tegas Ala.

Dia melanjutkan, setelah mengerti permasalahan, keinginan, dan kegundahan target market,
startup mulai mendefinisikan apa yang menjadi masalah utama dari hasil empatinya itu.

Langkah selanjutnya dalam design thinking adalah meng-ideate atau melakukan brainstorming
ide-ide solusi terhadap masalah utama dari target market kita.

Tidak penting solusi itu dapat dieksekusi atau tidak, fokus saja pada solusi-solusi yang dirasa
menjawab masalah. Barulah, pada tahap selanjutnya, kita mengelompokkan solusi-solusi tersebut
ke dalam tiga hal, yaitu feasible, viable, dan desirable.
“Dari kumpulan ide solusi itu, prioritaskan kira-kira solusi apa yang dari sisi bisnis paling banyak
value-nya. Lihatlah value for business mana yang paling besar, namun menghabiskan waktu yang
paling sedikit,” kata Ala di depan 400an mahasiswa yang hadir.

Apabila kita sudah menemukan solusi yang paling feasible, viable, dan desirable, yang dilakukan
berikutnya yaitu melakukan prototyping, mulai dari tahap sketch, wireframe, hingga dalam bentuk
3D mockup.

Selanjutnya, buatlah produk/aplikasi berdasarkan proptotype yang dibuat. Setelah itu, tahapan
terakhir adalah test, yang mana produk tersebut dicoba ke target market kita.

Catat saran dan opini yang selama testing berlanjut, dan perbaiki kesalahan yang ada sebelum
produk/aplikasi itu benar-benar diluncurkan ke pasar.

Design Thinking adalah Metodologi dan Culture

Selain metode untuk merancang produk yang terbaik untuk user, Design Thinking adalah sebuah
budaya perusahaan. Sehingga sebuah perusahan bisa terus menerus melakukan improvement dari
pengembangan produk serta inovasi. Improvement ini mengharuskan pimpiman perusahaan dan
divisi manager untuk menjaga berlanjutan dari proses Design Thinking.

Sebuah produk inovasi mengharuskan untuk terus di benahi dan sesuaikan dengan kondisi user
dan trend yang ada. Dalam Design Thinking perusahaan harus lebih banyak mendengar dari pada
merancang konsep berdasarkan asumsi. Sebagian besar startup tidak memiliki data dari perubahan
dan user pengguna pertamanya, maka dari itu Design Thinking diperlukan untuk melakukan
analisa dari user berdasarkan stories pengguna.
Design Thinking “Camilanku”

1. Emphatize

Ketika sedang tidak nafsu makan, makanan favorit yang biasanya tampak menggiurkan pun tak
akan berhasil menggugah selera. Padahal, sedang tidak diet atau menurunkan berat badan. Anda
hanya tidak minat makan saja atau anda merasa terlalu berat dalam hal membuat camilan sehat
atau makanan sehat dan cenderung lebih memilih mengkonsumsi makanan tidak sehat seperti
jungk food. Hal ini dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Kehilangan nafsu makan sering
dianggap sebagai masalah kesehatan yang umum dan sepele. Namun, hati-hati karena jika tidak
ditangani dengan tepat, tidak nafsu makan bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti kurang
nutrisi, lemas, gangguan asam lambung, dan gangguan sistem metabolisme. Untuk menghindari
risiko-risiko tersebut, Anda perlu menyiasati menu makanan yang Anda santap supaya bisa
membantu mengembalikan selera makan. Belakangan ini orang-orang dari yang muda sampai
dewasa cenderung lebih suka nyemil dibandingkan makan berat, Tak sedikit makanan ringan yang
kurang menyehatkan atau banyak mengandung zat-zat berbahaya dan belum ada inovasi camilan
sehat yang aman dan nyaman untuk di konsumsi .

2. Define

Karena kebiasaan masyarakat yang sering nyemil dibandingkan makan berat maka
penggemar cemilan membutuhkan cemilan yang sehat, berbahan dasar alami tidak mengandung
zat-zat berbahaya, apalagi bila cemilan tersebut bisa menyehatkan bagi yang mengkonsumsi maka
masyarakat tidak perlu khawatir dalam mengkonsumsi cemilan sehari-harinya.

3. Ideation

Dalam Hal ini kami melihat peluang sesuai dengan kebiasaan masyarakat saat ini dan apa yang
masyarakat butuhkan untuk mengembangkan cemilan sehat sebagai lading bisnis yang akan
menguntungkan.

Jajanan sehat di design thinkingkan :

- Mengembangkan Makanan ringan/ Cemilan yang cenderung disukai masyarakat menjadi


cemilan yang sehat bahkan berkhasiat.

- Mengubah paradigm Mayarakat tidak semua cemilan itu tidak menyehatkan.

- Mengembangkan cemilan yang sehat, dengan harga yang terjangkau.

Maka lahirlah ide untuk pembuatan Aneka camilan sehat “Camilanku” Cemilan sehat yang enak
dan ekonomis dimana Camilanku sendiri terdiri dari beberapa camilan sehat seperti salad buah,
cokelat almond, green tea almond, kripik gandum dan yogurt. Camilanku menjual produk yang
sehat untuk teman santai yang memperhatikan kandungan gizi dan maanfaat atau khasiat dari
camilan camilan tersebut.
4. Prototype

Dalam pembuatan bisnis Camilaku ini diperlukan team-team dengan tugas masing-masing guna
memprlancar jalanya bisnis ini, disini beberapa team yang akan disiapakan contohnya adalah ;

- Accounting ( mencatat, menghitung segala yang diperlukan dalam pembuatan produk)

- Staff Produksi ( memproduksi produk atau melakukan uji coba produksi)

- Staff packing ( mengemas produk yang sudah di hasilkan oleh team produks)

- Staff Marketing (memasarkan produk yang telah siap, baik secara langsung maupun
melalui social media)

5. Test

Sebelum Memulai memasarkan Produk, maka Akan dilakukan test baik dari segi kualitas, rasa,
harga semua akan melibatkan team yang telah di sebutkan di Prototype guna menghasilkan produk
yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai