Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERLINDUNGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL

EKONOMI KREATIF

Dosen Pengampu: Anindita Imam Basri, SEI.,M.M

Disusun oleh: Abdul


Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJAMEN


FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak kekayaan intelektual (intelektual property right) merupakan

kekayaan didefinisikan sebagai hak milik seseorang. Kekayaan intelektual

manusia bukan berupa barang atau pun gagasan yang cuma-cuma yang di

miliki oleh manusia tetapi dalam bentuk hubungannya dengan orang lain.

Kekayaan intelektual merupakan bagian penting bagaimana sebuah karya

dapat diakui oleh orang lain sebagai sebuah bentuk hak yang tidak dapat

diganggu-gugat.

Indonesia sendiri dinilai masih sangat rendah dalam hal penghargaan

dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Menurut survei Pusat Hak Cipta

Intelektual Dunia (Global Intellectual Property Center/ GIPC), Indonesia

dinilai masih lemah dalam melakukan perlindungan kekayaan intelektual atau

IP (Intellectual Property). Dari 38 negara yang disurvei, Indonesia berada di

posisi 33 dengan indeks IP 8,59. Meski memiliki IP framework, Indonesia

tidak memiliki masa perpanjangan paten atau peraturan akan perlindungan

data, serta memiliki tingkat pembajakan kekayaan intelektual sangat tinggi1.

Pemerintah harus bisa menyikapi ataupun mefasilitasi orang-orang

yang memiliki hak intelektual agar mereka bisa berkembang dan menambah

1
http://koran-sindo.com/page/news/2016-04-
26/0/36/Indonesia_Lemah_soal_Perlindungan_Kekayaan_Intelektual. (di akses 3/24/20).

2
ide ataupun wawasannya, ketika pemerintah mefasilitasi baik kendati sarana

pra sarana. Semakin berkembangnya dunia semakin banyak orang-orang yang

memiliki hak intelektual artinya pemerintah harus bisa menyikapi hal-hal

tersebut.

Perkembangan zaman yang semakin pesat mengharuskan manusia

untuk dapat menyesuaikan diri dengan tantangan dunia yang penuh dengan

teknologi. Artinya persoalan kekayaan intelektual harusnya dapat

dikolaborasikan dengan teknologi seperti untuk pendaftaran hak atau yang

lainnya. Teknologi juga harusnya menjadi alat untuk deteksi atau proteksi

terhadap penyalahgunaan hak intelektual meskipun disatu sisi dengan

teknologi juga akan memberikan dapak sebaliknya yakni makin maraknya

penyalahgunaan hal intelektual seperti plagiarisme.

Pemerintah hari ini sangat mendorong adanya ekonomi kreatif dengan

basis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) salah satunya dengan adanya

regulasi yang mempermudah untuk pengembangan dan saingan usaha

UMKM. Melalui pengaturan Konsep Omnibus Law yang sedang dalam

pengkajian sejauh ini bukan tanpa efek atas keberadaannya, salah satu yang

akan berdampak adalah persoalan hak kekayaan intelektual (paten) 2.

Mengingat dalam ekonomi kreatif berbasis UMKM ini akan menghasilkan

banyak kekayaan intelektual didalamnya baik Paten, Disain Industri, Indikasi

2
Muamar Lalu, 2020. Memahami Gagasan Omnibus Law; Sebuah Paradigma, Makalah Diskusi yang
disampaikan pada diskusi Asrama Mahasiswa Aceh Tenggara “Leuser”, tanggal 17 Maret 2020. Hal 4.

3
Geografis, Merek, Hak Cipta atau yang lainnya, maka dalam hal peningkatan

ekonomi kreatif harusnya dibarengi dengan perlindungan hak yang lahir dari

adanya kreatifitas ciptaan para pelaku ekonomi kreatif ini.

Persoalan lain adalah para pelaku ekonomi kreatif dinilai juga belum

memahami terkait kekayaan intelektual, kesadaran akan perlindungan dan

perolehan hak atas karya/penemuannya masih sangat kurang, hal ini tidak lain

adalah disebabkan beberapa faktor seperti rasa enggan/masa bodoh, kurangny

sosialisasi tentang hak kekayaan intelektual, menilai bahwa beban biaya

pengurusan yang sulit untuk mendapatkan hak, serta rasa apresiasi dan

penghormatan masyarakat atas hak kekayaan intelektual orang lain yang

minim.

Indonesia dinilai sangat tidak perduli dengan orang-orang yang

memiliki hak kekayaan intelektual sedangkan di Indonesia sendiri sangat

banyak ilmuan-ilmuan tetapi mereka tidak sama sekali terfasilitasi dan kurang

mendapat perhatian. Banyak ilmuwan Indonesia yang memiliki penemuan

yang sangat penting sekali bagi pengobatan kanker di Indonesia sedangkan di

Indonesia sangat banyak sekali yang mengalami sakit kanker payudara, ada

salah satu ilmuan Indonesia yang menemukan alat kanker elektro capacitive

atau cancer terapy (ECCT) Bapak Warsito Purwo Taruno yang menunggu

kejelasan dari pemerintah terkait penemuannya untuk bisa menfasilitas hal

tersebut, tetapi dengan tidak adanya kejelasan dari pemerintah tersebut Bapak

4
Warsito Purwo Taruno akhirnya hengkang keluar karna tidak memiliki

kejelasan dari pemerintah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hak kekayaan inteletual terhadap pelaku ekonomi kreatif?

2. Apa bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual pelaku

ekonomi kreatif?

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Kekayaan Intelektual

Kekayaan intelektual (intellectual property) meruoakan kekayaan.

Kekayaan didefinisikan sebagai hak milik seseorang. Kekayaan intelektual

bukan dalam bentuk barang atau gagasan itu sendiri, tetapi dalam bentuk

hubunganya dengan seseorang.

Dan kekayaan intelektual. Menurut Thomas Raleigh, kekayaan fisik

adalah keseluruhan yang bersifat komplek yang terbagun dari berbagai hak-

hak, termasuk kepemilikan, pemilikan, hak untuk menggunakan dan

menghancurkan,hak untuk menjual, hak untuk meminjamkan, dan hak untuk

membuang (ownership, possesion, the raight to use and destroy, and the right

to sell, lend and give away)3.

Berdasarkan definisi tersebut, kekayaan fisik adalah kekayaan yang

bersifat rill, yang memiliki beberapa hak penting:

a. Hak kepemilikan

b. Hak pemilikan

c. Hak untuk menggunakan

d. Hak untuk menghancurkan

e. Hak untuk menjual

3
Suryana, 2017, Ekonomi Kreatif, Ekonmi Baru: Mengubah Ide Dan Mencipatkan Peluang, Salemba
Empat, Jakarta. Hlm. 172.

6
f. Hak untuk meminjamkan

g. Hak untuk membuang

Sementara itu, kekayaan intelektual adalah kekayaan yang bersifat

nonriil. Menurut Andrea Wylie4 adalah karyanya “the boom in intellectual

property”

a. Kekayaan (property), yaitu hak milik seseorang

b. Bersifat nonriil, artinya bahwa kekayaan itu dilindungi

pemerintah

c. Pemerintah (government), kekayaan dilindungi pemerintah

d. Konversi internasional (conventions), kekayaan intelektual

diatur berdasarkan konvensi internasional.

e. Jastifikasi (justification), kekayaan itu harus atas dasar

pembenaran

f. Kontrak kekayaan (property contract), bahwa kekayaan itu

dapat dikontrakan

g. Bebas keluar (opting out), yaitu bahwa kekayaan yaitu bebas

untuk dijual, di hancurkan dan dibuang

Secara singkat, kekyaan intelektual daoat dilihat sebagai keterkaitan

tiga kelompok, yaitu kelompok investor, kelompok komersial, dan kelompok

regulator, kelompok investor adalah kelompok komersial merupakan

kelompok pembisnis yang melakukan usaha-usaha meningkatkan menilai


4
ibid.

7
ekonomi. Regulator adalah pemerintah yang menciptakan peraturan-peraturan

untuk melindungi hak kekayaan intelektual(Haki)5.

a. Jenis-Jenis HKI

Secara umum HKI mencakup 2 bagian yaitu

1. Hal cipta (copyrights)

2. Hak kekayaan industry (industrial property rights), yang

mencangkup:

- Paten (patent)

- Merek (trademark);

- Desain industry (industrial desaingns);

- Desain tata letak sirkuit terpadu (intergrated cricuits);

- Rahasia dagang (trade secret),

- Indikasi Geografis (Geographical Indication),

- Perlindungan Variatas Tanaman (PVT)

b. Kebijakan perlindungan HKI Di Indonesia

Di Indonesia sistim hukum HKI tersebut sudah muncul sejak

pemerintah Colonial Hindia Belanda yaitu dengan dikeluarkannya

peraturan HKI yang meliputi Auteurswet 1912 Stb, 1912 No.600

bagi pelindung Hak Cipta, Reglement Industriele Elgedom

Kolonien Stb. 1912 no.545 jo. Stb 1913 no.214 mengenai


5
Ibid. Cita Ccitrawinda pripanja, Budaya Hukum, Indonesia Menghadapi Globalisasi: Perlindunganya
Rahasia Agang DI Bidang Imformasi, Op. Cit hal. 31-32, sebagaimana dikutip dari Howard Davies &
David Holdcroft, Jurisprudence, Texts and Comentary (London: butterworth & Co. Ltd, 1991), hal, 34-
35. (Kementrian Hukum Tahun 2016).

8
perlindungan Hak Merek, dan Octroowelt 1910 S.no.33 yls , S.11-

33, S.22-54, mengenaiperlindungan Hak Paten. Seperti diketahui

bahwa pemerintah hindia belanda menerapkan politik pemisahaan

pemberlakuan (politik segregas) hukum maka ketentuan hukum

tersebut hanya berlaku untuk orang.6

c. Perlindungan hukum dan ekonomi adanya HKI

Hukum dalam bidang kekayaaan intelektual meliputi hak komunal

dan hak personal. Perlindungan yang dilakukan pada kedua hak

tersebut masih banyak mengalami kendala. Hal tersebut perlu

adanya perhatianharus yang serius dari pemerintah. Perlindungan

kekayaan intelektual dan persaingan usaha yang sehat. Artinya

pemerintah harus melakukan perlindungan terhadap hak kekayaan

intelektual yang ada di Indonesia sedangkan pasar bebas tanpa

disadari secara langsung telah memberikan peluang dan

kesempatan bagi bagi seluruh masyarakat di dalam maupun diluar

negri. Peluang itu adalah peluang untuk berlomba-lomba

memperdagangkan dan jasa yang di hasilkan, meleiputi batas

wilayah suatu negara, secara lebih cepat, lebih mudah, dan murah.

2. Hak Kekayaan Inteletual Terhadap Pelaku Ekonomi Kreatif


6
Hamilton V. Lee & Sandres, Yoseph, Everyday Justice, Responsibility and The Individual in japing and
United Stute, New Huven , Yale University Pres, 1992 Dalam Sathipto Raharjo Ibid hal 60, Budi
Santoso, Pengatar Hukum Kekayaan Intelektual, puustaka Magister 2008, 29 Jurnal Law Reform
Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015. Ibid_
Sigit Nugroho, Perlindungan Hak Kekayaaan Intelektual Dalam Uaya Peningkatan Pemangunan
Ekonomi Di Pasar Beba ASEAN (Jurna Penelitian Hukum).

9
Hak kekayaan intelektual terhadap ekeonomi kreatif merupakan

kekreativitas merupakan rof dalam pelau ekeonomi kreatif, untuk dapat

bertahan. Industry kreatif perlu menjaga dan mengembankan kretivitasnya.

Dengan demikian rezim hukum HKI dapat dijadikan kunci dalam

menjalankan industry kreatif, industry kraetif yang terjaga dan berkembang

kreativitasnya akan mampu beradaptasi dalam pesaingan yang sangat ketat.

Sehubungan dengan teori perlindungan hukum dan kekayaan intelektual,

Robert C. Sherwood pegrajin tembaga dan kuningan 7 sebagai pelaku industry

kreatif, dengan adanya reward theory, recorvery theory, incetive theory, risk

theory dan inconomic growthstimulus theory, masing-masing memiliki

konsep tersendiri.

Ekonomi kreatif mulai diperbincangkan sejak John Howkins, menulis

buku “Creative Economy, How People Make Money from Ideas”. Howkins

mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekeonomi dimana input dan

ouputnya adalah Gagasan. Seseorang yang kreativitas adalah gagasan. Maka

dapat dibayangkan bahwa hanya dengan modal gagasan seseorang yang

kreatif dapat memperoleh penghasilan yang relative tinggi.

Kondisi ekeonomi yang dihrapakan oleh Indonesia adalah ekeonomi

yang berkelanjutan dan juga memiliki pilar maupun penompa kegiatan

7
“Robert M. Sherwood, Intelectual property and Economic Developmen: Westview Special Studies in
Science Technology and Public Policy, Westview Press inc, Francisco,1990,hlm 39. (Jurvnal Ilmu
Hukum Vol, 20, no,3desember 2018._
Perpustakaan nasional : Katalog dalam Terbitan (KTD) Rochmat Aldy Purnomo, S.E, M.Si penerbit
Zivad Visi Media, Publishing@Ziyadblooks.com www. Ziyandblooks.com

10
ekenomi di Indonesia. Berkelanjutan yang dimaksud adalah kemampuan

untuk beradaptasi dalam mengahadi persaingan ekonomi kratif tersebut dan

juga beradaptasi dengan letak geografis dan tantangan ekeonomi baru.

Pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi tercermin kompentensi bagi

masyarakat Indonesia untuk menciptakan ekonomi yang sesekratifnya, ketika

masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan negara lain maka pertumbuhan

ekonomi di Indonesia akan semakin meningkat, itu 8 sebabnya pemerintah

Indonesia agar lebih memperhatikan kepada prilaku ekeonomi kraetif dan

memberikan perhatian cukup bagi orang-orang yang memiliki ide ataupun

gagsan dan menciptakan lapangan kerja, msyarakat yang memiliki ide

ataupun gagasan itu harus memberikan perhatian khusus agar mereka bisa

memberikan produk ataupun menciptakan produk unggulan ketika adanya

perhatian khusus masyarakat pelaku ekeonomi kreatif bisa membantu

ekonomi di Indonesia yag sangat lemah.

3. Bentuk Perlindungan Terhadap Kekayaan Intelektual Pelaku Ekonomi

Kreatif

8
Ibid penerbit Ziyad Visi Media, Publishing@Ziyadblooks.com www.Ziyandblooks.com

11
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

terhadap pelaku ekeonomi kreatif karaya seni digital. Perlindungan hukum

preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan

keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah

mendapatkan bentuk yang difinitif. Tujuanya mencegah terjadinya sengeketa.

Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan

yang didasarkan dengan kebebasan bertindak9 dengan adanya perlindungan

hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati dalam

mengambil kepeutusan yang didasarkan pada diskresi.

Secara filosofis konsep kepemilikan HKI tidak bisa dilepaskan

pemekiran Jhon Locke yang mengatakan setiap manusia memiliki dirinya

sendiri sebagai miliknya. Tak seorangpun memiliki ha katas pribadi orang lain

kecuali diri sendiri, termaksud hasil kerja tubuhnya dan karya tanganya serta

panca indranya. Artinya setiap orang secara alamiah mempunyai hak memiliki

segala potensi yang melekat pada diri pribadinya dan seluruh kerja yang

dihasilkannya. Hak memiliki ataupun minimal yang ada dalam dirinya

termaksud akal budinya, buah pikiran ide ataupun gagasan serta kepekatan

yanag ada pada manusia itu sendiri.

9
http://Tesishukum.com/pengertian perlindungan-hukum-menerut para- ahli (diakses 22 november
2017 pukul, 21:00).
Kristen Satya Wacana, Cetakan I, Salatiga, 1999, halaman I Mr. N.E Algra, et al,Mula Hukum, Cetakan
Pertama, Jakarta,Bina, Cipta, 1983, hlm 210 Thum Nicolous, Intllectual property Righht, National
Systhem and Harmonisation in Europe, New York, Verl_Tahun 2000 hlm 5( Jurnal Law Reform Volume
11, Nomor 2, Tahun 20115)

12
Dapat dikatakan juga bahwa penyusunan perundang-undang HKI di

Indonesia merupakan tindakan transplantasi hukum Asing ke dalam sistem

hukum nasional. Sebagaimana transplantsi organ tubuh penerima akan

berakibat fatal. Demikian pula halnya dalam transparasi hukum HKI dalam

sistem hukum nasional Indonesia. Jika hukum asing tersebut cocok dengan

sitem hukum yang berlaku di Indonesia, maka kan10 membawa manfaat bagi

bangsa Indonesia. Sebaliknya jika tidak cocok maka transplansi akan sangat

merusak sistem hukum Indonesia secara keseluruhan.

Setiap orang melakukan yang dengan tanpa hak melakukan

pelanggaran hak ekonomi dalam pasar 9 Ayat (1) huruf I untuk pengguna

secara komersial dipidana dengan pidana penjara 1 (satu) tahun dan/atau

pidana denda paling banyak Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) artinya

Indonesia harus menegakan hukum yang lebih bagus karna di Indonesia sudah

semakin parah tidak ada perlindungan kepada ekonomi kreatif yang lebih

baik. Ketika penegakan hukum sudah terterah dengan baik maka pelaku

ataupun plagiasi akan semakin sedikit.

Tindakan yang melanggar hak ekslusif pencipta merupakan ancaman

bagi tindakan yang sengaja bertentangan dengan kebeijakan pemeritah di

bidang agama, pertahanan, dan keamanan negara. Secara prosedur tentu

10
Agus Sarjono, Pemebangunan Hukum Kkekayaan Intelektual. Aantara Kebeutuhan dan Kenyataan,
dalam buku Membumikan HKI, di Indonesia hlm,17 (Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun
2015.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 Tenetang Hak Cipta Pasal112 (Lex
Privatum Vol. VI/No.2/April 2018

13
pelanggaran hak cipta dalam prespektif pidana ini dilakukan prosesnya di
11
pengadilan.

Pada juni 2008, Menteri Perdagangan Republik Indonesia merilis

cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2009-2025 serta

pembanguna sektor industry kreatif yang kemudian dikenal sebagai ekonomi

kreatif.

Contoh kasus pelanggaran Hak Cipta music dan lagu yang di tuangkan

dalam bentuk, Vidio compact Disc/Digital Vidio Disc.

Pelaku tindakan pidana pelanggaran Hak Cipta ini tidak terbatas pada

subyek hukum bukan orang dan badan hukum tersebut sudah membentuk

sedikit yang sangat luas dan cermat.

Ketentuan pidana dibidang Hak Cipta semula tindak pidana ini

merupakan delik aduan, tetapi kemudian menjadi delik biasa.

Sedangkan di Era Globalisasi sekarang banyak negara yang menyakini

bahwa kekayaan intektual adalah kekayaan yang tidak akan pernah habis.

11
Arif Lutviansari. Konsep Dasar Hukum Hak Cipta. Graha Ilmu, Jojakarta. 2010, hlm. 162.
Iswajuni, Indrianawati Usman, dan Muslich Anshiri, pengembangan model usaha Ekonomi Kreatif
untuk Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global, Universitas AIrlangga, Surabaya 2012 hlm,2.
http/Novianurul27.blogspot.com/hak Kekayaan Intelektual /diakses pada 17-maret 2015.
Rahmi Janed, Hak Kekayaan intelektual (penyalaggunaan Hak Eksklusif). Universitas Airlangga Pers
Surabaya. 2007. Hlm 60 (Mimbar Keadilan Jurnul Ilmu Hukum Febuari 2018 Zainun Amin).
http:/tesishukum.com/pengertian, perlindungan hukum menurut para ahli (diakses 22
november 2017 pukul 10:00). Rachmadi Usman, HUkum atas Hak Kekayaan Intelektual.

14
Oleh karenanya negara maju sangat memusatkan pengembangan hasil-hasil

penelitian yang bernilai teknologi dan ekonomi.12

Secara ekonomis, hak eklusif yang yang terkandung dalam kekayaan

intelektual berfungsi untuk melegalkan pemeiliknya memonopoli

penggunanya atau untuk menikmati hasil yang diberikan oleh kekayaan

intelektual itu.

Pengetahuan tradisional merupakan hasil inovasi maupun maupun

kreasi dari manusia baik dari segi pengetahuan, seni, dan sastra. Artinya

kemajuan ekonomi bisa juga mensejahterakan masyarakat sekitar, pemerintah

harus bisa mengatasi ataupun memberantas orang-orang yang melakukan

jiplak ataupun mencopy hak kekayaan intelektual tersebut.

4. Cara Mendaftarkan Hak Kekayaaan Intelektual (HAKI)

Langkah peningkatan professional hasil karya bidang teknologi

imformasi dengan cara mendaftarkan sebuah hasil karya tesebut.

a. Mengisi formulir pendaftaran

b. Menampilkan contoh ciptaan & uraian atas ciptaan yang di

mohonkan13

12
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17,Nomor 2,Juni 2017:195-208.
http:/ray-xheray.blogspot.com/2011/03/hak-kekayaaan-intelektual-haki. Html diundah padatanggal
22 April 2013.
(Karlina Sofyarto) Kanun: Jurnal Ilmu Hukum 20(1), 149-162,2018.
13
Idib, Khanatira, 2015 Prosedur Pengejauna Permohonan Hak Cipta, HKI, Ilearning, Me, Pereguruan
Tinggi Raharja.

15
c. Melampirkan bukti kewarga negaraan pencipta atau pemegang hak

cipta

d. Melampirkan bukti badan hukum bila pemohon adalah badan

hukum

e. Melampirkan surat kuasa bila melalui kuasa

f. Membaya biaya permohonan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pemerintah harus menegakan hukum untuk kepentingan ekonomi kreatif

ataupun Hak Kekayaan Intelektual, misalnya karangan musik, lagu, dan hak

16
untuk memproduksi memperbaik, mendistribusikan atau menjual, artinya

pemerintah harus bisa menagakan karna di Indonesia sangat banyak sekali

orang-orang melakukan penjiblak karya-karya orang tersebut. Contoh kecil

saja kebanyakan mahasiswa lebih memlih beli buku cetakan palsu

dibandingkan beli langsung buku yang asli. Dikarenak hukum di Indonesia

tidak berjalan apa yang di inginkan ataupun bisa kata Indonesia tidak bisa

menghargai karya-karya orang lain.

Pemerintah Indonesia tidak terlalu memperdulikan penumuan-

penumuan orang indonesia ataupun tidak menfasilitasi karya-karya ilmuan,

banyak ilmuan Indonesia yang hengkang karna tidak mendapatkan kejelasan

dari pemerintah salah satunya penemuan alat terapi kanker Electro-Capacive

Cancer Therapy (ECCT) yaitu bapak warsito purwo taruno salah satu ilmuan

Indonesia. Kenapa jepang maju karena mereka menghargai ilmuan mereka

dan menfasilitasi para ilmuan contoh saja sekarang kita mempakai produk

jepang yaitu mobil Toyota.

B. SARAN

Pelaku ekeonomi kratif harus mendaftarkan merek produk ketika merek

produk sudah di jiblak segera untuk melaporkan ke pihak yang berwenamg.

Pemerintah seharusnya merivisi undang-undang atau lebih menegakan

hukumnya agar orang-orang yang melakukan penjiblakan hak intelektual

orang bisa teratasi dengan baik dan benar.

17
Untuk para mahasiswa harus bisa menghargai karya ilmaih orang lain

ataaupun tidak melakuka pembelian buku palsu dan pengkopian buku tampa

se ijin penerbit.

DAFTAR PUSTAKA

Robert M. Sherwood, Intelectual property and Economic Developmen: Westview


Special Studies in Science Technology and Public Policy, Westview Press inc,
Francisco,1990,hlm 39. (Jurvnal Ilmu Hukum Vol, 20, no,3desember 2018.
Hamilton V. Lee & Sandres, Yoseph, Everyday Justice, Responsibility and The
Individual in japing and United Stute, New Huven , Yale University Pres,
1992 Dalam Sathipto Raharjo Ibid hal 60, Budi Santoso, Pengatar Hukum

18
Kekayaan Intelektual, puustaka Magister 2008, 29 Jurnal Law Reform
Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015. Ibid
http://koran-sindo.com/page/news/2016-04-
26/0/36/Indonesia_Lemah_soal_Perlindungan_Kekayaan_Intelektual. (di
akses 3/24/20).
http://Tesishukum.com/pengertian perlindungan-hukum-menerut para- ahli (diakses
22 november 2017 pukul, 21:00).
Ibid penerbit Ziyad Visi Media, Publishing@Ziyadblooks.com
www.Ziyandblooks.com
Ibid. Cita Ccitrawinda pripanja, Budaya Hukum, Indonesia Menghadapi
Globalisasi: Perlindunganya Rahasia Agang DI Bidang Imformasi, Op. Cit
hal. 31-32, sebagaimana dikutip dari Howard Davies & David Holdcroft,
Jurisprudence, Texts and Comentary (London: butterworth & Co. Ltd, 1991),
hal, 34-35. (Kementrian Hukum Tahun 2016).
Muamar Lalu, 2020. Memahami Gagasan Omnibus Law; Sebuah Paradigma,
Makalah Diskusi yang disampaikan pada diskusi Asrama Mahasiswa Aceh
Tenggara “Leuser”, tanggal 17 Maret 2020. Hal 4.
Perpustakaan nasional : Katalog dalam Terbitan (KTD) Rochmat Aldy Purnomo,
S.E, M.Si penerbit Zivad Visi Media, Publishing@Ziyadblooks.com www.
Ziyandblooks.com
Sigit Nugroho, Perlindungan Hak Kekayaaan Intelektual Dalam Uaya Peningkatan
Pemangunan Ekonomi Di Pasar Beba ASEAN (Jurna Penelitian Hukum).
Suryana, 2017, Ekonomi Kreatif, Ekonmi Baru: Mengubah Ide Dan Mencipatkan
Peluang, Salemba Empat, Jakarta. Hlm. 172.
Kristen Satya Wacana, Cetakan I, Salatiga, 1999, halaman I Mr. N.E Algra, et
al,Mula Hukum, Cetakan Pertama, Jakarta,Bina, Cipta, 1983, hlm 210 Thum
Nicolous, Intllectual property Righht, National Systhem and Harmonisation
in Europe, New York, Verl_Tahun 2000 hlm 5( Jurnal Law Reform Volume
11, Nomor 2, Tahun 20115)
Agus Sarjono, Pemebangunan Hukum Kkekayaan Intelektual. Aantara Kebeutuhan
dan Kenyataan, dalam buku Membumikan HKI, di Indonesia hlm,17 (Jurnal
Law Reform Volume 11, Nomor 2, Tahun 2015.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 Tenetang Hak Cipta
Pasal112 (Lex Privatum Vol. VI/No.2/April 2018
Arif Lutviansari. Konsep Dasar Hukum Hak Cipta. Graha Ilmu, Jojakarta. 2010, hlm.
162.

19
Iswajuni, Indrianawati Usman, dan Muslich Anshiri, pengembangan model usaha
Ekonomi Kreatif untuk Meningkatkan Daya Saing di Pasar Global,
Universitas AIrlangga, Surabaya 2012 hlm,2.
http/Novianurul27.blogspot.com/hak Kekayaan Intelektual /diakses pada 17-maret
2015.
Rahmi Janed, Hak Kekayaan intelektual (penyalaggunaan Hak Eksklusif).
Universitas Airlangga Pers Surabaya. 2007. Hlm 60 (Mimbar Keadilan Jurnul
Ilmu Hukum Febuari 2018 Zainun Amin).
http:/tesishukum.com/pengertian, perlindungan hukum menurut para ahli (diakses 22
november 2017 pukul 10:00). Rachmadi Usman, HUkum atas Hak Kekayaan
Intelektual.
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17,Nomor 2,Juni 2017:195-208.
http:/ray-xheray.blogspot.com/2011/03/hak-kekayaaan-intelektual-haki. Html
diundah padatanggal 22 April 2013.
(Karlina Sofyarto) Kanun: Jurnal Ilmu Hukum 20(1), 149-162,2018.
Idib, Khanatira, 2015 Prosedur Pengejauna Permohonan Hak Cipta, HKI, Ilearning,
Me, Pereguruan Tinggi Raharja.

20
21

Anda mungkin juga menyukai