Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................7

1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................8

1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................8

b. Signifikansi Praktis....................................................................................9

1.5. Kerangka Teori..........................................................................................9

1.5.1. Paradigma Penelitian.......................................................................9

1.5.2. State of The Art..............................................................................10

1.5.3. Relationship Maintenance..............................................................14

1.5.4. Hubungan Komitmen Romantis.....................................................16

1.5.5. Operasional Konsep.......................................................................18

1.6. Metode Penelitian....................................................................................20

1.6.1. Jenis Penelitian...............................................................................20

1.6.2. Subjek Penelitian............................................................................21

i
1.6.3. Jenis Data........................................................................................21

1.6.4. Sumber Data...................................................................................21

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data...........................................................22

1.6.6. Analisis Data...................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pacaran merupakan salah satu kebutuhan bagi seorang individu untuk

memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, dimana pacaran juga dapat

menjadi sarana mereka untuk bersosisalisasi dan saling mengenal satu sama lain.

Pacaran juga merupakan hal yang lumrah untuk mereka yang masih di usia

dewasa muda. Hal ini pun bukan menjadi hal yang asing lagi bagi individu -

individu untuk menjalin sebuah hubungan pacaran. Hubungan pacaran terbentuk

karena adanya komunikasi yang terus berkembang ke arah hubungan yang lebih

intim individu – individu yang bersangkutan telah menemukan kecocokan masing

– masing. Menurut Ray E Short (dalam Priska Rabu & Wilhemus Ola Rongan,

2018: 95) terdapat tujuan dari terjalinnya sebuah hubungan pacaran, diantaranya

adalah; yang pertama agar tidak sendiri saat bepergian, maka dari itu mereka ingin

memiliki pacar yang dapat diajak pergi ke tempat – tempat yang romantis seperti

taman, mall, dan juga tempat wisata. Alasan yang kedua, khususnya pada usia

dewasa muda yang paling sering dikemukakan adalah pacaran dapat membantu

mereka dalam membuat tugas kuliah ataupun sekolah dan juga saling curhat untuk

memecahkan masalah masing – masing. Selain itu, ada beberapa komponen cinta

yang harus dipenuhi dalam sebuah hubungan pacaran atau hubungan komitmen

romantis. Menurut Julia T Wood (2015: 309-311) terdapat tiga dimensi yang

harus dipenuhi, yaitu gairah, komitmen, dan kedekatan.

1
Namun pada realitanya tidak selamanya suatu hubungan pacaran berjalan

tanpa hambatan. Hubungan pacaran yang diharapkan untuk mencari kesenangan

atau kebahagiaan bisa saja menimbulkan suatu konflik yang mengakibatkan

seorang individu tidak lagi merasakan kenyamanan atau kebahagiaan didalam

hubungan pacaran yang mereka jalani. Banyak faktor yang dapat menimbulkan

suatu konflik didalam sebuah hubungan berpacaran. Beberapa konflik yang terjadi

dapat mengakibatkan hubungan pacaran telah terjalin berakhir, dan ada juga yang

masih bisa diselesaikan tanpa harus mengakhiri hubungan. Salah satu konflik

yang dapat memicu permasalahan didalam hubungan pacaran adalah jika salah

satu pasangan masih menjalin hubungan pertemanan dengan mantan kekasih. Hal

ini dapat menimbulkan suatu permasalahan yang serius didalam sebuah hubungan

pacaran. Dapat memicu amarah oleh pacar dan juga rasa cemburu, jika

mengetahui salah satu pasangan nya masih berteman dengan mantan kekasih.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada 212 responden melalui

Instagram menunjukkan bahwa sebanyak 58% dari responden mengatakan tidak

setuju jika kekasih mereka masih berhubungan dengan mantan kekasih.

Saat salah satu pasangan masih menjalin hubungan dengan mantan

kekasih, hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang cukup serius didalam

sebuah hubungan pacaran. Bisa saja pasangan masih menyimpan perasaan yang

dulu pernah ada, sehingga ia memutuskan untuk masih berteman dengan mantan

kekasihnya. Bisa juga pasangan merasa lebih nyaman jika masih berteman dengan

mantan kekasihnya dibandingkan dengan pacarnya. Beberapa orang masih

memutuskan untuk berhubungan dengan mantan kekasihnya walaupun mereka

2
sudah memiliki hubungan dengan kekasih barunya. Berhubungan dengan mantan

kekasih sudah menyentuh di angka antara 40% sampai 70% walaupun mereka

sedang menjalin hubungan dengan kekasih barunya (Kellas,Bean,Cunningham, &

Cheng, 2008; Schneider & Kenny, 2000).

Pasangan yang masih berteman dengan mantan kekasih walaupun sudah

menjalin hubungan dengan kekasih baru memiliki banyak alasan mengapa mereka

memilih untuk masih berteman dengan mantannya. Ada beberapa motif yang

melatar belakangi mengapa seorang individu masih berteman dengan mantan

kekasihnya walaupun dia sudah memiliki pacar yaitu; yang pertama adalah faktor

pertemanan. Mereka merasa menikmati hubungan pertemanan yang terjalin

dengan mantan kekasih. Individu tersebut merasakan ia dan mantan kekasih masih

memiliki ikatan yang kuat dan masih mengerti satu sama lain sehingga masih

merasa nyaman jika masih berteman dengan mantan kekasihnya tersebut. Motif

yang kedua adalah menjadikan pertemanan dengan mantan kekasih sebagai

cadangan. Cadangan yang dimaksud adalah jika nantinya hubungan yang dijalin

dengan pacar yang sekarang berakhir atau putus, ia masih memiliki hubungan

cadangan dengan mantan kekasihnya yang nantinya bisa mengisi kekosongan

hatinya. Motif yang ketiga adalah Lingkungan yang sama. Individu masih

menjalin hubungan pertemanan karena lingkungan yang sama dengan mantan

kekasihnya. seperti satu lingkaran pertemanan, satu tempat kerja, ataupun satu

sekolah. Motif yang terakhir adalah Investasi yang telah diberikan oleh individu

kepada mantan kekasihnya tersebut. Individu telah menginvestasikan mulai dari

waktu, kepercayaan, dan juga kedekatan kepada mantan kekasihnya saat masih

3
berpacaran dulu. Sehingga ia sangat menyayangkan jika tidak menjalin

pertemanan, padahal ia sudah menginvestasikan banyak sekali hal saat masih

berpacaran dengan mantan kekasihnya (L.M. Rodriguez et al, 2016: 9).

Hubungan pertemanan dengan mantan kekasih ternyata juga memiliki

banyak dampak kepada hubungan pacaran yang sedang terjalin sekarang. Dampak

tersebut bisa menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu hubungan

pacaran yang sedang dijalin. Hal pertama adalah dampak dimana salah satu

pasangan yang masih berteman dengan mantan kekasih cenderung memiliki sikap

komitmen yang rendah kepada pacarnya yang sekarang. Dampak yang kedua

adalah ternyata jika salah satu pasangan masih menjalin hubungan pertemanan

dengan mantan kekasih terdapat perasaan belum bisa menerima keadaan jika

hubungan pacaran yang dulu ia jalin dengan mantan kekasih itu berakhir. Maka

dari itu, ia memilih untuk berteman saja dengan mantan kekasihnya karena ia

belum bisa menerima keadaan tersebut. Hal yang terakhir adalah jika salah satu

pasangan masih menjalin hubungan pertemanan dengan mantan kekasih, salah

satu pasangan tersebut masih menyimpan rasa kasih sayang kepada mantan

kekasihnya walaupun sudah memiliki hubungan dengan pacar yang sekarang.

(L.M. Rodriguez et al, 2016: 12).

Ternyata dampak dari berteman dengan mantan kekasih bisa menimbulkan

keretakkan didalam hubungan komitmen romantis yang sedang terjalin dengan

pacar yang sekarang. Seperti komitmen yang berkurang kepada kekasih yang

sekarang, bahkan sampai masih terdapat rasa kasih sayang yang tersimpan kepada

mantan kekasih. Jika berteman dengan mantan kekasih dapat meretakkan

4
hubungan pacaran yang sedang terjalin sekarang, maka dibutuhkan sebuah

penyelesaian yang sekiranya bisa meredakan permasalahan tersebut dan

mengarahkan kearah yang lebih baik. Untuk menyelesaikannya dibutuhkan

relationship maintenance atau pengelolaan hubungan yang ditujukan kepada

pasangan kekasih tersebut. Pengelolaan hubungan atau relationship maintenance

memiliki pengertian serta berbagai macam fungsi. Menurut Harry T, Reis &

Susan Sprecher (2009:1023) didalam bukunya mengatakan bahwa pengertian dari

relationship maintenance atau pengelolaan hubungan adalah bagaimana individu

memperbaiki hubungannya yang sedang mengalami kerusakan. Individu tersebut

melakukan pengelolaan hubungan jika hubungan mereka sedang mengalami

kerusakan, jika tidak mengalami kerusakan maka mereka tidak akan melakukan

hal tersebut.

Pengelolaan hubungan atau relationship maintenance memiliki beberapa

tujuan yang menunjukkan bahwa hal ini memiliki sebuah manfaat ataupun tujuan

terhadap hubungan pacaran yang sedang terjalin di antara individu. Dindia &

Canary (dalam Charles R. Berger & Michael E. Roloff, 2016) mengatakan bahwa

terdapat empat tujuan dari pengelolaan hubungan atau relationship maintenance

yaitu; yang pertama adalah bagaimana pengelolaan hubungan berusaha

mempertahankan hubungan yang sedang terjalin. Tujuan yang kedua, adalah tetap

menjaga keintiman yang ada didalam hubungan yang sedang terjalin diantara dua

individu tersebut. Menjaga keintiman agar tetap stabil juga dapat membuat

hubungan tetap terjaga dari sebuah permasalahan yang akan datang nantinya.

Selanjutnya tujuan yang ketiga adalah, tetap menjaga hubungan dalam kondisi

5
yang memuaskan sehingga dapat menimbulkan kebahagiaan antara individu yang

sedang menjalin hubungan pacaran. Dalam tujuan ini, pasangan berusaha untuk

mempertahankan atau juga dapat meningkatkan karakteristik didalam hubungan

pacaran yaitu komitmen, kepuasan, tetap menyukai pacar, dan juga mencintai

pasangan. Tanpa adanya karakteristik tersebut, hubungan pacaran bisa jadi tidak

akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan yang terakhir dari

pengelolaan hubungan atau maintenance relationship adalah dapat berfungsi

untuk memulihkan hubungan jika terjadi sebuah permasalahan. Karena setiap

hubungan akan mengalami masa – masa sulit seperti permasalahan yang akan

terjadi salah satunya yaitu salah satu pasangan masih menjalin pertemanan dengan

mantan kekasih.

Melalui penjabaran diatas, maka jika salah satu individu masih menjalin

hubungan pertemanan dengan mantan kekasihnya disaat ia sudah memiliki pacar,

akan berakibat buruk kepada hubungannya dengan pacar yang sekarang sedang

terjalin. Menurut Rodriguez et all (2016:4) berkomunikasi atau berhubungan

dengan mantan kekasih dapat menurunkan kepuasan dari hubungan pacar yang

sekarang, maka dari itu berhubungan dengan mantan kekasih dapat menjadi

sebuah permasalahan yang serius untuk hubungan yang sekarang dengan pacar.

Seperti berkurangnya komitmen kepada pacar yang sekarang, lalu juga

kemungkinan masih timbul rasa sayang yang terpendam kepada mantan kekasih,

dan yang terakhir sang individu yang menjalin hubungan pertemanan dengan

mantan kekasih masih belum menerima jika hubungan pacaran yang terjalin dulu

dengan mantan kekasih berakhir. Dalam bukunya Devito (2007:240) mengatakan

6
bahwa Untuk menjaga komunikasi atau hubungan agar tetap berjalan dengan

lancar dibutuhkan sebuah pemeliharaan hubungan. Perilaku pemeliharaan

hubungan adalah perilaku yang berfungsi diantaranya untuk menjaga hubungan

yang utuh, untuk menjaga hubungan pada tahap sekarang, maupun untuk memiliki

hubungan yang lebih memuaskan. Jika salah satu pasangan kekasih masih

menjalin hubungan pertemanan dengan mantan kekasihnya, maka dibutuhkan

pengelolaan hubungan. Hal ini dibutuhkan agar dapat mempertahankan hubungan

dan mengurangi resiko rusaknya hubungan yang terjalin dengan kekasihnya saat

ini.

1.2. Rumusan Masalah

Hubungan pacaran tidak selamanya berjalan tanpa adanya hambatan

ataupun permasalahan yang dapat mengganggu hubungan pacaran yang sedang

terjalin diantara dua individu. Hubungan pacaran yang diharapkan untuk mencari

kesenangan atau kebahagiaan bisa saja menimbulkan suatu permasalahan yang

dapat mengakibatkan seorang individu tidak lagi merasakan kenyamanan atau

kebahagiaan didalam hubungan pacaran yang mereka jalani. Salah satu masalah

yang dapat memicu permasalahan didalam hubungan pacaran adalah jika salah

satu pasangan masih menjalin hubungan pertemanan dengan mantan kekasih. Hal

ini dapat menimbulkan suatu dampak yang serius didalam sebuah hubungan

pacaran. Dampak dari hal tersebut adalah antara lain; berkurangnya komitmen

kepada pacar yang sekarang, timbul perasaan belum bisa menerima keadaan jika

hubungan pacaran yang dulu ia jalin dengan mantan kekasih itu berakhir, dan

yang terakhir adalah salah satu pasangan tersebut masih menyimpan rasa kasih

7
sayang kepada mantan kekasihnya. Untuk memperbaiki dan mempertahankan

sebuah hubungan, maka dibutuhkan yang namanya maintenance relationship.

Penelitian ini ingin mengetahui relationship maintenance yang dilakukan

oleh pasangan kekasih dalam hubungan komitmen romantis yang dipengaruhi

oleh hubungan pertemanan dengan mantan kekasih. agar hubungan yang terjalin

dengan kekasih tidak mengalami kerusakkan dan hubungan yang terjalin tetap

bertahan dari permasalahan yang ada. Sehingga berdasarkan uraian latar belakang

permasalahan diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana relationship maintenance pasangan kekasih dalam

hubungan komitmen romantis yang dipengaruhi oleh hubungan pertemanan

dengan mantan kekasih.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah yang sudah dijelaskan, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui relationship maintenance apa yang

dilakukan oleh pasangan kekasih didalam hubungan komitmen romantis sebagai

upaya untuk menyelesaikan permasalahan didalam hubungan mereka yaitu saat

salah satu pasangan masih berteman dengan mantan kekasihnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Signifikansi Teoritis

8
Bagi ilmu komunikasi, penelitian ini diharap mampu memberikan

kontribusi yang besar berkaitan dengan relationship maintenance

pasangan kekasih dalam hubungan komitmen romantis yang dipengaruhi

oleh hubungan pertemanan dengan mantan kekasih.

b. Signifikansi Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada subjek

penelitian, yaitu para pasangan kekasih, agar mereka mengetahui relationship

maintenance apa yang mereka butuhkan jika jika terjadi suatu permasalahan

didalam hubungan mereka yaitu jika salah satu pasangannya masih menjalin

hubungan pertemanan dengan mantan kekasih.

c. Signifikansi Sosial

Dalam tataran sosial, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

pemahaman tentang relationship maintenance pada setiap hubungan pasangan

kekasih yang terjalin, agar tetap bertahan dan kembali memiliki komitmen yang

kuat jika terjadi sebuah permasalahan didalam hubungannya. Serta dapat

menumbuhkan rasa saling menghargai perasaan pasangan jika salah satu pasangan

memutuskan untuk berteman dengan mantan kekasih.

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Paradigma Penelitian


Pada penelitian ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma

interpretif. Paradigma interpretif adalah paradigma yang dimana

kebenaran dilihat sebagai sesuatu yang subjektif dan diciptakan oleh

9
partisipan dan peneliti sendirilah yang bertindak sebagai salah satu

partisipan. Pada pendekatan ini terdapat lebih sedikit penekanan pada

objektivitas karena sifat objektif yang mutlak sangat tidak mungkin (West

& Turner, 2008:75). Maka dari itu, menurut Patton (1990: 68) paradigma

interpretif juga disebut paradigma fenomenologi atau naturalistik.

Moleong (2007: 55) didalam bukunya mengatakan bahwa paradigma

alamiah (naturalistik) merupakan paradigma yang digunakan untuk

penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Paradigma

alamiah mangatakan bahwa kenyataan dibangun secara sosial,variabel

kompleks yang ada didalam penelitian tersebut satu sama lain saling

terkait dan susah untuk diukur serta cenderung menginterpretasi daripada

memprediksi, serta memahami perspektif subjek, melibatkan peranan

peneliti secara pribadi. Dan peneliti pun diharuskan untuk bersikap

empatik.

Setelah dijelaskan diatas, tujuan dari paradigma dan pendekatan

diatas adalah untuk mengetahui bagaimana relationship maintenance

pasangan kekasih dalam hubungan komitmen romantis yang dipengaruhi

oleh hubungan pertemanan dengan mantan kekasih. sehingga peneliti

dapat mendapatkan informasi dari informan secara subjektif, karena

didalam paradigma interpretif sesuatu yang subjektif adalah sebuah

kebenaran. Karena dapat melihat sudut pandang dari informan secara lebih

natural dan lebih dalam.

10
1.5.2. State of The Art
Sebelum penelitian ini disusun terdapat beberapa penelitian terkait

yang relevan dan telah dipublikasi diantaranya adalah:

a. Skripsi yang berjudul “Relationship maintenance dalam

commited romantic relationship pasangan suami istri yang

menjalani commuter marriage”. yang ditulis dan dilakukan oleh

Gabriella Miapistia Muliadi. Penelitian ini memiliki tujuan

untuk mengetahui relationship maintenance yang dilakukan

oleh pasangan suami istri yang sedang menjalani commuter

marriage.

Subjek penelitian ini adalah pertama, pasangan suami istri

yang sudah menikah. Kedua, pasangan suami istri menjalani

commuter marriage. Ketiga, intensitas waktu tidak bertemu

adalah minimal satu bulan. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan pendekatan

penelitian studi kasus, di mana dalam penelitian ini

menggunakan metode wawancara secara umum serta metode

observasi bukan partisipan. berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat 4 temuan dalam

penelitian ini dimana sikap positif mampu memupuk hubungan

jangka Panjang. Penting sekali untuk mengenal pasangan

dengan baik agar dimensi positif bisa terbangun. Sikap ini bisa

dilakukan secara sengaja yaitu memunculkan dari dalam diri

sendiri. Lalu selanjutnya, keterbukaan untuk memperkuat

11
kepercayaan dan meminimalisir konflik, dan kepastian

mempengaruhi tujuan akhir berhubungan, dan terakhir peran

pasangan dalam berbagi tugas. Penelitian mengenai

Relationship maintenance dalam commited romantic

relationship pasangan suami istri yang menjalani commuter

marriage ini memiliki kemiripan pada kerangka berfikir yang

digunakan, karena obyek penelitian dalam penelitian ini hampir

sama dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Untuk teori yang digunakan, memiliki kesamaan yaitu

menggunakan relationship maintenance untuk mengatasi

permasalahan yang terdapat didalam penelitian.

b. Skripsi yang berjudul “Maintenance Relationship dalam

Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Long Distance

Relationship”. ditulis dan dilakukan oleh Robby Jie Putra pada

tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana maintenance relationship dalam komunikasi

interpersonal pasangan suami istri yang menjalani long distance

relationship dan sikap apa yang tidak dilakukan. Jenis penelitian

ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan di analisi

secara deskriptif. Dari analisis secara deskriptif dapat di Tarik

kesimpulan bahwa pada ketiga pasangan informan, maintenance

behavior yang paling sering dilakukan dan paling menonjol

12
berbeda antara pasangan informan 1 dan pasangan informan 2

sedangkan pada informan 3 sama dengan pasangan informan 2.

Maintenance behavior yang tidak dilakukan oleh ketiga

pasangan informan berbeda – beda setiap pasangan informan.

Penelitian mengenai maintenance relationship dalam

Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Long Distance

Relationship ini dapat berkontribusi untuk penelitian yang akan

dilakukan sebagai acuan dalam memilih pustaka. Karena

penelitian ini memiliki kesamaan tentang teori, yaitu ingin

mencari tahu bagaimana maintenance relationship yang

dilakukan oleh pasangan. Untuk skripsi ini memiliki perbedaan

subyek yang ingin diketahui, skripsi ini ingin mengetahui dari

pasangan suami istri, sedangkan skripsi dari peneliti yang ingin

diketahui adalah dari pasangan kekasih.

c. Skripsi yang berjudul “Relationship maintenance istri dengan

suami yang menderita stroke” ini ditulis dan dilakukan oleh

Kenny Tirza Chandra pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana relationship maintenance dalam

hubungan pasangan istri dengan suami yang menderika stroke.

Pendekatan ini menggunakan pendekatan Kualitatif

menggunakan metode studi kasus. dan obyek dari penelitian

yang dilakukan oleh Kenny Tirza Chandra ini adalah dua

pasangan yang sudah menjadi suami & istri yang suaminya

13
sedang mengalami penyakit stroke. Subyek dari penelitian ini

adalah bagaimana relationship maintenance dari hubungan

pasangan suami dan istri dilakukan jika sang suami terkena

penyakit stroke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam

sebuah hubungan khusus nya hubungan suami istri, konflik

tidak akan pernah terhindarkan dan setiap pasangan memerlukan

relationship maintenance. Dalam mempertahankan hubungan

mereka diperlukan komitmen, dukungan, perhatian, motivasi

penyelesaian konflik yang baik dan penghargaan kepada

pasangan. Didalam penelitian ini, terdapat beberapa perbedaan

seperti subyek penelitian yang berbeda yaitu untuk penelitian ini

dari pasangan suami istri dan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti dari pasangan kekasih. Tetapi memiliki kesamaan

dari teori yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu

menggunakan teori relationship maintenance.

1.5.3. Relationship Maintenance


Pengelolaan hubungan atau relationship maintenance memiliki

pengertian serta berbagai macam fungsi. Menurut Harry T, Reis & Susan

Sprecher (2009:1023) didalam bukunya mengatakan bahwa pengertian dari

relationship maintenance atau pengelolaan hubungan adalah bagaimana

individu memperbaiki hubungannya yang sedang mengalami kerusakan.

Individu tersebut melakukan pengelolaan hubungan jika hubungan mereka

14
sedang mengalami kerusakan, jika tidak mengalami kerusakan maka

mereka tidak akan melakukan hal tersebut.

Menurut Stafford dan Canary (Michael J. Cody,1994: 228-234)

memeriksa literatur, dan menanyakan pertanyaan terbuka mengenai

bagaimana pasangann romantis memelihara hubungan mereka. Dan secara

statistik menemukan lima pemeliharaan hubungan sebagai berikut:

a) Positif. Positivitas melibatkan perilaku seperti bersikap riang, menjadi

sopan, dan menahan diri dari kritik. Sikap positif bisa menjadi sebuah hal

yang efektif dalam memelihara suatu hubungan, karena positif dapat

meningkatkan tingkat penghargaan dari pasangan. Seperti mereka

tersenyum melihat kita, mengatakan betapa berharganya kita untuk

mereka, dan tidak pernah mengeluh mengenai hubungan.

b) Keterbukaan. keterbukaan merefleksikan bagaimana pasangan secara

eksplisit membahas bagaimana sifat dari hubungan mereka. Hal ini juga

dinamakan keterusterangan oleh Ayres (1983). Dengan keterbukaan, orang

merefleksikan untuk memelihara hubungan mereka dengan berdiskusi

mengenai tujuan akhir berhubungan, pengakuan terhadap perasaan mereka

mengenai hubungan, bertanya bagaimana pasangan meraskaan mengenai

hubungan, mengingatkan satu sama lain mengenai peraturan yang terjalin

dari masa lalu, dan secara periodik berbicara mengenai hubungan tersebut.

15
c) Kepastian. Dengan menggunakan hal ini, komunikator menunjukkan

bahwa mereka setia, menekankan komitmen dalam hubungan mereka, dan

jelas menyiratkan bahwa hubungan mereka memiliki masa depan (Stafford

& Canary, 1991).

d) Jaringan Sosial. Dalam hal ini, menjelaskan bahwa dukungan dari

teman maupun keluarga sangatlah menjadi faktor penting untuk

mempertahankan suatu hubungan. Karena teman dan keluarga yang

mendukung suatu hubungan, akan membuat hubungan tersebut mudah

untuk bertahan.

e) Berbagi Tugas. kelima menekankan pada saling berbagi tugas, atau

melakukan pembagian satu pekerjaan dalam hubungan. Tujuan dari hal ini

berbagi tugas adalah, bagaimana tetap menjaga keharmonisan hubungan

dengan cara antar pasangan berbagi tugas untuk mencapai sebuah

penyelesaian suatu permasalahan di dalam hubungan.

1.5.4. Hubungan Komitmen Romantis


Hubungan ini dilakukan antara individu yang unik yang memiliki asumsi

bahwa mereka memiliki hubungan yang primer dan bagian yang terus menerus di

kehidupan masing – masing. hubungan ini termasuk dalam hubungan sukarela.

Kita tidak dapat memilih saudara kita, tetangga, atau rekan kerja, tetapi kita dapat

memilih pasangan romantis. Hubungan komitmen romantis diciptakan dan

16
dipertahankan oleh individu unuk yang tidak dapat tergantikan (Julia T Wood,

2015: 309).

Menurut Julia T Wood (2015: 309-311) didalam bukunya mangatakan

terdapat 3 dimensi didalam hubungan komitmen romantis yaitu gairah, komitmen,

dan kedekatan.

a. Keintiman (intimacy)

Dimensi keintiman adalah dimana terdapat perasaan kedekatan,

koneksi, dan kelembutan. Tidak seperti gairah dan komitmen,

dimana berbeda dengan dimensi asmara, keintiman mendasari baik

dari segi gairah maupun komitmen. Keintiman terkait dengan

gairah karena keduanya memiliki perasaan yang sangat kuat.

Keterkaitan antara keintiman dan gairah adalah komitmen, dimana

bergabung tidak hanya di masa sekarang tetapi melalui masa lalu

dan ke masa depan.

b. Gairah (Passion)

Gairah merupakan hal pertama muncul saat memikirkan tentang

romance. Gairah merupakan perasaan positif dan kerinduan yang

kuat untuk orang lain. Gairah tidak hanya terbatas pada perasaan

seksual, tetapi juga termasuk pada perasaan yang luar biasa

(exceptional emotional). Spiritual, dan daya Tarik intelektual.

17
Walau termasuk hal yang menyenangkan, gairah bukan landasan

utama untuk hubungan romantis yang paling abadi. Bahkan,

penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa gairah kurang kuat

untuk menjadi pusat untuk bagaimana kita berfikir tentang cinta

daripada dimensi kentiman dan komitmen.

c. Komitmen (Commitment)

Komitmen adalah niat untuk tetap menjalin suatu hubungan.

Walaupun seringkali dihubungan dengan cinta, komitmen tidak

sama dengan cinta itu sendiri. Cinta merupakan perasaan yag

berdasarkan pada keterlibatan dengan seseorang. Komitmen,

sebaliknya, adalah sebuah pilihan berdasarkan investasi dalam

sebuah hubungan.

1.5.5. Operasional Konsep

18
1.5.5.1. Relationship Maintenance
relationship maintenance atau pengelolaan hubungan adalah bagaimana

individu memperbaiki hubungannya yang sedang mengalami kerusakan. Individu

tersebut melakukan pengelolaan hubungan jika hubungan mereka sedang

mengalami kerusakan, jika tidak mengalami kerusakan maka mereka tidak akan

melakukan hal tersebut Harry T, Reis & Susan Sprecher (2009:1023). terdapat

empat tujuan dari pengelolaan hubungan atau relationship maintenance yaitu;

yang pertama adalah bagaimana pengelolaan hubungan berusaha mempertahankan

hubungan yang sedang terjalin. Tujuan yang kedua, adalah tetap menjaga

keintiman yang ada didalam hubungan yang sedang terjalin diantara dua individu

tersebut. Selanjutnya tujuan yang ketiga adalah, tetap menjaga hubungan dalam

kondisi yang memuaskan sehingga dapat menimbulkan kebahagiaan antara

individu yang sedang menjalin hubungan pacaran. Tujuan yang terakhir dari

pengelolaan hubungan atau maintenance relationship adalah dapat berfungsi

untuk memulihkan hubungan jika terjadi sebuah permasalahan

selanjutnya terdapat lima pemeliharaan hubungan sebagai berikut:

a) Positif. Positivitas melibatkan perilaku seperti bersikap riang, menjadi

sopan, dan menahan diri dari kritik. Sikap positif bisa menjadi sebuah hal

yang efektif dalam memelihara suatu hubungan, karena positif dapat

meningkatkan tingkat penghargaan dari pasangan. Seperti mereka

tersenyum melihat kita, mengatakan betapa berharganya kita untuk

mereka, dan tidak pernah mengeluh mengenai hubungan.

19
b) Keterbukaan. keterbukaan merefleksikan bagaimana pasangan secara

eksplisit membahas bagaimana sifat dari hubungan mereka. Hal ini juga

dinamakan keterusterangan oleh Ayres (1983). Dengan keterbukaan, orang

merefleksikan untuk memelihara hubungan mereka dengan berdiskusi

mengenai tujuan akhir berhubungan, pengakuan terhadap perasaan mereka

mengenai hubungan, bertanya bagaimana pasangan meraskaan mengenai

hubungan, mengingatkan satu sama lain mengenai peraturan yang terjalin

dari masa lalu, dan secara periodik berbicara mengenai hubungan tersebut.

c) Kepastian. Dengan menggunakan hal ini, komunikator menunjukkan

bahwa mereka setia, menekankan komitmen dalam hubungan mereka, dan

jelas menyiratkan bahwa hubungan mereka memiliki masa depan (Stafford

& Canary, 1991).

d) Jaringan Sosial. Dalam hal ini, menjelaskan bahwa dukungan dari

teman maupun keluarga sangatlah menjadi faktor penting untuk

mempertahankan suatu hubungan. Karena teman dan keluarga yang

mendukung suatu hubungan, akan membuat hubungan tersebut mudah

untuk bertahan.

e) Berbagi Tugas. kelima menekankan pada saling berbagi tugas, atau

melakukan pembagian satu pekerjaan dalam hubungan. Tujuan dari hal ini

berbagi tugas adalah, bagaimana tetap menjaga keharmonisan hubungan

20
dengan cara antar pasangan berbagi tugas untuk mencapai sebuah

penyelesaian suatu permasalahan di dalam hubungan.

1.5.5.2. Hubungan Komitmen Romantis


Hubungan komitmen Romantis atau pacaran adalah hubungan antara

individu yang menganggap bahwa mereka akan menjadi bagian penting dan akan

berkelanjutan dari kehidupan masing masing (Wood, 2014: 309).

Menurut Julia T Wood (2015: 309-311) didalam bukunya mangatakan

terdapat 3 dimensi didalam hubungan komitmen romantis yaitu gairah, komitmen,

dan kedekatan.

a. Keintiman (intimacy)

Komitmen yang dimaksud adalah rasa terikat, lekat dan perasaan

dekat dalam sebuah hubungan romantis.  Perasaan tersebut

dilandasi oleh unsur emosi yang dikombinasikan dengan rasa

percaya antara dua pihak individu. Dalam perkembangannya,

keintiman ini tidak hanya pada pasangan saja, namun lebih luas

seperti hubungan antara anggita keluarga atau sahabat. Ciri khas

dari komponen ini adalah, meskipun ia berada pada level rendah,

namun dengan adanya intensitas komunikasi yang terjalin dengan

baik, maka keintiman tersebut akan mengalami peningkatan.

b. Gairah (Passion)

21
Unsur ini adalah dorongan kuat untuk bersama seseorang dalam

hal cinta, yang didukung dengan adanya ketertarikan secara fisik

dan seksual. Tidak seperti keintiman, komponen hasrat ini terbatas

pada hubungan romantis antar individu. Peningkatan hubungan ini

juga lebih cepat dari komponen komtimen. Seperti kebutuhan

seksual, Keinginan dan kebutuhan untuk bertemu pasangan,

memikirkan orang yang dicintai, atau ingin berkorban untuk yang

dicintai.

c. Komitmen (Commitment)

Komponen ini juga dikenal dengan decision karena merujuk pada

keputusan untuk mencintai dan menetapkan ingin selamanya

bersama pasangan hidupnya. Sama seperti keintiman, perasaan ini

tidak muncul pada pasangan romantis, melainkan juga keluarga dan

hubungan kerabat. Unsur in imerupakan puncak dari komponen

cinta. Indikasi dalam unsur commitment adalah rasa ingin saling

mempertahankan walau terjadi pasang-surut dalam perjalanan

hubungan keduanya.

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data

yang terkumpul berbentuk kata – kata atau gambar, sehingga tidak

menekankan pada angka. Deskriptif kualitatif sendiri mengharuskan

peneliti untuk mendeskripsikan suatu obyek, fenomena, atau setting

22
sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat naratif. Arti

dalam penulisannya data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau

gambar daripada angka. Dalam penelitian ini, data yang didapatkan

berasal dari percakapan yang dilakukan oleh peneliti dan informan.

Berupa kata – kata yang didapatkan dari informan.

1.6.2. Subjek Penelitian


Subjek pada penelitian ini akan ditentukan secara purposive, dimana

informan akan dipilih sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Subjek yang

dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang sedang pacaran

dan salah satu dari pasangan mereka menjalin hubungan pertemanan

dengan mantan kekasih.

1.6.3. Jenis Data


Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2007 :157) jenis

data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah jenis data yang

dinyatakan secara tertulis dan dapat dituangkan dalam kata-kata atau

kalimat.

1.6.4. Sumber Data


Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara secara

mendalam atau indepth interview interview dengan informan yang

salah satu pasangan kekasihnya masih menjalin hubungan pertemanan

dengan mantan kekasih.

23
b. Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui buku, jurnal,

penelitian terdahulu, serta internet sebagai referensi penunjang melalui

studi literatur terhadap sumber-sumber data yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, juga menggunakan data sekunder

berupa dokumentasi. Dokumentasi adalah instrument pengumpulan

data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data.

Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis

dan intrepretasi data (Kriyantono, 2006:106).

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian

ini yaitu dengan cara wawancara mendalam tau yang disebut dengan

indepth interview antara peneliti dengan informan penelitian yang

fokus kepada pertanyaan penelitian yang sudah dibuat sebagai

pedoman wawancara nantinya. Hal ini bertujuan agar pertanyaan yang

akan diajukan tetap dalam masalah penelitian yang ingin dikaji dan

tetap fokus. karena peneliti melakukan Teknik wawancara mendalam,

maka wawancara dapat dilakukan lebih dari satu kali.

nanti nya akan diterapkan wawancara terbuka dengan tujuan agar

peneliti dengan informan dapat mengetahui posisi masing – masing.

wawancara terbuka juga dapat memudahkan peneliti dalam membuat

coding perihal kejadian – kejadian kecil yang terjadi selama proses

wawancara nanti nya.

24
1.6.6. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang menggunakan

analisis data filling system, yaitu data yang telah dikumpulkan lalu

dianalisis dengan membuat kategori-kategori tertentu atau domain-domain

tertentu (Kriyantono, 2006:115).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

fenomenologi oleh Moustakas (dalam Creswell, 2015:113), yaitu :

1. Membuat daftar dan pengelompokan awal data yang diperoleh. Pada

tahap ini peneliti membuat daftar pertanyaan untuk para informan,

yaitu mengenai relationship maintenance pasangan kekasih dalam

hubungan komitmen romantis yang dipengaruhi oleh hubungan

pertemanan dengan mantan kekasih.

2. Mengelompokan dan memberi tema pada setiap kelompok data.

Dimana data tersebut menggambarkan tema-tema inti penelitian. 

3. Identifikasi final terhadap data yang diperoleh melalui proses

validasi awal data dengan memeriksa data dan tema.

4. Mengkonstruksi deskripsi tekstural masing-masing informan,

termasuk pernyataan-pernyataan verbal dari informan yang berguna

bagi penelitian serupa selanjutnya, dalam hal ini adalah penelitian

mendatang mengenai menjalin hubungan dengan mantan kekasih,

relationship maintenance pasangan kekasih dalam hubungan

komitmen romantis yang dipengaruhi oleh hubungan pertemanan

dengan mantan kekasih.

25
5. Membuat deskripsi tekstural, penggabungan  deskripsi tekstural

dengan variasi imajinasi atau prespektif peneliti terkait relationship

maintenance pasangan kekasih dalam hubungan komitmen romantis

yang dipengaruhi oleh hubungan pertemanan dengan mantan

kekasih.

6. Menggabungkan deskripsi tekstural dan deskripsi struktural untuk

menghasilkan makna dan esensi dari permasalahan penelitian,

dimana hasilnya berupa representasi tema secara keseluruhan. 

26
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Canary, Daniel J. Cody, Michael J. 1994. Interpersonal communication: a goals-based

approach. New York. St. Martin’s Press.

Reis, T Harry. Sprecher, Susan. 2009. Encyclopedia of Human Relationship Volume 1.

California. Sage Publications.

Berger, R Charles. Roloff, E Michael. 2016. The International Encyclopedia of

Interpersonal Communication first edition. John Wiley & Sons Inc.

Denzin, K. Norman,. Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook of Qualitative Research.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Mujjahida, Siti. 2018. Pengantar manajemen : introduction to management. Makassar:

Eksis Media Grafisindo.

Rice, F. Philip. 1996. Intimate relationships, marriages, and families. United States:

Mountain View, Calif : Mayfield Pub. Co.

Turner, H. Lynn. West, Richard. 2008. Pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi

Buku 1 Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

27
Patton, Quinn Michael. 2002. Qualitative Research & Evaluation Methods. United States:

Sage Publications, Inc.

Littlejohn, W. Stephen. Foss, A. Karen. 2009. Theories of Human Communication 9th

edition. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Anggito, Albi. Setiawan, Johan. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Tim CV

Jejak.

Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana

Perdana.

Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Puspita, Weni. 2018. Manajemen Konflik: Suatu Pendekatan Psikologi, Komunikasi, dan

Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

DeVito, A Joseph. 2013. The Interpersonal Communication Book 13th Edition. United

States Of America: Pearson.

Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling Disekolah. Jakarta. Prenadamedia

Group.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

SKRIPSI

28
Putrisyani, Arini Rachmi. 2014. Intimasi pertemanan versus loneliness pada mahasiswa

universitas negeri Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nisa, Saadatun. 2010. Konflik pacaran jarak jauh pada individu dewasa muda. Skripsi.

Universitas Gunadarma Jakarta.

Priyanto, Agung Martinus. 2017. Manajemen konflik dalam berpacaran. Skripsi.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Nofianti, Siska. 2016. Komunikasi antar pribadi untuk menjalin hubungan pertemanan

dengan mantan kekasih. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

JURNAL

Yuwanto, L. 2011. Reaksi umum putus cinta. Jurnal. Universitas Surabaya.

http://www.ubaya.ac.id/ubaya/articles_detail/24/reaksi-umum-putus-cinta.html.

Rabu, Priska. Rongan, Ola Wilhelmus. Jurnal Pendidikan Agama Katholik. Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan “Widya Yuwana”.

https://ejournal.widyayuwana.ac.id/index.php/jpak

Lindsey M, Rodriguez. Robert E, Wickham. Camilia S, Overup. Amber B, Amspoker.

2016. Journal Of Research In Personality.

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0092656616301519?via%3Dihub

29
INTERNET

Subangkit, Windari (1 Juli 2019) Putus cinta, 5 artis ini justru bertengkar dengan

mantan pacarnya. Diambil kembali dari popbela:

https://www.popbela.com/relationship/single/windari-subangkit/artis-yang-bertengkar-

dengan-mantan-pacar/full

Akmala, Nisa (1 April 2019) sudah putus, 10 seleb ini masih akrab dengan mantan

pacar. Diambil kembali dari brilio.net:

https://www.brilio.net/selebritis/sudah-putus-10-seleb-ini-masih-akrab-dengan-mantan-

pacar-190331w.html#

Sembiring, Natalia Gita Ira. (3 Agustus 2019) Ivan Gunawan blak blakan masa

pacarannya dengan Rossa. Diambil kembali dari Kompas:

https://entertainment.kompas.com/read/2019/08/03/105829010/ivan-gunawan-blak-

blakan-cerita-masa-pacarannya-dengan-rossa

Kumparan. (6 Februari 2019) Ini kronologi saling sindri Angie Ang dan GE Pamungkas

di Twitter. Diambil kembali dari Kumparan:

https://kumparan.com/berita-artis/ini-kronologi-saling-sindir-angie-ang-dan-ge-

pamungkas-di-twitter-1549387221851081447

30
latar belakang dijelasin

kasus dijelasin

rumusan masalah oleh karena itu

dalam penelitian ini menggunakan paradigma apa dan kenapa

contoh kasus dulu baru hasil observasi

observasi menjadi dilemma dari 58%

ingin mengetahui bagaimana pasangan kekasih mengelola konflik

manajemen konflik apa yang dilakukan seseorang

masuk ke pradigma penelitian

untuk penelitian yang akan saya lakukan ini, sudut pandang yang akan saya

gunakan adalah paradigma interpretif karena paradigma ini bla bla bla

di paradigma penelitian dijelaskan kenapa pakai interpretif

manajemen konflik itu apa

dalam situasi yang terjadi di penelitianku, kenapa harus pakai manajemen konflik

31
setiap keputusan yang diambil, pasti akan ada resiko terhadap hubungan mereka.

Apa saja ya.

Jenis penelitian yang saya pakai dan memakai subjek penelitian

Sumber data

Tekstural itu seusai temannya, jawaban jawaban yang mendukung dan menjawab

tujuan penelitian. Structural Ketika kita mengorek bakal dapat data yg unik.

32
33

Anda mungkin juga menyukai