Anda di halaman 1dari 18

88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

PENERAPAN MODEL KIRKPATRICK UNTUK EVALUASI


PROGRAM DIKLAT TEKNIS SUBTANTIF MATERI
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DI WILAYAH KERJA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Yetti Nurhayati
Widyaiswara Ahli Muda

ABSTRAK
Evaluasi yang mengunakan Model evaluasi Kirkpatrick dengan 4 level
(Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model) dilakukan bertujuan untuk
mengetahui efektivitas program Diklat Teknis Subtantif Materi Perencanaan
Pembelajaran di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan Riau. Data diperoleh
melalui instrumen observasi, wawancara, dan dokumentasi serta dianalisis
menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Wawancara dilakukan kepada
peserta diklat, atasan peserta diklat yakni kepala madrasah, dan teman
sejawat peserta diklat yakni guru. Hasil evaluasi ini adalah bahwa penilaian
pada level 1 reaksi, hasil reaksi peserta terhadap panitia penyelenggara
dan narasumber sangat tinggi. Hanya perlu perhatian persiapan bahan
materi pelajaran perlu disiapkan di awal diklat dan perlengkapan ATK (alat
tulis kantor) seperti flashdisc perlu di cek kembali. Pada level 2 belajar,
kemampuan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
sangat signifikan penilaiannya. Pada level 3 perilaku, pelaksanaan evaluasi
dilakukan setelah peserta kembali ke tempat kerjanya masing-masing. Ada
peningkatan perubahan perilaku dari alumni diklat dari sebelum diklat
dan setelah diklat. Perubahan perilaku seperti kedisiplinan kehadiran,
cara berpakaian, memotivasi teman sejawat, berkomunikasi dengan baik,
serta ketepatan dan kecepatan menyelesai tugas-tugas sehari-hari. Pada
level 4 dampak, ada peningkatan kinerja alumni diklat. Alumni mampu
membimbing dan mendesiminasi ilmu yang telah didapat dari diklat
kepada sesama teman sejawatnya, mampu mengembangkan metode
dan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, dan pembuatan
Rancangan Program Pembelajaran (RPP) menjadi lebih baik.
Kata Kunci: Evaluasi, Kirkpatric, Pendidikan dan Latihan.

ABSTRACT
Evaluations using Kirkpatrick’s evaluation model with 4 levels (Kirkpatrick
Four Levels Evaluation Model) were conducted to find out the effectiveness of
the Subtitical Technical Education and Training Program in the Riau Islands
Province Work Area. Data were obtained through observation, interviews,
and documentation instruments and analyzed using qualitative descriptive

170 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

techniques. The interviews were conducted for the training participants, the
training participants’ superiors, namely the Madrasah Head, and the peer
training participants, namely the teacher. The result of this evaluation is
that the assessment is at level 1 reaction, the result of the reaction of the
participants to the organizing committee and the resource person is very
high. Just need attention to preparation of learning material needs to be
prepared at the beginning of the training and equipment such as flashdisc
need to be checked again. At level 2 learning, competency skills in attitudes,
knowledge, and skills of participants are very significant. At level 3 behavior,
the evaluation is carried out after the participants return to their respective
workplaces. There is an increase in behavior changes from the training
alumni from before the training and after the training. Behavioral changes
such as attendance discipline, how to dress, motivate peers, communicate
well, and the accuracy and speed of completing daily tasks. At level 4 impact,
there is an increase in the performance of the training alumni. Alumni are
able to guide and disseminate the knowledge that has been gained from
training to their peers, be able to develop learning methods and media in
the teaching and learning process, and make the Learning Program Design
better.
Keywords: Evaluation, Kirkpatrick, Education and Training

Pendahuluan undang dan peraturan pemerintah


ini, maka kualitas guru madrasah

G
uru memiliki peran besar
perlu ditingkatkan.
dalam peningkatan mutu
pendidikan dan posisi Dalam upaya meningkatkan
berada pada titik sentral dari setiap kualitas kompetensi guru
usaha perbaikan pendidikan yang madrasah, yaitu melalui kegiatan
diarahkan pada perubahan seluruh pendidikan dan pelatihan
aspek pendidikan. Undang-
undang Republik Indonesia Nomor (Diklat). Yang secara umum
14 Tahun 2005 tentang Guru dan tujuannnya adalah meningkatkan
Dosen Pasal (8) mengatur bahwa pengetahuan, keterampilan, dan
guru wajib memiliki kualifikasi sikap serta meningkatkan kualitas
akademik, kompetensi, sertifikat dan produktivitas guru secara
pendidik, sehat jasmani dan rohani, keseluruhan. Upaya ini dilakukan
serta memiliki kemampuan untuk melalui sistem diklat yang bervariasi
mewujudkan tujuan pendidikan dan berjenjang yang bertujuan
nasional. Selanjutnya Peraturan untuk mempercepat tercapainya
Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional standar mutu guru, sehingga
Pendidikan Pasal 28 ayat (3) bahwa harus dilakukan secara terencana.
guru diharuskan memiliki empat intensif, efektif dan efesien.
kompetensi, yakni kompetensi Pada kenyataannya, tidak
kepribadian, pedagogi, sosial, dan
semua guru-guru di daerah
profesional. Berdasarkan Undang-

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 171


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

seluruh Indonesia. bisa merasakan tapi dengan program Diklat Teknis


menjadi peserta diklat khususnya Subtantif Materi Perencanaan
di Pusdiklat Tenaga Teknis Pembelajaran Di Wilayah Kerja
Pendidikan dan Keagamaan Provinsi Kepulauan Riau dapat
Jakarta. Keterbatasan kuota peserta mengakomodir 40 orang peserta.
diklat pada setiap angkatan diklat
Program Pendidikan dan
menjadi kendala untuk dapat
pelatihan (Diklat) merupakan
mengikuti kegiatan diklat. Setiap
program pelatihan yang
provinsi hanya dapat diwakilkan 1
memerlukan evaluasi yang
orang saja. Salah satu penyebabnya
tujuannya untuk mengetahui
yaitu tingginya biaya transportasi.
keberhasilan pelaksanaan
Hal semacam ini menjadi kendala
diklat. Model evaluasi program
dalam pemerataan peningkatan
yang khusus diciptakan untuk
kompetensi para guru di berbagai
pelatihan adalah Model Evaluasi
daerah, yang berimbas pula pada
Kirkpatrick. Model ini dipilih karena
kemajuan tingkat pendidikan
telah banyak digunakan untuk
siswa-siswa di madrasah seluruh
mengevaluasi program-program
Indonesia.
pelatihan di seluruh dunia.
Pusdiklat Tenaga Teknis
Model evaluasi Kirkpatrick
Pendidikan dan Keagamaan
dalam pelaksanaannya
melakukan terobosan memperluas
menggunakan 4 tahap yaitu 1)
akses diklat dengan cara
reaksi, 2) belajar, 3) Perilaku, dan
menyelenggarakan Diklat Teknis
4) Dampak. Pada tahap 1) reaksi,
Subtantif Materi Perencanaan
dan 2) belajar telah dilaksanakan
Pembelajaran di Wilayah Kerja
evaluasinya pada proses Program
Provinsi Kepulauan Riau. Diklat
Diklat Teknis Subtantif Materi
yang dilaksanakan di luar kampus
Perencanaan Pembelajaran di
tersebut dimaksudkan agar
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
daerah-daerah yang lebih terbatas
Riau berlangsung. Alasan mengapa
akses diklatnya disebabkan
telah dilaksanakan karena pada
tingginya biaya transportasi
tahap 1-reaksi bertujuan untuk
mendapat kesempatan khusus
mengetahui reaksi peserta terhadap
mengikuti diklat. Dengan adanya
program diklat, tahap 2-belajar
Diklat Teknis Subtantif Materi
juga bertujuan untuk mengetahui
Perencanaan Pembelajaran di
peningkatan kompetensi peserta
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
baik dalam sikap, pengetahuan dan
Riau, kepesertaan diklat reguler
keterampilan. Tahap 3-Perilaku,
di dalam kampus yang biasanya
menilai perubahan perilaku alumni
terwakili oleh hanya satu orang dari
peserta setelah kembali di unit
tiap Provinsi untuk satu angkatan
kerjanya. Tahap 4-Dampak, menilai
diklat berjumlah 30 orang peserta,
alumni peserta dari segi dampak

172 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

kinerja setelah mengikuti Program tingkat keberhasilan dari suatu


Diklat Teknis Subtantif Materi program Diklat Teknis Subtantif
Perencanaan Pembelajaran Di Materi Perencanaan Pembelajaran
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan Di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
Riau apakah memberikan Riau. Pada akhirnya menuju
perbaikan dan penyempurnaan
kontribusi yang lebih baik untuk serta dapat dijadikan acuan dalam
dirinya, siswa maupun di tempat menentukan kebijakan program di
kerja sendiri atau Madrasah. Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan
dan Keagamaan Kementerian
Metode Penelitian Agama.
Metode Penelitian yang Secara khusus sebagai
digunakan metode Evaluasi penelitian evaluasi, evaluasi ini
dengan pendekatan kombinasi memiliki tujuan mengetahui
kualitatif dan kuantitatif. berbagai dimensi yang dapat
Pendekatan kombinasi ini mempengaruhi efektivitas Program
digunakan untuk mengumpulkan Diklat Teknis Subtantif Materi
Perencanaan Pembelajaran di
data secara mendalam dan
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
menghasilkan fakta yang lebih Riau. Tujuan tersebut antara
komprehensif. Fokus evaluasi ini lain:
juga untuk mendapatkan data
yang lengkap, mendalam, dan 1. Mengetahui reaksi peserta
memberikan jawaban yang tepat terhadap pelaksanaan
terhadap masalah yang akan program Diklat di Wilayah
diteliti dengan menggunakan Kerja Diklat Teknis Subtantif
metode pendekatan kualitatif Materi Perencanaan
dan kuantitatif. Pendekatan ini Pembelajaran di Wilayah
diarahkan untuk mendeskripsikan Kerja Provinsi Kepulauan
data secara holistik. Riau. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan meliputi: 1) reaksi
Data kualitatif dan kuantitatif peserta terhadap panitia
yang diperoleh dari berbagai
penyelenggara dan 2) reaksi
sumber dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang peserta terhadap narasumber.
bermacam-macam (triangulasi), 2. Mengetahui pencapaian
dilakukan secara terus menerus. hasil belajar peserta
Proses mencari dan menyusunya, berupa peningkatan
data yang diperoleh dari hasil
sikap, pengetahuan, dan
wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain. keterampilan setelah mengikuti
pelaksanaan Diklat Teknis
Pembahasan Subtantif Materi Perencanaan
Pembelajaran di Wilayah Kerja
Secara umum evaluasi ini
bertujuan untuk menjelaskan Provinsi Kepulauan Riau.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 173


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

3. Mengetahui perubahan pada sasaran organisasi. Penentuan


tahap perilaku peserta Diklat apakah suatu program pelatihan
di Wilayah Kerja Diklat Teknis dilanjutkan atau tidak, serta
Subtantif Materi Perencanaan memperoleh informasi mengenai
Pembelajaran di Wilayah Kerja bagaimana cara meningkatkan
program pelatihan dimasa
Provinsi Kepulauan Riau di datang. Metode evaluasi empat
lingkungan tempat peserta level merepresentasikan sebuah
bertugas. sekuen dari setiap tahapan untuk
4. Mengetahui dampak diklat mengevaluasi program pelatihan.
Sekuen yang dimaksud adalah
dilihat dari segi kinerja peserta
setiap level harus dilakukan secara
(lulusan) pada Diklat Teknis bertahap. Hal tersebut karena
Subtantif Materi Perencanaan setiap level dalam model empat
Pembelajaran di Wilayah level adalah penting dan setiap
Kerja Provinsi Kepulauan Riau level memberi dampak pada level
setelah kembali di lingkungan berikutnya. Empat level tersebut
tempat peserta bertugas. adalah:

Model Evaluasi Empat Level Level 1 Reaksi


Kirkpatrick Tahap reaksi pada dasarnya
Model evaluasi empat level merupakan evaluasi terhadap
dikenal pertama kali pada tahun kepuasan peserta diklat terhadap
1959 ketika Donald L. Kirkpatrick berbagai kegiatan yang diikuti.
menulis empat seri artikel dengan Reaksi peserta tersebut dapat
judul “Tecniques for Evaluating menentukan tingkat ketercapaian
Training Programs” yang tujuan dari penyelenggaraan diklat.
diterbitkan dalam Training and Program penyelenggaraan diklat
Development, the journal of The dianggap berhasil apabila peserta
American Society for Training and diklat merasa puas terhadap
Developmet (ASTD). Artkel-artikel seluruh unsur yang terlibat dalam
tersebut menggambarkan evaluasi proses penyelenggaraan.
empat level yang diformulasikan Keberhasilan proses kegiatan
oleh Kirkpatrick berdasarkan pembelajaran tidak terlepas dari
konsep dari desertasi beliau pada minat, perhatian, dan motivasi
University of Wiconsin, Madison. peserta diklat dalam mengikuti
Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick diklat. Peserta belajar lebih baik
J., D. (2006) mengemukakan tiga apabila mereka memberi reaksi
alasan spesifik dalam melakukan positif terhadap lingkungan belajar.
evaluasi program pelatihan, yaitu: Ada dua jenis instrumen reaksi
untuk menjustifikasi keberadaan untuk mengevaluasi pada level 1
anggaran pelatihan dengan reaksi yaitu reaksi peserta terhadap
memperlihatkan bagaimana penyelenggaraan dan narasumber.
program pelatihan tersebut
berkontribusi pada tujuan dan Tujuan dari level reaksi ini
untuk memberikan masukkan yang

174 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

berharga kepada penyelenggara d. Mengukur keterampilan


diklat dalam meningkatkan menggunakan tes performa;
program pelatihan dimasa datang;
e. Hasil pengukuran tersebut
memberikan saran dan masukkan
untuk melakukan tidakan
kepada pengajar mengenai
yang sesuai. Yang dimaksud
tingkat efektivitas mereka dalam
tindakan yang sesuai dalam
mengajar; dapat memberikan
hal ini adalah melakukan
informasi kepada para pembuat
tindakan konfirmatif dengan
keputusan terkait dengan
hasil evaluasi di level reaksi,
pelaksanaan program diklat; serta
apakah karena pengajar
dapat memberikan informasi juga
kurang komunikatif dalam
kepada narasumber yang dapat
menyampaikan materi, terkait
digunakan sebagai dasar untuk
strategi belajar yang tidak
membuat standar pengajaran
sesuai dengan harapan peserta,
untuk program yang akan datang.
atau karena faktor-faktor
Level 2 Belajar lain di level-1 yang mungkin
dapat menyebabkan peserta
Pada level belajar, peserta diklat mengalami demotivasi dalam
ini mempelajari pengetahuan atau belajar, sehingga kekurangan
keterampilan yang disampaikan evaluasi dalam reaksi dapat
dalam kegiatan pengajaran. segera mendapat perhatian.
Mengukur pembelajaran berarti
menentukan satu hal atau lebih Level 3 Perilaku
yang berhubungan dengan tujuan
Perilaku menurut Kirkpatrick,
pelatihan, seperti pengetahuan apa
D., L. (1998), mendefinisikan sebagai
yang telah dipelajari, keterampilan
sejauh mana perubahan perilaku
apa yang telah dikembangkan atau
yang muncul karena peserta
ditingkatkan, dan sikap apa yang
mengikuti program pelatihan.
telah berubah. Syafril Ramadhon
Evaluasi level-3 dilakukan untuk
dalam Jurnal Pusdiklat Migas ESDM
mengindetifikasikan sejauh
(2012), ada langkah-langkah yang
mana materi dalam pelatihan
dilakukan dalam mengevaluasi di
diaplikasikan pada pekerjaan dan
level belajar, adalah:
tempat kerja peserta. Menurut Tan,
a. Mengevaluasi terkait K. & Newman, E. (2013), evaluasi
peningkatan pengetahuan, perilaku mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan perubahan keterampilan, atau sikap apa yang
sikap sebelum dan sesudah dipelajari untuk diaplikasikan atau
pelatihan. dipindahkan pada pekerjaan. Dari
definisi tersebut di atas dapat
b. Mengukur sikap menggunakan
diartikan tujuan dilakukannya
tes yang telah disepakati
evaluasi di tahap perilaku adalah
indikator-indikatornya
untuk mengukur perubahan dalam
c. Mengukur pengetahuan perilaku kerja yang muncul karena
menggunakan pretes dan pegawai tersebut mengikuti
postes. program pelatihan.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 175


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

Untuk dapat mengaplikasikan Tidak ada waktu yang spesifik


perubahan perilaku tersebut, dalam melakukan evaluasi hasil,
menurut Kirkpatrick, D., L. (1998), sehingga dalam menentukan
terdapat empat kondisi yang waktu pelaksanaan evaluasi
diperlukan, yaitu: (1) seseorang harus mempertimbangkan
harus mempunyai keinginan untuk berbagai faktor yang terlibat.
berubah; (2) seseorang harus
3. Dapat dilakukan dengan
tahu apa yang harus dilakukan
metode survei menggunakan
dan bagaimana cara melakukan
kuisioner. ataupun wawancara
hal tersebut; (3) seseorang harus
terhadap peserta pelatihan
bekerja dalam lingkungan kerja
dan pimpinan perusahaan.
yang tepat; dan (4) serta seseorang
harus mendapatkan penghargaan 4. Lakukan pengukuran, baik
karena dia berubah. sebelum dan sesudah
program pelatihan apabila
Program diklat dapat
memungkinkan.
memberikan kondisi pertama dan
kedua dengan program pelatihan 5. Lakukan evaluasi ulangan pada
yang mendukung perubahan sikap waktu yang sesuai pada waktu
sesuai dengan tujuan pelatihan yang sesuai.
dengan memberikan materi terkait 6. Pertimbangan biaya yang
pengetahuan, keterampilan, dikeluarkan dengan hasil yang
ataupun sikap. Tetapi untuk didapat.
hal ketiga tentang lingkungan
kondisi kerja yang tepat, berkaitan 7. Dapat menggunakan data
langsung dengan atasan dan sekunder, seperti data
lingkungan peserta. penjualan, data produksi, dan
data lainnya yang mendukung
Level 4 Dampak hasil survei dalam menganalisi
Pelaksanaan program hasil.
pelatihan, tentunya bertujuan Seperti yang sudah dijelaskan,
mendapatkan hasil yang baik, bahwa dalam melakukan
seperti peningkatan kualitas, implementasi model evaluasi
produktivitas, atau tingkat empat level, harus dilakukan
keselamatan. Evaluasi hasil menurut secara sekuen, karena setiap level
Kirkpatrick, D., L. (2006,134) dapat merupakan hal yang penting dan
didefinisikan sebagai sebuah mempunyai dampak pada level
hasil akhir yang terjadi sebagai berkutnya. Sebagai contoh, apabila
akibat peserta mengikuti program dilakukan evaluasi langsung di
pelatihan. Langkah-langkah dalam level-3 (tanpa melakukan evaluasi
melakukan evalausi di level-4 di level-2), ketika hasil evaluasi
adalah: mengindikasikan bahwa hanya
1. Lakukan terlebih dahulu sedikit peserta yang perilakunya
evaluasi di level-3. berubah sesuai dengan tujuan
pelatihan, maka kesimpulan yang
2. Berikan waktu dalam melihat
muncul adalah bahwa program
dampak muncul atau tercapai.

176 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

pelatihan tidak bagus, sehingga tujuan dari penyelenggaraan diklat.


tidak lagi dilanjutkan atau Program penyelenggaraan diklat
dilakukan modifikasi. Hal tersebut dianggap berhasil apabila peserta
adalah tidak tepat, karena dalam diklat merasa puas terhadap
menerapkan perubahan perilaku seluruh unsur yang terlibat dalam
terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi seperti kondisi proses penyelenggaraan.
tempat kerja dan pimpinan peserta Keberhasilan proses kegiatan
pelatihan. Faktor lain yang tidak pembelajaran tidak terlepas dari
kalah penting adalah dengan minat, perhatian, dan motivasi
melihat hasil analisis evaluasi di
peserta diklat dalam mengikuti
level-2, sehingga dapat ditelusuri,
apakah ketidakmampuan peserta diklat. Peserta belajar lebih baik
sehingga bisa merubah perilakunya apabila mereka memberi reaksi
juga disebabkan oleh kurangnya positif terhadap lingkungan belajar.
pemahaman peserta terhadap Ada dua jenis instrumen reaksi
materi. Alasan kurangnya peserta untuk mengevaluasi pada level 1
dalam memahami materi kemudian reaksi yaitu:
dapat juga ditelusuri dengan
melihat hasil analisis peserta di 1. Reaksi peserta terhadap
level-1, apakah pemahaman materi penyelenggaraan. Tujuannya
yang kurang dari peserta karena untuk mengetahui kepuasan
disebabkan oleh ketidakpuasan peserta diklat terhadap
peserta terhadap penyelenggaraan keberhasilan proses kegiatan
pelatihan atau karena kualitas pembelajaran yang tidak
pengajar yang kurang, sehingga terlepas dari minat, perhatian,
peserta tidak mempunyai motivasi
dan motivasi terkait dengan (a)
dalam belajar. Jadi dengan
dilakukannya implementasi model kepesertaan; (b) Kepanitiaan;
empat level secara sekuen, terdapat (c) Akomodasi; (d) Kurikulum;
ukuran lebih sebagai dasar analisis (e) Konsumsi; dan (f) Sarana
untuk menarik suatu kesimpulan. Diklat.

Pembahasan Hasil Temuan 2. Reaksi peserta terhadap


narasmber. Tujuannya untuk
1. Level Reaksi mengetaui kepuasan peserta
Tahap reaksi pada dasarnya diklat terhadap Proses
merupakan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan
kepuasan peserta diklat terhadap dikaji dari beberapa aspek,
berbagai kegiatan yang diikuti. yaitu materi yang diberikan,
Reaksi peserta tersebut dapat fasilitas yang tersedia dan
menentukan tingkat ketercapaian narasumber.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 177


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

PENILAIAN
yang perlu ASPEK SIKAP
yang menjadi perhatian
PENILAIAN REAKSI PESERTA TERHADAP
lebih 90
lanjut 89,7589,75
91 90,25
atau belum89,63sesuai
PENYELENGGARA dengan89 harapan peserta yaitu:

Rata-rata
90,60 88
91
89,55
konsumsi,
87 ketersediaan bahan86,25
86 85,87
ajar
90
89 88,08 88,20
dan flashdisc yang diberikan ada
86
85
88 87,56
beberapa
84 yang tidak berfungsi
Rata-rata

87
86
86 dengan83 baik atau maksimal.
85
84
Berdasarkan hasil observasi
83 lapangan diketahui bahwa peserta
cukup aktif setiap Aspek yangsesi.
dinilai Namun
masih ada sebagian kecil peserta
Unsur yang dinilai yang kelihatannya mengantuk PENILA
dalam PENILAIAN
beberapa sesiTERHADAP
REAKSI PESERTA penyajian 90,25
Hasil penilaian dari materi kemungkinan kondisi bulan
91
90
89
PENYELENGGARA
evaluasi peserta terhadap puasa. Peserta selalu hadir pada
89

Rata-rata
90,60 88
PENILAIAN REAKSI PESERTA TERHADAP 91
panitia penyelenggara
NARASUMBER
adalah setiap
90 sesi dan mereka 89,55
aktif dalam 87
86
komponen dan nilai rata-rata mengikuti
89 88,08
sesi penyajian materi.
88,20
87,56
85
88 84
terdiri dari yaitu (a) kepesertaan Hasil wawancara menunjukkan
Rata-rata

87 86 83
88
(penetapan, pemanggilan
87,76 dan 86
bahwa peserta pada umumnya
85
penegakkan
87,8 disiplin peserta) cukup
84 antusias dalam mengikuti
88,08;
87,6(b) Kepanitiaan (pelayanan,
83
Diklat Teknis Subtantif Materi
kedisiplinan,
87,4
kerjasama dengan Perencanaan Pembelajaran di
peserta, pelayanan terhadap Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
87,2 Unsur yang dinilai
narasumber 87,03 dan sikap terhadap Riau.
narasumber)
87 90,60; (c) Akomodasi
(kebersihan
86,8 dan kenyamanan)
PENILAIAN REAKSI PESERTA TERHADAP
88,20; (d)
86,6
Kurikulum ( jadwal diklat, NARASUMBER
materi Pengetahuan
diklat, Sikapmanfaat materi
diklat dan extrakurikuler) 89,55; 88
(e) Konsumsi (Menu, penyajian 87,76
87,8
dan higienis) 86,00; dan (f) Sarana
87,6
Diklat (ruang kelas, alat bantu, dan
bahan belajar) 87,56. Rata-rata 87,4

keseluruhan hasil evaluasi reaksi 87,2


87,03
peserta terhadap penyelenggara 87
adalah 85,7. Nilai angka 85,7 86,8
menunjukkan pada kategori “Baik”
86,6
Berdasarkan evaluasi reaksi Pengetahuan Sikap

peserta terhadap Diklat ini dapat


dikatakan efektif dan nyaman.
Namun ada beberapa catatan

178 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Hasil penilaian dari evaluasi 2. Level Belajar


peserta terhadap Narasumber
Pada Tahap ini dilakukan
dinilai “Baik” terbukti dengan
evaluasi hasil pembelajaran, yang
perolehan nilai rata-rata
meliputi ketercapaian tujuan
kesuluruhan 88.37. narasumber/
pembelajaran dan hasil belajar
widyaiswara berjumlah 2 orang
yang diharapkan dari proses
yang terdiri dari Dra. Endang
pembelajaran. Bagi lembaga diklat
Sutisnowati, M.M dan Yetti
khusunya Pusdiklat Tenaga Teknis
Nurhayati, S.Pd. Komponen terdiri
Pendidikan dan Keagamaan hal
dari yaitu:
ini sangatlah penting, dikarenakan
1. Segi pengetahuan yang keberhasilan dan komponen
mencakup indikator sebagai berikutnya terkait erat dengan
berikut: Pengetahuan dan komponen hasil pembelajaran
keterampilan mengajar, ini. Adapun hasil belajar yang
diujikan sesuai dengan mata diklat
penguasaaan materi, yang diajarkan dan tujuan dari
sistematika penyajian, pembelajaran pada Diklat Teknis
penggunaan metode dan alat Subtantif Materi Perencanaan
bantu pembelajaran. Nilai rata- Pembelajaran di Wilayah Kerja
rata yang diperoleh 87,03. Provinsi Kepulauan Riau.
2. Segi sikap yang mencakup Mengukur keefektifan program
indikator sebagai berikut: pembelajaran, ada tiga aspek yang
etika, sikap terhadap peserta, perlu untuk diukur, yaitu sikap,
cara menjawa pertanyaan pengetahuan, dan keterampilan.
Pada tahap belajar disini diharapkan
peserta, penggunaan ada perubahan dari peserta
Bahasa, pemberian motivasi, diklat pada ketiga aspek tersebut
disiplin waktu, keterampilan sesuai dari tujuan program diklat
berpakaian serta kerjasama tersebut. Tanpa adanya perubahan
(TIM). Nilai rata-rata yang sikap, peningkatan pengetahuan,
diperoleh 87,76. maupun perbaikan keterampilan
pada peserta didik maka program
Jadi total rata secara dapat dikatakan gagal. Penilaian
keseluruhan penilaian peserta evaluating learning ini ada yang
terhadap narasumber 87,40. Angka menyebut dengan penilaian hasil
tersebut di kategorikan “Baik” (output) belajar. Oleh karena itu,
dalam pengukuran hasil belajar
Berdasarkan hasil dari
(learning measurement) berarti
wawancara terhadap peserta
penentuan satu atau lebih hal
diperoleh data bahwa widyaiswara
berikut, yakni: (1) perubahan
tidak hanya menjelaskan secara
sikap; (2) pengetahuan yang telah
teori merancang program
dipelajari; dan (3) keterampilan
pembelajaran tetapi juga dengan
yang telah dikembangkan atau
contoh serta di aplikasikan dengan
diperbaiki. Kualitas tes yang
praktik mengajar yang sesuai
digunakan merupakan butir tes
dalam kurikulum 2013.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 179


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

yang sesuai dengan kurikulum mata narasumber dari Pusdiklat Tenaga


diklat. Semua materi yang diberikan Teknis Pendidikan dan Keagamaan
juga sesuai dengan kebutuhan dengan melakukan rekapitulasi
dan materi yang diajukan sesuia dengan batas nilai kelulusan akhir
dengan kurikulumnya. adalah di atas 76 (tujuh puluh
enam).
Evaluasi pemebelajaran
Diklat Teknis Subtantif Materi Evaluasi pada tahap belajar
Perencanaan Pembelajaran di digunakan untuk mengukur
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan peningkatan kompetensi peserta
Riau merupakan kegiatan yang sesuai dengan tujuan program
terintegrasi dengan rancangan Diklat Teknis Subtantif Materi
diklat. Otoritas Pusdiklat Perencanaan Pembelajaran di
melingkupi penyusunan tes untuk Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
seluruh mata diklat sampai kepada Riau. Evaluasi di tahap belajar
penetapan kelulusan melalui bertujuan untuk mengukur tingkat
seperangkat tes yang berisikan pemahaman peserta terhadap
pilihan ganda melalui pretes materi diklat atau sejauh mana
dan postes. Adapun kategorisasi daya serap peserta program
kelulusan sampai pada pemberian Diklat Teknis Subtantif Materi
Surat Tanda Tamat Pelatihan (STTP) Perencanaan Pembelajaran di
semuanya dilakukan oleh Pusdiklat. Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
Riau pada materi yang telah
Penetapan kelulusan
diberikan dari aspek sikap,
peserta diklat berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan.
evaluasi yang dilakukan selama
Program Diklat Teknis Subtantif
proses pelaksanaan kegiatan
Materi Perencanaan Pembelajaran
pembelajaran Diklat Teknis
di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
Subtantif Materi Perencanaan
Riau dikatakan berhasil ketika aspek
Pembelajaran di Wilayah Kerja
tersebut mengalami perbaikan
Provinsi Kepulauan Riau dilakukan
dengan membandingkan hasil
teridiri dari beberapa aspek, yaitu:
pengukuran sebelum dan sesudah
a. Penilaian sikap peserta sebesar proses pembelajaran.
30%.
PENILAIAN ASPEK SIKAP
b. Penilaian pengetahuan peserta
PENILAIAN REAKSI PESERTA TERHADAP 91 90,25 89,7589,75
sebesar 40%. 90
89,63
PENYELENGGARA 89
c. Penilaian keterampilan peserta
Rata-rata

90,60 88
91
90 sebesar 30%.89,55 87 86 85,87 86,25
86
89
88
88,08
Seperti88,20
yang telah dijelaskan
87,56
85
84
sebelumnya, bahwa 86 penentuan
Rata-rata

87 83
86 kualifikasi kelulusan peserta Diklat
85 Teknis Subtantif Materi Perencanaan
84 Pembelajaran di Wilayah Kerja
83
Provinsi Kepulauan Riau dilakukan
oleh panitia penyelenggara dan Aspek yang dinilai

Unsur yang dinilai


180 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018

PENILAIAN REAKSI PESERTA TERHADAP


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Setiap peserta diklat dinilai (melaksanakan tugas; berani


oleh panitia penyelenggara dan mengambil resiko; menjaga
narasumber dalam 3 (tiga) aspek ketertiban kelas; dan menjaga
yaitu aspek sikap, pengetahuan dan nama baik individu, kelas,
keterampilan. Penilaian rinciannya kelompok, lembaga) 86,25.
sebagai berikut:
Rata-rata hasil penilaian sikap
1) Penilaian pada aspek sikap. peserta adalah 88,00. Berdasar
Hasil penilaian dan instrumen nilai rata-rata tersebut maka
yang dinilai antara lain: (1) dapat dikategorikan “Baik”.
Perilaku ( jujur; menghargai 2) Penilaian pada aspek
perbedaan; ramah; dan pengetahuan
berempati) 90,25; (2) Disiplin
(berpakaian sesuai ketentuan NAMA PRETEST POSTEST
dalam panduan; mentaati Rata-Rata 44,60 85,40
ketentuan administrasi;
Kegiatan evaluasi pada aspek
kesungguhan dalam belajar;
pengetahuan dilakukan
dan mematuhi komitmen melalui tes tertulis (pilihan
belajar 89,75; (3) Kehadiran ganda) untuk mengukur
(kehadiran tiap sesi) 89,75; (4) peningkatan pengetahuan
Prakarsa (memberikan ide atau dengan melaksanakan tes awal
gagasan dalam kelompok; dan akhir. Dari perolehan hasil
memberikan solusi masalah; tes awal rata-rata 44,60 dan
memelopori pelaksanaan tugas tes akhir rata-ratanya 85,40.
kelompok; dan memotivasi Terlihat adanya kenaikan
kompetensi pengetahuan
anggota kelompok) 86; (5)
peserta yang signifikan. Hasil
Kerjasama (terlibat aktif angka akhir atau nilai tes akhir
dalam penyelesaian tugas peserta dapat dikategorkan
kelompok/kelas; mengajak “Baik”.
orang lain dalam tugas
kelompok/kelas; mematuhi 3) Penelitian pada aspek
kesepakatan kelompok/ keterampilan
kelas; dan bersikap kooperatif Penilaian dari segi keterampilan
dengan widyaiswara/ yaitu penilaian melalui praktik
narasumber/panitia dalam mengajar atau microteaching
pelaksanaan diklat) 85,75; (6) dan produk yang dihasilkan
berupa dokumen Rencana
Partisipasi (aktif bertanya; aktif
Prgram Pembelajaran (RPP).
menjawab; aktif menanggapi; Penilaian ini dilakukan untuk
memelopori pelaksanaan tugas mengetahui pencapaian
kelompok; dan memotivasi kompetensi materi
anggota kelompok) 89,63; perencanaan pembelajaran
dan (7) Tanggung jawab dapat dipraktikkan dalam

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 181


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

proses microteaching dan dan bagaimana cara melakukan


produk yang peserta buat hal tersebut; (3) seseorang harus
berupa penyusunan Rencana bekerja dalam lingkungan kerja
Program Pembelajaran (RPP), yang tepat; (4) serta seseorang
dan diperoleh rata-rata harus mendapatkan penghargaan
keseluruhan adalah 86,13.
Nilai untuk keterampilan karena dia berubah
dikategorikan “Baik”. Pada tahap perilaku ini
3. Tahap Perilaku dilakukan penilaian terhadap
peserta alumni Diklat Teknis
Perilaku menurut Kirkpatrick, Subtantif Materi Perencanaan
D., L. (2006,65) didefinisikan sebagai Pembelajaran di Wilayah Kerja
sejauh mana perubahan perilaku Provinsi Kepulauan Riau, untuk
yang muncul karena peserta mengetahui perubahan perilaku
mengikuti program pelatihan. setelah mengikuti diklat atau
Evaluasi level-3 dilakukan untuk sekembalinya peserta ke tempat
mengindetifikasikan sejauh kerjanya masing-masing. Informasi
mana materi dalam pelatihan tentang perubahan alumni peserta
diaplikasikan pada pekerjaan dan diklat diperoleh dari kepala
tempat kerja peserta. Menurut madrasah dan teman sejawat dari
Tan, K. & Newman, E., ( Vol. 30 alumni diklat.
No.3 Part 2 June 2013), evaluasi
perilaku mengukur pengetahuan, Penilaian dilakukan terhadap
keterampilan, atau sikap apa yang 5 (lima) orang alumni dari MAN
dipelajari untuk diaplikasikan atau Tanjungpinang dan 5 (lima)
dipindahkan pada pekerjaan. Dari orang dari MTsN Tanjungpinang.
definisi tersebut di atas dapat Berdasarkan hasil wawancara dan
diartikan tujuan dilakukannya observasi yang telah dilakukan,
evaluasi di tahap perilaku adalah diperoleh bahwa alumni
untuk mengukur perubahan dalam menunjukkan perubahan yang
perilaku kerja yang muncul karena sangat signifikan. Perubahan
pegawai tersebut mengikuti tersebut terdapat pada kedisiplinan
program pelatihan. meningkat, kehadiran lebih tepat
waktu, penampilan berpakaian
Upaya untuk dapat lebih rapi, kemandirian, pelayanan
mengaplikasikan perubahan kepada siswa-siswa lebih melayani,
perilaku tersebut, menurut sikap dalam kerja tim atau kelompok
Kirkpatrick, D., L (2006,102 ). lebih koopratif, dan kecepatan dan
Terdapat 4 (empat) kondisi yang ketepatan dalam menyelesaikan
diperlukan, yaitu: (1) seseorang tugas lebih cepat serta tepat
harus mempunyai keinginan untuk waktu, kesemuanya mengalami
berubah; (2) seseorang harus perubahan kearah yang lebih baik.
tahu apa yang harus dilakukan Tingkat kedisiplinan ada yang

182 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

sudah ada yang baik dari sebelum program pelatihan bermanfaat


mengikuti diklat, namun ada juga dalam mencapai tujuan organisasi.
yang masih belum berubah. Jarak Hasil akhir dalam konteks evaluasi
rumah ke madrasah menjadi sebab di level dampak mencakup
keterlambatan kehadiran. hasil produksi yang meningkat,
kepuasan pelanggan, peningkatan
Ditinjau dari hasil wawancara
moral guru hubungan antara
kepada peserta memang terlihat
hasil positif yang diterima oleh
jelas bahwa peserta Diklat Teknis
madrasah dengan kegiatan
Subtantif Materi Perencanaan
pelatihan merupakan hal yang
Pembelajaran di Wilayah Kerja
rumit, karena banyak aspek-aspek
Provinsi Kepulauan Riau sangat
lain yang mempengaruhi hal
antusias ketika kembali ke unit
tersebut dan pelatihan.
kerjanya masing-masing ketika
dilakukan wawancara jawaban Pada tahap dampak ini juga
dari kepala madrasah dan teman dilakukan penilaian terhadap
sejawatnya, semua peserta telah peserta alumni Diklat Teknis
mengalami perubahan perilaku Subtantif Materi Perencanaan
Pembelajaran di Wilayah Kerja
relatif menjadi baik. Hal ini dapat Provinsi Kepulauan Riau, untuk
diartikan bahwa tugas aktualisasi mengetahui perubahan kinerja
yang diberikan pada peserta setelah mengikuti diklat atau
Diklat Teknis Subtantif Materi sekembalinya peserta ke tempat
Perencanaan Pembelajaran di kerjanya masing-masing. Informasi
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan yang diperoleh dari kepala
Riau sepenuhnya dijalankan. madrasah dan teman sejawat dari
alumni diklat.
Beragam tanggapan untuk
indikator perilaku di unit kerja Penilaian dilakukan terhadap
5 (lima) orang alumni dari MAN
dapat dikategorikan baik artinya Tanjungpinang dan 5 (lima) orang
pasca Diklat Teknis Subtantif Materi dari MTsN Tanjungpinang. Hasil
Perencanaan Pembelajaran di dari wawancara dan observasi yang
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan telah dilakukan, diperoleh bahwa
Riau, peserta dapat menjalankan penilaian dari kepala madrasah
tugasnya sesuai dengan kegiatan dan teman sejawat bahwa alumni
pengarahan tugas aktualisasi. mengalami peningkatan kinerja
yang sangat signifikan.
4. Tahap Dampak
Sebagai guru, peserta atau
Pelaksanaan program diklat, alumni Diklat Teknis Subtantif
tentunya bertujuan mendapatkan Materi Perencanaan Pembelajaran
hasil yang baik, seperti peningkatan di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
kualitas, produktivitas, atau Riau wajib melaporkan kegiatan
tingkat keselamatan. evaluasi di aktualisasi yang dilakukan secara
mandiri di unit kerja masing-
level dampak bertujuan apakah

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 183


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

masing. Ilmu yang telah diperoleh Riau lebih menekankan pada


dari keikutsertaan diklat, sebagian pengetahuan saja, tapi juga
besar telah didesiminasikan sikap dan keterampilan peserta
kepada teman sejawatnya. secara umum sehingga dalam
Pelaksanaan desiminasi di tempat meningkatkan kinerjanya perlu
kerja setelah melaksanakan secara khusus dinilai oleh kepala
diklat cukup beragam dalam hal madrasah dan teman sejawatnya
pelaksanaannya, dikarenakan dengan indikator terpenting
kesibukan dengan pekerjaannya adalah laporan tugas aktualisasi
sehari-hari yaitu mengajar. diri yang diberikan oleh Pusdiklat
Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
Bimbingan serta arahan dari
alumni kepada teman sejawat Berdasarkan temuan evaluasi
cukup besar kontribusinya, tidak yang telah dikemukakan, jelas
hanya sekedar penambahan ilmu terlihat dampak dari Diklat Teknis
pengetahuan tapi juga perbaikan, Subtantif Materi Perencanaan
terutama dalam hal pembuatan Pembelajaran di Wilayah Kerja
Rencana Program Pembelajaran Provinsi Kepulauan Riau, jelas ada
(RPP) pada Kurikulum 2013. peningkatan kinerja alumni peserta
dalam sistematika pekerjaan yang
Hasil wawancara kepada kepala
lebih baik.
madrasah dan teman sejawat
terhadap alumni, terlihat jelas
PENUTUP
dampak Diklat Teknis Subtantif
Materi Perencanaan Pembelajaran Kesimpulan
di Wilayah Kerja Provinsi
Kepulauan Riau terhadap dampak Berdasarkan hasil penelitian
kinerja dan keterampilan peserta dan pembahasanya dapat diambil
di unit kerjanya masing-masing. kesimpulan sebagai berikut:
Secara garis besar seluruh peserta 1. Tahap reaksi
alumni diklat sudah menyelesaikan
Evaluasi pada tahap reaksi
tugas-tugas aktualisasi dan
mengimplementasikan ilmu yang menunjukkan peserta diklat
telah diterima pada saat diklat sangat puas terhadap pelayanan
walaupun waktu pelaksanaan dari panitia penyelenggara
aktualisasi berbeda-beda. dan narasumber dari Diklat
Efektifitas pelatihan model Teknis Subtantif Materi
Kirkpatrick adalah mengukur Perencanaan Pembelajaran
seberapa jauh pelatihan dan di Wilayah Kerja Provinsi
Pendidikan berpengaruh bagi Kepulauan Riau. Catatan yang
pencapaian sasaran program perlu diperhatikan adalah
Diklat yang berimbas pada capaian kelengkapan materi diklat/
individual terhadap tempat tugas. modul untuk peserta serta
Dapat dipahami, bahwa dalam mengecekan kembali fungsi
Diklat Teknis Subtantif Materi flashdisc.
Perencanaan Pembelajaran di
Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan

184 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

2. Tahap Belajar dengan madrasah terlalu jauh.


Evaluasi pada tahap belajar Namun secara garis besar,
menunjukkan peserta sangat pasca diklat memberikan
antusias dalam mengikuti perubahan perilaku terhadap
proses pembelajaran. guru yang telah mengikuti dan
Diklat Teknis Subtantif Materi
Penilaian sikap (perilaku, Perencanaan Pembelajaran
disipin, kehadiran, prakarsa, di Wilayah Kerja Provinsi
kerjasama, partisipasi dan Kepulauan Riau juga telah
tanggungjawab), pengetahuan berkontribusi memberikan
(nilai pre dan post tes) dan perubahan perilaku peserta
keterampilan (microteaching) menjadi lebih baik.
cukup memuaskan. Atas 4. Tahap Dampak
keberhasilan seluruh peserta Evaluasi pada tahap dampak
diklat dinyatakan lulus dengan menunjukkan adanya
mendapatkan sertifikat tanda perubahan kinerja. Alumni
tamat pelatihan. Namun perlu telah mendesiminasi ilmu yang
ditingkatkan kemampuan telah mereka terima, sehingga
peserta dalam menggunakan pengetahuannya bertambah
atau mengoperasikan laptop menjadi lebih baik. Tidak hanya
sekedar alumni itu sendiri tapi
sehingga dalam menyelesaikan juga kepada teman-teman
tugas yang diberikan tidak sejawatnya.
mengalami kendala waktu.
Kontribusi besar dari alumni
3. Tahap Perilaku peserta diklat terhadap kemajuan
Evaluasi pada tahap perilaku madrasah sangat berpengaruh
menunjukkan alumni peserta besar dalam meningkatkan
diklat telah mengalami hasil belajar siswa-siswa cukup
perubahan perilaku. berdampak sangat baik.
Kedisiplinan kehadiran, Rekomendasi
penampilan berpakaian, Berdasarkan temuan
kemandirian, pelayanan pembahasan dan kesimpulan
kepada siswa-siswa, sikap evaluasi program diklat di
dalam kerja tim atau kelompok wilayah kerja materi perencanaan
dan kecepatan dan ketepatan pembelajaran di Provinsi Kepulauan
dalam menyelesaikan tugas, Riau di atas, maka dapat disusun
kesemuanya mengalami rekomendasi evaluasi sebagai
perubahan kearah yang lebih berikut:
baik. 1. Bagi Pusdiklat
Kedisiplinan kehadiran Perlu ditambah kuota untuk
alumni peserta diklat , masih diklat non regular seperti
ada keterlambatan hadir DDWK, untuk memberikan
dikarenakan jarak antara rumah peluang kesempatan guru-

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 185


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

guru madrasah untuk dalam penerapan


mengikuti diklat terutama pengetahuan yang telah
guru-guru yang berada di didapat bagi para peserta
pelosok-pelosok desa. yang nantinya akan
kembali di tempat tugas
2. Bagi Widyaiswara.
secara berkala, agar ilmu
Perlu meningkatkan
yang telah didapat tidak
kemampuan meningkatkan
hilang begitu saja.
kompetensi dan meng
b. Perlu adanya kewajiban
update materi khususnya
mendesiminasi bagi guru
pada materi Rencana
yang telah mengikuti diklat
Program Pembelajaran (RPP)
kepada guru-guru lainnya.
berdasarkan revisi kurikulum
Diharapkan dengan
2013.
adanya desiminasi, untuk
3. Bagi Madrasah keseragaman dan persepsi
a. Madrasah sebagai tentang penyusunan
stakeholder, perlu adanya Rencana Program
penguatan dan dukungan Pembelajaran (RPP).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktik. Edisi


2010. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 1998. Penelitian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Kirkpatrick, L. Donald. 1998. Evaluating Training Programs, 2nd Edition. San
Fransisco: Berret-Koehler Publisher, Inc.
Kirkpatrick, Donald L. 2006. Implementing The Four Levels. San Fransisco:
Berret-Koehler Publisher, Inc.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Patton, Michael Quinn. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods.
2nd ed. Newbury Park. California: Sage Publication
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kementeriaan Pendidikan dan
Kebuadayaan.
Scriven. M, 1974, Standart for Evaluation of Educational Programs and
Products in G.D. Borich (Edo) Evaluation of Educational Programs and
Products, Engelwood. Cliffs, M.J. Educational.
Sopacua, Evie, Didik Budijanto. 2007. Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick
Sebagai Alat Dalam Evaluasi Pasca Pelatihan. Jakarta: Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, volume 10, Nomor 4.

186 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi.


Bandung: Alfabeta.
Syafril Ramadhan, 2014. Penerapan Model Empat Level Kirkpatrick Dalam
Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur Di Pusdiklat
Migas. Jakarta: Jurnal Pusdiklat Migas ESDM. Volume 06 No. 1
Tan, Kim and Newman, Eric. (2013). The evaluation of sales force training in
retail Organizations: A test of Kirkpatrick’s four level model. International
Journal of Management Vol. 30 No.3 Part 2 June 2013
Tayibnapis, Farida Yusuf. 1989. Evaluasi Program Depdikbud, Dikti.
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Kependidikan, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005.
Wirawan. 2012. EVALUASI: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:
Rajawali Pers.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 187

Anda mungkin juga menyukai