Anda di halaman 1dari 14

Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx


ISSN: xxxx-xxxx

PERAN KEGIATAN PLP 2 DALAM MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PRAKTIK MENGAJAR
DI SMPN 3 COLOMADI KELAS IX

Penulis1, Penulis 2, dan Penulis 3


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1,2,3

Artikel info Abstrak


PLP merupakan proses observasi atau pengamatan, dan praktik atau
Article history: pemagangan yang dilaksanakan mahasiswa yang memiliki peran
Diterima: Tgl, Bln, Thn mempersiapkan sarjana non pendidikan dan sarjana lulusan pendidikan
Revisi: Tgl, Bln, Thn agar terwujud guru profesional. diadakannya studi ini adalah untuk
Diterima: Tgl, Bln, Thn mengetahui bagaimana peran pelaksanaan PLP dalam meningkatkan
keterampilan praktik mengajar di SMPN 3 Colomadi kelas ix.
Pada penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif, prosedur
Kata kunci: Penelitian meliputi membuat instrumen wawancara, pemilihan subyek
penelitian, melakukan wawancara, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.
PLP Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini kata-kata dan tindakan,
Guru Profesional juga studi dokumentasi.
RPP Hasil penelitian ini yakni, peneliti dapat mengidentifikasi pengalaman yang
didapatkan mahasiswa calon guru, proses perencanaan pembelajaran, cara
memahami kepribadian siswa, pemahaman terhadap kurikulum,
penguasaan materi dalam pelaksanaan PLP. Pelaksanaan yang ditemukan
sudah sesuai panduan dan mengikuti gaya PPL. Adapun yang sudah
terlaksana adalah mengenal lingkungan sekolah, kegiatan administrasi
pendidikan, penyusunan silabus, menentukan metode, media dan model
pembelajaran. Adapun saran PLP Kedepan adalah perlunya kelas
microteaching, penambahan waktu dan penguasaan kurikulum.

Corresponding Author:
Nama:
Afiliasi:
E-mail:
Pendahuluan kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
Program Pengenalan Lapangan nasional.
Persekolahan (PLP) merupakan salah satu Program Pengenalan Lapangan
kegiatan kurikuler yang wajib dilaksanakan Persekolahan II dilaksanakan dengan tujuan
oleh mahasiswa FKIP Universitas agar mahasiswa dapat menerapkan kompetensi
Muhammadiyah Surakarta untuk mendapatkan akademik kependidikan dan bidang studi yang
gelar sarjana. Pengenalan Lapangan telah dimiliki. Mahasiswa bertugas untuk
Persekolahan II (PLP II) adalah tahapan kedua membantu guru pamong dalam mengajar dan
dalam Pengenalan Lapangan Persekolahan melakukan praktik mengajar dengan
Program Sarjana. Hal ini sesuai dengan UU terbimbing dan terstruktur. Menurut
Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 di mana Permenristekdikti No. 55 Tahun 2017 tentang
seorang guru wajib memiliki kualifikasi standard pendidikan guru, dan mata kuliah
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, PLP merupakan proses observasi atau
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki pengamatan, dan praktik atau pemagangan
yang dilaksanakan mahasiswa sarjana atau S1

Doi:
2 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

pendidikan supaya dapat mendalami berjalan dengan baik, dan mencapai tujuannya,
komponen-komponen kegiatan belajar maka diperlukan tenaga-tenaga pengajar yang
mengajar dan administrasi tenaga pendidikan memadai, berkualitas dan yang memiliki
dan atau kependidikan di sekolahan. Mata keterampilan mengajar yang tinggi (Usman,
kuliah ini juga merupakan mata kuliah wajib 2011). Dengan demikian sangatlah penting
PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) yang untuk memperhatikan keterampilan guru
memiliki peran mempersiapkan sarjana non sehingga mampu mengembangkan metode-
pendidikan dan sarjana lulusan pendidikan metode pembelajaran terbaru dan terus
agar terwujud guru profesional. diupayakan secara maksimal agar mencapai
Secara sederhana mata kuliah ini adalah tujuan yang diharapkan. Keterampilan
sarana kegiatan belajar mengajar agar dapat mengajar guru sangat penting bagi hasil
menjadikan mahasiswa sarjana berorientasi, belajar siswa karena dengan adanya guru yang
mengamati, studi dan mendalami-komponen- terampil yang mampu mengembangkan
komponen pembelajaran yang meliputi metode-metode pembelajaran terbaru dapat
persiapan kegiatan belajar mengajar, proses membuat siswa akan lebih aktif dan kreatif
kegiatan belajar mengajar, evaluasi proses dan dalam proses pembelajaran.
hasil belajar, pelaporan hasil belajar, Guru mempunyai kedudukan sebagai
pengelolaan pendidikan, kegiatan administrasi tenaga profesional pada jenjang pendidikan
pendidikan, serta hubungan masyarakat dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
(Asrial et al., 2018). Mata kuliah PLP wajib anak usia dini pada jalur pendidikan formal
memiliki tujuan yang tepat, jelas, dan dapat yang diangkat sesuai dengan peraturan
diukur, dengan menyelesaikan mata kuliah ini perundang-undangan. Guru sebagai tenaga
mahasiswa calon guru memiliki pemahaman profesional mengandung arti bahwa pekerjaan
yang komplit tentang semua komponen yang guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang
bersangkutan dengan praktek atau yang mempunyai kualifikasi akademik,
penyelenggaraan pembelajaran (Mahanani, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai
Murtiyasa, & Kom, 2019). dengan persyaratan untuk setiap jenis dan
Selanjutnya, mata kuliah ini juga harus jenjang pendidikan tertentu. Kedudukan guru
dapat menyumbangkan masukan pada sekolah sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
untuk meningkatkan mutu dengan baik dalam meningkatkan martabat dan peran guru
aspek konsep, perencanaan, pelaksanaan, dan sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
penilaian. Komponen-komponen untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru
menyelenggarakan pendidikan yang wajib sebagai agen pembelajaran (learning agent)
diobservasi, dianalisis, di studi, dan maksudnya peran guru antara lain sebagai
dimengerti secara utuh mahasiswa calon guru fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa
(Nurasiah & Supriatno, 2015). pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar
bagi peserta didik (Dewanti, 2012:18).
Sifat mata kuliah PLP sebagai wujud
implementasi riset, pengabdian, dan praktek Konsep James Cooper et al. dan Turney,
lapangan dengan ragam progam yang at al. tentang keterampilan dasar mengajar
bermacam-macam. Tetapi, sasaran secara guru selalu digunakan mempersiapkan calon-
umum yang wajib ditargetkan mahasiswa calon guru di perguruan tinggi baik dalam
calon guru adalah supaya mereka mengerti latihan mengajar di kelas maupun untuk
bahwa sekolah merupakan organisasi yang keperluan praktik lapanggan juga didasari atas
menyelenggarakan pendidikan secara pemahaman behaviorisme ini. Konsep
komprehensif sebagai lembaga pendidikan. keterampilan dasar mengajar guru yang
Agar proses pendidikan di sekolah dapat dimaksud James Cooper adalah:
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

1. Keterampilan menyusun rencana tentang teknis pelaksanaan PPL, pembekalan


pelajaran (instructional planning). keterampilan mengajar (teaching skill),
strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, dan
2. Keterampilan merumuskan tujuan
penyusunan program pembelajaran (silabus
pengajaran (writing instructional
dan RPP). Kegiatan asistensi juga diisi dengan
objectives)
orientasi berupa pendalaman materi
3. Keterampilan menyampaikan bahan matematika tingkat SD, SMP dan SMA.
pelajaran (lesson presesentatio skills). Selain itu, dosen pembimbing juga
4. Keterampilan bertanya (questioning menyampaikan penyesuaian jadwal, persiapan
skills). teknis pelaksanaan PPL, seperti pembagian
materi serta urutan melakukan latihan
5. Keterampilan tentang menyusun konsep mengajar dan hal-hal lain sesuai dengan
persiapan mengajar (teaching concepts). kebutuhan masing-masing kelompok.
6. Keterampilan mengadakan komunikasi PLP adalah wujud dari pengabdian pada
interpersonal (interpersonal masyarakat oleh mahasiswa calon guru.
communication skills). Dengan PLP diharapkan mahasiswa dapat
7. Keterampilan mengelola kelas (classroom memahami persekolahan secara komprehensif.
management) Mengingat PLP adalah program baru dan
berbeda dengan program sebelumnya yaitu
8. Keterampilan mengadakan observasi PPL (Praktek pengalaman lapangan) maka
(observation skills). perlu diadakannya penelitian tentang
9. Keterampilan mengadakan evaluasi pelaksanaan PLP ini disekolah.
(evaluation skills).
Sedangkan konsep keterampilan dasar Kegiatan PLP ini merupakan mata
mengajar guru menurut Turney adalah: kuliah wajib yang ditempuh oleh mahasiswa
1) Keterampilan bertanya (questioning semester 7, yang dilaksanakan pada semester 6
skills). ke semester 7. Syarat mengikuti kegiatannya
yaitu harus lulus dari mata kuliah
2) Keterampilan mengelola kelas dan
microteaching. Program PLP 2 ini bertujuan
menumbuhkan disiplin (classroom
untuk memberikan kesempatan bagi
management and discipline).
mahasiswa untuk melakukan observasi di
3) Keterampilan memberikan stimulus sekolah. Salah satu kegiatan dari PLP 2 ini
secara bervariasi (variability the yaitu melakukan praktik mengajar di kelas dan
stimulus). evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
4) Keterampilan memberikan penguatan terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
(reinforcement skills). (Tokan, 2016:344) Maka dari itu diadakannya studi ini
Kegiatan PPL dibagi menjadi tiga adalah untuk mengetahui bagaimana peran
kegiatan utama, yaitu asistensi, pelaksanaan, pelaksanaan PLP dalam meningkatkan
dan evaluasi. Asistensi dilakukan oleh dosen keterampilan praktik mengajar di SMPN 3
pembimbing masing-masing, dengan materi Colomadi kelas ix.
yang mengacu pada kesepakatan antara
Kajian Teori
pengelola dan dosen pembimbing. Dalam
kegiatan asistensi, dosen pembimbing Guru Profesional
menyampaikan kontrak belajar, penjelasan

Doi:
4 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

Kata guru (Bahasa Indonesia) Howard M. & Donald Mills (dalam


merupakan padanan dari kata "teacher" Nurdin 2022:15) mengatakan bahwa profesi
(Bahasa Inggris), di dalam Webster adalah sebuah jabatan yang memerlukan
Dictionary, kata teacher, bernakna the person kemampuan intelektual khusus (keahlian
who teaches, especially in scholl atau guru khusus) yang diperoleh melalui kegiatan
adalah orang yang mengajar atau mendidik belajar dan pembelajaran serta pelatihan yang
khususnya disekolah (lembaga formal). Guru bertujuan untuk menguasai keterampilan atau
merupakan orang yang bertanggung jawab keahlian dalam melayani atau memberikan
terhadap perkembangan peserta didik dengan advis kepada orang lain, dengan memperoleh
mengupayakan seluruh potensinya baik itu upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
potensi kognitif (knowladge), potensi afekti, Sedangkan Glickman dalam (Ibrahim 2006:5)
maupun potensi psikomotorik. menegasakan bahwa seorang akan bekerja
secara profesional bila mana seorang tersebut
Guru adalah orang yang bekerja dalam
memiliki kemampuan (ability) dan motivasi
bidang pendidikan, pengajaran yang ikut
(motivation) maksudnya adalah seorang akan
bertanggung jawab dalam mendidik dan
bekerja secara profesional bilamana memilki
mengajar membantu anak untuk mencapai
kemampuan kerja yang tinggi dan
kedewasaan. Guru dalam sistem pendidikan
kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan
bertugas menghantarkan peserta didik pada
sebaik-baiknya”.
tujuan pendidikan yang telah di tentukan,
dalam paradigma jawa guru sering diartikan Guru secara “etimologis adalah orang
sebagai orang yang harus gi gugu dan di tiru, yang pekerjaannya (mata pencahariannya),
di gugu berarti di dengar semua perkataan dan profesinya mengajar” sedangkan menurut
ucapannya, ditiru berarti di ikuti atau di UUD 1945 No.14 tahun 2005 tentang guru
contoh setiap tingkah lakunya yang baik. Guru dan dosen Bab I Pasal I ayat menyebabkan
dalam pandangan masyarakat adalah orang bahwa guru adalah pendidikan profesional dan
yang melaksanakan pendidikan di tempat- tugas utamanya adalah mendidik mengajar,
tempat tertentu, tidak terbatas di lembaga membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
pendidikan formal, tetapi juga di masjid, dan mengasuh peserta didik pada pendidikan
moshola, rumah, dsb. anak usia dini jalur pendidik formal, pendidik
dasar dan pendidikan menengah. Dari
Kata “profesional” berasal dari kata
penjelasan diatas bahwa dapat ditarik
profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan
kesimpulan bahwa pengertian guru
yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang,
profesional, adalah orang yang memiliki
selanjutnya kata profesi masuk ke dalam
kemampuan dan keahlian khusus dalam
bahasa Indonesia melalui bahsa Inggris
bidang keguranan sehingga ia mampu
(Profession), atau bahasa Belanda (Profesie),
melakakan tugas dan fungsi sebagai guru
kedua kata Barat ini menerima kata dari
dengan kemampuan maksimal. Atau dengan
bahasa lain, (Profesio), dalam bahasa Latin
kata lain guru profesioanal adalah orang yang
kata Profesio, berarti pengakuan atau
terdidik dan terlatih dengan baik, serta
pernyataan. Sedangkan dalam menjelaskan
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
bahwa profesional adalah “hal-hal yang
bersangkutan dengan profesi, memerlukan Mengingat tugas dan tanggung jawab
kepandaian khusus untuk menjalankannya dan guru yang begitu kompleksnya, maka
mengharuskan adanya pembayaran untuk profesioanl guru ini memerlukan persyaratan
melakukannya. khusus antara lain:
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

a. Menuntut adanya keterampilan yang suatu karakteristik umum dari seseorang yang
berdasarkan konsep dan teori ilmu berhubungan dengan pengetahuan dan
pengetahuan. keterampilan yang diwujudkan melalui
tindakan mengajar atau proses pembelejaran.
b. Menekannan pada suatu keahlian dalam
bidang tertentu sesuai dengan bidang Pembelajaran juga dapat dikatakan
profesinya. sebagai proses transfer informasi dari pengajar
kepada peserta didik. Pengajar harus dapat
c. Menuntut adanya tingkat pendidik
memodifikasi suatu informasi sehingga dapat
keguruan memadai. diterima oleh siswa secara tepat dan
d. Adanya kepekaan terhadap dampak meyeluruh. Kemampuan guru dalam
kemasyarakatan dari pekerjaan yang menyampaikan informasi dalam proses
dilaksanakan. pembelajaran ini merupakan hal yang tidak
e. Memungkinkan perkembangan sejalan mudah. Guru perlu memiliki keterampilan
dengan dinamika kehidupan. mengajar yang mempuni sehingga siswa dapat
belajar dan terlibat (engage) dan tujuan
Selain persyaratan tersebut, hal-hal
pembelajaran tercapai.
persyaratan yang harus dipenuhi dalam suatu
keprofesian guru adalah: Keterampilan mengajar pada dasarnya
a) Memiliki kode etik sebagai acuan dalam adalah berupa bentuk-bentuk perilaku yang
melaksanakan tugas dan fungsinya. bersifat khusus yang harus dimiliki oleh
b) Memiliki klien/objek layanan yang tetap seorang guru sebagai cara dalam
pengembangan untuk melaksanakan tugas-
seperti, dokter dengan pasiennya, guru
tugas mengajarnya secara terencana dan
dengan muridnya. profesional. Keterampilan mengajar
c) Diakui oleh masyarakat karena memang merupakan kemampuan yang dapat dipelajari
dipekuk kasihnya dimasyarakat. serta diterapkan oleh setiap guru. Dalam
d) Memiliki kemampuan dasar (basic skill), keterampilan mengajar guru terdiri dari 8
e) Menguasai keterampilan dengan keterampilan mengajar yang sangat berperan
menggunakan media seperti computer, dan menentukan kualitas pembelajaran, di
antaranya (Usman, 2007):
f) Menguasai keterampilan berkomunikasi
dengan bahasa asing 1. Keterampilan membuka dan menutup
g) Menguasai keterampilan menejerial dan pelajaran
kepemimpinan. Membuka kelas ibarat pesawat yang akan
lepas landas sedangkan menutup kelas ibarat
Keterampilan Mengajar pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu
guru perlu mempersiapkan bagian membukan
Menurut Aunurrahman (2013)
dan menutup kelas dengan sangat baik.
Keterampilan mengajar adalah seperangkat
Peranan guru dalam pembukaan kelas dan
kemampuan atau kecakapan. Keterampilan
penutupan berpengaruh pada ingatan materi
dapat diartikan sebagai suatu keahlian
siswa.
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan
Membuka pelajaran (set induction) ialah
bidang tertentu. Bagi guru, keterampilan yang
usaha atau kegiatan yang dilakukan guru
dimaksud adalah ahli melakukan tugas
untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mengajar. Keterampilan merupakan
mental maupun perhatian terpusat pada apa
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki.
yang akan dipelajari. Komponen membukan
Sedangkan keterampilan mengajar merupakan

Doi:
6 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

kelas meliputi: menarik perhatian, Pada jenjang pendidikan dasar,


membangkitkan motivasi, dan apersepsi. memberikan penguatan harus dilakukan
Sebagai contoh guru membuka kelas dengan sesering mungkin. Penguatan (reinforcement)
membawa box tertutup yang isinya adalah segala bentuk respons, baik bersifat
dirahasiakan, dengan menggerakkan dan verbal maupun nonverbal. Penguatan
sambil bertaya “Siapa yang tahu isi box ini?”. bertujuan untuk memberikan umpan balik
Kondisi ini akan sangat menarik perhatian (feedback) kepada siswa atas perbuatanya
peserta didik sehingga guru dapat dengan sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan
mudah melanjutkan pada bagian inti terbagi atas penguatan positif dan penguatan
pembelajaran. negatif. Penguatan positif bertujuan untuk
Menutup pelajaran (closure) ialah mempertahankan dan memelihara perilaku
kegiatan yang dilakukan guru untuk positif siswa sedangkan penguatan negatif
mengakhiri proes KBM. Ibarat mendaratkan penguatan untuk menghentikan atau
pesawat, bagian penutup juga perlu menurunkan perilaku siswa yang tidak
dipersiapkan dengan baik, tidak tergesa-gesa menyenangkan.
atau mendadak ditutup. Komponen-komponen Penguatan positif untuk siswa SD seperti
dalam menutup kelas seperti: merangkum memberikan pujian, penghargaan dan
kelas, menyampaikan rencana pembelajaran persetujuan atas perilakunya. Seringkali
berikutnya, berikan pertanyaan yang penguatan juga dapat ditunjukkan dari
membangkitkan rasa ingin tahu untuk ekspresi guru, mengajungkan jempol,
mempelajari materi berikutnya, dan diakhri tersenyum, penguatan dengan sentuhan
dengan doa. Guru harus menutup (mengusap kepala, menepuk pundak atau
pembelajaran dengan semangat dan dapat melakukan tos). Penguatan yang diberikan
memberikan pematik sebagai sesuatu yang secara konsisten dapat menumbuhkan
dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari. motivasi siswa untuk belajar.
2. Keterampilan bertanya, 4. Keterampilan mengadakan variasi
Dengan bertanya, seorang guru minta stimulus,
penjelasan dan untuk mengetahui sesuatu. Variasi dalam konteks belajar mengajar
Dalam proses pembelajaran bertanya berperan merujuk pada Tindakan guru yang disengaja
penting karena pertanyaan guru dapat atau secara spontan dengan tujuan untuk
menstimulus dan mendorong siswa untuk mengikat perhatian siswa selama
berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus
dapat meningkatkan partisipasi dan dapat mengurangi kebosanan siswa dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar kembali menarik perhatiannya pada
mengajar. pembelajaran.
Oleh karena itu guru wajib dan melatih Bentuk variasi stimulus dalam
keterampilan bertanya pada pembelajaran. pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher
Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order voice), pemusatan perhatian siswa (focusing),
Thinking Skills) Siswa pertanyaan yang kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence),
diberikan harus mendalam, mendorong siswa kontak pandang dan gerak (eyes contact and
menemukan alasan dan melahirkan gagasan- movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi
gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi wajah guru, perpindahan posisi guru dalam
siswa. kelas dan juga variasi penggunaan media dan
3. Keterampilan memberikan penguatan, alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru
menggunakan yel-yel, misalnya: guru berkata
“eyes on me” murid menjawab “eyes on you”
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

atau dengan bertepuk tangan dan sebagainya 7. Keterampilan mengelola kelas


sehingga siswa tetap dapat terlibat dan Keterampilan mengelola kelas menjadi
mengikuti proses pembelajaran dengan baik hal yang penting dimiliki guru agar suasana
5. Keterampilan menjelaskan, belajar mengajar dapat menunjang efektifitas
pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam
Keterampilan menjelaskan adalah suatu
melaksanakan keterampilan mengelola kelas,
keterampilan menyajikan informasi yang
guru perlu memperhatikan komponen
terorganisir secara sistematis sebagai
keterampilan yang berhubungan dengan
kesatuan yang berarti sehingga peserta didik
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
dapat memahami dengan mudah. Guru perlu
yang optimal (bersifat prefentip seperti:
memahami prinsip-prinsip menjelaskan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif
seperti: a) penjelasan harus sesuai dengan
dan mengendalikan pelajaran) dan
karakteristik peserta didik; b) penjelasan
keterampilan yang bersifat represif, yaitu
harus diselingi dengan tanya jawab dengan
keterampilan yang berkaitan dengan respons
tetap memperhatikan tujuan pembelajaran;
guru terhadap gangguan siswa yang
dan c) penjelasan harus disertai dengan
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
contoh yang konkrit, dihubungkan dengan
mengadakan tindakan remedial untuk
kehidupan sehari-hari dan bermakna.
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
6. Keterampilan membimbing diskusi
8. Keterampilan mengajar individu
kelompok kecil,
Keterampilan mengajar individu di
Diskusi kelompok merupakan salah satu
variasi kegiatan pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang
berjalan baik dapat meningkatkan kreativitas
dan keterampilan berpikir. Diskusi merupakan
strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan masalah
melalui proses yang memberi kesempatan sekolah dasar sering kali dilakukan karena
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih kebutuhan scaffolding dan pendampingan
bersikap positif pada perbedaan pendapat dan belajar. Hal ini biasanya dialami siswa dengan
membangun kerja sama kelompok. kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam
Guru dapat mempersiapkan kelompok pelajaran. Hal yang penting dalam
kecil diskusi yang terdiri atas 2-4 orang. pembelajaran individu ini, guru harus
Pembagian anggota kelompok terdiri atas meningkatkan kompetensi sosial dan
siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan kompentensi kepribadian. Karena dalam
rendah atau mengelompokkan siswa situasi pembelajaran individu dibutuhkan
berkemampuan tinggi dengan tinggi, rendah komunikasi dan hubugan yang akrab sehingga
dengan rendah dan sedang dengan sendang. siswa nyaman belajar.
Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. disimpulkan bahwa seorang guru harus
Guru perlu mempersiapkan materi pelajaran menguasai berbagai keterampilan mengajar
dengan sebaik-baiknya sehingga diskusi untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.
memberi manfaat bagi peserta didik. Dengan menguasai keterampilan dasar
mengajar, diharapkan juga guru dapat
melaksanakan tugasnya sebagai guru yang
profesional dalam mengembangkan potensi

Doi:
8 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

peserta didik agar tercapainya tujuan deskriptif kualitatif disini cukup rumit ialah
pendidikan. langsung menjadi alat penjaring data itu
sendiri dalam penelitian. Instrumen utama
dalam studi ini adalah pedoman wawancara.
Metode Maka dari itu peneliti berperan langsung
Pada penelitian ini menggunakan jenis dalam merencanakan, melaksanakan
deskriptif kualitatif. Penelitian Deskriptif pengumpulan data, menganalisis, menafsirkan
kualitatif merupakan Penelitian yang data, dan akhirnya melaporkan hasil dan
menjelaskan uraian atau gambaran terhadap pembahasan serta kesimpulan untuk
suatu obyek atau kejadian sedalam mungkin diinterpretasikan. Data wawancara (kualitatif)
yang tidak ada intervensi terhadap kejadian dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
atau obyek yang diteliti (Moleong, 2017). Hal teknis analisis yang mengacu pada pendapat
yang dideskripsikan untuk riset ini ialah Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015) yang
pelaksanaan PLP di SMP Negeri 3 Colomadi. meliputi mengumpulkan data dan menyeleksi
Wawancara dalam penelitian ini bertujuan data (reduksi data), memaparkan data dan (3)
untuk mengungkapkan gambaran proses penarikan kesimpulan.
pelaksanaan PLP di SMP Negeri 3 Colomadi. Menurut Moleong (2017) untuk
Prosedur Penelitian meliputi membuat menetapkan keabsahan data, dibutuhkan cara
instrumen wawancara, pemilihan subyek pengoreksian. Teknik pengoreksian keabahan
penelitian, melakukan wawancara, reduksi (trustworthiness) dilakukan menggunakan
data, dan penarikan kesimpulan. derajat kepercayaan (credibility). Agar
Gambar 1. Prosedur Penelitian
penelitian ini dapat dipertangungjwabkan,
peneliti melakukan langkah-langkah meliputi:
Sumber data utama dalam penelitian (1) Melakukan triangulasi waktu dan triangasi
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, sumber. Triangulasi waktu yaitu dengan
selebihnya adalah data tambahan seperti melakukan pengulangan wawancara.
dokumen dan lain- lain. Sumber data dan Triangulasi waktu dilakukan dengan tujuan
sekaligus subjek penelitian ini ialah untuk mencari kesesuaian data. Triangulasi
mahasiswa calon guru yang melakukan sumber yaitu dengan melaksanakan interview
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di pada tiga sumber yang berbeda. Tujuannya
SMP Negeri 3 Colomadi. Teknik pemilihan adalah supaya data dari ketiga sumber dapat di
subjek penelitian menggunakan teknik cek kebenarannya. (2) melakukan kegiatan
snowball sampling. Snowball sampling pencatatan pada tahap penelitian. Peneliti
merupakan cara penentuan subyek penelitian melaksanakan interpretasi terhadap perhatian
dari sumber satu ke sumber yang lain dan kegiatan yang dikerjakan (3)
untuk saling melengkapi data. Kegiatan ini melaksanakan pencatatan secepatnya saat
dilaksanakan mengingat sumber data dari satu selesai wawancara, supaya tidak terjadi bias.
sumber belum mampu menggambarkan secara (4) melaksanakan cek ulang pada video dan
lengkap sehingga butuh sumber lain untuk hasil penerjemahan interview supaya dapat
melengkapi (Sugiyono, 2015). data yang valid.
Menurut Arikunto (2013), Instrumen
atau Alat Penelitian ialah sarana yang Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan
digunakan oleh penelitian untuk menjaring
data. Moleong (2017) menambahkan bahwa Berdasarkan penelitian di dapat hasil
peneliti berkedudukan dalam penelitian penelitian bahwa (1) pada indikator
pengalaman yang didapatkan mahasiswa calon
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

guru dalam PLP, meliputi pengalaman sekolah agar sesekali memberikan ruang untuk
mengajar, mengelola kelas, pengembangan siswa berekspresi dan merefresh diri. Memberi
silabus, kegiatan administrasi di sekolah baik wadah bagi organisasi sekolah untuk aktif
sebagai tenaga pendidik maupun tenaga melakukan kegiatan-kegiatan yang memberi
kependidikan, dan dapat memahami dampak positif..
karakteristik siswa. (2) Pada indikator Hasil Wawancara
perencanaan pembelajaran mahasiswa calon
Pengalaman yang didapatkan mahasiswa
guru dalam pelaksanaan PLP, menyusun
silabus dan Rencana Pelaksanaan calon guru dalam PLP meliputi pengalaman
Pembelajaran sendiri kemudian dikoreksi oleh mengajar, mengelola kelas, pengembangan
guru pamong, begitu pun dalam silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
mempersiapkan model pembelajaran, media (RPP), kegiatan administrasi di sekolah baik
dan persiapan lainnya. (3) Pada indikator
sebagai tenaga pendidik maupun tenaga
memahami kepribadian siswa mahasiswa
calon guru dalam PLP, mereka dapat kependidikan, dan dapat memahami
memahami karakter peserta didik kemudian karakteristik siswa.
mereka mengambil tindakan dengan
mengkodisikan kelas supaya tidak terjadi Peneliti: Berapa kali anda mengajar dikelas?
keributan yang dapat mengganggu Kemudian untuk penguasaan materi pelajaran,
pembelajaran. (4) Pada indikator dalam apakah belajar dulu, atau melihat guru
pemahaman terhadap kurikulum mahasiswa pamong, atau praktek langsung?
calon guru terlihat sudah memahami dengan Mahasiswa: Mengajar di kelas selama 5 kali (4
baik tentang kurikulum, Hal ini dikarenakan kali praktik percobaan dan 1 kalian praktik
pemahaman konsep tentang kurikulum ketika ujian (penialaian dari guru pamong). Untuk
kuliah dan ketika praktek PLP dapat dilakukan penguasaan materi pelajaran, tentunya belajar
secara maksimal karena mendapatkan terlebih dahulu dari panduan buku pegangan
bimbingan dari guru pamong. Mereka siswa dan sumber lain (internet), serta
mengembangkan sendiri pemahaman mereka melakukan praktik mengajar langsung.
terhadap kurikulum. (5) Pada indikator dalam Sebelum melakukan praktik mengajar, terlebih
hal penguasaan materi dalam mengajar dahulu melihat guru pamong mengajar di
mahasiswa calon guru belajar terlebih dahulu kelas.
sebelum mengajar, misalnya materi
pembelahan sel, pertumbuhan dan Peneliti: Apakah dibimbing dalam pembuatan
perkembangan, sistem pencernaan, jaringan program tahunan atau semesteran? Alasannya?
hewan dan jaringan tumbuhan. Karena dalam Mahasiswa: Saya dibimbing oleh guru
pelaksanaan PLP di SMP Negeri 3 Colomadi pamong dalam pembuatan program tahunan
ini masih seperti PPL maka kesempatan dan program semester. Karena, prota dan
mahasiswa PLP untuk praktek mengajar cukup promes merupakan bagian dari administrasi
lama yaitu selama 3 bulan. Pada minggu pembelajaran yang menjadi dasar untuk
pertama mereka melihat guru pamong susunan administrasi. Tujuan pembuatan
mengajar terlebih dahulu baru minggu promes yaitu sebagai gambaran bagaimana
selanjutnya mereka mempraktekkan sendiri kegiatan belajar dilaksanakan selama satu
atau mengajar sendiri di kelas. (6) Pada semester kedepan. Baik prota maupun promes
indikator masukan untuk pelaksanaan PLP di keduanya disusun oleh setiap guru sebagai
SMP Negeri 3 Colomadi adalah mahasiswa acuan dalam rangka optimalisasi, efisiensi dan
calon guru memberikan masukan untuk efektivitas penggunaan waktu belajar efektif

Doi:
10 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

yang ada sehingga semua kompetensi dasar


dapat tercapai dengan baik. Peneliti: Bagaimana cara kamu mengatasi
suasana kelas yang tidak sesuai dengan
Peneliti: Apakah diajarkan dalam menghitung harapan? Contohnya ribut, tidak kondusif, dan
jam efektif?  lain-lain!
Mahasiswa: Dalam menghitung jam efektif Mahasiswa: Mengatasi siswa yang ribut dan
diajarkan oleh guru pamong kepada saya. ramai sendiri saat pembelajaran berlangsung
Karena, gunanya untuk mengetahui jam dapat dilakukan dengan membuat kesepakatan
pelajaran yang efektif yang digunakan yang jelas bersama dengan siswa. Jika
pedoman guru dalam mengajar. Kemampuan kesepakatan sudah dibuat, guru harus
untuk mengatur waktu secara efektif memang konsisten dan menunjukkan pada siswa bahwa
sangat penting. Dengan adanya manajemen kesepakatan harus dipatuhi oleh semua siswa
waktu yang tepat, kegiatan belajar akan dan juga guru. Biasanya kesepakatan dibuat di
mengarah ke jenjang yang lebih positif serta awal pembelajaran. Ketika saat pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa sudah di tegur namun masih ribut, saya
siswa. akan diam sampai benar-benar suasana kelas
tenang. 
Peneliti: Lalu dalam pemahaman kurikulum,
apa yang kamu dapatkan?  Peneliti: Dalam memahami peserta didik, apa
Mahasiswa: Disini saya mendapatkan hal-hal yang kamu dapatkan?
baru terkait kurikulum 2013 yang dipakai Mahasiswa: Yang saya dapatkan dari
dalam pembelajaran kelas IX. Kurikulum memahami siswa yaitu, saya bisa lebih selektif
2013 ini juga bertujuan untuk mendorong dalam memahami karakter siswa ketika
siswa agar mampu lebih baik dalam pembelajaran berlangsung. Saya juga dapat
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengetahui mana siswa yang cerdas dan
mengomunikasikan (mempresentasikan) yang kurang cerdas, mana siswa yang rajin dan
mereka peroleh atau mereka ketahui setelah kurang rajin. Serta mengetahui seberapa
menerima materi pembelajaran di sekolah. penting pembelajaran bagi siswa tersebut.
Peneliti: Bagaimana pemahaman kamu
terhadap siswa? Peneliti: Apakah pelaksanaan PLP 2 yang
Mahasiswa: Pemahaman saya terhadap siswa dilakukan sudah sesuai dengan panduan?
yaitu saya bisa mengetahui karakteristik siswa. Mahasiswa: PLP 2 yang dilaksanakan sudah
Karakteristik siswa adalah kemauan, minat sesuai panduan, karena ketika akan melakukan
dan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. kegiatan terlebih dahulu memahami isi
Setiap siswa punya karakteristiknya masing- panduannya. Tentunya agar kegiatan yang
masing. Memahami karakteristik siswa adalah akan dilaksanakan mendapatkan hasil yang
hal yang penting bagi saya sebagai calon guru. baik.
Sebab, hal ini sangat mempengaruhi proses
pembelajaran di kelas nantinya. Maka dari itu, Peneliti: Saran untuk PLP 2?
saya harus paham betul terhadap karakter- Mahasiswa: Saran untuk sekolah agar sesekali
karakter siswa yang akan saya bimbing saat memberikan ruang untuk siswa berekspresi
pembelajaran nantinya. Dengan hal tersebut dan merefresh diri. Memberi wadah bagi
akan memudahkan saya dalam melakukan organisasi sekolah untuk aktif melakukan
tugas pada saat pembelajaran berlangsung. kegiatan-kegiatan yang memberi dampak
Selain itu, dapat mengatasi hambatan- positif. Contohnya pada saat acara HUT RI
hambatan saat pembelajaran berlangsung. bisa mengadakan acara seperti lomba-lomba
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

atau acara yang bisa menjadi ajang refresh menganalisis hasil belajar, melaporkan hasil
pikiran untuk para siswa. Lalu saran untuk belajar biologi, dan hubungan masyarakat
pihak PLP 2 selanjutnya membebaskan dengan pendidikan dan pemerintah belum
mahasiswa memilih sekolah atau tempat PLP
sendiri, namun perijinan tetap dibantu oleh terlaksana dengan baik. Evaluasi learning
pihak penyelenggara PLP 2. Selain itu, outcome (hasil pembelajaran biologi)
pelaksanaan pembekalan PLP 2 harus lebih merupakan hal yang wajib dilakukan oleh
jelas lagi. Terakhir, agar menjalin koordinasi guru biologi untuk mengukur keberhasilan
yang intensif antara pihak penyelenggara PLP tujuan pembelajaran yang direncanakan
2 (universitas), dosen pembimbing lapangan,
dan koordinator sekolah, serta mahasiswa. (Sadikin et. al, 2018).

Pembahasan Hubungan masyarakat dengan pendidikan


Berdasarkan wawancara ini tampak jelas dan pemerintah merupakan hal penting untuk
bahwa pengalaman PLP yang didapat oleh mendukung kualitas pendidikan. Dalam
mahasiswa masih seperti PPL yaitu mengajar, indikator perencanaan pembelajaran
mengelola kelas, pengembangan silabus, dan mahasiswa calon guru dalam pelaksanaan PLP
kegiatan administrasi guru. Mahasiswa dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan
kegiatan ini mengamati proses pembelajaran Pembelajaran sendiri kemudian dikoreksi
dan administrasi, melakukan studi dan oleh guru pamong, begitu pun dalam
mendalami komponen-komponen mempersiapan model pembelajaran, media dan
pembelajaran, dan hubungan masyarakat. persiapan lainnya.

Sebab mata kuliah ini adalah sarana Pada tahap persiapan pembelajaran sudah
kegiatan belajar mengajar supaya dapat sesuai dengan panduan PLP dimana
menjadikan mahasiswa sarjana berorientasi, mahasiswa membuat Silabus, menentukan
mengamati, studi dan mendalami komponen- model, metode, dan mempersiapkan media
komponen pembelajaran yang meliputi pembelajaran biologi, setelah mengenal,
persiapan kegiatan belajar mengajar, proses mengobservasi, mempelajari dan
kegiatan belajar mengajar, evaluasi proses dan menganalisis. Seiring dengan sasaran PLP
hasil belajar, pelaporan hasil belajar, ialah mewujudkan mahasiswa calon guru
pengelolaan pendidikan, kegiatan administrasi berorientasi, mengamati, memahami, dan
pendidikan, serta hubungan masyarakat (Asrial mendalami komponen pendidikan (Asrial et
et al., 2018). Sedangkan pelaksanaan PLP di al., 2018). Namun sebaiknya ada contoh dulu
SMP Negeri 3 Colomadi ialah merupakan dari Perangkat pembelajaran dari guru pamong
pengalaman mengajar, mengelola kelas, baru di analisis dan dikembangkan oleh
pengembangan silabus, kegiatan administrasi mahasiswa. Analisis pengembangan
di sekolah baik sebagai tenaga pendidik perencanaan perlu untuk memperbaiki kualitas
maupun tenaga kependidikan, dan dapat pembelajaran biologi (Siburian et al, 2019).
memahami karakteristik siswa. Sedangkan Persiapan pembelajaran yang matang akan
evaluasi proses dan hasil belajar biologi, mengantisipasi kegagalan dalam mencapai

Doi:
12 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

tujuan pembelajaran (Oktarin, Auliandari, & informasi dan humanis (Muhaimin et al.,
W., 2018). 2019).
Pada indikator memahami kepribadian Pada indikator penguasaan materi biologi
siswa mahasiswa PLP sudah melakukannya mahasiswa PLP cukup baik. Dengan
dengan baik. Memahami kepribadian siswa penguasaan materi biologi yang kurang akan
penting untuk dilakukan sebab setiap siswa sangat sulit dalam menyelenggarakan
memiliki kepribadian yang berbeda, minat, pembelajaran dikelas. Dengan penguasaan
bakat, dan tipe belajar siswa. Ada yang materi biologi barulah seorang guru
berkepribadian tipe phlegmatis, koleris, mendesain metode dan media apa yang cocok
sanguinis dan melankolis. Siswa dengan tipe untuk menyampaikan materi tersebut (Sadikin,
phlegmatis adalah siswa dengan kepribadian 2017). Dengan model pembelajaran akan
tenang, pendiam dan menutup diri atau meningkatlah hasil belajar siswa dengan
introvert. Sedangkan siswa dengan tipe catatan guru biologi menguasai materi biologi
kholeris adalah siswa dengan kepribadian (Mansur & Loli, 2019). Dengan pemahaman
dominan, berani mengungkapkan perasaannya, kurikulum yang tepat guru akan mudah
optimis, ekstrovert (terbuka) dan keras, tipe mengimplementasikan kompetensi apa yang
sanguinis adalah siswa dengan kepribadian ingin diintegrasikan dalam kurikulum
periang, ekstrovert, mudah memulai sesuatu (Apriana, 2019).
tetapi mudah meninggalkannya, kurang Ada tiga hal utama yang menjadi
optimis dan butuh dukungan, sementara tipe kekurangan PLP di SMP Negeri 3 Colomadi
melancholis adalah tipe kepribadian dengan yaitu kurangnya waktu, tidak adanya
ciri khas fokus belajar tinggi, penuh microteaching dan pemantapan pemahaman
perencanaan, teliti namun mudah kecewa, kurikulum. Sesuai dengan sasaran PLP ialah
introvert, dan pemikir. Maka dari itu butuh mewujudkan mahasiswa calon guru
ketrampilan guru untuk memahami berorientasi, mengamati, memahami dan
karakteristik siswa. mendalami komponen-komponen pendidikan
Pada indikator memahami kurikulum (Asrial et al., 2018). Pelatihan microteaching
mahasiswa PLP kurang dalam hal ini. Bagi sangat penting bagi calon guru untuk melatih
seorang guru biologi memahami kurikulum ketrampilan mengajar, melatih percaya diri,
adalah suatu kewajiban, karena merupakan dan mengurangi kecemasan di kelas saat
kompetensi pdagogik yang harus dikuasai, praktek (Rahayu & Mertha, 2017). Semakin
dengan memahami desain instruksional, lama calon guru berlatih dan menerapkan
silabus, RPP, metode, program tahuanan, dan pengajaran akan semakin mahir dan akan
program semester menjadi acuan untuk menjadi ketrampilan reflektif (Stahl, Sharplin,
mencapai tujuan kurikulum tersebut (Wibowo & Kehrwald, 2018). Bahkan guru dapat
& Sadikin, 2019). Apalagi sekarang dilatih untuk memodifikasi model
kurikulum lebih kepada revolusi industri 4.0 pembelajaran, misalnya siswa yang biasa
yang mengedepannkan basis data, teknologi diberikan asimilasi di rumah sekarang dibalik
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

asimilasi di kelas dan akomodasi dirumah Aunurrahman. (2013). Belajar dan


(Yoshida, 2016). Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Simpulan Dewanti, S. S. (2012). Analisis Kesiapan


Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa proses Matematika Sebagai Calon Pendidik
pelaksanaan PLP di SMP Negeri 3 Colomadi Profesional. Prosiding Seminar Nasional
sudah maksimal. Terlihat pelaksanaan yang Pendidikan Matematika Tahun 2012.
sudah sesuai panduan dan mengikuti gaya Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PPL. Adapun yang sudah terlaksana adalah Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme
mengenal lingkungan sekolah, kegiatan Guru Sekolah Dasar, Bumi Aksara,
administrasi pendidikan, penyusunan silabus, Jakarta, 2006.h. 5
menentukan metode, media dan model Mahanani, N. S., Murtiyasa, B., & Kom, M.
pembelajaran, namun contoh dari guru (2019). Analisis Kesiapan Mahasiswa
pamong tidak ada. Kegiatan penilaian, analisis Program Studi Pendidikan Matematika
nilai, penentuan jam efektif, program tahunan Universitas Muhammadiyah Surakarta
dan program semester tidak diajarkan. Dalam Melaksanakan Program PLP II
Tahun 2018 (Universita). Surakarta.
Menjadi masukan PLP Kedepan adalah
perlunya kelas microteaching, penambahan Mansur, S., & Loli, M. P. P. (2019). Upaya
waktu dan penguasaan kurikulum. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
Vii Dengan Model Guide Note Taking di
SMP San Karlos Habi. Biosfer: Jurnal
Daftar Pustaka Tadris Biologi, 10(1), 21–28.
Abudin Nata.Filsafat Pendidikan Islam. Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian
Jakarta: Logos Wacana Ilmu.1997. h.62 kualitatif (Revisi). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas
Pembelajaran Melalui dimensi Muhaimin, M., Habibi, A., Mukminin, A.,
Profesionalisme Guru, Bandung: Yrama Saudagar, F., Pratama, R., Wahyuni, S., &
Yudha, 2015, h.2. Indrayana, B. (2019). A Sequential
Explanatory Investigation of TPACK:
Apriana, E. (2019). Pengintegrasian
Indonesian Science Teachers’ Survey and
Konsepbiokonservasidalam Pembelajaran
Perspective. Journal of Technology and
Biologi Sebagai Upaya Menumbuhkan
Science Education, 9(3), 269–281.
Literasi Dan Kesadaran Lingkungan Di
https://doi.org/https://doi.org/https://doi.or
Kalangan Siswa. Jurnal Serambi Ilmu,
g/10.3 926/jotse.662
13(1), 1–6.
Nurasiah, P., & Supriatno, B. (2015). Analisis
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian atau
Kinerja Mengajar Calon Guru Biologi
pendekatan praktik. Cet XV.
pada Kegiatan Pembelajaran Biologi di
Asrial, Syahrial, Hariyanto, I. S. W., Ali, R. SMA Negeri Kota Bandung. In Prosiding
M., Setiono, P., Budiono, H., … Ewigia, Simposium Nasional Inovasi dan Pem-
W. A. (2018). Buku Panduang Pengenalan Belajaran Sains, 485–488.
Lapangan Persekolahan (PLP) (revisi ke-)
Oktarin, S., Auliandari, L., & W., T. F. (2018).
(FKIP Unive). Jambi.
Analisis Kemandirian Belajar Siswa pada

Doi:
14 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA Tokan, P. R. I. (2016). Manajemen Penelitian


YKPP Pendopo. BIOEDUSCIENCE, Guru. Jakarta: Gramedia Widiasarana
2(2), 104–115. Usman, U. (2007). Upaya Optimalisasi
https://doi.org/https://doi.org/https://doi.or Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT
g/10.2 9405/j.bes/22104-1152493 Remaja Rosdakarya.
Rahayu, S., & Mertha, I. G. (2017). Usman, U. (2011). Menjadi guru profesional
Pengembangan Bahan Ajar Micro jakarta: rosdakarya. UU RI No. 20 th.
Teaching Untuk Melatih Kompetensi (2003). Tentang Sistem Pendidikan
Pedagogik Calon Guru. Jurnal Pendidikan Nasional dan penjelasannya. Bandung:
Fisika Dan Teknologi, 3(2), 232– 238. Citra Umbara.
Sadikin, A. (2017). Pengaruh penerapan Usman, A. A., & Maruf, M. (2017). Analisis
strategi pembelajaran Rotating Trio Pelaksanaan Pembelajaran Dalam
Exchange terhadap hasil belajar mata Program Praktek Lapangan II Mahasiswa
kuliah Dasar-Dasar dan Proses Pendidikan Fisika STKIP Kie Raha
Pembelajaran Biologi. BIODIK, 3(2), 73– Ternate. Journal of Physics Education,
80. 1(2), 109–120.
Sadikin, A., Saudagar, F., & Muslim, F. Wibowo, Y. G., & Sadikin, A. (2019). Biology
(2018). Development of the Biology in the 21st-Century: Transformation in
Textbook of Process Evaluation and biology science and education in
Learning Outcome for Students in Biology supporting the sustainable development
Education, University of Jambi. BIODIK, goals. Jurnal Pendidikan Biologi
4(2), 83–94 Indonesia, 5(2).
Siburian, J., Corebima, A. D., Ibrohim, I., & Yoshida, H. (2016). Perceived Usefulness of
Saptasari, M. (2019). Analisis Validitas “Flipped Learning” on Instructional
Hasil Pengembangan Perangkat Design for Elementary and Secondary
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Education: With Focus on Pre-service
Lingkungan Berstrategi Inkuiri dan Teacher Education. International Journal
Instrumen Tes Kemampuan Berpikir of Information and Education Technology,
Kritis, Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar 6(6), 430–434.
Kognitif Mahasiswa. BIODIK, 5(1), 31– https://doi.org/https://doi.org/10.7763/IJIE
47. T.201 6.V6.727
Stahl, G., Sharplin, E., & Kehrwald, B. (2018). Permenristekdikti No. 55 Tahun 2017 tentang
Real-Time Coaching and Pre-Service standard pendidikan guru, dan mata kuliah
Teacher Education. Australia. Springer. PLP
https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978- UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005
981- 10-6397-8
Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian
kombinasi (mixed methods). Bandung:
Alfabeta.
Syafrudin Nurdin, M. Basyirudin Usman,
Guru Profesional Dan Implementasi
Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta, 2002.h.
15-16

Anda mungkin juga menyukai