Makalah Tindak Pidana Penyelundupan Barang Ekspor Dan Impor
Makalah Tindak Pidana Penyelundupan Barang Ekspor Dan Impor
Disusun Oleh:
KELOMPOK ......(>>>>>)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Tindak Pidana Penyelundupan
Barang Ekspor dan Impor di Indonesia sebagai salah satu kegiatan belajar atau kuliah dan
sebagai tugas Mata Kuliah Hukum Ekonoi Dan Bisnis
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
ii
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2
1.4 Metode Penelitian............................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan .....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekspor-Impor...................................................................................4
2.1.1 Pengertian Epor.......................................................................................4
2.1.2 Pengertian Impor.....................................................................................4
2.2 Persyaratan Ekspor-Impor.................................................................................5
2.2.1 Persyaratan Ekspor..................................................................................5
2.2.2 Persyaratan Impor...................................................................................5
2.3 Dokumen Ekspor-Impor.....................................................................................6
2.3.1 Dokumen Ekspor....................................................................................6
2.3.2 Dokumen Impor......................................................................................6
2.4 Pengertian Penyelundupan Barang Ekspor-Impor............................................6
2.5 Jenis-Jenis Penyelundupan Barang Ekspor-Impor............................................7
2.6 Pemeriksaan Barang Ekspor-Impor............................................................................8
2.7 Tata Laksana Ekspor-Impor..............................................................................9
2.8 Perbuatan-Perbuatan yang Termasuk Penyelundupan Barang Ekspor-Impor. 10
2.9 Faktor Penyebab Adanya Upaya Penyelundupan Barang Ekspor-Impor ........12
2.10 Dampak Negatif dari Upaya Penyelundupan Barang Ekspor-Impor..............12
2.11 Kasus Penyelundupan Barang Ekspor-Impor yang Ada di Indonesia.............12
2.12 Peraturan Perundangan Tindak Pidana Penyelundupan..................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekspor-Impor
3
2.1.1 Pengertian Epor
Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara yang
sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan
internasional.
Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual barang atau jasa ke
negara lain. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia ekspor diartikan sebagai proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya
dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk
mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara
lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional, lawannya adalah impor.
Sedangkan pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari
barang dari dalam negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean),
barang bekas atau baru.
1. Surat Ijin Usaha (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen
Perindustrian dan Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag), atau ;
2. Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah Non
Tehnis lainnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, dan ;
3. Tanda Daftar Perusahaan yang dikeluarkan oleh Kanwil Deperindag tingkat Propinsi.
2. Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Deperindag menerbitkan
API (Angka Pengenal Impor)
5
2.3 Dokumen Ekspor-Impor
2.3.1 Dokumen Ekspor
Dokumen ekspor :
1. Dokumen Utama :
2. Dokumen Pelengkap :
2. Penyelundupan Adminitrasi
Penyelundupan administrasi adalah setiap kegiatan memasukkan atau
mengeluarkan barang yang ada dokumennya tetapi tidak sesuai jumlah/jenis atau
harga barang yang ada di dalamnya.
Yang dimaksud dengan penyelundupan administrasi adalah yang diatur
dalam Pasal 25 ayat (II)c OB yaitu “Memberitahukan salah tentang jumlah, jenis atau
harga barang-barang dalam pemberitahuan-pemberitahuan impor, penyimpanan
dalam entreport, pengiriman ke dalam atau ke laur daerah pabean atau
pembongkaran atau dalam sesuatu pemberitahuan tidak menyebutkan barang-barang
yang dikemas dengan barang-barang lain.
Jika barang-barang tersebut masih di daerah pabean, dikategorikan sebagai
penyelundupa administrasi, karena yang tidak sesuai adalah jumlah, jenis, atau harga
barang yang dilaporkan, dan masih ada kemungkinan untuk melunasi secara utuh
kewajiban-kewajiban membayar. Tetapi jika telah ada dipelabuhan, maka
dikategorikan sebagai penyelundupan fisik sebagaimana diatur dalam Pasal 26b OB.
Cukai DJBC adalah melakukan pemeriksaan barang. Kegiatan ini sangat penting karena
setiap barangyang akan masuk dan/atau masuk ke dan/atau keluar daerah pabean haruslah
sesuaidengan kondisi barangnya dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Selengkapnya
tujuan pemeriksaan barang adalah sebagai berikut:
1. Mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas (misdescription),
2. Mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported),
3. Mencegah kesalahan jumlah dan jenis barang,
4. Mencegah kesalahan pemberitahuan asal barang,
5. Mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan,
6. Menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar.
8
2.7 Tata Laksana Ekspor-Impor
1. Tata Laksana Ekspor
Umumnya tata laksana ekspor berlaku secara temporer, artinya dapat selalu
berubah sesuai dengan kenyataan dalam masyarakat dan kebijaksanaan Pemerintah.
Pada dasarnya barang-barang ekspor dibebaskan dari pemeriksanaan duane. Barang-
barang ekspor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Barang bebas ekspor;
b) Barang yang ekspornya dikendalikan;
c) Barang yang dikenakan pajak ekspor (PE) dan/atau pajak ekspor tambahan (PET).
Dasar hukum :
1. Undang-undang No.17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang No.10
Tahun 1995 tentang Kepabeanan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 tentang Ketentuan
Kepabeanan di Bidang Ekspor
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 jo. P-
06/BC/2009 jo. P-30/BC/2009 jo. P-27/BC/2010 tentang Tata Laksana
Kepabeanan di Bidang Ekspor
4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-41/BC/2008 tentang
Pemberitahuan Pabean Ekspor
2. Tata Laksana Impor
a. Dasar Hukum
1. UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan
UU Nomor 17 Tahun 2006;
2. Kep. Menkeu No. 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang
Impor, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Kep. Menkeu No.
112/KMK.04/2003;
3. Kep. DJBC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan DJBC No. P-06/BC/2007.
b. Perkecualian Dalam Tata Laksana Impor
Barang-barang impor yang mendapat perkecualian ialah:
1. Barang diplomatik;
9
2. Barang pindahan;
3. Minyak bumi mentah;
4. Bahan peledak dan lain-lain;
5. Barang-barang impor berdasarkan Pasal 23 )B;
6. Barang-barang hibah;
7. Barang dagangan yang mempunyai nilai f.o.b. (free on board = bebas sampai di
atas kapal) kurang dari US$ 5,00.00. tetapi batas barang-barang tersebut masih
berlaku ketentuan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai).
10
10. Tanpa izin membuka, melepas, atau merusak kunci, segel, atau tanda pengaman
yang telah dipasang oleh Pejabat Bea dan Cukai.
11. Tidak membawa barang impor ke Kantor Pabean tujuan pertama melalui jalur yang
ditetapkan dan kedatangan tersebut tidak diberitahukan oleh pengangkutnya.
12. Pengangkut tidak melaporkan pembongkaran barang impor terlebih dahulu ke
Kantor Pabean terdekat.
13. Jumlah barang yang dibongkar kurang atau lebih banyak dari yang diberitahukan
dalam Pemberitahuan Pabean dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan
tersebut terjadi di luar kemampuannya.
14. Mengeluarkan barang dari Kawasan Pabean sebelum diberikan persetujuan oleh
Pejabat Bea dan Cukai.
15. Pengangkut yang tidak memberitahukan barang yang diangkutnya dengan tujuan ke
luar Daerah Pabean dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean.
16. Barang yang diangkutnya tidak sampai ke tempat tujuan atau jumlah barang setelah
sampai di tempat tujuan tidak sesuai dengan Pemberitahuan Pabean, dan tidak dapat
membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi diluar kemampuannya.
17. Tidak menyerahkan barang untuk diperiksa, membuka sarana pengangkut atau
bagiannya dan tidak membuka setiap bungkusan atau pengemas yang akan
diperiksa oleh pejabat Bea dan Cukai.
18. Tidak memenuhi permintaan Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan
barang ekspor dan impor.
19. Salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dalam Pemberitahuan Pabean
atas barang impor dan ekspor.
Pabean adalah instansi (jawatan, kantor) yang mengawasi, memungut, dan
mengurus bea masuk (impor) dan bea keluar (ekspor), baik melalui darat, laut, maupun
melalui udara. Di Indonesia, instansi yang menjalankan tugas-tugas ini
adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok dan
fungsi Departemen Keuangan Republik Indonesia di bidang kepabeanan dan cukai.
Kepabeanan sendiri berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas
lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea
masuk dan bea keluar. (bea adalah pajak / cukai / biaya / ongkos;---cukai perihal
(urusan) yang berhubungan dengan pajak).
2.9 Faktor Penyebab Adanya Upaya Penyelundupan Barang Ekspor-Impor
11
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya upaya penyelundupan barang dari
dalam negeri ke luar Indonesia atau sebaliknya termasuk komoditi minyak mentah, antara
lain :
1. Karena terjadi perbedaan harga yang mencolok antara harga barang di dalam negeri
dengan produk di luar negeri. Misalnya di Indonesia beli BBM premium selisih Rp
4.000 lebih murah dibandingkan di Timor Leste, mereka tertarik menyelundupkan.
Karakteristik barang yang diselundupkan biasanya karena ada selisih harga yang
tajam.
2. Barang itu dilarang, misalnya seperti yang terjadi di Atapupu (NTT), kalau orang
Timor Leste beli BBM subsidi di Indonesia dilarang, jadi ada saja oknum yang
menyelundupkan.
3. Soal tarif impor/ekspor, makin tinggi tarif impor/ekspor maka semakin berpeluang
suatu barang diselundupkan, misalnya handphone yang tarif impornya tinggi maka
berisiko tinggi diselundupkan ke dalam negeri. Terkait kasus handphone, modusnya
cara pengiriman dengan memisahkan produk handphone dengan kemasannya.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggagalkan penyelundupan biji plastik ilegal seberat
240.750 kilogram dari Arab Saudi. Menurut Kepala Pelaksana Tugas Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Agus Yulianto di kantor Bea dan Cukai, potensi kerugian negara sebesar
Rp 443 juta. Perusahaan pengimpor di Gresik menyalahi aturan penggunaan fasilitas Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Perusahaan itu diduga menjual bahan biji plastik dengan
disamarkan sebagai plastic process clear. Perusahaan itu menjual langsung biji plastik kepada
12
perusahaan lain di Sidoarjo. Seharusnya, setelah diimpor biji plastik itu diolah menjadi barang jadi
sebelum dipasarkan. Sehingga dua perusahaan ini telah menyalahi aturan.
Bea Cukai pun menyita tiga truk pengangkut biji plastik itu di Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya. Perusahaan pengimpor akan dikenai sanksi administratif, denda minimal 100 persen dan
paling banyak 500 persen dari bea masuk dan izin operasi bisa dicabut. Bea Cukai masih
memeriksa kasus ini. Kerugian negara atas kasus itu kemungkinan bertambah banyak.
13
pada dasarnya menerapkan sanksi pidana berupa pidana penjara dan pidana denda yang
merupakan sanksi pidana yang bersifat kumulatif (gabungan), dengan mengutamakan
penerapan sanksi pidana penjara terlebih dahulu dan kemudian diikuti dengan sanksi
pidana denda secara kumulatif. Formulasi penerapan sanksi pidana seperti ini
menunjukkan bahwa pelaku tindak pidana penyelundupan dikenakan sanksi pidana ganda
yang cukup berat, yaitu diterapkan sanksi pidana penjara di satu sisi dan sekaligus juga
dikenakan saksi pidana denda. Namun jika sanksi denda tidak dapat dibayar dengan
subsider Pasal 30 KUHP maka sangat merugikan negara.
Dasar filosofis penerapan sanksi pidana penyelundupan tersebut berbentuk sanksi
pidana kumulatif, karena tindak pidana penyelundupan merupakan bentuk “kejahatan atau
tindak pidana yang merugikan kepentingan penerimaan negara, merusak stabilitas
perekonomian negara atau merusak sendi-sendi perekonomian negara, dan merugikan
potensi penerimaan negara yang diperlukan untuk membiayai pembangunan nasional
dalam rangka mensejahterakan rakyat banyak”. Oleh karena itu, terhadap pelaku tindak
pidana penyelundupan perlu dikenakan sanksi pidana yang bersifat alternatif agar Undang-
Undang Kepabeanan dilaksanakan dan ditaati untuk meningkatkan pendapatan dan devisa
negara.
Dalam Pasal 29 UndangUndang Tarif yang pernah berlaku dinyatakan kendatipun
sudah dalam tingkatan penyidikan dan penuntutan Menteri Keuangan masih dapat meminta
penghentian penyidikan dan penuntutan terhadap kasus penyelundupan sepanjang
tersangka/terdakwa melakukan kewajiban hukumnya, yaitu melunasi bea-bea yang
seharusnya dibayarkan oleh tersangka atau terdakwa kepada negara. Hal seperti ini tidak
diformulasikan dalam Undang-undang Perubahan Kepabeanan yang berlaku.
BAB III
14
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyelundupan adalah mengimpor atau mengekspor secara gelap, berlawanan atau
tak sesuai dengan hukum dan khususnya menghindari kewajiban membayar atas suatu
impor atau ekspor yang merupakan pelanggaran peraturan pabean. Penyelundupan terdiri
dari dua jenis, penyelundupan fisik dan penyelundupan administrasi.
Peraturan perundangan mengenai tindak pidana penyelundupan terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2006 Nomor 93 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4661).
Telah diatur sanksi pidana penyelundupan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 102, Pasal 102 A dan Pasal 102 B Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006,
khususnya tindak pidana penyelundupan di bidang ekspor dan impor.
3.1 Saran
Seharusnya pihak-pihak yang bertanggung jawab atau terkait dengan bidang bea
dan cukai harus lebih selektif lagi dalam memeriksa barang-barang ekspor maupun impor
yang terjadi di Indonesia. Karena kegiatan ekspor dan impor di Indonesia sangatlah tinggi.
Bisa terjadi kapan dan dimana saja. Selain itu, kegiatan ekspor dan impor ini akan sangat
berdampak pada perkembangan ataupun kegiatan yang berada di dalam negeri ini.
Apabila penyalahggunaan itu sampai terjadi, maka akan terjadi pula kerugian yang
akan didapatkan oleh berbagai pihak bahkan bisa jadi negara inipun terkena dampak
kerugiannya. Oleh karena itu marilah kita semua yang ingin menjalani kegiatan ekspor
impor dan khususnya untuk pihak-pihak yang terkait akan kegiatan ekspor dan impor,
lakukanlah kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ada didalam
negeri ini. Sehingga kegiatan akan berjalan baik dan hasil yang akan kita dapatkan akan
baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
15
http://annisaapriliastory.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tindak-pidana-
penyelundupan.html
https://hendoko.wordpress.com/2012/12/05/eksport-dan-import-izin-dan-persyaratan/
16