Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANDIRI

MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN


GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA ANAK

OLEH
DHIRA AYU P
151.0009

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2017-2018
BAB 1
LATAR BELAKANG

Kulit dan appendicesnya merupakan struktur yang kompleks yang


membentuk jaringan tubuh yang kuat dank eras. Fungsinya dapat dipengaruhi
oleh kerusakan terhadap struktur demikian juga karena penyakit.

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".

Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan
yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh,
kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan
kimia.

Gangguan sistem integumen adalah suatu gangguan yang berhubungan


dengan jaringan penutup permukaan tubuh, seperti membran mukosa dan kulit,
yang sering terjadi dan bersifat relatif ringan. (Nursalam)
Gangguan sistem integumen ini sering dialami oleh bayi dan anak.
Meskipun sifatnya relatif ringan, apabila tidak ditangani secara serius, maka hal
tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan bayi dan anak.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 TEORI SISTEM INTEGUMEN


A. Pengertian
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit
pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan
lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan
seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus
(keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan
pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.

Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat


berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan
-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit
di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya
merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada fungsinya masing - masing.
Kulit di daerah -daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya
dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya
andeksa yang ada di dalam lapisan kulitnya.

B. Anatomi

1. Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit tersusun atas tiga
lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisandalam/kulit
jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit). 

a) Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum
korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan
selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang
tidak berinti danberfungsi mengganti stratum korneum. Stratum
granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung
pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang
selalum embentuk sel-sel baru ke arah luar.

b) Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung
syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan
dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan
tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan
urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif
dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh
kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan
mengakibatkan suhu dipermukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah,
kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit
menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang,
sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan.
Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.

c) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak
mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

C. Fungsi Kulit

1. Fungsi Proteksi (melindungi)


Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas dan
gangguan infeksi dari luar. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai
pelindung terhadap gangguan fisis.

2. Fungsi Absorbsi (menyerap)


Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit
dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel-
sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui
sel-sel epidermis.

3. Fungsi pengatur panas (regulasi)


Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara
yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan
pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut,
kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas
suhu tubuh tidak dikeluarkan).

4. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan
amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit
karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini
menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit

5. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila
dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.

6. Fungsi pembentukan vitamin D


Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari
proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

D. Gangguan dalam Sistem Integumen pada Anak

1. Rubella
Penyebab rubeola adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang
berkembang dalam sel di daerah tenggorokan dan paru paru. Rubeola
sangatlah menular, dan cepat menyebab melalui media udara ketika
penderita rubeola batuk atau bersin. Orang yang menderita Rubeola akan
merasakan demam, batuk, hidung berair, dan ruam ruam pada kulit
sebagai puncak dari penyakit Rubeola. Jika tidak dirawat dapat
menyebabkan komplikasi seperti radang infeksi telinga, pneunomia dan
encephalitis (pembengkakan otak)

2. Diaper Rash

Diaper rash adalah iritasi pada kulit. Sering terjadi pada balita dan ini
adalah hal yang biasa. Disebut juga Diaper Dermatitis, penyakit ini
menimbulkan rasa panas dan kemerahan pada area kulit yang
bersentuhan/bergesekan dengan popok.

3. Furunkulosis

Biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul


dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul
tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman
ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini
menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah
kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak berusaha
melawankuman yang terdapat pada bisul

E. Furunkulosis

1. Pengertian

Biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang


keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul
tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan
kuman
ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul i
ni menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang
parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak
berusaha melawankuman yang terdapat pada bisul

2. Manifestasi Klinis

Mula-mula modul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut,


kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrose dan menyembuh
setelah pus keluar dan meninggal sikatrik. Proses nekrosis dalam 2 hari – 3
minggu.

- Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang telinga


luar.
- Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual).

- Dapat satu atau banyak dan dapat kambuh-kambuh.

- Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan


jari- jari tangan, pantat dan daerah anogenital (Konni,2006).

3. Gambaran Klinis

- Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan


bewarna merah disekitarnya

- Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai


3-10 cm atau bahkan lebih

- Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat

- Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan membentuk


lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan
dengan granulasi

- Waktu penyembuhan kurang lebih 2 minggu.

- Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas

4. Pencegahan

Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai


berikut:

- Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera


dikeringkan

- Biang keringat yang timbul pada kulit bayi harus dibersihkan

- Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari

- Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih

- Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup

- Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak
menyerap keringat

- Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor

- Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat

- Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi


2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN ANAK (FURUNKULOSIS)
A. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa
1) Identitas klien
2) Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus furunkel
adalah nyeri. Karena terdapat rasa gatal yang
ditimbulkan.
3) Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari furunkel, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien.
4) Riwayat penyakit dahulu
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Riwayat psikososial
7) Pola fungsi kesehatan
- Pola persepsi
- Pola nutrisi
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak,
maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak
dibantu oleh orang lain.
- Pola hubungan peran
- Konsep diri
- Pola sensori dan kognitif
- Pola reproduksi seksual
- Pola koping stres
- Tata nilai dan keyakinan

b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
- Kesadaran klien
- Tanda tanda vital
2) B1 (Breathing)
3) B2 (Blood)
4) B3 (Brain)
5) B4 (Bladder)
6) B5 (Bowel)
7) B6 (Bone)
8) Keadaan lokal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta
bagian distal terutama mengenai status
neurovaskuler (untuk status neurovaskuler 5 P yaitu
Pain, Palor, Parestesia, Pulse, Pergerakan).
Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:
Inspeksi (Look)
- Cicatriks (jaringan parut baik yang alami
maupun buatan seperti bekas operasi).
- Cape au lait spot (birth mark).
- Warna kemerahan atau kebiruan (livide)
atau hyperpigmentasi.
- Benjolan, pembengkakan, atau cekungan
dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
- Posisi dan bentuk dari ekstrimitas
(deformitas)
Palpasi (Feel)
- Perubahan suhu disekitar trauma (hangat)
dan kelembaban kulit. Capillary refill time
Normal 3 – 5”
- Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat
fluktuasi atau oedema terutama disekitar
persendian.
- Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat
letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau
distal).
Pergerakan (Move)
Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian
diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan
dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini

B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada
folikel rambut ditandai dengan Demam 39 0C, dan tampak
lemah.
b. Nyeri akut berhubungan dengan Lesi Kulit ditandai dengan
Adanya nanah di folikel rambut.
c. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan
fungsi barier kulit ditandai dengan adanya kemerahan,gatal-
gatal.

C. Intervensi Keperawatan
a. Hipertermi b/d proses peradangan pada folikel rambut
Kriteria hasil: Keluarga klien mengatakan suhu tubuh turun
atau dalam rentang normal, nadi dan RR dalam rentang
normal.
1) Kaji tanda tanda vital
2) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
3) Ajarkan pada keluarga klien cara mencegah
keletihan akibat panas
4) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

b. Nyeri akut b/d lesi pada kulit


Kriteria hasil: Keluarga klien mengatakan nyeri berkurang,
nyaman setelah nyeri berkurang.
1) Kaji PQRST nyeri
2) Kurangi faktor presipitasi nyeri
3) Ajarkan pada keluarga klien cara distraksi nyeri
4) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

c. Kerusakan integritas kulit b/d perubahan fungsi barier


kulit
Kriteria hasil: Keluarga klien menunjukkan pemahaman
dalm proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera ulang.
1) Kaji karakteristik luka pada kulit
2) Berikan posisi terhindar dari tekanan
3) Ajarkan pada keluarga klien cara distraksi untuk
menggaruk kulit
4) Kolaborasi pemberian obat topikal sesuai indikasi.

D. Implementasi Keperawatan

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.


Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk
kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan yang diharapkan.
E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang


kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya

2.3 PATIENT SAFETY


Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Sistem tersebut meliputi : Assesment Risiko, Identifikasi dan Pengelolaan
Risiko (Laporan dan Analisa), Belajar dari Insiden (Tindak Lanjut dan
Implementasi Solusi).

2.4 LEGAL ETIK


Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
            Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang
batasan legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek
keperawatan, pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung
pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk
melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak
perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan
keperawatan yang profesional.
BAB 3
PEMBAHASAN
JURNAL PENGARUH EKSTRAK BUAH NANAS PADA BAKTERI
STAPHYLOCOCCUS
Furunkel merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di masyarakat.
Penyebab utama dari pioderma adalah bakteri Staphylococcus aureus. Furunkel
berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi. Faktor predisposisi dari pioderma
adalah higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, dan telah ada penyakit
lain di kulit. Menurut beberapa penelitian, buah Nanas (Ananas comosus)
memiliki enzym Bromelain yang dapat membunuh bakteri.

Pengobatan yang dilakukan pada furunkel karena bakteri Staphylococcus aureus


adalah dengan menggunakan antibiotik secara topikal, oral atau parenteral. Selain
menggunakan obat, masyarakat percaya bahwa buah nanas (Ananas comosus)
dapat digunakan sebagai pengganti obat antibiotik.

Buah nanas (Ananas comosus) mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor,
magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim
bromelain yang dipercaya sebagai enzim antibakteri. Buah nanas mudah
didapatkan, dan harganya murah. Masyarakat biasa menggunakannya sebagai
antibakteri, antiinflamasi, antikoagulan, dan antikanker. Buah nanas memiliki efek
samping yang lebih kecil bila dibandingkan dengan obat antibiotik. Pada
penelitian terdahulu, buah nanas dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans , Escherichia coli , dan Vibrio cholera. Namun belum ada
yang meneliti efek buah nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

Dengan uji Fisher berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini telah dapat
dibuktikan bahwa ekstrak buah nanas 100 % efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan tingkat efektifitas sebesar
100%. Buah nanas dapat di gunakan sebagai antibakteri, yaitu telah dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans , Escherichia coli , dan
Vibrio cholera. Antibakteri yang terdapat dalam buah nanas disebabkan adanya
enzim Bromelain. Enzim Bromelain merupakan suatu enzim proteolitik. Enzim
proteolitik berperan dalam pemecahan protein yang merupakan salah satu
penyusun membran bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini mengakibatkan bakteri
terhambat pertumbuhannya dan akhirnya mati.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.penyebab-penyakit.net/2014/08/34-macam-gangguan-dan-
penyebab-penyakit.html
2. Hidayat, A.A. Uliyah, M. (2012) Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. EGC.
Jakarta
3. Nanny Lia Dewi, Vivian. (2012). Asuhan Keperawatan pada Neonatus Bayi
Dan Balita. Jakarta : Salemba Medika.
4. Danusantoso, Halim. (2012). Buku Saku Ilmu Penyakit Kulit Ed. 2. Jakarta :
EGC.
5. Herdman, T. Heather.(2012). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012 – 2014. Alih Bahasa : Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta.
EGC.
6. Corwin, E (2012) Buku Saku Patofisiologis EGC. Jakarta.
7. Tamsuri, A (2012) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Integumen. EGC. Jakarta.
8. https://documents.tips/documents/lp-dehidrasidocx.html
9. http://eprints.ung.ac.id/5064/5/2013-1-14201-841409025-bab2-
27072013055025.pdf
10.http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/129/1/ISTINGADAH%20NIM.
%20A31500852..pdf

Anda mungkin juga menyukai