Dhira Ayu P - Tugas 2 Integumen
Dhira Ayu P - Tugas 2 Integumen
OLEH
DHIRA AYU P
151.0009
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2017-2018
BAB 1
LATAR BELAKANG
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan
yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh,
kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan
kimia.
B. Anatomi
1. Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit tersusun atas tiga
lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisandalam/kulit
jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
a) Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum
korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan
selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang
tidak berinti danberfungsi mengganti stratum korneum. Stratum
granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung
pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang
selalum embentuk sel-sel baru ke arah luar.
b) Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung
syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan
dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan
tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan
urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ
penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif
dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh
kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan
mengakibatkan suhu dipermukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah,
kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit
menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang,
sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan.
Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.
c) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak
mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
C. Fungsi Kulit
4. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan
amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit
karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini
menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit
5. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila
dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
1. Rubella
Penyebab rubeola adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang
berkembang dalam sel di daerah tenggorokan dan paru paru. Rubeola
sangatlah menular, dan cepat menyebab melalui media udara ketika
penderita rubeola batuk atau bersin. Orang yang menderita Rubeola akan
merasakan demam, batuk, hidung berair, dan ruam ruam pada kulit
sebagai puncak dari penyakit Rubeola. Jika tidak dirawat dapat
menyebabkan komplikasi seperti radang infeksi telinga, pneunomia dan
encephalitis (pembengkakan otak)
2. Diaper Rash
Diaper rash adalah iritasi pada kulit. Sering terjadi pada balita dan ini
adalah hal yang biasa. Disebut juga Diaper Dermatitis, penyakit ini
menimbulkan rasa panas dan kemerahan pada area kulit yang
bersentuhan/bergesekan dengan popok.
3. Furunkulosis
E. Furunkulosis
1. Pengertian
2. Manifestasi Klinis
3. Gambaran Klinis
- Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat
4. Pencegahan
- Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak
menyerap keringat
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
- Kesadaran klien
- Tanda tanda vital
2) B1 (Breathing)
3) B2 (Blood)
4) B3 (Brain)
5) B4 (Bladder)
6) B5 (Bowel)
7) B6 (Bone)
8) Keadaan lokal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta
bagian distal terutama mengenai status
neurovaskuler (untuk status neurovaskuler 5 P yaitu
Pain, Palor, Parestesia, Pulse, Pergerakan).
Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:
Inspeksi (Look)
- Cicatriks (jaringan parut baik yang alami
maupun buatan seperti bekas operasi).
- Cape au lait spot (birth mark).
- Warna kemerahan atau kebiruan (livide)
atau hyperpigmentasi.
- Benjolan, pembengkakan, atau cekungan
dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
- Posisi dan bentuk dari ekstrimitas
(deformitas)
Palpasi (Feel)
- Perubahan suhu disekitar trauma (hangat)
dan kelembaban kulit. Capillary refill time
Normal 3 – 5”
- Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat
fluktuasi atau oedema terutama disekitar
persendian.
- Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat
letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau
distal).
Pergerakan (Move)
Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian
diteruskan dengan menggerakan ekstrimitas dan
dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini
B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada
folikel rambut ditandai dengan Demam 39 0C, dan tampak
lemah.
b. Nyeri akut berhubungan dengan Lesi Kulit ditandai dengan
Adanya nanah di folikel rambut.
c. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perubahan
fungsi barier kulit ditandai dengan adanya kemerahan,gatal-
gatal.
C. Intervensi Keperawatan
a. Hipertermi b/d proses peradangan pada folikel rambut
Kriteria hasil: Keluarga klien mengatakan suhu tubuh turun
atau dalam rentang normal, nadi dan RR dalam rentang
normal.
1) Kaji tanda tanda vital
2) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
3) Ajarkan pada keluarga klien cara mencegah
keletihan akibat panas
4) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
D. Implementasi Keperawatan
Buah nanas (Ananas comosus) mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor,
magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan enzim
bromelain yang dipercaya sebagai enzim antibakteri. Buah nanas mudah
didapatkan, dan harganya murah. Masyarakat biasa menggunakannya sebagai
antibakteri, antiinflamasi, antikoagulan, dan antikanker. Buah nanas memiliki efek
samping yang lebih kecil bila dibandingkan dengan obat antibiotik. Pada
penelitian terdahulu, buah nanas dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans , Escherichia coli , dan Vibrio cholera. Namun belum ada
yang meneliti efek buah nanas terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Dengan uji Fisher berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini telah dapat
dibuktikan bahwa ekstrak buah nanas 100 % efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan tingkat efektifitas sebesar
100%. Buah nanas dapat di gunakan sebagai antibakteri, yaitu telah dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans , Escherichia coli , dan
Vibrio cholera. Antibakteri yang terdapat dalam buah nanas disebabkan adanya
enzim Bromelain. Enzim Bromelain merupakan suatu enzim proteolitik. Enzim
proteolitik berperan dalam pemecahan protein yang merupakan salah satu
penyusun membran bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini mengakibatkan bakteri
terhambat pertumbuhannya dan akhirnya mati.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.penyebab-penyakit.net/2014/08/34-macam-gangguan-dan-
penyebab-penyakit.html
2. Hidayat, A.A. Uliyah, M. (2012) Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. EGC.
Jakarta
3. Nanny Lia Dewi, Vivian. (2012). Asuhan Keperawatan pada Neonatus Bayi
Dan Balita. Jakarta : Salemba Medika.
4. Danusantoso, Halim. (2012). Buku Saku Ilmu Penyakit Kulit Ed. 2. Jakarta :
EGC.
5. Herdman, T. Heather.(2012). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012 – 2014. Alih Bahasa : Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta.
EGC.
6. Corwin, E (2012) Buku Saku Patofisiologis EGC. Jakarta.
7. Tamsuri, A (2012) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Integumen. EGC. Jakarta.
8. https://documents.tips/documents/lp-dehidrasidocx.html
9. http://eprints.ung.ac.id/5064/5/2013-1-14201-841409025-bab2-
27072013055025.pdf
10.http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/129/1/ISTINGADAH%20NIM.
%20A31500852..pdf