Anda di halaman 1dari 6

Tugas Resume

Nama : Fadhilatus Syarifah


NIM : 1704100069

ENZIM DAN PERANANNYA DALAM BIOTEKNOLOGI

A.    Pengertian dan Peranan Enzim


Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat
jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa memperngaruhi keseimbangan reaksi. Dari
beberapa pengertian tersebut jelaslah bahwa enzim sangat berperan dalam sebagian besar reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup, tak terkecuali mikroba yang banyak digunakan sebagai agen
biologi dalam bioteknologi. Mekanisme kerja enzim berlangsung dalam dua tahap. Banyak
enzim menggunakan lebih dari satu substrat tetapi untuk memahami prinsip dasar kerja enzim
dengan mudah dengan memperhatikan reaksi enzim dengan satu substrat seperti berikut :

Enzim (E) + Substrat (S)  ═     kompleks       ═    enzim + produk (P)


                                                Substrat (ES)

Segera setelah enzim bergabung dengan substratnya, akan bebas kembali.

Gambar 1. Reaksi Enzim dan Substrat

 Peran enzim dalam metabolisme


Adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi kimia metabolisme
berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi
aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapaidengan pemberian panas dari luar.
Kerja enzim dengan cara menurunkan energy aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi
(selisih antara energi bebas produkdan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim menimbulkan
pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalamorganisme. Reaksi-
reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan dibawah kondisi laboratorium
normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik dibawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
 Pemanfaatan enzim sebagai alat diagnosis
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:
a. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organakibat
penyakit tertentu.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah
sebagai berikut:Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah
keglomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatuprotein serum
yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah.Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase
(ALT serum) hingga mencapai seratuskali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan
adanya infeksi virus hepatitis,peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit
mononucleosisinfeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi
padakeadaan alkoholisme.
Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratuskali
menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

b. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.


Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda
(marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang
dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya.Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu
reagensia adalah pengukuran yangdihasilkan sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan
pengukuran secarakimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang jumlahnya
sangatsedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam mengukur.Contoh
penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut:
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis dapat
digunakan untuk mengukur asam urat.Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan
enzim kolesterol-oksidaseyang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.Pengukuran alcohol,
terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunanal cohol dapat dilakukan dengan
menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae,
dan lain-lain.
c. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.
Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja denganmemperlihatkan
reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak.Senyawa yang dilacak dan diukur
sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzimyang digunakan. Selain itu, tidak semua
senyawa memiliki enzimnya, terutamasenyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan
terhadap substrat dilakukanoleh antibodi. Adapun dalam hal ini enzim berfungsi dalam
memperlihatkan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh penggunaannya adalah
sebagai berikut: Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent
Assay),antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudahditandai
dengan enzim akan mengikat senyawa yang sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu
direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah zatberwarna yang tidak dapat diperoleh
dengan cara imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah
senyawa yang direaksikan. Enzimyang lazim digunakan dalam teknik ini adalah peroksidase,
fosfatase alkali, glukosaoksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin transferase.Pada teknik
EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecilseperti obat atau hormon
ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya,menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan
dengan molekul (obat atau hormon)tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini
adalah lisozim, malatdehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.
 Pemanfaatan enzim di bidang pengobatan
Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan enzim sebagaiobat,
pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengandemikian suatu efek
tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan),serta manipulasi terhadap ikatan
protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.

B.     Sumber Enzim
Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan, hewan,
dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara tradisional diperoleh dari tumbuhan
termasuk protease (papain, fisin, dan bromelain), amilase, lipoksigenase, dan enzim khusus
tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankreas, lipase dan enzim
untuk pembuatan mentega. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankreas,
lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari kedua sumber tumbuhandan hewan tersebut
mungkin timbul banyak persoalan, yakni: untuk enzim yang berasal dari tumbuhan, persoalan
yang timbulantara lain variasi musim, konsentrasi rendah dan biaya proses yang tinggi.
Sedangkan yang diperoleh dari hasil samping industri daging, mungkin persediaan enzimnya
terbatas dan ada persaingan dengan pemanfaatan lain. Sekarang jelas bahwa banyak dari sumber
enzim yang tradisional ini tidak memenuhi syarat untuk mencukupi kebutuhan enzim masa kini.
Oleh karena itu, peningkatan sumber enzim sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil
enzim yang sudah dikenal atau penghasil enzim-enzim baru lainnya.
Beberapa sumber enzim disajikan dalam tabel berikut:
Enzim Sumber
α-amilase Aspergillus oryzae
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus licheniformis
β-glukonase Aspergillus niger
Bacillus amyloliquefaciens
Glucoamylase Aspergillus niger
Rhizopus sp
Glukosa isomerase Arthobacter sp
Bacillus sp
Lactase Kluyveromyces sp
Lipase Candida lipolytica
Pectinase Aspergillus sp
Penicilin acylase Eschericia coli
Protease, asam Aspergillus sp
Protease, alkali Aspergillus oryzae
Bacillus sp
Protease, netral Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase Klebsiela aerogenes
Tabel 1. Enzim dan sumbernya

C.    Produksi Enzim
Produksi enzim secara industri saat ini sangat mengandalkan metode fermentasi tangki
dalam (deep tank). Penggunaan mikroorganisme sebagai sumber bahan produksi enzim
dikembangkan dengan beberapa alasan penting, yaitu:
1. Secara normal mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi per unit berat kering produk.
2. Fluktuasi musiman dari bahan mentah dan kemungkinan kekurangan makanan kaitannya
dengan perubahan iklim.
3. Mikroba mempunyai karakteristik cakupan yang lebih luas, seperti cakupan pH, dan resistansi
temperatur.
4. Industri genetika sangat meningkat sehingga memungkinkan mengoptimalisasi hasil dan tipe
enzim melalui seleksi strain, mutasi, induksi dan seleksi kondisi pertumbuhan, yang  akhir-akhir
ini, menggunakan inovasi teknologi transfer gen.
Bahan mentah (raw material) untuk industri fermentasi enzim biasanya terbatas pada
unsur-unsur dimana bahan tersedia dengan harga yang murah, dan aman secara nutrisi. Beberapa
yang lazim menggunakan substrat amilum hidrolase, mollase, air dadih, dan beberapa gandum.
Dalam produksi enzim, menggunakan batch untuk proses fermentasi dengan aerasi yang baik
(diagram 1), tetapi proses mungkin ditingkatkan dengan memelihara satu atau beberapa
komponen selama fermentasi.

Diagram 1. Penggambaran tahap dalam persiapan produksi enzim cair

Beberapa enzim yang digunakan dalam skala industri adalah enzim ekstraseluler, enzim
yang secara normal dihasilkan oleh mikroorganisme sesuai dengan substratnya dalam lingkungan
eksternal dan dapat disamakan dengan enzim pencernaan pada manusia dan hewan. Kemudian
ketika mikroorganisme memproduksi enzim untuk memisahkan molekul eksternal besar agar
bisa dicerna biasanya digunakan media fermentasi. Dalam fermentasi sari dari kultivasi
mikroorganisme tertentu, seperti contoh, bakteri, yeast atau filamentous jamur, dijadikan sumber
utama protease, amilase dan sedikit selolosa, lipase, dsb. Kebanyakan industri enzim hidrolase
mampu bertindak tanpa komplek kofaktor, yang segera dipisahkan dari mikroorganisme tanpa
merusak dinding sel dan larut dalam air.

D.    Legislasi Enzim
Produk enzim dari mikroba harus memenuhi spesifikasi yang ketat berkenaan dengan
sifat racun dan aspek keamanan yang lain. Lingkup pemikiran penting yang berhubungan dengan
penentuan keamanan dari enzim komerisal teruatam adalah :
1. Reaksi alergenik yang disebabkan oleh suatu protein yang ada dalam produk termasuk
    protein enzim dan bahan lainnya.
2. Aktivitas katalisis dari enzim.
3. Terjadinya senyawa racun, seperti mikotoksin dan antibiotika.
Mikroorganisme yang digunakan utuk memproduksi enzim dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok. Tergantung pada kelompoknya, maka ada tingkatan yang berbeda dalam
pengujian sifat racunnya. Kelompok mikroorganisme yang secara tradisional digunakan dalam
makanan dan mikroorganisme yang dianggap sebagai kontaminan tidak berbahaya yang ada
dalam makanan umumnya pengujian tidak dibutuhkan. Tetapi mikroorganisme yang tidak
termasuk dalam dua kelompok tersebut perlu penyelidikan sifat racun yang lebih ekstensif.
Jadi, merupakan tugas produsen untuk dapat memenuhi spesifikasi tersebut.

E.     Immobilisasi Enzim
Sebagai molekul bebas yang laruut dalam air, enzim sulit dipisahkan dari substrat dan
produk, selain itu enzim sulit untuk digunakan secara berulang-ulang. Dewasa ini, berbagai
usaha telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu dengan proses immobilisasi
enzim. Immobilisasi biasanya dapat dianggap sebagai perubahan enzim dari yang larut dalam air,
keadaan bergerak menjadi keadaan tak bergerak yang tidak larut. Immobilisasi mencegah difusi
enzim ke dalam campuran reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dari
aliran produk dengan teknik pemisahan padat atau cair yang sederhana.
Immobilisasi enzim dapat dicapai dengan mengikat enzim secara kovalen ke permukaan
bahan yang tak larut dalam air: pengikatan silang dengan bahan yang cocok untuk menghasilkan
partikel yang baru; penjebakan di dalam suatu matrik atau gel yang permeabel terhadap enzim,
substrat, dan produk; enkapsulasi; dan dengan absorbsi pada zat pendukung.
Keuntungan immobilisasi enzim antara lain;
1.      Memungkinkan penggunaan kembali enzim yang sudah pernah digunakan.
2.      Ideal untuk proses berkelanjutan (continous procces).
3.      Memungkinkan kontrol yang lebih akurat untuk proses katalisis.
4.      Meningkatkan stabilitas enzim.
5.      Memungkinkan pengambangan sistem reaksi multienzim.

F. Sifat Immobilisasi Enzim


Kekurangan fermentasi menggunakan mikroba:
1. Sebagian besar substrat diubah menjadi biomasa.
2. Terjadi produk tidak bermanfaat.
3. Kondisi untuk pertumbuhan organisme kemungkinan tidak sama dengan produk
4. Isolasi dan purifikasi produk yang diinginkan dari cairan fermentasi kemungkinan sangat
sulit.
Pemanfaatan enzim murni:
1. Proses industri
2. Kedokteran klinis
3. Laboratorium praktis
4. Detergen biologis, proteinase (dihasilkan oleh ekstraseluler bakteri), digunakan untuk
merendam dan diberikan langsung pada cairan.
2. Prosedur imobilisasi enzim
Prosedur imobilisasi enzim dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Pengikatan enzim secara kovalen pada zat padat pendukung
2. Penjebakan enzim dalam Gel
3. Enkapsulasi enzim
4. Adsorpsi enzim pada permukaan zat padat
5. Pengikat-silangan dengan bahan bergugus ganda
3. Metode immobilisasi:
Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan penting dalam pemilihan metode
immobilisasi adalah:
1. Stabilitas optimal katalis yang diimmobilisasi
2. Harga katalis yang diimmobilisasi
3. Aktivitas dan hasil katalis yang diimmobilisasi
4. Regenerabilitas katalis
5. Kesesuaian harga konfigurasi reactor

Anda mungkin juga menyukai