Syukur adalah lawan dari kufur nikmat salah satu akhlak mulia yang timbul
karena ridho kepada ketentuan Allah (takdir). Baik itu berupa nikmat maupun berupa
ujian. Dalam al-Qur’an terdapat perintah-perintah kepada kita untuk senantiasa
bersyukur akan nikmat Allah. Seperti di Surah Ibrahim ayat 7 :
يدٞ َوإِ ۡذ تَأ َ َّذ َن َر ُّب ُكمۡ لَئِن َش َك ۡرتُمۡ أَل َ ِزي َدنَّ ُكمۡۖ َولَئِن َكفَ ۡرتُمۡ إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِد
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim :
7).
Banyak sekali dalil yang menjelaskan tentang perintah syukur ini. Selain
dalam hadits Nabi, dalam Al-Quran pun banyak membahas mengenai sifat syukur. Ini
menunjukkan betapa pentingnya kita untuk selalu bersyukur atas semua nikmat Allah
SWT yang tidak mungkin mampu kita hitung jumlahnya. Padahal banyak manusia
yang lalai dari mensyukuri nikmat Allah SWT, mereka mengira semua kenikmatan
dunia itu adalah jerih payah mereka, padahal semua hanya datang dari Allah SWT.
Allah SWT menjanjikan bahwa dengan kita bersyukur, maka nikmat kita
malah akan ditambah. Jadi selain sebuah kewajiban, bersyukur juga memiliki
fadhilah dan keutamaan yang besar bagi kita. Jadi jangan sampai kita menjadi hamba
yang kufur nikmat.