Anda di halaman 1dari 3

Azarya Damar Wisesa

18/426761/FI/04466
Filsafat Kebudayaan
24 Maret 2020
Pemikiran Herbert Marcuse
Bagi Marcuse, masyarakat industri modern adalah masyarakat tidak sehat. Hal ini
dikarenakan masyarakat tersebut adalah masyarakat berdimensi 1. Marcuse memaparkan
“dimensi yang satu” ini adalah arah tujuan dari masyarakat hanya bertumpu pada satu poros
saja, yakni keberlangsungan dan peningkatan sistem kapitalisme. Masyarakat yang tersebut
pun menurut Marcuse bersifat represif dan totaliter.

Marcuse menggambarkan kehidupan masyarakat industri modern ini, pada dasarnya


tidak lepas dari keadaan ketertekanan. Karena dalam masyarakat industry modern tidak ada
yang lepas dari penguasaan, penindasan dan pengaturan keseluruhan. Maka dari itu, Marcuse
sering menyebut masyarakat represif dan totaliter.

Pembahasan lebih lanjut mengenai hal diatas, Marcuse secara gamblang memaparkan
wujud represif dan totaliter dalam masyarakat satu dimensi

“Pemikiran satu dimensi secara sistematis dikembangkan oleh para


pembuat politik dan penyedia informasi massa. Semesta wacananya
dipenuhi dengan hipotesis validasi-diri yang secara terus menerus dan
monopolistic terulang, menjadi definisi dan pendiktean yang
melenakan” (2000: 21)\

Peryataan diatas, sedikit menggambarkan wujud represif dan ketotaliteran masyarakat


satu dimensi. Mereka dibentuk untuk senantiasa berada dalam kebutuhan palsu dan kebutuhan
ini bekerja sebagai bentuk kontrol sosial (Storey, 2007: 145). Aspek sosial-budaya merupakan
segi yang paling kompleks, untuk itu segi ini, dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang
sebenarnya bukan parsial, namun penting untuk dikemukakan secara terpisah.

a. Seni dan Sastra


Menurut Marcuse, karya seni/sastra yang sungguh-sungguh memenuhi
fungsinya ada pada masa sebelum rasionalitas teknologis menguasai seluruh segi
kehidupan seperti saat ini, Memang masa itu adalah masa yang terbelakang
dibandingkan sekarang, namun karya-karya sastra masa sebelumnya masih
mengungkapkan rasa kekaguman dan keindahan alam, juga ada kerinduan manusia
yang belum terpenuhi. Bukan realism dan pragmatism dalam kebudayaan teknik
operasional seperti dewasa ini.
Azarya Damar Wisesa
18/426761/FI/04466
Filsafat Kebudayaan
24 Maret 2020
Kebudayaan masa sekarang adalah kebudayaan yang sudah dicangkokkan pada
kenyataan yang ada. Sedangkan pada masa sebelumnya merupakan bentuk
kebudayaan hakiki yang mengungkapkan kesadaran dan ketidak bahagiaan dalam
dunianya. Dengan ini maka kebudayaan dewasa ini sudah kehilangan hakekat dan
kebenarannya.
b. Bahasa
Media massa merupakan alat yang paling efektif dalam menyebar-luaskan one-
dimensional behavior. Bahasa yang digunakan sehari-hari mendukung pemikiran-
pemikiran positivistic, dan cenderung menentang pemikiran-pemikiran kritis dan
kreatif. Pada masyarakat industri modern, bahasa kehilangan unsur kebenarannya.
Perbedaan antara yang nyata dan yang nampak menjadi kabur.
Dalam ikan-iklan bahasa, malah dipermainkan tidak karuan. Istilah tidak lagi
mencerminkan realitas sebenarnya. Bahasa yang digunakan bersifat membujuk,
menanamkan gambaran-gambaran tertentu dan menghipnotis pembaca maupun
pendengar untuk membeli produk-produk tersebut. Semisal iklan cat Dulux yang
disiarkan pada bulan ramadhan mendekati puasa yang menyatakan ‘Buat
lebaranmu lebih berwarna dengan dulux pentalight’ ataupun iklan Maspion yang
mengatasnamakan nasionalisme untuk melakukan kegiatan konsumsi ‘Cintailah
Produk-produk Indonesia’.

Sumber Bacaan :

Sastrapratedja, M (ed.). 1983. Manusia Multi Dimensional. Jakarta: Gramedia

Marcuse, Herbert. 2000. Manusia Satu-Dimensi. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya

Storey, John. 2007. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta dan Bandung:
Jalasutra.
Azarya Damar Wisesa
18/426761/FI/04466
Filsafat Kebudayaan
24 Maret 2020

Resume minggu lalu :

• Ibnu Khaldun : Asabiyah. Perkembangan kebudayaan berbentuk spiral. Masyarakat


desa (badawah) dan masyarakat kota (hadharah) (perubahan watak masyarakat).

• August Comte : Positivisme. Perkembangan masyarakat. Agama Humanis.


Kebudayaan non materiil.

• Oswald Spengler : Pertumbuhan dari budaya ke peradaban terjadi berulang-ulang.


Tiap zaman bisa mengalami masa kemunduran dan kemajuan yang merupakan proses
dari pertumbuhan budaya.

• Arnold J. Toynbee : Gerak sejarah. Keruntuhan budaya. Pertumbuhan peradaban.


Minoritas kreatif.

• Van Peursen : Tiga model perkembangan masyarakat. Fungsionalisme.

• Pitirim Sorokin : Teori mentalitas. Sistem budaya. Pola spiral.

Resume hari ini :

• Karl Marx : Marxisme. Revolusi. Kaum proletar dan borjuis.

• Emile Durkheim : kebudayaan individualistik. Anomie. Solidaritas bersama.

• Herbert Marcuse : Seni dan sastra dan Bahasa

• Fritjof Capra : Sains-mitisisme. Krisis persepsi. Ekologis-sistemik.

Anda mungkin juga menyukai