Anda di halaman 1dari 16

MANUSIA SATU DIMENSI

(GAGASAN HERBERT MARCUSE)


PENGANTAR
Herbert Marcuse, seorang filsuf dan sosiolog terkenal, mengembangkan gagasan
tentang "Karakteristik Manusia Satu Dimensi" dalam karyanya yang berjudul "One-
Dimensional Man."
Konsep ini menggambarkan bagaimana masyarakat modern, terutama yang
dipengaruhi oleh kapitalisme dan teknologi, dapat menghasilkan manusia yang hidup
dalam satu dimensi yang sangat terbatas dan terkungkung.
ILUSTRASI
Manusia modern seperti orang yang sedang naik bus besar dan bagus, fasilitas lengkap, berjalan
dengan lancar dan enak. Para penumpang merasa puas tetapi tidak tahu tujuan bus itu. Bus berjalan
sesuai mekanisme gerak motor untuk terus maju padahal bus tersebut menuju dalam jurang
kebinasaan (Herbert Marcuse)
MASYARAKAT TEKNOLOGI
Peran manusia tidak menonjol.
Manusia teralienasi dari kemanusiaan
Tekonologi mengarahkan tujuan manusia, bukan sebaliknya
Teknologi bukan menjadi sarana pembebasan, namun sarana penindasan.
REALITAS MASYARAKAT TEKNOLOGI
Ternyata masyarakat 'melayani kemajuan, bukan kemajuan itu 'melayani kebutuhan masyarakat.

Ternyata bukan kebutuhan nyata manusia yang menentukan proses produksi, melainkan kebutuhan itu
sendiri diciptakan supaya hasil produksi laku.

Ternyata perkembangan teknologi semakin menuruti hukumnya sendiri, lepas dari kontrol manusia.

Ternyata kebahagiaan yang ditawarkan oleh industri konsumsi adalah kebahagiaan semu, sebab tidak
membawa manusia pada pemilikan diri yang tenang, melainkan membuatnya tergantung dari semakin
banyaknya benda.
CIRI MASYARAKAT
INDUSTRI/TEKNOLOGI
Masyarakat berada dibawah kekuasaan prinsip teknologi. Titik tekannya: memperlancar, memperluas,
dan memperbesar produksi.

Masyarakat menjadi irasional secara umum. Terjadi kesatuan antara produktifitas dan destruktifitas,
misalnya produksi senjata dan tuntutan perdamaian. Masyarakat modern "Rasional dalam detil, tetapi
irasional dalam keseluruhan.

Berdimensi satu. Semua segi kehidupan hanya diarahkan kepada satu tujuan: menjalankan dan
melanggengkan system yang telah berjalan (kapitalisme) dengan dasar rasionalitas teknologis. Semua
sisi kehidupan diluar mainstream (kemanusiaan, kebebasan, otonomi, hubungan sosial) hanya menjadi
alat untuk mempertahankan status quo.
KARAKTERISTIK MANUSIA SATU
DIMENSI
Administrasi total.

Bahasa fungsional.

Pengabaian atau penghapusan sejarah.

Kebutuhan palsu.

Imperium citra.
KARAKTERISTIK MANUSIA SATU DIMENSI
1. Administrasi Total
Administrasi total mengacu pada pengendalian yang sangat kuat oleh lembaga-
lembaga dan otoritas dalam masyarakat. Individu-individu sering kali tidak memiliki
kendali yang signifikan atas hidup mereka sendiri. Contohnya adalah ketika sebuah
perusahaan besar mengatur hampir semua aspek pekerjaan dan waktu kerja
karyawan, bahkan di luar jam kerja. SOP teknis dan detail untuk setiap pekerjaan.
2. Bahasa Fungsional
Marcuse berbicara tentang penggunaan bahasa yang sangat fungsional dalam
masyarakat satu dimensi. Bahasa digunakan untuk tujuan praktis dan tidak lagi
menjadi alat ekspresi, kritik, atau kreativitas.
Contoh Kelaparan: Kelangkaan Pangan | Banjir: Air Tergenang
KATAKTERISTIK MANUSIA SATU DIMENSI
(2)
3. Pengabaian atau Penghapusan Sejarah
Dalam masyarakat satu dimensi, sejarah sering diabaikan atau dihapuskan. Orang cenderung hidup dalam
saat ini tanpa pertimbangan mendalam tentang bagaimana masa lalu memengaruhi mereka. Contoh bisa
ditemukan dalam kurikulum pendidikan yang mungkin menghilangkan atau menyederhanakan aspek sejarah
yang kompleks.
4. Kebutuhan Palsu
Marcuse berbicara tentang bagaimana masyarakat modern sering diberikan kebutuhan palsu oleh industri
konsumsi. Orang mungkin terdorong untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka. Contoh adalah iklan yang menciptakan kebutuhan buatan untuk produk-
produk yang tidak esensial.
5. Imperium Citra
Ini mengacu pada bagaimana citra dan tampilan menjadi sangat penting dalam masyarakat satu dimensi.
Orang sering lebih fokus pada penampilan daripada substansi. Misalnya, media sosial dapat mendorong
seseorang untuk menciptakan citra yang sempurna online, bahkan jika itu tidak mencerminkan realitas
sebenarnya.
SATU DIMENSI: SEGI SOSIAL EKONOMI
Luarnya:

Kehidupan yang lebih nyaman, kelancaran dan keteraturan. Kemajuan teknologi membuat orang tidak
perlu memerah keringat bekerja. Produktifitas naik, taraf hidup naik. Temuan-temuan baru membawa
perbaikan di berbagai bidang: kesehatan, pendidikan, dll.

Dalamnya:

Struktur yang dibangun merupakan 'ungkapan kepentingan pribadi yang dipaksakan kepada massa.
Masyarakat teralienasi. Struktur pasar menjadi alat pemerasan dan penguasaan. Motif mengejar
keuntungan mendorong produsen menguasai konsumen' baik dengan cara memeras buruh maupun
dengan memanipulasi kebutuhan. Lahir perbudakan gaya baru (perbudakan sukarela)
SATU DIMENSI: SEGI SOSIAL POLITIK
Ciri: Totaliter

Sifat: Kontradiksi: memadukan kemakmuran dengan ancaman perang. perdamaian dengan


pengembangan senjata (nuklir), martabat kemanusiaan dan materialism. Mempertahankan status-quo
dengan cara pengaturan' dan manipulasi kebutuhan.

Menghalangi timbulnya oposisi yang bertujuan mengadakan perubahan secara menyeluruh dan
mendalam, hingga ke level tindakan represif. Kritik dan kebebasan berpikir hanya dalam rangka status
quo, untuk memperbaiki dan meningkatkan system yang ada, tidak pernah boleh keluar daripadanya.
Penguasaan atas Teknik dan produksi menjadi alat pengendalian sosial.
SATU DIMENSI: SEGI SOSIAL BUDAYA
Ciri: Pragmatisme.

Dicangkokkan pada kenyataan yang ada, tidak mengungkapkan kesadaran dan ketidakbahagiaan sosial.
Bahasa fungsional untuk mendukung pemikiran positivistik. Menyukai istilah-istilah khusus dengan
definisi khusus (teknis).
CONTOH KESADARAN PALSU: REKREASI
- Kerja itu berat dan tidak menyenangkan

- Kamu butuh rekreasi

- Rekreasi itu mahal

- Bekerjalah dan menabung

- Lalu rekreasilah, belanjakan uangmu

- Lalu uangmu habis..

- Kembalilah bekerja

- Kerja itu berat dan tidak menyenangkan


THE GREAT REFUSAL
Satu-satunya kelompok yang memungkinkan melawan status-quo ini adalah kaum muda, para
mahasiswa, dan golongan cendekiawan yang selalu kritis melihat situasi sosial budaya.

Mereka adalah kaum yang terus menentang segala bentuk establishment.

Mereka yang mampu melakukan the great refusal, menolak terlibat dalam sistem yang totaliter.
“KATA-KATA MUTIARA” HERBERT MARCUSE
THOSE WHO DEVOTE THEIR LIVES TO EARNING A LIVING ARE INCAPABLE OF
LIVING A HUMAN EXISTENCE
Mereka yang menjalani hidup untuk cari uang tidak dapat merasakan kehidupan
manusia sepenuhnya.
KATA MUTIARA (2)
THE PEOPLE RECOGNIZE THEMSELVES IN THEIR COMMODITIES. THEY FIND THEIR SOULS IN THEIR
AUTOMOBILE, HI-FI SET, SPLIT LEVEL HOME, KITCHEN EQUIPMENT.

(Orang mengenali diri mereka dalam komoditas. Mereka menemukan jiwa mereka dalam mobil
canggih, sistem pemutar musik, rumah mewah, serta peralatan dapur mereka).

“Saya adalah Apa yang saya Miliki”.

Anda mungkin juga menyukai