Anda di halaman 1dari 4

Pada pembelajaran sebelumnya kita telah mengetahi bahwa Ksp atau konstanta hasil kali

kelarutan adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya dipangkatkan dengan
koefisien masing-masing ion dalam persamaan reaksi saat keadaan setimbang. Sedangkan
Qsp atau hasil kali ion menunjukan hasil kali ion bukan saat keadaan setimbang. Kita juga
telah mempelajari tentang tingkat kejenuhan larutan, diantaranya:
 Larutan belum jenuh, ketika jumlah zat yang dilarutkan belum mencapai nilai
kelarutannya, sehingga semua zat terlarut akan larut pada suhu tertentu
 Larutan jenuh, ketika jumlah zat yang dilarutkan mencapai nilai kelarutannya
pada suhu tertentu
 Larutan lewat jenuh, ketika jumlah zat yang dilarutkan melebihi nilai kelarutan
seharusnya pada suhu tertentu
Pada pembelajaran kali ini, kita akan membahas tentang hubungan antara Ksp dengan
Qsp dalam memprediksikan reaksi pengendapan.

Lalu, apa pengaplikasian dari materi pokok hasil kali kelarutan ini?

Namun sebelum menjawab itu, mari simak fenomena di bawah ini!


Penyakit batu ginjal adalah penyakit yang berasal
dari pembentukan materi keras menyerupai batu yang
berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu
ginjal dapat terjadi di sepanjang saluran urine, dari
ginjal, ureter (saluran kemih membawa urine dari
ginjal menuju kandung kemih), kandung kemih, serta
uretra (saluran kemih yang membawa urine ke luar
tubuh). Batu ginjal terbentuk dari limbah dalam darah
yang membentuk kristal dan menumpuk di ginjal.
Seiring waktu, materi tersebut semakin keras dan
menyerupai bentuk batu.
Kalsium oksalat merupakan komponen utama pada
batu ginjal. Batu ginjal tersebut akan lebih cepat
terbentuk apabila urine sangat pekat dan tidak minum
cukup banyak air. Keadaan ini sangat mendukung
kemungkinan terjadinya pengendapan dari sedimen-
sedimen yang terdapat pada urine sehingga lama kelamaan akan terbentuk suatu massa padat
dan keras menyerupai batu. Asam oksalat di dalam tubuh berasal dari metabolisme asam
Larutan CuSO4 Larutan NaOH Larutan Campuran 1
amino dan asam askorbat (vitamin C). Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang
menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang
kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu
sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Manusia tidak dapat melakukan metabolisme
oksalat, sehingga dikeluarkan melalui ginjal. Diketahui juga bahwa di dalam tubuh terdapat
ion kalsium (Ca2+) yang terdapat pada plasma darah sehingga dapat memicu pembentukan
kalsium oksalat dengan persamaan reaksi:
Ca2+(aq) + C2O42-(aq) ⇌ CaC2O4(s)
Jika terjadi gangguan fungsi ginjal dan asupan oksalat berlebih di tubuh maka terjadi
akumulasi okalat yang memicu terbentuknya kalium oksalat (batu oksalat) di ginjal/kandung
kemih.
Batu di saluran ureter dan ginjal disebutkan sebagai
penyebab kedua yang sering memicu penyakit gagal ginjal.
Karena tergolong membahayakan kesehatan maka
diupayakan berbagai cara untuk mencegah, menghindari,
dan mengatasi batu ginjal. Upaya pencegahan paling
sederhana dengan mengatur jenis makanan yang dikonsumsi,
banyak meminum air dan olah raga secara teratur. Namun
jika sudah terbentuk batu dalam ginjal maka pengobatan
dilakukan dengan operasi, penyinaran dan obat, baik dengan
obat modern maupun tradisional.

Apakah pembentukan batu ginjal tersebut dapat dijelaskan


berdasarkan pembelajaran yang kita bahas kali ini?
Lalu apakah dengan banyak mengonsumsi bayam dapat
menyebabkan pembentukan batu ginjal?

Apakah pembentukan batu ginjal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan pembelajaran yang
kita bahas kali ini? Lalu apakah dengan banyak mengonsumsi bayam dapat menyebabkan
pembentukan batu ginjal?
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan di powerpoint, diperoleh pernyataan
bahwa,
 Jika Qsp < Ksp, tidak terbentuk endapan,
 Jika Qsp = Ksp, terbentuk larutan jenuh, (belum ada endapan)
 Jika Qsp > Ksp, maka akan terbentuk endapan

Mari kita prediksikan pembentukan endapan berdasarkan soal di bawah ini!


 Ke dalam 100 mL larutan AgNO3 0,001 M ditambahkan 100 mL larutan Na2CO3 0,001
M. Selidikilah dengan perhitungan apakah pada penambahan tersebut sudah
mengakibatkan terjadinya endapan AgCO3. Diketahui Ksp AgCO3 pada suhu 25℃
adalah 6,3 x 10-12.
Jawab:
1) Menghitung mol ion penyusun senyawa sukar larut
n AgNO3 = 0,001 M x 100 mL
= 0,1 mmol
n Ag+ = 0,1 mmol

n Na2CO3 = 0,001 M x 100 mL


= 0,1 mmol
n CO3- = 0,1 mmol

2) Menghitung konsentrasi ion penyusun senyawa sukar larut


0,1 mmol
[Ag+] =
200 mL
= 5 x 10-4 M

0,1 mmol
[CO3-] =
200 mL
= 5 x 10-4 M

3) Menulis persamaan kesetimbangan padatan sukar larut


Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO3-(aq)

4) Menghitung harga Qsp


Qsp = [Ag+]2 [CO3-]
Qsp = [5 x 10-4]2 [5 x 10-4]
Qsp = 1,25 x 10-10

5) Membandingkan harga Ksp dan Qsp


Ksp Ag2CO3 = 6,3 x 10-12 (sudah diketahui)
Oleh karena Qsp > Ksp pada pencampuran ini telah terjadi endapan Ag2CO3

Harga Ksp suatu senyawa ionik yang sukar larut dapat memberikan informasi tentang
kelarutan senyawa tersebut dalam air. Harga Ksp berbanding lurus terhadap kelarutan, maka
semakin besar nilai Ksp suatu zat, semakin mudah larut senyawa tersebut. Hagra Ksp ini
dapat digunakan untuk memprediksikan terjadi atau tidaknya endapan suatu zat jika dua
larutan yang mengandung ion – ion dari senyawa yang sukar larut dicampurkan. Oleh karena
itu, fenomena batu ginjal dapat dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, jika kita banyak mengonsumsi bayam maka
kandungan ion oksalat akan meningkat sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah
pembentukan kalsium oksalat (batu ginjal). Namun jika kita banyak mengonsumsi bayam,
maka cara mencegah pembentukan batu ginjal tersebut adalah dengan meminum air sebanyak
mungkin karena dapat memperbesar kelarutan sehingga pembentukan batu ginjal dapat
dicegah.

Anda mungkin juga menyukai