Laporan Hasil Observasi Tuna Grahita
Laporan Hasil Observasi Tuna Grahita
Disusun Oleh :
Aprilia Dewi Kusuma Astuti (K8118014/4A)
Aulia Zahro Muharomah (K8118015/4A)
Chairun Nisa Rahmadani (K8118018/4A)
Choirunnisa (K8118020/4A)
Layanan lainnya juga berupa penempatan meja dan kursi sesuai dengan tingkah laku
anak. Ruang kelas ditata sedemikian mungkin supaya saat anak mengamuk tidak
membahayakan anak itu sendiri. Bahkan guru juga menawarkan anak ingin belajar
apa, jadi anak belajar sesuai dengan keiinginannya sendiri. Jika anak mulai merasa
bosan, guru akan membawa anak belajar diluar kelas. Guru memposisikan bahwa
guru adalah seorang teman bagi mereka, sehingga yang diutamakan adalah membuat
anak merasa nyaman terlebih dahulu.
Layanan yang pasti didapatkan oleh Boy yaitu kesabaran dan ketulusan dalam
mendidik dan memantau perkembangan dari Boy.
g. Bagaimana cara menghadapi anak tuna grahita yang sangat sulit fokus ?
Jawaban : karakter anak dikelas ini berbeda-beda, untuk anak yang sangat sulit untuk
fokus caranya saya pegang wajahnya usahakan agar mata anak fokus memandang kita
meskipun sulit.
h. Setelah kami lihat pembelajaran tadi, mengapa ibu sedikit menggunakan penegasan
pada gaya bicara ibu ?
Jawaban : iya saya menggunakan penegasan karena memang anak tunagrahita sangat
sulit fokus, dan kalau tidak ditegaskan pada cara mengajar saya anak-anak tidak akan
memperhatikan. Tetapi keras dalam artian mendidik.
Hasil observasi :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SLB C Kerten, pengamat dapat
melihat anak yang bernama boy agak sedikit berbeda dengan anak yang seusianya. Jika
dilihat secara langsung memang karakteristik boy dapat langsung diketahui bahwa boy
adalah anak berkebutuhan khusus karena boy juga mengalami gangguan fisik yaitu polio.
Boy merupakan anak penyandang tuna grahita dan kelainan fisik polio, hal ini
menyebabkan terganggunya proses perkembangan boy, boy mengalami kesulitan belajar,
dan juga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pribadinya, selain itu boy sempat juga
tidak bisa berjalan karena kondisi kakinya yang kecil namun setelah masuk ke SLB dan
dibiasakan untuk berjalan sendiri sekarang boy sudah mampu berjalan dengan perlahan.
Boy juga harus meminum rutin obat sejenis obat penenang agar dia tidak mengalami
tantrum.
b) Karakteristik psikis sukar berfikir abstrak dan logis, kurang memiliki kemamuan
analisa, asosiasi lemah, fantasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan,
mudah dipengruhi kepribadian, kurang harmonis karena tidak mampu menilai baik
dan buruk.
Hasil observasi : berdasarkan hasil pengamatan dan teori ini didapatkan hasil yang
sama yaitu boy masih susah untuk menerima pembelajaran, ketika kita datang
kemarin boy sedang diajarkan huruf oleh gurunya namun boy tidak dapat
memfokuskan perhatian jadi dia hanya mendengarkan, menurut kata gurunya hal ini
disebabkan ada orang baru yang datang.
Daftar pustaka
https://eprints.uny.ac.id/9906/2/bab%202%20-%2008103247020.pdf (diakses pada 12 Maret
2020, 17.45 wib)