Anda di halaman 1dari 5

A.

Tujuan Menyimak
1) Untuk memperoleh pengetahuan dari ujaran sang pembicara
dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
Contoh:
2) Untuk penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan
atau diperdengarkan atau dipergelarkan (terutama sekali dalam
bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati
keindahan audial.
Contoh:
3) Untuk menilai apa-apa yang dia simak itu (baik-buruk, indah-jelek,
logis-tak logis, dan lain-lain); singkat nya dia menyimak untuk
mengevaluasi.
Contoh:
4) Untuk menikmati serta menghargai apa-apa yang disimak nya itu
(misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu,
dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata orang itu
menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
Contoh:
5) Untuk dapat mengkumunikasikan ide-ide, gagasa-gagasan,
maupun perasan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang
pembicara dan semua ini merupakan bahan penting dan
menunnjangnya dalam mengkomunikasikan ide-ide nya sendiri.
Contoh:
6) Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi
yang membedakan arti mana bunyi yang tidak memebedakan arti;
biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar
bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli.
Contoh:
7) Ada lagi yang menyimak dengan maksud agar dia dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
Contoh:
8) Selanjutnya adalagi orang yang tekun menyimak sang pembicara
untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat
selama ini dia ragu; dengan perkataan lain, dia menyimak
persuasif.
Contoh:
B. Ragam Menyimak
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah sejenis menyimak yang menegenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujuran.
Contoh: tidak perl dibawah bimbingan langsung dari seorang
guru.
1) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah kegiatan menyimak secara
kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive
listening).
Contoh: Jika seorang pelajar sedang membaca di
kamar, ia juga dapat mendengarkan pembicaraan orang
lain di luar, atau suara tv.
2) Menyimak estetik
Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun menyimak
apresiatif (appreciational listening) adalah menyimak
secara serius dan bersungguh-sungguhmemperhatikan satu
cara atau pertunjukan drama, cerita, dongeng. Baik secara
langsung maupun melalui siaran televisi atau radio.
Contoh: menyimak pembacaan puisi, rekaman drama,
cerita, syair dll
b. Menyimak intensif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak kebalikan dari
kegiatan menyimak ekstensif.
Contoh: kegiatan ini memerlukan bimbingan dan pengawasan
guru agar terarah pada topik tertentu.
1) Menyimak Kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau
kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar
dari ujaran dari seorang pembicara , dengan alasan-alasan
yang kuat yang daat diterima oleh akal sehat.
Contoh: seorang panitia menilai mahasiswa dalam
melakukan debat ilmiah
2) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif (consentralive listening) adalah
menyimak bagian-bagian tertentu dari materi simakan atau
ujaran yang dianggap penting saja.
Contoh: seorang siswa ketika membaca sebuah novel
dengan penuh konsentrasi agar dia bisa menemukan isi
dari novel tersebut
3) Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis
kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan
rekontruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik
yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang
disimaknya.
Contoh: seorang siswa menyimak dialog bahasa
inggris yang dilakukan dikelasnya
4) Menyimak Eksploratif
Menyimak eksfloratif adalah sejenis kegiatan menyimak
intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu
lebih terarah dan lebih sempit.
Contoh: Riki membaca surat kabar pos tarakan dengan
penuh perhatian untuk mencari infomrasi tentang
pembunuhan mahasiswa UBT
5) Menyimak interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah
sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan
pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena
sang penyimak akan mengajuhkan pertanyaan.
Contoh: seorang siswa sedang aktif mendengarkan
penjelasan dari gurunya karena ia akan bertanya, dan agar
pertanyaannya tak keluar dari topik
C. Kebiasaan Buruk Dalam Menyimak
1) Menyimak lompat 3
Contoh: Budi hanya menyimak judul besarnya saja, alias
bagian tertentu
2) Menyimak “saya dapat fakta”
Contoh: penyimak hanya mencari data-data/fakta, dan tak
menyimak materi yang lain
3) Nada ketulisan emosional
Contoh: Penyimak menemukan kata-kata yang menimbulkan
pada ketulisan emosional, seperti seks, komunis, koruptor.
4) Menyimak supersensitive
Contoh: Budi mempresentasikan sebuah makalah tapi
disanggah oleh Rijal dengan maksud mempermalkan Budi
5) Menghindari penjelasan yang sulit
Contoh: Tak peduli dan tak mencari tau dengan kosa-kata
yang baru/jarang digunakan sehari-hari
6) Menolak secara gegabah suatu subjek sebagai suatu yang tidak
menarik
Contoh: pada saat Budi menjelaskan sesuatu yang tak menarik
kepada Rijal, tiba-tiba Rijal memotong penjelasan Budi, sebelum
Budi menyelesaikan penjelasannya
7) Mengkritik cara dan gaya fisik pembicara
Contoh: Rijal menegur Budi yang tak berpenampilan rapi
ketika presentasi
8) Memberi perhatian semu
Contoh: Penyimak berpura-pura memperhatikan pembicara
9) Menyerah kepada gangguan
Contoh: Saat Budi presentasi, ada suara dari luar kelas. Dan
Budi tak konsentrasi dengan materi yang ia jelaskan
10) Menyimak dengan dengan kertas dan pensil ditangan
Contoh: Penyimak sambil menulis, harusnya menyimak yang
baik ialah menyimak keseluruhan materi lalu menulis hal-hal yang
penting

D. Hal-hal yang perlu disimak


1) Bunyi-bunyi fonemis atau bunyi-bunyi distingsif bahasa yang
bersangkutan, dan pada akhirnya variasi-variasi fonem yang
bersifat personal atau dialek seperti dipakai atau diucapkan
oleh beberapa pembicara asli, penduduk pribumi.
Contoh:
2) Urutan-urutan bunyi beserta pengelompokan-pengelompokannya;
panjangnya jeda; pola-pola intonasi
Contoh:
3) Kata-kata tugas beserta perubahan-perubahan bunyi sesuai dengan
posisinya didepan kata-kata lain.
Contoh:
4) Infeksi-infeksi untuk menunjukkan jamak, waktu, milik, dan
sebagainya.
Contoh:
5) Perubahan-perubahan bnyi dan pertukaran-pertukaran fungsi yang
ditimbulkan oleh derivasi.
Contoh:
6) Pengelompokan-pengelompokan structural.
Contoh:
7) Petunjuk-petunjuk urutan kata yang menyangkut fungsi dan
makna.
Contoh:
8) Makna kata-kata yang bergantung pada konteks atau situasi
pembicaraan.
Contoh:
9) Kata-kata salam, kata-kata sapaan, kata-kata pendahuluan, dan
kata-kata keraguan yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan.
Contoh:
10) Makna budaya (cultural meaning) yang terkandung atau tersirat
dalam suatu pesan atau ujaran.
Contoh:

Anda mungkin juga menyukai