Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB IV

KETATNYA SISTEM PENGENDALIAN

Dosen:
Gisti Riza Adistie, SE, MA

Oleh:
1. Kristianus S. Berek (2017330069)
2. Julhermanto Limbong (2017330055)
3. Rhobi Surya Prahendra (2017330072)
4. Angga Dwi Cahyo (2014330074)
5. Viktor N.Darmotiar (2017330059)
6. Sandra (2017330056)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DR.SOETOMO
SURABAYA
2019
BAB 4
KETATNYA SISTEM PENGENDALIAN

Manfaat dari setiap sitem pengendalian manajemen (SPM) berasal dari peningkatan
kemungkinan bahwa tujuan organisasi akan dicapai sehubungan dengan apa yang
diharapkan jika SPM tidak berada pada tempatnya.

KETATNYA PENGENDALIAN HASIL


Keberhasilan pengendalian hasil yang ketat tergantung pada karakteristik definisi
dari area hasil yang diinginkan, pengukuran kinerja, dan penguatan atau insentif yang
diberikan.
Definisi hasil yang diinginkan
Agar pengendalian manajemen dikatakan ketat dalam suatu sistem pengendalian
hasil, dimensi hasil harus sesuai dengan tujuan organisasi yang “sebenarnya”; target kinerja
harus spesifik; hasil yang diinginkan harus secara efektif dikomunikasikan dan diinternalisasi
oleh karyawan yang sikapnya sedang dikendalikan; dan apabila pengendalian hasil
digunakan secara eksklusif pada bagian kinerja yang ada, pengukuran pasti lengkap.
Kesesuaian
Bab 2 membahas ksesuaian sebagai salah satu penentu utama efektivitas
pengendalian hasil. Sistem pengandalian hasil mungkin mengalami permasalahan kesesuian
karena manajer tidak memahami dengan baik tujuan organisasi yang sesungguhnya atau
karena dimensi kinerja yang dipilih oleh manajer untuk mengukur hasil tidak merefleksikan
tujuan yang sesungguhnya dengan baik.
Untuk beberapa tipe organisasi, dan untuk banyak area khusus dalam organisasi, jika
tujuan yang sesungguhnya dipahami dengan baik, hal itu akan menjadi asumsi yang
beralasan. Contohnya, karyawan pada bagian produksi harus lebih efisien dan personel
penjualan harus menjual lebih banyak, segala sesuatu harus seimbang.
Spesifikasi
Tingkat ketatnya pengendalian hasil juga harus tergantung pada adanya prospek
kinerja yang dijelaskan dengan istilah spesifik. Spesifikasi keinerja yang diharapkan atau
target membutuhkan pemilahan dan penghitungan, seperti 15% ROA per tahun, keluhan
konsumen kurang dari 1%, atau biaya kinerja $2,29 per unit produksi. Pengendalian dalam
area yang sulit diukur dapat diperketat dengan tidak memisahkan bidang kinerja global ke
dalam berbagai komponen, seperti penggunaan energi, volume dan tipe limbah yang
dihasilkan, dan tingkat daur ulang.
Komunikasi dan internalisasi
Agar pengendlian hasil menjadi ketat, target kinerja yang harus dikomunikasikan
secara efektif dan diinternalisasi oleh mereka yang diberi tanggungjawab karena
prestasinya. Kemudian, barulah pengendalian hasil dapat mempengaruhi kinerja. Batasan
pemahaman dan internalisasi tujuan dipengaruhi oleh banyak faktortermasuk kualifikasi
karyawan yang terlibat, tingkat terkontrolnya area hasil pengukuran yang diketahui, tujuan
yang beralasan, dan besarnya partisipasi yang diperolehkan dalam proses penentuan tujuan.
Kelengkapan
Kelengkapan merupakan persyaratan akhir untuk ketatnya pengendalian hasil.
Kelengkapan berarti bahwa area hasil yang didefinisikan dalam SPM termasuk semua bagian
yang diharapkan memiliki kinerja yang bagius dan ketika karyawan yang terlibat dapat
berpengaruh. Apa yang tidak terukur menjadi kurang terlihat , atau mungkin menjadi tidak
terlihat.
Pengukuran kinerja
Pengendalian hasil yang ketat juga tergantung pada pengukuran kinerja yang
digunakan. Seperti yang dibahas dalam bab 2, pengendalian hasil tergantung pada
pengukuran yang teliti, objektif, tepat waktu, dan dapat dipahami.
Insentif
Pengendalian mungkin akan menjadi lebih ketat jika imbalan dihubungkan secara
langsung dan pasti dengan pencapaian hasil yang diinginkan. Hubungan langsung berarti
pencapaian hasil diteremahkan secara eksplisit dan jelas menjadi imbalan.

KETATNYA PENGENDALIAN TINDAKAN


Pembatas perilaku
Pembatas perilaku, baik fisik maupun administrasi, dapat menciptakan pengendalian
yang ketat dalam beberapa bidang dalam organisasi. Pembatas fisik terdiri atas beberapa
bentuk, mulai dari kunci sederhana di meja untuk mengembangkan perangkat lunak dan
sistem keamanan elektronik. Tidak ada aturan sederhana yang diberikan mengenai tingkat
pengendalian yang mereka berikan, mungkin kecuali perlindungan ekstra yang biasanya
lebih mahal.
Kajian pratindakan
Kajian pratindakan dapat membuat SPM menjadi ketat jika kajiannya sering, detail,
dan dilakukan oleh pengkaji yang rajin dan berpengalaman luas. Kajian pratindakan selalu
ketat pada bahgian yang melibatkan alokasi sumber daya yang besar karena banyak
investasi yang tidak mudah dibatalkan dan dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan organisasi.
Akuntabilitas Tindakan
Pengendalian akuntabilitas menciptakan pengendalian ketat seperti halnya
pengendalian hasil yang ketat. Jumlah pengendalian yang ditimbulkan dari pengendalian
akuntabilitas tindakan tergantung pada karakteristik definisi tindakan yang diinginkan (dan
tidak diinginkan), efektivitas sistem pelacakan tindakan, dan penguatan (imbalan atau
hukuman) yang diberikan.
Definisi tindakan
Untuk mencapai pengendalian akuntabilitas tindakan yang ketat, definisi tindakan
harus sesuai, spesifik, dan dikomunikasikan dengan baik dan lengkap. Kesesuaian berarti
bahwa pelaksanaan tindakan yang diterapkan dalam sistem pengendalian akan mengarah
pada prestasi tujuan organisasi yang sesungguhnya.
Pelacakan tindakan
Pengendalian pada sistem pengendalian akuntabilitas tindakan juga dapat dibuat
lebih ketat dengan cara meningkatkan efektivitas sistem pelacakan tindakan. Karyawan yang
yakin bahwa tindakan mereka akan diperhatikan secara tepat waktu, akan lebih kuat
dipengaruhi oleh sisitem pengendalian akuntabilitas tindakan daripada karyawan merasa
bahwa kemungkinannya “tertangkap” kecil.
Penguatan tindakan
Akhirnya, pengendalian dapat dibuat lebih ketat dengan membuat imbalan atau
hukuman menjadi lebih signifikan terhadap karyawan yang terlibat. Secara umum maknanya
bervariasi secara langsung dengan ukuran penguatan. Ketika imbalan (insentif) merupakan
bentuk umum dari penguatan yang diberikan oleh perusahaan dalam penentapan
pengendalian hasil.

KETATNYA PENGENDALIAN PERSONEL/KULTURAL


Pada beberapa situasi, SPM yang didominasi oleh pengendalian personel/kultural
dapat juga dianggap ketat. Dalam organisasi sosial dan volunter, pengendalian personel
biasanya menunjukkan jumlah pengendalian yang signifikan, sebagaimana kebanyakan
volunter sangat puas dengan melakukan kebaikan, sehingga termotivasi untuk
melakukannya dengan baik. Pengendalian personel/ kultural yang juga ada pada bisnis yang
berorientasi laba. Keberadaannya pada perusahaan keluarga yang kecil merupakan hal yang
umum ketika pengendalian personel/kultural mungkin menjadi efektif karena adanya rasa
saling melengkapi atau kesesuaian antara keinginan organisasi dan keinginan individu yang
ingin mereka capai.
Beberapa perusahaan menggunakan berbagai bentuk pengendalian personel/kultural
yang jika dikombinasikan akan menghasilkan pengendalian yang ketat. Contohnya
pengendalian yang digunakan pada area produksi Wabash National Corporation, produsen
truk kontainer yang berlokasi di Lafayette, Indiana, adalah :

 Walk and talk interview yang pelamaranya mulai mengamati kecepatan pabrik yang
tidak terkontrol.
 Rencana insntif kelompok, termasuk rencana pembagian laba yang memberikan 10%
pendapatan setelah pajak kepada karyawan dan rencana pensiun yang didasarkan
pada kontribusi margin laba.
 Pelatihan yang diperlukan: karyawan baru didorong dengan kuat untuk mengambil
dua dua kelas perbaikan Wabash yang telah ditentukan pada waktu yang mereka
tentukan sendiri dan diberi imbalan berupa kenaikan gaji. Supervisor hanya akan
dipromosikan setelah mereka mengambil kelas khusus dan lulus tes.

KESIMPULAN
Bab ini difokuskan pada karakteristik penting SPM; tingkat keketatan. Semua tipe
pengendalian, yaitu telah dibahas pada bab 2 dan 3 dapat digunaka untuk menciptakan
pengendalian ketat, tergantung pada situasinya.
Pada beberapa perusahaan, tipe pengendalian khusus diganti dengan tipe yang lain
sesuai dengan situasi untuk pengendalian ketat. Bebrapa perusahaan memperketat
pengendlian dengan menggganti sikap sopan ( pengendalian personel) dengan insentif
berbasis kinerja yang tidak terpengruh perasaan (pengendalian hasil).

Anda mungkin juga menyukai