Memulai Menulis
A. Cara Penyajian
1. Penyajian ruang
Pemandangan Pantai Mojopahit - Mojokerto sangat mempesona. di sebelah kiri terlihat tebing yang
amat sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap
menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi
Pantai Mojopahit ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Mojopahit ini
keta bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda
ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh
sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat
istimewa melihat matahari yang seolah-olah amsuk ke dalam hamparan air laut.
2. Penyajian Kronologi
Tenggelamnya Kapal Fudo 558 diperkirakan terjadi pukul 03:00. Laporan nakhoda sebelum
tenggelam diterima dermaga melalui radio sekitar pukul 02:30. Artinya, nakhoda kapal sudah
berusaha memberitahu pihak pelabuhan atau dermaga mengenai kerusakan yang terjadi di Kapal
Fudo 558 sebelum kapal tersebut tenggelam. Proses evakuasi dilakukan pukul 06:00 menggunakan
tiga kapal dan puluhan timsar. Sekitar pukul 12:00, timsar menemukan tujuh korban dalam
keadaan tidak bernyawa dari 127 korban yang ikut tenggelam. Sampai sore hari, korban yang lain
dan badan kapal belum juga ditemukan. Dikarenakan suasana yang mulai gelap pencarian korban
dihentikan sementara dan akan dilanjutkan esok pagi. Sampai saat ini penyebab pasti
tenggelamnya kapal Fudo 558 belum terindentifikasi. Laporan yang dikirimkan kepada pelabuhan
hanya dapat terbaca setengahnya saja.
3. Penyajian Logis
Terbagi 6:
B. Jenis Tulisan
1. Narasi
Terbagi dua:
a. Narasi artistic
Contoh:
Anak Kenangan
Kala itu Matahari belum juga jauh. Ketika tambakan pertama meledakkan kesenyapan di udara,
gadis itu masih juga belum tidur. Namun tubuhnya sejak tadi mendekap bantal lusuh diatas tempat
tidur.
Tak lama, ibunya menghambur ke kamar. Isak tangis wanita itu menyentakan si gadis.
"Ayahmu, Astika!"
Dan gadis bernama Astika itu surut dari tengkurap. Wajahnya tegang. namun, kelihatan betapa
sorot matanya mencoba tak ingin yakin apa yang sedang ia cemaskan.
Ibunya mengangguk. Namun kedua wanita itu tak berani keluar. Berondongan tembakan kian
terdengar berhamburan. Seperti terasa ada suasana gaduh kanan kiri dinding rumah. Namun, sama
sekali tak terdengar teriakan atau jeritan kepanikan.
Astika seperti memiliki kekuatan untuk berani mendekat ke pintu. Rambutnya yang panjang ia
sibakan ke belakang sehingga tak menghalangi pandangannya.
"Tak usah, tidak perlu. Ayah sudah baik, sudah diurus para tetangga."
Dalam kalimat yang terakhir ini Astika tak tahan terus bersikap tegar. Ia langsung memeluk ibunya.
Ia benar-benar menyadari, bahwa dirinya sedang kehilangan . Melebihi kehilangan tubuh seorang
ayah yang barang kali bagian dadanya tengah terobek peluru panas. Melebihi kehilangan kenangan
yang ketika kecil senantiasa diperkaya oleh kasih sayang. Astika kehilangan suasana. Suasana
seorang gadis yang belum seminggu yang lalu memasuki usia ke delapan belas. Suasana sebagai
anak yang masih memiliki ayah, sirna seketika.
Bagi ibunya, Astika seperti sebuah peninggalan. Ia menjadi anak kenangan satu-satunya, dan
seorang gadis yang cantik. Pertama kali Astika berani mengumpat Belanda di sebuah jalan raya.
Dengan gagah, Astika memungut dua batu kecil di tepi jalan raya, dan dilemparkan sembari
berteriak, "tentara tengik".
Dua Belanda itu menoreh terkejut. Namun demikian, tidak ada reaksi balasan. Tentara yang masih
muda-muda itu malah menggeleng-gelengkan kepala sembari tertawa.
"Kau cantik, ha..ha......." seloroh salah seorang dari mereka. Astika kian sakit hati. Ia lantas lari, dan
menangis di rumahnya.........................................
b. Narasi ekspositorik
Saat itu aku tengah belajar, ketika aku mendengar suara pintu di ketuk. Setelah aku membukanya
ternyata seorang teman ayah yang datang. Ia teman sekerja ayah, sama-sama tukang parkir.
Kedatangannya malam it untuk mengantarkan ayah pulang. Penyakit sesak napas menahun yang
diderita ayah, tiba-tiba kambuh selagi dia bekerja. Lalu, Ayah diantarkan pulang dengan
menumpang becak.
Peristiwa itu terjadi pada bulan Mei 2013, sewaktu aku duduk di kelas XI SMA. memang aku dan ibu
telah memaklumi penyakit yang di derita ayah. Telah beberapa kali ayah mengalami hal seperti itu.
Setiap kali pula relung hatiku yang paling dalam tersentuh, bilamana melihat keadaan ayah.
Tubuhnya terkulai lemas, napasnya tersengal-sengal, wajahnya memucat dan keringat membasahi
sekujur badannya. Ayah memang bekerja keras memburu rupiah untuk mengumpulkan asap dapur,
dan demi sekolahku. Sedangkan ibu hanya sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangga dengan
imbalan yang tidak besar.
Pernah aku ingin berhenti sekolah untuk menggantikan kedudukan ayah sebagai tukang parkir.
Tetapi tidak boleh, karena ayah membanting tulang agar aku suatu ketika kelak menjadi pegawai
negeri. Tetapi aku bersikeras, dengan alasan aku bekerja tanpa harus berhenti sekolah. Akhirnya
ayah memberikan persetujuan.
Semenjak itu, aku mempunyai profesi sebagai tukang parkir di samping sebagai pelajar. Pekerjaan
ku itu berjalan lancar. Ayah kemudian hanya bekerja di rumah menyetrika pakaian yang pagi hari
di cuci ibu. Waktu itu kondisi keluarga sedikit membaik. Aku bahkan dapat menabung Rp.3.000.000
setahunyang aku rencanakan untuk biaya masuk perguruan tinggi.
Suatu malam, sebuah sepeda motor yang diparkir dan menjadi tanggungjawabku hilang. Peristiwa
yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Pemiliknya memintaku bertanggungjawab. Ia
memintaku menggantikan sepeda motornya. Walaupun telah di bantu oleh beberapa teman
melacak sepeda itu namun tidak ketemu juga. Akhirnya disepakati aku harus menanggung separuh
harga sepeda motor itu, sebanyak tiga juta rupiah, sehingga tabunganku berpindah tangan.
Berhari-hari aku terguncang dengan peristiwa itu. Konsentrasiku belajar juga terganggu. Masih
untung aku bisa lulus, biarpun dengan nilai pas-pasan.
Hingga akhirnya aku berhati-hati lagi dalam bekerja. Kini tabunganku secara bertahap terus
bertambah, bahkan dapat melampau jumlah yang hilang. Pada tahun ajaran berikutnya aku di
terima PTS di kotaku. Wawasanku tentang masa depanku bertambah. Yang lebih membahagiakan,
penyakit ayah kian hari berangsur membaik karena rajin berobat ke dokter. Tampak di wajahnya
kebahagiaan karena anaknya bisa kuliah. Dan ayah sangat brharap anaknya suatu saat bisa jadi
Sarjana.
(Sudarmaji,Solo)
2. Eksposisi
Dibanyak kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta, kemacetan lalu lintas di
jalan raya menjadi suatu pemandangan yang sudah biasa. Meskipun demikian, kemacetan lalu
lintas merupakan keadaan yang menjengkelkan bagi para pengguna jalan.
Bila diperhatikan, pada waktu-waktu tertentu lalu lintas di jalan-jalan tampak macet. Sebagai
contoh dipagi hari, kemacetan lalu lintas mulai terasa ketika warga masyarakat mulai berangkat ke
tempat kerja dan para pelajar mulai berangkat sekolah. Pada siang hari lalu lintas mencapai
puncaknya.
Banyak hal yang menjadi pemicu kemacetan lalu lintas. Pertama, adanya persilangan jalan dengan
jalan kereta api. Kedua, semakin banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan, apalagi sepeda
motor. Ketiga, banyak ruas jalan digunakan sebagai parkir liar dan berjualan pedagang kaki lima.
Keempat, sering terjadi lampu lalu lintas mati. Kelima, sikap kurang terpuji para pengguna jalan,
sebagai contoh ada mobil mobil penumpang menurunkan dan menaikan penumpang seenaknya
sendiri. Saling mendahului atnar kendaraan.
Kemacetan lalu lintas juga menimbulkan waktu menjadi terbuang dengan sia-sia karena harus
menunggu serta dapat menyebabkan polusi udara dan juga suara.
3. Deskripsi
Terbagi dua:
a. Deskripsi artistic
BEKISAR MERAH
Ahmad Tohari
Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa diseberang lembah itu seperti perawan mandi
basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang
tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh
hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika angin
tiba-tiba bertiup lebih kencang pelepah-pelepah serempak terjulur sejajar satu arah, seperti
tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan
bergurau di bawah curah pancuran. Pohon-pohon kelapa itu, tumbuh ditanah lereng diantara
pepohonan lain yang rapat dan rimbun kemiringan lereng membuat pemandangan seberang
lembah itu. Kemiringan lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam
gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan lembut,
batang sengon yang kurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih dan kuat. Ada
beberapa pohon aren dengan daun mudanya mulai mekar, kuning dan segar. Ada pucuk pohon
jengkol yang bewarna cokelat kemerahan, ada bunga bungur yang ungu berdekatan dengan pohon
dadap dengan kembangnya yang bewarna merah. Dan batang-batang jambe rowe, sejenis pinang
dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpajang di
sana.
b. Deskripsi ekspositorik
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju
kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari
dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat
betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan
hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
4. Argumentasi
Global Warming
Saat ini kita mengalami apa yang disebut dengan global warming yaitu sebuah keadaan dimana
naiknya suhu rata-rata permukaan bumi. Hal ini terjadi akibat semakin menipisnya ozon, lapisan
pelindung bumi dari sinar langsung matahari yang ada di athmosphere bumi. Pada dasarnya
lapisan ozon yang ada sangatlah tipis sehingga akan semakin mudah terkikis dan berlubang.
Naiknya suhu rata-rata permukaan bumi dapat menyebabkan efek yang sangat berbahaya bagi kita,
diataranya adalah, kacaunya iklim yang ada di bumi. Kekacauan yang terjadi ini sangat merugikan
bagi para petani khusunya yang mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya. Global wrming
menyebabkan musim kemarau yang panjang dan tak diduga-duga kapan datangnya. Sehingga
petani bisa mengalami kegagalan panen.
Selain menyebabkan kekacauan iklim, global warming menyebabkan naiknya volume permukaan
air laut. Efek panas yang ditimbulkan oleh global warming menyebabkan melelehnya gunung-
gunug es di kutub utara dan selatan. Lelehan gunug es inilah yang menambah volume permukaan
laut dan menenggelamkan pulau-pulau yang kecil dan lebih rendah dari permukaan laut.
Sebenarnya masih banyak dampak yang bisa ditimbukan dari global warming. Menipisnya lapisan
ozon ini sebenarnya juga merupakan ulah dari umat manusia itu sendiri, seperti polusi udara,
penggunan barang-barang penyebab menipisnya lapisan ozon dan lain-lain. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih parah pada lapisan ozon, kita bisa mencegahnya dengan mencegah
polusi udara dan menimalkan penggunaan AC dan Kulkas untuk mencegah keruskan lebih parah
pada lapisan ozone.
1. Unsur kesatuan
Paragraph mengandung satu pokok pikiran (topic paragraph). Topic paragraph ini
dituangkan dalam kalimat yang disebut kalimat topic.
Kerja Rosita tidak hanya duduk di meja kasir. Ia juga mencatat makanan yang dipesan.
Terkadang, ikut membantu mengantarkan makanan ke meja pemesan, ikut membersihkan dan
merapikan semua perabotan restoran. Pokoknya, Rosita bekerja sebagaimana pegawai yang lain
walaupun dia anak pemilik restoran.
-Tersirat
Desa Tanganan Pegringsingan terletak sekitar 70 kilometer arah timur Denpasar, atau 3
kilometer dari Candi Dasa, lokasi wisata beken di bagian timur Bali.kalau berkendaraan pribadi,
jarak tersebut bisa dtempuh dalam satu setengah jam. dibandingkan dengan desa-desa lain di Pulau
Dewata, desa ini menyimpan keunikan tiada tara. Buka pemandangan alam atau pantainya yang
menjadi daya tarik. Melainkan masih bertahannya adat istiadat Hindu lama yang masih dijalankan
secar teratur sampai sekarang. Mereka memeluk agama Hindu Indra, sementara masyarakat Bali
lainnya menganut Hindu Brahma. Karena itu, mereka tidak mengenal tradisi ngaben. Kalau
seseorang meninggal, mayatnya dikubru dengan upacara pemakaman sederhana.