Perbatas PKM k-2
Perbatas PKM k-2
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh:
i
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang kerap digunakan sebagai obat yaitu tanaman
beluntas. Tanaman beluntas merupakan tanaman perdu, tingginya 1-2 meter,
batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua
berwarna putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal
tumpul, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip,
warna hijau muda sampai hijau tua (Agoes,2010: 11).
Salah satu tanaman asli Indonesia yang tersebar dengan luas dibeberapa
daerah di Indonesia serta berpotensi untuk dikembangkan yaitu tanaman beluntas
(Pluchea indica L.) yang merupakan salah satu tanaman dari suku Asteraceae
yang mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, minyak atsiri, asam klorogenik,
natrium, kalium, magnesium, dan fosfor sedangkan akarnya mengandung
flavonoid dan tanin (Agoes,2010: 12).
Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut
menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi
berbagai macam produk seperti simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri,
ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen, kapsul maupun tablet.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat
yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan.
Permintaan bahan baku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin
meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu, efek samping
penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil
dibandingkan obat sintetis.
Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama
memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong kami
untuk mengolah daun beluntas tersebut menjadi permen beluntas anti bau mulut
yang terdapat dalam daun beluntas tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan obat.
1.4 Manfaat
Manfaat diadakannya program ini adalah untuk :
1. Dapat menjadikan program kreativitas mahasiswa ini sebagai salah satu
alternative pengembangan keterampilan masyarakat setempat yang setempat
yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Menjadikan daun beluntas menjadi permen yang memiliki cita rasa.
3
BAB II
Semua orang pasti ingin menghindari yang namanya bau mulut, karena bau
mulut yang tak sedap membuat kita tak percaya diri atau bahkan bisa di jauhi
oleh rekan dan sekitar kita. Bau mulut dapat bersumber dari intraoral, dan bau
mulut juga dapat berasal dari faktor ekstraoral termasuk faktor sistemik, namun
90% dari semua bau mulut berasal dari mulut itu sendiri. Faktor lokal bau mulut
dapat berasal dari lidah dan sulkus gingiva, termasuk retensi makanan yang dapat
menghasilkan bau pada permukaan gigi atau di antara gigi, tongue coating,
Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG), keadaan dehidrasi, karies, gigi tiruan,
merokok, dan penyembuhan luka bedah atau ekstraksi.
Di daerah Jawa Timur khususnya Malang banyak anak anak maupun orang
dewasa yang mempunyai bau mulut yang kurang enak. Kondisi tersebut biasanya
tidak disadari oleh orang yang mempunyai bau mulut yang kurang enak.
akibatnya orang - orang yang memiliki kondisi tersebut sering menerima bullying
atau ejekan dari teman atau orang lain.
Oleh karena itu peneliti memiliki inovasi untuk menjadikan daun beluntas
sebagai permen granul ekstrak daun beluntas sehingga dapat meningkatkan nilai
ekonomi daun beluntas itu sendiri. Ide pembuatan produk ini berasal dari
keinginan menciptakan jajanan kesehatan baru dalam bentuk permen. Permen
merupakan jajanan yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat sehingga untuk
memasarkan produk olahan daun beluntas dalam bentuk permen akan lebih
5
mudah. Permen granul dalam daun beluntas memiliki peluang usaha yang cukup
tinggi terutama di daerah malang dan sekitarnya
Dapat di konsumsi oleh semua usia dan kalangan. Permen granul ekstrak
daun beluntas mempunyai prospek usaha yang menjamin, karena pada umumnya
di dalam kehidupan sehari-hari daun beluntas hanya digunakan sebagai makanan
lalapan bagi orang dewasa. Tetapi,jika mendengar kata permen pasti semua
masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai jenis jajanan
tersebut. Maka dari itu, peneliti mengkreasikan daun beluntas untuk dibuat
sebagai jenis jajanan dengan tampilan baru yang tetap mimiliki kandungan nutrisi
yang baik bagi kesehatan serta mendukung untuk menjadi salah satu usaha yang
jika dipasarkan memiliki peluang yang cukup tinggi
Produk ekstrak daun beluntas dapat diproses secara higienis dengan bahan-
bahan berkualitas dan di kemas dalam plastik dan kertas kraft sehingga aman bagi
6
kesehatan. Berikut adalah bahan untuk membuat permen granul ekstrak daun
beluntas :
Jadi biaya produksi 125 biji permen granul ekstrak daun beluntas adalah
Rp.60.000,-, sehingga biaya produksi per satu cup Rp.1000,- Permen granul
ekstrak daun beluntas ini akan dijual dengan harga Rp.2500,- per biji sehingga
keuntungan hasil penjualan sebesar Rp.1500,- per biji. Jadi kotor yang diperoleh
Rp.187.500,-.
Harga permen granul ekstrak daun beluntas per biji Rp.2500.- per 125 biji
menghasilkan laba sebesar Rp. 187.500,- maka laba yang diperoleh dalam waktu
5 bulan sebesar Rp.3.000.000,-
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
a.Tahap Perencanaan
1. Hal pertama yang dilakukan pada saat tahap perenanaan yaitu survey yang
dilakukan sebagai langkah awal dalam memulai sebuah usaha. Tujuan
dilakukannya survey adalah untuk mengetahui kondisi pasar, minat
konsumen, dan perencanaan inovasi lebih lanjut.
2. Hal kedua yang perlu dilakukan pada saat tahap perencanaan yaitu
melakukan studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan ini memiliki prospek yang
menguntungkan dan memiliki prospek jangka panjang.
b.Tahap Persiapan
2. Persiapan dan pengadaan bahan baku untuk langkah awal memulai suatu
usaha. Persiapan bahan baku yang lengkap akan memudahkan proses
produksi.
BAHAN ALAT
Daun beluntas Kompor
Gula pasir Panic
Air Pisau
Baskom
Blender
Kain saring
Pengaduk
1. Promosi
Promosi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan produk kepada
konsumen. Hal ini dilakukan dengan cara membuat leaflet yang di design
dengan sedemikian rupa yang berisi informasi tentang gambaran produk serta
penawaran harga dan barang. Selain leaflet, produk juga akan dipasarkan
secara online melalui sosial media dan situs resmi produk. Kerjasama dengan
9
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan diadakan untuk mengetahui secara keseluruhan sejauh
mana usaha ini berjalan, kekurangandan kelebihan serta rincian secara
keseluruhan. Evaluasi kegiatan mencakup semua proses pelaksanaan hingga
pemasaran produk. Apabila produk ini sudah berjalan satu bulan, maka akan
dihitung laba rugi di bulan pertama produksi. Kegiatan ini akan berlangsung
hingga empat bulan yang merupakan waktu pencapaian program. Setelah
evaluasi dilakukan akan diketahui apakah produk banyak diminati konsumen
atau sebaliknya.
4. Kerjasama
Produk akan disebarkan dengan cara bekerjasama kepada perusahaan
obat herbal. Selain itu juga akan diberikan kepada reseller dan diedarkan juga
secara online. Serta akan di pasarkan kedalam toko obat herbal atau toko jamu.
10
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
11
Bayu Septiana, Ilma, Euis Erlin dan Taupik Sopyan. 2016. UJI EKSTRAK DAUN
BELUNTAS (Pluchea Indica L., Less). Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed) 4
(1), 64-68.
Irfan Fitriansyah, Mohammad, Raden Bayu Indradi. 2018. Review: Profil Fitokimia
dan Aktivitas Farmakologi Beluntas. Farmaka 16 (2), 337-346.
Rachma Wijayanti, Yulia. 2014. Metode Mengatasi Bau Mulut. Cakradonya Dent J 6
(1), 619-677.
LAMPIRAN
12