Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERBATAS (Permen Beluntas Antibau Mulut)


“Inovasi Produk Makanan Sehat Daun Beluntas untuk Mengatasi BauMulut”

BIDANG KEGIATAN

PKM KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh:

Agung Ardy Loranzah (184003)


Anisa febriyanti (184008)
Faosiyah Sinar Pratiwi (184017)
Hilda Norma Oktalia (184018)
Sesilia Novita Sari (184036)
Winda Ayunda Sari (184043)
Nur Lailatunnisfi (184048)

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN KESDAM V/BRAWIJAYA


MALANG
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi..........................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
1.5 Luaran Yang Diharapkan............................................................................2
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA....................................3
2.1 Kondisi Umum yang Diharapkan...............................................................3
2.2 Potensi Usaha dan Peluang Usaha .............................................................4
2.3 Gambaran Usaha.........................................................................................4
2.4 Peluang Keberlanjutan Usaha.....................................................................5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN.............................................................6
3.1 Pra Produksi................................................................................................6
3.2 Cara PembuatanProduk..............................................................................7
3.3 Pasca Produksi............................................................................................8
BAB 4 BIAYA & JADWAL KEGIATAN....................................................10
4.1 Anggaran Biaya..........................................................................................10
4.2 Jadwal kegiatan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................11
LAMPIRAN.....................................................................................................12

i
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan bahan-bahan alam sebagai obat bukan merupakan hal


yang baru lagi, melainkan sudah menjadi budaya dan digunakan secara turun
temurun. Hal ini sangat menguntungkan bagi masyarakat Indonesia karena bahan
bakunya mudah didapat, relative murah dan dapat diramu sendiri dirumah.

Salah satu tanaman yang kerap digunakan sebagai obat yaitu tanaman
beluntas. Tanaman beluntas merupakan tanaman perdu, tingginya 1-2 meter,
batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua
berwarna putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal
tumpul, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip,
warna hijau muda sampai hijau tua (Agoes,2010: 11).

Salah satu tanaman asli Indonesia yang tersebar dengan luas dibeberapa
daerah di Indonesia serta berpotensi untuk dikembangkan yaitu tanaman beluntas
(Pluchea indica L.) yang merupakan salah satu tanaman dari suku Asteraceae
yang mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, minyak atsiri, asam klorogenik,
natrium, kalium, magnesium, dan fosfor sedangkan akarnya mengandung
flavonoid dan tanin (Agoes,2010: 12).

Beluntas (P. indica) merupakan tanaman yang termasuk dalam herba


family Asteraceae yang tumbuh secara liar di daerah kering di tanah yang keras
dan berbau atau ditanam sebagai tanaman pagar. Beluntas sering dimanfaatkan
sebagai obat tradisional yaitu untuk menghilangkan bau badan dan bau mulut,
mengatasi kurang nafsu makan, mengatasi gangguan pencernaan pada anak,
menghilangkan nyeri pada rematik, nyeri tulang dan sakit pinggang, menurunkan
demam, mengatasi keputihan dan haid yang tidak teratur, hal ini disebabkan
adanya kandungan senyawa fitokimia dalam daun beluntas (Halim 2015).

Pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradusional merupakan suatau


produk pelayanan kesehatan yang strategis karena berdampak positif terhadap
tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
2

Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut
menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi
berbagai macam produk seperti simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri,
ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen, kapsul maupun tablet.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat
yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan.
Permintaan bahan baku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin
meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu, efek samping
penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil
dibandingkan obat sintetis.
Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama
memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong kami
untuk mengolah daun beluntas tersebut menjadi permen beluntas anti bau mulut
yang terdapat dalam daun beluntas tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan obat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengolahan daun beluntas menjadi inovasi permen sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomis daun beluntas?
2. Bagaimana cara pemasaran produk inovasi permen daun beluntas sebagai
produk baru dimasyarakat ?
1.3 Tujuan
1. Dengan membuat inovasi permen daun beluntasuntuk mengatasi bau mulut
serta meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis daun beluntas.
2. Menyediakan dan memperkenalkan produk inovasi permen daun beluntas di
masyarakat.

1.4 Manfaat
Manfaat diadakannya program ini adalah untuk :
1. Dapat menjadikan program kreativitas mahasiswa ini sebagai salah satu
alternative pengembangan keterampilan masyarakat setempat yang setempat
yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Menjadikan daun beluntas menjadi permen yang memiliki cita rasa.
3

3. Membangun jiwa wirausaha bagi mahasiswa, sehingga dapat menghilang


peluang dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.
1.5 Luaran yang Diharapkan
1. Diharapkan menciptakan suatu bidang usaha prifit orientit dalam bentuk
produk keliner berupa permen daun beluntas permen daun beluntas yang dapat
menghasilkan rupiah.
2. Produk permen yang akan menginspirasi para produsen kosmetik untuk
menciptakan produk baru dan alami.
4

BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan

Semua orang pasti ingin menghindari yang namanya bau mulut, karena bau
mulut yang tak sedap membuat kita tak percaya diri atau bahkan bisa di jauhi
oleh rekan dan sekitar kita. Bau mulut dapat bersumber dari intraoral, dan bau
mulut juga dapat berasal dari faktor ekstraoral termasuk faktor sistemik, namun
90% dari semua bau mulut berasal dari mulut itu sendiri. Faktor lokal bau mulut
dapat berasal dari lidah dan sulkus gingiva, termasuk retensi makanan yang dapat
menghasilkan bau pada permukaan gigi atau di antara gigi, tongue coating,
Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG), keadaan dehidrasi, karies, gigi tiruan,
merokok, dan penyembuhan luka bedah atau ekstraksi.

Di daerah Jawa Timur khususnya Malang banyak anak anak maupun orang
dewasa yang mempunyai bau mulut yang kurang enak. Kondisi tersebut biasanya
tidak disadari oleh orang yang mempunyai bau mulut yang kurang enak.
akibatnya orang - orang yang memiliki kondisi tersebut sering menerima bullying
atau ejekan dari teman atau orang lain.

Daun beluntas merupakan salah satu pengobatan untuk menghilangkan bau


mulut secara alami dan tradisional. Saat ini masyarakat belum banyak yang
mengetahui tentang manfaat dari daun beluntas itu sendiri. Biasanya masyarakat
mengonsumsi daun beluntas dengan cara di rebus dan di makan sebagai lalapan.
Sedangkan tidak semua masyarakat dan anak-anak menyukai lalapan daun
beluntas ataupun air rebusan daun beluntas karena rasanya agak ketir

Oleh karena itu peneliti memiliki inovasi untuk menjadikan daun beluntas
sebagai permen granul ekstrak daun beluntas sehingga dapat meningkatkan nilai
ekonomi daun beluntas itu sendiri. Ide pembuatan produk ini berasal dari
keinginan menciptakan jajanan kesehatan baru dalam bentuk permen. Permen
merupakan jajanan yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat sehingga untuk
memasarkan produk olahan daun beluntas dalam bentuk permen akan lebih
5

mudah. Permen granul dalam daun beluntas memiliki peluang usaha yang cukup
tinggi terutama di daerah malang dan sekitarnya

Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan diantaranya : (1) dimalang belum


pernah ada usaha yang memproduksi permen granul ekstrak daun beluntas
sebagai usaha (2)bahan baku mudah diperoleh sehingga ketersediaannya cukup
terpenuhi (3)proses produksi tidak membutuhkan biaya besar, mudah, dan
praktis. Untuk itu dengan adanya gagasan memproduksi permen granul ekstrak
daun beluntas ini diharapkan dapat menambah jenis keanekaragaman permen dan
dapat dijadikan suatu peluang usaha yang baru bagi mahasiswa

2.2 Potensi Usaha dan Peluang Usaha

Keunggulan permen granul ekstrak daun beluntas :

1. Bahan baku untuk membuat permen granul daun beluntas mudah


didapat

2. Permen ekstrak daun beluntas memiliki kandungan antioksidan, antibakterial


dan minyak atsiri yang baik untuk kesehatan tubuh karena itu permen granul
ekstrak daun beluntas dapat mengurangi resiko gangguan pencernaan, bau
badan, bau mulut dan kurangnya nafsu makan.

Dapat di konsumsi oleh semua usia dan kalangan. Permen granul ekstrak
daun beluntas mempunyai prospek usaha yang menjamin, karena pada umumnya
di dalam kehidupan sehari-hari daun beluntas hanya digunakan sebagai makanan
lalapan bagi orang dewasa. Tetapi,jika mendengar kata permen pasti semua
masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menyukai jenis jajanan
tersebut. Maka dari itu, peneliti mengkreasikan daun beluntas untuk dibuat
sebagai jenis jajanan dengan tampilan baru yang tetap mimiliki kandungan nutrisi
yang baik bagi kesehatan serta mendukung untuk menjadi salah satu usaha yang
jika dipasarkan memiliki peluang yang cukup tinggi

2.3 Gambaran Usaha

Produk ekstrak daun beluntas dapat diproses secara higienis dengan bahan-
bahan berkualitas dan di kemas dalam plastik dan kertas kraft sehingga aman bagi
6

kesehatan. Berikut adalah bahan untuk membuat permen granul ekstrak daun
beluntas :

1. 1kg daun beluntas Rp.15.000

2. 2kg gula pasir Rp.14.000 (Rp.28.000)

3. 125 Kemasan Rp. 12.000

4. Air Mineral 1 Liter Rp. 5000

Jadi biaya produksi 125 biji permen granul ekstrak daun beluntas adalah
Rp.60.000,-, sehingga biaya produksi per satu cup Rp.1000,- Permen granul
ekstrak daun beluntas ini akan dijual dengan harga Rp.2500,- per biji sehingga
keuntungan hasil penjualan sebesar Rp.1500,- per biji. Jadi kotor yang diperoleh
Rp.187.500,-.

Analisa Pendapatan dan Keuntungan

Rencana produksi permen granul ekstrak daun beluntas adalah sebagai


berikut :

1. 2 minggu = 200 biji

2. 5 bulan = 10 x 200 = 2000 biji permen

Harga permen granul ekstrak daun beluntas per biji Rp.2500.- per 125 biji
menghasilkan laba sebesar Rp. 187.500,- maka laba yang diperoleh dalam waktu
5 bulan sebesar Rp.3.000.000,-

2.4 Peluang Keberlanjutan Usaha

Target penjual permen granul daun beluntas selama berjalannya progam


adalah dengan menjual 2000 biji permen. Biaya produksi yang digunakan adalah
sebesar Rp.1000,- sedangakan harga jualnya Rp.2500,- per biji sehingga
didapatkan keuntungan Rp.1500,- per biji. Apabila produksi permen daun
beluntas ini dijalankan konstan sampai bulan ke 5, maka peluang keberlanjutan
usaha dapat meraup omset bulanan yang menjajikan sehingga layak untuk
dijalankan.
7

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

1.1 Pra Produksi

a.Tahap Perencanaan

1. Hal pertama yang dilakukan pada saat tahap perenanaan yaitu survey yang
dilakukan sebagai langkah awal dalam memulai sebuah usaha. Tujuan
dilakukannya survey adalah untuk mengetahui kondisi pasar, minat
konsumen, dan perencanaan inovasi lebih lanjut.

2. Hal kedua yang perlu dilakukan pada saat tahap perencanaan yaitu
melakukan studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan ini memiliki prospek yang
menguntungkan dan memiliki prospek jangka panjang.

b.Tahap Persiapan

1. Persiapan yang perlu dilakukan adalah pemilihan dan penyediaan tempat


serta sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi.

2. Persiapan dan pengadaan bahan baku untuk langkah awal memulai suatu
usaha. Persiapan bahan baku yang lengkap akan memudahkan proses
produksi.

3. Persiapan bahan dan alat

BAHAN ALAT
Daun beluntas Kompor
Gula pasir Panic
Air Pisau
Baskom
Blender
Kain saring
Pengaduk

3.3 Proses Pembuatan Produk


8

Langkah-langkah pembuatan produk adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan


Pembelian alat dan bahan akan disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan
dasar utama yaitu daun bluntas beli di daerah Wagir Kabupaten Malang.
Apabila tidak mencukupi maka pembelian dialihkan ke supermarket atau pasar
dengan tetap memperhatikan kelayakan bahan tersebut.
2. Proses pembuatan

Pembuatan akan dilakukan dengan cara :

1. Memilih daun beluntas.


2. Mensortasi basah daun beluntas
3. Mencuci daun beluntas, tiriskan
4. Memasukkan daun beluntas kedalam blender, kemudian saring
menggunakan kain saring
5. Masukan sari daun beluntas kedalam panic, tambahkan gula secukupnya.
6. Mengontrol api kompor dan mengaduk campuran sari hingga membentuk
Kristal ad kering
7. Dikeluarkan granul yang telah kering dari panci tunggu hingga dingin
8. Dilakukan pengemasan dan pemberian label pada tiap kemasan.
3. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk mempermudah konsumen menerima
produk baru dan mempermudah promosi. Pengemasan juga berisi informasi
kelayakan jual barang, manfaat konsumen menggunakan produk tersebut dan
keunggulan inovasi produk yang alami.

3.4 Pasca Produksi

1. Promosi
Promosi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan produk kepada
konsumen. Hal ini dilakukan dengan cara membuat leaflet yang di design
dengan sedemikian rupa yang berisi informasi tentang gambaran produk serta
penawaran harga dan barang. Selain leaflet, produk juga akan dipasarkan
secara online melalui sosial media dan situs resmi produk. Kerjasama dengan
9

perusahaan herbal ternama juga akan mempermudah proses pemasaran serta


branding produk.
2. Tahap Evaluasi Perkembangan Usaha
Pada tahap ini dilakukan perhitungan, pengeluaran dan pemasukan dari
produksi obat herbal. Pada tahap ini pula akan dianalisis apakah strategi
pemasaran sudah memenuhi target atau belum. Selain itu juga akan dilakukan
pula evaluasi terhadap modal yang dikeluarkan serta target yang telah dicapai.
Evaluasi juga berisi tentang apakah suatu produk inovasi baru diminati
konsumen.

3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan diadakan untuk mengetahui secara keseluruhan sejauh
mana usaha ini berjalan, kekurangandan kelebihan serta rincian secara
keseluruhan. Evaluasi kegiatan mencakup semua proses pelaksanaan hingga
pemasaran produk. Apabila produk ini sudah berjalan satu bulan, maka akan
dihitung laba rugi di bulan pertama produksi. Kegiatan ini akan berlangsung
hingga empat bulan yang merupakan waktu pencapaian program. Setelah
evaluasi dilakukan akan diketahui apakah produk banyak diminati konsumen
atau sebaliknya.

4. Kerjasama
Produk akan disebarkan dengan cara bekerjasama kepada perusahaan
obat herbal. Selain itu juga akan diberikan kepada reseller dan diedarkan juga
secara online. Serta akan di pasarkan kedalam toko obat herbal atau toko jamu.
10

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

N JENIS PENGELUARAN BIAYA


O
1. Alat pengelolahan permen Rp. 250.000.,
2. Kemasan Rp. 250.000.,
3 Transportasi Rp. 100.000.,
4. Leaflet RP. 150.000.,
5. Pembuatan proposal Rp. 50.000.,
6. Beban air + listrik Rp. 250.000.,
7. Lain-lain RP. 150.000.,
Sub total Rp. 1.200.000.,

DAFTAR PUSTAKA
11

Bayu Septiana, Ilma, Euis Erlin dan Taupik Sopyan. 2016. UJI EKSTRAK DAUN
BELUNTAS (Pluchea Indica L., Less). Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed) 4
(1), 64-68.

Irfan Fitriansyah, Mohammad, Raden Bayu Indradi. 2018. Review: Profil Fitokimia
dan Aktivitas Farmakologi Beluntas. Farmaka 16 (2), 337-346.

Rachma Wijayanti, Yulia. 2014. Metode Mengatasi Bau Mulut. Cakradonya Dent J 6
(1), 619-677.

LAMPIRAN
12

Desain kemasan permen daun beluntas

Anda mungkin juga menyukai