Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KETENTUAN BENTUK USAHA TETAP AKTIVITAS ATAS

PEMBERIAN JASA PADA TAX TREATY INDONESIA - JEPANG

CINDITA VANIAKAULIQA SYAHIRA

Departemen Ilmu Administrasi Fiskal Program S1 Ekstensi

Abstrak. Penelitian ini membahas pembatasan ketentuan Bentuk Usaha Tetap (BUT) aktivitas
atas pemberian jasa pada tax treaty Indonesia-Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis keuntungan dan kerugian yang telah didapatkan oleh Pemerintah
Indonesia serta langkah yang akan dilakukan oleh Pemerintah sehubungan dengan tax treaty
yang sudah berlaku efektif selama 30 tahun. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah keuntungan yang didapat oleh
pemerintah yakni meningkatkan investasi, human resources, ekspor dan pemberian jasa.
Sedangkan kerugian yang didapat oleh pemerintah adalah hilangnya potensi pajak. Pemerintah
Indonesia sedang melakukan proses renegosiasi tax treaty dengan pihak Jepang. Tahap
renegosiasi sudah sampai pada tahap perundingan. Pasal mengenai BUT salah satu pasal yang
sedang dibahas secara mendalam.
Kata Kunci : Perpajakan Internasional, Perjanjian Internasional, Tax treaty Indonesia-
Jepang, BUT Jasa, Renegosiasi Perjanjian
Abstract. This research discusses the limitation provisions of Permanent Establishment (PE)
activities for the provision of services to the tax treaty between Indonesia and Japan. The
purpose of this study is to investigate and analyze the advantages and disadvantages that have
been acquired by the Government of Indonesia and the steps to be taken by the Government in
connection with the tax treaty that has been effective for 30 years. The approach used in this
research is descriptive qualitative approach. The results of this study is the profit made by the
government to increase investment, human resources, export and provision of services. While the
losses were obtained by the government is the potential loss of tax. The Indonesian government
is in the process renegotiate tax treaty with Japan. Renegotiation stage has reached the stage of
negotiations. BUT article about one of the articles that are being discussed in depth.
Keywords : International Taxation, International Agreements, Tax Treaty between
Indonesia-Jepang

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

models yang lebih banyak diterapkan oleh


PENDAHULUAN
negara maju.
Ruang lingkup tax treaty mencakup
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
penghasilan yang bersifat aktif maupun
(P3B) secara bilateral umumnya dibuat
pasif. Untuk penghasilan yang bersifat pasif
dalam bentuk tax treaty. Secara umum,
seperti royalti dan deviden, pemerintah
model tax treaty dapat dibagi menjadi dua
memberikan fasilitas berupa pengurangan
model yaitu United Nations (UN) models
tarif (reduced rate) dan untuk penghasilan
yang biasanya diterapkan negara
yang bersifat aktif pemerintah memberikan
berkembang, contohnya adalah Indonesia
fasilitas berupa penentuan hak pemajakan
dan Organization for Economic
Antara negara domisili dengan negara
Coorporation and Development (OECD)
sumber.

Perkembangan Tax Treaty Efektif per 5 Tahun


70 64
59
60 56

50
40
40

30 24
20
13
10
3
0
1981-1985 1986-1990 1991-1995 1996-2000 2001-2005 2006-2010 2011-2014

Perkembangan Tax Treaty Efektif per 5 Tahun

tax treaty Indonesia-Jepang efektif


Sehubungan dengan keistimewaan dalam tax diberlakukan dan langkah apa yang sudah
treaty yang diberikan oleh Pemerintah dilakukan oleh Pemerintah setelah tax treaty
Indonesia terhadap Jepang, diperlukan Indonesia-Jepang Efektif diberlakukan.
analisa tentang keuntungan serta kerugian
yang sudah didapat oleh pemerintah setelah

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

METODE PENELITIAN Penyidikan Pajak Subit Transaksi


Khusus Direktorat Jenderal Pajak
Dalam melakukan penelitian ini,
b. Bapak Joko Galungan sebagai
penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
pejabat perpajakan yang bekerja
Berdasarkan tujuan penelitian, jenis
di Direktorat Peraturan
penelitian yang digunakan adalah penelitian
Perpajakan II Subdit Perjanjian
eksploratif. Berdasarkan manfaat, penelitian
Bilateral Internasional
ini termasuk ke dalam kelompok penelitian
c. Ibu Pande Putu Oka sebagai
murni. Berdasarkan dimensi waktu,
pejabat perpajakan yang bekerja
penelitian ini termasuk dalam cross-
di Badan Kebijakan Fiskal
sectional research karena penelitian ini
2. Praktisi perpajakan yang
hanya dilakukan dalam satu waktu tertentu
berpengalaman dalam pajak
saja dan tidak berniat untuk melakukan
internasional, khususnya dalam
penelitian lain di waktu yang berbeda
bidang kebijakan pengaplikasian tax
dengan tujuan untuk dijadikan
treaty, Bapak Racmanto Surahmat
perbandingan.
sebagai praktisi perpajakan
Dalam penelitian ini, data yang
pembuatan tax treaty yang bekerja di
dikumpulkan adalah data yang bersifat
Ernst & Young
kualitatif. Untuk mendapatkan data tersebut,
3. Akademisi yang ahli dalam bidang
peneliti menggunakan teknik pengumpulan
perpajakan internasional :
data yang berbentuk :
a. Prof. Gunadi, M.Si, Ak. sebagai
 Studi Literatur/Kepustakaan
Guru Besar Administrasi
(Library Research)
Perpajakan FISIP UI
 Studi Lapangan (Field
4. Bapak Arnold Eberhart dari
Research)
Kementrian Luar Negeri Direktorat
Informan atau narasumber di dalam
Jenderal Hukum dan Perjanjian
penelitian ini adalah :
Internasional
1. Implementor Kebijakan di Bidang
Site yang digunakan dalam penelitian ini
pajak :
adalah tempat dimana peneliti melakukan
a. Bapak Ramli sebagai pejabat
wawancara mendalam dengan para
perpajakan yang bekerja di
informan. Maka tempat penelitian yang
Direktorat Pemeriksaan dan

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

digunakan oleh peneliti adalah : BUT aktifitas jasa pada Tax


a. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Treaty Indonesia-Jepang
Pajak Berikut 4 (empat) keuntungan yang
b. Kantor Ernst & Young, Gedung diperoleh oleh Indonesia menurut
Bursa Efek Indonesia pernyataan Prof. Gunadi :
c. Kantor Badan Kebijakan Fiskal
d. Kediaman Prof. Gunadi, Jl. KS a. Meningkatkan Investasi
Tubun No. 62a Salah satu tujuan utama dibentuknya
e. Kantor Kementerian Luar Negeri tax treaty Indonesia dengan Jepang pada
Indonesia saat itu adalah untuk menarik para investor
Jepang berinvestasi di Indonesia, agar
HASIL DAN PEMBAHASAN
mereka tertarik maka Pemerintah Indonesia
mempertimbangkan untuk memberikan
A. Analisis keuntungan dan kerugian
sebuah perlakuan khusus yaitu pelepasan
yang sudah didapat oleh
hak pemajakan bagi perusahaan resident
Pemerintah Indonesia setelah tax
Jepang yang memberikan jasa diluar dari
treaty Indonesia-Jepang efektif
jasa konsultasi dan pengawasan yang
diberlakukan.
berhubungan dengan gedung, konstruksi dan
1. Keuntungan yang diperoleh
proyek instalasi atas penghasilan yang
Pemerintah Indonesia atas
mereka terima dari Indonesia tidak akan
adanya pembatasan ketentuan
dipajaki di Indonesia tapi dipajaki di Jepang.

Tabel 5.1 Jumlah Perjanjian di Bidang Ekonomi Sebelum dan Sesudah Tax Treaty
Indonesia-Jepang efektif diberlakukan
5 Tahun sebelum Tax Treaty 5 Tahun sesudah Tax Treaty
Indonesia-Jepang Indonesia-Jepang
diberlakukan diberlakukan
Tahun Jumlah Tahun Jumlah
Perjanjian Perjanjian
1979 3 1984 16
1980 3 1985 22
1981 4 1986 12

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

1982 5 1987 25
1983 2 1988 16
Sumber : treaty.kemlu.go.id. Data diolah.

Dari tabel diatas, terdapat perbedaan Ibu Oka yang merupakan Kepala
yang cukup signifikan atas perjanjian kerja Subbidang di Badan Kebijakan Fiskal dalam
sama khususnya di bidang ekonomi sebelum wawancara menjelaskan bahwa tujuan akhir
adanya tax treaty Indonesia-Jepang dengan dari pemberian pembatasan BUT atas jasa
sesudah adanya tax treaty Indonesia-Jepang. dalam tax treaty Indonesia-Jepang itu agar
Hal ini membuktikan bahwa dengan banyaknya investor Jepang yang tertarik
dibuatnya tax treaty antara Indonesia untuk berinvestasi di Indonesia sehingga
dengan Jepang memang meningkatkan menimbulkan multiplier effect yang positif
investasi bagi Indonesia. dilihat dari sisi lain.

5.1 Grafik Realisasi Investasi Asing di Indonesia tahun 2013


Sumber : www.bkpm.go.id
Salah satu bentuk investasi asing di bidang manufaktur. Diketahui bahwa
Indonesia adalah membuat anak perusahaan pertumbuhan anak perusahaan yang
(subsidiary company) di Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan asal
sahamnya dimiliki oleh perusahaan asing Jepang, semakin tahun semakin meningkat.
tersebut. Jepang merupakan salah satu Di tahun 2013 terdapat USD 2.616.000.000
negara yang memiliki banyak anak yang Jepang tanamkan di industru
perusahaan di Indonesia terutama dalam manufaktur Indonesia. Dari sini kita sudah

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

dapat memperkirakan berapa jumlah potensi pajak yang didapat oleh Indonesia.

5.3 Grafik Investasi Jepang dalam Industri Manufaktur di Indonesia


Sumber : www.bkpm.go.id. Data diolah.
per kapita masyarakat dalam negeri. Dengan
b. Meningkatkan Human Resources adanya kenaikan PDB dan pendapatan per
Dengan naiknya investasi yang ada kapita tentu akan ada penambahan potensi-
di Indonesia, diharapkan dapat potensi pajak dari Wajib Pajak Dalam
meningkatkan tingkat produksi baik barang Negeri yang dapat diambil oleh Pemerintah
maupun jasa dalam negeri yang nantinya dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal
berpengaruh pada kenaikan Produk Pajak.
Domestik Bruto (PDB) maupun pendapatan

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

5.4 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Sumber : www.kompas.com

Sesuai grafik di atas, dapat dilihat perusahaan baru tentu saja membutuhkan
bahwa memang Produk Domestik Bruto tenaga kerja yang secara tidak langsung
Indonesia terus mengalami peningkatan dapat menjadi mata pencaharian rakyat
mulai tahun 1990 hingga tahun 2013. Indonesia sehingga kuantitas pekerja di
Penanaman investasi yang dilakukan Indonesia meningkat.
oleh Jepang di Indonesia salah satunya
dengan membentuk anak perusahaan Jepang
di Indonesia. Dengan adanya pembentukan
d. Meningkatkan Ekspor
c. Meningkatkan Pemberian Jasa Menurut penuturan dari Bapak
Tidak hanya dalam investasi di Ramli sebagai Staff dari Subdit Pemeriksaan
Industri manufaktur saja, dari sisi pemberian dan Penyidikan Pajak, banyak perusahaan
jasa dengan adanya peningkatan jumlah Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan baru yang didirikan perusahaan Jepang memproduksi barang di
di Indonesia juga butuh banyak pemberian Indonesia dengan tujuan untuk di ekspor ke
jasa seperti jasa konsultasi atau manajemen, Jepang. Susuai dengan kutipan berikut:
apalagi bila pihak manajemen ” Kalau perusahaan
perusahaannya adalah orang asing/Jepang Indonesia yang bertransaksi
mereka butuh orang yang dapat dengan perusahaan Jepang
memberitahukan mereka kondisi-kondisi sih banyak, contohnya
bisnis yang ada di Indonesia, dengan hal ini perusahaan Indonesia yang
pemberian jasa oleh Indonesia juga akan pemegang sahamnya dari
meningkat. Dan atas pemberian jasa yang Jepang, seperti perusahaan
dikatagorikan sebagai jasa kena pajak maka kendaraan bermotor. Tetapi
dapat timbul potensi Pajak Pertambahan mereka rata-rata sudah
Nilai dan juga pajak penghasilan atas membentuk anak perusahaan
pemberian jasa yakni PPh pasal 23. berupa PT disini jadi kalau
untuk BUT jarang.” ”(Kantor

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

Pusat Direktorat Jenderal sebesar 17%. Dengan hal ini Jepang secara
Pajak, 9 Mei 2014) tidak langsung mempengaruhi peningkatan
Menurut data WHO, Jepang juga Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
merupakan salah satu negara yang menjadi dan meningkatkan kondisi ekonomi
tujuan ekspor Indonesia dengan persentasi Indonesia.

50% 44%

40% Others
Singapore
30%
USA

20% 17% China


10% 11% Uni Europe
9% 9%
10% Japan

0%

5.5 Grafik Negara Tujuan Ekspor Indonesia Tahun 2007-2011


Sumber : WHO. Data diolah

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa


Jepang merupakan salah satu negara yang 2. Kerugian yang diperoleh Pemerintah
menjadi tujuan ekspor dengan persentase Indonesia atas adanya pembatasan
yang cukup tinggi dibandingkan dengan ketentuan BUT aktifitas jasa pada Tax
Singapura, China dan Amerika Serikat. Treaty Indonesia-Jepang
Untuk membuat ekspor Indonesia ke Di Indonesia, hingga saat ini pajak
Jepang cukup tinggi, Pemerintah Indonesia masih berperan sebagai sumber terbesar
harus mempertimbangkan pula konsekuensi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
yang dihadapi. Negara (APBN).

Tabel 5.3 Pendapatan Negara dalam APBN tahun 2011-2014


2011 2012 2013 2014
URAIAN
APBN APBNP APBN APBNP APBN APBNP APBN APBNP

Pendapatan
: 1086,3 1169,7 1311,3 1358,1 1529,6 1502 1667,1
-Pajak 839,5 878,6 1032,5 1016,2 1193 1148,4 1280,4

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

-PNBP 243,1 286,5 278 341,1 332,2 349,2 385,4


-Hibah 3,7 4,6 0,8 0,8 4,4 4,4 1,3
Sumber : bppk.depkeu.go.id. Data diolah
satunya dengan mengeksplor potensi pajak
Dengan posisi pajak merupakan pos terbesar yang masih terlewat, salah satunya adalah
bagi pendapatan negara, maka pemerintah mengkaji ulang kembali tax treaty dengan
Indonesia semakin gencar untuk mencari negara-negara mitra.
pendapatan yang lebih besar lagi. Salah
Sehubungan dengan usaha perusahaan Indonesia yang memberikan
pemerintah Indonesia yang sedang jasanya ke Jepang.
dikerjakan, maka sebenarnya pembatasan Kerugian tersebut dapat
BUT atas aktifitas Jasa yang ada dalam tax diminimalisasi apabila perusahaan Indonesia
treaty Indonesia-Jepang memiliki potensi meningkatkan pemeberian jasanya di
untuk merugikan negara, seperti kutipan Jepang. Dengan begitu potensi pajak yang
Bapak Joko Galungan selaku Kepala Seksi hilang karena adanya peraturan mengenai
Asia Peraturan Perpajakan II (PP II ) pembatasan BUT jasa dapat tergantikan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di bawah ini dengan kenaikan penghasilan yang
: didapatkan oleh perusahaan dalam negeri
“Ya tentu saja kalau dari sisi Indonesia sendiri. Hal ini juga dinyatakan
pajak dengan adanya oleh Profesor Gunadi selaku Akademisi di
pembatasan BUT jasa dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI :
treaty ini merugikan karena “Kalau Indonesia banyak
pada prakteknya lebih banyak memberikan jasa disana,
mereka yang kesini bukan maka tentu saja pembatasan
kita yang kesana”(Kantor inidapat tetap
Pusat Direktorat Jenderal menguntungkan. Jadilah
Pajak, 9 Mei 2014) negara eksportir jangan
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa negara importir. Salahnya
sebenarnya kerugian lebih disebabkan kenapa kita masih saja
karena adanya ketidakseimbangan antara senang dan terima untuk jadi
perusahaan resident Jepang yang negara importir”(KS. Tubun
memberikan jasanya di Indonesia dengan 62a Petamburan, 27 Mei

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

2014) Indonesia melakukan komunikasi


awal pada tahun 2010, Badan Kebijakan
B. Analisis langkah yang dilakukan Fiskal dibantu oleh Kementerian Luar
oleh Pemerintah Indonesia setelah Negeri sudah mengirimkan surat mengenai
penerapan tax treaty Indonesia- permintaan renegosiasi ke Pemerintah
Jepang efektif diberlakukan Jepang. Setelah mendapat respon dari
selama 30 tahun otoritas Jepang, langkah selanjutnya yang
1. Tahap Komunikasi Awal dilakukan adalah pertukaran draft model
dalam Renegosiasi yang nantinya akan dinegosiasikan kembali.
dalam Tax Treaty Setelah mendapat draft model yang
Indonesia-Jepang diberikan oleh pihak Jepang, Pemerintah
Upaya renegosiasi terakhir yang Indonesia dalam hal ini adalah Kementerian
dilakukan Pemerintah adalah tahun 2010 Keuangan khususnya Badan Kebijakan
dan sedang berjalan sampai saat ini. Sesuai Fiskal dan Direktorat Jenderal Pajak
dengan kutipan wawancara dengan Ibu Oka melakukan analisis atas draft model tersebut
selaku Kepala Subbidang Perpajakan dari semua aspek baik perpajakan, ekonomi
Internasional di Badan Kebijakan Fiskal makro maupun hubungan politik kedua
Berikut ini : negara. Setelah analisis selesai dilakukan
“Kalau untuk Jepang karena dan sudah mendapatkan persetujuan dari
memang sudah lama dan ada Menteri Keuangan untuk melanjutkan
beberapa klausulnya harus proses renegosiasi, Pihak Indonesia dan
diperbaiki dan trend yang Jepang sepakat untuk mengatur jadwal
harus kita ikuti. P3B itu kalau pertemuan.
kita pahami, luas Indonesia dan Jepang sudah
implikasinya dan untuk melakukan pertemuan awal untuk
merenegosiasinya itu juga membahas masing-masing draft model tax
ada banyak faktor tidak treaty yang ingin diperbaharui sekitar tahun
hanya masalah dari BUT 2010 sampai 2011. Dalam draft tersebut
jasa”(Kantor Badan Indonesia sudah menuliskan reservasi-
Kebijakan Fiskal, 30 Mei reservasi apa saja yang ingin Indonesia
2014) rubah dan negosiasikan. Reservasi adalah

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

posisi tiap negara terhadap ketentuan OECD dipertimbangkan jika kita


models, seperti pernyataan yang dinyatakan berkorban untuk hal ini
oleh Ibu Oka selaku pejabat berwenang di apakah kita akan
BKF berikut ini : mendapatkan untung pada
“Indonesia juga sudah hal lainnya.”(Kantor Badan
melakukan reservasi di Kebijakan Fiskal, 30 Mei
OECD Model. Reservasi itu 2014)
artinya posisi tiap negara Pada pertemuan pertama, Indonesia
terhadap model OECD dan Jepang sudah melewati tahap
sendiri, maksudnya negara menjelaskan keinginan mereka sesuai
itu setuju tidak dengan yang dengan yang tertera pada draft model tax
ditulis dalam OECD. treaty masing-masing, hal ini diperlukan
Reservasi Indonesia tidak agar masing-masing pihak lebih mengerti
cuman satu pasal tetapi dan memahami apa saja yang diinginkan
cukup banyak, misalnya oleh masing-masing dari negara.
terkait dengan BUT juga ada
reservasi Indonesia yaitu 2. Tahap Perundingan
Indonesia meminta agar dalam Renegosiasi
mempunyai hak pemajakan dalam Tax Treaty
atas jasa dan dibawa dalam Indonesia-Jepang
setiap perundingan. Dan Setelah pertemuan pertama selesai,
nanti akan juga dibawa Indonesia dan Jepang mengadakan
dalam renegosiasi dengan pertemuan kembali pada tahun 2012 untuk
Jepang. Namun reservasi melanjutkan pembahasan renegosiasi tax
juga bisa dimodifikasi karena treaty yang sempat tertunda dari tahun 2010.
biasanya dalam negosiasi Berikut penjelasan yang dijelaskan oleh Ibu
juga dipertimbangkan Oka dari BKF :
kepentingan nasional “Kita sudah saling bertukar
Indonesia terhadap negara model dan sudah sempat
tersebut. Apalagi kalau bertemu dua kali pada tahun
dalam negosiasi akan 2010 dan 2012. Memang

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

sudah ada pasal yang belum ada kesepakatan


disepakati namun belum karena mereka belum bisa
semuanya. Karena biasanya terima yang kita mau, dan
untuk pertemuan negosiasi kita juga belum bisa
kita tidak diberikan waktu menerima yang mereka
yang cukup lama paling lama usulkan. Jadi belum
satu minggu. Untuk pasal fix”(Kantor Badan Kebijakan
mengenai PE sudah dibahas, Fiskal, 30 Mei 2014)
itu saja butuh waktu lebih Dalam pembahasan pasal
dari sehari dan belum ada Permanent Establishment (PE) dilakukan
kesepakatan karena mereka pembahasan secara mendalam terutama
belum bisa terima yang kita untuk ketentuan BUT aktifitas atas jasa.
mau, dan kita juga belum Sehubungan dengan perubahan ketentuan
bisa menerima yang mereka mengenai BUT atas aktifitas jasa,
usulkan. Jadi belum Pemerintah Indonesia mengajukan dua
fix”(Kantor Badan Kebijakan alternatif pilihan ketentuan. Pertama, Atas
Fiskal, 30 Mei 2014) pemberian jasa yang diberikan oleh
Pada pertemuan kedua ini, perusahaan resident Jepang di Indonesia,
Pemerintah Indonesia dan Jepang sudah Pemerintah Indonesia ingin jenis jasa yang
memasuki tahap pembahasan mendalam dapat menimbulkan BUT di Indonesia dapat
atas pasal-pasal yang diinginkan untuk diperluas tidak hanya jasa konsultasi dan
dirubah. Salah satu pasal yang dibahas pengawasan yang sehubungan dengan
adalah pasal yang mengatur mengenai gedung, konstruksi dan proyek
Permanent Establishment (PE) atau Bentuk instalasi.Selanjutnya dalam alternatif kedua,
Usaha Tetap (BUT). Berikut pernyataan Pemerintah Indonesia berusaha mengajukan
yang dikatakan oleh Ibu Oka sebagai salah untuk dapat memajaki semua jenis jasa
satu orang yang ikut dalam mengurus tetapi untuk timetest-nya akan dibuat lama.
renegosiasi dengan Jepang : Seperti kutipan wawancara dengan Ibu Oka
“Untuk pasal mengenai PE di bawah ini :
sudah dibahas, itu saja butuh ”Dari sisi Indonesia, kalau
waktu lebih dari sehari dan kita melihat potensinya lebih

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

banyak perusahaan resident berusaha untuk tetap mempertahankan untuk


Jepang yang ke Indonesia peraturan tersebut agar tidak mengalami
sehingga kalau BUT ada perubahan. Dengan keuntungan yang
yang namanya timetest, jadi diperoleh pihak Jepang dalam jangka waktu
pilihannya adalah pertama yang cukup lama yakni selama 30 tahun,
apakah kita akan Pemerintah Indonesia harus berusaha lebih
mengexcludekan jasa tertentu keras dan cerdik agar salah satu dari
dari jenis-jenis yang alternatif yang diajukan oleh Indonesia
dimasukan dalam katagori dapat disetujui oleh pihak Jepang pada saat
BUT. Kedua, apakah kita renegosiasi.
mau memperbaharui Salah satu upaya yang dapat
timetestnya, timetestnya ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia agar
apabila kita melihat pembahasan mengenai pasal BUT dapat
kepentingan Indonesia maka segera ditemukan kesepakatannya adalah
kita akan mengupayakan dengan mencari alternatif opsi yang sepadan
bagaimana agar posisi dengan perubahan ketentuan pembatasan
Indonesia bisa naik”(Kantor atas BUT Jasa. Sesuai dengan pernyataan
Badan Kebijakan Fiskal, 30 yang dinyatakan oleh Ibu Oka dari BKF
Mei 2014) seperti di bawah ini :
Namun sampai sekarang belum ada kata “Ya tinggal pihak lainnya ini
sepakat dari kedua negara mengenai bisa tidak mempengaruhi dia.
alternatif mana yang akan dipakai dalam Misalnya dia punya
perubahan tax treaty Indonesia-Jepang. kepentingan lain yang ingin
Selain karena BUT merupakan salah satu dibarter dengan BUT Jasa
pasal yang memang selalu menjadi pasal tadi, bisa deal juga”(Kantor
yang lama diperdebatkan ditambah dengan Badan Kebijakan Fiskal, 30
ketentuan pembatasan BUT atas jasa yang Mei 2014)
ada di tax treaty Indonesia-Jepang sudah Selain hambatan dari belum adanya
berlaku selama 30 tahun dan pihak Jepang jalan tengah dan kata sepakat mengenai
sudah merasa diuntungkan dengan peraturan perubahan aturan yang ada dalam ketentuan
tersebut. Sehingga tentu saja pihak Jepang atas BUT aktifitas jasa, hambatan lain yang

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

dirasakan oleh perwakilan renegosiasi dari renegosiasi tax treaty yang tertunda. Untuk
Indonesia adalah terbatasnya waktu bagi renegosiasi Indonesia-Jepang sendiri,
kedua pihak mengadakan negosiasi seperti pertemuan kedua yang didalamnya
pendapat Ibu Oka selaku Kepala Subbidang membahas mendalam mengenai BUT harus
Perpajakan Internasional BKF di bawah ini : ditunda dan di jadwalkan kembali karena
“Untuk pertemuan belum menemukan kesepakatan. Hal ini
renegosiasi itu biasanya kita secara tidak langsung juga dibenarkan oleh
hanya diberi waktu paling Bapak Arnold Eberhard dari Kementerian
lama 3 hari setelah itu Luar Negeri, berikut kutipan wawancaranya:
apabila pembahasan belum “Kita tidak bisa bilang kita
selesai kita harus mencari yang men-stop, karena itu
waktu lagi untuk bertemu kan berdasarkan
kembali. Nah mencari kesepakatan kedua belah
waktunya saja sudah susah, pihak dan pada tahun 2012
jarang bisa ketemu waktu belum menemukan
yang dari kedua pihak kesepakatan sehingga belum
kosong. Hal ini tentu saja ada perundingan lagi. Paling
membuat renegosiasi menjadi itu saja yang menjadi
lebih lama”(Kantor Badan alasannya, tidak ada alasan
Kebijakan Fiskal, 30 Mei yang sifatnya lebih khusus
2014) lagi hanya karena ada
Sesuai dengan kutipan wawancara di atas, beberapa pasal yang belum
semakin banyak pasal yang harus dibahas ditemukan jalan tengahnya.
secara mendalam maka kemungkinan Saya rasa memang karena
membutuhkan waktu yang semakin lama. ada deadlock di perundingan
Mencari waktu untuk mempertemukan terakhir sehingga belum ada
otoritas keuangan dari dua negara tidak perundingan
mudah karena kesibukan jadwal masing- lagi.”(Kementerian Luar
masing, hal ini juga yang menyebabkan Negeri, 9 Juni 2014)
hingga sekarang belum ada lagi pertemuan Cara lain agar renegosiasi tidak
lebih lanjut untuk kembali membahas berlarut-larut lamanya adalah dengan

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

mempertimbangkan biaya dan keuntungan memang bagus, maka


yang diperoleh oleh Indonesia atas Indonesia akan mengalah.
perundingan tersebut. Apabila hanya karena Misalnya untuk BUT Jasa
masalah satu pasal yang berkali-kali tidak akan ada
mencapai kata sepakat sehingga pasal lain timetestnya”(Kantor Badan
terbengkalai, maka Pemerintah Indonesia Kebijakan Fiskal, 30 Mei
akan kembali mempertimbangkan 2014)
keuntungan dan kerugian dari sisi lainnya.
Sesuai dengan pernyataan Ibu Oka dari BKF KESIMPULAN DAN SARAN
di bawah ini : Keuntungan yang didapat oleh
“Posisi awal yang Indonesia dari pembatasan ketentuan Bentuk
diajukan oleh Indonesia di Usaha Tetap (BUT) atas aktivitas jasa ada 4
reservasi OECD misalnya (empat) yaitu :
menginginkan semua jenis a. Meningkatkan Investasi
jasa dapat dipajaki namun Dari hasil penelitian ini,
pada akhirnya tidak sesuai diketahui bahwa pemberian
dengan posisi awal yang fasilitas berupa pembatasan
diajukan Indonesia, dengan ketentuan BUT jasa di tax treaty
mempertimbangkan cost and Indonesia-Jepang berpengaruh
benefit yang di harapkan pada investasi Jepang di
diperoleh Indonesia. Indonesia. Jepang merupakan
Daripada karena kita negara yang memiliki investasi
mempertahankan satu pasal yang besar di Indonesia.
sehingga tidak deal, padahal b. Meningkatkan Human Resources
sudah ada di pasal lain yang Dari hasil penelitian ini,
kita sudah menang posisinya pemberian fasilitias pembatasan
untuk Indonesia maka ketentuan BUT atas jasa yang
dipertimbangkan efek bagi berpengaruh pada tingkat
Indonesia secara investasi Jepang di Indonesia
keseluruhannya, apakah ternyata secara tidak langsung
bagus atau tidak. Jika mempengaruhi juga untuk sisi

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

sumber daya manusia. pemberian jasa yang dapat menimbulkan


c. Meningkatkan Ekspor BUT adalah jasa konsultasi dan pengawasan
Dari hasil penelitian ini, yang berhubungan dengan gedung,
diketahui bahwa Jepang konstruksi dan proyek instalasi yang
merupakan salah satu negara dilakukan di negara sumber selama lebih
yang menjadi tujuan ekspor dari 6 (enam) bulan, maka atas pemberian
terbesar bagi Indonesia. Hal ini jasa selain dari jasa yang diatur tersebut,
mempengaruhi peningkatan berapa lama pun diberikan di Indonesia
Produk Domestik Bruto tidak akan menimbukan BUT sehingga
Indonesia dan pendapatan per Indonesia tidak mendapatkan hak
kapita Indonesia. pemajakan.
d. Meningkatkan Pemberian Jasa Upaya renegosiasi Pemerintah
Dari hasil penelitian ini, Indonesia atas pembatasan BUT jasa dalam
diketahui bahwa salah satu tax treaty Indonesia-Jepang dari hasil
bentuk investasi Jepang di penelitian ini adalah Pemerintah sedang
Indonesia melalui pembuatan mengadakan renegosiasi tax treaty
anak perusahaan. Dengan Indonesia-Jepang sejak tahun 2010.
dibentuknya suatu perusahaan, Pemerintah Indonesia juga sudah bertemu
akan banyak jasa yang dengan Pihak Jepang sebanyak 2 (dua) kali
dibutuhkan seperti jasa yakni tahun 2010 dan 2012.
konsultan, jasa hukum dan
lainnya. Dari jasa-jasa tersebut, a. Tahap Komunikasi awal sudah
Pemerintah bisa melihat potensi dilakukan pemerintah Indonesia
pajak yang ada. kepada Pemerintah Jepang.
Pemerintah Indonesia maupun
Kerugian yang didapat oleh Jepang juga sudah bertukar draft
Indonesia dari pembatasan ketentuan Bentuk model tax treaty yang akan di
Usaha Tetap (BUT) atas aktifitas jasa secara renegosiasi.
langsung adalah dengan berkurangnya
potensi pajak. Karena dalam tax treaty b. Tahap negosiasi dimulai pada tahun
Indonesia-Jepang ditentukan bahwa atas 2010. Perwakilan pemerintah

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

Indonesia maupun Jepang sudah Septriadi. (2010). Konsep dan Aplikasi


bertemu sebanyak dua kali pada Perpajakan Internasional. Jakarta: PT.
tahun 2010 dan 2012. Pada Dimensi International Tax
pertemuan tahun 2012, pasal
mengenai Permanent Establishment Diana, Anastasia dan Lilis Setiyawati.
atau BUT sudah dibahas namun (1999). Perpajakan Indonesia:
belum ada kesepakatan hingga Konsep, Aplikasi dan Penuntun
sekarang. Dari hasil penelitian Praktis. Yogyakarta: Penerbit ANDI
diketahui bahwa tertundanya
renegosiasi tax treaty Indonesia- Due, John. F. (1985). Keuangan Negara.
Jepang hingga hampur selama 4 Jakarta: UI Press.
(empat) tahun juga disebabkan oleh
susahnya mengatur waktu pertemuan Gunadi. (2013). Panduan Komprehensif
antar perwakilan kedua negara Pajak Penghasilan. Jakarta: Penerbit
tersebut. Bee Media Indonesia

DAFTAR PUSTAKA _____. (2001). Taxation on Personal


Income: Based on Income Tax Law
BUKU and Tax Treaty. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Aritonang, J. M dan Tony Marsyahrul. Universitas Indonesia
(2008). Perpajakan Internasional
sebagai Materi Studi di Perguruan _____. (2007). Pajak Internasional Edisi
Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Cresswell, J.W. (1994). Research Design: Indonesia
Qualitative and Quantitative
Approaches. New Delhi: Sage Holmes, Kevin. (2007). International Tax
Publication Policy and Double Tax Treatimes: An
Introduction to Principle and
Darussalam, John Hutagaol dan Danny Application. Netherlands: IBFD

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

Publications Jakarta: IND-HILL.CO

Hutagaol, John. (2000). Pemahaman Marsuni, Lauddin. (2006). Hukum dan


Praktis: Perjanjian Penghindaran Kebijakan Perpajakan di Indonesia.
Pajak Berganda Indonesia dengan Yogyakarta: UII Press.
Negara-Negara di Kawasan Asia
Pasifik, Amerika dan Afrika. Jakarta: Neuman, W. Lawrence. (2003). Social
Penerbit Salemba Empat Research Methods: Qualitative and
Quantitative Aprroaches (Fifth
Irawan, Prasetya. (2006). Metode Kualitatif Edition). United States of America:
dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Pearson Education Inc.
Sosial. Jakarta: Self Press
Nurmantu, Safri. (2003). Pengantar
Isenbergh, Joseph. (2000). International Perpajakan. Jakarta: Granit
Taxation. New York: Foundation
Press Ongwamuhana, Kibuta. The Taxation of
Income From Foreign Investment - A
Mansury, R. (1999). Berbagai Fasilitas Tax Study of Some Developing
dalam 41 Tax Treaties Indonesia. Countries. Kluwer: Deventer. 1991
Jakarta: YP4
Rohatgi, Roy. (2005). Basic International
_____. (2000). Pembahasan Mendalam Taxation. United Kingdom: Richmond
Pajak atas Penghasilan. Jakarta: YP4 Law & Tax Ltd.

_____. (1998). Perpajakan Internasional Rosdiana, Haula dan Edi Slamet Irianto.
Berdasarkan Undang-Undang (2012). Pengantar Ilmu Pajak:
Domestik Indonesia. Jakarta: Yayasan Kebijakan dan Implementasi di
Pengembangan dan Penyebaran Indonesia. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Pengetahuan Perpajakan Persada

_____. (1996). Pajak Penghasilan Lanjutan. Saidi, Muhammad Djafar. (2007).

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

Pembaruan Hukum Pajak. Jakarta: Pencegahan Penghindaran Pajak atas


PT. Rajagrafindo Persada Penghasilan dengan Negara Tax
Haven (Kajian atas P3B Indonesia-
Skaar. Arvid A. Permanent Establishment Hongkong SAR). Jakarta
Erosion of Tax Treaty Principle.
Netherland: Kluwer Law & Taxation Gunadi, I Gede Putu Dharma. (2012).
Publisher-Deventer. 1991 Analisis Formulasi Kebijakan
Identifikasi Bentuk Usaha Tetap
Soemitro, Rochmat. (1977). Hukum Pajak Keagenan. Jakarta
Internasional Indonesia
Perkembangan dan Pengaruhnya. PERATURAN PERUNDANG-
Bandung: Eresco UNDANGAN

Surahmat, Rahmanto. (2011). Persetujuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar


Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Tahun 1945
Jakarta: Penerbit Salemba Empat
_______________, Undang-Undang Nomor
_____. (2005). Persetujuan Penghindaran 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian
Pajak Berganda: Sebuah Pengantar. Internasional
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
_______________, Undang-Undang Nomor
Zakaria, Jaja. (2005). Perjanjian 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Penghindaran Pajak Berganda serta Keempat atas Undang-Undang Nomor
Penerapannya di Indonesia. Jakarta: 7 Tahun 1983 mengenai Pajak
Raja Grafindo Persada Penghasilan

KARYA ILMIAH Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda


(P3B) antara Pemerintah Indonesia
Napitupulu, Lady Martha Boturan Hasian. dengan Pemerintah Jepang (Tax
(2013). Perjanjian Penghindaran Treaty Indonesia – Jepang) Tahun
Pajak Berganda Komprehensif dan 1983

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014


Syahira, Analisis Ketentuan Bentuk Usaha Tetap… 2014

LAINNYA Data Perjanjian Internasional dengan Jepang


diakses dari www.kemlu.go.id
Data Potensi Penerimaan Sektor Pajak di
Indonesia diakses dari Data Investasi Jepang diakses dan diolah
www.fiskal.depkeu.go.id dari www.bkpm.go.id

Data Tahun Efektif Berlakunya Tax Treaty Data Perjanjian Bilateral Indonesia-Jepang
diakses dari www.tarif.depkeu.go.id diakses dan diolah dari
treaty.kemlu.go.id
Data Perkembangan Investasi Asing di
Indonesia diakses dari www.bkpm.go.id

Analisis ketentuan..., Cindita Vaniakauliqa Syahira, FISIP, 2014

Anda mungkin juga menyukai