Anda di halaman 1dari 2

1. Apa kompetensi dokter umum untuk tatalaksana CTS?

Kompetensi dokter umum berdasarkan SKDI adalah 3A, yang berarti dapat mendiagnosis,
tatalaksana awal, dan merujuk ke spesialis relevan.
2. Apa faktor risiko yang terjadi pasien ini?
Faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome terbagi menjadi dua yaitu dari faktor okupasi dan
non okupasi. Faktor risiko dari faktor okupasi termasuk bekerja dengan cepat, Gerakan yang
berulang, pekerjaan yang banyak menggunakan pergelangan tangan dan getaran. Sementara,
pada faktor risiko dari faktor non okupasi termasuk jenis kelamin (wanita lebih sering), umur
(usia lanjut), indeks massa tubuh (cenderung pada penderita berat badan berlebih atau obesitas),
merokok dan status kehamilan (perubahan endokrin).
3. Apa saja pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis CTS?
1. Tes Phalen
Penderita diminta untuk melakukan fleksi tangan secara maksimal, bila dalam 60 detik
timbul gejala CTS, dinyatakan ten Phalen (+) yang mendukung diagnosis CTS. Beberapa
penulis menyatakan tes ini sangat sensitive untuk menegakkan diagnose CTS.

2. Tes Torniquet
Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tourniquet dengan menggunakan tensimeter
di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Jika dalam 1 menit timbul
gejala CTS maka dinyatakan tes tourniquet (+) dan mendukung diagnosis CTS.
3. Tes Tinel
Tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi
nervus medianus jika dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan
sedikit dorsofleksi.
4. Flick Sign
Penderita diminta mengibaskan tangan atau menggerakkan jari-jarinya. Bila keluhan
berkurang atau menghilang, maka dinyatakan Flick Sign (+) dan mendukung diagnose
CTS.

4. Apa indikasi dilakukan tindakan operatif pada CTS?


 Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi
konservatif
 Terjadi gangguan sensorik yang berat dengan adanya atrofi otot-otot thenar

Anda mungkin juga menyukai