Anda di halaman 1dari 24

MURNIWATI

FKG UNAND
Manajemen DVI dibagi dalam 5 fase :

1. Olah TKP
2. Post Mortem
3. Ante Mortem
4. Rekonsiliasi
5. Debriefing
Prinsip kerja Tim DVI :

 Perencanaan, koordinasi, kerjasama antar


pihak di kamar jenazah
 Selama kegiatan di kamar jenazah dapat
ditentukan wilayah pembagian tugas
 Team work sesuai keahlian/kompetensi dan
pengalaman
Fase post mortem :

 Fase kamar jenazah


 Kegiatan dilakukan di kamar jenazah RS dan
kamar jenazah lapangan
 Koordinator fase post mortem haruslah terlatih
dengan prosedur DVI dan berpenglaman di
kamar jenazah
Kegiatan Tim Pemeriksa Jenazah:
• Menerima janazah/potongan jenazah dari unit

TKP
• Meyakinkan nomor DVI telah dimasukkan ke

dalam kantong jenazah disertai dengan form


DVI warna pink
• Mengecek nomor pada kantong jenazah sama

dengan nomor form DVI warna pink


 Setelah kantong jenazah dibuka, periksa
kembali label nomor DVI yang diikatkan pada
jenazah dengan nomor DVI pada form DVI
warna pink
 Mengelompokkan berdasarkan jenazah utuh,
tidak utuh, potongan jenazah dan barang-
barang
Kegiatan Tim Ahli :
 Jenazah/potongan jenazah diperiksa oleh tim

kedokteran Forensik, tim fotografi dan tim


sidik jari
 Ciri-ciri khusus seperti tahi lalat, tatto, jaringan

parut dicatat dalam part D lembar merah muda


 Setiap ciri diambil fotonya disertakan label

nomor DVI
 Foto yang diambil adalah foto seluruh tubuh,
foto wajah, foto perhiasan dan properti
 Setiap foto harus memperlihatkan label nomor
DVI dan skala / penggaris
 Setiap penomoran menggunakan penomoran
DVI (T/G/B)
 Tim Kedokteran Gigi Forensik mencatat semua
kondisi jaringan lunak dan keras rongga mulut
 Jenazah diletakkan pada brangkar dengan
posisi telentang dan punggung dekat bahu
diberi bantalan kayu supaya kepala tengadah
 Pemeriksaan dimulai dari bibir, pipi, dan
bagian lain yang dianggap perlu
 Jika diperlukan rahang bawah dapat dilepas
agar pemeriksaan maksimal ( cetak gigi, ro gigi
, ro tenggorak dll )
 Perkiraan umur, jenis kelamin, ras
 Tim properti mengumpulkan barang bukti &
properti, mencatat , melabel dan menyimpan
 Pencatatan properti meliputi bentuk & ukuran,
merek & pembuat, tipe & motif, diskripsi &
kondisi
 Tim pengatur jenazah menjamin arus
perjalanan jenazah dari tempat pemeriksaan ke
tempat penyimpanan dan mencatat semua
jenazah yang sudah atau belum diperiksa
 Tim pemulasaran melakukan pemulasaran
sesuai agama dan kepercayaan, kelengkapan
administrasi dan transport jenazah ke tempat
tujuan
 Fase II merupakan instrumen penting dalam
proses identifikasi karena terdapat data primer
( gigi geligi, DNA, sidik jari )
 Data post mortem diperoleh dari pemeriksaan
tubuh jenazah oleh berbagai keahlian
 Data post mortem akan dicocokan dengan data
ante mortem pada fase 4
 Setelah teridentifikasi dilakukan rekontruksi
dan pengembalian pada keluarga

Anda mungkin juga menyukai