(Stoker, 1991).
Tatanama senyawa
1. Amina Primer
Pada –NH2 ini, dapat diterapkan sebagai sebuah rantai
substituent yang disebut golongan amino
Keterangan Gambar :
Gambar 1 : N-metilpropanamina
Gambar 2 : N-propilbutanamina
Gambar 3 : N-propil-2-butanamina
Gambar 4 : N-metil-2-butanamina
• Jika terdapat substituen yang tidak terikat pada gugus –NH,
maka nama substituen ditulis lebih dulu.
• Jika substituen terikat pada gugus –NH dan substituen tersebut
sejenis dengan gugus alkil yang terikat pada gugus –NH, maka
penulisnya diawali dengan N,posisi substituen.
Keterangan Gambar :
Gambar 1: 3-metil-N-propil butanamina
Gambar 2: N,4-dimetil-2-pentanamina
Gambar 3: N-3-dietil-2-pentanamina
Gambar 4: N-5-dimetil-2-heksanamina
3. Amina Tersier
Keterangan Gambar :
Gambar 1 : N-(2-kloroetil)-N-etil-
butanamina
Gambar 2 : N-etil-N-metil-propanamina
Gambar 3 : N,N-dietil-butanamina
Gambar 4 : N,N-dietil-2-propanamina
Gambar 5 : N-N-dimetil-3-heksanamina
• Jika terdapat substituen, maka substituen ditulis lebih dulu.
3-kloro-N,N-dimetil-propanamina
Sifat Kimia
• Kebasaan Amina
R-NH2 bersifat basa karena mengikat H+ sehingga
persamaan reaksinya adalah:
(Stoker, 1991).
Reaksi Sintesis
Amonia bereaksi dengan alkil halida menghasilkan amina melalui
proses dua langkah. Langkah pertama ialah reaksi substitusi
nukleofilik.
R-NH2 + HCl → + -
R-NH3 Cl
(Amine) (acid) (amine salt)
(Seager & Slabaugh, 2004).
3. Garam-garam Amina:
• Dinamakan oleh perubahan “amina” menjadi “ammonium”
dan ditambahkan nama anion
• Dapat diubah menjadi bentuk semula menuju bentuk amina
Ephinephrine (Adrenalin)
Contoh Amina pada produk Pangan
Daftar Pustaka