Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

Oleh DURROTUN NAFISAH A10

Menurut bahasa, filsafat terdiri dari kata philos yang berarti cinta
dan sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan, dan kebijakan. Dan jika
digabungkan, makna dari filsafat yakni cinta akan kebijaksanaan.
Sedangkan menurut istilah, filsafat merupakan seperangkat cara berpikir dan
ilmu pengetahuan yang secara mendalam dan mendasar untuk menemukan
kebenaran hakiki tentang manusia, alam, dan tuhan. Seharusnya ada
kesanksian dalam berfikir dalam berfilsafat, karena dipastikan seseorang
harus berfikir secara kritis dan sanksi terhadap sesuatu, karena ia ingin
memperoleh suatu ilmu dengan kebenaran yang sejati.

Filsafat dibagi menjadi dua objek, yaitu objek material dan objek
formal. Objek material seperti hal-hal yang ada, mungkin ada, konkrit,
abstrak (idealisme), fenomena, neomena, fisik, metafisik, umum, khusus,
pernyataan, kenyataan, dan fikiran. Suatu hal yang telah dicontohkan dapat
menghasilkan aliran-aliran filsafat. Seperti hakikat kehidupan merupakan
aliran materialisme dan bahasa merupakan metafisik. Sedangkan objek
formal sendiri merupakan ciri-ciri dari filsafat, yaitu, sistematik, radikal,
rasional, dan komprehensif.

Sistem yang pertama untuk belajar filsafat adalah secara historis. Di


masa Pra Yunani, sejarah kelahiran filsafat yang pemikiran filsafatnya
tertuju kepada alam semesta, sehingga pemikirannya disebut dengan
kosmologi (alam). Pada abad pertengahan, yaitu pada masa Yunani, pola
perkembangan pemikiran-pemikirannya tertuju kepada agama, sehingga
pemikirannya disebut dengan teologi (ketuhanan). Sesuai perkembangan
zaman, yakni pada abad modern, pemikiran-pemikiran berdasarkan akal dan
pengalaman-pengalaman yang pernah ada. Sehingga manusia pada zaman
itu menggunakan pola pikir antropologi. Dan pada abad tua, postmodern
(Filsafat abad ke-20), filsafat mendirikan perhatian terhadap bahasa,
sehingga disebut dengan intropologi atau logologi.
Sistem yang kedua adalah menggunakan cara sistematis yang
merupakan cabang-cabang dan cara belajar dari filsafat. Yang pertama
adalah ontologi, ontologi merupakan realitas yang artinya hakikat
kebendaan, keberadaan, dan sesuatu yang ada. Sedangkan yang kedua
adalah epistimologi, yang merupakan sikap dan berfikir kritis terhadap ilmu
pengetahuan, atau seperangkat metode berfikir kritis dan metodelogis. Yang
terakhir adalah aksiologi, yakni untuk mencapai tujuan mencapai hakikat
nilai. Hakikat nilai ini meliputi etika, norma, dan estetika.

Sistem yang terakhir adalah berpikir secara kritis. Didalam metode


filsafat, berfikir, merenung, diam dan memikirkan banyak hal merupakan
hal-hal yang dilakukan secara kritis. Ada beberapa pengetahuan yang
terdapat didalam filsafat. Pengetahuan inlah yang merupakan kumpulan dari
rasa tahu. Diantaranya, pengetahuan biasa, seperti tidur itu nyenyak. Semua
orang pasti mengetahui dan tidak perlu dibuktikan. Pengetahuan selanjutnya
adalah pengetahuan rasio, merupakan pengetahuan akal dan tidak perlu
pembuktian karena berdasarkan logika dan kebenaran formal. Selanjutnya
adalah pengetahuan ilmiah yang merupakan pengetahuan yang dapat
dibuktikan secara ilmiah. Dan selanjutnya adalah pengetahuan wahyu yang
berasal dari tuhan. Ada pengetahuan otoritas yakni pengetahuan seorang
ketua. Terakhir, ada pengetahuan informasional yang disampaikan oleh
wartawan. Semua sistem ini termasuk metode yang digunakan untuk
mempelajari filsafat.

Setelah mempelajari tentang filsafat, pembahasan selanjutnya


mengenai ilmu. Pengetahuan merupakan kumpulan dari rasa tahu.
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan-pengetahuan yang
disusun secara sistematis, analitis dan bisa diuji kebenarannya, juga terdapat
manfaat didalamnya. Beberapa manfaat dari ilmu pengetahuan seperti
seseorang dapat menghasilkan pengetahuan yang hakiki, kebenaran,
pemahaman, penjelasan, prediksi, ramalan, pengendalian, dan penerapan
(invention). Ilmu juga sebagai prosedur dengan menggunakan metode
ilmiah. Begitupun dengan ilmu filsafat yang mempunyai metode ilmiah,
yakni kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif digunakan untuk menguji teori
yang menggunakan logika induksi. Sedangkan kualitatif digunakan untuk
menghasilkan teori yang menggunakan logika deduksi.

Ada beberapa pola dengan menggunakan metode ilmiah untuk


mendapatkan suatu ilmu, yaitu melalui indra. Didalam indra, manusia dapat
menggunakan pengamatan, percobaan, survei, dan pengukuran. Selain pola,
terdapat juga langkah-langkah yang didalamnya harus sesuai dengan
urutannya. Urutan-urutannya meliputi penentuan masalah, perumusan
masalah, tujuan masalah, perumusan hipotesa, pengumpulan data, analisis
data, verivikasi, dan kesimpulan. Juga terdapat teknik yang harus dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh suatu ilmu, yakni observasi, eksperimen,
wawancara, perhitungan, dan juga FGD (diskusi). Dan alat menggunakan
metode ilmiah adalah pedoman (wawancara, observasi), mikroskop,
android, alat ukur, timbangan, angket, dan laptop.

Anda mungkin juga menyukai