Anda di halaman 1dari 23

ARTIKEL PENGABDIAN MASYARAKAT

DEMONSTRASI PEMBERIAN INHALASI SEDERHANA


SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA
SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di


Stase Keperawatan Komunitas
Oleh:

Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020

ARTIKEL PENGABDIAN MASYARAKAT


DEMONSTRASI PEMBERIAN INHALASI SEDERHANA
SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA
SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di


Stase Keperawatan Komunitas

Oleh:

Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

DEMONSTRASI PEMBERIAN INHALASI SEDERHANA


SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA
SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014

Artikel jurnal ini telah diperiksa oleh pembimbing akademik Program Studi
Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 30 Maret 2020


Pembimbing Akademik

Ns. Susi Wahyuning Asih, S. Kep., M. Kep.


NIDN. 0720097502

PJMK Keperawatan Komunitas


FiKes Unmuh Jember

Ns. Sri Wahyuni Andriani, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. Kom.


NIDN. 0703038801

DEMONSTRASI PEMBERIAN INHALASI SEDERHANA


SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA
SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

Nada Azhar Prandini1, Farah Saufika2, Dina Holdiah3, Khairul Mutmainnah4,


M. Shulhan Azzuhri5, Susi Wahyuning Asih6
1,2,3,4,5
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember
6
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata No. 49 Sumbersari, Jember
Email: nananada1396@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi saluran
pernapasan yang umumnya menyerang balita. Tingkat mortalitas akibat ISPA
mencapai 26,6%. Jumlah balita yang mengalami ISPA di Desa Sukorambi
mencapai 51,4%. Tindakan inhalasi sederhana merupakan alternatif dalam
penanggulangan balita dengan ISPA mengingat terapi inhalasi dilakukan dengan
caraa yang sederhana dan mudah dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini adalah
meningkatkan kemampuan ibu dalam melakukan tindakan inhalasi sederhana
pada balita ISPA. Kegiatan pengabdian ini menggunakan tiga metode yaitu
cerama, demonstrasi dan tutorial. Kegiatan berlangsung dengan lancar, hal
tersebut terlihat dari antusiasme peserta.

Kata kunci: ISPA, balita, inhalasi

ABSTRACK
Acute Respiratory Infection (ARI) is a respiratory infection that occur the toodler.
The level of mortality from ARI are 26,6%. Number of toodler that occur ARI in
Sukorambi Village are 51,4%. Simple inhalation measures are an alternative in
overcoming toddlers with ARI considering that inhalation therapy is done in a
simple and easy way to do. The purpose of this activity is to improve the ability of
mothers to perform simple inhalation measures toodlers with ARI. This dedication
activity uses three methods namely lectures, demonstrations and tutorials. The
activity ran smoothly, it was seen from the enthusiasm of the participants.

Key Words: ARI, toodlers, inhalation

A. PENDAHULUAN Meninjau dari aspek pertumbuhan


Anak adalah individu yang unik dan perkembangan, daya tahan tubuh
dengan karakteristik yang berbeda anak tidaklah sama dengan dewasa
dari orang dewasa (Yuliastati & mengingat pada masa masa kanak-
Nining, 2016). Anak mengalami fase kanan akan lebih rentan terkena
pertumbuhan dan perkembangan penyakit karena daya tahan tubuh
yang dimulai dari bayi, balita, anak yang belum optimal. Salah satu
sekolah, dan remaja sampai akhirnya penyakit yang sering menyerang
anak menjadi individu dewasa. anak yaitu ISPA.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut Sukorambi masihlah tergolong
(ISPA) merupakan infeksi saluran tinggi, tercatat sebanyak 51,4% balita
pernafasan akut yang menyerang di Desa Sukorambi mengalami ISPA.
tenggorokan, hidung dan paru-paru Beberapa gejala yang muncul
yang berlangsung kurang lebih 14 dari penyakit ISPA itu sendiri dapat
hari (Alfarindah, 2017). Istilah ISPA berupa panas disertai sakit
sendiri merujuk pada tiga komponen tenggorokan atau rasa nyeri saat
yang meliputi infeksi, saluran menelan, pilek, batuk berdahak atau
pernapasan, dan akut (Hayati, et all, kering (Alfarindah, 2017). Batuk
2015). Penyakit ISPA sendiri berdahak dan pilek merupakan gejala
disebabkan oleh mikroorganisme tersering yang muncul dari ISPA itu
baik berupa virus, bakteri, maupun sendiri. Adanya batuk berdahak dan
jamur. pilek sering kali menyebabkan
Kejadian ISPA sendiri dapat masalah pernapasan yang tidak
terjadi pada semua kalangan usia, lancar, hal tersebut terjadi karena
baik bayi, balita, anak sekolah, akumulasi sekret dalam jalan napas.
remaja, dewasa, maupun lansia. Akumulasi sekret dalam jalan
ISPA pada balita merupakan napas sendiri terjadi akibat proses
kejadian yang paling sering infalamasi mikroorganisme yang ada
ditemukan. WHO sendiri mencatat di dalam jalan napas, sehingga
jumlah penderita ISPA mencapai 400 menyebabkan obstruksi jalan napas
sampai 500 juta jiwa dengan tingkat yang mengakibatkan seseorang sulit
mortalitas sebesar 26,67% (WHO untuk bernapas. Beberapa terapi
2013 dalam Hayati, et all, 2015). farmakologi ataupun non
Tingkat mortalitas akibat ISPA farmakologi sering kali dipilih oleh
mencapai 98% pada bayi, anak, dan penderita ISPA dalam mengatasi
lanjut usia, hal tersebut bukanlah masalah ini. Pemberian terapai
tanpa sebab mengingat ISPA yang farmakologi saat ini masih menjadi
berkelanjutan dapat menimbulkan alternatif utama dalam mengatasi
komplikasi berupa pneumonia akumulasi sekret pada penderita
(Habibi, et all, 2016). Angka ISPA, namun pemberian terapi
kejadian ISPA sendiri di Desa farmakologi tidak lepas beberapa
efek samping yang dapat bahan yang sderhana seperti air
menimbulkan masalah baru, hangat dan minyak kayu putih.
sehingga dibutuhkan alternatif Meskipun terapi inhalasi sederhana
melalui terapi non farmakologi ini terlihat mudah, namun cara kerja
dalam mengatasi akumulasi sekret terapi ini, tidak lain dan tidak bukan
dalam jalan napas. seperti obat mukolitik dan
Selama ini terapi non bronkodilator di dalam saluran
farmakologi yang sering digunakan pernapasan.
oleh masyarakat yaitu melalui
pemanfaatan tanaman herbal seperti B. METODE PELAKSANAAN
jahe dan madu, namun hal tersebut Kegiatan yang diangkat dalam
masih memiliki banyak kekurangan pengabdian masyarakat ini bertujuan
lantaran pemberian ramuan herbal untuk meningkatkan pengetahuan ibu
sering kali tidak disukai oleh anak- dalam penatalaksanaan balita dengan
anak. Alternatif lain yang dapat ISPA khususnya dalam masalah
dijadikan terapi non farmakologi pengeluaran sekret pada balita di
dalam mengatasi akumulasi sekret Desa Sukorambi. Oleh karena itu
yaitu dengan cara pemberian inhalasi diusulkan kerangka pemecahan
sederhana. masalah secara operasional sebagai
Terapi inhalasi sendiri diartikan berikut:
sebagai terapi pemberian obat secara 1. Penyelenggaraan penyuluhan
langsung ke saluran pernapasan kesehatan tentang:
melalui penghisapan dalam bentuk a. Pengetian penyakit ISPA
aerosol atau serbuk (dry powder) terutama pada balita
(Supriyatno & Nataprawira, 2016). b. Penyebab penyakit ISPA
Pemberian terapi inhalasi sendiri pada anak
dapat dilakukan dengan cara yang c. Tanda dan gejala penyakit
sederhana dan mudah dilakukan di ISPA pada balita
rumah. Terapi inhalasi sederhana d. Penatalaksanaan ISPA
merupakan inovasi yang dapat pada balita memalui
dilakukan guna mengencerkan sekret tindakan inhalasi
di dalam jalan napas melalui alat dan sederhana.
2. Demonstrasi pemberian memberikan pendampingan
inhalasi sederhana pada balita selama proses kegiatan.
di Desa Sukorambi yang 3. Dosen Fakultas Ilmu
meliputi kegiatan berikut: Kesehatan Universitas
a. Persiapan alat dan bahan, Muhammadiyah Jember yang
dalam konteks ini pemateri telah memberikan bimbingan
yaitu mahasiswa selama proses penyusunan
menyiapkan alat berupa artikel pengabdian masyarakat.
baskom, minyak kayu 4. Kader posyandu di Pos Anyelir
putih, air hangat dan 8 yang telah memberikan
handuk. kesempatan kepada mahasiswa
b. Memberikan contoh secara dalam berkegiatan
langsung proses inhalasi 5. Ibu yang memiliki balita
sederhana pada balita sejumlah 30 orang yang sudah
Sasarn pada pengabdian bersedia hadir di Posyandu
masyarakat ini adalah ibu yang Anyelir 8.
memiliki balita di Desa Sukorambi, 6. Panitia pelaksana kegiatan
Kecamatan Sukorambi, Kabupaten yang berperan dalam
Jember. Sasaran ini ditujuakan pada perencanaan, pelaksanaan, dan
30 ibu yang memiliki balita di refleksi kegiatan.
Posyandu Anyelir 8. Metode pembelajaran yang
Kegiatan pengabdian masyarakat digunakan untuk mendukung
diselenggarakan dengan melibatkan keberhasilan program adalah sebagai
berbagai pihak. Pihak- pihak yang berikut:
terlibat dalam kegiatan ini antara 1. Ceramah dan tanya jawab
lain: Metode ini dipilih untuk
1. Kepala UPT Puskesmas membangkitkan
Sukorambi yang berperan pengetahuan ibu yang
dalam pemberian izin dan memiliki balita dalam
sosialisasi kegiatan. memahami konsep
2. Bidan wilayah di Desa penyakit ISPA yang
Sukorambi yang telah berupa pengertian,
penyebab, tanda gejala, antusias peserta. Keterlibatan peserta
dan penatalaksanaan. dapat dilihat dari absen peserta
Metode ini digunakan kegiatan dan antusiasme peserta
selama proses penyuluhan dilihat dari motivasi peserta selama
kesehatan. kegiatan berlangsung. Digunakan
2. Demonstrasi juga metode praktik untuk
Metode ini dipilih untuk mengetahui keberhasilan kegiatan
menjelaskan suatu proses pengabdian masyarakat ini.
kerja secara bertahap
sehingga dapat memberi C. HASIL DAN CAPAIAN
kemudahan bagi peserta Pelaksanaan kegiatan
dapat mengamati secara pengabdian masyarakat
cermat proses pemberian membutuhkan waktu selama kurang
inhalasi sederhana pada lebih 90 menit. Kegiatan demontrasi
balita dengan ISPA. pemberian inhalasi sederahana pada
Proses demonstrasi ini balita ISPA telah dilakukan pada
meliputi tahap persiapan, tanggal 7 Maret 2020, pada awalnya
pelaksanaan dan terminasi kegiatan ini akan dilaksanakan di 3
sesuai dengan Standart Posyandu Anyelir yang terletak di
Opetional Procedure Desa Sukorambi, dimana setiap
(SOP) dusun akan dilakukan 1 kali
3. Latihan/ praktik tutorial semonstrasi, namun karena
Pada metode ini peserta keterbatasan alat maka panitia hanya
mempraktikkan kembali melakukan di salah satu posyandu
cara pemberian inhalasi Anyelir. Setelah berkoordinasi
sederhana pada balita dengan bidan wilayah dan kader
ISPA sesuai dengan yang posyandu, akhirnya kegiatan ini
telah dicontohkan oleh dilaksanakan di Posyandu Anyelir 8
pemateri sebelumnya. pada tanggal 7 Maret 2020. Kegiatan
Untuk mengetahui ini diikuti oleh 30 peserta.
keberhasilan kegiatan ini, dilakukan Ada beberapa hal yang perlu
dengan melihat keterlibatan dan dibahas dari hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan. Pertama terkait dengan dalam mengikuti demonstrasi sampai
pengetahuan peserta. Pengetahuan akhir.
peserta tentang ISPA pada awalnya Ketiga hal yang perlu
sangatlah kurang, hal tersebut terlihat mendapatkan perhatian adalah
ketika pemateri menanyakan tentang kendala yang dialami peserta selama
pengertian ISPA secara umum maka proses kegiatan pemberian inhalasi
semua peserta terdiam dan ada sederhana pada balita ISPA. Salah
beberapa yang menjawab tidak satunya adalah masih ada beberapa
tahu.namun setelah diberikan ibu yang khawatir tentang pemberian
pendidikan kesehatan maka inhalasi sederhana pada balita ISPA.
mayoritas peserta dapat memahami Salah satunya adalah tentang
tentang ISPA pada balita serta keselamatan balita saat dilakukan
bagaimana cara penanganannya. inhalasi. Selain itu kendala yang
Kedua yang perlu dibahas adalah dihadapi peserta adalah kendala
adalah antusiasme guru dalam dalam penyerapan informasi
mengikuti demonstrasi inhalasi mengenai cara kerja inhalasi
sederhana pada balita ISPA. Setelah sederhana itu sendiri dalam proses
diberikan pendidikan kesehatan pengenceran sekret dalam saluran
tentang ISPA dan cara pernapasan. Sehingga solusi yang
penanganannya, peserta terlihat ditawarkan oleh pemateri adalah
antusias dalam mengikuti setiap memberikan pemahaman dengan
langkah- demi langkah demonstrasi cara menganalogikan tindakan
pemberian inhalasi sederhana pada inhalasi dengan tindakan yang sering
balita ISPA. Setelah dilakukan feed dilakukan oleh masyarakat pada
back antusiasme ini disebabkan oleh umumnya, sehingga meningkatkan
beberapa alasan, seperti keingin pemahaman ibu dalam memberikan
tahuan ibu yang memiliki balita tindakan inhalasi di rumah.
dalam melakukan tindakan inhalasi
sederhana pada balita dengan ISPA D. KESIMPULAN
di rumah, selain itu alat dan bahan Adapun kesimpulan yang dapat
yang mudah didapat juga ditarik dari pelaksanaan demonstrasi
meningkatkan antusiasme peserta
pemberian inhalasi sederhana pada 4(2), 67.
https://doi.org/10.14238/sp4.2.2
balita ISPA adalah sebagai berikut:
002.67-73
1. Demonstrasi pemberian Yuliastati, & Nining. (2016).
Keperawatan Anak. Kementrian
inhalasi pada balita dengan
Kesehatan Republik Indonesia.
ISPA berjalan dengan baik Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
dan lancar, tidak ada kendala
yang berarti.
2. Kegiatan demonstrasi mampu
meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan ibu yang
memiliki balita dalam
memberikan perawatan balita
dengan ISPA terutama
melalui tindakan inhalsi
sederhana.

DAFTAR PUSTAKA
Alfarindah, F. (2017). Determinasi
Kejadian ISPA Anak Balita
dalam Lingkungan Keluarga
Perokok.
Habibi, M., Gayatri, D., & Bantas, K.
(2016). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut
( ISPA ) pada Anak Berumur
12-59 Bulan di Puskesmas
Kelurahan Tebet Barat ,
Kecamatan Tebet , Jakarta
Selatan , Tahun 2013. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan
Indonesia, 1(1), 23–27.
Hayati, husnil , Wandini riska, S.
(2015). Perbedaan Pengetahuan
Ibu Tentang Inhalasi Sederhana.
Jurnal Kesehatan Holistik, 9(2),
97–102.
Supriyatno, B., & Nataprawira, H.
M. D. (2016). Terapi Inhalasi
pada Asma Anak. Sari Pediatri,
LAMPIRAN
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


( SAP )

Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Sasaran : Ibu yang memiliki balita
Hari/Tanggal : Selasa, 4-12 Maret 2020
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Di Posyandu
Penyuluh : Mahasiswa Studi Ners A10

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, penanganan ISPA, keluarga diharapkan dapat
memahami tentang penyakit ISPA dan cara penanganannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan 1x 30 menit, keluarga mampu:
o Menjelaskan pengertian ISPA
o Menyebutkan penyebab ISPA
o Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
o Menjelaskan pencegahan ISPA
o Menjelaskan penanganan ISPA

B. Sub-Pokok Bahasan Penyuluhan


o Pengertian ISPA
o Penyebab ISPA
o Tanda dan gejala ISPA
o Pencegahan ISPA
o Pengobatan ISPA
Lampiran 1

C. Media
o Leaflet
o Flip chart / slide

D. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Estimasi
Kegiatan Penyuluh Respon Metode
Kegiatan Waktu
1. Mengucapkan salam
1.menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. memperhatikan
1 Pendahuluan 3. Menjelaskan tujuan 5 menit ceramah
3. memperhatikan
umum
4. memperhatikan
4. Kontrak waktu
2 Penyampaian Penyampaian materi 1. Memperhatikan
materi 1. Materi penjelasan dan 15 menit
mencermati materi
a. Menjelaskan
pengertian dan
klasifikasi ISPA

b. Menjelaskan
penyebab ISPA
Ceramah
c. Menjelaskan tanda
&
dan gejala ISPA
Tanya
d. Menjelaskan
jawab
pencegahan ISPA

e. Menjelaskan
penanganan ISPA

2. Memberikan
kesempatan untuk 2. Bertanya

bertanya
Lampiran 1

3. Menjawab pertanyaan
peserta 3. Memperhatikan
jawaban
Penutup

a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan

3 Penutup penyuluhan 10 menit ceramah

b. Mengahiri dengan b. Menjawab salam


salam

E. Evaluasi

Aspek Waktu Metode Alat Evaluator


Kognitif Setelah materi Daftar
Wawancara Tim penyaji
Afektif selesai pertanyaan
Daftar pertanyaan
1. Jelaskan pengertian ISPA!
2. Sebutkan beberapa penyebab ISPA!
3. Sebutkan tanda dan gejala ISPA!
4. Bagaimana pencegahan ISPA!
5. Jelaskan penanganan ISPA!

F. Materi (Lampiran)
Lampiran 1

1. Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada
anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut
muncul secara bersamaan (Meadow, Sir Roy, 2002: 153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa
Inggris Acute Respiratory Infection (ARl) mempunyai pengertian sebagai
berikut:
 Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
 Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli
beserta organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura
ISPA secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
 Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari (Suryana, 2005:57).
2. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan dibedakan menjadi
dua golongan yaitu golongan umur dibawah 2 bulan, dan golongan umur 2
bulan sampai 5 tahun.
a. Golongan umur dibawah 2 bulan
o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik
terdapat adanya tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
frekuensi napas cepat (frekuensi pernafasan 60 kali permenit atau
lebih).
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia jika ditemukan penyakit batuk
pilek biasa, dan tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada
bagian bawah atau tidak ditemukan napas cepat (frekuensi
pernafasan kurang dari 60 kali permenit).
b. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
Lampiran 1

o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik
ditemukan nafas cepat dengan frekuensi pernafasan  50 kali per
menit atau lebih (usia 2 – 12 bulan), atau frekuensi pernafasan 40
kali per menit atau lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).
o Pneumonia Berat
Yang dimaksud pneumonia berat jika ditemukan sesak nafas
dalam pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding
dada bagian bawah. Namun saat dilakukan pemeriksaan anak harus
dalam keadaan tenang, dan tidak menangis.
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia adalah jika tidak ada napas
cepat, dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah, jadi
penderita hanya mengalami batuk pilek biasa.
3. Etiologi
 Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus,
haemopilus influenzae.
 Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau
panas .
 Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke
hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
 Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
 Asupan gizi yang kurang.
4. Tanda dan Gejala
 Gejala dari ISPA Ringan
Lampiran 1

Seseorang  dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu


atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Batuk
b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misalnya pada waktu berbicara atau menangis)
c. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC
 Gejala dari ISPA Sedang
Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu: untuk
kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per
menit atau lebih dan kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5
tahun : frekuensi nafas 50 kali atau lebih untuk umur 2 sampai
kurang dari 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12
bulan sampai kurang dari 5 tahun.
b. Suhu lebih dari 39 O C (diukur dengan termometer)
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
 Gejala dari ISPA Berat
Seseorang  dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-
gejala sebagai berikut :
a.       Bibir atau kulit membiru
b.      Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c.       Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
d.      Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas
e.       Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
f.       Tenggorokan berwarna merah
Lampiran 1

5. Penularan
Penularan ISPA terutama melalui droplet  (percikan air liur) yang
keluar saat penderita bersin, batuk, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat. Penularan juga dapat terjadi melalui
kontak atau kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan, hidung, dan
mulut penderita.
6. Pencegahan
Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah
terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi
 Penyusunan atau pengaturan menu
 Cara pengolahan makanan
 Variasi menu
b. Perbaikan dan santasi lingkungan
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
d. Tindakan pencegahan pada bayi:
 Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap
penyakit tertentu.
 Perbanyak ASI eksklusif
 Jauhkan dari penderita ISPA
7. Penanganan
Perawatan ISPA di rumah
a. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari
penurunan berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan
makan sedikit-sedikit tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak
muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu juga tetap diberikan.
b. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan
lebih banyak dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian
minum atau cairan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan
Lampiran 1

melemahkan anak dan dapat memperberat penyakitnya, pemberian


cairan akan membantu mengencerkan dahak,
c. Menjaga kelancaran pernafasan
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak
agar bila ia batuk lendirnya dikeluarkan.
d. Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak
untuk membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus
yang telah mengering, tetesilah dengan air garam untuk membasahinya.
e. Mengatasi panas
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan
paracetamol dan atau dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan
demam harus segera dirujuk). Pemberian kompres dengan cara:
gunakan kain bersih celupkan pada air (air hangat kuku) peras
seperlunya, kemudian letakkan diatas dahi anak, lipat paha, lipat ketiak,
ulangi bila kan sudah dingin.
f. Istirahat
Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa
berkurang.
g. Berikan obat batuk herbal
Jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diminum tiga kali sehari.
Mengamati tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul seperti sesak nafas,
nafas cepat, anak tidak mampu minum, suhu tubuh tinggi, bila terjadi segera
bawa anak ke pelayanan kesehatan agar komplikasi tidak terjadi.
Lampiran 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INHALASI SEDERHANA PADA BALITA ISPA

Adalah kegiatan memberikan terapi inhalasi sederhana pada balita yang


PENGERTIAN
mengalami ISPA yang bisa dilakukan di rumah
Mengeluarkan dahak yang tertahan di dalam paru dan memperlancar
TUJUAN
saluran pernapasan
1. Baskom berisi air panas yang masih menguap
2. Minyak kayu putih
PERALATAN
3. Kain tipis untuk menutup baskom
4. Handuk
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait lamanya batuk
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Teteskan minyak kayu putih sebanyak kurang lebih 6 tetes pada air
PROSEDUR panas sampai tercium bau
PELAKSANA 3. Tutup baskom yang sudah ditetesi minyak kayu putih dengan kain
AN tipis agar menghindari balita terkena panas
4. Tutup kepala anak dengan handuk, kecuali bagian wajah
5. Dekatkan baskom ke hidung anak atau anak dianjurkan untuk
menghirup uap dari baskom panas
6. Lakukan sampai air terasa dingin atau dahak keluar

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Lampiran 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENYUSUN MENU MP-ASI

Adalah kegiatan menyusun kemudian memberikan menu makanan


PENGERTIAN
pendamping ASI bagi bayi yang berusia 6 bulan ke atas
TUJUAN Mencukupi kebutuhan nutrisi bayi yang sudah berusia 6 bulan
1. Food model
2. Piring/mangkok makan bayi
PERALATAN 3. Sendok makan bayi
4. Alat tulis
5. Kertas dokumen
PROSEDUR A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data terkait usia bayi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Berikan contoh menu makan 4 bintang (karbohidrat, protein
nabati, protein hewani, dan sayuran) untuk balita sesuai usia
menggunakan food model
3. Sajikan tekstur makanan sesuai dengan usia balita
4. Anjurkan ibu untuk menyusun kembali menu sesuai dengan
yang diajarkan
5. Anjurkan ibu menuliskan contoh menu dalam sehari sesuai
dengan pedoman gizi seimbang
6. Lakukan evaluasi terhadap tindakan dan rencana tindak lanjut

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Lampiran 3
Lampiran 4

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai