Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014
Oleh:
Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014
Enggar Ayu P., S. Kep. 1901031001 Moch. Rizki M., S. Kep. 1901031008
Nada Azhar P., S. Kep. 1901031002 M. Shulhan A., S. Kep. 1901031009
Nurul Huda, S. Kep. 1901031003 M. Adi S., S. Kep. 1901031010
Dina Holdiah, S. Kep. 1901031004 Farah Saufika, S. Kep. 1901031011
Nora Yuliani A., S. Kep. 1901031005 A. Syaifullah H., S. Kep. 1901031012
Iga Wahyu A., S. Kep. 1901031006 Khairul M., S. Kep. 1901031013
Tri Okta L. P., S. Kep. 1901031007 Uswatun H., S. Kep. 1901031014
Artikel jurnal ini telah diperiksa oleh pembimbing akademik Program Studi
Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi saluran
pernapasan yang umumnya menyerang balita. Tingkat mortalitas akibat ISPA
mencapai 26,6%. Jumlah balita yang mengalami ISPA di Desa Sukorambi
mencapai 51,4%. Tindakan inhalasi sederhana merupakan alternatif dalam
penanggulangan balita dengan ISPA mengingat terapi inhalasi dilakukan dengan
caraa yang sederhana dan mudah dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini adalah
meningkatkan kemampuan ibu dalam melakukan tindakan inhalasi sederhana
pada balita ISPA. Kegiatan pengabdian ini menggunakan tiga metode yaitu
cerama, demonstrasi dan tutorial. Kegiatan berlangsung dengan lancar, hal
tersebut terlihat dari antusiasme peserta.
ABSTRACK
Acute Respiratory Infection (ARI) is a respiratory infection that occur the toodler.
The level of mortality from ARI are 26,6%. Number of toodler that occur ARI in
Sukorambi Village are 51,4%. Simple inhalation measures are an alternative in
overcoming toddlers with ARI considering that inhalation therapy is done in a
simple and easy way to do. The purpose of this activity is to improve the ability of
mothers to perform simple inhalation measures toodlers with ARI. This dedication
activity uses three methods namely lectures, demonstrations and tutorials. The
activity ran smoothly, it was seen from the enthusiasm of the participants.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarindah, F. (2017). Determinasi
Kejadian ISPA Anak Balita
dalam Lingkungan Keluarga
Perokok.
Habibi, M., Gayatri, D., & Bantas, K.
(2016). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut
( ISPA ) pada Anak Berumur
12-59 Bulan di Puskesmas
Kelurahan Tebet Barat ,
Kecamatan Tebet , Jakarta
Selatan , Tahun 2013. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan
Indonesia, 1(1), 23–27.
Hayati, husnil , Wandini riska, S.
(2015). Perbedaan Pengetahuan
Ibu Tentang Inhalasi Sederhana.
Jurnal Kesehatan Holistik, 9(2),
97–102.
Supriyatno, B., & Nataprawira, H.
M. D. (2016). Terapi Inhalasi
pada Asma Anak. Sari Pediatri,
LAMPIRAN
Lampiran 1
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, penanganan ISPA, keluarga diharapkan dapat
memahami tentang penyakit ISPA dan cara penanganannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan 1x 30 menit, keluarga mampu:
o Menjelaskan pengertian ISPA
o Menyebutkan penyebab ISPA
o Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
o Menjelaskan pencegahan ISPA
o Menjelaskan penanganan ISPA
C. Media
o Leaflet
o Flip chart / slide
D. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Estimasi
Kegiatan Penyuluh Respon Metode
Kegiatan Waktu
1. Mengucapkan salam
1.menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. memperhatikan
1 Pendahuluan 3. Menjelaskan tujuan 5 menit ceramah
3. memperhatikan
umum
4. memperhatikan
4. Kontrak waktu
2 Penyampaian Penyampaian materi 1. Memperhatikan
materi 1. Materi penjelasan dan 15 menit
mencermati materi
a. Menjelaskan
pengertian dan
klasifikasi ISPA
b. Menjelaskan
penyebab ISPA
Ceramah
c. Menjelaskan tanda
&
dan gejala ISPA
Tanya
d. Menjelaskan
jawab
pencegahan ISPA
e. Menjelaskan
penanganan ISPA
2. Memberikan
kesempatan untuk 2. Bertanya
bertanya
Lampiran 1
3. Menjawab pertanyaan
peserta 3. Memperhatikan
jawaban
Penutup
E. Evaluasi
F. Materi (Lampiran)
Lampiran 1
1. Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada
anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut
muncul secara bersamaan (Meadow, Sir Roy, 2002: 153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa
Inggris Acute Respiratory Infection (ARl) mempunyai pengertian sebagai
berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli
beserta organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura
ISPA secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari (Suryana, 2005:57).
2. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan dibedakan menjadi
dua golongan yaitu golongan umur dibawah 2 bulan, dan golongan umur 2
bulan sampai 5 tahun.
a. Golongan umur dibawah 2 bulan
o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik
terdapat adanya tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
frekuensi napas cepat (frekuensi pernafasan 60 kali permenit atau
lebih).
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia jika ditemukan penyakit batuk
pilek biasa, dan tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada
bagian bawah atau tidak ditemukan napas cepat (frekuensi
pernafasan kurang dari 60 kali permenit).
b. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
Lampiran 1
o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik
ditemukan nafas cepat dengan frekuensi pernafasan 50 kali per
menit atau lebih (usia 2 – 12 bulan), atau frekuensi pernafasan 40
kali per menit atau lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).
o Pneumonia Berat
Yang dimaksud pneumonia berat jika ditemukan sesak nafas
dalam pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding
dada bagian bawah. Namun saat dilakukan pemeriksaan anak harus
dalam keadaan tenang, dan tidak menangis.
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia adalah jika tidak ada napas
cepat, dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah, jadi
penderita hanya mengalami batuk pilek biasa.
3. Etiologi
Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus,
haemopilus influenzae.
Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau
panas .
Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke
hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
Asupan gizi yang kurang.
4. Tanda dan Gejala
Gejala dari ISPA Ringan
Lampiran 1
5. Penularan
Penularan ISPA terutama melalui droplet (percikan air liur) yang
keluar saat penderita bersin, batuk, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat. Penularan juga dapat terjadi melalui
kontak atau kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan, hidung, dan
mulut penderita.
6. Pencegahan
Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah
terjadinya penyakit ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi
Penyusunan atau pengaturan menu
Cara pengolahan makanan
Variasi menu
b. Perbaikan dan santasi lingkungan
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
d. Tindakan pencegahan pada bayi:
Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap
penyakit tertentu.
Perbanyak ASI eksklusif
Jauhkan dari penderita ISPA
7. Penanganan
Perawatan ISPA di rumah
a. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari
penurunan berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan
makan sedikit-sedikit tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak
muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu juga tetap diberikan.
b. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan
lebih banyak dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian
minum atau cairan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan
Lampiran 1
B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Teteskan minyak kayu putih sebanyak kurang lebih 6 tetes pada air
PROSEDUR panas sampai tercium bau
PELAKSANA 3. Tutup baskom yang sudah ditetesi minyak kayu putih dengan kain
AN tipis agar menghindari balita terkena panas
4. Tutup kepala anak dengan handuk, kecuali bagian wajah
5. Dekatkan baskom ke hidung anak atau anak dianjurkan untuk
menghirup uap dari baskom panas
6. Lakukan sampai air terasa dingin atau dahak keluar
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Lampiran 2
B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Berikan contoh menu makan 4 bintang (karbohidrat, protein
nabati, protein hewani, dan sayuran) untuk balita sesuai usia
menggunakan food model
3. Sajikan tekstur makanan sesuai dengan usia balita
4. Anjurkan ibu untuk menyusun kembali menu sesuai dengan
yang diajarkan
5. Anjurkan ibu menuliskan contoh menu dalam sehari sesuai
dengan pedoman gizi seimbang
6. Lakukan evaluasi terhadap tindakan dan rencana tindak lanjut
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Lampiran 3
Lampiran 4
DOKUMENTASI