Makalah Komkep 2 Hari Kamis 30 April
Makalah Komkep 2 Hari Kamis 30 April
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994).
Menurut Vancarolis (1990) dalam Purwanto (1994) fungsi komunikasi terapeutik adalah
untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat-klien melalui hubungan perawat-klien.
Perawat berusaha mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan.
Penyebab Marah
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau
kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart Sundeen,1995).
1) Faktor Fisik
· Adanya zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah, seperti kurangnya zat asamdi otak.
2) Faktor psikis
- Rendah hati, menilai dirinya selalu merasa dirinya rendah dari yang sebenarnya.
Menurut Nuh, Hamzah, Hawwa ( 1993) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan kemarahan yaitu :
1. Lingkungan,
Ciri-ciri Marah
Aspek biologi,respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonam bereaksi terhadap
sekresi epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takidarki ( frekuensi denyut jantung meningkat )
wajah memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan urin meningkat.
Aspek emosional, merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi, dendam,
bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut. Prilakunya selalu ingin menarik perhatian orang
lain, membuat kegaduhan, kebakaran,melarikan diri, mencuri dan penyimpangan seksual.
Aspek sosial, meliputi inter aksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan, emosi marah
akan menimbulkan kemarahan orang lain serta penolakan dari orang lain.
Aspek spiritual, keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi terhadap ungkapan lingkungan dengan
tidak mempedulikan moral
Terkadang kita segera merasa benci kepada pasien yang marah-marah. Tetapi membenci
pasien berlawanan dengan segala sesuatu yang telah diajarkan kepada kita. Karena penyakitnya, pasien
mempunyai perasaan hilang kendali, kewibawaan terganggu, dan takut. Kemarahannya adalah
mekanisme untuk mengatasi perasaan takutnya.
Sikap dan Cara Menghadapi Pasien yang Marah
1 - Didengarkan
2 - Dimengerti
3 - Dihormati
- Diberi penjelasan
Ada tindakan perbaikan dalam waktu yang tepat Berikut ini sikap dan cara meredam kemarahan
pasien.
1) Dengarkan.
Biarkan pasien melepas kemarahannya. Cari fakta inti permasalahannya, jangan lupa bahwa pada
tahap ini kita berurusan dengan perasaan dan emosi, bukan sesuatu yang rasional. Emosi selalu
menutupi maksud pasien yang sesungguhnya.
· Dengarkan dengan empati, bayangkan kita berada dalam posisi pasien yang lelah, gelisah, sakit,
khawatir akan vonis dokter, dll.
· Fokus. Jauhkan semua hal yang merintangi konsentrasi kita pada pasien (telepon, tamu lain, dll).
· Ulangi setiap fakta yang dikemukakan pasien, sebagai tanda kita benar-benar mendengarkan
mereka.
Bukan berarti kita selalu membenarkan pasien, namun sebagai salah satu taktik meredakan
marahnya pasien, kita mencari point-point dalam pernyataan pasien yang bisa kita setujui. Misalnya,
“Ya Pak, saya sependapat bahwa tidak seharusnya pasien menunggu lama untuk bisa mendapatkan
kamar. Tapi saat ini kamar perawatan kami memang sedang penuh, kami berjanji akan mencari jalan
keluarnya dan melaporkannya pada Bapak sesegera mungkin.”
· Ingatlah karakteristik pasien di rumah sakit adalah mereka yang sedang cemas, gelisah dan
khawatir akan kondisi diri atau keluarganya, sehingga sangat bisa dimengerti bahwa dalam kondisi
seperti itu seseorang cenderung bertindak emosional.
· Berhati-hati dengan nada suara, harus tetap rendah, positif dan menenangkan. Jangan terbawa
oleh nada suara pasien yang cenderung tinggi dan cepat.
4) Sampaikan informasi dengan sopan dan pelan-pelan.
Tetap gunakan kata-kata hormat seperti silakan, terimakasih atas masukannya, dan sebut
pasien dengan namanya.
Terapi Marah
Banyak terapi yang disuguhkan oleh para ahli psikologi yang berkenaan untuk menanggulangi
kemarahan yang diantaranya dikemukakan oleh ahli psikosibernetika Maxwell maltz ( 1980 )
menyarankan tiga langkah untuk menceah kemarahan
1 Pandanglah cermin lihat wajah sendiri yang sedang marah dan eksperikan bagai mana kelihatanya.
3 Menulisnya surat yang keji denga kata-kata kasar sebagaimana layaknya kita marah.
Wayne Dyer ( 1977 ) mengemukakan sejumlah strategi untuk mengatasi kemarahan pada
berbagai situasi yang mencakup 18 cara, yaitu;
5) Kita harus sadar bahwa orang lain berhak apa yang disukainya, dan kita tak perlu memarahinya
10) Apabila setelah tenang bicarakan dengan orang yang anda marahi
12) Anda perlu ingat bahwa 50% orang tidak akan suka terhadap keputusan anda, jadi anda tidak perlu
marah
13) Mau menceritakan kemarahanya kepada orang lain
15) Ingatkanlah diri anda bahwa anak-anak akan selalu aktif dan berisik jadi tidak perlu marah karena
itu.
17) Dalam kemacetan lalulintas anda selalu mengecek seberapa lama anda tiidak marah.
18) Daripada anda menjadi budak emosional lebih baik anda berpikir untuk membuatnya sebagai suatu
tantangan untuk merubahnya.
Ruang konsultasi bisa jadi selalu penuh dengan emosi, khususnya dari pasien. Ketika pasien tidak bisa
mengontrol emosi, dokter dan perawat terkadang perlu mengatasinya dengan komunikasi terapeutik.
Berikut beberapa tips bagaimana Anda bisa menangani pasien atau
2. Tunjukkan empati
5. Hiburlah mereka