Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karuniannya kita

dapat hidup di zaman yang seperti sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat beserta salam kita

sanjung sajikan pepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam

kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing yang telah mengarahkan kami

dalam menyusun makalah ini, yang berjudul “KOTRASEPSI MANTAP” sebagai salah satu

tugas mata kuliah dan terima kasih juga kepada teman-teman sejawat yang telah banyak

memberi masukan demi terbentuknya MAKALAH ini.

Akhirnya kami berharap agar MAKALAH ini dapat bermamfaat bagi pembaca sekalian.

Dan tidak lupa pula kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian untuk

kemajuan dari MAKALAH ini. Akhir kata atas perhatian dari pembaca sekian kami ucapkan

terima kasih.

Tanggal

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

Ada banyak jenis kontrasepsi yang tersedia, dari sekian banyak tersebut dapat
dikelompokan menjadi beberapa kelompok, Kelompok Sementara Jangka Pendek, yaitu
Kondom, Spermatisid, Pil, Suntik. Kelompok Sementara Jangka panjang, yaitu Suntik,
Implant, AKDR. Dan kelompok pengakhiran kesuburan. yaitu Tubektomi untuk wanita dan
Vasektomi untuk pria

Ada tiga pilihan tujuan pemakaian kontrasaepsi, pertama untuk tujuan menunda
kehamilan pertama, kedua untuk mengatur jarak kehamilan dan ketiga untuk mengakhiri
kesuburan. Berdasarkan pada pilihan tujuan ini, maka untuk tujuan menunda kehamilan pertama,
kelompok kontrasepsi yang rasional adalah kelompok kontrasepsi sementara jangka pendek.
Sedangkan untuk mengatur jarak kehamilan, jenis kontrasepsinya adalah kelompok sementara
jangka panjang. Kemudian untuk mengahiri kesuburan, jenis kontarasepsinya adalah kontrasepsi
mantap.

Kontrasepsi mantap atau biasa disebut sterilisasi dapat dibedakan menjadi


dua yaitu tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria. Kontrasepsi mantap ini merupakan
suatu metode kontrasepsi permanen yang dilakukan terhadap saluran telur wanita (sterilisasi)
atau saluran bibit pria (vasektomi) sehingga dapat  enghalangi pertemuan ovum dan sperma dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan.

Kontrasepsi mantap pada umumnya bersifat permanen walau juga terdapat


beberapa teknik yang memungkinkan rekanalisasi saluran tuba atau vas deferen.
Untuk angka keberhasilan kontrasepsi ini cukup tinggi dan angka kegagalannya
rendah sehingga kontap merupakan salah satu jenis kotrasepsi pilihan.
BAB II

LANDASAN TERIORITIS

A. KONSEP DASAR

Kontrasepsi mantap atau biasa disebut sterilisasi dapat dibedakan menjadi


dua yaitu( tubektomi) untuk wanita dan (vasektomi) untuk pria. Kontrasepsi mantap ini
merupakan suatu metode kontrasepsi permanen yang dilakukan terhadap saluran telur wanita
(sterilisasi) atau saluran bibit pria (vasektomi) sehingga dapat  enghalangi pertemuan ovum dan
sperma dan dapat mencegah terjadinya kehamilan.

1.    TUBEKTOMI (Kontrasepsi Mantap Pada Wanita)


a. Defenisi
Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan cara tindakan
pada kedua saluran telur sehingga menghalangi pertemuan sel telur (ovum) dengan sel
mani / sperma.

b. cara kerja
Cara kerja tubektomi adalah dengan mengikat dan memotong atau memasang cincin
pada saluran telur, sehingga sperma tidak bertemu dengan ovum.

c. Keuntungannya
 Wanita tersebut mengalami kenikmatan yang lebih besar dari hubungan sexual bebas.
 Komplikasi yang dijumpai lebih sedikit dan enteng.
 Sangat efektif dan permanen.
 Tidak ada efek samping jangka panjang.

d. Kerugiannya
 Perlu tindakan operasi kecil.
 Menghindari kemampuan untuk melahirkan.
e. Indikasi Sterilisasi
 Indikasi medis umum yaitu: adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih
berat bila wanita ini hamil lagi.
 Gangguan fisik: tuberkulosis pulmonum, penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker
payudara, multiple sklerosis dan sebagainya.
 Gangguan psikis: skizopernia (psikosis), sering menderita psikosa nifas dan lain-lain.
 Indikasi medis obstetrik yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea
berulah, histerektomi obstetrik dan sebagainya.
 Indikasi medis ginekologik: pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula
dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.
 Indikasi sosial ekonomi yaitu indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang sekarang
ini terasa bertambah lama bertambah berat.

f.  Kontra Indikasi
1)    Kontra indikasi mutlak
 Peradangan dalam rongga panggul.
 Peradangan liang senggama akut.
 Kelainan adneksa patologik.
 Penyakit lain yang tidak memungkinkan akseptor berada dalam posisi genupektoral.
2)    Kontra indikasi relatif
 Obesitas berlebihan.
 Bekas laparatomi.

g. Komplikasi
1)    Komplikasi selama operasi
 Waktu fungsi dan memasukkantrokar mungkin terkena organ-organ pelvis dan rektum
sehingga terjadi perdarahan dan syok.
 Sesak nafas (apnoe).

2)    Komplikasi pasca bedah


 Nyeri perut, perut kembung, nyeri dada.
 Infeksi dan febris.
 Disparenea karena pertumbuhan jaringan granulasi pada bekas luka kolpotomi

2.    VASEKTOMI (Sterilisasi Pria)


a.    Defenisi
Vasektomi adalah tindakan memotong dan penutup saluran mani (vasdeferens) yang
menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di testis.

b. Cara kerja:

1. Rambut kemaluan dicukur dan dibersihkan


2. Desinfeksi kulit skrotum dan daerah operasi.
3. Daerah operasi yang sudah suci hama ditutupdengan kain steril berlobang
ditengahnya.
4. Palpasi dan cari vas deferens pada kantong skrotum, lalu fiksir dengan jari.
5. Beri anestesi local pada daerah operasi.
6. Lakukan sayatan kira-kira 1-2 cm.
7. Bebaskan jaringan sekitarnya, tangkap vas deferens tersebut.
8. Tarik kira-kira sampai pada batas yang akan dipotong.
9. Lakukan vasektomi: pemotongan sekitar 1-2 cm vas deferens, lalu dijahit.
10. Luka operasi dijahit.
11. Berikan nasehat perawatan luka, jangan kena air selama kira-kira 1
minggu.
12. Berikan obat anti sakit dan antibiotik.
Post vasektomi pria tidak langsung menjadi steril, karena di dalam saluran
proksimal vasdeferens dan dalam vesikula seminalis masih terdapat ratusan juta
sperma. Karena itu sebelum pulang pasien diberikan 15 buah kondom, yang harus
dipakai saat koitus.
Pria baru dikatakan steril biasanya setelah 10-15 kali ejakulasi, yang dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan analisa semen.

c.  Keuntungan
 Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja dan dimana saja.
 Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.
 Hasil yang diperoleh (efektivitas) hampir 100%.
 Biaya murah.
d.    Kekurangan
 Cara ini tidak langsung efektif.
 Karena namanya masih merupakan tindakan operasi maka para pria masih merasa takut.
 Walaupun pada prinsipnya dapat disambungkan kembali, namun masih diperlukan
banyak tenaga terlatih untuk melakukannya.

e.    Indikasinya
 Memenuhi syarat “kontap” sukarela bahagia kesehatan sudah diperiksa.
 Untuk tujuan kontrasepsi yang permanen.
 Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi
merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kwalitas keluarga.

f.  Kontra Indikasinya


Kontra indikasi relatif adalah beberapa kelainan setempat yaitu peradangan kulit /
jamur di daerah krotum hydroceletestis, orchitis / epidemitis.

g.  Efek Samping


 Kulit membiru atau lecet pembengkakan dan rasa sakit.
 Timbulnya anti body dan masalah psikologis.

3.    Pelaksanaan Operasi


a.    Konseling Prabedah
 Kenalkan diri anda dan sapa klien dengan hangat.
 Tanyakan pada klien jumlah anak dan riwayat obstetrinya.
 Telaah catatan medik untuk memungkinkan kontra indikasinya.
 Jelaskan tentang teknik operasi anastesi lokal kemungkinan rasa sakit tidak enak selama
operasi.
 Jelaskan bahwa operasi akan berjalan singkat.
b.   Persiapan Prabedah
Langkah:
 Periksa perlengkapan peralatan bedah dan obat operasi anastesi.
 Pasang tensi meter, periksa dan catat tensi, nadi pernafasan setiap 15 menit.
 Pasang wingnedle.
 Jika klien memerlukan tambahan, selesai mendapat diazepam / oral berikan pethidin 1
mg kg BB (im) dan tunggu 30 – 45 menit.

c. Prosedur Operasi
Langkah:
 Pakai pakaian “kamar operasi” topi dan masker.
 Cuci dan sikat tangan dengan larutan antiseptik selama 3 menit.
 Pakai sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi.
 Usap genitalia eksterna dan perineum dengan kasa beri aseptik dan lakukan kateterisasi.
 Lakukan pemeriksaan pelvik secara bimanual, nilai posisi dan besar uterus serta kelainan
dalam pelvic.
 Pasang spekulum dan nilai servik dan vagina kemudian lakukan tindakan obsesi pada
portrio dan vagina.
 Pasang tenakulum pada jam 12 dan lakukan sondase.
 Pasang elevator uterus.
 Ikatkan gagang elevator pada gagang tenakulum untuk mempertahankan posisi uterus.
 Lepas sarung tangan pakai “gaun operasi” dan sarung tangan steril.

d. Persiapan Lapangan Operasi Dan Penentuan Tempat Insisi


 Instruksikan pada perawat untuk menyuntik diazepam 0,1 mg / kg BB (iv) dan tunggu 3
menit kemudian suntikkan ketalar 0,5 mg / kg BB (iv) tunggu 3 menit.
 Tentukan tempat insisi pada dinding perut dengan jalan menggerakkan elevator uetrus ke
bawah sehingga fundus uteri menyentuh dinding perut ± 2 – 3 di atas simpisis pubis.
 Lakukan tindakan asepsi (betadin atau jodium).
 Suntikan secara infiltrasi 3 – 4 cc anastesi lokal (lignokain 26 di bawah kulit pada tempat
insisi tunggu menit).
 Lakukan insisi melintang pada kulit atau jaringan subcutan sepanjang 3 cm pada lokasi
yang telah ditentukan.
 Pisahkan jaringan subcutan secara tumpul.
 Jepit fasra dengan kocher pada dua tempat pada arah pertikal dengan jarak 2 cm lakukan
insisi horizontal.
 Pisahkan jaringan otot secara tumpul pada garis tengah dan jari telunjuk atau klem arteri
sehingga tampak peritorium dan lakukan anestesi lokal 3 cc.
 Jepit peritonium dengan 2 klem.
 Gunting

e. Memotong Tuba (Cara Pomeroy)


Langkah:
 Jepit tuba pada 1/3 proksimal dengan klem babcock angkat sampai tuba melengkung,
tentukan daerah mesosalping tanpa pembuluh darah.
 Tusukan jarum bulat dengan catgut dengan no: 0 pada jarak 2 cm dari puncak lengkungan
dan ikat salah satu pangkal lengkungan tuba.
 Ikat kedua pangkal lengkungan tuba secara bersama-sama dengan menggunakan benang
sama.
 Potong tuba tepat di atas ikatan benang.
 Periksa pendarahan pada tunggul tuba dan periksa kuman tuba untuk meyakinkan tuba
terpotong.
 Potong benang catgut 1 cm dari tuba dan masukkan kembali tuba ke dalam rongga
abdomen.
 Lakukan tindakan sama pada tuba dan sisi yang lain.

f. Menutup Dinding Abdomen


Langkah:
 Periksa rongga abdomen (kemungkinan pendarahan atau laserasi usus) dan keluarkan
kasa gulung.
 Jahit fasia dengan jahitan simpul atau angka 8 memakai benang chromic catgut.
 Jahit subcutis dengan jahitan simpul memakai benang plain catgut.
 Jahit kulit dengan jahitan simpul memakai benang no: 0.

g. Tehnik Vasektomi Standar


 Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi terlentang.
 Daerah kulit skrotum penis pubis dan bagian dalam pangkal paha kiri dan kanan
dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan adofor (betadine)
0,75%.
 Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat
skrotum ditonjolkan keluar.
 Tepat di linea mediana di atas vasdeferens kulit skrotum diberi anastesi lokal (prokain
atau novakain) 16,05 ml lalu jarum diteruskan masuk di daerah distal serta proksimal
vasdeferens dideponir lagi masing-masing 0,5 ml.
 Setelah kulit dibuka, vas deferens dipegang dengan klem, disiangi sampai tampak
vasdeferens mengkilat seperti mutiara, perdarahan dirawat dengan cermat sebaiknya
ditambah lagi obat anastesi ke dalam fasia vas deferens dan baru kemudian fasia disayat
longitudinal sepanjang 0,5 cm usahakan tepi sayatan rata.
 Jepitlah vasdeferens dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1 – 2 cm dan ikat dengan
benang kedua ujungnya setelah diikat jangan dipotong lagi.
 Potonglah diantara dua ikatan tersebut sepanjang 1 cm gunakan benang sutra no: 00,0
atau satu untuk mengikat vas tersebut ikatan tidak boleh terlalu longgar tetapi jangan
terlalu keras karena dapat memotong vasdeferense.
 Setelah selesai, tutuplah kulit dengan 1 – 2 jahitan plain catgut no: 000 kemudian rawat
luka operasi.
B.   ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. identitas pasien

b. Riwayat keperawatan.

Keluhan paling sering berupa pembengkakan kantong buah zakar, selain rasa nyeri
berkepanjangan di sekitar situ (post vasectomy pain syndrome). Pada nyeri yang
berkepanjangan biasanya lantaran kondisi buah zakar memang sudah bermasalah sebelum
vasektomi dilakukan. Mungkin sudah ada infeksi menahun di sana, kalau bukan ada tumor
atau kanker buah zakar.

c. Riwayat penyakit dahulu


penyakit keturunan, menular dan berat

d. Riwayat KB
Riwayat KB sebelumnya yang digunakan

e. Riwayat keluarga
Penyakit keturunan, menular

f. Riwayat Haid
Lama haid, siklus, banyaknya

g. Riwayat psikososial
Ketidak tahuan ibu/bapak tentang kontrasepsi

e. pola kebiasaan sehari-hari


nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, spiritual
f. pemeriksaan fisik
1. Sistem kardiovaskuler : untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena,
jagularis, edema, dan kelainan bunyi jantung.
2. Sistem hematologi : untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan perdarahan, mimisan.
3. Sistem urogenital : ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
4. Sistem muskuluskletal : untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakan,
sakit pada tulang sendi, dan terdapat fraktur atau tidak.

g. pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui adanya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi
2. Pemeriksaan foto abdomen : untuk mengetahui adanya komplikasi pasca bedah
C. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: Tindakan operasi Nyeri
-biasanya ps mengeluh (terputusnya suatu jaringan)
nyeri pada bagian yang
dioperasi

DO:
-skala nyeri sedang
-wajah tampak meringis

2. DS: Adanya Luka post operasi Intoleransi aktivitas


-biasanya ps mengeluh kontap
tidak bisa beraktivitas
seperti biasanya.

DO:
-cemas
-adanya luka operasi

3. DS: Nyeri pada luka operasi Gangguan istirahat tidur


-biasanya ps mengeluh
tidak bisa beristirahat
dengan tenang.

DO:
-ps tampak gelisah
-cemas
-gelisah
4. DS: Kurangnya informasi kontap Kurangnya pengetahuan
-biasanya ps mengeluh
tidak mengetahui
Tentang kontap

DO:
-ps tampak gelisah
-tidak dapat informasi

2.    Diagnosa Keperawatan


1. nyeri berhubungan dengan tindakan operasi / terputusnya jaringan
2. Intoleransi aktifitas b/d pasca operasi / post operasi kontap d/d adanya luka operasi kontap.
3. Gangguan pada istirahat tidur b/d nyeri pada luka operasi d/d luka operasi kontap, pasien
mengantuk, pasien gelisah.
4. Kurang pengetahuan pasien b/d kurangnya informasi tentang kontap d/d pasien bertanya-
tanya tentang kontap.
D. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEP TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONALISASI


1. Nyeri berhubungan -nyeri berkurang 1.kaji lokasi,itensitas 1.untuk
tindakan operasi/ KH: skala nyeri memudahkan tehnik
terputusnya suatu -luka sembuh perawatan
jaringan.
2.ajarkan tehnik 2.untuk mengurangi
Rileksasi rasa nyeri

3.kolaborasi dengan 3.analgetik dapat


tim medis dalam mengurangi nyeri
pemberian analgetik

2. Intoleransi aktifitas -ps bisa 1.kaji tingkat 1.untuk mengetahui


berhubungan Beraktifitas sepeti Aktifitas pada ps sampai mana ps
adanya luka post biasa Bisa baraktifitas
Operasi kontap KH:
-luka dapat 2.ajarkan aktifitas 2.aktifitas berat
Sembuh ringan(miring dapat menambah
kiri/kanan) nyeri

3.bantu dalam 3.meminimalkan


Memenuhi personal rasa nyeri yang
hygiene meningkat
3. Gangguan -ps dapat 1.kaji jam tidur ps 1.memudahkan
pemenuhan istirahat Beristirahat dengan perawatan
tidur tenang menentukan
Berhubungan KH: perawatan
dengan nyeri pada -tidak nyeri lagi selanjutnya.
luka operasi pada luka operasi
Kontap 2.ciptakan lingkungan 2.supaya tidak
yang Terganggu bila
tenang dan nyaman saat tidur

3.batasi jumlah 3.ps tidak terlalu


Pengunjung selama Berbincang2 dengan
Periode istirahat pengunjung

4.kolaborasi dengan 4.untuk mengurangi


tim medis dalam nyeri
pemberian analgetik dan ps bisa tidur
dengan tenang

4. Kurang -ps dapat 1.kaji tingkat 1.membantu


pengetahuan Mengerti Pengetahuan ps Perawat dalam
berhubungan KH: Tentang kontap menentukan
dengan kurangnya -ps mendapatkan Penjelasan kontap
informasi tentang informasi
kontap 2.beri penjelasan 2.mengatasi kurang
Tentang kontap informasi

3.libatkan keluarga 3.membantu ps


Dalam perawatan Mengerti dan
Dan pengobatan Mempercepat proses
peningkatan
pengetahuan ps.

BAB III
PENUTUP
1. Kontrasepsi mantap atau biasa disebut sterilisasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu( tubektomi) untuk wanita dan (vasektomi) untuk pria. Kontrasepsi mantap ini
merupakan suatu metode kontrasepsi permanen yang dilakukan terhadap saluran telur
wanita (sterilisasi) atau saluran bibit pria (vasektomi) sehingga dapat  enghalangi
pertemuan ovum dan sperma dan dapat mencegah terjadinya kehamilan.

2. Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan cara tindakan pada
kedua saluran telur sehingga menghalangi pertemuan sel telur (ovum) dengan sel mani /
sperma.dan Vasektomi adalah tindakan memotong dan penutup saluran mani
(vasdeferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di
testis.

3. Permasalahan yang muncul adalah nyeri, Intoleransi aktifitas, Gangguan pada istirahat
tidur, Kurang pengetahuan pasien.

4. Rencana tindakan pada kontrasepsi mantap yang bertujuan adalah mengurangi nyeri, bisa
melakukan aktivitas seperti biasa, bisa tidur dengan tenang, dan memberi pengetahuan
pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta, EGC.
Prawirohardjo, S, 1981, Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, S, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka.
Bobak, 2005, Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai