Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha
Negara Banjarmasin
Di Jl. Brigjend. H. Hasan Basri
No. 32, Kayutangi,
Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, 70123
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Bintang Setiadi Pratama, S.H., LL.M., Ph.D.
2. Githa Dwi Damara, S.H., M.H.
3. Khairul Rizal Harahap, S.H., M.H.
4. Agnia Nurrahma Dewi, S.H., LL.M.
5. Merdithia Mahadirja, S.H.
6. Dinda Rizqiyatul Himmah, S.H., LL.M.
2.5 Bahwa meski demikian pada tanggal 14 Oktober 2017, Dinas Lingkungan Hidup
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengirimkan Pengumuman Nomor:
660/648/TL/DLH tentang Izin Lingkungan PT Makmur Jaya Batubara (Vide Bukti
P-11) yang isinya memperingatkan PENGGUGAT untuk memperbarui Izin
Lingkungan karena ketiadaan kegiatan dan mengirimkan salinan Izin Lingkungan
yang terdahulu
2.6 Bahwa meskipun Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru memiliki semua salinan
dari serangkaian izin yang dimiliki PENGGUGAT, PENGGUGAT tetap menerima
Surat Nomor 540/4252-BMB/DESDM dari Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan perihal Penghentian Sementara
seluruh aktivitas Operasi Produksi atas nama PT Makmur Jaya Batubara (Vide
Bukti P-12)
2.7 Bahwa sebagai respon atas penghentian sementara atas seluruh aktivitas operasi
produksi, PENGGUGAT mengirimkan keberatan dengan Surat No. 026/SBC/DIR-
SMD/X/2017 tentang Klarifikasi Pelaksanaan Kegiatan dan Izin Lingkungan PT
Makmur Jaya Batubara kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan
Selatan (Vide Bukti P-13) di mana penerimaan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Kalimantan Selatan telah dibuktikan oleh Tanda Terima Surat (Vide Bukti
P-14)
2.8 Bahwa pada hari yang sama, Dinas Energi dan Sumber daya Mineral Provinsi
Kalimantan Selatan mengirimkan Surat No. 540-4279-BMB/DESDM perihal
Peninjauan Lapangan kepada PENGGUGAT (Vide Bukti P-15)
2.9 Bahwa berdasarkan peninjauan lapangan yang dilakukan oleh Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Selatan, dikeluarkan Berita Acara
Peninjauan Lapangan yang menerangkan kegiatan PENGGUGAT di wilayah
pertambangan (Vide Bukti P-16)
2.10 Bahwa atas surat keberatan dari PENGGUGAT, Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Kalimantan Selatan mengirimkan tanggapan melalui Surat No. 660/712-
TL/DLH perihal Klarifikasi Pelaksanaan Kegiatan dan Izin Lingkungan PT
Makmur Jaya Batubara (Vide Bukti P-17) yang menganggap bahwa PENGGUGAT
tidak memiliki Izin Lingkungan sehingga PENGGUGAT diminta untuk
mengirimkan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL/RPL) meskipun PENGGUGAT sudah
pernah menyerahkan semua dokumen perihal Kerangka Acuan/AMDAL/RKL-RPL
kepada Sekretariat Komisi Penilaian AMDAL Kabupaten Kotabaru berdasarkan
Tanda Bukti Penerimaan Dokumen tertanggal 21 Agustus 2013 (Vide Bukti P-18)
2.11 Bahwa kemudian pada tanggal 24 Januari 2018, tanpa dasar dan alasan
yang jelas, serta tanpa adanya pemberitahuan, penjelasan ataupun peringatan
terlebih dahulu, TERGUGAT langsung menerbitkan Keputusan Pencabutan IUP
Operasi PENGGUGAT melalui Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan
Nomor 503/119/DPMPTSP/2018 tentang Pencabutan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi Batubara PT. Makmur Jaya Batubara di Kabupaten Kotabaru
(KTB.1007/IUPOP0094) (Vide Bukti P-5);
2.12 Bahwa atas Pencabutan IUP Operasi PENGGUGAT yang dilakukan tanpa
dasar dan alasan yang jelas tersebut, PENGGUGAT sangat dirugikan karena usaha
PENGGUGAT menjadi terhenti dan semua investasi dan usaha yang telah
dikerahkan PENGGUGAT untuk memperoleh izin usaha menjadi sia-sia dan tidak
memiliki kepastian hukum sama sekali. Karena itu kerugian juga dirasakan oleh
para pekerja, supplier dan kontraktor yang selama ini telah bekerja mempersiapkan
segala sesuatu terkait dengan tambang ini. Atas dasar kerugian yang diderita oleh
PENGGUGAT tersebut, maka PENGGUGAT jelas memiliki kepentingan hukum
atas Objek Sengketa. Apabila Majelis Hakim yang mulia mengabulkan gugatan a
quo dan kemudian membatalkan Objek Sengketa, maka dapat dipastikan
PENGGUGAT akan terhindar dari kerugian–kerugian yang sekarang telah
PENGGUGAT alami. Dengan demikian, itu maka PENGGUGAT memiliki
kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan gugatan a quo.
V. PERMOHONAN PENUNDAAN
5.1 Bahwa Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 Tentang Pengadilan
Tata Usaha Negara menyatakan “Penggugat dapat mengajukan permohonan agar
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap”. Ada pun di antara alasan yang dapat
dijadikan dasar untuk mengabulkan permohonan penundaan adalah sebagaimana
diatur Pasal 67 ayat (4) huruf a UU PTUN yakni “apabila terdapat keadaan yang
sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan
jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan”;
5.2 Bahwa sebelum Objek Sengketa dikeluarkan oleh Tergugat, Penggugat berada
dalam kondisi yang sudah melengkapi semua persyaratan perizinan yang ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan. Penggugat sudah mengantongi Surat
Kelayakan Lingkungan (Vide Bukti P-7), sudah mengantongi IUP Operasi
Produksi (Vide Bukti P-8), sudah mengantongi Izin Lingkungan (Vide Bukti P-9)
dan bahkan sudah mendapatkan Sertifikat clear and clean dari Kementerian ESDM
(Vide Bukti P-10) yang menandakan bahwa usaha PENGGUGAT sudah layak dan
dapat memulai operasi produksi di lapangan. Mencapai persiapan pada titik saat ini
tentu tidaklah mudah. PENGGUGAT sudah mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya
investasi yang tidak sedikit guna memenuhi semua kewajiban yang dibutuhkan agar
memperoleh izin yang diperlukan. PENGGUGAT sudah membangun fasilitas
produksi, membangun infrastruktur bagi transportasi hasil produksi. Namun, secara
tiba-tiba dan tanpa diduga sebelumnya, Objek Sengketa dikeluarkan oleh
TERGUGAT mencabut IUP OP PENGGUGAT sehingga PENGGUGAT
mengalami kerugian yang sangat besar. Kerugian yang dialami Penggugat itu tidak
hanya dari sisi investasi saja, melainkan juga diderita oleh kurang lebih 72 (tujuh
puluh) pegawai PENGGUGAT yang telah kehilangan mata pencaharian karena
menggantungkan hidup pada usaha PENGGUGAT;
5.3 Bahwa dengan dicabutnya IUP Operasi Produksi atas nama PENGGUGAT,
TERGUGAT berdasarkan kewenangannya dapat melakukan lelang untuk memilih
pihak lain untuk melakukan kegiatan pertambangan ataupun perkebunan di atas
wilayah ex IUP Operasi Produksi atas nama PENGGUGAT sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan
dicabutnya IUP Operasi Produksi Penggugat maka berdampak dengan berhentinya
kegiatan operasional PENGGUGAT sehingga dengan terpaksa Penggugat akan
melakukan pemutusan hubungan kerja kepada kurang lebih 72 (tujuh puluh dua)
pegawai dimana sebagian besar adalah penduduk lokal Pulau Laut. Hal ini akan
sangat merugikan masyarakat lokal pada umumnya karena kehilangan pekerjaan
sehingga menurunkan daya beli masyarakat serta akan menimbulkan kekhawatiran
para investor untuk melakukan investasi di Kalimantan Selatan khususnya di Pulau
Laut;
5.4 Bahwa selain kerugian tersebut, PENGGUGAT juga akan dihadapkan pada risiko
hukum akibat pengakhiran kontrak dengan para kontraktor dan supplier
konsekuensinya PENGGUGAT dapat dituntut membayar ganti rugi atas
pengakhiran kontrak tersebut. Lebih jauh lagi PENGGUGAT sangat
mengkhawatirkan nama baik perusahaan PENGGUGAT di mata publik, rekan
bisnis dan masyarakat secara keseluruhan menjadi rusak karena terbitnya Objek
Sengketa. Atas dasar itu maka, PENGGUGAT memohon kepada Majelis Hakim
yang mulia agar berkenan menjatuhkan putusan penundaan dengan sesegera
mungkin. Dengan dikabulkannya penundaan Objek Sengketa, setidak-tidaknya
selama proses hukum ini berjalan sampai mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht), Penggugat dapat terhindar dari kerugian-kerugian yang diuraikan di atas
sehingga kepastian hukum betul-betul hadir bagi PENGGUGAT.
Berdasarkan segala hal-hal yang telah Penggugat uraikan di atas, PENGGUGAT memohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk kiranya berkenan
memutus gugatan a quo dengan putusan sebagai berikut:
DALAM PENUNDAAN
1. Mengabulkan Permohonan Penundaan yang diajukan PENGGUGAT;
2. Memerintahkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan Keputusan Gubernur
Kalimantan Selatan Nomor 503/119/DPMPTSP/2018 tentang Pencabutan Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batubara PT. MAKMUR JAYA
BATUBARA di Kabupaten Kotabaru (KTB.1007IUPOP0094) tanggal 24
Januari 2018, dalam sengketa yang sedang berjalan sampai dengan adanya
putusan yang Berkekuatan Hukum Tetap.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono).
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat